PELAJARAN 3 TRIWULAN III 2015

MISIONARIS YANG TIDAK BIASA

SABAT PETANG – 11 Juli 2015    

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: 2 RAJ. 5; MRK. 1:40-45; 2 RAJ. 2:1-15; Yoh. 15:5; RM. 6:4-11; RM. 6:1.

AYAT HAFALAN: "Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu” (Lukas 4:27).

Kitab Raja-raja, mencakup sejarah kerajaan-kerajaan Israel dari sekitar 970 sampai 560 S.M, mencatat peristiwa-peristiwa yang mengesankan dan dramatis, dan jauh hingga mencapai pergolakan-pergolakan politik yang menyentuh umat Allah. Teranyam dalam kisah-kisah ini kisah Elia dan Elisa, nabi-nabi Allah yang berani yang petualangan mereka telah menawan imajinasi anak-anak dan orang-orang dewasa di segala zaman.

Juga yang menarik adalah beberapa kesamaan antara pelayanan Elisa dengan pelayanan Yesus. Dalam pelayanan mereka berdua, orang mati dibangkitkan, orang kusta ditahirkan, dan orang lapar diberi makan dari sedikit makanan.

Pelajaran pekan ini mengenai satu dari mukjizat-mukjizat ini: Penyembuhan Naaman, seorang penyembah berhala yang kaya, berkuasa dan amat sombong, yang dalam kebutuhannya yang besar, datang untuk mengalami kuasa Allah yang hidup dan pertama mengalaminya melalui kesaksian seorang misionaris yang sangat tidak biasa.

Di antara banyak kebenaran rohani yang dapat dijumpai dalam kisah ini, kita boleh mendapatkan suatu pola bagaimana rencana keselamatan itu berfungsi.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 18 Juli.

MEMPUNYAI SEGALA-GALANYA... TETAPI – Minggu 12 Juli 2015
“Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta” (2 Raja-raja 5:1).

Ayat ini berisi tidak kurang empat gelar yang menempatkan Naaman pada eselon tertinggi dalam masyarakat Siria, atau Aram. Ia memiliki pengaruh besar terhadap raja Aram, ia mendapatkan penghargaan tertinggi, dan menjadi tangan kanan raja dalam hal keagamaan, dan dalam hal kemiliteran (ayat 18). Ia juga sangat kaya (ayat 5).

5:18 Dan kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam perkara yang berikut: Apabila tuanku masuk ke kuil Rimon untuk sujud menyembah di sana, dan aku menjadi pengapitnya, sehingga aku harus ikut sujud menyembah dalam kuil Rimon itu, kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam hal itu."
5:5 Maka jawab raja Aram: "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.

Namun, pada ayat satu terdapat “tetapi” yang besar. Semua kekuasaan, kehormatan, dan keberaniannya menjadi redup di dalam terang karena penyakit yang sangat ditakuti di zaman itu, yaitu kusta. Dan itulah tepatnya yang dimiliki orang yang malang ini, suatu “tetapi” besar yang memberikan suatu bayangan gelap menudungi semua pencapaiannya. Penyakit ini, justru membuat dia terhubung dengan nabi Allah, dan melalui kontak itu ia menjadi seorang yang percaya kepada Allah yang benar.

Bacalah Markus 1:40-45; Lukas 8:41-56; dan Markus 2:1-12. Walaupun faktanya jelas bahwa Yesus membuat mukjizat-mukjizat kesembuhan di sini, faktor yang sama apakah yang terdapat dalam kisah-kisah ini? Hal apakah yang membawa orang-orang ini kepada Yesus?

Markus 1:40-45
1:40. Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
1:42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
1:43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras:
1:44 "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka."
1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

Lukas 8:41-56
8:41 Maka datanglah seorang yang bernama Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat. Sambil tersungkur di depan kaki Yesus ia memohon kepada-Nya, supaya Yesus datang ke rumahnya,
8:42 karena anaknya perempuan yang satu-satunya, yang berumur kira-kira dua belas tahun, hampir mati. Dalam perjalanan ke situ Yesus didesak-desak orang banyak.
8:43 Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapapun.
8:44 Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya.
8:45 Lalu kata Yesus: "Siapa yang menjamah Aku?" Dan karena tidak ada yang mengakuinya, berkatalah Petrus: "Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau."
8:46 Tetapi Yesus berkata: "Ada seorang yang menjamah Aku, sebab Aku merasa ada kuasa keluar dari diri-Ku."
8:47 Ketika perempuan itu melihat, bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang dengan gemetar, tersungkur di depan-Nya dan menceriterakan kepada orang banyak apa sebabnya ia menjamah Dia dan bahwa ia seketika itu juga menjadi sembuh.
8:48 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
8:49 Ketika Yesus masih berbicara, datanglah seorang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, jangan lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru!"
8:50 Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus: "Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat."
8:51 Setibanya di rumah Yairus, Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut masuk dengan Dia, kecuali Petrus, Yohanes dan Yakobus dan ayah anak itu serta ibunya.
8:52 Semua orang menangis dan meratapi anak itu. Akan tetapi Yesus berkata: "Jangan menangis; ia tidak mati, tetapi tidur."
8:53 Mereka menertawakan Dia, karena mereka tahu bahwa anak itu telah mati.
8:54 Lalu Yesus memegang tangan anak itu dan berseru, kata-Nya: "Hai anak bangunlah!"
8:55 Maka kembalilah roh anak itu dan seketika itu juga ia bangkit berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.
8:56 Dan takjublah orang tua anak itu, tetapi Yesus melarang mereka memberitahukan kepada siapapun juga apa yang terjadi itu.

Markus 2:1-12
2:1. Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
2:2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,
2:3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.
2:4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.
2:5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
2:6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:
2:7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"
2:8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
2:9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?
2:10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:
2:11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
2:12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

Gangguan, peristiwa sedih, dan peralihan hidup pribadi dapat membuat seseorang lebih terbuka terhadap kebenaran rohani dan mulai mencari Allah. Bencana-bencana yang bersifat fisik, psikologi, politik, atau lain-lain dapat menjadikan orang terbuka terhadap kenyataan Ilahi. Kerugian pribadi, bencana nasional, dan peperangan adalah pendorong utama yang menyebabkan orang mencari suatu kekuatan yang lebih besar daripada dirinya sendiri. Gereja telah lama menyadari bahwa hasil penarikan jiwa yang semakin meningkat cenderung terjadi pada tempat-tempat di mana orang-orang ditimpa penderitaan secara perorangan atau secara masyarakat.

Pada satu tahap Naaman tampak telah memperoleh semuanya; tetapi pada tahap yang lain ia seorang yang hancur tanpa banyak harapan. Dalam cara apakah semua kita seperti itu, mempunyai hal-hal yang baik dan yang buruk dalam kehidupan? Bagaimanakah dapat kita belajar menerima kedua-duanya supaya kita tetap terhubung dengan Tuhan?

BUKAN SAKSI YANG BIASA – Senin 13 Juli 2015
Bacalah 2 Raja-raja 5:1-7. Apakah yang sedang berlangsung di sini? Mengapakah orang Siria itu mau mendengar saran bahkan dari seorang gadis tawanan? Apakah kira-kira implikasi tersembunyi dari yang sedang terjadi?

2 Raja-raja 5:1-7
5:1. Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta.
5:2 Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman.
5:3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."
5:4 Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu."
5:5 Maka jawab raja Aram: "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.
5:6 Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya."
5:7 Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku."

Alkitab tidak memberikan kepada kita rincian nyata bagaimana gadis muda ini berperilaku di dalam rumah, tetapi jelas bahwa ada sesuatu mengenai dia yang menarik perhatian keluarga. Pikirkan itu: Berdasarkan perkataan seorang bocah perempuan tawanan dalam rumahnya, seorang pemimpin pasukan tentara yang berkuasa dan kaya pergi menghadap rajanya, menyampaikan kepada raja apa yang dikatakan bocah itu, kemudian mendapatkan izin raja untuk pergi. Lebih dari itu, ia juga mengangkut pemberian-pemberian untuk sang nabi. Jelas, ada lebih banyak hal yang sedang berlangsung dibanding apa yang secara jelas diceritakan dalam ayat-ayat ini. Bagaimanapun itu, sarana Allah untuk menanamkan pengetahuan tentang Dia ke dalam lingkungan penguasa Siria adalah seorang gadis budak Ibrani yang tidak bernama, yang secara kejam dirampas dari rumahnya oleh sekelompok penyerbu bangsa Siria. Gantinya mengenang kekejaman dan kehampaan makna tindakan itu, dan kehidupan perhambaannya, ia membagikan imannya yang teguh pada kuasa Allah yang pengubah hidup, yang bekerja melalui Elisa di Samaria (ayat 3). Maka, seperti Daniel dan kawan-kawan di Babel, ia telah sanggup mengubah kesengsaraannya sendiri menjadi suatu cara untuk memuliakan Allah, sehingga, Allah mengubah ketertawanannya menjadi suatu kesempatan untuk membagikan imannya. Menurut Ellen G. White, “Tingkah laku gadis tawanan ini, cara yang diterapkannya sendiri di rumah orang kafir itu, adalah suatu kesaksian yang kuat terhadap kuasa pendidikan dalam rumah tangga sewaktu masih kecil.” —Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 20l, 202.

Apakah yang kisah ini katakan pada kita tentang bagaimana iman, gaya hidup, dan tindakan-tindakan kita dapat menarik orang lain kepada kita dan kepada kebenaran yang telah dipercayakan pada kita?

Apakah yang juga mengesankan dalam kisah ini adalah reaksi raja Israel ketika menerima surat. Allahkah aku ini? Dapatkah aku menyembuhkan kusta? Kata-katanya menunjukkan betapa ditakuti penyakit itu, dan mengapa hanya mukjizat saja yang dapat membawa kesembuhan. Apa pun alasannya, isi surat itu menyiratkan harapan bahwa sang raja dapat memberi kesembuhan. Ia tahu bahwa ia tidak dapat melakukan itu, maka ia berpikir bahwa ini suatu jebakan untuk menciptakan masalah.

ELISA, SANG NABI – Selasa 14 Juli 2015
Pelayanan nabi Elisa di abad ke 9 S.M., sampai kepada kita dalam satu sari 18 episode, mencakup lebih dari 50 tahun. Pelayanannya dilaksanakan sebagian besar sebagai kepala sekolah nabi dan dikenal masyarakat. Pelayanannya mencakup membuat mukjizat di tingkat perorangan maupun tingkat nasional. Elisa adalah seorang nabi yang nasihat dan bantuannya dicari oleh raja-raja maupun oleh orang biasa.

Bacalah 2 Raja-raja 2:1-15. Apakah yang dikatakan kepada kita tentang panggilan dan pelayanan Elisa?

2 Raja-raja 2:1-15
2:1. Menjelang saatnya TUHAN hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai, Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal.
2:2 Berkatalah Elia kepada Elisa: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Betel." Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu pergilah mereka ke Betel.
2:3 Pada waktu itu keluarlah rombongan nabi yang ada di Betel mendapatkan Elisa, lalu berkatalah mereka kepadanya: "Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan diambil dari padamu oleh TUHAN terangkat ke sorga?" Jawabnya: "Aku juga tahu, diamlah!"
2:4 Berkatalah Elia kepadanya: "Hai Elisa, baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Yerikho." Tetapi jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu sampailah mereka di Yerikho.
2:5 Pada waktu itu mendekatlah rombongan nabi yang ada di Yerikho kepada Elisa serta berkata kepadanya: "Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan diambil dari padamu oleh TUHAN terangkat ke sorga?" Jawabnya: "Aku juga tahu, diamlah!"
2:6 Berkatalah Elia kepadanya: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke sungai Yordan." Jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu berjalanlah keduanya.
2:7 Lima puluh orang dari rombongan nabi itu ikut berjalan, tetapi mereka berdiri memandang dari jauh, ketika keduanya berdiri di tepi sungai Yordan.
2:8 Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan berjalan di tanah yang kering.

2:9. Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu." Jawab Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu."
2:10 Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi."
2:11 Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
2:12 Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan.

2:13. Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan.
2:14 Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: "Di manakah TUHAN, Allah Elia?" Ia memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa.
2:15 Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh, mereka berkata: "Roh Elia telah hinggap pada Elisa." Mereka datang menemui dia, lalu sujudlah mereka kepadanya sampai ke tanah.

Tidak diragukan bahwa Elisa dipanggil Allah; ia memiliki beberapa pengalaman luar biasa yang telah meneguhkan panggilan itu dalam benaknya. Lebih panting lagi, permhonannya untuk Roh “porsi ganda,” menunjukkan kepedulian bahwa untuk melakukan apa yang olehnya dia dipanggil, ia memerlukan kuasa Ilahi, karena dari dalam dirinya sendiri ia tidak berdaya. Jadi, sejak waktu itu pun, orang saleh ini mengerti apa yang Yesus ucapkan berabad-abad kemudian:

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia Berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh. 15:5). Itulah suatu pelajaran yang harus kita akui, tidak peduli apa pun posisi kita dalam pekerjaan Tuhan.

Sudah jelas, seperti yang dapat kita mengerti dari kisah panggilan Elisa, kuasa ini, sesungguhnya, telah diberikan padanya. Itulah sebabnya, Elisa menunjukkan bahwa ia mempunyai suatu pengertian yang sehat dan tulus tentang peran dan panggilannya sendiri ketika ia memaklumkan kepada raja: agar Naaman “tahu bahwa ada seorang nabi di Israel” (2 Raga-raja 5:8).

Juga yang menarik perhatian adalah pemandangan ketika komandan militer dan rombongan muncul dengan segala kemuliaan mereka di depan pintu rumah Elisa, yang mungkin sangat sederhana dan kecil dibandingkan dengan kemewahan yang dinikmati Naaman. Elisa tidak terintimidasi sedikit pun oleh Naaman serta pasukannya. Nyatanya, Elisa tidak merasa tergesa-gesa untuk keluar menemui tamunya yang berkuasa itu; hanya mengirim utusan yang memberi perintah kepada komandan militer itu! Satu-satunya imbalan bagi perjalanan panjangnya dari Damaskus adalah perintah terus terang untuk mandi di sungai Yordan. Tetapi perintah itu disertai janji: “Sehingga engkau menjadi tahir (ayar 10).

Tidak diragukan, kesombongan orang penting ini terluka. Mungkin, bisa saja, itulah justru tujuan Elisa.

PENYEMBUHAN NAAMAN – Rabu 15 Juli 2015
Bacalah 2 Raja-raja 5:11-14. Apakah yang kisah ini ajarkan kepada kita tentang Naaman dan beberapa pelajaran yang harus ia pelajari? Apakah yang dapat kita ambil dari kisah ini bagi diri kita juga?

2 Raja-raja 5:11-14
5:11 Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!
5:12 Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati.
5:13 Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir."
5:14 Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.
                                                                                                                  
Seandainya Nabi Elisa menjumpai sendiri tamu pentingnya, Naaman dan menggunakan isyarat penyembuhan disertai rumus-rumus mantera dan upacara sakral lainnya yang biasa dalam agama kafir, mungkin Naaman tidak akan ragu. Tetapi dua aspek dalam penyambutannya yang menghina dia, Bukan saja nabi itu tidak mau keluar menjumpai Naaman dan menyalaminya secara pribadi, tetapi juga memerintahkan dia ke sungai Yordan sebagai tempat mendapatkan kesembuhan bagi kustanya.

Dari sudut pandang protokoler, Naaman benar. Elisa seharusnya meninggalkan rumahnya menjemput dia. Dan bahwa sungai-sungai di Damaskus itu lebih baik - tidak diragukan - karena airnya lebih jernih daripada sungai Yordan yang berlumpur. Namun, melalui Elisa, Allah mengarahkan Naaman ke Yordan, satu sungai di Israel. Seluruh proses penyembuhan telah dirancang untuk menunjukkan yang pertama, bahwa ada seorang nabi Allah yang benar di Israel, dan kedua, bahwa Allah memberi upah penurutan percaya.

Rombongan Naaman meyakinkan dia supaya tunduk pada "komandan" Ilahinya yang baru, dan sekurang-kurangnya mencoba. Argumentasi mereka, bahwa jika penyembuhan yang dianjurkan itu rumit, ia juga akan melakukannya, berhasil membujuk dia. Berat bagi Naaman untuk menelan kesombongannya ketika harus mendengar bujukan seorang gadis hamba, seorang nabi asing yang menunjukkan kurang hormat, dan, akhirnya mendengar pada hamba-hambanya sendiri. Dia sangat ingin untuk disembuhkan.

"Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir” (2 Raja-raja 5:14).

Syarat awal bagi kesembuhan Naaman adalah percaya dan menurut. Segera setelah menaklukkan kesombongannya dan menuruti kehendak Allah yang dinyatakan dengan mencelupkan diri tujuh kali di sungai Yordan yang berlumpur, ia disembuhkan.

Bacalah Roma 6:4-11. Bagaimanakah kisah Naaman ini memantulkan beberapa prinsip, yang diajarkan dalam ayat-ayat ini? Dalam cara apakah Anda telah mengalami realitas suatu "kehidupan baru" di dalam Kristus?

Roma 6:4-11
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
6:5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
6:7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
6:8 Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
6:9 Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
6:10 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
6:11 Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

SEORANG UMAT YANG BARU – Kamis 16 Juli 2015
“Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini” (2 Raja 5:15). Dalam cara apakah kata-kata ini membantu menyatakan pengalaman keselamatan? Lihat Why. 14:12; 1 Yoh. 5:2, 3; Rm. 6:1.

Why. 14:12
14:12 Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

1 Yoh. 5:2, 3
5:2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.
5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

Rm. 6:1
6:1. Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
                            
Lebih mudah bagi Naaman kembali langsung dari Yordan ke Damaskus setelah penyembuhannya. Namun, sebagai tanda ucapan terima kasih, ia bersama rombongan kembali ke rumah nabi. Kali ini mereka bertemu Elisa secara pribadi. Pengakuan bahwa Allah Israel berdaulat di dalam dunia adalah tema inti Alkitab. Kata-kata yang datang dari seorang kafir ini merupakan poin-poin penting dalam pewahyuan Perjanjian Lama. Pertobatan Naaman menjelaskan bahwa pengalaman barunya haruslah dikaitkan dengan Allah Israel. Sang nabi adalah seorang Israel, sungainya adalah yang paling penting di Israel, dan angka tujuh adalah suatu kaitan yang jelas dengan Allah penciptaan.

Apa yang kita lihat pada Naaman adalah suatu contoh tentang bagaimana iman yang benar bekerja: Naaman menerima sesuatu yang dia tidak pernah akan memperolehnya sendiri. Fakta bahwa Elisa menolak pemberiannya (2 Raja 5:16), adalah satu cara untuk menunjukkan bagaimana keselamatan itu tidak dapat diupayakan atau dibeli, melainkan sepenuhnya karunia Allah. Pada Waktu yang sama, kerelaan Naaman untuk memberi sesuatu kepada Elisa untuk apa yang telah Elisa lakukan padanya, menunjukkan suatu sambutan iman, suatu sambutan yang datang dari perasaan syukur untuk apa yang telah diberikan padanya. Elisa menolak pemberian itu. Di sini ia meneladani Abraham ketika ia membantu para raja kafir, tetapi menolak gratifikasi dengan berkata supaya tak seorang pun dapat mengucapkan “Aku telah membuat Abram kaya” (Kej. 14:23). Elisa tahu bahwa menerima suatu pemberian akan merusak pelajaran yang Naaman harus pelajari. Penyembuhan adalah pekerjaan Allah, dan suatu tindakan kasih karunia belaka.

“Hendaklah poin ini sepenuhnya menempati setiap pikiran. Jika kita menerima Kristus sebagai Penebus, kita harus terima dia sebagai Penguasa. Kita tidak dapat memperoleh kepastian dan berharap sepenuhnya dalam Kristus sebagai Juruselamat kita sampai kita mengakui Dia sebagai raja kita dan menaati perintah-perintah-Nya. Demikianlah kita membuktikan kesetiaan kita pada Allah. Waktu itulah kita memiliki noda asli di dalam iman kita, karena itulah iman yang bekerja. Ia bekerja oleh kasih.” —Ellen G. White, Faith and Works, hlm. 16.

Jika seseorang memandang pada kehidupan Anda, apakah yang akan mereka lihat di dalamnya yang menunjukkan kasih Anda kepada Allah karena apa yang telah Ia lakukan bagi Anda dalam Kristus?

PENDALAMAN – Jumat 17 Juli 2015
“Berabad-abad lamanya setelah Naaman kembali ke rumahnya di Aram, dengan tubuh yang disembuhkan dan roh yang bertobat, imannya yang luar biasa telah dikutip, dihargai oleh Juruselamat sebagai suatu tujuan pelajaran bagi semua orang yang menyatakan berbakti kepada Allah. Juruselamat menyatakan: ‘Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.’ Lukas 4:27. Allah tidak menghiraukan banyak penderita kusta di Israel oleh sebab ketidakpercayaan mereka menutup pintu kebaikan bagi mereka. Seorang bangsawan kafir yang telah berlaku benar terhadap keyakinannya akan kebenaran, dan yang merasa membutuhkan pertolongan, dalam pemandangan Allah lebih layak menerima berkat-Nya dari pada orang-orang sakit di Israel, yang meremehkan dan tidak menghiraukan kesempatan-kesempatan yang diberikan Allah kepada mereka. Allah bekerja bagi orang-orang yang menghargai kemurahan-Nya dan menerima terang dari surga yang diberikan kepada mereka;”—-Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 206, 207.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1. Bertahun-tahun lamanya sejumlah diskusi telah terjadi tentang apa yang terjadi dengan Naaman sesudah penyembuhan. Dalam 2 Raja-raja 5:17-19, Naaman membuat suatu pengakuan yang kuat tentang iman, katanya, “Sebab hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain kecuali kepada TUHAN”(ayat 17). Namun, segera sesudah itu ia berkata, “Apabila tuanku masuk ke kuil Rimon untuk sujud menyembah di sana, dan aku menjadi pengapitnya, sehingga aku harus ikut sujud menyembah dalam kuil Rimon itu, kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam hal itu” (ayat 18). Apakah yang tersirat dalam jawaban Elisa? Sampai berapa jauhkan misionaris Kristen berlaku sabar dan berpengertian kepada orang-orang yang baru bertobat, khususnya ketika mereka datang dari latar belakang agama dan budaya berbeda?

2. Berapa cepatkah pengubahan kultur harus terjadi pada orang yang baru bertobat? “Janda dari Sarfat dan Naaman dari Siria telah hidup menurut terang yang ada pada mereka; sebab itu mereka dihitung lebih benar daripada umat pilihan Allah yang telah undur dari Dia dan telah mengorbankan prinsip demi kesenangan dan kemuliaan dunia.” -Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 350.


3. Kesembuhan dan keselamatan diterima Naaman oleh suatu iman yang dinyatakan dalam perbuatan. Diskusikan lagi masalah hubungan antara iman dan perbuatan. Mengapakah sangat penting untuk memahami peran penting namun berbeda dari kedua pengalaman keselamatan ini?

1 comment:

  1. Terima kasih kerana menyediakan pelajaran sekolah sabat ini.Sangat membantu dalam pembelajaran. Minta kalau dapat boleh sekiranya diupload lebih awal.

    ReplyDelete