Pelajaran ke 2 Triwulan III 2015

ABRAHAM: MISIONARIS PERTAMA



SABAT PETANG, 4 Juli 2015

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: KEJ. 12:1-3; 14:8-24; IBR. 11:8-19; GAL. 3:6; KEJ. 12:6, 7; 18:18, 19.

AYAT HAFALAN: "Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: 'Olehmu segala bangsa akan diberkati'" (Galatia 3:6-8).

Bukanlah suatu kebetulan bahwa tiga agama besar dunia, Yahudi, Kristen, dan Islam, sering disebut agama Abraham. Itu karena ketiga-tiganya, dalam satu dan lain cara, menelusuri asal-usul mereka sampai kepada orang saleh yang agung ini.

Walaupun Abraham disegani sebagai teladan kesetiaan, pelajaran pekan ini akan mendalami kesetiaannya dari sudut pandang yang lain. Yaitu, kita akan memandang dia sebagai seorang misionaris, sebagai seorang yang dipanggil Allah untuk pergi ke negeri yang lain dan bersaksi bagi orang tentang Allah yang benar, Pencipta dan Penebus.

Allah memberi Abraham, dan keluarganya (lihat Gal. 3:29), suatu tujuan rangkap tiga: (1) Menjadi penerima dan penjaga kebenaran Ilahi Kerajaan Allah yang telah hilang dalam sejarah terdahulu umat manusia; (2) Menjadi saluran masuknya Penebus ke dalam sejarah; dan (3) Menjadi hamba Allah yang setia, satu terang bagi bangsa-bangsa, satu terang bagi mereka yang ingin mengenal Allah.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 11 Juli.

PANGGILAN ABRAHAM – Minggu 5 Juli 2015
Berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: Pergilah dari negerimu, dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat’” (Kej. 12:1-3).

Abram—yang arti namanya “sang bapa ditinggikan” yang namanya diganti menjadi Abraham, sang bapa dari banyak orang - dibesarkan di Ur, yang sekarang adalah Irak. Allah memanggil dia supaya memisahkan diri dari jalinan sosial dan kepercayaan keluarga dan pindah ke suatu negeri asing, di mana Allah akan mengadakan suatu program 100 tahun pengubahan rohani, mengubah dia menjadi bapa semua orang percaya. Di tengah pergumulan pribadi dan keluarga, Abraham menjadi suatu pola dasar misionaris kepada beberapa kelompok orang, dan seorang pemimpin yang disegani yang bersaksi tentang imannya di dalam Allah.

Bacalah Kejadian 12:1-3. Prinsip-prinsip apakah yang Anda temukan di sini yang kita semua dapat diterapkan, dalam situasi khusus kita; yaitu, apakah yang dialami Abraham yang dapat juga kita alami dalam hidup kita? Lihat juga Ibr. 11:8-10.

Kejadian 12:1-3
12:1. Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Ibr. 11:8-10
11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.

Leluhur itu dipanggil untuk meninggalkan masa lalunya di belakang, melangkah dalam iman, memercayai apa yang seakan tak mungkin dipercayai, melakukan apa yang Allah minta untuk dia lakukan. Dan, hasil kesetiaannya, seluruh bangsa-bangsa di dunia diberkati.

Banyak dari kita telah diuji, sebagaimana Abraham. Tentu, kita tidak mendengar suara Allah berbicara langsung kepada kita, tetapi Ia memanggil kita melalui ajaran Firman-Nya dan peristiwa-peristiwa pemeliharaan-Nya. Kita mungkin diminta meninggalkan karier yang menjanjikan harta dan kehormatan; mungkin kita harus meninggalkan ikatan-ikatan yang menyenangkan dan menguntungkan dan berpisah dari keluarga; sesungguhnya kita mungkin harus memasuki apa yang kelihatannya hanya satu jalan penyangkalan diri, kesulitan, dan pengorbanan. Tetapi jika dipanggil, bagaimanakah bisa kita menolak?

Dalam Kejadian, secara harfiah bahasa Ibrani adalah, Dan Allah berkata kepada Abram, Pergilah demi dirimu sendiri dari negerimu.... Ia perintahkan pergi demi dirinya sendiri; yaitu, untuk dirinya sendiri. Bagaimanakah kita harus mengerti apakah maksudnya, dan bagaimana kita dapat menerapkan itu bagi diri kita?

KESAKSIAN ABRAHAM KEPADA RAJA-RAJA – Senin 6 Juli 2015

Lot adalah kerabat Abraham dan menemaninya pada beberapa perjalanannya. Pilihannya atas lembah Yordan yang diairi dengan baik membawa dia ke dalam pergaulan dengan orang-orang jahat di Sodom (Kej. l3:1-13). Kemudian ia diselamatkan oleh Abraham (Kej. 14:11-16), dan kemudian oleh dua malaikat (Kejadian 19).

Ketika Abraham mendengar bahwa kerabatnya Lot berada dalam masalah, dia memutuskan untuk menolongnya. Dalam meluputkan Lot, Abraham memimpin suatu kekuatan militer lebih dari 300 orang pria dari rumah tangganya sendiri. Sejumlah raja terlibat dalam pertempuran di Sodom, dan Abraham tampil sebagai pemenang.

Bacalah Kejadian 14:8-24. Apakah yang dikatakan oleh tindakan Abraham tentang tabiatnya dan, tentang imannya dan Allahnya?

Kejadian 14:8-24
14:8 Lalu keluarlah raja negeri Sodom, raja negeri Gomora, raja negeri Adma, raja negeri Zeboim dan raja negeri Bela, yakni negeri Zoar, dan mengatur barisan perangnya melawan mereka di lembah Sidim,
14:9 melawan Kedorlaomer, raja Elam, Tideal, raja Goyim, Amrafel, raja Sinear, dan Ariokh, raja Elasar, empat raja lawan lima.
14:10 Di lembah Sidim itu di mana-mana ada sumur aspal. Ketika raja Sodom dan raja Gomora melarikan diri, jatuhlah mereka ke dalamnya, dan orang-orang yang masih tinggal hidup melarikan diri ke pegunungan.
14:11 Segala harta benda Sodom dan Gomora beserta segala bahan makanan dirampas musuh, lalu mereka pergi.
14:12 Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa musuh, lalu mereka pergi--sebab Lot itu diam di Sodom.

14:13. Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram.
14:14 Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar musuh sampai ke Dan.
14:15 Dan pada waktu malam berbagilah mereka, ia dan hamba-hambanya itu, untuk melawan musuh; mereka mengalahkan dan mengejar musuh sampai ke Hoba di sebelah utara Damsyik.
14:16 Dibawanyalah kembali segala harta benda itu; juga Lot, anak saudaranya itu, serta harta bendanya dibawanya kembali, demikian juga perempuan-perempuan dan orang-orangnya.

14:17. Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja.
14:18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi.
14:19 Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,
14:20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.

14:21. Berkatalah raja Sodom itu kepada Abram: "Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu."
14:22 Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: "Aku bersumpah demi TUHAN, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi:
14:23 Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasutpun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya.
14:24 Kalau aku, jangan sekali-kali! Hanya apa yang telah dimakan oleh bujang-bujang ini dan juga bagian orang-orang yang pergi bersama-sama dengan aku, yakni Aner, Eskol dan Mamre, biarlah mereka itu mengambil bagiannya masing-masing."

Kepada para raja yang dikalahkan, Abraham menyatakan kuasa Allah. Bahkan sedang dalam misi penyelamatan, bapa orang percaya itu tidak kehilangan panggilan Ilahinya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

Penyembah Tuhan itu bukan saja telah memberikan satu pelayanan yang baik terhadap negerinya, tetapi juga telah membuktikan dirinya sebagai seorang yang perkasa dalam peperangan. Ternyata bahwa kebenaran tidaklah bersifat pengecut, dan bahwa agama Abraham telah menjadikannya berani dalam mempertahankan yang benar dan membela yang terjajah. Tindakan kepahlawanannya telah memberikan kepadanya satu pengaruh yang luas di antara suku-suku bangsa di sekelilingnya. Pada waktu ia kembali, raja Sodom bersama dengan pengawal-pengawalnya telah keluar untuk mengelu-elukan si pemenang itu. Ia memerintahkan agar Abraham mengambil segala harta benda itu, dan meminta agar tawanan-tawanan itu dikembalikan kepadanya. Melalui peperangan, barang-barang rampasan itu menjadi milik yang menang; tetapi Abraham telah pergi berperang bukan untuk mencari keuntungan, dan ia menolak untuk mengambil keuntungan dari orang yang sedang ditimpa kemalangan, ia hanya mengatur agar sekutu-sekutunya menerima bagian sesuai dengan hak mereka. Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. l5O.

Pikirkanlah tentang perlakuan Anda kepada orang lain. Kesaksian jenis apakah yang mereka beritakan kepada orang lain tentang iman Anda?

TELADAN IMAN – Selasa 7 Juli 2015

Walaupun tidak sempurna, Abraham adalah orang saleh, dan berulang kali di dalam Alkitab, bahkan di Perjanjian Baru, ia digunakan sebagai suatu teladan kesetiaan dan teladan tentang apa yang dimaksudkan dengan diselamatkan oleh iman (lihat Kej. 15:6, Gal. 3:6).
Kej. 15:6
15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Gal. 3:6
3:6. Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Bacalah Ibrani 11:8-19. Apakah yang dikatakannya kepada kita tentang Abraham dan imannya yang begitu penting bagi setiap orang yang hendak menjadi misionaris bagi Allah dalam kapasitas apa pun yang mungkin?

Ibrani 11:8-19
11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
11:11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.
11:12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
11:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
11:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
11:17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
11:18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."
11:19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Tuhan hendak menggunakan Abraham, tetapi hal pertama yang harus dia lakukan adalah meninggalkan masa lalunya di belakang. Pelajaran ini haruslah jelas kepada kita masingmasing, khususnya kita yang mempunyai masa lalu yang tidak sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, yang tentu mencakup semua kita.

Mengherankan juga, fakta bahwa walaupun Abraham pergi, ia tidak mengetahui tempat yang ia tuju (Ibr. 11:8).Walaupun kebanyakan misionaris mengetahui ke mana mereka pergi, sekurang-kurangnya dalam arti geografis, dalam lain hal bila kita mengambil langkah besar iman, dan menyerahkan hati kita sepenuhnya kepada Allah, kita sesungguhnya tidak tahu (paling kurang dalam waktu singkat), di mana kita akan menambatkan perahu (walau dalam jangka panjang, kita mempunyai kepastian mutlak). Jika kita mengetahui, maka tidaklah memerlukan iman yang besar; itu sebabnya, tidak mengetahui adalah prasyarat untuk benar-benar dapat hidup oleh iman.

Satu lagi poin penting di sini yaitu bahwa Abraham sedang memandang kepada kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah (ayat 10).

Abraham menyimpan gambaran besar dalam pikirannya; dia tahu bahwa apa pun yang dia hadapi di sini, apa pun kerja keras dan pergumulannya, pada akhirnya semuanya akan sepadan dengan upahnya.

Ia juga tahu, bahwa ia bukan saja seorang asing dalam tanah perjanjian tetapi bahwa ia adalah satu di antara banyak orang asing dan pendatang di bumi ini (ayat 13). Dunia ini, dan kehidupan kita di dalamnya, seindah apa pun tampaknya pada kita sekarang, (itulah semua yang kita punyai sekarang), bukanlah keseluruhan kisah hidup kita, bukan juga suatu rekaman hidup yang panjang. Dan tentunya, teladan iman yang terbesar dalam Perjanjian Lama adalah apa yang Abraham rela lakukan terhadap anaknya di Bukit Moria. atas perintah Allah.

Dalam cara apakah Anda mengalami apa artinya melangkah dalam iman? Kesukaran apakah yang telah Anda hadapi? Sukacita apakah yang telah Anda alami? Mengetahui apa yang Anda ketahui sekarang, apakah yang seharusnya Anda telah lakukan dengan cara yang berbeda?

ABRAHAM, PENGEMBARA – Rabu 8 Juli 2015

Suatu penelitian untuk kehidupan Abraham menunjukkan bahwa imannya mencakup pergumulan melawan keraguan dan ketidakpercayaan pada kuasa Allah. Nenek moyang Abraham adalah penyembah berhala (Yos. 24:2). dan mungkin latar belakang ini menunjukkan mengapa dia tidak selalu mempunyai keyakinan penuh pada kuasa Allah. Dua kali ia menunjukkan dirinya pengecut dan meminta Sarah mengatakan hanya setengah benar (Kej. 12:11-13; 20:2). Ia ketawa (Kej. 17:17) ketika diberitahukan bahwa ia akan memperoleh seorang putra bersama Sarah. Apa pun kesalahannya, Abraham masih tetap digunakan Allah karena Abraham mau digunakan oleh Dia; dan dengan demikian Allah sanggup membentuk tabiatnya.

Satu sarana yang digunakan Allah membentuk Abraham menjadi seorang reformis dan misionaris adalah banyaknya pengembaraan. Bepergian adalah suatu pendidikan. Bepergian membawa seorang kepada gagasan-gagasan baru dan kemungkinan-kemungkinan perubahan. Ziarah ke Yerusalem adalah bagian panting dan ibadah yang diharuskan orang Israel. Perubahan-perubahan yang dialami peziarah ketika mengadakan perjalanan jauh, tidur di tempat-tempat berbeda, makan makanan berbeda, berhadapan dengan iklim yang lain, dan bertemu orang lain, meningkatkan iman karena mereka begitu mudahnya diserang. Ibadah mereka, dengan korban-korban dan persembahan-persembahan. tarian-tarian rohani, dan menghafal lagu-lagu, membantu umat Allah untuk menegaskan identitas dan tradisi mereka.

Dalam perjalanannya dari tempat kelahirannya di Ur ke tempat pemakamannya di Hebron, Abraham mengunjungi sekurang-kurangnya 15 wilayah geografis berbeda. Kebanyakan dari pembaruan penting dan episode misionaris dalam hidupnya berhubungan dengan perjalanannya.

Beberapa pelajaran rohani apakah yang Abraham alami di tempat-tempat di bawah ini?

More di Sikhem (Kej. 12:6, 7)
12:6. Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu.
12:7 Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.

Hebron (Kej. 13:18-14:20)
13:18 Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi TUHAN.
14:1. Pada zaman Amrafel, raja Sinear, Ariokh, raja Elasar, Kedorlaomer, raja Elam, dan Tideal, raja Goyim, terjadilah,
14:2 bahwa raja-raja ini berperang melawan Bera, raja Sodom, Birsya, raja Gomora, Syinab, raja Adma, Syemeber, raja Zeboim dan raja negeri Bela, yakni negeri Zoar.
14:3 Raja-raja yang disebut terakhir ini semuanya bersekutu dan datang ke lembah Sidim, yakni Laut Asin.
14:4 Dua belas tahun lamanya mereka takluk kepada Kedorlaomer, tetapi dalam tahun yang ketiga belas mereka memberontak.
14:5 Dalam tahun yang keempat belas datanglah Kedorlaomer serta raja-raja yang bersama-sama dengan dia, lalu mereka mengalahkan orang Refaim di Asyterot-Karnaim, orang Zuzim di Ham, orang Emim di Syawe-Kiryataim
14:6 dan orang Hori di pegunungan mereka yang bernama Seir, sampai ke El-Paran di tepi padang gurun.
14:7 Sesudah itu baliklah mereka dan sampai ke En-Mispat, yakni Kadesh, dan mengalahkan seluruh daerah orang Amalek, dan juga orang Amori, yang diam di Hazezon-Tamar.
14:8 Lalu keluarlah raja negeri Sodom, raja negeri Gomora, raja negeri Adma, raja negeri Zeboim dan raja negeri Bela, yakni negeri Zoar, dan mengatur barisan perangnya melawan mereka di lembah Sidim,
14:9 melawan Kedorlaomer, raja Elam, Tideal, raja Goyim, Amrafel, raja Sinear, dan Ariokh, raja Elasar, empat raja lawan lima.
14:10 Di lembah Sidim itu di mana-mana ada sumur aspal. Ketika raja Sodom dan raja Gomora melarikan diri, jatuhlah mereka ke dalamnya, dan orang-orang yang masih tinggal hidup melarikan diri ke pegunungan.
14:11 Segala harta benda Sodom dan Gomora beserta segala bahan makanan dirampas musuh, lalu mereka pergi.
14:12 Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa musuh, lalu mereka pergi--sebab Lot itu diam di Sodom.

14:13. Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram.
14:14 Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar musuh sampai ke Dan.
14:15 Dan pada waktu malam berbagilah mereka, ia dan hamba-hambanya itu, untuk melawan musuh; mereka mengalahkan dan mengejar musuh sampai ke Hoba di sebelah utara Damsyik.
14:16 Dibawanyalah kembali segala harta benda itu; juga Lot, anak saudaranya itu, serta harta bendanya dibawanya kembali, demikian juga perempuan-perempuan dan orang-orangnya.

14:17. Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja.
14:18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi.
14:19 Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,
14:20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.

Mamre (Kej. 18:1; 20-33)
18:1. Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.
18:20 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.
18:21 Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."
18:22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.

18:23. Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?
18:24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?
18:25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?"
18:26 TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka."
18:27 Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.
18:28 Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?" Firman-Nya: "Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana."
18:29 Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: "Sekiranya empat puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu."
18:30 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana."
18:31 Katanya: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu."
18:32 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu."
18:33 Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.

Bukit Moria (Kej. 22:1-14)
22:1. Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

22:3. Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
22:4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
22:5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
22:6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
22:8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.

22:11. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
22:14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."


ABRAHAM: MISIONARIS DI DALAM RUMAH SENDIRI – Kamis 9 Juli 2015
Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya (Kej. 18:18, 19). Pelajaran-pelajaran penting apakah mengenai kesetiaan dan melayani Allah yang kita temukan dalam ayat-ayat ini?
Kej. 18:18, 19
18:18 Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat?
18:19 Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya."

Allah memanggil Abraham menjadi guru firman-Nya, Allah memilih dia menjadi bapa suatu bangsa besar, karena Ia melihat bahwa Abraham akan mengajar anak-anaknya dan rumah tangganya di dalam prinsip-prinsip hukum Allah. Dan yang memberi kuasa pada ajaran Abraham adalah pengaruh hidupnya sendiri. Rumah tangganya yang besar itu terdiri dari lebih seribu jiwa, banyak dari mereka adalah kepala-kepala keluarga, dan bukan sedikit yang baru saja bertobat dari kekafiran. Ellen G. White, Education, hlm. 187.

Kegiatan misionaris akan lebih berhasil bila didukung oleh suatu kehidupan keluarga yang serasi dengan rancangan Allah. Sejarah Alkitab dan sejarah gereja menyatakan bahwa kebanyakan gereja Kristen mula-mula berdasarkan keluarga dan rumah. Salah satu alasan mengapa Abraham yang dipilih adalah bahwa Allah melihat kesanggupannya mengajar anak-anaknya dan isi rumahnya di dalam jalan Tuhan. Maksud Allah bagi keluarga sama dengan maksudNya bagi misi; yaitu, melakukan kebenaran dan keadilan (Ams. 21:3).
Ams. 21:3
21:3. Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban.

Contoh-contoh apakah dalam keluarga Abraham yang dapat Anda temukan yang menunjukkan bahwa mereka setia kepada Allah? Lihat, sebagai contoh, Ibr. 11:11, 20.

Tentu, dalam Alkitab dapat juga kita temukan contoh-contoh orang saleh yang keluarganya tidak mengikuti jalan Tuhan. Namun, poin ayat hari ini jelas: Iman dan teladan Abraham cukup kuat sehingga seluruh isi rumahnya belajar untuk tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN (Kej. 18:19).
Kej. 18:19
18:19 Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya."


Tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN. Apakah makna frasa ini bagi Anda? Bagaimanakah kita tetap hidup menurut jalan TUHAN?

PENDALAMAN – Jumat 10 Juli 2015
Allah telah memanggil Abraham dan memberikan kemakmuran dan kehormatan kepadanya; dan kesetiaannya telah menjadi satu terang kepada semua orang negeri-negeri yang dikunjunginya. Abraham tidak mengucilkan dirinya dari orang banyak yang ada di sekelilingnya. Ia mempertahankan hubungan persahabatan dengan raja bangsa sekelilingnya, dan oleh beberapa dari antara mereka ia telah diperlakukan dengan hormat sekali; dan kejujuran serta sifat tidak mementingkan diri; keberanian dan kebajikannya, menggambarkan tabiat Allah. Di Mesopotamia, di Kanaan, di Mesir bahkan kepada penduduk Sodom, Allah yang di surga telah dinyatakan melalui pesuruh-Nya itu. Ellen G. White, Alfa dan Omega,jld. 1, hlm. 437.

Pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan:

1. Untuk ribuan tahun kisah Abraham dan Ishak di Bukit Moria telah menggetarkan jiwa dan menantang umat yang setia, namun membangkitkan cemooh dan ejekan dari mereka yang memandangnya sebagai suatu tindakan kekejaman dan barbar. Bacalah kembali ceritanya dalam Kejadian 22. Pelajaran besar apakah yang dapat kita ambil darinya? Apakah yang diajarnya pada kita tentang salib dan harga dosa yang mengerikan? Apakah yang diajarkannya tentang hasil mengambil langkah iman? Mengapakah cerita itu begitu mengganggu bagi banyak orang?

2. Bacalah Kejadian 12:11-13; 20:2, dua kisah di mana Abraham, seorang saleh, menunjukkan kekurangan imannya. Apakah yang kita dapatkan dari kisah-kisah ini?

3. Salah satu ayat yang paling terkenal dalam Alkitab adalah Kejadian 15:6. Apakah yang dikatakannya? Dalam konteks apakah ayat itu diberikan? Bagaimanakah ayat itu digunakan di Perjanjian Baru (lihat Rm. 4:3; Gal. 3:6; Yak. 2:23)? Apakah yang diajarkannya kepada kita tentang iman, perbuatan, dan keselamatan?


4. Siapakah beberapa pemimpin besar agama yang anggota-anggota keluarganya tidak mengikuti "jalan TUHAN"? Apakah yang dapat kita pelajari dari kisah-kisah mereka, yang dapat membantu seseorang yang berjuang menolong anggota-anggota keluarganya menjadi setia?

No comments:

Post a Comment