MISIONARIS
YANG TIDAK BIASA
SABAT PETANG – 11 Juli
2015
UNTUK PELAJARAN
PEKAN INI, BACALAH: 2 RAJ. 5; MRK. 1:40-45; 2 RAJ. 2:1-15; Yoh. 15:5; RM.
6:4-11; RM. 6:1.
AYAT HAFALAN:
"Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada
seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria
itu” (Lukas 4:27).
Kitab Raja-raja,
mencakup sejarah kerajaan-kerajaan Israel dari sekitar 970 sampai 560 S.M,
mencatat peristiwa-peristiwa yang mengesankan dan dramatis, dan jauh hingga
mencapai pergolakan-pergolakan politik yang menyentuh umat Allah. Teranyam
dalam kisah-kisah ini kisah Elia dan Elisa, nabi-nabi Allah yang berani yang
petualangan mereka telah menawan imajinasi anak-anak dan orang-orang dewasa di
segala zaman.
Juga yang menarik
adalah beberapa kesamaan antara pelayanan Elisa dengan pelayanan Yesus. Dalam
pelayanan mereka berdua, orang mati dibangkitkan, orang kusta ditahirkan, dan
orang lapar diberi makan dari sedikit makanan.
Pelajaran pekan
ini mengenai satu dari mukjizat-mukjizat ini: Penyembuhan Naaman, seorang
penyembah berhala yang kaya, berkuasa dan amat sombong, yang dalam kebutuhannya
yang besar, datang untuk mengalami kuasa Allah yang hidup dan pertama
mengalaminya melalui kesaksian seorang misionaris yang sangat tidak biasa.
Di antara banyak
kebenaran rohani yang dapat dijumpai dalam kisah ini, kita boleh mendapatkan
suatu pola bagaimana rencana keselamatan itu berfungsi.
*Pelajari
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 18 Juli.
MEMPUNYAI SEGALA-GALANYA... TETAPI – Minggu 12
Juli 2015
“Naaman, panglima
raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi,
sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi
orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta” (2 Raja-raja 5:1).
Ayat ini berisi tidak
kurang empat gelar yang menempatkan Naaman pada eselon tertinggi dalam
masyarakat Siria, atau Aram. Ia memiliki pengaruh besar terhadap raja Aram, ia
mendapatkan penghargaan tertinggi, dan menjadi tangan kanan raja dalam hal
keagamaan, dan dalam hal kemiliteran (ayat 18). Ia juga sangat kaya (ayat 5).
5:18 Dan kiranya TUHAN
mengampuni hambamu ini dalam perkara yang berikut: Apabila tuanku masuk ke kuil
Rimon untuk sujud menyembah di sana, dan aku menjadi pengapitnya, sehingga aku
harus ikut sujud menyembah dalam kuil Rimon itu, kiranya TUHAN mengampuni hambamu
ini dalam hal itu."
5:5 Maka jawab raja Aram:
"Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu
pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam
ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.
Namun, pada ayat
satu terdapat “tetapi” yang besar. Semua kekuasaan, kehormatan, dan
keberaniannya menjadi redup di dalam terang karena penyakit yang sangat
ditakuti di zaman itu, yaitu kusta. Dan itulah tepatnya yang dimiliki orang
yang malang ini, suatu “tetapi” besar yang memberikan suatu bayangan gelap
menudungi semua pencapaiannya. Penyakit ini, justru membuat dia terhubung
dengan nabi Allah, dan melalui kontak itu ia menjadi seorang yang percaya kepada
Allah yang benar.
Bacalah Markus
1:40-45; Lukas 8:41-56; dan Markus 2:1-12. Walaupun faktanya jelas bahwa Yesus
membuat mukjizat-mukjizat kesembuhan di sini, faktor yang sama apakah yang
terdapat dalam kisah-kisah ini? Hal apakah yang membawa orang-orang ini kepada
Yesus?
Markus 1:40-45
1:40. Seorang yang sakit
kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon
bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan
aku."
1:41 Maka tergeraklah
hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu
dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
1:42 Seketika itu juga
lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
1:43 Segera Ia menyuruh
orang itu pergi dengan peringatan keras:
1:44 "Ingatlah,
janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi
pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk
pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi
mereka."
1:45 Tetapi orang itu pergi
memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak
dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di
tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala
penjuru.
Lukas 8:41-56
8:41 Maka datanglah seorang
yang bernama Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat. Sambil tersungkur di depan
kaki Yesus ia memohon kepada-Nya, supaya Yesus datang ke rumahnya,
8:42 karena anaknya perempuan
yang satu-satunya, yang berumur kira-kira dua belas tahun, hampir mati. Dalam
perjalanan ke situ Yesus didesak-desak orang banyak.
8:43 Adalah seorang
perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan yang tidak
berhasil disembuhkan oleh siapapun.
8:44 Ia maju mendekati Yesus
dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah
pendarahannya.
8:45 Lalu kata Yesus:
"Siapa yang menjamah Aku?" Dan karena tidak ada yang mengakuinya,
berkatalah Petrus: "Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak
Engkau."
8:46 Tetapi Yesus berkata:
"Ada seorang yang menjamah Aku, sebab Aku merasa ada kuasa keluar dari
diri-Ku."
8:47 Ketika perempuan itu
melihat, bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang dengan gemetar, tersungkur
di depan-Nya dan menceriterakan kepada orang banyak apa sebabnya ia menjamah
Dia dan bahwa ia seketika itu juga menjadi sembuh.
8:48 Maka kata-Nya kepada
perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah
dengan selamat!"
8:49 Ketika Yesus masih
berbicara, datanglah seorang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata:
"Anakmu sudah mati, jangan lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru!"
8:50 Tetapi Yesus
mendengarnya dan berkata kepada Yairus: "Jangan takut, percaya saja, dan
anakmu akan selamat."
8:51 Setibanya di rumah
Yairus, Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut masuk dengan Dia, kecuali
Petrus, Yohanes dan Yakobus dan ayah anak itu serta ibunya.
8:52 Semua orang menangis
dan meratapi anak itu. Akan tetapi Yesus berkata: "Jangan menangis; ia
tidak mati, tetapi tidur."
8:53 Mereka menertawakan
Dia, karena mereka tahu bahwa anak itu telah mati.
8:54 Lalu Yesus memegang
tangan anak itu dan berseru, kata-Nya: "Hai anak bangunlah!"
8:55 Maka kembalilah roh
anak itu dan seketika itu juga ia bangkit berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka
memberi anak itu makan.
8:56 Dan takjublah orang tua
anak itu, tetapi Yesus melarang mereka memberitahukan kepada siapapun juga apa
yang terjadi itu.
Markus 2:1-12
2:1. Kemudian, sesudah lewat
beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia
ada di rumah.
2:2 Maka datanglah
orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun
tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,
2:3 ada orang-orang datang
membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.
2:4 Tetapi mereka tidak
dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap
yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh
itu terbaring.
2:5 Ketika Yesus melihat
iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu
sudah diampuni!"
2:6 Tetapi di situ ada juga
duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:
2:7 "Mengapa orang ini
berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah sendiri?"
2:8 Tetapi Yesus segera
mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata
kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
2:9 Manakah lebih mudah,
mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan:
Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?
2:10 Tetapi supaya kamu
tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"
--berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:
2:11 "Kepadamu
Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
2:12 Dan orang itupun
bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan
orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya:
"Yang begini belum pernah kita lihat."
Gangguan,
peristiwa sedih, dan peralihan hidup pribadi dapat membuat seseorang lebih
terbuka terhadap kebenaran rohani dan mulai mencari Allah. Bencana-bencana yang
bersifat fisik, psikologi, politik, atau lain-lain dapat menjadikan orang
terbuka terhadap kenyataan Ilahi. Kerugian pribadi, bencana nasional, dan
peperangan adalah pendorong utama yang menyebabkan orang mencari suatu kekuatan
yang lebih besar daripada dirinya sendiri. Gereja telah lama menyadari bahwa
hasil penarikan jiwa yang semakin meningkat cenderung terjadi pada
tempat-tempat di mana orang-orang ditimpa penderitaan secara perorangan atau
secara masyarakat.
Pada satu tahap
Naaman tampak telah memperoleh semuanya; tetapi pada tahap yang lain ia seorang
yang hancur tanpa banyak harapan. Dalam cara apakah semua kita seperti itu,
mempunyai hal-hal yang baik dan yang buruk dalam kehidupan? Bagaimanakah dapat
kita belajar menerima kedua-duanya supaya kita tetap terhubung dengan Tuhan?
BUKAN SAKSI YANG BIASA – Senin 13
Juli 2015
Bacalah 2 Raja-raja
5:1-7. Apakah yang sedang berlangsung di sini? Mengapakah orang Siria itu mau
mendengar saran bahkan dari seorang gadis tawanan? Apakah kira-kira implikasi
tersembunyi dari yang sedang terjadi?
2 Raja-raja 5:1-7
5:1. Naaman, panglima raja Aram,
adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh
dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu,
seorang pahlawan tentara, sakit kusta.
5:2 Orang Aram pernah keluar
bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel.
Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman.
5:3 Berkatalah gadis itu
kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu,
maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."
5:4 Lalu pergilah Naaman
memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan oleh
gadis yang dari negeri Israel itu."
5:5 Maka jawab raja Aram:
"Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu
pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam
ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.
5:6 Ia menyampaikan surat
itu kepada raja Israel, yang berbunyi: "Sesampainya surat ini kepadamu,
maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau
menyembuhkan dia dari penyakit kustanya."
5:7 Segera sesudah raja
Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata:
"Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang
ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya?
Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap
aku."
Alkitab tidak
memberikan kepada kita rincian nyata bagaimana gadis muda ini berperilaku di
dalam rumah, tetapi jelas bahwa ada sesuatu mengenai dia yang menarik perhatian
keluarga. Pikirkan itu: Berdasarkan perkataan seorang bocah perempuan tawanan
dalam rumahnya, seorang pemimpin pasukan tentara yang berkuasa dan kaya pergi
menghadap rajanya, menyampaikan kepada raja apa yang dikatakan bocah itu,
kemudian mendapatkan izin raja untuk pergi. Lebih dari itu, ia juga mengangkut
pemberian-pemberian untuk sang nabi. Jelas, ada lebih banyak hal yang sedang
berlangsung dibanding apa yang secara jelas diceritakan dalam ayat-ayat ini.
Bagaimanapun itu, sarana Allah untuk menanamkan pengetahuan tentang Dia ke
dalam lingkungan penguasa Siria adalah seorang gadis budak Ibrani yang tidak
bernama, yang secara kejam dirampas dari rumahnya oleh sekelompok penyerbu
bangsa Siria. Gantinya mengenang kekejaman dan kehampaan makna tindakan itu,
dan kehidupan perhambaannya, ia membagikan imannya yang teguh pada kuasa Allah
yang pengubah hidup, yang bekerja melalui Elisa di Samaria (ayat 3). Maka,
seperti Daniel dan kawan-kawan di Babel, ia telah sanggup mengubah
kesengsaraannya sendiri menjadi suatu cara untuk memuliakan Allah, sehingga,
Allah mengubah ketertawanannya menjadi suatu kesempatan untuk membagikan
imannya. Menurut Ellen G. White, “Tingkah laku gadis tawanan ini, cara yang
diterapkannya sendiri di rumah orang kafir itu, adalah suatu kesaksian yang
kuat terhadap kuasa pendidikan dalam rumah tangga sewaktu masih kecil.” —Alfa
dan Omega, jld. 3, hlm. 20l, 202.
Apakah yang kisah
ini katakan pada kita tentang bagaimana iman, gaya hidup, dan tindakan-tindakan
kita dapat menarik orang lain kepada kita dan kepada kebenaran yang telah
dipercayakan pada kita?
Apakah yang juga
mengesankan dalam kisah ini adalah reaksi raja Israel ketika menerima surat.
Allahkah aku ini? Dapatkah aku menyembuhkan kusta? Kata-katanya menunjukkan
betapa ditakuti penyakit itu, dan mengapa hanya mukjizat saja yang dapat
membawa kesembuhan. Apa pun alasannya, isi surat itu menyiratkan harapan bahwa
sang raja dapat memberi kesembuhan. Ia tahu bahwa ia tidak dapat melakukan itu,
maka ia berpikir bahwa ini suatu jebakan untuk menciptakan masalah.
ELISA, SANG NABI – Selasa 14
Juli 2015
Pelayanan nabi
Elisa di abad ke 9 S.M., sampai kepada kita dalam satu sari 18 episode,
mencakup lebih dari 50 tahun. Pelayanannya dilaksanakan sebagian besar sebagai
kepala sekolah nabi dan dikenal masyarakat. Pelayanannya mencakup membuat
mukjizat di tingkat perorangan maupun tingkat nasional. Elisa adalah seorang
nabi yang nasihat dan bantuannya dicari oleh raja-raja maupun oleh orang biasa.
Bacalah 2
Raja-raja 2:1-15. Apakah yang dikatakan kepada kita tentang panggilan dan
pelayanan Elisa?
2 Raja-raja 2:1-15
2:1. Menjelang saatnya TUHAN
hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai, Elia dan Elisa sedang
berjalan dari Gilgal.
2:2 Berkatalah Elia kepada
Elisa: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Betel."
Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri,
sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu pergilah mereka ke
Betel.
2:3 Pada waktu itu keluarlah
rombongan nabi yang ada di Betel mendapatkan Elisa, lalu berkatalah mereka
kepadanya: "Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan diambil
dari padamu oleh TUHAN terangkat ke sorga?" Jawabnya: "Aku juga tahu,
diamlah!"
2:4 Berkatalah Elia
kepadanya: "Hai Elisa, baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku
ke Yerikho." Tetapi jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu
sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu sampailah
mereka di Yerikho.
2:5 Pada waktu itu
mendekatlah rombongan nabi yang ada di Yerikho kepada Elisa serta berkata
kepadanya: "Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan diambil
dari padamu oleh TUHAN terangkat ke sorga?" Jawabnya: "Aku juga tahu,
diamlah!"
2:6 Berkatalah Elia
kepadanya: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke sungai
Yordan." Jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri,
sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu berjalanlah
keduanya.
2:7 Lima puluh orang dari
rombongan nabi itu ikut berjalan, tetapi mereka berdiri memandang dari jauh,
ketika keduanya berdiri di tepi sungai Yordan.
2:8 Lalu Elia mengambil
jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu
ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan
berjalan di tanah yang kering.
2:9. Dan sesudah mereka
sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang
hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu." Jawab
Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu."
2:10 Berkatalah Elia:
"Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku
terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika
tidak, tidak akan terjadi."
2:11 Sedang mereka berjalan
terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi
memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
2:12 Ketika Elisa melihat
itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan
orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu
direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan.
2:13. Sesudah itu
dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan
berdiri di tepi sungai Yordan.
2:14 Ia mengambil jubah Elia
yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: "Di
manakah TUHAN, Allah Elia?" Ia memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah
sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa.
2:15 Ketika rombongan nabi
yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh, mereka berkata: "Roh Elia
telah hinggap pada Elisa." Mereka datang menemui dia, lalu sujudlah mereka
kepadanya sampai ke tanah.
Tidak diragukan
bahwa Elisa dipanggil Allah; ia memiliki beberapa pengalaman luar biasa yang
telah meneguhkan panggilan itu dalam benaknya. Lebih panting lagi, permhonannya
untuk Roh “porsi ganda,” menunjukkan kepedulian bahwa untuk melakukan apa yang
olehnya dia dipanggil, ia memerlukan kuasa Ilahi, karena dari dalam dirinya
sendiri ia tidak berdaya. Jadi, sejak waktu itu pun, orang saleh ini mengerti
apa yang Yesus ucapkan berabad-abad kemudian:
“Akulah pokok
anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia Berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”
(Yoh. 15:5). Itulah suatu pelajaran yang harus kita akui, tidak peduli apa pun
posisi kita dalam pekerjaan Tuhan.
Sudah jelas,
seperti yang dapat kita mengerti dari kisah panggilan Elisa, kuasa ini,
sesungguhnya, telah diberikan padanya. Itulah sebabnya, Elisa menunjukkan bahwa
ia mempunyai suatu pengertian yang sehat dan tulus tentang peran dan
panggilannya sendiri ketika ia memaklumkan kepada raja: agar Naaman “tahu bahwa
ada seorang nabi di Israel” (2 Raga-raja 5:8).
Juga yang menarik
perhatian adalah pemandangan ketika komandan militer dan rombongan muncul
dengan segala kemuliaan mereka di depan pintu rumah Elisa, yang mungkin sangat
sederhana dan kecil dibandingkan dengan kemewahan yang dinikmati Naaman. Elisa
tidak terintimidasi sedikit pun oleh Naaman serta pasukannya. Nyatanya, Elisa
tidak merasa tergesa-gesa untuk keluar menemui tamunya yang berkuasa itu; hanya
mengirim utusan yang memberi perintah kepada komandan militer itu! Satu-satunya
imbalan bagi perjalanan panjangnya dari Damaskus adalah perintah terus terang
untuk mandi di sungai Yordan. Tetapi perintah itu disertai janji: “Sehingga
engkau menjadi tahir (ayar 10).
Tidak diragukan,
kesombongan orang penting ini terluka. Mungkin, bisa saja, itulah justru tujuan
Elisa.
PENYEMBUHAN NAAMAN – Rabu 15
Juli 2015
Bacalah 2
Raja-raja 5:11-14. Apakah yang kisah ini ajarkan kepada kita tentang Naaman dan
beberapa pelajaran yang harus ia pelajari? Apakah yang dapat kita ambil dari
kisah ini bagi diri kita juga?
2 Raja-raja 5:11-14
5:11 Tetapi pergilah Naaman
dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang
ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan
tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit
kustaku!
5:12 Bukankah Abana dan
Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel?
Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah
ia dan pergi dengan panas hati.
5:13 Tetapi
pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak,
seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan
melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau
akan menjadi tahir."
5:14 Maka turunlah ia
membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan
abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan
ia menjadi tahir.
Seandainya Nabi
Elisa menjumpai sendiri tamu pentingnya, Naaman dan menggunakan isyarat
penyembuhan disertai rumus-rumus mantera dan upacara sakral lainnya yang biasa
dalam agama kafir, mungkin Naaman tidak akan ragu. Tetapi dua aspek dalam
penyambutannya yang menghina dia, Bukan saja nabi itu tidak mau keluar
menjumpai Naaman dan menyalaminya secara pribadi, tetapi juga memerintahkan dia
ke sungai Yordan sebagai tempat mendapatkan kesembuhan bagi kustanya.
Dari sudut pandang
protokoler, Naaman benar. Elisa seharusnya meninggalkan rumahnya menjemput dia.
Dan bahwa sungai-sungai di Damaskus itu lebih baik - tidak diragukan - karena
airnya lebih jernih daripada sungai Yordan yang berlumpur. Namun, melalui
Elisa, Allah mengarahkan Naaman ke Yordan, satu sungai di Israel. Seluruh
proses penyembuhan telah dirancang untuk menunjukkan yang pertama, bahwa ada
seorang nabi Allah yang benar di Israel, dan kedua, bahwa Allah memberi upah
penurutan percaya.
Rombongan Naaman
meyakinkan dia supaya tunduk pada "komandan" Ilahinya yang baru, dan
sekurang-kurangnya mencoba. Argumentasi mereka, bahwa jika penyembuhan yang
dianjurkan itu rumit, ia juga akan melakukannya, berhasil membujuk dia. Berat
bagi Naaman untuk menelan kesombongannya ketika harus mendengar bujukan seorang
gadis hamba, seorang nabi asing yang menunjukkan kurang hormat, dan, akhirnya
mendengar pada hamba-hambanya sendiri. Dia sangat ingin untuk disembuhkan.
"Maka
turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan
perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang
anak dan ia menjadi tahir” (2 Raja-raja 5:14).
Syarat awal bagi
kesembuhan Naaman adalah percaya dan menurut. Segera setelah menaklukkan
kesombongannya dan menuruti kehendak Allah yang dinyatakan dengan mencelupkan
diri tujuh kali di sungai Yordan yang berlumpur, ia disembuhkan.
Bacalah Roma
6:4-11. Bagaimanakah kisah Naaman ini memantulkan beberapa prinsip, yang
diajarkan dalam ayat-ayat ini? Dalam cara apakah Anda telah mengalami realitas
suatu "kehidupan baru" di dalam Kristus?
Roma 6:4-11
6:4 Dengan demikian kita
telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya,
sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan
Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
6:5 Sebab jika kita telah
menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi
satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
6:6 Karena kita tahu, bahwa
manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang
kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
6:7 Sebab siapa yang telah
mati, ia telah bebas dari dosa.
6:8 Jadi jika kita telah
mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
6:9 Karena kita tahu, bahwa
Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak
berkuasa lagi atas Dia.
6:10 Sebab kematian-Nya
adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan
kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
6:11 Demikianlah hendaknya
kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi
Allah dalam Kristus Yesus.
SEORANG UMAT YANG BARU – Kamis 16
Juli 2015
“Sekarang aku
tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu
terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini” (2 Raja 5:15). Dalam cara
apakah kata-kata ini membantu menyatakan pengalaman keselamatan? Lihat Why.
14:12; 1 Yoh. 5:2, 3; Rm. 6:1.
Why. 14:12
14:12 Yang penting di sini
ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada
Yesus.
1 Yoh. 5:2, 3
5:2 Inilah tandanya, bahwa
kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta
melakukan perintah-perintah-Nya.
5:3 Sebab inilah kasih
kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya.
Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,
Rm. 6:1
6:1. Jika demikian, apakah
yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin
bertambah kasih karunia itu?
Lebih mudah bagi
Naaman kembali langsung dari Yordan ke Damaskus setelah penyembuhannya. Namun,
sebagai tanda ucapan terima kasih, ia bersama rombongan kembali ke rumah nabi.
Kali ini mereka bertemu Elisa secara pribadi. Pengakuan bahwa Allah Israel
berdaulat di dalam dunia adalah tema inti Alkitab. Kata-kata yang datang dari
seorang kafir ini merupakan poin-poin penting dalam pewahyuan Perjanjian Lama.
Pertobatan Naaman menjelaskan bahwa pengalaman barunya haruslah dikaitkan dengan
Allah Israel. Sang nabi adalah seorang Israel, sungainya adalah yang paling
penting di Israel, dan angka tujuh adalah suatu kaitan yang jelas dengan Allah
penciptaan.
Apa yang kita
lihat pada Naaman adalah suatu contoh tentang bagaimana iman yang benar bekerja:
Naaman menerima sesuatu yang dia tidak pernah akan memperolehnya sendiri. Fakta
bahwa Elisa menolak pemberiannya (2 Raja 5:16), adalah satu cara untuk
menunjukkan bagaimana keselamatan itu tidak dapat diupayakan atau dibeli,
melainkan sepenuhnya karunia Allah. Pada Waktu yang sama, kerelaan Naaman untuk
memberi sesuatu kepada Elisa untuk apa yang telah Elisa lakukan padanya,
menunjukkan suatu sambutan iman, suatu sambutan yang datang dari perasaan
syukur untuk apa yang telah diberikan padanya. Elisa menolak pemberian itu. Di
sini ia meneladani Abraham ketika ia membantu para raja kafir, tetapi menolak
gratifikasi dengan berkata supaya tak seorang pun dapat mengucapkan “Aku telah
membuat Abram kaya” (Kej. 14:23). Elisa tahu bahwa menerima suatu pemberian
akan merusak pelajaran yang Naaman harus pelajari. Penyembuhan adalah pekerjaan
Allah, dan suatu tindakan kasih karunia belaka.
“Hendaklah poin
ini sepenuhnya menempati setiap pikiran. Jika kita menerima Kristus sebagai
Penebus, kita harus terima dia sebagai Penguasa. Kita tidak dapat memperoleh
kepastian dan berharap sepenuhnya dalam Kristus sebagai Juruselamat kita sampai
kita mengakui Dia sebagai raja kita dan menaati perintah-perintah-Nya.
Demikianlah kita membuktikan kesetiaan kita pada Allah. Waktu itulah kita
memiliki noda asli di dalam iman kita, karena itulah iman yang bekerja. Ia
bekerja oleh kasih.” —Ellen G. White, Faith and Works, hlm. 16.
Jika seseorang
memandang pada kehidupan Anda, apakah yang akan mereka lihat di dalamnya yang
menunjukkan kasih Anda kepada Allah karena apa yang telah Ia lakukan bagi Anda
dalam Kristus?
PENDALAMAN – Jumat 17 Juli 2015
“Berabad-abad
lamanya setelah Naaman kembali ke rumahnya di Aram, dengan tubuh yang
disembuhkan dan roh yang bertobat, imannya yang luar biasa telah dikutip,
dihargai oleh Juruselamat sebagai suatu tujuan pelajaran bagi semua orang yang
menyatakan berbakti kepada Allah. Juruselamat menyatakan: ‘Dan pada zaman nabi
Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang
ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.’ Lukas 4:27. Allah tidak
menghiraukan banyak penderita kusta di Israel oleh sebab ketidakpercayaan
mereka menutup pintu kebaikan bagi mereka. Seorang bangsawan kafir yang telah
berlaku benar terhadap keyakinannya akan kebenaran, dan yang merasa membutuhkan
pertolongan, dalam pemandangan Allah lebih layak menerima berkat-Nya dari pada
orang-orang sakit di Israel, yang meremehkan dan tidak menghiraukan
kesempatan-kesempatan yang diberikan Allah kepada mereka. Allah bekerja bagi
orang-orang yang menghargai kemurahan-Nya dan menerima terang dari surga yang
diberikan kepada mereka;”—-Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 206,
207.
Pertanyaan-pertanyaan
untuk Didiskusikan:
1. Bertahun-tahun
lamanya sejumlah diskusi telah terjadi tentang apa yang terjadi dengan Naaman
sesudah penyembuhan. Dalam 2 Raja-raja 5:17-19, Naaman membuat suatu pengakuan
yang kuat tentang iman, katanya, “Sebab hambamu ini tidak lagi akan
mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain kecuali
kepada TUHAN”(ayat 17). Namun, segera sesudah itu ia berkata, “Apabila tuanku
masuk ke kuil Rimon untuk sujud menyembah di sana, dan aku menjadi pengapitnya,
sehingga aku harus ikut sujud menyembah dalam kuil Rimon itu, kiranya TUHAN mengampuni
hambamu ini dalam hal itu” (ayat 18). Apakah yang tersirat dalam jawaban Elisa?
Sampai berapa jauhkan misionaris Kristen berlaku sabar dan berpengertian kepada
orang-orang yang baru bertobat, khususnya ketika mereka datang dari latar
belakang agama dan budaya berbeda?
2. Berapa cepatkah
pengubahan kultur harus terjadi pada orang yang baru bertobat? “Janda dari
Sarfat dan Naaman dari Siria telah hidup menurut terang yang ada pada mereka;
sebab itu mereka dihitung lebih benar daripada umat pilihan Allah yang telah
undur dari Dia dan telah mengorbankan prinsip demi kesenangan dan kemuliaan
dunia.” -Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 350.
3. Kesembuhan dan
keselamatan diterima Naaman oleh suatu iman yang dinyatakan dalam perbuatan.
Diskusikan lagi masalah hubungan antara iman dan perbuatan. Mengapakah sangat
penting untuk memahami peran penting namun berbeda dari kedua pengalaman
keselamatan ini?
Terima kasih kerana menyediakan pelajaran sekolah sabat ini.Sangat membantu dalam pembelajaran. Minta kalau dapat boleh sekiranya diupload lebih awal.
ReplyDelete