SSD 9 untuk Android, BlackBerry, Ipad Apple dan Samsung download di sini
SSD 9 Powerpoint prepared by Pastor Togu F. Tampubolon dapat di download di sini
Berbagai Upacara dan Ritual
Minggu 25 November
Senin 26 November
Selasa 27 November
Rabu 28 November
Kamis 29 November
Jumat 30 November
SSD 9 Powerpoint prepared by Pastor Togu F. Tampubolon dapat di download di sini
Berbagai Upacara dan Ritual
SABAT PETANG
Baca untuk Pelajaran Pekan Ini: Mat. 28:19, 20; Rm. 6:3-8; Mat. 26:26-
28; Yoh. 13:1-17; 1 Kor. 11:24-26.
AYAT HAFALAN: "Jawab Petrus kepada
mereka: 'Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis
dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima
karunia Roh Kudus'" (Kisah 2:38).
Pokok
Pikiran: Allah telah melembagakan ketetapan-ketetapan yang bilamana benar-benar
dipahami, akan membantu untuk meneguhkan iman kita.
Banyak masyarakat memiliki
ritual-ritual inisiasi2, kadang-kadang disebut "upacara
peralihan." Dalam beberapa budaya, upacara peralihan dirancang untuk
membantu orang-orang dalam masa peralihan dari satu tahap kehidupan kepada
tahap lainnya. Misalnya, upacara kedewasaan dilakukan sekitar masa akil balig.
Upacara-upacara ini bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, namun, semua
memiliki tujuan untuk memastikan bahwa anggota yang lebih muda dibentuk untuk
menjadi individu-individu yang berorientasi kepada masyarakat yang produktif
dan bertanggung jawab. Dalam proses ini, anak-anak laki-laki atau perempuan
diajarkan cara-cara orang dewasa, kepada mereka ditunjukkan apa yang diharapkan
dari mereka sebagai anggota masyarakat yang telah dewasa.
Dalam komunitas Kristen ada juga upacara-upacara
tertentu, tindakan yang membentuk komitmen pribadi terhadap iman yang mereka
anut. Tindakan-tindakan suci ini tidak hanya menunjukkan partisipasi dan
pergaulan orang tersebut dalam masyarakat, tetapi, idealnya, membantu untuk
mempersiapkan orang itu untuk menjadi anggota yang setia dan produktif. Hal itu
juga merupakan sarana untuk membantu anggota-anggota untuk memahami apa yang
dituntut dari komitmen mereka pada Kristus. Pekan ini kita akan mempelajari
tiga upacara yang mengekspresikan iman kita: baptisan, pembasuhan kaki, dan
perjamuan kudus.
* Pelajari pelajaran pekan ini sebagai
persiapan untuk Sabat, 1 Desember.
2. inisiasi: Upacara atau ujian yang
harus dijalani orang yang akan menjadi anggota suatu perku,mpulan, suku,
kelompok umur, dsb.
Minggu 25 November
MENAMAI
UPACARA-UPACARA SUCI
Pada tahap-tahap awal gereja Kristen, orang-orang percaya
di Barat, di mana bahasa Yunani adalah bahasa yang umum, menggunakan kata
mysterion, "misteri," untuk menggambarkan upacara-upacara suci
umat Kristen. Di gereja bagian timur, di mana bahasa Latin mendominasi, istilah
yang digunakan adalah sakramen (Latin, "sacramentum"). Sebuah
sacramentum adalah sumpah yang diucapkan oleh seorang tentara Romawi,
menyatakan ketaatannya pada perintah komandan. Mereka yang mengucapkan
kata-kata ini merasa bahwa hal itu menggambarkan secara akurat sifat
upacara-upacara suci tersebut. Dengan berlalunya waktu, muncullah ide untuk
menyatakan suatu upacara dengan suatu kekuatan dari dalam yang tidak kelihatan.
Gereja Abad Pertengahan mengidentifikasi tujuh upacara seperti itu, yang
disebut sakramen-sakramen yang nampaknya dianggap sebagai sarana untuk
menanamkan kasih karunia ke dalam jiwa seseorang.
Pada zaman reformasi, sakramen-sakramen ini berada di
bawah penelitian yang cermat dan kritik. Dalam benak banyak orang, istilah
sakramen sudah sangat tercemar. Diperlukan sebuah istilah yang berbeda,
dan itu adalah penahbisan. Kata ini berasal dari kata kerja "menahbiskan,"
yang membuat upacara penahbisan menjadi satu upacara yang khusus karena Kristus
sendiri yang menetapkan atau menahbiskannya. Memilih istilah penahbisan
daripada kata sakramen adalah mengatakan bahwa seseorang berpartisipasi
dalam upacara itu karena upacara itu ditetapkan oleh kuasa Ilahi bagi kita
untuk menunjukkan pe- nurutan dan kesetiaan kita pada Yesus sebagai Tuhan.
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memandang baptisan, pembasuhan kaki, dan
perjamuan kudus sebagai upacara-upacara khusus yang mengungkapkan kesetiaan
kita kepada Kristus. Semuanya merupakan cara-cara simbolis untuk
mengekspresikan iman kita.
Baca Matius 28:19, 20; Yohanes 13:14;
dan 1 Korintus 11:23-26. Sejauh manakah ayat-ayat ini mendukung ide bahwa
upacara-upacara khusus harus dilihat sebagai "penahbisan?"
Matius 28:19, 20;
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Yohanes 13:14;
13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang
adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
1 Korintus 11:23-26
11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu,
telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia
diserahkan, mengambil roti
11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur
atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang
diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah
makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan
oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan
akan Aku!"
11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan
minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Meskipun upacara-upacara khusus itu
sangat penting, kita harus selalu mengingat bahwa itu bukanlah saluran rahmat
atau upacara yang olehnya kita mendapatkan keselamatan atau pahala di hadapan
Allah. Dosa, dan apa yang telah dilakukannya pada kita, menjadi masalah yang
sangat serius untuk diatasi oleh upacara-upacara ritual, meskipun
upacara-upacara dilembagakan oleh Kristus sendiri, upacara itu tidak dapat
menebus kita. Hanya kematian Yesus di kayu salib yang dapat menyelamatkan
makhluk yang sudah jatuh sangat dalam seperti kita. Seperti pemahaman kita akan
upacara-upacara tersebut, itu adalah simbol pengakuan kita tentang apa yang
telah dilakukan Kristus bagi kita dan persatuan kita dengan-Nya (dan apa yang
dibutuhkan oleh persatuan ini), dan semuanya mencapai tujuannya dengan baik.
Upacara-upacara itu adalah sarana untuk mencapai suatu tujuan, itu bukan
menjadi tujuan akhirnya.
Senin 26 November
UPACARA BAPTISAN
Perjanjian Baru menggunakan beberapa gambaran untuk
menjelaskan apa artinya baptisan. Pertama, baptisan melambangkan suatu
penyatuan rohani dengan Kristus (Rm. 6:3-8), melibatkan keikutsertaan
dalam penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya, juga penolakan terhadap gaya
hidup yang sebelumnya. Dengan cara ini, baptisan dihubungkan dengan pertobatan
dan pengampunan dosa (Kis. 2:38); kelahiran baru dan penerimaan Roh
Kudus (1 Kor. 12:13), serta, jalan masuk ke dalam gereja (Kis. 2: 41,
47).
Baptisan melambangkan hubungan perjanjian dan hubungan
rohani dengan Allah melalui Kristus (Kol. 2:11, 12). Baptisan
melambangkan apa yang dilambangkan oleh sunat dalam Perjanjian Lama. Dan,
juga, baptisan melambangkan pemindahan kesetiaan, yang menempatkan seseorang
dalam sebuah komunitas yang diasingkan untuk melayani Kristus. Penerimaan Roh
Kudus dalam baptisan memungkinkan orang percaya untuk melayani gereja dan
bekerja untuk keselamatan orang-orang yang belum percaya (Kis. 1:5, 8).
Beberapa tahun yang lalu Komite Bersama Gereja Inggris
yang membahas tentang Baptisan, Peneguhan, dan Perjamuan Kudus membuat sebuah
pengakuan yang mengesankan. Pernyataan itu mengatakan bahwa "penerima baptisan
biasanya adalah orang-orang dewasa dan bukan bayi, dan harus diakui bahwa tidak
ada bukti dalam Perjanjian Baru yang mendukung adanya baptisan bayi."—
Baptism and Confirmation Today (London: SCM, 1955), hlm. 34, dikutip oleh
Millard J. Erickson, Christian Theology (Michigan: Baker Book House,
1988), hlm. 1102. Makna baptisan itu menghalangi bayi sebagai calon baptisan
yang sah, karena baptisan menurut Alkitab menuntut iman dan pertobatan dari
calon baptisan. Juga, gagasan tentang peran Firman Allah dalam pengembangan
iman (Rm. 10:17) menunjukkan bahwa pertobatan harus dibarengi dengan
petunjuk-petunjuk rohani dan Alkitabiah. Unsur-unsur ini diperlukan agar para
calon baptisan menghasilkan "buah-buah yang sesuai dengan pertobatan"
(Luk. 3:8) sebagai bukti hubungan mereka dengan Kristus.
Sifat baptisan itu membantu kita untuk memahami perbedaan
antara penahbisan dan sakramen. Baptisan, menurut mereka yang melihatnya
sebagai sakramen, adalah sarana yang membawa perubahan dalam diri seseorang
dari kematian rohani kepada kehidupan. Dalam pemahaman ini, usia orang tidak
penting, karena semuanya merupakan peristiwa supra alami. Di sisi lain,
baptisan sebagai suatu penahbisan merupakan indikasi atau simbol dari suatu
perubahan internal (peristiwa supra alami) yang telah terjadi dalam kehidupan
orang percaya lewat pengalamannya bersama Yesus. Dalam pandangan ini, calon
baptisan harus sudah memiliki pengalaman iman di dalam Kristus, karena itu
pertanyaan, siapa yang dibaptis, dan kapan dibaptis, menjadi sangat penting.
Jika Anda telah dibaptis, ingatlah
kembali pengalaman tersebut. Kapankah Anda memahami arti baptisan, mengapa
(dalam arti) kita perlu "dibaptis" setiap hari? Bagaimanakah hal ini
dapat dicapai?
Selasa 27 November
UPACARA KERENDAHAN HATI
Sulit untuk membayangkan penderitaan yang dirasakan dalam
hati Yesus saat Dia hendak—menghadapi peristiwa penyaliban, penghinaan terbesar
yang mungkin terjadi—melihat kecemburuan dan pertengkaran di antara
murid-murid-Nya sendiri tentang siapa yang akan menjadi yang terbesar dalam
kerajaan-Nya.
Baca Lukas 22:24-27 (lihat juga Mat. 18:1, 20:21). Kebenaran penting apakah yang belum
dipelajari oleh murid-murid pada saat itu?
Lukas 22:24-27
22:24 Terjadilah juga pertengkaran di antara
murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
22:25 Yesus berkata kepada mereka:
"Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang
menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
22:26 Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan
yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan
pemimpin sebagai pelayan.
22:27 Sebab siapakah yang lebih besar: yang
duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada
di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Mat. 18:1, 20:21
18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu
kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan
Sorga?"
20:21 Kata Yesus: "Apa yang
kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini
boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan
yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
Dunia kita telah dipelintir dan
diselewengkan oleh dosa sehingga kita melihat segalanya terbalik, betapa
"rasional" dan "masuk akal" pun itu kelihatannya. Siapakah
yang benar-benar sifat alaminya lebih suka melayani daripada dilayani? Bukankah
seluruh tujuan hidup adalah untuk lebih unggul, menjadi kaya, dan menjadi
seseorang yang dilayani oleh banyak orang daripada menjadi orang-orang yang
melayani? Tak heran, bahwa pada Perjamuan Terakhir, Yesus membasuh kaki
murid-murid-Nya. Tidak ada kata-kata yang boleh Dia katakan, yang mampu
menyampaikan kebenaran tentang kebesaran yang sesungguhnya dalam pemandangan
Allah, lebih kuat daripada tindakan-Nya membasuh kaki orang-orang yang
seharusnya mencium kaki-Nya.
Apakah yang Yohanes 13:1-17 ajarkan
pada kita tentang pembasuhan kaki sebagai bagian dari upacara perjamuan kudus?
Yohanes 13:1-17
13:1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah
mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini
kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah
sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.
13:2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis
telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk
mengkhianati Dia.
13:3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah
menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan
kembali kepada Allah.
13:4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan
jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada
pinggang-Nya,
13:5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah
basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang
terikat pada pinggang-Nya itu.
13:6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata
Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"
13:7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang
Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya
kelak."
13:8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak
akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau
Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
13:9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan,
jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!"
13:10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa
telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena
ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
13:11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan
Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."
13:12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia
mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada
mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan
katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang
adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan
kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat
kepadamu.
13:16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang
hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada
dia yang mengutusnya.
13:17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka
berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.
Ada banyak kebenaran yang menakjubkan
yang didapat melalui ayat-ayat ini. Dalam ayat 3 dikatakan bahwa Yesus tahu
kalau Bapa telah memberikan "segala sesuatu ke dalam tangan-Nya."
Apakah yang terjadi selanjutnya? Ya, Yesus, benar-benar mengetahui bahwa "Dia
telah datang dari Allah dan kembali kepada Allah," (NKJV), bangkit
dari meja makan dan mulai "membasuh kaki murid-murid-Nya," (ay.
5). Meskipun tanpa mengetahui sepenuhnya siapa Yesus sebenarnya, mereka
seharusnya heran. Bagaimana mungkin mereka telah gagal untuk melihat pelajaran
penting di sana?
Pikirkan juga, apa artinya upacara pembasuhan kaki
diadakan sebelum Perjamuan Kudus. Sebelum menuntut bagi diri kita semua
yang telah dilakukan Kristus bagi kita, betapa pentingnya untuk datang ke
Perjamuan Kudus dengan kerendahan hati dan menyadari keadaan kita yang
membutuhkan kasih karunia Ilahi.
Kaki siapakah yang bilamana Anda basuh,
dapat memberikan manfaat rohani yang besar dalam kehidupan Anda?
Rabu 28 November
PERJAMUAN TUHAN
Baca Matius 26:26-28. Apakah makna yang kelihatan di dalam petunjuk yang
Yesus berikan di sini? Mengapa sangat penting untuk melihatnya dalam istilah
simbol?
Matius 26:26-28
26:26 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus
mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada
murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."
26:27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap
syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu
semua, dari cawan ini.
26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian,
yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
Perjamuan Tuhan menggantikan perayaan Paskah pada zaman
perjanjian lama. Paskah mendapatkan kegenapannya ketika Kristus, Anak Domba
Paskah, memberikan hidup-Nya. Sebelum kematian-Nya, Kristus sendiri yang menetapkan
penggantian perayaan besar dari gereja Perjanjian Baru di bawah perjanjian
yang baru. Sama seperti perayaan Paskah merupakan perayaan untuk mengingat
kelepasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, Perjamuan Tuhan memperingati
pembebasan dari Mesir rohani, perbudakan dosa.
Darah anak domba Paskah dikenakan pada palang dan tiang
pintu untuk melindungi penghuni rumah dari kematian; makanan yang diperoleh
dari dagingnya memberi mereka kekuatan untuk melarikan diri dari Mesir
(Kel. 12: 3-8). Jadi, pengorbanan Kristus membawa pembebasan dari kematian;
orang-orang percaya diselamatkan dengan mengambil bagian dari tubuh dan
darah-Nya (Yoh. 6:54). Perjamuan Tuhan menyatakan bahwa kematian Kristus
di kayu salib menyediakan keselamatan untuk kita, menyediakan pengampunan bagi
kita, dan menjanjikan pada kita kemenangan atas dosa.
Baca 1 Korintus 11:24-26. Doktrin kebenaran penting
apakah yang dinyatakan dalam ayat-ayat ini tentang salib?
1 Korintus 11:24-26
11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur
atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang
diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah
makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan
oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan
akan Aku!"
11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan
minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Di sini kita melihat dengan jelas,
aspek penggantian pada kematian Kristus. Tubuh-Nya hancur dan darah-Nya
dicurahkan untuk kita; di atas kayu salib Dia menanggung apa yang seharusnya
ditanggungkan pada kita. Setiap kali kita mengambil bagian dari Perjamuan
Tuhan, kita harus selalu ingat apa yang telah dikerjakan oleh Kristus untuk
kepentingan kita.
Ketika Anda menambahkan pembasuhan kaki ke dalam upacara
Perjamuan Tuhan, yang membantu untuk mempersiapkan hati kita sebelum kita
mengambil bagian dalam Perjamuan Tuhan, kita juga harus mengerti sifat perayaan
upacara ini. Dengan sangat jelas salib dilambangkan lewat mengambil bagian
dalam roti dan anggur, kita diingatkan bahwa apa pun hal-hal duniawi yang
memisahkan kita, kita semua adalah orang berdosa yang selalu membutuhkan kasih
karunia. Upacara Perjamuan Tuhan harus membantu kita semua untuk menyadari kewajiban
kita, bukan hanya kepada Tuhan tetapi juga terhadap satu sama lain.
Kamis 29 November
ANTISIPASI
KEDATANGAN KEDUA KALI
"Sebab setiap kali kamu makan roti
ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia
datang" (1 Kor. 11:26). Pengharapan apakah yang diberikan di sini?
Dalam ayat ini kita melihat betapa eratnya hubungan
antara kedatangan Yesus yang kedua kali dengan Perjamuan Kudus. Itu sangat
masuk akal, karena Kedatangan Kedua Kali, merupakan puncak dari apa yang
terjadi di kayu salib. Orang dapat berpendapat bahwa alasan terbesar bagi
kedatangan Yesus yang pertama—termasuk tubuh-Nya yang remuk dan darah-Nya yang
dicurahkan bagi kita—adalah Kedatangan Kedua. Kedatangan Pertama membuka jalan
bagi Kedatangan Kedua.
Apakah gunanya kedatangan Yesus yang
pertama tanpa kedatangan yang kedua?
Perjamuan Kudus, dari satu sisi,
merupakan suatu masa di antara Golgota dan kedatangan-Nyayang kedua. Setiap
kali kita mengambil bagian dalam perjamuan kudus, kita merenungkan salib
Kristus dan apa yang telah dikerjakan untuk kita. Namun, apa yang telah
diraihnya untuk kita tidak dapat dipisahkan dari kedatangan-Nya yang kedua.
Bahkan, apa yang Yesus lakukan di kayu salib untuk kita tidak akan mencapai
puncak yang tertinggi hingga kedatangan-Nya yang kedua.
Baca Matius 26:29. Apakah yang Yesus katakan dalam ayat ini?
26:29 Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai
dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari
Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan
Bapa-Ku."
Lihatlah janji, jaminan, dan harapan yang Tuhan berikan
di sini. Kata- kata ini menyiratkan kedekatan, keintiman antara yang ditebus
dengan Penebus yang akan berlanjut sampai pada masa kekekalan. Yesus berjanji
bahwa Dia tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai Dia minum anggur
yang baru bersama kita dalam kerajaan kekal. Ketika kita mengingat siapa Dia,
Pencipta alam semesta (Kol. 1:16), janji ini bahkan jadi lebih
mencengangkan. Jadi, selain dari segala sesuatu yang dilambangkan oleh
perjamuan kudus, hal itu juga harus mengarahkan kita pada pengharapan besar
yang menanti kita pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali.
Merasa takut? Tertindas? Selamat datang
di dunia yang fana. Mengapa, di tengah-tengah situasi yang mungkin Anda
lewati, begitu penting memandang pada salib Kristus, apakah artinya bagi Anda
sekarang, dan apakah artinya bagi masa depan Anda?
Jumat 30 November
PENDALAMAN: Baca "The Ministerial Association of the General
Conference of Seventh Day Adventist Church," pasal 15-18, dalam
Seventh Day Adventist Church Believe.
"Baptisan adalah suatu peraturan yang paling sakral
dan penting, dan harus ada pemahaman yang menyeluruh akan maknanya. Ini
berarti penyesalan terhadap dosa, dan pintu masuk kepada kehidupan baru dalam
Kristus Yesus. Seharusnya tidak ada yang tergesa-gesa untuk menerima upacara
baptisan itu. Biarlah baik para orangtua maupun anak-anak memahami
maknanya."—Ellen G. White, Testimonies for the Church, Jld. 6,
hlm. 93.
"Paskah menunjuk ke belakang untuk mengingat
pembebasan bangsa Israel, dan juga secara simbolis, menunjuk ke depan kepada
Kristus, Anak Domba Allah, yang disembelih untuk menebus manusia yang telah
jatuh dalam dosa. Darah yang dipercikkan pada tiang pintu melambangkan darah
penebusan Kristus, dan juga ketergantungan manusia berdosa atas manfaat darah
Kristus untuk keselamatan dari kuasa Iblis, dan untuk penebusan
akhir."—Ellen G. White, The Spirit of Prophecy Jld 1, hlm. 201.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Kapankah terakhir kali Anda membasuh
kaki seseorang dalam pelayanan pembasuhan kaki? Mengapa praktik seperti ini
sangat penting?
2. Baca 1 Petrus 3:20,21. Apakah
gambaran yang Petrus gunakan untuk membantu menjelaskan makna baptisan?
3. Umat Kristen yang mula-mula dituduh
melakukan berbagai kesalahan yang mereka tidak lakukan, salah satunya adalah
kanibalisme. Salah satu alasan adalah ayat berikut: "Maka kata Yesus
kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan
daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam
dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang
kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah
benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia"' (Yoh. 6:53-56). Apakah yang Yesus ajarkan kepada kita dengan kata-kata itu? Mengapa begitu
penting bahwa kita memahami makna rohani dari ayat-ayat seperti ini?
4. Dalam UKSS, bahaslah dengan lebih rinci aspek
umum dari Perjamuan Kudus. Apakah cara-cara yang dapat membantu gereja Anda untuk
lebih memahami apa kewajiban kita terhadap satu sama lain dan terhadap
masyarakat luar secara keseluruhan?
Pelajaran berikut:
Pelajaran berikut:
SSD 10 tanpa ayat dalam bentuk ebook
Setiap kita memandang Salib Kristus maka kita akan ingat bahwa untuk itulah Jesus akan datang kembali,,,mengambil saudara dan saya sebagai hasil dari pengorbanannya di salib itu.
ReplyDeleteSaling melayani,sifat mementingka diri Harus di hapus dari cara hidup kita,sifat memandang muka, sombong, angkuh harus di hapus dari kehidupan kita,gantilah dgn Tabiat Kristus yg tdk mementingka Diri,suka berkorban untuk orang lain, tidak suka memandang muka,,semua manusia sama di hadapan Yesus.
ReplyDeletekebanyakan kita pada upacara pembasuhan kaki, me-milih2 orang yang kita sukai,orang bersih,orang sehat, orang kaya bahkan ada yg pendeta hanya mencuci kaki sesama pendeta,Dosen sesama dosen,,atau hanya mau berpasangan dgn sesama keluarga nya sendiri, pada orang2 miskin, kotor, kumal, di acuh kan, Yesus melawan hal2 ini inilah latihan dari Yesus untuk Kita...Pada upacara ini bisa kah kita mencuci kaki pembantu kita? atau murid kita yg miskin? atau sopir kita atau anggota gereja kita yg paling miskin, kumal??? Yesus melakukan semua ini,org kusta orang sakit yg kotor di jamah Yesus,,,inilah sebagian tabiat Yesus yg kita "harus" miliki kalau benar kita pengikut Yesus......Amin GBU silahkan mencoba,,