Pelajaran 10 Triwulan IV 2012

Hukum dan Injil
SABAT PETANG
Baca Untuk Pelajaran Pekan InI: Mzm. 19:7, 8; Kel. 23:1-9; 1 Yoh. 5:3; Rm. 3:19, 20; Kel. 20:11, 12; UI. 5:15.
AYAT HAFALAN: "Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seo­rang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran" (1 Yoh. 2:3, 4).
Pokok Pikiran: Seluruh hukum moral Allah menyatakan dosa kita, dan juga kebutuhan kita akan Juruselamat. Dengan demikian hukum dan Injil ti­dak dapat dipisahkan.

Hukum dan tabiat Allah merupakan pusat dari pertentangan besar, dan bilamana pertentangan ini berakhir nanti, hukum dan tabiat Allah akan dibuktikan benar di hadapan alam semesta yang menyaksikannya. Sampai pada saat itu, kontroversi terus bergejolak, dan sebagai manusia kita akhirnya berada pada satu sisi atau sisi yang lainnya, dan sisi yang kita pilih menentukan siapa tuan yang kita ikuti. Dalam kata-kata Bob Dy lan, Engkau harus melayani seseorang, / Ya, mungkin Iblis atau mungkin Tuhan/ Tapi engkau harus melayani seseorang. Mereka yang memilih untuk melayani Tuhan melakukannya karena kasih dan penghargaan atas apa yang telah dilakukan bagi mereka melalui Kris­tus. Setelah dikuburkan dengan Kristus dalam kematian-Nya melalui baptisan, mereka tahu bahwa tubuh dosa hancur sehingga mereka tidak perlu lagi untuk melayani mantan tuan mereka, yaitu dosa, tetapi sekarang telah diberikan ke­bebasan untuk taat kepada Allah dan hukum-Nya.
Dalam pelajaran pekan ini kita akan melihat sifat dari hukum itu, maksud­nya, dan hubungannya dengan kabar baik kasih karunia Allah yang menyela­matkan. Jika dipahami dengan benar, hukum Allah menolong untuk menyatakan apa yang ditawarkan oleh kasih karunia Allah kepada kita dalam Kristus.
* Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 8 Desember.      
Minggu 2 Desember
HUKUM ALLAH DAN PERATURAN-PERATURAN
Kata torak adalah kata Ibrani yang biasa digunakan dalam Perjanjian Lama dan sering diterjemahkan sebagai hukum. Perjanjian Baru menggunakan kata Yunani, nomos, (hukum) untuk menerjemahkan torah. Torah memiliki arti "pe­tunjuk" atau "bimbingan." Karena Alkitab adalah catatan hubungan Allah de­ngan manusia, maka hukum dalam Alkitab umumnya mengacu pada semua ins­truksi Tuhan kepada umat-Nya. Karena Allah sendiri yang baik dan benar, dan memimpin serta menginstruksikan umat-Nya dalam kebaikan dan kebenaran, dengan tepat kita dapat menganggap bahwa hukum-Nya mengungkapkan ke­baikan dan kebenaran-Nya. Atau, seperti yang kita suka katakan, hukum ada­lah refleksi dari karakter Tuhan.
Apakah yang ayat-ayat ini katakan pada kita tentang hukum dan, ten­tang Allah? Mzm. 19:7, 8; Rm. 7:12; Mzm. 119:151, 152, 172.

Mzm. 19:7, 8;

19:7. (19-8) Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.
19:8 (19-9) Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.

Rm. 7:12;
7:12 Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.


Mzm. 119:151, 152, 172.
119:151 Engkau dekat, ya TUHAN, dan segala perintah-Mu adalah benar.

119:152. Sejak dahulu aku tahu dari peringatan-peringatan-Mu, bahwa Engkau telah menetapkannya untuk selama-lamanya.

119:172. Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab segala perintah-Mu benar.


Melalui Alkitab Allah dengan jelas menyatakan diri-Nya kepada manusia. Semen­tara seseorang membaca ayat-ayat kitab suci, maka orang itu akan tiba pada satu bagian yang, pada dasarnya, merupakan petunjuk atau instruksi yang mencakup banyak aspek kehidupan manusia: moralitas, etika, kesehatan, seksualitas, makanan, pekerjaan, dan sebagainya. Beberapa instruksi ini sangat jelas bersifat umum; yang lain tampaknya terbatas untuk tempat dan waktu tertentu saja. Tetapi karena semuanya adalah petunjuk Tuhan (torah), perhatian besar diperlukan dalam pengembangan prinsip-prinsip yang dapat membantu kita untuk memahami apa yang umum dan apa yang terbatas. Umat Masehi Advent Hari Ketujuh dan banyak kelompok Kristen yang lain pada umumnya membuat perbedaan antara hukum upacara (peraturan yang mengajarkan rencana ke­selamatan oleh lambang-lambang dan praktik ritual), hukum sipil (instruksi mengenai kehidupan komunitas bangsa Israel kuno), dan hukum moral (instruksi tentang pola perilaku yang diberikan Allah untuk umat manusia).
Kitab Imamat berisi banyak hukum upacara, khususnya yang berkaitan de­ngan pelayanan tempat kudus dan sistem upacaranya. Sifat hukum sipil dan prinsip keadilan yang mendasarinya dapat dilihat, misalnya, dalam Keluaran 23:1-9. Lalu ada hukum moral, sepuluh perintah Allah, yang sebagian besar orang Kristen (dalam teori setidaknya) masih percaya bahwa hukum Allah ada­lah untuk seluruh umat manusia.
Bacalah Keluaran 23:1-9. Apakah prinsip moral umum yang dapat kita ambil dari apa yang diberikan secara khusus kepada bangsa Israel pada zaman dulu?
Keluaran 23:1-9
23:1. "Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar.
23:2 Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum.
23:3 Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya.
23:4 Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat, maka segeralah kaukembalikan binatang itu.
23:5 Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya.
23:6 Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam perkaranya.
23:7 Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara dusta. Orang yang tidak bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh, sebab Aku tidak akan membenarkan orang yang bersalah.
23:8 Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.
23:9 Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.


Senin 3 Desember
HUKUM MORAL SEKARANG INI
Kebanyakan orang Kristen mengklaim bahwa Sepuluh Hukum Tuhan me­rupakan aturan moral yang bersifat universal. Pandangan ini terlihat, misal­nya, dalam perdebatan hukum di Amerika Serikat, di mana orang-orang Kris­ten berusaha untuk menempelkan Sepuluh Hukum Tuhan di berbagai tempat umum, di tempat-tempat umum khususnya di sekolah-sekolah. Beberapa tahun yang lalu, Alabama terlibat dalam pertempuran hukum yang melibatkan seo­rang hakim negara yang menolak untuk memindahkan satu monumen Sepu­luh Hukum dari ruang sidang, meskipun hal itu diperintahkan oleh pengadilan yang lebih tinggi. Dalam benak banyak orang, Sepuluh Hukum Allah, sangat jauh kemungkinannya untuk tidak diberlakukan, itu tetap menjadi standar hu­kum Allah untuk moralitas.
Dan dengan alasan yang baik. Meskipun Dekalog (Sepuluh Perintah) ditu­liskan di Sinai, kitab Kejadian menunjukkan bahwa sebagian besar perintah- perintah Allah telah dikenal sebelumnya.
Apakah yang ayat-ayat ini nyatakan tentang keberadaan hukum sebe­lum bangsa Israel tiba di Gunung Sinai? Kej. 35:1-4; 2:3; 4:8-11; 39:7-9; 44:8; 12:18.

35:1. Allah berfirman kepada Yakub: "Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu."
35:2 Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.
35:3 Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh."
35:4 Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem.

2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

4:8. Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.

4:9. Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
4:10 Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
4:11 Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.

39:7. Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku."
39:8 Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,
39:9 bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"

44:8 Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau perak dari rumah tuanmu?

12:18 Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata: "Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu?


Berdasarkan logika saja, tidak masuk akal jika Sepuluh Perintah Allah merupa­kan hukum untuk bangsa Yahudi saja, sesuatu yang hanya ditujukan untuk orang- orang tertentu pada waktu dan tempat tertentu. Bukankah masuk akal jika perso­alan moral seperti mencuri, membunuh, berzina dan penyembahan berhala, adalah salah secara umum, tanpa memandang budaya? Juga, ketika Alkitab dengan sangat jelas menyatakan bahwa dosa dikenal melalui hukum (Rm. 7:7), gagasan yang menyatakan bahwa hukum telah dibatalkan atau diganti adalah, suatu posisi yang sangat bertolak belakang bagi setiap orang Kristen yang mempercayai Alkitab.

Bagaimanakah Yakobus 2:11 menolong kita untuk memahami keke­kalan hukum Allah?
Yakobus 2:11
2:11 Sebab Ia yang mengatakan: "Jangan berzinah", Ia mengatakan juga: "Jangan membunuh". Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga.

1 Yohanes 5:3 mengatakan bahwa penurutan kepada hukum Allah me­rupakan pernyataan kasih kita kepada-Nya. Apakah artinya? Mengapa­kah penurutan terhadap Sepuluh Hukum merupakan suatu pernyataan kasih kepada Allah?
1 Yohanes 5:3
5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,


Selasa 4 Desember
HUKUM DAN INJIL
Meskipun banyak yang memahami bahwa Sepuluh Perintah Allah tetap berlaku dalam kehidupan orang Kristen, namun perannya dalam rencana kese­lamatan bisa membingungkan. Jika kita tidak diselamatkan oleh memelihara hukum, lalu apakah tujuannya?
Bagaimanakahayat-ayatberikutinimembantukitauntukmemahami peran hukum dalam kehidupan orang-orang yang diselamatkan oleh kasih karunia?
Roma. 3:19, 20
3:19. Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.
3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Mzm. 119:5, 6
119:5 Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
119:6 Maka aku tidak akan mendapat malu, apabila aku mengamat-amati segala perintah-Mu.
Rm. 7:7
7:7. Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"

Hukum tidak pernah dirancang untuk menjadi sarana keselamatan. Mela­lui pekerjaan Roh Kudus, hukum dalam orang berdosa menciptakan kebutuhan untuk kasih karunia (Injil) Kristus. Dengan menunjukkan apa yang baik, dan apa yang benar, orang-orang yang jatuh di bawah standar (kita semua) akan menyadari kebutuhan kita akan keselamatan. Dalam hal ini hukum menuntun kita kepada kebutuhan akan Injil, kebutuhan rahmat. Rahmat ini datang kepada kita hanya melalui Yesus. Bahkan dalam Perjanjian Lama, fungsi hukum, ada­lah untuk menunjukkan pada kita kebutuhan akan keselamatan; itu tidak pernah menjadi suatu cara untuk menyediakan keselamatan bagi kita.
"Dengan menanyakan apakah hukum dapat membawa keselamatan maka kita telah menanyakan suatu pertanyaan yang salah sejauh menyangkut Alkitab— baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru! Peijanjian Lama dan Per­janjian Baru tidak pernah menegaskan, menyiratkan, atau bahkan mengisyarat­kan bahwa hal ini pernah terjadi....
"Ini merupakan kesalahan selanjutnya jika ada yang berpendapat bahwa penulis Ibrani (10:1-4) mengoreksi hukum, seolah-olah mengajarkan bahwa 'darah lembu dan domba [bisa] menghapuskan dosa.' . . . Korban-korban itu merupakan gambaran, contoh, dan model dari satu-satunya korban yang sem­purna yang telah datang ke dunia."—Walter C. Kaiser, Five Views on Law and Gospel(Mich.: Zondervan, 1993), hlm. 394, 395.
Lihatlah di sekitar Anda apa akibat pelanggaran hukum Allah terha­dap kemanusiaan. Bagaimanakah hidupmu sendiri terkena dampak dari pelanggaran hukum Tuhan? Apakah yang diberitahukan oleh jawaban Anda tentang betapa relevannya hukum Allah itu hingga saat ini?

rabu 5 Desember
SABAT DAN HUKUM
Sebagaimana yang telah kita lihat dalam pelajaran hari Senin, banyak orang Kristen masih meyakini sifat hukum Allah yang mengikat. Kembali, sepanjang seseorang menerima realitas dosa, sangat sukar melihat bagaimana seseorang dapat mempercayai hal yang lainnya.
Namun, seperti yang kita kenal dengan baik, seluruh kewajiban umat Kristen untuk menuruti hukum tiba-tiba menjadi sangat keruh ketika pertanyaan tentang ketaatan kepada hukum yang keempat muncul, khususnya dalam hal hari ketu­juh itu sendiri. Bahkan, ironisnya adalah bahwa hakim Alabama yang menda­pati dirinya dalam kesulitan karena menempatkan monumen Sepuluh Hukum di ruang sidang, menemukan dirinya sendiri sedang melanggar hukum itu karena, bagaimanapun ketatnya dia memelihara kekudusan hari Minggu, dia tidak me­melihara perintah Alkitab untuk beristirahat pada hari ketujuh. Jika kita meng­ambil Alkitab menurut apa yang dikatakannya, maka menurut Rasul Yakobus, —"Barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya" (Yak. 2:10)—demikianlah ha­kim telah bersalah dengan melanggar setiap ajaran hukum yang dia paksakan sampai pada saat dia hendak meninggalkan gedung pengadilan!
Keluaran 20:9, 10 menjelaskan perintah Sabat. Ayat ini dengan sangat cermat menunjukkan kapan Sabat terjadi (hari ketujuh), dan bagaimana hal itu harus dipelihara (penghentian pekerjaan rutin oleh semua orang yang tinggal dalam rumah) agar kesuciannya dapat dijaga. "Hari Sabat tidak digambarkan sebagai hari penyembuhan bagi mereka yang terlalu lemah untuk tetap bekerja hari demi hari tanpa istirahat. Sebaliknya, lebih digambarkan sebagai penghentian yang baik bagi semua orang, untuk tujuan berfokus kembali pada kesucian (segala sesuatu yang berasal dari akar kata milik Allah, yaitu kekudusan) dalam rangka untuk menikmati berkat-berkat Allah pada hari itu dan segala potensi yang ter­kandung di dalamnya."—Douglas K. Stuart, The New American Commentary, Exodus, jld. 2 (Broadman & Holman Publishers, 2006), hlm. 460.
Potensi rohani dari hari Sabat terkandung dalam apa yang dilambangkannya. Apakah yang ayat-ayat berikut beritahukan pada kita ten­tang makna rohani hari Sabat? Bagaimanakah pengalaman Anda sehu­bungan dengan hari Sabat membantu Anda untuk lebih menghargai apa yang ayat-ayat ini ajarkan pada kita? Kel. 20:11; UI 5:15; Kel. 31:13; Yeh. 20:20; Ibr. 4:3-9.
Kel. 20:11;
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

Ul 5:15;
5:15 Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.

Kel. 31:13;
31:13 "Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu.

Yeh. 20:20;
20:20 kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.

Ibr. 4:3-9.
4:3 Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan.
4:4 Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya."
4:5 Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
4:6 Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka.
4:7 Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"
4:8 Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain.
4:9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.

kamis 6 Desember
SABAT DAN INJIL
Pada pertanyaan terakhir pelajaran kemarin, kita membaca baik Keluaran 20:11, 12 maupun Ulangan 5:15. Apa yang kita lihat di sini adalah bahwa hari Sabat me­ngarahkan kita kepada dua ide: Penciptaan dan Penebusan, dua konsep yang sangat berkaitan erat dalam Alkitab. Allah tidak hanya Pencipta kita, Diajuga Penebus kita, dan kedua kebenaran rohani yang sangat penting ini dibawa kembali pada kita setiap pekan, setiap hari ketujuh, ketika kita beristirahat pada hari Sabat, "menurut hukum Taurat" (Luk. 23:56), sama seperti yang dilakukan oleh "perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea" (Luk. 23:55).
Baca Kolose 1:14-16 dan Yohanes 1:1-14. Bagaimanakah ayat-ayat ini menghubungkan Yesus sebagai Pencipta dan Penebus kita?
Kolose 1:14-16
1:14 di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
1:15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Yohanes 1:1-14
"Sebab hukum Ilahi sama sucinya dengan Tuhan itu sendiri, hanya oknum yang sama dengan Allah saja yang dapat membuat penebusan untuk pelanggaran hukum tersebut. Tidak ada yang lain kecuali Kristus yang dapat menebus manu­sia yang telah jatuh di bawah kutuk hukum Taurat, dan membawanya kembali ke dalam hubungan yang harmonis dengan Surga."—Ellen G. White, Gods Amazing Grace, hlm. 42. Sebagai Pencipta, sebagai Oknum yang sama dengan Allah, seba­gai Oknum yangmenciptakan segala sesuatu... "yang telah dijadikan" (Yoh. 1:3), Yesuslah satu-satunya yang dapat menebus umat manusia yang telah jatuh.
Dengan mengarahkan kita kepada Kristus sebagai Pencipta dan Penebus, hari Sabat menjadi lambang yang berkuasa dari Injil kasih karunia. Pada ke­nyataannya, dengan beristirahatnya kita pada hari Sabat mengungkapkan bah­wa kita, memang, tidak diselamatkan oleh hukum Taurat melainkan oleh apa yang Kristus telah lakukan bagi kita. Jadi, istirahat Sabat menjadi simbol dari peristirahatan yang kita miliki dalam Yesus (lihat Ibr. 4: 3-9).
Keselamatan, juga, merupakan pemulihan; itu adalah penciptaan kembali, sebuah proses yang tidak hanya dimulai sekarang ketika kita telah menerima Yesus (lihat 2 Kor. 5:17; Gal 6:15) tetapi itu mencapai puncak dan klimaksnya dengan penciptaan kembali langit dan bumi (lihat Yes. 65:17; Why. 21:5). Bah­kan ayat-ayat ini menunjukkan lebih jelas bagaimana Penciptaan dan Penebus­an saling terkait dan kedua kebenaran penting ini diwujudkan dalam perintah Sabat, salah satu dari Sepuluh Perintah Allah.
Adalah suatu hal biasa bila Anda mengatakan bahwa Anda adalah se­orang pemelihara Sabat, dan bahkan beristirahat pada hari Sabat. Ahli-ahli Taurat dan orang Farisi pun melakukan hal itu. Namun sangat ber­beda bilamana Anda secara pribadi mengalami kepenuhan dan kekaya­an hari Sabat. Bagaimanakah pemeliharaan Sabat yang Anda lakukan? Apakah yang mungkin Anda lakukan dalam rangka untuk menuai lebih baik berkat rohani dan jasmani yang Allah telah sediakan bagi kita pada hari Sabat?
Jumat 7 Desember
PENDALAMAN: Baca Ellen G. White, "Hukum Allah yang Tidak Dapat Diubahkan," Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 453-470.
"Allah ingin agar kita menyadari bahwa Dia memiliki hak atas pikiran, jiwa, tubuh, dan roh bahkan semua yang kita miliki. Kita adalah milik-Nya melalui pen- ciptaan dan penebusan. Sebagai Pencipta kita, Dia menuntut seluruh pelayanan kita. Sebagai Penebus kita, Dia menuntut dan juga berhak atas kasih yang tiada
bandingnya____ Tubuh kita, jiwa kita, hidup kita, adalah, milik-Nya bukan hanya
karena semuanya itu merupakan pemberian-Nya, tetapi karena Dia terus-menerus membenahi kita dengan kebaikan-Nya, dan memberi kita kekuatan untuk menggu­nakan kecakapan kita...."—Ellen G. White, Gods Amazing Grace, hlm. 245.
"Dan lagiTuhan berkata: 'Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebut­kan hari Sabat 'hari kenikmatan,' dan hari kudus Tuhan 'hari yang mulia,' apabi­la engkau menghormatinya. .. maka engkau akan bersenang-senang karena Tu­han.' Yesaya 58:13,14. Bagi mereka yang menerima Sabat itu sebagai tanda kuasa Kristus untuk menjadikan dan kuasa penebusan Nya, itu akan menjadi kesukaan. Melihat Kristus di dalamnya, mereka sendiri akan bersuka di dalam Dia. Sabat itu menunjukkan mereka kepada pekerjaan penciptaan sebagai bukti dari kuasa Nya di dalam penebusan. Sedang kita memikirkan damai yang ada di Eden, maka Sabat memberitahukan damai yang akan dikembalikannya melalui Juruselamat. Setiap benda di dalam alam ini mengulangi undangan Nya: 'Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepada­mu.' Matius 11:28."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 307.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1.  Yeremia 31:33 berbunyi: "Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan de­ngan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan men­jadi umat-Ku." Beberapa orang mencoba untuk menggunakan ayat ini untuk menunjukkan bahwa hukum (Sabat hari ketujuh) telah dibatalkan dalam perjanjian yang baru. Apakah yang salah dengan pendapat seperti itu? Dalam hal apakah ayat ini memperkuat posisi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sehubungan dengan hukum Allah, termasuk hari Sabat?
2.  Karena kita percaya bahwa hukum, termasuk Sabat, harus dituruti, menga­pa kita harus berhati-hati agar tidak jatuh dalam perangkap legalisme? Dis­kusikanlah arti dari legalisme dan bagaimana kita bisa menghindarinya.
3. Pikirkan melalui peran hukum dalam pertentangan besar. Mengapa, dalam se­rangannya terhadap hukum Allah, Setan memberikan perhatian khusus pada hukum Sabat? Mengapa ini menjadi strategi yangsangat diandalkan Setan?
 PRATINJAU PELAJARAN 11 
                             Kehidupan Kristen
SABAT PETANG
Baca Untuk Pelajaran Pekan Ini: Ul 8:11-17; Flp. 2:3, 4; 1 Kor. 15:51, 52; Why. 22:1-5; Mal 22:39; Kej. 2:21-25.
AYAT HAFALAN: "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bah­wa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib me­nyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita" (1 Yohanes 3:16).
Pokok Pikiran : Setiap orang dapat mengaku sebagai orang Kristen. Apa­kah arti pengakuan itu dalam kehidupan sehari-hari?
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah
iman itu menyelamatkan dia?" (Yak. 2:14).
Alkitab menekankan doktrin yang sehat; namun penekanan ini adalah dalam konteks kehidupan yang kudus (1 Tim. 1:10; Tit. 2:1-5). Dalam rangka menun­jukkan bahwa tujuan sebenarnya dari pengajaran Alkitab adalah satu kehidupan etis yang dinyatakan dalam berbagai kewajiban kepada orang lain. Bahkan, jika Anda perhatikan dengan teliti ayat-ayat dalam surat Timotius dan Titus, mereka menyatukan doktrin yang benar dengan hidup yang benar seakan-akan hidup yang benar itu sendiri adalah ajaran yang sehat!

Orang Kristen diselamatkan agar menjadi agen Allah untuk keselamatan dan kebaikan orang lain meskipun berada di tengah-tengah pertentangan besar antara baik dan jahat. Men jadi "sangat berpikiran surgawi sehingga Anda tidak memikirkan perkara duniawi," biarpun suatu ungkapan basi, namun merupakan sebuah kenyataan yang orang Kristen harus hindari. Tentu saja, surga adalah rumah utama kita, tetapi untuk saat ini kita masih di bumi, dan kita perlu tahu bagaimana cara hidup yang terbaik sementara berada di dunia.
Pekan ini kita akan melihat beberapa hal praktis tentang kehidupan Kristi­ani yang harus nyata dalam kehidupan kita.
* Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 5 Desember.







              

No comments:

Post a Comment