Allah sebagai Ahli Seni
Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Yes.
64:5-8; Mzm. 51:10; Ibr. 8:1-5; 1 Taw. 23:5; Rm. 11:33-36; Kis. 9:1-22.
AYAT HAFALAN: "Satu hal telah kuminta
kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku,
menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya" (Mazmur 27:4).
Pokok Pikiran:
Allah sebagai seniman? Apakah artinya itu? Dan
apakah maknanya itu bagi kita?
Sejauh ini kita telah melihat berbagai aspek
tentang Allah: Trinitas, Kekudusan Allah, dan Allah sebagai Penebus. Namun, ada
satu gambaran dalam Kitab Suci, yang sangat jarang mendapat perhatian, yaitu
Allah sebagai ahli seni.
Banyak orang yang mengaku tidak tertarik
dengan seni. Banyak orang Kristen yang mengetahui sedikit tentang seni. Mungkin
mereka mengetahui apa yang mereka suka, tetapi tidak memiliki pengetahuan lebih
daripada itu. Yang lain mengakui bahwa seni itu ada, tetapi mereka tidak pernah
memperhatikan nilainya atau kegunaannya. Kekristenan sering mempunyai perasaan
yang bertentangan mengenai seni. Kadang-kadang, seni dicela sebagai hal yang
tidak beragama dan jahat; di lain waktu estetika telah menjadi sebuah
"agama" se-kular dengan pengabdian yang serius. Ada juga banyak
penulis Kristen, tetapi mereka jarang membuat usaha untuk menghubungkan konsep
"keindahan" kepada doktrin-doktrin utama orang
Kristen.
"Keindahan adalah kebenaran,
keindahan kebenaran," tulis puitis John Keats. Ketika Keats dengan
yakinnya menekankan hal ini, sesungguhnya Allah adalah Kebenaran, dan Kebenaran
itu indah. Semua ciptaan-Nya menyaksikan fakta bahwa Allah adalah ahli seni dan
pencinta keindahan.
*Pelajari
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 17 Maret.
Minggu 11
Maret
ALLAH SEBAGAI
TUKANG TEMBIKAR
"Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu" (Yes. 64:8). Kapankah pertama kali Alkitab menyatakan Allah menunjukkan keterampilan-Nya bekerja dengan "tanah liat?" Kej. 1:26, 27, 31; 2:7.
1:26.
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata
yang merayap di bumi."
1:27
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:31. Maka Allah
melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari keenam.
2:7 ketika
itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang
hidup.
Kitab Kejadian pasal satu menceritakan
bahwa Allah menciptakan manusia pertama dari "debu tanah."
Kenyataannya, kata dalam Bahasa Ibrani untuk "manusia," Adam sangat
bertalian erat dengan kata untuk "tanah," yaitu adamah-sebuah
ikatan kata yang menguatkan kebenaran ajaib mengenai keterampilan Allah sebagai
"Tukang Tembikar." Dia benar-benar membentuk kita dari tanah liat. Sangat sulit untuk membayangkan bagaimana
seorang manusia yang memiliki darah, tulang, kulit dan saraf dan semua bagian
tubuh kita yang menakjubkan, dapat dibentuk dari tanah. Keberadaan kita adalah
suatu mukjizat di luar akal pemahaman manusia.
Dalam suatu pengertian, meskipun
"tukang tembikar" bekerja membuat pa-tung, dengan cara itu Allah
menggunakan tanah liat untuk membentuk kita, na-mun dengan cara lain (sebagai
gambaran untuk menjelaskan kuasa dan pekerjaan Allah) hal itu sulit untuk
menyatakan kreativitas-Nya dan daya seni-Nya. Dengan kata lain, dapatkah
pengrajin tanah liat atau tukang tembikar membentuk patung dari tanah liat dan
menjadikannya sesuatu yang hidup, dan bernapas?
Baca Yer. 18:3-10; Yes. 64:5-8; Mzm. 51:10.
Bagaimanakah Allah digambarkan sebagai tukang tembikar pada beberapa ayat ini?
Yer. 18:3-10;
18:3 Lalu
pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan
pelarikan.
18:4 Apabila
bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka
tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang
baik pada pemandangannya.
18:5 Kemudian
datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
18:6
"Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini,
hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di
tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
18:7 Ada kalanya
Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan
mencabut, merobohkan dan membinasakannya.
18:8 Tetapi
apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari
kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka
yang Kurancangkan itu terhadap mereka.
18:9 Ada kalanya
Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan
membangun dan menanam mereka.
18:10 Tetapi
apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan
suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan
yang Kujanjikan itu kepada mereka.
Yes. 64:5-8;
64:5 Engkau
menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang
Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap
Engkau kami memberontak sejak dahulu kala.
64:6.
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami
seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap
oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.
64:7 Tidak ada
yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab
Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam
kekuasaan dosa kami.
64:8 Tetapi
sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang
membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.
Mzm. 51:10
51:8 (51-10)
Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan
bersorak-sorak kembali!
51:10 (51-12)
Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang
teguh!
Di antara konsep-konsep yang dinyatakan
dalam ayat-ayat ini adalah suatu gambaran betapa tak berdayanya kita tanpa
kuasa Allah. Dalam satu pengertian, kita adalah seperti tanah liat di tangan seorang
tukang tembikar; tukang tembikar itulah yang berwenang, bukan tanah liatnya.
Di saat yang sama, Allah sedang bekerja
menciptakan kembali gambar-Nya di dalam kita. Jika Allah begitu peduli dengan
fisik ciptaan-Nya, betapa lebih pedulikah Dia akan keindahan yang Dia dapat
lakukan di dalam kita? Kita harus berserah, mati terhadap diri, dan bekerja
sama dengan Tuhan, yang berusaha untuk menciptakan kembali dan memulihkan kita,
sedapat mungkin, kepada kehidupan rohani yang asli dan keindahan moral yang
pernah kita miliki. Tentu saja, penampilan luar dapat kelihatan indah tetapi
keindahan dari dalam diri adalah perkara yang sungguh sangat penting.
Penulis Rusia bernama Fyodor Dostoevsky menciptakan
sebuah peran fiksi, yang dia sebut, "jiwa yang indah." Apakah
gambaran Anda tentang "jiwa yang indah," dan hal-hal apakah yang Anda
lakukan dan tidak lakukan, sesuai dengan gambaran itu?
Senin 12 Maret
ALLAH SEBACAI
ARSITEK
Setelah Allah membebaskan Bangsa Israel dari
perbudakan di Mesir, Dia membawa mereka ke Gunung Sinai. Di situ, Dia
menggabungkan diri-Nya dengan mereka dalam sebuah perjanjian yang kudus. Di
antara berbagai macam petunjuk yang Dia berikan kepada mereka, bagaimanakah
keindahan tercakup di dalamnya? Kel. 25:1-9.
25:1.
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
25:2
"Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku
persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu
pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.
25:3 Inilah
persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga;
25:4 kain ungu
tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;
25:5 kulit domba
jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga;
25:6 minyak
untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari
wangi-wangian,
25:7 permata
krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.
25:8 Dan mereka
harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah
mereka.
25:9 Menurut
segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai
contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."
Setengah bagian pertama dari kitab Keluaran
dengan rinci menceritakan keajaiban pembebasan Bangsa Israel keluar dari Mesir.
Setengah bagian kedua dari kitab itu menguraikan berbagai persoalan dan termasuk
keindahan. Petunjuk-petunjuk Ilahi di Keluaran 25:1-9 diikuti oleh Keluaran 25:10-31:11,dengan
"cetak biru" Allah untuk kemah pertemuan yang mudah dibawa, perlengkapannya, dan jubah imam. Dari
Keluaran 35:1 sampai akhir kitab itu (Kel. 40:38) ditemukan
gambaran-gambaran rinci yang diberikan Allah, lengkap dengan catatan penyelesaiannya.
Catatan ini termasuk rincian luas tentang keahlian seni.
Kumpulan dari perincian-perincian ini
sangatlah membosankan untuk kebanyakan orang Kristen modern saat ini. Tetapi
hal itu menyenangkan Allah bukan hanya untuk menyampaikan instruksi-instruksi
ini kepada budak-budak yang baru dibebaskan itu tetapi juga untuk memasukkannya
ke dalam Kitab Suci.
Hampir lima puluh pasal dalam lima kitab
pertama dari Alkitab yang mencatat perintah-perintah Allah sehubungan dengan
mezbah yang indah. Dia tidak hanya menyediakan cetak biru bangunannya tetapi
juga petunjuk-petunjuk yang tepat untuk perabot-perabotnya. Itu sangat penting
sehingga di Gunung Sinai Allah tidak hanya memberikan sepuluh hukum,
petunjuk-petunjuk-Nya untuk penurutan dalam perjanjian kudus itu, tetapi juga
petunjuk-petunjuk khusus bagaimana merangkai struktur yang mewah itu yang
melibatkan hampir setiap jenis keterampilan seni.
Allah adalah arsitek dari semuanya itu, bahkan mengilhami para tukang
ahli bangunan untuk dekorasi sekecil apa pun. Tidak ada yang merupakan rancangan
manusia. Dari lima buku pertama yang ditulis Musa, lebih banyak pasal sehubungan
dengan rencana-rencana, dan berikut pembangunan mezbah ini serta
perabot-perabotnya daripada pokok bahasan lainnya.
Model apakah yang ditiru untuk membuat kemah suci di
bumi, dan apakah yang diajarkan hal itu kepada kita tentang cinta Allah
terhadap keindahan? Kel. 25:9; Ibr. 8:1-5.
Kel. 25:9;
5:9
Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan
sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."
Ibr. 8:1-5.
8:1. Inti segala
yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang
duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
8:2 dan yang
melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan
oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.
8:3 Sebab setiap
Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena
itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.
8:4 Sekiranya Ia
di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada
orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.
8:5 Pelayanan
mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti
yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah:
"Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya
itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Jika kemah suci duniawi hanya
"bayangan" dari bait suci surgawi, kita sulit untuk membayangkan
jenis keindahan yang harus ada di dalam bait suci yang sesungguhnya, yang
dibuat oleh Allah sendiri.
Menurut Anda
mengapa bait suci itu harus begitu indah? Mungkin supaya orang merasa kagum di
hadapan kuasa dan kebesaran Allah? Atau menolong mereka merasakan keperluan
mereka di hadapan keagungan seperti itu? Bagaimanakah pemahaman akan kemuliaan
bait suci menolong kita lebih mengerti karakter Allah yang sangat berbeda
dengan sifat keduniawian kita yang penuh dosa?
Selasa 13 Maret
ALLAH SEBAGAI
AHLI MUSIK
"'Empat
ribu orang menjadi penunggu pintu gerbang; dan empat ribu orang menjadi pemuji
TUHAN dengan alat-alat musik yang telah kubuat untuk melagukan puji-pujian,'
kata Daud" (1
Taw. 23:5).
Cobalah bayangkan fenomena di atas: empat
ribu orang bermain instrumen musik memuji nama Allah! Itu pasti sebuah acara
kebaktian yang mengagumkan.
Ekspresi daya seni Allah tidak terbatas pada
seni-seni gambar. Dalam Kitab Suci kita menemukan bahwa, bersamaan dengan
arsitektur kudus, tata peribadatan Bangsa Israel pun telah diilhami oleh Tuhan.
Allah adalah pencinta musik yang indah, juga.
Bagaimanakah
raja Daud menjelaskan gubahan
mazmur-mazmurnya yang digunakan Bangsa Israel dalam peribadatan? 2
Sam 23:1, 2.
23:1. Inilah
perkataan Daud yang terakhir: "Tutur kata Daud bin Isai dan tutur kata
orang yang diangkat tinggi, orang yang diurapi Allah Yakub, pemazmur yang
disenangi di Israel:
23:2 Roh TUHAN
berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya ada di lidahku;
Daud dengan jelas menerangkan bahwa dia
diilhami oleh Tuhan untuk menulis lagu-lagu yang digubahnya. Meskipun ini tidak
berarti bahwa Allah menulis kata-kata dan musik itu baginya, itu berarti bahwa
Allah peduli dengan jenis musik yang dimainkan. Kalau tidak, mengapa harus
mengilhaminya?
Baca 2 Tawarikh
29:25. Apakah yang dikatakan ayat ini kepada kita mengenai peran Allah dalam
musik yang dimainkan dalam ibadah mereka?
29:25 Ia
menempatkan orang-orang Lewi di rumah TUHAN dengan ceracap, gambus, dan kecapi
sesuai dengan perintah Daud dan Gad, pelihat raja, dan nabi Natan, karena dari
Tuhanlah perintah itu, dengan perantaraan nabi-nabi-Nya.
Di seluruh kitab Perjanjian Lama, ketika
ibadah dalam bait suci diceritakan, musik adalah jelas sekali dan mengesankan.
Contohnya, gambaran suasana ibadah dalam 1 Tawarikh 23:5. Empat ribu instrumen!
Apa pun musik itu pasti mempu-nyai suara yang menyenangkan, dan tentu saja
tidak membosankan atau kering!
Bisa saja diperdebatkan bahwadimensi
estetis dapat diharapkan dalam ibadah suci dan bahwa sepanjang sejarah semua
bangsa telah menunjukkan penyembah-an seperti itu kepada allah-allah mereka.
Namun, Bangsa Israel sendiri bersikukuh bahwa Allah telah merancang segala
aspek penyembahan-Nya, termasuk arsitektur, perabotan, pakaian imam, dan tata
ibadah. Tidak diragukan, bahwa rancangan artistik didukung dalam Firman Allah.
Setiap orang yang menolak dimensi estetis atau menyangkal bahwa menjadi seorang
seniman dapat menjadi pekerjaan yang relevan bagi seorang Kristen berarti
menentang catatan Kitab Suci.
Meskipun kita
tidak memiliki musik yang dipakai dalam ibadah Bangsa Israel, itu pasti indah
dan mengangkat jiwa kita kepada Allah. Bagaimanakah musik di gereja kita
berguna saat ini? Bagaimanakah kita dapat yakin bahwa musik itu mengangkat
jiwa kita kepada Tuhan, gantinya mendorong kita ke arah yang lain?
Rabu 14 Maret
ALLAH SEBAGAI
PENGARANG
Para sarjana Alkitab sering terkesan dengan
kualitas kata-kata yang sangat luar biasa
dalam Alkitab. Faktanya, banyak perguruan tinggi sekular mengajarkan pelajaran
Alkitab sebagai kepustakaan. Mereka mempelajarinya, bukan karena mereka
menganggapnya Firman Allah tetapi hanya karena keindahan kata-katanya.
Sebagai orang Kristen, kita mempunyai
berkat tidak hanya menikmati keindahan kata-kata Kitab Suci tetapi mempelajari
kebenaran tentang Allah sebagaimana dinyatakan di dalamnya. Juga, bentuk cerita
dan puisi yang indah, semuanya dipengaruhi oleh Roh Tuhan (ditulis melalui
kata-kata para nabi-Nya), terus menolong kita dalam memahami kebenaran yang
terkandung di dalamnya.
Sebagai contoh, Rasul Paulus, dengan
tulisan teologinya yang rumit, secara teratur membubuhi teologinya dengan
perlengkapan kata-kata yang sangat berkuasa. Misalnya, dalam sebelas pasal
pertama dari kitab Roma, Paulus memberikan sebuah catatan yang luas tentang
Injil. Perhatikan seluruh pasal berikut ini dan catat berbagai macam topik yang
Paulus jalin bersama-sama.
Baca Roma
11:33-36. Apakah yang terjadi di sini sesudah semua yang terjadi sebelumnya?
11:33. O,
alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak
terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
11:34 Sebab,
siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi
penasihat-Nya?
11:35 Atau
siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
11:36 Sebab
segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah
kemuliaan sampai selama-lamanya!
Seperti seorang pemanjat tebing yang telah
mencapai puncak gunung yang tertinggi, rasul itu—yang telah terlibat dalam
pemandangan luasakan sejarah keselamatan—sekarang meluap dalam pujian. Sebelum
Paulus beranjak untuk menekankan implikasi praktis dari Injil, dia beribadah.
Paulus menunjukkan irama kata-kata yang
halus beberapa kali dalam tulisan dan surat-suratnya: pemikiran teologi yang
rumit dijalin dengan pujian kepada Allah sebelum diakhiri dengan nasihat
praktis.
Kitab Wahyu juga berisi kata-kata mosaik
yang mengagumkan yang digunakan Allah untuk menggambarkan sejarah keselamatan.
Banyak dari kitab itu diambil dari Perjanjian Lama. Pembaca dihadapkan dengan permadani kata-kata,
ungkapan, dan tema yang rumit, yang dipinjam dari beberapa penulis Alkitab
tetapi sekarang dirajut bersama-sama ke dalam kain yang sama sekali baru. Kitab
terakhir dari Alkitab ini ditulis dalam gaya bahasa yang sangat berbeda dengan
yang digunakan Paulus dan penulis kitab Injil. Malahan, kita hampir kewalahan
dengan estetis (keindahan) yang luar biasa yang ditunjukkan secara hati-hati di
sekitar tujuh bagian dari bait suci surgawi, masing-masing terbuka dengan akses
yang lebih dalam ke pengadilan surgawi.
Kitab Wahyu merupakan pertunjukan keindahan
yang luas. Allah bisa saja melengkapi Yohanes dengan dokumen sejarah untuk
menyampaikan pelajaran tentang kisah keselamatan. Namun, yang kita lihat adalah pemandangan menarik yang menggambarkan pertentangan besar
antara Kristus dan Setan, mengembangkan pertunjukan apokaliptis yang diberikan
sebelumnya kepada Daniel dan Yehezkiel.
Bayangkan membaca Alkitab hanya sebagai
kepustakaan semata. Bicarakan mengenai inti yang terabaikan! Apakah pelajaran
yang dapat kita pelajari tentang betapa mudahnya kita memiliki kebenaran persis
di depan mata kita namun melalaikannya sama sekali?'
Kamis 15 Maret
ALLAH SEBAGAI
PEMAHAT
Allah juga adalah pemahat, tetapi tidak
terbatas pada batu besi maupun marmer. Malah, Dia memahat karakter kita. Dia dapat
mengambil seorang yang penuh dosa lalu membentuk dan memahat serta menempa
sampai orang itu memantulkan kemuliaan surga. Allah telah memberikan bukti yang
luas untuk kemampuan luarbiasa seperti itu. Dari pembukaan hingga penutup dalam
Alkitab, kita menemukan Allah menerima orang-orang yang mungkin kita singkirkan
sebagai orang yang tidak menarik dan tidak layak, dan Dia menempa mereka
menjadi sesuatu yang indah.
Siapakah beberapa tokoh dalam Alkitab yang memerlukan
sedikit pemahatan kerohanian? Perubahan apakah yangdiperlukan dalam kehidupan
mereka? Contohnya, Yakub (Kej. 32:22-30); Daud (Mazmur 51); Petrus
(Luk. 22:31,32); Paulus (Kis. 9:1-22). Siapakah lagi yang bisa
Anda ingat, dan perubahan-perubahan apakah yang terjadi di dalam mereka?
Contoh baik yang lain adalah Maria
Magdalena. "Maria telah... besar dosa-nya, tetapi Kristus mengetahui
keadaan yang telah membentuk kehidupannya.... lalah yang telah mengangkatnya
dari keadaan putus asa dan kebinasaan. Tujuh kali dia telah mendengar Yesus
menghardik Setan-setan yang menguasai hati dan pikirannya. la telah mendengar
suara-Nya yang nyaring kepada Bapa demi kepentingannya. la mengetahui betapa menjijikkan
dosa itu terhadap kesucian-Nya yang tidak bernoda itu, dan dalam kekuatan-Nya
ia telah menang.... Seorang yang telah jatuh dan yang pikirannya menjadi
tempat tinggal Setan, telah dibawa lebih dekat kepada Juruselamat dalam
persekutuan dan pelayanan.... Maria berdiri di sisi salib.... Maria mula-mula
tiba di kubur sesudah kebang-kitan-Nya. Marialah yang mula-mula memasyhurkan
Juruselamat yang sudah bangkit itu."—Ellen White, Alfa
dan Omega, jld. 6, hlm. 188, 189.
Sejarah keselamatan penuh dengan kreativitas
Ilahi, memulihkan kembali "gambar Allah" yang hilang di dalam
laki-laki dan perempuan yang telah jatuh. Injil bukanlah kosmetik pembersih
wajah tetapi suatu orientasi perubahan hidup yang bergerak dengan kuasa yang
membersihkan, membentuk, dan memper-indah. Injil Yesus Kristus dengan kreatif
membangun integritas dan keutuhan. Sifat baru yang murni adalah hasil dari
pekerjaan yang dinamis dalam batin, suatu kreativitas Ilahi yang memulihkan
keindahan di dalam kehidupan yang telah jatuh, dan penuh dosa.
Memahat termasuk juga memalu, mengikir, bahkan mungkin
menghancurkan bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian manakah dalam kehidupan
Anda yang perlu dipahat? Seberapa banyakkah perlawanan yang Anda lakukan selama
proses yang tidak selalu menyenangkan itu?
Jumat 16
Maret
PENDALAMAN: "Biarlah kuasa Allah yang
mengubahkan itu dialami dalam hati setiap anggota, maka kita akan melihat hasil
dari pekerjaan Roh Kudus. Kematian Yesus bukan semata-mata untuk pengampunan
dosa saja. Dia membuat pengorbanan yang tidak terbatas bukan hanya supaya dosa
bisa dihapuskan, tetapi agar sifat manusia boleh dipuIihkan, diindahkan kembali, dibangun kembali dan
keruntuhannya, dan menjadikannya cocok untuk hadirat Allah."—Ellen
G. White, Manuscript Releases, jld. 6, hlm. 11.'
"Betapa sungguh-sungguh dan tekunnya seorang seniman
pelukis bekerja melukis sebuah gambar di atas sehelai kain; dan betapa tekunnya
seorang pemahat memahat batu agar dapat menjadi sebuah patung yang menyerupai
orang yang dijadikan sebagai polanya. Demikian pula orangtua harus bekerja
membentuk, melicinkan dan memperhalus anak-anak mereka sesuai dengan pola yang
telah diberikan kepada mereka di dalam Tuhan. Sebagaimana seorang seniman yang
tekun belajar, bekerja, dan mengadakan rencana-rencana untuk menjadikan hasil
usahanya itu lebih sempurna, demikian pula orangtua harus mempertimbangkan
waktu yang digunakan dengan baik dalam mendidik anak-anak bagi kehidupan yang
berguna dan melayakkan mereka bagi kerajaan yang kekal. Pekerjaan seorang
seniman adalah kecil dan tidak begitu penting bila dibandingkan dengan
pekerjaan orangtua. Yang seorang berhadapan dengan bahan-bahan yang tidak
bernyawa, dari bahan mana ia membuat bentuk-bentuk yang indah; tetapi yang lain
berhadapan dengan seorang manusia yang hidupnya dapat dibentuk untuk kebajikan atau
kejahatan, untuk menjadi berkat bagi umat manusia atau menjadi kutuk; untuk
menyusun kegelapan, atau untuk hidup selama-lamanya di dalam satu dunia yang
akan datang yang tidak dinodai oleh dosa itu."—Ellen G. White, Membina
Anak yang
Bertanggung Jawab, hlm. 505.
PERTANYAAN UNTUK
DIDISKUSIKAN:
1. Apakah Anda punya kesempatan untuk
mengembangkan dan mengguna-kan kemampuan seni Anda? Sementara Anda menciptakan
sesuatu yang indah, bagaimanakah tindakan ini merupakan satu cara di mana Anda
mencerminkan "rupa Allah?" Jadi, dengan menjadi kreatif, Anda sedang
merefleksikan kuasa kreatif Allah dengan cara Anda sendiri.
2.
Lihatlah pada dunia ciptaan, di alam, bahkan
sesudah begitu lama dicemarkan oleh dosa. Dalam hal apakah itu menyaksikan
bukan hanya kuasa kreatif Allah tetapi juga keahlian artistik dan cinta akan
keindahan? Hal apakah di alam yang Anda temukan benar-benar indah?
3. Sebagaimana
disebutkan dalam pendahuluan, orang Kristen selalu mempunyai dua perasaan yang
bertentangan dengan seni. Mengapa hal itu terjadi? Apakah beberapa jebakan di
dalam seni? Di saat yang sama, bagaimanakah kita dapat menggunakan karunia
artistik kita untuk memuliakan Allah dan meluaskan kerajaan-Nya?
RANGKUMAN: Keahlian Allah sebagai seniman
telah dipandang rendah. Dunia ciptaan-Nya sering dihargai, tetapi ekspresi
keahlian artistik-Nya menunjukkan lebih jauh kesanggupan-Nya yang besar. Allah
merancang bahwa orang Kristen khususnya harus menjadi sumber
"keindahan" di dalam planet yang gelap dan sedang mati ini.
Pratinjau Pelajaran 12 112
*17-23Maret 2012
Kisah Cinta
Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kej.
2:21-25; Kel. 20:5; Yes. 43:4; 62:5; Yoh. 2:1-11.
AYAT HAFALAN: "Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan
kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu" (Yeremia
31:3).
Pokok Pikiran: Bagaimanakah kita memahami sisi kasih
Allah?
Kasih, mungkin, adalah yang palingmudah
untukmengingatsifat Allah. Dan, tentu saja kitatidak dapat menduga berapa
tinggi dan dalamnya kasih Al lah. Namun ada satu aspek dari kedalaman kasih-Nya
yang tidak diperhatikan sebagaimana mestinya; yaitu Allah sebagai satu pribadi
yang romantis.
Untuk mendapatkan perspektif yang tepat
tentang sifat romantis Allah, kita perlu mengingatkan diri kita, pertama-tama,
mengenai kerangka waktu yang diperlihatkan dalam Alkitab. Kitab ini meliputi
ribuan tahun sejarah manusia, dari pertama kali dunia ini jatuh hingga
berakhir, paling tidak sebelum bumi diciptakan kembali. Dan sama seperti semua
buku sejarah, Alkitab secara ke-seluruhan berisi catatan tentang para raja dan
ratu, peperangan dan rencana pe-perangan, dan intrik politik.
Namun, tidak ada buku sejarah, yang
mencatat segala sesuatu yang terjadi. Demikianjugalah dengan Kitab Suci.
Seseorang tidak akan menemukan sebuah catatan sejarah yang lengkap untuk
periode waktu tertentu dalam Alkitab. Pasti banyak hal yang terlewatkan.
Meskipun demikian, yang paling menarik adalah bahwa Allah memasukkan kisah
romantika di antara catatan sejarah yang Dia ilhamkan untuk ditulis oleh para
nabi. Pertanyaannya adalah, mengapa AMah memasukkan jenis cerita cinta ini,
cerita-cerita romantis, dalam hal apakah itu merupakan buku sejarah? Apakah hal
ini menceritakan kepada kita sesuatu mengenai sifat dasar-Nya dan seberapa
pentingkah bagi-Nya kisah percintaan itu? Pekan ini kita akan melihat mengapa
catatan-catatan ini diikutsertakan dan apa yang dapat kita pelajari dari
cerita-cerita tersebut.
*Pelajari
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 24 Maret.
ses, poting plajaran SSx jgan pas hari jmatx dong..klo bisa 1minggu sebelum...
ReplyDeletesya sangat terbantu dengan blok anda ini...