PELAJARAN 12 TRIWULAN I 2012



Kisah Cinta

Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kej. 2:21-25; Kel. 20:5; Yes. 43:4; 62:5; Yoh. 2:1-11.

AYAT HAFALAN: "Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu" (Yeremia 31:3).

Pokok Pikiran: Bagaimanakah kita memahami sisi kasih Allah?
Kasih, mungkin, adalah yang paling mudah untuk mengingat sifat Allah. Dan, tentu saja kita tidak dapat menduga berapa tinggi dan dalamnya kasih Allah. Namun ada satu aspek dari kedalaman kasih-Nya yang tidak diperhatikan sebagaimana mestinya; yaitu Allah sebagai satu pribadi yang romantis.
Untuk mendapatkan perspektif yang tepat tentang sifat romantis Allah, kita perlu mengingatkan diri kita, pertama-tama, mengenai kerangka waktu yang diperlihatkan dalam Alkitab. Kitab ini meliputi ribuan tahun sejarah manusia, dari pertama kali dunia ini jatuh hingga berakhir, paling tidak sebelum bumi diciptakan kembali. Dan sama seperti semua buku sejarah, Alkitab secara keseluruhan berisi catatan tentang para raja dan ratu, peperangan dan rencana peperangan, dan intrik politik.
Namun, tidak ada buku sejarah, yang mencatat segala sesuatu yang terjadi. Demikian jugalah dengan Kitab Suci. Seseorang tidak akan menemukan sebuah catatan sejarah yang lengkap untuk periode waktu tertentu dalam Alkitab. Pasti banyak hal yang terlewatkan. Meskipun demikian, yang paling menarik adalah bahwa Allah memasukkan kisah romantika di antara catatan sejarah yang Dia ilhamkan untuk ditulis oleh para nabi. Pertanyaannya adalah, mengapa Allah memasukkan jenis cerita cinta ini, cerita-cerita romantis, dalam hal apakah itu merupakan buku sejarah? Apakah hal ini menceritakan kepada kita sesuatu me­ngenai sifat dasar-Nya dan seberapa pentingkah bagi-Nya kisah percintaan itu? Pekan ini kita akan melihat mengapa catatan-catatan ini diikutsertakan dan apa yang dapat kita pelajari dari cerita-cerita tersebut.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 24 Maret.

Minggu 18 Maret
KISAH CINTA PERTAMA

"Lalu berkatalah manusia itu: 'Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. la akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.'" (Kej. 2:23).

Kita perlu memulai bagian awal kitab Kejadian dengan kisah cinta perta­ma dalam Kitab Suci, yaitu Adam dan Hawa. Adam dan Hawa adalah mahkota ciptaan Allah. Baik laki-laki maupun perempuan mencerminkan rupa-Nya (Kej. 1:26,27). Adam dan Hawa menerima kehidupan mereka sebagai hasil karya agung Allah. Kerumitan tubuh fisik kita menyisakan satu kesaksian yang pa­ling kuat terhadap kebijaksanaan dan keagungan Pencipta kita.

Baca catatan Alkitab tentang penciptaan Hawa (Kejadian 2:21-25). Ba­gaimanakah Anda menjelaskan jenis hubungan antara mereka sebagaima­na digambarkan dalam catatan ini?
Kejadian 2:21-25
2:21. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Mungkin yang paling nyata dari catatan ini adalah bagaimana kedua insan ini diikat bersama-sama dengan begitu intim dan erat. Allah menciptakan perempu­an dari tubuh laki-laki; secara harfiah mereka adalah sedaging dan sedarah.
Kemudian Adam berkobar dengan apa yang disebut "lagu cinta" pertama atau "puisi cinta" pertama dalam Alkitab, ketika secara terbuka dia menyatakan betapa eratnya mereka terikat satu sama lain. Dalam Bahasa Ibrani, kata untuk "laki-laki" yang digunakan dalam ayat 23 adalah ish; kata yang digunakan untuk "perempuan" adalah ishah, ini juga menunjukkan betapa eratnya mereka terikat satu sama lain.
Di dalam ayat 24, Alkitab mengatakan bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan kedua orangtuanya dan bersatu dengan istrinya, dan mereka akan menjadi "satu daging," merupakan indikator yang kuat tentang keintiman mereka. (Beberapa orang heran, orangtua manakah yang Alkitab bicarakan disini, karena tidak orangtua waktu itu? Intinya adalah, Musa menulis catatan ini berabad-abad lamanya sesudah hal itu terjadi, dan dia menggunakan cerita penciptaan mereka untuk menjelaskan lebih rinci apa artinya pernikahan itu).
Akhirnya, ketelanjangan mereka juga menyatakan kedekatan dan keintiman pasangan pertama ini. Apa pun yang terkandung dalam hubungan mula-mula mereka, tentu yang menjadi bagian utamanya adalah kisah cinta romantis. Allah tidak menentang kemesraan. Sebaliknya, Dia menciptakan kita menjadi makhluk yang mampu untuk mengalaminya. Ternyata, hal itu tampaknya menjadi salah satu unsur utama yang Dia ciptakan di dalam kita.

Cinta romantis adalah sesuatu yang indah, Allah memberikan karunia itu kepada umat manusia. Jika Anda dalam hubungan cinta yang sewajarnya, hal-hal apakah yang Anda dapat lakukan untuk melindunginya dari segala bentuk penyimpangan?


Senin 19 Maret
PERCINTAAN ALKITABIAH

Meskipun Alkitab meliputi banyak sejarah, namun di dalamnya terdapat beberapa kisah percintaan. Ada suatu ikatan kasih sayang yang kuat, antara Abra­ham dan Sara. Dia tidak pernah mengganjar Sara selama tahun-tahun kemandulannya. Buktinya, Sara sendirilah yang menganjurkan agar Abraham mengambil Hagar sebagai pengganti fungsi istri. Ikatan cinta antara Abraham dan Sara sangat Kuat. Lihat Kejadian 16.
Terdapat satu pasal yang panjang dalam kitab Kejadian untuk mencatat perjalanan hambanya Abraham untuk menemukan seorang Istri bagi Ishak. Seiring kembalinya dia dengan Ribka, catatan yangdiilhami itu memasukkan kisah cin­ta yang lain. Lihat Kejadian 24.
Kisah cinta lainnya yang banyak dicatat dalam Alkitab adalah antara Yakub dan Rahel. Dengan cepat Yakub menunjukkan responsnya yang hangat kepada Rahel. Selain kitab Kidung Agung, tidak ada contoh lain dalam Kitab Suci mengenai seorang laki-laki dan perempuan berciuman, tentu saja bukan sebelum menikah. Dan jika kita mengingat bahwa Allah adalah sumber inspirasi dari Kitab Suci, dan melalui ilham-Nya kitab Kejadian telah ditulis, kita diingatkan bahwa Allah adalah romantis, karena Dia memuat kisah cinta dan ciuman ini dalam Alkitab. Lihat Kejadian 29. (Jika Anda menulis sebuah buku sejarah meliputi waktu ribuan tahun yang lalu, mencakup penciptaan umat manusia dan kejatuhannya, mengapa Anda memasukkan kisah cinta ini dengan rinci?). Di dalam periode sejarah yang dilampirkan dalam kitab Kejadian, pasti banyak tenggang waktu. Namun, Allah mengilhamkan penyertaan kisah cinta yang hangat ini.

Tinjau kembali kisah-kisah percintaan ini. Apa pun cinta yang ada, ca­tatan ini banyak kemiripan dengan cerita-cerita roman dan kisah cinta di seluruh dunia; yakni, orang-orang ini menghadapi banyak tantangan dan penderitaan akibat kesalahan satu pihak atau kedua belah pihak. Apakah beberapa penyimpangan atau kesalahan yang menimbulkan begitu banyak penderitaan dan luka dalam hubungan-hubungan ini? Yang paling penting, bagaimanakah kita dapat belajar dari kesalahan-kesalahan mereka?

Sangat disayangkan, banyak yang telah membuat kesalahan yang serupa, bahkan lebih buruk. Kabar baiknya ialah bahwa Allah tidak hanya memaafkan, tetapi Dia menyembuhkan. Apa pun kesalahan romantis yang Anda perbuat, bagaimanakah Anda dapat belajar untuk mencari pengampunan dan penyembuhan yang berasal dari salib Kristus?

Selasa 20 Maret
KASIH ALLAH

Kitab Kejadian menunjukkan, dari awalnya, bahwa kasih mesra telah menjadi bagian utama dari pengalaman umat manusia. Seorang laki-laki dan seo­rang perempuan, titik. Itu adalah teladan Allah, bentuk dasar Alkitabiah yang memperagakan bagaimana cinta romantis yang sesungguhnya.
Sungguh mengagumkan juga, betapa sering Alkitab menggunakan perumpamaan tentang cinta, tentang pernikahan, untuk menggambarkan jenis hubungan cinta Allah mencari umat-Nya. Tidak ada hubungan yang lebih intim daripada suami dan istri—kecuali, mungkin, hubungan pribadi seseorang dengan Allah.

Baca Keluaran 20:5. Kata apakah di situ yang menyatakan perasaan Allah terhadap umat-Nya? Bagaimanakah kita memahami kata-kata itu dalam konteks Allah?
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

Banyak kali Allah mengungkapkan kecemburuan-Nya terhadap umat-Nya (lihat juga Kel. 34:14; Ul. 4:24; Yl. 2:18). Kecemburuan ialah sebuah perasaan seorang pecinta ketika dia pikir bahwa orang yang dicintainya tidak setia kepadanya. Allah bukanlah satu "kekuasaan" atau pribadi yang tidak ramah, tidak berperasaan. Dia adalah satu Oknum pribadi yang penuh kasih sayang kepada keluarga umat manusia. Betapapun sulitnya kita memahami, Allah mencintai kita dan seperti pecinta yang lain, Dia terluka oleh ketidaksetiaan kita.

Bacalah ayat-ayat berikut ini. Apakah yang ayat ini katakan? Bagaima­nakah ayat-ayat tersebut menolong kita memahami perasaan Allah terha­dap kita? Yes. 43:4; 62:5; Yeh. 16:1-15; Yer. 31:3; Why. 21:9.
Yes. 43:4; 62:5;
43:4 Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
62:5 Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
           
Yeh. 16:1-15;
16:1. Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
16:2 "Hai anak manusia, beritahukanlah kepada Yerusalem perbuatan-perbuatannya yang keji
16:3 dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada Yerusalem: Asalmu dan kelahiranmu ialah dari tanah Kanaan; ayahmu ialah orang Amori dan ibumu orang Heti.
16:4 Kelahiranmu begini: Waktu engkau dilahirkan, pusatmu tidak dipotong dan engkau tidak dibasuh dengan air supaya bersih; juga dengan garampun engkau tidak digosok atau dibedungi dengan lampin.
16:5 Tidak seorangpun merasa sayang kepadamu sehingga diperbuatnya hal-hal itu kepadamu dari rasa belas kasihan; malahan engkau dibuang ke ladang, oleh karena orang pandang enteng kepadamu pada hari lahirmu.

16:6. Maka Aku lalu dari situ dan Kulihat engkau menendang-nendang dengan kakimu sambil berlumuran darah dan Aku berkata kepadamu dalam keadaan berlumuran darah itu: Engkau harus hidup
16:7 dan jadilah besar seperti tumbuh-tumbuhan di ladang! Engkau menjadi besar dan sudah cukup umur, bahkan sudah sampai pada masa mudamu. Maka buah dadamu sudah montok, rambutmu sudah tumbuh, tetapi engkau dalam keadaan telanjang bugil.
16:8 Maka Aku lalu dari situ dan Aku melihat engkau, sungguh, engkau sudah sampai pada masa cinta berahi. Aku menghamparkan kain-Ku kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan perjanjian dengan engkau, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu engkau Aku punya.
16:9 Aku membasuh engkau dengan air untuk membersihkan darahmu dari padamu dan Aku mengurapi engkau dengan minyak.
16:10 Aku mengenakan pakaian berwarna-warna kepadamu dan memberikan engkau sandal-sandal dari kulit lumba-lumba dan tutup kepala dari lenan halus dan selendang dari sutera.
16:11 Dan Aku menghiasi engkau dengan perhiasan-perhiasan dan mengenakan gelang pada tanganmu dan kalung pada lehermu.
16:12 Dan Aku mengenakan anting-anting pada hidungmu dan anting-anting pada telingamu dan mahkota kemuliaan di atas kepalamu.
16:13 Dengan demikian engkau menghias dirimu dengan emas dan perak, pakaianmu lenan halus dan sutera dan kain berwarna-warna; makananmu ialah tepung yang terbaik, madu dan minyak dan engkau menjadi sangat cantik, sehingga layak menjadi ratu.
16:14 Dan namamu termasyhur di antara bangsa-bangsa karena kecantikanmu, sebab sangat sempurna adanya, oleh karena semarak perhiasan-Ku yang Kuberikan kepadamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH."
16:15. "Tetapi engkau mengandalkan kecantikanmu dan engkau seumpama bersundal dalam menganggarkan ketermasyhuranmu dan engkau menghamburkan persundalanmu kepada setiap orang yang lewat.

Yer. 31:3;
31:3 Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.

Why. 21:9.
21:9. Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

Alkitab secara terbuka mengajarkan bahwa Allah sangat mencintai semua umat manusia. Ini bukanlah sebuah konsep yang mudah dipahami, karena konsep Allah, Pencipta alam semesta, bukanlah sebuah konsep yang mudah dipa­hami. Bagaimanapun juga, kita hampir tidak dapat mengerti alam semesta se­cara keseluruhan; apalagi Oknum yang menciptakannya? Walaupun demikian, dalam waktu yang sama, Allah tidak hanya mengumumkan kasih-Nya kepa­da kita, tetapi Dia telah menunjukkannya kepada kita dalam banyak cara yang luar biasa. Tentu saja, yang terbesar, adalah salib Yesus dan apa yang terjadi di sana. Bukti apakah lagi yang kita perlukan dari kasih Allah lebih daripada apa telah diberikan kepada kita di Golgota?

Pikirkan apa artinya jika Allah membenci kita atau menjadi acuh tak acuh kepada kita atau menjadi sama saja seperti kita. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Allah mengasihi kita. Apakah artinya itu bagi Anda se­cara pribadi, dan bagaimanakah ide mengagumkan (bahwa Allah menga­sihi kita) mempengaruhi kehidupan Anda?

Rabu  21 Maret
SEBUAH BUKU ROMAN

Perpustakaan bisa saja dipenuhi dengan buku-buku yang menangani per­tanyaan sulit tentang penderitaan umat manusia, sulit khususnya bagi mereka yang percaya akan kasih dan kuasa Allah (bagi ateis, penderitaan adalah semata-mata bagian dari hidup di alam semesta yang jahat dan tak berarti, jadi tidak ada pertanyaan filsafat yang sulit seperti orang Kristen). Bagaimanapun, tanpa memahami pertentangan besar antara Kristus dan Setan, sebagian besar dari buku-buku ini tidak membuat banyak kemajuan (bahkan dengan mengerti dra­ma kosmik pun, pertanyaan tentang penderitaan sungguh cukup sulit).
Dan meskipun pertanyaan tentang penderitaan umat manusia menyentuh segala aspek kehidupan, kita pasti tidak melupakan kesenangan hidup. Mengapa makanan rasanya sangat enak? Mengapa begitu banyak lidah yang sangat cocok untuk mencicipi banyak cita rasa yang menggoda di dalam makanan? Mengapa sangat banyak perbedaan warna? Mengapa mata manusia dapat tertarik dengan warna-warni yang hidup dan mereka menyukainya? Mengapa senang dengan seksualitas pernikahan? Untuk alasan reproduksi tentu tidak mengharuskan jenis kenikmatan yang diperoleh dari aktivitas seksual. Ada beberapa makhluk hidup yang bereproduksi hanya dengan membelah diri. Bayangkan jika hal itu yang kita lakukan untuk bereproduksi. Bahkan sekarang, adakalanya manusia menggunakan metode-metode kehamilan buatan yang tidak melibatkan kenik­matan. Mengapa kita memiliki ujung-ujung saraf yang tepat yang diperlukan untuk menikmati kesenangan perasaan, bahkan kebahagiaan seksual?
Jawaban semua pertanyaan itu adalah sama: Karena Allah telah menjadikan kita seperti itu. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk jasmani yang dapat menikmati kesenangan jasmani.
Kidung Agung membahas topik ini lebih mendalam. Mengapa buku itu ada di dalam Alkitab? Itu adalah sebuah buku yang berisi kesenangan romantis belaka. Semua kesenangan seksual dalam kitab itu tidak terkait dengan melahirkan anak. Kitab itu dengan tegas mengingatkan kita kesenangan khusus yang Al­lah rancang dan khususkan untuk suami dan istri. Mata air cinta romantis yang menggembirakan itu dapat ditelusuri kepada sumbernya di dalam Allah.

Bacalah sepintas buku Kidung Agung. Apakah yang dikatakan buku itu kepada Anda mengenai bagaimana Allah memandang kesenangan daging sesuai dengan konteks itu?

Tentu saja, dibandingkan dengan banyaknya praktik kasar dan tidak bermoral di sekitar kita, pemikiran orang Kristen tentang seks, pernikahan, dan ke­senangan jasmani pada umumnya kelihatan ketinggalan zaman, sangat sopan santun dan bersifat membatasi. Tetapi prinsip-prinsip ini berasal dari Dia yang menciptakan kesenangan jasmani kita, Dia yang mengetahui bagaimana mereka dapat menikmati yang terbaik. Siapakah kecuali Allah sendiri yang dapat me-nilai rasa sakit dan penderitaan yang disebabkan oleh penyalahgunaan pemberian indah ini? Siapakah yang tidak terkena dampak dari penyalahgunaannya?

Kamis 22 Maret
YESUS DAN KISAH CINTA

Baca Yohanes 2:1-11. Apakah yang ayat ini katakan kepada kita me­ngenai sikap Yesus terhadap pernikahan dan cinta romantis? Apakah ar-tinya bahwa Dia memberikan berkat-Nya kepada pesta pernikahan orang Yahudi yang riuh dan berlarut-larut seperti itu pada zaman-Nya?
2:1. Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;
2:2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
2:3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."
2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh.
2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.
2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki,
2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.


Yesus baru saja kembali dari padang belantara pencobaan, di mana Dia sendiri telah meminum cawan kesengsaraan. Tetapi selanjutnya Dia datang untuk memberikan cawan berkat kepada keluarga manusia dan menahbiskan hubungan hangat kehidupan manusia. Yesus, yang meresmikan pernikahan pertamadi Eden, seka­rang melakukan mukjizat-Nyayang pertama. Di mana? Di pesta pernikahan.
Pernikahan orang Yahudi di zaman Alkitab merupakan kesempatan yang mengesankan. Pernikahan di desa kecil Kana di Galilea bisa jadi peristiwa istimewa tahun itu. Pesta tersebut berlangsung beberapa hari. Para rabi dan muridnya berhenti belajar. Setiap orang membawa hadiah dan tuan rumah sangat berharap agar para tamunya dapat menikmati makanan dan minuman terbaik, serta bersukaria.
Lalu, kalau kehabisan air minum, itu lebih daripada kekecewaan kecil. Itu merupakan suatu malapetaka. Dan ibu Yesus datang-untuk menjelaskan keadaan darurat tersebut kepada-Nya. Namun ia tidak menyarankan sesuatu, tidak juga pasif. Ibu Yesus berbicara kepada para hamba seisi rumah itu dan meminta ke­pada mereka, "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
Kemudian Yesus menyuruh para hamba itu mengisi enam tempayan dengan air. Para arkeologi mengatakan bahwa pada waktu itu sebuah tempayan penyimpanan dapat menampung 15-25 galon. Jadi paling sedikit sembilan puluh galon. Para pelajar-pelajar Alkitab menyatakan bahwa sedikitnya ada seratus dua puluh galon.
Hal berikut yang kita dengar adalah seruan kegembiraan dalam ucapan selamat kepada mempelai laki-laki, kata mereka: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang" (Yoh. 2:10).
Jika ada empat liter dalam satu galon dan masing-masing satu liter dapat menghasilkan enam gelas, ukuran yang umum digunakan pada waktu resepsi pernikahan, total minimum yang tersedia dapat mencapai 2.160 gelas (90galon x 4x 6, redaksi). Ini artinya 2.160 gelas minuman yang terbaik disajikan untuk pesta pernikahan kecil di desa terpencil di Galilea. Di tempat pernikahan itu, Yesus, menuangkan yang terbaik yang pernah dilihat setiap orang.
Dalam mukjizat ini kita dapat melihat kuasa kreatif Allah, kuasa yang sama yang menciptakan dunia kita ini. Dan dalam pelayanan Yesus di bumi, inilah mukjizat pertama dinyatakan dalam konteks pernikahan.

Cinta romantis dan pernikahan adalah, pemberian yang terindah dari Allah. Kita harus mengingat juga, bahwa Yesus tidak pernah menikah, jadi Dia meninggalkan contoh yang menunjukkan bahwa tidak setiap orang harus menikah. Orang yang tidak menikah dapat menikmati hidup sepenuhnya dan produktif serta gembira sebagaimana orang yang menikah.

Jumat 23 Maret
PENDALAMAN: Dalam Perjanjian Lama maupun Baru, pemikahan digunakan untuk menggambarkan kelembutan dan ikatan suci yang terbentuk antara Kristus dan umat-Nya. Bagi Yesus, kegembiraan pesta pemikahan merujuk kepada kebahagiaan pada hari ketika Dia akan membawa mempelai perempuan-Nya ke rumah Bapa, dan umat yang ditebus bersama Penebus akan duduk bersama-sama dalam jamuan pemikahan Anak Domba. Dia berkata, "Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu" (Yes. 62:5), "Engkau tidakakan disebut lagi 'yang ditinggalkan...'" (ayat4). "Tetapi engkau akan dinamai 'yang berkenan kepada-Ku'... sebab TUHAN telah berkenan kepadamu... demiki­anlah Allahmu akan girang hati atasmu" (ayat 4,5). "la membaharui engkau dalam kasih-Nya, la bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai" (Zef. 3:17).
Kitab Suci menyimpulkan dengan tema agung yang sama. Ketika penglihatan tentang hal-hal surgawi diberikan kepada Rasul Yohanes, dia menulis: "Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: 'Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!... Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.'... Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah." (Why 19:6-9).
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.     Kebiasaan apakah dalam kehidupan sosial dan kebudayaan Anda yang mudah sekali menuntun Anda kepada penyalahgunaan kenikmatan fi-sik yang Allah telah berikan kepada kita? Bagaimanakah Anda dapat mendidik yang lain, terutama orang muda, mengenai bahaya penya­lahgunaan pemberian ini? Bagaimanakah Anda dapat menunjukkan kepada mereka bahwa dengan mengikuti prinsip-prinsip dan hukum yang Allah telah berikan kepada kita, manusia akan menikmati hidup yang lebih baik daripada jika mereka mengikuti kebasaan lingkungan sosial yang berlawanan dengan prinsip-prinsip dalam Firman Allah?
2.     Dalam hukum sipil yang diberikan Allah kepada Bangsa Israel ada pengingat lain akan sifat romantis Allah. Jenis bulan madu apakah yang Allah sarankan bagi pasangan yang baru menikah? Ul.. 24:5. Apakah yang kita buat dengan memberikan waktu itu bagi mereka?
Ul 24:5. Apabila baru saja seseorang mengambil isteri, janganlah ia keluar bersama-sama dengan tentara maju berperang atau dibebankan sesuatu pekerjaan; satu tahun lamanya ia harus dibebaskan untuk keperluan rumah tangganya dan menyukakan hati perempuan yang telah diambilnya menjadi isterinya."

RANGKUMAN: Bagi banyak orang modern, Allah telah direndahkan men­jadi satu "teladan" yang baik. Atau Dia telah dicairkan menjadi sebuah konsep yang berguna untuk mengorganisir perdamaian dunia. Dia tidak nampak seperti satu Pribadi yang cinta-Nya dapat kita rasakan. Tetapi Kitab Suci menyatakan dengan tegas bahwa Allah adalah penyayang yang penuh kasih mesra. Pikirkan pertentangan yang menimbulkan doktrin-doktrin GMAHK berbeda.

PRATINJAU PELAJARAN 13

Janji Kedatangan-Nya Kembali

Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: 2 Ptr. 3:1-10, 13; Yoh. 14:2, 3; Dan. 2:44; Ibr. 9:28; Ibr. 11; Why. 6:9-11; Luk. 12:42-48.

AYAT HAFALAN: "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku mem­bawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya" (Wahyu 22:12).

Pokok Pikiran: Kapankah Yesus datang kembali? Siapakahyang tahu? Dalam satu segi itu tidaklah penting. Yang penting adalah, bahwa Dia pasti kembali.

Pada akhir tahun 1990-an, banyak orang mengira kalau dunia akan berakhir hingga pergantian tahun milenium. Kemudian tahun 2000 telah datang dan telah berjalan. Beberapa orang memperdebatkan bahwa perhitungan waktu tersebut telah salah dan tahun 2001 adalah permulaan milenium baru yang tepat. Tetapi, sayangnya, kita masih di sini.
Berbeda dengan tradisi orang Kristen lainnya, umat Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa kedatangan Kristus kedua kali telah dekat. Bahkan da­lam laporan berita pun, reporter sekular kadang-kadang menggambarkan dunia ini sudah semakin dekat kepada beberapa krisis besar, baik politik, lingkungan hidup, ekonomi, militer, atau kombinasi dari semuanya. Seseorang tidak perlu menjadi nabi Alkitabiah agar dapat melihat bahwa dunia ini sudah berada di tepi jurang malapetaka.
Tidak satu pun dari hal ini harus mengejutkan kita; bagaimanapun, setiap nubuatan Alkitab tentang akhir zaman telah melukiskan sebuah gambaran yang suram untuk dunia ini sebelum kedatangan Kristus kedua kali. Dan keadaan itu-lah sebenarnya yang sedang terjadi di dunia di mana kita hidup.
Kapankah Yesus datang kembali? Kita tidak tahu. Yang kita ketahui adalah bahwa Dia pasti datang, dan itulah yang penting.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan hari Sabat, 31 Maret.

No comments:

Post a Comment