PELAJARAN 10 TRIWULAN I 2012


Janji Doa

Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kol. 4:2; Rm. 12:12; Mat. 26:34-44; Ibr. 11:6; Yak. 4:2; Yoh. 14:15; 1 Tes. 4:3.

AYAT HAFALAN: "Di waktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menangis; dan la mendengar suaraku" (Mazmur 55:18).

Pokok Pikiran: Di dalam banyak ayat Alkitab Tuhan memanggil kita untuk berdoa karena doa ialah bagian penting dari perjalanan kita bersama Dia.

Ellen White memberikan kita pernyataan ini perihal berdoa: "Bapa kita yang di surga menunggu untuk mencurahkan kepada kita segala berkat-Nya. Hak kitalah mereguk sebanyak-banyaknya dari pancaran kasih yang tiada batasnya itu. Herannya ialah kita berdoa terlalu sedikit! Allah bersedia dan mau mendengar doa yang tulus dari anak-anak Allah yang rendah hati, namun masih juga banyak yang enggan dari antara kita menyatakan keperluan kita kepada Allah. Bagaimanakah anggapan-anggapan malaikat surga terhadap makhluk manusia yang lemah dan tidak berdaya, yang selalu dalam pencobaan, bila Allah yang mempunyai kasih yang tiada batasnya rindu kepada mereka, siap memberikan lebih banyak daripada yang dapat mereka minta atau pikirkan, namun demikian mereka itu amat sedikit berdoa dan imannya begitu kerdil? Malaikat-malaikat di hadapan Allah, mereka gemar dekat hadirat-Nya. Mereka menganggap hubungan dengan Allah sebagai kegembiraan yang paling tinggi, sedangkan anak-anak dunia, yang sangat memeriukan pertolongan yang hanya Allah sendiri dapat berikan, kelihatannya puas berjalan tanpa terang Roh Kudus, yaitu persekutuan dengan hadirat-Nya."Step to Christ, hlm. 94. Itulah kesimpulan dari semuanya, bukan?
*Pelajarilah Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 10 Maret.

Minggu 4 Maret
KUASA DOA

Suatu hari, seorang pria muda menerima sepucuk surat dari mantan teman sekerjanya, seseorang yang telah pensiun beberapa tahun lebih awal. Kedua pekerja ini tidak akur; pekerja yang telah pensiun tersebut, dari mulanya, telah memperlakukan temannya itu dengan buruk. Namun demikian, pekerja itu tetap membuka surat itu dan mulai membacanya. Isi surat tersebut seperti ini: "Kamu tahu, saya tidak mengerti apa makna doa, saya tidak pernah melakukannya. Na­mun, saya tahu, bahwa kita telah disuruh untuk berdoa. Sepanjang beberapa pe­kan yang lalu, sementara saya sedang berdoa, saya sangat terpukul mengingat bagaimana saya memperlakukan kamu pada waktu itu. Saya menyadari bahwa saya salah, tidak seperti orang Kristen, dan menjadi kesaksian yang mengerikan bagi iman saya. Saya tahu saya harusnya menyelesaikan persoalan ini waktu dulu, tetapi dengan tulus saya minta maaf. Saya harus memohon pengampunan Kristus atas apa yang telah saya lakukan, tidak peduli betapa tidak berharganya diri saya, dan sekarang saya minta kamu untuk memaafkan saya."
Dalam banyak hal, cerita ini memberikan contoh tentang kuasa doa. Itu bu­kan berarti menyuruh Allah memindahkan gunung, meskipun hal itu dapat ter-jadi. Malah hal itu dapat menyebabkan suatu peristiwa yang lebih menakjubkan: dapat mengubah hati manusia.
Sebagaimana seorang menuMs, doa tidak selalu mudah dipahami. Mengapa harus meminta sesuatu kepada Allah jika Dia sudah mengetahui sebelumnya? Apakah Allah tidak melakukan sesuatu hal kepada kita kecuali kita memintanya lebih dulu? Dapatkah doa kita mengubah kehendak Allah Pencipta?
Meskipun kita tidak memahami bagaimana cara doa bekerja, satu hal yang pasti: tanpa doa, perjalanan kita dengan Tuhan pasti menerhui kegagalan.

Baca ayat-ayat berikut. Apakah hal-hal pokok dari ayat-ayat tersebut?
Mat. 26:41; Luk. 18:1; I Tim. 2:8; 1 Tes. 5:17; 1 Ptr. 4:7; Kol. 4:2; Rm. 12:12.
Mat. 26:41;
26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

 Luk. 18:1;
18:1. Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.

 I Tim. 2:8;
2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

1 Tes. 5:17;
5:17 Tetaplah berdoa.

1 Ptr. 4:7;
4:7. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

Kol. 4:2;
4:2. Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.

Rm. 12:12.
12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

Tentu saja, sebagai orang Kristen kita diminta untuk sering berdoa dan ber­doa. Di samping itu, barangkali kita tidak memahami bagaimana sesungguhnya doa itu bekerja. Kebanyakan dari kita tidak memahami sepenuhnya bagaimana segala sesuatu bekerja, baik itu sekuler maupun suci. Jika kita menunggu sampai kita paham betul semua pokok yang berhubungan dengan iman kita, maka hal itu akan sulit menjadi iman, bukankah begitu? Kata iman itu sendiri menya­takan secara langsung bahwa ada beberapa elemen melampaui intelektual kita. Tetapi, satu hal, bahwa setiap orang yang berdoa secara konsisten dan dengan sungguh-sungguh—dan sesuai dengan kehendak Allah—dapat menyaksikan bahwa doa sanggup mengubah kehidupan kita.
Apakah pemahaman Anda tentang doa? Bagaimanakah dampaknya terhadap kehidupan Anda? Bagaimanakah jadinya perjalanan rohani Kekristenan Anda tanpa doa?

Senin 5 Maret
YESUS, DOA SANG MESIAS

Apakah yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita mengenai Yesus dan doa? Apakah konteks dari ayat-ayat ini?
Luk 3:21,22
3:21. Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
3:22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."

Luk. 9:28, 29
9:28. Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.

Luk. 6:12, 13
6:12. Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:

lbr. 5:7
5:7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

Mat. 14:23
14:23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.

Luk. 22:31, 32
22:31 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,
22:32 tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
              
Mat. 26:34-44
26:34 Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
26:35 Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lainpun berkata demikian juga.

26:36. Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa."
26:37 Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
26:43 Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat.
26:44 Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.
              

Yesus, Anak Allah yang tak bernoda, Seorang yang tanpa dosa, tanpa kesalahan, Seorang yang hidup dalam keselarasan yang sempuma dengan kehendak Bapa, sangat nyata memiliki kehidupan yang penuh dengan kuasa doa. (Ayat di atas bahkan belum termasuk doa Yesus di Yohanes 17). Jika Yesus perlu berdoa agar dapat mengatasi hal-hal yang Dia hadapi, seberapa banyakkah harusnya kita memerlukannya? Teladan Kristus dalam hal berdoa sangat jelas menyatakan betapa pentingnya doa dalam perjalanan kita dengan Tuhan. Sangat sulit membayangkan seseorang yang mempunyai hubungan dengan Allah tanpa doa. Jika komunikasi sangat penting untuk meningkatkan sebuah hubungan dengan orang lain, seberapa pentingkah itu dalam hubungan dengan Allah? Yesus memberikan kita sebuah teladan. Terserah kita, apakah kita mau memilih untuk mengikutinya.

Seberapa konsistenkah kehidupan doa Anda? Seberapa mudahkah anda mengalihkan perhatian dari doa? Apakah Anda berdoa secara tepat atau hanya ketika Anda dalam masalah? Bagaimanakah Anda dapat belajar membuat doa lebih utama dalam seluruh perjalanan Anda de­ngan Tuhan?

Selasa 6 Maret
DOA IMAN

"Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahvva Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (lbr. 11:6). Prinsip penting apakah yang diajarkan ayat ini kepada kita me­ngenai apa yang diperlukan dalam doa dan apakah artinya itu bagi kita?

Dalam satu pengertian, doa ialah sebuah jalan untuk datang kepada Allah, membuka diri sendiri naik kepada-Nya. Kita berdoa bukan supaya Allah mengetahui segala sesuatu yang kita perlukan. Perihal doa, Yesus sendiri berkata, bahwa "Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya" (Mat. 6:8). Kita berdoa karena doa adalah sebuah cara melatih iman kita kepada Allah. Artinya hal itu membuat iman kita semakin kuat, le­bih nyata, dan praktis. Siapakah yang tidak mengalami bagaimana doa yang sungguh-sungguh, doa yang teguh, yang dipanjatkan dengan rasa yakin, telah menumbuhkan iman dan memperdalam hubungan dengan Allah?
Doa adalah satu cara untuk menolong mengosongkan diri dari diri. Suatu cara untuk mati terhadap diri setiap hari. Suatu cara untuk berhubungan kembali dengan Allah dalam taraf yang sangat pribadi. Suatu cara untuk mengingatkan Anda bahwa Anda bukan milik Anda sendiri, bahwa Anda telah dibeli dengan harga yang mahal; dan jika Anda berpikir demikian, maka Anda akan remuk dan mati dalam sebuah dunia yang penuh dengan kuasa-kuasa dan kekuatan yang dapat dengan sekejap menginjak-injak Anda menjadi debu.

Sangat sering kita mendengar ungkapan, "mencari Tuhan dalam doa." Apakah makna ungkapan ini bagi Anda? Lihat Dan. 9: 3, 4; Za. 8:21.
Dan. 9: 3, 4;
9:3 Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.
9:4. Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu!

Za. 8:21
8:21 Dan penduduk kota yang satu akan pergi kepada penduduk kota yang lain, mengatakan: Marilah kita pergi untuk melunakkan hati TUHAN dan mencari TUHAN semesta alam! Kamipun akan pergi!

Untuk pengertian yang luas, setiap doa adalah tindakan iman. Siapakah yang dapat melihat doa-doa mereka sampai ke surga? Siapakah yang dapat melihat Allah menerima doa tersebut? Sering kita berdoa tanpa melihat hasil-hasilnya datang segera, namun, kita tetap beriman bahwa Allah mendengarkan dan akan menjawab dengan cara yang terbaik. Doa adalah sebuah tindakan iman yang mana kita menjangkau melampaui apa yang kita lihat atau rasakan atau bahkan betul-betul jauh dari pemahaman kita.

Seberapa banyakkah doa Anda yang dihafalkan dan statis, bukan dari perasaan hati Anda yang paling dalam? Bagaimanakah Anda dapat mengubahnya menjadi doa yang sungguh-sungguh dari segenap hati?

Rabu 7 Maret
KARENA KAMU TIDAK MEMINTA

Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan orang-orang yang berdoa adalah, "Bisakah doa-doa saya benar-benar menggerakkan Allah untuk melakukan sesuatu yang Dia tidak ingin melakukannya?" Itu adalah suatu pertanyaan yang logis. Untuk menjawab, kita hanya dapat meneliti Firman Tuhan dan melihat apa yang dikatakannya.

Baca Yakobus 4:2; Lukas 11:9; Yakobus 5:16-18. Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini mengenai doa kita dan tindakan Allah terhadap doa kita?
Yakobus 4:2;
4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.

Lukas 11:9;
11:9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Yakobus 5:16-18
5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
5:17 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
5:18 Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.

Betapapun banyak doa mengubah kita, dan berdampak kepada hubungan kita dengan Allah dan dengan orang lain, Alkitab dengan jelas sekali menyatakan bahwa doa kita mempengaruhi tindakan Allah. Kita meminta dan Dia merespons, dengan satu cara atau cara yang lain.

Baca Kejadian 18:22-33. Bagaimanakah kita melihat di sini prinsip ini berlaku?
18:22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.
18:23. Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?
18:24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?
18:25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?"
18:26 TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka."
18:27 Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.
18:28 Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?" Firman-Nya: "Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana."
18:29 Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: "Sekiranya empat puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu."
18:30 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana."
18:31 Katanya: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu."
18:32 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu."
18:33 Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.

Sekali lagi, apa pun kesulitan-kesulitan filsafat yang terkait dengan pemahaman terhadap kebenaran ini, Allah akan menjawab doa umat manusia. Dia berkata bahwa Dia akan menjawab doa kita, dan dengan demikian kita harus mempercayai Dia atas Firman-Nya.

"Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka" (2 Taw. 7:14). Apakah yang ayat ini ajarkan kepada kita tentang doa?

Namun, perhatikan, bahwa Allah tidak akan memulihkan negeri mereka ha­nya karena mereka memintanya. Mereka terpanggil untuk berdoa, tetapi doa hanyalah satu aspek dari kebangunan iman yang harus mereka alami.
Barangkali contoh yang paling penting mengenai prinsip ini adalah: "Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga ia akan mengam­puni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1 Yoh. 1:9). Di sini, kita melihat suatu hubungan yang kuat antara doa (dalam hal ini penga-kuan) dan tindakan Allah dalam kehidupan kita. Kita mengakui dosa-dosa kita, dan Dia mengampuninya, yang juga suatu proses di mana Dia menyucikan kita dari segala kejahatan. Pemikiran yang jelas tersirat di sini adalah bahwa jika kita tidak berdoa, tidak mengakui dosa kita, maka kita tidak diampuni. Dalam hal ini, tentu saja, Allah bertindak dalam merespons doa-doa kita.

Kamis 8 Maret
MEMENUHI SYARAT-SYARAT

Seseorang duduk di satu restoran, menyantap satu porsi besar makanan berlemak dan satu botol minuman soft drink. Kemudian ditutup dengan semangkuk besar es krim cokelat dan gula-gula rasa pedas. Malam itu, sebelum tidur (setelah memakan beberapa makanan kecil), dia bertelut untuk berdoa. Bagian dari doanya adalah, "Ya, Tuhan, tolonglah saya untuk menurunkan berat badan saya."
Apakah yang salah dengan cerita ini?
Kenyataannya ialah, kita dapat mengharapkan Allah menjawab doa kita, tetapi di dalam proses itu ada hal-hal yang perlu kita lakukan. Telah dikatakan bahwa kita harus menghidupkan doa-doa kita; artinya, kita perlu melakukan se­gala sesuatu yang dapat kita lakukan, sekuat tenaga kita, untuk melihat jawaban doa kita. Ini bukanlah humanisme, maupun suatu bentuk kekurangan iman. Sebaliknya, itulah bagian dari bagaimana hidup dengan iman.
"Jika hati kita berpaling kepada kejahatan, jika kita bergantung kepada se­suatu dosa yang kita sadari, maka Tuhan tidak akan mendengar kita; tetapi doa orang yang menyesal dan bertobat dan hancur hatinya selalu diterima. Jika se-muayangdiketahui salah telah diluruskan, barulah kita bisa percaya bahwa Al­lah akan menjawab segala permohonan kita. Jasa kita tidak pernah membuat kita berkenan di hadapan Allah; hanya kebajikan Yesus yang menyelamatkan kita, darah-Nya yang akan menyucikan kita; namun demikian kita mempunyai satu tugas untuk memenuhi syarat-syarat penerimaan."—Ellen White, Kebahagiaan Sejati, hlm. 108.
Dia tidak mengatakan bahwa kita harus menjadi sempurna agar doa-doa kita dijawab. Dia juga menjelaskan bahwa penerimaan kita pada Allah tidak didasarkan atas kita atau kebaikan kita tetapi hanya oleh jasa-jasa Kristus bagi kita. Dia mengatakan bahwa kita harus berada dalam sikap iman, kerendahan hati dan berserah pada kehendak Allah agar Dia dapat bekerja dalam kehidupan kita.

Bagaimanakah ayat-ayat berikut ini menolong kita memahami apa ar­tinya "memenuhi syarat-syarat?" (Lihat lbr. 10:38; Ul 4:29; Luk. 9:23; Yoh. 14:15; 1 Tes. 4:3).
lbr. 10:38
10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

Ul 4:29;
4:29 Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Allahmu, dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.

Luk. 9:23;
9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Yoh. 14:15;
14:15. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

1 Tes. 4:3
4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,

Barangkali, dari semua kondisi kita yang memerlukan doa yang efektif, terutama adalah kesadaran kita akan keperluan kita, ketidakberdayaan kita, kesadaran kita bahwa kita adalah orang berdosa yang memerlukan kasih karunia dan bahwa pengharapan kita hanya di dalam Tuhan, yang telah melakukan begitu banyak untuk kita. Menjadi orang yang sombong, bergantung pada diri sendiri, puas diri adalah resep untuk kehancuran kehidupan rohani.

Hal-hal apakah yang sedang Anda doakan dengan sungguh-sungguh? Sementara Anda berdoa, tanya diri Anda sendiri, apakah yang dapat saya lakukan dengan cara yang berbeda yang dapat menolong terkabulnya doa saya untuk sesuatu yang saya sangat perlukan?

Jumat  9 Maret
PENDALAMAN: "Doa adalah nafas jjwa. Itu adalah rahasia kuasa rohani. Tidak ada sarana kasih karunia lain yang dapat menggantikan, dan membuat kesehatan jiwa terpelihara. Doa membawa hati dekat kepada Sumber kehidupan, dan menguatkan persendian dan otot pengalaman keagamaan."—Ellen White, Pelayan Injil, hlm. 226.
"Apabila kita belum menerima pada waktunya perkara-perkara yang kita mohonkan, baiklah kita senantiasa yakin bahwa Tuhan mendengar dan akan menjawab doa-doa kita. Pandangan kita pendek dan kita pun amat banyak kesalahan sehingga kadang-kadang kita memohon hal-hal yang tidak menjadi satu berkat bagi kita, dan Bapa kita yang di surga dengan kasih menjawab doa-doa kita dengan memberikan kepada kita.yang terbaik—yang pasti kita sendiri akan mendambakannya apabila dengan terang Ilahi kita dapat melihat segala perkara sebagaimana adanya. Apabila doa-doa kita nampaknya tidak dijawab, baiklah kita berpaut pada janji itu; karena akan tiba waktunya untuk dijawab, dan kita akan menerima berkat yang amat kita perlukan. Tetapi menuntut agar doa kita dijawab dengan cara tertentu dan sesuai dengan keinginan kita merupakan iman tanpa alasan yang benar. Allah amat bijaksana sehingga tidak mungkin berbuat salah, dan terlalu berkemurahan untuk menahankan sesuatu yang baik bagi mereka yang berjalan dalam kebenaran. Karena itu janganlah takut berharap pada-Nya walaupun Anda tidak segera mendapat jawab atas doa-doamu."—Ellen White, Kebahagiaan Sejati, hlm. 108, 109.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.      Apakah yang Anda katakan kepada seseorang yang bertanya, "Mengapa harus berdoa, jika Allah mengetahui segala sesuatu sebelumnya?"
2.      Siapakah yang tidak bergumul dengan pertanyaan tentang doa yang di­jawab dan yang tidak dijawab? Misalnya, seseorang berdoa agar mobil mereka tidak rusak dalam perjalanan dan ketika mobil mereka tidak rusak, mereka menghubungkannya dengan jawaban doa. Ini baik. Tetapi apakah yang Anda katakan kepada seseorang yang juga berdoa, agar anak mereka tidak meninggal, namun anak itu meninggal? Bagaimanakah kita memahami arti semua ini? Atau dapatkah kita menghadapinya?
3.      Apakah peran Roh Kudus dalam kehidupan doa kita? Bayangkan da­lam kelas beberapa orang baru datang dan mereka bertanya: "Dapat­kah Anda mengajarkan saya apa arti doa? Bagaimanakah seharusnya saya berdoa? Mengapa saya harus berdoa? Dan apakah seharusnya yang saya harapkan ketika saya berdoa, dan apakah seharusnya yang tidak saya harapkan? Bagaimanakah Anda menjawab mereka?

RANGKUMAN: Tentu saja, ada banyak hal mengenai doa yang tidak dapat kita pahami. Tetapi satu hal yang pasti yang perlu diketahui oleh mereka yang berdoa adalah: Bahwa doa akan mengubahkan kehidupan Anda, dan menjadi-kan Anda lebih baik, juga.

No comments:

Post a Comment