Terima Kasih Tak Terhingga kami ucapkan kepada
Terima Kasih kepada TIM & PANITIA yang sudah bekerja sama dan sama-sama kerja semuanya untuk hormat dan kemuliaan bagi nama TUHAN. TOTAL MEMBER INVOLVEMENT !!!
Kiranya TUHAN memberkati dengan berkelimpahan. Kepada para babtisan kiranya tetap setia hingga MARANATHA.
KELUARGA A. TANJUNG-TANNY
yang telah menjadi sponsor utama dalam KKR KELUARGA ALLAH di Togola-Kec.Ibu, Halmahera Barat (1-8 November 2015). Terima Kasih kepada TIM & PANITIA yang sudah bekerja sama dan sama-sama kerja semuanya untuk hormat dan kemuliaan bagi nama TUHAN. TOTAL MEMBER INVOLVEMENT !!!
Kiranya TUHAN memberkati dengan berkelimpahan. Kepada para babtisan kiranya tetap setia hingga MARANATHA.
5-11 Desember
SABAT
PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Kej. 9:1-17;
12:1-3; Gal. 3:6-9,15-18; Kel. 24; Yer. 31:31-34; 1 Kor. 11:24-26.
AYAT HAFALAN: "Sesungguhnya, akan datang
waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan
kaum Israel dan kaum Yehuda" (Yeremia 31:31).
Meskipun
Alkitab bcrbicara tentang "perjanjian-perjanjian dalam bentuk jamak
(Rm. 9:4; Gal. 4:24), hanyalah ada satu dasar perjanjian,perjanjian
anugerah, di mana Allah mencurahkan keselamatan ke atas manusia berdosa yang
memintanya dengan iman. Gagasan "perjanjian- perjanjian" yang jamak
muncul dari beberapa cara Allah dalam menyatakan kembali esensi perjanjian
untuk memenuhi keperluan umat-Nya dalam waktu dan keadaan yang berbeda.
Tetapi apakah itu perjanjian Adam (Kej. 3:15), perjanjian Abraham
(Kej. 12:1-3; Gal. 3:6-9), perjanjian di Sinai (Kel. 20:2),
perjanjian Daud (Yeh. 37:24-27), atau Perjanjian Baru (Yer.
31:31-33), gagasannya adalah sama. Keselamatan yang Allah siapkan adalah
sebuah pemberian, tanpa jasa kita serta tidak semestinya diberikan. Dan respons
manusia terhadap pemberian itu—dengan maksud, kemanusiaan memegang sisi
kesepakatan itu—adalah kesetiaan dan penurutan.
Perjanjian Baru
pertama kali disebut adalah dalam kitab Yeremia, dalam konteks kembalinya
Israel dari pembuangan, dan berkat-berkat yang Allah akan berikan kepada
mereka. Bahkan di tengah malapetaka dan masalah, Tuhan memberikan kepada
umat-Nya yang bertingkah ini harapan dan pemulihan.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 12 Desember.
Minggu 6 Desember
Perjanjian Allah dengan Semua
Manusia
Kita melihat betapa buruknya dunia sekarang ini; yakni, kita melihat semua
kejahatan ada di dalamnya, namun Allah tetap sabar terhadap kita. Maka, kita
hanya dapat membayangkan betapa buruknya sesuatu sehingga Allah harus
menghancurkan seluruh dunia dengan air bah. "Tuhan lelah memberikan kepada
manusia hukum-hukum-Nya sebagai peraturan hidup, tetapi hukum-Nya itu dilanggar
dan sebagai akibatnya timbullah segala macam dosa. Kejahatan manusia dilakukan
dengan terang-terangan, keadilan diinjak-injak dan teriakan orang-orang yang
teraniaya naik sampai ke surga"—Ellen G. White, Alfa dan Omega,
jld. 1, hlm. 97.
Bacalah Kejadian 9:1-17. Perjanjian apakah yang
dibuat antara Allah dengan manusia, dan bagaimanakah itu mcnccrminkan karunia
Allah kepada makhluk ciptaan?
Kejadian
9:1-17
9:1. Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta
berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta
penuhilah bumi.
9:2 Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang
di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan
segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan.
9:3 Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi
makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga
tumbuh-tumbuhan hijau.
9:4 Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya,
janganlah kamu makan.
9:5 Tetapi mengenai darah kamu, yakni nyawa kamu, Aku
akan menuntut balasnya; dari segala binatang Aku akan menuntutnya, dan dari
setiap manusia Aku akan menuntut nyawa sesama manusia.
9:6 Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan
tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya
sendiri.
9:7 Dan kamu, beranakcuculah dan bertambah banyak,
sehingga tak terbilang jumlahmu di atas bumi, ya, bertambah banyaklah di
atasnya."
9:8. Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada
anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia:
9:9 "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku
dengan kamu dan dengan keturunanmu,
9:10 dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama
dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang
bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang
di bumi.
9:11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak
ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak
akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi."
9:12. Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian
yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang
bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda
perjanjian antara Aku dan bumi.
9:14 Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan
busur itu tampak di awan,
9:15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada
antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa,
sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang
hidup.
9:16 Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan
melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan
segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi."
9:17 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Inilah tanda
perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi."
Perjanjian yang Allah tunjukkan kepada Nuh adalah yang paling luas di antara
perjanjian-perjanjian dalam Alkitab; itu mencakup semua manusia, termasuk
binatang dan juga alam (Kej. 9:12). Juga, ini adalah sebuah pengaturan
sepihak: Tuhan tidak memaksakan syarat atau ketentuan apa pun kepada mereka
yang kepada siapa perjanjian ini dibangun. Ia tidak akan lagi menghancurkan
bumi dengan air, titik. Berbeda dengan perjanjian-perjanjian lain, perjanjian
ini tidak bersyarat.
Kemudian Allah memeteraikan perjanjian-Nya dengan tanda yang terlihat,
yaitu pelangi, yang menyimbolkan peijanjian yang menyatakan janji bahwa bumi
tidak akan pernah lagi dihancurkan oleh air bah. Maka, setiap kali kita melihat
pelangi, faktanya bahwa kita di sini melihatnya—-dalam caranya sendiri—adalah
sebuah pembelaan dari perjanjian yang lama ini. (Bagaimana pun, jika kita telah
dimusnahkah dalam air bah yang universal, kita tidak akan berada di sini untuk
melihat pelangi!). Di tengah dosa yang terus-menerus serta kejahatan di bumi,
terkadang kita diberkati dengan keindahan pelangi, tanda kemurahan Allah kepada
seluruh dunia. Kita dapat menatap ke atas kepada pelangi dan memanjatkan
harapan, bukan hanya keindahan di dalam dan di luar pelangi itu, tetapi juga
karena kita tahu bahwa itu adalah pekabaran dari Allah, satu pekabaran
kasih-Nya kepada planet kita yang malang.
Pikirkanlah kemegahan dan keindahan pelangi.
Khususnya dalam terang Alkitab yang mengatakan kepada kita mengenai pelangi,
dalam cara apakah pelangi membawa kita kepada Allah, kepada hal-hal yang luar
biasa, kepada sesuatu yang lebih besar daripada apa yang dunia ini tawarkan?
Senin 7 Desember
Perjanjian dengan Abraham
Baca Kej. 12:1-3; 15:1-5; 17:1-14. Apakah yang
ayat-ayat ini katakan mengenai rcncana yang Allah akan lakukan melalui
perjanjian yang Ia buat dengan Abraham?
Kej.
12:1-3; 15:1-5; 17:1-14
12:1. Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah
dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang
akan Kutunjukkan kepadamu;
12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,
dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi
berkat.
12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati
engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di
muka bumi akan mendapat berkat."
15:1. Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam
suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan
sangat besar."
15:2. Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang
akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai
anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
15:3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan
kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
15:4 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian:
"Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu,
dialah yang akan menjadi ahli warismu."
15:5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman:
"Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat
menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya
nanti keturunanmu."
17:1. Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun,
maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah
Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
17:2 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan
engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak."
17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
17:4. "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan
engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
17:5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan
Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
17:6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak;
engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal
raja-raja.
17:7. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan
engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya
Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
17:8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan
negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan
Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah
mereka."
17:9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari
pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu
turun-temurun.
17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang,
perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di
antara kamu harus disunat;
17:11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan
menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
17:12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat,
yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di
rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak
termasuk keturunanmu.
17:13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau
beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu
menjadi perjanjian yang kekal.
17:14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang
tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara
orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
Perjanjian karunia Abraham adalah dasar dari perjalanan sejarah keselamatan.
Itulah sebabnya Paulus menggunakannya untuk menolong menjelaskan rencana
keselamatan yang telah digenapi dalam diri Yesus.
Baca Galatia 3:6-9,15-18. Bagaimanakah Paulus
menghubungkan perjanjian yang dilakukan dengan Abraham kepada Yesus dan kepada
keselamatan oleh iman?
Galatia
3:6-9,15-18
3:6. Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah,
maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman,
mereka itulah anak-anak Abraham.
3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa
Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih
dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan
diberkati."
3:9 Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang
diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu.
3:15 Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh
dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari
manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun.
3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan
kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya"
seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada
keturunanmu", yaitu Kristus.
3:17 Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan
Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus
tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.
3:18 Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal
dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah
Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham.
Melalui keturunan Abraham- merujuk bukan hanya kepada keturunannya yang
banyak, tetapi secara khusus kepada satu orang, yaitu Yesus (lihat Gal.
3:16), Allah akan memberkati seluruh dunia. Semua yang termasuk keturunan
Abraham, yang terjadi oleh iman di dalam Kristus (Gal. 3:29), akan tahu
bahwa Allah Abraham akan menjadi Allah mereka juga. Bahkan di zaman itu,
"Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran" (Gal. 3:6). Abraham tidak diselamatkan oleh
perbuatan tidak terkecuali pencuri di atas kayu salib; selalu dan hanya
karunia Allah yang menyelamatkan yang membawa keselamatan. Abraham memenuhi perjanjian
itu, bukan karena ia sempurna, di mana ia tidak sempurna, tetapi karena ia
menurut, yang menyatakan iman yang berpegang kepada janji keselamatan.
Perbuatannya tidak membenarkan dia; gantinya, perbuatan-perbuatannya menunjukkan
bahwa ia sudah dibenarkan. Itulah esensi perjanjian dan bagaimana itu tergambar
dalam kehidupan beriman (lihat Roma 4:1 -3).
Tinggallah dalam kebenaran bahwa
harapan keselamatan Anda hanya datang dari kebenaran Yesus yang dikreditkan
kepada Anda. Harapan dan kebahagiaan besar apakah yang dapat Anda ambil dari
janji indah yang dibuat untuk Anda ini?
Selasa, 8 Desember
Perjanjian di Sinai
Bagaimanakah perjanjian dibuat antara Israel dan
Allah di Gunung Sinai? (Kel. 24).
Keluaran
24
24:1. Berfirmanlah Ia kepada Musa: "Naiklah
menghadap TUHAN, engkau dan Harun, Nadab dan Abihu dan tujuh puluh orang dari
para tua-tua Israel dan sujudlah kamu menyembah dari jauh.
24:2 Hanya Musa sendirilah yang mendekat kepada TUHAN,
tetapi mereka itu tidak boleh mendekat, dan bangsa itu tidak boleh naik
bersama-sama dengan dia."
24:3 Lalu datanglah Musa dan memberitahukan kepada bangsa
itu segala firman TUHAN dan segala peraturan itu, maka seluruh bangsa itu
menjawab serentak: "Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan
kami lakukan."
24:4 Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu.
Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan
dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.
24:5 Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa
Israel, maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan menyembelih lembu-lembu
jantan sebagai korban keselamatan kepada TUHAN.
24:6 Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu,
lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada
mezbah itu.
24:7 Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu
dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala
firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan."
24:8 Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya
pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan
TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."
24:9. Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu dan
tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel.
24:10 Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak
pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya
seperti langit yang cerah.
24:11 Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel itu
tidaklah diulurkan-Nya tangan-Nya; mereka memandang Allah, lalu makan dan
minum.
24:12. TUHAN berfirman kepada Musa: "Naiklah
menghadap Aku, ke atas gunung, dan tinggallah di sana, maka Aku akan memberikan
kepadamu loh batu, yakni hukum dan perintah, yang telah Kutuliskan untuk
diajarkan kepada mereka."
24:13 Lalu bangunlah Musa dengan Yosua, abdinya, maka
naiklah Musa ke atas gunung Allah itu.
24:14 Tetapi kepada para tua-tua itu ia berkata:
"Tinggallah di sini menunggu kami, sampai kami kembali lagi kepadamu;
bukankah Harun dan Hur ada bersama-sama dengan kamu, siapa yang ada perkaranya
datanglah kepada mereka."
24:15 Maka Musa mendaki gunung dan awan itu menutupinya.
24:16 Kemuliaan TUHAN diam di atas gunung Sinai, dan awan
itu menutupinya enam hari lamanya; pada hari ketujuh dipanggil-Nyalah Musa dari
tengah-tengah awan itu.
24:17 Tampaknya kemuliaan TUHAN sebagai api yang
menghanguskan di puncak gunung itu pada pemandangan orang Israel.
24:18 Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan
mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan
empat puluh malam lamanya.
Musa dan beberapa pemimpin naik ke atas Gunung Sinai. Para pemimpin ini
termasuk Harun dan dua anaknya, yang mewakili imam-imam; dan 70 tua-tua, para
pemimpin, dan para hakim, yang mewakili bangsa itu. Mereka yang menemani Musa
harus berhenti di kejauhan, namun Musa diizinkan untuk naik ke tempat di mana
Allah menampakkan diri-Nya.
Kemudian Musa datang dan meneguhkan peijanjian dengan seluruh bangsa. Ia
mengumumkan apa yang Allah telah sampaikan kepadanya, dan bangsa itu menyahut
dengan perkataan-perkataan berikut: "Segala firman yang telah diucapkan
TUHAN itu, akan kami lakukan" (lihat Kel. 24:3.)
Tentunya, sebagaimana sejarah suci menunjukkan dan sebagaimana pengalaman
kita sering membuktikan, mudah mengaku menjadi penurut; sedikit berbeda halnya
dengan menjangkau keluar dengan iman dan berserah agar memanfaatkan kuasa
Ilahi yang dapat memberikan kita karunia untuk melakukan apa yang kita katakan
kita akan lakukan.
Baca Ibrani 4:2. Bagaimanakah ayat ini menerangkan
kegagalan Israel? Bagaimanakah kita belajar untuk menghindari kesalahan yang
sama?
Ibrani
4:2
4:2 Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan
sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi
mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.
Hanya melalui iman dan oleh memahami janji-janji yang datang dengan iman,
kita dapat menjadi penurut, sebuah penurutan yang ditunjukkan oleh kepatuhan
kepada hukum Allah. Penurutan terhadap hukum tidak lagi bertentangan dengan
perjanjian kekal di zaman Musa dengan di zaman kita. Cara pandang umum yang
salah tentang hukum dan perjanjian-perjanjian, yang biasanya muncul dari
membaca tulisan-tulisan Paulus, berasal dari kegagalan dalam mempertimbangkan konteks
saat Paulus menulis, yakni berhubungan dengan musuh-musuhnya sesama Yahudi.
Mereka ingin menjadikan hukum dan penurutan sebagai pusat iman; sebaliknya
Paulus, ingin menjadikan Kristus dan kcbenaran-Nya sebagai komponen utama.
Berapa seringkah Anda berkata, "Segala firman
yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan"? Namun gagal dalam
menurutinya? Bagaimanakah kenyataan yang tidak beruntung ini membuat janji karunia
menjadi begitu berharga? Harapan apakah yang akan Anda peroleh tanpa itu?
Rabu, 9
Desember
Perjanjian
yang Baru: Bagian 1
Baca Yeremia 31:31-34. Apakah arti ayat ini, baik
dalam konteks utamanya dan di zaman kita sekarang?
Yeremia
31:31-34
31:31 Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah
firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum
Yehuda,
31:32 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan
nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka
keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku
menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.
31:33 Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan
kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh
Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan
menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
31:34 Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau
mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua,
besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan
mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."
Yeremia menyampaikan perkataan-perkataan ini di tengah krisis terhebat yang
belum dihadapi bangsa itu: Serangan Babel yang akan datang, ketika bangsa itu
terancam musnah kecuali kemusnahan tertentu. Tetapi, kembali di sini, seperti
di tempat-tempat lain, Tuhan menawarkan mereka harapan, janji bahwa ini tidak
akan menjadi akhir, dan mereka akan mendapat kesempatan lain untuk berkembang
di hadapan Tuhan.
Jadi, janji pertama dari "perjanjian baru" di dalam Alkitab
adalah dalam konteks kembalinya Israel dari penawanan Babel, dan berkat yang
Allah akan berikan kepada mereka setelah kembali. Sebagaimana pelanggaran atas
perjanjian yang dibuat di Sinai (Yer 31:32) membawa mereka kepada pengasingan,
jadi pembaruan perjanjian ini akan memelihara mereka, dan harapan mereka bagi
masa depan. Seperti perjanjian di Sinai, perjanjian yang baru akan menjadi
penghubung, dan itu termasuk hukum yang sama, Sepuluh Hukum Allah, namun
sekarang tertulis bukan hanya pada loh batu, tetapi di dalam hati mereka,
tempat yang seharusnya semua ada bersama-sama.
"Hukum yang sama yang diukirkan di atas loh batu dituliskan oleh Roh
Kudus di atas loh hati manusia. Gantinya kita berusaha meneguhkan kebenaran
kita sendiri, maka kita menerima kebenaran Kristus. Darah-Nya menebus dosa-dosa
kita. Penurutan-Nya diterima bagi kita. Kemudian hati yang telah dibarui oleh
Roh Kudus akan menghasilkan "buah-buah Roh itu." Melalui anugerah
Kristus kita akan hidup dalam penurutan kepada hukum Allah yang ditulis dalam
hati kita. Setelah memiliki Roh Kristus, kita akan hidup sama seperti
Dia."—EUen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 442.
Di bawah perjanjian baru, dosa-dosa mereka akan
diampuni, mereka akan mengenal Tuhan bagi diri mereka, dan mereka akan menurut
hukum Allah melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam mereka. Perjanjian
lama dalam bayangan-bayangan dan dalam simbol-simbol, sedangkan perjanjian yang
baru adalah dalam kenyataan, keselamatan selalu oleh iman, iman yang akan
menyatakan "buah-buah Roh."
Kamis. 10 Desember
Perjanjian yang Baru: Bagian 2
Nubuatan Yercmia tentang perjanjian yang baru berisi aplikasi ganda: Pertama,
itu merujuk kepada kembalinya Israel kepada Allah dan Ia membawa mereka pulang
ke rumah; kedua, itu merujuk kepada pelayanan Yesus sang Mesias, yang
kematian-Nya mengesahkan perjanjian dan akan mengubah hubungan antara manusia
dengan Allah. Dalam perjanjian barulah kita menemukan kepenuhan gambaran dari
rencana keselamatan, yang sebelumnya hanya dinyatakan dalam bayangan dan simbol
(Ibr. 10:1).
Baca Lukas 22:20 dan 1 Kor. 11:24-26. Bagaimanakah
ayat-ayat ini berhubungan dengan nubuatan Yeremia?
Lukas
22:20
22:20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan;
Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang
ditumpahkan bagi kamu.
1
Kor. 11:24-26
11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia
memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi
kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan,
lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh
darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan
Aku!"
11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum
cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Roti adalah simbol tubuh Kristus yang dipccah-pccahkan, dilambangkan oleh
domba Paskah yang dikorbankan pada zaman Perjanjian Lama. Anggur melambangkan
darah Yesus yang tercurah di salib, dinyatakan dalam Perjanjian Baru.
Pelayanan Yesus tidak dimulai dengan Perjanjian Baru; itu termasuk Perjanjian
Lama juga, dan dalam upacara perjamuan kudus kita dapat melihat hubungan yang
menyatukan apa yang Yesus telah lakukan sepanjang sejarah keselamatan.
Kemudian, roti dan anggur menyediakan ringkasan pendek dari sejarah keselamatan.
Meski hanya dalam simbol-simbol, namun tetap melalui simbol-simbol ini kita
dapat mengerti pekeijaan Allah yang luar biasa untuk kita.
Paulus menggunakan upacara perjamuan untuk menunjukkan bukan hanya kematian
Kristus, tetapi juga kcdatangan-Nya, tanpa kcdatangan-Nya, kematian-Nya tidak
berarti apa-apa. Bagaimanapun, apa untungnya kedatangan Kristus yang pertama
tanpa yang kedua, saat kita dibangkitkan dari kubur (1 Tes. 4:16; 1 Kor.
15:12-18)? Yesus membangun mata rantai yang sama ketika Ia berkata,
"Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan
minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang
baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku" (Mat. 26:29).
Tidak diragukan, kedatangan Kristus pertama kali tidak dapat dipisahkan dari
kcdatangan-Nya yang kedua kali. Yang pertama menemui kepenuhan- nya yang utama
hanya dalam kedatangan yang kedua.
Bila kemudian Anda mengambil
bagian dalam upacara perjamuan, pikirkan tentang janji Kristus untuk tidak
meminum cawan anggur hingga Ia melakukannya bersama-sama dengan kita di dalam
kerajaan Allah. Apakah yang Anda rasakan? Apakah yang hal itu katakan tentang
hubungan yang sangat dekat yang Kristus cari dengan kita?
130 Yeremia
Jumat, 11 Desember
Pendalaman: Sebagaimana
kita lihat, Alkitab mengajarkan bahwa pelangi adalah tanda peijanjian Allah
yang tidak akan lagi menghancurkan bumi dengan air. Tentunya, terima kasih
untuk ilmu pengetahuan, kita tahu bahwa pelangi itu terjadi saat matahari
dibiaskan dan dipantulkan oleh butiran air yang menyebarkan cahaya pada
berbagai sudut. Cahaya kemudian menerobos tetesan air dari satu sisi ke sisi
tetesan air lainnya, menciptakan warna- warni yang kita lihat. Penyair John
Keats khawatir bila ilmu pengetahuan akan "mengurai pelangi," tetapi
meski kita dapat mengurai, mengukur, memprediksi, dan mengurut segala sesuatu
tentang pelangi hingga kepada setiap bagian partikel dasar dan setiap isi
partikel terkecil, apa yang dapat dibuktikan selain bahwa kita memahaminya
lebih baik tentang hukum-hukum alam yang Allah gunakan untuk menciptakan
tanda-tanda dari peijanjian ini? Ilmu pengetahuan mungkin suatu saat sanggup
menjelaskan segala sesuatu tentang bagaimana pelangi itu tercipta—bahkan hingga
25 digit angka desimal—tetapi tidak akan pernah sanggup menjelaskan mengapa
mereka tercipta.
Tetapi, kita tahu mengapa. Karena Allah menciptakan dunia kita dengan cara
tertentu hingga ketika matahari dan kabut bertemu satu sama lain, kabut memecah
cahaya dengan cara membiaskan dan memantulkannya pada beberapa sudut yang
menciptakan kumpulan gelombang-gelombang elektromagnetik yang mana ketika
mencapai mata kita, pelangi itu akan membekas di pikiran kita. Dan Ia
melakukannya (pertanyaan "mengapa" yang ilmu pengetahuan tidak dapat
jelaskan) untuk mengingatkan kita akan peijanjian-Nya bahwa Ia tidak akan pernah
lagi menghancurkan dunia dengan air.
Pertanyaan-pertanyaan
untuk Didiskusikan:
1.
Apakah kebenaran yang sangat penting lainnya, yang
dinyatakan oleh Alkitab, yang ilmu pengetahuan tidak akan pernah ajarkan kepada
kita? Bahkan, dapatkah Anda berargumentasi bahwa hal paling penting yang kita
tahu tidak akan pernah dinyatakan oleh ilmu pengetahuan? Jika ya,
kebenaran-kebenaran apakah itu?
2.
Di dalam UKSS, diskusikanlah hubungan yang penting
antara iman dan perbuatan dalam rencana keselamatan. Yakni, apakah peran iman,
dan apakah peran perbuatan, dan bagaimanakah keduanya berhubungan dengan
pengalaman Kekristenan?
3.
Apakah artinya mengatakan bahwa hukum itu diukir
pada hati kita? Bagaimanakah pemikiran ini menunjukkan kekekalan hukum itu,
bahkan dalam Perjanjian Baru?
PENUNTUN GURU
Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Yeremia 31:31-34; Galatia 3:15-18
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Meninjau kembali pembaruan perjanjian yang terjadi di seluruh Perjanjian
Lama dan bagaimana perjanjian-perjanjian itu menunjuk kepada pembaruan
perjanjian yang utama—Perjanjian Baru sebagaimana dinubuatkan pertama kali oleh
Yeremia.
Merasakan: Mengalami kasih karunia menyelamatkan Allah yang tidak bersyarat yang
didasarkan pada kebenaran melalui iman.
Melakukan: Memeluk
keindahan hidup yang menurut di bawah janji pelangi abadi dari kasih karunia
Allah yang menyelamatkan.
Garis Besar Pelajaran:
I.
Mengetahui: Perjanjian Abadi
A.
Bagaimanakah pcijanjian-perjanjian dengan Nuh, Abraham dan bangsa Israel di
Sinai mempersiapkan jalan kepada keselamatan?
B.
Apakah yang "baru" tentang Perjanjian Baru yang Yeremia nubu-
atkan? Mengapakah itu penting?
II.
Merasakan: Diselamatkan oleh Kasih Karunia
A.
Bagaimanakah kita bisa menangani ketegangan yang teijadi antara hukum dan
kasih karunia? Bagaimanakah Anda menghadapi hal ini dalam hidup Anda sendiri?
B.
Apakah yang penting dari pekabaran kebenaran oleh iman bagi hidup Anda?
Dengan cara apakah Anda melihat pekabaran ini dikhotbahkan di gereja Anda?
III. Melakukan:
Kehidupan di Bawah Pelangi Allah
A.
Sebagai anggota Gereja Masehi Advcnt Hari Ketujuh kita sering dituduh
sebagai legalis mengikuti hukum Perjanjian Lama. Apakah dampak yang hukum
miliki dalam perjalanan Kckristcnan Anda setiap hari?
B.
Apakah artinya, dalam istilah praktis, memiliki hukum Allah tertulis di
loh hati kita?
Rangkuman: Nubuatan Yeremia tentang
Perjanjian Baru adalah penegasan kembali akan perjanjian Allah yang kekal, yang
menemukan pernyataan utamanya dalam kematian Kristus di kayu salib. Perjanjian
Allah dalam berbagai tahapannya selalu menawarkan keselamatan melalui kebenaran
oleh iman dalam kematian Kristus.
Siklus
Pelajaran
Langkah 1 — Memotivasi Fokus Alkitab: 1 Korintus 11:24-26
Kunci Utama untuk Pertumbuhan: Kita
membutuhkan kesempatan-kesempatan untuk memperbarui peijanjian yang kita buat
dengan Kristus ketika kita awalnya disatukan kepada tubuh Kristus, gereja,
melalui baptisan. Perjamuan Kudus menawarkan kesempatan yang luar biasa untuk
memperbarui peijanjian oleh mengingat bagaimana kehidupan dan kematian Kristus
telah membuat keselamatan mungkin bagi kita.
Untuk
Guru: Konsep pembaruan perjanjian, seperti yang ditunjukkan oleh berbagai
peijanjian di Perjanjian Lama, bukanlah sesuatu yang aneh sebagaimana yang
sering digambarkan. Kita melakukannya dalam setiap perjanjian jasa. Perjanjian
Allah adalah seperti sebuah rumah yang Ia telah sewakan kepada umat-Nya,
memberikan kepada mereka surat peijanjian kontrak yang menetapkan syarat-syarat
untuk penempatan. Namun, si penyewa, umat Allah Perjanjian Lama—Israel,
mengabaikan kontrak dan mulai menghancurkan rumah tersebut.
Selama berabad-abad, Allah mengirimkan nabi-nabi-Nya, dan pada berbagai
peristiwa, Ia memperbarui kontrak, bukan karena kontrak itu tidak sempurna
tetapi karena para penghuni lidak mematuhinya dan bahkan mencoba merubahnya.
Akhirnya, Allah harus membuat kontrak baru, Perjanjian Baru, yang masih
didasarkan pada kondisi yang sama, tetapi sekarang disahkan oleh darah Kristus;
dan dengan demikian, itu adalah manifestasi terlengkap dari perjanjian kekal.
Apa yang fase perjanjian dari Perjanjian Lama harapkan, perjanjian dari
Perjanjian baru selesaikan dalam Kristus. Ini hanya sebuah analogi (dengan
beberapa keterbatasan), tetapi itu dapat menolong untuk menggambarkan ke
anggota UKSS ide dari perjanjian kekal dalam fase-fasenya.
Aktivitas
Pembuka: Selama liburan beberapa waktu yang lalu, sepasang suami istri mengunjungi
gereja, terlibat dalam Perjamuan Kudus. Untuk upacara basuh kaki, gereja ini
tidak menyediakan ruangan terpisah di mana yang berpasangan dapat mencuci kaki
satu sama lain. Jadi, pasangan suami istri ini diwajibkan untuk bergabung dengan
kelompok pria atau wanita dan mencari pasangan untuk cuci kaki.
Betapa suatu pengalaman yang menyegarkan! Sang suami menyadari bahwa ia
telah begitu menjadi terbiasa untuk mencuci kaki istrinya pada saat Perjamuan
Kudus di mana ia berada dalam bahaya merampok dirinya sendiri dari berkat untuk
menjangkau saudara yang lain (atau saudari yang lain untuk dalam kasus sang
istri) dengan siapa ia mungkin memiliki beberapa perbedaan yang harus
diselesaikan atau hanya untuk kesenangan semata melayani teman atau orang asing
melalui upacara kerendahan hati.
Sayangnya, lebih sering daripada tidaknya,
gereja-gereja di beberapa tempat terasa kosong pada Sabat
Perjamuan Kudus dibandingkan Sabat-sabat yang lain. Beberapa gereja bahkan
membahas pilihan untuk meninggalkan upacara basuh kaki sama sekali atau
mempertimbangkan penghematan bagian lainnya dari pelayanan ini, kehilangan
kesempatan untuk pembaruan perjanjian.
Hal penting apakah yang dimainkan Perjamuan Kudus dalam gereja Anda dan
pengalaman pribadi kekristenan Anda?
Langkah 2 — Menyelidiki
Untuk Guru: Peijanjian adalah satu topik
teologis yang penting, dan Perjanjian Baru Yeremia menimbulkan pertanyaan yang
jelas: bagaimana dengan Perjanjian yang Lama? Banyak gereja mendasarkan
pemahaman mereka akan perjanjian pada dikotomi (pembagian akan dua hal) antara
Perjanjian Lama dan Peijanjian Baru, yang mewujudkan kepada keadaan yang tidak
berkesinambungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Sering kali kita
dihadapkan dengan pernyataan-pernyataan seperti berikut ini: "Di
Perjanjian Lama mereka hidup di bawah hukum, namun sekarang kita berada di
bawah kasih karunia, dan di Perjanjian baru hukum telah dipakukan di kayu salib
dan tidak mengikat lagi." Satu tujuan dari pelajaran ini adalah untuk
menunjukkan kesinambungan antara Perjanjian Lama dan Peijanjian Baru (yang
sebenarnya berarti "Perjanjian").
Komentar Alkitab
Apa saja kebingungan mengenai peijanjian (peijanjian-peijanjian) diselesaikan
melalui pernyataan di Surat Paulus kepada orang-orang Ibrani: "Maka Allah
damai sejahtera, yang oleh darah peijanjian yang kekal telah membawa kembali dari
antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita"
(Ibr. 13:20; bandingkan juga Kej. 17:7; Im. 24:8, dll. untuk perjanjian kekal
Perjanjian Lama). I lal ini penting bagaimana fase-fase yang berbeda dari
perjanjian kekal ini bergerak ke arah dan menunjuk kepada Kristus.
I. Perjanjian
Abraham
(Pelajari
Kembali Bersama UKSS, Kejadian 15:1-6 dan Galatia 3:6-9.)
Menyusul perjanjian universal Allah dengan manusia
setelah air bah yang beijanji bahwa bumi tidak akan pernah lagi dihancurkan
dengan air (bandingkan Kej. 9:7-17; perhatikan bahwa perjanjian ini disahkan
hanya setelah Nuh diselamatkan), peijanjian Abraham lebih jelas dalam menyusun
syarat-syarat perjanjian. Dan tidak mengherankan, itu sebanyak kasih karunia
dan pembenaran oleh iman dalam Perjanjian Baru: "Lalu percayalah Abraham
kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai
kebenaran" (Kej. 15:6). Penegasan ini diikuti oleh ritual
perjanjian (Kej. 15:7-21), yang mana (kembali) Allah mengambil
inisiatif.
Namun, adalah perlu untuk menjadikan jelas bahwa iman Abraham bukanlah
prasyarat untuk kebenaran sebaliknya penerimaan akan kebenaran. Bahasa Ibrani
membuatnya jelas dalam Kejadian 15:6; yang telah diterjemahkan se-bagai
"percaya" adalah dalam bentuk Hiphil dari kata kerja amn
di mana kata modern "Amen" berasal. Kita juga bisa menerjemahkan ayat
ini dengan: "Dan Abraham menyatakan 'Amin' pada Yahweh, dan itu
diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran." Abraham menerima janji Allah
sebagai yang benar, dan semua yang ia bisa ucapkan sebagai manusia adalah
Amen—jadilah seperti itu!
Pertimbangkanlah
Hal Ini: Iman adalah berkata Amen kepada janji Allah. Mengapa tidak ada yang lain
yang perlu ditambahkan kepada Amen yang sederhana ini agar diselamatkan?
II. Perjanjian di Gunung Sinai
(Pelajari Kembali Bersama UKSS,
Keluaran 24:1-18 dan Kejadian 12:1-3.)
Pembaruan perjanjian yang
menyertai diberikannya Sepuluh Hukum Allah
di Gunung Sinai adalah satu peristiwa yang penting, khususnya dalam urutannya
setelah Keluaran. Kembali, pekabarannya jelas: Hukum adalah bagi mereka yang
telah diselamatkan. Namun, tanggapan Israel dan peristiwa setelah Keluaran 24:7
sesuatu yang serius: "Segala firman Tuhan akan kami lakukan dan akan kami
dengarkan" (Kel. 24:7).
Beberapa waktu kemudian, kepercayaan kepada diri sendiri ini tergelincir
oleh episode anak lembu emas di Kejadian 32. Pembenaran oleh iman dibandingkan
dengan pembenaran oleh perbuatan, dan itu kembali ke janji-janji perjanjian
awal dibuat kepada Abraham dalam Kejadian 12:2 "Aku akan... membuat
namamu masyhur." Hal ini berbeda dengan pasal sebelumnya, Kejadian 11,
yang menjelaskan Menara Babel, contoh dari perbuatan (bandingkan Kej. 11:4)
"marilah kita cari nama." Perjanjian Allah didasarkan pada kasih karunia
melalui pembenaran oleh iman dan bukan oleh perbuatan, dan Peijanjian Lama tahu
betul bagaimana membedakan antara keduanya.
Pertimbangkanlah
Hal Ini: Apakah perbedaan antara pembenaran oleh iman dengan pembenaran oleh
perbuatan?
III. Perjanjian Baru
(Pelajari Kembali Bersama UKSS, Yeremia 31:31-34.) Perjanjian Baru
Yeremia dinubuatkan pada saat yang dingin dan gelap berbeda dengan apa yang
Perjanjian Baru ini ramalkan. Israel di sepanjang sejarahnya telah, lagi dan
lagi, melanggar perintah dari peijanjian kekal Allah yang Ia telah sampaikan
dengan jelas awal mula manusia (bandingkan Kej. 3:15). Sudah waktunya
untuk pembaruan peijanjian yang akan melampaui semua yang lama: Peijanjian
Baru. Hal itu baru karena itu menunjuk kepada pemenuhan akhir dari ketentuan
perjanjian oleh Yesus Kristus atas nama kita. Maka, itu menciptakan perbedaan dengan
Perjanjian Lama yang Yeremia hu- V bungkan dengan Gunung Sinai. Itu menawarkan
jalan yang berbeda kepada keselamatan karena cara lama telah diselewengkan oleh
ketidaksetiaan manusia (Yer. 31:32).
Perhatikan bahwa khadash, kata Ibrani untuk
"baru," bisa juga diterjemahkan "diperbarui" dan digunakan
dengan arti itu di bagian yang lain dari Perjanjian Lama (contohnya, Rat.
3:23; bandingkan Mzm. 103:5 di mana kata ini digunakan sebagai kata kerja).
Rincian penting dari Perjanjian Baru ini adalah penyatuan hukum di dalam hati
dan pikiran (Yer. 31:33). Namun meskipun ini bukan perintah baru tetapi undangan
yang diperbarui untuk memiliki hubungan pribadi dan keselamatan dengan Allah
sebagai telah dinyatakan dalam Lima Kitab Taurat (bandingkan Ul. 6:4-6).
Pertimbangkanlah Hal Ini: Dalam hal
praktis, apakah artinya memiliki hukum Allah tertulis di hati?
Langkah 3 — Mempraktikkan
Untuk Guru: Perjanjian kelihatannya menjadi
masalah yang sangat teologis dan abstrak yang para teolog bisa berdebat selama
berjam-jam tanpa ada makna praktis bagi kehidupan kita. Namun, teologi tidak
pernah sebagai usaha teoritis tetapi selalu perlu diaplikasikan dalam hidup
anak-anak Allah. Perjanjian sesungguhnya adalah dasar dari hubungan antara
Allah dan manusia.
Pertanyaan-pertanyaan:
- Hukum dan kasih karunia sering berkembang melawan satu sama lain, dan, sebagai orang Advent, kita menemukan diri kita sendiri terkadang pada sisi hukum dari konflik tersebut. Bagaimanakah kita bisa mengkomunikasikan pentingnya hukum tanpa menjadi legalistik?
- Sejak awal, semua perjanjian selalu dibangun di atas kasih karunia. Di atas apakah perjanjian Anda dengan Allah di bangun?
Langkah 4 — Menciptakan
Untuk Guru: Perjamuan Kudus adalah
kesempatan yang besar untuk memperbarui perjanjian yang kita telah buat dengan
Allah. Pastikan bahwa tidak ada bagian dari upacara yang penting ini diabaikan
di dalam gereja Anda.
Aktivitas:
- Rayakan pembaruan perjanjian dalam bentuk pelayanan perjamuan suci yang dirancang khusus untuk UKSS Anda. Ini mungkin bisa dilakukan pada hari Jumat malam dan harus memberikan waktu yang cukup untuk basuh kaki dan kesaksian.
- Bersiap untuk perjamuan kudus tersebut sepanjang minggu dengan menyelesaikan perbedaan dengan orang-orang dengan siapa kita memiliki ketegangan.
- BERITA MISI 12 DESEMBER
PERLUAS PANDANGAN SAYA
ZAMBIAMOSES
Saya tidak pernah bermaksud menjadi orang Kristen. Saya bertemu Tuhan saat sementara mendaftar di sekolah pemerintah berasrama. Sebenarnya, saya bertemu dengan seorang gadis yang saya ingin untuk berkencan. Saya mendapatkan keberanian pergi mengajaknya, lalu saya ke ruangan belajar merayu dia agar berkencan dengan saya. Saya tahu dia adalah seorang Kristen, tapi hal itu tidak mengganggu saya. Ketika saya memasuki ruangan, saya menemukan dia membaca pamflet. Saya duduk di sampingnya dan bertanya apa yang dia baca. Dia menawarkan saya salah satu pamflet, dan saya berpura-pura membacanya hanya untuk membuatnya terkesan. Ketika saya memintanya untuk kencan, dengan lembut dia menolak, tetapi meminta saya untuk membawa pamflet itu. Malam itu saya duduk dan membacanya. Itu adalah pelajaran Suara Nubuat tentang neraka, dan saya khawatir. Saya hampir tidak tidur malam itu.
Saya sering bermasalah karena sering melanggar peraturan sekolah. Pada Sabtu pagi, sehari setelah saya meminta gadis ini untuk berkencan, saya pergi ke gedung administrasi untuk melihat apakah saya melanggar aturan apa pun pekan itu dan telah ditugaskan dalam pekerjaan di kampus.Sebuah UndanganKetika saya sedang membaca sebuah daftar, seseorang datang di samping saya dan mengundang saya untuk datang ke kebaktian bersama dia di auditorium. Saya tidak tertarik pada agama, tapi untuk beberapa alasan, saya menerima undangan itu. Kami berjalan ke auditorium kampus. Sedikit saja yang saya tahu bahwa gadis yang saya minta berkencan hari sebelumnya adalah Advent.Saya punya dua dolar di saku sehingga saya berencana untuk menggunakan uang itu untuk mabuk-mabukan pada Sabtu malam. Tapi ketika pundi-pundi persembahan dijalankan, saya terkejut sendiri saat memberikan 2 dolar ke dalamnya. Kemudian saya menyadari bahwa tindakan ini menyelamatkan saya dari mabuk-mabukan di akhir pekan.Sementara saya tidak bisa menerima undangan untuk menghadiri gereja, hanya karena gadis yang saya ingin berkencan sehingga saya hadir, tetapi saya sangat senang ketika saya melihat dia di sana. Dia ramah kepada saya dan membantu saya merasa diterima dalam ibadah gereja. Tapi dia tetap tidak mau pergi berkencan dengan saya.Dari hari pertama saya menghadiri gereja, saya memutuskan untuk berhenti merokok dan minum minuman keras. Terima kasih Tuhan, saya tidak pernah merokok atau minum minuman keras lagi. Ketika saya memisahkan diri dari teman- teman lama, mereka memberi saya kesulitan untuk minat pada agama baru saya. Mereka meminta saya pergi minum bersama mereka, dan melakukan segala yang mereka bisa untuk mendapatkan saya kembali. Tapi saya menolak. Saya memiliki teman-teman baru di gereja. Beberapa bulan kemudian saya memberikan hidup saya kepada Kristus dan mengikuti Dia melalui baptisan. Saya berusia 17 tahun saat itu.Sebuah Realisasi SeadanyaSetelah menyelesaikan SMA, saya bekerja sebagai penginjil literatur selama tiga tahun. Suatu hari saya mengunjungi rumah sakit, dan di sana saya melihat seseorang yang tampak saya kenal. Saya hampir tidak mengenalinya, tapi dia adalah salah satu mantan teman minum saya, teman masa kecilku. Dia sedang sekarat menderita TB dan AIDS. Saya menatapnya kaget saat ia berbaring di sana tidak sadarkan diri. Sudah sangat terlambat bagi saya untuk membagikan Kristus kepada dia, tapi saya tidak bisa hilang kesadaran bahwa jika saya menolak panggilan Tuhan, bisa saja saya terbaring di sana. Mantan teman saya itu meninggal beberapa hari kemudian. Pengalaman ini memperdalam keyakinan saya bahwa saya harus menjawab panggilan Allah kapan pun dan di mana pun panggilan itu datang. Untuk menundanya bisa berarti kematian.Saya berencana untuk menjadi penginjil literatur selama sisa hidup saya. Setelah semuanya, saya dipengaruhi oleh halaman cetak untuk menerima Kristus. Tapi kantor konferens setempat menelepon saya untuk menjadi pendeta untuk tiga gereja. Saya tidak memiliki pelatihan sebagai pendeta, dan tidak pernah berpikir untuk melakukan pekerjaan semacam ini. Saya berjuang untuk memutuskan apakah akan menerima telepon ini, karena itu tidak dalam tujuan sebagaimana saya pikirTuhan telah memimpin saya. Namun demikian, saya akhirnya menerima panggilan itu.Setelah saya dalam pelayanan selama beberapa tahun, konferens mensponsori saya untuk belajar di Solusi University di Zimbabwe. Selama liburan sekolah saya mengadakan KKR di mana pun seseorang meminta saya untuk pergi. Saya mau Firman Tuhan tersebar, dan banyak lagi undangan datang. Saya menemukan bahwa ini adalah sesuatu yang saya suka lakukan.Jangan Batasi TuhanSelama penginjilan sekolah lapangan pembicara menantang kami untuk memperluas visi kami tentang bagaimana Allah dapat memakai kami. "Jangan membatasi diri," katanya, "dan jangan membatasi Allah."Kata-kata pembicara menantang saya. Tapi bagaimana saya bisa memperluas visi saya tentang apa yang Allah harapkan dari saya? Dia sudah melakukan jauh lebih banyak daripada yang mungkin saya pernah pikirkan!Beberapa bulan kemudian saya menerima panggilan untuk mengadakan KKR di Afrika Selatan. Saya melihat kalender dan menyadari bahwa tanggal yang mereka berikan adalah tanggal ujian akhir saya. Karena doa saya kepada Tuhan untuk memperluas wilayah saya, saya tidak memberitahu orang-orang di Afrika Selatan dilema saya, tapi saya berpuasa dan berdoa bahwa Allah akan memungkinkan bagi saya untuk pergi. Saya percaya Tuhan akan membuka jalan. Saya tahu bahwa tanggal untuk KKR tidak berubah, dan saya tahu saya tidak bisa mengubah jadwal ujian saya. Tuhan mulai bekerja atas nama saya, akhirnya saya tahu bahwa semua ujian telah pindah seminggu!KKR itu diberkati. Sembilan belas orang memberikan hidup mereka kepada Allah. Tentunya Allah telah meningkatkan wilayah saya, memperbesar visi saya, dan membuat orang berdosa yang tidak berharga menjadi instrumen bagi kuasa Allah. Saya menyelesaikan kuliah saya di Solusi dan sekarang melayani sebagai pendeta di Zambia.
No comments:
Post a Comment