Pelajaran 4 Triwulan IV 2015, Penuntun Guru dan Berita Misi

DOAKANLAH...

PELAJARAN 4    Teguran dan Ganjaran
Materi ini dalam bentuk ebook untuk Apple dan Android silakan download di SINI
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Yer. 17:5-10; Yer. 17:1- 4; Yer. 11:18-23; Yoh. 3:19; Yer. 12:1-6; 14:1-16.
AYAT HAFALAN: "Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkau­lah kepujianku!" (Yeremia 17:14).
Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari" Pkh. 1:9).
Tidak ada sesuatu yang baru di bawah matahari? Ini khususnya benar ketika berbicara tentang hidup dan pelayanan para nabi Allah, yang sering dipanggil untuk menyampaikan firman amaran dan teguran kepada mereka yang harus mengerti dengan lebih baik. Meski berusaha setia dalam panggilan mereka, para nabi selalu menghadapi tantangan yang kuat, bahkan ganjaran, sering dari para pemimpin agama, orang yang seharusnya pertama-tama mendengar amaran para nabi. Tidak heran Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu" (Matius 23:29, 30).
Pekan ini kita akan mulai melihat ujian-ujian Yeremia, yang pelayanannya terlihat penuh dengan teguran dan ganjaran: Ia memberikan teguran, para pe­mimpin memberikannya ganjaran.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 24 Oktober.

Dua Jalan…Minggu 18 Oktober 2015

Dari pasal permulaan kitab Kejadian hingga pasal terakhir kitab Wahyu, Al­kitab menyatakan kepada kita dua jalan bagaimana kita hidup: Apakah kita mengikuti Tuhan dengan segenap hati dan jiwa, atau tidak. Seperti kata Yesus, yang banyak menggetarkan hati, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan" (Lukas 11:23). Ini adalah pernyataan yang sangat keras serta jelas tentang realitas spi­ritual, lebih besar dari apa yang dilihat oleh mata telanjang atau lebih daripada yang akal sehat dapat katakan kepada kita. Ini adalah tema pertentangan pada tingkat yang sangat mendasar. Tetapi, dalam satu sisi, Yesus tidak mengatakan sesuatu yang baru atau radikal. Memang selalu seperti itu.

Bacalah Yeremia 17:5-10. Prinsip spiritual yang krusial apakah yang kita temukan di sini, khususnya dalam sorotan pertentangan antara Kris­tus dan Setan?
Yeremia 17:5-10
17:5. Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
17:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
17:10 Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."

Konteks utama dari perkataan ini mungkin merefleksikan keterlibatan Ye- huda dalam dunia politik dan Tuhan menginginkan mereka untuk mengerti bahwa pertolongan mereka hanyalah Allah, bukan pada kekuatan politik atau militer, satu yang akan mereka pelajari kemudian, namun sudah sangat terlam­bat. Meski Tuhan sanggup dan menggunakan orang lain untuk menolong kita, pada akhirnya kita harus meletakkan kepercayaan kita hanya dalam Dia. Kita tidak akan pernah tahu dengan pasti motif orang lain; namun kita selalu dapat mengetahui rencana Allah bagi kita.
Dengan maksud yang baik, Yeremia 17:9 mengamarkan tentang hati ma­nusia yang menipu. Ayat Ibrani mengatakan bahwa hati lebih licik daripada "segalanya." Efek mengerikan dari dosa terhadap fisik, meski itu mengerikan, namun lebih mengerikan efek terhadap moral dan spiritual. Masalahnya ada­lah, karena hati kita pada dasarnya licik, kita tidak dapat mengerti sepenuhnya bagaimana buruknya efek moral dan spiritual itu. Yeremia segera melihat sen­diri bagaimana buruknya niat manusia itu.

Bagaimanakah kita belajar untuk percaya di dalam Tuhan lebih dari­pada sebelumnya? Sekarang, bagaimana cara yang dapat membuat kita melangkah keluar dalam iman, dan melakukan apa yang benar di mata Tuhan?

Dosa Yehuda… Senin 19 Oktober 2015
Yang pasti, tugas Yeremia tidak akan mudah. Mungkin beberapa orang da­pat menemukan kesenangan menunjuk dosa orang, tetapi kebanyakan akan menemukan bahwa itu menjadi pekerjaan yang sangat tidak menarik, khu­susnya karena reaksi dari ucapan mereka yang akan memprovokasi. Meski demikian beberapa orang, ketika mereka mendengar kata-kata teguran, akan bertobat dan berubah, lebih khusus saat teguran itu sendiri sangat langsung dan tegas. Dan bahkan, seperti semua para nabi lainnya, perkataan Yeremia adalah seperti itu: Langsung dan tegas!

Bacalah Yeremia 17:1-4. Apakah beberapa amaran yang Yeremia sam­paikan kepada bangsa itu?

Yeremia 17:1-4
17:1. "Dosa Yehuda telah tertulis dengan pena besi, yang matanya dari intan, terukir pada loh hati mereka dan pada tanduk-tanduk mezbah mereka
17:2 sebagai peringatan terhadap mereka! --Mezbah-mezbah mereka dan tiang-tiang berhala mereka memang ada di samping pohon yang rimbun di atas bukit yang tinggi,
17:3 yakni pegunungan di padang. --Harta kekayaanmu dan segala barang perbendaharaanmu akan Kuberikan dirampas sebagai ganjaran atas dosamu di segenap daerahmu.
17:4 Engkau terpaksa lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."

Gambaran dosa yang terukir di dalam hati sangatlah kuat. Itu menunjuk­kan dalamnya kejahatan itu. Maksudnya adalah bukan hanya dosa tertulis di sana, seperti pena, tetapi itu terukir di sana, terukir dengan sebuah alat. Ini menjadi lebih kuat ketika seseorang mengingat perkataan-perkataan Tuhan ke­pada nenek moyang Yehuda: "Apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Aliahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Aliahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu." (Bandingkan dengan Mzm. 40:8 dan Yer. 31:33). Mereka tidak dengan segenap hati mengasihi Allah dan patuh kepada hukum-Nya; gantinya sekarang, dosa mereka, pelanggaran akan hukum itu (1 Yoh. 3:4), terukir di dalam hati mereka.
"Hendaklah jangan ada orang yang mengaku pemelihara hukum Allah memuji-muji diri mereka sendiri bahwa penghormatan yang mereka dapat tun­jukkan secara luar terhadap hukum-hukum itu akan melindungi mereka dari pada pelaksanaan keadilan Ilahi. Janganlah ada orang yang tidak mau ditegur karena kejahatan, ataupun membebani hamba-hamba Allah dengan berlaku terlampau berani dalam usaha membersihkan perkemahan dari perbuatan ja­hat. Allah yang membenci dosa memanggil mereka yang mengaku memelihara hukum-Nya supaya berpisah dari segala kejahatan"—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 39.

Dosa terukir di hati? Itu adalah pandangan yang menakutkan, bukan? Apakah yang gambaran itu nyatakan tentang betapa dalam dan intens pekerjaan penyucian hati itu? Apakah satu-satunya cara untuk menye­lesaikannya?

Amaran kepada Yeremia … Selasa 20 Oktober 2015
"Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi ma­nusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat" (Yoh. 3:19).
Kisah Yeremia yang menyedihkan adalah bahwa musuh yang dia hadapi da­tang dari bangsanya sendiri, yang melalui dia, Tuhan mencoba untuk menye­lamatkan. Tuhan ingin melepaskan mereka dari malapetaka yang pasti datang. Namun masalahnya adalah bangsa itu sering tidak ingin mendengar apa yang mereka perlu dengar, karena itu akan menghalangi keinginan melakukan dosa dan kejahatan mereka.

Bacalah Yeremia 11:18-23. Apakah yang terjadi di sini? Apakah yang beberapa gambaran ini ingatkan kepada kita?
Yeremia 11:18-23
11:18. TUHAN memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya; pada waktu itu Engkau, TUHAN, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku.
11:19 Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: "Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!"
11:20 Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
11:21 Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang orang-orang Anatot yang ingin mencabut nyawaku dengan mengatakan: "Janganlah bernubuat demi nama TUHAN, supaya jangan engkau mati oleh tangan kami!" --
11:22 Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam: "Sesungguhnya, Aku akan menghukum mereka: pemuda-pemuda mereka akan mati oleh pedang, anak-anak mereka yang laki-laki dan perempuan akan habis mati kelaparan;
11:23 tidak ada yang tinggal hidup di antara mereka, sebab Aku akan mendatangkan malapetaka kepada orang-orang Anatot pada tahun hukuman mereka."

Meski di zaman Israel kuno mereka yang bernubuat palsu di dalam nama Tuhan akan menghadapi kematian, dalam kasus ini tidak ada indikasi bahwa orang-orang Anatot berpikir bahwa Yeremia bernubuat palsu. Gantinya, tam­paknya mereka hanya ingin dia berdiam diri. Mereka tidak ingin mendengar apa yang dia harus katakan. Meski ayat itu tidak mengatakan bagaimana me­reka berencana membunuh dia, namun beberapa ahli menduga bahwa mereka mungkin berpikir untuk meracuni dia.
Seperti yang kita lihat juga, Anatot adalah kampung halaman Yeremia, dan orang-orang di sita menolak pekabarannya, bahkan hingga rela membunuh dia. Tetapi ini barulah awal dari penolakan yang lebih luas oleh semua orang, kecuali "umat yang sisa" dari bangsanya sendiri.
Tentunya, semua ini, termasuk gambaran "domba yang digiring untuk di­sembelih" menyatakan pengorbanan Yesus. Dalam arti, Yeremia mengilustra­sikan Kristus, bukan sebagai lambang (seperti binatang kurban), namun dalam hal ini dia, seperti Yesus, menghadapi lawan yang kuat dari satu umat yang ia coba tolong. Situasi hidup Yeremia ini mengingatkan juga tentang apa yang Yesus alami sepanjang awal pelayanan-Nya (Lukas 4:14-30).

Kapankah terakhir kali Anda mendengar sesuatu yang Anda tahu be­nar, tetapi Anda tidak mau mendengarnya? Apakah reaksi awal Anda? Dalam kasus seperti ini, mengapakah kita harus belajar untuk memikul salib?

Ratapan…Rabu 21 Oktober 2015
Dalam pasal-pasal permulaan kitab Yeremia, Tuhan telah mengamarkan hamba-Nya bahwa pelayanannya sebagai seorang nabi tidak akan mudah. Ke­tika dipanggil, Yeremia diberitahukan bahwa pangeran, raja-raja, imam-imam, dan orang-orang akan "berperang melawan dia" (Yer. 1:19), tidak diragukan bahwa amaran yang ditentang oleh mayoritas bangsanya adalah kabar yang tidak berterima. Tetapi Yeremia, belum sepenuhnya memahami, dan ketika ujian-ujian tiba, dia marah dan merasa tersakiti.

Meskipun Yeremia berbicara tentang situasinya sendiri, apakah isu universal yang digumuli oleh nabi dalam Yeremia 12:1-4? Apakah sikap nabi terhadap mereka yang menyakiti dia? Apakah yang hal ini sampai­kan kepada kita tentang sifat kemanusiaan bahkan dari seorang hamba Allah yang paling setia?
Yeremia 12:1-4
12:1. Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia?
12:2 Engkau membuat mereka tumbuh, dan merekapun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi jauh dari hati mereka.
12:3 Ya TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat aku, dan Engkau menguji bagaimana hatiku terhadap Engkau. Tariklah mereka ke luar seperti domba-domba sembelihan, dan khususkanlah mereka untuk hari penyembelihan. --
12:4 Berapa lama lagi negeri ini menjadi kering, dan rumput di segenap padang menjadi layu? Karena kejahatan penduduknya binatang-binatang dan burung-burung habis lenyap, sebab mereka telah mengira: "Ia tidak akan melihat tingkah langkah kita!"

Yeremia 12:1 dipenuhi dengan bahasa Perjanjian Lama yang resmi: Kata Ibrani untuk "benar," "berbantah," dan "keadilan" semuanya muncul dalam tatanan yang legal. Sang nabi begitu kecewa atas apa yang ia hadapi, menye­babkan sebuah "perkara hukum" (lihat UI. 25:1) melawan Tuhan. Tentu ke­luhannya adalah biasa: Mengapakah kejahatan terlihat makmur sementara dia, Yeremia, yang hanya mencari kehendak Allah, menghadapi ujian-ujian seperti itu?
Kita juga dapat melihat kemanusiaan Yeremia tergambar jelas. Ia ingin me­reka yang melakukan kejahatan harus dihukum. Di sini dia tidak berbicara se­bagai seorang teolog; ia berbicara sebagai manusia berdosa yang memerlukan karunia, yang seperti Ayub dan umat Tuhan yang setia lainnya tidak mengerti mengapa hal-hal ini terjadi kepadanya. Mengapakah Yeremia, hamba Allah, harus dipanggil untuk menyatakan kebenaran Allah kepada orang-orang pem­berontak, menjadi sasaran dari rencana pengkhianatan yang jahat dari desanya sendiri? ,
Yeremia percaya kepada Tuhan, tetapi dia sungguh tidak mengerti mengapa hal-hal ini terjadi.
Bagaimanakah kita belajar untuk percaya kepada Tahan meskipun se­mua hal yang tidak masuk akal itu terjadi kepada kita?

Sebuah Situasi Putus Asa…Kamis 22 Oktober 2015
Bacalah Yeremia 14:1-10. Apakah yang sedang terjadi di sini?
Yeremia 14:1-10

14:1. Firman TUHAN yang datang kepada Yeremia mengenai musim kering.
14:2 Yehuda berkabung, pintu-pintu gerbangnya rebah dan dengan sedih terhantar di tanah; jeritan Yerusalem naik ke atas.
14:3 Pembesar-pembesarnya menyuruh pelayan-pelayannya mencari air; mereka sampai ke sumur-sumur, tetapi tidak menemukan air, sehingga mereka pulang dengan kendi-kendi kosong. Mereka malu, mukanya menjadi merah, sampai mereka menyelubungi kepala mereka.
14:4 Pekerjaan di ladang sudah terhenti, sebab hujan tiada turun di negeri, maka petani-petani merasa kecewa dan menyelubungi kepala mereka.
14:5 Bahkan rusa betina di padang meninggalkan anaknya yang baru lahir, sebab tidak ada rumput muda.
14:6 Keledai-keledai hutan berdiri di atas bukit gundul, mengap-mengap seperti serigala, matanya menjadi lesu, sebab tidak ada rumput.
14:7 "Sekalipun kesalahan-kesalahan kami bersaksi melawan kami, bertindaklah membela kami, ya TUHAN, oleh karena nama-Mu! Sebab banyak kemurtadan kami, kami telah berdosa kepada-Mu.
14:8 Ya Pengharapan Israel, Penolongnya di waktu kesusahan! Mengapakah Engkau seperti orang asing di negeri ini, seperti orang perjalanan yang hanya singgah untuk bermalam?
14:9 Mengapakah Engkau seperti orang yang bingung, seperti pahlawan yang tidak sanggup menolong? Tetapi Engkau ada di antara kami, ya TUHAN, dan nama-Mu diserukan di atas kami; janganlah tinggalkan kami!"
14:10. Beginilah firman TUHAN tentang bangsa ini: "Mereka sangat senang mengembara dan tidak menahan kakinya. Sebab itu TUHAN tidak berkenan kepada mereka; tetapi sekarang Ia mau mengingat kesalahan mereka dan mau menghukum dosa mereka."

Kekeringan menyerang negeri itu; seluruh kota besar, kota kecil, dan desa menderita. Orang miskin dan kaya sama-sama menderita. Bahkan juga bina­tang liar tidak sanggup menahan kurangnya air. Kaum bangsawan menunggu para hamba mereka di gerbang kota, berharap mereka menemukan air, namun sumber air telah kering. Tidak ada air, dan tanpa air, kehidupan akan berhenti. Kesengsaraan mereka bertambah dari hari ke hari. Orang-orang mengenakan pakaian kabung, dan berjalan dengan mata yang menatap ke bawah, murung. Kemudian mereka tiba-tiba bertelut dan berseru dalam doa putus asa.
Di waktu bencana alam seperti itu, adalah kebiasaan untuk berkunjung ke Bait Suci Yerusalem (Yoel 1:13,14; 2:15-17) untuk berpuasa dan mengadakan persembahan khusus kepada Allah.
Yeremia melihat kerinduan yang dalam dari orang-orang, tetapi ia mengerti betul bahwa mereka tidak mencari Tuhan, hanya mencari air. Ilal ini membuat nabi merasa lebih sedih. Yeremia juga berdoa, bukan untuk air, tetapi untuk kasih karunia dan kehadiran Allah.
Yeremia mengerti, bahwa ini hanyalah awal dari ujian-ujian yang akan da­tang. Allah melihat hati orang-orang dan mengetahui bahwa jika Dia melalu­kan kekeringan, maka pertobatan pun akan juga lenyap. Orang-orang mela­kukan apa saja untuk mencoba mengubah keadaan mereka, termasuk pergi ke Yerusalem, berdoa, berpuasa, mengenakan pakaian karung dan mempersem­bahkan kurban, tetapi mereka lupa satu hal: Perubahan yang benar, pertobat­an yang benar. Mereka hanya ingin menghilangkan hasil dari masalah, bukan masalah itu sendiri, yakni dosa dan ketidakpatuhan mereka.

Bacalah Yeremia 14:11-16. Bagaimanakah kita memahami hal ini?
Yeremia 14:11-16
14:11 TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah engkau berdoa untuk kebaikan bangsa ini!
14:12 Sekalipun mereka berpuasa, Aku tidak akan mendengarkan seruan mereka; sekalipun mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban sajian, Aku tidak akan berkenan kepada mereka, melainkan Aku akan menghabiskan mereka dengan perang, dengan kelaparan dan dengan penyakit sampar."
14:13 Lalu aku berkata: "Aduh, Tuhan ALLAH! Bukankah para nabi telah berkata kepada mereka: Kamu tidak akan mengalami perang, dan kelaparan tidak akan menimpa kamu, tetapi Aku akan memberikan kepada kamu damai sejahtera yang mantap di tempat ini!"
14:14 Jawab TUHAN kepadaku: "Para nabi itu bernubuat palsu demi nama-Ku! Aku tidak mengutus mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada mereka. Mereka menubuatkan kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu rekaan hatinya sendiri.
14:15 Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai para nabi yang bernubuat demi nama-Ku, padahal Aku tidak mengutus mereka, dan yang berkata: Perang dan kelaparan tidak akan menimpa negeri ini--:Para nabi itu sendiri akan habis mati oleh perang dan kelaparan!
14:16 Dan bangsa yang kepadanya mereka bernubuat akan tercampak mati di jalan-jalan Yerusalem, disebabkan oleh kelaparan dan perang, dan tidak ada orang yang akan menguburkan mereka: mereka sendiri, isteri-isteri mereka, anak-anak mereka yang laki-laki dan yang perempuan. Demikianlah akan Kutumpahkan kejahatan mereka ke atas mereka."

"Sekalipun kesalahan-kesalahan kami bersaksi melawan kami, bertindaklah membela kami, ya TUHAN, oleh karena nama-Mu! Sebab banyak kemurtad- an kami, kami telah berdosa kepada-Mu" (Yer. 14:7). Meski kita diberitahu­kan untuk "berdoa dengan tidak berkeputusan" (1 Tes. 5:17), dalam kasus ini, Tuhan yang mengetahui segala sesuatu dari awal hingga akhir, menyatakan kepada Yeremia betapa orang-orang ini jahat dan telah jatuh. Tentunya Allah mengenal hati orang-orang, dan Allah tahu tentang masa depan; tetapi kita tidak. Maka, Perjanjian Baru. menasihati untuk berdoa, bahkan untuk musuh kita, jangan sampai doa kehilangan kuasanya di sini.

Jumat 23 Oktober
Pendalaman: Yeremia bergumul dengan satu pertanyaan yang sama dengan kita: Bagaimanakah kita memahami kejahatan? Tetapi mungkin itulah masa­lahnya, mencoba untuk mengerti apa yang tidak dipahami, bahkan dapat di­anggap sebagai "omong kosong."
Sehubungan dengan ini, Ellen G. White menulis: "Tidak mungkin mene­rangkan asal mula dosa yang memberikan alasan-alasan keberadaannya.... Dosa adalah pengacau dan pengganggu, sehingga tidak ada alasan untuk mem­biarkan keberadaannya dan kehadirannya.... Seandainya maaf untuk itu dite­mukan atau alasan keberadaannya bisa ditunjukkan, maka itu tidak menjadi dosa lagi."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 516. Ganti kata dosa dengan kejahatan dan kalimat itu akan seperti ini: Tidak mungkin un­tuk menjelaskan asal mula kejahatan sebagaimana memberikan alasan kebe­radaannya... kejahatan adalah penyelundup, yang kehadirannya tidak dapat dijelaskan. Itu adalah misterius, tidak dapat diketahui; mengizinkannya berarti membelanya. Seandainya maaf untuk itu ditemukan atau alasan keberadaan­nya bisa ditunjukkan, maka itu tidak menjadi kejahatan lagi.
Ketika tragedi menyerang, kita mendengar orang-orang berkata, atau kita sendiri berpikir: Saya tidak mengerti ini. Itu tidak masuk akal. Maka, ada alas­an yang baik mengapa kita tidak memahaminya: Yakni itu tidak dapat dipaha­mi. Jika kita dapat memahaminya, jika itu masuk akal, jika itu cocok dengan beberapa rencana yang rasional dan logis, maka itu bukan sesuatu yang jahat; itu bukan sebuah tragedi karena itu sesuai dengan tujuan yang rasional. Beta­pa krusialnya itu ketika kita mengingat bahwa kejahatan, seperti dosa, tidak selalu dapat dijelaskan. Tetapi, apa yang kita miliki adalah realitas salib, yang menunjukkan kepada kita cinta dan kebaikan Allah meskipun kejahatan yang disebabkan oleh dosa tidak dapat dijelaskan.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.             Pikirkanlah lebih dalam akan pandangan bahwa kejahatan dan penderitaan tidak masuk di akal, bahwa itu tidak memiliki penje­lasan yang baik dan rasional. Mengapakah lebih baik demikian? Pikirkanlah tentang itu. Sebuah tragedi mengerikan menyerang: Mungkin seorang anak muda meninggal karena penyakit menge­rikan sesudah tahun-tahun penderitaan. Apakah kita benar-benar ingin memercayai bahwa kebaikan dan alasan yang rasional ada untuk ini? Bukankah lebih baik untuk mencatatnya sebagai kenge­rian dan kejahatan hasil dari hidup dalam dunia yang sudah ja­tuh? Diskusikan di UKSS.
2.             Pikirkan tentang pelayanan kenabian dari Ellen G. White. Dalam cara-cara apakah beberapa dari kita menjadi bersalah memiliki sikap terhadapnya seperti juga yang beberapa orang lakukan ter­hadap Yeremia di zamannya?

Penuntun Guru

 

Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Yeremia 17:1-10; 11:18-23; 12:1-6
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Menyadari bahayanya dosa dan otoritasnya di dalam hati ma­nusia, sebagaimana akibatnya dalam masyarakat dan lingkungan.
Merasakan: Menghargai pergumulan Yeremia dengan pekabaran nubuat- annya sendiri dan penolakan yang tetap dan kerugian yang ia alami.
Melakukan: Memutuskan untuk membenci kejahatan dalam segala man­ifestasinya dan percaya kepada Tuhan sehingga pria dan wanita dapat ber­akar di dalam Dia.
Garis Besar Pelajaran:
I.              Mengetahui: Kejahatan Terukir
A.             "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu" (Yer. 17:9). Apakah ini tidak terlalu ekstrim, dan terlalu negatif, sebu­ah pandangan akan sifat alami manusia? Mengapa ya, atau menga­pa tidak?
B.              Jika kejahatan begitu sulit dihapus dari hati, bagaimanakah sese­orang bisa menemukan pengharapan untuk keselamatan dan jalan keluar dari dosa?
II.          Merasakan: Pergumulan Pribadi
A.             Bagaimanakah Anda bereaksi ketika orang-orang yang dekat de­ngan Anda mengecewakan atau, lebih buruk lagi, menolak dan me­nipu Anda karena kesetiaan kepada Allah?
B.              Bagaimanakah Allah bereaksi ketika Yeremia menyatakan kekece­waan rohaninya? Mengapakah kita harus membawa pergumulan- pergumulan kita kepada Allah?
III.    Melakukan: Berakar di Dalam Allah
A.             Apakah makna gambaran "pohon yang ditanam di tepi air" dalam hal praktis bagi pengalaman Kekristenan Anda?
B.              Ilaruskan kita melanjutkan doa pengantaraan kita bagi orang lain, bahkan jika mereka tetap bertahan dalam jalan-jalan mereka yang jahat? Jelaskanlah jawaban Anda.
Rangkuman: Dosa melekat dan meliputi setiap aspek kehidupan manusia. Yeremia mengalami secara drastis ketika hidupnya sendiri terancam karena pekabaran yang ia khotbahkan. Ia mengungkapkan pergumulan imannya ke­pada Allah, tetapi Allah memberikannya perspektif yang baru: Engkau bisa berpacu melawan kuda-kuda!


Siklus Belajar
Langkah 1 — Memotivasi Fokus Alkitab: Yeremia 17:1 -10
Konsep Kunci untuk Pertumbuhan Rohani: Sifat alami yang mengerikan dari dosa dalam hidup kita adalah kenyataan pahit, dan setiap upaya manusia untuk lepas dari dosa akan gagal. Dosa melekat. Tampaknya mustahil untuk lepas. Hanya orang yang meletakkan keyakinannya di dalam Tuhan akan sang­gup untuk mengalami kemenangan atas dosa.
Untuk Guru: Buku Yeremia penuh dengan perumpamaan, yang menjadi­kan pekabarannya jauh lebih hidup dan berhubungan langsung dengan para pembacanya daripada kata-kata abstrak belaka dapat capai. Pepatah bahwa satu gambar bernilai seribu kata masih berlaku. Dari cabang pohon Badam ke periuk mendidih dari utara ke "loh-loh hati," Yeremia melukiskan sebuah gambaran multidimensi.
Penggunaan perumpamaan di dalam Alkitab menolong kita untuk mema­hami yang tidak diketahui (seperti Allah dan lingkup Kcilahian-Nya) oleh cara-cara realitas yang diketahui yang berhubungan dengan kehidupan kita. Namun, sebagai pembaca modern, seseorang harus mempertimbangkan jarak dalam waktu dan ruang antara Yeremia dan kita, mengharuskan kita terlebih dulu mempelajari perumpamaan-perumpamaan ini dalam konteks sejarah dan budaya mereka dalam Perjanjian Lama. Seni ukir prasasti purba hingga batu semi mulia, yang kemudian berfungsi sebagai meterai pribadi atau dinas, atau hingga loh-loh batu untuk menyimpan catatan, membentuk dasar untuk pe­rumpamaan dan menggambarkan otoritas dosa sebagaimana dosa itu sendiri telah mengukirkan dirinya begitu dalam di hati kita. Anggota UKSS harus me­nyadari bahwa adalah tidak mungkin menghapuskan dosa dari kehidupan kita, setidaknya dengan kekuatan manusia.
Diskusi Pembuka: Seni tato sama tuanya dengan Alkitab itu sendiri. Imamat 19:28 berbicara menentang hal tersebut dalam konteks larangan menggoresi diri sendiri. Diperkirakan sepuluh juta orang di Amerika Serikat memiliki pa­ling tidak satu tato terukir di tubuh mereka. Bagi banyak orang, hal itu dimulai sebaga bentuk kebebasan mengekspresikan diri untuk menghiasi tubuh mereka dengan gambar yang menjadi semacam pernyataan.
Dari pengakuan cinta di dada hingga naga yang menakutkan di punggung, tato muncul dalam setiap disain yang dapat dibayangkan dan ditempatkan pada setiap bagian tubuh yang memungkinkan. Namun, semuanya memiliki satu kesamaan: Tato sangatlah susah untuk dihapus dan dibatalkan dan banyak orang—sekitar lima puluh persen tepatnya—yang menato dirinya, kemudian telah menyesalinya. Menghilangkan tato sangatlah sulit, menyakitkan, serta mahal dan dapat melibatkan abrasi, zat asam, atau perawatan laser yang se­muanya mempunyai risiko dan efek masing-masing.
Sementara tato terlihat ke luar, dosa kita seringkah tidak terlihat. Namun se­tidaknya itu terukir dalam seperti taio; bahkan lebih dalam, sebagaimana tato hanya sedalam kulit, tetapi dosa terukir pada hati. Bagaimana pun juga, me­ngapakah
kenyataan ini seharusnya tidak melemahkan kita dalam perjuangan kita melawan dosa?
Langkah 2 — Menyelidiki
Untuk Guru: Yeremia merasakan akibat tragis dari kuasa dosa di dalam hidupnya sendiri ketika orang-orang sekampungnya bersekongkol melawan dia (Yer. 11). Itu sangat menggoncang hidupnya sehingga ia mempertanyakan pelayanannya sendiri (Yer. 12). Meskipun ia tidak ikut serta dalam kejahatan yang sedang berlangsung, ia harus merasakannya, sebagaimana orang lain juga, akibat dosa atas tanah selama musim kemarau yang berkepanjangan. Na­mun, dalam kegelapan yang jahat dan penolakan yang menjumpainya di setiap kesempatan, ada sinar kecil pengharapan yang bersinar melalui ayat-ayat Alki­tab yang kita pelajari pekan ini.
Komentar Alkitab
Yeremia sebagai nabi peratap benar-benar lulus dalam pelajaran pekan ini. Bagaimanakah dia, tanpa menjadi dingin, berurusan dengan kejahatan yang mengelilingi dan mempengaruhinya?
I. Konspirasi Anatot
(Pelajari Kembali Bersama UKSS, Yeremia 11:18-23 dan Nehemia 7:21.)
Anatot, sekitar 3 mil (5 km) timur laut Yerusalem, adalah kota kelahiran Yeremia, dan itu mungkin salah satu dari pengalaman terburuk Yeremia ketika orang-orang sekampungnya menyerang dia untuk membunuhnya. Terjemahan Septuagint (LXX) dan Vulgate menerjemahkan ayat 19: "marilah kita meletak­kan kayu ke dalam rotinya," yang telah menuntun kepada interpretasi bahwa orang-orang Anatot ingin meracuni sang nabi.
Allah mengungkapkan rencana pembunuhan terhadap Yeremia dan menge­luarkan sebuah pekabaran penghukuman terhadap penduduk desa yang menca­pai klimaks di Yeremia 11:23 "tidak ada yang tinggal hidup di antara mereka." Sebagai penghukuman yang adil, mereka dikutuk untuk benar-benar dihancur­kan dalam pembuangan Babel. Namun, ada catatan tambahan menarik kepada cerita ini. Dalam Nehemia 7:27, ada daftar 128 orang-orang Anatot di antara mereka yang kembali dari pembuangan. Mereka berdiri di antara umat-umat: yang sisa yang memilih untuk meninggalkan kenyamanan Babel dan kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali bait suci dan kotanya.
Pertimbangkanlah hal Ini: Apakah tanggapan kita ketika orang yang ter­dekat dengan kita berbalik melawan kita karena hubungan kita dengan Kris­tus?
II.          Berpacu Melawan Kuda
(Pelajari Kembali Bersama UKSS, Yeremia 12:1-6.)
Yeremia 11-20 berisi enam "pengakuan Yeremia," yang mengambil ben­tuk ratapan dan mengekspresikan pergumulan pribadinya terhadap pekabaran yang ia harus sampaikan. Seringkah ratapan berubah menjadi keluhan saat ia mengalami perlawanan dari kejahatan. Namun, ia berbalik, dalam ratapan- ratapannya, di mana kita semua harus membawa semua keluhan kita-kepada Allah.
Pengakuan saat ini, di pasal 12, adalah model Mazmur 73, mengajukan per­tanyaan abadi, "mengapakah mujur hidup orang-orang fasik?" Teriakannya kepada Allah (perhatikan bahwa Allah lebih menyukai teriakan kita terhadap mendiamkan ketidakacuhan) dijawab oleh Yang Mahakuasa dengan kelem­butan yang ironis dalam dua pertanyaan retoris (Yer. 12:5), yang keduanya menunjuk kepada kenyataan bahwa hal-hal buruk masih akan datang kepada hidup Yeremia. Namun, kedua gambaran juga menyiratkan sebuah janji bahwa Allah akan memperlengkapi Yeremia untuk berpacu melawan kuda-kuda dan mengendalikan situasi yang kompleks yang menyerupai hutan-seperti semak belukar lembah Yordan.
Pertimbangkan hal Ini: Mengapakah tepat untuk mendekati Allah dengan pergumulan rohani, keraguan, dan bahkan keluhan kita sendiri?
III.     Kekeringan Rohani
(Pelajari Kembali Bersama UKSS, Yeremia 14:1-16.)
Yehuda menderita di bawah kekeringan. Bentuk jamak "kekeringan" da­lam ayat itu dapat merujuk kepada intensitas atau terjadinya bencana alam berulang-ulang. Setiap orang putus asa mencari air. Bencana ini telah men­jadi penyeimbang sosial yang besar bagi masyarakat. Sumur-sumur akhirnya kering (bandingkan Yer. 2:13). Sepanjang perikop ini, terus menerus, sebuah hubungan dibuat antara bencana alam dan dimensi spiritualnya.
Sekarang tiba-tiba umat berbalik kepada Allah (ayat 7-9), tetapi doa-doa mereka adalah tuduhan-tuduhan yang keras ("Mengapa Engkau seperti... pah­lawan yang tidak sanggup menolong?" [ayat 9J), dan mereka memohon ke­pada kewajiban-Nya untuk menyelamatkan mereka. Tetapi Allah tidak bisa diwajibkan? Ia bahkan melarang Yeremia dari pengantaraan dalam doa bagi umat yang keras tengkuk ini (ayat 11), karena seluruh sistem keagamaan di­sesatkan oleh bentuk-bentuk luar (ayat 12) dan oleh nabi-nabi palsu (ayat 13- 15). Mereka telah tiba kepada titik untuk tidak bisa kembali lagi, dan Allah akan "menumpahkan kejahatan mereka atas mereka" (ayat 16). Kejahatan se­lalu kembali ke si pencetus.
Pertimbangkanlah Hal Ini: Allah melarang Yeremia untuk berdoa bagi umat-Nya. Haruskah kita tidak terus berdoa pengantaraan atas nama orang lain, bahkan jika mereka terus dalam perilaku dosa mereka melawan Allah? Jelaskan. Mengapakah Allah bereaksi begitu drastis dalam situasi ini?

Langkah 3 — Mempraktikkan
Untuk Guru: Ada beberapa topik yang sulit dalam pelajaran minggu ini: Yeremia diancam oleh kaumnya sendiri dan menderita di bawah dosa-dosa yang ia sendiri tidak lalaikan; Allah menolak mendengarkan Yehuda lagi dan bahkan meminta Yeremia berhenti berdoa bagi mereka. Namun, Allah masih memiliki pekabaran bagi Yeremia. Yeremia dengan setia menyampaikannya kepada mereka, bahkan kepada titik di mana ia mengikuti orang-orang Yahudi terakhir, yang belum dideportasi ke Babel, turun ke Mesir menentang pertim­bangan pribadinya yang lebih baik, mengakhiri pelayanan dan hidupnya di sana. Ia benar-benar belajar berpacu melawan kuda.
Pertanyaan-pertanyaan:
·         Pertimbangkan "pengakuan Yeremia" (Yer. 11-20) dan tanyakanlah bagai­manakah Yeremia dapat berjalan melalui pergumulan dan ratapannya, na­mun masih terus menjadi utusan Tuhan yang setia, benar sampai kesudahan?
·         Kisah orang-orang Anatot adalah monumen kasih karunia. Apa contoh yang lain yang Anda bisa pikirkan di mana Allah menyelamatkan orang-orang yang ditakdirkan untuk kehancuran (di dalam atau di luar Alkitab).
Langkah 4 — Menciptakan
Untuk Guru: Allah menginginkan kita bertumbuh di dalam hubungan kita dengan Dia. Ia juga menginginkan Yeremia bertumbuh; itulah gambaran kuda yang berlari. Bertumbuh juga menyatakan secara tidak langsung latihan (pen­didikan) iman kita dalam Kristus. Sebagai anggota UKSS, fokus pada aspek dari latihan iman.
Aktivitas:
·        Pikirkan sebuah aktivitas minggu ini yang dapat meningkatkan stamina Anda. Sebuah saran mungkin melakukan beberapa latihan fisik, meningkatkan in­tensitasnya sepanjang minggu (contoh: mulai dengan 10 menit jalan cepat dan tingkatkan hingga 30 menit beijalan selama lima hari).
·        Sebagai satu UKSS, ambil waktu sejenak di awal pelajaran Sabat berikutnya untuk mengundang anggota-anggota UKSS membagikan pengalaman pribadi masing-masing dari kegiatan latihan fisik minggu ini. Diskusikan bagaima­na hal ini dapat diaplikasikan kepada pengalaman pertumbuhan rohani kita.



Berita Misi

Karier Paling Memuaskan (Bagian 1)
24 Oktober | Malawi

Fakta Terkini
  • Setelah 73 tahun menjadi pro- tektorat Inggris, Nyasaland akhirnya merdeka pada tang- gal 6 Juli 1964,dan mengadopsi nama Malawi.
  • Malawi mengadopsi konstitusi pada tanggal 18 Mei 1994 dan membentuksistem hukum berdasarkan hukum Inggris umum dan adat.
  • Kota Lilongwe adalah ibukota dan kota terbesar di Malawi.
  • Mata uang resmi disebut kwacha.
  • Bahasa resmi dari Malawi adalah bahasa Inggris dan Chichewa, dituturkan oleh 52 persen populasi.


Harry dan Alex* bekerja sebagai penjaga keamanan di Malawi. Mereka sering bercerita untuk memecah kebosanan. Suatu malam Alex berkata, "Saya punya ide bagaimana supaya kita bisa mendapatkan uang tambahan."
"Apakah itu?" tanya Harry, yang tertarik.
"Kita bisa menggunakan sena- pan kita dalam bisnis kecil samping- an,"kata Alex, sambil mengangkat pistolnya. "Orang-orang kaya memi- liki lebih dari yang mereka butuh- kan, dan kita membutuhkan lebih dari kita punya. Kita bisa mengam- bil sedikit dari mereka sehingga kita bisa memiliki cukup untuk diri kita sendiri."
Harry tidak yakin, tapi akhir- nya dia yakin. Keduanya masuk ke rumah keluarga kaya dan mencu-i uang tunai dan apa saja yang mereka bisa bawa. Beberapa hari kemudian mereka merampok lebih banyak rumah. Tapi satu malam mereka tertangkap. Sementara duduk di penjara, Harry menyadari keseriusan kejahatannya. Kedua orang ini dijatuhi hukuman delapan tahun kerja keras di sebuah penjara dengan keamanan maksimum dan dikirim ke penjara yang terpisah.

Bertekad untuk Melarikan diri

Setibanya Harry di penjara ia bertekad untuk melarikan diri. Ke- meja penjara dicetak dengan pan- jang masa tahanannya. Suatu hari Harry menyuap tahanan lain untuk berganti kemeja.
Ketika ia mengenakan kemeja barunya dengan tanggal keluar lebih cepat, dia ditugaskan untuk pekerjaan dengan keamanan yang rendah di sebuah taman penjara. Harry memperhatikan bahwa setiap sore penjaga bersenjata mengawasi
mereka sambil mengantuk. Suatu hari ketika penjaga itu menguap, Harry menjatuhkan cangkul dan berlari. Tahanan lain mulai berlari juga..
Para penjaga menangkap semua tahanan kecuali Harry, yang bersembunyi di antara batu-batu besar. Pada saat gelap penjaga menyerah mencari dia dan kembali ke penjara. Harry merangkak keluar dan melarikan diri.
Harry menemukan pekerjaan, dan selama 18 bulan ia bekerja keras dan berusaha keluar dari ke- sulitan. Lalu suatu hari ketika ia da- tang ke stasiun bus, polisi sedang menunggu untuk membawanya kembali ke penjara. Dia sekarang harus dipenjara 10 tahun.

Kejutan Pasangan Sel

Ketika Harry dikawal ke selnya,  dia terkejut menemukan bahwa pa- sangan selnya adalah Alex, mantan rekannya dalam kejahatan.
"Hei, saya punya ide," kata Alex setelah Harry tinggal di situ.
"Apa ide kamu?"Tanya Harry. Dan tiba-tiba idenya seperti dulu.
Tembok penjara terbuat dari lumpur batu bata dengan lapisan tebal semen atasnya. Harry dan
Alex memutuskan untuk menggali terowongan kecil ke luar. Mereka hanya memerlukan tiga hari untuk menggali lubang melalui dinding. Keduanya menunggu sampai gelap, dan mereka merangkak melalui lubang.
Semuanya tampak tenang, tapi karena mereka bergegas menaiki dinding luar, seorang penjaga meli- hat mereka dan berteriak. Para penjaga mengejar mereka, tapi Harry dan Alex berlari lebih cepat.
Keduanya menghentikan mobil dijalan, memaksa pengemudi ke- luar, dan merampas mobil. Mereka pergi ke kota dan menjual mobil untuk dibagi. Tetapi seseorang mecurigai mereka dan mengatakan kepada polisi. Alex lolos, tapi Harry tertangkap. Kali ini dia dikirim ke penjara kecil di mana ia bisa diawasi lebih dekat. Keputusan yang meng- ubah hidupnya.

[Bersambung.] *Alex bukan nama sebenarnya.




Pelajaran 5
Kesengsaraan-kesengsaraan Nabi

SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Yer. 23:14,15; Yer. 20; Kis. 2:37; Ayb. 3; Yer. 18:1-10,18-23.
AYAT HAFALAN: "Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepan­jang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku" (Yeremia 20:7).
Satu hal yang akan dipelajari oleh setiap orang yang telah mengikut Tu­han sekian waktu lamanya adalah menjadi orang percaya di dalam Yesus dan melakukan kchendak-Nya tidak dijamin menjalani kisah hidup yang mudah. Bagaimanapun, seperti yang telah dikatakan, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya" (2 Tim. 3:12). Ini adalah sebuah kebenaran yang Yeremia pelajari bagi dirinya.
Tetapi, pada saat yang sama, apa yang iman kita dapat lakukan bagi kita dalam waktu pencobaan adalah memberikan kita pemahaman yang lebih luas agar kita dapat berdiri teguh di tengah pcrgumulan-pergumulan kita. Yakni, ketika penderitaan karena ketidakadilan datang (dan memang, banyak di an­tara penderitaan itu adalah karena ketidakadilan), kita tidak ditinggal sendiri­an dengan perasaan tidak berarti dan tanpa tujuan yang sering dirasakan oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Kita dapat mengetahui sesuatu dari gambaran yang besar, dan harapan utama yang Allah tawarkan kepada kita, ti­dak peduli betapa suramnya keadaan sekarang, dan dari pengetahuan ini —dan harapan kita mendapatkan kekuatan. Yeremia mengetahui sesuatu dari kon­teks ini, meski terkadang dia tampaknya melupakannya dan sebagai gantinya hanya fokus kepada kesengsaraan-kesengsaraannya.
*Pelajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 31 Oktober.










No comments:

Post a Comment