DOAKANLAH...
PELAJARAN 4 Teguran dan Ganjaran
Materi ini dalam bentuk ebook untuk Apple dan Android silakan download di SINI
Materi ini dalam bentuk ebook untuk Apple dan Android silakan download di SINI
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini,
Bacalah: Yer. 17:5-10; Yer. 17:1- 4; Yer. 11:18-23; Yoh. 3:19; Yer. 12:1-6;
14:1-16.
AYAT HAFALAN: "Sembuhkanlah aku,
ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab
Engkaulah kepujianku!" (Yeremia 17:14).
Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang
pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah
matahari" Pkh. 1:9).
Tidak
ada sesuatu yang baru di bawah matahari? Ini khususnya benar ketika berbicara
tentang hidup dan pelayanan para nabi Allah, yang sering dipanggil untuk
menyampaikan firman amaran dan teguran kepada mereka yang harus mengerti dengan
lebih baik. Meski berusaha setia dalam panggilan mereka, para nabi selalu
menghadapi tantangan yang kuat, bahkan ganjaran, sering dari para pemimpin agama,
orang yang seharusnya pertama-tama mendengar amaran para nabi. Tidak heran
Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan
memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek
moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi
itu" (Matius 23:29, 30).
Pekan ini kita akan
mulai melihat ujian-ujian Yeremia, yang pelayanannya terlihat penuh dengan
teguran dan ganjaran: Ia memberikan teguran, para pemimpin memberikannya
ganjaran.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan
Sabat, 24 Oktober.
Dua Jalan…Minggu 18
Oktober 2015
Dari
pasal permulaan kitab Kejadian hingga pasal terakhir kitab Wahyu, Alkitab
menyatakan kepada kita dua jalan bagaimana kita hidup: Apakah kita mengikuti
Tuhan dengan segenap hati dan jiwa, atau tidak. Seperti kata Yesus, yang banyak
menggetarkan hati, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa
tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan" (Lukas 11:23). Ini adalah pernyataan yang sangat
keras serta jelas tentang realitas spiritual, lebih besar dari apa yang
dilihat oleh mata telanjang atau lebih daripada yang akal sehat dapat katakan
kepada kita. Ini adalah tema pertentangan pada tingkat yang sangat mendasar.
Tetapi, dalam satu sisi, Yesus tidak mengatakan sesuatu yang baru atau radikal.
Memang selalu seperti itu.
Bacalah Yeremia 17:5-10. Prinsip spiritual
yang krusial apakah yang kita temukan di sini, khususnya dalam sorotan
pertentangan antara Kristus dan Setan?
Yeremia 17:5-10
17:5.
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
17:6 Ia
akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya
keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang
asin yang tidak berpenduduk.
17:7
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
17:8 Ia
akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke
tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya
tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti
menghasilkan buah.
17:9
Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah
membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
17:10
Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan
kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil
perbuatannya."
Konteks
utama dari perkataan ini mungkin merefleksikan keterlibatan Ye- huda dalam
dunia politik dan Tuhan menginginkan mereka untuk mengerti bahwa pertolongan
mereka hanyalah Allah, bukan pada kekuatan politik atau militer, satu yang akan
mereka pelajari kemudian, namun sudah sangat terlambat. Meski Tuhan sanggup
dan menggunakan orang lain untuk menolong kita, pada akhirnya kita harus
meletakkan kepercayaan kita hanya dalam Dia. Kita tidak akan pernah tahu dengan
pasti motif orang lain; namun kita selalu dapat mengetahui rencana Allah bagi
kita.
Dengan
maksud yang baik, Yeremia 17:9 mengamarkan tentang hati manusia yang menipu.
Ayat Ibrani mengatakan bahwa hati lebih licik daripada "segalanya." Efek
mengerikan dari dosa terhadap fisik, meski itu mengerikan, namun lebih
mengerikan efek terhadap moral dan spiritual. Masalahnya adalah, karena hati
kita pada dasarnya licik, kita tidak dapat mengerti sepenuhnya bagaimana
buruknya efek moral dan spiritual itu. Yeremia segera melihat sendiri
bagaimana buruknya niat manusia itu.
Bagaimanakah kita belajar untuk percaya di
dalam Tuhan lebih daripada sebelumnya? Sekarang, bagaimana cara yang dapat
membuat kita melangkah keluar dalam iman, dan melakukan apa yang benar di mata
Tuhan?
Dosa Yehuda… Senin 19 Oktober 2015
Yang
pasti, tugas Yeremia tidak akan mudah. Mungkin beberapa orang dapat menemukan
kesenangan menunjuk dosa orang, tetapi kebanyakan akan menemukan bahwa itu
menjadi pekerjaan yang sangat tidak menarik, khususnya karena reaksi dari
ucapan mereka yang akan memprovokasi. Meski demikian beberapa orang, ketika
mereka mendengar kata-kata teguran, akan bertobat dan berubah, lebih khusus
saat teguran itu sendiri sangat langsung dan tegas. Dan bahkan, seperti semua
para nabi lainnya, perkataan Yeremia adalah seperti itu: Langsung dan tegas!
Bacalah Yeremia 17:1-4. Apakah beberapa
amaran yang Yeremia sampaikan kepada bangsa itu?
Yeremia 17:1-4
17:1.
"Dosa Yehuda telah tertulis dengan pena besi, yang matanya dari intan,
terukir pada loh hati mereka dan pada tanduk-tanduk mezbah mereka
17:2
sebagai peringatan terhadap mereka! --Mezbah-mezbah mereka dan tiang-tiang
berhala mereka memang ada di samping pohon yang rimbun di atas bukit yang
tinggi,
17:3
yakni pegunungan di padang. --Harta kekayaanmu dan segala barang
perbendaharaanmu akan Kuberikan dirampas sebagai ganjaran atas dosamu di
segenap daerahmu.
17:4
Engkau terpaksa lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu,
dan Aku akan membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak
kaukenal, sebab dalam murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk
selama-lamanya."
Gambaran
dosa yang terukir di dalam hati sangatlah kuat. Itu menunjukkan dalamnya kejahatan
itu. Maksudnya adalah bukan hanya dosa tertulis di sana, seperti pena, tetapi
itu terukir di sana, terukir dengan sebuah alat. Ini menjadi lebih kuat ketika
seseorang mengingat perkataan-perkataan Tuhan kepada nenek moyang Yehuda:
"Apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Aliahmu, dengan berpegang pada
perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan apabila
engkau berbalik kepada TUHAN, Aliahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu." (Bandingkan dengan Mzm. 40:8 dan Yer.
31:33). Mereka tidak dengan segenap hati mengasihi Allah dan patuh
kepada hukum-Nya; gantinya sekarang, dosa mereka, pelanggaran akan hukum itu (1 Yoh. 3:4), terukir di dalam hati mereka.
"Hendaklah
jangan ada orang yang mengaku pemelihara hukum Allah memuji-muji diri mereka
sendiri bahwa penghormatan yang mereka dapat tunjukkan secara luar terhadap
hukum-hukum itu akan melindungi mereka dari pada pelaksanaan keadilan Ilahi.
Janganlah ada orang yang tidak mau ditegur karena kejahatan, ataupun membebani
hamba-hamba Allah dengan berlaku terlampau berani dalam usaha membersihkan
perkemahan dari perbuatan jahat. Allah yang membenci dosa memanggil mereka
yang mengaku memelihara hukum-Nya supaya berpisah dari segala
kejahatan"—Ellen G. White, Alfa dan Omega,
jld. 4, hlm. 39.
Dosa terukir di hati? Itu adalah pandangan
yang menakutkan, bukan? Apakah yang gambaran itu nyatakan tentang betapa dalam
dan intens pekerjaan penyucian hati itu? Apakah satu-satunya cara untuk menyelesaikannya?
Amaran kepada Yeremia …
Selasa 20 Oktober 2015
"Dan
inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih
menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka
jahat" (Yoh. 3:19).
Kisah
Yeremia yang menyedihkan adalah bahwa musuh yang dia hadapi datang dari
bangsanya sendiri, yang melalui dia, Tuhan mencoba untuk menyelamatkan. Tuhan
ingin melepaskan mereka dari malapetaka yang pasti datang. Namun masalahnya
adalah bangsa itu sering tidak ingin mendengar apa yang mereka perlu dengar,
karena itu akan menghalangi keinginan melakukan dosa dan kejahatan mereka.
Bacalah Yeremia 11:18-23. Apakah yang
terjadi di sini? Apakah yang beberapa gambaran ini ingatkan kepada kita?
Yeremia 11:18-23
11:18.
TUHAN memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya; pada waktu itu
Engkau, TUHAN, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku.
11:19
Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku
tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku:
"Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita
melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak
diingat orang lagi!"
11:20
Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan
hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah
kuserahkan perkaraku.
11:21
Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang orang-orang Anatot yang ingin mencabut
nyawaku dengan mengatakan: "Janganlah bernubuat demi nama TUHAN, supaya
jangan engkau mati oleh tangan kami!" --
11:22
Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam: "Sesungguhnya, Aku akan
menghukum mereka: pemuda-pemuda mereka akan mati oleh pedang, anak-anak mereka
yang laki-laki dan perempuan akan habis mati kelaparan;
11:23
tidak ada yang tinggal hidup di antara mereka, sebab Aku akan mendatangkan
malapetaka kepada orang-orang Anatot pada tahun hukuman mereka."
Meski di
zaman Israel kuno mereka yang bernubuat palsu di dalam nama Tuhan akan menghadapi
kematian, dalam kasus ini tidak ada indikasi bahwa orang-orang Anatot berpikir
bahwa Yeremia bernubuat palsu. Gantinya, tampaknya mereka hanya ingin dia
berdiam diri. Mereka tidak ingin mendengar apa yang dia harus katakan. Meski
ayat itu tidak mengatakan bagaimana mereka berencana membunuh dia, namun
beberapa ahli menduga bahwa mereka mungkin berpikir untuk meracuni dia.
Seperti
yang kita lihat juga, Anatot adalah kampung halaman Yeremia, dan orang-orang di
sita menolak pekabarannya, bahkan hingga rela membunuh dia. Tetapi ini barulah
awal dari penolakan yang lebih luas oleh semua orang, kecuali "umat yang
sisa" dari bangsanya sendiri.
Tentunya,
semua ini, termasuk gambaran "domba yang digiring untuk disembelih"
menyatakan pengorbanan Yesus. Dalam arti, Yeremia mengilustrasikan Kristus,
bukan sebagai lambang (seperti binatang kurban), namun dalam hal ini dia,
seperti Yesus, menghadapi lawan yang kuat dari satu umat yang ia coba tolong.
Situasi hidup Yeremia ini mengingatkan juga tentang apa yang Yesus alami
sepanjang awal pelayanan-Nya (Lukas 4:14-30).
Kapankah terakhir kali Anda mendengar
sesuatu yang Anda tahu benar, tetapi Anda tidak mau mendengarnya? Apakah
reaksi awal Anda? Dalam kasus seperti ini, mengapakah kita harus belajar untuk
memikul salib?
Ratapan…Rabu 21 Oktober 2015
Dalam pasal-pasal
permulaan kitab Yeremia, Tuhan telah mengamarkan hamba-Nya bahwa pelayanannya
sebagai seorang nabi tidak akan mudah. Ketika dipanggil, Yeremia diberitahukan
bahwa pangeran, raja-raja, imam-imam, dan orang-orang akan "berperang
melawan dia" (Yer. 1:19), tidak
diragukan bahwa amaran yang ditentang oleh mayoritas bangsanya adalah kabar
yang tidak berterima. Tetapi Yeremia, belum sepenuhnya memahami, dan ketika
ujian-ujian tiba, dia marah dan merasa tersakiti.
Meskipun Yeremia berbicara tentang
situasinya sendiri, apakah isu universal yang digumuli oleh nabi dalam Yeremia
12:1-4? Apakah sikap nabi terhadap mereka yang menyakiti dia? Apakah yang hal
ini sampaikan kepada kita tentang sifat kemanusiaan bahkan dari seorang hamba
Allah yang paling setia?
Yeremia 12:1-4
12:1.
Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku
mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup
orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia?
12:2
Engkau membuat mereka tumbuh, dan merekapun juga berakar, mereka tumbuh subur
dan menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi jauh
dari hati mereka.
12:3 Ya
TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat aku, dan Engkau menguji bagaimana
hatiku terhadap Engkau. Tariklah mereka ke luar seperti domba-domba sembelihan,
dan khususkanlah mereka untuk hari penyembelihan. --
12:4
Berapa lama lagi negeri ini menjadi kering, dan rumput di segenap padang
menjadi layu? Karena kejahatan penduduknya binatang-binatang dan burung-burung
habis lenyap, sebab mereka telah mengira: "Ia tidak akan melihat tingkah
langkah kita!"
Yeremia
12:1 dipenuhi dengan bahasa Perjanjian Lama yang resmi: Kata Ibrani untuk
"benar," "berbantah," dan "keadilan" semuanya
muncul dalam tatanan yang legal. Sang nabi begitu kecewa atas apa yang ia
hadapi, menyebabkan sebuah "perkara hukum" (lihat UI. 25:1) melawan Tuhan. Tentu keluhannya
adalah biasa: Mengapakah kejahatan terlihat makmur sementara dia, Yeremia, yang
hanya mencari kehendak Allah, menghadapi ujian-ujian seperti itu?
Kita
juga dapat melihat kemanusiaan Yeremia tergambar jelas. Ia ingin mereka yang
melakukan kejahatan harus dihukum. Di sini dia tidak berbicara sebagai seorang
teolog; ia berbicara sebagai manusia berdosa yang memerlukan karunia, yang
seperti Ayub dan umat Tuhan yang setia lainnya tidak mengerti mengapa hal-hal
ini terjadi kepadanya. Mengapakah Yeremia, hamba Allah, harus dipanggil untuk
menyatakan kebenaran Allah kepada orang-orang pemberontak, menjadi sasaran
dari rencana pengkhianatan yang jahat dari desanya sendiri? ,
Yeremia percaya
kepada Tuhan, tetapi dia sungguh tidak mengerti mengapa hal-hal ini terjadi.
Bagaimanakah kita belajar untuk percaya
kepada Tahan meskipun semua hal yang tidak masuk akal itu terjadi kepada kita?
Sebuah Situasi Putus Asa…Kamis 22 Oktober 2015
Bacalah Yeremia 14:1-10. Apakah yang sedang
terjadi di sini?
Yeremia
14:1-10
14:1.
Firman TUHAN yang datang kepada Yeremia mengenai musim kering.
14:2
Yehuda berkabung, pintu-pintu gerbangnya rebah dan dengan sedih terhantar di
tanah; jeritan Yerusalem naik ke atas.
14:3
Pembesar-pembesarnya menyuruh pelayan-pelayannya mencari air; mereka sampai ke
sumur-sumur, tetapi tidak menemukan air, sehingga mereka pulang dengan
kendi-kendi kosong. Mereka malu, mukanya menjadi merah, sampai mereka
menyelubungi kepala mereka.
14:4
Pekerjaan di ladang sudah terhenti, sebab hujan tiada turun di negeri, maka
petani-petani merasa kecewa dan menyelubungi kepala mereka.
14:5
Bahkan rusa betina di padang meninggalkan anaknya yang baru lahir, sebab tidak
ada rumput muda.
14:6
Keledai-keledai hutan berdiri di atas bukit gundul, mengap-mengap seperti
serigala, matanya menjadi lesu, sebab tidak ada rumput.
14:7
"Sekalipun kesalahan-kesalahan kami bersaksi melawan kami, bertindaklah
membela kami, ya TUHAN, oleh karena nama-Mu! Sebab banyak kemurtadan kami, kami
telah berdosa kepada-Mu.
14:8 Ya
Pengharapan Israel, Penolongnya di waktu kesusahan! Mengapakah Engkau seperti
orang asing di negeri ini, seperti orang perjalanan yang hanya singgah untuk
bermalam?
14:9
Mengapakah Engkau seperti orang yang bingung, seperti pahlawan yang tidak
sanggup menolong? Tetapi Engkau ada di antara kami, ya TUHAN, dan nama-Mu diserukan
di atas kami; janganlah tinggalkan kami!"
14:10.
Beginilah firman TUHAN tentang bangsa ini: "Mereka sangat senang
mengembara dan tidak menahan kakinya. Sebab itu TUHAN tidak berkenan kepada
mereka; tetapi sekarang Ia mau mengingat kesalahan mereka dan mau menghukum
dosa mereka."
Kekeringan
menyerang negeri itu; seluruh kota besar, kota kecil, dan desa menderita. Orang
miskin dan kaya sama-sama menderita. Bahkan juga binatang liar tidak sanggup
menahan kurangnya air. Kaum bangsawan menunggu para hamba mereka di gerbang
kota, berharap mereka menemukan air, namun sumber air telah kering. Tidak ada
air, dan tanpa air, kehidupan akan berhenti. Kesengsaraan mereka bertambah dari
hari ke hari. Orang-orang mengenakan pakaian kabung, dan berjalan dengan mata
yang menatap ke bawah, murung. Kemudian mereka tiba-tiba bertelut dan berseru
dalam doa putus asa.
Di
waktu bencana alam seperti itu, adalah kebiasaan untuk berkunjung ke Bait Suci
Yerusalem (Yoel 1:13,14; 2:15-17) untuk
berpuasa dan mengadakan persembahan khusus kepada Allah.
Yeremia
melihat kerinduan yang dalam dari orang-orang, tetapi ia mengerti betul bahwa
mereka tidak mencari Tuhan, hanya mencari air. Ilal ini membuat nabi merasa
lebih sedih. Yeremia juga berdoa, bukan untuk air, tetapi untuk kasih karunia
dan kehadiran Allah.
Yeremia
mengerti, bahwa ini hanyalah awal dari ujian-ujian yang akan datang. Allah
melihat hati orang-orang dan mengetahui bahwa jika Dia melalukan kekeringan,
maka pertobatan pun akan juga lenyap. Orang-orang melakukan apa saja untuk
mencoba mengubah keadaan mereka, termasuk pergi ke Yerusalem, berdoa, berpuasa,
mengenakan pakaian karung dan mempersembahkan kurban, tetapi mereka lupa satu
hal: Perubahan yang benar, pertobatan yang benar. Mereka hanya ingin
menghilangkan hasil dari masalah, bukan masalah itu sendiri, yakni dosa dan
ketidakpatuhan mereka.
Bacalah Yeremia 14:11-16. Bagaimanakah kita
memahami hal ini?
Yeremia
14:11-16
14:11
TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah engkau berdoa untuk kebaikan bangsa
ini!
14:12
Sekalipun mereka berpuasa, Aku tidak akan mendengarkan seruan mereka; sekalipun
mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban sajian, Aku tidak akan
berkenan kepada mereka, melainkan Aku akan menghabiskan mereka dengan perang,
dengan kelaparan dan dengan penyakit sampar."
14:13
Lalu aku berkata: "Aduh, Tuhan ALLAH! Bukankah para nabi telah berkata
kepada mereka: Kamu tidak akan mengalami perang, dan kelaparan tidak akan menimpa
kamu, tetapi Aku akan memberikan kepada kamu damai sejahtera yang mantap di
tempat ini!"
14:14
Jawab TUHAN kepadaku: "Para nabi itu bernubuat palsu demi nama-Ku! Aku
tidak mengutus mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada
mereka. Mereka menubuatkan kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu
rekaan hatinya sendiri.
14:15
Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai para nabi yang bernubuat demi
nama-Ku, padahal Aku tidak mengutus mereka, dan yang berkata: Perang dan
kelaparan tidak akan menimpa negeri ini--:Para nabi itu sendiri akan habis mati
oleh perang dan kelaparan!
14:16
Dan bangsa yang kepadanya mereka bernubuat akan tercampak mati di jalan-jalan
Yerusalem, disebabkan oleh kelaparan dan perang, dan tidak ada orang yang akan
menguburkan mereka: mereka sendiri, isteri-isteri mereka, anak-anak mereka yang
laki-laki dan yang perempuan. Demikianlah akan Kutumpahkan kejahatan mereka ke
atas mereka."
"Sekalipun
kesalahan-kesalahan kami bersaksi melawan kami, bertindaklah membela kami, ya
TUHAN, oleh karena nama-Mu! Sebab banyak kemurtad- an kami, kami telah berdosa
kepada-Mu" (Yer. 14:7). Meski kita
diberitahukan untuk "berdoa dengan tidak berkeputusan" (1 Tes. 5:17), dalam kasus ini, Tuhan yang
mengetahui segala sesuatu dari awal hingga akhir, menyatakan kepada Yeremia
betapa orang-orang ini jahat dan telah jatuh. Tentunya Allah mengenal hati
orang-orang, dan Allah tahu tentang masa depan; tetapi kita tidak. Maka,
Perjanjian Baru. menasihati untuk berdoa, bahkan untuk musuh kita, jangan
sampai doa kehilangan kuasanya di sini.
Jumat 23 Oktober
Pendalaman:
Yeremia bergumul dengan satu pertanyaan yang sama dengan kita: Bagaimanakah
kita memahami kejahatan? Tetapi mungkin itulah masalahnya, mencoba untuk
mengerti apa yang tidak dipahami, bahkan dapat dianggap sebagai "omong
kosong."
Sehubungan
dengan ini, Ellen G. White menulis: "Tidak mungkin menerangkan asal mula
dosa yang memberikan alasan-alasan keberadaannya.... Dosa adalah pengacau dan
pengganggu, sehingga tidak ada alasan untuk membiarkan keberadaannya dan
kehadirannya.... Seandainya maaf untuk itu ditemukan atau alasan keberadaannya
bisa ditunjukkan, maka itu tidak menjadi dosa lagi."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 516. Ganti kata dosa
dengan kejahatan dan kalimat itu akan seperti ini: Tidak mungkin untuk
menjelaskan asal mula kejahatan sebagaimana memberikan alasan keberadaannya...
kejahatan adalah penyelundup, yang kehadirannya tidak dapat dijelaskan. Itu
adalah misterius, tidak dapat diketahui; mengizinkannya berarti membelanya.
Seandainya maaf untuk itu ditemukan atau alasan keberadaannya bisa
ditunjukkan, maka itu tidak menjadi kejahatan lagi.
Ketika tragedi
menyerang, kita mendengar orang-orang berkata, atau kita sendiri berpikir: Saya
tidak mengerti ini. Itu tidak masuk akal. Maka, ada alasan yang baik mengapa
kita tidak memahaminya: Yakni itu tidak dapat dipahami. Jika kita dapat
memahaminya, jika itu masuk akal, jika itu cocok dengan beberapa rencana yang
rasional dan logis, maka itu bukan sesuatu yang jahat; itu bukan sebuah tragedi
karena itu sesuai dengan tujuan yang rasional. Betapa krusialnya itu ketika kita
mengingat bahwa kejahatan, seperti dosa, tidak selalu dapat dijelaskan. Tetapi,
apa yang kita miliki adalah realitas salib, yang menunjukkan kepada kita cinta
dan kebaikan Allah meskipun kejahatan yang disebabkan oleh dosa tidak dapat
dijelaskan.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.
Pikirkanlah
lebih dalam akan pandangan bahwa kejahatan dan penderitaan tidak masuk di akal,
bahwa itu tidak memiliki penjelasan yang baik dan rasional. Mengapakah lebih
baik demikian? Pikirkanlah tentang itu. Sebuah tragedi mengerikan menyerang:
Mungkin seorang anak muda meninggal karena penyakit mengerikan sesudah
tahun-tahun penderitaan. Apakah kita benar-benar ingin memercayai bahwa
kebaikan dan alasan yang rasional ada untuk ini? Bukankah lebih baik untuk
mencatatnya sebagai kengerian dan kejahatan hasil dari hidup dalam dunia yang
sudah jatuh? Diskusikan di UKSS.
2.
Pikirkan
tentang pelayanan kenabian dari Ellen G. White. Dalam cara-cara apakah beberapa
dari kita menjadi bersalah memiliki sikap terhadapnya seperti juga yang
beberapa orang lakukan terhadap Yeremia di zamannya?
Penuntun Guru
Ringkasan
Pelajaran
Ayat Inti:
Yeremia 17:1-10; 11:18-23; 12:1-6
Anggota Kelas
akan:
Mengetahui:
Menyadari bahayanya dosa dan otoritasnya di dalam hati manusia, sebagaimana
akibatnya dalam masyarakat dan lingkungan.
Merasakan:
Menghargai pergumulan Yeremia dengan pekabaran nubuat- annya sendiri dan
penolakan yang tetap dan kerugian yang ia alami.
Melakukan:
Memutuskan untuk membenci kejahatan dalam segala manifestasinya dan percaya
kepada Tuhan sehingga pria dan wanita dapat berakar di dalam Dia.
Garis Besar
Pelajaran:
I.
Mengetahui: Kejahatan Terukir
A.
"Betapa liciknya hati, lebih licik dari
pada segala sesuatu" (Yer. 17:9). Apakah
ini tidak terlalu ekstrim, dan terlalu negatif, sebuah pandangan akan sifat
alami manusia? Mengapa ya, atau mengapa tidak?
B.
Jika kejahatan begitu sulit dihapus dari hati,
bagaimanakah seseorang bisa menemukan pengharapan untuk keselamatan dan jalan
keluar dari dosa?
II.
Merasakan: Pergumulan Pribadi
A.
Bagaimanakah Anda bereaksi ketika orang-orang
yang dekat dengan Anda mengecewakan atau, lebih buruk lagi, menolak dan menipu
Anda karena kesetiaan kepada Allah?
B.
Bagaimanakah Allah bereaksi ketika Yeremia
menyatakan kekecewaan rohaninya? Mengapakah kita harus membawa pergumulan-
pergumulan kita kepada Allah?
III. Melakukan:
Berakar di Dalam Allah
A.
Apakah makna gambaran "pohon yang ditanam
di tepi air" dalam hal praktis bagi pengalaman Kekristenan Anda?
B.
Ilaruskan kita melanjutkan doa pengantaraan kita
bagi orang lain, bahkan jika mereka tetap bertahan dalam jalan-jalan mereka
yang jahat? Jelaskanlah jawaban Anda.
Rangkuman:
Dosa melekat dan meliputi setiap aspek kehidupan manusia. Yeremia mengalami
secara drastis ketika hidupnya sendiri terancam karena pekabaran yang ia
khotbahkan. Ia mengungkapkan pergumulan imannya kepada Allah, tetapi Allah
memberikannya perspektif yang baru: Engkau bisa berpacu melawan kuda-kuda!
Siklus Belajar
Langkah 1 — Memotivasi Fokus Alkitab:
Yeremia 17:1 -10
Konsep Kunci
untuk Pertumbuhan Rohani: Sifat alami yang mengerikan dari dosa
dalam hidup kita adalah kenyataan pahit, dan setiap upaya manusia untuk lepas
dari dosa akan gagal. Dosa melekat. Tampaknya mustahil untuk lepas. Hanya orang
yang meletakkan keyakinannya di dalam Tuhan akan sanggup untuk mengalami
kemenangan atas dosa.
Untuk Guru:
Buku Yeremia penuh dengan perumpamaan, yang menjadikan pekabarannya jauh lebih
hidup dan berhubungan langsung dengan para pembacanya daripada kata-kata
abstrak belaka dapat capai. Pepatah bahwa satu gambar bernilai seribu kata
masih berlaku. Dari cabang pohon Badam ke periuk mendidih dari utara ke
"loh-loh hati," Yeremia melukiskan sebuah gambaran multidimensi.
Penggunaan
perumpamaan di dalam Alkitab menolong kita untuk memahami yang tidak diketahui
(seperti Allah dan lingkup Kcilahian-Nya) oleh cara-cara realitas yang
diketahui yang berhubungan dengan kehidupan kita. Namun, sebagai pembaca
modern, seseorang harus mempertimbangkan jarak dalam waktu dan ruang antara
Yeremia dan kita, mengharuskan kita terlebih dulu mempelajari
perumpamaan-perumpamaan ini dalam konteks sejarah dan budaya mereka dalam
Perjanjian Lama. Seni ukir prasasti purba hingga batu semi mulia, yang kemudian
berfungsi sebagai meterai pribadi atau dinas, atau hingga loh-loh batu untuk
menyimpan catatan, membentuk dasar untuk perumpamaan dan menggambarkan
otoritas dosa sebagaimana dosa itu sendiri telah mengukirkan dirinya begitu
dalam di hati kita. Anggota UKSS harus menyadari bahwa adalah tidak mungkin
menghapuskan dosa dari kehidupan kita, setidaknya dengan kekuatan manusia.
Diskusi Pembuka:
Seni tato sama tuanya dengan Alkitab itu sendiri. Imamat 19:28 berbicara
menentang hal tersebut dalam konteks larangan menggoresi diri sendiri.
Diperkirakan sepuluh juta orang di Amerika Serikat memiliki paling tidak satu
tato terukir di tubuh mereka. Bagi banyak orang, hal itu dimulai sebaga bentuk
kebebasan mengekspresikan diri untuk menghiasi tubuh mereka dengan gambar yang
menjadi semacam pernyataan.
Dari
pengakuan cinta di dada hingga naga yang menakutkan di punggung, tato muncul
dalam setiap disain yang dapat dibayangkan dan ditempatkan pada setiap bagian
tubuh yang memungkinkan. Namun, semuanya memiliki satu kesamaan: Tato sangatlah
susah untuk dihapus dan dibatalkan dan banyak orang—sekitar lima puluh persen
tepatnya—yang menato dirinya, kemudian telah menyesalinya. Menghilangkan tato
sangatlah sulit, menyakitkan, serta mahal dan dapat melibatkan abrasi, zat
asam, atau perawatan laser yang semuanya mempunyai risiko dan efek
masing-masing.
Sementara
tato terlihat ke luar, dosa kita seringkah tidak terlihat. Namun setidaknya
itu terukir dalam seperti taio; bahkan lebih dalam, sebagaimana tato hanya
sedalam kulit, tetapi dosa terukir pada hati. Bagaimana pun juga, mengapakah
kenyataan
ini seharusnya tidak melemahkan kita dalam perjuangan kita melawan dosa?
Langkah 2 — Menyelidiki
Untuk Guru:
Yeremia merasakan akibat tragis dari kuasa dosa di dalam hidupnya sendiri
ketika orang-orang sekampungnya bersekongkol melawan dia (Yer. 11). Itu sangat menggoncang hidupnya
sehingga ia mempertanyakan pelayanannya sendiri
(Yer. 12). Meskipun ia tidak ikut serta dalam kejahatan yang sedang
berlangsung, ia harus merasakannya, sebagaimana orang lain juga, akibat dosa
atas tanah selama musim kemarau yang berkepanjangan. Namun, dalam kegelapan
yang jahat dan penolakan yang menjumpainya di setiap kesempatan, ada sinar
kecil pengharapan yang bersinar melalui ayat-ayat Alkitab yang kita pelajari
pekan ini.
Komentar Alkitab
Yeremia sebagai nabi peratap benar-benar lulus
dalam pelajaran pekan ini. Bagaimanakah dia, tanpa menjadi dingin, berurusan
dengan kejahatan yang mengelilingi dan mempengaruhinya?
I. Konspirasi Anatot
(Pelajari Kembali Bersama UKSS, Yeremia
11:18-23 dan Nehemia 7:21.)
Anatot,
sekitar 3 mil (5 km) timur laut Yerusalem, adalah kota kelahiran Yeremia, dan
itu mungkin salah satu dari pengalaman terburuk Yeremia ketika orang-orang
sekampungnya menyerang dia untuk membunuhnya. Terjemahan Septuagint (LXX) dan
Vulgate menerjemahkan ayat 19: "marilah kita meletakkan kayu ke dalam
rotinya," yang telah menuntun kepada interpretasi bahwa orang-orang Anatot
ingin meracuni sang nabi.
Allah
mengungkapkan rencana pembunuhan terhadap Yeremia dan mengeluarkan sebuah
pekabaran penghukuman terhadap penduduk desa yang mencapai klimaks di Yeremia
11:23 "tidak ada yang tinggal hidup di antara mereka." Sebagai
penghukuman yang adil, mereka dikutuk untuk benar-benar dihancurkan dalam
pembuangan Babel. Namun, ada catatan tambahan menarik kepada cerita ini. Dalam
Nehemia 7:27, ada daftar 128 orang-orang Anatot di antara mereka yang kembali
dari pembuangan. Mereka berdiri di antara umat-umat: yang sisa yang memilih
untuk meninggalkan kenyamanan Babel dan kembali ke Yerusalem untuk membangun
kembali bait suci dan kotanya.
Pertimbangkanlah
hal Ini: Apakah tanggapan kita ketika orang yang terdekat dengan
kita berbalik melawan kita karena hubungan kita dengan Kristus?
II.
Berpacu
Melawan Kuda
(Pelajari Kembali Bersama UKSS, Yeremia 12:1-6.)
Yeremia
11-20 berisi enam "pengakuan Yeremia," yang mengambil bentuk ratapan
dan mengekspresikan pergumulan pribadinya terhadap pekabaran yang ia harus
sampaikan. Seringkah ratapan berubah menjadi keluhan saat ia mengalami
perlawanan dari kejahatan. Namun, ia berbalik, dalam ratapan- ratapannya, di
mana kita semua harus membawa semua keluhan kita-kepada Allah.
Pengakuan
saat ini, di pasal 12, adalah model Mazmur 73, mengajukan pertanyaan abadi,
"mengapakah mujur hidup orang-orang fasik?" Teriakannya kepada Allah
(perhatikan bahwa Allah lebih menyukai teriakan kita terhadap mendiamkan
ketidakacuhan) dijawab oleh Yang Mahakuasa dengan kelembutan yang ironis dalam
dua pertanyaan retoris (Yer. 12:5), yang
keduanya menunjuk kepada kenyataan bahwa hal-hal buruk masih akan datang kepada
hidup Yeremia. Namun, kedua gambaran juga menyiratkan sebuah janji bahwa Allah
akan memperlengkapi Yeremia untuk berpacu melawan kuda-kuda dan mengendalikan
situasi yang kompleks yang menyerupai hutan-seperti semak belukar lembah
Yordan.
Pertimbangkan
hal Ini: Mengapakah tepat untuk mendekati Allah dengan pergumulan
rohani, keraguan, dan bahkan keluhan kita sendiri?
III. Kekeringan Rohani
(Pelajari Kembali Bersama UKSS, Yeremia 14:1-16.)
Yehuda
menderita di bawah kekeringan. Bentuk jamak "kekeringan" dalam ayat
itu dapat merujuk kepada intensitas atau terjadinya bencana alam
berulang-ulang. Setiap orang putus asa mencari air. Bencana ini telah menjadi
penyeimbang sosial yang besar bagi masyarakat. Sumur-sumur akhirnya kering (bandingkan Yer. 2:13). Sepanjang perikop ini,
terus menerus, sebuah hubungan dibuat antara bencana alam dan dimensi
spiritualnya.
Sekarang
tiba-tiba umat berbalik kepada Allah (ayat 7-9),
tetapi doa-doa mereka adalah tuduhan-tuduhan yang keras ("Mengapa Engkau
seperti... pahlawan yang tidak sanggup menolong?" [ayat 9J), dan mereka memohon kepada
kewajiban-Nya untuk menyelamatkan mereka. Tetapi Allah tidak bisa diwajibkan?
Ia bahkan melarang Yeremia dari pengantaraan dalam doa bagi umat yang keras
tengkuk ini (ayat 11), karena seluruh sistem
keagamaan disesatkan oleh bentuk-bentuk luar (ayat
12) dan oleh nabi-nabi palsu (ayat 13- 15).
Mereka telah tiba kepada titik untuk tidak bisa kembali lagi, dan Allah akan
"menumpahkan kejahatan mereka atas mereka"
(ayat 16). Kejahatan selalu kembali ke si pencetus.
Pertimbangkanlah
Hal Ini: Allah melarang Yeremia untuk berdoa bagi umat-Nya.
Haruskah kita tidak terus berdoa pengantaraan atas nama orang lain, bahkan jika
mereka terus dalam perilaku dosa mereka melawan Allah? Jelaskan. Mengapakah
Allah bereaksi begitu drastis dalam situasi ini?
Langkah 3 —
Mempraktikkan
Untuk Guru: Ada beberapa topik yang sulit dalam
pelajaran minggu ini: Yeremia diancam oleh kaumnya sendiri dan menderita di
bawah dosa-dosa yang ia sendiri tidak lalaikan; Allah menolak mendengarkan
Yehuda lagi dan bahkan meminta Yeremia berhenti berdoa bagi mereka. Namun,
Allah masih memiliki pekabaran bagi Yeremia. Yeremia dengan setia
menyampaikannya kepada mereka, bahkan kepada titik di mana ia mengikuti
orang-orang Yahudi terakhir, yang belum dideportasi ke Babel, turun ke Mesir
menentang pertimbangan pribadinya yang lebih baik, mengakhiri pelayanan dan
hidupnya di sana. Ia benar-benar belajar berpacu melawan kuda.
Pertanyaan-pertanyaan:
·
Pertimbangkan "pengakuan Yeremia" (Yer. 11-20) dan
tanyakanlah bagaimanakah Yeremia dapat berjalan melalui pergumulan dan
ratapannya, namun masih terus menjadi utusan Tuhan yang setia, benar sampai
kesudahan?
·
Kisah orang-orang Anatot adalah monumen kasih karunia. Apa contoh yang lain
yang Anda bisa pikirkan di mana Allah menyelamatkan orang-orang yang
ditakdirkan untuk kehancuran (di dalam atau di luar Alkitab).
Langkah 4 —
Menciptakan
Untuk Guru: Allah menginginkan kita bertumbuh di
dalam hubungan kita dengan Dia. Ia juga menginginkan Yeremia bertumbuh; itulah
gambaran kuda yang berlari. Bertumbuh juga menyatakan secara tidak langsung
latihan (pendidikan) iman kita dalam Kristus. Sebagai anggota UKSS, fokus pada
aspek dari latihan iman.
Aktivitas:
·
Pikirkan
sebuah aktivitas minggu ini yang dapat meningkatkan stamina Anda. Sebuah saran
mungkin melakukan beberapa latihan fisik, meningkatkan intensitasnya sepanjang
minggu (contoh: mulai dengan 10 menit jalan cepat dan tingkatkan hingga 30
menit beijalan selama lima hari).
·
Sebagai satu
UKSS, ambil waktu sejenak di awal pelajaran Sabat berikutnya untuk mengundang
anggota-anggota UKSS membagikan pengalaman pribadi masing-masing dari kegiatan
latihan fisik minggu ini. Diskusikan bagaimana hal ini dapat diaplikasikan
kepada pengalaman pertumbuhan rohani kita.
Berita Misi
Karier Paling Memuaskan (Bagian 1)
24 Oktober | Malawi
Fakta Terkini
- Setelah 73 tahun menjadi pro- tektorat Inggris, Nyasaland akhirnya merdeka pada tang- gal 6 Juli 1964,dan mengadopsi nama Malawi.
- Malawi mengadopsi konstitusi pada tanggal 18 Mei 1994 dan membentuksistem hukum berdasarkan hukum Inggris umum dan adat.
- Kota Lilongwe adalah ibukota dan kota terbesar di Malawi.
- Mata uang resmi disebut kwacha.
- Bahasa resmi dari Malawi adalah bahasa Inggris dan Chichewa, dituturkan oleh 52 persen populasi.
Harry dan Alex* bekerja sebagai penjaga keamanan di Malawi. Mereka sering bercerita untuk memecah kebosanan. Suatu malam Alex berkata, "Saya punya ide bagaimana supaya kita bisa mendapatkan uang tambahan."
"Apakah itu?" tanya Harry, yang tertarik.
"Kita bisa menggunakan sena- pan kita dalam bisnis kecil samping- an,"kata Alex, sambil mengangkat pistolnya. "Orang-orang kaya memi- liki lebih dari yang mereka butuh- kan, dan kita membutuhkan lebih dari kita punya. Kita bisa mengam- bil sedikit dari mereka sehingga kita bisa memiliki cukup untuk diri kita sendiri."
Harry tidak yakin, tapi akhir- nya dia yakin. Keduanya masuk ke rumah keluarga kaya dan mencu-i uang tunai dan apa saja yang mereka bisa bawa. Beberapa hari kemudian mereka merampok lebih banyak rumah. Tapi satu malam mereka tertangkap. Sementara duduk di penjara, Harry menyadari keseriusan kejahatannya. Kedua orang ini dijatuhi hukuman delapan tahun kerja keras di sebuah penjara dengan keamanan maksimum dan dikirim ke penjara yang terpisah.
Bertekad untuk Melarikan diri
Setibanya Harry di penjara ia bertekad untuk melarikan diri. Ke- meja penjara dicetak dengan pan- jang masa tahanannya. Suatu hari Harry menyuap tahanan lain untuk berganti kemeja.
Ketika ia mengenakan kemeja barunya dengan tanggal keluar lebih cepat, dia ditugaskan untuk pekerjaan dengan keamanan yang rendah di sebuah taman penjara. Harry memperhatikan bahwa setiap sore penjaga bersenjata mengawasi
mereka sambil mengantuk. Suatu hari ketika penjaga itu menguap, Harry menjatuhkan cangkul dan berlari. Tahanan lain mulai berlari juga..
Para penjaga menangkap semua tahanan kecuali Harry, yang bersembunyi di antara batu-batu besar. Pada saat gelap penjaga menyerah mencari dia dan kembali ke penjara. Harry merangkak keluar dan melarikan diri.
Harry menemukan pekerjaan, dan selama 18 bulan ia bekerja keras dan berusaha keluar dari ke- sulitan. Lalu suatu hari ketika ia da- tang ke stasiun bus, polisi sedang menunggu untuk membawanya kembali ke penjara. Dia sekarang harus dipenjara 10 tahun.
Kejutan Pasangan Sel
Ketika Harry dikawal ke selnya, dia terkejut menemukan bahwa pa- sangan selnya adalah Alex, mantan rekannya dalam kejahatan.
"Hei, saya punya ide," kata Alex setelah Harry tinggal di situ.
"Apa ide kamu?"Tanya Harry. Dan tiba-tiba idenya seperti dulu.
Tembok penjara terbuat dari lumpur batu bata dengan lapisan tebal semen atasnya. Harry dan
Alex memutuskan untuk menggali terowongan kecil ke luar. Mereka hanya memerlukan tiga hari untuk menggali lubang melalui dinding. Keduanya menunggu sampai gelap, dan mereka merangkak melalui lubang.
Semuanya tampak tenang, tapi karena mereka bergegas menaiki dinding luar, seorang penjaga meli- hat mereka dan berteriak. Para penjaga mengejar mereka, tapi Harry dan Alex berlari lebih cepat.
Keduanya menghentikan mobil dijalan, memaksa pengemudi ke- luar, dan merampas mobil. Mereka pergi ke kota dan menjual mobil untuk dibagi. Tetapi seseorang mecurigai mereka dan mengatakan kepada polisi. Alex lolos, tapi Harry tertangkap. Kali ini dia dikirim ke penjara kecil di mana ia bisa diawasi lebih dekat. Keputusan yang meng- ubah hidupnya.
[Bersambung.] *Alex bukan nama sebenarnya.
Pelajaran 5
Kesengsaraan-kesengsaraan
Nabi
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran
Pekan Ini, Bacalah: Yer. 23:14,15; Yer. 20; Kis. 2:37; Ayb. 3; Yer. 18:1-10,18-23.
AYAT HAFALAN: "Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah
membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan
aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan
aku" (Yeremia 20:7).
Tetapi, pada saat yang sama, apa yang iman kita dapat lakukan bagi kita
dalam waktu pencobaan adalah memberikan kita pemahaman yang lebih luas agar
kita dapat berdiri teguh di tengah pcrgumulan-pergumulan kita. Yakni, ketika
penderitaan karena ketidakadilan datang (dan memang, banyak di antara penderitaan
itu adalah karena ketidakadilan), kita tidak ditinggal sendirian dengan
perasaan tidak berarti dan tanpa tujuan yang sering dirasakan oleh orang-orang
yang tidak mengenal Tuhan. Kita dapat mengetahui sesuatu dari gambaran yang
besar, dan harapan utama yang Allah tawarkan kepada kita, tidak peduli betapa
suramnya keadaan sekarang, dan dari pengetahuan ini —dan harapan kita
mendapatkan kekuatan. Yeremia mengetahui sesuatu dari konteks ini, meski
terkadang dia tampaknya melupakannya dan sebagai gantinya hanya fokus kepada
kesengsaraan-kesengsaraannya.
*Pelajarilah pelajaran
pekan ini untuk persiapan Sabat, 31 Oktober.
No comments:
Post a Comment