*3-9 Oktober
Pelajaran ini dalam bentuk ebook untuk Apple (ibooks) dan Android (MoonReader dan FBReader) download di sini
Krisis (di Dalam dan di Luar)
SABAT PETANG
Untuk
Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Hak. 2:1-15; 1 Raj. 12:26-31; 2 Taw. 33:9,10;
Yer. 2:1-28; 5:2, 3.
AYAT HAFALAN: "Ketika itu Israel kudus bagi TUHAN, sebagai buah bungaran dari
hasil tanah-Nya. Semua orang yang memakannya menjadi bersalah, malapetaka
menimpa mereka, demikianlah firman TUHAN" (Yeremia 2:3).
Jika
kita dapat memilih satu kata untuk menggambarkan keadaan manusia sejak
kejatuhan, kata itu adalah "krisis," satu tingkatan keadaan yang dapat
dimengerti dengan baik, yang dapat membawa kita keluar dari krisis adalah:
Kematian Yesus di salib. Krisis itu pastilah sangat buruk, meski demikian,
perhatikan tindakan ekstrem yang diperlukan untuk menyelesaikan krisis itu.
Di
seluruh Alkitab, banyak kisah yang terjadi berhadapan dengan sebuah krisis atau
sesuatu yang lain. Situasi di zaman Yeremia dan pelayanannya pun tidak ada
bedanya. Umat Allah menghadapi banyak tantangan, apakah dari dalam atau dari
luar. Sayangnya, meski ancaman militer datang dari kekuatan luar, namun dalam
banyak cara krisis yang terbesar datang dari dalam. "Di dalam"
berarti bukan hanya kepemimpinan dan keimamatan yang korup, yang memang sangat
buruk, tetapi "di dalam" berarti orang-orang yang hatinya sudah sangat
dikeraskan dan dirusak oleh dosa dan kemurtadan yang menolak untuk mengindahkan
amaran-amaran yang Allah kirimkan kepada mereka, amaran-amaran yang dapat
meluputkan mereka dari bencana.
Dosa
adalah buruk, tetapi ketika Anda menolak untuk berbalik darinya— itulah krisis!
*Pelajarilah pelajaran pekan ini
untuk persiapan Sabat, 10 Oktober.
Sebuah
Sejarah Singkat…Minggu 4 Oktober
Saat orang Israel pada akhirnya
memasuki Tahan Perjanjian, sesudah tahun- tahun pengembaraan di padang gurun,
itu tidak lama sebelum masalah-masalah dimulai. Semua terjadi ketika satu
generasi berganti, satu generasi yang "tidak mengenal TUHAN" (Hak.
2:10), dan krisis spiritual dimulai, yang dalam banyak cara, memengaruhi
bangsa Israel sepanjang sejarah mereka. Bahkan, juga telah memengaruhi gereja
Kristen.
Bacalah
Hakim-hakim 2:1-15. Apakah penyebab krisis, dan bagaimanakah itu dinyatakan?
Hakim-hakim 2:1-15
2:1. Lalu Malaikat TUHAN pergi dari Gilgal ke Bokhim dan berfirman:
"Telah Kutuntun kamu keluar dari Mesir dan Kubawa ke negeri yang
Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangmu, dan Aku telah berfirman: Aku
tidak akan membatalkan perjanjian-Ku dengan kamu untuk selama-lamanya,
2:2 tetapi janganlah kamu mengikat perjanjian dengan penduduk negeri
ini; mezbah mereka haruslah kamu robohkan. Tetapi kamu tidak mendengarkan
firman-Ku. Mengapa kamu perbuat demikian?
2:3 Lagi Aku telah berfirman: Aku tidak akan menghalau orang-orang
itu dari depanmu, tetapi mereka akan menjadi musuhmu dan segala allah mereka
akan menjadi jerat bagimu."
2:4 Setelah Malaikat TUHAN mengucapkan firman itu kepada seluruh
Israel, menangislah bangsa itu dengan keras.
2:5 Maka tempat itu dinamai Bokhim. Lalu mereka mempersembahkan
korban di sana kepada TUHAN.
2:6. Setelah Yosua melepas bangsa itu pergi, maka pergilah orang
Israel itu, masing-masing ke milik pusakanya, untuk memiliki negeri itu.
2:7 Dan bangsa itu beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan
sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang
telah melihat segenap perbuatan yang besar, yang dilakukan TUHAN bagi orang
Israel.
2:8 Dan Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, mati pada umur seratus
sepuluh tahun;
2:9 ia dikuburkan di daerah milik pusakanya di Timnat-Heres, di
pegunungan Efraim, di sebelah utara gunung Gaas.
2:10 Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek
moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak
mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel.
2:11 Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan
mereka beribadah kepada para Baal.
2:12 Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah
membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara
allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya,
sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.
2:13 Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal
dan para Asytoret.
2:14 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Ia
menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di
sekeliling mereka, sehingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka.
2:15 Setiap kali mereka maju, tangan TUHAN melawan mereka dan
mendatangkan malapetaka kepada mereka, sesuai dengan apa yang telah
diperingatkan kepada mereka oleh TUHAN dengan sumpah, sehingga mereka sangat
terdesak.
Ayat 11 berkata, "Lalu orang
Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para
Baal." Setiap generasi, satu kepada yang lain, bergerak satu langkah lebih
jauh dari Allah hingga seluruh bangsa melakukan apa yang Allah katakan untuk
tidak mereka lakukan. Akibat dari dosa itu, mereka harus menghadapi krisis yang
silih berganti, namun meski demikian TUHAN tidak menyerah terhadap mereka. Dia
mengirim para hakim (Hakim-hakim 2:16), yang membebaskan mereka dari
kesengsaraan.
Sesudah
masa hakim-hakim, bangsa Israel memasuki sebuah masa yang relatif damai dan
sejahtera di bawah apa yang disebut "Persatuan Raja-raja,"
pemerintahan Saul, Daud, dan Salomo, yang bertahan sekitar seratus tahun. Di
bawah pemerintahan Daud, kemudian Salomo, Israel bertumbuh menjadi sebuah
kekuatan regional.
Tetapi,
masa-masa yang "baik" ini tidak bertahan lama. Sesudah kematian
Salomo (sekitar 931 S.M.), bangsa Israel terbagi menjadi dua kerajaan, Israel
di sebelah utara dan Yehuda di sebelah selatan. Kesalahan banyak ditujukan
kepada kepemimpinan Salomo yang salah jalan, yang karena semua hikmat yang ada
padanya, membuat beberapa kesalahan. "Seluruh suku itu telah lama
menderita dengan pedihnya oleh kesalahan-kesalahan yang menindas dari pemerintah
mereka yang terdahulu. Pemborosan yang dilakukan pemerintahan Salomo selama
kemurtadannya menyebabkan ia mengenakan pajak yang berat kepada rakyat dan
menuntun mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kasar."—Ellen G.
White, Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 72. Segala sesuatu berbeda dari sebelumnya
bagi bangsa pilihan Allah. Semua yang TUHAN amarkan jangan dilakukan, mereka
lakukan, maka mereka menuai akibat yang menyedihkan.
Pikirkan
tentang masalah generasi selanjutnya yang tidak memiliki nilai dan keyakinan
seperti generasi sebelumnya. Sebagai sebuah jemaat, bagaimanakah kita
menanggapi isu ini? Bagaimanakah kita belajar untuk meneruskan nilai-nilai
kita kepada mereka yang sesudah kita?
Dua
Kerajaan…Senin 5 Oktober
Sesudah
kerajaan itu terbagi, segala sesuatu menjadi lebih buruk. Di Kerajaan Utara,
Raja Yerobeam membuat beberapa keputusan spiritual yang mengerikan yang
memiliki dampak kejahatan yang berkepanjangan.
Bacalah
1 Raja-raja 12:26-31. Apakah yang dikatakan di sini tentang betapa segcranya
situasi-situasi dapat membutakan penilaian kita?
1 Raja-raja 12:26-31
12:26 Maka berkatalah Yerobeam dalam hatinya: "Kini mungkin
kerajaan itu kembali kepada keluarga Daud.
12:27 Jika bangsa itu pergi mempersembahkan korban sembelihan di
rumah TUHAN di Yerusalem, maka tentulah hati bangsa ini akan berbalik kepada
tuan mereka, yaitu Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan
akan kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda."
12:28 Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu
jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: "Sudah cukup lamanya kamu
pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
12:29 Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain
ditempatkannya di Dan.
12:30 Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke
Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain.
12:31 Ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan
mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi.
Penyembahan
berhala yang diperkenalkan raja menyebabkan bencana kepada bangsa itu.
"Kemurtadan yang diperkenalkan oleh pemerintahan Yerobeam lama kelamaan
menjadi lebih nyata, sampai akhirnya mengakibatkan keruntuhan kerajaan
Israel"— Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 86. Salmaneser, Raja
Asyur, mengalahkan bangsa itu dan mengasingkan penduduknya ke berbagai bagian
kerajaannya (lihat 2 Raja 17:1-7). Tidak ada yang kembali dari pengasingan itu.
Dalam satu kurun waktu, Israel lenyap dari sejarah.
Keadaan
tidak seburuk di Kerajaan Selatan, paling tidak itu belum terjadi. Namun
mereka juga tidak kuat, dan seperti halnya Kerajaan Utara, Tuhan ingin
melepaskan orang-orang ini dari bencana yang dihadapi oleh Kerajaan Utara,
namun sekarang ancaman itu datang dari orang-orang Babel. Sayangnya, Yehuda
memiliki rentetan raja-raja yang terus menuntun bangsa itu kepada kemurtadan
yang lebih dalam.
Apakah
yang ayat-ayat ini katakan tentang pemerintahan beberapa raja Yehuda? 2 Taw.
33:9,10, 21-23; 2 Raj. 24:8, 9,18,19.
2 Taw. 33:9,10, 21-23;
33:9 Tetapi Manasye menyesatkan Yehuda dan penduduk Yerusalem,
sehingga mereka melakukan yang jahat lebih dari pada bangsa-bangsa yang telah
dipunahkan TUHAN dari depan orang Israel.
33:10 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Manasye dan rakyatnya,
tetapi mereka tidak menghiraukannya.
33:21. Amon berumur dua puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja
dan dua tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.
33:22 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN seperti yang telah
dilakukan Manasye, ayahnya. Amon mempersembahkan korban kepada segala patung
yang dibuat Manasye, ayahnya, dan beribadah kepada patung-patung itu.
33:23 Tetapi ia tidak merendahkan diri di hadapan TUHAN seperti
Manasye, ayahnya, merendahkan diri, malah Amon makin banyak kesalahannya.
2 Raj. 24:8, 9,18,19.
24:8. Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi
raja dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah
Nehusta binti Elnatan, dari Yerusalem.
24:9 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat seperti yang
dilakukan ayahnya.
24:18 Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi
raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah
Hamutal binti Yeremia, dari Libna.
24:19 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat seperti yang
dilakukan Yoyakim.
Meskipun
semua kepemimpinan buruk, begitu banyak kitab-kitab nubuatan, termasuk Yeremia,
adalah perkataan-perkataan para nabi yang diutus Allah kepada umat-Nya dalam
usaha untuk membawa mereka kembali dari dosa dan kemurtadan yang menggerogoti
jantung bangsa itu. Tuhan tidak menyerah terhadap umat-Nya tanpa memberikan
mereka cukup waktu dan kesempatan agar berbalik dari jalan mereka yang jahat
dan bebas dari malapetaka yang tidak terelakkan dan pasti terjadi karena dosa
mereka.
Sangat
sulit untuk keluar dari budaya dan lingkungan kita sendiri serta melihat diri
kita secara objektif. Bahkan itu mustahil. Lalu, mengapa, haruskah kita secara
konstan menguji hidup kita apakah berlawanan dengan standar Alkitab? Apakah
standar lain yang kita miliki?
Dua
Kejahatan…Selasa 6 Oktober
Dengan
latar belakang inilah Yeremia muda memulai pelayanan kenabiannya. "Firman
Tuhan" datang kepadanya, dan dia menyampaikannya dengan harapan bahwa
orang Israel, jika mereka mau mengindahkan perkataan-per- kataan ini, akan
luput dari kehancuran yang akan datang.
Bacalah
Yeremia 2:1-28 dan jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Apakah
janji yang Allah buat kepada bangsa Israel ketika mereka masih setia? (Lihat
ayat 2, 3).
2:2 "Pergilah memberitahukan kepada penduduk Yerusalem dengan
mengatakan: Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa
mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau
mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.
2:3 Ketika itu Israel kudus bagi TUHAN, sebagai buah bungaran dari
hasil tanah-Nya. Semua orang yang memakannya menjadi bersalah, malapetaka
menimpa mereka, demikianlah firman TUHAN.
Apakah
dosa yang dilakukan oleh beberapa orang imam, gembala, dan nabi? (Lihat ayat 8).
2:8 Para imam tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN? Orang-orang
yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka
terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak
berguna.
Dalam
cara mengerikan apakah orang Israel menipu diri mereka sendiri mengenai
kondisi rohani mereka yang benar? (Lihat ayat 23, 24).
2:23 Bagaimanakah engkau berani berkata: Aku tidak pernah menajiskan
diriku, aku tidak pernah mengikuti para Baal? Lihatlah tingkah langkahmu di
dalam lembah, ketahuilah apa yang telah kaulakukan: hai, unta betina yang
ringan kaki yang berlari-lari kian ke mari,
2:24 yang melepaskan diri lari ke padang gurun, karena ingin menghirup
udara! Siapakah yang dapat menahan nafsunya untuk berjantan? Semua yang mencari
dia, tidak usah berlelah, mereka akan menemukannya dalam musim berjantan.
Meskipun
bangsa itu memiliki beberapa pengalaman pembaruan rohani di bawah kepemimpinan
Hizkia dan Yosia, mereka kembali lagi ke jalan yang lama dan jatuh ke dalam
kemurtadan yang lebih buruk. Sementara dia melakukan segala pelayanannya,
Yeremia di sini berbicara dalam istilah yang kurang jelas mengenai apa yang
sedang terjadi.
Khususnya
yang menarik adalah perkataan-perkataannya dalam Yeremia 2:13. Mereka telah
melakukah dua kejahatan: Mereka meninggalkan Tuhan, sumber pancaran air hidup
dan sebagai hasilnya, sumur itu tertutup bagi mereka, yang tentunya tidak akan
menghasilkan air lagi. Dengan kata lain, karena meninggalkan Tuhan, mereka
telah kehilangan segala-galanya. Kata-kata ini menjadi lebih bermakna dalam
terang perkataan Yesus dalam Yohanes 4:10.
Dalam
Yeremia 2:5, Tuhan berkata bahwa bangsa Israel mencari sesuatu
"kesia-siaan," dan sebagai hasilnya mereka menjadi
"sia-sia." Kata Ibrani untuk kedua kata itu datang dari kata Ibrani
yang sama (hbt) yang digunakan dalam kitab Pengkhotbah yang sering
diterjemahkan "keangkuhan." Itu juga berarti "uap air"
atau "napas." Bagaimanakah kita memahami sesuatu yang tidak berharga
yang kemudian menjadikan kita "sia-sia"? Apakah artinya? Bagaimanakah
konsep ini menolong kita mengerti tentang mereka yang terkadang merasa hidup
tidak berarti dan tidak berharga? Apakah jawaban kepada mereka?
Ancaman Babel… Rabu 7 Oktober
Ancaman Babel… Rabu 7 Oktober
Latar
belakang peristiwa-peristiwa politik yang membentuk pelayanan Yeremia untuk
beberapa tingkatan, lenyap dari sejarah. Yakni, banyak hal yang mendetail tidak
tersedia. Tetapi informasi dalam Alkitab (dengan pertolongan penemuan
arkeologi) lebih dari cukup untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dari apa
yang telah terjadi. Meskipun dari pandangan manusia terlihat bahwa tidak ada
yang mengendalikan ketika bangsa-bangsa ini berperang merebut wilayah,
kekuasaan, dan kepemimpinan tertinggi, namun Alkitab mengajarkan sesuatu yang
berbeda.
Bacalah
Yeremia 27:6. Apakah tanggapan kita tentang ini?
27:6 Dan sekarang, Aku menyerahkan segala negeri ini ke dalam tangan
hamba-Ku, yakni Nebukadnezar, raja Babel; juga binatang di padang telah
Kuserahkan supaya tunduk kepadanya.
Dalam
tahun-tahun permulaan pelayanan Yeremia, kerajaan kecil Yehuda telah terlibat
dalam pertempuran militer antara Babel, Mesir, dan sebuah kekuatan yang mulai
pudar, Asyur. Dengan meredupnya kerajaan Asyur di akhir abad ke-7 S.M., Mesir
terlihat akan kembali berkuasa dan mendominasi daerah itu. Namun, dalam
peperangan Karkemis tahun 605 S.M., Mesir hancur dan Babel menjadi penguasa
dunia.
Kekuasaan
yang baru ini menjadikan Yehuda sebagai negara jajahan. Yoyakim, Raja Yehuda,
dapat menstabilkan bangsanya hanya melalui bersekutu dengan Raja Babel. Namun,
banyak orang dalam bangsa itu, tidak mau melakukannya; mereka ingin berperang
dan membebaskan diri dari kekuasaan Babel, meskipun itu bukanlah apa yang Allah
inginkan mereka lakukan. Sebaliknya, secara spesifik Allah menggunakan Babel
sebagai sebuah sarana untuk menghukum bangsa itu karena kemurtadan mereka.
Bacalah
Yeremia 25:8-15. Apakah pekabaran Yeremia kepada orang-orang Yehuda?
25:8. Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam: Oleh karena
kamu tidak mendengarkan perkataan-perkataan-Ku,
25:9 sesungguhnya, Aku akan mengerahkan semua kaum dari utara--demikianlah
firman TUHAN--menyuruh memanggil Nebukadnezar, raja Babel, hamba-Ku itu; Aku
akan mendatangkan mereka melawan negeri ini, melawan penduduknya dan melawan
bangsa-bangsa sekeliling ini, yang akan Kutumpas dan Kubuat menjadi kengerian,
menjadi sasaran suitan dan menjadi ketandusan untuk selama-lamanya.
25:10 Aku akan melenyapkan dari antara mereka suara kegirangan dan
suara sukacita, suara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan, bunyi batu
kilangan dan cahaya pelita.
25:11 Maka seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan
ketandusan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel tujuh
puluh tahun lamanya.
25:12 Kemudian sesudah genap ketujuh puluh tahun itu, demikianlah
firman TUHAN, maka Aku akan melakukan pembalasan kepada raja Babel dan kepada
bangsa itu oleh karena kesalahan mereka, juga kepada negeri orang-orang Kasdim,
dengan membuatnya menjadi tempat-tempat yang tandus untuk selama-lamanya.
25:13 Aku akan menimpakan kepada negeri ini segala apa yang
Kufirmankan tentang dia, yaitu segala apa yang tertulis dalam kitab ini seperti
yang telah dinubuatkan Yeremia tentang segala bangsa itu.
25:14 Sebab merekapun juga akan menjadi hamba kepada banyak
bangsa-bangsa dan raja-raja yang besar, dan Aku akan mengganjar mereka setimpal
dengan pekerjaan mereka dan setimpal dengan perbuatan tangan mereka."
25:15. Beginilah firman TUHAN, Allah Israel, kepadaku:
"Ambillah dari tangan-Ku piala berisi anggur kehangatan amarah ini dan
minumkanlah isinya kepada segala bangsa yang kepadanya Aku mengutus engkau,
Berulang-ulang
Yeremia mengamarkan bangsa itu tentang apa yang akan terjadi karena dosa
mereka, dan kembali, banyak pemimpin politik dan agama menolak mendengarkan
amaran itu, gantinya, mereka percaya apa yang mereka ingin percaya, yakni
bahwa Tuhan akan melepaskan mereka. Toh, bukankah mereka adalah umat Allah yang
istimewa?
Kapankah terakhir kali Anda percaya apa
yang Anda ingin percayai, tidak peduli bahwa ternyata keyakinan itu salah?
Pelajaran apakah yang telah Anda pelajari agar hal yang sama tidak terjadi
lagi?
Sumpah
Palsu…Kamis 8 Oktober
Dalam
Yeremia 5:1, Tuhan berkata kepada bangsa itu untuk melintasi jalan- jalan dan
melihat, "apakah kamu dapat menemui seseorang, apakah ada yang melakukan
keadilan, dan yang mencari kebenaran, maka Aku mau mengampuni kota itu."
Ini mengingatkan kepada dua kisah. Yang pertama dari filsuf Yunani kuno pada
abad ke-4 S.M., yang bernama Diogenes yang menurut legenda, selalu berjalan
mengelilingi pasar pada siang hari, dan menyatakan bahwa ia sedang mencari
seseorang yang jujur. Kisah lain adalah yang kita tahu benar, yaitu Allah
berbicara kepada Abraham, yang berkata jika Ia dapat menemukan 50 orang benar
(yang kemudian berkurang menjadi 10), maka Ia tidak akan membinasakan kota itu.
Namun,
maksud perkataan Tuhan melalui Yeremia adalah untuk menyatakan betapa luasnya
kemurtadan dan dosa telah terjadi di antara umat-Nya. Apakah tidak ada yang
melakukan keadilan dan mencari kebenaran? Jika ada, mereka hanya sedikit saja.
Bacalah Yer. 5:2,3. Apakah yang
dikatakan di sini yang menunjukkan bagaimana sesuatu itu menjadi jahat? (Lihat
Imamat 19:12.)
5:2 Sekalipun mereka berkata: "Demi TUHAN yang hidup,"
namun mereka bersumpah palsu.
5:3 Ya TUHAN, tidakkah mata-Mu terarah kepada kebenaran? Engkau
memukul mereka, tetapi mereka tidak kesakitan; Engkau meremukkan mereka, tetapi
mereka tidak mau menerima hajaran. Mereka mengeraskan kepalanya lebih dari pada
batu, dan mereka tidak mau bertobat.
19:12 Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau
jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah TUHAN.
Ayat-ayat
ini menunjukkan satu hal yang muncul di sepanjang kitab Yeremia. Tidak peduli
berapa dalam bangsa itu telah jatuh, banyak di antara mereka percaya bahwa
mereka tetap mengikuti Tuhan dengan setia! Mereka memanggil nama-Nya, namun
sebaliknya mereka melakukannya dengan cara yang "salah" gantinya
"dalam kesetiaan, dalam keadilan, dan dalam kebenaran" (Yer. 4:2)
seperti yang Tuhan perintahkan kepada mereka. Mereka tidak mendengar amaran
Allah, tetapi mereka hidup dan menjalankan praktik keagamaan seolah-olah
segala sesuatu baik-baik saja antara mereka dan Allah, bahkan hampir tidak ada
yang benar di antara mereka.
Kedalaman
penipuan mereka dapat dilihat dalam Yeremia 7:4, ketika orang-orang mencari
kenyamanan palsu dalam kata-kata ini, hekhal
YHWH hekhal YHWH hekhal YHWH hemma!(Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN"),
seolah-olah dengan memiliki Bait Suci, itulah semua yang mereka perlukan untuk
memastikan bahwa segala sesuatu berjalan baik. Adalah satu hal yang berbeda
mengetahui bahwa engkau berada dalam krisis; tetapi ketika engkau berada dalam
krisis dan tidak menyadarinya, itu lebih buruk.
Dengan semua kebenaran indah yang diberikan
kepada kita sebagai umat Gereja Masehi Advent liari Ketujuh, bagaimanakah kita
dapat memastikan bahwa kita tidak jatuh dalam penipuan yang serupa dengan
percaya bahwa panggilan kita yang istimewa sudah cukup menyelamatkan kita?
Jumat 9 Oktober
Pendalaman:
"Jangan kamu melakukan apa pun yang kita lakukan di sini sekarang, yakni
masing-masing berbuat segala sesuatu yang dipandangnya benar" (Ul. 12:8).
"Sebab dengan demikian engkau mendengarkan suara TUIIAN, Aliahmu, untuk
berpegang pada segala perintah-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini,
dengan melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Aliahmu" (Ul. 13:18).
"Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang
berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Hak. 17:6; 21:25).
Terdapat
perbedaan penting yang sangat krusial dalam ayat-ayat ini, khususnya di hari
dan zaman ini saat banyak orang memberontak melawan gagasan yang disampaikan
oleh kuasa dari luar tentang apa yang harus dilakukan, atau diajarkan apa yang
benar dan salah. Namun kita dapat melihat dengan jelas di sini sebuah perbedaan
yang nyata antara dua pandangan dunia ini. Yang pertama, orang-orang melakukan
apa pun yang mereka pikir "benar" di pandangan mereka; yang lain,
melakukan apa yang benar di "mata Tuhan Allah mereka." Masalah pada
posisi yang pertama adalah, begitu sering dalam sejarah, apa yang "benar"
dalam pandangan seseorang adalah salah dalam pandangan Allah. Itulah sebabnya
kita harus menyerahkan segala sesuatu, bahkan hati nurani kita, kepada Firman
Allah.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Apakah
beberapa contoh yang dapat Anda pikirkan tentang orang yang "baik"
melakukan sesuatu yang sangat buruk, meskipun mereka pikir saat itu yang
mereka lakukan adalah benar? Banyak budaya saat ini terlihat lebih menakutkan
daripada yang biasa dilakukan. Apakah pelajaran yang dapat kita ambil dari diri
kita saat ini tentang mengapa kita bukan hanya perlu mengakui ajaran Alkitab,
tetapi juga perlu berhati-hati dalam menginterpretasi Alkitab? Khususnya ini
penting saat kita menyadari bahwa, dalam beberapa kasus, beberapa hal yang
"buruk" yang kita lakukan dilakukan oleh mereka yang percaya bahwa
tindakan mereka dapat dibenarkan oleh Alkitab. Apakah yang keadaan ini
sampaikan kepada kita tentang betapa mendasarnya Sepuluh Hukum dalam kepercayaan
kita?
2. Saat
kita mempelajari kitab Yeremia triwulan ini, ingatlah pandangan bahwa meskipun
amaran demi amaran diberikan, bangsa itu percaya bahwa mereka baik-baik saja
bersama Allah. Apakah yang menyebabkan mereka begitu tertipu tentang keadaan
mereka yang sesungguhnya. Apakah pelajaran dari hal ini yang juga menjadi
pelajaran bagi kita juga?
PENUNTUN GURU
Ringkasan
Pelajaran
Ayat Inti: Yeremia 2:1-28
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Meninjau kembali sejarah bangsa
Israel dari Keluaran hingga zaman Yeremia (sekitar 800 tahun) dan
mengidentifikasikan tema umum peningkatan kemurtadan Israel,
Merasakan: Menghargai kenyataan yang
menyedihkan dari sejarah yang berulang, dan mengagumi kasih karunia Allah yang
tak terbatas yang meliputi banyak generasi.
Melakukan: Memutuskan untuk melihat lebih
dalam pada pola hidup masing-masing dan membuat satu keputusan untuk mengikut
apa yang benar di mata Allah.
Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Sejarah Kemurtadan
A.
Sebutkan
beberapa saat gelap dalam sejarah Israel yang menetapkan arah menuju
kemurtadan.
B.
Apakah
penyebab umum dalam sejarah Israel yang akhirnya menuntun kepada krisis pembuangan
ke Babel?
II. Merasakan: Kenyataan yang Menyedihkan
A.
Bagaimanakah
perasaan Anda jika seseorang berulang kali mengecewakan Anda? Bagaimanakah
seharusnya yang Allah rasakan?
B.
Apakah
reaksi Anda sementara digoncang oleh Allah yang akhirnya mengubah kasih
karunia kepada penghukuman? Mengapakah tindakan seperti itu di pihak Allah
terkadang diperlukan demi kepentingan kita?
III. Melakukan:
Pola Kehidupan Kita
A.
Bagaimanakah
kita bisa menghindari kelemahan-kelemahan di dalam hidup kita yang menghalangi
kita melihat realitas kerohanian kita sendiri?
B.
Bagaimanakah
kita bisa belajar dari sejarah dan lepas dari siklus pengulangan yang
menyedihkan?
Rangkuman: Pekabaran Yeremia berbicara
mengenai krisis kerohanian yang pada akhirnya menuntun kepada pembuangan ke
Babel. Namun, krisis ini telah mengubah kasih karunia yang diperpanjang selama
berabad-abad, didorong oleh peningkatan kemurtadan yang muncul oleh meninggikan
pilihan pribadi diri sendiri di atas jalan Allah.
Siklus Belajar
Langkah 1 — Memotivasi
Fokus Alkitab: Yeremia 2:4-8
Konsep Utama untuk Pertumbuhan
Rohani: Allah
memiliki pandangan rohani akan sejarah dan kehidupan kita. Kita bisa belajar
dari kisah menyedihkan bangsa Israel yang menuntun kepada krisis pembuangan ke
Babel. Pengalaman mereka seharusnya membantu kita untuk membuat keputusan yang
tepat bukan untuk mengganti kebenaran dengan jenis agama pengganti (yang
sesungguhnya adalah penyembahan berhala).
Untuk Guru: "Kita tidak perlu khawatir
akan masa depan, kecuali kita akan melupakan jalan Tuhan yang telah memimpin
kita, dan pengajaran-Nya dalam sejarah masa lalu kita."—Ellen G. White,
Selected Messages, jld. 3, hlm. 162. Melihat kepada sejarah Israel antara Keluaran
dan pembuangan mengungkapkan bagaimana pelajaran-pelajaran dari sejarah yang
dilupakan berulang kali sehingga, akhirnya, masa yang akan datang, sebagaimana
yang diumumkan oleh nabi Yeremia, tampak sangat gelap. Dorong anggota UKSS
untuk melihat kepada sejarah pribadi mereka masing-masing, sebagaimana sejarah
gereja kita, untuk melihat di mana hal-hal yang tidak beres (atau benar), dan
apa yang dapat kita pelajari darinya.
Aktivitas Pembuka: Sejarah Raja Omri
(885-874 S.M.) dalam Perjanjian Lama memberikan studi kasus yang menarik
terhadap perspektif Allah akan sejarah. Ada 13 ayat pendek yang didedikasikan
untuk kehidupan dari raja yang tidak setia ini yang mencapai pundak pada
kesimpulan yang sederhana: "Omri melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan
ia melakukan kejahatan lebih dari pada segala orang yang mendahuluinya" (1
Raja. 16:25). Rupanya, para penulis Alkitab tidak ingin menyia-nyiakan
kata-kata terhadap dirinya.
Namun,
jika seseorang melihat ke dalam arkeologi dan sastra Alkitab lainnya, gambaran
yang berbeda muncul. Omri disebutkan di Mesha Stele (840 S.M.) sebagai raja
atas Israel, dan juga di Black Obelisk (827 S.M.), yang menjelaskan dalam teks
dan gambar bagaimana "Yehu, anak Omri," membayar upeti kepada Raja
Asyur. Satu abad kemudian, raja Asyur lainnya dalam dua prasasti yang berbeda
menerima gelar "Penakluk Samaria dan seluruh tanah rumah Omri."
Semua ini berarti bahwa kerajaan Israel Utara untuk sekitar seratus lima puluh
tahun dikaitkan dengan nama Omri. Dari perspektif politik internasional, Omri
adalah orang yang penting; namun, dari perspektif Allah ia tidak layak
mendapatkan perhatian lebih.
Selidiki
dengan anggota UKSS pelajaran pahit dari sejarah Israel, yang diwakili oleh
studi kasus ini, tanyakan pertanyaan ini: Apakah yang salah jika seorang raja
penyembah berhala bisa diakui sebagai pemimpin politik?
Langkah 2 — Menyelidiki
Untuk Guru: Pekabaran yang Yeremia
terima tidak muncul dari situasi sesaat tetapi, sebaliknya, adalah akhir dari
sejarah panjang meningkatnya kemurtadan, yang pada akhirnya menuntun kepada
pengumuman penghukuman yang untuknya Yeremia ditugaskan. Adalah penting untuk
menggambarkan kepada UKS S proses sejarah yang panjang antara Keluaran dan
pembuangan yang ditandai oleh kasih karunia Allah dan berbagai upaya-Nya untuk
mendisiplin Israel.
Komentar Alkitab
Yeremia 2 adalah fokus pelajaran
minggu ini. Namun, pasal ini merujuk pada peristiwa-peristiwa dalam sejarah
Israel jauh ke masa Keluaran, menjelaskan bagaimana Israel masuk ke dalam
situasi krisis yang mendahului masa pembuangan.
I. Agama Pengganti
(Pelajari
Kembali Bersama UKSS, Yeremia 2:1-19 dan 1 Raja. 12:26-31.)
Banyak
sejarah yang menyedihkan di balik krisis yang akan datang yang Yeremia harus
nubuatkan. Gelar Israel "kudus bagi Tuhan" (Yer. 2:3) ketika Ia
membawa mereka keluar dari Mesir hilang segera setelah Allah membawa mereka
memasuki Kanaan, setelah "para nabi bernubuat demi Baal" (ayat 8). Masalah
sesungguhnya adalah pilihan Israel, berulang kali, agama pengganti atas agama
yang benar. Dosa Yerobeam membangun bait suci tandingan di Be- tel dan setelah
pembagian kerajaan, setelah kematian Salomo tahun 930 S.M. (1 Raja. 12:26-31),
mencontohkan pola ini.
Ini
adalah langkah politik dan keagamaan, secara sengaja ditujukan untuk
menciptakan bait suci tandingan dan sistem keagamaan yang akan mencegah bangsa
Israel dari Utara pergi ke Yerusalem untuk hari raya-hari raya tahunan.
Menariknya,
"dosa-dosa Yerobeam" menjadi ungkapan standar yang menggambarkan
kemurtadan suku-suku di Utara selama 200 tahun berikutnya hingga kehancuran
Samaria di tahun 722 S.M. oleh tentara Asyur (bandingkan 2 Raja. 17:22).
Yeremia
menggunakan gambaran yang menarik untuk mengilustrasikan dosa rangkap Israel
(Yer. 2:13): Menggantikan Allah sebagai "sumber air yang hidup"
dengan "kolam yang bocor." Penggalian arkeologi sering menemukan
kolam-kolam dipahat pada batu dan lapisi pada bagian dalamnya dengan plester.
Biasanya kolam-kolam tersebut digunakan untuk mengumpulkan air hujan dan
menyimpannya. Namun, air sering kali terhenti, dan plester yang di dalam kolam
akan retak sehingga air akan terbuang habis.
Gambaran
ini menunjukkan perbedaan antara agama yang benar dan agama pengganti, antara
Allah penyedia hidup (ayat 13 secara harfiah menyatakan "air yang
hidup") dan imitasi buatan manusia. Ketika kita mencoba menggali kolam
kita sendiri untuk menyimpan air yang berbeda dari yang Allah sediakan, itu
adalah sebuah tindakan yang ditakdirkan akan gagal sejak awal. Secara
teologis, seseorang bisa berbicara tentang perbedaan antara pembenaran oleh
iman di dalam Allah dan pembenaran oleh usaha kita sendiri.
Pertimbangkanlah Ini: Apakah
bahayanya bagi kita untuk melakukan dosa rangkap Israel saat ini dan
bermain-main dengan agama pengganti ketimbang merangkul kehidupan, agama yang
benar?
II. Di Manakah Allahmu?
(Pelajari
Kembali Bersama UKSS, Yeremia 2:20-28.)
Menariknya,
karakter agama pengganti adalah sesuatu yang tidak menyediakan keselamatan
yang nyata di saat krisis. Banyak gambaran-gambaran mengilustrasikan hal
tersebut, merujuk dalam beberapa cara kepada perzinaan rohani
("bersundal" di ayat 20). "Anggur pilihan" yang berubah
menjadi "pohon berbau busuk dari pohon anggur liar" (ayat 21)
mengingatkan kita akan Nyanyian Tentang Kebun Anggur (Yes. 5:1-7), tetapi
Yeremia membawanya satu langkah lebih jauh. Di dalam Yesaya pohon anggur
menghasilkan buah yang buruk (ketidakadilan, penumpahan darah, dll); di sini
mereka berubah menjadi "asing" (bahasa Ibrani nokriyah), yang adalah
sebuah istilah yang sering digunakan, merujuk kepada pelacuran yang, di masa
Perjanjian Lama, dihubungkan dengan perempuan-perempuan asing (bandingkan Ams.
2:16). "Unta betina" (ayat 23) memberontak, dan "keledai
liar" betina (ayat 24, 25) keduanya merupakan metafora menunjuk kepada
realitas yang sama: Israel melakukan perzinaan rohani, mengejar ilah-ilah lain.
Rasa malu akan kemur- tadan di abad yang kuno ini seperti seorang pencuri yang
tertangkap (ayat 26), dan itu menyentuh semua lapisan masyarakat Israel,
khususnya kepemimpinan sekular dan rohani. Malu adalah perasaan yang kuat di
Timur Dekat purba (dan masa kini). Ilal ini sering dikaitkan dengan
ketelanjangan (bandingkan Mi. 1:11; 1 Sam. 20:30), yang lagi-lagi merupakan
bagian dari gambaran perzinaan rohani. Penyembahan berhala benar-benar
mengekspos manusia kepada apa mereka sebagaimana mereka menyembah obyek-obyek
yang, dalam analisis akhir, hanyalah kayu dan batu. Yeremia melontarkan
ketololan dan kebodohan dari penyembahan berhala di ayat 27: "Berkata
kepada sepotong kayu, Engkaulah bapaku! dan kepada batu; Engkaulah yang
melahirkan aku!" Semua gambaran-gambaran ini mencapai puncak dalam sebuah
pertanyaan retoris: "Di manakah para aliahmu yang kau buat untuk
dirimu?" (ayat 28). Jawabannya jelas: Tidak ada harapan keselamatan dari
allah-allah ini "pada waktu malapetakamu" (ayat 28). Krisis Babel
yang datang dari luar sesungguhnya adalah hasil dari krisis yang sedang terjadi
di dalam; contohnya, keterasingan dari Allah dan menggantikan-Nya dengan agama
dan penyembahan berhala buatan manusia.
Pertimbangkanlah
Ini: Dari
manakah kita mengharapkan datangnya pertolongan kita di saat krisis? Apakah
yang kita ubah ketika kita masuk ke dalam modus refleks dalam situasi krisis,
dan mengapa?
Langkah 3 — Mempraktikkan
Untuk Guru: Akan menjadi menarik
untuk menuntun UKSS ke dalam diskusi yang akan mengulang kembali apakah kisah
pribadi mereka sendiri atau kisah dari gereja mereka (baik lokal maupun gereja
Advent secara umum) dalam rangka untuk menentukan saat-saat ketika belajar
dari pengalaman yang berlangsung. Diskusi ini harus fokus pada pengalaman
belajar yang positif dan bukan pada kisah negatif yang mungkin menyebabkan hal
itu terjadi, menunjukkan bagaimana kasih karunia Allah bersinar terus-menerus
di dalam sejarah hidup kita.
Pertanyaan-pertanyaan:
·
Ketika
Anda melihat kepada kehidupan Anda sendiri, apakah pengalaman belajar yang
sangat berpengaruh dalam hubungan Anda dengan Allah?
·
Terlihat
seperti apakah agama pengganti di awal abad dua puluh dalam kehidupan pribadi
Anda?
·
Bagaimanakah
Anda bisa melindungi diri Anda sendiri menghadapi agama pengganti?
Langkah 4 — Menciptakan
Untuk Guru: Pusat pemikiran dari
Yeremia 2 adalah belajar dari sejarah dan menyadari bahwa kita masih tergoda
untuk mengganti agama yang benar dengan yang palsu. Aktivitas-aktivitas perlu
untuk diarahkan kepada perbedaan ini.
Aktivitas:
Aktivitas:
Untuk latihan ini Anda boleh
menggunakan papan tulis atau papan kertas atau apa pun di mana Anda bisa
menulis sehingga semua bisa melihat. Bergantian, di mana persediaan atau
tempat terbatas, Anda boleh memimpin latihan ini dalam bentuk diskusi saja.
Diskusikan dengan UKSS ada istilah "agama" dengan menuliskannya pada
bagian atas papan tulis atau papan kertas lalu buat dua kolom di bawahnya, satu
yang "benar" dan yang lain "pengganti" atau
"palsu." Biarkan anggota UKSS mengusulkan di kolom mana untuk meletakkan
ide-ide mereka, dan diskusikan mengapa mereka meletakkannya di sana. Aktivitas
ini harus berakhir dengan penegasan dari agama yang benar.
Aktivitas
Pribadi:
Undang
anggota UKSS untuk mengambil waktu hari Sabat sore untuk menulis sendiri
sejarah kehidupan pribadi mereka, menyoroti bagaimana Allah telah memperpanjang
kasih karunia-Nya kepada masing-masing mereka berulang-ulang kali.
Dorong
anggota UKSS Anda untuk berbicara dengan seseorang (seperti anggota keluarga,
rekan kerja, sahabat) tentang perbedaan antara agama yang benar dan agama
pengganti. Undang mereka untuk membagikan pengalaman ini di UKSS Sabat depan.
No comments:
Post a Comment