Pelajaran ini dalam bentuk ebook untuk Apple (Ibooks) dan Android (MoonReader/FBReader) download di sini
*26 September - 2 Oktober
*26 September - 2 Oktober
Panggilan Kenabian Yeremia
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Yesaya 1:19; Yeremia 7:5-7; 1
Raja-raja 2:26; Yeremia 1:1-5; Yesaya 6:5; Yeremia 1:16-19; Matius 28:20.
AYAT HAFALAN:
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau,
Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa"
(Yeremia 1:5).
Kita mengenal kehidupan Yeremia lebih daripada
nabi-nabi Perjanjian lama lainnya. Fakta-fakta sejarah hidup dalam bukunya menolong kita untuk mengerti dengan
lebih baik pelayanannya sebagai seorang nabi. Yeremia memiliki pengaruh yang
kuat dalam sejarah, bahkan pada zaman Yesus, bahan literatur dan
sekolah-sekolah untuk para rasul didasarkan kepada pelayanan kenabian Yeremia.
Pada waktu
yang sama, pelayanan nabi Yeremia yang dinilai oleh standar manusia,
menunjukkan keberhasilan yang sedikit. Meskipun peringatan keras serta
pembelaan yang diterima selama beberapa dekade, kebanyakan orang tidak mau
mendengar pekabaran-pekabaran Allah yang ia sampaikan.
Tetapi,
meskipun ada pihak yang menentang, Yeremia tidak dapat diperjual belikan; ia
berdiri seperti "kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok
tembaga" (Yer. 1:18), bukan karena
kekuatannya, tetapi karena kekuatan Tuhan.
Nasib kehidupan Yeremia tidaklah
selalu bahagia. Panggilannya membawanya kepada penderitaan, duka cita,
penolakan, bahkan hukuman penj ara. Lebih buruk lagi, bahwa kenyataannya banyak
masalah-masalah justru datang dari mereka yang harus ia tolong, yang harus ia
tuntun ke jalan yang benar. Jadi, dengan caranya sendiri, Yeremia menunjukkan
apa yang akan Yesus hadapi ratusan tahun kemudian di tanah yang sama.
*Pelajarilah
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 3 Oktober.
Para nabi,
sesuai dengan panggilan mereka, ditentukan untuk menjadi pelindung hukum
Allah. Mereka berdiri di atas perjanjian dan Sepuluh Hukum Allah (Yer. 11:2-6). Mikha 3:8 memberikan ringkasan
pelayanan para nabi, yakni "untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya
dan kepada Israel dosanya." Dan konsep dosa, tentunya, tidak memiliki arti
bila terpisah dari Hukum Taurat (lihat Roma 7:7).
Apakah pekabaran para nabi kepada bangsa itu? Dalam cara bagaimanakah
pekabaran itu juga sama kepada kita sekarang ini? Yes. 1:19; Yer. 7:5-7; Yeh.
18:23. (Lihat juga Matius 3:7-11).
Yes. 1:19;
1:19 Jika kamu
menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.
Yer. 7:5-7;
7:5 melainkan jika
kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu
sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing,
7:6 tidak menindas
orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah
di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu
sendiri,
7:7 maka Aku mau diam
bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek
moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya
Yeh. 18:23.
18:23 Apakah Aku
berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah
kepada pertobatannya supaya ia hidup?
(Lihat juga Matius 3:7-11).
3:7. Tetapi waktu ia
melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah
ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang
mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan
datang?
3:8 Jadi hasilkanlah
buah yang sesuai dengan pertobatan.
3:9 Dan janganlah
mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami!
Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari
batu-batu ini!
3:10 Kapak sudah
tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang
baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
3:11 Aku membaptis
kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari
padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia
akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Penghakiman
Allah tidak dapat dielakkan, tetapi itu akan datang jika orang- orang tidak
berbalik dari jalannya yang jahat. Namun perubahan tidaklah mudah,"
khususnya.ketika orang-orang menjadi terbiasa melakukan kejahatan. Siapakah
yang tidak pernah melihat mereka yang terbiasa melakukan kejahatan, yang pada
satu ketika, mengejutkan mereka? Pekabaran para nabi adalah membiarkan
orang-orang melihat betapa jahatnya mereka, dan apa akibatnya bila tidak
berbalik dari jalan yang jahat itu. Pekabaran ini, tentunya, bukanlah pekabaran
mereka, itu adalah pekabaran Tuhan.
Para nabi
tidak menyebutkan bagaimana Firman Allah dinyatakan kepada mereka atau
bagaimana mereka mendengar pekabaran itu. Terkadang Allah berbicara langsung
kepada mereka; di waktu yang lain Roh Kudus menyentuh mereka dalam mimpi atau
penglihatan-penglihatan, atau mungkin melalui "bunyi angin" (1 Raja 19:12). Tetapi pekabaran datang kepada
mereka—para nabi memiliki sebuah misi—bukan hanya untuk menyampaikan kehendak
Allah kepada bangsa itu, tetapi juga, jika diperlukan, untuk disampaikan di
hadapan para raja, para kaisar, dan para jenderal.
Tugas ini
melibatkan tanggung jawab yang besar: Jika mereka mengatakan kebenaran,
orang-orang yang berkuasa ini dapat saja membunuh mereka; tetapi jika mereka
tidak menyampaikan kebenaran itu, penghakiman Allah akan menimpa mereka.
Menjadi seorang nabi adalah panggilan yang sulit, dan dari Alkitab dapat kita
sampaikan bahwa mereka yang dipercayakan panggilan itu, menerimanya dengan
serius.
Kita berbahagia
bahwa mereka menerimanya, dan pekabaran mereka diwariskan kepada kita di dalam
Alkitab. Artinya, pekabaran mereka masih berbicara, bahkan hingga saat ini.
Pertanyaan sekarang adalah sama; seperti di zaman Yeremia: Akankah kita
mendengar?
Apakah para nabi, bahkan sesudah semua zaman yang dilalui, masih tetap
berbicara kepada kita? Intinya, apakah pekabaran utama mereka kepada umat
Allah?
Latar Belakang
Keluarga Yeremia…Senin, 28 September
Bacalah
1 Raj. 1 dan 1 Raj. 2:26. Apakah latar belakang yang menuntun kepada
pengasingan Abyatar ke rumahnya yang di Anatot?
1:1. Raja Daud telah
tua dan lanjut umurnya, dan biarpun ia diselimuti, badannya tetap dingin.
1:2 Lalu para
pegawainya berkata kepadanya: "Hendaklah dicari bagi tuanku raja seorang
perawan yang muda, untuk melayani dan merawat raja; biarlah ia berbaring di
pangkuanmu, sehingga badan tuanku raja menjadi panas."
1:3 Maka di seluruh
daerah Israel dicarilah seorang gadis yang cantik, dan didapatlah Abisag, gadis
Sunem, lalu dibawa kepada raja.
1:4 Gadis itu amat
cantik, dan ia menjadi perawat raja dan melayani dia, tetapi raja tidak
bersetubuh dengan dia.
1:5. Lalu Adonia,
anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata: "Aku ini mau menjadi
raja." Ia melengkapi dirinya dengan kereta-kereta dan orang-orang berkuda
serta lima puluh orang yang berlari di depannya.
1:6 Selama hidup
Adonia ayahnya belum pernah menegor dia dengan ucapan: "Mengapa engkau
berbuat begitu?" Iapun sangat elok perawakannya dan dia adalah anak
pertama sesudah Absalom.
1:7 Maka berundinglah
ia dengan Yoab, anak Zeruya dan dengan imam Abyatar dan mereka menjadi pengikut
dan pembantu Adonia.
1:8 Tetapi imam Zadok
dan Benaya bin Yoyada dan nabi Natan dan Simei dan Rei dan para pahlawan Daud
tidak memihak kepada Adonia.
1:9 Sesudah itu
Adonia mempersembahkan domba, lembu dan ternak gemukan sebagai korban dekat
batu Zohelet yang ada di samping En-Rogel, lalu mengundang semua saudaranya,
anak-anak raja, dan semua orang Yehuda, pegawai-pegawai raja;
1:10 tetapi nabi
Natan dan Benaya dan para pahlawan dan Salomo, adiknya, tidak diundangnya.
1:11. Lalu berkatalah
Natan kepada Batsyeba, ibu Salomo: "Tidakkah engkau mendengar, bahwa
Adonia anak Hagit, telah menjadi raja, sedang tuan kita Daud tidak
mengetahuinya?
1:12 Karena itu,
baiklah kuberi nasihat kepadamu, supaya engkau dapat menyelamatkan yawamu dan
nyawa anakmu Salomo.
1:13 Pergilah masuk menghadap
raja Daud dan katakan kepadanya: Bukankah tuanku sendiri, ya rajaku, telah
bersumpah kepada hambamu ini: Anakmu Salomo, akan menjadi raja sesudah aku dan
dialah yang akan duduk di atas takhtaku? Mengapakah sekarang Adonia menjadi
raja?
1:14 Dan selagi
engkau berbicara di sana dengan raja, akupun akan masuk pula dan menyokong
perkataanmu itu."
1:15 Jadi masuklah
Batsyeba menghadap raja ke dalam kamarnya. Waktu itu raja sudah sangat tua dan
Abisag, gadis Sunem itu, melayani raja.
1:16 Lalu Batsyeba
berlutut dan sujud menyembah kepada raja. Raja bertanya: "Ada yang
kauingini?"
1:17 Lalu perempuan
itu berkata kepadanya: "Tuanku sendiri telah bersumpah demi TUHAN,
Allahmu, kepada hambamu ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan
ia akan duduk di atas takhtaku.
1:18 Tetapi sekarang,
lihatlah, Adonia telah menjadi raja, sedang tuanku raja sendiri tidak
mengetahuinya.
1:19 Ia telah
menyembelih banyak lembu, ternak gemukan dan domba, dan telah mengundang semua
anak raja dan imam Abyatar dan Yoab, panglima itu, tetapi hambamu Salomo tidak
diundangnya.
1:20 Dan kepadamulah,
ya tuanku raja, tertuju mata seluruh orang Israel, supaya engkau memberitahukan
kepada mereka siapa yang akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku.
1:21 Nanti aku ini
dan anakku Salomo dituduh bersalah segera sesudah tuanku raja mendapat
perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya."
1:22 Selagi Batsyeba
berbicara dengan raja, datanglah nabi Natan.
1:23 Diberitahukan
kepada raja: "Itu ada nabi Natan." Masuklah ia menghadap raja, lalu
sujud menyembah kepada raja dengan mukanya sampai ke tanah.
1:24 Natan berkata:
"Ya tuanku raja, tuanku sendirilah rupa-rupanya yang telah berkata: Adonia
akan menjadi raja sesudah aku dan ia akan duduk di atas takhtaku!
1:25 Sebab pada hari
ini ia telah menyembelih banyak lembu, ternak gemukan dan domba; ia mengundang
semua anak raja, para panglima dan imam Abyatar, dan sesungguhnya mereka sedang
makan minum di depannya sambil berseru: Hidup raja Adonia!
1:26 Tetapi hambamu
ini, dan imam Zadok dan Benaya bin Yoyada dan hambamu Salomo tidak diundangnya.
1:27 Jika hal ini
terjadi dari pihak tuanku raja, maka engkau tidak memberitahu hamba-hambamu
ini, siapa yang akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku."
1:28 Lalu raja Daud
menjawab, katanya: "Panggillah Batsyeba." Perempuan itu masuk
menghadap raja dan berdiri di depannya.
1:29 Lalu raja
bersumpah dan berkata: "Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan
nyawaku dari segala kesesakan,
1:30 pada hari ini
aku akan melaksanakan apa yang kujanjikan kepadamu demi TUHAN, Allah Israel,
dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang
akan duduk di atas takhtaku menggantikan aku."
1:31 Lalu Batsyeba
berlutut dengan mukanya sampai ke tanah; ia sujud menyembah kepada raja dan
berkata: "Hidup tuanku raja Daud untuk selama-lamanya!"
1:32. Lagi kata raja
Daud: "Panggillah imam Zadok, nabi Natan dan Benaya bin Yoyada."
Mereka masuk menghadap raja,
1:33 dan raja berkata
kepada mereka: "Bawalah para pegawai tuanmu ini, naikkan anakku Salomo ke
atas bagal betina kendaraanku sendiri, dan bawa dia ke Gihon.
1:34 Imam Zadok dan
nabi Natan harus mengurapi dia di sana menjadi raja atas Israel; kemudian kamu
meniup sangkakala dan berseru: Hidup raja Salomo!
1:35 Sesudah itu kamu
berjalan pulang dengan mengiring dia; lalu ia akan masuk dan duduk di atas
takhtaku, sebab dialah yang harus naik takhta menggantikan aku, dan dialah yang
kutunjuk menjadi raja atas Israel dan Yehuda."
1:36 Lalu Benaya bin
Yoyada menjawab raja: "Amin! Demikianlah kiranya firman TUHAN, Allah
tuanku raja!
1:37 Seperti TUHAN
menyertai tuanku raja, demikianlah kiranya Ia menyertai Salomo; semoga Ia
membuat takhta Salomo lebih agung dari takhta tuanku raja Daud."
1:38 Lalu pergilah
imam Zadok, nabi Natan dan Benaya bin Yoyada, dengan orang Kreti dan orang
Pleti, mereka menaikkan Salomo ke atas bagal betina raja Daud dan membawanya ke
Gihon.
1:39 Imam Zadok telah
membawa tabung tanduk berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo.
Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru: "Hidup raja
Salomo!"
1:40 Sesudah itu
seluruh rakyat berjalan di belakangnya sambil membunyikan suling dan sambil
bersukaria ramai-ramai, sampai seakan-akan bumi terbelah oleh suara mereka.
1:41. Hal itu
kedengaran kepada Adonia dan kepada semua undangan yang bersama-sama dengan
dia, ketika mereka baru habis makan. Ketika Yoab mendengar bunyi sangkakala
itu, ia berkata: "Apakah sebabnya kota begitu ribut?"
1:42 Selagi ia
berbicara, datanglah Yonatan anak imam Abyatar. Lalu Adonia berkata:
"Masuklah, sebab engkau seorang kesatria dan tentulah engkau membawa kabar
baik."
1:43 Tetapi Yonatan
menjawab Adonia: "Tidak! Tuan kita raja Daud telah mengangkat Salomo
menjadi raja.
1:44 Raja telah
menyuruh supaya imam Zadok, dan nabi Natan dan Benaya bin Yoyada, dengan orang
Kreti dan orang Pleti, menyertai Salomo dan mereka menaikkan dia ke atas bagal
betina raja.
1:45 Imam Zadok, dan
nabi Natan mengurapi dia di Gihon menjadi raja, dan dari sana mereka sudah
pulang dengan bersukaria, sehingga kota menjadi ribut, itulah bunyi yang kamu
dengar tadi.
1:46 Salomo sekarang
duduk di atas takhta kerajaan;
1:47 juga
pegawai-pegawai raja telah datang mengucap selamat kepada tuan kita raja Daud,
dengan berkata: Kiranya Allahmu membuat nama Salomo lebih masyhur dari pada
namamu dan takhtanya lebih agung dari pada takhtamu. Dan rajapun telah sujud
menyembah di atas tempat tidurnya,
1:48 dan beginilah
katanya: Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang pada hari ini telah memberi
seorang duduk di atas takhtaku yang aku sendiri masih boleh saksikan."
1:49 Maka semua
undangan Adonia itu terkejut, lalu bangkit dan masing-masing pergi menurut
jalannya.
1:50 Takutlah Adonia
kepada Salomo, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah.
1:51 Lalu
diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo,
dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo
lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini
dengan pedang."
1:52 Lalu kata
Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambutpun dari
kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat,
haruslah ia dibunuh."
1:53 Dan raja Salomo
menyuruh orang menjemput dia dari mezbah itu. Ketika ia masuk, sujudlah ia
menyembah kepada raja Salomo, lalu Salomo berkata kepadanya: "Pergilah ke
rumahmu."
2:26. Dan kepada imam
Abyatar raja berkata: "Pergilah ke Anatot, ke tanah milikmu, sebab engkau
patut dihukum mati, tetapi pada hari ini aku tidak akan membunuh engkau, oleh
karena engkau telah mengangkat tabut Tuhan ALLAH di depan Daud, ayahku, dan oleh
karena engkau telah turut menderita dalam segala sengsara yang diderita
ayahku."
Sesudah
memperkuat takhtanya, Salomo, dalam perselisihannya dengan Adonia mengenai
pergantian, mengusir imam Abyatar dari tugasnya dan mengirimnya dalam
pengasingan kembali ke rumah yang di kampungnya, Anatot, kurang lebih tiga mil
jauhnya ke arah utara Yerusalem. Hilkia, ayah Yeremia, adalah anggota keluarga
imam yang hidup di Anatot. Beberapa orang berspekulasi bahwa keluarga Yeremia
berasal dari keturunan Abyatar. Atau, kita mengetahui dari Yeremia 1:1 bahwa
orang muda ini memiliki garis keturunan yang tinggi. Maka, dapat kita lihat di
sini bahwa sepanjang sejarah nubuatan, Tuhan memanggil segala jenis
orang—gembala, guru, nelayan, imam—ke dalam ruang kerja kenabian.
"Sebagai
seorang anggota keimamatan orang Lewi, Yeremia telah dididik untuk pekerjaan
suci sejak masih kecil. Pada tahun-tahun persiapan yang menyenangkan itu ia
sedikit saja menyadari bahwa ia telah diurapi sejak lahir untuk menjadi 'nabi
bangsa-bangsa' dan ketika panggilan Ilahi datang, ia diselubungi dengan
perasaan ketidaklayakannya. 'Ah, TUHAN Allah!' serunya, 'Sesungguhnya aku tidak
pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.' Yeremia 1:5-6."—Ellen G.
Whitc, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 31.
Para imam
haruslah menjadi pemimpin moral dan spiritual bangsa; mereka telah diberikan
peran yang penting untuk memengaruhi sebagian besar kehidupan spiritual bangsa
itu. Beberapa di antaranya telah setia dalam tugas itu; yang lain
menyalahgunakannya dan merusakkannya dengan cara yang kita tidak dapat
bayangkan. Seperti yang akan segera kita baca dalam kitab Yeremia, nabi
berbicara dengan tegas menentang para imam yang tidak setia ini, yang terbukti
tidak layak dalam tanggung jawab dan panggilan yang telah dipercayakan kepada
mereka.
Apakah tanggung jawab spiritual Anda, apakah di
rumah atau di gereja atau keduanya, atau di tempat yang lain? Seandainya nabi
berbicara kepada Anda sekarang tentang tanggung jawab itu, apakah yang akan ia
katakan?
Panggilan
Kenabian Yeremia …Selasa, 29 September
Bacalah
Yeremia 1:1-5. Apakah yang ayat itu katakan tentang panggilan Yeremia?
Yeremia 1:1-5
1:1. Inilah
perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot
di tanah Benyamin.
1:2 Dalam zaman Yosia
bin Amon, raja Yehuda, dalam tahun yang ketiga belas dari pemerintahannya
datanglah firman TUHAN kepada Yeremia.
1:3 Firman itu datang
juga dalam zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, sampai akhir tahun yang
kesebelas zaman Zedekia bin Yosia, raja Yehuda, hingga penduduk Yerusalem
diangkut ke dalam pembuangan dalam bulan yang kelima.
1:4. Firman TUHAN
datang kepadaku, bunyinya:
1:5 "Sebelum Aku
membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum
engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
Seperti juga
para nabi yang lain di Perjanjian Lama (seperti Paulus dalam Perjanjian Baru;
lihat Gal. 1:1; Rm. 1:1), Yeremia tidak mengada-ada tentang siapa yang
memanggilnya. Ia begitu jelas dalam ayat-ayat ini, dan bahkan sepanjang kitab
Yeremia, apa yang dia bicarakan adalah, "Firman Tuhan," yang datang
kepadanya. Tanpa keraguan bahwa pengakuan yang sungguh-sungguh ini
menyanggupkan dia untuk maju meskipun ada penentang yang kuat, jebakan,
penderitaan, dan ujian-ujian.
Panggilan
Yeremia terjadi pada tahun ketigabelas masa pemerintahan Yo- sia, sekitar tahun
627/626 S.M. Kita tidak mengetahui tahun yang tepat kapan sang nabi dilahirkan,
atau umur yang tepat kapan dia memulai pelayanannya. Namun, dalam benaknya,
sebagaimana yang kita akan lihat, ia menganggap dirinya seorang anak kecil,
seseorang yang terlalu muda untuk tugas yang diberikan kepadanya.
Bacalah Yeremia 1:4,
5. Janji dan penghiburan apakah yang seharusnya ia dapatkan dari ayat-ayat
itu?
Yeremia 1:4, 5
1:4. Firman TUHAN
datang kepadaku, bunyinya:
1:5 "Sebelum Aku
membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum
engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
Panggilan
kenabian Yeremia terjadi sebelum kelahirannya. Allah telah mengasingkan dia
sejak masih dalam kandungan untuk peran kenabian ini. Kata yang diterjemahkan
"Aku telah menguduskan engkau" (ayat 5)
datang dari kata keija yang berarti "menjadi suci," "menjadi
kudus," dan untuk "disucikan" dari hal-hal yang lain. Ungkapan
itu jelas memiliki konotasi rohani serta kudus, yang juga berhubungan erat
dengan pelayanan Bait Suci. Bahkan, kata "Bait Suci" datang dari akar
kata yang sama. Gagasan yang terdapat di dalamnya adalah sesuatu atau seseorang
yang "diasingkan untuk tujuan yang kudus." Inilah yang Allah
rencanakan kepada Yeremia, bahkan sebelum kelahirannya. Ayat-ayat ini tidak
mengajarkan pra-eksistensi atau predestinasr, gantinya, ayat-ayat itu mengajarkan
nubuatan Allah.
Allah mengetahui akhir dari permulaan. Penghiburan apakah yang dapat
kita ambil di tengah-tengah pergumulan yang pasti kita hadapi?
Para Nabi yang Enggan…Rabu, 30 September
Meskipun jaminan Tuhan bahwa
Yeremia secara Ilahi dipilih untuk tugas ini, namun orang muda ini ketakutan
dan merasa tidak siap untuk itu. Mungkin karena mengetahui situasi kerohanian
yang buruk pada saat itu, dan mengetahui apa yang harus dilakukan, Yeremia
tidak menginginkan pekerjaan itu.
Bandingkanlah Yeremia 1:6 dengan Yesaya 6:5 dan Keluaran 4:10-15. Poin
serupa apakah yang dimiliki dalam semua peristiwa ini?
Yeremia 1:6
1:6 Maka aku
menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab
aku ini masih muda."
Yesaya 6:5
6:5. Lalu kataku:
"Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan
aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah
melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
Keluaran
4:10-15
4:10. Lalu kata Musa
kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan
sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan
berat lidah."
4:11 Tetapi TUHAN
berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang
membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku,
yakni TUHAN?
4:12 Oleh sebab itu,
pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus
kaukatakan."
4:13 Tetapi Musa
berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus."
4:14 Maka bangkitlah
murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman: "Bukankah di situ Harun, orang
Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah
berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita
dalam hatinya.
4:15 Maka engkau
harus berbicara kepadanya dan menaruh perkataan itu ke dalam mulutnya; Aku akan
menyertai lidahmu dan lidahnya dan mengajarkan kepada kamu apa yang harus kamu
lakukan.
Tidak satu
pun dari mereka, untuk alasan apa pun, bersedia untuk tugas itu. Mungkin ada
persyaratan yang krusial bagi tugas seorang nabi: Sebuah perasaan tidak layak
dari seseorang dan ketidaksanggupan bagi sebuah pekerjaan yang krusial dan
penting. Seorang jurubicara bagi Sang Pencipta? Tidak heran mereka semua
menghindar dari tugas itu, paling tidak pada awalnya.
Perhatikan juga, respons pertama
Yeremia sesudah dipanggil. Ia tiba-tiba berbicara tentang ketidaksanggupannya
untuk berbicara dengan baik, seperti yang Musa lakukan. Juga Yesaya, dalam
responsnya, menyinggung masalah mulut, dan bibirnya. Dalam semua kasus, mereka
mengetahui bahwa, apa pun yang terlibat dalam panggilan mereka, itu akan
melibatkan kesanggupan berbicara dan berkomunikasi. Mereka akan menerima
pekabaran dari Allah dan kemudian harus bertanggung jawab untuk menyampaikan
pekabaran-pekaba- ran itu kepada orang lain. Tidak seperti sekarang ini, di
mana dapat membuat sebuah situs website atau
mengirim pesan, sebaliknya komunikasi jenis ini sering terjadi muka dengan
muka. Bayangkan harus berdiri di hadapan para pemimpin musuh atau orang-orang
yang keras dan menyampaikan amaran serta teguran yang tajam? Keengganan mereka
menjadi nabi kemudian dapat dimengerti.
Bacalah Yeremia 1:7-10. Apakah respons Allah kepada Yeremia? Mengapakah
respons itu mengandung beberapa harapan dan janji bagi kita dalam segala
sesuatu yang kita percaya bahwa Allah telah memanggil kita untuk melakukannya?
Yeremia
1:7-10
1:7 Tetapi TUHAN
berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada
siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan
kepadamu, haruslah kausampaikan.
1:8 Janganlah takut
kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah
firman TUHAN."
1:9 Lalu TUHAN
mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku:
"Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.
1:10 Ketahuilah, pada
hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan
untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk
membangun dan menanam."
Dahan Pohon Badam…Kamis, 1 Oktober
Nabi adalah saksi Allah, tugasnya
adalah berbicara bukan untuk dirinya tetapi hanya bagi Allah. Yeremia tidak
dipanggil untuk mencari solusi bagi masalah bangsa itu, atau menjadi seorang
yang berkepribadian tinggi atau pemimpin yang berkarisma yang harus diikuti
bangsa itu. Yeremia mempunyai misi tunggal yaitu menyampaikan
perkataan-perkataan Allah kepada bangsa dan para pemimpin mereka. Penekanannya
di sini bukanlah kepada manusia atau potensi manusia, namun kepada kedaulatan
dan kuasa Allah. Nabi harus mengarahkan orang-orang kepada Tuhan, sebagai
satu-satunya solusi dari semua masalah mereka. Tentunya, itu tidak ada bedanya
dengan zaman kita sekarang.
Tentang apakah penglihatan Yeremia yang pertama? (lihat Yeremia 1:11-19).
1:11. Sesudah itu
firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Apakah yang kaulihat, hai
Yeremia?" Jawabku: "Aku melihat sebatang dahan pohon badam."
1:12 Lalu firman
TUHAN kepadaku: "Baik penglihatanmu, sebab Aku siap sedia untuk
melaksanakan firman-Ku."
1:13 Firman TUHAN
datang kepadaku untuk kedua kalinya, bunyinya: "Apakah yang
kaulihat?" Jawabku: "Aku melihat sebuah periuk yang mendidih;
datangnya dari sebelah utara."
1:14 Lalu firman
TUHAN kepadaku: "Dari utara akan mengamuk malapetaka menimpa segala penduduk
negeri ini.
1:15 Sebab
sesungguhnya, Aku memanggil segala kaum kerajaan sebelah utara, demikianlah
firman TUHAN, dan mereka akan datang dan mendirikan takhtanya masing-masing di
mulut pintu-pintu gerbang Yerusalem, dekat segala tembok di sekelilingnya dan
dekat segala kota Yehuda.
1:16 Maka Aku akan
menjatuhkan hukuman-Ku atas mereka, karena segala kejahatan mereka, sebab
mereka telah meninggalkan Aku, dengan membakar korban kepada allah lain dan
sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri.
1:17 Tetapi engkau
ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala
yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan
Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
1:18 Mengenai Aku,
sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu,
menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini,
menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan
rakyat negeri ini.
1:19 Mereka akan
memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai
engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."
Umumnya
terjemahan Alkitab menerjemahkan ekspresi Ibrani dalam ayat 11 sebagai
"sebatang dahan pohon badam." Tetapi, terjemahan dalam ayat ini
melewatkan permainan kata dalam bahasa Ibrani. Kata yang diterjemahkan,
"pohon badam" memiliki akar kata yang sama dengan kata kerja
"melaksanakan" yang muncul dalam ayat 12, ketika Tuhan berkata bahwa
Ia pergi untuk "melaksanakan" untuk memastikan bahwa Ia akan
menggenapi firman-Nya.
Seseorang
dapat berargumentasi bahwa pusat pekabaran keseluruhan kitab Yeremia terdapat
dalam ayat 11 dan 12. Allah adalah Allah pemurah dan pengampun. Jika umat-Nya
berbalik dari dosa mereka, Ia setia mengampuni dan memulihkan mereka; jika
mereka tidak mau berbalik, Ia juga setia dan adil menggenapi firman penghakiman
dan penghukuman-Nya.
Juga, seperti yang kita lihat,
perkataan-perkataan Allah di sini bukan hanya ditujukan kepada bangsa itu.
Tuhan berbicara langsung kepada Yeremia, mengamarkannya untuk siap menghadapi
tantangan yang akan dia hadapi. Tidak peduli apa pun yang teijadi, Yeremia
memiliki jaminan dari Allah bahwa "Aku beserta engkau." Seperti yang
akan kita lihat, dia memerlukan itu.
Bacalah Matius 28:20.
Jaminan apakah yang dapat kita temukan dalam perkataan-perkataan ini bagi diri
kita yang hidup di waktu sekarang?
Matius 28:20
28:20 dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Jumat 2
Oktober
Pendalaman: Martin Luther menulis tentang nabi ini dalam pendahuluan komentarnya
tentang buku Yeremia: "Yeremia adalah nabi peratap, seorang yang hidup
dalam periode waktu yang menyedihkan dan sulit, lebih lagi, pelayanan
kenabiannya sangatlah sulit ketika ia bergumul dan berhadapan dengan
orang-orang dengan karakter berang dan keras kepala. Rupanya dia tidak mencapai
sukses karena mengalami keadaan di mana musuhnya menjadi lebih jahat. Mereka
mencoba membunuhnya berkali-kali. Bahkan, dia hidup untuk melihat dengan
matanya sendiri bagaimana bangsanya hancur dan umatnya dibawa ke pengasingan.
"Selama
empat puluh tahun Yeremia harus berdiri di hadapan bangsa itu sebagai saksi
kebenaran dan keadilan. Pada zaman kemurtadan yang tiada taranya, ia harus
menunjukkan dalam kehidupan dan tabiat penyembahan kepada satu-satunya Allah
yang benar. Selama pengepungan Yerusalem yang mengerikan, ia menjadi juru
bicara Allah. Ia harus menubuatkan keruntuhan kerajaan Daud dan kebinasaan bait
suci indah yang dibangun oleh Salomo. Dan ketika dipenjarakan oleh sebab
ucapan-ucapannya yang tidak mengenal takut, ia tetap berbicara dengan jelas
menentang dosa di kalangan atas. Dihina, dibenci, ditolak oleh manusia, pada
akhirnya ia harus menyaksikan) kegenapan nubuatan- nubuatannya sendiri secara
harafiah mengenai nasib yang akan datang, dan ikut merasakan kesusahan dan
penderitaan yang harus mengikuti kebinasaan kota yang malang itu."—Ellen
G. White, Alfa dan Omega, jld 4, hlm. 32.
Pertanyaan untuk Didiskusikan:
Salah satu hal yang paling menyedihkan, namun sesuatu yang harus
dipikirkan oleh semua umat Advcnt sekarang ini, yaitu kenyataan bahwa Allah
telah mengamarkan Yeremia kalau ia akan menghadapi tantangan yang hebat dari
umatnya sendiri. Bacalah lagi Yeremia 1:17-19.
Siapakah yang akan menentang dia? Sebuah pelajaran menakutkan apakah yang harus
kita ambil dari hal ini bagi diri kita sendiri? Yakni, apakah sikap kita
terhadap perkataan nubuatan yang ditujukan kepada kita, khususnya ketika kita
mendengar sesuatu yang kita tidak sukai? Bagaimanakah kutipan Ellen G. White
di atas menolong kita mengekspresikan kebenaran yang menakutkan bahwa orang
yang seharusnya menyatakan kebenaran Allah kepada dunia adalah justru orang yang
menentang Dia, melalui mencerca dan menyerang jurubicara-Nya? (lihat juga Pengkhotbah 1:9.)
Yeremia 1:17-19
1:17 Tetapi engkau
ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala
yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan
Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
1:18 Mengenai Aku,
sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu,
menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini,
menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan
rakyat negeri ini.
1:19 Mereka akan
memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai
engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."
Pengkhotbah 1:9
1:9. Apa yang pernah
ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu
yang baru di bawah matahari.
PENUNTUN GURU
Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Yeremia 1:1-12
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Meninjau kembali pengalaman panggilan Yeremia, mengakui bahwa
keengganannya menerima panggilan Aliahlah yang mungkin membuat dia lebih
memenuhi syarat bagi tugas.
Merasakan: Merasakan betapa lembutnya Allah memperlakukan perasaan ketidakmampuan
pria atau wanita yang berkaitan dengan tugas-tugas yang Ia telah tetapkan di
hadapan masing-masing.
Melakukan: Memutuskan untuk mendengarkan
lebih teliti lagi kepada panggilan setiap pria dan wanita dan berketetapan
untuk membiarkan-Nya memperlengkapi setiap pria dan wanita untuk melakukan
kehendak-Nya.
Garis Besar Pelajaran:
I.
Mengetahui: Panggilan Yeremia
A.
Mengapakah panggilan Allah
terhadap Yeremia menjadi seorang nabi merupakan sesuatu yang sulit bagi orang
muda untuk menerimanya?
B.
Apa sajakah kriteria yang Allah
gunakan untuk memilih manusia melakukan perintah-Nya, dan bagaimanakah semuanya
itu diterapkan dalam panggilan Yeremia (dan nabi-nabi yang lainnya)?
II.
Merasakan: Perasaan
Ketidakmampuan
A.
Bagaimanakah Allah menanggapi
penolakan Yeremia untuk menerima panggilan?
B.
Bagaimanakah kita mengatasi
perasaan tidak mampu ketika kita merasa kewalahan oleh tugas-tugas di depan
kita?
III.
Melakukan: Mendengarkan
Panggilan Allah
A.
Bagaimanakah Anda bisa
mengembangkan disiplin rohani mendengarkan Tuhan setiap hari?
B.
Apakah hal-hal dalam hidup Anda
yang menahan Anda dari melakukan apa yang Allah telah panggil untuk Anda
lakukan?
Kesimpulan: Reaksi mula-mula Yeremia kepada panggilan Allah tidaklah positif,
karena Ia tahu (a) kesulitan-kesulitan yang ia akan hadapi dan (b) bahwa ia,
sendirian, tidak akan mampu sampai kepada tantangan itu. Namun, Allah bekerja
dengan lembut terhadap dia, menenangkan ketakutannya dan memberdayakannya untuk
menyampaikan Firman Allah kepada bangsa Yehuda.
Siklus Belajar
Langkah 1 — Memotivasi
Fokus Alkitab: Yeremia 1:4-9
Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Ketika Allah memanggil, kita sering bereaksi seperti yang Yeremia
lakukan; yaitu, mencari alasan-ala- san yang "baik" untuk menolak
panggilan itu. Panggilan kita mungkin bukan pelayanan kenabian, tetapi ada
pekerjaan bagi masing-masing kita untuk dilakukan, dan kita seharusnya
memercayai Allah bahwa Ia mengetahui siapa kita, dan apa yang kita tidak dapat
lakukan. Ia akan memampukan dan memperlengkapi kita untuk melakukan
perintah-Nya.
Untuk
Guru: Pelajaran pekan ini memperkenalkan pelajaran
triwulan ini pada kitab Yeremia, dengan fokus kepada panggilannya. Nabi-nabi
Perjanjian Lama memulai pelayanan mereka setelah menerima panggilan Allah.
Pelajaran ini memberikan sebuah kesempatan bagi guru untuk mendiskusikan bagaimana
kita dapat mengalahkan perasaan ketidakmampuan ketika kita melihat kepada
tugas-tugas yang Allah telah tetapkan di hadapan kita. Pelajaran ini
menggambarkan Allah yang bekerja dengan lembut terhadap ketakutan kita tetapi
juga mendorong dan memberdayakan kita untuk terus maju. Ini akan menjadi
penting bagi anggota UKSS untuk memahami bahwa kita semua menerima panggilan
Allah, bahkan jika itu "hanya" sebuah panggilan untuk memulai
kelompok kecil pendalaman Alkitab di rumah kita.
Perumpamaan
Pembuka: Ada sebuah kisah seorang muda yang sedang
menantikan panggilan Allah untuk pergi ke ladang misi. Seorang sahabat datang
untuk mengunjunginya dan menemukannya sedang duduk di depan telepon. Sang wanita
ini bertanya kepada pria itu apa yang sedang ia lakukan, lalu ia mengatakan
kepada wanita itu bahwa ia sedang menunggu panggilan untuk pergi ke ladang
misi. Wanita itu terkesan dengan pentingnya panggilan tersebut; pada saat yang
sama, ketika ia melihat keluar jendela, seorang wanita tua sedang berjuang
dengan beberapa kantong yang berat saat menyeberang jalan. Wanita itu lari
keluar untuk menolong wanita tua itu, dan ketika ia kembali sahabat prianya
itu masih duduk di depan telepon. Saat ia duduk, ia mendengarkan tetangga
meminta pertolongan, ia lari keluar untuk melihat apa yang bisa ia lakukan.
Jenis skenario yang sama terjadi lebih dari dua atau tiga kali, dengan dia
berlari keluar untuk menolong orang lain sementara sahabat prianya menatap telepon.
Akhirnya telepon berdering, dan dengan penuh semangat ia menjawabnya, namun
wajahnya menjadi lesu, lalu ia memberikan telepon itu kepada sahabat wanitanya,
sambil berkata bahwa telepon itu untuknya—dia dipanggil untuk pergi ke ladang
misi. Diskusikan dengan UKSS di mana ladang misi mereka dan biarkan mereka
menyarankan apa yang Allah dapat minta mereka untuk lakukan.
Langkah 2 — Menyelidiki
Untuk Guru:
Yeremia sering kali disebut "nabi peratap," yang berhubungan dengan
pekabaran duka yang ia harus sampaikan dalam seluruh pelayanan kenabiannya.
Pelayanannya berlangsung sebelum, dan selama, awal pembuangan Babel. Seperti
Yesus, Yeremia adalah seorang yang penuh kesengsaraan, dan kesetiaannya kepada
Allah, serta perjuangannya, dapat menjadi sebuah dorongan bagi kita yang hidup
di saat-saat yang penuh dengan gejolak yang sama di akhir sejarah dunia.
Komentar Alkitab
Yeremia 1
adalah fokus pelajaran minggu ini. Itu dapat dibagi ke dalam tiga bagian utama
yang semua berhubungan dengan panggilan kenabian orang muda.
I.
Yeremia di Masanya
(Pelajari Kembali Bersama UKSS, Yeremia 1:1-3.)
Ayat 1-3
yang berfungsi sebagai pendahuluan kitab Yeremia, memberikan latar belakang
sejarah bagi panggilan dan pelayanan nabi. Itu juga menetapkan mandat sang
nabi dengan daftar silsilah keimamatannya dan cara di mana Tuhan berbicara
kepadanya: "Datanglah firman Tuhan kepada Yeremia" (Yer. 1:2). Ungkapan ini dapat diterjemahkan
secara harfiah "kepada siapa firman Tuhan teijadi/muncul/berhasil."
Hal ini ditemukan berulangkah dalam pengalaman panggilan nabi-nabi Perjanjian
Lama (contoh: Yunus 1:3; Mi. 1:2), dan itu
menunjuk kepada fakta bahwa, ketika Allah memanggil, itu bukan sekadar kejadian
yang tetap terdengar tetapi peristiwa yang dinamis yang memantulkan kuasa
Allah sebagai Pencipta, mengubah apa yang kuasa itu sentuh (bandingkan Yes. 55:11). Ketika Allah berbicara, sesuatu mulai terjadi.
Pertimbangkanlah
hal Ini: Dalam cara apakah Firman Allah masih
"terjadi" saat ini dalam kehidupan kita? Bagaimanakah kita bisa mengalami
kuasa yang mengubahkan dari Firman-Nya?
II.
Panggilan Yeremia dan
Penglihatan-penglihatan
(Pelajari Kembali Bersama UKSS, Yeremia 1:4-16.)
Tiga kali
lebih banyak "Firman Tuhan" muncul di pasal 1 (ayat 4, 11, 13), memperkenalkan panggilan dan dua
penglihatan selanjutnya dari Yeremia. Penunjukan Allah atas Yeremia sebagai
"nabi bagi bangsa-bangsa" (ayat 5)
dijelaskan dalam terminologi penciptaan sebagaimana Allah
"membentuk" Yeremia (kata kerja yang sama
sebagaimana dalam Kej. 2:7) dengan rencana untuk memanggilnya sebagai
seorang nabi.
Penolakan
Yeremia untuk menerima panggilan Allah didasarkan pada perasaan
ketidakmampuannya dalam berbicara dan usia yang masih muda. Kata Ibrani untuk
"pemuda" menunjukkan seorang muda, kemungkinan berusia sekitar 18-20
tahun; tetapi itu juga dapat digunakan untuk merujuk kepada bahkan yang lebih
mudah (contoh: 1 Sam. 1:24). Berbicara dalam
usia yang begitu muda kepada raja-raja dan para pemimpin pastilah menjadi
sesuatu yang menakutkan bagi Yeremia. Penolakannya menggemakan kekuatiran Musa
ketika ia menerima panggilannya (Kel. 3-4),
mendemonstrasikan bahwa itu adalah sebuah reaksi yang Yeremia sama-sama rasakan
dengan nabi-nabi dalam Alkitab (demikian juga dengan Ellen G. White). Reaksi
semacam itu tidak mendis- kualilikasi mereka dari tugas, tetapi, sebaliknya,
mengijinkan Allah untuk menunjukkan kekuatan-Nya melalui kelemahan-kelemahan
mereka.
Allah
bereaksi dengan lembut kepada penolakan Yeremia tanpa menegur dia, memberikan
jaminan Keilahian-Nya dan pembebasan (Yer. 1:7,8).
Lalu Allah melakukan tindakan simbolis dengan menyentuh mulut Yeremia dengan
"tangan-Nya" (ayat 9), yang
merupakan pembersihan (bandingkan Yes. 6:6, 7) dan
juga memberi kuasa. Ia menguraikan tugas nabi dengan enam kata kerja (Yer. 1:10), empat di antaranya negatif dan dua
positif, menggambarkan penekanan pekabaran Ilahi, bukan hanya atas penghakiman
tetapi juga atas unsur- unsur harapan dan pemulihan.
Dua
penglihatan memperkuat pemeliharan Allah bagi Yeremia: Sebatang dahan pohon
badam dan sebuah periuk yang mendidik. Kata "pohon badam" dalam
bahasa Ibrani mcnciptakan permainan kata pada kata kerja "mengamati."
Sama seperti di masa Israel kuno seseorang akan mengamati pohon badam mekar ketika
menunggu musim semi (ayat 11, 12), Allah
masih tetap mengamati Yeremia dan Yehuda. "Periuk yang mendidih" (ayat 13-16) yang terbalik dari utara ke selatan
menyinggung musuh Israel, yang biasa datang dari arah utara. Meskipun Babel
secara geografis terletak di timur Yehuda, tentara Babel tidak akan melintas
padang gurun tetapi melintasi sepanjang sungai Efrat. Dari sana mereka
menyeberang ke Siria, bergerak ke selatan, mendirikan singgasana mereka di
pintu-pintu gerbang Yerusalem untuk menaklukkan dan melaksanakan penghakiman
Allah atas Yehuda karena dosa-dosanya (ayat 15, 16).
Pertimbangkanlah Hal Ini: Bagaimanakah Anda akan bereaksi jika Anda berada pada posisi Yeremia?
Pernahkah Anda mengalami "pengamatan" Allah atas rencana-rencana yang
Ia miliki bagi hidupmu?
III. Janji Allah
(Pelajari Kembali Bersama UKSS, Yeremia 1:17-19.)
Ayat 17
memanggil Yeremia untuk bertindak (secara harfiah "menyiapkan diri"
seperti seseorang yang bersiap untuk pekerjaan yang serius atau bahkan
pertempuran dengan mengumpulkan pakaian-pakaian panjang), Tetapi siapa yang
Allah panggil, Ia juga memperlengkapinya. Ia berjanji kepada Yeremia bahwa ia
akan berdiri teguh seperti "kota benteng" terhadap semua orang, termasuk
raja-raja, pangeran dan imam-imam (ayat 18).
Yeremia akan mampu menahan ejekan dan permusuhan yang pasti datang dalam
perjalanannya, dan itu pasti terjadi. Janji terakhir secara harfiah sebuah
"penyataan" dari Tuhan:
No comments:
Post a Comment