Dalam Bentuk ebook untuk Apple(Ibook) dan Android(MoonReader/FBREADER) Download di sini
*12-18 September
Paulus: Misi dan Pekabaran
SABAT
PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini,
Bacalah: 1 Kor. 1:22-24; 1 Tim. 6:12; 2 Tim. 4:7; 1 Kor. 15:12-22; Kis. 15:38-41.
Ayat Hafalan:
"Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah
menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di
belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari
kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah
dalam Kristus Yesus" (Flp. 3:13,14).
Menimba dari
pekabaran-pekabaran kenabian Perjanjian Lama, sejarah bangsa Yahudi, dan dari
kehidupan dan ajaran-ajaran Yesus, Paulus mengembangkan konsep Kristen tentang
sejarah keselamatan,yang semuanya berpusat pada kehidupan, kematian, dan
kebangkitan Kristus. Karena latar belakang budayanya dalam masyarakat Yahudi
dan masyarakat Romawi-Yunani, Paulus mempunyai cukup wawasan yang
memperbolehkan dia mengangkat Injil keluar dari kerumitan praktik sipil, ritual
dan moral Ibrani kehidupan Yahudi dan menjadikan Injil itu lebih dapat diterima
bagi dunia multikultur.
Tiga belas surat Paulus kepada orang-orang percaya
itu adalah untuk menerapkan iman pada kehidupan mereka. Ia menyentuh
topik-topik yang bersifat doktrin dan juga bersifat praktis. Ia menasihati, mendorong,
dan menegur dalam hal-hal kekristenan pribadi, jalinan-jalinan hubungan, dan
kehidupan berjemaat. Namun, di semua surat-suratnya itu, tema utamanya adalah
"Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan" (1 Kor. 2:2).
Paulus bukanlah hanya seorang yang suka menyurat.
Ia juga dikenal sebagai seorang misionaris unggul, menyaksikan Injil dari
Samaria sampai ke Italia, mungkin sampai ke Spanyol. Di dalam satu dasawarsa
Paulus mendirikan jemaat di empat provinsi kekaisaran Roma.
Pekan ini kita akan perhatikan Paulus, baik misinya dan pekabarannya.
*Pelajari
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 19 September.
Minggu
13 September
Orang Yunani dan Orang Yahudi
Bacalah 1 Korintus 1:22-24. Bagaimanakah ayat-ayat
ini membantu kita untuk mengerti berbagai cara orang terhubung dengan
kebenaran? Apakah yang dapat kita pelajari dari sini yang membantu kita dalam
bersaksi kepada beraneka kelompok manusia?
1
Korintus 1:22-24
1:22 Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang
Yunani mencari hikmat,
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan:
untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan
Yahudi suatu kebodohan,
1:24 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang
Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat
Allah.
Pada saat keluar dari perhambaan di Mesir, Allah
melakukan mukjizat- mukjizat yang mengesankan tentang pemeliharaan-Nya bagi
bangsa Israel. Generasi Yahudi kemudian mengembangkan pengharapan bahwa setiap
utusan Allah yang baru haruslah memperkenalkan diri mereka dengan tanda- tanda
dan keheranan-keheranan serta mukjizat-mukjizat.
Berbeda dengan itu, sejalan dengan warisan filsafat
dan ilmu pengetahuan mereka, bangsa Yunani mencari suatu dasar akal sehat bagi
kepercayaan, sesuatu yang akan memuaskan tuntutan kearifan manusia.
Paulus tidak mengesampingkan warisan budaya dan
kerohanian orang- orang yang menjadi sasarannya tetapi menggunakan itu sebagai
jalan masuk untuk memberitakan Kristus yang disalibkan. Mereka yang menginginkan
tanda-tanda, menemukannya dalam kehidupan dan pelayanan Yesus dan dalam gereja
awal. Mereka yang menginginkan keluwesan logika dan rasionalitas menemukannya
dalam argumen Paulus bagi pekabaran Injil. Kedua jenis orang ini akhirnya hanya
mempunyai satu kebutuhan, yaitu mengenali Kristus yang dibangkitkan dan
"kuasa kebangkitannya" (Flp. 3:10) Bagaimana Paulus membawa
mereka kepada pengetahuan itu bergantung pada orang kepada siapa dia bersaksi.
Bila Paulus berkhotbah kepada para pendengar
Yahudi, ia mendasarkan pekabarannya pada sejarah Israel, menghubungkan Kristus
kepada Daud, dan menekankan' nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama yang menunjuk
kepada Kristus dan meramalkan penyaliban dan kebangkitan-Nya (Kisah.
13:16-41). Yaitu, ia memulai dengan apa yang mereka ketahui, dengan apa
yang mereka hormati dan percayai, dan dari titik awal itu ia berusaha menuntun
mereka kepada Kristus.
Bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi, pekabaran Paulus
mencakup Allah sebagai Khalik, Pemelihara, dan Hakim; masuknya dosa ke dalam
dunia; keselamatan melalui Yesus Kristus (Kisah 14:15-17; 17:22 31).
Paulus harus bekerja dari suatu titik awal yang berbeda kepada orang-orang ini
dibanding dengan yang dibuatnya kepada orang-orang Yahudi (atau kepada
orang-orang bukan Yahudi yang percaya pada kepercayaan Yahudi). Di sini juga,
tujuannya adalah tetap menuntun orang kepada Yesus.
Pikirkanlah tentang iman Anda sendiri. Pada apakah
iman Anda dialaskan? Alasan-alasan baik apakah yang Anda punyai untuk iman
Anda itu? Bagaimanakah alasan Anda bisa berbeda dari alasan orang lain, dan
mengapakah penting mengenali perbedaan-perbedaan ini?
Senin
14
September
Prajurit dan Olahragawan
Sebagai seorang komunikator yang terampil, Paulus
dalam pekerjaan misinya menggunakan hal-hal biasa untuk menjelaskan yang tidak
biasa. Ia mengambil hal-hal sehari-hari yang digunakan dalam dunia
Romawi-Yunani untuk menggambarkan kenyataan-kenyataan praktis kehidupan baru
dalam Kristus. Ia mengunakan khususnya dari dua dunia para petobatnya untuk
kiasan-kiasan saat mengajar—olahragawan dengan pertandingan-pertandingan
mereka, dan prajurit Roma yang selalu ada di mana-mana.
Kegemaran pada pencapaian-pencapaian olahraga menguasai dunia Paulus, sama
seperti di zaman kita. Bangsa Yunani purba meneruskan cinta mereka pada
kompetisi dengan mengadakan sekurang-kurangnya empat putaran berbeda
pertandingan sejenis olimpiade di tempat berbeda di Yunani berabad- abad
lamanya. Bangsa Roma mewarisinya dan terus mengembangkan kompetisi olahraga.
Lomba lari adalah yang paling populer, termasuk perlombaan pria dengan pakaian
dan perlengkapan militer lengkap. Gulat juga populer. Para atlet dilatih dengan
tekun dan pemenangnya mendapat hadiah besar. Kesukuan, kebangsaan dan tingkat
sosial sedikit artinya, karena tujuannya adalah daya tahan dan prestasi.
Apakah pelajaran penting yang dapat diperoleh pembaca surat Paulus bagi
kehidupan Kristen dari ayat-ayat di bawah ini? 1 Kor. 9:24-27; Gal. 5:7; 1 Tim.
6:12; 2 Tim. 2:5.
1 Kor. 9:24-27;
9:24. Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang
pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja
yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu
memperolehnya!
9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam
pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk
memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota
yang abadi.
9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku
bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya
seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku
sendiri ditolak.
Gal. 5:7;
5:7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang
menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi?
1 Tim. 6:12;
6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan
rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau
ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
2 Tim. 2:5
2:5 Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota
sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.
Mulai pada zaman Kaisar Augustus, kaisar-kaisar Romawi menggantikan
prajurit-prajurit sementara dengan tentara berprofesi penuh, ditempatkan di
seluruh kekaisaran Roma, dengan senjata dan perlengkapan distandarisasi dan
ditingkatkan. Di zaman Paulus, tentara direkrut dari berbagai etnis dan kelompok
kebangsaan, apakah warga negara Roma atau bukan. Sebagai imbalan atas upah yang
diberikan di akhir masa tugas, para prajurit mengikrarkan kesetiaan penuh
kepada kaisar yang memerintah, yang pada waktu-waktu konflik akan langsung
memimpin mereka ke medan perang.
Dalam ayat-ayat di bawah ini, perbandingan apakah yang dibuat oleh Paulus
antara menjadi prajurit dan kehidupan Kristen? 2 Kor. 10:4, 5; Ef. 6:10-18; 1
Tim. 6:12; 2 Tim. 2:3, 4.
2 Kor. 10:4, 5;
10:4 karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah
senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang
sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan
setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan
akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
Ef. 6:10-18;
6:10. Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di
dalam kekuatan kuasa-Nya.
6:11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah,
supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan
daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,
melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
6:13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata
Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan
tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
6:14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran
dan berbajuzirahkan keadilan,
6:15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil
damai sejahtera;
6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab
dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh,
yaitu firman Allah,
6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap
waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan
yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
1 Tim. 6:12;
6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan
rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau
ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
2 Tim. 2:3, 4
2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik
dari Kristus Yesus.
2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak
memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia
berkenan kepada komandannya.
Dalam surat Paulus yang mungkin paling akhir, ia
menerapkan, baik menjadi prajurit maupun menjadi olahragawan, kepada pandangan
hidupnya sendiri sebagai seorang misionaris Kristen: "Aku telah
mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah
memelihara iman" (2 Tim. 4:7). Di dalam cara
apakah iman itu merupakan suatu perjuangan, dan dalam cara apakah iman itu adalah
suatu perlombaan? Bagaimanakah Anda telah mengalami kenyataan dari dua
perumpamaan ini dalam kehidupan Kristen Anda sendiri? Perumpamaan manakah yang
paling baik untuk menggambarkan pengalaman pribadi Anda, dan mengapa?
Selasa
15 September
Paulus dan Hukum
"Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum
Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya" (Rm. 3:31). Hukum-hukum
manakah yang Paulus bicarakan di sini?
Dalam surat-surat Paulus terjemahan bahasa Inggris,
kata hukum taurat muncul kurang lebih 130 kali, dan dalam kitab Kisah
Para Rasul, kira-kira 20 kali. Paulus berusaha supaya para pendengar dan
pembaca, apa pun latar belakangnya, mengerti bahwa "hukum taurat"
mengandung beberapa arti, khususnya bagi orang Yahudi. Hukum seperti Sepuluh
Perintah berlaku bagi semua orang di sepanjang masa. Tetapi hukum-hukum yang
lain dalam Perjanjian Lama, dan dalam kebudayaan Yahudi, Paulus anggap tidak
berlaku lagi untuk orang Kristen.
Dalam tulisan-tulisannya rasul menggunakan kata
hukum Taurat secara luas sehubungan dengan aturan-aturan upacara agama,
hukum sipil, hukum-hukum kesehatan, hukum-hukum pentahiran. Ia menulis tentang
hidup "di bawah hukum Taurat" (Rm. 3:19) dan tentang hidup
"dibebaskan dari hukum Taurat" (Rm. 7:6). Ia menggambarkan
suatu "hukum dosa" (Rm. 7:25) tetapi juga "Taurat [yang]
adalah kudus" (Rm. 7:12). Ia menyebut juga "hukum Musa" (1
Kor. 9:9) tetapi juga "hukum Allah" (Rm. 7:25). Bagi
orang-orang bukan Yahudi ucapan-ucapan itu agak membingungkan, tetapi bagi umat
asal Yahudi yang dibesarkan dalam kebudayaan Yahudi, konteksnya menjelaskan
hukum mana yang dimaksud.
Bacalah Roma 13:8-10; Roma 2:21-24; 1 Korintus
7:19; Efesus 4:25, 28; 5:3; 6:2. Bagaimanakah ayat-ayat ini membantu kita
mengerti bahwa hukum moral Allah, Sepuluh Perintah, tidaklah ditiadakan di
salib?
Roma
13:8-10;
13:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun
juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi
sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
13:9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh,
jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul
dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia,
karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Roma
2:21-24;
2:21 Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain,
tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan
mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri?
2:22 Engkau yang berkata: "Jangan berzinah,"
mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa
engkau sendiri merampok rumah berhala?
2:23 Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau
sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu?
2:24 Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena
kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain."
2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum
Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi
gunanya.
1
Korintus 7:19;
7:19 Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting.
Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.
Efesus
4:25, 28; 5:3; 6:2
4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar
seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi,
tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan
tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang
berkekurangan.
5:3. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau
keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi
orang-orang kudus.
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu
perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
Paulus menyadari bahwa hukum-hukum upacara, yang
merinci bagaimana seseorang menghampiri Allah melalui keimamatan, Bait Suci
orang Ibrani, persembahan-persembahan dan korban, tidak lagi berlaku setelah
penyaliban. Hukum-hukum itu telah menyelesaikan lugasnya pada waktunya, tetapi
sekarang tidak diperlukan lagi. (Poin ini menjadi jelas sekali setelah Bait
Suci dihancurkan).
Tetapi lain halnya dengan hukum moral yang
disampaikan dengan Sepuluh Perintah. Dalam surat-suratnya, Paulus mengutip
beberapa dari Sepuluh Hukum dan menyinggung yang lainnya sebagai tuntutan etika
universal bagi semua orang, orang Yahudi ataupun bukan Yahudi. Setelah menulis
menentang praktik dosa, Paulus tidak pernah mengurangi sedikit pun hukum yang
mendefinisikan apa artinya dosa itu. Hal itu akan memberi arti yang sama
dengan mengatakan kepada seseorang supaya jangan melebihi kecepatan maksimum,
dan pada waktu yang sama mengatakan juga bahwa rambu-rambu batas kecepatan
sudah tidak berlaku.
Rabu
16 September
Salib dan Kebangkitan
"Sebab aku telah memutuskan untuk tidak
mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang
disalibkan" (1 Kor. 2:2).
Tidak diragukan, salib Kristus menjadi pusat bagi
seluruh kehidupan dan ajaran Paulus. Tetapi Paulus tidak mengajarkan salib di
dalam suatu kehampaan; malah, ia mengajarkannya dalam konteks ajaran-ajaran
yang lain juga; satu di antaranya, mungkin yang paling erat hubungannya dengan
salib, adalah kebangkitan, yang tanpa itu maka salib itu menjadi sia-sia.
Bacalah 1 Korintus 15:12-22. Apakah yang dikatakan
ayat-ayat ini yang menunjukkan betapa pentingnya kematian dan kebangkitan Yesus
bagi Injil? Mengapakah pengertian yang tepat tentang kematian sebagai tidur itu
penting untuk menjadikan ayat-ayat ini bermakna? Yaitu, jika orang-orang yang
mati di dalam Kristus sudah berada di surga, tentang apakah yang Paulus
bicarakan di sini?
1
Korintus 15:12-22
15:12. Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus
dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang
mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
15:13 Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka
Kristus juga tidak dibangkitkan.
15:14 Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka
sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
15:15 Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap
Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan
Kristus--padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang
mati tidak dibangkitkan.
15:16 Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan,
maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
15:17 Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka
sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
15:18 Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam
Kristus.
15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh
pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari
segala manusia.
15:20. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang
telah meninggal.
15:21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang
manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
15:22 Karena sama seperti semua orang mati dalam
persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali
dalam persekutuan dengan Kristus.
Sayang sekali, kebanyakan dari tradisi-tradisi
Kristen dan juga agama-agama non-Kristen, sangat percaya pada kekekalan jiwa
manusia. Untuk menentang kepercayaan ini, Paulus menekankan berulang kali
bahwa:
1. Hanya Allah
yang tidak takluk pada maut (1 Tim. 6:16);
2.
Hidup kekal adalah pemberian Allah kepada yang
selamat (1 Tes. 4:16);
3.
Kematian adalah suatu tidur sampai Kristus datang
(1 Tes. 4:13-15; 1 Kor. 15:6, 18, 20).
Ibadah dalam hampir semua agama mencakup sejumlah
ajaran palsu yang didasarkan pada konsep yang salah tentang kekekalan jiwa.
Kesalahan-kesalahan ini mencakup hal-hal seperti reinkarnasi, berdoa kepada
orang-orang kudus, pemujaan roh-roh nenek moyang, suatu neraka kekal yang
menyala- nyala, dan banyak lagi praktik-praktik Zaman Baru seperti proyeksi
bintang. Suatu pengertian yang benar akan ajaran Alkitab tentang kematian
adalah sa- tu-satunya perlindungan nyata terhadap penipuan-penipuan besar ini.
Sangat disayangkan juga, bahwa mereka yang menunjukkan kecenderungan terkuat
untuk menentang penerimaan akan kebenaran ini adalah orang-orang Kristen dari
golongan-golongan lain.
Seorang umat percaya, menutup mata dalam kematian
dan, sesudah saat yang pendek dalam kegelapan dan kesunyian, dibangunkan untuk
hidup kekal pada kedatangan Yesus yang kedua kali. Apakah yang dinyatakan oleh
kebenaran tentang keadaan orang mati ini kepada kita mengenai tabiat Allah?
Kamis
17 September
Akur
Paulus adalah seorang pekerja keras dengan
kepribadian yang kuat dan teguh pada tujuan. Orang-orang seperti itu dapat
bekerja sendirian dengan sedikit sahabat tetapi banyak pengagum. Walaupun
demikian, dalam perjalanannya ia sering ditemani dua atau tiga teman bekerja.
Setidaknya delapan teman sekerjanya yang dekat disebutkan namanya (Kisah
13:2; 15:22, 37; 16:1-3; 19:22; Kol. 4: 7,10,11; Flm. 24). Pada jumlah ini
dapat juga ditambahkan 24 orang yang ada dalam daftar penerima salam di dalam
Roma 16, selain salam umum pada keluarga-keluarga.
Rasul ini percaya pada kerja kelompok, khususnya
dalam situasi perintisan. Tetapi pada waktu yang sama juga, kadang-kadang ia
berbenturan dengan teman sekerjanya.
Bacalah Kisah 15:38-41. Apakah yang terjadi di
sini, dan apakah yang dapat kita ketahui tentang sifat manusiawi bahkan dari
para pekerja Tuhan yang besar ini?
Kisah
15:38-41
15:38 tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak
baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak
mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.
15:39 Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga
mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus.
15:40 Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan
oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan
15:41 berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia
sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ.
"Di sinilah Markus, diliputi dengan ketakutan
dan kekecewaan, ragu-ragu untuk sementara waktu dalam maksudnya untuk
memberikan dirinya dengan sepenuh hati kepada pekerjaan Allah. Tidak biasa
dengan kesukaran, ia putus asa oleh bahaya dan penderitaan di perjalanan....
Karena kepergian ini menyebabkan Paulus menghakimkan Markus dengan tidak
menyenangkan, malahan dengan kejam pada saat itu. Sebaliknya Barnabas,
cenderung untuk memaafkan dia sebab ia kurang berpengalaman. Ia merasa cemas
dan ia ingin agar Markus tidak meninggalkan pekerjaan kependetaan, karena ia
melihat di dalamnya kesanggupan yang akan melayakkan dia untuk menjadi pekerja
yang berguna bagi Kristus."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7,
hlm. 143, 144.
Catatan dalam kitab Kisah Para Rasul menyatakan
bahwa Paulus mengharapkan kawan-kawannya tabah di dalam kerja keras dan
bahaya-bahaya bagi misi mereka. Bagi Paulus, suatu tim yang erat merupakan
suatu jemaat dalam bentuk mini. la menekankan tentang pentingnya membuat contoh
yang baik, suatu bentuk teladan untuk misi. Suatu hubungan yang mesra, namun
patuh antar anggota tim menjadi suatu teladan bagi jemaat-jemaat, yang kerap
dibangun di atas kekeluargaan. Tim itu juga menjadi suatu lingkungan yang
ideal bagi pelatihan para penginjil dan misionari baru. Tentu, terkadang tidak
selalu berjalan mulus, seperti dalam kasus Yohanes Markus.
Bacalah 2 Timotius 4:11. Apakah yang ditunjukkan
ayat ini tentang pertumbuhan dan pengampunan?
2 Timotius
4:11
4:11 Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah
Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.
Kita semua kita melakukan kesalahan. Bagaimanakah
Anda belajar mengampuni mereka yang kesalahan-kesalahannya telah menyakiti
Anda? Pikirkan juga tentang mereka yang telah Anda sakiti dengan kesalahan
Anda. Bagaimanakah Anda berupaya menyembuhkan dalam situasi-situasi itu? Atau,
jika Anda belum melakukannya, mengapakah tidak sekarang?
Jumat
18 September
Pendalaman: Rasul Paulus telah dibandingkan dengan Pengaruh
Kupu-ku- pu dalam Teori Kacau-balau: Bahwa "kepakan sayap-sayap seekor
kupu-kupu di California, menyebabkan suatu puting beliung di Asia."
Karyanya sebagai seorang penulis dan pengkhotbah membantu mengubah suatu sekte
Yahudi yang tidak jelas di suatu sudut kekaisaran Roma, menjadi suatu agama
dunia. Pemikiran yang dikemukakan di dalam 13 surat telah menggalang pengaruh
yang lebih besar dari pada sastra Yunani kuno lainnya yang ukurannya sebanding.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.
Paulus menghindari mati syahid dengan melarikan
diri ke Atena, pusat intelektual dunia Romawi-Yunani. Kota-kota menyediakan
tempat bermukim bagi pengungsi, termasuk orang-orang Kristen. Sang rasul tidak
membuang-buang waktu; setelah memerhatikan tugu-tugu agamawi kota itu, ia berbicara
dengan orang Yahudi dan berkhotbah di pasar-pasar. Bacalah Kisah 17:16-31.
Pendekatan apakah yang diambil Paulus dengan orang-orang ini, dan bagaimanakah
hal itu membantu kita mengerti perlunya merajut peka- baran untuk berbagai
kelompok orang? Pada waktu yang sama, perhatikan bagaimana Paulus sama sekali
tidak meremehkan atau mengompromikan kebenaran agar bisa menjangkau orang-orang
ini. Dalam upaya kita menjangkau orang lain, bagaimanakah kita dapat memastikan
bahwa kita tidak menyesuaikan kepercayaan- kepercayaan inti kita?
2.
Mengapakah ajaran tentang keadaan orang mati itu
menjadi sangat penting? Dari beberapa kesalahan dan penipuan apakah kita dapat
terlindung kalau kita mengerti kebenaran tentang keadaan orang mati ini?
3.
Renungkan pertanyaan tentang peran tanda-tanda
ajaib terkait dengan iman, dan juga peran logika dan akal. Dalam UKSS, persilahkan
mereka yang mau untuk ceritakan bagaimana mereka menjadi percaya, dan apakah
peran faktor-faktor seperti tanda- tanda ajaib, atau logika, dan lain-lain, di
dalam pengalaman mereka. Juga apakah seharusnya peran mereka, bukan hanya
dalam menerima iman, tetapi juga dalam mempertahankan iman?
4.
Bagaimanakah mayoritas orang dalam komunitas Anda?
Apakah latar belakang mereka? Apakah jenis kepercayaan yang paling umum?
Berdasarkan pengertian Anda tentang kepercayaan mereka, pikirkan dengan
hati-hati, pendekatan terbaik untuk menjangkau mereka. Beberapa celah apakah
yang menjadi jalan masuk untuk hubungan dengan cara yang tidak melukai
perasaan mereka?
PENUNTUN GURU
Ringkasan
Pelajaran
Ayat Inti: 1 Korintus 1:22-24
1:22 Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang
Yunani mencari hikmat,
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan:
untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan
Yahudi suatu kebodohan,
1:24 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang
Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat
Allah.
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Bahwa Allah mengomunikasikan pekabaran-Nya melalui
berbagai metode kepada orang yang berbeda.
Merasakan: Menghargai
bahwa manusia memiliki perbedaan budaya dan pemahaman dan Allah akan menyatakan
diri-Nya dalam cara yang berbeda.
Melakukan: Menerima
metode yang baru dan kreatif dalam bersaksi meskipun metode itu belum pernah
dicoba dan bukan metode yang biasa dilakukan.
Garis Besar Pelajaran:
I.
Mengetahui: Manusia Berpikir dan Merasakan Sesuatu
Dengan Cara yang Berbeda
A.
Rasul Paulus membuat perbedaan yang mencolok dalam
pendekatan rohani terhadap orang Yahudi dan terhadap orang Yunani (1 Kor.
1:22). Perbedaan apakah yang Anda lihat di antara sahabat dan keluarga
Anda?
B.
Paulus berkata bahwa dia menjadi
"segala-galanya bagi semua orang" supaya dia dapat memenangkan mereka
bagi Yesus (1 Kor. 9:19-23). Bagaimanakah Paulus memperagakan hal ini
dalam pelayanannya?
C.
Kalau saja mengkhotbahkan Yesus Kristus menjadi
"batu sandungan" bagi orang Yahudi dan "kebodohan" bagi
orang Yunani, apakah ada cara di mana Paulus dapat membagikan doktrinnya dalam
cara yang lebih halus kepada para pendengarnya (1 Kor. 1:23)?
II.
Merasakan: Kepekaan Terhadap Perbedaan
A.
Langkah-langkah praktis apakah yang dapat saya
ambil agar dapat lebih peka terhadap perbedaan budaya ketika bersaksi kepada tetangga
dan sahabat-sahabat?
B.
Berapa seringkah kita mempelajari kembali tata
ibadah kita agar dengan "mudah dapat diikuti oleh peribadat"?
III.
Melakukan: Turut Terlibat dalam Misi Lintas budaya
A. Bagaimanakah saya secara sadar melakukan prinsip
Paulus "segalanya bagi semua orang"—menyesuaikan pekabaran dan menyampaikannya
dalam berbagai cara, tanpa kompromi?
A. Perubahan sederhana apa sajakah yang dapat kita buat untuk menjamin
bahwa mereka yang berasal dari latar belakang bukan Kristen lebih nyaman
berkunjung ke gereja kita?
Rangkuman: Allah mengundang kita untuk membagikan kabar baik
keselamatan dalam cara yang menarik dan berkesan bagi orang-orang dengan latar
belakang yang berbeda-beda.
Siklus Belajar
LANGKAH 1 - Memotivasi
Fokus Alkitab: 1 Korintus 1:22-24
Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Pekabaran dari
Allah tidak pernah ketinggalan zaman, namun hal itu harus disampaikan dalam
berbagai cara kepada setiap orang dengan latar belakang yang berbeda sehingga
dapat menarik perhatian mereka, membuka pengertian mereka, dan memenangkan hati
mereka.
Untuk Guru: Rasul Paulus menyesuaikan bahasa
dan metode misionarisnya sesuai dengan pendengarnya. Sepanjang sejarah, para
misionaris telah mengikuti teladannya. Ketika misionaris Advent, Fernando dan
Ana Stahl, mulai bekerja di antara penduduk asli di Peruvian Andes, mereka
mencoba menjual buku dari rumah ke rumah. Segera mereka menyadari bahwa ini
bukanlah metode yang efektif di antara populasi yang miskin yang pada saat itu
95 persen masih buta huruf. Lalu mereka mengubah pendekatan mereka—membuka
sekolah, klinik, dan pasar.
Beberapa waktu kemudian, anggota kongres bernama Jose Antonio Enci- nas
menuliskan: "Yang paling mendasar adalah bahwa mereka [umat Advent]
mengubah kehidupan orang Indian, menjadikan mereka menjadi masyarakat yang
beradab, memuat mereka sadar akan hak-hak dan kewajiban mereka, memisahkan
mereka dari kokain dan alkohol, menghilangkan prasangka, menyembuhkan penyakit,
menunjukkan cara yang paling baik menuju manusia yang
bermartabat."-—Quoted in J. Samuel Escobar, "Religion and Social
Change at the Grass Rools in Latin America, " Annals of the American Academy
of Political and Social Science, jld. 554 (Nov. 1997): hlm. 100.
Diskusikanlah: Ajaklah anggota kelas untuk
mempertimbangkan prinsip- prinsip pelayanan yang efektif dari teladan Paulus.
Bagaimanakah mereka dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip itu sekarang ini?
LANGKAH 2 - Menyelidiki
Untuk Guru: Saat Anda mempelajari perbedaan
berbagai metode penyampaian Firman Allah kepada manusia, pastikan bahwa hal
ini tidak sampai mengompromikan kebenaran. Hal ini hanya berfokus pada
cara-cara atau metode yang dapat diterima dan dimengerti oleh para
pendengarnya.
Komentar Alkitab
I. Ahli Menggunakan Kiasan
(Pelajari
kembali 1 Timotius 6:12 dengan UKSS.)
"Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar" adalah salah
satu metafora yang sangat berkuasa dalam pelajaran minggu ini (1 Tim. 6:12).
Metafora, atau rangkaian kata-kata, yang dapat menolong kita melihat suatu hal dengan lebih jelas—metafora dapat memperdalam makna dalam berkomunikasi.
Beberapa dari kiasan tentang Kekristenan datang dari tulisan Paulus.
Perhatikanlah, salah satu pernyataan Paulus: "Jadi kamu bukan lagi hamba,
melainkan anak" (Gal. 4:7). Pernyataan ini merupakan suatu gambaran
yang indah untuk melukiskan kebebasan dan rasa memiliki yang datang dari Yesus.
Dalam suratnya ke Roma, Paulus menggunakan
ilustrasi tubuh manusia untuk menggambarkan keadaan gereja: "Sebab sama
seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua
anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak,
adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota
yang seorang terhadap yang lain" (Rm. 12:4, 5). Ini merupakan
gambaran yang sangat kaya makna sehingga dapat menolong kita lebih baik
memahami bagaimana gereja berfungsi di bawah tuntunan Allah. Paulus memikirkan
gambaran yang sama dalam nasihatnya yang dituliskan dalam surat pertamanya ke
Jemaat Korintus (12:12-26). Beberapa metafora rasul Paulus terkadang
membuat orang takjub: dia menyamakan dirinya dengan wanita yang merasakan sakit
bersalin (Gal. 4:19) dan seperti seorang ibu yang menyusui bayinya (1
Kor. 3:1, 2).
Tetapi kemungkinan besar metafora Rasul Paulus yang
paling kuat digunakan untuk menggambarkan keselamatan. Dalam kata-kata kiasan
berikut, dia menyamakan keselamatan dengan pengalaman seorang anak yang
diadopsi (Rm. 8:15), didamaikan (Rm. 5:10), dibenarkan (Gal.
2:16), dibebaskan (Rm. 6:18), menikah (Rm. 7:2-4), ditebus
(Ef. 1:7), dan penerima warisan (Rm. 8:17).
Masing-masing cerita dan metafora tentang
keselamatan merupakan jendela kepada kebenaran tentang keselamatan. Jika kita berfokus
hanya pada salah satu metafora, maka kita akan kehilangan makna yang terkandung
dalam metafora lainnya. Sebagai contoh, metafora Paulus tentang penebusan dan
pembenaran memiliki gaung yang mirip dengan orang-orang yang masuk ke dalam
sistem hukum Roma.
Ketika kita memaparkan kabar baik tentang Yesus,
sebagaimana Paulus, kita harus benar-benar memerhatikan agar istilah-istilah
yang digunakan adalah yang paling mudah untuk dimengerti oleh para pendengar.
Pertimbangkanlah: Bilamana Anda
membagikan Injil kepada orang yang belum percaya dan tidak memiliki latar
belakang Kristen, metafora apakah yang terbaik untuk digunakan menurut Anda?
Apakah perumpamaan Yesus yang cocok untuk situasi seperti itu?
II. Mengunjungi Jiwa-jiwa di Tempat Mereka Berada
(Pelajari
kembali 1 Korintus 1:22-24 dengan UKSS.)
Seringkali kita berpikir tentang misi kita kepada
masyarakat, kita memikirkan berbagai metode untuk membawa mereka ke gereja.
Lalu kita membahas khotbah yang sangat meyakinkan, musik yang membawa
inspirasi, dan anggota yang bersahabat. Lalu kita mengundang masyarakat
sekitar untuk hadir di acara khusus di gereja yang menurut kita sangat menarik
bagi tamu-tamu.
Semua hal ini sangatlah penting, namun kita jangan
pernah melupakan bahwa keseluruhan ide tentang misi adalah supaya kita pergi
menjumpai orang banyak di tempat mereka berada, gantinya mengharapkan mereka
datang kepada kita. Yesus mendemonstrasikan hal ini dalam misi inkarnasi-Nya
ketika Dia turun dari surga dan "diam" di antara kita (Yohanes
1:14).
Rasul Paulus mengikuti teladan Yesus untuk
mengunjungi orang di mana dia berada. Dia mengunjungi semua lompat yang dapat
dia kunjungi, menjumpai orang di pasar, di jalan, di Aroopugus. Dan dia
mengetahui bahwa sebuah pelayanan yang efektif haru.'; dimulai dari tempat di
mana jiwa-jiwa itu berada, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka,
sebelum menuntun mereka kepada suatu kondisi yang selaras dengan kehendak
Yesus.
Dalam ayat hari ini, Paulus berkata bahwa dia mengkhotbahkan "Kristus
yang tersalib" bagi orang Yahudi dan Bukan Yahudi. Meskipun hal ini benar,
dia menyesuaikan pekabarannya kepada para pendengarnya. Sebagai contoh, dalam
Kisah 14, dia dan Barnabas mengunjungi kota penyembah berhala yang bernama Listra,
dan tidak sekalipun mereka menyebutkan tentang Kristus yang tersalib. Tetapi,
sebelumnya, saat dia berbicara kepada orang Yahudi, Paulus berbicara tentang kematlan dan
kebangkltan-Nya (Kisah 13:31-39). Akan tiba saatnya
untuk mencritakan tentang penyaliban Kristus kepada para penyembah berhala,
namun terlebih lebih dahulu dia perlu melakukan persiapan rohani untuk mereka.
Pertimbangkanlah:
1.
Bagaimanakah kita bisa mengetahui saat yang tepat untuk
membagikan suatu kebenaran tertentu kepada orang lain?
2.
Apakah batasan yang kita buat untuk memastikan
bahwa dalam kerinduan kita untuk menjalin persahabatan dengan orang lain, kita
tidak terburu buru membagikan seluruh pekabaran kita?
LANGKAH 3 -
Mempraktikkan
Untuk Guru: Ellen G. White menyarankan kepada kita agar
tidak "meniru pola kerja tertentu" tetapi menyesuaikan metode-metode
penginjilan kita dengan cara yang kreatif,—Evangelism, hlm. 106. Namun,
bukan berarti apabila sebuah ide jangkauan keluar merupakan sesuatu hal yang
baru dan penuh imajinasi tidak
selamanya hal itu akan menjadi suatu metode yang efektif dalam
membawa jiwa-jiwa kepada Kristus? Selidikilah bersama anggota kelas berbadai
cara untuk memastikan apakah ide-ide baru tersebut cocok untuk situasi dan
kondisi di jemaat lokal.
Pertanyaan Penerapan: Ellen G.
White memberikan nasihat supaya kita: "Berhati-hati agar tidak
menyampaikan kebenaran sedemikian rupa sehingga menimbulkan prasangka, dan
menutup pintu hati kepada kebenaran."—Evangelism,, hlm. 141.
Bagaimanakah kita dapat mengomunikasikan kebenaran kekal seperti hari Sabat atau
keadaan orang mati dalam suatu cara yang tidak menimbulkan prasangka?
Aktivitas: Bagi anggota kelas menjadi 3-4
kelompok dan minta agar setiap kelompok membahas sebuah kebenaran rohani
(doktrin) di hadapan seorang pendengar yang "sukar menerima pendapat."
Contoh:
Kebenaran rohani—"Kedatangan
Yesus" dan kelompok pendengar yang sulit dihadapi—"sekelompok
professional yang terpelajar." Atau, Kebenaran rohani—"Allah
menciptakan dunia" dan Pendengar yang sulit dihadapi "beberapa
mahasiswa."
Diskusikanlah: (a) Bagaimana membangun rasa
percaya dan menarik perhatian pada topik tersebut, kemudian (b) cara tertentu
yang dapat mengomunikasikan kebenaran kepada kelompok pendengar ini. Langkah
apakah yang sangat mudah dilakukan dalam proses itu? Apakah kita kadangkala
memfokuskan energi kita pada langkah pertama—membangun jembatan dan tidak
cukup perhatian diberikan—untuk mengomunikasikan kebenaran? Diskusikan bersama
anggota kelas apa yang Anda pelajari dalam latihan ini.
Pertanyaan Untuk Didiskusikan: Salah satu
bahaya di mana kita terlalu fokus kepada keinginan kita agar tidak menyinggung
perasaan atau berbicara tidak sopan akhirnya kita tidak pernah benar-benar
membagikan iman kita. Bagaimanakah kita menjaga keseimbangan dalam bersaksi?
LANGKAH 4 - Menciptakan
Untuk Guru: Selidikilah bersama anggota
kelas betapa berpengaruhnya lambang-lambang dalam kehidupan sehari-hari.
Perhatikan bagaimana sebuah lambang memiliki peran yang sangat penting dalam
sebuah website di mana simbol itu dapat menjadi petunjuk untuk dapat
mengetahui di mana yang harus di "klik" untuk melakukan suatu
tindakan tertentu atau mendapatkan suatu informasi. Sebagai contoh, lambang
amplop untuk "mengirim" atau lambang kereta belanja untuk melihat
pesanan online atau lambang kaca pembesar untuk "mencari."
Lambang-lambang ini adalah metafora yang dapat dilihat. Para penjual paham
betul betapa berkuasanya sebuah lambang dalam iklan. Diskusikan bersama
anggota kelas pentingnya simbol-simbol dalam kehidupan rohani kita dan
cara-cara di mana sebuah kiasan dapat lebih bermakna bagi orang tertentu.
Aktivitas: Baca bersama
anggota kelas beberapa metafora Yesus tentang kerajaan Allah. (Pelajari kembali
Matius 13 untuk kumpulan terbesar mengenai "perumpamaan tentang kerajaan
Allah," seperti kerajaan surga bagaikan jala ikan, harta terpendam, ragi,
dst.)
Undanglah anggota kelas secara pribadi atau dalam kelompok kecil untuk
mempelajari metafora terkini tentang keselamatan. Perumpamaan apakah yang dapat
kita gunakan pada saat ini? Doronglah mereka agar memberikan ide-ide kreatif
(contohnya, kerajaan Allah seperti internet, atau Allah adalah pakar dalam
mendaur ulang). Setelah beberapa menit, undanglah seseorang untuk membagikan
ide-ide mereka dan diskusikanlah bagaimana metafora modern ini dapat memengarui
orang dengan latar belakang yang berbeda-beda.
BERITA MISI
Hidup
yang Diubahkan
Bangladesh
By Swapon Sircar
Nama saya Swapon Sircar, dan saya datang dari daerah Khulna, Bangladesh. Saya
dilahirkan di keluarga Hindu, dan penduduk di tempat saya tinggal semuanya
beragama Hindu.
Ketika saya masih kecil, beberapa orang Kristen
datang ke desa kami. Mereka menawarkan banyak hal kepada kami dan meyakinkan
kami untuk menerima agama Kristen. Kebanyakan penduduk di desa kami miskin,
jadi mereka menjadi Kristen agar supaya menerima barang-barang mereka. Beberapa
bulan kemudian mereka kembali memeluk agama Hindu.
Tahun demi tahun berlalu dan suatu kali, beberapa orang
laki-laki datang ke desa kami. Mereka mulai berkhotbah, dan khotbah mereka
benar-benar menarik. Mereka berbicara tentang Seseorang yang bernama Yesus,
yang mengasihi kami dan mati untuk kami. Mereka juga menceritakan beberapa hal
yang Yesus telah lakukan selama Ia berada di atas dunia ini. Khotbah mereka
menyentuh hati saya.
Orang-orang itu tinggal untuk sementara waktu di desa
kami dan mengunjungi rumah-rumah di daerah kami. Khotbah mereka dan tingkah
laku mereka memengaruhi saya. Pada saat pertemuan terakhir mereka, saya
mengungkapkan keinginan saya untuk belajar lebih banyak tentang Yesus dan
menjadi seorang Masehi Advent Hari Ketujuh. Saya masih mengingat bagaimana
khotbah pendeta itu mengubah hidup saya. Saya senang mengetahui tentang Yesus
dan menjadi anggota gereja Advent.
Memiliki Kasih Allah
Orang-orang di desa saya sangat miskin – mereka
hidup dengan apa yang ditemukan tangan mereka untuk dimakan. Tidak seorang pun
dapat menolong mereka memenuhi kebutuhan mereka, jadi saya mencoba melakukan
apa yang dapat saya lakukan untuk menolong mereka. Saya mengajari anak-anak
miskin di desa yang tidak dapat bersekolah. Saya tidak memiliki uang untuk
menurunkan derajat kemiskinan mereka, namun apa yang benar-benar saya miliki
ialah kasih Allah. Jika seseorang sakit atau sedang memiliki masalah, saya
mengunjungi mereka dan berdoa bagi mereka. Saya menceritakan kepada mereka
tentang Yesus, yang mencintai dan memedulikan kita. Orang-orang itu senang
mendengar tentang Yesus – itu memberi mereka terang dan harapan untuk hidup.
Pada tahun 2012 setelah tamat dari program 1000
Misionaris, saya dan teman saya Amol berencana untuk mengadakan perjalanan
kembali ke rumah. Tiba-tiba dia mendapat sakit. Saya tidak tahu apa yang harus
saya lakukan, jadi diam-diam saya mulai berdoa. Setelah beberapa saat, Amol
merasa sedikit lebih baik, jadi kami bersiap-siap untuk pergi ke stasiun bus.
Ketika kami tiba, kami melihat bus itu sudah berjalan meninggalkan kami. Kami
sangat bingung karena kami melewatkan bus itu dan tidak memiliki uang lebih
untuk membeli tiket yang baru. Kami mulai berdoa kepada Allah untuk menolong
kami menemukan jalan untuk pulang ke rumah. Beberapa menit kemudian, penjaga
loket tiket bus datang kepada kami dan berkata bahwa bus yang lain sedang dalam
perjalanan menuju stasiun dan kami diizinkan untuk menaiki bus tersebut. Dalam
perjalanan pulang kami berterima kasih kepada Tuhan yang telah menolong kami.
Iman kami bertumbuh lebih kuat setelah kejadian itu.
Kuasa Doa
Saya dan teman-teman saya di desa sering terlibat
dalam kegiatan yang salah, tetapi pada saat saya menjadi Kristen, mereka sering
mengolok-olok saya. Suatu hari mereka datang ke rumah saya dan mengancam saya.
Mereka datang untuk mengatakan kepada saya agar berhenti berkhotbah di desa,
kemudian mereka pergi. Saya mulai berpikir apa yang dapat saya lakukan bagi
mereka, jadi saya mulai mendoakan mereka. Saya teringat satu ayat di dalam
Alkitab tentang doa yang tak berkesudahan, jadi saya terus berdoa agar Allah
dapat mengubah hati mereka sehingga mereka akan mulai melakukan hal-hal yang
baik. Beberapa hari kemudian, mereka kembali dan meminta maaf. Saya sangat
senang mendengar itu dan bersyukur karena Tuhan menjawab doa-doa saya. Sekarang
mereka melakukan pekerjaan yang baik dan membantu orang-orang di desa kami.
Allah kita adalah Allah yang Maha Kuasa; Ia mendengar doa-doa kita dan saya
sangat berterima kasih kepadaNya!
Saya beribadah kepada Tuhan setiap waktu karena Ia
mencintai saya dan melindungi saya dari yang jahat. Suatu ketika saya sakit
keras, ibu saya membawa saya ke dokter, tetapi dokter tidak dapat mengobati
saya. Kemudian ibu saya menjadi sangat khawatir sehingga ingin membawa saya
kepada dukun untuk diobati. Saya berkata kepadanya bahwa saya tidak memercayai
itu, dan bahwa hanya Tuhanlah yang dapat menyembuhkan saya dan kita harus
berdoa kepadaNya. Ibu saya mulai berdoa dan beberapa hari kemudian kesehatan
saya pulih kembali. Hal pertama yang saya lakukan ialah memuji Dia oleh karena
Ia memedulikan saya.
Pasal kesukaan saya di dalam Alkitab ialah Mazmur 23.
Setiap kali saya membacanya, saya dapat merasakan kasih Allah lebih dan lebih lagi. Pasal ini menginspirasi saya
untuk memandang kepada Tuhan, daripada memikirkan perkara duniawi. Ia
menyediakan segala sesuatu yang saya butuhkan. Pasal ini menguatkan saya untuk
menaruh iman dan keyakinan saya kepada Allah, dan itulah sebabnya saya sangat
menyukai ayat-ayat dalam pasal ini.
Sebagaimana yang telah saya sebutkan sebelumnya,
kebanyakan orang-orang di desa saya beragama Hindu. Saya membagikan tentang
Yesus kepada mereka, kasihNya kepada manusia, dan bagaimana Ia telah
menyerahkan hidupNya di kayu salib. Mereka sangat terkejut mendengar ini dan
tertarik untuk belajar lebih dalam lagi. Saya mengundang mereka ke gereja, dan
mereka sering datang. Saya terus berkhotbah dan membagikan kabar baik ini
kepada mereka. Tolong doakan saya agar saya dapat memenangkan jiwa bagi
Kristus.
Pelajaran 13
*19-2 5 September
Haruskah
Seluruh Dunia Mendengar?
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Kisah 4:12; Mzm. 87:4- 6; Yoh. 10:16; Rm. 2:12-16; Yoh. 14:6; Rm. 1:18.
AYAT HAFALAN:
"Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu,— menurut Injil yang kumasyhurkan
dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang
didiamkan berabad- abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang
menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para
nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman —bagi
Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan
sampai selama-lamanya! Amin" (Roma 16:25-27).
Ada yang menjawab bahwa keselamatan hanya ada pada
satu golongan Kristen saja; sebaliknya, yang lain percaya bahwa semua agama
adalah penuntun yang sama benar kepada Allah dan kepada hidup kekal.
Pada akhirnya, poin penting yang perlu diingat adalah bahwa Yesus telah
menunjukkan tabiat Allah kepada kita, dan hal ini banyak memberitahu kita
tentang kasih-Nya kepada semua manusia, dan kerinduan-Nya untuk menyelamatkan
sebanyak mungkin. Allah adalah Allah yang adil, dan bagaimanapun caranya ia
melakukannya, seruan akan terdengar melintasi langit: "Besar dan ajaib
segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala
jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!" (Why. 15:3).
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan
Sabat, 26 September.
No comments:
Post a Comment