*5-ll
September
Untuk Apple (Ibooks) dan Android(Moonreader atau FBReader) unduh di sini
Paulus:
Latar
Belakang dan Panggilan
SABAT
PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini,
Bacalah: Kis. 9:1; Flp. 3:6; 1 Kor. 15:10; Kis. 9:1-22; 26:18; Gal. 2:1-17.
AYAT HAFALAN: "Tetapi firman Tuhan kepadanya:
'Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan
nama- Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku
sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia
tanggung oleh karena nama-Ku'" (Kisah 9:15,16).
Lebih banyak yang diketahui tentang Paulus daripada orang Kristen mana pun
di abad pertama, la dikenang khusus karena kontribusi pentingnya bagi
penyebaran Kristen yang luar biasa dalam dua ribu tahun terakhir ini. Kunjungan-kunjungan
dan kegiatan-kegiatan misionarisnya kepada bangsa-bangsa sekitar Laut Tengah
menjadi teladan yang kuat bagi misi Kristen pada generasi berikutnya.
Paulus berjasa dengan mengangkat kemutlakan Alkitab dari kebudayaan Yahudi
di mana hukum-hukum sipil, upacara, dan moral terintegrasi dalam anyaman
kehidupan Yahudi sehingga sulit membedakan antara kebiasaan Yahudi dan apa
yang mereka pikir sebagai pekabaran kekal Allah kepada bangsa- bangsa.
Pekan ini,
pandangan pertama kita kepada seorang yang, selain Yesus sendiri, merupakan
tokoh yang paling utama dalam Perjanjian Baru.
*Pelajari pelajaran pekan ini
untuk persiapan Sabat, 12 September.
Minggu
6 September Saulus dari Tarsus
Saul dilahirkan di Tarsus, suatu kota penting dalam
rute perdagangan antara Siria dan Asia barat (Kisah 22:3). Tarsus adalah
pusat pendidikan dan industri aneka budaya dan untuk waktu singkat, menjadi
tempat tinggal Cicero, seorang juru pidato dan senator terkenal.
Orangtua Saul adalah seorang Yahudi Diaspora (orang
Yahudi yang tidak tinggal di tanah Israel) yang berasal dari suku Benyamin.
Nama lahirnya, Saul (bahasa Ibrani sha'ul), "diminta dari
Allah"—walaupun, sesudah memulai misinya kepada orang-orang bukan Yahudi
(Kisah 13:9), ia mengambil nama Paulus (bahasa Latin, nama suatu keluarga
Roma yang terkenal). Juga, karena ia adalah seorang Farisi, mungkin Paulus
mempunyai seorang istri, walau kita tidak mengetahui tentang dia sedikit pun.
Memang, kita tidak tahu banyak tentang keluarganya, walaupun disebut juga
seorang saudara perempuan dan kemenakannya (Kisah 23:16). Paulus juga
adalah seorang warganegara Roma (Kisah 22:25-28).
Saul mungkin dididik di sekolah sinagog di Tarsus
sampai usia 12, disusul dengan pendidikan kerabian di Yerusalem oleh seorang
Rabbi terkemuka (gelar kehormatan itu berarti "guru kami") Gamaliel
(Kis. 22:3). Seperti kebanyakan pria Yahudi, ia mempelajari satu
keterampilan, dalam hal ini, tukang kemah (Kisah 18:3).
Seperti yang sudah dikatakan, Paulus adalah seorang
Farisi (Flp. 3:5). Orang Farisi (artinya "orang yang
diasingkan") terkenal karena bersikeras bahwa semua hukum Allah, baik
yang tertulis dalam kitab Musa, maupun yang diturunkan secara lisan dari satu
angkatan Ahli Taurat ke angkatan lainnya, adalah mengikat bagi semua orang
Yahudi. Patriotisme keras dan ketaatan yang rinci pada hukum-hukum Yahudi
membuat mereka kelihatan seperti orang munafik dan suka mempersalahkan sesama
orang Yahudi. Paulus, tidak menyembunyikan fakta bahwa ia dan ayahnya adalah
orang Farisi (Kisah 23:6).
Latar belakang Paulus sebagai orang Farisi adalah suatu unsur penting dalam
pekerjaan misinya bagi bangsa Yahudi maupun bukan Yahudi. Sebagai orang Farisi
dia diperlengkapi dengan pengetahuan yang rinci akan Perjanjian Lama,
satu-satunya kitab yang tersedia bagi orang-orang Kristen awal. Juga mengajari
dia berbagai tambahan para Ahli Taurat, dan perluasan, hukum-hukum Perjanjian
Lama. Maka Paulus merupakan rasul yang paling memenuhi syarat untuk membedakan
antara kemutlakan Ilahi yang berbasis Alkitab, dan kekekalan di satu pihak
dengan tambahan-tambahan yang bersifat kebudayaan Yahudi, yang tidak mengikat,
sehingga bisa diabaikan oleh pengikut-pengikut Yesus yang bukan Yahudi, di
pihak yang lain. Seperti yang telah kita lihat, masalah ini akan menjadi
sangat penting dalam kehidupan gereja awal. Di masa kini juga, peran kebudayaan
dalam gereja tetaplah penting.
Manakah dari
kepercayaan-kcpercayaan Kristen kita yang sepertinya bertentangan secara tujuan
dengan kebudayaan sekitar? Bagaimanakah Anda menangani pertentangan ini tanpa
mengompromikan apa yang seharusnya tidak boleh dikompromikan?
Senin
7 September Paulus, Orangnya
Sifat-sifat kepribadian adalah respons khas
seseorang terhadap keadaan lingkungan sekitar, kebudayaan dan pendidikan.
Tabiat adalah gabungan sifat- sifat, mutu, dan kesanggupan-kesanggupan yang
membentuk kepribadian seseorang.
Bacalah Kisah 9:1; Filipi 3:6, 8; 1 Korintus 15:9,
10; 1 Timotius 1:16; Galatia. 1:14; dan 2 Korintus 11:23-33. Apakah yang
dikatakan ayat-ayat ini kepada kita tentang tabiat dan kepribadian Paulus?
Kisah
9:1;
9:1. Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk
mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
Filipi
3:6, 8;
3:6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang
kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan
akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah
aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku
memperoleh Kristus,
1
Korintus 15:9, 10;
15:9 Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul,
sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah
sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku
tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka
semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
1
Timotius 1:16;
1:16 Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam
diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan
seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang
kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.
Galatia.
1:14;
1:14 Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari
banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang
sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.
2
Korintus 11:23-33
11:23 Apakah mereka pelayan Kristus? --aku berkata
seperti orang gila--aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih
sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.
11:24 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali
empat puluh kurang satu pukulan,
11:25 tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari
dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku
terkatung-katung di tengah laut.
11:26 Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir
dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak
orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di
tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.
11:27 Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap
kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan
dan tanpa pakaian,
11:28 dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi,
urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat.
11:29 Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut
merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?
11:30 Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah
atas kelemahanku.
11:31 Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang
terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta.
11:32 Di Damsyik wali negeri raja Aretas menyuruh
mengawal kota orang-orang Damsyik untuk menangkap aku.
11:33 Tetapi dalam sebuah keranjang aku diturunkan dari
sebuah tingkap ke luar tembok kota dan dengan demikian aku terluput dari
tangannya.
Jelas, Paulus adalah seorang yang berkeyakinan dan
semangat besar. Sebelum pengalaman lahir barunya, ia menggunakan semangatnya
untuk menganiaya gereja mula-mula. Ia mendukung pembunuhan Stefanus (Kisah
7:58), memprakarsai pemenjaraan para pria dan wanita Kristen (Kisah
8:3), mengancam membunuh para murid (Kisah 9:1), dan menyusun
rencana penangkapan orang-orang Kristen di negeri asing (Kisah 9:2, Gal.
1:13).
Dalam waktu yang sama, kita menyaksikan juga,
betapa semangat dan kesungguh-sungguhannya itu dapat digunakan untuk kebaikan,
ketika ia mengabdikan hidupnya untuk pemberitaan Injil walaupun menghadapi
kesukaran dan tantangan yang luar biasa. Hanya orang yang pengabdiannya penuh
pada keyakinannya saja yang dapat melakukan seperti yang telah ia lakukan. Dan
walaupun kehilangan segala-galanya demi Kristus, semuanya itu dihitungnya
sebagai "sampah," yang berasal dari kosakata Yunani yang berarti
sesuatu yang tidak berguna, seperti sampah. Paulus mengerti apa yang penting
bagi kehidupan dan apa yang tidak penting.
Paulus juga seorang yang rendah hati. Itu tidak
diragukan, sebagian disebabkan oleh rasa bersalahnya karena telah menganiaya
orang Kristen sebelumnya sehingga ia memandang dirinya tidak layak bagi
panggilan yang mulia ini. Tetapi juga sebagai seorang yang memberitakan bahwa
kebenaran Kristus adalah satu-satunya harapan keselamatan kita, ia sadar betapa
berdosanya dia dibandingkan dengan Allah yang kudus, dan pengenalan akan hal
itu sudah lebih dari cukup untuk menjadikan dia tetap rendah hati, berserah,
dan berterima kasih.
"Seberkas sinar kemuliaan Allah, secara sinar
kemuliaan Kristus, menembusi jiwa membuat setiap noda kecemaran itu nyata
sekali, dan membentangkan kekurangan dan keburukan tabiat manusia,
diperlihatkannya keinginan- keinginan yang cemar, hati yang kurang percaya,
bibir yang najis."—Elien G. White, Kebahagiaan Sejati, hlm. 31.
Tak satu pun dari kita yang kebal terhadap
kesombongan. Bagaimanakah seharusnya memusatkan perhatian pada salib, dan
maknanya, akan menyembuhkan seseorang dari dosa itu?
Selasa
8
September Dari
Saulus Menjadi Paulus
Bacalah Kisah 9:1-22, kisah pertobatan Paulus.
Bagaimanakah pengalaman ini dikaitkan dengan panggilan misionarisnya? Lihat
juga Kisah 26:16-18.
Kisah
9:1-22
9:1. Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk
mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa
kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki
atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa
mereka ke Yerusalem.
9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat
kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu
suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau
menganiaya Aku?"
9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?"
Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana
akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."
9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan,
karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun.
9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya,
tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke
Damsyik.
9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga
hari lamanya ia tidak makan dan minum.
9:10. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias.
Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya:
"Ini aku, Tuhan!"
9:11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang
bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang
bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
9:12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa
seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke
atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."
9:13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah
kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya
terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
9:14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari
imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab
orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada
bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
9:16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa
banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
9:17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah
itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus,
saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang
engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan
penuh dengan Roh Kudus."
9:18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari
matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.
9:19 Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. (9-19b)
Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.
9:20 Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah
ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
9:21 Semua orang yang mendengar hal itu heran dan
berkata: "Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa
yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud
untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?"
9:22 Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia
membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia
membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias.
Kisah
26:16-18
26:16 Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku
menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi
tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang
akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.
26:17 Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan
dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka,
26:18 untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik
dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka
oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian
dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.
Sejak permulaan, sudah jelas bahwa Tuhan bermaksud
menggunakan Paulus untuk menjangkau orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Tidak ada
peristiwa lain dalam persiapan Paulus sebagai misionaris dan teolog yang lebih
penting daripada peristiwa pertobatannya; memang, sering di dalam kesaksiannya,
ia menceritakan tentang pengalaman itu. "Tetapi sekarang, bangunlah dan
berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi
pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan
tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti" (Kisah 26:16).
Paulus tidak dapat memberitakan atau mengajarkan tentang apa yang ia tidak
ketahui. Tidak, sebaliknya, ia mengabarkan dan mengajarkan apa yang ia sendiri
alami bersama Tuhan dan apa yang ia ketahui tentang Tuhan, dan selalu selaras
dengan Firman Allah. (Lihat Rm. 1:1, 2.)
Bacalah Kisah 26:18. Apakah yang akan menjadi hasil pekerjaan Paulus?
Kisah 26:18
26:18 untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik
dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka
oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian
dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.
Dari hal ini kita melihat lima hasil pekerjaan
misionaris sejati:
1.
Membuka mata orang. Menjadikan Allah dan Yesus itu
nyata, hadir, aktif, dan menarik.
2.
Beralih dari kegelapan kepada terang, dari
kebodohan kepada pengetahuan—suatu tema inti Injil. (Lihat Lukas 1:78, 79.)
3.
Berbalik dari kuasa Setan kepada Allah.
4.
Menerima pengampunan dosa. Masalah dosa mendapatkan
penyelesaiannya. Inilah inti pekabaran Kristen yang menghidupkan dan menyembuhkan.
5.
Mendapatkan.tempat di antara orang-orang yang
dikuduskan; artinya, keanggotaan dalam gereja Allah, tanpa pandang suku,
kelamin, atau bangsa.
Jika seseorang bertanya kepada
Anda, "Apakah pengalamanmu bersama Yesus? Apakah yang dapat Anda
ceritakan kepada saya tentang Dia?" Apakah yang Anda katakan?
Rabu
9 September Paulus di Ladang Misi
"Demikianlah dalam perjalanan keliling dari
Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah memberitakan sepenuhnya Injil
Kristus" (Rm. 15:19). Unsur penting apakah untuk pekerjaan misi
jenis apa pun yang dapat kita temui dalam ayat ini? Lihat juga 1 Kor. 1:23;
2:2; Gal. 6:14; FIp. 1:15-18.
1
Kor. 1:23; 2:2;
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan:
untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan
Yahudi suatu kebodohan,
2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui
apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Gal.
6:14;
6:14 Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain
dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan
bagiku dan aku bagi dunia.
Flp.
1:15-18
1:15 Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki
dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik.
1:16 Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab
mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil,
1:17 tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan
dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat
bebanku dalam penjara.
1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga,
Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal
itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,
Satu hal yang pasti tentang usaha misionaris
Paulus: Tidak peduli ke mana pun pergi, pekabaran tentang Kristus dan Dia yang
tersalib adalah inti pekabar- annya. Dengan demikian, ia telah setia kepada
panggilan yang telah diberikan kepadanya dari awal, bahwa ia harus memberitakan
tentang Yesus. Pekabaran untuk misi masa kini adalah jelas: Pekabaran yang lain
apa pun yang kita beritakan dan ajarkan (sebagai Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh, kita telah mendapatkan begitu banyak pekabaran yang perlu disampaikan
pada dunia), kita harus tetap menempatkan Kristus dan Dia yang tersalib di
depan dan inti semua pekerjaan misi dan jangkauan keluar kita.
Tetapi Paulus, tidak memberitakan Yesus hanya sebagai suatu kebenaran
obyektif dan berbicara dengan sesuka hatinya. Pokok utama dalam pekerjaannya
adalah membangun jemaat, memulai komunitas Kristen wilayah demi wilayah di
seluruh dunia di zamannya di mana pun ia berada. Dalam pengertian yang paling
benar, pekerjaannya ialah "penanaman gereja."
Tetapi ada lagi unsur yang lain dalam pekerjaan
misionaris Paulus. Bacalah Kolose 1:28. Kedengaran seperti apakah kata-kata
Paulus ini? Yaitu, apakah ini adalah penginjilan atau pemuridan?
Kolose
1:28
1:28 Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang
kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk
memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Bila seseorang banyak membaca surat-surat Paulus,
jelas bahwa sering surat-suratnya tidak bersifat penginjilan, setidaknya bukan
dalam arti istilah yang kita gunakan sekarang, yaitu menjangkau mereka yang
tidak ada gerejanya. Sebaliknya, banyak dari surat-surat itu yang ditulis
untuk membangun komunitas gereja. Dengan kata lain, dalam usaha misionaris
Paulus tercakup pekerjaan penggembalaan, peneguhan, dan pemeliharaan
gereja-gereja.
Jadi, dapat kita lihat, sekurang-kurangnya ada tiga unsur inti dalam kegiatan
misionaris Paulus: Memberitakan Yesus, penanaman jemaat, dan pemeliharaan
jemaat-jemaat yang telah didirikan.
Pikirkanlah saat Anda terakhir
kali bersaksi kepada seseorang, dalam kapasitas apa pun. Seberapa berpusatkah
Yesus atas apa yang Anda ucapkan? Bagaimanakah Anda yakin bahwa Anda tetap
menempatkan Dia sebagai pusat?
Kamis
10 September Misi dan Multikulturalisme
"Multikulturalisme" adalah istilah baru,
pertama kali muncul di media cetak pada tahun 1960-an, menurut Kamus Bahasa
Inggris Oxford. Bagi banyak masyarakat purba, hanya ada dua golongan
manusia—kita dan mereka, suku kita dan bukan suku kita. Bagi orang Yunani,
semua yang non-Yunani adalah "barbar." Bagi orang Yahudi, semua yang
lain adalah bangsa-bangsa kafir.
Seperti yang sudah kita lihat, keberhasilan misi kepada bukan Yahudi memaksa
gereja yang masih bayi dan pemimpin-pemimpinnya menghadapi perpecahan
Yahudi/bukan Yahudi. Masalah intinya adaiah apakah seorang bukan Yahudi boleh
menjadi Kristen tanpa terlebih dahulu menjadi seorang Yahudi.
Bacalah Galatia 2:1-17. Apakah yang terjadi di sini
dan bagaimanakah kisah ini menggambarkan, dalam caranya sendiri, tantangan
"multikulturalisme" dalam jangkauan keluar dan dalam misi?
Galatia
2:1-17
2:1. Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi
pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Tituspun kubawa juga.
2:2 Aku pergi berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada
mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan
Yahudi--dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang--,supaya
jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha.
2:3 Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan
aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya.
2:4 Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang
menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang
kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu
mereka dapat memperhambakan kita.
2:5 Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk
kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu.
2:6 Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang
itu--bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah
tidak memandang muka--bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak
memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.
2:7 Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa
kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat,
sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat
2:8 --karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada
Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah
memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat.
2:9 Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan
kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru
jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda
persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan
mereka kepada orang-orang yang bersunat;
2:10 hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin
dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.
2:11. Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku
berterang-terang menentangnya, sebab ia salah.
2:12 Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus
datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi
setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut
akan saudara-saudara yang bersunat.
2:13 Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku
munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan
mereka.
2:14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu
tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka
semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara
Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat
untuk hidup secara Yahudi?"
2:15 Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan
orang berdosa dari bangsa-bangsa lain.
2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan
oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus
Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami
dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum
Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena
melakukan hukum Taurat.
2:17 Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha
untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal
itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak.
"Pada akhirnya, ketika Petrus mengunjungi
Antiokhia, dia memenangkan kepercayaan banyak orang oleh perbuatannya yang
bijaksana terhadap orang- orang Kafir yang bertobat. Untuk suatu saat dia
bertindak sesuai dengan terang yang diberikan dari surga. Sampai sejauh itu dia
dapat mengatasi sifat prasangkanya walaupun duduk bersama satu meja dengan
orang-orang Kafir yang bertobat. Tetapi ketika orang-orang Yahudi tertentu
datang dari Yerusalem yang tekun mengikuti upacara-upacara korban, Petrus
mengubah pendiriannya sehingga tidak bijaksana terhadap orang-orang yang
bertobat dari kekafiran.... Terbukanya rahasia kelemahan daripada sebagian
pemimpin yang dihormati dan dicintai itu, memberi suatu kesan yang pahit dalam pikiran
orang-orang Kafir yang telah percaya. Sidang telah terancam dengan
perpecahan."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 167, 168.
Paulus menghadapi masalah Petrus, dan mengambil pendirian tegas untuk apa
yang sekarang ini disebut suatu gereja multikultur. Para petobat asal bukan
Yahudi tidak harus menjadi Yahudi supaya menjadi Kristen. Latar belakang
Paulus yang rumit sebagai seorang Farisi, siswa dari guru besar Gamali- el,
warga negara Roma, seorang fundamentalis penganiaya yang fanatik, dan pada
akhirnya seorang petobat dan rasul Yesus Kristus, yang kemudian mampu
membedakan antara kemutlakan Ilahi yang tak berubah dan kekal di satu pihak dan
kendaraan budaya serta keagamaan yang bersifat sementara pada pihak lain.
Bagaimanakah Anda membedakan
antara apa yang menjadi dasar- dasar iman kita dan apakah pilihan-pilihan
budaya, sosial, bahkan pilihan pribadi yang murni?
Jumat
11
September
Pendalaman: "Bagi orang-orang yang
lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan
mereka yang lemah.... Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku
mendapat "bagian dalamnya"
(1 Kor. 9:22,
23).
Bacalah 1 Korintus 9:19-23.
9:19. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku
menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak
mungkin orang.
9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti
orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang
hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum
Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku
dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
9:21 Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum
Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat,
sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum
Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum
Taurat.
9:22 Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti
orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua
orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan
beberapa orang dari antara mereka.
9:23 Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya
aku mendapat bagian dalamnya.
Ilmu misiologi modern menggunakan istilah
"kontekstualisasi" untuk metode misi Paulus dalam ayat
ini.-Kontekstual- isasi diartikan sebagai "upaya mengomunikasikan Injil
dalam kata-kata dan perbuatan dan membangun gereja dalam cara yang masuk akal
bagi orang- orang di dalam konteks kebudayaan setempat, memperkenalkan
Kekristenan sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan manusia yang terdalam
dan tetap berada dalam kebudayaan mereka sendiri."—Darrell L. Whiteman, "Contextualization:
The Theory, the Gap, the Challenge, " International Bui- letin of
Missionary Research, jld. 21 (Januari 1997), hlm. 2.
"Kehidupan orang-orang Kristen Yahudi yang ada dalam pandangan bait
suci membiarkan pikiran mereka kembali kepada kesempatan-kesempatan khusus
sebagai satu bangsa Yahudi. Mereka mel ihat jemaat orang Kristen menyimpang
dari upacara-upacara dan tradisi-tradisi Yudaisme dan tidak merasa bahwa
kesucian khas adat kebiasaan orang Yahudi yang telah dipertahankan akan segera
musnah dari pemandangan terang iman baru. Banyak orang bertambah benci
terhadap Paulus yang telah mengadakan pembaruan ini. Malahan tidak semua
murid-murid menerima keputusan persidangan itu dengan sukarela. Banyak orang
menjadi iri hati untuk hal undang-undang upacara, dan mereka menganggap Paulus
tidak menyukainya karena mereka berpikir bahwa prinsip-prinsipnya mengenai
kewajiban orang Yahudi terhadap hukum menjadi longgar."—Ellen G. White,
Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 167.
Pertanyaan-pertanyaan
untuk Didiskusikan:
1.
Bacalah 1 Korintus 9:20.
9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti
orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang
hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum
Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku
dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
Pelajaran apakah yang dapat kita tarik dari kata-kata ini yang dapat
membantu kita mengerti dan meng- kontekstualisasi bagaimanakah kita melakukan
misi, atau bagaimanakah dapat kita melakukan pelayanan dan kesaksian pribadi?
2.
Walaupun masa lalunya penuh dosa dan memalukan,
Allah mengampuni Paulus dan menggunakan dia dengan cara yang hebat.
Bagaimanakah kita belajar mengampuni diri kita untuk apa yang mungkin telah
kita lakukan, dan mengakui kebenaran Kristus sebagai kebenaran kita, juga
berusaha untuk Dia gunakan kita dengan hebat?
PENUNTUN GURU
Ringkasan Pelajaran
Ayat Hafalan:
Kisah 9:1-22
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Mempertimbangkan bagaimana kehidupan dan
pengalaman masa lalu Rasul Paulus dapat menolong dia untuk menunaikan misinya
kepada bangsa-bangsa lain.
Merasakan: Menghargai
bagaimana rahmat dan pengampunan yang telah dialami rasul Paulus menjadi suatu
pengaruh yang sangat berkuasa dalam hidupnya, memberi motivasi bagi strategi
misi dan pelayanannya. Melakukan: Ingatkan kembali pekerjaan Allah dalam
hidup mereka dan perbarui komitmen mereka agar tetap terbuka bagi tuntunan
Allah.
Garis Besar Pelajaran:
I.
Mengetahui: Panggilan Rasul Paulus
A.
Rasul Paulus tidak dapat melupakan asal-usul
perjalanan kekris- tenannya dimulai di jalan menuju Damaskus. Mengapa dia
selalu membicarakan hal itu? Bagaimanakah hal itu dapat memengaruhi seluruh
hidupnya?
B.
Bagaimanakah latar belakang Paulus sebagai seorang
Farisi dan pemuka Yahudi dapat menolong dalam pelayanannya? Ataukah hal itu
menjadi penghalang baginya?
II.
Merasakan: Kerinduan Rasul Paulus
A.
Paulus seringkah "membanggakan" perubahan
radikal yang Allah telah buat dalam hidupnya (sebagai contoh, 2 Korintus 11,
12). Apakah Anda merasa bahwa Paulus membanggakannya secara berlebihan?
Apakah Anda pernah membanggakan pekerjaan Allah dalam hidup Anda?
B.
Ketika Anda melihat perubahan yang luar biasa dalam
kehidupan Paulus dari "orang yang paling berdosa" sampai menjadi
misionaris yang besar, bagaimanakah perasaan Anda? (1 Tim. 1:12-16). Apakah
Anda melihat persamaan pengalaman Paulus dengan pengalaman rohani Anda?
III. Melakukan:
Jangan Pernah Lupa
A.
Secara teratur ambil waktu untuk merenungkan
sejarah perjalanan rohani Anda—bagaimana Allah menuntun hidup Anda—dan berdoa
agar Anda dapat terbuka pada tuntunan-Nya bagi masa depan Anda.
B.
Sudahkah Anda menceritakan kepada seseorang tentang
perbedaan yang Yesus telah buat dalam hidup Anda? Bagaimanakah jenis kesaksian
seperti ini dapat memengaruhi perjalanan rohani Anda?
Ringkasan: Rasul Paulus
memeroleh kekuatan setelah mengalami rahmat
Allah dan memanfaatkan
pengetahuannya yang mendalam tentang keadaan
orang yang belum bertobat agar dapat lebih efektif untuk memberitakan Yesus
kepada mereka.
Siklus Belajar
LANGKAH 1-Memotivasi
Fokus
Kitab Suci: Kisah 9:15,16
Konsep Utama untuk Pertumbuhan
Rohani: Tidak ada tempat yang lebih aman, dan yang lebih menguntungkan selain
berada dalam kehendak Allah. Setelah mendengar panggilan Allah, Paulus dengan
setia menyambut panggi- lan-Nya, dan dunia telah berubah sejak saat itu.
Untuk Guru: Paulus adalah
sumber energi misi untuk gereja yang mula- mula. Dia adalah seorang organisator
yang luar biasa, ahli strategi, dan pemimpin rohani. Perlawanan justru membuat
dia lebih bersemangat. Paulus juga menikmati kesempatan untuk mempelajari
berbagai filsafat dan sudut pandang dunia serta berusaha membuat berbagai cara
agar pekabaran tentang Kristus dapat diketahui dan dimengerti dalam berbagai
konteks. Pada sisi lain, pengalaman hidupnya pada masa muda telah membentuk
dia, dan menjadikan dia rendah hati dan senantiasa terbuka bagi tuntunan
Allah. Pada saat ini, pelajari kualitas yang dimiliki oleh Rasul Paulus yang
menjadikan dia sangat efektif dalam melakukan misi. Lebih penting lagi, ajaklah
anggota kelas untuk mempertimbangkan: Apakah yang Paulus perlukan selain bakat
alami dan berbagai keterampilan yang dia miliki?
Aktivitas Pembuka: Secara ringkas pelajari kembali
pengalaman Nabi Yunus lalu diskusikanlah persamaan dan perbedaan antara
pengalamannya dan pengalaman Paulus. Engkau harus mempertimbangkan, misalnya,
bagaimana Yunus dan Paulus (tadinya Saulus) sebelumnya bekerja di luar kehendak
Allah. Keduanya ditegur oleh Allah; keduanya membawa pekabaran dari Allah.
Tetapi, pengalaman setiap misionaris berbeda satu dengan yang lainnya. Khususnya
perbedaan sikap Yunus dan Paulus terhadap orang-orang dari berbagai budaya yang
berbeda dan kepada orang berdosa pada umumnya.
Pertanyaan untuk Didiskusikan: Mengapakah
kita bersikap kritis kepada manusia ketika kita berupaya melakukan misi Allah?
Apakah kita hanya melihat orang yang tidak seiman hanya melalui berbagai lensa
kegagalan dan kesalahan? Atau kita melihat mereka sebagai manusia yang penuh
dengan pergumulan, namun sangat dikasihi oleh Allah? Bagaimanakah kita dapat
melihat kepada orang lain lewat sudut pandang Allah yang penuh belas kasihan?
Bagaimanakah perjalanan rohani kita dapat membentuk sikap kita dalam bersaksi
dan sikap kita terhadap mereka yang kita coba jangkau?
LANGKAH 2-Menyelidiki
Untuk Guru: Sangat mudah
melihat Paulus sebagai tokoh eksklusif—seorang raksasa gereja Kristen,
memiliki kemampuan intelek dan bakat kepemimpinan yang luar biasa, sangat
cerdas dan memiliki kemauan kuat, menguasai metode dalam menyampaikan Injil.
Singkatnya, kita menganggap dia sebagai seorang yang sangat berbeda dari
kita—dari segi waktu, pengalaman, dan ka-runia. Tetapi Paulus juga manusia, dan Alkitab memberikan pengertian kepada
dinamika perubahan dalam hidup dan kepribadian Paulus untuk menjadi seorang
misionaris yang luar oiasa. Tuntun anggota kelas dalam diskusi tentang
bagaimana pemahaman Paulus dapat menolong kita dalam melaksanakan tugas misi.
Bagaimanakah upaya "memahami Paulus lebih dalam" dapat menolong kita
memahami nilai-nilai dasar yang dapat membentuk dan mendorong misi gereja?
Komentar Alkitab
I. Kuasa
Pengalaman Pribadi
(Pelajari
kembali I Korintus 15:10 bersama UKSS.)
Tidak ada yang menyangkal kuasa kesaksian pribadi.
Pengalaman pribadi yang autentik membuat komunikasi kita menjadi lebih nyata
dan memberikan kuasa. Paulus menulis kepada jemaat Korintus: "Tetapi
karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang" (1
Kor. 15:10), dan sepanjang pelayanannya dia selalu menyaksikan
pengalamannya, khususnya apa yang terjadi dalam perjalanan ke Damaskus.
Meskipun Paulus telah mengalami kasih karunia Allah
dan pengampunan- Nya, dia tidak pernah mengusir perasaan sedih dan kecewa
karena hidupnya pada masa lalu. Dia mengingat semangat yang dia miliki dalam
membela "adat istiadat nenek moyang" (Gal. 1:14) dan Paulus
tidak dapat melupakan bagaimana "tanpa batas dia menganiaya jemaat Allah
dan berusaha membinasa- kannya" (1:13). Dia membuat pengakuan pada
Timotius: "Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan
seorang ganas" (1 Tim. 1:13), "di antara mereka akulah yang
paling berdosa." (1:15). Namun, bukannya melemahkan efektivitas misinya,
kesaksian Paulus justru membuat misinya menjadi lebih efektif. Dia sangat
terbuka dan sangat rentan terhadap serangan, sebuah kesaksian hidup tentang kasih
karunia yang mengubahkan yang juga merupakan topik utama dari setiap
khotbahnya.
Pertimbangkanlah: Pelajari
kembali 2 Korintus 5:17-20 dari sudut pandang pengalaman perjalanan Paulus
ke Damaskus dan pertobatannya yang tiba-tiba, transformasi radikal dan kemudian
semangatnya dalam memberitakan Injil. Dalam cara apakah pasal ini memberikan
gaung yang lebih kuat dari sudut pengalaman pertobatan Paulus?
II. Perawatan Gereja
(Pelajari
kembali Kisah 26:15-18 dengan UKSS.)
Dengan segala watak dan
kepribadiannya, Rasul Paulus merasakan panggilan khusus untuk membagikan kabar
baik kepada bangsa-bangsa lain. Ada contoh-contoh yang khusus di mana orang
asing datang kepada Yesus, termasuk Kornelius dan keluarganya. Tetapi gereja
yang mula-mula tidak memiliki program yang sistematis atau rencana untuk
melayani bangsa-bangsa lain. Tidak heran Paulus harus mempertimbangkan kembali
sambil berdoa untuk mendapat petunjuk bagaimana dia dapat melaksanakan misinya
dan tetap terbuka pada tuntunan Roh Kudus. Sangatlah nyata bahwa Paulus pergi
ke Arab
untuk suatu periode tertentu (Gal. 1:17, 18) untuk mengasingkan diri
sendirian bersama Allah sebelum mempersiapkan dirinya untuk pelayanan.
Meskipun Paulus menggunakan berbagai metode, kunci
pada pendekatan misinya adalah dengan membentuk kelompok umat percaya yang baru
dalam I u-1 bagai darah perkotaan yang strategis. Saat ini kita mengacu pada
Paulus sebagai seorang tokoh dalam penanaman gereja baru, namun hal ini tidak
memberikan gambaran yang penuh tentang bagaimana dia membentuk suatu komunitas
Kristen. Ayat-ayat Alkitab menggambarkan dia sebagai "pemelihara
jemaat"—yang bertujuan bukan sekadar menanam bibit tersebut tetapi juga
menyiramnya, mencabut duri yang berbahaya, dan merawat tanaman sampai bertumbuh
dengan kuat. Kitab Kisah Para Rasul pada dasarnya membahas penanaman gereja
baru, dan kebanyakan tulisan rasul Paulus lainnya ditulis dalam bentuk surat
untuk membangun dan mendukung kelompok umat percaya yang dia sudah organisasi.
Saat ini, pendekatan misi Paulus sama pentingnya
dengan misi kita. Penanaman iH-ivja baru, merupakan mandat Alkitabiah. Amanat
Agung dalam Mahir. '.S adalah panggilan untuk
meinuridkan—bukan dilakukan secara Iri pi'.ali pisah namun diberikan kepada
sekelompok umat percaya.
Ellen G While menulis, "Gereja-gereja baru
harus segera didirikan, jemaat- irmaal baru harus segera diorganisasi."—Testimonies
for the Church, hlm. 6, lilin M Sejak zaman gereja yang mula-mula,
penanaman gereja baru tidak dilihat hanya sebagai sebuah alternatif tetapi
merupakan cara yang paling tepat dalam melakukan mengelola jemaat-Nya. Hal itu
merupakan warisan yang sangat penting bagi GMAHK; gereja kita telah bertumbuh
sepanjang zaman karena penanaman gereja baru—yang bertujuan meningkatkan jumlah
anggota
jemaat di daerah baru.
Penelitian menunjukkan bahwa gereja yang sudah lama
dan sudah cukup mapan, cenderung mengalami kesulitan dalam memenangkan jiwa
baru dan memelihara anggota jemaatnya. Penanaman gereja baru cenderung lebih
fokus pada komunitas, yang lebih luas, lebih menarik bagi orang yang belum percaya,
dan lebih dinamis dalam menemukan cara-cara yang kreatif dalam menjangkau
komunitas mereka dengan kasih Yesus. Saat ini setiap empat jam ada ■.alu
(IMAIIK diorganiser bahkan ada lebih banyak lagi cabang sekolah sabat
dibentuk di seluruh dunia.
IV.Pertanyaan
untuk Didiskusikan: Dalam
merencanakan misi, berapa banyak usaha yang kita bual untuk pemeliharaan dan
pemuridan bagi anggota yang baru bertobat? Seberapa besarkah upaya ini
dibandingkan dengan banyaknya kegiatan yang kita lakukan dalam program
jangkauan keluar?
LANGKAH 3 - Mempraktikkan
Untuk Guru: Pada tahun 1990, Fostcr Cline dan Jim Fay menulis buku yang berjudul Parenting With Love
and Logic, dalam buku itu dia memopulerkan sebutan "helicopter
parenting." Ini menggambarkan orangtua yang memerhatikan sangut detail
setiap aktivitas anaknya agar anak tersebut tidak sampai mencelakakan dirinya
sendiri. Bagi orangtua yang terlalu khawatir kadangkala sulit menjaga
keseimbangan antara perlindungan dan kemandirian. Sebagai bapa rohani dari
beberapa jemaat, Paulus bertindak bagaikan orangtua yang hilir mudik, berdoa
siang dan malam untuk keselamatan umat-umat Tuhan. Pekan ini kita melihat
bagaimana kasih dan perhatian yang diberikan Paulus terhadap umat-umat Tuhan,
banyak di antara mereka yang tinggal di antara para penyembah berhala. Lewat
pelayanannya, mereka telah berbalik dari penyembahan berhala. Sekarang mereka
mengalami hidup baru dalam Kristus.
Pertanyaan untuk Didiskusikan:
·
Apakah keuntungan atau kerugian orangtua yang
"sangat peduli" terhadap kerohanian anak-anaknya? Bagaimanakah kita
dapat menjaga keseimbangan bagi umat-umat percaya yang baru bertobat? Apakah
sikap "orang tua yang terlalu peduli" lebih berbahaya bagi jemaat
yang sudah mapan? Mengapa, atau mengapa tidak?
·
Tipe kepemimpinan apa sajakah yang Anda dapat lihat
dalam kehidupan Paulus?
LANGKAH 4 - Menciptakan
Untuk Guru: Undanglah
setiap orang untuk memberikan tanggapan tentang pelajaran yang mereka sudah
pelajari dari pengalaman Paulus yang berhubungan dengan kehidupan mereka.
Apakah ada aspek-aspek pengalaman rohani yang mungkin Allah gunakan untuk
menolong kita agar dapat menjadi saksi-saksi yang lebih efektif? Apakah kita
kurang mampu? Dalam kegiatan berikut, ingatkan anggota kelas bahwa Allah
sangat terampil dalam memanggil orang-orang yang merasa tidak layak untuk
melakukan misi-Nya. Berilah penekanan pada konsep bahwa Allah memperlengkapi
kita dengan apa yang kita butuhkan untuk dapat menyelesaikan misi yang Dia
berikan kepada kita.
Aktivitas:
1.
Perhatikanlah pernyataan berikut tentang kualitas
yang harus dimiliki seorang saksi yang efektif. Mintalah anggota kelas menyusun
kembali kualitas tersebut sesuai dengan tingkat kepentingannya.
Seorang penginjil yang efektif harus memiliki
kemampuan berpikir yang logis, rendah hati, pembicara yang andal, bijak dan
sensitif, organisator yang baik, seorang ahli debat, otoriter, menurut pada
Allah, sangat rajin berdoa.
2. Tuliskan
ayat-ayat berikut dalam potongan kertas yang berbeda dan berikan pada anggota
kelas. Bagilah kelas menjadi kelompok yang lebih kecil, atau bisa juga
memberikan tanggapan pribadi: Yesaya 6:5 7; Lukas 1:28-38, Keluaran 4:10-17;
Yeremia 1:6-9.
Mintalah anggota kelas mempelajari ayat-ayat yang
diberikan pada mereka dan kenali reaksi setiap anggota kelas terhadap panggilan
Allah dan kemudian bagikanlah respons dan sambutan yang Allah berikan. Ingatkan
anggota kelas bahwa ketika mereka merasa tidak layak untuk melakukan suatu
misi, maka dalam situasi seperti itulah Allah dapat bekerja dengan lebih baik.
BERITA MISI
12 September : Simpati Mengalahkan Perbedaan
Bangladesh
Oleh Ratan Vhoumik
Bagaimana saya mengenal Yesus? Saya mempunyai seorang teman bernama Liton
yang adalah pemilik toko penjahit dengan nama “Popular Tailors”. Toko tersebut
terletak tepat disebelah kampus sekolah Advent di Dhaka.
Litom membuat seragam
siswa-siswa sekolah Advent, jadi saya sering harus pergi ke sekolah itu. Oleh
karena pekerjaan saya, saya berteman dengan Tuan Shapon Halder, sekretaris Uni
Mision Bangladesh. Tuan Halker sangat baik dan menaruh perhatian yang tulus
kepada saya. Suatu hari dia mengundang saya untuk belajar Alkitab bersamanya,
dan saya menerimanya. Kami belajar bersama selama beberapa waktu dan akhirnya
saya dibaptiskan. Setelah itu hidup saya benar-benar berubah dan saya
memutuskan untuk bekerja bagi Tuhan mendirikan gereja.
Seperti Apa Orang Kristen itu?
Saya tinggal di sebuah tempat yang bernama
Kishoreganj. Di daerah ini,
penduduknya tidak mengenal tentang Kristen. Ketika pertama kali kami
memperkenalkan diri sebagai orang Kristen, atau mulai berkhotbah, orang-orang
datang hanya untuk melihat seperti apa orang Kristen itu, bagaimana cara kami
makan, atau bagaimana tingkah laku kami. Kadangkala hidup menjadi sulit karena
orang-orang selalu memperhatikan kami.
Namun Allah memberkati kami, dan melalui perlindunganNya kami dapat
mendirikan sebuah gereja disana. Sekarang kami memiliki aktivitas gereja yang
rutin dan banyak orang dibaptiskan, dan ada lebih banyak lagi yang sementara
disiapkan untuk baptisan. Banyak orang menyambut pekabaran Advent dan bergabung
dengan gereja. Jadi, jika itu adalah kehendak Tuhan, segala sesuatu mungkin
terjadi!
Ayat Alkitab kesukaan saya terdapat dalam Matius 28:19, “Pergilah,
jadikanlah semua bangsa muridKu, baptiskan merka dalam nama Bapa, dan Anak, dan
Roh Kudus.” Inilah sebabnya saya terus berkhotbah. Namun, terkadang memang
tidak selalu mudah.
Situasi Yang Sulit
Seorang perempuan bernama Aroti Sarker baru saja menikah. Saya rutin
mengunjungi daerahnya untuk berkhotbah, dan Aroti adalah salah satu dari
orang-orang yang datang ke pertemuan itu dan dibaptiskan. Setelah mendengar
berita ini, suaminya mengusinya dari rumah mereka dan mengatakan kepadanya
untuk pergi ke rumah laki-laki yang membuat dia bertobat dan dibaptis. Jadi dia
datang ke rumah saya dan dengan menangis menceritakan semuanya.
Saya mencoba untuk menghiburnya dengan meyakinkannya bahwa Tuhan berada
disisinya dan dia tidak perlu takut. Saya berkata kepadanya bahwa saya akan
melakukan apa saja untuk menolongnya, namun sayangnya situasi menjadi lebih
buruk. Hampir semua orang di desa itu mengatakan bahwa saya harus bertanggung
jawab atas semua yang terjadi, atau jika tidak mereka akan melaporkan saya pada
polisi dan akan mengusir saya dari desa tersebut. Saya menghabiskan sepanjang
malam dalam doa, memohon hikmat dan kuasa Allah.
Melalui berkat Tuhan, keesokan harinya saya dan seorang teman saya pergi ke
suami perempuan itu dan berbicara banyak dengan dia. Dia menjadi tenang dan
mengambil isterinya kembali. Luar biasa yang terjadi setelah itu, suaminya juga
dibaptiskan!
Kebaikan Membuka Jalan
Sebulan yang lalu, saya sedang menunggu isteri
saya di rumah sakit dimana ia bekerja. Tiba-tiba saya perhatikan sepasang suami
isteri menangis sementara mereka berjalan meninggalkan rumah sakit. Saya
menghampiri mereka dan mencari tahu apa yang terjadi. Pria itu menjelaskan
bahwa isterinya sedang mengandung dan bahwa mereka datang ke rumah sakit untuk
membawa isterinya dirawat. Namun, mereka diberitahu bahwa tidak ada lagi tempat
tidur yang tersedia, jadi dokter menyuruh mereka pulang.
Saya merasa sangat kasihan kepada mereka dan mencoba untuk mencarikan
tempat untuk mereka. Karena berkat Tuhan, saya berhasil menemukan tempat bagi
mereka. Mereka sangat berterima kasih kepada saya. Beberapa waktu kemudian saya
dapat membagikan injil kepada mereka dan mereka mendengarkannya dengan
sungguh-sungguh. Setelah mengikuti kelas belajar Alkitab, pasangan suami isteri
ini dibaptiskan dan saat ini mereka menikmati hidup yang bahagia.
Tetap Aman
Setiap kali saya memulai perjalanan, saya selalu
memulainya dengan doa. Dua bulan yang lalu, saya sedang naik bus menuju Dhaka,
ibukota negara Bangladesh. Seperti biasanya, saya berdoa di dalam bus untuk
perjalanan yang aman. Jam 9 pagi, bus mulai berjalan, namun setelah melewati
sebuah tempat bernama Matiadi, sang sopir hilang kendali dan bus keluar dari
jalan dan berhenti di dataran yang lebih rendah dari jalan utama. Merupakan
sebuah mujizat ketika mengetahui bahwa tidak ada seorangpun terluka parah. Saya
hanya mendapat luka kecil di dahi saya. Saya memiliki keyakinan yang besar
kepada Allah dan percaya bahwa Ia menjawab doa saya dan menjaga saya tetap
hidup disaat terjadi kecelakaan yang sebenarnya dapat membawa kematian.
*12-18 September
Pelajaran 12
Paulus: Misi dan Pekabaran
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: 1 Kor. 1:22-24;
1 Tim. 6:12; 2 Tim. 4:7; 1 Kor. 15:12-22; Kis. 15:38-41.
Ayat Hafalan:
"Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah
menangkapnya, tetapi ini yang
kulakukan: aku melu pakan apa yang
telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa
yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah,
yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus" (Flp. 3:13,14).
Tiga belas surat Paulus kepada orang-orang percaya
itu adalah untuk menerapkan iman pada kehidupan mereka. Ia menyentuh
topik-topik yang bersifat doktrin dan juga bersifat praktis, la menasihati,
mendorong, dan menegur dalam hal-hal kekristenan pribadi, jalinan-jalinan
hubungan, dan kehidupan berjemaat. Namun, di semua surat-suratnya itu, tema
utamanya adalah "Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan" (1 Kor.
2:2).
Paulus bukanlah hanya seorang yang suka menyurat.
Ia juga dikenal sebagai seorang misionaris unggul, menyaksikan Injil dari
Samaria sampai ke Italia, mungkin sampai ke Spanyol. Di dalam satu dasawarsa
Paulus mendirikan jemaat di empat provinsi kekaisaran Roma.
Pekan ini kita akan perhatikan Paulus, baik misinya
dan pekabarannya.
♦Pelajari
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 19 September.
Sangat membantu pak, bagi saya yang sedang merantau yg tidak membawa buku sekolah sabat. Terimakasih
ReplyDeleteTuhan Yesus memberkati
Diimana bisa kita upload seluruh pelajaran Ke 12 Triwulan ini PAulus Misi dan Pekabarannya penting kami mohon izin utk share juga dengsn semua member milis kami terima kasih GBU
ReplyDeletePelajaran 12 sementara dikerjakan (di"scan" dan diisi ayat). Silakan share jika telah tayang. Terima kasih.
ReplyDelete