PELAJARAN 10 SEKOLAH SABAT TRIWULAN III 2015 DAN PENUNTUN GURU

Dalam bentuk Apple dan Android download di sini

FILIPUS SEBAGAI MISIONARIS

29 Agustus
SABAT PETANG

Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: 2 Kor. 4:18; Kisah 2:44-47; 4:34-37; 6:1-7; Kisah 8; 21:7-10.
AYAT HAFALAN: "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yeru­salem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah 1:8).

            Misi sedunia adalah perhatian utama Kristus yang bangkit, selama 40 l\/l hari/di antara penyaliban dan kenaikan-Nya ke surga. Perjanjian Baru mempertahankan setidaknya lima ungkapan Amanat Agung- Nya: Matius 28:18-20; Markus 16:15; Lukas 24:47-49; Yohanes 20:21, Kisah 1:5-8. Bersama-sama ayat-ayat ini menekankan tugas terbesar yang pernah diberikan kepada orang Kristen. Di antara perintah itu terdapat strategi geo­grafis untuk jangkauan misi, dari basis Yerusalem ke Yudea dan Samaria, dan pada akhirnya ke ujung bumi. Sesungguhnya ini adalah perintah yang diterima secara serius dan ditetapkan untuk dilakukan.
            Strategi geografis ini menonjol dalam pekerjaan misi penginjil Filipus. Menurut Kisah 8, pekerjaannya berkembang keluar dari Yerusalem ke dalam lingkungan yang semakin luas. Yaitu, tetap menyebar semakin luas seiring berjalannya waktu.
            Siapakah Filipus sang penginjil ini? Apa kata Firman Allah tentang dia dan pekerjaan yang ia buat selama hari-hari permulaan gereja? Akhirnya, pelajaran apakah yang dapat ditarik bagi diri kita dari catatan ilham misionaris awal ini?
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 5 September.



Minggu 30 Agustus
FILIPUS, SANG PENGINJIL

            "Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal" (2 Kor. 4:18). Pikirkanlah apa yang Paulus katakan di sini, khususnya ketika kita mempelajari pelajaran pekan ini, tentang Filipus sang penginjil, seorang yang hanya sedikit dikenal mela­lui beberapa rujukan dalam Alkitab. Seperti yang akan kita lihat, Filipus bekerja dengan baik walaupun kebanyakan hasil kerjanya hanya sedikit yang diketahui. Siapa sajakah yang Anda ketahui yang telah melakukan karya besar bagi Allah dengan hanya sedikit penghargaan terbuka? Me­ngapakah selalu penting menjaga prinsip-prinsip kata-kata Paulus di da­lam pikiran, khususnya bila kita melakukan pekerjaan yang tidak men­dapatkan pengakuan dan perhatian? Lihat juga 1 Kor. 4:13.

1 Kor. 4:13
4:13 kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.

            Filipus adalah nama Yunani populer yang artinya "pencinta kuda." Dalam Perjanjian Baru, ada empat orang dengan nama itu. Dua di antaranya ada tam­bahan nama "Herodes" dan bagian keluarga Herodes penguasa, yang pada umumnya memerintah dengan kasar atas bangsa Israel di masa Perjanjian Baru. Dua Filipus lainnya berperan penting dalam misi.
            Pertama, Filipus dari Betsaida, adalah seorang murid yang membawa Na- tanael kepada Yesus (Yoh. 1:43-46). Belakangan, ia membawa orang-orang Yunani kepada Yesus (Yoh. 12:20,21). Kedua, Filipus yang digelar "pemberita Injil" dalam Kis. 21:8 untuk membedakannya dari Filipus murid Yesus. Ia per­tama muncul di jemaat Yerusalem sebagai orang yang "melayani meja" (Kis. 6:2-5), yang kemudian menjadi pemberita Injil dan misionaris (Kis.8:12). Pe­layanan misionarisnya berlangsung lebih dua puluh tahun dan diperlengkapi dengan empat putrinya yang beroleh karunia untuk bernubuat, yang disebut dalam kitab Kisah. Selain itu, hanya sedikit yang diketahui tentang latar bela­kangnya.
            "Filipuslah yang memberitakan Injil kepada orang Samaria; dia jugalah yang berani membaptiskan sida-sida orang Etiopia itu. \ Juluk suatu waktu, se­jarah dua pekerja ini [Filipus dan Paulus] terjalin erat. Penganiayaan berat oleh Saulus orang Farisi telah menceraiberaikan jemaat Yerusalem, dan menghan­curkan efektivitas organisasi tujuh diaken.            Pelarian dari Yerusalem telah me­nyebabkan Filipus mengubah cara kerjanya, dan mengakibatkan ia menempuh panggilan yang sama untuk mana Paulus memberikan seluruh hidupnya. Inilah waktu-waktu yang indah di mana Paulus dan Filipus gunakan dalam komuni­tas masing-masing; kenangan-kenangan mengesankan yang mereka pikirkan pada hari ketika cahaya yang bersinar pada wajah Stefanus yang memandang ke surga ketika sedang menderita sahid, bersinar dalam kemuliaan ke atas Sau­lus penganiaya, membawa dia menjadi pemohon yang tak berdaya pada kaki Yesus."—Ellen G. White, Sketchesfrom the Life of Paul, hlm. 204.

Senin 31 Agustus
MELAYANI MEJA

            Bacalah Kisah 2:44-47; 4:34-37. Gambaran gereja awal yang bagaima­nakah yang ditunjukkan di sini?

Kisah 2:44-47
2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Kisah 4:34-37
4:34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
            Tidak diragukan, segala sesuatu untuk sementara waktu berlangsung dengan baik di antara umat percaya mula-mula. Tentu, semuanya adalah orang ber­dosa, dan tidak berapa lama mulailah timbul ketegangan.
Bacalah Kisah 6:1-7. Masalah-masalah apakah yang muncul, dan bagaimanakah gereja mengatasi masalah itu?

Kisah 6:1-7
6:1. Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.
6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja.
6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,
6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."
6:5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.
6:6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
6:7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.

            Pertumbuhan jemaat Yerusalem yang pesat membawa ketegangan sosial. Filipus ditunjuk menjadi anggota suatu tim untuk mengatasinya. Para petobat termasuk warga yang kurang mampu dan ekonomi terbatas yang partisipa­sinya dalam makan bersama tiap hari itu memberikan beban yang semakin meningkat bagi para pimpinan. Persungutan atas pembagian makanan yang kurang adil kepada para janda berbahasa Yunani muncul. Ini suatu hal yang peka karena ada peringatan dari para nabi Ibrani supaya tidak mengabaikan para janda dan yatim.
            Untuk mengatasi masalah serius ini, ke-12 murid mengumpulkan umat dan mengusulkan untuk menunjuk tujuh orang, yang penuh Roh dan hikmat yang akan, secara harfiah, "mendiakoni [Yunani untuk 'melayani'] meja" supaya yang 12 murid "mendiakoni Firman" (lihat Kisah 6:3, 4). Ketujuhnya bernama Yunani, mungkin menandakan suatu pelayanan kesejahteraan yang berimbang bagi para janda berbahasa Yunani yang terabaikan. Di antara mereka terdapat Filipus, Filipus pertama kali disebut dalam Alkitab.
            Para rasul menyampaikan bahwa perlu ada tambahan kepemimpinan supaya mereka tidak lagi terbebani dengan pengurusan sumber-sumber penghasilan bagi kehidupan komunitas. Mereka menekankan bahwa panggilan mereka adalah mengabdikan diri pada Firman Allah dan berdoa.
            Beberapa masalah yang berpotensi memecah belah apakah yang ter­dapat dalam jemaatmu sendiri, dan bagaimanakah Anda merelakan diri digunakan Allah untuk meredakannya?


Selasa 1 September
FILIPUS DI SAMARIA
            Saul, seorang rasul dan misionaris hari depan, muncul pertama kali dalam Alkitab pada peristiwa pembunuhan diaken Stefanus, syahid Kristen yang per­tama. Namun, gelombang penganiayaan ini, hanya semakin membantu penye­baran Injil.
            Bacalah Kisah 8:1-6. Apakah akibat penganiayaan itu bagi jemaat di Yerusalem?

Kisah 8:1-6
8:1. Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.
8:2 Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.
8:3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.

8:4. Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.
8:5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.
8:6 Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.

            Samaria adalah tempat singgah pertama penyebarluasan Kekristenan. Orang Samaria menganggap diri keturunan bangsa Israel yang ditinggal ketika bang­sa Asyur menawan sebagian besar bangsa Israel pada 722 S.M. Namun, orang Yahudi, menganggap orang Samaria sebagai keturunan orang asing yang di­paksa tinggal di Israel oleh bangsa Asyur. Hubungan antara Yahudi dan Sa­maria di masa Perjanjian Baru ditandai ketegangan dan kekerasan. Namun, seperti terjihat sebelumnya, Yesus telah merintis pekerjaan misi di sana ketika berbicara dengan seorang perempuan di sumur, yang kemudian memulaikan "penginjilan" pada kaumnya sendiri.
            Filipus yang dipanggil untuk melayani meja sekarang menjadi misionaris penginjil bagi orang Samaria. Sebagai seorang pengungsi yang lari dari peng­aniayaan agama di Yerusalem, dia tidak membuang-buang waktu. Ia memberi­takan bahwa Mesias—yang ditunggu oleh orang Yahudi maupun orang Sama­ria—telah datang (Kisah 8:5, 12).
Bacalah Kisah 8:6-15. Berapa sukseskah pelayanan Filipus di Samaria?
            Filipus telah digunakan dengan penuh kuasa oleh Tuhan dalam ladang misi asing mula-mula. Ungkapan perempuan di sumur bahwa "orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria" (Yoh. sekarang telah menjadi masa lalu.
            Dendam, iri hati, dan prasangka buruk apakah yang telah meracuni jiwa Anda yang perlu dijadikan "hal masa lalu"? Bukankah sekarang saatnya untuk melupakannya?

Rabu 2 September
DENGAN ORANG ETIOPIA

            Menurut Kisah 8:26-39, berikutnya kontak Filipus adalah dengan seorang kepala perbendaharaan Etiopia, membawa misi maju selangkah "ke ujung bumi" (Kisah 1:8% Filipus adalah mata rantai antara Samaria dan misi Gaza. Dari Samaria, di utara Yerusalem, Filipus dipanggil ke Gaza, di selatan kota. Pekerjaannya di utara berfokus pada suatu kelompok; tetapi di sini berfokus pada satu orang. Di Samaria, Filipus dapat memberitakan Kristus hanya dari lima buku Musa, karena ini diterima oleh semua orang Samaria; di sini ia menggunakan buku Yesaya juga, mungkin terjemahan dalam bahasa Yunani.
Bacalah Kisah 8:26-39. Sementara membaca, jawablah pertanyaan- pertanyaan ini: Ayat-ayat manakah dari Yesaya (pasal 53) yang sedang dibaca orang Etiopia itu, dan mengapakah ayat-ayat itu telah memberi­kan kesempatan sempurna bagi Filipus untuk menginjilinya?

Kisah 8:26-39
8:26. Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi.
8:27 Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah.
8:28 Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya.
8:29 Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!"
8:30 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?"
8:31 Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya.
8:32 Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.
8:33 Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi.
8:34 Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?"
8:35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.
8:36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?"
8:37 (Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.")
8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.
8:39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.

            Berbeda dengan pekerjaan Filipus di Samaria, di mana ia membuat banyak mukjizat (Kisah 8:6), yang dibuatnya kepada orang Etiopia adalah belajar Alkitab. Poin apakah yang dapat diambil untuk kita ketika kita melayani seseorang?
            Roh Tuhan membawa Filipus pergi, segera setelah ia selesai menerangkan "kabar baik tentang Yesus" dan telah membaptiskan orang Etiopia itu. Filipus tidak berkesempatan meneruskan kepercayaan-kepercayaan dan ajaran-ajaran­nya kepada petobatnya yang baru ini. Orang Etiopia itu dibiarkan menganut iman Kristen dalam konteks kebudayaan Afrika, dituntun oleh Perjanjian Lama dan Roh Allah, yang sudah bekerja di dalam dia, karena ia sudah lebih dahulu menjadi seorang penyembah Tuhan dan seorang yang percaya pada Firman-Nya.
            Filipus menerangkan kepada orang Etiopia itu ayat Perjanjian Lama yang penting tentang kematian Yesus. Mengapakah, kematian dan ke­bangkitan Yesus harus menjadi inti pekabaran yang kita sampaikan ke­pada dunia? Apakah isi pekabaran kita tanpa Dia?


Kamis 3 September
FILIPUS SEBAGAI PENGINJIL, AYAH, DAN TUAN RUMAH

            Filipus, jelas, diurapi melakukan pekerjaan Tuhan. Para juru tafsir terbagi mengenai arti "Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus" (Kisah 8:39), apakah dia hanya diperintahkan pergi ke Asdod (ayat 40) ataukah secara mukjizat ia dipindahkan ke sana. Dengan cara apa pun, poin yang penting bagi kita adalah bahwa Filipus' adalah seorang yang berserah pada Roh Suci; dan karena itu, Allah dapat menggunakan dia melakukan pekerjaan besar bagi-Nya.
            Bacalah Kisah 8:40. Apakah yang dikatakan tentang Filipus yang membantu kita mengerti mengapa ia dijuluki "pemberita Injil"?

Kisah 8:40
8:40 Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.

Bacalah Kisah. 21:7-10. Apakah yang dapat dipelajari tentang Filipus dari beberapa ayat ini?

Kisah. 21:7-10
21:7 Dari Tirus kami tiba di Ptolemais dan di situ berakhirlah pelayaran kami. Kami memberi salam kepada saudara-saudara dan tinggal satu hari di antara mereka.
21:8. Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya.
21:9 Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat.
21:10 Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus.

            Pada tahap ini dari kisah Filipus kita pelajari bahwa Filipus adalah seorang pria berkeluarga, dengan empat anak gadis. Panggilan Filipus dari kedia- kenan menjadi pemberita Injil melibatkan dia dalam banyak perjalanan. Kita tahu tentang perjalanan dari Yerusalem ke Samaria, kemudian ke Gaza, dan ke "semua kota" yang terletak di sepanjang 80 km garis pantai antara Asdod dan Kaisarea. Mungkin ada lagi perjalanan yang tidak tercatat. Seperti semua misionaris perintis, ia mungkin telah diganggu, disusahkan, dan mengalami "pasang-surut" yang menyertai setiap komitmen seperti itu. Namun, ia mengu­rusi keluarganya sedemikian rupa sehingga Roh Suci memandang pantas un­tuk menerima karunia bernubuat. Ini menunjukkan suatu keluarga misionaris Kristen perintis yang saleh dan orangtua yang baik.
            Ayat itu menunjukkan bahwa Rasul Paulus tinggal di rumah Filipus "be­berapa hari" (ayat 10) lamanya. Dua puluh lima tahun sebelumnya Paulus, waktu itu bernama Saulus, adalah seorang penganiaya yang ganas terhadap orang Kristen (Kisah 9:1,2). Penganiayaannya atas umat di Yerusalem telah memaksa Filipus lari ke Samaria (Kisah 8:1-5). Sekarang, bertahun kemudian, sang penganiaya dan yang dianiaya bertemu di rumah Filipus yang menerima kunjungan Paulus. Betapa suatu pertemuan yang mengesankan antara saudara dan sesama pekerja dengan Kristus, dalam suatu pekerjaan membawakan Injil kepada dunia bukan Yahudi!
            Ketika kita bekerja bagi orang lain, mengapakah sangat penting untuk tidak pernah melupakan kewajiban utama kita, yaitu keluarga kita?

Jumat 4 September
PENDALAMAN:

Ellen G. White, "Injil di Samaria," Alfa dan Omega, jld.7, hlm. 87-94.
"Bila mereka tersebar oleh penganiayaan, mereka ke luar diisi dengan se­mangat misionaris. Mereka menyadari tanggung jawab misi mereka. Mereka mengetahui bahwa mereka menggenggam dalam tangan mereka roti kehidup­an untuk dunia yang sedang mati kelaparan; dan mereka dipaksa oleh kasih Kristus untuk memecahkan roti kepada semua yang memerlukan."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7 hlm. 89.
            "Dan bila murid-murid-Nya telah diusir dari Yerusalem, beberapa orang mendapatkan tempat berlindung yang aman di Samaria. Orang-orang Samaria ini menyambut pesuruh-pesuruh Injil ini, dan orang-orang Yahudi yang berto­bat mengumpulkan penuaian yang berharga dari antara mereka walaupun telah menjadi musuh mereka yang paling jahat."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 90.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
            Seperti yang telah kita lihat, Injil meruntuhkan tembok pemisah di antara umat. Setidaknya itulah yang ideal; kenyataannya, kadang- kadang telah berubah secara radikal. Apakah artinya makhluk manusia, walaupun di antara orang Kristen—yang mengerti bah­wa semua kita sama di hadapan Allah, yang mengerti bahwa salib menjadikan kita sama derajat—sehingga kita membiarkan tembok pemisah berupa budaya, sosial, dan lain-lain, memecah belah kita, bahkan sampai sekarang? Bagaimanakah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, yang sangat bersifat universal, menolak prasangka buruk seperti itu?
            Seperti yang kita perhatikan, penganiayaan terhadap gereja awal menyebabkan umat percaya melarikan diri, akibatnya ialah In­jil mulai tersebar dalam cara yang mungkin tak dapat dilakukan tanpa penganiayaan. Walaupun Allah dapat menghasilkan kebaik­an darinya, kita harus ingat bahwa penganiayaan agama tidaklah baik, tak pernah benar, dan tidak pernah dibenarkan. Apakah se­harusnya sikap kita terhadap mereka yang sedang menghadapi penganiayaan agama, walaupun kita tidak sejalan dengan keyakin­an agama mereka? (Lihat Lukas 6:31).


PENUNTUN GURU

Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Kisah Para Rasul 8:26-39
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Memahami bahwa Allah dapat membekali orang biasa untuk tugas misi bila mereka benar-benar memiliki komitmen kepada-Nya. Merasakan: Merasa yakin bahwa Allah dapat memberikan kepadanya pengertian dan hikmat yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dalam kegiatan bersaksi bagi Dia.
Melakukan: Membuka hati dan pikiran mereka bagi suara Allah dan mem­perbarui komitmen dalam menanggapi panggilan-Nya untuk melayani.
        Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Memperlengkapi Orang Biasa
A.         Gereja yang mula-mula diberkati dan bertumbuh, namun apa yang terjadi, semuanya menunjukkan bahwa kita juga manusia yang ma­sih dapat jatuh dalam dosa (Kisah 6:1)1
B.      Filipus adalah salah satu diaken yang ditunjuk untuk menolong
mengatasi krisis ini. Bagaimanakah Roh Kudus mempersiapkan dia lebili lanjut—sehingga dia bisa melayani di Samaria (Kisah 8:5-13) dan kepada sida-sida Etiopia (Kisah 8:26-39)?
C.          Filipus memiliki empat orang putri. Bagaimanakah kita dapat me- nyeimbangkan prioritas kita dalam merawat keluarga kita semen­tara kita harus menyambut panggilan untuk mengabdikan waktu dalam misi dan pelayanan?
II. Merasakan: Menghadapi yang Tidak Terduga
A.         Ketika penganiayaan terjadi kepada gereja, hal ini memaksa Fili­pus untuk menghindarinya dan pergi ke Samaria, dia mengambil kesempatan untuk bersaksi bagi Tuhan. Bagaimanakah tanggapan Anda jika penganiayaan memaksa Anda meninggalkan rumah An­da dan pergi ke negara yang lain?
B.          Penghiburan apakah yang kita dapat ambil dari cara Allah bekerja dalam kehidupan Filipus untuk memperlengkapi dia menghadapi berbagai tantangan dalam misi yang baru?
III. Melakukan: Bersedia Bagi Pelayanan
I.            Langkah-langkah praktis apa sajakah yang kita dapat ambil untuk menaklukkan ketakutan dan mengesampingkan perbedaan agar da­pat lebih terbuka bagi jangkauan keluar dan kegiatan bersaksi?
II.         Cara apa sajakah yang olehnya kita dipersiapkan untuk berbagai pelayanan yang Allah berikan untuk kita kerjakan? Bagaimana kita dapat memercayai kuasa-Nya gantinya kesanggupan kita sendiri?
Rangkuman: Allah memperlengkapi pengikut-Nya untuk berbagai jenis pelayanan; tuntutan satu-satu-Nya adalah agar kita terbuka pada panggilan- Nya.

Siklus Belajar
 LANGKAH 1 - Memotivasi  
Komentar Alkitab: Kisah 8:1-40
Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Pelayanan Filipus terjadi pada saat yang paling menentukan bagi gereja yang mula-mula, ketika kuasa Injil yang dapat menjangkau jiwa-jiwa mulai dinyatakan. Ini merupakan suatu waktu di mana gereja melakukan penyesuaian, ketika gereja untuk pertama ka­linya, keluar dari Yerusalem dan Israel—bahkan, seperti yang dikatakan Yesus, sampai ke ujung dunia (Kisah 1:8). Ini memberikan peluang bagi pertanyaan dan tantangan yang baru, dan juga jawaban-jawaban yang ditemukangerejayangbaru, dan cara mereka menanggapinya, memberikan pelajaran yang berharga bagi kita saat ini ketika kita berupaya berpartisipasi dalam misi Allah kepada dunia.
Untuk Guru: Pelajaran ini memperkenalkan kita kepada Filipus, pengi­kut setia Yesus yang tiba-tiba masuk dalam kehidupan pelayanan misionaris yang belum pernah dia bayangkan sebelumnya. Dia lari dan menghindar dari aniaya, bertemu dengan tukang sihir, berkhotbah kepada orang yang belum percaya, mengusir Setan-setan, bersaksi kepada pejabat istana Etiopia, menda­pati berbagai kejutan tuntutan Roh Kudus. Saat ini, fokuskan pikiran kita pada berbagai pelajaran yang kita dapat ambil dari kehidupan Filipus. Anda dapat memiliki kesempatan membangkitkan semangat yang melanda umat Kristen yang mula-mula ketika mereka memahami mandat untuk melakukan misi yang diberikan Kristus.
Pertanyaan Pembuka: Ketika Anda membaca buku Kisah Para Rasul, sa­ngatlah nyata bahwa tidak ada cara apa pun yang dapat menghentikan Injil. Karena Injil telah sampai ke Makedonia, Efesus, Damaskus, dan bahkan sam­pai ke pusat Kota Roma yang dipenuhi kekafiran. Pada awal buku Kisah Para Rasul, atap rumah Petrus menjadi suatu tanda bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar melalui umat Yahudi. Dan memang kita melihat, lewat pe­layanan Filipus kepada sida-sida Etiopia, Allah berencana untuk menyatakan diri-Nya sampai ke ujung dunia.
Bagi orang Roma dan Yunani pada abad pertama, bangsa Etiopia secara lite- ral ada pada ujung dunia. Dan sekarang petobat Afrika pertama kembali ke negaranya, ujung dunia, membawa kabar baik Yesus Kristus.
Pertimbangkanlah: Bagi orang Kristen abad pertama, ujung dunia berarti wilayah yang jauh dari Yerusalem. Bagi orang Kristen abad dua puluh satu, apa yang menjadi ujung dunia bagi kita?

LANGKAH 2-Menyelidiki
Untuk Guru: Dalam pelajaran minggu ini kita melihat perubahan dalam ke­hidupan Filipus dari seorang diaken menjadi seorang penginjil. Pada kenyata annya, dia menjadi misionaris yang paling efektif pada periode Kristen yang mula-mula. Arahkan anggota kelas kepada sifat-sifat yang membuat Filipus menjadi caion yang ideal untuk melakukan misi yang telah diberikan padanya.
Komentar Alkitab
II.    "Siap Melayani"
(Pelajari kembali Kisah 6:1—7 dengan UKSS.)
Alkitab memberikan kepada kita sebuah gambaran samar-samar (garis pu- tus-putus) tentang Filipus gantinya memberikan gambar yang jelas dan sem­purna. Namun ada berbagai petunjuk yang menjelaskan karakter Filipus dan dalamnya komitmennya kepada Injil Yesus.
Kita mengetahui bahwa Filipus adalah seorang diaken dan merupakan satu dari antara tujuh diaken yang diutus menolong menyelesaikan masalah sehu­bungan dengan pembagian makanan. Diakonos, kata Yunani untuk diaken, di­terjemahkan juga sebagai "pelayan" atau "asisten." Ketika Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya jika ada di antara kamu ingin menjadi yang terbe­sar maka dia harus menjadi pelayan, Dia menggunakan kata diakonos (Mal. 23:11).
Diaken-diaken memainkan peran yang sangat penting dan serius dalam me­nopang gereja yang mula-mula. Dalam suratnya yang pertama kepada Tiino- tius, rasul Paulus menuliskan bahwa calon-calon diaken harus terlebih dahulu diuji sebelum diberikan penugasan sebagai diaken (1 Tim. 3:10). Mereka harus membuktikan diri sebagai suami dan ayah yang baik (3:12) dan menghidupkan "kebenaran-kebenaran iman Kristiani dengan hati nurani yang bersih" (3:9). Mereka harus jujur, sungguh-sungguh, "layak untuk dihormati," dan bertarak (3:11). Tampaknya, peran diaken bukan sekadar posisi yang disahkan oleh pe­numpangan tangan para pemimpin gereja. Filipus sangat dihormati, seorang Kristen setia yang selalu memiliki kerelaan untuk melayani.
Pertimbangkanlah: Bagaimanakah kerelaan melayani dengan kerendahan hati dapat mempersiapkan seseorang bagi misi?

II.    "Terpanggil dan Memiliki Karunia"
(Pelajari kembali Kisah 21:7-10 dengan UKSS.)
Ketika Filipus menghindar dari penganiayaan di Yerusalem, dia dikenal se­bagai Filipus seorang diaken. Ketika dia kembali, dia telah berubah menjadi evangelis FiHpus (Kisah 21:8). Ada banyak hal yang terjadi di antaranya. Kita menyaksikan seorang yang rendah hati, mau melayani, yang dipenuhi oleh Roh Kudus untuk suatu peran yang penting (Ef. 4:11). Kita melihat karunia itu ketika dia bersaksi kepada sida-sida Etiopia. Kita juga belajar bahwa dia seorang pembicara yang sangat berkuasa dan memiliki karunia mengadakan tanda mukjizat.
Pertimbangkanlah: Ketika Filipus mengungsi ke Samaria agar terhindar
dari aniaya, Roh Kudus bekerja mengubahkan kesulitan menjadi kesempatan. Dalam cara apakah kita sering gagal melihat tangan Allah yang melaksanakan maksud-Nya melalui berbagai tantangan yang kita hadapi?

III. "Juga untuk Sida-sida"
(Pelajari kembali Kisah 8:26-40 dengan UKSS.)
Ciri-ciri utama yang dominan dalam penginjilan Filipus adalah pekerjaan pelayanannya bagi orang bukan Yahudi, merefleksikan perintah Yesus untuk merubuhkan tembok penghalang yang menjadi pemisahan di antara manusia (l ',f. 2:14-22). Sida-sida Etiopia mungkin saja kaya dan sangat berkuasa di ne­garanya (negara Sudan), namun di antara orang Yahudi di Israel dia memiliki dua catatan negatif. Pertama, dia bukan Yahudi, dan kedua, dia seorang yang dikebiri yang membuat dia terhalang untuk mengikuti acara dalam "jemaah Tuhan" (Ulangan. 23:1). (Beberapa orang beranggapan, bahwa kata eunuch hanya memiliki arti "sida-sida.")
Namun janji yang indah juga ditemukan dalam buku yang dipelajari oleh Fi- lipir. bersama sida-sida itu: "kepada mereka akan Kuberikan dalam rumah-Ku dan <li lingkungan tembok-tembok kediaman-Ku suatu tanda peringatan dan nama itu lebih baik dari pada anak-anak lelaki dan perempuan, suatu nama abadi yang tidak akan lenyap akan Kuberikan kepada mereka" (Yes. 56:5). Filipus diberikan kesempatan untuk membagikan berkat itu bersama sida-sida Afrika.
PERTIMBANGKANLAH: Filipus, lahir dan dibesarkan dengan budaya Yahudi, seharusnya secara alamiah dia menolak untuk duduk berdampingan dengan seorang sida-sida (yang dikebiri) itu. Pengalaman apakah yang membuat dia dapat merubuhkan tembok prasangka? Apakah pelajaran bagi kita pada zaman sekarang ini?

IV. "Menemui Orang di Mana Mereka Berada"
'(Pelajari kembali Kisah 8:6-8 dan 8:30 35 dengan UKSS.)
Salah satu prinsip utama misiologi Alkitab adalah menjumpai orang "di mana mereka berada." Ketika melayani sida-sida Etiopia, Filipus langsung membahas poin-poin yang menarik perhatiannya dengan menjelaskan perikop dalam kitab Yesaya yang belum dia pahami. Filipus mengambil kesempatan untuk memberikan pelajaran Alkitab.
Di Samaria, Filipus berkhotbah, namun dia juga merubuhkan semua peng­halang dan membawa sukacita ke kota itu lewat berbagai tanda, yang dia telah buat (Kisah 8:6 8).
Pertanyaan untuk Didiskusikan: Dalam cara apakah misi yang efektif menuntut kita untuk memahami tentang orang-orang yang hendak kita jang­kau sama seperti kita memahami pekabaran yang kita coba komunikasikan? Bagaimanakah upaya misi kita, pada masa lalu, merefleksikan pentingnya un­tuk memahami "pendengar" kita? Secara praktis, apakah yang dituntut dari kita?

LANGKAH 3 ~ Mempraktikkan
Untuk Guru: Bersama anggota kelas, selidikilah pertanyaan berikut: Da­lam cara apakah pelayanan Filipus sebagai diaken dan evangelis menjadi se­buah contoh bagi pelayanan kita sekarang ini?
Pertanyaan Aplikasi:                                                                                                                                  ^
 √ Diskusikanlah dengan anggota kelas tentang perbedaan budaya yang mung­kin timbul di dalam gereja saat ini. Sebagai contoh, ada banyak hai yang te­lah ditulis tentang Kekristenan. dalam dunia "Bagian Utara" (negara-negara maju) dan di dunia "Bagian Selatan" (negara-negara kurang berkembang). Perbedaan budaya apakah yang mungkin dihadapi gereja di dua wilayah ini? Prinsip-prinsip apakah yang seharusnya menuntun gereja dalam memelihara  kesatuan, meskipun berbeda latar belakang?
√ Lukas, penulis Kisah, memiliki beban untuk mereka yang hidup dalam                                                                                                                                                         status sosial yang lebih rendah—-yang terabaikan, yang ditolak, yang dianggap  remeh oleh orang banyak. Dia menunjukkan bahwa Injil bukan hanya untuk orang-orang yang baik, dan orang-orang Yahudi ternama. Injil juga diberi­kan untuk orang miskin, buta, tuli, cacat, dan orang asing. Dalam cerita pe­layanan Filipus kepada sida-sida Etiopia, Lukas menunjukkan bagaimana Yesus adalah kabar baik juga bagi orang asing dari ujung dunia dan untuk orang asing yang dikucilkan dari komunitas Yahudi dan dari Bait Suci. Hal- hal praktis apa sajakah yang dapat kita lakukan dalam gereja kita sehingga gereja kita menyambut dan menerima semua orang?
LANGKAH 4 ~ Mencintakan
Untuk Guru: Seorang teolog Perjanjian Baru F. Scolt Spencer berkata bahwa agama dan masyarakat sama-sama "sangat bertolak belakang dengan sida-sida di wilayah Laut Tengah" pada zaman Filipus. Jadi, kisah pertobatan sida-sida Etiopia, baptisannya, dan masuknya dia ke dalam komunitas Kristen akan terlihat sebagai suatu "pelanggaran yang radikal terhadap norma-rrorma budaya setempat,"—F. Scott Spencer, "The Ethiopian Eunuch and l/is Bible: a Social-Science Analysis, I Biblical Theology Bulletin: A Journal of Bible and Theology (Sage Publishingr 1992), jld. 22, Ed. 4, hlm. 155-165. Melalui ak­tivitas berikut ini, ajaklah anggota kelas mempertimbangkan bagaimana kita dapat menyambut dan menerima mereka yang berasal dari status sosial yang lebih rendah.
Aktivitas: Tanyakan kepada anggota.kelas, siapakah sida-sida modern yang dikucilkan oleh masyarakat luas atau dianggap remeh oleh orang lain. Jika mungkin, buatlah daftar di papan tulis atau kertas. Bagaimanakah kita secara gereja dapat memperlakukan golongan ini? Bagaimanakah pandangan kelompok ini terhadap gereja? Langkah-langkah praktis apa saja yang dapat kita ambil yang dapat mengubah sikap kita dan menunjukkan roh Yesus ke­pada mereka?

No comments:

Post a Comment