Pelajaran 1 Triwulan III 2015 dan Berita Misi

Download Berita Misi Sabat ke 1 hingga Sabat ke  12  di sini
Download Sekolah Sabat ke 1 dalam bentuk epub untuk Apple dan Android di sini


Sifat Misionaris Allah

SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: KEJ. 1:26-28; 2:15-17; 1 YOH. 2:16; YOH. 3:14, 15; 2 KOR. 5:21; MAT. 5:13, 14.

AYAT HAFALAN: ”Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa”(Yesaya 55:4).

Dunia kita berantakan, dan sebagai manusia kitalah penyebabnya. Dan itu karena kita adalah pendosa, makhluk yang telah jatuh, yang sifat dasarnya adalah jahat. Betapapun majunya dan berkembangnya kita menurut pikiran kita, sejarah kita seabad lalu tidaklah menggembirakan Dan kita sekarang ini, bahkan belum seperempat jalan memasuki abad ini, segala sesuatu tidaklah terlihat lebih baik juga. Jika masa lampau adalah pembukaan masa yang akan datang, maka semua yang dapat kita harapkan, mengutip dari seorang mantan politikus Inggris, adalah “darah, kerja keras, air mata, dan keringat.”

Namun tidaklah semuanya hilang. Sebaliknya, Yesus Kristus telah mati karena dosa kita, dan melalui kematian—Nya, kita miliki janji keselamatan, pemulihan, dan segala sesuatu dijadikan baru. “Lalu Aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu” (Why. 21:1).

Kita belumlah ditinggalkan sendirian, terbuang dalam jagat raya yang luasnya tak terbatas, dingin dan seakan tidak peduli, dan mengurus diri kita sendiri. Kita tidak akan dapat melakukan itu; kekuatan yang disusun terhadap kita jauh lebih kuat daripada kita. Itu sebabnya, bahkan sebelum dunia dijadikan, Allah memprakarsai rencana keselamatan bagi kita, yaitu yang tidak pernah dapat kita lakukan bagi diri kita sendiri.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 4 Juli 2015.

Minggu.....Allah Menciptakan Pria dan Wanita

Satu dari pertanyaan-pertanyaan abadi yang manusia tanyakan adalah, dari manakah saya datang? Dalam dua pasal pertama Alkitab (sebenarnya, di seluruh Alkitab) kita telah diberi jawaban atas apa yang dianggap banyak orang sebagai pertanyaan terpenting yang dapat ditanyakan manusia. Bagaimanapun, hanya dengan mengetahui, dari mana asal kita barulah kita beranjak pada suatu permulaan mengetahui siapa diri kita, mengapa kita ada, bagaimana kita hidup, dan ke mana tujuan akhir kita.

Bacalah seluruh Kejadian 1 dan 2, tetapi pusatkan perhatian khusus pada Kejadian 1:26-28. Perbedaan besar apakah yang tampak di dalam penciptaan manusia, yang berbeda dengan segala yang lain yang terlihat dalam ayat-ayat itu? Apakah yang sehubungan dengan manusia yang menonjol melampaui bagian-bagian lain dari penciptaan ini?
Kejadian 1:26-28.
(26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

(27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

(28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."


1. Manusia, pria dan wanita, diciptakan terakhir dari semua penciptaan. Di depan mereka tersedia seluruh ciptaan yang terlihat, untuk dipelajari dan dirawat.

2. Pola Allah dalam menciptakan pria dan wanita berbeda dari ciptaan-ciptaan yang lain. Hingga titik ini perintah Ilahi selalu “Jadilah” (terang, cakrawala, air, ikan dan burung-burung, binatang-binatang, dan lain-lain). Sekarang perintah itu berubah menjadi perundingan: “Baiklah kita menjadikan manusia....” Tiga pribadi Keallahan—-Bapa, Anak, dan Roh Suci-—berunding tentang itu. Walaupun dua pasal ini adalah sehubungan dengan penciptaan bumi dan makhluk-makhluk di dalamnya, tidak diragukan lagi bahwa pusat perhatian utama adalah pada penciptaan manusia itu sendiri.

3. Pria dan wanita diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, sesuatu yang tidak disebutkan untuk ciptaan pada waktu itu. Walaupun ayat-ayat itu tidak mengatakan apa arti diciptakan di dalam rupa dan gambar Allah, artinya pastilah bahwa manusia itu memantulkan tabiat Pencipta mereka. Karena manusia memiliki moral yang tidak ada pada makhluk lain (kupu-kupu walaupun indah, tidak ada pergumulan dengan masalah benar dan salah), diciptakan di dalam rupa dan gambar Allah itu pastilah mengandung arti bahwa manusia itu pada tingkatan itu memantulkan tabiat moral Allah.

4. Pria dan wanita diberi kuasa, dan memerintah atas ciptaan lainnya, mewakili Allah di atas bumi. Panggilan ini berisi tanggung jawab.

Manusia diperkenalkan dalam Alkitab pada pasal pertama, tetapi tidaklah sendirian. Kita ada tetapi dalam jalinan hubungan dengan Allah. Apakah yang hal ini katakan kepada kita tentang betapa Allah haruslah menjadi pusat bagi kehidupan kita, dan mengapakah kita sesungguhnya tidaklah “sempurna” tanpa Dia? Lihat juga Kisah 17:28.
Kisah 17:28.
(28) Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.

Senin...Kebebasan Berkehendak

Dalam kisah penciptaan melekat amaran yang diberikan Allah tentang jangan makan “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” (Kej. 2:9). Jadi, sejak awal, kita dapat melihat unsur moral yang diberikan kepada manusia, sesuatu yang tidak terdapat pada makhluk-makhluk ciptaan lainnya. Seperti yang kita katakan kemarin, kapasitas pertimbangan moral adalah suatu cara bagi manusia menyatakan rupa dan gambar Allah.

Apakah yang Kejadian 2:15-17 katakan tentang adanya kebebasan berkehendak di dalam manusia?
Kejadian 2:15-17
(15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

(16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

(17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Allah dapat menciptakan manusia supaya mereka melakukan kehendak-Nya secara otomatis. Begitulah diperbuat untuk ciptaan yang lain seperti terang, matahari, bulan, dan bintang-bintang. Mereka menaati Allah tanpa adanya unsur memilih. Mereka memenuhi kehendak Allah secara otomatis melalui hukum alam yang menuntun gerakan mereka.

Tetapi penciptaan manusia adalah istimewa. Mereka diciptakan Allah bagi diri-Nya sendiri. Allah ingin agar mereka membuat pilihan-pilihan sendiri, memilih untuk menyembah Dia secara sukarela tanpa dipaksa. Jika tidak demikian mereka tidak dapat mencintai Dia, karena kasih itu, supaya menjadi kasih yang benar, haruslah diberikan dengan bebas.

Karena kasih itu berasal dari Allah, muka kebebasan berkehendak manusia itu dilindungi dan dihormati Allah. Sang Pencipta tidaklah mencampuri pilihan-pilihan terdalam manusia. Pilihan yang salah ada akibatnya, kadang-kadang sangat mengerikan, tetapi bertentangan dengan tabiat Allah yang Mahakuasa untuk memaksakan kesetiaan atau ketaatan.

Asas kebebasan berkehendak manusia mempunyai tiga implikasi penting: Uutuk agama: Batu Allah yang Mahakuasa tidaklah secara sepihak mengembalikan kehendak dan pilihan orang per orang. Untuk etika: Setiap orang harus mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan mereka secara moral. Untuk ilmu pengetahuan: Kegiatan tubuh dan otak tidaklah sepenuhnya ditentukan oleh sebab dan akibat. Hukum fisik terlibat dalam tindakan-tindakan kita, tetapi kehendak bebas berarti bahwa kita mempunyai pilihan sehubungan dengan tindakan-tindakan kita, apalagi tindakan-tindakan yang bersifat moral.

Beberapa pilihan moral apakah yang harus Anda buat dalam jam, hari, atau pekan ke depan? Bagaimanakah dapat Anda pastikan bahwa Anda sedang menggunakan pemberian kudus ini dalam cara yang benar? Renungkanlah akibat-akibat dari penyalahgunaannya.

Selasa...Kejatuhan dalam Dosa

“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat” (Kej. 3:6, 7).

Memakan sedikit buah itu sendiri bukanlah suatu tindakan dosa. Namun, perlu dipertimbangkan bagaimana itu terjadi. Adam dan Hawa adalah makhluk yang dilengkapi dengan kebebasan memilih, diciptakan Allah dalam gambar-Nya. Termasuk kebebasan—tetapi juga kewajiban—untuk mematuhi kehendak Allah yang sudah dinyatakan. Mereka memakan buah itu, bukan karena desakan keperluan tetapi karena pilihan. Ini adalah tindakan kebebasan berkehendak Adam dan Hawa sendiri dalam membantah perintah-perintah Allah yang spesifik dan jelas.

Demikian juga, kita harus memilih bagi diri kita sendiri apakah mau mengikuti Allah atau tidak, menghargai atau menentang firman-Nya. Ia tak akan pernah memaksa kita untuk menaati Dia, Ia tidak dapat memaksa kita untuk mengasihi Dia. Allah mengizinkan masing-masing kita memilih sendiri jalan mana yang akan kita tempuh. Tetapi pada akhirnya kita harus bersedia hidup dengan akibat-akibat pilihan kita.

Dengan memakan buah itu, Adam dan Hawa sesungguhnya mengatakan kepada Allah bahwa Ia bukanlah penguasa penuh. Kedaulatan-Nya ditantang. Mereka terbukti tidak taat, dan sebagai akibatnya, mereka membawa dosa dan maut bagi umat manusia.

“Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu, dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan” (Kej. 3:23, 24, NIV).

Adam dan Hawa harus meninggalkan Firdaus. Suatu keharusan, namun suatu akibat yang berbelas kasihan. Allah tidak mengizinkan manusia pemberontak itu memiliki jalan ke pohon kehidupan. Dengan kasih sayang Ia menjauhkan Adam dan Hawa dari pohon yang dapat menjadikan mereka kekal sehingga mengekalkan kondisi mengerikan yang dibawa oleh dosa kepada mereka. (Bayangkanlah seperti apakah hidup kekal itu di dalam dunia yang penuh dengan sakit, derita dan kejahatan seperti yang kita punyai sekarang!) Adam dan Hawa diusir keluar dari taman yang indah untuk mengusahakan tanah yang kurang bersahabat di luar taman (ayat 23, 24).

Dalam konteks pelajaran hari ini, bacalah 1 Yohanes 2:16. Bagaimanakah unsur-unsur yang diamarkan dalam ayat ini terlihat dalam peristiwa kejatuhan dalam dosa? Dalam cara apakah kita harus menghadapi pencobaan yang sama dalam hidup kita juga?
1 Yohanes 2:16
(16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

Rabu...Ikhtiar Allah untuk Menyelamatkan Kita

Alkitab menunjukkan bahwa sesudah kejatuhan nenek moyang pertama kita, Allahlah yang datang mencari mereka, bukan sebaliknya. Sebaliknya, pria dan wanita itu berupaya menyembunyikan diri dari hadirat Tuhan. Betapa suatu kiasan yang sangat kuat bagi umat manusia yang telah berdosa Mereka menjauhi Dia yang datang mencari mereka, Satu-satunya yang dapat menyelamatkan mereka. Apa yang Adam dan Hawa lakukan di Eden, dan kecuali menyerah pada bujukan Roh Suci, manusia masih terus lakukan hal yang sama sekarang.

Untunglah Allah tidak membuang nenek moyang pertama kita, juga tidak membuang kita. Sejak pertama kali Allah berseru “Di manakah engkau?” kepada Adam dan Hawa di Eden (Kej. 3:9) sampai sekarang, Ia masih memanggil kita. Ia, sesungguhnya, adalah misionaris yang pertama.

"Di dalam anugerah Anak-Nya yang tiada taranya itu, Allah telah membungkus seluruh dunia ini dengan satu suasana anugerah sama seperti udara yang berputar sekeliling dunia ini. Semua orang yang memilih menghirup udara yang memberikan kehidupan ini akan hidup bertumbuh menuju standar dalam Yesus Kristus, baik pria maupun wanita.” —Ellen G. White, Kebahagiaan Sejati, hlm. 77.

Tentu, wahyu terbesar tentang kegiatan misionaris Allah dapat dilihat dalam penjelmaan dan pelayanan Yesus. Walaupun Yesus datang ke dunia ini untuk melakukan banyak hal membinasakan Setan, menyatakan tabiat Bapa yang sebenarnya, membuktikan salahnya tuduhan-tuduhan Setan, menunjukkan bahwa Hukum Allah dapat ditaati - alasan utamanya datang ke dunia adalah untuk mati di salib menggantikan tempat manusia, untuk menyelamatkan kita dari akibat akhir dosa, yaitu maut.

Apakah yang setiap ayat ini ajarkan bagi kita tentang kematian Yesus?

Yoh. 3:14, 15
(14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
(15) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Yes. 53:4-6
(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
(5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
(6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

2 Kor. 5:21
(21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Oleh Allah, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat menjadi dosa karena kita.” Itulah yang harus terjadi agar kita dijadikan “kebenaran Allah di dalam Dia.” Gagasan ini disebut “pertukaran agung,” Yesus menanggung dosa dan penderitaan kita sebagai seorang berdosa supaya kita, Walaupun berdosa, dapat diperhitungkan benar di hadapan Allah sebagaimana Yesus sendiri.

Kamis...Kiasan-kiasan Misi

Misi adalah ikhtiar Allah untuk menyelamatkan umat manusia. Misi penyelamatan Allah didesak oleh kasih-Nya bagi masing-masing kita. Tidak ada alasan yang lebih dalam daripada itu. Allah mengutus Kristus di dalam misi membawa keselamatan bagi seluruh dunia. Injil Yohanes saja berisi lebih dan empat puluh pernyataan berdimensi kosmos untuk misi Yesus. (Lihat sebagai contoh, Yoh. 3:17; 12:47). Sebagaimana Kristus diutus Bapa untuk menyelamatkan dunia, pada gilirannya Ia mengutus murid-murid-Nya dengan kata-kata “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh. 20:21, NIV).

Bacalah Matius 5:13, 14. Dua kiasan apakah yang digunakan untuk misi dalam ayal-ayat ini, dan untuk maksud apa?
Matius 5:13, 14.
Garam dunia dan terang dunia
(13) "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
(14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

Kiasan garam dan terang menyatakan fungsi utama pengaruh Kristus untuk kemanusiaan. Jika garam digunakan di dalam, bergabung dengan massa yang bersentuhan dengan garam, maka terang beroperasi dari luar, menerangi semua yang dijangkaunya. Kata dunia dalam kiasan garam merujuk pada pria dan wanita dengan siapa orang Kristen itu diharapkan berbaur, sementara istilah terang dunia merujuk pada suatu dunia manusia dalam kegelapan yang membutuhkan terang. Anak-anak Israel didorong untuk menghidupkan prinsip-prinsip moral dan aturan-aturan kesehatan yang telah Allah berikan kepada mereka. Mereka harus menjadi suatu terang, menyinari dan menarik orang lain - Kamu haruslah "menjadi terang bagi bangsa-bangsa" (Yes. 49:6). Keberadaan kolektif mereka sebagai suatu negara yang sehat, makmur, dan setia pada Sabat Allah dan perintah-perintah lainnya, akan mengumandangkan kepada bangsa-bangsa sekitar tentang perbuatan besar Allah dalam Penciptaan dan Penebusan, Bangsa-bangsa yang mengamati kemakmuran mereka akan mendekati mereka dan belajar untuk diajar tentang Allah. (Bagaimanapun, itulah gagasannya.)

Ketika Kristus datang, Ia juga berbicara tentang garam, satu cara yang lain untuk bersaksi. Dengan pengaruh mereka dalam dunia, orang Kristen harus mengekang kerusakan dunia. Orang kafir sering jauh dari perbuatan-perbuatan jahat karena kesadaran moral yang berasal dari pengaruh orang Kristen. Orang Kristen bukan hanya mempunyai pengaruh yang baik di alas dunia yang rusak ini melalui kehadiran mereka di dalamnya, mereka juga berbaur dengan orang lain supaya membagikan pekabaran keselamatan Kristen.

Sebagai terang dan/atau garam, saksi yang seberapa baikkah Anda dan gereja Anda bagi dunia di sekitar Anda? Apakah terang Anda sedang redup, apakah garam sedang kehilangan asinnya? Jika begitu, bagaimanakah Anda mempelajari bahwa kebangunan dan pembaruan dimulai dari Anda secara pribadi?

Jumat...Pendalaman

Kita telah membicarakan beberapa segi sifat misionaris Allah. Misi adalah suatu usaha yang dimulai oleh Allah Tritunggal. Misi sangat berkaitan dengan Yesus Kristus, yang penjelmaan-Nya menjadi inti iman dan misi Kristen. Dengan kehidupan dan kematian-Nya, Yesus telah merintis jalan bagi keselamatan umat manusia. Kita sebagai pengikut-pengikut-Nya, misionaris-misionaris-Nya, harus mengajak orang untuk mengetahui kabar baik tentang apa saja yang Yesus telah lakukan bagi mereka.

“Jemaat Kristus di atas bumi telah diorganisasi untuk tujuan-tujuan misionaris, dan Tuhan ingin melihat keseluruhan gereja merancangkan cara dan sarana agar semua orang, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, dapat mendengar pekabaran kebenaran. Tidak semua dipanggil untuk pekerjaan perorangan di ladang-ladang asing, tetapi semua dapat melakukan sesuatu melalui doa dan pemberian-pemberian membantu pekerjaan misionaris.”-Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 6, hlm. 29.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1. Pikirkan lagi tentang masalah asal-usul. Mengapakah asal-usul itu penting? Bagaimanakah suatu pengertian yang benar tentang asal-usul kita membantu kita mengerti siapa kita dan apa tujuan keberadaan kita?

2. Bagaimanakah kutipan di bawah ini membantu kita mengerti adanya kebebasan kehendak, kasih, dan kejahatan di dunia kita? “Demikianlah, jika Allah hendak menciptakan makhluk yang mencintai (dalam meniru kasihnya yang sempurna), maka Allah harus menciptakan makhluk bebas yang dapat menyebabkan penderitaan dan kejahatan di dalam dunia oleh pilihan-pilihan mereka. Dinamika kasih dan kebebasan menuntut supaya Allah memberikan kita suatu ruang gerak untuk bertumbuh di dalam kasih melalui kebebasan manusiawi kita. Satu-satunya pilihan lain Allah untuk mengizinkan makhluk-makhluk bebas itu memilih tindakan-tindakan yang tidak mengasihi adalah dengan mutlak berhenti menciptakan makhluk yang mengasihi.”—Robert J. Spitzer, New Proofs for the Existence of God: Contributions of Contemporary Physics and Philosophy, Edisi Kindle (Eerdmans Publishing Co., 2010), hlm. 233.

3. Kematian Yesus adalah suatu tindakan tunggal yang terjadi dalam sebuah bangsa kecil di tengah kekaisaran Roma yang luas hampir 2000 tahun yang lalu. Namun, tindakan ini adalah suatu yang berdampak kekal bagi setiap makhluk manusia. Tanggung jawab apakah yang diletakkan ke atas kita, yang mengetahui tentang tindakan ini dan maknanya, untuk menyampaikan kepada mereka yang tidak tahu akan hal ini? Bagaimana lagikah mereka mempelajarinya jika orang-orang yang mengetahui tentang itu tidak memberitahukannya kepada mereka?

No comments:

Post a Comment