PELAJARAN 12 TRIWULAN II 2015

YESUS DI YERUSALEM
SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN  PEKAN  INI,  BACALAH:  LUK.  19:28-40;   ZA. 9:9;  LUK.  19:45-48;   MAT.21:12-17;     LUK.  20:9-26.

AYAT HAFALAN:   "Dan  ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu,  la menangisinya"   (Lukas19:41).
Pekan terakhir kehidupan  Yesus di  bumi  diungkapkan   di Yerusalem.   Betapa menggemparkan juga peristiwa-peristiwa   yang menandai  pekan itu: Yesus dielu-elukan;   Yesus menangisi  kota yang acuh tak acuh itu;  membersihkan   bait Allah; kelicikan dan persekongkolan  terhadap Dia perasaan  sedih  pada Perjamuan  Terakhir  dan penderitaan  di Getsemani; penghinaan   pada persidangan;   penyaliban;  dan terakhir,   kebangkitan.   Belum pernah sebelumnya   bahkan tidak pernah terjadi  ada sebuah kota yang menyaksikan  perkembangan  sejarah yang begitu penting, sesuatu  yang telah membawa pertentangan  kosmis pada puncaknya antara kebaikan  dan kejahatan,  meskipun  tak seorang  pun  kecuali  Yesus yang memahami  arti  yang sedang diungkapkan
Yesus telah  melewati Yerusalem  beberapa kali dalam hidup-Nya.   Matius,  Markus, Lukas,  dan Yohanes,  semua mencatat bahwa Yesus  setelah dewasa mengunjungi   Yerusalem,   meskipun kebanyakan  saat Pekan Suci.  Walaupun penampilan  Yesus  pada kesempatan lain  di
Yerusalem banyak yang diketahui   bayi Yesus dibawa ke bait Allah  (Lukas 2:22-28),  perdebatan saat usia 12  tahun di bait Allah (ayat 41-50),   si penggoda membawa Yesus ke tempat paling tinggi  dari bait Allah (Lukas 4:9-13)   inilah  pekan penutupan pelayanan  Yesus di Yerusalem
yang mendapat perhatian khusus dari para penulis  lnjil.

*Pelajari  pelajaran  pekan ini untuk  persiapan  Sabat, Juni  20.


YESUS DIELU-ELUKAN (MINGGU)
la lahir di  Betlehem.   la besar di Nazaret.  la mengajar,   berkhotbah,   dan menyembuhkan   di seluruh   Galilea.   Samaria,  Yudea,  dan Berea.  Tetapi  satu kota yang tetap mendapat perhatian-Nya:   Yerusalem.  Yesus "mengarahkan    pandangan-Nya    untuk  pergi  ke" kota itu (Lukas  9:51).   Masuknya Yesus ke kota itu  menandai  pekan yang  paling dramatis dan paling penting   dalam sejarah  dunia.  Pekan itu  dimulai dengan Kristus  berpawai  masuk ke kota itu seperti seorang raja dan memandang kepada kematian-Nya di salib,  dengan mana kita  yang adalah  musuh-musuh   "diperdamaikan    dengan  Allah oleh kematian  Anak-Nya"  (Rm.  5:10).

Bacalah  Lukas 19:28-40.    Bayangkanlah   kegembiraan   murid-murid   itu.  Pastilah   mereka berpikir bahwa pada saat itu  Raja  Yesus  akan naik takhta di dunia,   di  Yerusalem,  takhta Raja  Daud. Apakah pelajaran  penting   tentang harapan semu yang dapat kita ambil  dari kisah ini?

Lukas 19:28-40
19:28 Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
19:29 Ketika Ia telah dekat Betfage dan Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
19:30 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari.
19:31 Dan jika ada orang bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan memerlukannya."
19:32 Lalu pergilah mereka yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala sesuatu seperti yang telah dikatakan Yesus.
19:33 Ketika mereka melepaskan keledai itu, berkatalah orang yang empunya keledai itu: "Mengapa kamu melepaskan keledai itu?"
19:34 Kata mereka: "Tuhan memerlukannya."
19:35 Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus naik ke atasnya.
19:36 Dan sementara Yesus mengendarai keledai itu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan.
19:37 Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat.
19:38 Kata mereka: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!"
19:39 Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, tegorlah murid-murid-Mu itu."
19:40 Jawab-Nya: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."

Ketika Yesus dilahirkan,   orang Majus dari Timur  datang  mengetok pintu  di Yerusalem, menanyakan  pertanyaan  yang tajam itu: "Di  manakah Dia,  raja orang Yahudi  yang baru dilahirkan   itu?"  (Matius  2:2).  Dan sekarang, beberapa  hari sebelum Penyaliban,   ketika murid-murid-Nya    dan orang banyak memadati  kota itu,  sambutan   pujian  menggema  sampai  ke langit Yerusalem:   "Diberkatilah   Dia yang datang sebagai  Raja dalam nama Tuhan" (Lukas19:38).
Adegan yang menakjubkan   ini menggenapi  nubuatan.  "Bersorak-soraklah   dengan nyaring.  hai putri Sion. bersorak-sorailah,   hai  putri Yerusalem!  Uhat, rajamu datang kepadamu;   ia adil  dan jaya.  la lemah  lembut  dan mengendarai   seekor keledai,  seekor keledai  beban yang muda" (Za.
9:9).  Namun,  Yesus tahu bahwa perjalanan  sejarah  ini,  yang dimulai dengan teriakan   Hosana, akan segera berakhir di  Golgota,  di  mana la akan mengucapkan   kata-kata kemenangan   itu, "Sudah selesai."
Meskipun semuanya  sesuai  dengan rencana  kekal Allah,  murid-murid-Nya     begitu terikat dengan tradisi-tradisi    dan ajaran-ajaran   dan harapan-harapan   di zaman dan budaya mereka sehingga mereka benar-benar salah menanggapi   amaran-amaran-Nya    sebelumnya  tentang apa yang akan te~adi dan apa makna  semuanya  itu.
                Kristus berbicara   kepada mereka,  tetapi  mereka tidak mendengarkanNya.   Atau barangkali mereka mendengar,   tetapi  apa yang la katakan terlalu berbeda dengan apa yang mereka harapkan sehingga  mereka mengabaikannya.  Bagaimanakah kita memastikan  kita tidak melakukan  hal yang sama apabila berhadapan dengan kebenaran Alkitabiah?

YERUSALEM:  MENYUCIKAN  BAIT SUCI (SENIN)
            "Ada tertulis:  'Rumah-Ku adalah  rumah doa.  Tetapi kamu menjadikannya   sarang penyamun'" (Lukas 19:46).
            Setelah dielu-elukan,   saat Yesus menangisi  Yerusalem,  hal pertama yang la lakukan adalah pergi ke Bait Suci.
            Bacalah Lukas 19:45-48;   Matius 21 :12-17;   Markus 11 :15-19.    Pelajaran penting apakah yang dapat kita  ambil dari yang Yesus telah lakukan? Apakah yang peristiwa ini  katakan kepada kita secara pribadi dan sebagai anggota komunitas yang,  dapat juga, berfungsi seperti  bait  Allah? Ef.  2:21.

Lukas 19:45-48
19:45 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ,
19:46 kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
19:47 Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia,
19:48 tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.

Matius 21 :12-17
21:12 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
21:13 dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
21:14 Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya.
21:15 Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel,
21:16 lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
21:17 Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.

Markus 11 :15-19
11:15 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,
11:16 dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.
11:17 Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"
11:18 Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.
11:19 Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota.

Ef.  2:21
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

            Semua empat lnjil  menyebutkan penyucian  Bait Suci.  Sementara Yohanes berbicara  mengenai penyucian yang pertama (Yohanes 2:13-25)   terjadi  pada kunjungan  Yesus ke Bait Suci  pada Hari Raya Paskah tahun 28 T.M.,  penulis  lainnya menceritakan   penyucian kedua pada akhir pelayanan  Yesus, kali  ini pada Hari Raya Paskah  tahun 31  T.M.  Jadi,  kedua penyucian Bait Suci membungkus   pelayanan  Yesus,  menunjukkan  betapa pedulinya  la akan kesucian Bait Suci serta pelayanannya,  dan betapa secara strategis la menekankan misi Mesianik  dan otontas-Nya.
            Tindakan-Nya  di  dalam Bait Allah,  terutama yang kedua, yang terjadi sesaat sebelum kematian-Nya,  memberikan sebuah  pertanyaan  menarik:  Mengetahui  bahwa la segera  akan mati,  mengetahui   bahwa Bait Suci dan pelayanan-pelayanannya  akan segera menjadi  tidak berarti dan tidak berguna,  Yesus tetap mengusir  mereka yang mengotorinya  dengan barang dagangan mereka.  Mengapa la tidak membiarkan saja hal  itu, dalam kemerosotan  mereka, khususnya karena hal itu bukan  hanya menjadi  tidak penting  tetapi,  dalam angkatan, yang akan dibinasakan?
                Meskipun  kita tidak diberi  jawaban, kemungkinan  besar karena itu masih  rumah Allah dan itu masih  tempat di mana rencana keselamatan  diungkapkan. Dalam arti orang dapat berargumentasi bahwa,  dengan kematian-Nya   yang akan datang, Bait  Suci  dan pelayanan-pelayanannya menyajikan   fungsi  yang penting  di  mana itu  adalah tempat untuk membantu orang-orang Yahudi yang setia  memahami  siapa  Yesus itu dan apa arti  sebenarnya kematian-Nya di  salib. Artinya, Bait suet,  yang menggambarkan  seluruh  rencana  keselamatan, dapat membantu orang banyak datang melihat kepada Yesus "Anak Domba,  yang telah disembelih   sejak dunia dijadikan (Why.  13:8).

KETIDAKSETIAAN (SELASA)
            Perumpamaan  penggarap-penggarap kebun anggur yang jahat (Lukas  20:9-19)   memberikan kepada kita  sebuah pelajaran dalam sejarah  penebusan.   Pusat  dari sejarah itu  adalah  Allah dan kasih-Nya yang terus-menerus   bagi  orang-orang   berdosa yang sesat. Meskipun perumpamaan  ini secara khusus ditujukan   kepada para pemimpin  Yahudi pada zaman-Nya ("mereka tahu,  bahwa merekalah  yang dimaksudkan-Nya   dengan perumpamaan  itu"  [ayal 19]),jangkauannya   tidak terbatas pada waktu itu saja.  Hal itu dapat diaplikasikan   kepada setiap generasi, setiap  jemaat, dan setiap pribadi  kepada siapa yang kasih dan kepercayaan  Allah telah  dicurahkan dan dari mereka yang Tuhan harapkan membalas  dengan setia.  Kita  adalah penggarap-penggarap sekarang   ini, dan kita dapat menarik  dari perumpamaan  ini  beberapa pelajaran tentang sejarah sebagaimana  Tuhan memandangnya.

Bacalah  Lukas 20:9-19.    Bagaimanakah  prinsip  yang diajarkan  di sini diterapkan  kepada kita, jika kita  melakukan  kesalahan  yang sama sebagaimana  dengan mereka yang ada dalam perumpamaan  ini?

Lukas 20:9-19
20:9 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada orang banyak: "Seorang membuka kebun anggur; kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain untuk waktu yang agak lama.
20:10 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu, supaya mereka menyerahkan sebagian dari hasil kebun anggur itu kepadanya. Tetapi penggarap-penggarap itu memukul hamba itu dan menyuruhnya pulang dengan tangan hampa.
20:11 Sesudah itu ia menyuruh seorang hamba yang lain, tetapi hamba itu juga dipukul dan dipermalukan oleh mereka, lalu disuruh pulang dengan tangan hampa.
20:12 Selanjutnya ia menyuruh hamba yang ketiga, tetapi orang itu juga dilukai oleh mereka, lalu dilemparkan ke luar kebun itu.
20:13 Maka kata tuan kebun anggur itu: Apakah yang harus kuperbuat? Aku akan menyuruh anakku yang kekasih; tentu ia mereka segani.
20:14 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berunding, katanya: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi milik kita.
20:15 Lalu mereka melemparkan dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu dengan mereka?
20:16 Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, dan mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain." Mendengar itu mereka berkata: "Sekali-kali jangan!"
20:17 Tetapi Yesus memandang mereka dan berkata: "Jika demikian apakah arti nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru?
20:18 Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur, dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk."
20:19 Lalu ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala berusaha menangkap Dia pada saat itu juga, sebab mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu, tetapi mereka takut kepada orang banyak.

            Gantinya  memberikan kepada Allah buah-buah kasih  dan kesetiaan,   penjaga-penjaga  kebun anggur meninggalkan   Allah dan gaga!. Tetapi  Tuhan, sebagai pemilik  kebun anggur  itu, mengutus  hamba berganti  hamba (ayat 10-12),   nabi  berganti nabi (Yer. 35:15),   dalam  kasih yang terus-menerus mengajak  dan memenangkan  umat Nya kepada tanggung jawab penatalayanan  mereka.  Meskipun  setiap nabi,  menjadi  korban penolakan.   "Siapakah dari nabi-nabi  yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu?" (Kisah  7:52).
            Sejarah  llahi adalah kisah  kasih yang panjang.  Tragedi  akan bangkit berulang kali, tetapi kemuliaan   pada akhirnya akan menang.  Kebangkitan  harus datang setelah  salib.  Batu yang ditolak  sekarang menjadi batu penjuru Bait  Suci yang besar yang akan menjadi rumah bagi


kewarganegaraan Allah,  di  mana semua  orang  yang telah diselamatkan.   yang kaya dan yang miskin.  orang Yahudi  atau bukan Yahudi,   lelaki  dan perempuan,   akan hidup  menjadi  satu umat. Mereka akan berjalan  di  kebun anggur eskatologis dan menikmati buahnya
selama-lamanya.
            Kita  mungkin   tidak mempunyai  nabi-nabi   yang masih  hidup  sekarang ini untuk dianiaya,  tetapi kita dapat saja menolak  juru kabar Allah  sebagai mana orang-orang di  masa lalu. Bagaimanakah  kita dapat memastikan bahwa kita, yang telah dipanggil untuk memberikan kepada Tuhan  "buah  kebun  anggur,"   tidak menolak  juru  kabar ini dan pekabarannya?

ALLAH VERSUS  KAISAR (RABU)
            Bacalah Lukas 20:20-26.   Bagaimanakah   kita mengambil  apa yang Yesus  ajarkan  di sini dan menerapkannya  pada situasi  kita sendiri  di  negara mana saja kita  hidup?

Lukas 20:20-26
20:20 Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepada-Nya mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat menjerat-Nya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan kuasa wali negeri.
20:21 Orang-orang itu mengajukan pertanyaan ini kepada-Nya: "Guru, kami tahu, bahwa segala perkataan dan pengajaran-Mu benar dan Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah.
20:22 Apakah kami diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
20:23 Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka yang licik itu, lalu berkata kepada mereka:
20:24 "Tunjukkanlah kepada-Ku suatu dinar; gambar dan tulisan siapakah ada padanya?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."
20:25 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!"
20:26 Dan mereka tidak dapat menjerat Dia dalam perkataan-Nya di depan orang banyak. Mereka heran akan jawab-Nya itu dan mereka diam.

            Pada  zaman  Yesus,  perpajakan  oleh  Roma adalah masalah yang rentan.  Sekitar  tahun 6 T.  M., menurut   Yosefus,   Yudasnya orang  Galilea,  seorang pemimpin   revolusioner,   menyatakan bahwa membayar pajak kepada Kaisar  adalah  pengkhianatan   terhadap Allah.  Masalahnya, bersamaan  dengan beberapa orang yang mengaku  dan yang berminat,  memicu pemberontakan anti Romawi  secara berkala.  Terhadap latar belakang  yang sensitif  seperti  itu, pertanyaan  yang diajukan kepada Yesus tentang apakah menurut hukum membayar pajak mengungkapkan    motif tersembunyi dari  para penginterogasi:   memberikan  jawaban bahwa hal itu  menurut hukum  akan menempatkan Yesus  pada pihak Roma,  menampilkan   bahwa Dia tidak bisa  menjadi  raja orang Yahudi  sebagaimana   dinyatakan oleh orang banyak pada saat Dia memasuki  Yerusalem;  mengatakan  Tidak  menurut hukum   dapat mengandung   arti  bahwa Yesus mengikuti   minat orang Galilea  dan menyatakan   pemerintahan   Romawi  itu  melanggar hukum, akan membuka diri-Nya   terhadap tuduhan   pengkhianatan.    Mereka berharap untuk menempatkan Yesus  dalam  jerat di  mana Dia tidak dapat melarikan  diri.
                Meskipun  demikian,   Yesus mengetahuinya   dengan  jelas.   la menunjuk   kepada gambar Kaisar pada mata uang  itu dan mengucapkan   putusan-Nya:   "Kalau begitu  berikanlah  kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada  Allah  apa yang wajib  kamu berikan kepada Allah" (Lukas 20:25).   Hidup   di  bawah Kaisar,  yang uangnya  digunakan   untuk keperluan sehari-hari,   memiliki   kewajiban  untuk Kaisar Tetapi  kemudian   ada kewajiban  lain, yang lebih besar, yang bersumber dari  kenyataan  bahwa kita  diciptakan   menurut citra Allah dan bahwa kepada-Nya  kita  berutang kesetiaan  paling  utama  kita.  "Jawab Kristus bukannya  jawab untuk menghindar,   melainkan  suatu jawaban yang terus terang  atas pertanyaan   itu ...  la menyatakan bahwa karena  mereka  hidup  di  bawah perlindungan   kuasa Roma,  mereka  harus memberikan kepada kekuasaan  itu sokongan yang dituntutnya,   selama  kekuasaan  ini  tidak bertentangan dengan kewajiban yang lebih  tinggi.  Tetapi  sementara tunduk pada undang-undang negara dengan damai,  mereka harus memberikan   kesetiaan  mereka yang utama kepada Allah."-Ellen G.  White,  Alfa dan Omega,  jld.  6, him.  228, 229.
            Apakah cara-cara yang kita  dapat lanjutkan   untuk  menjadi masyarakat yang baik  di negara mana saja kita  hidup,   saat yang sama mengetahui   bahwa kewarganegaraan  kita yang sejati berada di sebuah kota "yang direncanakan  dan dibangun   oleh  Allah"  (lbr.  11 :10)?

PERJAMUAN SUCI (KAMIS)
            Bacalah Lukas 22:13-20.   Apakah makna Perjamuan  Suci  yang dilaksanakan  pada Hari  Raya Paskah?

Lukas 22:13-20
22:13 Maka berangkatlah mereka dan mereka mendapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah.
22:14 Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya.
22:15 Kata-Nya kepada mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita.
22:16 Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah."
22:17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.
22:18 Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang."
22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."
22:20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.

                Yesus menetapkan Perjamuan  Suci menandingi konteks sejarah  hari raya Paskah.   Penetapan Paskah menegaskan  ketidakberdayaan   manusia  berbeda dengan kepada kekuasaan  Allah. Sebagaimana  tidak mungkin  bagi Israel  melepaskan  dirinya  dari perhambaan  orang Mesir demikian  juga dengan kita  untuk  bebas dari  akibat  dosa. Kelepasan  datang dari Allah sebagai pemberian  kasih karunia,  dan inilah  pelajaran  yang  bangsa Israel  ajarkan  kepada anak-anaknya   dari generasi  ke generasi  (Kel. 12:26,  27).  Sebagaimana  kelepasan  bangsa Israel begitu  mengakar dalam sejarah oleh  tindakan  penebusan  Allah,  demikian   juga  kelepasan manusia  dari dosa didasarkan pada peristiwa  sejarah  penyaliban.  Sesungguhnya,   Yesus adalah  "anak domba paskah" kita (1  Kor.  5:7),  dan Perjamuan  Suci-Nya  adalah  "tindakan memproklamasikan  di mana  komunitas   iman  memberikan   ekspresi makna kematian Kristus yang mulia dan menentukan.” G.C. Berkouver, The Sacrament (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans, 1969), hal 193.
            Perjamuan Suci  adalah  sebuah peringatan bahwa "pada malam waktu la diserahkan" (1  Kor.11 :23),  pada malam  sebelum  la disalibkan,   Yesus  memberikan pesan yang khidmat kepada murid-murid-Nya    bahwa mereka  harus ingat:  Roti dan anggur ini  adalah  lambang  tubuh-Nya,


yang akan dihancurkan,   dan akan darah-Nya, yang akan ditumpahkan   untuk pengampunan dosa (lihat Mat. 26:28).  Kematian Yesus adalah cara Allah satu-satunya  untuk Penebusan  kita dari dosa.  Janganlah  kita lupa bahwa kematian Yesus adalah  pemberian  surga bagi keselamatan kita, Yesus  menetapkan Pe~amuan  Suci  dan memerintahkan   agar hal itu  dibuat sampai la datang (1  Kor.  11 :24-26).
            Pernyataan  Yesus bahwa darah-Nya  yang "ditumpahkan   bagi  banyak orang untuk pengampunan  dosa'' (Mat.  26:28)  akan diingat  bahkan sampai  akhir  sejarah.   Mengabaikan pernyataan ini dan memilih   cara selamat  yang lain adalah menyangkal  Allah dan cara keselamatan yang telah dipilih-Nya.
            Ada dua (dari sekian banyak)  pelajaran penting yang menonjol.  "Kristus mati bagi  kita" adalah pelajaran pertama untuk  diingat  akan  meja  [Perjamuan]   Tuhan.  Yang kedua adalah bahwa kita duduk sebagai satu tubuh  karena kematian  itu, yang telah  membawa kita semua ke dalam
satu persekutuan.   Bahkan ketika  kita duduk  mengelilingi   meja itu,  kita duduk sebagai komunitas  akhir zaman yang telah  ditebus  Kristus,  menunggu kedatangan  Tuhan. Sampai Saatnya,  meja  [Perjamuan]  Tunan menjadi  peringatan  bahwa sejarah memiliki arti,  dan hidup memiliki   harapan.
            Kristus memberikan  tubuh dan darah-Nya untuk menyediakan  bagi Anda janji  hidup kekal. Bagaimanakah Anda dapat mewujudkan  kebenaran yang menakjubkan  ini dalam  cara yang akan memberikan bagi  Anda harapan dan jaminan terus-menerus?

PENDALAMAN (JUMAT)
                "Makan daging dan minum darah Kristus ialah menerima  Dia  sebagai  Juruselamat pribadi, percaya bahwa la mengampuni   dosa-dosa kita dan bahwa kita  sempurna dalam Dia.  Oleh memandang kasih-Nya  oleh merenungkanNya,    oleh  meminum-Nya,   kita mendapat bagian  dari sifat-Nya.  Sebagaimana  makanan  perlu  untuk tuoun demikian   juga halnya dengan Kristus untuk jiwa.  Makanan tidak dapat memberikan manfaat kepada kita kecuali kita memakannya, kecuali  makanan  itu menjadi  sebagian  dari tubuh kita.  Demikianlah  Kristus tidak bermanfaat bagi  kita jika kita tidak mengetahui   Dia  sebagai  Juruselamat pribadi.  Suatu pengetahuan secara teori  melulu  tidak akan memberikan   kebaikan kepada kita.  Kita  harus makan daripada-Nya,   menerima  Dia di dalam hati,  sehingga   kehidupan-Nya   menjadi  kehidupan kita. Kasih-Nya,  rahmat-Nya,  harus dipahami   baik-baik."-Ellen    G. White, Alfa dan Omega, jld.  5, him. 420, 421.

PERTANYAAN-PERTANYAAN   UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.  Pertimbangkanlah adegan di mana Yesus membersihkan  Bait Suci. Dengan cara apakah kita dapat saja mengobral iman dan kesetiaan kita? Bagaimanakah  agama dapat dimanfaatkan untuk meraih keuntungan,  reputasi, dan posisi?  Lebih  penting lagi,  bagaimana  kita sebagai jemaat dapat memastikan  bahwa kita tidak  akan jatuh  ke dalam  penyesatan yang sama?

2.  Seorang penulis yang ateis Alex Rosenberg percaya bahwa semua kenyataan, semua eksistensi,  adalah semata-mata materialistis. Artinya,  segala sesuatu dapat dan harus dijelaskan  melalui proses fisik  dan hanya proses fisik. Proses ini tentu saja adalah tanpa disain, tujuan,  atau maksud,  atau Allah.  "Apakah tujuan dari alam  semesta?" tanyanya. "Tidak ada tujuan.  Apakah tujuan yang sedang bekerja di alam semesta? Jawabannya  sama: Tidak ada." Jika,  sekalipun,  ketidakberartian dan ketidak ada tujuan  dari alam semesta ini membuat Anda tertekan,  Rosenberg memperingatkan terhadap Anda yang menganggap "depresi dengan serius."  Kenapa? Karena emosi  kita, termasuk  perasaan depresi,  itu tidak kecuali susunan saraf-saraf dan bahan-bahan kimia, dan mengapa terlalu serius dengan itu?  Namun, Rosenberk memiliki  jawaban untuk mereka yang kecewa dengan kehidupan  yang tidak  ada arti apa-apa itu.  Karena depresi hanyalah konfigurasi saraf-saraf tertentu,  hanyalah pengaturan kembali saraf-saraf itu-  -dan  Anda dapat menyelesaikannya  dengan obat-obatan.  "Apabila Anda belum merasa lebih  baik di pagi harinya ... atau setelah tiga pekan dari sekarang, gunakan obat yang lain.  Tiga pekan adalah waktu yang diperlukan  oleh  serotonin menyerap kembali  obat-obat  anti tekanan seperti  Prozac, Wellbutrin.  Paxjl. Zoloft.  Celexa, atau Luvox untuk bereaksi.  Dan jika obat yang satu tidak  mempan.  yang lain barangkali  bisa."  Hal yang menarik dari jawabannya adalah bahwa dia sungguh-sungguh:   jika tertekan, gunakan obat. Bandingkanlah pandangan kehidupan ini dengan apa yang kita percaya sehubungan dengan Yesus Kristus dan apa yang Dia telah  lakukan bagi kita di salib.  Mengapa,  dalam makna yang sebenamya,  partisipasi  kita dalam Perjamuan Suci adalah sanggahan yang menantang dan terbuka terhadap  paham nihilisme dan ketidak  bermaknaan yang di hadapkan oleh Rosenberg dan paham ateismenya?

No comments:

Post a Comment