YESUS DI YERUSALEM
SABAT PETANG
UNTUK PELAJARAN
PEKAN INI, BACALAH:
LUK. 19:28-40; ZA. 9:9;
LUK. 19:45-48; MAT.21:12-17; LUK.
20:9-26.
AYAT HAFALAN:
"Dan ketika Yesus telah
dekat dan melihat kota itu, la
menangisinya" (Lukas19:41).
Pekan terakhir
kehidupan Yesus di bumi
diungkapkan di Yerusalem. Betapa menggemparkan juga
peristiwa-peristiwa yang menandai pekan itu: Yesus dielu-elukan; Yesus menangisi kota yang acuh tak acuh itu; membersihkan
bait Allah; kelicikan dan persekongkolan
terhadap Dia perasaan sedih pada Perjamuan Terakhir
dan penderitaan di Getsemani;
penghinaan pada persidangan; penyaliban;
dan terakhir, kebangkitan. Belum pernah sebelumnya bahkan tidak pernah terjadi ada sebuah kota yang menyaksikan perkembangan
sejarah yang begitu penting, sesuatu
yang telah membawa pertentangan
kosmis pada puncaknya antara kebaikan
dan kejahatan, meskipun tak seorang
pun kecuali Yesus yang memahami arti
yang sedang diungkapkan
Yesus telah melewati Yerusalem beberapa kali dalam hidup-Nya. Matius,
Markus, Lukas, dan Yohanes, semua mencatat bahwa Yesus setelah dewasa mengunjungi Yerusalem,
meskipun kebanyakan saat Pekan
Suci. Walaupun penampilan Yesus
pada kesempatan lain di
Yerusalem banyak yang diketahui bayi Yesus dibawa ke bait Allah (Lukas 2:22-28), perdebatan saat usia 12 tahun di bait Allah (ayat 41-50), si penggoda membawa Yesus ke tempat paling
tinggi dari bait Allah (Lukas
4:9-13) inilah pekan penutupan pelayanan Yesus di Yerusalem
yang mendapat perhatian khusus dari para
penulis lnjil.
*Pelajari
pelajaran pekan ini untuk persiapan
Sabat, Juni 20.
YESUS DIELU-ELUKAN (MINGGU)
la lahir di Betlehem.
la besar di Nazaret. la
mengajar, berkhotbah, dan menyembuhkan di seluruh
Galilea. Samaria, Yudea,
dan Berea. Tetapi satu kota yang tetap mendapat
perhatian-Nya: Yerusalem. Yesus "mengarahkan pandangan-Nya untuk
pergi ke" kota itu
(Lukas 9:51). Masuknya Yesus ke kota itu menandai
pekan yang paling dramatis dan
paling penting dalam sejarah dunia.
Pekan itu dimulai dengan
Kristus berpawai masuk ke kota itu seperti seorang raja dan
memandang kepada kematian-Nya di salib,
dengan mana kita yang adalah musuh-musuh
"diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya" (Rm.
5:10).
Bacalah
Lukas 19:28-40.
Bayangkanlah kegembiraan murid-murid
itu. Pastilah mereka berpikir bahwa pada saat itu Raja
Yesus akan naik takhta di
dunia, di Yerusalem,
takhta Raja Daud. Apakah
pelajaran penting tentang harapan semu yang dapat kita
ambil dari kisah ini?
Lukas
19:28-40
19:28 Dan setelah mengatakan
semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke
Yerusalem.
19:29 Ketika Ia telah dekat
Betfage dan Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus
menyuruh dua orang murid-Nya
19:30 dengan pesan:
"Pergilah ke kampung yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ,
kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah
ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari.
19:31 Dan jika ada orang
bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan
memerlukannya."
19:32 Lalu pergilah mereka
yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala sesuatu seperti yang telah
dikatakan Yesus.
19:33 Ketika mereka
melepaskan keledai itu, berkatalah orang yang empunya keledai itu:
"Mengapa kamu melepaskan keledai itu?"
19:34 Kata mereka:
"Tuhan memerlukannya."
19:35 Mereka membawa keledai
itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus
naik ke atasnya.
19:36 Dan sementara Yesus
mengendarai keledai itu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan.
19:37 Ketika Ia dekat Yerusalem,
di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi
Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat
yang telah mereka lihat.
19:38 Kata mereka:
"Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai
sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!"
19:39 Beberapa orang Farisi
yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, tegorlah
murid-murid-Mu itu."
19:40 Jawab-Nya: "Aku
berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."
Ketika Yesus
dilahirkan, orang Majus dari Timur datang
mengetok pintu di Yerusalem,
menanyakan pertanyaan yang tajam itu: "Di manakah Dia,
raja orang Yahudi yang baru
dilahirkan itu?" (Matius
2:2). Dan sekarang, beberapa hari sebelum Penyaliban, ketika murid-murid-Nya dan orang banyak memadati kota itu,
sambutan pujian menggema
sampai ke langit Yerusalem: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan" (Lukas19:38).
Adegan yang
menakjubkan ini menggenapi nubuatan.
"Bersorak-soraklah dengan
nyaring. hai putri Sion.
bersorak-sorailah, hai putri Yerusalem! Uhat, rajamu datang kepadamu; ia adil
dan jaya. la lemah lembut
dan mengendarai seekor
keledai, seekor keledai beban yang muda" (Za.
9:9).
Namun, Yesus tahu bahwa
perjalanan sejarah ini,
yang dimulai dengan teriakan
Hosana, akan segera berakhir di
Golgota, di mana la akan mengucapkan kata-kata kemenangan itu, "Sudah selesai."
Meskipun semuanya sesuai
dengan rencana kekal Allah, murid-murid-Nya begitu terikat dengan tradisi-tradisi dan ajaran-ajaran dan harapan-harapan di zaman dan budaya mereka sehingga mereka
benar-benar salah menanggapi
amaran-amaran-Nya
sebelumnya tentang apa yang akan
te~adi dan apa makna semuanya itu.
Kristus
berbicara kepada mereka, tetapi
mereka tidak mendengarkanNya.
Atau barangkali mereka mendengar,
tetapi apa yang la katakan
terlalu berbeda dengan apa yang mereka harapkan sehingga mereka mengabaikannya. Bagaimanakah kita memastikan kita tidak melakukan hal yang sama apabila berhadapan dengan
kebenaran Alkitabiah?
YERUSALEM: MENYUCIKAN
BAIT SUCI (SENIN)
"Ada
tertulis: 'Rumah-Ku adalah rumah doa.
Tetapi kamu menjadikannya sarang
penyamun'" (Lukas 19:46).
Setelah
dielu-elukan, saat Yesus menangisi Yerusalem,
hal pertama yang la lakukan adalah pergi ke Bait Suci.
Bacalah
Lukas 19:45-48; Matius 21 :12-17; Markus 11 :15-19. Pelajaran penting apakah yang dapat
kita ambil dari yang Yesus telah
lakukan? Apakah yang peristiwa ini
katakan kepada kita secara pribadi dan sebagai anggota komunitas
yang, dapat juga, berfungsi seperti bait
Allah? Ef. 2:21.
Lukas
19:45-48
19:45 Lalu Yesus masuk ke
Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ,
19:46 kata-Nya kepada
mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu
menjadikannya sarang penyamun."
19:47 Tiap-tiap hari Ia
mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta
orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia,
19:48 tetapi mereka tidak
tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya
dan ingin mendengarkan Dia.
Matius
21 :12-17
21:12 Lalu Yesus masuk ke
Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia
membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
21:13 dan berkata kepada
mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu
menjadikannya sarang penyamun."
21:14 Maka datanglah
orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan
mereka disembuhkan-Nya.
21:15 Tetapi ketika
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya
itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak
Daud!" hati mereka sangat jengkel,
21:16 lalu mereka berkata
kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata
Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut
bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan
puji-pujian?"
21:17 Lalu Ia meninggalkan
mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.
Markus
11 :15-19
11:15 Lalu tibalah Yesus dan
murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia
mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar
uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,
11:16 dan Ia tidak
memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.
11:17 Lalu Ia mengajar
mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa
bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"
11:18 Imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk
membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak
takjub akan pengajaran-Nya.
11:19 Menjelang malam mereka
keluar lagi dari kota.
Ef. 2:21
2:21 Di dalam Dia tumbuh
seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
Semua
empat lnjil menyebutkan penyucian Bait Suci.
Sementara Yohanes berbicara
mengenai penyucian yang pertama (Yohanes 2:13-25) terjadi
pada kunjungan Yesus ke Bait
Suci pada Hari Raya Paskah tahun 28
T.M., penulis lainnya menceritakan penyucian kedua pada akhir pelayanan Yesus, kali
ini pada Hari Raya Paskah tahun
31 T.M.
Jadi, kedua penyucian Bait Suci
membungkus pelayanan Yesus,
menunjukkan betapa pedulinya la akan kesucian Bait Suci serta
pelayanannya, dan betapa secara
strategis la menekankan misi Mesianik
dan otontas-Nya.
Tindakan-Nya di
dalam Bait Allah, terutama yang
kedua, yang terjadi sesaat sebelum kematian-Nya, memberikan sebuah pertanyaan
menarik: Mengetahui bahwa la segera akan mati,
mengetahui bahwa Bait Suci dan
pelayanan-pelayanannya akan segera
menjadi tidak berarti dan tidak
berguna, Yesus tetap mengusir mereka yang mengotorinya dengan barang dagangan mereka. Mengapa la tidak membiarkan saja hal itu, dalam kemerosotan mereka, khususnya karena hal itu bukan hanya menjadi
tidak penting tetapi, dalam angkatan, yang akan dibinasakan?
Meskipun kita tidak diberi jawaban, kemungkinan besar karena itu masih rumah Allah dan itu masih tempat di mana rencana keselamatan diungkapkan. Dalam arti orang dapat berargumentasi
bahwa, dengan kematian-Nya yang akan datang, Bait Suci
dan pelayanan-pelayanannya menyajikan
fungsi yang penting di
mana itu adalah tempat untuk
membantu orang-orang Yahudi yang setia
memahami siapa Yesus itu dan apa arti sebenarnya kematian-Nya di salib. Artinya, Bait suet, yang menggambarkan seluruh
rencana keselamatan, dapat
membantu orang banyak datang melihat kepada Yesus "Anak Domba, yang telah disembelih sejak dunia dijadikan (Why. 13:8).
KETIDAKSETIAAN (SELASA)
Perumpamaan penggarap-penggarap kebun anggur yang jahat
(Lukas 20:9-19) memberikan kepada kita sebuah pelajaran dalam sejarah penebusan.
Pusat dari sejarah itu adalah
Allah dan kasih-Nya yang terus-menerus
bagi orang-orang berdosa yang sesat. Meskipun
perumpamaan ini secara khusus
ditujukan kepada para pemimpin Yahudi pada zaman-Nya ("mereka
tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu"
[ayal 19]),jangkauannya tidak
terbatas pada waktu itu saja. Hal itu
dapat diaplikasikan kepada setiap generasi,
setiap jemaat, dan setiap pribadi kepada siapa yang kasih dan kepercayaan Allah telah
dicurahkan dan dari mereka yang Tuhan harapkan membalas dengan setia.
Kita adalah penggarap-penggarap
sekarang ini, dan kita dapat
menarik dari perumpamaan ini
beberapa pelajaran tentang sejarah sebagaimana Tuhan memandangnya.
Bacalah
Lukas 20:9-19.
Bagaimanakah prinsip yang diajarkan di sini diterapkan kepada kita, jika kita melakukan
kesalahan yang sama
sebagaimana dengan mereka yang ada dalam
perumpamaan ini?
Lukas
20:9-19
20:9 Lalu Yesus mengatakan
perumpamaan ini kepada orang banyak: "Seorang membuka kebun anggur;
kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri
lain untuk waktu yang agak lama.
20:10 Dan ketika sudah tiba
musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu, supaya
mereka menyerahkan sebagian dari hasil kebun anggur itu kepadanya. Tetapi
penggarap-penggarap itu memukul hamba itu dan menyuruhnya pulang dengan tangan
hampa.
20:11 Sesudah itu ia
menyuruh seorang hamba yang lain, tetapi hamba itu juga dipukul dan
dipermalukan oleh mereka, lalu disuruh pulang dengan tangan hampa.
20:12 Selanjutnya ia
menyuruh hamba yang ketiga, tetapi orang itu juga dilukai oleh mereka, lalu
dilemparkan ke luar kebun itu.
20:13 Maka kata tuan kebun
anggur itu: Apakah yang harus kuperbuat? Aku akan menyuruh anakku yang kekasih;
tentu ia mereka segani.
20:14 Tetapi ketika
penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berunding, katanya: Ia
adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi milik kita.
20:15 Lalu mereka
melemparkan dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya. Sekarang apa yang
akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu dengan mereka?
20:16 Ia akan datang dan
membinasakan penggarap-penggarap itu, dan mempercayakan kebun anggur itu kepada
orang-orang lain." Mendengar itu mereka berkata: "Sekali-kali
jangan!"
20:17 Tetapi Yesus memandang
mereka dan berkata: "Jika demikian apakah arti nas ini: Batu yang dibuang
oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru?
20:18 Barangsiapa jatuh ke
atas batu itu, ia akan hancur, dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan
remuk."
20:19 Lalu ahli-ahli Taurat
dan imam-imam kepala berusaha menangkap Dia pada saat itu juga, sebab mereka
tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu, tetapi
mereka takut kepada orang banyak.
Gantinya memberikan kepada Allah buah-buah kasih dan kesetiaan, penjaga-penjaga kebun anggur meninggalkan Allah dan gaga!. Tetapi Tuhan, sebagai pemilik kebun anggur
itu, mengutus hamba berganti hamba (ayat 10-12), nabi
berganti nabi (Yer. 35:15),
dalam kasih yang terus-menerus
mengajak dan memenangkan umat Nya kepada tanggung jawab penatalayanan mereka.
Meskipun setiap nabi, menjadi
korban penolakan. "Siapakah
dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh
nenek moyangmu?" (Kisah 7:52).
Sejarah llahi adalah kisah kasih yang panjang. Tragedi
akan bangkit berulang kali, tetapi kemuliaan pada akhirnya akan menang. Kebangkitan
harus datang setelah salib. Batu yang ditolak sekarang menjadi batu penjuru Bait Suci yang besar yang akan menjadi rumah bagi
kewarganegaraan Allah, di
mana semua orang yang telah diselamatkan. yang kaya dan yang miskin. orang Yahudi
atau bukan Yahudi, lelaki dan perempuan, akan hidup
menjadi satu umat. Mereka akan
berjalan di kebun anggur eskatologis dan menikmati
buahnya
selama-lamanya.
Kita mungkin
tidak mempunyai nabi-nabi yang masih
hidup sekarang ini untuk
dianiaya, tetapi kita dapat saja
menolak juru kabar Allah sebagai mana orang-orang di masa lalu. Bagaimanakah kita dapat memastikan bahwa kita, yang telah
dipanggil untuk memberikan kepada Tuhan
"buah kebun anggur," tidak menolak juru
kabar ini dan pekabarannya?
ALLAH VERSUS KAISAR (RABU)
Bacalah Lukas 20:20-26. Bagaimanakah kita mengambil apa yang Yesus ajarkan
di sini dan menerapkannya pada
situasi kita sendiri di negara
mana saja kita hidup?
Lukas
20:20-26
20:20 Ahli-ahli Taurat dan
imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepada-Nya mata-mata
yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat menjerat-Nya dengan
suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan kuasa wali negeri.
20:21 Orang-orang itu
mengajukan pertanyaan ini kepada-Nya: "Guru, kami tahu, bahwa segala
perkataan dan pengajaran-Mu benar dan Engkau tidak mencari muka, melainkan
dengan jujur mengajar jalan Allah.
20:22 Apakah kami
diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
20:23 Tetapi Yesus
mengetahui maksud mereka yang licik itu, lalu berkata kepada mereka:
20:24 "Tunjukkanlah
kepada-Ku suatu dinar; gambar dan tulisan siapakah ada padanya?" Jawab
mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."
20:25 Lalu kata Yesus kepada
mereka: "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan
kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!"
20:26 Dan mereka tidak dapat
menjerat Dia dalam perkataan-Nya di depan orang banyak. Mereka heran akan
jawab-Nya itu dan mereka diam.
Pada zaman
Yesus, perpajakan oleh
Roma adalah masalah yang rentan.
Sekitar tahun 6 T. M., menurut
Yosefus, Yudasnya orang Galilea,
seorang pemimpin
revolusioner, menyatakan bahwa
membayar pajak kepada Kaisar adalah pengkhianatan terhadap Allah. Masalahnya, bersamaan dengan beberapa orang yang mengaku dan yang berminat, memicu pemberontakan anti Romawi secara berkala. Terhadap latar belakang yang sensitif
seperti itu, pertanyaan yang diajukan kepada Yesus tentang apakah
menurut hukum membayar pajak mengungkapkan
motif tersembunyi dari para
penginterogasi: memberikan jawaban bahwa hal itu menurut hukum
akan menempatkan Yesus pada pihak
Roma, menampilkan bahwa Dia tidak bisa menjadi
raja orang Yahudi
sebagaimana dinyatakan oleh
orang banyak pada saat Dia memasuki
Yerusalem; mengatakan Tidak
menurut hukum dapat
mengandung arti bahwa Yesus mengikuti minat orang Galilea dan menyatakan pemerintahan Romawi
itu melanggar hukum, akan membuka
diri-Nya terhadap tuduhan pengkhianatan. Mereka berharap untuk menempatkan
Yesus dalam jerat di
mana Dia tidak dapat melarikan
diri.
Meskipun demikian,
Yesus mengetahuinya dengan jelas.
la menunjuk kepada gambar Kaisar
pada mata uang itu dan mengucapkan putusan-Nya: "Kalau begitu berikanlah
kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah
apa yang wajib kamu berikan
kepada Allah" (Lukas 20:25).
Hidup di bawah Kaisar,
yang uangnya digunakan untuk keperluan sehari-hari, memiliki
kewajiban untuk Kaisar
Tetapi kemudian ada kewajiban lain, yang lebih besar, yang bersumber
dari kenyataan bahwa kita
diciptakan menurut citra Allah
dan bahwa kepada-Nya kita berutang kesetiaan paling
utama kita. "Jawab Kristus bukannya jawab untuk menghindar, melainkan
suatu jawaban yang terus terang
atas pertanyaan itu ... la menyatakan bahwa karena mereka
hidup di bawah perlindungan kuasa Roma,
mereka harus memberikan kepada
kekuasaan itu sokongan yang
dituntutnya, selama kekuasaan
ini tidak bertentangan dengan
kewajiban yang lebih tinggi. Tetapi
sementara tunduk pada undang-undang negara dengan damai, mereka harus memberikan kesetiaan
mereka yang utama kepada Allah."-Ellen G. White,
Alfa dan Omega, jld. 6, him.
228, 229.
Apakah
cara-cara yang kita dapat lanjutkan untuk
menjadi masyarakat yang baik di
negara mana saja kita hidup, saat yang sama mengetahui bahwa kewarganegaraan kita yang sejati berada di sebuah kota
"yang direncanakan dan
dibangun oleh Allah"
(lbr. 11 :10)?
PERJAMUAN SUCI (KAMIS)
Bacalah
Lukas 22:13-20. Apakah makna
Perjamuan Suci yang dilaksanakan pada Hari
Raya Paskah?
Lukas
22:13-20
22:13 Maka berangkatlah
mereka dan mereka mendapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka.
Lalu mereka mempersiapkan Paskah.
22:14 Ketika tiba saatnya,
Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya.
22:15 Kata-Nya kepada
mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu,
sebelum Aku menderita.
22:16 Sebab Aku berkata
kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam
Kerajaan Allah."
22:17 Kemudian Ia mengambil
sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah
di antara kamu.
22:18 Sebab Aku berkata
kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok
anggur sampai Kerajaan Allah telah datang."
22:19 Lalu Ia mengambil
roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka,
kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku."
22:20 Demikian juga
dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah
perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.
Yesus
menetapkan Perjamuan Suci menandingi
konteks sejarah hari raya Paskah. Penetapan Paskah menegaskan ketidakberdayaan manusia
berbeda dengan kepada kekuasaan
Allah. Sebagaimana tidak
mungkin bagi Israel melepaskan
dirinya dari perhambaan orang Mesir demikian juga dengan kita untuk
bebas dari akibat dosa. Kelepasan datang dari Allah sebagai pemberian kasih karunia, dan inilah
pelajaran yang bangsa Israel
ajarkan kepada anak-anaknya dari generasi ke generasi
(Kel. 12:26, 27). Sebagaimana
kelepasan bangsa Israel
begitu mengakar dalam sejarah oleh tindakan
penebusan Allah, demikian
juga kelepasan manusia dari dosa didasarkan pada peristiwa sejarah
penyaliban. Sesungguhnya, Yesus adalah
"anak domba paskah" kita (1
Kor. 5:7), dan Perjamuan
Suci-Nya adalah "tindakan memproklamasikan di mana
komunitas iman memberikan
ekspresi makna kematian Kristus yang mulia dan menentukan.” G.C.
Berkouver, The Sacrament (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans, 1969), hal 193.
Perjamuan
Suci adalah sebuah peringatan bahwa "pada malam
waktu la diserahkan" (1 Kor.11
:23), pada malam sebelum
la disalibkan, Yesus memberikan pesan yang khidmat kepada
murid-murid-Nya bahwa mereka harus ingat:
Roti dan anggur ini adalah lambang
tubuh-Nya,
yang akan dihancurkan, dan akan darah-Nya, yang akan ditumpahkan untuk pengampunan dosa (lihat Mat.
26:28). Kematian Yesus adalah cara Allah
satu-satunya untuk Penebusan kita dari dosa. Janganlah
kita lupa bahwa kematian Yesus adalah
pemberian surga bagi keselamatan
kita, Yesus menetapkan Pe~amuan Suci
dan memerintahkan agar hal
itu dibuat sampai la datang (1 Kor.
11 :24-26).
Pernyataan Yesus bahwa darah-Nya yang "ditumpahkan bagi
banyak orang untuk pengampunan
dosa'' (Mat. 26:28) akan diingat
bahkan sampai akhir sejarah.
Mengabaikan pernyataan ini dan memilih
cara selamat yang lain adalah
menyangkal Allah dan cara keselamatan
yang telah dipilih-Nya.
Ada
dua (dari sekian banyak) pelajaran
penting yang menonjol. "Kristus
mati bagi kita" adalah pelajaran
pertama untuk diingat akan meja [Perjamuan]
Tuhan. Yang kedua adalah bahwa
kita duduk sebagai satu tubuh karena
kematian itu, yang telah membawa kita semua ke dalam
satu persekutuan. Bahkan ketika kita duduk
mengelilingi meja itu, kita duduk sebagai komunitas akhir zaman yang telah ditebus
Kristus, menunggu kedatangan Tuhan. Sampai Saatnya, meja
[Perjamuan] Tunan menjadi peringatan
bahwa sejarah memiliki arti, dan
hidup memiliki harapan.
Kristus
memberikan tubuh dan darah-Nya untuk
menyediakan bagi Anda janji hidup kekal. Bagaimanakah Anda dapat
mewujudkan kebenaran yang
menakjubkan ini dalam cara yang akan memberikan bagi Anda harapan dan jaminan terus-menerus?
PENDALAMAN (JUMAT)
"Makan
daging dan minum darah Kristus ialah menerima
Dia sebagai Juruselamat pribadi, percaya bahwa la
mengampuni dosa-dosa kita dan bahwa
kita sempurna dalam Dia. Oleh memandang kasih-Nya oleh merenungkanNya, oleh
meminum-Nya, kita mendapat
bagian dari sifat-Nya. Sebagaimana
makanan perlu untuk tuoun demikian juga halnya dengan Kristus untuk jiwa. Makanan tidak dapat memberikan manfaat kepada
kita kecuali kita memakannya, kecuali
makanan itu menjadi sebagian
dari tubuh kita. Demikianlah Kristus tidak bermanfaat bagi kita jika kita tidak mengetahui Dia
sebagai Juruselamat pribadi. Suatu pengetahuan secara teori melulu
tidak akan memberikan kebaikan
kepada kita. Kita harus makan daripada-Nya, menerima
Dia di dalam hati, sehingga kehidupan-Nya menjadi
kehidupan kita. Kasih-Nya,
rahmat-Nya, harus dipahami baik-baik."-Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, him. 420, 421.
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Pertimbangkanlah adegan di mana Yesus
membersihkan Bait Suci. Dengan cara
apakah kita dapat saja mengobral iman dan kesetiaan kita? Bagaimanakah agama dapat dimanfaatkan untuk meraih
keuntungan, reputasi, dan posisi? Lebih
penting lagi, bagaimana kita sebagai jemaat dapat memastikan bahwa kita tidak akan jatuh
ke dalam penyesatan yang sama?
2. Seorang penulis yang ateis Alex Rosenberg
percaya bahwa semua kenyataan, semua eksistensi, adalah semata-mata materialistis.
Artinya, segala sesuatu dapat dan harus
dijelaskan melalui proses fisik dan hanya proses fisik. Proses ini tentu saja
adalah tanpa disain, tujuan, atau
maksud, atau Allah. "Apakah tujuan dari alam semesta?" tanyanya. "Tidak ada
tujuan. Apakah tujuan yang sedang
bekerja di alam semesta? Jawabannya
sama: Tidak ada." Jika,
sekalipun, ketidakberartian dan
ketidak ada tujuan dari alam semesta ini
membuat Anda tertekan, Rosenberg
memperingatkan terhadap Anda yang menganggap "depresi dengan
serius." Kenapa? Karena emosi kita, termasuk perasaan depresi, itu tidak kecuali susunan saraf-saraf dan
bahan-bahan kimia, dan mengapa terlalu serius dengan itu? Namun, Rosenberk memiliki jawaban untuk mereka yang kecewa dengan
kehidupan yang tidak ada arti apa-apa itu. Karena depresi hanyalah konfigurasi
saraf-saraf tertentu, hanyalah
pengaturan kembali saraf-saraf itu- -dan Anda dapat menyelesaikannya dengan obat-obatan. "Apabila Anda belum merasa lebih baik di pagi harinya ... atau setelah tiga
pekan dari sekarang, gunakan obat yang lain.
Tiga pekan adalah waktu yang diperlukan
oleh serotonin menyerap kembali obat-obat
anti tekanan seperti Prozac,
Wellbutrin. Paxjl. Zoloft. Celexa, atau Luvox untuk bereaksi. Dan jika obat yang satu tidak mempan.
yang lain barangkali bisa." Hal yang menarik dari jawabannya adalah bahwa
dia sungguh-sungguh: jika tertekan, gunakan
obat. Bandingkanlah pandangan kehidupan ini dengan apa yang kita percaya
sehubungan dengan Yesus Kristus dan apa yang Dia telah lakukan bagi kita di salib. Mengapa,
dalam makna yang sebenamya,
partisipasi kita dalam Perjamuan
Suci adalah sanggahan yang menantang dan terbuka terhadap paham nihilisme dan ketidak bermaknaan yang di hadapkan oleh Rosenberg
dan paham ateismenya?
No comments:
Post a Comment