PELAJARAN 11 TRIWULAN II 2015, BERITA MISI, DAN PENUNTUN GURU

BERITA MISI
MENCARI KEDAMAIAN (Bagian 2)
13 Juni ] Tiongkok
Tan Yuen

"Saya harus menemu­kan Anda... saya ingin tahu Allahmu."

Dengan Sabar.Pendeta Xo belajar dan berdoa bersa­ma Tan. Tan berdoa juga, meminta Tuhan untuk menunjuk­kan kebenaran-Nya. Sedikit demi sedikit Tuhan membuka pikiran Tan untuk apa yang ia pelajari dari Alkitab, dan ia
menerimanya. Tan tinggal dan belajar dengan Pendeta Xo sela­ma tujuh bulan. Selama ini ia dibaptis dan men­dedikasikan dirinya untuk bekerja penuh waktu untukTuhan. Pendeta Xo menugaskan Tan untuk bekerja di desa tetangga, di mana ada je­maat kecil orang percaya.
Suatu hari Tan menjawab ke­tukan di pintu dan menemukan Tao berdiri di sana. "Saya harus menemui Anda," kata Tao. "Saya ingin tabu tentang Allahmu.'Terkejut,Tan mengundangnya masuk dan mengetahui bahwa tiga hari setelah dia meninggalkan kota, Tao dan teman-temannya terlibat perkelahian dengan seorang pria yang merupakan pemimpin sebuah geng yang kuat. Pemuda itu berha­sil melarikan diri, tetapi keesokan harinya seseorang mengatakan kepadanya bahwa pemimpin geng sedang mencari untuk membunuh­nya. Bingung, ibu Tao memintanya untuk meninggal­kan kota.
Sementa­ra pengepakan untuk pergi, Tao menemukan Alkitab yang Tan telah berikan. Dia mengambilnya, dan membuka Matius 6. Tao mulai membaca, "Jangan khawatir ten­tang hidupmu          Tapi carilah da­hulu Kerajaan Allah________ Janganlah
kamu khawatir akan hari besok. .. . Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari"(ayat 25-34). Tao teringat ke­damaian Tan dan berharap ia tahu mengenai Allah sebagaimana Tan ketahui, sehingga ia memutuskan untuk membeli tiket sekali jalan un­tuk mencari teman Kristennya.
Dari Geng kepada Allah
Tan memperkenalkan Tao kepa­da Pendeta Xo. Pendeta Xo mem­bantu Tao mencari pekerjaan dan di malam hari mereka mempelajari Al­kitab bersama-sama. Tao menyerap kebenaran dan menerima Kristus sebagai Juruselamat dan dibaptis. Sekarang keinginan baru dibakar di hati Tao—ia ingin menjadi seorang pekerja Alkitab.
Dia memutuskan untuk kem­bali ke rumah dan membagikan iman barunya dengan orang-orang di sana. la menobatkan ibunya pertama-tama, yang melihat peru­bahan mendalam dalam kehidupan anaknya.Tapi beberapa orang yang lain cukup tertarik untuk mende­ngarkan. Ibunya Tao takut bahwa jika ia tetap tinggal di desa, ia mungkin jatuh kembali ke cara-cara lama. Ibunya mendesak dia untuk kembali ke kota dan terus belajar, tetapi Tao menjelaskan kepadanya1 bahwa Yesus mengubah hidupnya selamanya.
Tao tidak kembali ke kota untuk menerima lebih banyak pelatihan. Dia tahu bahwa itu adalah karena kasih karunia Allah bahwa ia masih hidup, dan dengan kasih karunia Allah la ingin hidup bagi-Nya. Baik Tan dan Tao sangat berterima kasih bagaimana Allah telah memimpin dalam hidup mereka dan mereka terus berbagi iman mereka dengan orang lain sebagai TSPM di Tiong­kok selatan.
Triwulan ini bagian dari Persem­bahan Sabat Ketigabelas kita akan ditujukan untuk membantu mem­bangun gereja rumah di beberapa kota terbesar di Tiongkok. Terima kasih telah memberikan dengan murah hati untuk mendukung ke­sempatan bagus ini.

Pelajaran 11    *6-12 Juni

Kerajaan Allah

SABAT PETANG

Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Luk. 11:2; Luk. 1:32, 33; 18:16-30; Luk. 17:23,24; Why. 21:1-3; Luk. 21:34-36.

AYAT HAFALAN: "Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kera­jaan Allah" (Lukas 13:29).

Kerajaan Allah adalah tema utama dan suatu prioritas yang penting dalam pengajaran Yesus. Frasa tersebut diulang hampir 50 kali dalam buku Matius, 16 kali dalam Markus, sekitar 40 kali dalam Lukas, dan 3 kali dalam buku Yohanes. Di mana pun kalimat itu muncul—dalam Doa Bapa Kami maupun dalam khotbah di bukit, atau dalam ajaran dan perumpamaan-perumpamaan Yesus lainnya—Kerajaan Allah adalah suatu ungkapan dari apa yang Tuhan telah lakukan dalam sejarah untuk umat manusia sementara la berurusan dengan masalah dosa dan membawa pertentangan besar dengan Se­tan kepada penentuan yang akhir. Kerajaan Allah tidak seperti kerajaan yang dunia pernah kenal, dan itu karena kerajaan Allah bukanlah kerajaan duniawi.
"Kerajaan Allah muncul bukan dengan peragaan lahiriah. Kerajaan itu ter­bentuk melalui kelemahlembutan firman-Nya, melalui pekerjaan Roh Tuhan di dalam hati, persekutuan jiwa dengan Dia yang menjadi hidupnya. Penyataan terbesar akan kuasa-Nya dilihat dalam diri manusia yang menyempurnakan tabiatnya seperti tabiat Yesus."—Ellen G. White, Membina Keluarga Sehat. hlm. 29.
Pekan ini kita akan berfokus pada tema ini, khususnya sebagaimana yang muncul dalam buku Lukas.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 13 Juni.

Minggu 7 Juni, Karakteristik Kerajaan Allah (Bagian l)

Kitab Injil penuh referensi mengenai Kerajaan Allah, semua secara menye­luruh bersaksi bahwa suatu tatanan baru telah dikukuhkan dalam dan melalui Yesus.
Apakah yang Lukas 11:2 katakan mengenai Kerajaan Allah? Milik sia­pakah kerajaan itu, dan mengapakah kerajaan itu sangat penting?
Mengatakan bahwa kerajaan ini adalah milik Allah bukan hanya sekadar mengatakan apa yang sudah jelas tetapi lebih menegaskan bahwa Kerajaan Allah bukanlah suatu pengertian filosofis, ataupun bangunan etis. Bukanlah Injil sosial yang memberitakan roti dan air bagi yang lapar atau persamaan dan keadilan bagi yang tertindas secara politik. Hal ini melampaui kebaikan dan tindakan moral semua manusia dan menemukan fokusnya pada aktivitas Allah yang berkuasa di dalam penjelmaan Anak, yang telah datang menyampaikan kabar baik kerajaan itu (Lukas 4:42-44; Mal. 4:23-25).

Apakah yang Lukas 1:32,33 ajarkan tentang siapa yang mendirikan Kerajaan Allah dan apakah yang akan menjadi hasil akhirnya?
Lukas 1:32,33
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

Ayat ini menjadi sangat penting karena dua alasan: Pertama, Mesias yang diharapkan dalam Perjanjian Lama tidak lain adalah Yesus, "Anak Allah Yang Mahatinggi": kedua, "Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Hal ini berarti bahwa, melalui penjelmaan, kematian dan kebangkitan-Nya. Yesus mengalah­kan tantangan Setan terhadap kekuasaan Allah dan telah mendirikan sampai selama-lamanya Kerajaan Allah. "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya" (Why, 11:15). Dalam perselisihan antara Kristus dan Setan, Setan menyatakan kemenangan atas kejatuhan Adam dan Hawa. Tetapi misi Yesus telah membuktikan kesalahan pernyataan Setan itu; Ia mengalah­kan Setan pada setiap kesempatan, dan dengan kematian dan kebangkitan-Nya Kristus telah memastikan kepada seluruh alam semesta bahwa Kerajaan Allah telah datang.
Bagaimanakah dapat kita hidup dalam cara yang memantulkan reali­tas Kerajaan Allah? Yang paling penting, bagaimanakah dapat kita me­mantulkan realitas itu di dalam kehidupan kita sendiri? Apakah yang seharusnya berbeda mengenai bagaimana kita, sebagai warga kerajaan Allah, hidup sekarang?

Senin 8 Juni, Karakteristik Kerajaan Allah (Bagian 2)

Apakah yang ayat-ayat berikut ini ajarkan kepada kita tentang haki­kat warga dalam Kerajaan Allah itu?

Lukas 18:16-30
18:16 Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
18:17 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
18:18 Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
18:19 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja.
18:20 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu."
18:21 Kata orang itu: "Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
18:22 Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
18:23 Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya.
18:24 Lalu Yesus memandang dia dan berkata: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.
18:25 Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
18:26 Dan mereka yang mendengar itu berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
18:27 Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."
18:28 Petrus berkata: "Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau."
18:29 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya,
18:30 akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."

Lukas 12:31-33
12:31 Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.
12:32 Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.
12:33 Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.

Lukas 9:59-62
9:59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku."
9:60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
9:61 Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."
9:62 Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

Masuk ke dalam Kerajaan Allah tidak tergantung pada status atau jabatan, atau berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan seseorang. Lukas bersa­ma dengan penulis-penulis Injil yang lain, menunjukkan bahwa seseorang ha­rus datang kepada Yesus dengan sikap penyerahan tanpa berkompromi, keter­gantungan mutlak, dan kepercayaan seperti seorang anak; inilah karakteristik mereka yang akan memasuki kerajaan Allah. Mereka harus rela menyerahkan semuanya, bila diperlukan; karena apa pun yang mereka mau serahkan akan menjadi sesuatu yang, dalam beberapa hal, bukan hanya akan berusaha ber­sama Yesus tetapi, pada kenyataannya, akan menang. Yesus, dan tuntutan-Nya terhadap kehidupan kita, pada setiap aspek kehidupan kita, mengambil tempat terutama. Ini masuk akal, karena, bagaimanapun, hanyalah melalui Dia kita ada untuk memulai. Jadi. sudah tentu. Ia yang harus mendapatkan kesetiaan kita yang penuh.

Bacalah kembali Lukas 18:29, 30. Apakah yang Yesus katakan kepada kita, dan apakah yang dijanjikan-Nya? Harus meninggalkan orangtua. istri, bahkan anak-anak karena Kerajaan Allah? Suatu komitmen yang sulit, bukan? Yesus tidak mengatakan bahwa tindakan ini dibutuhkan oleh semua umat percaya tetapi supaya apabila seseorang diminta untuk meninggalkan hal-hal ini demi kerajaan Allah, kerajaan Allah akan menguntungkan.

Pikirkanlah kata-kata Yesus mengenai biarlah orang mati mengubur­kan orang mati. Kebenaran penting apakah yang la nyatakan di sini ten­tang tidak berdalih untuk tetap mengikuti Dia bila panggilan itu datang, tanpa memedulikan seberapa kelihatan masuk akal alasannya?

Selasa 9 Juni, Kerajaan Allah: Telah Datang, Belum Datang

Yesus datang mengabarkan kerajaan Allah. Dalam pekabaran umum-Nya yang pertama di Nazaret (Lukas 4:16-2-f) Yesus menegaskan bahwa melalui Dia bahwa hari nubuatan Mesianik Yesaya tentang kerajaan dan pelayanan penebusan-Nya telah dimulai.
Lukas mencatat sebutan lain yang membuktikan realitas sekarang ini dari kerajaan itu. Ditanya oleh orang-orang Farisi, saat mana kerajaan itu akan datang, Yesus menjawab mereka bahwa "kerajaan Allah ada di dalam dirimu" (Lukas 17:21, NK.JV). Terjemahan lain menyatakan bahwa kerajaan Allah ada di antara kamu. Artinya, dengan datangnya Yesus, kerajaan itu juga telah datang, dengan komponennya termasuk menyembuhkan orang sakit (Lukas 9:11), menyampaikan kabar baik (Lukas 4:16-19), mengampuni dosa (Lukas 7:48-50; 19:9, 10), dan mengusir Setan (Lukas 11:20). Dengan demikian. Ye­sus menjadikan realitas sekarang ini dari kerajaan itu di dalam diri seseorang, mengubahkan orang itu menjadi seperti Dia. Kerajaan Allah juga kelihatan di tengah-tengah komunitas umat percaya, suatu penyataan kebenaran dan keselamatan. Aspek sekarang ini dikenal juga sebagai "kerajaan kasih karu­nia Allah kini tengah didirikan, karena hari demi hari yang penuh dosa dan pemberontakan diserahkan kepada kedaulatan kasih-Nya."—Ellen G. White, Khotbah di Atas Bukit, hlm. 123.
Sementara aspek "telah datang" sudah menetapkan kepastian kerajaan itu— yakni, kekalahan dosa dan Setan dan kemenangan Yesus dalam pertentangan besar—aspek "belum datang'" memandang ke depan pada akhir dari kejaha­tan dan dimulainya dunia baru: "Tetapi hal berdirinya sepenuhnya kerajaan kemuliaan-Nya tidak akan terjadi sebelum kedatangan Yesus kedua kalinya ke dunia ini."—Hlm. 123.

Apakah yang ayat-ayat ini ajarkan tentang Kerajaan Allah pada akhir zaman? Lukas 17:23, 24; 21:5-36.
                              
17:23 Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut.
17:24 Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya.

21:5 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus:
21:6 "Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
21:7 Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?"
21:8 Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.
21:9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera."
21:10 Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan,
21:11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.
21:12 Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku.
21:13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.
21:14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu.
21:15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.
21:16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh
21:17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.
21:18 Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang.
21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."
21:20 "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat.
21:21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota,
21:22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis.
21:23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini,
21:24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu."
21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."
21:29 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja.
21:30 Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat.
21:31 Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
21:32 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi.
21:33 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."
21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Dunia kita. dan keadaan dunia kita—kekacauan, dukacita dan kesukaran di dalamnya—tentu saja mencerminkan kata-kata yang Yesus ungkapkan dalam ayat-ayat ini. Walaupun beberapa orang menyanggah bahwa sakit penyakit dan penderitaan di dunia ini berarti tidak ada Allah, kita dapat menjawabnya bah­wa, disimpulkan dari apa yang Yesus amarkan kepada kita sekitar 2.000 tahun yang lalu, keadaan dunia kita membantu membuktikan bukan hanya akan ke­beradaannya Allah tetapi kebenaran dari Alkitab itu sendiri. (Seandainya dunia ini Firdaus sekarang, kata-kata Yesus tidak benar.) Pada akhirnya Kerajaan Al­lah saja, dalam segala kepenuhannya. akan ditegakkan. Sampai tiba waktunya, kita harus bertekun.

Rabu 10 Juni, Kerajaan dan Kedatangan Kristus yang Kedua Kali

Ketika Yesus berbicara mengenai kerajaan Allah. Ia berbicara mengenai dua kepastian: (1) Tindakan Allah melalui Kristus di dalam sejarah menyelamat­kan manusia dari dosa, dan (2) Allah mengakhiri sejarah dengan memulihkan mereka yang diselamatkan kepada reneana-Nya yang semula—hidup bersama Dia selama-lamanya di dunia yang lelah dibarui (Wahyu 21:1-3). Yang per­tama, sebagaimana telah d i kemukakan, telah datang dalam misi dan pelayan­an Kristus. Di dalam Dia kita telah berada di dalam kerajaan kasih karunia (Ef. 1:4-9). Bagian kedua, berkumpulnya mereka yang diselamatkan di dalam kerajaan kemuliaan, adalah harapan masa depan yang dinantikan oleh mereka yang berada di dalam Kristus (Ef 1:10. Tiius 2:3). Yesus dari seluruh Perjan­jian Baru menghubungkan peristiwa bersejarah ketika mereka yang setia akan mewarisi kerajaan kemuliaan pada kedatangan Kristus yang kedua kali.
Kedatangan Kristus yang kedua kali adalah puncak kabar' baik di mana Ye­sus telah datang untuk beritakan ketika ia datang kafi pertama. Yesus yang sama yang telah mengalahkan dosa dan Setan di Golgota segera kembali untuk memulai proses yang akan membasmi kejahatan dan membersihkan bumi ini dari tragedi yang Setan munculkan kepada eiptaan Allah.

Bacalah Lukas 21:34-36, Di dalam kata-kata Anda sendiri, buatlah ringkasan makna mendasar. Sambil membuat ringkasan, lihatlah pada kehidupan Anda dan tanyalah diri Anda sendiri bagaimana kata-kata ini berlaku bagi Anda. Apakah yang Anda perlu lakukan untuk memastikan bahwa Anda mengikuti yang Yesus katakan kepada kita di sini?

Lukas 21:34-36
21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Sementara kita menantikan Yesus kembali, kita diajak untuk "berjaga-jaga- lah senantiasa dan berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan... dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia" (ayat 36).

Mereka yang telah mengalami kerajaan kasih karunia haruslah menunggu, berjaga-jaga, dan berdoa untuk kerajaan kemuliaan itu. Di antara yang satu dengan yang lain, antara yang sudah ada dan yang akan datang, umat percaya disibukkan dengan pelayanan dan misi. Bersedia menantikan kedatangan kedua menuntut penyucian hidup kita saat ini dan di sini.

Kamis 11 Juni, Saksi-Saksi

Bacalah Kisah 1:1-8. Apakah kebenaran penting mengenai kerajaan Allah yang sedang dinyatakan di sini?

Kisah 1:1-8
1:1 Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,
1:2 sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.
1:3 Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.
1:4 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku.
1:5 Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."
1:6 Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
1:7 Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.
1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Kerajaan Allah adalah yang paling utama dalam pikiran Lukas ketika dia menulis kelanjutan Injilnya, dalam bentuk sejarah ringkas jemaat mula-mula. Pada baris-baris pembukaan catatan sejarah itu. Buku Kisah Para Rasul, Lu­kas menyatakan tiga kebenaran mendasar sehubungan dengan Kerajaan Allah.
Pertama, pastikanlah bahwa Yesus akan datang kembali. Selama 40 hari an­tara kebangkitan dan kenaikan-Nya, Tuhan melanjutkan mengajar apa yang telah diajarkan-Nya kepada murid-murid sebelum penyaliban-Nya: "Berbicara kepada mereka tentang kerajaan Allah" (Kisah 1:3). Peristiwa-peristiwa salib dan kebangkitan yang menakjubkan tidak mengubah apa pun dalam pengaja­ran Yesus sehubungan dengan kerajaan itu; kalau ada, selama 40 hari Yesus yang telah bangkit melanjutkan memberikan kesan kepada murid-murid rea­litas kerajaan itu.
Kedua, nantikanlah Yesus datang kembali pada waktu Allah sendiri. Se­telah kebangkitan-Nya, murid-murid Yesus menanyakan sebuah pertanyaan yang serius dan galau: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" (Kisah 1:6). Yesus tidak menjawab pertanyaan ini teta­pi memperbaiki cara pandang murid-murid itu: Allah haruslah selalu sebagai Allah; menyelidiki pikiran-Nya, meramalkan ketepatan rencana-rencana-Nya, menembus rencana-rencana-Nya bukanlah tugas manusia. Ia tahu kapan kera­jaan kemuliaan itu akan datang, dan Ia akan mengadakannya pada waktu-Nya sendiri (Kisah 1:7, Mat. 24:36), sebagaimana "setelah genap waktunya" (Gal. 4:4) Ia mengutus Anak-Nya untuk mendirikan kerajaan kasih karunia.
Ketiga, jadilah saksi-saksi Injil Yesus. Kristus mengarahkan kembali murid- murid itu dari berspekulasi tentang hal yang belum diketahui-^-saat kerajaan kemuliaan akan datang—kepada apa yang telah diketahui dan yang harus di­laksanakan. Waktu kedatangan yang kedua tidak dinyatakan, tetapi kita di ajak untuk menantikan hari penuh kemuliaan itu dan "bergiat" sampai waktunya (Lukas 19:13). Hal ini berarti bahwa kita harus terlibat dalam membawa Injil Yesus Kristus sampai "ke ujung bumi" (Kisah 1:8). Itulah tanggung jawab kita—bukan dengan kekuatan kita sendiri tetapi oleh kuasa Roh Kudus, yang dijanjikan akan dicurahkan kepada semua orang yang akan menjadi saksi-saksi terhadap apa yang telah mereka lihat dan dengar (ayat 4-8).

Pengikut-pengikut Yesus yang setia ini masih memiliki beberapa keke­liruan besar mengenai hakikat pekerjaan Kristus. Walaupun demikian, Tuhan telah menggunakan mereka juga. Apakah pekabaran yang mung­kin ada buat kita tentang tidak perlu sampai memahami segala sesuatu secara penuh untuk dapat digunakan oleh Tuhan?

Jumat 12 Juni

Pendalaman: "Mengenai miskin di hadapan Allah, Yesus mengatakan, me­rekalah yang empunya kerajaan surga. Kerajaan ini bukanlah suatu kekuasaan sementara dan duniawi, seperti yang telah diharapkan para pendengar Kristus. Kristus membukakan kepada manusia kerajaan rohani dari kasih, rahmat dan kebenaran-Nya. Panji pemerintahan Mesias dikenal karena citra Anak Manu­sia itu. Rakyat-Nya adalah orang-orang yang miskin di hadapan Allah, rendah hati, dianiaya karena kebenaran. Kerajaan surga adalah milik mereka."^—Ellen G. White, Khotbah di Atas Bukit, hlm. 17.
"Kita sekarang berada di ruang kerja Allah. Banyak dari kita adalah batu kasar dari tempat penggalian. Tetapi ketika kita berpegang teguh pada kebena­ran Allah, pengaruhnya memengaruhi kita. Mengangkat kita dan menghapus dari kita setiap kekurangan dan dosa, dalam bentuk apa pun. Dengan demikian kita disiapkan untuk memandang sang Raja dalam keindahan-Nya dan akh­irnya bersatu dengan malaikat-malaikat surga yang suci di dalam kerajaan ke­muliaan. Di sinilah pekerjaan ini diselesaikan bagi kita, di sinilah tubuh dan roh disesuaikan untuk hidup kekal."—Ellen G. White, Teslimonies for the Church, jld. 2, hlm. 355, 356.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.       Fisikawan Steven Weinberg, berbicara mengenai kosmos, populer (atau tidak) menulis: "Makin banyak alam semesta tampak dipa­hami, semakin banyak juga tampak tidak berarti." Kata-katanya cukup menggemparkan, dan ia akhirnya berusaha memperbaiki apa yang ia telah katakan. Meskipun beberapa orang, tidak me­lihat kepentingan untuk berdebat mengenai alam semesta yang tidak berarti. "Mengapakah harus ada artinya?" tanya seorang as­tronom Harvard, Martha Geller mengenai alam semesta. "Apakah artinya? Itu hanya sebuah sistem fisik, apa artinya itu? Saya selalu dibingungkan dengan kalimat itu." Alam semesta hanyalah sebuah sistem, dan sesuatu yang tidak ada artinya? Sebagai seorang Kris­ten yang menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali dan didiri­kannya kerajaan Allah secara penuh dan lengkap, bagaimanakah Anda akan menjawab pemikiran-pemikiran di balik kalimat-kali- mat ini?
2.       Setiap generasi orang Kristen mengharapkan Yesus kembali pada masa mereka, dan beberapa pendeta/penginjil telah menetapkan tanggal-tanggal tertentu. Tetapi mereka gagal. Apakah yang salah dengan menetapkan waktu?

Penuntun GURU

Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Lukas 13:29
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Mengakui bahwa Kerajaan Allah merupakan inti pengajaran
Yesus.
Merasakan: Menerima keyakinan bahwa Kerajaan Allah menuntut peru­bahan total dalam hidup.
Melakukan: Berpartisipasi dalam dan menyiapkan diri untuk kerajaan-Nya.

Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Yesus dan Kerajaan Allah
A.                           Apakah yang Yesus ajarkan tentang Kerajaan Allah? Bagaimanakah dan mengapakah pekabaran kerajaan menjadi pusat pengajaran Ye­sus?
B.                           Apakah sifat Kerajaan Allah? Bagaimanakah itu berhubungan de­ngan kehidupan sekarang dan masa depan?
C.                           Bagaimanakah Yesus menunjukkan sifat universal dari kerajaan?
II. Merasakan: Kerajaan Allah dan Transformasi
A.                           Kerajaan Allah lebih daripada sebuah teori; itu adalah kuasa ilahi untuk mengubah kehidupan manusia. Bagaimanakah? Apakah per­bedaan antara kehidupan lama dan baru?
B.                           Apakah jenis komitmen yang Kerajaan Allah buat kepada Anda?
C.                           Bagaimanakah etika kerajaan memengaruhi Anda?
III. Melakukan: Kerajaan Allah Mengundang Persiapan dan Partisi­pasi
A.                           Bagaimanakah seseorang datang ke dalam Kerajaan Allah? Apa­kah yang harus kita lakukan untuk menerima berkat-berkat sepe­nuhnya dari kerajaan?
B.                           Apakah yang harus kita lakukan sebagai anggota penuh dari Kera­jaan Allah? Apakah yang harus kita serahkan? Apa yang harus ki­ta terima?
C.                           Karena Kerajaan Allah itu terdiri dari realitas sekarang dan peng­harapan masa depan, bagaimanakah seharusnya kita berhubungan dengan dua aspek ini?

Rangkuman: Kerajaan Allah telah datang dalam pribadi Kristus, yang berurusan dengan dosa sekali saja dan untuk semua di dalam pengorbanan diri-Nya. Kita sudah hidup dalam kerajaan kasih karunia, menantikan mani­festasi kerajaan kemuliaan untuk menyelesaikan dosa dan Setan.

Siklus Belajar

LANGKAH 1 - Memotivasi

Fokus Alkitab: Lukas 11:2-4

Kunci Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Doa "Datanglah kerajaan-Mu" (Mat. 6:10) harus mengingatkan kita tiga realitas. Pertama, kerajaan adalah milik Allah, bukan milik kita. Terlalu sering manusia, bahkan sarjana Kristen yang terkenal, cenderung menyamakan kerajaan dengan semacam transforma­si sosial, ekonomi, dan etika. Tetapi Alkitab menggunakan "Kerajaan Allah" untuk menekankan otoritas tunggal, kedaulatan Allah, dan pemerintahan atas seluruh ciptaan. Tidak ada yang seperti Dia. Kedua, Yesus mengantarai dalam kerajaan ini sebagai salah satu anugerah melalui mana kita mendapatkan peng­ampunan dari dosa, kemenangan atas Setan, dan warisan kehidupan kekal. Ke­tiga, sementara kita hidup di kerajaan kasih karunia kita berharap untuk keraja­an kemuliaan, di mana kita akan hidup di hadirat Allah (Wahyu 11:15, 21:1-3).

Untuk Guru: Kerajaan Allah adalah pengajaran Kristus yang menyenang­kan. Semuanya tentang Dia, pengajaran dan perbuatan untuk menampilkan kepada dunia bahwa di dalam Dia Kerajaan Allah telah datang dan melalui Dia semua umat manusia dapat menemukan keselamatan dari dosa dan pemulih­an kepada Allah. Ketika Anda memimpin pelajaran hari ini, fokuskan kepada Kristus sebagai pusat kerajaan itu.

Pertanyaan untuk Diskusi:
Doa Tuhan dimulai dengan "datanglah Kerajaan-Mu" dan diakhiri dengan "empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan" (Matius 6:10, 13). Bagaima­nakah dua petisi ini berhubungan satu sama lain?

LANGKAH 2 - Menyelidiki

Untuk Guru: Dia datang ketika bangsa Roma menguasai seluruh dunia, membangun sebuah kerajaan yang kejam. Dia datang ketika orang-orang Ibra­ni berharap untuk menggulingkan kuk Romawi di Palestina untuk mengem­balikan takhta Daud. Dia, Yesus, menggemparkan adegan dan sejarah diubah dengan kata-kata "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Berto­batlah dan percayalah kepada Injil!" (Mrk 1:15). Jam dinding nubuatan Allah telah sampai pada waktunya, dan, setelah "genap waktunya" (Gal. 4:4), Yesus masuk ke dalam sejarah manusia, dengan mandat Ilahi: "Aku harus memberi­takan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus" (Luk. 4:43). Yesus ti­dak ragu-ragu dan tidak ada kebimbangan tentang tujuan utama dari inkarnasi dan pelayanan-Nya: Untuk membangun Kerajaan Allah dan "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Luk. 19:10). Apakah sifat dari kerajaan ini? Yang dimaksud dengan kerajaan yang ada sekarang dan nanti? Apakah hara­pan masa depan kerajaan itu? Bahaslah tiga aspek Kerajaan Allah itu.

Komentar Alkitab

I. Kerajaan Allah: Sifatnya
(Tinjau kembali Lukas 11:14-20 bersama kelas.)
Apakah sifat Kerajaan Allah, dan apakah yang akan dibawa?
A.            Kemenangan dalam pertentangan besar. Kerajaan Allah merupakan te­robosan Ilahi dalam sejarah manusia melalui diri Yesus untuk mengalahkan Setan dalam konflik kosmik segala zaman, sehingga mengakui kedaulatan Al­lah. Ketika orang-orang Farisi menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul (Luk. 11:14-20;. bandingkan Mat. 12:28, 29), Yesus membuat per­nyataan yang kukuh bahwa ia mengusir setan sesungguhnya tanda bahwa "Ke­rajaan Allah sudah datang kepadamu" (Luk. 11:20). Yesus telah memenangkan pertempuran dengan setan di padang gurun, dan sekarang dalam pelayanan - Nya Dia terus membebaskan orang-orang dari cengkeraman musuh, sampai akhirnya Setan hancur di kayu salib. Kerajaan Allah sudah pasti masuk ke dalam sejarah.
B.            Kerajaan Allah adalah, pada kenyataannya, berhubungan dengan renca­na keselamatan Allah. Rencana menyediakan pengampunan dosa (Luk. 5:20, 21), melibatkan pelayanan penyembuhan (Luk. 9:2, 11), memerhatikan orang miskin dan yang membutuhkan (Luk. 18:22), dan mengalahkan Iblis sebagai akhir dari pertentangan besar (Luk. 10:18). Dengan demikian, Kerajaan Allah itu jauh dari bentuk mitos; itu adalah dinamis, yang berpusat kepada Allah, realitas masa kini (Luk. 10:9-11; 16:16, 17:' 17:21; Mat. 12:28; Mrk. 1:14) dan harapan kemuliaan eskatologis (Luk. 13: 28, 29; Luk. 21; 22:14-18, 29, 30; Mat. 13:42, 43; 16:27, 28; Mat. 24; 25:34; Mrk. 9:1; Mrk. 13). Pendirian Kerajaan Allah menghasilkan kehancuran bagi semua kekuatan musuh, yang terakhir di antaranya kematian dan Setan (1 Kor. 15:23-28).
C.             Kewarganegaraan Kerajaan Allah tidak mengizinkan kompromi atau kompetisi untuk menjadi pintu Kerajaan Yesus. Semangat loyalitas kepada Ye­sus dan kerajaan-Nya harus lebih disukai dan dipilih di atas kewajiban duniawi yang paling mendesak. Oleh karena itu, Yesus memerintahkan: Carilah Kera­jaan Allah terlebih dahulu (Luk. 12:31); jadikanlah itu khotbah Anda (Luk. 9:2); tandailah itu sebagai doa (Luk. 11:2); hidupkan itu sebagai kehidupan Anda (Luk. 18:29).

Pertimbangkanlah:. Bacalah Lukas 4:17-21 dan Yesaya 61:1, 2 Apakah maksud Yesus ketika Ia berkata bahwa Nubuatan Mesianik dalam Yesaya (Ye­saya 61:1, 2) digenapi dalam khotbah-Nya dan kegiatan penyembuhan yang dimulai di Nazareth waktu itu? Apakah Kerajaan Allah dalam Lukas 4:43 ber­arti termasuk dalam konteks Lukas 4?

II. Kerajaan Allah—Sekarang dan Nanti
(Tinjau kembali Lukas 17:21, 21:25-28, dan 22:14-18 bersama kelas.)

Bagaimanakah Kerajaan Allah secara simultan sebagai realitas sekarang dan pemenuhan masa depan?

A.  Kerajaan sekarang. Kerajaan itu memiliki baik realitas sekarang dan pe­menuhan masa depan hal itu jelas dari pasal-pasal berikut seperti Lukas 17:21, 21:34-36, dan Yohanes 14:1-3. Yesus lebih dari seorang penyiar kerajaan: Dia adalah isi, penyampai, dan penegas kerajaan itu. Melalui Pribadi-Nya dan pelayanan-Nya, pemerintahan Allah didirikan selamanya. Melalui Dia sajalah kita memasuki kerajaan.
Kerajaan yang Kristus telah dirikan di tengah-tengah kita sering digambar­kan sebagai kerajaan kasih karunia. Kasih karunia Allah telah memulai satu tatanan baru, cara hidup yang baru, hubungan baru—di dalam kasih karunia Allah ada kemenangan atas dosa, kebenaran Tuhan menjadikan manusia baru, dan Roh Allah menetapkan persaudaraan dan persekutuan secara umum.
B.   Kerajaan yang akan datang. Kerajaan rahmat sekarang mendahului ke­rajaan kemuliaan yang akan datang. Aspek kerajaan Allah di masa depan di­gambarkan dalam Doa Bapa Kami: "datanglah Kerajaan-Mu." Jika kerajaan yang sepenuhnya terbatas hanya untuk saat ini, doa akan kehilangan banyak kekuatan dan makna, terutama mengingat kenyataan bahwa Yesus mengatakan kepada para murid bahwa Dia sendiri akan membawa kerajaan ketika Ia kem­bali dengan kekuasaan (Mrk. 9:1; bandingkan dengan Mal. 16:28).

Pertimbangkanlah: "Kerajaan kasih karunia Allah kini tengah didirikan, karena hari demi hari hati yang penuh dosa dan pemberontakan diserahkan kepada kedaulatan kasih-Nya. Tetapi hal ini berdiri sepenuhnya kerajaan ke- muliaan-Nya tidak akan terjadi sebelum kedatangan Yesus kedua kalinya ke dunia ini."—Ellen G. White, Khotbah di Atas Bukit, hlm. 122.

III. Kerajaan Allah dan Masa Depan
(Tinjau kembali Luk 17:24 dan Lukas 21 bersama kelas.)

Kapankah kerajaan kemuliaan akan datang, dan bagaimana kita harus men­jalani hidup kita dalam mengantisipasi peristiwa besar ini?
A. Kepastian masa depan. Kitab-kitab Injil mengajarkan bahwa sama seperti kerajaan kasih karunia datang ke dunia dengan intervensi langsung dari Allah dalam sejarah manusia melalui Inkarnasi, begitu juga kerajaan kemuliaan yang akan datang dari tindakan serupa melalui kembalinya Yesus dalam sejarah. Kali ini bukan melalui inkarnasi, tetapi dengan kemuliaan, dan kembali da­lam kepribadian Yesus. Kesaksian dari pelajaran eskatologis mengenai Kristus (Luk. 21, Mat. 24, 25, Mrk. 13) memberikan jawaban atas pertanyaan para mu­mi "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" (Mat. 24:3).
Jawabannya menggambarkan baik kondisi bumi maupun kepastian kemba­linya Yesus. Zaman sekarang akan berlanjut dengan, gangguan politik, moral, dan sosial agama. Konflik antara yang baik dan yang jahat akan terjadi dalam semua intensitas dan keragaman, bahkan sementara Injil Kerajaan diberitakan di seluruh dunia (Mat. 24:20, 21), dan tatanan dunia dihadapkan dengan peka- baran penebusan dan kehancuran zaman.
B. Hidup dalam antisipasi. Waktu kedatangan-Nya yang kedua kali tidak ada yang tahu, namun secara pasti: Kedatangan Kristus "seperti kilat meman­car dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain" (Luk. 17:24). Waktu ^singkat antara sekarang dan kedatangan Kedua akan digunakan oleh para mu­rid dalam mempersiapkan kehidupan (Mal. 25:1-13) dan memproklamasikan (Mat. 28:19, 20), agar kerajaan eskatologis tidak membawa mereka untuk ti­dak menyadarinya.

Pertanyaan untuk Diskusi:
"Harapan kedatangan Kristus adalah harapan yang besar, harapan yang jauh jangkauannya. Ini adalah harapan melihat Raja di dalam keindahan-Nya, dan dibuat dalam Dia."—Ellen G. White, ReflectingChrist, hlm. 59. Sebagai orang percaya kepada kedatangan Kristus yang kedua kali, bagaimanakah seharus­nya harapan besar dan luas ini memengaruhi kehidupan kita? Sebutkan be­berapa langkah praktis.

LANGKAH 3 - Mempraktikkan

Untuk Guru: Ketika Yesus meninggalkan Yerikho menuju Yerusalem, spe­kulasi merebak di antara kerumunan, termasuk para murid, bahwa "Kerajaan Allah akan segera kelihatan" (Luk. 19:11). Untuk memperbaiki konsep yang salah ini. Yesus mengatakan perumpamaan tentang seorang bangsawan dan sepuluh hamba. Setelah membaca perumpamaan (ay. 11-27), jawablah perta- nyaan-pertanyaan berikut:
Pertanyaan Penerapan:
ü  Ayat 12: Apakah artinya "dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali"?
ü  Ayat 13: "Kelolalah ini sampai aku datang kembali." Yesus sedang mengatakan bahwa ada interval waktu antara kepergian-Nya dan kedatangan-Nya dengan kerajaan, dan untuk sementara ini kita harus melakukan pekerjaan-Nya. Peker­jaan apa? Apakah talenta yang Anda telah terima? Bagaimanakah Anda mem­buahkan hasil dalam usaha Anda bagi-Nya?
LANGKAH 4-Menciptakan
Untuk Guru: "Kepada Hamba-hamba-Nya Kristus menyerahkan 'harta- Nya,' —sesuatu yang harus digunakan bagi-Nya. Tidak lebih pasti tempat kita disediakan dalam rumah surgawi daripada tempat istimewa yang ditetapkan di dunia di mana kita harus bekerja bagi Allah."—Ellen G. White, Membina Ke­hidupan Abadi,h\m. 249, 250.
Mintalah anggota kelas menuliskan di sepotong kertas karunia rohani terku­at yang Allah telah berikan kepada mereka. Doronglah mereka untuk menulis seberapa jauh mereka telah gunakan karunia itu untuk memperluas kerajaan Allah di bumi. Jika mereka tidak memiliki, mintalah mereka untuk memper­timbangkan dalam cara tertentu apa yang memungkinkan mereka mengguna­kan karunia untuk terlibat dalam pekerjaan Tuhan.

Pelajaran 12  *13-19 Juni

Yesus di Yerusalem

SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Luk. 19:28-40; Za. 9:9; Luk. 19:45-48; Mat. 21:12-17; Luk. 20:9-26.

AYAT HAFALAN: "Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota ilu, la menangisinya" (Lukas 19:41).

Pekan terakhir kehidupan Yesus di bumi diungkapkan di Yerusalem. Be­ tapa menggemparkan juga peristiwa-peristiwa yang menandai pekan itu: Yesus dielu-elukan; Yesus menangisi kota yang acuh tak acuh itu; membersihkan bait Allah; kelicikan dan persengkongkolan terhadap Dia; per­asaan sedih pada Perjamuan Terakhir dan penderitaan di Getsemani; penghi­naan pada persidangan; penyaliban; dan terakhir, kebangkitan. Belum pernah sebelumnya bahkan tidak pernah terjadi ada sebuah kota yang menyaksikan perkembangan sejarah yang begitu penting, sesuatu yang telah membawa per­tentangan kosmis pada puncaknya antara kebaikan dan kejahatan, meskipun tak seorang pun kecuali Yesus yang memahami arti yang sedang diungkapkan.
Yesus telah melewati Yerusalem beberapa kali dalam hidup-Nya. Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, semua mencatat bahwa Yesus setelah dewasa mengunjungi Yerusalem, meskipun kebanyakan saat Pekan Suci. Walaupun penampilan Yesus pada kesempatan lain, di Yerusalem banyak yang diketa­hui bayi Yesus dibawa ke bait Allah (Lukas 2:22-28), perdebatan saat usia 12 tahun di bait Allah (ayat 41-50), si penggoda membawa Yesus ke tempat pa­ling tinggi dari bait Allah (Lukas 4:9-13)—inilah pekan penutupan pelayanan Yesus di Yerusalem yang mendapat perhatian khusus dari para penulis Injil.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, Juni 20.










No comments:

Post a Comment