Pelajaran 10 Sekolah Sabat Triwulan II 2015, Berita Misi dan Penuntun Guru



BERITA MISI
  MENCARI KEDAMAIAN (BAGIAN I)
   6 Juni | Tiongkok
     Tan Yuen


Pos Misi
     Tiongkok menerima bagian dari salah satu yang pertama Persem­bahan Sabat Ketigabelas pada ta­hun 1912 untuk membantu me­nyediakan perumahan bagi misi­onaris. Dalam 35 tahun ke depan Tiongkok menerima bagian dari 19 Sabat Ketigabelas Penawaran untuk membantu mengangkut misionaris baru ke ladang mereka dan posting misi dibangun, seko­lah, rumah penerbitan, dan bebe­rapa klinik medis.
     Bekerja diTiongkok bergerak maju dengan cepat selama tahun-tahun awal. Sebuah laporan tertanggal 1915 menunjukkan bahwa lebih dari 11.000 majalah dan 3.000 sa­luran telah dijual dalam satu wila­yah, mendorong permintaan dari kota-kota dan kota-kota untuk mi­sionaris datang dan berbagi Fir­man Tuhan dengan orang-orang.
     Selain jutaan orang di Tiongkok, jutaan orang berbahasa Tiongkok hidup di seluruh dunia.
     Mandarin adalah bahasa yang pa­ling banyak digunakan di dunia.
"Apakah ia akan berte­mu Tao lagi—atau akankah ia mendengar bahwa anggota geng telah meninggal dalam beberapa peristiwa?"
Tan dibesarkan di sebuah kota kecil di selatan Tiongkok. Terganggu dengan rasa malu, ia merasa sulit untuk berbicara de­ngan orang lain dan sering merasa sangat kesepian. Dia pikir agama itu hanya takhayul, namun entah bagaimana ia merasakan ke­rinduan spiritual, Ia memutuskan untuk berangkat ziarah mencari kedamaian.
Dia berang­kat ke kota yang jauh, di mana ia bertemu dengan seorang pendeta Kristen, yang memperkenalkannya kepada Alkitab. Selama beberapa hari keduanya belajar bersama-sama, dan Tan merasa tertarik kepada Tuhan di dalam Alkitab. Namun, ia memutuskan untuk mencari lebih lanjut sebelum membawa dirinya pada satu filsafat, jadi dia beralih dalam pencariannya.
Dua bulan kemudian Tan kem­bali, ingin belajar lebih banyak tentang Allah. Pendeta membantu Tan mencari pekerjaan, dan kedua­nya melanjutkan pelajaran Alkitab mereka. Kali ini hati Tan tersentuh dan ia memutuskan untuk menjadi orang Kristen. Sekarang Tan ingin bekerja untukTuhan. Dia belajar dari beberapa pertemuan yang diadakan di kota yang jauh dan me­mutuskan untuk pergi. Ketika ia bisa mendapat­kan sedikit uang, ia mengambil ke­reta, tetapi untuk sebagian besar perjalanannya ia berjalan kaki. Butuh waktu satu bu­lan untuk tiba di tempat tujuannya.
Tan tinggal di kota beberapa bulan dan bekerja sama dengan pria Kristen yang lain. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya untuk mem- bagikan Injil kepada keluarga dan teman-teman.
Sesuatu yang Tidak Diinginkan
Ketika ia tiba di desanya, ia mulai membagikan iman, tetapi penduduk desa tidak ingin mende­ngarkan. Beberapa menolak pekabarannya; lain mengolok-oloknya. Tan berpuasa dan berdoa. "Tuhan, tidak ada seorang pun di sini yang akan mendengarkan?"Tan tidak
menemukan satu pun—kecuali seorang pembuat onar setempat bernama TaoYeh.
Tao Yeh memiliki geng yang meneror kota. Empat anggota geng dipenjara dan satu lagi tewas dalam beberapa kegiatan mereka yang lebih keras. Meskipun Tao memiliki reputasi sebagai penjudi hebat, ber­kelahi, dan peminum, Tan berbicara dengan dia tentang kondisi rohani dan menawarkan untuk berdoa bersamanya. Tapi Tao tertawa dan berkata bahwa jika ia membutuh­kan Allah, dia akan memberitahu­kan Tan.
Terkesan oleh Doa
Tidak ada yang akan mende­ngarkan saya, pikir Tan. Dia me­mutuskan untuk meninggalkan kota dan menemukan beberapa orang percaya dengan siapa ia bisa belajar. Saat ia mulai keluar, Tao melihatnya dan melompat ke arah sampingnya. Sementara mereka berdua berjalan menyusuri jalan, Tan merasa terkesan untuk berdoa bagi Tao. Tao mencoba menolak permintaan Tan untuk berdoa, tapi akhirnya dia setuju. Mereka berhen- ti 'di pinggir jalan, dan Tan berdoa.
Sebelum mereka berpisah, Tan memberi Tao Alkitab kecil, berha­rap ia akan membacanya. Kemudi­an mereka mengucapkan selamat tinggal.Tan bertanya-tanya apakah ia akan bertemu Tao lagi—atau akankah ia mendengar bahwa ang­gota geng telah meninggal dalam beberapa peristiwa?
Tan berangkat ke sebuah kota besar di mana ia mendengar ada sekelompok orang Kristen yang ak­tif. Ketika ia tiba di kota, ia memper­ingatkan bahwa ia harus kembali ke provinsi asalnya atau risiko ia ditangkap. Meskipun ia membeli ti­ket kereta api ke rumah, Tan memu­tuskan untuk tinggal dan mencoba untuk menemukan orang-orang Kristen yang telah mendengar pekabaran.
Dia mendapat peta dan mulai mencari, la menemukan sebuah gereja Advent dan bertemu Pende­ta Xo [shoh] dan beberapa orang muda yang sedang belajar untuk menjadi pemimpin awam gereja.
Tan sangat senang ketika Pendeta Xo mengundangnya untuk tinggal dan belajar Alkitab.
Tan tidak berencana untuk ting­gal lama, tapi karena tidak ada yang membawanya pulang, ia tinggal dan belajar. Saat ia dan pendeta tua mempelajari Alkitab bersama-sama, Tan belajar kebenaran baru tentang Allah. Dia telah mendengar tentang Sabat, tetapi berpikir bahwa hari Minggu adalah hari Sabat. Kris­ten lainnya menyembah pada hari Minggu; mengapa kelompok ini menyembah pada hari Sabtu?
[Bersambung Sabat depan.]

Pelajaran 10  SEKOLAH SABAT *30 Mej-5 Juni
Mengikut Yesus dalam Kehidupan Setiap Hari
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Luk. 11:37-54; 12:4-21, 35-53; Amos 6:1; Luk. 8:4-15; 22:24-27.
AYAT HAFALAN: "Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: 'Tambah­kanlah iman kami!'" (Lukas 17:5).
Meskipun sebagai Mahaguru, Yesus tidak mendirikan sekolah teologi atau filsafat. Tujuan-Nya adalah "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10). Ia datang untuk menyatakan tabiat Al­lah, penyataan yang berpuncak di kayu salib, di mana la tidak hanya menunjuk­kan kepada manusia dan dunia-dunia yang tidak jatuh bagaimana sebenarnya Allah itu tetapi Ia juga membayar hukuman atas dosa sehingga umat manusia, meskipun keadaannya telah jatuh, dapat ditebus.
Dengan melakukan hal ini. Ia juga telah menciptakan suatu komunitas yang telah ditebus, suatu komunitas dari mereka yang, telah diselamatkan oleh kematian-Nya, terpilih untuk menjadi teladan kehidupan dan ajaran-Nya.
Panggilan untuk menjadi bagian dari komunitas yang telah ditebus ini adalah suatu panggilan, bukan kepada suatu status istimewa dalam kehidupan tetapi kepada suatu kesetiaan penuh pada Dia yang memanggil, pada Kristus sendiri. Apa yang diucapkan-Nya menjadi hukuni kehidupan para pengikut-Nya. Apa yang diinginkan-Nya menjadi tujuan utama para pengikut-Nya. Tidak ada se­jumlah kebaikan lahiriah atau kesempurnaan doktrinal dapat mengambil tem­pat dari kesetiaan total kepada Kristus dan kehendak-Nya.
Pemuridan, yang menjadi tanggung jawab kita secara eksklusif untuk Kris­tus tinggal dalam kita, menciptakan persyaratan penting tertentu. Tidak ada kompetisi dan tidak dapat digantikan.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 6 Juni.

Minggu 31 Mei, Jauhkanlah Kemunafikan

Dari 80 lebih rujukan untuk orang Farisi dalam Kitab Injil, sekitar 25 pers­en terdapat dalam kitab Lukas. Orang Farisi dikenal dengan konservatisme doktrinal mereka, berbeda dengan orang Saduki yang dikenal dengan ide-ide mereka yang liberal. Orang Farisi seringkah adalah kaum legalis yang, walau­pun mengaku percaya pada kasih karunia, mengajari keselamatan oleh peme­liharaan hukum.

Bacalah Lukas 11:37-54. Apakah yang Yesus amarkan, dan bagaimana­kah prinsip yang sama ditunjukkan sekarang ini? Bagaimanakah kita da­pat memastikan bahwa kita, dalam cara kita sendiri, tidak mencermin­kan hal-hal yang Yesus telah amarkan?
Lukas 11:37-54
11:37 Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.
11:38 Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan.
11:39 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.
11:40 Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?
11:41 Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.
11:42 Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
11:43 Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar.
11:44 Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya."
11:45 Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya: "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga."
11:46 Tetapi Ia menjawab: "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.
11:47 Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka.
11:48 Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya.
11:49 Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya,
11:50 supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan,
11:51 mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.
11:52 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi."
11:53 Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal.
11:54 Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.

Ulasan mengenai ucapan celaka (Lukas 11:42-54) yang diucapkan terha­dap orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menunjukkan begitu sering panggilan kepada agama yang sejati mengena kepada setiap generasi, termasuk generasi kita sendiri.
Contohnya, sementara membayar persepuluhan merupakan pengakuan yang penuh sukacita atas pemeliharaan Allah, hal itutidak bisa menggantikan tuntu­tan dasar kasih dan keadilan dalam hubungan manusia (ayat 42).
Orang-orang inilah yang "mengabaikan keadilan dan kasih Allah," malahan, suka "duduk di tempat terdepan di rumah ibadat" (ayat. 42, 43). Yang kehi­langan pokok penting dari iman sejati!
Yesus mengamarkan juga bahwa mereka yang menyamakan ibadah seja­ti dengan ritual lahiriah saja adalah benar-benar najis, hampir tidak berbeda dengan mereka yang kena kepada orang mati (Lukas 11:44; juga lihat Bil. 19:16). Betapa mudahnya menyalahartikan apa yang biasa dengan apa yang kudus di mata Tuhan.
Juga, Tuhan memberikan antaran kepada ahli-ahli taurat yang menggunakan pendidikan dan pengalaman mereka untuk menempatkan beban agama yang berat kepada orang lain sementara mereka sendiri "tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun" (Lukas 11:46).
Sementara itu, orang Farisi menghormati nabi-nabi yang telah meninggal tetapi menentang mereka yang masih hidup. Bahkan selagi Yesus berbicara, beberapa orang sedang merencanakan pembunuhan Anak Allah. Yang penting bukanlah menghormati para nabi melainkan mengindahkan pekabaran nubuat mereka tentang kasih, belas kasihan, dan keadilan.
Amaran terakhir adalah sesuatu yang mengerikan. Beberapa orang yang te­lah dipercayakan kunci kepada Kerajaan Allah telah gagal mengurus keperca­yaan yang telah diberikan kepada mereka. Gantinya menggunakan kunci itu dengan bijaksana dan mengizinkan anak-anak Tuhan masuk ke kerajaan-Nya, mereka telah mengunci orang-orang di luar dan telah membuang kuncinya.

Senin 1 Juni,  Takutlah akan Allah
"Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia" (Why. 14:7) adalah yang per­tama dalam pekabaran tiga malaikat, merupakan inti kehidupan dan iman Ge­reja Masehi Advent Hari Ketujuh. Takut akan Allah bukanlah perasaan takut seperti yang biasanya orang pikirkan. Takut akan Allah adalah menyadari siapa Allah itu dan apa yang Ia mintakan dari kita. Itu adalah tindakan iman yang mencakup kesetiaan sepenuhnya kepada-Nya. Allah yang menjadi penentu dan penguasa kehidupan kita—pikiran, tindakan, hubungan-hubungan, dan nasib kita. Pemuridan yang didasarkan pada "takut" yang demikian itu berdiri di atas dasar yang tak tergoyahkan.

Bacalah Lukas 12:4-12. Apakah yang Yesus katakan kepada kita me­ngenai takut di sini?

Lukas 12:4-12

12:4 Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
12:5 Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!
12:6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah,
12:7 bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
12:8 Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah.
12:9 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.
12:10 Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.
12:11 Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu.
12:12 Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan."


Bagian ini menunjukkan kepada kita kepada siapa kita takut dan kepada siapa tidak usah takut. Kita tidak usah takut kepada paksaan-paksaan yang dapat berpengaruh pada tubuh kita saja di dunia saat ini. Sebaliknya, kita ha­rus takut dan taat kepada Tuhan karena di dalam tangan-Nya adalah nasib kita yang abadi. Tetapi Allah kita—matanya memperhatikan burung pipit (Lukas 12:6) dan teiah menghitung rambut di kepala kita (ayat 7)—mengasihi dan memedulikan; sebab itu, masing-masing kita sangat jauh berharga di mata- Nya. Jika kita benar-benar memercayainya, berapa banyakkah kekhawatiran dunia yang akan lenyap?

Bacalah Lukas 12:13-31. Mengenai apakah yang Yesus amarkan kepa­da kita di sini?

Lukas 12:13-31

12:13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
12:22 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
12:23 Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.
12:24 Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu!
12:25 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?
12:26 Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?
12:27 Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
12:28 Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya!
12:29 Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu.
12:30 Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.
12:31 Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.

Sementara Yesus menolak untuk mencampuri pertengkaran antara dua ber­saudara mengenai pembagian harta, Ia menekankan hubungan hukum kese­puluh (Kel. 20:17) terhadap dosa ketamakan dan menunjukkan kebenaran penting sepanjang masa: Hidup tidaklah bergantung pada kekayaan (Lukas 12:15). Orang kaya yang bodoh hidup di dunianya yang sempit yang terbatas pada dirinya. Hal-hal lain tidak penting baginya. Betapa perlunya kita berhati- hati supaya tidak jatuh ke dalam perangkap yang sama ini; hal ini penting khususnya bagi mereka yang telah diberkati dengan kelimpahan harta benda.

Walaupun kita semua suka menikmati hal-hal materi, pikirkanlah be­tapa kecil kepuasan akhir yang hal-hal itu dapat berikan kepadamu, apa­lagi dilihat dari sudut pandang kekekalan. Lalu mengapakah masih be­gitu mudah untuk membuat kesalahan yang Yesus telah amarkan dalam Lukas 12:16-21?

SELASA 2 Juni,  Bersedia dan Berjaga-jaga
"Berjaga-jaga dan kesetiaan diperlukan oleh pengikut-pengikut Kristus di setiap zaman; justru sekarang ini kita sedang berada sangat dekat dengan du­nia yang kekal, memegang kebenaran yang kita miliki, memperoleh terang yang begitu besar, begitu pentingnya tugas, kita harus menggandakan kerajin­an kita."—Ellen G. White, Testimonies for the Church, Jld. 5, Hlm. 460, 461.

Bacalah Lukas 12:35-53 dan rangkumkanlah arti ayat-ayat ini bagi Anda khususnya, apalagi jika Anda telah lama menunggu kedatangan Yesus yang kedua kali.

Lukas 12:35-53
12:35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
12:37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
12:38 Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
12:39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
12:40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."
12:41 Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?"
12:42 Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?
12:43 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
12:44 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
12:45 Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk,
12:46 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.
12:47 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.
12:48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."
12:49 "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!
12:50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!
12:51 Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.
12:52 Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.
12:53 Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."


Orang Kristen tidak bisa kendur atau lesu. Dalam konteks kedatangan-Nya yang pasti, dan waktunya yang tidak diketahui, seharusnya mendorong kita untuk memiliki pinggang yang berikat dan pelita yang dijaga dan menyala. Harapan eskatologis harus menjadi pendorong kehidupan dan usaha kita. ke­siapan dan kesetiaan kita. Kesetiaan yang demikian dalam melakukan kehen- dak-Nya di dunia dan kesiapan untuk bertemu dengan Dia dalam damai yang membedakan antara hamba yang baik dan yang jahat.
Setiap tindakan melalaikan kesetiaan seperti beralasan bahwa "Tuanku tidak datang-datang" (Lukas 12:45) sedang menempatkan seseorang di bawah ben­tuk pehukuman Allah yang paling berat (ayat 45-48). Semakin banyak diberi kesempatan semakin besar tanggung jawab, dan oleh karena itu. kepada siapa yang banyak dipercayakan, lebih banyak lagi yang diharapkan (ayat 48).
Hukuman nabi zaman dulu "Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion" (Amos 6:1) tampaknya tercermin dalam amaran Kristus bahwa pemurid- an Kristiani bukan berada pada keadaan yang nyaman. Paulus menjelaskan ke­hidupan Kristiani itu seperti halnya peperangan rohani (Ef: 6:12). Intinya ada­lah bahwa setiap orang Kristen terlibat dalam peperangan besar antara Kristus dan Setan, dan Salib telah memisahkan keduanya dengan jelas. Hanya dengan iman yang senantiasa di dalam Kristus yang di kayu salib seseorang dapat me­rebut kemenangan akhir.

"Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan ban­yak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut" (Lukas 12:48). Apakah makna ayat ini sesungguhnya bagi kita sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh?

RABU 3 Juni   Saksi yang Berbuah

Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus, dalam Dewan Kekekalan "sebe­lum dunia dijadikan" (Ef. 1:4), membuat rencana keselamatan itu. Yakni, bah­kan sebelum manusia yang pertama dijadikan dan, tentunya, sebelum manu­sia yang pertama jatuh dalam dosa. Tuhan telah memiliki rencana yang pasti dalam menyelamatkan dunia. Rencana tersebut didasarkan di salib, dan kabar baik tentang salib harus diberitakan kepada semua orang di dunia. Tanggung jawab atas kesaksian itu diletakkan pada semua orang Kristen.
"Dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kis. 1:8). Perintah Yesus yang terakhir ini menggarisbawahi kepentingan yang Yesus telah letakkan pada peran ber­saksi dari para pengikut-Nya.

Apakah pelajaran yang harus dipelajari dalam kesaksian Kristiani dari perumpamaan penabur dan tanah itu? Lukas 8:4-15.

Lukas 8:4-15

8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
8:5 "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.
8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.
8:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati.
8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
8:9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."


Apakah dan kapankah upah bagi mereka yang bersaksi? Lukas 18:24- 30.

Lukas 18:24- 30

18:24 Lalu Yesus memandang dia dan berkata: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.
18:25 Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
18:26 Dan mereka yang mendengar itu berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
18:27 Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."
18:28 Petrus berkata: "Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau."
18:29 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya,
18:30 akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."

Apakah yang perumpamaan tentang uang mina (Lukas 19:11-27) ajar­kan mengenai kesetiaan dan tanggung jawab dalam bersaksi?

Lukas 19:11-27

19:11 Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan.
19:12 Maka Ia berkata: "Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali.
19:13 Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.
19:14 Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.
19:15 Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing.
19:16 Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.
19:17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.
19:18 Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina.
19:19 Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.
19:20 Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan.
19:21 Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.
19:22 Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur.
19:23 Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.
19:24 Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.
19:25 Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina.
19:26 Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.
19:27 Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku."


Dalam setiap ayat-ayat ini, dan yang lainnya, bahaya, tanggung jawab, dan upah bersaksi dan iman dinyatakan. Kita telah dibebankan dengan tanggung jawab yang kudus; tetapi dengan mempertimbangkan apa yang kita telah peroleh, seberapa kecilkah sebenarnya yang diminta dari kita?
Kamis  4 Juni Pemimpin yang Melayani
Bacalah Lukas 22:24-27. Bahkan sementara murid-murid bersiap un­tuk Paskah, mereka berdebat tentang siapa yang terbesar di antara mer­eka dalam kerajaan-Nya. Bagaimanakah Yesus merespons kebodohan mereka, dan apakah yang sangat berbeda dengan jawaban-Nya?

Lukas 22:24-27
22:24 Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
22:25 Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
22:26 Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
22:27 Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Jawaban Yesus adalah jawaban yang sangat berbeda dalam sejarah kepe­mimpinan. Firaun, Nebukadnezar, Aleksander, Yulius Cesar, Napoleon, dan Jengis Khan, mereka semua melihat kepemimpinan dalam arti kekuasaan dan otoritas terhadap orang lain. Demikianlah kira-kira bagaimana dunia selalu bertindak dalam kekuasaan.
"Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan" kata Yesus, "yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan" (Lukas 22:26). Dengan berkata demikian, Tuhan atas jagat raya memutar balikkan definisi kepemimpinan: "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama se­perti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mal. 20:26-28).
Dalam mendefinisikan pelayanan dan penyangkalan diri sebagai prinsip utama jalan dan kepemimpinan-Nya, Yesus memperkenalkan suatu dinamika yang baru terhadap hubungan antar manusia: Kepuasan bukan dari kekuasaan melainkan dari pelayanan; kepemimpinan mendapatkan otoritasnya bukan dari posisi melainkan dari pelayanan; perubahan tidak dimulai dari takhta, melain­kan dari salib. Hidup untuk mati (Yohanes 12:24).
Dalam Lukas 9:46-48 sesuatu yang sama muncul di antara murid-murid Ye­sus tentang siapa yang terbesar. Prinsip-prinsip duniawi masih mengakar sa­ngat kuat di benak para murid-Nya.
Jawaban sang Tuan langsung mengena pada inti masalah dan memiliki salah satu tantangan terberat dalam kehidupan secara umum dan dalam kehidupan Kristen secara khusus. Kata-kata Yesus, khususnya pada bagian tentang men­jadi "terkecil di antara kamu" (ayat 48) benar-benar menunjukkan betapa ter­baliknya prioritas-prioritas dunia.

Dengan prinsip-prinsip dunia yang benar-benar bertentangan dengan yang Yesus ajarkan di sini, bagaimanakah kita dapat bertahan jika kita menerapkan prinsip-prinsip-Nya di dalam kehidupan kita sendiri?

Jumat 5 Juni

Pendalaman: "Siapakah yang telah memiliki hati kita? Dari hal siapakah yang kita pikirkan? Tentang siapakah yang kita suka bicarakan? Siapakah yang menerima kasih-sayang dan tenaga kita yang terbaik? Jika kita adalah milik Kristus, pikiran kita pun tertuju pada-Nya, maka angan-angan kita yang paling indali pun tertuju pada-Nya. Semua yang ada pada kita diserahkan kepada- Nya. Kita ingin memperoleh gambaran citra-Nya, menapaskan roh-Nya, mela­kukan kehendak-Nya. dan menyenangkan Dia di dalam segala sesuatu."—Ellen G. White. Kebahagiaan Sejati, hlm. 66.

"Dalam kehidupan kita ini, di dunia, meskipun terbatas karena dosa, su­kacita terbesar dan pendidikan tertinggi adalah dalam pelayanan. Dan dalam kehidupan nanti, tanpa dihalangi keterbatasan manusia berdosa, dalam pela­yananlah terdapat sukacita kita yang terbesar dan pendidikan kita tertinggi bersaksi, dan selama-lamanya ketika kita menyaksikan pelajaran baru 'betapa kaya dan mulianya rahasia itu;' 'yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu. pengharapan kemuliaan." Kolose 1:27."—Ellen G. White, Educalion, hlm. 309?
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
         Yesus menyebut petani yang kaya dan berhasil itu orang bodoh (Lukas 12:20). Seorang dapat saja tidak kaya atau berhasil, tetapi apakah yang membuat seorang itu bodoh dalam pandangan Allah?
         Dalam beberapa gereja kita, kita melihat dua kelompok: Per­tama, para profesional, eksekutif bisnis, tokoh-tokoh gereja dan masyarakat, dan orang-orang berpengaruh, semua mereka yang mendapat kehormatan, perhatian dan dipandang; kedua, mereka yang diam dan bukan orang penting yang hanya datang dan pergi tanpa ada orang yang memedulikan mereka. Apakah yang dapat Anda lakukan untuk membuat mereka yang kelompok kedua juga merasa penting seperti kelompok yang pertama?
         Walaupun sekarang ini mudah untuk menertawakan orang Farisi karena mereka menyelewengkan iman, bagaimanakah kita dapat memastikan bahwa kita, yang bertekun demi iman, tidak bera­da dalam bahaya melakukan kesalahan yang sama? Bagaimana teguhkah kita berdiri untuk apa yang benar dengan tidak menjadi orang Farisi? Atau, bahkan lebih penting lagi, bagaimanakah kita menentukan apa yang benar dan apa yang patut diperjuangkan, sebagai kebalikan dari "menepis nyamuk"?
         Bagaimanakah kita memelihara sikap berjaga dan bersedia bagi kedatangan Yesus, dengan berlalunya tahun, akan lebih mudah dan semakin mudah menjadi kurang berjaga-jaga?
          

PENUNTUN GURU

Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Lukas 17:15
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Menyadari apa artinya mengikut Yesus.
Merasakan: Memahami kebutuhan dan biaya mengikut Yesus.
Melakukan: Mengambil langkah-langkah untuk mengikut Yesus setiap hari.
Garis Besar Pelajaran:
        Mengetahui: Apa Artinya Mengikut Yesus
         Apakah yang murid-murid inginkan ketika mereka meminta Yesus untuk meningkatkan iman mereka kepada-Nya? Mengapakah iman kepada-Nya perlu untuk menjadi seperti Dia? Bagaimanakah Anda berpindah dari kebenaran doktrinal kepada kehidupan relasional?
         Mengapakah Yesus mengkritik iman dan gaya hidup orang-orang Farisi? Bagaimanakah kita bisa menjaga terhadap paham Farisi dan mengikuti Kristus dengan jujur?
         Bagaimanakah iman kepada Allah berhubungan dengan takut akan Tuhan? Apakah artinya takut akan Tuhan?
         Merasakan: Kebutuhan untuk Mengikut Yesus
         Petrus, Thomas, dan Yudas. Mereka semua mengaku mengikuti Yesus, namun tidak ada dua yang sama. Apakah kekurangan ma- sing-masing mereka, dan bagaimana mereka mengatasi kecacat­an mereka?
         Bagaimanakah sifat munafik memengaruhi iman Anda, dan hubung­an Anda dengan Allah dan sesama manusia? Bagaimanakah ki­ta bisa menjaga terhadap godaan mencari kebenaran di luar tanpa mencari kuasa transformasi Kristus?
         Apakah perbedaan antara percaya kepada Yesus dan memiliki iman kepada-Nya? Bagaimanakah mengikuti Yesus memengaruhi bis­nis, etika, sosial, dan kehidupan keluarga Anda?
         Melakukan: Ambillah Langkah untuk Mengikuti Yesus
A. Apakah yang dilakukan seseorang untuk mengungkapkan imannya dalam Yesus? Mengapa?
B. Jika Anda ingin mengikuti Yesus sepenuhnya, perubahan apakah yang Anda harus lakukan dalam kehidupan—rohani, sosial, fisik, dan mental?
Rangkuman: Menjadi Kristen berarti hidup seperti Kristus. Mengikut Yesus dan menaati persyaratan-Nya dalam kehidupan sehari-hari bukanlah suatu pili­han. Apakah kita adalah milik-Nya sepenuhnya, atau tidak.

Siklus Belajar
LANGKAH 1 - Memotivasi
Fokus Alkitab: Lukas 12:16-21
Kunci Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Bagaimanakah kehidupan di­definisikan? Lebih dari itu, bagaimana cara menjalaninya? Perumpamaan da­lam Lukas 12:16-21 memberikan salah satu cara yang terlalu sering dipilih oleh dunia.
Seorang petani yang kaya memiliki hasil yang berlimpah, tetapi dia punya masalah dengan apa yang harus dilakukan dengan kelimpahan itu, meskipun di sekelilingnya ada orang yang membutuhkan dan yang miskin. Pikirannya begitu didominasi oleh diri sendiri sehingga ia mengemukakan rencananya dalam sebuah monolog, bahasa Yunani, sekitar enam puluh kata panjangnya -seperlimanya terdiri dari "saya," "aku," dan "ku." Membongkar lumbung tua, membangun yang baru, dan menyimpan kekayaannya itu kemudian ses­uatu yang bisa ia lakukan untuk merendahkan rasa sakit dari kekayaan. Yang miskin tidak dihiraukan. Allah pun dilupakan. "Aku" adalah semua yang dipi­kirkan. Tetapi saat ia pergi tidur, ia berkatalah kepada jiwanya, "Makanlah, minumlah, dan bersenang-senanglah." tetapi Tuan yang Sukses menemukan malam itu menjadi malam yang terakhir baginya, dengan keputusan Sang Pen- cipta, "Kamu bodoh."
Kehidupan "tidak bergantung pada kekayaannya itu" (Lukas 12:15J, tetapi kasih kepada Allah dan manusia.
Untuk Guru: Perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh memberikan titik awal yang baik untuk memulaikan penyelidikan pelajaran minggu ini. Mengikuti teladan Yesus, kehidupan sehari-hari harus dimulai dengan doa re­fleksi diri: Bagaimanakah saya akan menghabiskan hari ini melakukan kehen­dak dan cara Yesus? Apakah saya menjadi seperti orang kaya yang diberikan kekayaan hanya untuk diri dan prestasi? Atau apakah saya benar-benar kaya dalam cinta, iman, dan pelayanan, dengan menggunakan semua yang saya mi­liki untuk mencapai tujuan itu? Bagaimanakah saya akan hidup hari ini dalam terang kekekalan?
Pertanyaan untuk Diskusi:
Mengapakah Yesus memanggil orang kaya sebagai orang bodoh? Apa keku­rangan fatal pria ini?

 Bandingkanlah orang kaya ini dengan yang lain dalam Lukas 18:18-23. Apakah kekayaan selalu menjadi jalan mengikuti Yesus?

Mengapakah dalam Doa Bapa Kami orang pertama tidak pernah tunggal teta­pi selalu jamak?
LANGKAH 2 – Menyelidiki
Untuk Guru: Untuk mengikuti Yesus setiap hari adalah sebuah tantangan. Namun demikian, panggilan Yesus tetap sama abadi: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku" (Lukas 9:23). Perintah ini menimbulkan tiga pertanyaan: Apa yang harus kita serahkan? Apakah yang harus kita lakukan? Bagaimanakah seharusnya kita menjadi saksi yang menghasilkan buah?
Komentar Alkitab
I. Mengikut Yesus: Apakah yang Harus Kita Serahkan?
(Tinjau Kembali Lukas 9:23 dan Lukas I/:37-54 bersama kelas.)
Ada dua hal yang harus kita serahkan untuk mengikuti Yesus:
A. Menyerahkan diri (Lukas 9:23). Kita harus terus-menerus menyerahkan diri bukan hanya di awal pemuridan. Seperti pernyataan Paulus, "Saya mati setiap hari" (I Kor. /5:31). Untuk menyerahkan diri berarti menjalani peninjauan kem­bali secara radikal dalam prioritas hidup sehingga sejak saat itu, diri akan tunduk untuk memprioritaskan Allah, dan salib Yesus menjadi daya tarik kehidupan.

B. Menyerahkan sifat munafik (Lukas 11:37-54). Tidak ada aspek praktik ke­agamaan yang berada di bawah kecaman Yesus sebanyak farisisme: Hidup ber­dasarkan eksternalisme, legaiisme, gaya hidup mewah, dan kemunafikan, semen­tara hanya sedikit perhatian atau tidak ada perhatian untuk kasih, kemurahan, dan keadilan.

Sifat munafik (Lukas 11:42-54) adalah sel kanker yang perlahan-lahan mem­bunuh kehidupan pemuridan. Mengenakan jubah agama secara luar, menghan­curkan komitmen batin untuk prinsip-prinsip kerajaan Allah—kasih, sukacita, da­mai sejahtera, penurutan, dan keadilan. Oleh karena itu. Yesus memperingatkan, "Waspadalah terhadap ragi orang Farisi, yaitu kemunafikan" (Lukas 12:1). Periksa diri Anda: Apakah saya orang Farisi?
Pertanyaan untuk Diskusi:
·         Bacalah Lukas 11:37-41. Bagaimanakah Yesus membedakan realitas spiritual
kerajaan-Nya dengan formalisme agama?
·         Apakah implikasi dari argumen "di luar dibandingkan di dalam" kehidupan pe­muridan hari ini?
·         Seberapa seringkah Anda berdebat mengenai rincian pentingdari kehidupan ge­reja dan melupakan pelayanan Kristen yang sangat urgensi?
·          
II. Mengikut Yesus: Apa yang Harus Kita Lakukan?
(Tinjau Kembali Lukas 12:4-12. 22-34 bersama kelas.)
Apakah yang Tuhan minta untuk kita lakukan dalam menjawab panggilan-Nya untuk mengikut Dia?

A. Takutlah akan Allah (Lukas 12:4-12). Alkitab menggunakan takut dengan mengacu kepada Allah sekitar tiga ratus kali. Penggunaan ini mengungkapkan bah­wa takut akan Tuhan adalah positif, bukan negatif, mendorong, dan sangat pen­ting bagi kehidupan spiritual yang kuat. Misalnya, "takut akan TUHAN adaiah permulaan hikmat" (Mzm. 111:10). dan "takut akan TUHAN" adalah "menjauhi kejahatan" (Amsal 3:7). Oleh sebab itu, takut akan Tuhan, tidak berarti hidup da­lam teror atau ketakutan, melainkan mengenal Dia sepenuhnya, meniercayai-Nya sungguh-sungguh, dan melakukan kehendak-Nya tanpa syarat. Takut akan Allah, dalam pengertian ini. memang hal yang baik, karena membebaskan kita dari segala kecemasan (Lukas 12:4-6), menempatkan kita dalam rasa aman karena Dia yang telah menghitung rambut kita (Lukas 12:7). dan membentengi kita dengan jaminan Roh Kudus (ayal 12).

B. Hidup tanpa khawatir (Lukas 12:22-34). Khawatir adalah hadiah dari dosa untuk manusia. Sementara mengaku bekerja keras untuk memenuhi keinginan manusia, khawatir, pada kenyataannya, skema untuk menghilangkan kepercayaan kepada Allah dan membunuh sukacita dalam hidup. Jadi Yesus memerintahkan kita untuk jangan khawatir. Sebaliknya, percaya bahwa "bagi Allah segala ses­uatu mungkin" (Markus 10:27, NKJV: lihai juga Lukas 18:27). Yesus melanjutkan dengan menarik perhatian kita pada bunga bakung di padang dan burung-burung di langit: Mereka tidak khawatir atau resah, tetapi tampil dalam segala kemuliaan dan keindahan. Jika Allah peduli untuk alam semesta dan menjunjung tinggi semua yang ada di dalamnya, akankah Dia tidak peduli dengan kita. yang diciptakan menurut gambar-Nya dan ditebus untuk persekutuan kekal dengan-Nya?

C. Hidup dengan penegasan waktu (Lukas 12:54-58). Sementara manusia mungkin mengejar kehidupan dan kegiatan yang bervariasi atau mungkin tidak memperhitungkan waktu di mana mereka tinggal, Kristus memeringatkan para pengikut-Nya bahwa sangatlah penting mereka hidup dengan gambaran waktu da­lam konteks kekekalan, yang segera akan terjadi. Adalah bijaksana untuk berdamai dengan Allah saat masih siang. Malam penghakiman akan datang, ketika, sayang­nya, hal itu akan terlambat.

Pertimbangkanlah: Salah satu dosa terburuk kita adalah tampil tanpa takut akan Allah (lihat Roma 3:18). Ketika John Knox dibaringkan untuk beristi­rahat, seseorang berkata tentang dia, "Di. sini terbaring seseorang yang takut akan Allah sehingga ia tidak pernah takut menghadapi siapa pun." Mengapa, memang, takut akan Allah penangkal setiap ketakutan kepada yang lain?

III. Mengikut Yesus—Jadilah Saksi yang Berbuah
(Bacalah Luk 9:49, 50 bersama kelas.)

Seorang pendeta pernah bercerita bahwa ketika Yesus naik ke surga, semua mahkl.uk surgawi menyambut Dia dengan sukacita dan pujian. Sekelompok malaikat mengelilingi Yesus, ingin mendengar lebih banyak tentang misi pene- busan-Nya. Mereka ingin tahu bagaimana dahi yang sempurna, telapak tangan, dan kaki-Nya menjadi begitu rusak. Yesus mengatakan kepada mereka dengan harga penebusan—penderitaan di salib; mahkota duri; dan bekas paku, bekas luka Dia akan dibawa selamanya, sebagai tanda kasih Allah kepada manusia yang berdosa.
Para malaikat bertanya-tanya tentang kasih Allah yang luar biasa, dan satu malaikat bertanya kepada Yesus: "Engkau telah menanggung banyak, sangat menderita, dan memenangkan kemenangan besar atas Iblis. Apakah yang Eng­kau telah lakukan memastikan bahwa generasi masa depan umat manusia akan datang untuk mengetahui pengorbanan Allah yang besar?"
Yesus menjawab: "Aku telah memilih beberapa pria dan wanita—Yohanes, Petrus, Yakobus, Maria. Marta. dan beberapa orang lainnya—dan mengatakan kepada mereka untuk menyaksikan kepada orang lain, dan dari mereka kepada

orang lain, dan seterusnya." "Bagaimanakah jika pria dan wanita ini gagal untuk bersaksi?" "Yah, aku tidak punya rencana lain. Saya bergantung kepada mereka," kata Tuhan.
Pertanyaan untuk Diskusi:
Bagaimanakah menghadapi saksi yang dapat dianggap sebagai pesaing (Lu­kas 9:49, 50), penolakan (ay. 51-56). dan gangguan (Lukas 10:38-42)?

LANGKAH 3 - Mempraktikkan
Untuk Guru: Pertanyaan "Siapa yang akan menjadi yang terbesar" telah menjadi perhatian terus-menerus antara para murid (Lukas 9:46-48, 22:24) ke­mudian antara kita sekarang. Untuk menjadi "yang besar" adalah bagian dari sifat manusia. Kita dikelilingi oleh tirani ukuran besar—kita harus memiliki rumah terbesar; menonton pertandingan sepak bola terbaik yang pernah ada; berjuang untuk posisi tertinggi; bekerja ke arah menjadikan anak-anak kita dokter terbaik atau pengacara atau pakar komputer; mengkhotbahkan khot­bah terbaik; dan membaptis paling banyak orang. Di tengah definisi meleng­kung seperti prioritas untuk kebesaran. Yesus mengharapkan kita untuk tidak menjadi besar tetapi untuk menjadi seperti anak—percaya, lugu, dan membuat pengakuan (Lukas 18:15-/7).
Pertanyaan untuk Dipikirkan:
Bagaimanakah keinginan menjadi yang pertama atau terbesar membawa ke dalam tangan si jahat dalam terang pertentangan yang besar?

LANGKAH 4-Menciptakan
Untuk Guru; Menurut sebuah cerita lama, Setan mengadakan konferensi tentang bagaimana cara terbaik untuk mengalihkan perhatian beberapa orang percaya dari komitmen mereka sehari-hari kepada Kristus. Salah satu Iblis me­nyarankan bahwa ia akan meyakinkan orang-orang percaya bahwa tidak ada Tuhan." Itu tidak akan berhasil." Setan katakan. "Bahkan ateis, ketika mereka terpojok, berpaling kepada Allah." Iblis lain berkata, "Saya akan meyakinkan mereka bahwa tidak ada neraka." "Tidak baik," kata Setan. "Banyak orang yang sudah hidup dalam kondisi neraka." Akhirnya, Setan junior mengajukan dirinya untuk meyakinkan semua orang bahwa ada banyak waktu, dan tidak perlu terburu-buru mengenai Tuhan. "Pergilah," kata Iblis. "Anda akan bisa melakukannya."
Pertanyaan untuk Dipikirkan:
·         Orang kaya yang bodoh lupa bahwa waktunya teri,aia;,. Bagaimanakah Anda hidup, sadarkah bahwa hari ini bisa menjadi hari terakhir bagi hidup Anda?
·         Buat kalender kerja tujuh hari, daftarkan rencana Anda setiap hari. Jujurlah untuk menentukan berapa banyak waktu yang Anda diberikan kepada Allah.




Pelajaran 11 *6-12 Juni
Kerajaan Allah

SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Luk. 11:2; Luk. 1:32, 33; 18:16-30; Luk. 17:23,24; Why. 21:1-3; Luk. 21:34-36.
AYAT HAFALAN: "Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kera­jaan Allah" (Lukas 13:29).
Kerajaan Allah adalah tema utama dan suatu prioritas yang penting dalam pengajaran Yesus. Frasa tersebut diulang hampir 50 kali dalam buku Matius, 16 kali dalam Markus, sekitar 40 kali dalam Lukas, dan 3 kali dalam buku Yohanes. Di mana pun kalimat itu muncul—dalam Doa Bapa Kami maupun dalam khotbah di bukit, atau dalam ajaran dan perumpamaan- perumpamaan Yesus lainnya—Kerajaan Allah adalah suatu ungkapan dari apa yang Tuhan telah lakukan dalam sejarah untuk umat manusia sementara la berurusan dengan masalah dosa dan membawa pertentangan besar dengan Se­tan kepada penentuan yang akhir. Kerajaan Allah tidak seperti kerajaan yang dunia pernah kenal, dan itu karena kerajaan Allah bukanlah kerajaan duniawi.
"Kerajaan Allah muncul bukan dengan peragaan lahiriah. Kerajaan itu ter­bentuk melalui kelemahlembutan firman-Nya, melalui pekerjaan Roh Tuhan di dalam hati, persekutuan jiwa dengan Dia yang menjadi hidupnya. Penyataan terbesar akan kuasa-Nya dilihat dalam diri manusia yang menyempurnakan tabiatnya seperti tabiat Yesus."—Ellen G. White, Membina Keluarga Sehat. hlm. 29.
Pekan ini kita akan berfokus pada tema ini, khususnya sebagaimana yang muncul dalam buku Lukas.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 13 Juni.










No comments:

Post a Comment