Pelajaran 8
Kata-kata Hikmat
SABAT PETANG
Untuk
Pelajaran
Pekan Ini, Bacalah: Amsal 20; 1 Kor. 12:14- 26; Yer. 9:23, 24; Ams. 21; Mat. 25:35-40; Ams. 22.
AYAT HAFALAN:
"Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah
menemukannya?" (Amsal 20:6).
Untuk beberapa tingkat (tingkatan yang tinggi sesungguhnya), kita se mua
adalah hasil dari lingkungan kita. Meskipun faktor keturunan memainkan peran
yang besar, nilai-nilai yang kita pegang datang kepada kita dari apa yang ada
di sekitar kita—rumah kita, pendidikan kita, budaya kita. Dari bayi kita
dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan dengar.
Sayangnya, apa yang kita lihat dan dengar tidak selalu yang terbaik;
dunia di sekeliling kita telah jatuh dalam segala hal, dan itu tidak dapat
membantu memengaruhi kita secara negatif. Namun demikian, kita telah diberikan
janji Roh Kudus, dan kita mempunyai firman Allah, yang menunjuk kita kepada sesuatu
yang lebih tinggi dan lebih baik daripada yang dunia lakukan.
Minggu ini kita akan melihat berbagai jenis amsal dan kebenaran praktis
yang amsal-amsal ekspresikan, kebenaran-kebenaran yang jika diterima ke dalam
hati dan diikuti, sesungguhnya dapat menolong kita mengalahkan dampak negatif
dari dunia yang jatuh ini dan menyediakan kita kepada yang lebih baik.
* Pelajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 21 Februari.
MINGGU, 15 Februari
Kita Semua Sederajat
Bacalah Amsal 20:12. Apakah
yang ayat ini ajarkan kepada kita tentang nilai semua manusia?
20:12 Telinga yang mendengar dan mata yang
melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN.
Tidak
seperti teori evolusi, yang menganggap kita semua hanya sekadar produk-produk
kebetulan dari kosmos yang ceroboh, Alkitab mengajarkan bahwa semua manusia
diciptakan oleh Allah (lihatjuga Kisah. 17:26). Itu bukanlah kebetulan, Thomas Jefferson menegaskan kesetaraan semua
manusia justru karena mereka "diciptakan" oleh Allah. Adalah di dalam
Tuhan, dan di dalam Dia saja, kita memiliki kesetaraan kita.
Sekarang, meskipun kita semua memiliki Pencipta yang sama, ini tidak
berarti kita semua sama. Bahkan yang kembar identik tidak berakhir dengan
perilaku yang persis sama. Di Korintus, Paulus berbicara tentang perbedaan-
perbedaan kita, dan menekankan bahwa mereka seharusnya tidak mengarah kepada
rasa superioritas tetapi, sebaliknya, harus menolong kita melihat kebutuhan
kita satu sama lain. "Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: 'aku
tidak membutuhkan engkau.' Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: 'Aku
tidak membutuhkan engkau"' (1 Kor. 12:21).
Bacalah Amsal 20:9. Apakah lagi yang membuat kita sederajat?
20:9 Siapakah dapat
berkata: "Aku telah membersihkan hatiku, aku tahir dari pada dosaku?"
Dosa
adalah alat penyama lainnya yang bersifat universal. Untuk pertanyaan retoris amsal,
jawaban "tak seorang pun" menunjuk kepada kondisi manusia yang
tragis dan tak berpengharapan. Manusia semuanya lemah dan fana, dan semua uang
dan kekuasaan di dunia tidak akan mengubahnya. Namun dalam konteks Alkitab
referensi kepada keberdosaan manusia seharusnya tidak menyebabkan putus asa,
karena kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitan- Nya telah membuka jalan
bagi siapa pun, tidak peduli betapa berdosanya, agar memiliki janji kehidupan
kekal. Dan kehidupan ini datang hanya melalui iman di dalam Dia—bukan oleh
usaha kita.
"Jika manusia tidak dapat, oleh apa saja perbuatan baiknya,
memperoleh keselamatan, maka itu harus sepenuhnya anugerah, diterima oleh
manusia sebagai orang berdosa karena ia menerima dan percaya pada Yesus. Hal
ini sepenuhnya cuma-cuma. Pembenaran oleh iman ditempatkan melampaui pertentangan.
Dan semua pertentangan ini diakhiri, segera setelah masalah ini diselesaikan
bahwa kebaikan-kebaikan manusia yang telah jatuh di dalam perbuatan baiknya
tidak pernah bisa memperoleh hidup kekal bagi dirinya." - -Ellen G. Whitc,
Faith and Works, hlm. 20.
Pernahkah Anda merasa diri
Anda merasa lebih unggul (atau lebih rendah) daripada orang lain? (Lagi pula
Anda tidak seharusnya membandingkan diri Anda sendiri kepada orang lain.) Jika
demikian, apakah yang salib seharusnya katakan kepada Anda tentang kesetaraan
kita semua?
SENIN, 16 Februari
Ujian Kehidupan
"Perbuatan
mereka menyertai mereka," kata Wahyu 14:13 tentang upah orang-orang benar.
Hanya masa depan yang akan bersaksi bagi nilai sesungguhnya setiap individu.
Manusia mungkin sekarang membanggakan kekayaan mereka, pengetahuan mereka,
kecakapan fisik mereka, dan mungkin semuanya benar. Tetapi apakah arti semuanya
itu di pemandangan Allah? Seringkali si- fat-sifat, prestasi, dan perbuatan
yang manusia tinggikan sebagai yang penting atau mengesankan ditunjukkan tidak
berarti sebagaimana mestinya. Bagaimana pun juga, melihat beberapa karakter
tercela, sering dalam industri hiburan, semua disembah dan dipuji oleh para
penggemar. Apa yang kita idolakan dan sembah menyajikan kesaksian yang kuat
betapa jatuhnya kita.
Bacalah
Amsal 20:6 (lihat juga Yer. 9:23, 24; Mrk. 9:35). Apakah yang ayat-ayat ini nyatakan kepada kita tentang nilai yang
benar kepada Allah?
Amsal
20:6
20:6 Banyak orang menyebut diri baik hati,
tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Yer. 9:23,
24;
9:23 Beginilah firman TUHAN:
"Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah
orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena
kekayaannya
Mrk. 9:35
9:35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua
belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi
yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan
dari semuanya."
Bukanlah
satu tindakan sensasi cinta atau pengorbanan yang akan menunjukkan kualitas
utama hubungan kita, tetapi rangkaian tindakan-tindakan kecil yang lama dan
tetap yang kita lakukan hari demi hari, dengan sabar.dan pasti. Makanan setiap
hari yang disajikan kepada pasangan, perhatian yang tetap kepada orangtua yang
sakit, usaha yang berkesinambungan dalam pekerjaan Anda; semua tindakan
kerendahan hati sepanjang hidup ini adalah bukti bahwa iman Anda nyata adanya.
Tetap setia lebih berharga daripada tindakan- tindakan kasih yang hebat namun
jarang.
Prinsip
ini berlaku juga bagi hubungan kita dengan Allah. Adalah lebih sulit dan lebih
bernilai untuk hidup bagi Allah daripada mati bagi-Nya, jika tidak ada alasan
lain selain bahwa hidup membutuhkan lebih banyak waktu daripada mati. Orang
kudus yang hidup bagi Allah lebih besar daripada para martir yang mati
bagi-Nya. Siapa saja bisa mengklaim percaya pada Allah dan melayani- Nya; namun
pertanyaannya adalah: Apakah itu bertahan lama? Atau, sebagaimana Yesus
berkata: "Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya
akap$elamat"
24:13).
Melalui
kesabaran, kebaikan, dan keinginan untuk memenuhi kebutuhan orang lain,
bagaimanakah Anda bisa menyatakan kepada seseorang sesuatu karakter Kristus?
Seberapa rindukah Anda untuk melakukan ini, tidak peduli kerugian bagi diri
Anda sendiri?
SELASA, 17 Februari
Menantikan Tuhan
Bacalah
Amsal 20:17; 21:5. Apakah pelajaran praktis yang bisa kita temukan di
ayat-ayat ini?
Amsal 20:17; 21:5
20:17 Roti hasil tipuan sedap rasanya,
tetapi kemudian mulutnya penuh dengan kerikil.
21:5 Rancangan orang rajin semata-mata
mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan
mengalami kekurangan.
Pencuri
yang mencuri roti mendapatkannya lebih cepat daripada orang yang harus bekerja
untuknya. Para penjual yang berbohong untuk menjual barang dagangan mereka yang
tak berkualitas mungkin menjadi lebih cepat kaya daripada penjual yang jujur
(bandingkan Amsal 21:5 kepada ayat selanjutnya). Namun,
kata amsal, masa depan akan mengubah yang manis menjadi "kerikil,"
dan kekayaan yang diperoleh dengan buru-buru akan menjadi kemiskinan. Ayat
tersebut memberikan sejumlah contoh-contoh untuk menggambarkan ketepatan
pengamatan ini:
1.
Warisan
(Ams. 20:21). Penyebutan warisan yang diperoleh terlalu cepat (menyiratkan bahwa
orangtua masih hidup) mengikuti kecaman seseorang yang mengutuki orangtuanya
(Ams. 20:20). Hubungan kedua amsal ini begitu penting. Hal ini seolah-olah sang
putra (atau putri) mengutuki orangtua dan juga menginginkan kematian mereka.
Sang anak mungkin telah merencanakan kematian orangtua agar memperoleh
warisan. Harapan perilaku ini tragis: Pelita yang ia sekarang sedang nikmati
akan menjadi "kegelapan yang kelam" (ayat 20) dan kutuknya terhadap orangtuanya akan berbalik kepadanya, karena ia
"akhirnya tidak diberkati" (ayal 21).
2.
Balas Dendam
(Ams. 20:22). Kali ini amsal menyebutkan korban yang mungkin tergoda untuk membalas
dendam atas kejahatan yang telah dilakukan terhadap dirinya. Nasihatnya adalah
hanya "menanti-nantikan TUHAN." Hanya saat itu engkau akan
diselamatkan, yang berarti bahwa jika engkau membalas dendam engkau sedang
mengambil risiko yang serius. Amsal 25:21, 22 menekankan petunjuk yang sama,
menggunakan gambaran penumpukan bara api di atas kepala musuh, sebuah ritual
Mesir yang mengekspresikan pertobatan dan perubahan. Jika engkau menahan diri
dari balas dendam, Amsal 20:22 berjanji, engkau akan diselamatkan oleh Tuhan
dan, dalam proses (tambahkan Ams. 25:21, 22)
engkau akan menyelamatkan musuhmu, sehingga mengalahkan kejahatan dengan
kebaikan (Rm. 12:21).
Bagaimanakah
Anda bisa belajar untuk meniru karakter Kristus lebih dekat ketika tiba dapat
mengalahkan kejahatan dengan kebaikan? Mengapa hal ini begitu dapat
bertentangan dengan sifat yang melekat kepada kita? Mengapa mati bagi diri
sendiri satu-satunya cara untuk mencapai tujuan ini?
RABU,, 18 Februari
Belas Kasihan bagi Orang
Miskin
Karakter
seseorang diukur lebih banyak dengan hikmat atau bahkan komitmen keagamaan
daripada dengan kesediaan untuk menolong kaum miskin dan yang membutuhkan.
Bukanlah apa yang Anda miliki yang membentuk karakter Anda, tetapi apa yang
Anda berikan kepada tetanggamu. Siapa Anda bagi tetangga Anda adalah ukuran
karakter. Orang Samaria yang menyelamatkan sesamanya lebih dekat kepada
kerajaan Allah daripada imam-imam rohani (l.uk. 10:26 37). Kitab Amsal menekankan dan menjelaskan prioritas ini.
(Jntuk
kepentingan Allah: Alasan pertama untuk membuat ini sebuah prioritas terletak
pada Allah sendiri, yang lebih suka belas kasihan kepada kaum miskin lebih
daripada semangat keagamaan kita (Ams. 19:17; 21:13). Kepekaan Anda kepada kaum miskin dan tindakan nyata Anda atas nama
mereka akan lebih berarti bagi Allah daripada segala tindakan kesalehan Anda.
Bahkan, Allah secara pribadi menolong dalam pekerjaan itu. begitu banyak
sehingga, ketika kita memberi kepada kaum miskin, seolah-olah kita telah
memberi kepada Allah sendiri (Mat.
25:35-40).
Bacalah
Matius 25:35-40. Apakah yang perikop ini nyatakan kepada kita tentang bagaimana
Yesus berpihak begitu erat kepada mereka yang membutuhkan? Bagaimanakah
kebenaran ini seharusnya berpengaruh kuat kepada bagaimana kita berhubungan
dengan orang-orang seperti itu?
Matius
25:35-40
25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi
Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing,
kamu memberi Aku tumpangan;
25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi
Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara,
kamu mengunjungi Aku.
25:37 Maka orang-orang benar itu akan
menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami
memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau
sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami
memberi Engkau pakaian?
25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau
sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk
Aku.
Untuk
kepentingan kaum miskin: Alasan kedua terletak pada orang miskin, yang Allah
telah clptakan sebanyak orang-orang kaya (Ams. 22:2). Kesetaraan di antara manusia, didasarkan pada fakta bahwa Allah telah
menciptakan mereka semua, menjadikan orang miskin layak menerima perhatian
sebagaimana orang kaya. Kita harus mengasihi sesama kita karena mereka itu juga
dicipta- kan dalam gambar Allah.
Pada
saat yang sama, pikirkan tentang betapa banyak kebaikan yang telah terjadi
kepada Anda untuk menolong mereka yang membutuhkan. Sifat alamiah kita adalah
mementingkan diri; oleh kelalaian kita cenderung untuk berhati- hati terhadap
diri sendiri lebih dan di atas orang lain. Dengan memberikan diri kita sendiri,
kita belajar untuk mati bagi diri dan untuk lebih mencerminkan karakter
Kristus, dan apakah yang lebih bernilai bagi kita daripada hal itu?
Dengan
cara apakah Anda mendapatkan arti lebih besar dari kepuasan pribadi oleh menolong
orang yang membutuhkan daripada melakukan hal-hal bagi diri Anda sendiri?
KAMIS,, 19 Februari
Pendidikan
Kata Ibrani untuk "pendidikan" berasal dari kata yang berarti
"membangun" dan "memulai." Semua makna ini terkandung dalam
gagasan Ibrani tentang pendidikan: Ketika kita "mendidik orang muda"
(Ams. 22:6), kita membangun, kita memulai, dan kita meletakkan dasar untuk masa
depan. Oleh karena itu, para orangtua dan para pendidik bertanggung jawab bagi
masa depan anak-anak mereka dan, sudah disimpulkan di dalamnya, masa depan
dunia. Apa yang kita lakukan dengan anak-anak kita hari ini akan berdampak
terhadap masyarakat generasi yang akan datang.
Bacalah
Amsal 22:6. Apakah yang ayat ini katakan teniang pentingnya pendidikan
anak-anak dengan benar?
Amsal
22:6
22:6 Didiklah orang muda menurut jalan
yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Sangatlah
penting bahwa kata Ibrani untuk "pendidikan" adalah kata yang
digunakan untuk "penahbisan" Bait Suci (1 Kor. 8:63). Pendidikan awal termasuk dalam perspektif yang sama sebagaimana Bait
Suci; itu mempunyai dampak bagi keselamatan kita, bahkan di luar kehidupan kita
sendiri. "Kepada orangtua dipercayakan satu pekerjaan besar mendidik dan
melatih anak-anak mereka bagi kehidupan abadi di masa mendatang."— Ellen
G. White, Child Guidance, hlm.
38. Pendidikan semacam ini memiliki efek yang kekal. Rasul Paulus tampaknya
menyinggung ayat ini ketika ia memuji Timotius untuk pelatihan awal dalam
pengetahuan "Kitab Suci, yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun
engkau kepada keselamatan" (I Tim. 3:15).
Bacalah
Amsal 22:8, 15. Prinsip-prinsip apakah yang kita temukan di sini?
Amsal
22:8, 15
22:8 Orang yang menabur kecurangan akan
menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa.
22:15 Kebodohan melekat pada hati orang
muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.
Pendidikan
dapat dibandingkan dengan aktivitas "menabur." Masa depan masyarakat
kita dan anak-anak kita tergantung pada apa yang telah kita tabur. Jika benih
kita adalah "kejahatan," maka pendidikan kita
("tongkatnya") tikan gagal, dan kita akan menuai masalah
(ayat 8). Jika benih kita menyentuh hati anak-anak (ayat 15), maka tongkat pendidikan kita akan mengusir kebodohan anak-anak jauh
dari mereka.
Kita begitu sering mengajar
orang lain (khususnya anak-anak) melalui teladan kita. Pikirkan teladan Anda:
Warisan apakah yang Anda tinggalkan? Dalam bidang apakah, jika ada, teladan
Anda mungkin akan lebih baik?
JUMAT, 20 Februari
Pendalaman: "Orangtua harus menjadi model kesetiaan, karena ini adalah
pelajaran harian untuk ditanamkan pada hati anak. Prinsip yang tidak menyimpang
harus memerintah orangtua dalam segala urusan kehidupan, khususnya dalam
pendidikan dan pelatihan anak-anak mereka.... Orangtua, tidak pernah berbohong;
tidak pernah mengajarkan ketidakbenaran dalam ajaran atau dalam teladan. Jika
engkau ingin anakmu menjadi jujur, jadilah dirimu sendiri jujur." Klien G.
White, Child Guidance, hlm.
151.
"Banyak ayah dan ibu tampaknya berpikir bahwa jika mereka memberi
makan dan pakaian anak-anak mereka, dan mendidik mereka sesuai dengan standar
dunia, mereka telah melakukan tugas mereka. Mereka terlalu sibuk dengan bisnis
alau kesenangan untuk membuat pendidikan anak-anak mereka suatu pelajaran
seumur hidup mereka. Mereka tidak berusaha untuk melatih mereka sehingga mereka
akan menggunakan bakat mereka bagi kehormatan Penebus mereka. Salomo tidak
berkata, 'Katakan kepada anak jalan yang ia harus jalani, dan ketika ia sudah tua, ia tidak akan menyimpang daripadanya.'Tetapi,
didiklah anak di jalan yang ia harus jalani: dan ketika ia sudah tua, ia tidak
akan menyimpang daripadanya " Ellen G. White, Child Guidance, hlm.
38.
Pertanyaan pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.
Dalami gagasan Amsal 22:6.
Mengapa kita harus berhati-hati bagaimana kita menerapkan hal ini? Artinya,
banyak orangtua telah melakukan pekerjaan yang baik dalam membesarkan anak-anak
mereka, namun sebagai orang dewasa anak-anak itu membuat pilihan yang salah.
Mengapa kita jangan pernah melupakan realitas kebebasan kehendak dan realitas
pertentangan akhir sementara kita melihat arti ayat ini?
2.
Lihat kembali pertanyaan terakhir pada pelajaran hari Rabu. Apakah yang
hal itu nyatakan kepada kita tentang diri kita sendiri bahwa kita mendapatkan
rasa kepuasan oleh menolong orang lain, khususnya ketika kita tidak mendapatkan
apa-apa sebagai imbalannya? Apakah yang kebenaran ini harus nyatakan kepada
kita tentang mengapa begitu banyak orang yang memiliki banyak kekayaan dunia
namun sengsara?
3.
Meskipun kita semuanya
tidak setara dalam talenta, pendidikan, pengalaman, dan lain sebagainya, kita
setara dalam satu hal yang terpenting: Kita semua memerlukan salib untuk
keselamatan. Apakah yang ha) ini seharusnya ajarkan kepada kita tentang
kesetaraan dasar dan harga semua manusia? Lebih daripada itu, bagaimana
kebenaran ini seharusnya memengaruhi kita memperlakukan semua orang?
PENUNTUN
GURU
Ringkasan
Pelajaran
Ayat Inti: Amsal 20:28
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Memahami hubungan sebab dan akibat antara rahmat dan penilaian.
Merasakan: Menghargai pahala hikmat yang tak kelihatan lebih daripada pahala
nyata kekayaan duniawi. .
Melakukan: Pilihlah pertimbangan yang baik di atas kepuasan sesaat dan
memperbaiki dengan cepat kelakuan buruk.
Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Hubungan Sebab dan Akibat Antara Rahmat dan
Penilaian
A.
Bagaimanakah belas kasihan
dan kebenaran dapat melindungi raja? Bagaimanakah mereka lebih efektif
daripada tentara atau kekayaan?
B.
Mengapakah pengadilan yang
baik penting untuk seorang raja (bandingkan 22:2, 8. 26)'?
C.
Jelaskan mengapa masyarakat
yang penuh belas kasihan dan benar lebih mungkin menjaga kualitas seperti
kesabaran, keterbukaan, dan keteguhan daripada masyarakat yang kejam dan tidak
jujur!
II. Merasakan: Keunggulan
Pahala Hikmat yang Tidak Kelihatan
A.
Mengapakah sekolah harus
lebih menekankan pada belas kasihan dan pertimbangan dalam kurikulum, dan
manfaat apakah bila melakukannya?
B.
Apakah pahala dalam
memelihara hari Sabat? Apakah pahala itu lebih kepada yang kelihatan atau tidak
kelihatan? Jelaskan. Mengapakah Anda mendapati hal itu menarik?
C.
Mengapakah Alkitab sering
menggambarkan Allah dalam sifat yang tak terlihat, seperti kebenaran, kesucian,
dan kasih sayang?
III. Melakukan: Hindari
Perbuatan Jahat.
A.
Apakah yang terjadi dengan
keluarga dari orangtua yang suka bertengkar, sombong, dan tidak peduli?
B.
Sebutkan beberapa pemimpin
atau individu dalam sejarah yang terkenal karena keburukan mereka. Jelaskan
mengapa mereka membuat pilihan yang buruk seperti itu dalam hidup dan dalam
proses membuat hidup orang lain begitu sengsara.
Rangkuman: Rahmat dan kebenaran mungkin tidak membawa uang atau status, tetapi
mereka akan membantu Anda membuat pilihan terbaik dalam hidup dan memberi Anda
kekuatan untuk menciptakan masyarakat yang berkembang dan bertumbuh.
Siklus Belajar
LANGKAH 1 - Memotivasi
Fokus Alkitab: Amsal 20:28
Kunci Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Pertimbangan yang baik adalah segalanya dalam hidup. Dalam beberapa
situasi, hal itu dapat berarti hidup atau mati. Perusahaan kehilangan jutaan
dolar, rumah hancur, kecelakaan terjaili di laut, di langit, dan di
jalan-jalan, mengakibatkan kerugian yang mengerikan dalam hidup, semua karena
seorang yang membuat kesalahan dalam penimbangannya. Amsal memperingatkan kita
bahwa Anda tidak bisa sukses dalam setiap bidang pekerjaan tanpa pertimbangan
yang baik. Jadi kita harus berusaha untuk menghindari segala sesuatu yang
menggelapkan pertimbangan kita.
Untuk Guru: Dibutuhkan manusia untuk membuat pertimbangan. Hewan memiliki
penilaian, namun kapasitas mereka untuk memutuskan sangat terbalas
dibandingkan dengan kita. Misalnya, sejauh yang kita tahu, mereka tidak membuat
pertimbangan etis mengenai apa yang baik, benar, dan adil. Komputer
tidak bisa membuat pertimbangan
selain dari apa yang telah diprogramkan untuk lakukan. Dibutuhkan manusia untuk
membuat pertimbangan akhir. Amsal memberitahukan kita bahwa apa yang mendefinisikan kita sebagai
manusia adalah kasih sayang. Memang, bahkan binatang tampaknya manusia ketika
mereka menunjukkan kasih sayang. Oleh karena itu, belas kasihan membantu kita membuat
pertimbangan yang unggul karena membuat kita lebih manusiawi.
Aktivitas Pembuka Diskusi: Jelaskan mengapa menjual
beberapa mobil atau rumah untuk uang yang lebih banyak daripada yang lain. Mengapakah
orang membayar mahal untuk itu? Apakah yang mereka lihat di dalamnya? Jelaskan
kata-kata seperti keunggulan, keamanan, keandalan, dan kualitas tinggi bagi
Anda. Mengapakah orang membiarkan impian yang tak terlihat menuntun pembelian
mereka yang mahal?
Pertanyaan untuk
Diskusi:
1. Sebutkan benda yang aman dan dapat diandalkan. Mengapakah benda itu membuat
Anda merasa aman dan nyaman? Bagaimanakah Yesus mampu memberikan keselamatan
dan yang dapat diandalkan kepada murid-murid-Nya tanpa benar-benar memberikan
hal itu sebagai objek?
2. Paulus dan Silas,yang dipukuli, lapar, dan terbelenggu, menyanyikan
puji-pujian kepada Allah dalam penjara yang gelap dan lembap
(Kis. 16:19-25). Sementara mereka mungkin telah memiliki sesuatu yang tidak ada
apa-apanya dalam bentuk barang duniawi, apakah yang mereka miliki?
LANGKAH
2-Menyelidiki
Untuk Guru: Untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup, kita harus mencapai
keseimbangan antara spiritual dan fisik atau materi. Dari zaman Salomo sampai
kita sekarang, telah terjadi ketidakseimbangan yang mengerikan di dalam
masyarakat yang lebih suka materi, yaitu, apa yang bisa dibeli dengan uang.
Amsal memanggil kita kembali kepada keindahan dan nilai tak tertandingi dari
kekayaan spiritual.
Komentar Alkitab
Untuk Guru: Amsal dalam pasal 20-22 mungkin muncul untuk mengulang beberapa amsal yang sama dari
pasal-pasal sebelumnya tanpa banyak aransemen. Ketika kita membaca pasal-pasal
ini, adalah penting untuk menjaga dua hal dalam pikiran. Pertama, baris pertama
dari setiap pasal (dan sering beberapa kata pertama) mengumumkan topik pasal
ini. Hal ini mungkin tidak berlaku untuk semua pasal dalam Amsal, tetapi jelas
berlaku untuk pasal 20 dan 21.
Kedua, banyak istilah yang digunakan dalam pasal-pasal ini, seperti
"nama" atau "perak dan emas," adalah
melonimi. Istilah metonimi berarti bahwa penulis
telah menggantikan sebuah kata atau frasa untuk kata atau frase lain. Misalnya,
"nama" adalah melonimi untuk reputasi kemudian "perak dan emas" untuk kekayaan
duniawi. Dengan kata lain, Amsal ditulis seperti teka-teki atau teka-teki
silang. Dalam komentar di bawah ini, metonimi telah disarankan untuk kata-kata atau frasa yang terkandung dalam
peribahasa dalam pasal-pasal ini. Ini akan menjadi ide yang baik untuk membawa
kelas Anda melalui beberapa peribahasa untuk melihat apakah Anda dapat
mengetahui melonimi itu sendiri.
I.
Suara Pertimbangan
(Pelajari kembali Amsal 20
bersama kelas.)
Topik
Amsal 20 adalah pertimbangan yang baik. Ayat 1 menyebutkan "anggur"
karena merupakan agen yang menggelapkan pertimbangan. Pemukulan dalam ayat 30,
tentu saja, memiliki efek berlawanan pada seseorang. Ini membangun Anda dan
membuat Anda berpikir jernih. Memukul dalam Amsal adalah metafora untuk
disiplin dan tidak boleh diambil secara harfiah.
Pasal
ini juga menyebutkan "raja" empat kali (ay. 2, 8, 26, 28) untuk memperkuat pentingnya pertimbangan. Bayangkan apa yang akan
terjadi kepada satu negara, Salomo bertanya, jika seorang raja tidak memiliki
pertimbangan, 'landa yang paling penting dari pertimbangan yang baik adalah
ketegasan, kualitas mengetahui kapan harus memulai (ay. 4, 15), kapan harus berhenti (ay. 3), dan kapan harus mengatakan TIDAK (ay. 16). Pertimbangan yang baik juga ditandai dengan ketajaman, kemampuan untuk
mengenali nasihat yang baik (ay. 18), dan untuk melaksanakan dengan akal sehat (ay.
19). Untuk memiliki kualitas seperti itu, seseorang harus menaruh belas
kasihan (ay. 20, 21, 28, 29) dan
rendah hati, selalu sadar akan kekurangannya sendiri (ay. 9; bandingkan dengan ay. 5) dan bahwa mata Tuhan yang selalu waspada menyelidiki motif dan pikiran
terdalam (ay. 5, 12, 24, 27). Hidup
dengan pertimbangan akan ditandai oleh keterbukaan (ay. 7, 10, 14, 23), kesabaran (ay. 17, 22), dan
ketegasan (ay. 25) dalam segala hal.
Pertimbangkanlah: Kita hidup di era dengan
pilihan yang membingungkan, dengan begitu banyak ide-ide, peluang, dan inovasi
teknologi baru serta medis sehingga Alkitab tidak secara langsung menjawab
meskipun tidak memberi kita prinsip-prinsip penting. Oleh karena itu kita bisa
mencari orang yang dapat membantu kita membuat pilihan yang tepat. Kualitas apa
yang Anda cari dalam orang-orang yang Anda percaya memberikan pertimbangan?
1.
Kebiasaan yang
Menghancurkan Pertimbangan
(Pelajar.i kembali Amsal 21
bersama kelas.)
Amsal
21 melanjutkan topik pertimbangan dari pasal sebelumnya. Ini jelas dari
penyebutan "raja" dan rumus "Tuhan menguji hati," dalam
ayat 1, 2. Selain itu, kala keadilan muncul dalam ayat 3, 7, dan 15.
Tetapi
pasal ini berbeda dari pasal 20 dalam penekanan. Fokusnya adalah pada apa yang menggelapkan keadilan. Amsal 21 adalah daftar kebiasaan intelektual dan
emosional yang ketika dianjakan, melumpuhkan pertimbangan seseorang. Dallar ini agak
panjang, tetapi prinsip yang mendasarinya jelas. Anda kehilangan keadilan
ketika Anda menyukai kebiasaan buruk. Orang-orang yang mencintai kejahatan bangga (ay. 4, 24),
tergesa-gesa (ay. 5), tidak jujur
(ay. 6, 7, 28), bengkok (ay. 8), berdebat
(ay. 9, 19), berkeinginan kejahatan (ay. 10), mencemooh (ay. 11), jahat
(ay 15, 18, 27), tanpa belas kasihan (ayat 13). korup (ay. 14). tersesat
(ay. 16). suka bersenang-senang (ay. 17), boros (ay. 20), terlalu percaya diri
(ay. 22), banyak bicara (ay. 23), malas (ay. 25), kikir dan serakah
(ay. 26), munafik (ayat 27), muka tebal
(ay. 29), dan melawan Allah Iay. 30, 31).
Prinsip yang mendasari adalah bahwa Anda tidak dapat memiliki
pertimbangan v nng baik jika Anda menyukai kebiasaan buruk. Inilah sebabnya
mengapa seorang pemimpin harus menjadi seorang dengan tabiat yang memiliki hati
yang berbelas kasihan (ay. 21). Masalahnya, tentu saja, adalah karena manusia
memiliki kecondongan alami terhadap kejahatan.
Pertanyaan
untuk Diskusi: Mengapakah kejahatan membawa daya tarik bagi orang-orang? Mengapakah
kejahatan berkembang di kota-kota besar? Bagaimanakah kita dapat menemukan
waktu pada hari Sabat untuk menunjukkan kasih sayang kepada mereka yang
membutuhkan bantuan, baik di dalam maupun di luar gereja?
2.
Pahala Hikmat
(Pelajari kembali Amsal 22
bersama kelas.)
Kalimat pembukaan Amsal 22 "Nama
baik lebih berharga dari pada kekayaan
besar" (ay. i) -memberitahukan topik pasal itu: upah hikmat. Untuk
pikiran rno- (k'in kita, nama baik dan kekayaan besar sering identik.
Tidak
demikian halnya bagi Amsal. Imbalan yang menjanjikan adalah hikmat, seperti
nama baik, tidak berwujud, karena mereka yang mengejar penghargaan yang nyala,
seperti uang, sering menjadi korup pada akhirnya. Pahala hikmat adalah
signifikan dan beragam. Sebagai contoh, hikmat membantu Anda untuk mengenali
bahaya dan menghindarinya (ay. 3), untuk menjadi rendah hati (ay. 5), untuk mengetahui bagaimana mendidik anak (ay. 6), untuk berumrah hati (ay. 9), untuk memiliki hati yang murni dan untuk mengetahui bagaimana dan kapan
harus berbicara (ay. 11), dan menikmati perlindungan Tuhan (ayat 12).
Berbeda sekali, kebodohan hanya membawa kesedihan di belakangnya.
Dengan mengejar kekayaan duniawi, banyak yang menemukan kehidupan mereka penuh
dengan kekosongan (ay. 8), pertikaian
(ay. 10), kemalasan (ay. 13), nafsu
(ayat 14), dan menemukan bahwa mereka telah menjadi penindas
(ay. 16, 22, 23). Salomo menyampaikan kepada pembaca untuk menjadi bijak dengan
mendengarkan (ay. 17, 18),
memercayai Allah (ayat 19), mencari pengetahuan dan
kebenaran (ay. 20, 21), dan
bekerja keras (ay. 29). Mereka harus menghindari
untuk menjadi seperti mereka yang, seperti menghasilkan hikmat kebencian,
mencari sekelompok teman- teman yang kaya dan berkuasa yang tidak memiliki
pertimbangan (ayat 22-28).
Pertimbangkanlah: Mengapakah begitu banyak
orang-orang kaya dan terkenal menunjukkan sedikit minat di dalam Tuhan?
Mengapakah Allah memberkati manusia dengan pikiran yang memiliki kemampuan
intelektual dan spiritual yang lebih besar daripada hewan lainnya?
LANGKAH 3-Mempraktikkan
Untuk Guru: Di
dunia kita yang materialistis ini, mudah untuk iri dan meniru orang-orang yang
memiliki uang dan kekuasaan. Bantulah kelas Anda untuk menghargai nilai lebih
dari kekayaan spiritual, seperti pertimbangan yang baik dan belas kasihan.
Pertanyaan
Aplikasi:
1. Bagaimanakah kita bisa memastikan bahwa hikmat dan penghakiman merupakan
prioritas dalam hidup kita?
2. Baca Filipi 3:4-11. Mengapakah Paulus merasa tidak mungkin untuk mempertahankan
status sosial dan kepada Kristus pada saat yang sama?
LANGKAH 4-Kreativitas
Untuk Guru: Bantuan kelas Anda melihat seberapa akurat Amsal 20-22 menggambarkan situasi kita hari ini. Jelaskan bagaimana pasal-pasal ini
menawarkan rahasia tentang cara untuk melarikan diri dari tekanan mengejar kekayaan
duniawi dan keberhasilan dan untuk menemukan kedamaian dan ketenangan di dalam
Kristus, hikmat Allah (1 Kor. 1:24).
Aktivitas:
1.
Mintalah kelas Anda untuk
membuat daftar prioritas yang penting bagi mereka sekarang. Minta mereka untuk
menjelaskan nilai-nilai apa yang mereka telah gunakan untuk merancang sebuah
daftar.
2.
Bacalah pasal "The
Reward of
Service" dalam Testimonies for the Church, jld. 6, hlm. 305-312, dan bahaslah bagaimana konsep Ellen G. Whitc
mengenai pahala spiritual bandingkan dengan konsep pahala yang ditemukan pada
Amsal 22.
BERITA
MISI
SEBUAH HATI YANG BESAR
21
FEBRUARI
Virginia
Barat
Payton
"Anjing
saya tertembak!"
Brayden3
berseru dan menangis kepada
temannya Payton. "Apakah Anda bersedia berbicara di pemakamannya?"
Payton
yang berumur dua belas tahun tidak pernah melakukan pemakaman, tetapi ingin membantu
temannya, ia setuju untuk melakukan apa yang dia bisa."Saya merencanakan
semuanya," katanya. "Anjing itu dimakamkan saja di halaman saya
Brayden dan saya yang akan menggali kuburnya." Setelah Payton berpidato
mengenai anjing itu, anak-anak menambahkan hidangan anjing, ban leher anjing,
dan mainan anjing sebelum menimbun kuburnya.
Ketika
Payton dan keluarganya pertama kali pindah ke lingkungan itu, Payton berteman
Brayden dan belajar
tentang perjuangan yang ia hadapi di rumah. "Saya mengatakan kepadanya
bahwa saya adalah seorang Kristen dan membagikan keyakinan saya
dengannya," kata Payton, dan kemudian dia bilang, "Saya ingin
mencobanya!'"
Brayden
mulai menghabiskan lebih banyak waktu di rumahnya Payton dan sering sampai
malam hari—terutama pada hari Jumat, sehingga ia bisa pergi dengan Payton
berserta keluarganya ke gereja pada hari Sabat.Tak lama, sepupu Brayden ini,
yaitu Hunter, ingin tinggal bersama Payton juga, "Jadi saya menampung
mereka sehingga kami tinggal bertiga sekamar," Payton menjelaskan.
Walaupun
kamar tidur Payton mungkin kecil, tetapi ia berbesar hati. Dia berteman dengan
tetangga lain, Wyatt, yang ayahnya telah bunuh diri. Pada usia 13 tahun, Wyatt
telah dikeluarkan dari beberapa sekolah negeri, dan ibunya tidak tahu apa yang
harus dilakukan dengannya. Payton menghabiskan waktu bersama Wyatt dan mengundangnya
untuk datang dengan dia ke acara Pathfinderdan pergi
ke gereja, bersama dengan anak- anak lain, tapi ibu
Wyatt tidak akan mengizinkan anaknya untuk bergabung.
Lebih
dari tiga tahun berikutnya Payton sering membagikan imannya kepada Wyatt, dan
satu hari setelah mendengar bahwa mereka mungkin berpindah, Wyatt menyerahkan
sebuah catatan kepada Payton dan adiknya Stormy. Catatan ini begitu berharga
sehingga Payton menyimpannya dalam keluarga yang aman.
"Kepada
Payton dan Stormy. Sebelum Anda pindah saya ingin mengucapkan terima kasih.
Ketika pertama kalinya Anda datang saya telah tersesat. Saya berhenti pergi ke
gereja dan tidak berencana untuk datang kembali. Ketika kita menjadi teman,
saya mencoba untuk mengeraskan hati, tapi di dalam hatiku, saya ingin sekali
menjadi seperti Anda, Payton. Ketika masa sulit datang dan saya kehilangan ayah,
berbicara dengan sahabat sepertimu memberikan kenyamanan. Saya belajar tentang
Allah melalui Anda. Kamu adalah seorang pahlawan dan tetap menjadi seorang
pahlawan, pembawa inspirasi, dan panutan bagi saya. Orangtuamu harusnya sangat
bangga padamu, dengan mengetahui bahwa kamu telah membantu saya menemukan
Yesus."
Kesaksian Brayden
Keluarga Brown membawa dampak kepada Brayden, di mana dia juga ingin membagi kesaksiannya:
Paul
Brown dan keluarganya adalah sungguh sebuah berkat bagi saya. Beberapa tahun
yang lalu ketika mereka pindah, kakek tiri saya bertanya kepada Paui apakah
saya bisa memotong rumput halaman rumahnya. Paul setuju, dan segera sebuah
hubungan bertumbuh antara saya dan keluarganya, dan saya dapati betapa baiknya
mereka. Anak-anak-Nya, Payton dan Stormy, sangat optimis dan ramah. Ibu mereka,
Christie, sungguh baik dan selalu ada untuk membantu saya.
Suatu
hari saya bertanya kepada Payton mengapa mereka selalu pergi pada hari Sabtu.
Saya pikir hal itu aneh karena menurut mereka, saya tidak bisa melakukan
pekerjaan apa pun pada hari itu. Payton mengundang saya untuk datang ke gereja
bersama mereka. Saya menyukainya, tetapi setelah beberapa saat saya mulai
mengulur-ulur waktu. Enam bulan kemudian, saya kembali. Kali ini saya
menginap.
Saya
bergabung dengan PathfinderCIub. Selama perjalan pulang kami dari perkemahan,
Payton, sepupu saya Hunter, dan saya membicarakan tentang sekolah. Hunter dan
saya tidak suka sekolah kami karena ada begitu banyak perkelahian. Hunter
mengatakan bahwa ia berharap suatu hari nanti bisa berkuliah di sebuah perguruan
tinggi Kristen. Payton bertanya, "Mengapa
kamu tidak pergi ke sekolah Kristen?" Orangtua kami setuju dengan membiarkan kami bersekolah
di Sekolah Advent Highland di Elkins, dan Paul menemukan sponsor bagi
kami. Saya sangat menyukai sekolah tersebut. Para guru dan staf yang
benar-benar baik, dan mahasiswanya ramah, dan tidak suka melawan.
Suatu
hari sambil kami berjalan ke gereja, Payton mengatakan ingin dibaptis.
Hunterdan saya mengatakan bahwa kami pun ingin dibaptis dengan dia. Jadi kita
semua melakukan pembelajaran Alkitab bersama-sama dan dibaptis pada tanggal 2
November 2013.
Para
anggota gereja adalah orang-orang yang sangat baik yang pernah saya temui.
Mereka selalu ada untuk Anda. Kemudian Pendeta Don berkhotbah, dan ada sesuatu
tentang khotbahnya yang menguatkan saya. Saya sangat senang dengan orang-orang
yang ada di
sini mereka sudah seperti keluarga sendiri yang
saya dambakan.
Sanggup
untuk datang ke sini dan mengetahui tentang gereja Advent telah menjadi suatu
berkat yang nyata bagi saya. Tidak ada seorang pun yang Advent di keluarga
saya. Mereka tidak mengerti mengapa saya tidak melakukan beberapa hal yang
biasa saya lakukan dulu. Ayah tiri saya tidak bisa mengerti mengapa saya tidak
makan daging babi—padahal sepanjang hidup saya, saya sudah makan itu, dan pada
awalnya sulit untuk tidak memakannya. Tapi saya senang saya bisa berhenti
memakannya. Saya telah melihat perubahan pada berat badan dan kepribadian saya.
Semuanya sudah membaik sejak saya dibaptis.
No comments:
Post a Comment