Menghadapi
dengan Perkelahian
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan
Ini, Bacalah: Amsal 17; 1 Kor. 13:5-7; Yoh. 8:1-11; Ams. 18; Ams. 19; Ul.
24:10-22.
AYAT HAFALAN:
"Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari
pada makanan daging serumah dengan perbantahan" (Amsal 17:1).
Kitab Amsal kembali
mencela penipuan penampilan. Kita mungkin tampaknya memiliki segala yang
ditawarkan dunia—kekayaan, kekuasaan, kesenangan, ketenaran—namun, di
balik topeng, ketegangan dan kesengsaraan bertumbuh subur. Bahkan bukan tidak
mungkin bahwa akibat ketegangan dan kesengsaraan ini justru kekayaan dan
kesenangan yang untuknya orang berusaha keras. Sebagaimana pepatah Mesir
mencatat: "Lebih baik roti dengan hati gembira dari pada kekayaan dengan kekesalan."—Miriam
Lichtheim, "Instructions," Ancient Egyptian Literature: A Book of
Readings, jld.2 hlm.156
Menurut kitab Amsal,
langkah pertama untuk memecahkan masalah ini adalah mengenali apa prioritas
kita: Hubungan yang damai lebih penting daripada kekayaan (Ams. 17:1). Yang
penting bukanlah berapa banyak yang kita miliki, tetapi siapa kita di dalam
diri kita sendiri. Nasihat yang berikut akan membantu dalam memulihkan
prioritas ini dan menuntun kita kepada kedamaian batin (shalom dalam bahasa
Ibrani) yang ditambahkan kepada kebahagiaan kita.
* Pelajarilah
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 14 Februari.
MINGGU 8 FEBRUARI: DOSA DAN
SAHABAT-SAHABAT
Bacalah Amsal 17:9;
19:11. Apakah poin panting yang dinyatakan dalam ayat-ayat ini? Bagaimanakah
kita seharusnya memperlakukan orang yang jatuh?
Amsal 17:9; 19:11
17:9.
Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki
perkara, menceraikan sahabat yang karib.
19:11.
Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan
pelanggaran.
Ketika seseorang
membuat kacau balau, sangat menggoda untuk menyebarkan cerita, memberitahu
orang lain. Pernahkah Anda mendengar apa yang "saudara" ini lakukan?
Meskipun kita mungkin bertindak seolah-olah kita dikejutkan oleh tindakan itu,
kita tetap suka memberitahu orang lain tentang apa yang terjadi.Singkatnya,
kita sedang bergosip, dan itulah yang kita sedang diamarkan, karena perilaku
ini akan menghasilkan pertentangan, bahkan di antara teman dekat. Bagaimana pun
juga, jika seorang teman Anda kacau balau, teman macam apakah Anda jika Anda
pergi berkeliling memberitahu orang lain tentang hal itu?
Sebaliknya kita
dinasihatkan untuk “menutupi” kesalahan itu. Bagaimana pun, ini bukan
menyiratkan bahwa kita harus menyembunyikan dosa, bertindak seolah-olah itu
tidak pernah terjadi, seolah-olah orang tersebut tidak pernah melakukan
kesalahan. Dosa yang ditutupi masih tetap ada, meskipun disembunyikan.
Kenyataannya, kata Ibrani untuk “menutupi” dalam ekspresi itu memiliki konotasi “mengampuni” (Mzm. 85:2;
Neh. 4:5). Kasih, bukan gosip, seharusnya menjadi tanggapan kita kepada
kesalahan orang lain.
Bacalah Amsal 17:17
dan 1 Korintus 13:5-7. Bagaimanakah kasih menolong mengatasi kesalahan seorang
teman?
Amsal 17:17
17:17.
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam
kesukaran.
1 Korintus 13:5-7
13:5
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala
sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Seseorang tidak
mengasihi seorang teman atau pasangan karena dia sempurna. Kita mencintai
terlepas dari kesalahan dan kelemahan mereka. Hanya melalui kasih kita belajar
untuk tidak menghakimi orang lain, karena dengan kesalahan dan kekurangan kita
sendiri, kita bisa sama-sama bersalah. Sebaliknya, kita bisa menangis bersama mereka
atas apa yang mereka telah lakukan, dan mencari cara apa pun yang bisa kita
lakukan untuk menolong mereka berusaha melaluinya. Bagaimana pun juga, apa
gunanya teman jika bukan untuk hal seperti ini?
Pikirkan tentang saat Anda begitu kacau dan Anda diampuni,
dilayani, dan dihibur. Apakah yang hal itu nyatakan kepada Anda tentang
bagaimana Anda seharusnya; melakukan hal yang sama kepada orang lain?
SENIN 9 FEBRUARI: JADILAH
ADIL!
Kasih sejati tidaklah
buta. Bi1amana,kita“menutupi?” kesalahan seseorang melalui kasih tidak
berani bahwa kita tidak melihat dosa itu dan tidak mengakui itu dosa. Kasih dan
keadilan berjalan bersama-sama. Kata lbrani untuk “keadilan,” tsedeq, yang juga berarti “kasih,” “kemurahan
hati.” Kita tidak dapat memiliki belas kasihan yang nyata
jika kita tidak bersikap adil, dan kita tidak bisa bersikap adil jika kita
tidak memiliki belas kasihan dan kasih.
Misalnya, pelaksanaan
kemurahan hati terhadap kaum miskin seharusnya tidak dilakukan dengan
mengorbankan keadilan; sebab itu direkomendasikan untuk tidak berpihak kepada
orang miskin di pengadilan (Kel. 23:3); Jika kasih mewajibkan kita untuk
menolong kaum miskin, itu akan menjadi tidak adil untuk menolong mereka ketika
mereka salah, hanya karena mereka kaum miskin. Keadilan dan kebenaran
seharusnya berjalan bersama dengan kasih dan belas kasihan. Ini adalah
keseimbangan yang berhikmat yang mencirikan Taurat, hukum Allah, dan yang
diajarkan dan dikembangkan dalam kitab Amsal.
Bacalah Amsal 17:10;
19:25. Apakah yang ayat-ayat ini katakan tentang perlunya teguran dan
konfrontasi?
Amsal 17:10; 19:25
17:10.
Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan
pada orang bebal.
19:25.
Jikalau si pencemooh kaupukul, barulah orang yang tak berpengalaman menjadi
bijak, jikalau orang yang berpengertian ditegur, ia menjadi insaf.
Fakta bahwa. Amsal.
17:10 segera mengikuti panggilan untuk menutupi kesalahan melalui kasih (Ams.
17:9) bukanlah suatu kebetulan. Menyebutkan “teguran” berkaitan dengan “kasih” menempatkan kasih dalam perspektif yang
benar. Ayat ini menyatakan secara tidak langsung teguran yang tegas.
Bacalah Yohanes
8:1-11. Bagaimanakah kita melihat Yesus berurusan dengan dosa yang diketahui
umum?
Yohanes 8:1-11
8:1.
tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.
8:2
Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang
kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
8:3
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang
perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
8:4
Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus:
"Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
8:5
Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan
yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
8:6
Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu
untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di
tanah.
8:7
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu
berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
8:8
Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9
Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi
seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan
perempuan itu yang tetap di tempatnya.
8:10
Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di
manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
8:11
Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak
menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang."
“Dalam tindakanNya memaafkan wanita ini serta
memberanikan dia untuk hidup lebih baik, tabiat Yesus bersinar dalam keindahan
kebenaran yang sempurna. Meski pun Ia tidak memaafkan dosa, ataupun mengurangi
perasaan bersalah, namun Ia tidak berusaha menghukum, melainkan menyelamatkan.
Dunia memberikan hanya penghinaan dan ejekan kepada wanita yang bersalah ini;
tetapi Yesus mengucapkan perkataan; penghiburan dan harapan. Ia Yang Tidak
Berdosa menaruh belas kasihan terhadap kelemahan orang berdosa, dan
mengulurkan: tangan untuk menolong dia. Meskipun orang Farisi yang pura-pura
itu menuduh, namun Yesus menyuruh dia pergi, ‘Pergilah engkau dan... jangan berbuat dosa
lagi.”’—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 74.
SELASA 10 FEBRUARI:
KATA-KATA, KEMBALI
Bacalah Amsal 18.
Meskipun tema yang berbeda dihadirkan di sini, fokus pada apa yang pasal ini
katakan tentang perkataan kita. Konsep-konsep penting apakah dihadirkan di sini
tentang apa yang kita lakukan atau katakan?
Amsal 18
18:1.
Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap
pertimbangan.
18:2.
Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya.
18:3.
Bila kefasikan datang, datanglah juga penghinaan dan cela disertai cemooh.
18:4.
Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam, tetapi sumber hikmat
adalah seperti batang air yang mengalir.
18:5.
Tidak baik berpihak kepada orang fasik dengan menolak orang benar dalam
pengadilan.
18:6.
Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta
pukulan.
18:7
Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya.
18:8.
Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati.
18:9.
Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si
perusak.
18:10.
Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia
menjadi selamat.
18:11.
Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi
menurut anggapannya.
18:12.
Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului
kehormatan.
18:13.
Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan
kecelaannya.
18:14.
Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan
memulihkan semangat yang patah?
18:15.
Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak
menuntut pengetahuan.
18:16.
Hadiah memberi keluasan kepada orang, membawa dia menghadap orang-orang besar.
18:17.
Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya benar, lalu datanglah orang
lain dan menyelidiki perkaranya.
18:18.
Undian mengakhiri pertengkaran, dan menyelesaikan persoalan antara orang-orang
berkuasa.
18:19.
Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota yang kuat, dan
pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri.
18:20.
Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil
bibirnya.
18:21.
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
18:22.
Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN.
18:23.
Orang miskin berbicara dengan memohon-mohon, tetapi orang kaya menjawab dengan
kasar.
18:24.
Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih
karib dari pada seorang saudara.
Kita lagi-lagi
berhadapan dengan realitas dan kuasa kata-kata; dalam hal ini kita melihat
bagaimana orang-orang bodoh menggunakan mulut mereka untuk menghancurkan diri
mereka sendiri. Ayat 13 khususnya memberi pencerahan. Betapa mudahnya untuk
berbicara sebelum mendengarkan dengan hati-hati dan mempertajam apa yang telah
disampaikan kepada kita. Memang saat berdiam adalah jawaban yang terbaik.
Bacalah Amsal 18:4.
Mengapa kata-kata orang berhikmat seperti air yang dalam?
Amsal 18:4
18:4.
Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam, tetapi sumber hikmat
adalah seperti batang air yang mengalir.
Gambaran “air yang
dalam” digunakan secara positif dalam kitab Amsal untuk
menggambarkan hikmat (Ams. 20:5). Ini menyampaikan gagasan berdiam, dan juga
kedalaman serta kekayaan. Orang bijak tidaklah dangkal. Mereka menarik
kata-kata mereka dari kedalaman refleksi dan pengalaman pribadi. Siapakah yang
kadang-kadang tidak mengagumi pemikiran yang mendalam dan wawasan dari mereka
yang dengan jelas memiliki hikmat dan pengetahuan?
Bacalah Amsal 18:21.
Apakah artinya?
Amsal 18:21
18:21.
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Amsal kembali
menyatakan kepada kita apa yang seharusnya kita sudah tahu: Kata-kata kita
begitu berkuasa, dan kata-kata bisa menjadi kekuatan untuk yang baik atau yang
jahat, bahkan kehidupan dan kematian. Maka, kita perlu sangat berhati-hati
dengan bagaimana kita menggunakan alat yang luar biasa ini.
Pikirkan ketika perkataan seseorang lelah menyakiti
Anda dalam cara yang mengerikan. Apakah yang hal itu seharusnya ajarkan kepada
Anda tentang betapa berkuasanya kata-kata? Apakah yang seharusnya hal itu
ajarkan kepada Anda tentang bagaimana Anda perlu berhati-hati dengan yang Anda
katakan?
RABU 11 FEBRUARI: DUA SISI
SEBUAH KISAH
Bacalah Amsal 18:2.
Mengapa orang-orang bodoh tidak membutuhkan waktu untuk membentuk
pendapat-pendapat mereka?
Amsal 18:2
18:2.
Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya.
Orang-orang bodoh
begitu pasti pada diri mereka sendiri dan bersemangat mengekspresikan pendapat
mereka namun mereka sendiri tidak tertarik belajar dari orang lain. Pikiran
tertutup mereka seiring dengan mulut terbuka mereka. Ini adalah kombinasi yang
mematikan. Betapa perlu berhati-hatinya kita agar kita tidak melakukan hal yang
sama, terutama pada topik yang sekalipun kita yakin kita benar.
Bagaimanapun juga,
tidakkah kita semua pernah sangat yakin pada suatu hal yang kita rasa benar,
namun di kemudian hari, bahwa kita sebenarnya salah? Ini tidak berarti bahwa
kita harus menjadi plinplan dalam pandangan kita; itu berarti bahwa kita perlu
rendah hati, dan bahkan ketika jawaban-jawaban kita benar, karena kebenaran
sering kali lebih dalam dan lebih bernilai agar kita dapat hargai atau pahami.
Bacalah Amsal 18:17.
Apakah hal penting yang diberikan kepada kita di sini?
Amsal 18:17
18:17.
Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya benar, lalu datanglah orang
lain dan menyelidiki perkaranya.
Hanya Allah yang
tidak membutuhkan pendapat kedua, karena dengan sifatNya Ia sudah memilikinya,
mata-Nya ada di segala tempat (Ams. 15:3). Allah memiliki kemampuan untuk
melihat segala sisi masalah apa pun. Kita, sebaliknya, secara umum memiliki
pandangan yang sempit pada segalanya; pandangan yang cenderung untuk lebih
sempit ketika kita terjebak dalam suatu posisi, khususnya pada hal-hal yang
kita kira panting.
Seperti yang kita
harus ketahui sekarang, selalu ada dua atau lebih sisi-sisi cerita apa pun, dan
makin banyak informasi yang kita miliki; semakin baik kita dapat membentuk
pandangan yang benar terhadap sebuah persoalan.
Pikirkan saat Anda benar-benar yakin pada sesuatu,
mungkin pandangan yang Anda miliki sepanjang umur Anda, namun kemudian
mengetahui bahwa Anda telah salah sepanjang umur hidup Anda. Apakah yang hal
ini katakan kepada Anda tentang kebutuhan Anda untuk terbuka kepada kemungkinan
bahwa Anda bisa salah tentang hal-hal yang sekarang Anda yakini
sungguh-sungguh?
KAMIS 12 FEBRUARI: JADILAH
JUJUR
Seorang raja perlu
menunjuk menteri baru untuk jabatan yang tertinggi dalam kerajaannya. Untuk
maksud ini, ia menyelenggarakan sebuah kontes khusus untuk berbohong Siapa yang
bisa mengucapkan kebohongan yang terbesar. Semua menterinya mendaftarkan diri,
dan masing-masing datang dan menyampaikan kebohongan terbesar mereka. Namun
sang raja tidak puas; kebohongan mereka tampak tidak memuaskan. Maka raja
bertanya kepada penasihatnya yang terdekat dan terpereaya: “Mengapa
engkau tidak melamar?”
Sang penasihat
menjawab: “Saya minta maaf karena mengecewakan Anda, tuanku raja,
tetapi aku tidak bisa ikut?”
“Mengapa tidak bisa?” tanya sang raja.
“Karena aku tidak pernah berbohong,” jawab sang
penasihat. Sang raja memutuskan menunjuk penasihatnya untuk jabatan yang
tertinggi di kerajaan.
Sebagai orang
berdosa, berbohong lebih mudah bagi kita daripada yang kita pikirkan; karena
alasan ini, betapa perlu berhati-hatinya kita dengan perkataan Kita.
Bacalah Amsal 19.
Meskipun banyak tema dihadirkan di sini, apakah yang pasal ini katakan tentang
berbohong?
19:1.
Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong
bibirnya lagi bebal.
19:2.
Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah
langkah.
19:3.
Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap TUHAN.
19:4.
Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya.
19:5.
Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan
kebohongan tidak akan terhindar.
19:6.
Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan
si pemberi.
19:7
Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka
menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada
lagi.
19:8.
Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; siapa berpegang pada pengertian,
mendapat kebahagiaan.
19:9.
Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan
kebohongan akan binasa.
19:10.
Kemewahan tidak layak bagi orang bebal, apalagi bagi seorang budak memerintah
pembesar.
19:11.
Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan
pelanggaran.
19:12.
Kemarahan raja adalah seperti raung singa muda, tetapi kebaikannya seperti
embun yang turun ke atas rumput.
19:13.
Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya, dan pertengkaran seorang isteri adalah
seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik.
19:14.
Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi
adalah karunia TUHAN.
19:15.
Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita
lapar.
19:16.
Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina
firman, akan mati.
19:17.
Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang
akan membalas perbuatannya itu.
19:18.
Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan
kematiannya.
19:19.
Orang yang sangat cepat marah akan kena denda, karena jika engkau hendak
menolongnya, engkau hanya menambah marahnya.
19:20.
Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa
depan.
19:21.
Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.
19:22.
Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang
miskin dari pada seorang pembohong.
19:23.
Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa
ditimpa malapetaka.
19:24.
Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan, tetapi tidak juga
mengembalikannya ke mulut.
19:25.
Jikalau si pencemooh kaupukul, barulah orang yang tak berpengalaman menjadi
bijak, jikalau orang yang berpengertian ditegur, ia menjadi insaf.
19:26.
Anak yang menganiaya ayahnya atau mengusir ibunya, memburukkan dan memalukan
diri.
19:27.
Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan, kalau engkau menyimpang juga dari
perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan.
19:28.
Saksi yang tidak berguna mencemoohkan hukum dan mulut orang fasik menelan
dusta.
19:29.
Hukuman bagi si pencemooh tersedia dan pukulan bagi punggung orang bebal.
Kitab Amsal
menjunjung tinggi standar etika yang tinggi. Adalah lebih baik untuk tetap
miskin, atau bahkan kehilangan promosi, jika kita harus berbohong untuk
mendapatkannya, jika kita harus mengorbankan integritas kita (Ams. 19:1), jika
kita harus menipu. Atau jika itu menghadapi harga kesetiaan (Ams. 19:22).
Bacalah Amsal 19:9.
Apakah tanggung jawab seorang saksi?
19:9.
Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan
kebohongan akan binasa.
Berbohong, di dalam
dan dari dirinya sendiri, sudah cukup buruk; tetapi melakukannya di ruang
pengadilan dan di bawah sumpah lebih buruk lagi. Dibanyak negara sumpah palsu
adalah kejahatan, dan begitu sangat serius. Oleh karena itu saksi harus
memberikan kesaksian yang benar. Bukanlah kebetulan bahwa ayat ini mengikuti
sebutan: “Setiap orang bersahabat dengan si pemberi” (Ams. 19:6),
dan kaum miskin yang dibener oleh teman-temannya dan bahkan saudara-saudaranya
(Ams. 19:7). Intinya adalah, saksi-saksi tidak boleh dipengaruhi oleh suap atau
oleh kedudukan sosial dari mereka yang kepadanya mereka harus memberikan
kesaksian.
Bacalah Ulangan
24:10-22. Apakah prinsip penting yang terlihat di sini, dan bagaimana kita
seharusnya mengaplikasikannya kepada diri kita sendiri dan kepada hubungan kita
dengan mereka yang membutuhkan?
Ulangan 24:10-22
24:10
Apabila engkau meminjamkan sesuatu kepada sesamamu, janganlah engkau masuk ke
rumahnya untuk mengambil gadai dari padanya.
24:11
Haruslah engkau tinggal berdiri di luar, dan orang yang kauberi pinjaman itu
haruslah membawa gadai itu ke luar kepadamu.
24:12
Jika ia seorang miskin, janganlah engkau tidur dengan barang gadaiannya;
24:13
kembalikanlah gadaian itu kepadanya pada waktu matahari terbenam, supaya ia
dapat tidur dengan memakai kainnya sendiri dan memberkati engkau. Maka engkau
akan menjadi benar di hadapan TUHAN, Allahmu.
24:14.
Janganlah engkau memeras pekerja harian yang miskin dan menderita, baik ia
saudaramu maupun seorang asing yang ada di negerimu, di dalam tempatmu.
24:15
Pada hari itu juga haruslah engkau membayar upahnya sebelum matahari terbenam;
ia mengharapkannya, karena ia orang miskin; supaya ia jangan berseru kepada
TUHAN mengenai engkau dan hal itu menjadi dosa bagimu.
24:16
Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati
karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.
24:17
Janganlah engkau memperkosa hak orang asing dan anak yatim; juga janganlah
engkau mengambil pakaian seorang janda menjadi gadai.
24:18
Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di Mesir dan engkau ditebus
TUHAN, Allahmu, dari sana; itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan
hal ini.
24:19
Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka
janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak
yatim dan janda--supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala
pekerjaanmu.
24:20
Apabila engkau memetik hasil pohon zaitunmu dengan memukul-mukulnya, janganlah
engkau memeriksa dahan-dahannya sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak
yatim dan janda.
24:21
Apabila engkau mengumpulkan hasil kebun anggurmu, janganlah engkau mengadakan
pemetikan sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda.
24:22
Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir; itulah sebabnya
aku memerintahkan engkau melakukan hal ini."
JUMAT 13 FEBRUARI:
PENDALAMAN
Pendalaman: “Roh gosip dan
penyebar fitnah adalah salah satu agen-agen khusus Setan untuk menabur
perselisihan dan percekcokan, memisahkan sahabat, dan melemahkan iman banyak
orang dalam keadaan yang sebenarnya dari kondisi kita. Saudara dan saudari
terlalu siap untuk berbicara tentang kekurangan dan kesalahan yang mereka pikir
ada pada orang lain, dan khususnya pada mereka yang telah memikul tanpa dapat
diingkari pekabaran teguran dan amaran yang diberikan Allah kepada mereka.”-Ellen G.
White, Testimonies for the church, jld. 4, hlm. 195.
“Anak-anak pengeluh-pengeluh ini mendengarkan dengan
telinga yang terbuka dan menerima racun ketidakpuasan. Maka orangtua dengan
membabibuta menutup jalan melalui mana hati anak-anak mereka dapat dijangkau.
Berapa banyak keluarga membumbui jam makan sehari-hari mereka dengan keraguan
dan pertanyaan-pertanyaan. Mereka membedah karakter teman-teman mereka. dan
menghidangkannya sebagai pencuci mulut yang cantik. Sedikit ï¬tnah yang
berharga disuguhkan di sekitar papan pengumuman untuk dikomentari, bukan hanya
oleh orang dewasa, tetapi oleh anak-anak. Dalam hal ini Allah tidak
dipermuliakan. Yesus berkata: ‘Sesungguhnya sebagaimana engkau telah
melakukannya kepada salah satu dari yang paling hina ini, engkau telah
melakukannya kepada-Ku.’ Oleh karena itu Kristus diremehkan dan dilecehkan
oleh mereka yang memfitnah hamba-hamba-Nya.”Hlm. 145.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
l. Selalu sulit ketika mereka yang Anda kasihi atau
perhatikan menjadi berantakan. Dan begitu mudahkah mencoba menutupinya?
Bagaimanakah kita menemukan keseimbangan yang tepat dalam situasi-situasi
seperti ini? Tentu saja, kita perlu menunjukkan kasih karunia, sebagaimana
kasih karunia telah tunjukkan kepada kita bagi kesalahan-kesalahan kita; itu
sudah jelas. Tetapi apakah kasih karunia selalu berarti, atau pernah, bahwa
seseorang boleh berdosa dan kebebasan dari hukuman dan tidak menghadapi
akibat-akibatnya? Lalu apakah pelajaran yang tepat untuk diambil dalam situasi
seperti ini?
2.Sebagaimana yang disampaikan pelajaran pekan ini,
begitu banyaknya hal-hal dalam hidup ini sangat rumit dan memiliki banyak
aspek. Jadi, hal-hal yang kebetulan kita anggap benar biasanya akan lebih rumit
daripada yang kita seharusnya pahami. Bagaimanakah _kita bisa belajar untuk
berpikiran terbuka ketika saat yang sama tidak menjadi bodoh tentang hal itu?
3. Apakah cara-cara kita bisa berbohong walau tanpa
menggunakan kata-kata?
BERITA
MISI:
Mereka Berhak Atas Sebuah Kesempatan
14 Februari
Virginia Barat
Keluarga
Brown dan "Anak-anaknya"
Ketika Dan Jacko tidak sibuk membantu
orang-orang untuk dapat berjalan kembali, dia membantu anggota gerejanya dalam
perjalanan kerohanian mereka. Pendeta Dan, ahli terapi fisik profesional, juga
melayani sebagai pendeta awan untuk daerah kon- frens Mountain View di dua
gereja di Elkins dan Parsons, Virginia Barat. Dia juga mengajar biologi dan kimia
untuk siswa tingkat akademi di Sekolah Advent Highland di Elkins. Istrinya,
Cheryl, adalah seorang pendidik dan perawat tetap, dan bekerja sebagai kepala
sekolah di sekolah K. Anak mereka, Jeremy, mengajar Alkitab, matematika, dan sejarah.
Percaya
akan pentingnya misi | itu, setiap tahun, Pendeta Dan me- ^ mimpin mahasiswa
dan anggota gereja pada sebuah perjalanan misi. Sejauh ini, mereka sudah
pernah ke Meksiko, Panama, Honduras, dan pada tahun 2014, ke Kosta Rika.
Sementara
di Kosta Rika mereka membangun sebuah gereja saat siang hari, dan
menyelenggaran pertemuan penginjilan dan Sekolah Alkitab musim libur di empat
gereja yang berbeda di malam hari. Meskipun jadwalnya padat, Pendeta Dan
terkesan dengan dedikasi seorang pendeta di Kosta Rika, yang mengembalakan enam
gereja-dan ia tidak memiliki mcbil.
Pendeta Dan
dan anggota gerejanya tidak hanya membangun gereja di luar negeri saja-mereka
juga membangun di negara mereka, di mana mereka baru saja menyelesaikan gereja
dan sekolah, yang terletak di 2,2 hektar, tanpa harus mengutang.
Tantangan
terbaru untuk Pendeta Dan dan 80-anggota Gere: ja Elkins adalah
mempertahan banyaknya permintaan belajar Alkitab yang berasal dari komunitas
mereka. Ada tiga buah kursus yang melalui banyak surat undangan di
tahun 2013 dan 2014, semua orang di negara bagian Virginia Barat menerima
undangan untuk bergabung dengan kursus
Voice of Prophecy's Discover Bible (penemuan Alkitab melalui suara roh
nubuat). Respon- nya luar biasa dengan 10.000 orang menunjukkan bahwa mereka
ingin mendapatkan pendalaman Alkitab. Dari jumlah tersebut, lebih dari 200
berasal dari daerah Elkins/Parsons.
"Beberapa
pembelajaran Alkitab dilakukan dengan tatap muka,"jelas Pendeta Dan,
"dan yang lainnya lebih memilih cara surat-menyurat, yang kemudian dinilai
oleh anggota gereja lokal kami."Gereja-gereja lokal bertanggung jawab
untuk pembelian pelajaran dan memberikan ongkos kirim untuk siswa yang
menggunakan surat.
"Yang
membuat daerah ini lebih dari ladang misi," kata Pendeta Dan, "adalah
bahwa Anda akan mendapatkan banyak orang yang mengatakan/'Saya percaya ini,
'tetapi jika keluarga mereka tidak mendukung hal itu, banyak dari mereka tidak
akan membuat komitmen."
Namun
demikian, Pendeta Dan dan gereja-gereja kecil yang dipimpinnya melihat
menjangkau orang- orang bagi Yesus dalam wilayah mereka sebagai misi penting
dan bersedia untuk memberikan waktu, tenaga, dan dana yang dibutuhkan untuk
membantu kesuksesan kegiatan tersebut.
Ada
Beberapa Aturan
Dua anggota Gereja Elkins yang telah
membuat dampak positif di lingkungan mereka adalah Paulus dan Christie Brown.
Ketika Browns pindah ke daerah yang kurang diminati di Elkins, mereka tidak
tahu bahwa rumah mereka akan menjadi magnet bagi orang-orang muda.
"Saya
selalu menjadi fokus orang-orang muda," kata Paul, "sehingga ketika
anak-anak tetangga ingin bergaul dengan anak-anak kami di rumah, kami
berkata,'OK, tetapi ada aturan:
1.
Menghormati. Anda akan memperlakukan
diri sendiri dan orang lain dengan hormat, tanpa bersumpah dan tidak ada nama
panggilan.
2.
Tidak berbohong. Jika Anda berbohong
kepada saya, itu berarti Anda harus keluar.
3.
Kesehatan/soal diet tidak ada obat,
tidak ada alkohol, tidak ada makanan haram.'"
Sekali
orang-orang muda mengerti tentang makanan halal dan haram, mereka mencoba
membagikan apa yang telah mereka pelajari kepada keluarga mereka. "Kakek
akan memasak daging marmut," kata Paul, tapi anak-anak akan berkata
kepadanya,'Tidak! Kami tidak akan makan itu!'"
Memasuki Rumah Baru
Tak
lama, para pengunjung meminta untuk berkunjung di Keluarga Brown.
"Brayden menghabiskan setiap
akhir pekan di rumah kami," kata Paul."Ini adalah retreat hari sangat hebatnya, dan membiarkan dia pergi dari rumahnya."
Sepanjang minggu Brayden sebisa mungkin mencoba untuk menghindari ayah
tirinya yang kecanduan alkohol.
Hunter
dan Wyatt adalah dua orang lain yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan
Keluarga Brown daripada di rumah. Keduanya merasa aman dengan Paul dan Cindy,
yang mereka anggap sebagai orangtua pengganti mereka.
"Saya
mencoba untuk memperlakukan semua anak-anak seolah- olah mereka anak-anak saya
"kata Paul, "karena mereka juga layak menerima sebuah
kesempatan." Itu termasuk menyediakan pakaian, sepeda, dan berbagai barang
lainnya. "Bahkan kendaraan yang saya kendarai sebuah truk yang besar-
didasarkan pada berapa banyak anak-anak yang kita jaga, sehingga kita dapat
mengantar-jemput mereka ke sekolah."
Dengan
izin orangtua, Keluarga Brown telah membawa Brayden dan Hunter bersama mereka ke kegiatan Pathfinderdan gereja,
bahkan membayar mereka untuk bersekolah di sekolah gereja Advent setempat.
Sayangnya, ibu Wyatt tidak akan memberikan izin baginya untuk bergabung dalam
kegiatan ini, tapi untuk Brayden dan Hunter, pengalaman mereka telah mengubah
hidup. Pada tanggal 2 November 2013, kedua anak laki- laki, bersama dengan anak
laki-laki dari keluarga Brown, Payton, dibaptis di Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh Elkins.
"Kami
sudah tinggal di sini selama tiga tahun,"kata Paul,"dan istri saya
benar-benar merasa bahwa Tuhan menempatkan kami di lingkungan ini.Tidak jadi
masalah di mana kami memilih, tapi kami yakin bahwa Tuhan memimpin kami di
sini."
No comments:
Post a Comment