PELAJARAN 7 SEKOLAH SABAT TRIWULAN I 2015

Menghadapi dengan Perkelahian

SABAT PETANG

Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Amsal 17; 1 Kor. 13:5-7; Yoh. 8:1-11; Ams. 18; Ams. 19; Ul. 24:10-22.

AYAT HAFALAN: "Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah dengan perbantahan" (Amsal 17:1).

Kitab Amsal kembali mencela penipuan penampilan. Kita mungkin tampaknya memiliki segala yang ditawarkan duniakekayaan, kekuasaan, kesenangan, ketenarannamun, di balik topeng, ketegangan dan kesengsaraan bertumbuh subur. Bahkan bukan tidak mungkin bahwa akibat ketegangan dan kesengsaraan ini justru kekayaan dan kesenangan yang untuknya orang berusaha keras. Sebagaimana pepatah Mesir mencatat: "Lebih baik roti dengan hati gembira dari pada kekayaan dengan kekesalan."Miriam Lichtheim, "Instructions," Ancient Egyptian Literature: A Book of Readings, jld.2 hlm.156

Menurut kitab Amsal, langkah pertama untuk memecahkan masalah ini adalah mengenali apa prioritas kita: Hubungan yang damai lebih penting daripada kekayaan (Ams. 17:1). Yang penting bukanlah berapa banyak yang kita miliki, tetapi siapa kita di dalam diri kita sendiri. Nasihat yang berikut akan membantu dalam memulihkan prioritas ini dan menuntun kita kepada kedamaian batin (shalom dalam bahasa Ibrani) yang ditambahkan kepada kebahagiaan kita.

* Pelajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 14 Februari.

MINGGU 8 FEBRUARI: DOSA DAN SAHABAT-SAHABAT

Bacalah Amsal 17:9; 19:11. Apakah poin panting yang dinyatakan dalam ayat-ayat ini? Bagaimanakah kita seharusnya memperlakukan orang yang jatuh?

Amsal 17:9; 19:11
17:9. Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki perkara, menceraikan sahabat yang karib.

19:11. Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.


Ketika seseorang membuat kacau balau, sangat menggoda untuk menyebarkan cerita, memberitahu orang lain. Pernahkah Anda mendengar apa yang "saudara" ini lakukan? Meskipun kita mungkin bertindak seolah-olah kita dikejutkan oleh tindakan itu, kita tetap suka memberitahu orang lain tentang apa yang terjadi.Singkatnya, kita sedang bergosip, dan itulah yang kita sedang diamarkan, karena perilaku ini akan menghasilkan pertentangan, bahkan di antara teman dekat. Bagaimana pun juga, jika seorang teman Anda kacau balau, teman macam apakah Anda jika Anda pergi berkeliling memberitahu orang lain tentang hal itu?

Sebaliknya kita dinasihatkan untuk menutupi kesalahan itu. Bagaimana pun, ini bukan menyiratkan bahwa kita harus menyembunyikan dosa, bertindak seolah-olah itu tidak pernah terjadi, seolah-olah orang tersebut tidak pernah melakukan kesalahan. Dosa yang ditutupi masih tetap ada, meskipun disembunyikan. Kenyataannya, kata Ibrani untuk menutupi dalam ekspresi itu memiliki konotasi mengampuni (Mzm. 85:2; Neh. 4:5). Kasih, bukan gosip, seharusnya menjadi tanggapan kita kepada kesalahan orang lain.

Bacalah Amsal 17:17 dan 1 Korintus 13:5-7. Bagaimanakah kasih menolong mengatasi kesalahan seorang teman?

Amsal 17:17
17:17. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

1 Korintus 13:5-7
13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Seseorang tidak mengasihi seorang teman atau pasangan karena dia sempurna. Kita mencintai terlepas dari kesalahan dan kelemahan mereka. Hanya melalui kasih kita belajar untuk tidak menghakimi orang lain, karena dengan kesalahan dan kekurangan kita sendiri, kita bisa sama-sama bersalah. Sebaliknya, kita bisa menangis bersama mereka atas apa yang mereka telah lakukan, dan mencari cara apa pun yang bisa kita lakukan untuk menolong mereka berusaha melaluinya. Bagaimana pun juga, apa gunanya teman jika bukan untuk hal seperti ini?

Pikirkan tentang saat Anda begitu kacau dan Anda diampuni, dilayani, dan dihibur. Apakah yang hal itu nyatakan kepada Anda tentang bagaimana Anda seharusnya; melakukan hal yang sama kepada orang lain?


SENIN 9 FEBRUARI: JADILAH ADIL!

Kasih sejati tidaklah buta. Bi1amana,kitamenutupi? kesalahan seseorang melalui kasih tidak berani bahwa kita tidak melihat dosa itu dan tidak mengakui itu dosa. Kasih dan keadilan berjalan bersama-sama. Kata lbrani untuk keadilan, tsedeq, yang juga berarti kasih, kemurahan hati. Kita tidak dapat memiliki belas kasihan yang nyata jika kita tidak bersikap adil, dan kita tidak bisa bersikap adil jika kita tidak memiliki belas kasihan dan kasih.

Misalnya, pelaksanaan kemurahan hati terhadap kaum miskin seharusnya tidak dilakukan dengan mengorbankan keadilan; sebab itu direkomendasikan untuk tidak berpihak kepada orang miskin di pengadilan (Kel. 23:3); Jika kasih mewajibkan kita untuk menolong kaum miskin, itu akan menjadi tidak adil untuk menolong mereka ketika mereka salah, hanya karena mereka kaum miskin. Keadilan dan kebenaran seharusnya berjalan bersama dengan kasih dan belas kasihan. Ini adalah keseimbangan yang berhikmat yang mencirikan Taurat, hukum Allah, dan yang diajarkan dan dikembangkan dalam kitab Amsal.

Bacalah Amsal 17:10; 19:25. Apakah yang ayat-ayat ini katakan tentang perlunya teguran dan konfrontasi?

Amsal 17:10; 19:25
17:10. Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.

19:25. Jikalau si pencemooh kaupukul, barulah orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, jikalau orang yang berpengertian ditegur, ia menjadi insaf.

Fakta bahwa. Amsal. 17:10 segera mengikuti panggilan untuk menutupi kesalahan melalui kasih (Ams. 17:9) bukanlah suatu kebetulan. Menyebutkan teguran berkaitan dengan kasih menempatkan kasih dalam perspektif yang benar. Ayat ini menyatakan secara tidak langsung teguran yang tegas.

Bacalah Yohanes 8:1-11. Bagaimanakah kita melihat Yesus berurusan dengan dosa yang diketahui umum?

Yohanes 8:1-11
8:1. tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.
8:2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
8:3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
8:4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
8:5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
8:6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
8:8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Dalam tindakanNya memaafkan wanita ini serta memberanikan dia untuk hidup lebih baik, tabiat Yesus bersinar dalam keindahan kebenaran yang sempurna. Meski pun Ia tidak memaafkan dosa, ataupun mengurangi perasaan bersalah, namun Ia tidak berusaha menghukum, melainkan menyelamatkan. Dunia memberikan hanya penghinaan dan ejekan kepada wanita yang bersalah ini; tetapi Yesus mengucapkan perkataan; penghiburan dan harapan. Ia Yang Tidak Berdosa menaruh belas kasihan terhadap kelemahan orang berdosa, dan mengulurkan: tangan untuk menolong dia. Meskipun orang Farisi yang pura-pura itu menuduh, namun Yesus menyuruh dia pergi, Pergilah engkau dan... jangan berbuat dosa lagi.”’—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 74.

SELASA 10 FEBRUARI: KATA-KATA, KEMBALI

Bacalah Amsal 18. Meskipun tema yang berbeda dihadirkan di sini, fokus pada apa yang pasal ini katakan tentang perkataan kita. Konsep-konsep penting apakah dihadirkan di sini tentang apa yang kita lakukan atau katakan?

Amsal 18
18:1. Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan.

18:2. Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya.

18:3. Bila kefasikan datang, datanglah juga penghinaan dan cela disertai cemooh.

18:4. Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam, tetapi sumber hikmat adalah seperti batang air yang mengalir.

18:5. Tidak baik berpihak kepada orang fasik dengan menolak orang benar dalam pengadilan.

18:6. Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan.
18:7 Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya.

18:8. Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati.

18:9. Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.

18:10. Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.

18:11. Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya.

18:12. Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.

18:13. Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.

18:14. Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?

18:15. Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan.

18:16. Hadiah memberi keluasan kepada orang, membawa dia menghadap orang-orang besar.

18:17. Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya benar, lalu datanglah orang lain dan menyelidiki perkaranya.

18:18. Undian mengakhiri pertengkaran, dan menyelesaikan persoalan antara orang-orang berkuasa.

18:19. Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota yang kuat, dan pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri.

18:20. Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya.

18:21. Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

18:22. Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN.

18:23. Orang miskin berbicara dengan memohon-mohon, tetapi orang kaya menjawab dengan kasar.

18:24. Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.


Kita lagi-lagi berhadapan dengan realitas dan kuasa kata-kata; dalam hal ini kita melihat bagaimana orang-orang bodoh menggunakan mulut mereka untuk menghancurkan diri mereka sendiri. Ayat 13 khususnya memberi pencerahan. Betapa mudahnya untuk berbicara sebelum mendengarkan dengan hati-hati dan mempertajam apa yang telah disampaikan kepada kita. Memang saat berdiam adalah jawaban yang terbaik.

Bacalah Amsal 18:4. Mengapa kata-kata orang berhikmat seperti air yang dalam?

Amsal 18:4
18:4. Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam, tetapi sumber hikmat adalah seperti batang air yang mengalir.

Gambaran air yang dalam digunakan secara positif dalam kitab Amsal untuk menggambarkan hikmat (Ams. 20:5). Ini menyampaikan gagasan berdiam, dan juga kedalaman serta kekayaan. Orang bijak tidaklah dangkal. Mereka menarik kata-kata mereka dari kedalaman refleksi dan pengalaman pribadi. Siapakah yang kadang-kadang tidak mengagumi pemikiran yang mendalam dan wawasan dari mereka yang dengan jelas memiliki hikmat dan pengetahuan?

Bacalah Amsal 18:21. Apakah artinya?

Amsal 18:21
18:21. Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

Amsal kembali menyatakan kepada kita apa yang seharusnya kita sudah tahu: Kata-kata kita begitu berkuasa, dan kata-kata bisa menjadi kekuatan untuk yang baik atau yang jahat, bahkan kehidupan dan kematian. Maka, kita perlu sangat berhati-hati dengan bagaimana kita menggunakan alat yang luar biasa ini.

Pikirkan ketika perkataan seseorang lelah menyakiti Anda dalam cara yang mengerikan. Apakah yang hal itu seharusnya ajarkan kepada Anda tentang betapa berkuasanya kata-kata? Apakah yang seharusnya hal itu ajarkan kepada Anda tentang bagaimana Anda perlu berhati-hati dengan yang Anda katakan?

RABU 11 FEBRUARI: DUA SISI SEBUAH KISAH

Bacalah Amsal 18:2. Mengapa orang-orang bodoh tidak membutuhkan waktu untuk membentuk pendapat-pendapat mereka?

Amsal 18:2
18:2. Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya.

Orang-orang bodoh begitu pasti pada diri mereka sendiri dan bersemangat mengekspresikan pendapat mereka namun mereka sendiri tidak tertarik belajar dari orang lain. Pikiran tertutup mereka seiring dengan mulut terbuka mereka. Ini adalah kombinasi yang mematikan. Betapa perlu berhati-hatinya kita agar kita tidak melakukan hal yang sama, terutama pada topik yang sekalipun kita yakin kita benar.

Bagaimanapun juga, tidakkah kita semua pernah sangat yakin pada suatu hal yang kita rasa benar, namun di kemudian hari, bahwa kita sebenarnya salah? Ini tidak berarti bahwa kita harus menjadi plinplan dalam pandangan kita; itu berarti bahwa kita perlu rendah hati, dan bahkan ketika jawaban-jawaban kita benar, karena kebenaran sering kali lebih dalam dan lebih bernilai agar kita dapat hargai atau pahami.

Bacalah Amsal 18:17. Apakah hal penting yang diberikan kepada kita di sini?

Amsal 18:17
18:17. Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya benar, lalu datanglah orang lain dan menyelidiki perkaranya.

Hanya Allah yang tidak membutuhkan pendapat kedua, karena dengan sifatNya Ia sudah memilikinya, mata-Nya ada di segala tempat (Ams. 15:3). Allah memiliki kemampuan untuk melihat segala sisi masalah apa pun. Kita, sebaliknya, secara umum memiliki pandangan yang sempit pada segalanya; pandangan yang cenderung untuk lebih sempit ketika kita terjebak dalam suatu posisi, khususnya pada hal-hal yang kita kira panting.

Seperti yang kita harus ketahui sekarang, selalu ada dua atau lebih sisi-sisi cerita apa pun, dan makin banyak informasi yang kita miliki; semakin baik kita dapat membentuk pandangan yang benar terhadap sebuah persoalan.

Pikirkan saat Anda benar-benar yakin pada sesuatu, mungkin pandangan yang Anda miliki sepanjang umur Anda, namun kemudian mengetahui bahwa Anda telah salah sepanjang umur hidup Anda. Apakah yang hal ini katakan kepada Anda tentang kebutuhan Anda untuk terbuka kepada kemungkinan bahwa Anda bisa salah tentang hal-hal yang sekarang Anda yakini sungguh-sungguh?

KAMIS 12 FEBRUARI: JADILAH JUJUR

Seorang raja perlu menunjuk menteri baru untuk jabatan yang tertinggi dalam kerajaannya. Untuk maksud ini, ia menyelenggarakan sebuah kontes khusus untuk berbohong Siapa yang bisa mengucapkan kebohongan yang terbesar. Semua menterinya mendaftarkan diri, dan masing-masing datang dan menyampaikan kebohongan terbesar mereka. Namun sang raja tidak puas; kebohongan mereka tampak tidak memuaskan. Maka raja bertanya kepada penasihatnya yang terdekat dan terpereaya: Mengapa engkau tidak melamar?

Sang penasihat menjawab: Saya minta maaf karena mengecewakan Anda, tuanku raja, tetapi aku tidak bisa ikut?

Mengapa tidak bisa? tanya sang raja.

Karena aku tidak pernah berbohong, jawab sang penasihat. Sang raja memutuskan menunjuk penasihatnya untuk jabatan yang tertinggi di kerajaan.

Sebagai orang berdosa, berbohong lebih mudah bagi kita daripada yang kita pikirkan; karena alasan ini, betapa perlu berhati-hatinya kita dengan perkataan Kita.

Bacalah Amsal 19. Meskipun banyak tema dihadirkan di sini, apakah yang pasal ini katakan tentang berbohong?

19:1. Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal.

19:2. Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.

19:3. Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap TUHAN.

19:4. Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya.

19:5. Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar.

19:6. Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi.
19:7 Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada lagi.

19:8. Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; siapa berpegang pada pengertian, mendapat kebahagiaan.

19:9. Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa.

19:10. Kemewahan tidak layak bagi orang bebal, apalagi bagi seorang budak memerintah pembesar.

19:11. Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.

19:12. Kemarahan raja adalah seperti raung singa muda, tetapi kebaikannya seperti embun yang turun ke atas rumput.

19:13. Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya, dan pertengkaran seorang isteri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik.

19:14. Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN.

19:15. Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.

19:16. Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina firman, akan mati.

19:17. Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.

19:18. Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya.

19:19. Orang yang sangat cepat marah akan kena denda, karena jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya.

19:20. Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.

19:21. Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.

19:22. Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong.

19:23. Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.

19:24. Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan, tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulut.

19:25. Jikalau si pencemooh kaupukul, barulah orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, jikalau orang yang berpengertian ditegur, ia menjadi insaf.

19:26. Anak yang menganiaya ayahnya atau mengusir ibunya, memburukkan dan memalukan diri.

19:27. Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan, kalau engkau menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan.

19:28. Saksi yang tidak berguna mencemoohkan hukum dan mulut orang fasik menelan dusta.

19:29. Hukuman bagi si pencemooh tersedia dan pukulan bagi punggung orang bebal.


Kitab Amsal menjunjung tinggi standar etika yang tinggi. Adalah lebih baik untuk tetap miskin, atau bahkan kehilangan promosi, jika kita harus berbohong untuk mendapatkannya, jika kita harus mengorbankan integritas kita (Ams. 19:1), jika kita harus menipu. Atau jika itu menghadapi harga kesetiaan (Ams. 19:22).

Bacalah Amsal 19:9. Apakah tanggung jawab seorang saksi?

19:9. Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa.

Berbohong, di dalam dan dari dirinya sendiri, sudah cukup buruk; tetapi melakukannya di ruang pengadilan dan di bawah sumpah lebih buruk lagi. Dibanyak negara sumpah palsu adalah kejahatan, dan begitu sangat serius. Oleh karena itu saksi harus memberikan kesaksian yang benar. Bukanlah kebetulan bahwa ayat ini mengikuti sebutan: Setiap orang bersahabat dengan si pemberi (Ams. 19:6), dan kaum miskin yang dibener oleh teman-temannya dan bahkan saudara-saudaranya (Ams. 19:7). Intinya adalah, saksi-saksi tidak boleh dipengaruhi oleh suap atau oleh kedudukan sosial dari mereka yang kepadanya mereka harus memberikan kesaksian.

Bacalah Ulangan 24:10-22. Apakah prinsip penting yang terlihat di sini, dan bagaimana kita seharusnya mengaplikasikannya kepada diri kita sendiri dan kepada hubungan kita dengan mereka yang membutuhkan?

Ulangan 24:10-22
24:10 Apabila engkau meminjamkan sesuatu kepada sesamamu, janganlah engkau masuk ke rumahnya untuk mengambil gadai dari padanya.
24:11 Haruslah engkau tinggal berdiri di luar, dan orang yang kauberi pinjaman itu haruslah membawa gadai itu ke luar kepadamu.
24:12 Jika ia seorang miskin, janganlah engkau tidur dengan barang gadaiannya;
24:13 kembalikanlah gadaian itu kepadanya pada waktu matahari terbenam, supaya ia dapat tidur dengan memakai kainnya sendiri dan memberkati engkau. Maka engkau akan menjadi benar di hadapan TUHAN, Allahmu.

24:14. Janganlah engkau memeras pekerja harian yang miskin dan menderita, baik ia saudaramu maupun seorang asing yang ada di negerimu, di dalam tempatmu.
24:15 Pada hari itu juga haruslah engkau membayar upahnya sebelum matahari terbenam; ia mengharapkannya, karena ia orang miskin; supaya ia jangan berseru kepada TUHAN mengenai engkau dan hal itu menjadi dosa bagimu.
24:16 Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.
24:17 Janganlah engkau memperkosa hak orang asing dan anak yatim; juga janganlah engkau mengambil pakaian seorang janda menjadi gadai.
24:18 Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di Mesir dan engkau ditebus TUHAN, Allahmu, dari sana; itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan hal ini.
24:19 Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda--supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu.
24:20 Apabila engkau memetik hasil pohon zaitunmu dengan memukul-mukulnya, janganlah engkau memeriksa dahan-dahannya sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda.
24:21 Apabila engkau mengumpulkan hasil kebun anggurmu, janganlah engkau mengadakan pemetikan sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda.
24:22 Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir; itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan hal ini."


JUMAT 13 FEBRUARI: PENDALAMAN

Pendalaman: Roh gosip dan penyebar fitnah adalah salah satu agen-agen khusus Setan untuk menabur perselisihan dan percekcokan, memisahkan sahabat, dan melemahkan iman banyak orang dalam keadaan yang sebenarnya dari kondisi kita. Saudara dan saudari terlalu siap untuk berbicara tentang kekurangan dan kesalahan yang mereka pikir ada pada orang lain, dan khususnya pada mereka yang telah memikul tanpa dapat diingkari pekabaran teguran dan amaran yang diberikan Allah kepada mereka.-Ellen G. White, Testimonies for the church, jld. 4, hlm. 195.

Anak-anak pengeluh-pengeluh ini mendengarkan dengan telinga yang terbuka dan menerima racun ketidakpuasan. Maka orangtua dengan membabibuta menutup jalan melalui mana hati anak-anak mereka dapat dijangkau. Berapa banyak keluarga membumbui jam makan sehari-hari mereka dengan keraguan dan pertanyaan-pertanyaan. Mereka membedah karakter teman-teman mereka. dan menghidangkannya sebagai pencuci mulut yang cantik. Sedikit ï¬tnah yang berharga disuguhkan di sekitar papan pengumuman untuk dikomentari, bukan hanya oleh orang dewasa, tetapi oleh anak-anak. Dalam hal ini Allah tidak dipermuliakan. Yesus berkata: Sesungguhnya sebagaimana engkau telah melakukannya kepada salah satu dari yang paling hina ini, engkau telah melakukannya kepada-Ku. Oleh karena itu Kristus diremehkan dan dilecehkan oleh mereka yang memfitnah hamba-hamba-Nya.Hlm. 145.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

l. Selalu sulit ketika mereka yang Anda kasihi atau perhatikan menjadi berantakan. Dan begitu mudahkah mencoba menutupinya? Bagaimanakah kita menemukan keseimbangan yang tepat dalam situasi-situasi seperti ini? Tentu saja, kita perlu menunjukkan kasih karunia, sebagaimana kasih karunia telah tunjukkan kepada kita bagi kesalahan-kesalahan kita; itu sudah jelas. Tetapi apakah kasih karunia selalu berarti, atau pernah, bahwa seseorang boleh berdosa dan kebebasan dari hukuman dan tidak menghadapi akibat-akibatnya? Lalu apakah pelajaran yang tepat untuk diambil dalam situasi seperti ini?

2.Sebagaimana yang disampaikan pelajaran pekan ini, begitu banyaknya hal-hal dalam hidup ini sangat rumit dan memiliki banyak aspek. Jadi, hal-hal yang kebetulan kita anggap benar biasanya akan lebih rumit daripada yang kita seharusnya pahami. Bagaimanakah _kita bisa belajar untuk berpikiran terbuka ketika saat yang sama tidak menjadi bodoh tentang hal itu?

3. Apakah cara-cara kita bisa berbohong walau tanpa menggunakan kata-kata?


BERITA MISI:
Mereka Berhak Atas Sebuah Kesempatan
14 Februari
Virginia Barat

Keluarga Brown dan "Anak-anaknya"

Ketika Dan Jacko tidak sibuk membantu orang-orang un­tuk dapat berjalan kembali, dia membantu anggota gerejanya dalam perjalanan kerohanian me­reka. Pendeta Dan, ahli terapi fisik profesional, juga melayani sebagai pendeta awan untuk daerah kon- frens Mountain View di dua gereja di Elkins dan Parsons, Virginia Barat. Dia juga mengajar biologi dan ki­mia untuk siswa tingkat akademi di Sekolah Advent Highland di Elkins. Istrinya, Cheryl, adalah seorang pendidik dan perawat tetap, dan bekerja sebagai kepala sekolah di sekolah K. Anak mereka, Jeremy, mengajar Alkitab, matematika, dan sejarah.
Percaya akan pentingnya misi | itu, setiap tahun, Pendeta Dan me- ^ mimpin mahasiswa dan anggota gereja pada sebuah perjalanan misi. Sejauh ini, mereka sudah pernah ke Meksiko, Panama, Honduras, dan pada tahun 2014, ke Kosta Rika.
Sementara di Kosta Rika mere­ka membangun sebuah gereja saat siang hari, dan menyelenggaran pertemuan penginjilan dan Seko­lah Alkitab musim libur di empat gereja yang berbeda di malam hari. Meskipun jadwalnya padat, Pende­ta Dan terkesan dengan dedikasi seorang pendeta di Kosta Rika, yang mengembalakan enam gereja-dan ia tidak memiliki mcbil.
Pendeta Dan dan anggota gere­janya tidak hanya membangun ge­reja di luar negeri saja-mereka juga membangun di negara mereka, di mana mereka baru saja menyele­saikan gereja dan sekolah, yang terletak di 2,2 hektar, tanpa harus mengutang.
Tantangan terbaru untuk Pen­deta Dan dan 80-anggota Gere: ja Elkins adalah mempertahan banyaknya permintaan belajar Alkitab yang berasal dari komunitas mereka. Ada tiga buah kursus yang melalui banyak surat undangan di tahun 2013 dan 2014, semua orang di negara bagian Virginia Barat me­nerima undangan untuk bergabung dengan kursus Voice of Prophecy's Discover Bible (penemuan Alkitab melalui suara roh nubuat). Respon- nya luar biasa dengan 10.000 orang menunjukkan bahwa mereka ingin mendapatkan pendalaman Alkitab. Dari jumlah tersebut, lebih dari 200 berasal dari daerah Elkins/Parsons.
"Beberapa pembelajaran Alkitab dilakukan dengan tatap muka,"jelas Pendeta Dan, "dan yang lainnya lebih memilih cara surat-menyurat, yang kemudian dinilai oleh anggo­ta gereja lokal kami."Gereja-gereja lokal bertanggung jawab untuk pembelian pelajaran dan memberi­kan ongkos kirim untuk siswa yang menggunakan surat.
"Yang membuat daerah ini lebih dari ladang misi," kata Pendeta Dan, "adalah bahwa Anda akan menda­patkan banyak orang yang menga­takan/'Saya percaya ini, 'tetapi jika keluarga mereka tidak mendukung hal itu, banyak dari mereka tidak akan membuat komitmen."
Namun demikian, Pendeta Dan dan gereja-gereja kecil yang dipim­pinnya melihat menjangkau orang- orang bagi Yesus dalam wilayah mereka sebagai misi penting dan bersedia untuk memberikan waktu, tenaga, dan dana yang dibutuhkan untuk membantu kesuksesan kegi­atan tersebut.
Ada Beberapa Aturan
Dua anggota Gereja Elkins yang telah membuat dampak positif di lingkungan mereka adalah Paulus dan Christie Brown. Ketika Browns pindah ke daerah yang kurang di­minati di Elkins, mereka tidak tahu bahwa rumah mereka akan menjadi magnet bagi orang-orang muda.
"Saya selalu menjadi fokus orang-orang muda," kata Paul, "se­hingga ketika anak-anak tetangga ingin bergaul dengan anak-anak kami di rumah, kami berkata,'OK, tetapi ada aturan:
1. Menghormati. Anda akan memperlakukan diri sendiri dan orang lain dengan hormat, tanpa bersumpah dan tidak ada nama panggilan.
2. Tidak berbohong. Jika Anda berbohong kepada saya, itu berarti Anda harus keluar.
3. Kesehatan/soal diet tidak ada obat, tidak ada alkohol, tidak ada makanan haram.'"
Sekali orang-orang muda me­ngerti tentang makanan halal dan haram, mereka mencoba membagi­kan apa yang telah mereka pelajari kepada keluarga mereka. "Kakek akan memasak daging marmut," kata Paul, tapi anak-anak akan ber­kata kepadanya,'Tidak! Kami tidak akan makan itu!'"
Memasuki Rumah Baru
Tak lama, para pengunjung me­minta untuk berkunjung di Keluarga Brown. "Brayden menghabiskan setiap akhir pekan di rumah kami," kata Paul."Ini adalah retreat hari sangat hebatnya, dan membiarkan dia pergi dari rumahnya." Sepanjang minggu Brayden sebisa mungkin menco­ba untuk menghindari ayah tirinya yang kecanduan alkohol.
Hunter dan Wyatt adalah dua orang lain yang menghabiskan le­bih banyak waktu dengan Keluarga Brown daripada di rumah. Kedua­nya merasa aman dengan Paul dan Cindy, yang mereka anggap sebagai orangtua pengganti mereka.
"Saya mencoba untuk memper­lakukan semua anak-anak seolah- olah mereka anak-anak saya "kata Paul, "karena mereka juga layak menerima sebuah kesempatan." Itu termasuk menyediakan pakaian, sepeda, dan berbagai barang lain­nya. "Bahkan kendaraan yang saya kendarai sebuah truk yang besar- didasarkan pada berapa banyak anak-anak yang kita jaga, sehingga kita dapat mengantar-jemput mere­ka ke sekolah."
Dengan izin orangtua, Keluar­ga Brown telah membawa Brayden dan Hunter bersama mereka ke kegiatan Pathfinderdan gereja, bahkan membayar mereka un­tuk bersekolah di sekolah gereja Advent setempat. Sayangnya, ibu Wyatt tidak akan memberikan izin baginya untuk bergabung dalam kegiatan ini, tapi untuk Brayden dan Hunter, pengalaman mereka telah mengubah hidup. Pada tanggal 2 November 2013, kedua anak laki- laki, bersama dengan anak laki-laki dari keluarga Brown, Payton, dibap­tis di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Elkins.
"Kami sudah tinggal di sini sela­ma tiga tahun,"kata Paul,"dan istri saya benar-benar merasa bahwa Tuhan menempatkan kami di ling­kungan ini.Tidak jadi masalah di mana kami memilih, tapi kami yakin bahwa Tuhan memimpin kami di sini."



No comments:

Post a Comment