APA YANG ANDA
DAPATKAN
BUKANLAH APA YANG ANDA LIHAT
SABAT PETANG
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI,
BACALAH: AMSAL 14; DAN. 7:25; MRK. 12:30, 31; AMS. 15:3; YES. 5:20; AMSAL 15;
MAT. 20:26-28.
AYAT HAFALAN: “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujung-nya
menuju maut”
(Amsal 14:12).
Sebagaimana Paulus telah
katakan: “Kita
melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar” (1 Kor. 13:12). Kita melihat begitu sedikit, dan apa
yang betul-betul kita lihat selalu datang merembes melalui pikiran kita sendiri.
Mata kita dan telinga semua indera kita, sesungguhnya memberi kepada kita hanya
pandangan sempit tentang apa yang sesungguhnya di luar sana.
Kita bisa tertipu juga, bukan
hanya mengenai dunia luar, tetapi juga tentang diri kita sendiri. Mimpi-mimpi
kita, pandangan-pandangan kita, dan pendapat-pendapat kita dapat memberikan
kepada kita citra yang sangat menyimpang dari apa yang kita benar-benar sukai,
dan dari semua penipuan, yang bisa benar-benar terburuk.
Lalu apakah yang harus kita
lakukan untuk melindungi diri kita sendiri dari penipuan-penipuan ini? Amsal
memberikan kepada kita nasihat mendasar. Kita seharusnya tidak memercayai diri
kita sendiri, sebagaimana orang bodoh lakukan. Sebaliknya, kita harus percaya
kepada Tuhan, yang mengendalikan jalannya peristiwa bahkan ketika semua
tampaknya salah. Singkatnya, kita perlu hidup oleh iman dan bukan hanya oleh
melihat, karena penglihatan kita dapat sangat menipu, menunjukkan hanya
sebagian kecil dari kenyataan, dan bahkan lebih parahnya, mengubah yang sedikit
yang ditunjukkan kepada kita.
* Pelajarilah pelajaran pekan
ini sebagai persiapan untuk Sabat, 7 Februari.
MINGGU 1 FEBRUARI: KEYAKINAN
ORANG BODOH
Bacalah Amsal I4. Apa yang
pasal itu sampaikan tentang orang bodoh?
Amsal I4:
14:1.
Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya
dengan tangannya sendiri.
14:2. Siapa
berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya,
menghina Dia.
14:3. Di
dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak
dipelihara oleh bibirnya.
14:4. Kalau
tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah
hasil.
14:5. Saksi
yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan,
adalah saksi dusta.
14:6. Si
pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian,
pengetahuan mudah diperoleh.
14:7.
Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya.
14:8.
Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu
oleh kebodohannya.
14:9. Orang
bodoh mencemoohkan korban tebusan, tetapi orang jujur saling menunjukkan
kebaikan.
14:10. Hati
mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan
kesenangannya.
14:11. Rumah
orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar.
14:12. Ada
jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
14:13. Di
dalam tertawapun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan
kedukaan.
14:14. Orang
yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan
apa yang ada padanya.
14:15. Orang
yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak
memperhatikan langkahnya.
14:16. Orang
bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan
nafsunya dan merasa aman.
14:17. Siapa
lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.
14:18. Orang
yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak
bermahkotakan pengetahuan.
14:19. Orang
jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang
benar.
14:20. Juga
oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak.
14:21. Siapa
menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas
kasihan kepada orang yang menderita.
14:22. Tidak
sesatkah orang yang merencanakan kejahatan? Tetapi yang merencanakan hal yang
baik memperoleh kasih dan setia.
14:23. Dalam
tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan
kekurangan saja.
14:24.
Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal adalah
kebodohannya.
14:25. Saksi
yang setia menyelamatkan hidup, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan
adalah pengkhianat.
14:26. Dalam
takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi
anak-anak-Nya.
14:27 Takut
akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.
14:28. Dalam
besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa rakyat runtuhlah
pemerintah.
14:29. Orang
yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
14:30. Hati
yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
14:31. Siapa
menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas
kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.
14:32. Orang
fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar mendapat perlindungan
karena ketulusannya.
14:33. Hikmat
tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi tidak dikenal di dalam
hati orang bebal.
14:34.
Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.
14:35. Raja
berkenan kepada hamba yang berakal budi, tetapi kemarahannya menimpa orang yang
membuat malu.
Orang bodoh berbicara dengan
angkuh (Ams. 14:3). Penggambaran pertama Orang bodoh berkaitan dengan “pembicaraan angkuhnya.” Lukisan rotan yang dikaitkan dengan bibir bodoh
menyiratkan hukuman akhir bagi dia. Kata-kata angkuhnya telah menyebabkan
pukulan pada bibirnya, suatu hasil yang terlihat berbeda dengan bibir orang
berhikmat, yang dijaga.
Orang bodoh mengolok-olok
hikmat (Ams. 14:6-9). Meskipun orang bodoh tampaknya mencari hikmat.
kenyataannya Ia tidak percaya dan ragu-ragu padanya. Ia tidak akan menemukannya
karena, dalam pikirannya sendiri, tidak ada hikmat terlepas dari dirinya
sendiri. Paling menakutkan adalah sikapnya terhadap pelanggaran hukum. Apakah
yang dapat lebih mematikan dari pada mengolok-olok gagasan tentang dosa?
Orang bodoh mudah percaya
(Ams. 14:15). Berlawanan secara asas, ketika orang bodoh membuat olokan atas
mereka yang idealis yang masih percaya pada nilai-nilai hikmat, ia telah
kehilangan kemampuannya untuk berpikir secara kritis tentang apa yang Ia
dengar; ia memercayai ”setiap
kata.” Ironi situasi ini
menyerang jantung masyarakat sekular. Orang skeptis menghina Allah dan
mengolok-olok agama, menyalakan bahwa keyakinan-keyakinan ini adalah untuk
anak-anak dan orangtua, namun mereka sendiri sering percaya pada beberapa hal
yang paling bodoh, seperti penciptaan kehidupan di atas bumi secara kebetulan
saja.
Orang bodoh menuruti gerakan
hati (Ams. 14:16, 29). Oleh karena orang bodoh percaya bahwa ia memiliki
kebenaran dalam dirinya sendiri, Ia tidak mengambil waktu untuk berpikir.
Reaksinya akan cepat, kebanyakan didikte oleh gerakan hati.
Orang bodoh menindas orang
lain (Ams. l4:21,31). Mekanisme penindasan dan ketidaktoleransian disarankan
dalam ilmu jiwa orang bodoh. Ia tidak toleran terhadap orang lain dan akan
memperlakukan mereka dengan penghinaan (lihat Dan. 7:25; 8:11, 12)
Sangat mudah untuk melihat
ciri-ciri orang bodoh pada orang lain, tetapi bagaimana dengan yang ada pada
diri kita sendiri? Jika ada, manakah di antara kekurangan-kekurangan karakter
ini yang mungkin Anda perlu kenali terlebih dulu, dan kemudian berusaha melalui
kasih karunia Allah untuk mengalahkannya?
SENIN 2 FEBRUARI: RASA TAKUT
ORANG BERHIKMAT
Bacalah kembali Amsal l4. Apa
yang pasal itu nyatakan tentang orang berhikmat?
Amsal I4:
14:1.
Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya
dengan tangannya sendiri.
14:2. Siapa
berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya,
menghina Dia.
14:3. Di
dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak
dipelihara oleh bibirnya.
14:4. Kalau
tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah
hasil.
14:5. Saksi
yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan,
adalah saksi dusta.
14:6. Si
pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian,
pengetahuan mudah diperoleh.
14:7.
Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya.
14:8.
Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu
oleh kebodohannya.
14:9. Orang
bodoh mencemoohkan korban tebusan, tetapi orang jujur saling menunjukkan
kebaikan.
14:10. Hati
mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan
kesenangannya.
14:11. Rumah
orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar.
14:12. Ada
jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
14:13. Di
dalam tertawapun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan
kedukaan.
14:14. Orang
yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan
apa yang ada padanya.
14:15. Orang
yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak
memperhatikan langkahnya.
14:16. Orang
bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan
nafsunya dan merasa aman.
14:17. Siapa
lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.
14:18. Orang
yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak
bermahkotakan pengetahuan.
14:19. Orang
jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang
benar.
14:20. Juga
oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak.
14:21. Siapa
menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas
kasihan kepada orang yang menderita.
14:22. Tidak
sesatkah orang yang merencanakan kejahatan? Tetapi yang merencanakan hal yang
baik memperoleh kasih dan setia.
14:23. Dalam
tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan
kekurangan saja.
14:24.
Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal adalah
kebodohannya.
14:25. Saksi
yang setia menyelamatkan hidup, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan
adalah pengkhianat.
14:26. Dalam
takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi
anak-anak-Nya.
14:27 Takut
akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.
14:28. Dalam
besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa rakyat runtuhlah
pemerintah.
14:29. Orang
yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
14:30. Hati
yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
14:31. Siapa
menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas
kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.
14:32. Orang
fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar mendapat perlindungan
karena ketulusannya.
14:33. Hikmat
tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi tidak dikenal di dalam
hati orang bebal.
14:34.
Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.
14:35. Raja berkenan kepada hamba yang berakal budi,
tetapi kemarahannya menimpa orang yang membuat malu.
Orang berhikmat berbicara
dengan rendah hati (Ams. 14:3). Orang berhikmat menahan penggunaan bibir
mereka. Reï¬eksi diam mereka didorong oleh kurangnya kesombongan percaya diri.
Bersama orang berhikmat, Orang lain bisa benar; oleh karena itu, orang
berhikmat akan mengambil waktu untuk memikirkan dan mempertimbangkan bukti.
Mereka juga berdiam karena mereka sedang mendengarkan, siap untuk belajar dari
orang lain.
Orang berhikmat menghargai
pelajaran dan pengetahuan (Ams. 14: 6, 18). Adalah sulit bagi orang bodoh untuk
belajar, karena sukar baginya untuk duduk di kaki seorang guru; sebaliknya,
adalah mudah bagi orang berhikmat untuk belajar karena kerendahan hati mereka.
Maka mereka akan menikmati pengalaman belajar dan bertumbuh. Ini juga adalah
pencarian akan hikmat, untuk sesuatu yang mereka tidak miliki, yang membuat
mereka berhikmat.
Orang berhikmat berhati-hati
(Ams. 14:15). Orang berhikmat tahu bahwa dosa dan kejahatan itu ada. Oleh
karena itu mereka akan berhati-hati dimana mereka berjalan. Mereka tidak akan
memercayai perasaan mereka dan pendapat-pendapat pribadi; mereka akan memeriksa
segala sesuatu dan meminta nasihat. Namun mereka akan selalu berhati-hati
tentang apa yang orang lain katakan tentang mereka; mereka akan memilah yang
baik dari yang jahat (I 5:21).
Orang berhikmat tenang (Ams.
14:29, 33). Orang berhikmat dapat tetap tinggal tenang karena mereka tidak
bergantung pada “jalan” mereka sendiri, tetapi pada yang “di atas” (Ams. 1-1:14). Adalah iman mereka dalam Allah yang
mengizinkan mereka untuk beristirahat dan melatih pengendalian diri (Yes.
30:15). Adalah takut akan Allah yang memberikan kepada mereka rasa percaya
diri. "
Orang berhikmat pengasih dan
peka (Ams. 14:21, 31). Kedua perintah, “Kasihilah TUHAN Allahmu” dan “Kasihilah sesamamu manusia,” adalah terkait (Mrk. 12:30, 31). Kita tidak dapat
mengasihi Allah dan pada saat yang sama memperlakukan orang lain dengan buruk.
Ekspresi terbesar iman kita adalah bagaimana kita memperlakukan orang lain
khususnya mereka yang membutuhkan.
“Kita
tidak menyadari betapa banyak di antara kita berjalan dengan penglihatan dan
bukan dengan iman. Kita percaya hal-hal yang dilihat, namun tidak menghargai
janji-janji berharga yang diberikan kepada kita dalam Firman-Nya.”—Ellen G. White, Our high calling, hlm. 85. Apakah
artinya berjalan dengan iman dan bukan dengan penglihatan? bagaimanakah
seharusnya kita melakukannya?
SELASA 3 FEBRUARI:
"MATA TUHAN"
“Mata
TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik” (Ams. 15:3). Bagaimanakah ayat ini membual Anda
berpikir, dan mengapa?
Pada dua pasal berikutnya
dalam Amsal nadanya berubah. Pasal-pasal ini lebih bersifat teologis daripada
sebelumnya. Tuhan disebutkan lebih sering daripada amsal-amsal sebelumnya.
Kitajuga diberitahu sesuatu yang menakjubkan tentang-Nya: Bahwa mata-Nya ada di
segala tempat (Ams. 15:3).
Kesadaran takut akan
kehadiran Tuhan ini adalah persis yang bangsa Israel kuno sebut “takut akan TUHAN.” Hubungan yang sama juga ditemukan dalam Mazmur: “Mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia” (Mzm.33:18). Demikian juga Ayub menggambarkan Allah
sebagai Oknum yang memandang sampai ke ujung bumi dan melihat segala yang
terjadi di bawah langit (Ayb. 28:24). Oleh karena ini, Ayub menyimpulkan bahwa “takut akan TUHAN... adalah hikmat” (Ayb. 28:28).
Amsal ini mengingatkan kita
pada kemampuan Allah untuk melihat kebaikan dan kejahatan, tidak peduli di mana
mereka berada. Sebagaimana Salomo pahami (1 Raj. 3:9), hikmat yang benar adalah
kesanggupan untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat. Pada pemahaman
manusia, kesadaran ini harus membantu kita mengingat selalu untuk melakukan
yang baik dan jangan pernah yang jahat, karenaAllah melihat segala yang kita
lakukan, bahkan jika tidak ada orang yang melihat. Kita mengelabui diri kita
sendiri, berpikir di mana karena. untuk saat ini, kita berhasil melepaskan diri
dari kejahatan, bahwa kita benar-benar lolos darinya. Dalam jangka panjang kita
tidak pernah melakukannya.
Oleh karena itu, marilah kita
tekun karena “tidak
ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu
telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada~Nya kita harus memberikan
pertanggungan jawab”
(lbr. 4:13).
Bacalah Amsal 15:3, Yesaya
5:20, dan Ibrani 5:14. Apakah pekabaran penting yang ayat-ayat ini miliki bagi
kita, khususnya di zaman ketika konsep yang sebenarnya tentang “baik dan jahat” seringkali kabur, dengan orang-orang yang mengklaim
bahwa baik dan jahat adalah relatif atau hanya gagasan-gagasan manusia yang
tidak memiliki eksistensi objektif yang terpisah dari apa yang kita katakan
tentang mereka? Apakah yang salah dengan gagasan tentang baik dan jahat seperti
ini, dan mengapa sangat berbahaya untuk mempertahankannya?
Amsal 15:3:
15:3. Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang
baik.
Yesaya 5:20:
5:20
Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat,
yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang
mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit.
Ibrani 5:14
5:14 Tetapi
makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai
pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
RABU 4 FEBRUARI: SUKACITA
TUHAN
Bacalah Amsal 15. Mengapa
sukacita adalah sebuah aset manusia yang penting?
Amsal 15:
15:1. Jawaban
yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas
membangkitkan marah.
15:2. Lidah
orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan
kebodohan.
15:3. Mata
TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.
15:4. Lidah
lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.
15:5. Orang
bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak.
15:6. Di
rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik
membawa kerusakan.
15:7. Bibir
orang bijak menaburkan pengetahuan, tetapi hati orang bebal tidak jujur.
15:8. Korban
orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
15:9. Jalan
orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi siapa mengejar kebenaran,
dikasihi-Nya.
15:10.
Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan
siapa benci kepada teguran akan mati.
15:11. Dunia
orang mati dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN, lebih-lebih hati anak
manusia!
15:12. Si
pencemooh tidak suka ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak.
15:13. Hati
yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan
semangat.
15:14. Hati
orang berpengertian mencari pengetahuan, tetapi mulut orang bebal sibuk dengan
kebodohan.
15:15. Hari
orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu
berpesta.
15:16. Lebih
baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta
dengan disertai kecemasan.
15:17 Lebih
baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.
15:18. Si
pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan
perbantahan.
15:19. Jalan
si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.
15:20. Anak
yang bijak menggembirakan ayahnya, tetapi orang yang bebal menghina ibunya.
15:21.
Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang
pandai berjalan lurus.
15:22.
Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat
banyak.
15:23.
Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya
perkataan yang tepat pada waktunya!
15:24. Jalan
kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang
mati di bawah.
15:25. Rumah
orang congkak dirombak TUHAN, tetapi batas tanah seorang janda dijadikan-Nya
tetap.
15:26.
Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah
itu suci.
15:27. Siapa
loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci
suap akan hidup.
15:28. Hati
orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan
hal-hal yang jahat.
15:29. TUHAN
itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.
15:30. Mata
yang bersinar-sinar menyukakan hati, dan kabar yang baik menyegarkan tulang.
15:31. Orang
yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan
tinggal di tengah-tengah orang bijak.
15:32. Siapa
mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan
teguran, memperoleh akal budi.
15:33. Takut
akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati
mendahului kehormatan.
Alkitab tidak menjanjikan
kita hidup tanpa godaan. Sebagaimana Yesus sendiri berkata: “Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Mat. 6:34). Amsal 15:15 menjelaskan bahwa di
tengah-tengah hari yang jahat, orang yang memelihara hati yang gembira akan
memiliki waktu yang lebih baik atasnya. Nyeri, penderitaan, dan godaan-godaan
akan datang, dan sering kita tidak dapat mengendalikan kapan dan bagaimana. Apa
yang dapat kita kendalikan, paling tidak untuk beberapa situasi, adalah
bagaimana kita memilih untuk menanggapinya.
Bacalah Amsal 15:14,23.
Apakah bagian Allah dalam sukacita ini?
Amsal 15:14,23:
15:14. Hati
orang berpengertian mencari pengetahuan, tetapi mulut orang bebal sibuk dengan
kebodohan.
15:23. Seseorang bersukacita karena jawaban yang
diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!
Meskipun ayat Alkitab tidak
dengan tegas menyebutkan alasan untuk sukacita, pemikiran yang sejajar antara
ayat l3 dan 14 menyarankan bahwa “hati yang gembira” adalah “hati dari dia yang memiliki pengertian.” lni adalah hati dari orang yang memiliki iman dan
melihat penebusan di balik cobaan yang langsung. lni sebabnya mengapa iman
kepada Allah sangat panting, itu sebabnya mengapa begitu penting agar kita
mengenal diri kita sendiri, melalui pengalaman kita, realitas Allah dan
kasih-Nya. Maka, apa pun godaan-godaan yang datang, apa pun penderitaan yang
kita hadapi, orang-orang yang berpengertian dapat bertahan, karena mereka
mengetahui kasih Allah bagi diri mereka sendiri.
Amsal l5:23’ membawa kepada kita gagasan penting lainnya. Sukacita
datang lebih banyak daripada yang kita berikan ketimbang apa yang kita terima.
Adalah kata-kata yang baik yang dibagikan kepada orang lain yang akan membawa
sukacita kepada si pemberi. Siapakah yang tidak mengalami berkat yang datang
oleh memberkati orang lain, apakah dalam perkataan atau perbuatan atau
keduanya? Sebagaimana kita telah lihat dalam Amsal, kata-kata kita begitu
sangat berkuasa. Kata-kata dapat melakukan kebaikan yang besar atau kejahatan
yang besar. Dan akan lebih baik lagi ketika kata-kata melakukan kebaikan besar
bukan hanya bagi orang yang kepadanya kebaikan itu dilakukan, tetapi bagi Orang
yang melakukannya.
Seberapa baikkah Anda
mengetahui, bagi diri Anda sendiri, kasih Allah? hal-hal apakah yang dapat Anda
lakukan untuk menolong membuka hati Anda kepada kebenaran penting ini?
Pertimbangkanlah betapa lebih baik kehidupan ini jika Anda mengetahui realitas
kasih Allah?
KAMIS 5 FEBRUARI: KEDAULATAN
ALLAH
Kita semua bermimpi dan
membuat rencana-rencana, namun segalanya berakhir berbeda, kadang-kadang untuk
yang lebih baik, kadang-kadang untuk yang lebih buruk. Alkitab mengakui nilai
tanggung jawab manusia dan kebebasan. Namun Alkitab juga menegaskan kendali
Tuhan atas jalannya peristiwa~peristiwa (lihat Ams. 20:24; 21:31; dan Daniel 2
dan 7).
Ams. 20:24; 21:31
20:24.
Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti
jalan hidupnya?
21:31 Kuda
diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN.
Apakah yang Amsal 16:1
katakan? Bagaimanakah kita memahami ayat ini?
Amsal 16:1:
16:1. Manusia
dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada
TUHAN.
Kita mempersiapkan dan
membuat rencana-rencana, namun kata terakhir masih menjadi milik Allah. ini
tidak berarti bahwa persiapan kita tidak berarti. Tetapi di dalam kehidupan
iman,jika kita benar-benar menyerahkan rencana-rencana kita kepada Allah, Dia
akan bekerja bersama mereka, dan rencana-rencana kita akan diarahkan (Ams.
16:9) dan akhirnya ditetapkan oleh-Nya (Ams. 16: 53). Bahkan pekerjaan
musuh-musuh kita akan digunakan menjadi kebaikan bagi nama kita (Ams. 16:4, 7).
Meskipun ini bukanlah sebuah
ide sederhana untuk dipahami, khususnya ketika kita menghadapi situasi-situasi
yang sulit, itu seharusnya memberikan kita hiburan dan menolong kita belajar
untuk percaya kepada Allah, bahkan ketika segalanya tampak sangat salah, dan
ketika rencana-rencana kita tidak terjadi seperti yang kita harapkan. Maksud
utamanya bagi kita adalah untuk belajar menyerahkan segalanya kepada Allah;
jika kita melakukannya, kita dapat yakin pada bimbingan-Nya, bahkan di
saat-saat yang tersulit.
Bacalah Amsal 16:18, 19.
Apakah peranan ambisi dalam kesuksesan manusia?
Amsal 16:18, 19:
16:18.
Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.
16:19. Lebih
baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan
dengan orang congkak.
Seperti biasa, Alkitab
mengamarkan kesombongan. Bagaimana pun juga, sebagai makhluk berdosa, apakah
yang dapat kita sombongkan? Apakah sikap buruk yang lebih bertentangan kepada
Allah daripada kesombongan, asal mula dosa? (Lihat Yeh. 28:17). ‘Yesus dengan tegas mengajarkan tentang kejahatan dari
usaha menjadi besar, dan sebaliknya Dia mendesak para murid-Nya untuk mencari
kerendahan hati (Mal. 20:26-28).
Bacalah Amsal l6:33. Apakah
peranan kesempatan dalam kesuksesan manusia?
Amsal l6:33
16:33. Undi
dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.
Alkitab tidak memberi ruang
untuk kebetulan. Bahkan ketika orang berpikir bahwa jalannya
peristiwa-peristiwa didikte oleh kebetulan, kita dapat percaya bahwa Allah
masih memegang kendali.
Sementara kita berusaha untuk
memahami mengapa hal-hal terjadi, bagaimanakah kenyataan pertentangan besar
menolong kita bekerja melalui beberapa masalah-masalah yang sulit sehubungan
dengan mengapakah hal-hal itu terjadi sebagaimana mestinya?
JUMAT 6 FEBRUARI: PENDALAMAN
“Semenjak
awalnya Setan telah menggambarkan kepada manusia keuntungan-keumungan yang bisa
diperoleh melalui pelanggaran. Dengan cara demikianlah Ia telah menipu
malaikat-malaikat. Dengan cara demikian ia telah memperdayakan Adam dan Hawa ke
dalam dosa. Dan dengan cara yang sama seperti ini pulalah ia sédang menuntun
banyak orang untuk berpaling dari penurutan kepada Allah. Jalan pelanggaran
telah dijadikan kelihatan menarik, ‘tetap ujungnya menuju maut.’ Amsal l4:l2. Berbahagialah mereka yang, selelah
menempuh jalan ini, menyadari betapa pahitnya buah dosa itu. dan berpaling dari
padanya dengan segera.”Ellen
G. White, Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 386.
“Tidak
ada yang lebih cenderung meningkatkan kesehatan tubuh dan jiwa daripada roh
ucapan syukur dan pujian. Adalah tugas yang positif untuk menolak kemumngan,
pikiran dan perasaan-perasaan yang tidak puas-sama baiknya dengan berdoa. Jika
kita sedang menuju ke sorga; bagaimana kita dapat berjalan seperti
iring-iringan pelayat yang meraung dan mengeluh di sepanjang jalan ke rumah
Bapa kita itu? Mereka yang mengaku sebagai orang-orang Kristen tetapi
senantiasa mengeluh. bahkan seolah-olah menganggap kebahagiaan dan kegembiraan
itu dosa, tidaklah mempunyai agama yang sejati.”Ellen G. White, Hidup yang Terbaik, hlm. 245.
Pertanyaan-pertanyaan untuk
Didiskusikan:
l. Diskusikan gagasan bahwa kita hanya memiliki pandangan yang
terbatas tentang realitas. Apa artinya itu? Apakah hal-hal di luar sana yang
kita tahu nyata, namun sebenarnya kita tidak dapat merasakannya, dengan cara
apa pun? Misalnya, berapa banyakkah gelombang radio (sinyal handphone, program
satelit, program radio) ada di udara di sekitar Anda saat ini, namun Anda sama
sekali tidak dapat melihatnya, mendengar atau merasakannya? Bagaimanakah
seharusnya keberadaan realitas seperti itu menolong kita memahami bagaimana
terbatasnya indra kita? Bagaimanakah seharusnya pemahaman ini menolong kita
menyadari realitas hal-hal lain yang kita tidak bisa lihat, seperti para
malaikat?
2. Mengapa penting untuk
memahami realitas kebebasan berkehendak dan memilih bagi manusia, bahkan jika
Allah yang memegang kendali sepenuhnya? Meskipun konsep-konsep ini (kebebasan
memilih manusia, kedaulatan Allah) kelihatannya bertentangan, keduanya
diajarkan di dalam Alkitab, lalu bagaimana kita memadukannya?
Penuntun
Guru
Ringkasan
Pelajaran
Ayat Inti: Amsal 14:12
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Memahami bahwa manusia, dengan perspektif yang
terbatas, memerlukan hikmat Tuhan untuk menghindar dari tipuan. Merasakan:
Tidak memercayai hikmat sendiri tetapi merasa aman dalam hikmat Allah.
Melakukan: Berusahalah
untuk belajar dari, dan menghidupkan, terang perspektif Allah yang besar dan
tepat.
Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui:
Kita Perlu Hikmat Allah untuk menghindari tipuan.
A. Berapa
banyakkah informasi akurat yang Anda tahu, dibandingkan dengan berapa banyak
yang Tuhan tahu?
B.
Berapa banyak pengalaman yang Anda miliki,
dibandingkan dengan pengalaman Tuhan?
C.
Mengapakah manusia begitu mudah tertipu?
D.
Bagaimanakah dan mengapa Tuhan berbagi perspektif
dengan kita?
II. Merasakan: Kita
Bisa Percaya pada Hikmat Allah, dan bukan
pada diri Kita Sendiri.
A.
Bagaimanakah kurangnya pemahaman yang Anda bisa
rasakan?
B.
Apakah bahaya perasaan percaya diri?
C.
Bagaimanakah akses Anda ke sumber kebenaran mutlak
dan dapat diandalkan (Alkitab) yang Anda bisa rasakan?
D. Mengapakah
banyak orang mengabaikan atau membenci Alkitab?
III. Melakukan:
Belajar Dari dan Hidupkan melalui Perspektif Allah.
A. Bagaimanakah cara
hidup Anda menunjukkan betapa Anda menghargai perspektif Allah?
B.
Apakah Anda pernah ditipu oleh diri sendiri maupun
orang lain? Apakah yang telah Anda pelajari dari hasil itu dalam hidup Anda
ketika Anda mengambil perspektif Allah, bukan hanya Anda sendiri, ke dalam
catatan?
C.
Apa sajakah, cara-cara praktis yang spesifik di
mana Anda dapat memasukkan perspektif Allah lebih banyak dalam hidup Anda?
Rangkuman: Semua yang mengenal Allah membagikan besar dan
akurat perspektif Dia yang membimbing dengan aman sepanjang kehidupan kita.
Siklus Belajar
LANGKAH 1-Memotivasi
Fokus Alkitab: Amsal 14
Kunci Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Beberapa hal tidak selalu tampaknya
demikian. Banyak orang menginginkan efek sukses dan bahagia tanpa memahami
sifat atau penyebabnya yang sebenarnya. Mereka tertipu dengan percaya bahwa
mereka cukup bijaksana untuk merancang strategi mereka sendiri untuk sampai
pada apa yang mereka anggap baik. Hikmat manusia tanpa bantuan tidak cocok
dalam dunia yang sempurna, tetapi sebagai bencana di dunia yang telah jatuh, di
mana perspektif yang bengkok membuat kita rentan (erhadap tipuan dari diri kita
sendiri, orang lain, dan makhluk supra natural yang licik. Kita dapat aman
untuk menikmati kesuksesan dan kebahagiaan sejati hanya dengan mengandaikan
hikmat Allah, termasuk pengertian dari keberhasilan dan kebahagiaan-Nya dan
petunjuk-Nya tentang bagaimana memperoleh itu semua.
Untuk Guru: Amsal 14:12 menggambarkan seseorang yang merenungkan jalan yang terlihat baik karena
lurus. Namun, berakhir dengan beberapa cara untuk binasa. Penampilan luar
bukanlah panduan yang aman. Yesus menasihati kita untuk memilih jalan yang
sulit dan tidak populer bagi kehidupan daripada jalan raya menarik dan populer
menuju kebinasaan (Mat. 7:13,
14).
"Jalan" di mana
seseorang "jalani" dapat mewakili arah tindakan orang itu (I Raja-raja 2:4). Jika seseorang
hanya melakukan apa yang benar di mata mereka sendiri (Hak. 17:6, 21:25), tanpa panduan
Ilahi atau "peta" Allah, mereka tidak akan melihat bahaya yang
mengintai "jalan," karena mereka kurang perspektif dan pengalaman
yang cukup (lihat kitab Hakim-hakim). Menjadi lulus dan berarti juga tidak
cukup untuk melindungi mereka dari bencana.
Aktivitas
Pembuka Diskusi: Dalam Amsal 14:1, wanita-wanita
bijaksana membangun rumah mereka (bandingkan
31:10-31), tetapi yang bodoh (dipersonifikasikan) meruntuhkan rumahnya dengan tangannya sendiri.
Apakah oang-orang
bijaksana ingin menghancurkan apa yang menjadi milik mereka, alun bisakah ini
menjadi konsekuensi dari kecerobohan mereka (bandingkan 14:16), bahkan jika mereka berpikir mereka melakukan apa yang benar? Salah salu
jenis kecerobohan hanya percaya apa pun yang didengar (ay. 15), karena menjadikan manusia sumber
pengetahuan yang dapat diandalkan. Jadi, kita perlu berhati-hati memeriksa
siapa orang yang memberitahukan kita, termasuk apa yang kita dengar melalui
televisi dan internet.
Pertanyaan untuk Diskusi:
1. Dapatkah Anda memikirkan ilustrasi dalam Alkitab
dan dalam hidup Anda prinsip-prinsip yang diungkapkan oleh Amsal 14:1 dan 12? Apakah hubungan antara ide-ide
dalam ayat-ayat ini?
2. Bagaimanakah Anda bisa menikmati hubungan saling
percaya dengan orang-orang tanpa mudah tertipu? Berikan contoh bagaimana menjaga keseimbangan ini. Apakah yang
Yesus berikan kepada kita?
LANGKAH 2-Menyelidiki
Untuk Guru: Amsal mengajarkan kita
bagaimana mencegah masalah dengan membuat pilihan yang bijak. Pilihan ini
diinformasikan oleh identifikasi yang akurat dari faktor-faktor yang terlibat
dalam situasi yang dapat memimpin kepada semacam konsekuensi atau yang lain.
Berpikir sebelum bertindak lebih baik daripada bergegas dengan membabi buta ke
depan bagaimanapun alasannya yang Anda rasakan pada saat itu.
Ada banyak tulisan hikmat lainnya di Timur Tengah
zaman dulu, termasuk amsal agama lain dan budaya lain, tetapi Kitab Amsal
menambahkan pentingnya dimensi inspirasi Kudus Roh: Satu-satunya cara untuk
menikmati kesejahteraan dan kebahagiaan jangka panjang adalah mengutamakan
Allah dalam hidup Anda (Ams. 1:7, Mat. 6:33). Musa dengan
jelas meletakkan pilihan kehidupan dan kebaikan berlawanan dengan kematian dan
kejahatan di hadapan umat-Nya (Ul. 30:15, 16). Selanjutnya, mengikuti Allah bukanlah
legalisme, yang menyalahgunakan hukum untuk tujuan yang tidak dikehendaki,
seperti untuk membeli keselamatan dari dosa-dosa yang telah dilakukan atau
untuk menguasai orang lain.
Komentar Alkitab
Amsal 14 menggunakan contoh beberapa perbedaan
utama antara hikmat dan kebodohan dalam hal sikap, membuat keputusan, perilaku
(termasuk memperlakukan orang lain), dan berpidato. Perbedaan ini tergantung
pada apakah seseorang berfokus sempit pada kepentingan pribadi jangka pendek
atau memperhitungkan besaran, gambaran jarak jauh yang dinyatakan Allah. Allah
melihat segala sesuatu, apakah itu baik atau jahat (15:3), maka, bimbin-
gan-Nya dapat diandalkan, dan Dia bisa bertanggung jawab memegang semua orang
atas apa yang mereka lakukan. Meskipun manusia membuat rencana, hasil mereka
tergantung pada-Nya (16:9).
I. Hikmat Membawa Gambaran Besar Ke dalam Catatan
(Pelajari kembali Amsal 14
bersama kelas.)
Berpikiran-sempit, picik, egois,
dan tidak sopan terhadap Allah tidak dibayar. Orang seperti itu meruntuhkan rumah
mereka (Amsal 14:01; bandingkan ay. 11), dihukum karena apa yang mereka
katakan (ay. 3), mencari hikmat yang sia-sia (ay. 6), tertipu
mengenai jalan yang dituju (ay. 8; bandingkan ay. 15), yang dimakan
oleh iri hati (ay. 30), dan dibuang (ay. 32). Sebaliknya,
ayat- ayat yang sama mengatakan bahwa mereka terlihat berwawasan luas ke depan
dan tidak egois karena mereka setia kepada Allah, membangun rumah mereka,
dipelihara karena apa yang mereka ucapkan, dengan mudah mendapatkan pengetahuan,
memahami jalan mana yang dijalani, dan secara emosional sehat.
Jangan ada orang yang gagal memahami bahwa gambaran
besar adalah yang terpenting, dalam ayat 4 penulis membawa prinsip ini ke
tingkat sederhana: Orang bisa memilih untuk tidak memiliki lembu untuk
dipelihara, tetapi sapi (setara dengan traktor) yang membajak, petani dapat
berkembang lebih banyak.
Pertimbangkanlah: Bagaimanakah
contoh Kaleb dan Yosua dalam Bilang- an 13:25-14:38 dan E^lisa dalam 2
Raja-raja 6:11-23 menggambarkan nilai dari melihat gambaran besar? Apakah yang
bisa kita pelajari dari mereka sementara kita berusaha untuk masuk ke Tanah
Perjanjian Surgawi (Ibr. 11:16) sementara diserang oleh kekuatan
gaib jahat (Efesus 6:12)1
II.
Allah Melihat Segalanya
(Pelajari kembali Amsal 15
bersama kelas.)
Amsal 15:3 mengamati, "Mata
TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik." Oleh
karena itu, Allah mampu untuk membantu umat-Nya yang setia (2 Taw. 16:9). Pemazmur sadar
bahwa Tuhan tahu segalanya tentang dia, bahkan sebelum ia dilahirkan (Mzm. 139). Daripada membenci
kemahatahuan sebagai penyerangan kepada privasi, dia bersyukur dan membuka
hatinya dalam doa (ay. 23, 24).
Tidak ada yang bisa menipu Tuhan.
Dia tahu ketika orang-orang berdoa atau beribadah mereka tulus atau munafik (Ams. 15:8:
bandingkan Yes. 1:11-17). Dia bahkan tahu pikiran kita (Ams. 15:26). Jadi, daripada
menghindari Allah ketika kita berbuat dosa (Kej. 3:7, 8), akan lebih
baik mengakui apa yang Dia sudah ketahui dan menerima pengampunan (Mzm. 32:1-5).
Pertanyaan
untuk Diskusi: Bagaimanakah memahami bahwa Allah me- iij'.elahui
segala sesuatu memengaruhi pendekatan hidup Anda? Dapatkah AiuIm memercayai orang-orang yang
tidak berpikir bahwa mereka bertang-' I',u n g jawab kepada Allah? Mengapakah,
atau mengapa tidak?
III.
Manusia Merencanakan, tetapi Tuhan Mengarahkan
(Pelajari kembali Amsal 16
bersama kelas.)
Amsal 16:9 menegaskan: "Hati
manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi tuhanlah yang menentukan arah
langkahnya" (lihat juga 19:21). Setelah merencanakan
dengan bijak di dalam konsultasi dengan orang lain (15:22; 21:5),
kita harus menyadari bahwa manusia tidak mengerti atau mengendalikan sega-
l;i sesuatu yang dapat memengaruhi apa yang sebenarnya akan terjadi, bahkan di
/aman ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang.
Tuhan memberikan manusia
kebebasan memilih, itulah mengapa Dia perlu mengajar, memperingatkan, dan
mengimbau melalui Alkitab dan melalui Roh Kudus-Nya (Yohanes
16:7-10). Tuhan juga memengaruhi orang melalui faktor-faktor di lingkungan mereka
yang Dia kendalikan-. Sebagai contoh, meskipun saudara-saudara Yusuf berusaha
untuk menyingkirkannya (Kej. 37), Allah menyetel faktor-faktor,
termasuk kelaparan, yang memberikan kuasa bagi Yusuf untuk menyelamatkan
keluarganya (Kej. 39-47). Dia meyakinkan saudara-saudaranya: " 50:20
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah
mereka-rekakannya untuk kebaikan," (Kej. 50:20, bandingkan Rm. 8:28).
Pertimbangkanlah: Kisah-kisah
Alkitab tentang Daniel dan Esther menunjukkan bagaimana Allah bekerja secara
efektif di belakang layar untuk mencapai tujuan-Nya dan menyelamatkan
umat-Nya, meskipun lawan yang kuat dan nekat. Bagaimanakah kisah-kisah ini
memengaruhi Anda?
LANGKAH 3-Mempralctikkan
Untuk Guru: Bantulah
anggota kelas Anda untuk menempatkan keyakinan mereka kepada Tuhan, yang tahu
segala sesuatu tentang mereka (Mal. 10:29- 31) dan mengarahkan langkah-langkah
mereka di jalan yang benar (Mzm. 23:3). Bahkan jika mereka berjalan
melalui kesulitan, Dia ada bersama mereka dan membawa mereka ke sebuah jamuan
di sisi lain (ay. 4, 5, Why. 19:9).
Pertanyaan Aplikasi:
ü Bagaimanakah
Tuhan memimpin Anda dalam cara-cara yang ternyata lebih baik dari rencana Anda?
Bagaimanakah hal ini memengaruhi kemampuan Anda untuk memercayai-Nya di masa
sekarang dan masa depan?
ü Cara apakah
yang telah Anda temukan bahkan hal-hal buruk yang terjadi pada Anda
"bekerja sama untuk kebaikan" melalui membantu Anda lebih percaya
Tuhan dan melalui membuat Anda tinggal dalam pengharapan bagi dunia yang lebih baik?
LANGKAH 4-Menciptakan
Untuk Guru: Amsal 14-16 menunjukkan bagaimana kita harus
mengandalkan hikmat Tuhan untuk membantu kita memilih cara mendapatkan apa
yang terbaik bagi kita. Bantulah anggota kelas Anda melihat bagaimana mereka dapat
menerapkan prinsip ini ketika mereka menemui berbagai situasi dalam hidup
mereka.
Aktivitas:
1.
Mintalah anggota kelas Anda untuk membagikan cerita
pribadi tentang pemeliharaan Allah dalam hidup mereka dan diskusikan cerita apa
yang berarti bagi mereka.
2.
Mintalah anggota kelas Anda membuat daftar
artikel-artikel nasihat praktis, bagikan apa yang telah mereka pelajari
tentang "gambaran besar," seperti mengelola waktu untuk memungkinkan
mengembangkan ruang dalam hidup mereka untuk belajar Alkitab setiap hari dan
berdoa, memelihara hubungan, menyelesaikan konflik, keluar dari utang, dan
sebagainya.
3.
Tempelkan daftar ini di buletin gereja atau di
situs Web gereja.
4.
Setelah mempelajari Amsal 14-16, tulislah amsal
yang modern milik Anda sendiri yang menangkap beberapa prinsip yang sama.
Berita
Misi
Membuka Lebih Banyak Pintu
|
Virginia Barat
Angela, Heather, and Lee
Di Bridgeport,Virginia Barat,
•satu-satunya gereja Advent di negara Harrison mengadakan pertemuan setiap
Sabat di gereja setempat di Presbyterian. Meskipun mereka belum memiliki gedung
sendiri, anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Bukit Central selalu
mempererat hubungan sesama anggota gereja.
Dalam menanggapi undangan Sekolah
Pendalaman Alkitab, gereja Bukit Central telah menerima lebih dari 300
permintaan untuk belajar Alkitab- itu hanya dalam negara Harrison. Pendeta
James Volpe bersama 30 anggota gerejanya melakukan yang terbaik untuk mempertahankannya.
Beberapa anggota yang paling aktif termasuk
Angela, yang berumur 21 tahun, Heather, 20 tahun, dan Lee, yang berumur 22 tahun.
"Kami mengunjungi dari rumah ke rumah," ingat Heather,"membagi-bagikan
dua pelajaran pertama, dan meminta orang-orang jika mereka ingin memiliki
kunjungan pribadi atau melanjutkan pelajaran melalui surat. Salah satu wanita yang kami kunjungi meminta kami kembali sehingga Angela dan saya memutuskan
bahwa kami akan melakukannya. Kami belajar dengan dia setiap minggu.
"Musim dingin itu, anaknya
bunuh diri. Kami berhenti belajar Alkitab, tetapi kami akan tetap mengunjunginya.
Kami membantunya diantara hari pengucapan syukur dan hari natal. Kadang-kadang
dia datang ke gereja."sejak itu Heather dan Angeia melanjutkan belajar Alkitab
dengan siswa ini.
Sementara Lee tidak memberi
kan pendalaman pelajaran Alkitab,
tetapi ia lebih memilih untuk mengatur surat-menyurat. "Saya pastikan
setelah pelajaran selesai dapat dinilai dan dikirim kembali sehingga orang
tersebut dapat melanjutkan ke pelajaran berikutnya. Jika sebulan telah berlalu
dan kami belum mendapatkan kabar dari siswa Sekolah
Alkitab, maka kami melakukan tindak lanjut dan memastikan bahwa kami tetap
berhubung'an dengan mereka."
Anggota gereja bukit Central mendukung keterlibatan orang- orang muda
gereja ini dan mereka
sangat menikmatinya.
"Kelompok pemuda kami didapati
jauh lebih kuat," kata Angela. "Saya selalu ingin untuk terlibat dalam
berbagai jenis kegiatan tapi aku hanya tidak tahu bagaimana."
"Saya rasa ini adalah salah satu saat pertama kita bisa memprak-
tikkan semua hal yang kita dengar setiap minggu; kita benar-benar bisa menjadi
bagian dari sesuatu dan melihat gereja bertumbuh," tambah Lee.
Heather percaya bahwa memberikan
pelajaran Alkitab secara pribadi adalah salah satu metode terbaik untuk
pertumbuhan gereja dan komitmen kerohanian."Semua pemuda bersama-sama,
memberikan pelajaran. Kemudian setelah Angela dan saya mulai memberikan pelajaran
Alkitab, saya menikmatinya. Itu membuat saya bertumbuh secara rohani.
"Kami melakukan penginjilan
melalui seminar dengan mendatangi setiap wilayah, oleh karena kami melakukan
penyelidikan Alkitab dan melakukan jangkauan keluar sehingga membantu gereja
kami untuk bertumbuh. Ini membuka lebih banyak pintu."
Pos Misi
Selama tiga tahun (2012, 2013, 2014), setiap rumah di Virginia Barat
menerima surat dengan kartu undangan untuk meminta pelajaran Alkitab.
Pada 2014, gereja-gereja di Mountain View Conference (MVC) telah menerima lebih dari 10.000 permintaan untuk
belajar Alkitab. Para pendeta, guru Alkitab, danang- gota awam dari MVC
menghargai doa-doa dan dukungan Anda melalui Persembahan Sabat Ketigabelas untukmembantu mereka dalam menjangkau ribuan orang di wilayah mereka
yang rindu untuk mengenal Tuhan melalui Firman-Nya.
Pratinjau Pelajaran
7
* 7-13 Februari
Menghadapi dengan Perkelahian
SABAT PETANG
Untuk
Pelajaran Pikan Ini, Bacai.ah: Amsal 17; 1 Kor. 13:5- 7; Yoh.
8:1-11; Ams. 18; Ams. 19; Ul. 24:10-22.
AYAT HAFALAN: "Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan
ketenteraman, dari pada makanan daging serumah dengan perbantahan" (Amsal 17:1).
Kitab Amsal kembali
mencela penipuan penampilan. Kita mungkin tampaknya memiliki segala yang
ditawarkan dunia—kekayaan, kekuasaan, kesenangan, ketenaran—namun, di balik topeng,
ketegangan dan kesengsaraan bertumbuh subur. Bahkan bukan tidak mungkin bahwa
akibat ketegangan dan kesengsaraan ini justru kekayaan dan kesenangan yang
untuknya orang berusaha keras. Sebagaimana pepatah Mesir mencatat: "Lebih
baik roti dengan hati gembira dari pada kekayaan dengan
kekesalan."—Miriam Lichtheim, "Instructions, " Ancient Egyptian Literature: A Book of Readings, jld.2 hlm.156
Menurut kitab Amsal, langkah pertama untuk
memecahkan masalah ini adalah mengenali apa prioritas kita: Hubungan yang
damai lebih penting daripada kekayaan (Ams. 17:1). Yang penting bukanlah berapa
banyak yang kita miliki, tetapi siapa kita di dalam diri kita sendiri. Nasihat
yang berikut akan membantu dalam memulihkan prioritas ini dan menuntun kita
kepada kedamaian batin (shalom dalam bahasa Ibrani) yang ditambahkan
kepada kebahagiaan kita.
* l'elajarilah
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 14 Februari.
No comments:
Post a Comment