PELAJARAN 6 TRIWULAN I 2015, BERITA MISI, DAN PENUNTUN GURU

APA YANG ANDA DAPATKAN 
BUKANLAH APA YANG ANDA LIHAT

SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: AMSAL 14; DAN. 7:25; MRK. 12:30, 31; AMS. 15:3; YES. 5:20; AMSAL 15; MAT. 20:26-28.

AYAT HAFALAN: Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujung-nya menuju maut (Amsal 14:12).

Sebagaimana Paulus telah katakan: Kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar (1 Kor. 13:12). Kita melihat begitu sedikit, dan apa yang betul-betul kita lihat selalu datang merembes melalui pikiran kita sendiri. Mata kita dan telinga semua indera kita, sesungguhnya memberi kepada kita hanya pandangan sempit tentang apa yang sesungguhnya di luar sana.

Kita bisa tertipu juga, bukan hanya mengenai dunia luar, tetapi juga tentang diri kita sendiri. Mimpi-mimpi kita, pandangan-pandangan kita, dan pendapat-pendapat kita dapat memberikan kepada kita citra yang sangat menyimpang dari apa yang kita benar-benar sukai, dan dari semua penipuan, yang bisa benar-benar terburuk.

Lalu apakah yang harus kita lakukan untuk melindungi diri kita sendiri dari penipuan-penipuan ini? Amsal memberikan kepada kita nasihat mendasar. Kita seharusnya tidak memercayai diri kita sendiri, sebagaimana orang bodoh lakukan. Sebaliknya, kita harus percaya kepada Tuhan, yang mengendalikan jalannya peristiwa bahkan ketika semua tampaknya salah. Singkatnya, kita perlu hidup oleh iman dan bukan hanya oleh melihat, karena penglihatan kita dapat sangat menipu, menunjukkan hanya sebagian kecil dari kenyataan, dan bahkan lebih parahnya, mengubah yang sedikit yang ditunjukkan kepada kita.

* Pelajarilah pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 7 Februari.

MINGGU 1 FEBRUARI: KEYAKINAN ORANG BODOH

Bacalah Amsal I4. Apa yang pasal itu sampaikan tentang orang bodoh?

Amsal I4:
14:1. Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.

14:2. Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.

14:3. Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya.

14:4. Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil.

14:5. Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta.

14:6. Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian, pengetahuan mudah diperoleh.

14:7. Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya.

14:8. Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya.

14:9. Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan, tetapi orang jujur saling menunjukkan kebaikan.

14:10. Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya.

14:11. Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar.

14:12. Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.

14:13. Di dalam tertawapun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan.

14:14. Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya.

14:15. Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.

14:16. Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.

14:17. Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.

14:18. Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan.

14:19. Orang jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang benar.

14:20. Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak.

14:21. Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita.

14:22. Tidak sesatkah orang yang merencanakan kejahatan? Tetapi yang merencanakan hal yang baik memperoleh kasih dan setia.

14:23. Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.

14:24. Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal adalah kebodohannya.

14:25. Saksi yang setia menyelamatkan hidup, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan adalah pengkhianat.

14:26. Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.

14:27 Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.

14:28. Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa rakyat runtuhlah pemerintah.

14:29. Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.

14:30. Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

14:31. Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.

14:32. Orang fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar mendapat perlindungan karena ketulusannya.

14:33. Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi tidak dikenal di dalam hati orang bebal.

14:34. Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.

14:35. Raja berkenan kepada hamba yang berakal budi, tetapi kemarahannya menimpa orang yang membuat malu.

Orang bodoh berbicara dengan angkuh (Ams. 14:3). Penggambaran pertama Orang bodoh berkaitan dengan pembicaraan angkuhnya. Lukisan rotan yang dikaitkan dengan bibir bodoh menyiratkan hukuman akhir bagi dia. Kata-kata angkuhnya telah menyebabkan pukulan pada bibirnya, suatu hasil yang terlihat berbeda dengan bibir orang berhikmat, yang dijaga.

Orang bodoh mengolok-olok hikmat (Ams. 14:6-9). Meskipun orang bodoh tampaknya mencari hikmat. kenyataannya Ia tidak percaya dan ragu-ragu padanya. Ia tidak akan menemukannya karena, dalam pikirannya sendiri, tidak ada hikmat terlepas dari dirinya sendiri. Paling menakutkan adalah sikapnya terhadap pelanggaran hukum. Apakah yang dapat lebih mematikan dari pada mengolok-olok gagasan tentang dosa?

Orang bodoh mudah percaya (Ams. 14:15). Berlawanan secara asas, ketika orang bodoh membuat olokan atas mereka yang idealis yang masih percaya pada nilai-nilai hikmat, ia telah kehilangan kemampuannya untuk berpikir secara kritis tentang apa yang Ia dengar; ia memercayai setiap kata. Ironi situasi ini menyerang jantung masyarakat sekular. Orang skeptis menghina Allah dan mengolok-olok agama, menyalakan bahwa keyakinan-keyakinan ini adalah untuk anak-anak dan orangtua, namun mereka sendiri sering percaya pada beberapa hal yang paling bodoh, seperti penciptaan kehidupan di atas bumi secara kebetulan saja.

Orang bodoh menuruti gerakan hati (Ams. 14:16, 29). Oleh karena orang bodoh percaya bahwa ia memiliki kebenaran dalam dirinya sendiri, Ia tidak mengambil waktu untuk berpikir. Reaksinya akan cepat, kebanyakan didikte oleh gerakan hati.

Orang bodoh menindas orang lain (Ams. l4:21,31). Mekanisme penindasan dan ketidaktoleransian disarankan dalam ilmu jiwa orang bodoh. Ia tidak toleran terhadap orang lain dan akan memperlakukan mereka dengan penghinaan (lihat Dan. 7:25; 8:11, 12)

Sangat mudah untuk melihat ciri-ciri orang bodoh pada orang lain, tetapi bagaimana dengan yang ada pada diri kita sendiri? Jika ada, manakah di antara kekurangan-kekurangan karakter ini yang mungkin Anda perlu kenali terlebih dulu, dan kemudian berusaha melalui kasih karunia Allah untuk mengalahkannya?

SENIN 2 FEBRUARI: RASA TAKUT ORANG BERHIKMAT

Bacalah kembali Amsal l4. Apa yang pasal itu nyatakan tentang orang berhikmat?

Amsal I4:
14:1. Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.

14:2. Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.

14:3. Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya.

14:4. Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil.

14:5. Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta.

14:6. Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian, pengetahuan mudah diperoleh.

14:7. Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya.

14:8. Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya.

14:9. Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan, tetapi orang jujur saling menunjukkan kebaikan.

14:10. Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya.

14:11. Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar.

14:12. Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.

14:13. Di dalam tertawapun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan.

14:14. Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya.

14:15. Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.

14:16. Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.

14:17. Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.

14:18. Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan.

14:19. Orang jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang benar.

14:20. Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak.

14:21. Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita.

14:22. Tidak sesatkah orang yang merencanakan kejahatan? Tetapi yang merencanakan hal yang baik memperoleh kasih dan setia.

14:23. Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.

14:24. Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal adalah kebodohannya.

14:25. Saksi yang setia menyelamatkan hidup, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan adalah pengkhianat.

14:26. Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.

14:27 Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.

14:28. Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa rakyat runtuhlah pemerintah.

14:29. Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.

14:30. Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

14:31. Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.

14:32. Orang fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar mendapat perlindungan karena ketulusannya.

14:33. Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi tidak dikenal di dalam hati orang bebal.

14:34. Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.

14:35. Raja berkenan kepada hamba yang berakal budi, tetapi kemarahannya menimpa orang yang membuat malu.

Orang berhikmat berbicara dengan rendah hati (Ams. 14:3). Orang berhikmat menahan penggunaan bibir mereka. Reï¬eksi diam mereka didorong oleh kurangnya kesombongan percaya diri. Bersama orang berhikmat, Orang lain bisa benar; oleh karena itu, orang berhikmat akan mengambil waktu untuk memikirkan dan mempertimbangkan bukti. Mereka juga berdiam karena mereka sedang mendengarkan, siap untuk belajar dari orang lain.

Orang berhikmat menghargai pelajaran dan pengetahuan (Ams. 14: 6, 18). Adalah sulit bagi orang bodoh untuk belajar, karena sukar baginya untuk duduk di kaki seorang guru; sebaliknya, adalah mudah bagi orang berhikmat untuk belajar karena kerendahan hati mereka. Maka mereka akan menikmati pengalaman belajar dan bertumbuh. Ini juga adalah pencarian akan hikmat, untuk sesuatu yang mereka tidak miliki, yang membuat mereka berhikmat.

Orang berhikmat berhati-hati (Ams. 14:15). Orang berhikmat tahu bahwa dosa dan kejahatan itu ada. Oleh karena itu mereka akan berhati-hati dimana mereka berjalan. Mereka tidak akan memercayai perasaan mereka dan pendapat-pendapat pribadi; mereka akan memeriksa segala sesuatu dan meminta nasihat. Namun mereka akan selalu berhati-hati tentang apa yang orang lain katakan tentang mereka; mereka akan memilah yang baik dari yang jahat (I 5:21).

Orang berhikmat tenang (Ams. 14:29, 33). Orang berhikmat dapat tetap tinggal tenang karena mereka tidak bergantung pada jalan mereka sendiri, tetapi pada yang di atas (Ams. 1-1:14). Adalah iman mereka dalam Allah yang mengizinkan mereka untuk beristirahat dan melatih pengendalian diri (Yes. 30:15). Adalah takut akan Allah yang memberikan kepada mereka rasa percaya diri. "

Orang berhikmat pengasih dan peka (Ams. 14:21, 31). Kedua perintah, Kasihilah TUHAN Allahmu dan Kasihilah sesamamu manusia, adalah terkait (Mrk. 12:30, 31). Kita tidak dapat mengasihi Allah dan pada saat yang sama memperlakukan orang lain dengan buruk. Ekspresi terbesar iman kita adalah bagaimana kita memperlakukan orang lain khususnya mereka yang membutuhkan.

Kita tidak menyadari betapa banyak di antara kita berjalan dengan penglihatan dan bukan dengan iman. Kita percaya hal-hal yang dilihat, namun tidak menghargai janji-janji berharga yang diberikan kepada kita dalam Firman-Nya.”—Ellen G. White, Our high calling, hlm. 85. Apakah artinya berjalan dengan iman dan bukan dengan penglihatan? bagaimanakah seharusnya kita melakukannya?

SELASA 3 FEBRUARI: "MATA TUHAN"

Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik (Ams. 15:3). Bagaimanakah ayat ini membual Anda berpikir, dan mengapa?

Pada dua pasal berikutnya dalam Amsal nadanya berubah. Pasal-pasal ini lebih bersifat teologis daripada sebelumnya. Tuhan disebutkan lebih sering daripada amsal-amsal sebelumnya. Kitajuga diberitahu sesuatu yang menakjubkan tentang-Nya: Bahwa mata-Nya ada di segala tempat (Ams. 15:3).

Kesadaran takut akan kehadiran Tuhan ini adalah persis yang bangsa Israel kuno sebut takut akan TUHAN. Hubungan yang sama juga ditemukan dalam Mazmur: Mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia (Mzm.33:18). Demikian juga Ayub menggambarkan Allah sebagai Oknum yang memandang sampai ke ujung bumi dan melihat segala yang terjadi di bawah langit (Ayb. 28:24). Oleh karena ini, Ayub menyimpulkan bahwa takut akan TUHAN... adalah hikmat (Ayb. 28:28).

Amsal ini mengingatkan kita pada kemampuan Allah untuk melihat kebaikan dan kejahatan, tidak peduli di mana mereka berada. Sebagaimana Salomo pahami (1 Raj. 3:9), hikmat yang benar adalah kesanggupan untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat. Pada pemahaman manusia, kesadaran ini harus membantu kita mengingat selalu untuk melakukan yang baik dan jangan pernah yang jahat, karenaAllah melihat segala yang kita lakukan, bahkan jika tidak ada orang yang melihat. Kita mengelabui diri kita sendiri, berpikir di mana karena. untuk saat ini, kita berhasil melepaskan diri dari kejahatan, bahwa kita benar-benar lolos darinya. Dalam jangka panjang kita tidak pernah melakukannya.

Oleh karena itu, marilah kita tekun karena tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada~Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab (lbr. 4:13).

Bacalah Amsal 15:3, Yesaya 5:20, dan Ibrani 5:14. Apakah pekabaran penting yang ayat-ayat ini miliki bagi kita, khususnya di zaman ketika konsep yang sebenarnya tentang baik dan jahat seringkali kabur, dengan orang-orang yang mengklaim bahwa baik dan jahat adalah relatif atau hanya gagasan-gagasan manusia yang tidak memiliki eksistensi objektif yang terpisah dari apa yang kita katakan tentang mereka? Apakah yang salah dengan gagasan tentang baik dan jahat seperti ini, dan mengapa sangat berbahaya untuk mempertahankannya?

Amsal 15:3:
15:3. Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.

Yesaya 5:20:
5:20 Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit.

Ibrani 5:14
5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.


RABU 4 FEBRUARI: SUKACITA TUHAN

Bacalah Amsal 15. Mengapa sukacita adalah sebuah aset manusia yang penting?

Amsal 15:
15:1. Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.

15:2. Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan.

15:3. Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.

15:4. Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.

15:5. Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak.

15:6. Di rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik membawa kerusakan.

15:7. Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan, tetapi hati orang bebal tidak jujur.

15:8. Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.

15:9. Jalan orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihi-Nya.

15:10. Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.

15:11. Dunia orang mati dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN, lebih-lebih hati anak manusia!

15:12. Si pencemooh tidak suka ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak.

15:13. Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.

15:14. Hati orang berpengertian mencari pengetahuan, tetapi mulut orang bebal sibuk dengan kebodohan.

15:15. Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.

15:16. Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.

15:17 Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.

15:18. Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.

15:19. Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.

15:20. Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, tetapi orang yang bebal menghina ibunya.

15:21. Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berjalan lurus.

15:22. Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.

15:23. Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!

15:24. Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah.

15:25. Rumah orang congkak dirombak TUHAN, tetapi batas tanah seorang janda dijadikan-Nya tetap.

15:26. Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci.

15:27. Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup.

15:28. Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat.

15:29. TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.

15:30. Mata yang bersinar-sinar menyukakan hati, dan kabar yang baik menyegarkan tulang.

15:31. Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.

15:32. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.

15:33. Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.


Alkitab tidak menjanjikan kita hidup tanpa godaan. Sebagaimana Yesus sendiri berkata: Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari (Mat. 6:34). Amsal 15:15 menjelaskan bahwa di tengah-tengah hari yang jahat, orang yang memelihara hati yang gembira akan memiliki waktu yang lebih baik atasnya. Nyeri, penderitaan, dan godaan-godaan akan datang, dan sering kita tidak dapat mengendalikan kapan dan bagaimana. Apa yang dapat kita kendalikan, paling tidak untuk beberapa situasi, adalah bagaimana kita memilih untuk menanggapinya.

Bacalah Amsal 15:14,23. Apakah bagian Allah dalam sukacita ini?

Amsal 15:14,23:
15:14. Hati orang berpengertian mencari pengetahuan, tetapi mulut orang bebal sibuk dengan kebodohan.

15:23. Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!

Meskipun ayat Alkitab tidak dengan tegas menyebutkan alasan untuk sukacita, pemikiran yang sejajar antara ayat l3 dan 14 menyarankan bahwa hati yang gembira adalah hati dari dia yang memiliki pengertian. lni adalah hati dari orang yang memiliki iman dan melihat penebusan di balik cobaan yang langsung. lni sebabnya mengapa iman kepada Allah sangat panting, itu sebabnya mengapa begitu penting agar kita mengenal diri kita sendiri, melalui pengalaman kita, realitas Allah dan kasih-Nya. Maka, apa pun godaan-godaan yang datang, apa pun penderitaan yang kita hadapi, orang-orang yang berpengertian dapat bertahan, karena mereka mengetahui kasih Allah bagi diri mereka sendiri.

Amsal l5:23 membawa kepada kita gagasan penting lainnya. Sukacita datang lebih banyak daripada yang kita berikan ketimbang apa yang kita terima. Adalah kata-kata yang baik yang dibagikan kepada orang lain yang akan membawa sukacita kepada si pemberi. Siapakah yang tidak mengalami berkat yang datang oleh memberkati orang lain, apakah dalam perkataan atau perbuatan atau keduanya? Sebagaimana kita telah lihat dalam Amsal, kata-kata kita begitu sangat berkuasa. Kata-kata dapat melakukan kebaikan yang besar atau kejahatan yang besar. Dan akan lebih baik lagi ketika kata-kata melakukan kebaikan besar bukan hanya bagi orang yang kepadanya kebaikan itu dilakukan, tetapi bagi Orang yang melakukannya.

Seberapa baikkah Anda mengetahui, bagi diri Anda sendiri, kasih Allah? hal-hal apakah yang dapat Anda lakukan untuk menolong membuka hati Anda kepada kebenaran penting ini? Pertimbangkanlah betapa lebih baik kehidupan ini jika Anda mengetahui realitas kasih Allah?

KAMIS 5 FEBRUARI: KEDAULATAN ALLAH

Kita semua bermimpi dan membuat rencana-rencana, namun segalanya berakhir berbeda, kadang-kadang untuk yang lebih baik, kadang-kadang untuk yang lebih buruk. Alkitab mengakui nilai tanggung jawab manusia dan kebebasan. Namun Alkitab juga menegaskan kendali Tuhan atas jalannya peristiwa~peristiwa (lihat Ams. 20:24; 21:31; dan Daniel 2 dan 7).

Ams. 20:24; 21:31
20:24. Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya?

21:31 Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN.

Apakah yang Amsal 16:1 katakan? Bagaimanakah kita memahami ayat ini?

Amsal 16:1:
16:1. Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN.

Kita mempersiapkan dan membuat rencana-rencana, namun kata terakhir masih menjadi milik Allah. ini tidak berarti bahwa persiapan kita tidak berarti. Tetapi di dalam kehidupan iman,jika kita benar-benar menyerahkan rencana-rencana kita kepada Allah, Dia akan bekerja bersama mereka, dan rencana-rencana kita akan diarahkan (Ams. 16:9) dan akhirnya ditetapkan oleh-Nya (Ams. 16: 53). Bahkan pekerjaan musuh-musuh kita akan digunakan menjadi kebaikan bagi nama kita (Ams. 16:4, 7).

Meskipun ini bukanlah sebuah ide sederhana untuk dipahami, khususnya ketika kita menghadapi situasi-situasi yang sulit, itu seharusnya memberikan kita hiburan dan menolong kita belajar untuk percaya kepada Allah, bahkan ketika segalanya tampak sangat salah, dan ketika rencana-rencana kita tidak terjadi seperti yang kita harapkan. Maksud utamanya bagi kita adalah untuk belajar menyerahkan segalanya kepada Allah; jika kita melakukannya, kita dapat yakin pada bimbingan-Nya, bahkan di saat-saat yang tersulit.

Bacalah Amsal 16:18, 19. Apakah peranan ambisi dalam kesuksesan manusia?

Amsal 16:18, 19:
16:18. Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.

16:19. Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan dengan orang congkak.

Seperti biasa, Alkitab mengamarkan kesombongan. Bagaimana pun juga, sebagai makhluk berdosa, apakah yang dapat kita sombongkan? Apakah sikap buruk yang lebih bertentangan kepada Allah daripada kesombongan, asal mula dosa? (Lihat Yeh. 28:17). Yesus dengan tegas mengajarkan tentang kejahatan dari usaha menjadi besar, dan sebaliknya Dia mendesak para murid-Nya untuk mencari kerendahan hati (Mal. 20:26-28).

Bacalah Amsal l6:33. Apakah peranan kesempatan dalam kesuksesan manusia?

Amsal l6:33
16:33. Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.

Alkitab tidak memberi ruang untuk kebetulan. Bahkan ketika orang berpikir bahwa jalannya peristiwa-peristiwa didikte oleh kebetulan, kita dapat percaya bahwa Allah masih memegang kendali.

Sementara kita berusaha untuk memahami mengapa hal-hal terjadi, bagaimanakah kenyataan pertentangan besar menolong kita bekerja melalui beberapa masalah-masalah yang sulit sehubungan dengan mengapakah hal-hal itu terjadi sebagaimana mestinya?

JUMAT 6 FEBRUARI: PENDALAMAN

Semenjak awalnya Setan telah menggambarkan kepada manusia keuntungan-keumungan yang bisa diperoleh melalui pelanggaran. Dengan cara demikianlah Ia telah menipu malaikat-malaikat. Dengan cara demikian ia telah memperdayakan Adam dan Hawa ke dalam dosa. Dan dengan cara yang sama seperti ini pulalah ia sédang menuntun banyak orang untuk berpaling dari penurutan kepada Allah. Jalan pelanggaran telah dijadikan kelihatan menarik, tetap ujungnya menuju maut. Amsal l4:l2. Berbahagialah mereka yang, selelah menempuh jalan ini, menyadari betapa pahitnya buah dosa itu. dan berpaling dari padanya dengan segera.Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 386.

Tidak ada yang lebih cenderung meningkatkan kesehatan tubuh dan jiwa daripada roh ucapan syukur dan pujian. Adalah tugas yang positif untuk menolak kemumngan, pikiran dan perasaan-perasaan yang tidak puas-sama baiknya dengan berdoa. Jika kita sedang menuju ke sorga; bagaimana kita dapat berjalan seperti iring-iringan pelayat yang meraung dan mengeluh di sepanjang jalan ke rumah Bapa kita itu? Mereka yang mengaku sebagai orang-orang Kristen tetapi senantiasa mengeluh. bahkan seolah-olah menganggap kebahagiaan dan kegembiraan itu dosa, tidaklah mempunyai agama yang sejati.Ellen G. White, Hidup yang Terbaik, hlm. 245.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
 l. Diskusikan gagasan bahwa kita hanya memiliki pandangan yang terbatas tentang realitas. Apa artinya itu? Apakah hal-hal di luar sana yang kita tahu nyata, namun sebenarnya kita tidak dapat merasakannya, dengan cara apa pun? Misalnya, berapa banyakkah gelombang radio (sinyal handphone, program satelit, program radio) ada di udara di sekitar Anda saat ini, namun Anda sama sekali tidak dapat melihatnya, mendengar atau merasakannya? Bagaimanakah seharusnya keberadaan realitas seperti itu menolong kita memahami bagaimana terbatasnya indra kita? Bagaimanakah seharusnya pemahaman ini menolong kita menyadari realitas hal-hal lain yang kita tidak bisa lihat, seperti para malaikat?


2. Mengapa penting untuk memahami realitas kebebasan berkehendak dan memilih bagi manusia, bahkan jika Allah yang memegang kendali sepenuhnya? Meskipun konsep-konsep ini (kebebasan memilih manusia, kedaulatan Allah) kelihatannya bertentangan, keduanya diajarkan di dalam Alkitab, lalu bagaimana kita memadukannya?

Penuntun Guru

Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Amsal 14:12
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Memahami bahwa manusia, dengan perspektif yang terbatas, memerlukan hikmat Tuhan untuk menghindar dari tipuan. Merasakan: Tidak memercayai hikmat sendiri tetapi merasa aman dalam hikmat Allah.
Melakukan: Berusahalah untuk belajar dari, dan menghidupkan, terang perspektif Allah yang besar dan tepat.
Garis Besar Pelajaran:
I.     Mengetahui: Kita Perlu Hikmat Allah untuk menghindari tipuan.
A.       Berapa banyakkah informasi akurat yang Anda tahu, dibandingkan dengan berapa banyak yang Tuhan tahu?
B.        Berapa banyak pengalaman yang Anda miliki, dibandingkan de­ngan pengalaman Tuhan?
C.        Mengapakah manusia begitu mudah tertipu?
D.       Bagaimanakah dan mengapa Tuhan berbagi perspektif dengan ki­ta?
II.   Merasakan: Kita Bisa Percaya pada Hikmat Allah, dan bukan
pada diri Kita Sendiri.
A.       Bagaimanakah kurangnya pemahaman yang Anda bisa rasakan?
B.        Apakah bahaya perasaan percaya diri?
C.        Bagaimanakah akses Anda ke sumber kebenaran mutlak dan dapat diandalkan (Alkitab) yang Anda bisa rasakan?
D.       Mengapakah banyak orang mengabaikan atau membenci Alkitab?
III. Melakukan: Belajar Dari dan Hidupkan melalui Perspektif Allah.
A.       Bagaimanakah cara hidup Anda menunjukkan betapa Anda meng­hargai perspektif Allah?
B.        Apakah Anda pernah ditipu oleh diri sendiri maupun orang lain? Apakah yang telah Anda pelajari dari hasil itu dalam hidup Anda ketika Anda mengambil perspektif Allah, bukan hanya Anda sen­diri, ke dalam catatan?
C.        Apa sajakah, cara-cara praktis yang spesifik di mana Anda dapat memasukkan perspektif Allah lebih banyak dalam hidup Anda?
Rangkuman: Semua yang mengenal Allah membagikan besar dan akurat perspektif Dia yang membimbing dengan aman sepanjang kehidupan kita.

Siklus Belajar
LANGKAH 1-Memotivasi
Fokus Alkitab: Amsal 14
Kunci Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Beberapa hal tidak selalu tam­paknya demikian. Banyak orang menginginkan efek sukses dan bahagia tanpa memahami sifat atau penyebabnya yang sebenarnya. Mereka tertipu dengan percaya bahwa mereka cukup bijaksana untuk merancang strategi mereka sen­diri untuk sampai pada apa yang mereka anggap baik. Hikmat manusia tanpa bantuan tidak cocok dalam dunia yang sempurna, tetapi sebagai bencana di dunia yang telah jatuh, di mana perspektif yang bengkok membuat kita rentan (erhadap tipuan dari diri kita sendiri, orang lain, dan makhluk supra natural yang licik. Kita dapat aman untuk menikmati kesuksesan dan kebahagiaan se­jati hanya dengan mengandaikan hikmat Allah, termasuk pengertian dari ke­berhasilan dan kebahagiaan-Nya dan petunjuk-Nya tentang bagaimana mem­peroleh itu semua.
Untuk Guru: Amsal 14:12 menggambarkan seseorang yang merenungkan jalan yang terlihat baik karena lurus. Namun, berakhir dengan beberapa cara untuk binasa. Penampilan luar bukanlah panduan yang aman. Yesus menasi­hati kita untuk memilih jalan yang sulit dan tidak populer bagi kehidupan dari­pada jalan raya menarik dan populer menuju kebinasaan (Mat. 7:13, 14).
"Jalan" di mana seseorang "jalani" dapat mewakili arah tindakan orang itu (I Raja-raja 2:4). Jika seseorang hanya melakukan apa yang benar di mata mereka sendiri (Hak. 17:6, 21:25), tanpa panduan Ilahi atau "peta" Allah, me­reka tidak akan melihat bahaya yang mengintai "jalan," karena mereka kurang perspektif dan pengalaman yang cukup (lihat kitab Hakim-hakim). Menjadi lulus dan berarti juga tidak cukup untuk melindungi mereka dari bencana.
Aktivitas Pembuka Diskusi: Dalam Amsal 14:1, wanita-wanita bijaksana membangun rumah mereka (bandingkan 31:10-31), tetapi yang bodoh (di­personifikasikan) meruntuhkan rumahnya dengan tangannya sendiri. Apakah oang-orang bijaksana ingin menghancurkan apa yang menjadi milik mereka, alun bisakah ini menjadi konsekuensi dari kecerobohan mereka (bandingkan 14:16), bahkan jika mereka berpikir mereka melakukan apa yang benar? Salah salu jenis kecerobohan hanya percaya apa pun yang didengar (ay. 15), karena menjadikan manusia sumber pengetahuan yang dapat diandalkan. Jadi, kita perlu berhati-hati memeriksa siapa orang yang memberitahukan kita, termasuk apa yang kita dengar melalui televisi dan internet.

Pertanyaan untuk Diskusi:
1. Dapatkah Anda memikirkan ilustrasi dalam Alkitab dan dalam hidup Anda prin­sip-prinsip yang diungkapkan oleh Amsal 14:1 dan 12? Apakah hubungan anta­ra ide-ide dalam ayat-ayat ini?
2. Bagaimanakah Anda bisa menikmati hubungan saling percaya dengan orang-orang tanpa mudah tertipu? Berikan contoh bagaimana menjaga keseimbangan ini. Apakah yang Yesus berikan kepada kita?
LANGKAH 2-Menyelidiki
Untuk Guru: Amsal mengajarkan kita bagaimana mencegah masalah de­ngan membuat pilihan yang bijak. Pilihan ini diinformasikan oleh identifikasi yang akurat dari faktor-faktor yang terlibat dalam situasi yang dapat memim­pin kepada semacam konsekuensi atau yang lain. Berpikir sebelum bertindak lebih baik daripada bergegas dengan membabi buta ke depan bagaimanapun alasannya yang Anda rasakan pada saat itu.
Ada banyak tulisan hikmat lainnya di Timur Tengah zaman dulu, termasuk amsal agama lain dan budaya lain, tetapi Kitab Amsal menambahkan penting­nya dimensi inspirasi Kudus Roh: Satu-satunya cara untuk menikmati kese­jahteraan dan kebahagiaan jangka panjang adalah mengutamakan Allah dalam hidup Anda (Ams. 1:7, Mat. 6:33). Musa dengan jelas meletakkan pilihan ke­hidupan dan kebaikan berlawanan dengan kematian dan kejahatan di hadapan umat-Nya (Ul. 30:15, 16). Selanjutnya, mengikuti Allah bukanlah legalisme, yang menyalahgunakan hukum untuk tujuan yang tidak dikehendaki, seperti untuk membeli keselamatan dari dosa-dosa yang telah dilakukan atau untuk menguasai orang lain.
Komentar Alkitab
Amsal 14 menggunakan contoh beberapa perbedaan utama antara hikmat dan kebodohan dalam hal sikap, membuat keputusan, perilaku (termasuk memperlakukan orang lain), dan berpidato. Perbedaan ini tergantung pada apakah seseorang berfokus sempit pada kepentingan pribadi jangka pendek atau memperhitungkan besaran, gambaran jarak jauh yang dinyatakan Allah. Allah melihat segala sesuatu, apakah itu baik atau jahat (15:3), maka, bimbin- gan-Nya dapat diandalkan, dan Dia bisa bertanggung jawab memegang semua orang atas apa yang mereka lakukan. Meskipun manusia membuat rencana, hasil mereka tergantung pada-Nya (16:9).
I. Hikmat Membawa Gambaran Besar Ke dalam Catatan
(Pelajari kembali Amsal 14 bersama kelas.)
Berpikiran-sempit, picik, egois, dan tidak sopan terhadap Allah tidak diba­yar. Orang seperti itu meruntuhkan rumah mereka (Amsal 14:01; bandingkan ay. 11), dihukum karena apa yang mereka katakan (ay. 3), mencari hikmat yang sia-sia (ay. 6), tertipu mengenai jalan yang dituju (ay. 8; bandingkan ay. 15), yang dimakan oleh iri hati (ay. 30), dan dibuang (ay. 32). Sebaliknya, ayat- ayat yang sama mengatakan bahwa mereka terlihat berwawasan luas ke depan dan tidak egois karena mereka setia kepada Allah, membangun rumah mereka, dipelihara karena apa yang mereka ucapkan, dengan mudah mendapatkan pe­ngetahuan, memahami jalan mana yang dijalani, dan secara emosional sehat.
Jangan ada orang yang gagal memahami bahwa gambaran besar adalah yang terpenting, dalam ayat 4 penulis membawa prinsip ini ke tingkat seder­hana: Orang bisa memilih untuk tidak memiliki lembu untuk dipelihara, tetapi sapi (setara dengan traktor) yang membajak, petani dapat berkembang lebih banyak.
Pertimbangkanlah: Bagaimanakah contoh Kaleb dan Yosua dalam Bilang- an 13:25-14:38 dan E^lisa dalam 2 Raja-raja 6:11-23 menggambarkan nilai dari melihat gambaran besar? Apakah yang bisa kita pelajari dari mereka sementara kita berusaha untuk masuk ke Tanah Perjanjian Surgawi (Ibr. 11:16) sementara diserang oleh kekuatan gaib jahat (Efesus 6:12)1
II.     Allah Melihat Segalanya
(Pelajari kembali Amsal 15 bersama kelas.)
Amsal 15:3 mengamati, "Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik." Oleh karena itu, Allah mampu untuk membantu umat-Nya yang setia (2 Taw. 16:9). Pemazmur sadar bahwa Tuhan tahu sega­lanya tentang dia, bahkan sebelum ia dilahirkan (Mzm. 139). Daripada mem­benci kemahatahuan sebagai penyerangan kepada privasi, dia bersyukur dan membuka hatinya dalam doa (ay. 23, 24).
Tidak ada yang bisa menipu Tuhan. Dia tahu ketika orang-orang berdoa atau beribadah mereka tulus atau munafik (Ams. 15:8: bandingkan Yes. 1:11-17). Dia bahkan tahu pikiran kita (Ams. 15:26). Jadi, daripada menghindari Allah ketika kita berbuat dosa (Kej. 3:7, 8), akan lebih baik mengakui apa yang Dia sudah ketahui dan menerima pengampunan (Mzm. 32:1-5).
Pertanyaan untuk Diskusi: Bagaimanakah memahami bahwa Allah me- iij'.elahui segala sesuatu memengaruhi pendekatan hidup Anda? Dapatkah AiuIm memercayai orang-orang yang tidak berpikir bahwa mereka bertang-' I',u n g jawab kepada Allah? Mengapakah, atau mengapa tidak?
III.    Manusia Merencanakan, tetapi Tuhan Mengarahkan
(Pelajari kembali Amsal 16 bersama kelas.)
Amsal 16:9 menegaskan: "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi tuhanlah yang menentukan arah langkahnya" (lihat juga 19:21). Setelah me­rencanakan dengan bijak di dalam konsultasi dengan orang lain (15:22; 21:5), kita harus menyadari bahwa manusia tidak mengerti atau mengendalikan sega- l;i sesuatu yang dapat memengaruhi apa yang sebenarnya akan terjadi, bahkan di /aman ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang.
Tuhan memberikan manusia kebebasan memilih, itulah menga­pa Dia perlu mengajar, memperingatkan, dan mengimbau melalui Alki­tab dan melalui Roh Kudus-Nya (Yohanes 16:7-10). Tuhan juga memen­garuhi orang melalui faktor-faktor di lingkungan mereka yang Dia kendalikan-. Sebagai contoh, meskipun saudara-saudara Yusuf berusaha untuk menyingkirkannya (Kej. 37), Allah menyetel faktor-faktor, terma­suk kelaparan, yang memberikan kuasa bagi Yusuf untuk menyelamat­kan keluarganya (Kej. 39-47). Dia meyakinkan saudara-saudaranya: " 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Al­lah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan," (Kej. 50:20, bandingkan Rm. 8:28).
Pertimbangkanlah: Kisah-kisah Alkitab tentang Daniel dan Esther menun­jukkan bagaimana Allah bekerja secara efektif di belakang layar untuk menca­pai tujuan-Nya dan menyelamatkan umat-Nya, meskipun lawan yang kuat dan nekat. Bagaimanakah kisah-kisah ini memengaruhi Anda?
LANGKAH 3-Mempralctikkan
Untuk Guru: Bantulah anggota kelas Anda untuk menempatkan keyakinan mereka kepada Tuhan, yang tahu segala sesuatu tentang mereka (Mal. 10:29- 31) dan mengarahkan langkah-langkah mereka di jalan yang benar (Mzm. 23:3). Bahkan jika mereka berjalan melalui kesulitan, Dia ada bersama mere­ka dan membawa mereka ke sebuah jamuan di sisi lain (ay. 4, 5, Why. 19:9).
Pertanyaan Aplikasi:
ü  Bagaimanakah Tuhan memimpin Anda dalam cara-cara yang ternyata lebih baik dari rencana Anda? Bagaimanakah hal ini memengaruhi kemampuan Anda un­tuk memercayai-Nya di masa sekarang dan masa depan?
ü  Cara apakah yang telah Anda temukan bahkan hal-hal buruk yang terjadi pada Anda "bekerja sama untuk kebaikan" melalui membantu Anda lebih percaya Tuhan dan melalui membuat Anda tinggal dalam pengharapan bagi dunia yang lebih baik?

LANGKAH 4-Menciptakan
Untuk Guru: Amsal 14-16 menunjukkan bagaimana kita harus mengandal­kan hikmat Tuhan untuk membantu kita memilih cara mendapatkan apa yang terbaik bagi kita. Bantulah anggota kelas Anda melihat bagaimana mereka da­pat menerapkan prinsip ini ketika mereka menemui berbagai situasi dalam hi­dup mereka.
Aktivitas:
1.        Mintalah anggota kelas Anda untuk membagikan cerita pribadi tentang pemeliharaan Allah dalam hidup mereka dan diskusikan cerita apa yang berarti bagi mereka.
2.        Mintalah anggota kelas Anda membuat daftar artikel-artikel nasihat prak­tis, bagikan apa yang telah mereka pelajari tentang "gambaran besar," seperti mengelola waktu untuk memungkinkan mengembangkan ruang dalam hidup mereka untuk belajar Alkitab setiap hari dan berdoa, memelihara hubungan, menyelesaikan konflik, keluar dari utang, dan sebagainya.
3.        Tempelkan daftar ini di buletin gereja atau di situs Web gereja.

4.        Setelah mempelajari Amsal 14-16, tulislah amsal yang modern milik Anda sendiri yang menangkap beberapa prinsip yang sama.


Berita Misi
                                                      Membuka Lebih Banyak Pintu
Virginia Barat
Angela, Heather, and Lee


Di Bridgeport,Virginia Barat, •satu-satunya gereja Advent di negara Harrison meng­adakan pertemuan setiap Sabat di gereja setempat di Presbyterian. Meskipun mereka belum memiliki gedung sendiri, anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Bukit Central selalu mempererat hubung­an sesama anggota gereja.
Dalam menanggapi undangan Sekolah Pendalaman Alkitab, gereja Bukit Central telah menerima lebih dari 300 permintaan untuk belajar Alkitab- itu hanya dalam nega­ra Harrison. Pendeta James Volpe bersama 30 anggota gerejanya melakukan yang terbaik untuk mempertahankannya. Beberapa anggota yang paling aktif termasuk Angela, yang berumur 21 tahun, Heather, 20 tahun, dan Lee, yang berumur 22 tahun.
"Kami mengunjungi dari rumah ke rumah," ingat Heather,"memba­gi-bagikan dua pelajaran pertama, dan meminta orang-orang jika mereka ingin memiliki kunjungan pribadi atau melanjutkan pelajar­an melalui surat. Salah satu wanita yang kami kunjungi meminta kami kembali sehingga Angela dan saya memutuskan bahwa kami akan me­lakukannya. Kami belajar dengan dia setiap minggu.
"Musim dingin itu, anaknya bunuh diri. Kami berhenti belajar Alkitab, tetapi kami akan tetap me­ngunjunginya. Kami membantunya diantara hari pengucapan syukur dan hari natal. Kadang-kadang dia datang ke gereja."sejak itu Heather dan Angeia melanjutkan belajar Al­kitab dengan siswa ini.
Sementara Lee tidak memberi­
kan pendalaman pelajaran Alkitab, tetapi ia lebih memilih untuk meng­atur surat-menyurat. "Saya pasti­kan setelah pelajaran selesai dapat dinilai dan dikirim kembali sehingga orang tersebut dapat melanjutkan ke pelajaran berikutnya. Jika sebu­lan telah berlalu dan kami belum mendapatkan kabar dari siswa Se­kolah Alkitab, maka kami melaku­kan tindak lanjut dan memastikan bahwa kami tetap berhubung'an dengan mereka."
Anggota gereja bukit Central mendukung keterlibatan orang- orang muda gereja ini dan mereka
sangat menikmatinya.
"Kelompok pemuda kami dida­pati jauh lebih kuat," kata Angela. "Saya selalu ingin untuk terlibat da­lam berbagai jenis kegiatan tapi aku hanya tidak tahu bagaimana."
"Saya rasa ini adalah salah satu saat pertama kita bisa memprak- tikkan semua hal yang kita dengar setiap minggu; kita benar-benar bisa menjadi bagian dari sesuatu dan melihat gereja bertumbuh," tambah Lee.
Heather percaya bahwa mem­berikan pelajaran Alkitab secara pribadi adalah salah satu metode terbaik untuk pertumbuhan gereja dan komitmen kerohanian."Semua pemuda bersama-sama, membe­rikan pelajaran. Kemudian setelah Angela dan saya mulai memberikan pelajaran Alkitab, saya menikmati­nya. Itu membuat saya bertumbuh secara rohani.
"Kami melakukan penginjilan melalui seminar dengan menda­tangi setiap wilayah, oleh karena kami melakukan penyelidikan Alkitab dan melakukan jangkauan keluar sehingga membantu gereja kami untuk bertumbuh. Ini membu­ka lebih banyak pintu."

Pos Misi
Selama tiga tahun (2012, 2013, 2014), setiap rumah di Virginia Ba­rat menerima surat dengan kartu undangan untuk meminta pelajar­an Alkitab.
Pada 2014, gereja-gereja di Mountain View Conference (MVC) telah menerima lebih dari 10.000 permin­taan untuk belajar Alkitab. Para pendeta, guru Alkitab, danang- gota awam dari MVC menghargai doa-doa dan dukungan Anda me­lalui Persembahan Sabat Ketigabelas untukmembantu mereka dalam menjangkau ribuan orang di wila­yah mereka yang rindu untuk me­ngenal Tuhan melalui Firman-Nya.

Pratinjau Pelajaran 7
* 7-13 Februari
Menghadapi dengan Perkelahian
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pikan Ini, Bacai.ah: Amsal 17; 1 Kor. 13:5- 7; Yoh. 8:1-11; Ams. 18; Ams. 19; Ul. 24:10-22.
AYAT HAFALAN: "Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah dengan per­bantahan" (Amsal 17:1).
Kitab Amsal kembali mencela penipuan penampilan. Kita mungkin tampaknya memiliki segala yang ditawarkan dunia—kekayaan, kekuasaan, kesenangan, ketenaran—namun, di balik topeng, ketegangan dan kesengsaraan bertumbuh subur. Bahkan bukan tidak mungkin bahwa akibat ketegangan dan kesengsaraan ini justru kekayaan dan kesenangan yang untuk­nya orang berusaha keras. Sebagaimana pepatah Mesir mencatat: "Lebih baik roti dengan hati gembira dari pada kekayaan dengan kekesalan."—Miriam Lichtheim, "Instructions, " Ancient Egyptian Literature: A Book of Readings, jld.2 hlm.156
Menurut kitab Amsal, langkah pertama untuk memecahkan masalah ini ada­lah mengenali apa prioritas kita: Hubungan yang damai lebih penting daripada kekayaan (Ams. 17:1). Yang penting bukanlah berapa banyak yang kita miliki, tetapi siapa kita di dalam diri kita sendiri. Nasihat yang berikut akan membantu dalam memulihkan prioritas ini dan menuntun kita kepada kedamaian batin (shalom dalam bahasa Ibrani) yang ditambahkan kepada kebahagiaan kita.
* l'elajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 14 Februari.



No comments:

Post a Comment