Pelajaran 4 Triwulan I 2014, Penuntun Guru, Berita Misi dan Renungan Pagi

* 17-23 Januari

Hikmat Ilahi

SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Ams. 8:1-21; Mat. 16:26; Ams. 8:22-31; Kej, 1:31; Ams. 8:32-36; Ams. 9:1-18.
AYAT HAFALAN: "Tuhan telah menciptakan aku sebagai permula­an pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahu­lu kala" (Amsal 8:22).

Pada tahap ini dalam Amsal, hikmat muncul kembali (lihat Ams. 1:20, 21), dan itu jelas dari ayat untuk pekan ini bahwa hikmat adalah kebenar­an—Kebenaran sebagaimana itu ada di dalam Allah, sumber dan dasar semua kebenaran.
Penekanan pada karakter "mutlak" dari kebenaran memperlihatkan perbe­daan antara beberapa pemikiran kontemporer, khususnya di Barat, di mana ke­benaran dipandang relatif, berubah-ubah, bersifat budaya, dengan kebenaran satu orang berbeda dari orang lain.
Tetapi konsep ini tidak Alkitabiah. Kebenaran saya harus sama dengan yang Anda miliki, karena sesungguhnya "kebenaran" bersifat universal. Itu bukan­lah milik orang tertentu tetapi untuk semua manusia, apakah semuanya manu­sia mengakuinya atau tidak.
Cukup menarik, pertanyaan Pilatus yang terkenal kepada Yesus, "Apakah kebenaran itu?" (Yoh. 18:38), datang dalam menanggapi pernyataan Yesus "Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku" (Yoh. 18:37). Kebenaran, kebenaran mutlak, ada, dan bahkan berbicara kepada kita; yang penting bagi kita adalah apakah kita akan mendengarkan, dan menuruti apa yang ia katakan atau tidak.
*Pelajarilah pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 24 Januari.

Minggu , 18 Januari
Hikmat Berseru-seru

Bacalah Amasal 8:1-21. menurut ayat-ayat ini, apakah nilai hikmat?
8:1. Bukankah hikmat berseru-seru, dan kepandaian memperdengarkan suaranya? 
8:2 Di atas tempat-tempat yang tinggi di tepi jalan, di persimpangan jalan-jalan, di sanalah ia berdiri, 
8:3 di samping pintu-pintu gerbang, di depan kota, pada jalan masuk, ia berseru dengan nyaring: 
8:4 "Hai para pria, kepadamulah aku berseru, kepada anak-anak manusia kutujukan suaraku. 
8:5 Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu. 
8:6 Dengarlah, karena aku akan mengatakan perkara-perkara yang dalam dan akan membuka bibirku tentang perkara-perkara yang tepat. 
8:7 Karena lidahku mengatakan kebenaran, dan kefasikan adalah kekejian bagi bibirku. 
8:8 Segala perkataan mulutku adalah adil, tidak ada yang belat-belit atau serong. 
8:9 Semuanya itu jelas bagi yang cerdas, lurus bagi yang berpengetahuan. 
8:10 Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan. 
8:11 Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya. 
8:12. Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. 
8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. 
8:14 Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah pengertian, padakulah kekuatan. 
8:15 Karena aku para raja memerintah, dan para pembesar menetapkan keadilan. 
8:16 Karena aku para pembesar berkuasa juga para bangsawan dan semua hakim di bumi. 
8:17 Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku. 
8:18 Kekayaan dan kehormatan ada padaku, juga harta yang tetap dan keadilan. 
8:19 Buahku lebih berharga dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, hasilku lebih dari pada perak pilihan. 
8:20 Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan, 
8:21 supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka. 


Hikmat begitu penting sehingga itu harus menjangkau setiap orang. Allah menciptakan semua kehidupan manusia, dan Kristus mati bagi masing-masing kita. Jadi hikmat, pengetahuan akan Allah dan keselamatan yang Ia tawarkan, adalah bagi setiap umat manusia.
Lihat kepada kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan kehadiran suara dari hikmat: "Berseru-seru," "mengangkat suaranya," "memanggil," "menyuarakan" "berbicara," "membuka... bibir," "mulut," "bibir," "kata- kata." Bagaimana pun seseorang memahami metafora ini, yang jelas bahwa hikmat akan dikomunikasikan; didengar oleh semua yang akan mendengarkan. Bagaimana pun juga, sebagaimana kita lihat pekan lalu, apa yang hikmat kata­kan adalah persoalan hidup dan mati.
Delapan kali hikmat berbicara tentang kebenaran kata-katanya. Gambar­an dari hikmat di sini cukup menarik, sejajar dongan gambaran Tuhan dalam Ulangan 32:4. Kesejajaran ini, tentu saja, seharusnya tidak mengejutkan, ka­rena Allah, sebagai Pencipta segala sesuatu (lihat Yoh. 1:1-3), adalah dasar seluruh kebenaran.

Bacalah Amsal 8:10, 11. Apakah yang ayat-ayat ini katakan tentang hikmat?

Amsal 8:10, 11
8:10 Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan.
8:11 Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apa pun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya.


Begitu banyak orang yang hidup, dan sebagian sudah meninggal, dalam ketidaktahuan, kebodohan, dan kegelapan. Banyak yang hidup tanpa pengha­rapan sama sekali atau dengan pengharapan yang salah. Apa yang membuat keadaan yang menyedihkan ini lebih menyentuh lagi adalah bahwa hikmat dan kebenaran yang begitu indah, penuh dengan pengharapan dan janji untuk ke­hidupan yang lebih baik sekarang dan kepastian kehidupan kekal di bumi dan langit yang baru, semua berkat pengorbanan Yesus. Semua kekayaan di dunia ini tidak berarti apa-apa (lihat Pkh 2:11-13) dibandingkan kepada pengetahu­an akan Allah.
Bacalah Matius 16:26 dan tanyalah diri Anda sendiri seberapa baikkah hidup Anda mencerminkan kebenaran penting dari perkataan-perkataan tersebut?

Matius 16:26
16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Senin, 19 Januari
Hikmat dan Penciptaan

Bacalah Amsal 8:22-31. Bagaimanakah hikmat dihubungkan dengan Penciptaan?

Amsal 8:22-31
8:21 supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka.
8:22 TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala.
8:23 Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.
8:24 Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air.
8:25 Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir;
8:26 sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama.
8:27 Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya,
8:28 ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras,
8:29 ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi,
8:30 aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;
8:31 aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.


Dalam ayat-ayat ini hikmat secara misterius dihubungkan dengan Tuhan se­bagai Pencipta. Puisi ini menggunakan secara bersama-sama kata-kata yang lazim dengan catatan Penciptaan dalam Kejadian 1 dan 2, dan bahkan men­cerminkan struktur sastranya, dikelompokkan dalam tiga elemen dasar yakni langit, air, dan bumi. Tujuan paralel ini adalah untuk menekankan mandat uta­ma dari hikmat: jika Allah sendiri menggunakan hikmat untuk menciptakan, jika hikmat adalah alat yang tertua, lebih tua dari alam semesta itu sendiri dan begitu mendasar bagi eksistensinya, kita semua harus lebih banyak mengguna­kan hikmat dalam setiap yang kita lakukan dalam hidup.
Ada juga penekanan yang kuat pada asal mula keilahian hikmat. Kata per­tama puisi itu adalah TUHAN, Yahweh, dikatakan "memperanakkan" (kata kedua) hikmat. Kata Ibrani cjanah, diterjemahkan sebagai "memiliki" oleh terjemahan NKJV, mempunyai konotasi "memperanakkan" ketimbang "men­ciptakan" (lihat. Ul. 32:6; Kej.4:l). Kata selanjutnya adalah kata teknis yang dihubungkan dengan Penciptaan dalam buku Kejadian, reshit ("permulaan"), yang ditemukan dalam ayat pertama buku Kejadian: "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi "
Namun kata "permulaan" dalam Amsal 8:22 digunakan agak berbeda dari­pada di Kejadian 1:1. Dalam Kejadian 1:1 kata itu dihubungkan kepada Pen­ciptaan itu sendiri, sementara dalam Amsal 8:22 kata tersebut dihubungkan kepada Allah itu sendiri, kepada cara-Nya (derek), yang berarti sifat alamiah- Nya. Maka, hikmat adalah juga bagian dari sifat alamiah Allah itu sendiri.
Hikmat, oleh karena itu, diletakkan dalam waktu bahkan sebelum pencipta­an alam semesta. Keberadaan hikmat, pada saat itu hanya ketika Allah hadir, menelusuri asal mula hikmat "sejak kekekalan."

Jadi, hikmat tidak berasal dari kita, melainkan dinyatakan kepada kita; itu adalah sesuatu yang kita pelajari, sesuatu yang diajarkan kepa­da kita; itu bukan apa yang kita hasilkan dari diri kita sendiri. Tentunya, berjalan di dalam terang kita sendiri adalah berjalan dalam kegelapan. Dinyatakan kepada kita bahwa Yesus adalah "terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap orang" (Yok 1:9). Setiap orang membutuhkannya juga.

Selasa, 20 Januari
Bersukacita dalam Penciptaan

Dalam Kejadian i kita melihat bahwa setiap tahap Penciptaan disimpulkan dengan pengulangan yang sama: "Allah melihat bahwa itu baik" (lihat Kej. 1:4, 10, 1.2, 18, 21, 25, 31). Tahap terakhir (ayat 31) bahkan melangkah lebih jauh: Ultu sungguh amat baik." Kata Ibrani untuk "baik" mengandung gagasan kenikmatan; dan juga menyatakan secara tersirat hubungan. Pada akhir selu­ruh minggu Penciptaan, Allah berhenti sejenak untuk menikmat; sepenuhnya ciptaan-Nya (Kej. 2:1-3). Waktu istirahat ini, hari Sabat, diberkati. Demikian juga puisi kita disimpulkan dengan hikmat menikmati Penc iptaan.

Bacalah Amsal 8:30, 31. Mengapakah hikmat bersukacita?

Amsal 8:30, 31
8:30 aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;
8:31 aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.

Sukacita hikmat mencerminkan sukacita Allah pada saat Penciptaan. Suka­cita ini tidak hanya terjadi "setiap hari," pada setiap tahap Penciptaan, tetapi juga memahkotai pekerjaan Penciptaan, ketika Penciptaan (atas kehidupan di bumi) itu sendiri diselesaikan.
Dalam Amsal 8, kita temukan alasan bagi sukacita hikmat: "Sukacita-Ku adalah bersama-sama anak-anak manusia" (ayat 31, NKJV). Pada akhir ming­gu Penciptaan, pada hari Sabat, Allah masuk ke dalam suatu hubungan dengan manusia. Aplikasi langsung dari perhentian dan sukacita Ilahi, setelah minggu bekerja, memiliki implikasi bagi pengalaman manusia akan hari Sabat: ''Meng­ikuti pola Penciptaan, manusia juga dapat melihat kembali pada pekerjaannya yang telah selesai dengan sukacita, kesenangan, dan kepuasan. Dengan cara ini manusia bisa bersukacita bukan hanya dalam ciptaan Allah tetapi juga dalam tanggung jawab pengelolaannya, bukan eksploitasi, atas ciptaan.'1 -Gerhard F. Hasei, in Kenneth A. Strand, The Sabbath in Scripture and History (Review and Herald Publishing Association, 1982), hlm. 23.

Bacalah Koose 1:15-17; 2:3; Wahyu 3:14, dan Yohanes 1:1-14. Apakah yang ayat-ayat ini nyatakah tentang peranan Yesus dalam Penciptaan itu sendiri? Mengapa peranan-Nya sebagai Pencipta begitu penting dalam memahami peran-Nya sebagai Penebus kita?

Kolose 1:15-17; 2:3
1:15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
2:3 sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.

Wahyu 3:14
3:14 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:

Yohanes 1:1-14
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Rabu, 21 Januari
Seruan Hikmat

Beberapa ayat terakhir dari amsal ini kembali kepada pribadi yaitu kepada aplikasi praktis apa artinya memiliki hikmat. Pengetahuan intelektual tentang keberadaan hikmat, tentang kehadiran hikmat dalam Penciptaan, sungguh da­lam. Namun di dalam Alkitab, kebenaran harus selalu ada hingga pada tingkat pemahaman manusia dan bagaimana kita merespons kepada apa yang telah diberikan kepada kita di dalam Yesus.

Bacalah Amsal 8:32-36. Apakah pekabaran hidup dan mati yang dibe­rikan di sini?
Amsal 8:32-36
8:32 Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku.
8:33 Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.
8:34 Berbahagialah orang yang mendengarkan daku, yang setiap hari menunggu pada pintuku, yang menjaga tiang pintu gerbangku.
8:35 Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan akan dia.
8:36 Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai maut."

Kata Ibrani yang diterjemahkan dengan "diberkati" (NKJ V) berarti "ber­bahagia" (lihat RSV). Di ayat ini kata "diberkati" melekat pada dua hal. Yang pertama menjelaskan sebuah tindakan: berbahagialah mereka yang memeliha­ra jalan-jalanku" (ayat 32). Bahasa yang. sama digunakan di Mazmur 119:1,2, berkaitan kepada hukum: "Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela,... yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya" (NKJV).
Yang kedua menjelaskan sebuah sikap: "Berbahagialah orang yang mende­ngarkan daku" (ayat 34). Dalam kedua kasus tersebut syaratnya menyiratkan usaha yang berkesinambungan. Tidaklah cukup hanya menemukan jalan yang benar; kita harus "memegangnya." Tidaklah cukup mendengarkan firman Al­lah; kita harus "memerhatikan setiap hari" dan mengikut apa yang kita tahu. Sebagaimana Yesus katakan: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengar­kan firman Allah dan yang memeliharanya" (Luk. 11:28).
"Apakah ini kebahagiaan yang diinginkan yang dapat ditemukan di jalan ketidaktaatan dan pelanggaran hukum fisik dan moral? Kehidupan Kristus me­nunjukkan sumber sejati kebenaran dan bagaimana hal itu harus dicapai... Jika mereka mau benar-benar berbahagia, mereka harus berusaha dengan sukacita berada di tempat tugas, melakukan pekerjaan yang berpindah kepada mere­ka dengan kesetiaan, menyesuaikan hati dan hidup mereka kepada pola yang sempurna." Ellen G. White, My Life Today, hlm. 162.

Kebahagiaan bisa menjadi sesuatu yang sulit dipahami; makin kita berusaha untuk itu, semakin sulit tampaknya bagi kita untuk mencapai­nya. Mengapa kesetiaan kepada Allah harus, menjadi prioritas utama kita ketimbang pengejaran kebahagiaan? Di samping itu, manakah yang lebih mungkin menghasilkan kebahagiaan (dan mengapa), mencari keba­hagiaan, atau mencari terlebih dahulu kerajaan Allah?


Kamis, 22 Januari
Pilih Salah Satu

Mengikuti seruan hikmat, penulis yang diilhamkan dari Amsal 9 mendo­rong para pendengarnya sekarang untuk membuat sebuah pilihan antara dua gaya hidup: hikmat atau kebodohan. Enam ayat pertama dan terakhir (Amsal 9:1-6,13-18) adalah simetris dan menunjukkan perbedaan antara kubu yang berlawanan.
Bandingkan Amsal 9:1-6 dan Amsal 9:13-18. Apakah perbedaan antara hikmat dan kebodohan?

Amsal 9:1-6
9:1 Hikmat telah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya,
9:2 memotong ternak sembelihannya, mencampur anggurnya, dan menyediakan hidangannya.
9:3 Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya berseru-seru di atas tempat-tempat yang tinggi di kota:
9:4 "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari"; dan kepada yang tidak berakal budi katanya:
9:5 "Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur;
9:6 buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian."

Amsal 9:13-18
9:16 "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari"; dan kepada orang yang tidak berakal budi katanya:
9:17 "Air curian manis9:13 Perempuan bebal cerewet, sangat tidak berpengalaman ia, dan tidak tahu malu.
9:14 Ia duduk di depan pintu rumahnya di atas kursi di tempat-tempat yang tinggi di kota,
9:15 dan orang-orang yang berlalu di jalan, yang lurus jalannya diundangnya dengan kata-kata:
, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya."
9:18 Tetapi orang itu tidak tahu, bahwa di sana ada arwah-arwah dan bahwa orang-orang yang diundangnya ada di dalam dunia orang mati.

1.   Hikmat berdaya guna dan terlibat dalam Penciptaan: Tujuh kala kerja digunakan untuk menjelaskan tindakan-tindakannya di sana (ayat 1-3). Tujuh pilar dia telah pahat (ayat 1) menyinggung tujuh hari Penciptaan. Sebaliknya, kebodohan duduk dan tidak melakukan apa pun, hanya berpura-pura menja­di seseorang padahal sebenarnya "sangat tidak berpengalaman dan tidak tahu malu" (ayat 13).
2.  Meskipun hikmat dan kebodohan memanggil pendengar yang sama (per­hatikan persamaan ayat 4 dan 16), apa yang mereka berikan pada dasarnya berbeda. Hikmat mengundang para tamunya untuk makan roti dan minum mi­numan yang ia telah sediakan (ayat 5). Kebodohan tidak menawarkan apa-apa untuk dimakan dan minum; dia hanya menyombongkan perbekalan hasil cu­rian (ayat 17).
3.  Hikmat memanggil kita untuk meninggalkan kebodohan dan, oleh karena itu, hidup. Kebodohan lebih bersikap toleran; dia tidak menuntut agar kita me­ninggalkan sesuatu, tetapi hasilnya adalah kematian. Mereka yang mengikut hikmat akan maju; mereka akan "mengikuti jalan pengertian" (ayat 6). Mereka yang mengikuti kebodohan akan statis, dan mereka tidak akan "mengetahui" (ayat 18).

Bacalah Amsal 9:7-9. Bagaimanakah orang berhikmat dan orang jahat menanggapi pengajaran hikmat? Apakah yang membuat orang berhik­mat lebih bijaksana daripada orang jahat?

Amsal 9:7-9
9:7 Siapa mendidik seorang pencemooh, mendatangkan cemooh kepada dirinya sendiri, dan siapa mengecam orang fasik, mendapat cela.
9:8 Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya,
9:9 berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.

Kunci kepada hikmat adalah kerendahan hati. Orang yang berhikmat ada­lah orang yang dapat diajar dan menanggapi pengajaran dengan pikiran yang terbuka. Hikmat hanya datang kepada orang yang, seperti seorang anak, me­rasakan kebutuhan untuk bertumbuh. Ini sebabnya mengapa, dalam cara yang tegas, Yesus mengajarkan bahwa "kecuali kamu... menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Matius 18:3, NKJV).


Jumat, 23 Januari
Pendalaman: "Penguasa alam semesta tidaklah sendirian dalam, menger­jakan kebajikan-Nya. Ia mempunyai seorang pembantu-seorang yang bekerja sama yang dapat menghargai akan maksud-maksud-Nya, dan dapat ikut me­nikmati kesukaan-Nya dalam memberikan kebahagiaan kepada makhluk cip- taan. 'Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.' Yohanes 1:1,2. Kristus, Firman itu, Anak Allah yang tunggal, adalah satu dengan Bapa yang kekal-satu dalam sifat, dalam tabiat, dalam tujuan—satu-satunya Pribadi yang dapat turut serta dalam mu­syawarah serta maksud-maksud Allah. . . . Dan Anak Allah itu menyatakan tentang diri-Nya: 'Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan- Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada za­man purba kala aku dibentuk.... Ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan- Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya.' Amsal 8:22-30. -Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 22.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.        Mengapakah memercayai catatan Penciptaan dalam kitab Keja­dian adalah dasar hikmat Alkitabiah? Mengapakah teori evolusi bertentangan dengan Alkitab dalam segala hal?
2.        Dalamilah lebih lanjut gagasan bahwa hikmat yang benar adalah sesuatu yang kita tidak dapat hasilkan dari diri kita sendiri tetapi itu harus dinyatakan kepada kita. Apakah contoh-contoh kebenar­an penting yang kita tidak akan pernah tahu kecuali mereka di­nyatakan kepada kita melalui ilham Ilahi? Sebagai contoh, bagai­manakah kita bisa mengetahui tentang kematian Kristus di kayu salib dan apa yang hal itu tawarkan jika tidak dinyatakan? Bagai­manakah dengan Sabat hari ketujuh atau kedatangan kedua kali?
3.        Bagaimanakah pekerjaan Allah, sebagaimana dinyatakan dalam Kejadian 1, menyaksikan fakta bahwa yang baik tidak dapat di­campur dengan yang jahat? Apakah implikasi yang dimiliki ja­waban Anda untuk pemikiran bahwa seseorang, misalnya, dapat menggabungkan pandangan dunia evolusi ke dalam kisah Pencip­taan di dalam buku Kejadian?
4.        Bagaimanakah sukacita Allah akan penciptaan menolong kita memahami bagaimana kita bisa memiliki pengalaman hari Sabat yang lebih dalam dan kaya?

Penuntun Guru

Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Amsal 8:22-31 O Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Pahamilah realitas Kristus dalam Amsal 8 sebagai Hikmat Ilahi, Pencipta bersama Bapa, dan Mediator sebelum Kejatuhan.
Merasakan: Menghargai kehangatan, keintiman, sukacita, dan kerendahan dari Keallahan dalam pekerjaan Penciptaan mereka.
Melakukan: Terimalah gambaran Alkitab tentang pre-inkarnasi Kristus se­bagai Pencipta bersama Bapa dan sebagai Mediator sebelum Kejatuhan, dan menghayati pertunjukan karakter Allah ini.

Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Realitas Kristus Pre-inkarnasi dalam Amsal 8
Amsal 8 menegaskan bahwa Yesus adalah Hikmat Ilahi, Pencipta bersama Bapa, dan Mediator antara Allah yang tidak terbatas dengan makhluk yang terbatas. Di mana lagi dalam Alkitab ada mediasi sebelum Kejatuhan Kristus tersirat (lihat Yohanes 1:1-3)1 Mengapakah sepertinya "mediasi" diperlukan bahkan sebelum dosa?
II. Merasakan: Pre-inkarnasi Kristus sebagai Mediator
Amsal 8 menggambarkan Kristus turun pada saat Penciptaan untuk meng­identifikasi ciptaan-Nya (ay. 30, 31). Bagaimanakah ini menunjukkan "Immanuel" ("Allah beserta kita") prinsip dari mulanya? Dalam hal apa gambaran Kristus ini berdampak pada perasaan Anda tentang karakter yang menakjub­kan dari Keallahan?
III. Melakukan: Hikmat Ilahi dan Karakter Allah
Amsal 8 menggambarkan semangat bahkan sukacita menyenangkan dan persekutuan di antara oknum Keallahan pada Penciptaan. Bayangkan Bapa dan Anak gembira, bahkan bermain-main, berinteraksi selama Pekan Pencip­taan. Bagaimanakah gambaran ini mengubah pandangan Anda tentang karak­ter Allah?
Rangkuman: Amsal 8 mengungkapkan kepenuhan kasih Keallahan da­lam persekutuan yang intim dan penuh sukacita pada Penciptaan dan Kris­tus, Hikmat Ilahi, merendah untuk mengantarai (membangun jembatan) antara Keallahan yang tak terbatas dan makhluk yang terbatas.

Siklus Belajar

LANGKAH 1-Memotivasi
Fokus Alkitab: Amsal 8:22-31
Kunci Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Hikmat, dalam Amsal 8 lebih daripada sekadar personifikasi puitis dan benar-benar mengacu pada Oknum pre-Inkarnasi Ilahi Kristus, yang adalah Pencipta bersama Bapa dan menjabat sebagai Mediator antara Keallahan yang tak terbatas dengan makhluk terbatas bahkan sebelum dosa.
Untuk Guru: Pada abad-abad awal sejarah Kristen, Amsal 8:22-31 meru­pakan salah satu dari bagian Perjanjian Lama yang paling populer digunakan oleh para Bapa gereja yang merujuk kepada Kristus, dan interpretasi ini berla­ku sepanjang era Kekristenan sampai zaman modern. Meskipun banyak ilmu­wan sejak abad kesembilan belas melihat dalam Amsal 8 hanyalah personifi­kasi hikmat puitis, ada bukti Alkitabiah yang kuat untuk menegaskan bahwa bagian ini berbicara langsung pre-inkarnasi Anak Allah. Interpretasi ini memi­liki makna yang mendalam untuk memahami hubungan antar Oknum Keallah­an dan untuk melihat karakter yang luar biasa dari Sang Pencipta yang turun mendekat dengan ciptaan-Nya dalam penciptaan.
Aktivitas Pembuka Diskusi: Minta kelas Anda untuk membentangkan pi­kiran mereka dengan mencoba membayangkan suasana yang dialami Bapa dan Anak dalam pekerjaan mereka saat menciptakan alam semesta dan khusus­nya dunia ini dan penduduknya. Apakah suasana muram atau gembira bahkan mungkin bermain-main? Apakah jenis peran khusus Kristus sebelum menjel­ma pada penciptaan ini?
Pertimbangkanlah: Menurut Yohanes 1:1-3, Kristus pada awalnya disebut "Firman." Sebuah "kata" terjadi antara mulut seseorang dan telinga orang lain sehingga komunikasi dapat berlangsung. Minggu ini kita akan menemukan bahwa dari awal penciptaan, Anak Allah adalah seperti Firman yang meme- diasi atau memfasilitasi komunikasi antara Keallahan dan makhluk ciptaan.

LANGKAH 2-Menyelidiki
Untuk Guru: Sepanjang Amsal 1-7 hikmat hanya dipersonifikasikan, tetapi dalam Amsal 8, bahasa bergeser menggambarkan Hikmat dengan cara yang hanya bisa berlaku untuk Oknum Kedua dari Allah, yaitu pra-inkarnasi Kris­tus. (Lihat Richard M. Davidson, "Proverbs 8 and the Place ofChrist m the Trinity, "Journal ofthe Adventist Theological Society 17, N o. 1 [Spring 2006]: 33 -54, dapat dilihat di www.atsjats.org.)
Komentar Alkitab
I. Yesus sebagai Hikmat Ilahi
(Tinjau kembali Amsal 8:12-21, 32-36 bersama kelas.)
Bagaimanakah gambaran ini meningkatkan konsep kita tentang Keallahan se­bagai dasar relasional (persekutuan erat Oknum Ilahi) dari kekekalan?

Referensi hikmat dalam Amsal 8 menyatakan Oknum Kedua Keallahan pada saat Penciptaan. Ini jelas, pertama, karena Hikmat digambarkan dengan sangat prerogatif yang pada tempat lain dalam Alkitab diperuntukkan bagi Yahweh sendiri: (1) Pemberi hidup dan mati (ay 35, 36; bandingkan dengan 14:27), (2) Sumber dari pemerintah yang sah (ay. 15, 16; bandingkan, misal­nya, BU 11:16, 17'), (3) Pribadi yang harus dicari, ditemukan, dan disebut (ay. 17, bandingkan UI. 4:29), (4) Pribadi yang mencintai dan dicintai (ay. 17, ban­dingkan, misalnya, N eh. 13:26), (5) Pemberi kekayaan (ay. 18-21; bandingkan 1 Tawarikh 29:. 12), dan (6) Sumber wahyu Ilahi (ayat 6-10, 19, 32, 34, ban­dingkan 29:18; 30:3-5).
Dalam Amsal 8:12, ungkapan ini sering diterjemahkan "Aku, hikmat...1' Le­bih baik diterjemahkan sebagai "Akulah Hikmat," secara paralel tata bahasa yang tepat dengan bentuk retorika umum dari referensi diri Ilahi secara tera­tur ditempatkan di tempat lain dalam Alkitab untuk Allah: "Akulah TUIIAN, Allahmu" (lihat, misalnya, Yeh. 12:25; 35:12, Za. 10:6, Mal. 3:6). Hikmat da­lam Amsal 8 itu berbicara dan bertindak sebagai yang berbeda, kesadaran diri Oknum Ilahi (pre-inkarnasi Anak Allah). Penggunaan atribut (hikmat) menga­cu pada pribadi Ilahi yang berbeda secara teknis dikenal sebagai "hypostasis."
Ellen G. White dengan jelas memahami Hikmat Amsal 8 merujuk pada pre- inkarnasi Anak Allah. Lihat khususnya Signs ofthe Times, 29 Agustus 1900: "Melalui Salomo Kristus dinyatakan... |Amsal 8:22-30 dikutip|. Dalam ber­bicara tentang pre-eksistensi-Nya, Kristus membawa pikiran kembali melalui masa tanpa hitungan waktu. Dia meyakinkan kita bahwa tidak pernah ada wak­tu ketika Dia tidak dalam persekutuan erat dengan Allah yang kekal."
Pertimbangkanlah: Bagaimanakah memahami Kristus sebagai "Hikmat Ilahi'1 memperluas perspektif Anda tentang sifat dan pekerjaan Allah?

II. Hikmat Ilahi (Yesus) sebagai Pencipta bersama Bapa
(Tinjau kembali Amsal 8:22-31 dan Kolose 1:15, 16 bersama kelas).
Kata Ibrani 'Amon dalam Amsal 8:30, paling baik diterjemahkan sebagai "Ahli Bangunan," sehingga memberikan bukti lebih lanjut bahwa Hikmat Ilahi adalah Kristus, Pencipta bersama Bapa. Bangunan hikmat dari rumah dengan tujuh pilar (Amsal 9:1) mungkin sebuah referensi terhadap tujuh hari dalam seminggu Penciptaan dan mungkin Bait juga.
Amsal 30:4 memperkuat penafsiran ini, yang menyebutkan Pencipta bersa­ma Yahweh sebagai "Anak Allcih." Itulah Amsal 8:22-31 yang mengacu khu­sus pada pre-inkarnasi Anak Allah, Sang Pencipta, kemudian didukung oleh kiasan untuk Amsal 8 dalam Perjanjian Baru dan penerapan kiasan ini untuk Kristus dalam pekerjaan Penciptaan-Nya (lihat khususnya Yohanes 1:1-3; 1 Korintus 1:24, 30; Kol 1:15, 16: Ibr. 1:1-4).
Pertimbangkanlah: Menurut Kejadian 1:2, Roh Kudus juga terlibat dalam penciptaan. Bagaimanakah Anda membayangkan tiga Oknum Keallahan yang melaksanakan "penciptaan bersama" selama pekerjaan Penciptaan mereka?

III. Hikmat (Yesus) sebagai Pengantara antara Allah dan Makhluk- Nya.
(Tinjau kembali Amsal 8:22-25, 30, 31 bersama kelas)
Amsal 8:22-25 menggunakan bahasa kelahiran yang mengacu pada Hikmat ("melahirkan /lahir"), tetapi ini tidak menunjukkan bahwa Kristus benar-benar lahir dan tidak menyiratkan bahwa ada waktu sebelum Kristus yang tidak ada. Sebaliknya, kiasan kelahiran, ketika digabungkan dengan kata Ibrani untuk "terpasang" (nasak III, ay 23), adalah bahasa Perjanjian Lama secara teknis untuk penempatan seseorang ke kantor baru. Perhatikan paralel yang tepat dalam Mazmur 2:6, 7, di mana raja Mesianik jelas tidak benar-benar lahir, melainkan ditempatkan ke kantor kerajaan, menggunakan bahasa lahir dikom­binasikan dengan kata Ibrani yang berarti "terpasang" (nasak III). Mazmur 2 menunjuk ke depan waktu ketika Kristus akan dipasang sebagai raja setelah inkarnasi-Nya, sedangkan Amsal 8 menunjuk mundur untuk menempatkan pra-inkarnasi Kristus ke kantor baru pada awal Penciptaan (ay. 22, 23).
Kantor apa? Amsal 8:30, 31 mengindikasikan bahwa kantor baru Kristus ini adalah sebagai mediator, bukan dalam arti pendoa syafaat bagi dosa, tetapi dalam arti hubungan komunikasi antara Pencipta dan ciptaan. Hikmat adalah pada satu saat yang sama "bersukacita selalu di hadapan-Nya [Yahweh]" dan juga "bersukacita di dalam dunia tempat tinggal-Nya [Yahweh]." Dengan de­mikian Hikmat berperan sebagai mediator (dalam arti "perantara") antara Al­lah dan makhluk ciptaan, memfasilitasi komunikasi antara Allah yang tidak terbatas dan makhluk yang terbatas.
Pertimbangkanlah: Apakah perbedaan antara pekerjaan pengantaraan Kristus bagi orang berdosa setelah Kejatuhan dan kantor-Nya sebagai Media­tor antara kekekalan dan keterbatasan dari mula Penciptaan?

LANGKAH 3 ~ Mempraktikkan
Untuk Guru: Dalam "permufakatan tentang damai" (Zakharia 6:13) antara Oknum setara dari Keallahan sebelum penciptaan alam semesta, tampak bah­wa Pribcidi yang kita sebut Bapa mewakili keagungan transenden dan kemu­liaan dari Trinitas, sedangkan yang kita sebut Anak "mengosongkan" dirinya, mendekati alam semesta tempat tinggal-Nya, mengantarai antara kekekalan dan keterbatasan, sehingga menunjukkan dari fajar Penciptaan prinsip "Im- manuel," Allah beserta kita!
Pertanyaan untuk Dipikirkan: Apakah bukti dari Perjanjian Lama yang mengisyaratkan kemungkinan bahwa Kristus mengambil bentuk (bukan sifat) dari malaikat untuk berhubungan dengan ciptaan-Nya? (Uhat ayat-ayat yang menggambarkan keilahian "Malaikat [atau Utusan] Tuhan" : Kej. 16:13, 18, 19; 22:24,48:16; Kel. 23:20, 21, 32, 33; dan Hak. 13:3, 13, 17, 'l 8, 22, dli).
Bagaimanakah membungkuknya Kristus untuk dekat dengan makhluk-Nya, bahkan sebelum dosa, mengungkapkan bahwa Allah tidak menyendiri, jauh, dingin, dan ngeri, melainkan akrab, berpribadi, hangat, dan tegas?
Pertanyaan Aplikasi: Bagaimanakah memahami "prinsip Immanuel”me­ngenai karya Anak dalam Penciptaan memengaruhi hubungan pribadi Anda dengan A llah dan mungkin mengubah perspektif Anda pada sifat dan karakter Allah?
Mengapakah penting bagi Keallahan untuk salah satu oknum (Yesus) untuk menjadi mediator (perantara), menjembatani jurang antara Allah yang tidak terbatas dan makhluk yang terbatas?
Apakah, jika ada, akan berubah setelah Mereka memutuskan bahwa Salah satu yang kita sebut Bapa seharusnya menjadi pengantara antara kekekalan dan keterbatasan? Diskusikan.
LANGKAH 4-Menciptakan
Untuk Guru: Kata Ibrani untuk "kesenangan" dalam Amsal 8:30, 31 secara harfiah berarti "tertawa, olahraga, bermain." Bagian ini tampaknya menggam­barkan Bapa dan Anak bergembira dengan tertawa, berolahraga, bahkan ber­main, saat Penciptaan. Apakah ini menunjukkan bahwa Allah dapat mengiden­tifikasi bersama kita bahkan dalam bermain dan olahraga kita?
Aktivitas: Pikirkan dan bagikan bersama kelas kemungkinan berapa kali selama satu minggu Penciptaan ketika Bapa, Anak, dan Roh Kudus mungkin bermain-main dan tertawa saat mereka meneiptakan binatang yang Unik dan tanam-tanaman (jerapah berleher panjang, zebra bergaris-garis, kanguru, di L). Lalu bagikan bagaimana Anda membayangkan Tuhan menikmati persekutuan dengan kita dalam permainan yang tidak berdosa seperti dalam pekerjaan dan penyembahan kita.

Preview Pelajaran 5

* 24-30 Januari
Berkat-berkat Orang Benar
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Ams. 10:1-14; Mat. 19:19; Ams. 11-12; Yon. 3:16; Ams. 13.
AYAT HAFALAN: "Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mu­lut orang fasik menyembunyikan kelaliman" (Amsal 10:6).
ebagaimana dinyatakan pada judul pelajaran pekan ini, pelajaran ini me­
lihat kepada berkat-berkat orang benar. Kata Ibrani zaddig, untuk "be­
nar," adalah kata kunci dalam ayat-ayat kita. Zedeq (juga diterjemahkan "keadilan"), mana ia berasal, muncul pada pendahuluan dari seluruh kitab: "Amsal-amsal Salomo... untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, keadilan [zedeq]...v (Ams. 1:1-3).
Apa yang kitab Amsal sedang sampaikan kepada kita bahwa hikmat adalah kebenaran, dan "kebenaran" berarti berjalan sesuai dengan kehendak Allah— berjalan dalam iman dan penurutan kepada apa yang Allah telah panggil kita untuk menjadi dan lakukan. Kebenaran adalah sebuah pemberian, yang datang dari Allah. Lawannya adalah kebodohan dan ketidaksetiaan. Hikmat adalah keadilan, atau kebenaran; kebodohan adalah dosa dan kejahatan dan di ayat- ayat yang kita akan pelajari, perbedaan di antaranya begitu jelas.

*Pelajarilah pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 31 Januari.

Berita Misi

"The Camp Lady" dan "The Camp Man"
24 Januari – Alaska
Ken dan Debby

Sebagian besar penduduk se­tempat di Aleknagik, Alaska, tidak mengenal Debbie dan Ken Reiswig dengan nama mereka yang sebenarnya. Dikenal sebagai "The Camp Lady" dan "Camp- Man," keluarga Reiswig telah menjaga Bumi Perkemahan Polaris dan peserta bumi perkemahannya selama 20 tahun terakhir.
Berasal dari negara bagian Washington, Debbie dan Ken pergi g ke Alaska Utara sebagai seorang misionaris beberapa tahun yang g lalu. Beberapa waktu kemudian konferens meminta mereka untuk membantu di gereja Aleknagik, dan saat itulah mereka menjadi terlibat dengan bumi perkemahan
"Ken dan saya bisa disebut pengurus,"kata Debbie."Ken juga bendahara bumi perkemahan terse­but dan saya adalah ketua panitia." Tetapi kehadiran dari keluarga Reiswig jauh melebihi hal ini karena mereka memberikan kepedulian sepanjang tahun secara terus- menerus kepada anak-anak yang bisa menikmati Bumi Perkemahan Polaris tepatnya scitu minggu dalam setahun.
Ketika tidak ada kegiatan bumi perkemah­an, anak-anak setempat sering datang ke rumah keluarga Reiswig dan berkemah. "Mereka adalah anak-anak kita,"tegas Debbie. "Me­reka semua sudah di rumah kami. Beberapa yang memang berencana untuk datang dan tinggal di rumah kami dan ada juga yang hanya seca­ra kebetulan.Tetapi mereka semua bersama-sama tinggal bersama kami. Ada juga sebagian yang ha­nya untuk mendapatkan perawatan darurat, dan rumah kami selalu terbuka."
Banyak dari anak-anak meng­anggap Ken dan Debbie sebagai orang dewasa yang stabil dalam kehidupan mereka dan anak-anak ini berpaling kepada mereka ketika ada krisis besar maupun kecil, kare­na mengetahui bahwa "The Camp Lady" dan "The Camp Man" akan me­lakukan semua yang mereka bisa untuk membantu mereka.
Menemukan Sebuah Jalan
"Ada seorang anak yang da­tang kepada saya," ingat Debbie, "yang tidak mampu membiayai bumi perkemahannya untuk itu ia harus kembali mendapatkan 200 dolar seminggu. Dia datang setiap minggu membawa uang yang didapatnya dari mencuci mobil. Kadang-kadang ia juga membeli dua bungkus permen dan dijual kembali kepada teman-temannya. Lalu ia datang ke meja saya dan mengeluarkan koin (tidak pernah uang kertas dolar) dari sakunya dan menaruhnya di mejaku. Saya memiliki buku khas baginya, dan ia mengumpulkan setiap sen sampai ia dapat mencukupi biaya bumi perkemahannya."
Bumi perkemahan ini juga me­miliki dana beasiswa yang terbatas, dimulai dengan modal uang dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Anchorage (Alaska). Dalam rangka untuk menerima dana beasiswa, anak harus menulis sebuah surat yang menjelaskan mengapa dia ingin pergi ke kelompok perkumpulan. Selain itu, mereka harus memiliki dua surat dari komunitas mereka yang menyatakan mengapa anak tersebut harus datang ke bumi perkemahan.
Pada suatu hari, beberapa bu­lan sebelum bumi perkemahan diadakan, Debbie memandang ke luar jendela kantornya dan me­lihat seorang anak bersembunyi di semak-semak sekitar pagar, la berada di sana selama beberapa jam sampai Debbie pergi keluar un­tuk melihat apa yang dia lakukan. Dengan perasaan yang sangat malu ia menarik tumpukkan kertas kecil dari sakunya. Menyerahkannya ke Debbie, kemudian anak itu dengan cepat berbalikdan lari.
Di dalam kumpulan surat yang kusut, Debbie menemukan surat yang ditulis dengan tangan. Anak itu sangat ingin datang ke kelom­pok perkumpulan, tapi dia tidak punya uang, dan orangtuanya tidak memiliki uang. Lebih dari empat ha­laman kertas catatan, anak itu men­curahkan isi hatinya kepada "The Camp Lady," menjelaskan mengapa ia ingin datang ke bumi perkemah­an tahun itu. "Dia terus menuliskan tentang lagu, api unggun, dan orang-orang yang peduli tentang dia," kata Debbie, dan "bahwa gadis- gadis itu lucu'!" Debbie menemu­kan jalan dan anak itu harus pergi ke bumi perkemahan.
"Kira-kira setiap bulan April, anak-anak berbondong-bodong mendatangi kantor saya, menanyakan apakah akan diadakan bumi perkemahan mereka bertanya apakah mereka bisa memiliki formulirnya. Mereka bertanya apa yang harus mereka lakukan dan apakah saya akan membantu mere­ka sampai ke bumi perkemahan... Dan itulah yang terjadi kepada saya setiap tahunnya, setiap anak-itu hanya menguatkan saya bahwa itu tidak selalu menyenangkan, tetapi itu selalu benar-benar bermanfa­at. Tidak pernah ada sesuatu yang begitu menyanangkan dalam hidup saya. Anak-anak ini hanya seperti spons kecil; mereka hanya menye­rap setiap cinta yang ada walaupun hanya setetes."
Kebutuhan di Bumi Perkemahan
Persembahan sabat ketiga belas ini sebagian dananya akan mem­bantu Bumi Perkemahan Polaris untuk membangun kamar man­di umum yang ada showerdan toiletnya. Keluarga Reiswig berpikir bahwa

ini pasti akan "menanamkan semangat" karena fasilitas yang se­karang telah digunakan sejak bumi perkemahan dimulai pada bebe­rapa dekade yang lalu. Mengenai proyek yang akan datang, banyak harapan bahwa satu hari akan ada tempat penginapan yang besar di bumi perkemahan. "Tidak harus mewah, tetapi hanya sedikit lebih besar sehingga akan lebih mudah untuk mengakomodasi semua orang (lihat gambar pondok saat ini di website kami di www.advenistmission.org/resources)."Jika kita memiliki fasilitas yang lebih baik kemungkinan akan lebih banyak anak-anak yang datang ke bumi perkemahan, dan bumi perke­mahan tersebut dapat digunakan beberapa minggu lagi selama mu­sim panas, dan mungkin bahkan di musim dingin.
Terima kasih atas dukungan Anda.


RENUNGAN HARIAN


17 Januari
Pencari Matahari
"Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap.
Allah melihat bahwa semuanya itu baik" (Kejadian 1:21).
Burung camar Arktik adalah burung yang bagus dan menghabiskan sebagian besar hidupnya terbang di atas lautan untuk mencari makanan. Burung ini berukuran sedang, sebagian besar berwarna putih dengan abu-abu muda di ba­gian atas, lalu garis hitam mencolok mulai dari bawah mata hitamnya. Memiliki paruh merah cerah dan kaki berselaput berwarna merah. Karena sebagian besar hidupnya di udara, Anda dapat melihat bahwa ekor burung ini bercabang. Jika Anda ingin mengetahui berat rata-rata camar Arktik, Anda membutuhkan seki­tar 40 koin. Genggam 40 koin tersebut di tangan Anda. Beratnya kira-kira 3,5 ons (1 ons=28,35 gram).
Burung camar Arktik menikmati musim panas terus-menerus. Ketika mu­sim panas di bagian utara, camar ini ada di sana membesarkan anak-anaknya di pantai berbatu Greenland utara atau Islandia. Kemudian, ketika musim panas akan berakhir, camar ini dan anak-anaknya akan menuju ke arah Laut Weddell di Antartika sekitar 12.000 mil ke selatan. Data penelitian dari pencatat data yang sangat kecil yang diikatkan di kaki camar menunjukkan bahwa camar mengi­kuti kurva S besar secara berulang menyeberangi lautan. Pada saat camar tiba di ujung selatan, musim panas telah mulai, sehingga burung itu menghabiskan siang hari untuk terbang dan makan. Gaya hidup burung camar Arktik memberikan perbedaan yaitu menjadi satu-satunya hewan yang paling banyak menikmati si-
Sinar matahari daripada setiap makhluk yang ada di bumi. Karena camar ini telah menempuh perjalanan jauh, maka camar ini mendapatkan rekor kedua: Burung penempuh jarak yang paling jauh selama migrasi tahunan. Peneliti mengetahui bahwa burung camar ini terbang setidaknya 24.000-30.000 mil (1 mil=l,6 km) setiap tahun dalam perjalanan yang berputar dari kutu ke kutub. Tapi data perja­lanan camar ini menunjukkan lebih 40.000 sampai 50.000 mil setiap tahun. Ka­rena burung ini hidup sekitar 30 tahun, maka camar ini mungkin terbang sekitar 1,5 juta mil selama hidup—statistik yang menakjubkan untuk burung yang be­ratnya setara 40 koin. Terlebih lagi, para peneliti menemukan, meskipun camar tidak melakukan penerbangan bergerombol namun semua camar berangkat dari daerah musim dingin, melintasi khatulistiwa, meninggalkan makanan laut dan tempat persinggahan, lalu masing-masing tiba di tempat musim panas—camar ini melakukan hal yang serupa bersama-sama.
Tuhan dari semua, Pencipta camar arktik, bagaimanakah Engkau mempro­gram penerbang yang menakjubkan ini di tempat yang tepat pada waktu yang te­pat? Ke manakah Engkau inginkan saya berada hari ini? Katakan saja waktu dan tempatnya. Saya juga mencari matahari dan rindu berjemur dalam terang kemuliaan-Mu.

18 Januari
Singa yang Mengaum
"Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mcncari orang yang dapat ditelannya" (1 Petrus 5:8).
Saya masih ingat ketika sedang berbaring di tempat tidur pada malam hari saat saya masih muda, mendengarkan auman singa di luar rumah kami. Orangtua saya adalah misionaris di Etiopia. Ayah melayani di rumah sakit di Gimbie, jauh di pedalaman, di mana pada akhir 1940-an, kadang-kadang masih bisa mende­ngar auman singa di malam hari.
Auman biasanya dimulai dengan suara dengkuran berat, yang kemudian nada dan kenyaringanya meninggi. Berulang-ulang auman itu terdengar di udara ma­lam, memberitahukan bahwa singa jantan itu berkeliaran mencari mangsa atau sedang mempertahankan wilayahnya. Auman itu keras dan bisa terbawa hingga tiga sampai enam mil, tergantung pada hembusan angin malam. Karena pende­ngaran singa jauh lebih baik daripada pendengaran kita, maka auman adalah cara yang baik bagi singa jantan maupun betina untuk berkomunikasi satu sama lain dalam jarak yang jauh.
Singa adalah kucing terbesar kedua, yang melebihi ukurannya hanyalah ha­rimau. Hewan ini sangat bersosial, hidup dalam kelompok yang disebut pride. 1 )ari mobil yang aman, saya dapat memerhatikan sekelompok singa yang tidur di bawah naungan pohon berduri. Kalau beruntung, kami dapat melihat mereka saling menjilati satu sama lain atau saling menggosok kepala satu sama lain. Jika Anda memiliki kucing rumah, kucing Anda pasti pernah menggosokkan kepala­nya kepada Anda juga.
Singa adalah pemburu terampil. Betina biasanya lebih banyak berburu di­bandingkan jantan karena betina cenderung menjadi pemasok makanan untuk kelompok itu. Meskipun biasanya singa berburu secara sendirian, kelompok bet­ina bisa saja pergi keluar bersama pada malam hari untuk mencari mangsa. Ketika singa-singa menemukan sebuah kijang atau rusa atau zebra, singa-singa ini akan berpisah dan membuat jebakan. Dengan licik, dengan bekerjasama, dengan auman, singa-singa akan membuat mangsa panik berhamburan ke mulut anggota kelompok yang diam-diam sudah menunggu.
Iblis dan malaikat yang telah jatuh sedang berkeliaran di sekitar kita seperti singa, mencari korban untuk disergap. Meskipun kadang-kadang kita mencium napas yang panas dan melihat gigi berkilau dari singa yang mengaum, dengan mulut mereka yang terbuka lebar melawan kita (Mzm. 22:14), kita tidak perlu takut. Tetapi Tuhan adalah kekuatan kita, dan Ia akan melepaskan kita dari mulut singa... karena kekuasaan adalah milik Tuhan (lihat ayat 20-28).
Terima kasih, Tuhan, karena telah menjadi kekuatan dan keselamatan saya. Saya percaya kepada-Mu hari ini.

19 Januari

Tentang Surai
"Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya,. kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran"
(Kolose 3:12).
Kecuali Anda tahu persis apakah ciri-cirinya, kadang-kadang sulit mengenali apakah kucing itu jantan atau betina. Namun, tidak demikian halnya de­ngan singa. Singa satu-satunya kucing yang jantannya terlihat jelas berbeda dari­pada betina. Dapatkah kamu menebak apakah ciri-ciri itu?
Kita mengagumi surai keemasan (bulu-bulu di tengkuk hewan) yang lebat pada singa jantan. Dalam pikiran kita, kita bayangkan singa berada di atas batu menonjol saat matahari terbenam, angin meniup bulunya. Tidak heran banyak orang lebih menyetujui singa sebagai raja binatang.
Para ilmuwan melihat surai itu dan bertanya-tanya mengapa jantan memiliki surai di tengkuk dan lehernya. Apakah tujuannya? Ini pasti bukan untuk menjaga singa itu supaya hangat, karena singa tinggal di iklim panas. Surai yang panjang, dan berwarna agak gelap akan menyerap lebih banyak panas dan itu adalah hal yang berat bagi singa selama musim terpanas tahun itu. (Surai singa tidak sema­kin panjang pada suhu yang lebih dingin.) Apakah surai itu melindungi leher­nya ketika berkelahi dengan jantan lain? Para ilmuwan menyimpulkan mungkin tidak, karena semua jenis kucing dipersenjatai dengan gigi dan cakar yang me­matikan, tetapi hanya singa yang memiliki bulu seperti itu. Peneliti juga tidak menemukan bukti bahwa singa tanpa surai memiliki lebih banyak luka di kepala dan leher. Jadi surai itu mungkin bukan untuk perlindungan dalam pertempuran. Jadi apakah tujuannya?
Setelah beberapa tahun melakukan penelitian yang cermat, kini ahli biologi percaya bahwa surai memberikan pesan kepada singa lainnya. Ketika singa me­miliki surai panjang berwana agak gelap, hal ini memberitahukan bahwa dia kuat dan sehat. Itu menarik perhatian betina, sedangkan jantan menjaga jarak. Jantan memilih untuk tidak melawan singa dengan surai yang lebih gelap yang panjang karena itu merupakan sinyal yang jelas untuk kemenangan dalam pertempuran.
Bagaimana Anda memberikan sinyal kepada orang lain sehingga mereka tahu bahwa Anda adalah orang Kristen? Apakah itu cara Anda berpakaian atau apa yang Anda makan, atau bagaimanakah Anda menunjukkan pekabaran Anda? Be­berapa mungkin berpikir begitu. Tapi sinyal yang paling jelas yang dapat Anda berikan adalah cara Anda memperlakukan orang lain.
Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan, biarlah kasih, kebaikan, dan kasih sayang saya kepada orang lain akan mudah dikenali seperti surai pada singa. Kuat­kanlah saya untuk menjadi duta yang baik bagi-Mu pada hari ini.

20 Januari

Permukaan Alami yang Tidak Lengket
"Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!"
(Mazmur 51:4).
Mengapakah hujan turun begitu saya selesai mencuci mobil saya? Dan me­
ngapa hujan membuat mobil saya kotor begitu cepat lagi? Anda tahu ba­gaimana itu terjadi. Anda membersihkan mobil (atau jendela rumah Anda, atau furnitur di halaman rumah, atau yang lainnya) sehingga semua mengilap dan bersih, lalu hujan turun. Seperti sihir, semua barang-barang Anda terpercik hujan dan kotor, kemudian Anda harus melakukan semuanya lagi dari awal jika Anda ingin itu tetap terlihat bagus.
Saya menduga bahwa kita semua perlu mengambil pelajaran dari tanaman te­ratai (Neliimbo nucifera) yang hidup di lumpur dan dataran rendah daerah tropis basah. Meskipun hujan sering turun, membuat banyak lumpur dan kotoran yang memercik di sekitarnya, daun dan bunga teratai tetap bersih dan indah. Begitu cantik, sehingga teratai (sering disebut lotus bersih) adalah bunga nasional India dan Vietnam. Jadi bagaimanakah teratai tetap bersih setelah hujan sementara hal- hal lain, seperti mobil dan jendela dan furnitur tampaknya berlumpur.dan kotor?
Itulah pertanyaan yang ditanyakan dan diteliti para ilmuwan. Setelah hujan turun, tetesan hujan merata dan permukaannya menjadi basah. Pada daun ta­naman yang mengandung lilin (atau mobil yang baru dililin) air akan pecah, dan sebagian besar tetesan akan jatuh. Tetapi walaupun daun dan mobil yang basah mengandung lilin, cenderung meninggalkan debu, kotoran, dan bekas kotoran. Daun teratai tidak terlihat mengandung lilin, tapi tetesan air itu pecah. Pada daun teratai setetes air menjadi seperti kelereng dan menggelinding di permukaannya. Airnya tidak akan menyebar dan membuat daun menjadi basah. Akibatnya, te­tesan air yang menggelinding di daun, membawa debu, kotoran, atau serbuk sari dan selalu meninggalkan daun tetap bersih dan kering. Hal ini dikenal sebagai efek lotus.
Rahasianya adalah dalam struktur permukaan daun yang bisa kita lihat ha­nya dengan menggunakan mikroskop elektron bertenaga besar. Mikroskop elek­tron menunjukkan bahwa permukaan daun teratai sebenarnya kasar karena ada pasak-pasak sangat kecil menempel dan tegak lurus ke atas. Jadi fisik pasak-pasak yang berukuran nanometer itu membuat tetesan bergulung, dan membuat daun teratai bersih.
Tuhan, tolonglah berikan saya "pasak" antilengket untuk kerendahan hati, doa yang sungguh-sungguh, ketulusan mencari wajah-Mu, dan berbalik dari perbuatan saya yang jahat. Saya membutuhkan pentahiran-Mu.

21 Januari
Sel yang Berpindah
"Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya"
(Matitus 8:9).
Saya mengajar tentang Kultur Jaringan di sebuah universitas. Para mahasiswa dan saya memelihara berbagai jenis sel dalam kultur plastik yang dirancang khusus untuk menjaga sel-sel itu suka dengan kondisi pertumbuhan yang sem­purna. Sel-sel sangat menarik untuk diamati, karena sel-sel bergerak dan meres­pons perubahan kondisi yang kami sediakan untuk sel-sel itu.
Keindahan dan kompleksitas gerakan serta aktivitas sel memesona bagi me­reka yang mempelajarinya. Banyak sel yang selalu bergerak, menggeliat, men- gacak-acak bagian tepinya untuk meremas daerah baru, atau memburu bakteri. Sel-sel bergerak itu bukanlah berita baru, karena tahun 1600, Antonie van Leeu- wenhoek menulis dalam buku catatannya bahwa ia melihat gerakan yang "menye­nangkan dan lincah" setelah melihat ke dalam mikroskop buatan sendiri. (Carilah "Cell Movement" di Google dan klik "video" untuk melihat beberapa aksi mena­rik.) Baru-baru ini, menggunakan beberapa alat baru di laboratorium kami, kami mulai mencari tahu bagaimana sel-sel itu bergerak.
Di dalam sebuah sel kami melihat aktivitas yang dahsyat, sesuatu seperti kon­struksi di mana sebuah bangunan besar sedang disatukan semalaman. Atau kami bisa menggambarkannya dengan dengungan dan sarang lebah yang sangat ter- koordinasi. Atau memiliki kesamaan seperti kota yang ramai. Aktivitas sel sama halnya seperti semua itu. Namun, tidak satu pun sama seperti sel-sel itu karena sangat sangat kecil, aktivitas kecepatannya tidak terbayangkan, dan pengarah dari semuanya adalah molekul benang panjang DNA sehingga semuanya diatur dengan tepat. Di bawah arahan DNA, maka sel membangun dan membongkar ribuan protein dan memindahkannya untuk menyelesaikan berbagai fungsi sel. Dan karena ketepatan dan keteraturan pergerakan protein dalam sel, kita memi­liki hidup dan dapat berpikir tentang kehidupan dan menyembah Sang Pencipta kehidupan.
Ketika hidup saya menjadi kacau atau kematian terjadi dan tidak bernyawa, itu biasanya terjadi karena saya tidak mendengarkan atau mengikuti petunjuk Dia yang tahu keinginan hati saya. Yesus pun "takjub" pada iman perwira di zaman- Nya, karena ia mengerti bahwa perintah-Nya harus dituruti.
Tuhan, isilah hati saya dengan kepercayaan sementara saya mengikuti petunjuk dari suara-Mu yang menenteramkan dan membuat hidupku bergerak ke arah-Mu pada hari ini.

22 Januari
Pohon Bernyanyi
"Biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang" (Mazmur 96:12, 13).

Saya menjauh dari kesedihan setelah membaca Mazmur 96. Betapa sebuah lagu inspiratif tentang pujian menakjubkan untuk memuji Tuhan dan Pen- cipta kita! Sebagai seorang ahli biologi tanaman, saya sering bertanya-tanya ba­gaimana pohon-pohon hutan dapat bersorak-sorai (lihat juga 1 Taw. 16:33) atau bertepuk tangan (Yes. 55:12). Pemahaman ilmiah konvensional bisa menjelaskan bagaimana pohon memiliki atau menampilkan setiap emosi, seperti kegembiraan atau kesedihan. Pohon tidak memiliki otot atau tangan atau otak untuk mengon­trol sesama pohon, sehingga jelas pohon tidak bisa bertepuk tangan. Tapi tunggu! Mungkinkah ada cara lain untuk memikirkan perilaku pohon yang tidak biasa, sebagaimana tertulis di Alkitab? Pasti kebebasan dalam berpuisi akan.memung­kinkan angin untuk desiran daun, cabang bertepuk tangan bersama-sama, atau mendesah melalui pucuk pepohonan. Mungkin itulah maksud nyanyian atau te­pukan tangan.
Perspektif lain adalah jika makhluk hidup yang tidak memiliki pikiran atau perasaan bisa memuji Tuhan, maka berapa banyak lagi alasan yang kita miliki untuk memuji-Nya, karena kita dianugerahkan kemampuan emosional yang jauh lebih besar daripada pohon.
Namun ada cara lain memikirkan hal ini: Setiap makhluk memuji Allah de­ngan memenuhi tujuan yang telah dibuat bagi mereka. Dengan cara inilah, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa, menghormati Sang Pencipta. Mengikuti logika ini, bahkan molekul air juga bernyanyi untuk kesukaan dan pu­jian bagi Allah ketika air melakukan apa yang dimaksudkan Allah bagi air itu. Dia merancang pohon untuk membuat daun, kayu, dan buah, dan yang lainnya. Komponen pohon ini memurnikan, melembapkan, serta mendinginkan udara dan menyuburkan tanah dengan daun yang gugur. Di samping menyediakan makanan bagi semua makhluk, pohon juga menyediakan tempat untuk spesies yang tak terhitung banyaknya sehingga pohon sebagai rumah. Bahkan kita juga menggunakan kayu untuk membuat rumah, demikian halnya kayu lainnya yang tidak terhitung jumlahnya, serat, dan produk kimia. Daftar akan terus bertam­bah. Sehingga pohon melakukan apa yang menjadi maksud pohon itu diciptakan, dengan cara itu pohon-pohon bersorak-sorai dan memuji Pencipta.
Apakah tujuan Anda diciptakan? Jika Pencipta Anda datang kepada Anda se­karang dan berbicara dengan Anda dari hati ke hati, apakah yang Dia minta un­tuk Anda lakukan bagi-Nya? Saya berpikir itu adalah memenuhi keinginan-Nya hari ini, agar hati Anda, suara Anda, dan tindakan Anda semuanya akan membe­rikan pujian bagi Allah.
Tuhan, tolonglah perjelas maksud-Mu bagi saya hari ini. Apakah yang harus saya lakukan? Apa pun yang Engkau pikirkan bagi saya, biarlah saya menerima dan sedia dintuntun Roh-Mu.

23 Januari

Ikan Wrasse Pembersih
"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah" (1 Petrus 4:10).
Suatu kali saya memiliki kesempatan menyelam di Laut Merah dan mengamati ikan wrasse garis biru pembersih yang melakukan pekerjaannya. Dalam keka­guman saya menyaksikan sementara ikan kerapu besar bergeser ke pusat pember­sihan di mana beberapa wrasse berwarna cerah menunggu. Kerapu itu membuka mulutnya dan mengembangkan insangnya, dan wrasse berenang ke rongga mulut yang mengerikan itu, lalu mulai membersihkan gigi dan mengambil kulit mati dan lendir di selatar bibir, insang, dan sirip ikan yang jauh lebih besar daripada mereka. Kerapu adalah ikan yang lambat berenang dan yang tidak mengejar ma­kanannya. Sebaliknya, menunggu dengan diam-diam ikan lain atau kepiting atau gurita yang mendekat, maka dengan tiba-tiba membuka mulutnya dan dengan mengisap kuat sehingga mangsa yang malang masuk ke dalamnya. Jadi saya me­natap, dan terpesona, sementara ikan kecil berenang masuk dan keluar dari mulut dan insang ikan kerapu tersebut, memberikan pelayanan bagi ikan yang lebih be­sar. Sebagai imbalannya, kerapu tidak memakan mereka. Kelihatannya kerapu itu tahu bahwa wrasse yang membantunya untuk memiliki hidup lebih sehat. Ketika dua spesies yang berbeda saling membantu satu sama lain, ahli biologi menjuluki hubungan ini dengan istilah "mutualisme."
Pada kenyataannya kita diciptakan untuk melayani orang lain. Faktanya ada­lah bahwa sukacita terbesar kita sebagai manusia muncul ketika kita membantu orang lain tanpa memikirkan keuntungan untuk diri kita sendiri. Kita menyebut jenis pelayanan yang tidak mementingkan diri sendiri ini sebagai perilaku altru- istis (bersifat mendahulukan kepentingan orang lain). Adalah menyenangkan untuk berpikir bahwa ikan wrasse bergaris biru itu memberikan layanan altru- istis bagi ikan kerapu dan ikan lainnya yang datang ke pusat kebersihan mereka. Bukanlah demikian, namun ikan wrasse benar-benar beruntung. Membersihkan ikan lainnya adalah cara mereka bertahan hidup dengan makan parasit, secuil makanan yang ada di gigi ikan yang lebih besar, kulit mati dan lendir pada ikan besar yang datang untuk dibersihkan.
Martin Luther King, Jr, mengatakan, "Semua orang bisa menjadi besar... ka­rena setiap orang bisa melayani. Anda tidak harus memiliki gelar sarjana untuk melayani. Anda tidak harus membuat subyek dan kata kerja sepakat untuk me­layani. Anda hanya perlu hati yang penuh kasih karunia. Jiwa yang digerakkan oleh kasih."
Bapa kami yang di surga, berikanlah kepada saya kesempatan pelayanan al- truistis pada hari ini. Dan kemudian bantulah saya untuk mengenali kesempatan itu untuk melayani dengan penuh sukacita, seolah-olah saya sedang melayani-Mu.

24 Januari


Berbagi Hadiah
"Jika engkau ikut bersama-sama dengan kami, maka kebaikan yang akan dilakukan TUHAN kepada kami akan kami lakukan juga kepadamu" (Bilangan 10:32).
Suatu pagi di tempat makan burung kami, saya melihat induk burung pelatuk berbulu halus memberi makan salah satu dari anak-anaknya. Sama seperti beberapa anak jantan lainnya, anak burung itu jelas lebih besar daripada induk­nya dan kurang rajin. Induk burung yang kurus, dengan terburu-buru mematuk Ivi ulang kali pada potongan daging yang besar, untuk mengumpulkan lemak sapi kaya energi hingga paruhnya penuh. Kemudian, beralih kepada anak-anaknya yang gemuk, ia mulai memberi makan mereka. Berulang kali, rnemotong-mo- long makanan menjadi beberapa inci lalu memasukkan ke paruh terbuka anak- anaknya yang masih berbulu halus. Anak-anak burung itu terlalu malas atau be- lilm berpengalaman seperti induknya yang bersama anak-ananynya itu. Selama beberapa hari, kejadian menarik yang berat sebelah ini terjadi—burung muda di dekat induknya dan mengemis makanan agar diletakkan tepat ke paruhnya yang menganga. Setelah beberapa hari, meskipun terus mengikuti induknya pada sum- bcr makanan ke sumber makanan berikutnya, sekarang anak-anak burung itu makan bersama-sama. Gantinya makan bagi dirinya sendiri, seperti yang terjadi pada sebagian besar anggota spesies lainnya, induk burung itu menyambut anak- .niaknya di sisinya dan memberikan makanannya sendiri bagi anak-anaknya itu.
Dalam ayat kita hari ini, Musa mengundang kakak iparnya, Hobab, agar ber­gunanya ke Kanaan, hal itu menunjukkan, seperti induk burung pelatuk, berbagi kebaikan apa saja yang Tuhan telah berikan kepada mereka. Anda lihat, sama se­perti sebagian besar lemak pada tempat makan burung—lebih dari cukup untuk semua burung pelatuk berbulu halus di hutan sekitarnya—Allah menyediakan semua hal yang baik bagi anak-anak-Nya yang berjalan ke Kanaan. Karena ber- kelimpahan persediaan Allah, lebih dari cukup bagi semua orang. Saya putuskan bahwa saya akan mengikuti keteladanan Musa lalu mengundang dan mendorong lebih banyak teman-teman dan kerabat saya agar pergi bersama saya ke surga, di mana akan tersedia hadiah yang tak terbatas dari Tuhan. Dan ketika berbagi karunia-karunia ini, maka kita tidak akan kekurangan sukacita, karena sumber­nya tidak ada habis-habisnya.
Tuhan, kadang-kadang berbagi itu tampak sulit bagi saya sampai saya ber­henti untuk menyadari bahwa Engkau adalah Pemberi setiap karunia yang baik ilan sempurna. Bukalah mata saya hari ini sehingga saya dapat melihat keperluan orang lain, dan kemudian berikanlah kepada saya hati yang lembut sehingga saya suka untuk membagikan karunia yang Engkau limpahkan kepada saya.














No comments:

Post a Comment