20-26 Desember*
Injil yang
Kekal
SABAT PETANG
Untuk
Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Ibr. 4:2; Mzm. 130:3,4; Luk. 15:11- 32; Rm.
3:24-26; Ibr. 10:1-4; Why. 14:12.
AYAT HAFALAN: "Dari jauh
TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal,
sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu" (Yeremia 31:3).
Pada pendalaman kita terhadap surat Yakobus, kita
telah melihat sejumlah isu yang berhubungan dengan Injil serta membuat
beberapa perbandingan dengan para penulis Alkitab lainnya. Tidaklah selalu
mudah untuk mengerti dengan jelas apakah yang Yakobus katakan cocok dengan
bagian Kitab Suci lainnya, khususnya ketika tiba kepada sesuatu sebagai pusat,
sama seperti halnya Injil, tetapi sebagaimana yang kita lihat, itu cocok. Dan
ini sangat penting juga, karena Injil adalah dasar perintah agung di akhir
zaman untuk mengkhotbahkan "Injil yang kekal... kepada semua bangsa dan
suku dan bahasa dan kaum" (Why. 14:6).
Dalam pekan terakhir ini,
kita akan fokus kepada pertanyaan mendasar tentang "Injil yang
kekal," yakni keselamatan oleh iman, sebuah keyakinan yang diajarkan di
seluruh Alkitab, termasuk Yakobus.
Poin krusial yang harus diingat adalah bahwa
Alkitab tidaklah bertentangan dengan dirinya, khususnya dalam hal mendasar
seperti keselamatan. Mengakhiri triwulan ini dengan sebuah tinjauan kepada
bagaimana Injil tampak dalam Alkitab, kita akan dapat melihat dengan lebih
baik bagaimana Yakobus mencocokkan gambaran rencana penebusan Allah yang besar
itu.
Pelajari pelajaran pekan ini
untuk persiapan hari Sabat, 27 Desember.
Minggu, 21 Desember
Injil di Dalam Perjanjian Lama
"Karena
kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi
firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh
bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya" (Ibr. 4:2).
Ayat ini memiliki simpulan yang sangat menakjubkan. Terutama bahwa Injil,
bukan sekadar "kabar baik" tetapi sungguh kabar baik, diberitakan
dalam Perjanjian Lama. Kedua, itu dikabarkan kemudian seperti dalam zaman Perjanjian
Baru. Tidak ada petunjuk bahwa ada perbedaan pekabaran itu. Karena itu,
masalahnya, bukanlah pada pekabaran tetapi bagaimana itu didengar. Juga
sekarang ini, orang yang berbeda dapat mendengar kabar Injil yang sama dengan
cara yang sangat berbeda. Maka sangat menentukan bagi kita untuk menyerahkan
diri dalam iman kepada ajaran Firman agar ketika Injil diberitakan, kita
mendengarnya dengan tepat.
Perhatikan
ayat-ayat berikut dan buatlah rangkuman pekabaran Injil dari setiap ayat:
Kej. 3:15
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan
antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya;
keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya."
Kel. 19:4-6
19:4 Kamu sendiri telah melihat apa yang
Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas
sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
19:5 Jadi sekarang, jika kamu
sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka
kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab
Akulah yang empunya seluruh bumi.
19:6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan
imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada
orang Israel."
Mzm.130:3,4;
130:3 Jika Engkau, ya TUHAN,
mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
130:4 Tetapi pada-Mu ada pengampunan,
supaya Engkau ditakuti orang.
Mzm. 32:1-5
32:1 Dari Daud. Nyanyian pengajaran.
Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
32:2 Berbahagialah manusia, yang
kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
32:3 Selama aku berdiam diri,
tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari;
32:4 sebab siang malam tangan-Mu menekan
aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. S
e l a
32:5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan
kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada
TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena
dosaku. S e l a
Yes. 53:4-11
53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit
kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita
mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
53:6 Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan
kepadanya kejahatan kita sekalian.
53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan
diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke
pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting
bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
53:8 Sesudah penahanan dan penghukuman
ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia
terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia
kena tulah.
53:9 Orang menempatkan kuburnya di
antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat,
sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
53:10 Tetapi TUHAN berkehendak
meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban
penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak
TUHAN akan terlaksana olehnya.
53:11 Sesudah kesusahan jiwanya ia akan
melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar,
akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
Yer. 31:31-34
31:31 Sesungguhnya, akan datang
waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan
kaum Israel dan kaum Yehuda,
31:32 bukan seperti perjanjian yang
telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka
untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka
ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah
firman TUHAN.
31:33 Tetapi beginilah perjanjian yang
Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku
akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka;
maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
31:34 Dan tidak usah lagi orang mengajar
sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab
mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab
Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa
mereka."
Apakah Anda perhatikan pengulangan yang sama? Allah campur tangan untuk
menyelamatkan kita; la mengampuni dosa-dosa kita dan menaruh "permusuhan"
di dalam kita terhadap dosa agar kita menjadi "menurut dan mau" (Yes. 1:19). Sekali (Yesus) mati untuk
semua orang, menanggung kejahatan mereka (kita), dan membenarkan yang tidak
layak dibenarkan. Perjanjian yang baru berbeda dengan yang lama, karena hukum
tertulis di hati, dan "tidak mengingat lagi dosa-dosa" (Ibr. 8:12). Singkatnya, pengampunan dan
kelahiran baru adalah satu paket: pembenaran dan penyucian menyatakan solusi
Allah terhadap masalah dosa. Bagian pekabaran ini dapat bertambah, karena
pekabaran adalah tetap sama di seluruh Alkitab: meskipun kita berdosa, Allah
mengasihi kita dan telah melakukan semuanya yang memungkinkan keselamatan kita
dari dosa.
Bagaimana kita,
sebagai orang yang percaya kepada pentingnya memelihara hukum, dapat menjaga
diri kita dari kesalahan memercayai hukum itu—bahwa memelihara hukum dapat
membenarkan kita? Mengapakah tidaklah selalu mudah melakukannya?
Senin, 22 Desember
Injil Dihidupkan
Beberapa orang sulit menemukan injil (kabar baik) di dalam Injil. Ajaran
Yesus dapat terlihat legalis, tetapi itu akan terjadi hanya jika kita gagal mendengar
bagian selanjutnya kisah itu. Kebanyakan orang di Israel pada zaman Yesus
merasa diri mereka berada dalam posisi yang baik di hadapan,Allah. Mereka
menyokong Bait Suci oleh membayar tuntutan pajak dan mempersembahkan korban
yang tepat. Mereka menjauhkan diri dari makanan haram, menyunat anak-anak
mereka, memelihara hari-hari raya dan Sabat, dan umumnya mencoba memelihara
hukum yang diajarkan oleh pemimpin mereka. Kemudian Yohanes datang dan
berseru, "Bertobatlah," dan berilah dirimu dibaptis. Lebih jauh,
Yesus berkata bahwa kelahiran baru diperlukan (Yoh. 3:3, 5) dan "jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Mat. 5:20). Dengan kata lain, Yesus berkata, "Kamu
membutuhkan apa yang kamu tidak punya. Perbuatanmu tidaklah cukup baik."
Bacalah Lukas
15:11-32; 18:9-17. Bagaimanakah perumpamaan-perumpamaan ini mengilustrasikan
Injil?
Lukas 15:11-32;
18:9-17
15:11 Yesus berkata lagi: "Ada
seorang mempunyai dua anak laki-laki.
15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya:
Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu
ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
15:13 Beberapa hari kemudian anak bungsu
itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia
memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
15:14 Setelah dihabiskannya semuanya,
timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat.
15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada
seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga
babinya.
15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya
dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang
memberikannya kepadanya.
15:17 Lalu ia menyadari keadaannya,
katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya,
tetapi aku di sini mati kelaparan.
15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada
bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan
terhadap bapa,
15:19 aku tidak layak lagi disebutkan
anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi
kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu
tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia
lalu merangkul dan mencium dia.
15:21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku
telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan
anak bapa.
15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada
hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu
kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
15:23 Dan ambillah anak lembu tambun
itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
15:24 Sebab anakku ini telah mati dan
menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah
mereka bersukaria.
15:25 Tetapi anaknya yang sulung berada
di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling
dan nyanyian tari-tarian.
15:26 Lalu ia memanggil salah seorang
hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
15:27 Jawab hamba itu: Adikmu telah
kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya
kembali dengan sehat.
15:28 Maka marahlah anak sulung itu dan
ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya,
katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar
perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing
untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa
yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur,
maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku,
engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah
kepunyaanmu.
15:32 Kita patut bersukacita dan
bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang
dan didapat kembali."
18:9 Dan kepada beberapa orang yang
menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus
mengatakan perumpamaan ini:
18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait
Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
18:11 Orang Farisi itu berdiri dan
berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena
aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan
pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
18:12 aku berpuasa dua kali seminggu,
aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri
jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul
diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini
pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu
tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
18:15 Maka datanglah orang-orang membawa
anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu
murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
18:16 Tetapi Yesus memanggil mereka dan
berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu
menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya
Kerajaan Allah.
18:17 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak
akan masuk ke dalamnya."
Dalam perumpamaan anak yang hilang, anak itu hilang dan tidak mengetahuinya.
Akhirnya ia mulai melihat kasih bapanya dalam pandangan yang baru dan rindu
untuk kembali. Kesombongannya telah hilang. Berharap untuk diterima sebagai
hamba, ia heran karena justru diterima dengan curahan kehormatan oleh bapanya.
Hubungan bukan hanya dipulihkan. Tetapi di transformasi. Harapan yang terbalik
yang mirip terlihat pada perumpamaan yang kedua. Orang Farisi yang
"benar" ditolak Allah, sementara Pemungut cukai yang
"berdosa" bukan hanya diterima tetapi pergi dengan dibenarkan, diampuni,
dan bebas dari perasaan bersalah.
Kedua kisah ini menolong kita untuk melihat Allah lebih jelas, sebagai Bapa
dan sebagai Seorang yang membenarkan orang yang bersalah. Saat Ia menggambarkan
cawan anggur yang dicurahkan sebagai "darah perjanjian-Ku, yang
ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa," Yesus menderita
sebagai Anak Domba Paskah yang sesungguhnya, kematian yang seharusnya kita
terima (Mat. 26:28; bandingkan dengan Mrk. 10:45). Jadi, keselamatan cuma-cuma bagi kita karena Dia, Yesus, telah membayarnya
lunas.
Harapan apakah
yang dapat Anda ambil dari tiap perumpamaan ini bagi diri Anda? Dalam cara
apakah Anda menghubungkannya dengan beberapa orang dalam perumpamaan itu, dan
apakah seharusnya jawaban yang Anda berikan menyatakan kepada Anda tentang apa
yang mungkin perlu diubah dalam hidup rohani Anda?
Selasa, 23 Desember
Injil di Dalam Paulus
Seperti banyak orang-orang sebangsanya, Paulus berpikir bahwa ia berada
dalam posisi rohani yang baik. Tetapi kemudian ia melihat Yesus sebagai
"Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk
aku" (Gal. 2:20). Tiba-tiba ia melihat
dirinya tidak selamat, tetapi hilang; bukan hamba Allah, tetapi musuh Allah;
bukan orang benar, tetapi pemimpin orang berdosa. Sebuah ukuran jatuh dari
matanya, dengan kata lain, oleh penelitiannya terhadap Perjanjian I ,ama.
Wahyu Allah, kepadanya secara pribadi dan melalui Kitab Suci, mentransformasi
hatinya dan mengubah hidupnya selamanya. Kita tidak ak an mengerti surat-surat
Paulus sampai kita memahami fakta mendasar ini, yang mana menerangkannya.
Bacalah 2 Korintus 3:14-16 dalam
terang ini, dan kemudian ayat 2-6. Apakah yang Paulus identifikasi di sini
sebagai langkah menentukan?
2 Korintus 3:14-16
3:14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi
tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi
mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena
hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
3:15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap
kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
3:16 Tetapi apabila hati seorang
berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
3:2 Kamu adalah surat pujian kami yang
tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua
orang.
3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu
adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan
tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu,
melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
3:4 Demikianlah besarnya keyakinan kami
kepada Allah oleh Kristus.
3:5 Dengan diri kami sendiri kami tidak
sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri;
tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
3:6 Ialah membuat kami juga sanggup
menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari
hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan,
tetapi Roh menghidupkan.
Arti dari
perjanjian yang lama menjadi jelas hanya "ketika hati seorang berbalik
kepada Tuhan" (ayat 16). Yesus adalah jalan keselamatan. Semua diawali dan berakhir dalam Dia.
Israel—dengan percaya kepada penurutan mereka, seperti yang Paulus lakukan
sebelum pertobatannya—mengalami perjanjian yang lama sebagai pelayan kematian.
Mengapa? Karena "semua telah berdosa" (Rm. 3:23), termasuk orang Israel, jadi hukum Allah hanya
dapat mendakwa mereka (2 Kor. 3:7). Sebaliknya, umat percaya di Korintus adalah
"surat Kristus... ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah
yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di
dalam hati manusia" (ayat 3).
Bacalah Roma 1:16,17; 3:24-26.
Bagaimanakah Paulus mengartikan Injil? Apakah yang kita terima melalui Kristus
dengan iman?
Roma 1:16,17; 3:24-26
1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang
kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap
orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran
Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis:
"Orang benar akan hidup oleh iman."
3:24 dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan
Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya
untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah
terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
3:26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan
keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan
orang yang percaya kepada Yesus.
Injil adalah kuasa Allah untuk menyelamatkan semua yang percaya. Kebenaran
tidak berdasarkan pada apa yang kita lakukan tetapi apa yang Kristus telah
lakukan bagi kita, yang kita terima dengan iman. Itu adalah percaya yang
bertumbuh "yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman" (Rm. 1:17). Apa yang Paulus maksudkan
dengan hal ini terkuak dalam buku Roma selanjutnya, di mana inti utamanya
ditemukan di akhir pasal 3. Melalui Kristus kita ditebus (Allah telah membawa
kita kembali dengan membayar dosa-dosa kita), dibenarkan (kita bebas dari rasa
bersalah dan disucikan oleh kasih karunia), dan pengampunan (Allah menerima
kita kembali dan "melupakan" dosa- dosa masa lalu kita). Sungguh luar
biasa, Al|ah, melalui pengorbanan Kristus, membuktikan diri-Nya adil dalam
membenarkan kesalahan mereka yang menaruh iman mereka di dalam Yesus.
Rabu, 24 Desember
Perjanjian yang "Baru"
Kitab Ibrani menggambarkan perjanjian yang baru sebagai "lebih
baik" dari pada yang lama (Ibr. 8:1, 2, 6). Maka, pertanyaannya adalah, mengapa Allah membuat
perjanjian yang lama jika itu salah? Masalahnya bukan pada perjanjian itu
tetapi respons manusia terhadap perjanjian itu.
Bacalah Ibr. 7:19, 8:9,10:1-4.
Apakah masalah dengan perjanjian yang lama yang disebutkan di sini?
Ibr. 7:19, 8:9,10:1-4
7:19 -- sebab hukum Taurat sama sekali
tidak membawa kesempurnaan -- tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih
baik, yang mendekatkan kita kepada Allah.
8:9 bukan seperti perjanjian yang telah
Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka
untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada
perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan.
10:1 Di dalam hukum Taurat hanya
terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat
dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap
tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan
mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
10:2 Sebab jika hal itu mungkin, pasti
orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu
tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.
10:3 Tetapi justru oleh korban-korban
itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu
jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
Sebab "mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku" (Ibr. 8:9) melainkan tidak patuh dan
memberontak. Hal ini, bersama dengan kenyataan bahwa korban binatang dari
perjanjian yang lama tidak dapat menghapuskan dosa (Ibr. 10:4), artinya masalah dosa tetap ada. Hanya
"persembahan tubuh Kristus sekali untuk selamanya" dapat menebus
dosa, termasuk mereka yang berada di bawah perjanjian yang pertama (Ibr. 10:10; 9:15). Itu
disebabkan karena "hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan—Tetapi
sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada
Allah" (Ibr. 7:19) melalui janji dari
perjanjian yang baru.
Dalam satu sisi, perjanjian yang baru bukanlah sama sekali baru karena—sejak
janji di Taman Eden bahwa benih akan meremukkan kepada ular—rencana keselamatan
dinubuatkan melalui kematian Kristus, "Anak domba yang tersembelih sejak
dunia dijadikan" (Why. 13:8; lihat juga Yer. 32:40; Ibr. 13:20, 21;
Yoh. 13:34).
"Perjanjian kasih karunia bukanlah kebenaran yang baru, karena itu
telah ada dalam pikiran Allah dari sejak kekekalan. Itulah sebabnya itu disebut
perjanjian kekal."—Ellen G. White, The Faith 1
live By, hlm. 77.
Di sisi lain, seperti yang kita lihat pada Paulus, sesuatu yang istimewa
terjadi ketika kita kembali kepada Tuhan. Allah berjanji, dalam hubungannya
dengan perjanjian yang kekal, "Aku akan menaruh takut kepada-Ku ke dalam
hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari pada-Ku" (Yer. 32:40). Tanpa iman, membawa
persembahan korban binatang akan hampir mirip seperti membayar dosa-dosa.
Gantinya, oleh melihat kepada Yesus "yang memikul salib, mengabaikan
kehinaan," dan "yang menanggung bantahan dari orang berdosa melawan
dirinya" (Ibr. 12:2, 3, NKJV) menyatakan
harga dosa yang tidak terbatas, dan kabar baiknya adalah bahwa harga itu telah
dibayar oleh Seseorang "oleh darah perjanjian yang kekal" (Ibr. 13:20). Perjanjian yang
"baru" ini mengubah cara bagaimana kita memandang segala sesuatu,
seperti perintah untuk mengasihi sesama. Itu bukanlah hal yang baru (Im. 19:18), kecuali kita bukan hanya
mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, tetapi "sebagaimana Aku
(Yesus) telah mengasihi kamu" (Yoh. 13:34).
Bagaimanakah kita belajar
mengasihi seperti Yesus yang telah lebih dahulu mengasihi kita?
Kamis, 25 Desember
Puncak Injil
"Tetapi
pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia
meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti
yanji telah la beritakan kepada hamba-hamba-Nya yaitu para nabi" (Why. 10:7).
Secara berarti, Why. 10:7 adalah satu-satunya ayat dalam kitab Wahyu (selain
Why. 14:6) yang secara spesifik mengacu kepada pemberitaan Injil (kata
Yunani yang diterjemahkan sebagai "beritakan" adalah euangelizd, "memberitakan kabar baik"). Dua pasal
ini istimewa bagi umat Advent, karena kita menemukan panggilan dan pengutusan
kita tergambar di sana.
Dengan kata lain, Allah secara spesifik menugaskan kita, dengan arti tidak
ada kelompok yang lain, untuk memasyhurkan "Injil yang kekal."
Seperti yang kita telah lihat, Injil adalah sama mulai dari Kejadian sampai
Wahyu. Hukum adalah sama. Perjanjian adalah sama. Yesus, Paulus, dan Yakobus
semuanya meneguhkan bahwa Injil adalah sama seperti yang Abraham yakini (Yoh. 8:56; Rm. 4:13; Yak. 2:21-23). Beberapa orang memiliki kesulitan dengan pernyataan tegas ini hanya
karena mereka mendefinisikan Injil lebih dangkal daripada Kitab Suci. Tetapi,
iman penurutan Abraham berasal dari pandangannya yang jauh ke depan kepada
pengorbanan Yesus. Kita tidak perlu menjaga keseimbangan iman dan perbuatan
supaya diselamatkan. Iman itu sendiri sudah cukup, tetapi itu tidak boleh hanya
iman yang intelek seperti yang Setan juga miliki, bukan juga iman yang sombong
yang menuntun janji- janji Allah tanpa menuruti kondisi keselamatan; sebaliknya
itu haruslah iman yang berbuat.
Mengapakah
referensi dalam Why. 12:17 dan Why. 14:12 untuk memelihara hukum Allah,
menjadi kesaksian dan iman kepada Yesus, adalah penting dalam konteks Injil
yang kekal?
Why. 12:17
12:17 Maka marahlah naga itu kepada
perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti
hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Why. 14:12
14:12 Yang penting di sini ialah
ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada
Yesus.
Isu yang pasti di akhir zaman adalah: Kepada siapakah kita akan berbakti
dan menurut? Allah yang "telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua
mata air?" (Why. 14:7). Ataukah kepada tanda binatang?
Penurutan kepada hukum Allah (termasuk hari Sabat) melalui iman pada Yesus
menandakan mereka tetap setia sampai kesudahan. Agama yang benar menuntut iman
dan penurutan.
"Meskipun sering di tengah-tengah celaan dan penganiayaan, kesaksian
yang terus menerus telah dibawakan mengenai kekekalan hukum Allah, dan
kewajiban suci alas penciptaan Sabat itu.
"Kebenaran kebenaran ini sebagaimana dinyatakan dalam Wahyu 14 sehubungan
dengan Injil kekal; akan membedakan gereja Kristus dari
dunia ini pada waktu kedatangan Nya. Karena sebagai akibat dari pekabaran rangkap
tiga, diumumkan 'Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus,
yang menuruti perintah Allah
dan iman kepada Yesus.'"—Ellen G. White Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 474.
Jumat, 26 Desember
Pendalaman: Bacalah tulisan Ellen G. White, "Seruan
Nyaring," hlm. 153- 166, dalam buku
Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman.
"Kita perlu datang
kepada standar yang lebih tinggi, maju dan menuntut pengakuan status istimewa
kita yang agung. Kita harus berjalan bersama Allah dengan rendah hati, tidak
menyombongkan diri dengan karakter yang sempurna, tetapi dalam iman yang
sederhana menuntut setiap janji dalam firman Allah; karena janji itu adalah
bagi mereka yang menurut, bukan bagi mereka yang melanggar hukum Allah. Kita
percaya kepada kesaksian Allah, dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya, dan
semua kemungkinan memuliakan diri atau kesombongan akan dihilangkan. Kita
diselamatkan oleh iman, bukan oleh iman yang pasif, tetapi oleh iman yang
bekerja dengan kasih, yang menyucikan jiwa. Tangan Kristus sanggup menjangkau
semua jenis orang berdosa, dan membawanya kembali dari pelanggaran kepada
penurutan; tetapi tidak ada Kekristenan yang sangat luhur sehingga dapat
melambung tinggi di atas persyaratan hukum Allah yang kudus. Ini di luar kuasa
Kristus untuk menolong, itu di luar ajaran-Nya dan yang dicontohkan-Nya; karena
ia berkata, 'Aku telah memelihara perintah bapa-Ku, dan tinggal dalam
kasih-Nya,' dan semua yang mengikut Kristus akan mempersembahkan penurutan
kepada hukum Allah yang kudus."—Ellen G. White, Signs of the
Times, 31 Maret 1890.
Pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Diskusikan berbagai penekanan Injil dalam ajaran Yesus, Yakob- us, dan
Paulus, termasuk persamaan dan perbedaan di antara mereka. Dengan
menggabungkan mereka serta melihat gambaran keseluruhan, bagaimanakah kita
dapat menjaga diri kita dari jatuh ke dalam legalisme atau kasih karunia yang
murahan?
2. Ketika merasa putus asa tentang keadaan rohani Anda, janji-janji Injil
apakah yang dapat Anda tuntut untuk menolong menjaga Anda dari keputusasaan?
Mengapa, bahkan dalam waktu yang paling gelap sekalipun, Anda tidak boleh
menyerah, dan mengapa janji kebenaran Kristus sebagai pemberian kepada orang
berdosa yang tidak layak adalah kunci untuk mencegah Anda untuk menyerah?
3.
Pekabaran tiga malaikat
menghubungkan dengan sangat dekat penebusan dan keselamatan. Demikian juga
Yohanes 1:1-14. Mengapakah dua topik ini sangat berkaitan? Bagaimanakah
keterkaitan yang dekat ini menolong menjelaskan mengapa hari Sabat adalah
komponen pusat hukum Allah? Bagaimanakah hubungan ini menolong kita mengerti
Sabat sebagai pusat dalam pertentangan akhir di akhir zaman?
PENUNTUN GURU
Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Lukas 15:11 -24
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Mengetahui bahwa pei umpamaan anak yang hilang
menyatakan kasih karunia Allah dalam tindakan kepada anak-anak-Nya yang tidak
patuh.
Merasakan: Memeluk dengan sepenuh hati pemberian rahmat dan
karunia Allah.
Melakukan: Terhubung kepada Allah Bapa pengasih, yang selalu
menunggu dengan tangan terbuka untuk menerima pertobatan anak-anak-Nya kembali
ke rumah.
Garis Besar
Pelajaran
I.
Mengetahui: Penderitaan Sang Anak
A.
Jelaskan bagaimana kisah
anak yang hilang menyatakan sifat alamiah karunia Allah kepada kita.
B.
Apakah yang harus terjadi
dalam hati anak yang hilang sebelum ia dapat kembali ke rumah, dan mengapa?
II. Merasakan: Kasih Seorang Bapa
A.
Apakah respons bapa kepada
anaknya yang hilang, terhadap kepu- langannya ke rumah, menyatakan kepada Anda
tentang dalam dan besarnya kasih Allah kepada Anda?
B.
Bagaimanakah Anda
mengizinkan Allah untuk menghidupkan ke- hidupan-Nya di dalam Anda, agar Anda
dapat menyalurkan kasih dan berkat kepada sesama?
III.
Melakukan: Kemarahan Sang Kakak
A.
Ketika mereka yang kita
percaya jatuh dari hadapan Allah dan kemudian kembali, bagaimanakah kita
menjaga diri kita untuk menentang godaan menyembunyikan' kemarahan, seperti
yang dialami oleh sikap membenarkan diri anak sulung?
B.
Bagaimanakah kisah anak yang
hilang menolong Anda untuk mengasihi sesama seperti Allah mengasihi Anda?
Rangkuman: Setiap delik kehidupan kita, Allah mengerahkan
semua kuasa-Nya, rahmatnya, dan kemurahan Nya untuk mendamaikan kita dengan hati-Nya yang penuh kasih.
Siklus Pelajaran
Langkah 1—Memotivasi
Fokus Alkitab: Luk. 15:11-24
Kunci
Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Setiap
detik kehidupan kita, Allah mengerahkan semua kuasa-Nya, rahmatnya, dan
kemurahan-Nya untuk mendamaikan kita dengan hati-Nya yang penuh kasih.
Untuk Guru: Tekankan kepada anggota kelas pentingnya
berhubungan dengan Allah sebagai Bapa pengasih, yang selalu menanti dengan
tangan terbuka menerima kita kembali.
Aktivitas Pembuka: Pikirkan
tentang waktu ketika Anda meninggalkan rumah pada jangka waktu yang panjang.
Apakah alasannya? Mungkin karena liburan keluarga, perjalanan bisnis, atau
belajar di luar negeri. Rasakan secara mendalam, gambarkan apa yang Anda
rasakan ketika pada akhirnya Anda kembali lagi ke rumah.
Pertimbangkanlah: Bagaimanakah pengalaman pulang kampung ini menolong
Anda untuk membayangkan apa rasanya menjadi anak yang hilang di saat terjadi
pertemuan dengan bapanya? Bagaimanakah hal ini menolong Anda lebih mengerti
kasih yang tak bersyarat dari Bapa kepada Anda?
Langkah
2—Menyelidiki
Untuk
Guru: Tekankan gambaran bapa dalam kisah kembalinya
anak yang hilang, bergegas turun menjumpai anaknya. Tekankan bahwa Allah selalu
siap untuk memeluk kita dengan kasih sayang, membungkus kita dengan pengampunan,
dan menyembuhkan kita dengan rahmat-Nya.
Komentar Alkitab
I. Anak yang
Hilang
(Ulangi kembali Luk. 15:11-24 dan
Rm. 3:24-26 dengan anggota kelas)
Sebagai makhluk yang telah jatuh, penuh dosa—luka masa lalu serta kecenderungan
untuk kembali jatuh dalam dosa—kita secara mendalam dan setiap hari membutuhkan
pemulihan dari kuasa karunia yang memperbarui. Kisah anak yang hilang dalam
Lukas 15 membuat penafsiran tentang rahmat, seperti terlihat dalam Roma
3:24-26, dan memperjelasnya dalam cerita tentang apa artinya bagi Allah
mencurahkan rahmat ke atas orang berdosa yang bertobat dan apa artinya bagi
orang berdosa ketika menerimanya.
Seperti terjemahan edisi standar menyebutkan,
hubungan antara bapa dan anaknya yang tidak patuh itu bukan sekadar dipulihkan;
tetapi itu ditransformasikan. Mari kita lihat pada poin inti dalam kisah itu
untuk mengenal elemen-elemen transformasi rahmat kasih dalam tindakan, supaya
mengerti dengan lebih baik bagaimana Allah ingin menyembuhkan
hiihtinr.an kila yang rusak dengan-Nya, mengubah hidup kila, dan memulihl an
kil.i dalam persekutuan yang tidak terpisahkan dengan Dia.
Sejak awal, penting untuk melihat dua hal (I) di mana tindakan itu dimulai dan (2) apakah
hubungan.antara tokoh lokoh utama Kita dapati bahwa tempat kejadiannya di
perkebunan, dan bahu a liubun;'an antara anak yang hilang, atau ahli waris yang
lebih muda, dan pi ia yang lebih tua adalah hubungan bapa dan anak. Pola
hubungan ini menyatakan bahwa anak bungsu tidak asing bagi pemilik lahan
perkebunan; sebaliknya, ia mengakui kekuasaan pemilik lahan dan hubungannya
dengan dia Jadi, masalahnya bukan anak bungsu tidak mengetahui siapa bapa itu,
ia mengetahuinya, tetapi tidak menghargai hubungan itu.
Perhatikan juga, bahwa anak bungsu tidak memberikan alasan apa tuntutannya;
bapa juga tidak menanyakannya. Ia membagi perkebunan itu dan memberikan
anaknya apa yang ia minta. Jika kita memilih untuk meninggalkan-Nya, tidak
peduli berapa banyak itu menyakiti hati-Nya, Allah tidak memaksa kita untuk
tetap tinggal. Bukti bahwa Allah tidak acuh tak acuh dengan kepergian kita
terlihat dalam fakta bahwa ketika anak itu kembali, meski dari kejauhan, sang
Bapa bergegas turun menemui dia.
Tetapi sebelum saat dalam kisah ini dapat terjadi, sang anak harus datang
pada kesadaran diri bahwa ia telah hilang dan menyadari keadaannya yang telah
jatuh. Agar menyadari bahwa ia hilang, ia harus kehilangan segala sesuatu.
Waktu kelaparan pun terjadi; dan dalam hal ini gambaran kisah itu mencerminkan
gambaran hati yang dalam: ada kelaparan rohani, seperti keadaan sesungguhnya.
Sang anak secara literal kelaparan sebagaimana juga lambang kelaparan sang anak
akan karunia Allah. Tetapi kelaparan bukanlah awal penderitaan, untuk mana
anak itu harus tanggung agar dapat di transformasi. Agar melihat bahwa ia telah
jatuh, ia harus jatuh ke dalam kehancuran dan putus asa. la kehilangan
keberuntungannya melalui kehidupan yang liar. la kehilangan sahabat ketika
uangnya habis. Ia kehilangan status, harga diri, sehingga ia "ingin
mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi" (ayat 16).
Bermandikan penderitaan dan berlumur lumpur babi, anak bungsu "menyadari
keadaannya, kalanya... Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata
kepadanya Mapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak
layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan
bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya" (ayat 17-20). Perhatikan kisah, dua kali berkala, bahwa anak
bungsu secara literal "bangkit." Tenggelam dalam dosa, kila tidak
dapat pergi ke dalam tetapi hanya satu arah: Ke atas.
Roma 3:24-26, dalam penjelasannya tentang apakah
kasih karunia itu, menggunakan bahasa yang serupa untuk menggambarkan pemulihan kita, atau naik secara vertikal,
melalui rahmat kasih Allah. “Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan
cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus" (ayat 24). Penggunaan kata bangkit dalam kisah anak yang
hilang untuk menggambarkan kepulangannya kepada bapa-Nya menggemakan gagasan
yang dalam tentang apa yang kasih dalam tindakan lakukan, seperti terlihat
dalam Roma: Adalah karunia penebusan Allah dan rahmat yang menyucikan kita,
mengangkat kita keluar dari lumpur dosa, membenarkan kita, atau kita tegak
berdiri di hadapan Allah, dan mengizinkan kita untuk berdiri di hadirat-Nya
bebas dari dosa.
Sebagaimana kasih itu mungkin terjadi hanya melalui pengorbanan Yesus,
seperti Roma sampaikan kepada kita, kisah anak yang hilang juga menunjukkan
bahwa tidak akan ada pemulihan, Allah selain pengorbanan. Lembu tambun harus
mati. Itu disembelih untuk dirayakan, dan dagingnya untuk berpesta. Sementara
kematiannya supaya keluarga yang bersatu kembali dapat merayakan, kematiannya
adalah sebuah pengingat yang menyenangkan hati bahwa kembalinya kita kepada
Bapa di surga telah dinubuatkan melalui kematian anak-Nya di dunia.
Keterangan jelas yang lain dari kisah itu tidak boleh diabaikan: Kemarahan
anak sulung terhadap kembalinya saudara bungsunya. Perhatikan bahasa yang
digunakan oleh ahli waris untuk menggambarkan keadaan anak yang hilang;
bukannya "saudaraku" tetapi "anakmu." Adam menggunakan
bahasa yang serupa dengan Hawa ketika menanggapi Allah atas pelanggarannya. Ia
tidak merujuk kepada Hawa sebagai "istriku" tetapi sebagai
"perempuan yang Kau- tempatkan di sisiku" (Kej. 3:12).
Bahasa ini sengaja berlawanan dan cenderung menuduh. Itu artinya memisahkan
seseorang yang berdosa dari orang lain, melupakan hubungan kita satu sama lain
dan rasa tanggung jawab kita terhadap saudara kita (jemaat) dan tetangga
(dunia). Itu adalah bahasa pembenaran diri. Sang ahli waris geram, karena
tindakan bapa memulihkan anak yang bungsu, merusak warisannya melalui perbuatan
baiknya, melalui catatan pelayanan yang tidak dapat dipersalahkan. Fakta bahwa
anak bungsu dapat kembali dan menerima kembali pakaian resmi serta warisan,
sesudah menyia-nyiakan seluruh warisannya, menghancurkan selamanya pandangan
bahwa keselamatan adalah melalui perbuatan.
Pertimbangkanlah: Apakah keterpisahan anak yang bungsu dari bapanya
nyatakan? Apakah pertama yang harus terjadi sebelum ia menyadari keadaannya
dan kembali pulang ke rumah? Apakah respons bapa ketika sang anak kembali?
Bagaimanakah reuni ini mendemonstrasikan kasih karunia? Apakah respons anak
sulung terhadap kepulangannya, dan bagaimana ini mendemonstrasikan bahaya
untuk berpikir bahwa keselamatan diperoleh oleh perbuatan?
Langkah 3—Mempraktekkan
Untuk Guru: Tolonglah anggota kelas untuk mengaplikasikan
prinsip kasih karunia, seperti terlihat dalam kisah anak yang hilang, secara
praktis dalam hidup mereka sendiri.
Pertanyaan Aplikasi:
ü Kisah anak yang hilang tidak hanya sekadar tentang kasih Allah kepada kita, tetapi itu juga adalah teguran melawan kekerasan hati seorang saudara atau umat percaya terhadap orang lain. Bagaimanakah
pengalaman Anda untuk kembali dan bertobat menanamkan dalam pikiran Anda untuk menentang jenis hati yang keras
yang diperlihatkan anak sulung?
ü Apakah beberapa cara Anda, mendapati diri Anda
bersikap terhadap Allah, seperti anak bungsu yang sembrono? Cara lain apakah Anda dapati diri Anda berlaku terhadap
saudara sesama umat percaya seperti sikap membenarkan diri dari anak sulung'.'
Prinsip apakah yang diberikan oleh kisah ini yang dapat menolong. Anda kembali
kepada Bapa dan membiarkan Dia menempatkan kehidupan-Nya melalui Anda,
mengasihi sesama seperti Ia mengasihi Anda?
Langkah 4—Menciptakan
Untuk Guru: Doronglah anggota kelas Anda mengingat bahwa
tidak peduli berapa jauh kita tenggelam dalam dosa, kita tidak terlalu rendah
untuk dapat Allah jangkau dan Ia tidak akan pernah berhenti merindukan kita
untuk kembali kepada-Nya.
Aktivitas 1: Akhiri dengan menyanyi "Dengan Lembut dan
Merdu" (LSEL. No. 213) atau lagu lain yang
menggambarkan undangan Kristus kepada kita untuk kembali kepada-Nya.
Aktivitas 2: Akhiri kisah itu: Meskipun seluruh keluarga
merayakan kembalinya anak yang hilang itu, semuanya tidak berakhir dengan
bahagia. Anak sulung, paling tidak, menunjukkan ketidaktertarikannya kepada
perayaan itu. Perkataan yang terakhir dari kisah ini adalah perkataan sang
Bapa. Bayangkan sisa kisah itu ketika dua bersaudara itu bertemu. Mengingat apa
yang dirasakan oleh anak sulung, dipenuhi gelora kebencian, bagaimanakah
perkataan sang Bapa dapat mencairkan hatinya dan membawa perdamaian?
Bagaimanakah Anda mengatakannya?
BERITA MISI
PROGRAM
SABAT KETIGABELAS
27 Desember
2014
Lagu Pembuka : "Mari Umat Tuhan" Lagu Sion Edisi Lengkap, No. 111
Ucapan Selamat Datang : Pengurus atau guru Sekolah Sabat
Doa Pembukaan : -----
Tema Acara : "Sekarang adalah Waktunya"
Persembahan
Lagu Penutup : "Maju Serta Yesus," Lagu Sion Edisi Lengkap, No. 469
Doa Penutup
Peserta: Lima
orang yang berbicara—narator dan empat pembicara—satu perempuan, tiga laki-laki.
[Catatan: Peserta tidak perlu menghafal bagian mereka, tetapi mereka harus
cukup terbiasa dengan materi. Mereka tidak perlu
membaca segala sesuatu dari script. Berlatihlah sehingga peserta dapat merasa
nyaman menambahkan infleksi mana yang sesuai.]
Alat Peraga: Sebuah peta dari Divisi Inter Amerika dengan Belize dan Jamaika. (Scan peta pada halaman
belakang triwulanan dan tampilkan ke layar, atau mengunduh peta di www.AdventistMissiori.org. Foto juga tersedia di website. Klik "Resources," "Resources forLeaders," "Thirteenth
Sabbath Projects,"dan kemudian pada triwulan saat
ini.
Narator: Pada Triwulan terakhir ini, kita telah mendengar cerita dari
saudara-saudara kita di Belize dan Jamaika. Mereka telah berbagi beberapa suka
dan duka mereka, dan bagaimana Yesus telah menyentuh kehidupan mereka dalam
beberapa hal yang luar biasa. Dari "Bayi yang Dibuang"sampai
"Guru di Kota Trench"kita telah melihat bagaimana Tuhan bekerja
melalui anggota-anggota Advent di Divisi Inter Amerika.
Hari ini kita akan "bertemu" beberapa pemimpin di Belize dan
Jamaika yang akan berbagi lebih spesifik tentang proyek Persembahan Sabat
Ketigabelas Triwulan ini—kamp pemuda dan pertemuan penginjilan aula di Belize,
dan klinik khusus kesehatan bersalin dan klinik gigi di GoodSamaritan Inn di Jamaika.
Pertama-tama kita akan bertemu Larrybelle dan Jefferson Spen- cer, kedua
tokoh pemuda di Belize.
Pembicara 1 [Seorang wanita—"Larrybelle"]: Di sini, di Belize, kami memiliki gereja—sekitar dua pertiga anggota
adalah orang muda dan pemuda kami sangat aktif. Sebagian besar keluarga di Belize memiliki banyak anak. Menjadi hal yang biasa memiliki 9-12 anak
dalam satu keluarga. Kami ingin menjaga pemuda seaktif mungkin, sehingga mereka
menyadari betapa banyak bagian penting dari gereja untuk mereka lakukan
sebenarnya.
Pembicara 2 [Seorang pria— "Jefferson"]: Tujuan kami adalah memiliki kegiatan yang berdasarkan Alkitab dan juga
berbasis masyarakat, sehingga saat mereka tumbuh dewasa, orang-orang muda
dapat melihat bahwa gereja membuat sebuah komunitas, dan masyarakat membuat
gereja. Mereka akan memiliki pola pikir bahwa hidup mereka akan menentukan
bagaimana masyarakat nanti, dan mereka dapat melihat betapa pentingnya gereja
untuk masyarakat.
Pembicara 1: Di Belize, kami memiliki
lima"zona"gereja berbeda dan banyak kegiatan pemuda setempat
berlangsung di zona ini. Tapi sekali setahun kami memiliki kegiatan yang
berlangsung di kamp khusus yang dilaksanakan dari Selasa sampai Minggu, di
mana pemuda dari seluruh negara diundang untuk hadir.
Pembicara 2: Tantangan yang kita hadapi,
bagaimanapun, adalah bahwa tidak ada tempat di negeri ini yang dapat menampung
semua pemuda yang ingin menghadiri kamp. Di mana pun kita mencoba untuk
menyewa, itu selalu terlalu kecil—jika semua pemuda kita muncul sekaligus,
kita berada dalam kesulitan! Tapi dengan kamp kita sendiri, kita akan memiliki
ruang yang diperlukan untuk mengakomodasi semua pemuda yang ingin hadir, dan itu tidak akan begitu
mahal bagi mereka. Lebih banyak orang muda akan datang, dan lebih banyak jiwa
akan dipengaruhi bagi Tuhan.
Pembicara 1: Dan kita bisa merancang cara
yang benar-benar dibutuhkan—dengan bangunan yang dibuat besar, di mana semua
orang bisa duduk bersama^ama untuk mendengar pembicara. Kita akan memiliki
tempat untuk menempatkan tenda di beberapa zona, dengan fasilitas kamar mandi,
dapur dan ruang makan. Dan kami ingin memiliki area cukup besar untuk
olahraga, di mana para pemuda bisa bermain bersama.
Pembicara 2: Ketika tiba pada program yang
kami tawarkan di kamp, kami biasanya memiliki kelas berdasarkan pada peningkatan
kecakapan hidup, termasuk kehidupan rohani serta lebih pada
pendidikan/kejuruan. Beberapa contoh dari persembahan kami yang beragam
termasuk kano, konstruksi, pijat, menghias kue, mekanik, listrik, dan
baru-baru ini kelas untuk meningkatkan kemampuan bagi mereka yang menyandang cacat—menggunakan
apa yang Anda miliki untukTuhan.
Pembicara 1: Salah satu pembawa seminar
kami adalah Jerome Flores, anggota gereja yang lumpuh dari pinggang ke bawah,
tetapi telah bersepeda ke seluruh negri, menggunakan tangannya untuk mendorong
sepeda khususnya. Anda mungkin ingat atau mendengar ceritanya di awal triwulan
ini, Pendeta Cari Cunningham. Pendeta Cunningham,bekerja di Daerah Konferens
JamaikaTimur sebagai direktur Sekolah Sabat, Pelayanan Perorangan, dan
Pelayanan Masyarakat Gereja Advent. la juga ketua Komite Manajemen GoodSamarkan /nn. Terima kasih karena bersama-sama
kami, Pendeta Cunningham.
Pembicara 4 (Seorang pria— "Pendeta Cunningham"): Saya melayani di masyarakat ketika properti itu dibeli untuk Good Samaritan Inn. Konferens dan Uni mengaku tidak
hanya kebutuhan untuk peningkatan gereja, tetapi itu juga untuk rencana sosial
yang akan memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Good Samaritan Inn ini di bawah bimbingan Pendeta
Patrick Allen, yang berada di Uni Konferens Jamaika pada saat itu. Dia telah
menjadi Gubernur Jenderal Jamaika, tetapi masih sangat tertarik pada apa yang
terjadi di Inn. •
Ketika konferens membentuk Inn pertama kali, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Saya memiliki
sedikit latar belakang dalam seni industri, jadi saya tahu bagaimana melakukan
renovasi, tapi itu bukan hanya saya sendiri— itu adalah kerja sama tim.
Seseorang yang telah memainkan bagian integral dari keberhasilan Good Samaritan Inn adalah Suster Moore, ia bekerja
dengan sistem lacak data. Dimulai dengan melakukan secara fisik, pengumpulan
informasi yang melelahkan, dan sementara kelompok klien tumbuh lebih besar dan
lebih besar, adalah penting memiliki sistem yang lebih baik. Dia memastikan bahwa nama, alamat, telepon, dan apa saja tentang
latar belakang mereka dicatat secara akurat. Banyak yang tidak memiliki alamat,
jadi dia hanya menunjukkan bahwa mereka tidak punya rumah. Ketika mereka
datang. Suster Moore memeriksa mereka, sehingga kami dapat melihat seberapa
sering mereka datang.
Hal ini penting karena kita ingin memahami siapa yang kita layani. Intinya
adalah melakukan pelayanan bagi Kristus—bukan hanya memberi makan kepada
orang- orang. Jika kita terus memberi makan dan pakaian kepada mereka,
mudah-mudahan cepat atau lambat kita akari mendapatkan hati mereka, pikiran,
dan jiwa.
Kami mempersembahkan pelayanan holistik kepada orang-orang yang mengalami
keputusasaan, orang-orang yang berpikir mereka berada di pinggiran dan tidak ada tempat lagi untuk pergi. Itulah sebabnya
kami perlu menjadi dewasa dalam pelayanan kami untuk menambah lebih banyak
sumber daya. Klinik kesehatan ibu akan membantu klien menghargai nilai mereka
sebagai manusia. Dan perawatan gigi di sini sangat mahal—rata-rata orang tidak
bisa pergi ke dokter gigi, tapi kami sangat senang bahwa kami akan segera
dapat menawarkan pelayanan gigi untuk klien kami.
Narator: Terima kasih untuk berbagi dengan kami, Pendeta Cunningham. Sekarang
adalah kesempatan kita untuk membantu memajukan proyek misi indah ini di Belize
dan Jamaika. Silakan memberi dengan murah hati. Terima kasih.
[Persembahan dikumpulkan].
No comments:
Post a Comment