Pelajaran 11 Triwulan IV 2014

Bersedia untuk Penyabitan


SABAT,PETANG

UNTUK PElAJARAN PEKAN INI, BACALAH: YAK. 5:7-12; RM. 13:11; 1 KOR.3:13; LUK. 7:39-50; KOL. 4:6.

AYAT HAFALAN: “Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!”  (Yakobus 5:8).

Pada zaman Yunani-Roma (seperti juga di beberapa tempat sekarang ini), kesibukan terjadi mendahului kedatangan para pembesar. Jalanan diamankan, jendela-jendela pertokoan dibersihkan, bunga-bunga ditanam, tindakan pencegahan kejahatan meningkat. Semua usaha dilakukan untuk memastikan tempat itu terlihat sempurna ketika pejabat tinggi tiba.

Kata Yunani parousia, yang digunakan di seluruh Perjanjian Baru untuk menyatakan “kedatangan” Kristus sama seperti dalam Yak. 5:7,8, adalah sebuah ekspresi teknis untuk kedatangan seorang raja atau pembesar. Jika persiapan seperti itu terjadi mendahului kedatangan pemerintah dunia, tidakkah kita juga membuat setiap usaha untuk menjadikan hati kita siap bagi kedatanganTuhan dan Juruselamat kita?

Tetapi bagaimanakah kita membuat persiapan seperti itu ketika kita tidak mengetahui “hari dan saatnya” (Mat. 24:36)? Apakah artinya menjadi “sabar” dan “meneguhkan” hati kita?  Bagaimanakah hal ini berhubunan dengan ide “hujan musim gugur dan hujan musim semi”  (Yak. 5:7)? Meskipun dalam ayat pekan ini konteksnya adalah tentang akhir zaman, pekabaran nendasarnya juga relevan kepada umat percaya di segala waktu. Sepanjang sejarah dan bahkan dalam hidup kita sekarang ini, kita menghadapi pencobaan dan penderitaan yang mengajak kita untuk berdiri teguh di dalam iman, seperti yang dilakukan oleh nabi-nabi terdahulu.


Minggu, 7 Desember
Menunggu Datangnya “Hujan”

Petani sangatlah bergantung kepada cuaca untuk mata pencaharian mereka. Jika cuaca terlalu kering atau basah, terlalu dingin atau panas, hasil panen mereka akan gagal. Di negara- negara kering, seperti Israel, peluang keuntungan pun sangat kurang, dan pentingnya curah hujan yang tinggi di saat yang tepat sangat berarti. Apakah dalam sebuah keluarga petani kecil atau perkebunan besar, bertumbuhnya tanaman dan hasilnya kemudian akan sangat bergantung kepada hujan.

Hujan awal, yang pada Umumnya jatuh pada bulan Oktober- November, membasahi tanah dan mempersiapkannya bagi penanaman dan penyemaian. Hujan akhir, sekitar Maret atau April, mematangkan tanaman untuk siap dipanen.

Bacalah Yakobus 5:7. (Bandingkan dengan Ul. 11:14; Yer. 5:24; 14:22;Yl. 2:23.) Poin apakah yang Perjanjian Lama tekankan tentang hujan?Menurut Anda mengapa Yakobus menggunakan gambaran ini dalam hubungannya dengan kedatangan Tuhan? Lihat juga Hos. 6: 1-3; Yl. 2:28,29.

Yakobus 5:7
5:7 Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.

Ul. 11:14
11:14 maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu,

Yer. 5:24
5:24 Mereka tidak berkata dalam hatinya: Baiklah kita takut akan TUHAN, Allah kita, yang memberi hujan pada waktunya, hujan pada awal musim maupun hujan pada akhir musim, dan yang menjamin bagi kita minggu-minggu yang tetap untuk panen.

Yl. 2:23
2:23 Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu.

Hos. 6: 1-3
6:1. "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.
6:2 Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
6:3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

Yl. 2:28,29
2:28. "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.
2:29 Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.

“Berdasarkan gambaran hujan awal dan hujan akhir yang jatuh di daerah Timur pada saat penyemaian dan penuaian, nabi-nabi Ibrani menubuatkan pemberian karunia rohani dalam ukuran yang luar biasa ke atas gereja Allah. Pencurahan Roh di zaman rasul-rasul adalah permulaan hujan awal, dan kejayaan adalah hasilnya ... tetapi menjelang berakhirnya penutupan penuaian dunia, pemberian istimewa karunia rohani telah dijanjikan untuk menyiapkan gereja bagi kedatangan Anak manusia. Pencurahan Roh ini sama seperti datangnya hujan akhir; dan untuk kuasa tambahan ini, umat Kristen harus memanjatkan permohonan mereka kepada Pemilik panen pada waktu hujan akhir.” –Ellen G. White, Our Father Cares, hlm. 212.

Yesus mengacu kepada “panen” saat “akhir zaman” (Mat. 13:39). Markus 4:26-29 menyatakan gambaran yang serupa dengan Yakobus 5:7. Petani menantikan hujan untuk mematangkan bulir-bulir: “Mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isi dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba” (ayat 28,29). Hanya saat panenlah yang dapat membedakan gandum dari lalang (Mat. 13:28-30; bandingkan dengan Mal. 3:17,18).

Kita dapat membedakan gandum dari lalang hanya pada saat panen saja. Apakah yang fakta ini katakan kepada kita bagaimana kita menghidupkan Iman kita sekarang, sebelum panen tiba?

Senin, 8 Desember
Seberapa “Dekatkah” Dekat Itu?

Yakobus 5:8 menegaskan bahwa kedatangan Kristus adalah “segera” atau sudah dekat.  Tetapi, sesudah hampir dua ribu tahun, bagaimanakah kita mengerti janji ini?

Yesus menggambarkan kedatangan kerajaan itu (Mat. 4:17; 10:7; 24:33) melalui perumpamaan untuk mengajarkan “perkara surga” yang tidak biasa dalam istilah yang lebih dipahami. Pendalaman pelajaran perumpamaan ini menunjukkan bahwa kerajaan itu memiliki dua aspek: waktu sekarang, realitas spiritual, dan realitas kemuliaan yang masih akan datang. Semua para rasul memastikan pengharapan mereka dalam kedatangan Yesus yang segera itu (Rm. 3:11; Ibr. 10:25; Yak. 5:9), namun mereka tidak pernah mengidentifikasi kapan tepatnya itu akan terjadi. Seperti kita, mereka ingin mengetahui kapan, tetapi Yesus menjelaskan bahwa informasi ini bukanlah hal terbaik untuk mereka ketahui (Kis. 1:6, 7). Namun, bagaimanapun rajinnya mereka membagikan Injil kepada dunia, apakah mereka tahu bahwa pekerjaan itu tidak akan selesai untuk hampir 2.000 tahun- dan terus menghitung?

Apakah yang Yakobus maksudkan ketika ia berkata, “teguhkanlah hatimu” (Yak. 5:8) dan menurut Anda mengapa hasil panen yang ditunggu disebut “berharga” (timios; ayat 7)? (lihat juga I Tes. 3:13; 2 Tes. 3:3; I Ptr. 1:19, I Kor. 3:12)

Yak. 5:8
5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!

I Tes. 3:13
3:13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.

2 Tes. 3:3
3:3 Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.

I Ptr. 1:19
1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

I Kor. 3:12
3:12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,

Kata teguhkahlah (sterizo) berarti “sungguh teguh” atau “memperkuat”. Hati kita harus terikat kepada Tuhan sehingga itu tidak dapat lagi digerakkan walaupun ada tekanan yang ada di atasnya. Menjadi teguh dalam kebenaran (2 Ptr. 1:12), menahan pencobaan, dan bertahan dalam ujian serta penderitaan untuk iman (Kis. 14:22) semuanya memiliki kontribusi bagi pekerjaan ini.

Pertumbuhan rohani adalah sebuah proses yang tidak selalu mudah tetapi menghasilkan buah yang berharga.:”Umat Percaya, yang ditebus oleh “darah Kristus” yang berharga [timios]” (1 Ptr: 1:19, NKJV), adalah nilai yang pasti bagi “petani” Surgawi. Kata timios juga digunakan untuk menggambarkan “batu berharga” yang melambangkan umat percaya yang “dibangun” di atas Kristus, “batu dasar” Bait Suci rohani Allah, yaitu gereja (I Kor: 3:11,12). Di sisi lain, Paulus menghubungkan umat percaya yang tidak setia kepada kayu dan jerami yang tidak akan bertahan lama dan pada akhirnya dimakan api ketika Kristus datang (1Kor: 3:12-15). Itu sangatlah penting, sebab itu tanyalah kepada diri kita selalu apakah usaha kita sungguh-sungguh diarahkan pada yang kita anggap paling penting, terhadap apa dan siapa yang lebih berharga bagi kita!

“Sekali kelak pekerjaan masing-masing kita akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu” (I Kor. 3:13). Lihatlah kehidupan Anda, jenis pekerjaan apakah yang Anda sudah lakukan?

Selasa, 9 Desember
Bersungut, Merintih, dan Bertumbuh

Kapankah kedatangan kedua kali itu? Mengapa kita masih di sini? Tidak mengherankan bahwa sekarang, di abad ke-21, kita memiliki orang-orang yang bimbang, pengejek-pengejek. Dalam sejarah gereja, ini bukanlah hal yang baru. Bahaya paling mengancam bagi Israel sepanjang sejarah bukan dari musuh mereka tetapi dari dalam barisan mereka dan dari dalam hati mereka sendiri. Juga saat kedatangan Tuhan yang mendekat, “Jauh lebih besar kekhawatiran dari dalam ketimbang dari luar...ketidakpercayaan dimanjakan, keragu-raguan dinyatakan, kegelapan disenangi, mendorong hadirnya malaikat-malaikat jahat, serta membukakan jalan bagi tercapainya rencana-rencana Setan” – Ellen G. White, Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman, hlm. 120.

Itulah sebabnya Yakobus 5:9 mengamarkan kita, “Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya, kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.” Apakah persungutan dan omelan menentang orang lain, atau bahkan melawan gereja, yang Anda miliki (dan terkadang karena alasan yang baik juga)? Pertanyaannya adalah, bagaimanakah Anda menanggulangi mereka? Dengan kelemah lembutan, kerendahan hati, dan pengampunan, sebagaimana Anda juga telah diampuni oleh Allah (lihat Luk.7:39-50) atau dengan standar dunia? Jujurlah kepada diri sendiri!

Luk.7:39-50
7:39 Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."
7:40 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru."
7:41 "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.
7:42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"
7:43 Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
7:44 Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
7:45 Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.
7:46 Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
7:47 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
7:48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni."
7:49 Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?"
7:50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"

Dari apa yang sudah kita baca sebelumnya dalam surat ini, tampaknya ada tantangan yang serius di antara umat percaya, termasuk pilih kasih (Yak. 2:1,9), prasangka jahat (2:4) iri hati (3:14), pertengkaran (4:1), dan keduniawian(4:4, 13, 14), Dengan konsisten Yakobus mengarahkan kita kepada solusi bagi masalah-masalah ini: Iman (Yak. 1:3,6), “firman yang tertanam” (Yak. 1:21), melihat kepada “hukum yang memerdekakan” (Yak. 1:25; 2:12), hati yang tidak terbagi, dan hikmat yang baik (Yak. 3:13,17), kasih karunia (Yak. 4:8),tangan yang tahir dan hati yang bersih (Yak. 4:8). Ia juga menegaskan bahwa akan ada ekspresi lahiriah sebagai hasil pekerjaan Allah dalam hati (Yak. 2: 14-26), termasuk mengunjungi mereka yang menderita dan dilupakan (Yak. 1:27), menunjukkan belas kasihan (Yak. 2: 13), dan menabur kedamaian bukannya perseilisihan.

Pada akhirnya, kita bertanggung jawab kepada Allah; Seorang yang kepada siapa kita bertanggung-jawab adalah Tuhan yang adalah Hakim dan yang memberikan kepada setiap orang menurut perbuatannya.

Sementara kita menunggu kedatangan Tuhan, cara positif apakah yangAnda gunakan untuk mendorong dan menguatkan orang lain? Mengapa penting bagi kita melakukannya?

Rabu,  10 Desember
Teladan Kesabaran dan Ketahanan

Bacalah Yak. 5:10,11. Persamaan apakah yang dimiliki oleh Ayub dan para nabi? Menurut Anda mengapa contoh-contoh ini disebutkan! Apakah Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini bagi diri kita di tengah-tengah pencobaan hidup kita?

Yak. 5:10,11
5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

Nabi-nabi Israel setia memberitakan firman Tuhan tanpa mengubah firman itu atau berkompromi. Orang Ibrani memuji kesetiaan para nabi kepada Tuhan, dan melukiskan gambaran yang jelas: Mereka menutup mulut singa-singa[Daniel]. Memadamkan api yang dahsyat (Sadrakh, Mesakh, Abednego), luput dari mata pedang (Elia, Elisa), dipenjarakan (Yeremia dan Mikha), dilempari (Zakharia anak Yoyada), digergaji (Yesaya), dibunuh dengan pedang (lihat 1 Raj. l9:10), (Ibrani 11:33-37), Tentunya, penderitaan Ayub juga terkenal, sebagaimana kesabaran yang ia contohkan meskipun ejekan dari istrinya sendiri dan kecaman dari mereka yang datang untuk bersimpati padanya. Apakah yang membedakan tokoh-tokoh iman ini dan banyak tokoh lainnya di luar para pengikut Allah? Yakobus menyebutkan beberapa kualitas: Kesabaran, ketahanan, dan, di atas segalanya, pengharapan dan percaya di dalam Allah.

Salah satu sifat adalah kesabaran (makrothymias), juga diterjemahkan sebagai “tahan menghadapi cobaan” atau “ketahanan”. Itu mengacu kepada kapasitas untuk bertahan dalam keadaan sulit dan pencobaan-pencobaan apa pun yang menimpa kehidupan kita. Para nabi sabar menanggung semua penderitaan mereka demi firman Allah (Yak. 5:10). Kata ini sering digunakan dalam Perjanjian Baru, termasuk tentang Abraham yang menunggu “dengan sabar” selama bertahun-tahun menanti Allah menggenapi janji-Nya untuk memberikannya seorang anak (Ibr. 6:12,15). Itu juga menggambarkan Yesus yang menanggung semua penderitaan-Nya dengan sabar dan mati di kayu salib (2 Ptr. 3: 15).

Di sisi lain, ketahanan (hypomone), berfokus kepada tujuan akhir proses ini, Melihat ke depan kepada garis akhir, Ayub adalah contoh keadaan kualitas ini. Meskipun semua penderitaannya, Ayub melihat dengan pasti kepada pemulihan akhir, yang ia harapkan (Ayub 14:13-15; 19:23-27).

Apakah yang sedang Anda gumulkan sekarang? Hal apakah yang Anda doakan belum juga dijawab? Berapa seringkah Anda merasa tidak berpengharapan? Pikirkanlah pencobaan-pencobaan yang dialami tokoh-tokoh iman di atas (atau yang lain); bayangkan seharusnya mereka juga merasa tidak berdaya ketika itu. Pelajaran apakah yang kita dapat ambil dari pengalaman mereka menolong melewati pergumulan kita?


Kamis, 11 Desember
Nyata Seperti Sinar Matahari

Bacalah Yakobus 5:12. Para komentator bingung mengapa Yakobus tampaknya menciptakan sebuah isu utama tentang bersurnpah. Bahkan jika maksudnya adalah melarang semua pembicaraan jenis ini, mengapa itu disebut penting “yang terutama” dalam pasal ini atau mungkin dalam keseluruhan suratnya? Apakah isu ini sebesar itu? Kita perlu mengingat bahwa kita telah melihat sepanjang pelajaran kita dari surat ini: Bahwa Yakobus tidak puas dengan iman yang dangkal atau bentuk keagamaan yang biasa, meskipun gambaran karikatur dirinya yang sering kita dengar. Yakobus sepenuhnya bcrorientasi kepada injil, sehingga ia menentukan standar begitu tinggi kepada kita untuk kita capai oleh karunia Allah yang mengampuni dan menguatkan. Perkataan kita menunjukkan apa yang ada di hati kita: “Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati” (Mat. 12:34). Teologi Yakobus menyatu dengan pikiran Yesus yang memerintahkan kita: “Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar” (Mat. 5:34, 35). Rupanya beberapa orang membuat rambut kepala mereka untuk menjamin ucapan mereka (ayat 36). Tetapi Yesus berkata semua itu adalah jahat: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakana: tidak” (Mat. 5:37).

Segala sesuatu adalah milik Allah, termasuk setiap rambut di kepalamu (bahkan jika di beberapa kasus, bukan!), Jadi, “tidak ada suatu apa pun yang dapat membuat kita berhak bersumpah, seolah-olah itu milik kita untuk menggenapi kata kita ...”

“Segala sesuatu yang dilakukan orang-orang Kristen harus jelas seperti terang matahari. Kebenaran berasal dari Allah, penipuan dan segala bentuknya yang sangat banyak, berasal dari Setan.” - Ellen G. White, Khotbah di Atas Bukit, hlm. 76,79. Jelaslah, Kristus tidak melarang sumpah yang bersifat yudisial karena Ia sendiri, ketika disumpah oleh Imam Besar, tidak menolak untuk menjawab, bahkan Ia tidak mcmpersalahkan prosesnya meskipun sejumlah penyimpangan terjadi dalam putusan hakim (Mat. 26:63, 64).

Beberapa hal perlu diingat ketika mengatakan kebenaran, pertama dan yang terutama bahwa kita jarang mengetahui semua kebenaran, bahkan tentang diri kita sendiri, jadi kita harus menjadi rendah hati. Kedua, ketika kita mengatakan kebenaran, itu harus disampaikan dengan kasih dan untuk kemajuan rohani mereka yang mendengar.

Bacalah Efesus 4:15,29 dan Kolose 4:6. Renungkanlah dengan penuh doa ayat-ayat yang penuh kuasa itu. Pikirkanlah betapa hidup Anda akan berbeda (dan lebih baik), melalui kasih karunia Allah, untuk mengikuti dengan ketat nasihat-nasihat ini.

Yakobus 5:12
5:12. Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.

Efesus 4:15,29
4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

Kolose 4:6
4:6 Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.


Jumat, 12 Desember
PENDALAMAN: Bacalah tentang pengalaman Elia dan Ayub pada masa ujian dan pentingnya pengalaman itu bagi kita di akhir zaman, dalam buku Ellen G.White, “Dari Yizreel ke Horeb”,  hlm. 127-136; “Apa Kerjamu di Sini?” hlm. 137-145; “Dalam Roh dan Kuasa Elia,” hlm. 146-156, Alfa dan Omega, jld.3.

“Menunggu dengan sabar, berharap bilamana semua tampaknya gelap, adalah pelajaran yang harus dipelajari oleh para pemimpin dalam pekerjaan Allah. Surga tidak akan membiarkan mereka pada hari kemalangannya. Tidak ada yang tampaknya lebih tidak berdaya, namun tak terkalahkan, daripada jiwa yang merasa tak berarti apa-apa, dan bergantung sepenuhnya kepada Allah ....

“Pencobaan-pencobaan akan menimpa, tetapi majulah terus. Inilah yang akan menguatkan imanmu, dan melayakkan engkau bagi pelayanan. Catatan-catatan sejarah suci ada tertulis, bukan semata-mata menjadi bahan bacaan dan dikagumi, tetapi supaya iman yang sama yang terdapat dalam diri. para harnba Allah dahulu kala boleh bekerja dalam diri kita.” - Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 143-144.

Pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.      Kita semua tahu perumpamaan tentang lalang dan gandum yang bertumbuh bersama sampai waktu menuai (Matius 13). Tetapi apakah artinya itu sehubungan dengan disiplin jemaat? Apakah artinya itu sehubungan dengan pemberontakan yang terang-terangan atau kemurtadan dalam lingkungan kita? Apakah kita hanya duduk saja tanpa melakukan sesuatu, dengan mengatakan bahwa itu nanti diurus ketika Tuhan datang kembali? Sudah jelas tidak. Bagaimanakah--dalam terang perumpamaan ini, tetapi juga dalam terang dari contoh-contoh disiplin yang dibutuhkan oleh jemaat mula-mula, seperti Korintus dan Galatia- kita berhubungan dengan lalang, khususnya mereka yang tampaknya hanya bertujuan mengimpit lalang dan tidak ada yang lain?

2.      Pencobaan dan ujian datang kepada kita semua. Janji Alkitab danTulisan ElIen G. White apakah yang telah menghibur Anda dan menolong Anda untuk bertekun dalam iman Anda? Tokoh Alkitab manakah yang sangat berarti bagi Anda dalam kesulitan dan/atau dalam melihat apa yang ada di depan?

3.      Yakobus mengatakan kepada kita untuk “jangan bersungut-sungut dan saling mempersalahkan” (5:9). Bahkan orang Kristen yang lain, dapat melakukan sesuatu yang mengganggu kita. Bagaimanakah kita dapat belajar mengasihi, mengampuni, untuk bertahan, dan untuk mengatasi hal-hal “remeh” dalam hidup yang dapat membuat kita murung, lekas marah, dan menjadi saksi yang buruk?

No comments:

Post a Comment