Iman yang Bekerja
SABAT PETANG
Untuk
Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Yak. 2:14-26; Rm. 3:27, 28;Tit. 2:14; 2 Kor. 4:2;
Rm. 4:1-5; Yos. 2:1-21.
AYAT HAFALAN:"Sebab seperti
tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan
adalah mati" (Yakobus 2:26).
Ia adalah seorang dokter yang
sukses serta seorang ketua jemaat di sebuah gereja yang mewah dengan beberapa
ratus anggota. Ia adalah donatur utama proyek
jemaat yang besar, dan kedermawanannya telah mendorong orang lain menjadi lebih
suka berkorban. Dokter tersebut juga adalah seorang pengkhotbah yang hebat.
Ketika pendeta jemaat sedang pergi, ia yang berkhotbah, dan setiap anggota
memandang ke depan kepada apa yang ia sampaikan, sebuah pekabaran yang secara
teologi sangat dalam, menyentuh hati, serta rohani.
Kemudian pada
suatu hari, kebenaran akhirnya muncul. Ketidakhadirannya di gereja pada Sabat
yang sebelumnya bukan disebabkan karena ia sedang dalam liburan, seperti yang
kebanyakan orang pikirkan. Tidak, ia ditemukan tewas di sebuah kondominium
miliknya yang terletak di tepi pantai karena over dosis kecanduan narkotik.
Lebih buruk
lagi adalah kenyataan bahwa di dalam kamar tidurnya ditemukan berlusin video
serta majalah porno. Gereja menjadi hancur, khususnya orang muda yang
melihatnya sebagai seorang teladan. Meskipun kita harus meletakkan semuanya ke
dalam tangan pengadilan Allah, tetapi tindakan dokter ini telah menimbulkan
pertanyaan pada realitas imannya.
Apakah intinya? Meskipun kita diselamatkan oleh
iman, kita tidak dapat memisahkan iman dari perbuatan di dalam kehidupan
Kristen, krusial tetapi kebenaran yang sering disalahmengerti ini diuraikan
dalam kitab Yakobus.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat 8 November.
Minggu, 2 November
Iman yang Mati
"Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia
mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu
menyelamatkan dia?" (Yakobus 2:14). Bagaimanakah kita memahami ayat ini dalam konteks
keselamatan oleh iman saja? Bacalah Yakobus 2:15-17; bandingkan dengan Roma
3:27, 28; Efesus 2:8, 9.
Yakobus 2:15-17
2:15 Jika seorang saudara atau saudari
tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
2:16 dan seorang dari antara kamu
berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai
kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi
tubuhnya, apakah gunanya itu?
2:17 Demikian juga halnya dengan iman:
Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah
mati.
Roma 3:27, 28;
3:27 Jika demikian, apakah dasarnya
untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak,
melainkan berdasarkan iman!
3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia
dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Efesus 2:8, 9
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu
diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan
ada orang yang memegahkan diri.
Iman tanpa perbuatan. Yakobus memberikan ilustrasi yang jelas tentang jenis
iman yang palsu ini (Yak 2:15,16). Seperti yang kita telah saksikan, penurutan di dalam kitab Yakobus adalah
penghubung. Jadi, bagaimana kita berhubungan dengan saudara atau saudari dalam
jemaat yang membutuhkan? Kata-kata tidaklah cukup. Kita tidak dapat sekadar
berkata, "Pergilah dengan damai. Allah akan menyediakan," ketika
Allah telah menyediakan apa yang kita butuhkan untuk menolong mereka.
Tentunya, kebutuhan tidak akan ada akhirnya, dan kita tidak dapat memenuhi
semuanya. Tetapi ada prinsip yang disebut "kekuatan dari satu." Kita
adalah tangan dan kaki Yesus, dan kita dapat menolong orang lain seorang demi
seorang. Bahkan, demikianlah biasanya cara Yesus melayani. Dalam Markus 5:22-34
seorang yang anaknya sedang sekarat memohon pertolongan kepada- Nya. Dalam perjalanan,
seorang wanita mendekat dari belakang dan menjamah jubah Yesus. Setelah
penyembuhan itu, Yesus dapat saja pergi dan wanita itu ditinggalkan dengan
keadaan sukacita. Tetapi Yesus tahu bahwa wanita itu memerlukan lebih dari
sekadar penyembuhan fisik. Jadi, ia berhenti dan mengambil waktu supaya wanita
itu dapat belajar menjadi saksi bagi Yesus, membagikan sebagaimana ia
menerima. Kemudian Ia mengatakan perkataan yang sama dalam kitab Yakobus 2:16,
"Pergilah dengan selamat" (Markus 5:34). Tetapi, tidak seperti perkataan dalam Yakobus,
dalam kasus ini kata-kata itu memiliki sesuatu arti.
Ketika kita menyadari sebuah kebutuhan dan tidak melakukan apa-apa
terhadapnya, kita telah kehilangan kesempatan untuk melatih iman. Dengan
melakukan itu, iman kita menjadi makin lemah dan semakin padam. Ini disebabkan
karena iman tanpa perbuatan adalah mati. Yakobus bahkan menggambarkan hal ini
lebih tegas: iman telah mati. Jika iman itu hidup, perbuatan akan menyertainya.
Tetapi jika tidak, apakah gunanya itu? Di akhir ayat 14, Yakobus menanyakan
sebuah pertanyaan tentang jenis iman yang tidak bekerja dan sia-sia ini. Hal
ini terlihat lebih jelas dalam terjemahan bahasa Yunani daripada terjemahan
yang lain: "Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?" Jawaban yang Yakobus
harapkan dari kita adalah jelas, "Tidak."
Bagaimanakah
kita dapat belajar untuk mengekspresikan iman kita lebih baik melalui perbuatan
kita sementara kita menjaga diri kita dari penipuan bahwa perbuatan
menyelamatkan kita?
Senin, 3 November
Iman yang
Menyelamatkan
Bacalah Yakobus 2:18. Apakah poin utama yang Yakobus buat? Bagaimanakah
kita menunjukkan iman kita melalui perbuatan kita?
Yakobus 2:18
2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata:
"Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia:
"Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan
menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
Yakobus menggunakan teknik gaya bahasa yang lazim di mana calon penentang
itu muncul. Dalam kasus ini, si penentang ini mencoba untuk mengendalikan
pengganjal antara iman dan perbuatan dengan menyarankan bahwa selama seseorang
memiliki salah satu apakah iman atau perbuatan, maka ia akan baik-baik saja.
Tetapi secara keseluruhan, poin yang Yakobus coba buat adalah bahwa orang
Kristen tidak dapat berharap untuk selamat melalui iman jika tidak ada
hubungannya dengan perbuatan: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa
perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari
perbuatan-perbuatanku" (Yak. 2:18).
Kuncinya adalah bahwa tidak semua iman dapat menyelamatkan. Iman yang
sejati, iman yang menyelamatkan, adalah ditandai dengan perbuatan yang baik.
Demikian juga, perbuatan adalah baik hanya jika perbuatan itu terpancar keluar
dari iman. Iman dan perbuatan tidak dapat dipisahkan. Seperti dua sisi mata
uang, yang satu tidak berlaku tanpa ada sisi yang lain. Juga seperti mata uang,
sisi yang satu adalah kepala dan sisi yang lain adalah ekor. Iman datang
pertama kemudian menuntun jalan kepada perbuatan.
Pertimbangkanlah
sikap Paulus terhadap perbuatan dalam Ef. 2:10; 1 Tes. 1:3; 1 Tim. 5:25; dan
Tit. 2:14. Mengapakah perbuatan baik adalah penting?
Ef. 2:10;
2:10 Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang
dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
1 Tes. 1:3;
1:3 Sebab kami selalu mengingat
pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita
Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
1 Tim. 5:25;
5:25 Demikian pun perbuatan baik itu
segera nyata dan kalau tidak demikian, ia tidak dapat terus tinggal
tersembunyi.
Tit. 2:14.
2:14 yang telah menyerahkan diri-Nya
bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi
diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Paulus tidak menentang perbuatan baik. Tetapi ia menentang perbuatan sebagai
sarana keselamatan (lihat Gal. 2:16). Bahkan, Paulus berkata bahwa mereka yang bergantung kepada melakukan
hukum supaya diselamatkan adalah berada di bawah kutuk, karena tidak satu pun
yang mencoba untuk selamat oleh melakukan hukum telah berhasil melakukannya (Gal. 3:10). Penurutan adalah mungkin
hanya melalui karunia Roh Kudus.
"Jika manusia tidak sanggup, melalui perbuatan baiknya, memperoleh keselamatan,
maka semuanya pasti hanya karena karunia,"diterima oleh manusia sebagai
orang berdosa karena ia menerima dan percaya di dalam Yesus. Semua itu adalah
pemberian yang cuma-cuma. Pembenaran oleh iman ditempatkan melampaui
pertentangan. Dan semua pertentangan ini berakhir, segera setelah hal ini
selesai yaitu jasa manusia yang telah berdosa dalam perbuatan baiknya tidak
akan pernah mendapatkan kehidupan yang kekal dari Dia."—Ellen G. White, Faith and Works, hlm. 20
Mengapakah
kabar agung bahwa kita tidak dapat membuat jalan kita ke surga harus memotivasi
kita, dihasilkan oleh kasih kepada Allah, untuk melakukan semua perbuatan baik
yang dapat kita buat?
Selasa, 4 November
"Iman" Setan
Jika perbuatan tidak ada,
hanya akan ada satu cara untuk "membuktikan" keaslian iman seseorang:
melalui sifat ortodoks. Jika saya percaya kepada sesuatu yang benar, maka saya
harus memiliki iman, benarkan?
Bacalah 2 Kor.
4:2; 1 Tim. 2:4; Yak. 5:19, 20; 1 Ptr. 1:22; dan 1 Yoh. 3:18, 19. Apakah yang
ayat-ayat ini katakan tentang pentingnya mengenal kebenaran?
2 Kor. 4:2;
4:2
Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak
berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan
kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan
oleh semua orang di hadapan Allah.
1 Tim. 2:4;
2:4
yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan
akan kebenaran.
Yak. 5:19, 20;
5:19
Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan
ada seorang yang membuat dia berbalik,
5:20
ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang
sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.
1 Ptr. 1:22;
1:22
Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga
kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu
bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
1 Yoh. 3:18, 19
3:18
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah,
tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
3:19
Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita
boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,
Tidak ada keraguan lagi bahwa pengetahuan intelektual akan kebenaran ada
tempatnya, tempat yang sangat penting. Tetapi, pengetahuan itu, di dalam dan
dari dirinya, tidaklah cukup untuk membuktikan bahwa seseorang memiliki iman
yang menyelamatkan.
Peringatan
apakah yang diberikan kepada kita dalam Yakobus 2:19 tentang konsep yang salah
dari iman yang benar?
Yakobus 2:19
2:19
Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan
pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
Pernyataan yang paling mendasar tentang iman dalam Perjanjian Lama adalah
dalam Ulangan 6:4, "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita,
TUHAN itu Esa!" Di kenal sebagai shema (karena ini diawali dengan kata Ibrani tersebut), ayat ini menyimpulkan
dengan rapi keyakinan kepada Allah yang Esa. Setiap ajaran Alkitab yang lain
mengalir dari kebenaran yang utama ini.
Tetapi Setan pun percaya pada kebenaran ini. Bahkan, mereka tahu itu! Tetapi,
apa gunanya itu bagi mereka? Mereka gemetar di hadapan hadirat Allah, seperti
yang mereka lakukan ketika berhadapan dengan Yesus serta diperintahkan oleh
Yesus untuk keluar dari para korbannya (Markus 3:11; 5:7).
Sebuah iman intelek yang
tidak memiliki dampak bagaimana kita bertindak adalah percuma; bahkan, itu sama
saja dengan iman yang Setan miliki, Setan yang secara aktif bekerja menipu kita
dengan doktrin-doktrin yang salah serta kebohongan-kebohongan. Sama seperti
Israel pada zaman Yesus, Setan akan mendorong orang-orang untuk percaya kepada
tipuan-tipuannya berdasarkan keinginan korban mereka untuk berpegang kepada
tabiat yang tidak suci serta tidak benar: "Tetapi Roh dengan tegas
mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu
mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan" (1 Tim. 4:1).
Iman harus
diwujudkan dalam hidup kita atau gantinya iman lain yang tidak menyelamatkan;
yaitu, "iman Setan," dan iman seperti ini tidak akan menyelamatkan
kita tetapi itu akan menguntungkan mereka (Setan).
Rabu, 5 November
Iman Abraham
Bacalah Yakobus
2:21-24 dan bandingkan itu dengan Roma 4:1-5, 22- 24. Bagaimanakah iman Abraham
digambarkan dalam ayat-ayat ini, dan dalam hal apakah pembenaran itu
didasarkan?
Yakobus 2:21-24
2:21
Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika
ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?
2:22
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh
perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
2:23
Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah
Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai
kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."
2:24
Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan
bukan hanya karena iman.
Roma 4:1-5, 22-
24
4:1
Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?
4:2
Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar
untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.
4:3
Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada
Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
4:4
Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah,
tetapi sebagai haknya.
4:5
Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang
membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.
4:22
Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
4:23
Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak
ditulis untuk Abraham saja,
4:24
tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya,
karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita,
dari antara orang mati,
Menariknya, baik Yakobus dan Paulus mengutip Kejadian 15:6, tetapi mereka
tampaknya tiba pada kesimpulan yang berlawanan. Menurut Yakobus, Abraham
dibenarkan melalui perbuatan, tetapi Paulus dalam Roma 4:2, sepertinya
menyangkal kemungkinan ini (bandingkan dengan ayat 24).
Tetapi, konteks utama Roma 4 adalah njengenai apakah sunat itu penting
untuk pembenaran: yaitu, apakah orang yang tidak mengenal Allah harus menjadi
Yahudi supaya diselamatkan (Roma 3:28-30). Paulus menunjukkan bahwa iman Abraham itu,
bukanlah '"perbuatannya" dengan disunat, yang merupakan dasar
pembenaran, karena Abraham percaya kepada Allah bahkan sebelum ia disunat.
Abraham disunat sesudah itu. sebagai pengakuan luar imannya (Roma 4:9-11). Tetapi perbuatan itu
sendiri, bahkan sunat, tidaklah cukup untuk pembenaran, karena hanya mereka
"yang mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita" (Roma 4:12) yang akan dibenarkan.
Apakah penekanan ini sungguh berbeda dari penekanan Yakobus? Paulus bahkan
melanjutkan dengan menggunakan "bukti" yang sama dari iman Abraham
yang Yakobus gunakan (lihat Roma 4:17-21). Abraham percaya bahwa Allah dapat membangkitkan Ishak karena la
"menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang
tidak ada menjadi ada" (ayat 17, bandingkan dengan
Ibrani 11:17-19). Paulus juga mengartikan
iman yang menyelamatkan sebagai "dengan penuh keyakinan, bahwa Allah
berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah la janjikan" (Roma 4:21). Singkatnya, iman yang
percaya kepada Allah yang menjaga janji-Nya serta bergantung setia kepada
firman-Nya adalah iman yang menyelamatkan. Perbuatan-perbuatan ini bukanlah
"perbuatan-perbuatan hukum" tetapi "perbuatan-perbuatan
iman." Atau, seperti yang Yakobus katakan: "Kamu lihat, bahwa iman
bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman
menjadi sempurna" (Yak. 2:22).
Banyak orang menekankan
pentingnya iman dan perbuatan, tetapi meskipun penekanan ini memisahkan
keduanya, paling tidak itu hanya sedikit saja. Iman yang sejati adalah iman
yang bekerja melalui kasih" (Gal 5:6). Perbuatan baik bukan hanya sekadar tanda lahiriah
iman. tetapi perbuatan adalah penyempurnaan iman. Iman Abraham kepada Allah
yang menciptakan semua kehidupan memotivasi dia untuk menurut kepada Allah
dalam mempersembahkan anak satu-satunya, Ishak. Menurut Yakobus, adalah
melalui penurutan, iman itu menjadi sempurna.
Apakah pengalaman Anda tentang
bagaimana perbuatan (atau kurangnya perbuatan pada akhirnya) berdampak pada
iman Anda?
Kamis, 6 November
Iman Rahab
"Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena
perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu
di dalam rumahnya, lalu menolong
mereka lolos melalui jalan yang lain?" (Yak. 2:25). Bacalah juga Yosua 2:1-21. Bagaimanakah kita
mengerti contoh ini, sekali lagi dalam konteks keselamatan hanya melalui iman
saja?
Yosua 2:1-21
2:1 Yosua bin Nun dengan diam-diam
melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah
negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke
rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.
2:2 Kemudian diberitahukanlah kepada
raja Yerikho, demikian: "Tadi malam ada orang datang ke mari dari orang
Israel untuk menyelidik negeri ini."
2:3 Maka raja Yerikho menyuruh orang
kepada Rahab, mengatakan: "Bawalah ke luar orang-orang yang datang
kepadamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang untuk
menyelidik seluruh negeri ini."
2:4 Tetapi perempuan itu telah membawa
dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: "Memang, orang-orang
itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka,
2:5 dan ketika pintu gerbang hendak
ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke
mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat
menyusul mereka."
2:6 Tetapi perempuan itu telah menyuruh
keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang
rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu.
2:7 Maka pergilah orang-orang itu,
mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan
ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar.
2:8 Tetapi sebelum kedua orang itu
tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh
2:9 dan berkata kepada orang-orang itu:
"Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa
kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini
gemetar menghadapi kamu.
2:10 Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN
telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar
dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di
seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas.
2:11 Ketika kami mendengar itu, tawarlah
hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN,
Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.
2:12 Maka sekarang, bersumpahlah kiranya
demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan
berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda
yang dapat dipercaya,
2:13 bahwa kamu akan membiarkan hidup
ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua
orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari
maut."
2:14 Lalu jawab kedua orang itu
kepadanya: "Nyawa kamilah jaminan bagi kamu, asal jangan kaukabarkan
perkara kami ini; apabila TUHAN nanti memberikan negeri ini kepada kami, maka
kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami kepadamu."
2:15 Kemudian perempuan itu menurunkan
mereka dengan tali melalui jendela, sebab rumahnya itu letaknya pada tembok
kota, jadi pada tembok itulah ia diam.
2:16 Berkatalah ia kepada mereka:
"Pergilah ke pegunungan, supaya pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu,
dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu
pulang; kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu."
2:17 Kedua orang itu berkata kepadanya:
"Kami akan bebas dari sumpah kami ini kepadamu, yang telah kausuruh kami
ikrarkan --
2:18 sesungguhnya, apabila kami memasuki
negeri ini, haruslah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela
tempat engkau menurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta
seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu.
2:19 Setiap orang yang keluar nanti dari
pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya, kalau darahnya tertumpah,
dan kami tidak bersalah; tetapi siapa pun juga yang ada di dalam rumahmu, jika
ada orang yang menciderainya, kamilah yang menanggung akibat pertumpahan
darahnya.
2:20 Tetapi jika engkau mengabarkan
perkara kami ini, maka bebaslah kami dari sumpah kepadamu itu, yang telah
kausuruh kami ikrarkan."
2:21 Perempuan itu pun berkata:
"Seperti yang telah kamu katakan, demikianlah akan terjadi." Sesudah
itu dilepasnyalah orang-orang itu pergi, maka berangkatlah mereka. Kemudian
perempuan itu mengikatkan tali kirmizi itu pada jendela.
Menurut Ibrani 11:31, penduduk Yerikho tidak percaya. Kebanyakan terjemahan
modern menggambarkan mereka menjadi "tidak menurut." Penduduk Yerikho
mengetahui tentang tanda kemenangan Israel atas orang Midian dan Amori, jadi
mereka betul-betul menyadari kekuatan Allah orang Israel. Penghakiman Allah
kepada Israel di Baal Perasim mengajarkan orang Yerikho tentang kekudusan-Nya
sebagaimana kebencian Allah terhadap penyembahan berhala dan tindakan asusila:
"Segala peristiwa ini diketahui oleh penduduk Yerikho, dan banyak dari
antara mereka yang merasakan keyakinan yang sama seperti Rahab, sekalipun
mereka menolak menurutinya."- Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 96.
Rahab bukan diselamatkan
karena ketidakjujurannya tetapi lepas dari itu. Dia percaya kepada Allah yang
benar, dan ia bertindak sesuai iman itu oleh melindungi para pengintai yang
diutus oleh Yosua. Juga ada satu kondisi lain: ia menuruti petunjuk pengintai
itu untuk mengikatkan tali kirmizi pada jendela rumahnya, yang juga
melambangkan darah yang dipercik di setiap rumah- rumah orang Israel ketika
hari raya Paskah pembebasan orang Israel (Ke/.
12:21-24). Walau jauh dari kesempurnaan, kehidupan Rahab
adalah teladan iman yang menunjukkan realitas karunia dan pengampunan Allah
kepada setiap orang yang maju dalam iman dan percaya kepada Allah apa pun
hasilnya.
Bacalah Yakobus 2:26. Bagaimanakah ayat ini menyimpulkan hubungan antara
iman dan perbuatan?
Yakobus 2:26
2:26
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa
perbuatan-perbuatan adalah mati.
Seperti tubuh yang hanyalah mayat bila tanpa napas kehidupan, demikianlah
iman tanpa perbuatan adalah mati. Sebagai tambahan, tanpa iman yang sejati
setiap "penurutan" yang kita coba lakukan hanyalah sama dengan
"perbuatan yang mati" (Ibrani 6:1; 9:14), yang adalah percuma di pemandangan Allah.
Seorang
pelacur diselamatkan oleh iman? Jika hanya itu contoh keselamatan oleh iman
yang kita miliki, kesimpulan salah apakah yang dapat kita tarik dari padanya?
Namun, pengharapan apakah yang dapat Anda ambil bagi diri Anda dari kisah ini?
Jumat, 7 November
Pendalaman: "Ketika diri
dikosongkan, maka Anda akan memiliki pengalaman yang baru dan kaya, Anda akan
melihat ketidaksempurnaan Anda sendiri ketika Anda sujud di bawah kaki salib,
dan ketika Anda memandang kesempurnaan Kristus, diri Anda akan tenggelam dalam
keadaan yang hampa dan merasa kecil."
"Kristus akan
menunjukkan kepada pandangan yang cerdas akan kesempurnaan dari keindahan yang
menarik; kemudian peta-Nya akan berada dalam pikiran dan hati, dan akan
dinyatakan dalam karakter. Kesan terhadap pikiran Ilahi haruslah dibuat dalam
hati, serta diwujudkan dalam kehidupan. Datanglah kepada Yesus, berdoa dalam
iman, berpegang teguh pada tangan kuasa Ilahi, percaya, hanyalah percaya, dan
Anda akan melihat keselamatan yang dari Tuhan. Jika Anda mau diajar, Allah akan
mengajar Anda; jika Anda mau dipimpin, Ia akan memimpin Anda kepada mata air
kehidupan."—Ellen G. White, Testimonies to Southern A/rica, hlm. 26.
Pertanyaan
untuk Didiskusikan:
1. Bacalah seluruh Yakobus 2 secara saksama Pekabaran
penting apakah di sana bagi mereka yang percaya hanya pada jasa Kristus untuk
keselamatan mereka?
Yakobus 2
2:1 Saudara-saudaraku, sebagai orang
yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu
kamu amalkan dengan memandang muka.
2:2 Sebab, jika ada seorang masuk ke
dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga
seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,
2:3 dan kamu menghormati orang yang
berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat
yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata:
"Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat
tumpuan kakiku!",
2:4 bukankah kamu telah membuat
pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?
2:5 Dengarkanlah, hai saudara-saudara
yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh
dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang
telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
2:6 Tetapi kamu telah menghinakan
orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan
yang menyeret kamu ke pengadilan?
2:7 Bukankah mereka yang menghujat Nama
yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah?
2:8 Akan tetapi, jikalau kamu
menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.
2:9 Tetapi, jikalau kamu memandang muka,
kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.
2:10 Sebab barangsiapa menuruti seluruh
hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap
seluruhnya.
2:11 Sebab Ia yang mengatakan:
"Jangan berzinah", Ia mengatakan juga: "Jangan membunuh".
Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar
hukum juga.
2:12 Berkatalah dan berlakulah seperti
orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang.
2:13 Sebab penghakiman yang tak berbelas
kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas
kasihan akan menang atas penghakiman.
2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku,
jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai
perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
2:15 Jika seorang saudara atau saudari
tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
2:16 dan seorang dari antara kamu
berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai
kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi
tubuhnya, apakah gunanya itu?
2:17 Demikian juga halnya dengan iman:
Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah
mati.
2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata:
"Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia:
"Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan
menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada
satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan
mereka gemetar.
2:20 Hai manusia yang bebal, maukah
engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
2:21 Bukankah Abraham, bapa kita,
dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak,
anaknya, di atas mezbah?
2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama
dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi
sempurna.
2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas
yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah
memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham
disebut: "Sahabat Allah."
2:24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia
dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
2:25 Dan bukankah demikian juga Rahab,
pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan
orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos
melalui jalan yang lain?
2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh
adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
2. Beberapa orang membantah bahwa Yakobus berbicara
tentang iman dan perbuatan tanpa referensi dari Paulus, dan kita harus
menafsirkan surat Yakobus menurut bahasanya sendiri. Apakah yang salah dengan
pandangan itu? Mengapa, khususnya dalam kasus ini, adalah penting untuk
diingat apa yang ayat lain katakan tentang iman dan perbuatan? Bahkan, dalam
hangatnya reformasi Protestan, para pembela Katolik sering menggunakan kitab
Yakobus untuk membela gereja Roma melawan Protestan. Mengapa ini menunjukkan
kepada kita betapa pentingnya membangun doktrin berdasarkan semua ayat yang
tersedia?
3. Sering disebutkan bahwa iman dan perbuatan harus
"seimbang." Dalam terang pelajaran ini, apakah Anda setuju dengan
pernyataan itu? Diskusikan jawaban Anda dengan orang lain dalam kelas Anda.
4. Mengapa kita tidak menemukan dalam kitab Yakobus
(atau kitab Perjanjian Baru lainnya) kegagalan Abraham dalam hubungannya dengan
Ismael, atau tentang dusta Rahab? Apakah yang fakta ini ajarkan kepada kita
tentang artinya dibungkus dengan kebenaran Kristus?
5.
PENUNTUN GURU
Ringkasan pelajaran
Ayat Inti: Yakobus 2:14-26 O Anggota Kelas akan:
Mengetahui:
(1) Menyadari bahwa
perbuatan baik adalah hasil yang alamiah iman yang sejati;
(2) Memilah bahwa percaya
tidak sama dengan iman: dan
(3) Menyadari bahwa hubungan
antara iman dan perbuatan adalah bagaikan tubuh dan roh-—menjadi satu.
Merasakan: Meragakan jaminan yang datang karena percaya
kepada Allah untuk memelihara janji-janji-Nya dan dengan setia bersandar
kepada Firman-Nya dalam iman yang menyelamatkan
Melakukan: Menerima mukjizat Allah untuk menciptakan kembali kua- sa-Nya yang
memberikan kita iman dan roh kepatuhan untuk melakukan kehendak-Nya.
Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Memahami Iman yang Bekerja
A.
Apakah
perbedaan antara perbuatan sebagai "tanda lahiriah" iman, dan
"pekerjaan" iman? Berikan masing-masing contoh.
B.
Apakah kasih
yang benar itu dan bagaimana itu dinyatakan?
C.
Apakah
mungkin memisahkan iman dan perbuatan baik? Apakah iman itu bila tanpa
perbuatan? Apakah perbuatan itu bila tanpa iman?
II.Merasakan: Mengalami Jaminan Allah
D.
Benar atau salah:
"Tidak seorang pun yang mencoba untuk selamat oleh memelihara hukum, dan
benar-benar berhasil melakukannya." (Lihat Gal. 3:10) jelaskan jawaban
Anda0
E. Mengapa perbuatan baik datang secara alamiah dari
mereka yang memiliki iman.yang sejati?
Rangkuman: Iman dan perbuatan dapat menjadi sesuatu yang
sulit dipahami. Beberapa orang ingin memisahkan iman dan perbuatan, tetapi
iman yang sejati dan menyelamatkan dikenal melalui perbuatan baik. Kita tidak
akan pernah diselamatkan oleh perbuatan kita, tetapi tanpa itu iman kita mati.
Perkataan dan tindakan harus berjalan bersama, dan iman dinyatakan dalam
perbuatan. Iman intelek yang tidak berpengaruh terhadap bagaimana kita
bertindak adalah sia-sia.
Siklus Pelajaran
Langkah 1—Memotivasi Fokus Alkitab: Yakobus 2:21-26
Kunci utama untuk Pertumbuhan Rohani: "Perbuatan baik" berfokus kepada
sesama dan timbul dari pekerjaan iman daripada sekadar menjadi tanda lahiriah
iman.
Untuk Guru: Paling tidak di awal buku Yakobus, kita melihat bahwa manusia bergumul
dengan dikotomi yang salah tentang iman atau perbuatan, kasih atau hukum, dan
kasih karunia atau keadilan yang menjadi jalan menuju kebahagiaan dan
keselamatan. Dalam pelajaran ini, kita akan melihat bagaimana perbuatan baik
secara alamiah datang kepada yang memiliki iman yang sejati.
Aktivitas Pembuka Diskusi: Itu adalah hari revolusioner—25 Juni 1967. Untuk pertama kalinya, 400
juta orang di 31 negara secara serentak bergabung bersama lewat satelit dalam
siaran langsung televisi global pertama. Dengan judul "Dunia Kita"
disiarkan secara langsung, selama dua setengah jam menampilkan para pemain dari
seluruh dunia, dengan acara penutupan yang sangat berkesan. Berpusat di studio
London, The Beatles, penyanyi terkenal Inggris menggoricang dunia dengan
menyatakan bahwa semua masalah pasti dapat diselesaikan: "Itu mudah. Semua
yang Anda perlukah hanyalah cinta .. cinta adalah semua yang Anda
perlukan."—"Dunia Kita " (TVSpecial),
httpi/f en. wikipedia. org/wiki/Our_ World_(TV__special).
Hampir setengah abad
kemudian, perkataan itu tetap menggema dalam gelombang udara dan gelofnbang
otak, dan terus menciptakan gelombang teologi. "Cinta (dan/atau iman)
adalah semua yang Anda perlukan," kata beberapa orang. Yang lain
menimpali, "Bagaimanakah dengan perbuatan?" Jadi pertanyaan yang
sudah kuno tentang bagaimana seseorang diselamatkan terus berkecamuk
Pertimbangkanlah: Adakah waktu dalam hidup
Anda ketika semua yang Anda perlukan adalah kasih? Jika ya, kapankah waktu itu,
dan bagaimana kasih itu dinyatakan? Apakah ada waktu ketika yang kita butuhkan
adalah lebih daripada sekadar kasih? Berikan contoh. Bagaimanakah dengan
keselamatan—apakah semua yang kita butuhkan adalah kasih, atau lebih daripada
itu? Jelaskan. Apakah kasih yang sejati itu, dan bagaimana itu dinyatakan?
Langkah 2—Menyelidiki
Untuk Guru: Di zaman Paulus, banyak orang sebangsanya
menyombongkan sunat sebagai lambang kebenaran. Sunat berperan sebagai
"bukti" keyakinan seseorang kepada Allah dan bukti keanggotaan
komunitas perjaniian Israel (Kej. 17:10-14, Kel. 12:48). Tetapi itu juga berarti bahwa banyah. yang merasa
tidak membutuhkan iman dalam Kristus atau pengampunan melalui darah-Nya, karena Allah telah menyiapkan mezbah
pengorbanan untuk menebus dosa (lihat Im. 1:4; 4:20, 26, 35;
5:6; 6:7, dsb.j.
Pikirkanlah tentang tabiat
serupa yang membedakan kita sebagai anggota gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Kita
memelihara Sabat dari matahari terbenam di hari Jumat sampai matahari terbenam
di hari Sabtu. Kita menjauhkan diri dari hal-hal terlarang seperti rokok,
alkohol, dan obat terlarang. Mulai dari apa yang kita makan sampai kepada apa
yang kita pakai, kita membawa kesaksian iman kita. Tetapi mungkinkah
praktik-praktik ini, sebagaimana baik dan pentingnya hal-hal itu, juga
menimbulkan risiko menjadi sekadar "lambang kebenaran"? Bagaimanakah
kita menghindar jatuh ke dalam perangkap dengan membuat semuanya itu menjadi
jalan keselamatan? Tanyakan anggota kelas tentang peran sikap dalam kehidupan
Kekristenan. Apakah ada kesempatan menjadi sombong dalam hal baik yang kita
lakukan? Mengapa, atau mengapa tidak? (Lihat Luk. 17:7-10).
I. Sumber dan Tujuan Kebenaran
(Tinjau kembali
Yak. 2:20-26 bersama dengan anggota kelas.)
Abraham, sebagai "bapa" orang Israel, adalah contoh utama dari
kebenaran. Menjadi "tambang" atau sumber dari mana Israel digali, ia
adalah otoritas alamiah untuk dilihat (Yes. 51:1, 2) untuk belajar tentang ketaatan. Adalah wajar
untuk memikirkan sunat sebagai bukti yang sangat penting untuk mengikuti
jejaknya. Tetapi, sunat datang sebagai hasil percaya (Roma 4:10,
11).
Sebagaimana Paulus dan Yakobus menyatakan, penurutan itu sendiri bukan
elemen terpenting, tetapi iman Abraham iman yang menyanggupkan Sara melahirkan
anak perjanjian (Rm. 4:19-21), iman yang rela, bahkan rela
mengembalikan anak mukjizat itu sebagai persembahan (Yak. 2:21,
22), percaya bahwa Allah akan membangkitkan dia dari
kematian (Ibr. 11:19). Bahkan, Yakobus dan Paulus
mengutip ayat yang sama dalam buku Kejadian untuk membuktikan hal ini (Kej. 15:6; bandingkan dengan Rm. 4:3; Yak. 2:23). (Bedakan pandangan Alkitab ini dengan pemahaman
orang Yahudi tentang Abraham sebagai bapa mereka dalam Yoh. 8:39).
Kata Yunani yang digunakan untuk menggambarkan manusia dalam Yak. 2:20
adalah kene, yang secara literal berarti "kosong."
Ironisnya, kebanyakan versi Alkitab menerjemahkan ini dalam istilah intelek
("bodoh" atau "sia-sia") meskipun kenyataannya Yakobus
berargumentasi menentang iman yang intelek. Kemungkinan besar kiasan ini
adalah ditujukan kepada manusia yang tanpa Roh Allah sehingga sedia bagi
kendali Setan.
Yesus menggambarkan situasi
ini dalam Matius 12:43-45. Ketika seseorang memutuskan untuk berubah dan
meninggalkan jalan hidup yang berdosa (dicontohkan dalam perumpamaan roh jahat
meninggalkan seseorang), kekosongan tercipta. Kekosongan itu harus terisi oleh
Roh Allah jika perubahan itu adalah ke arah yang lebih baik. Jika tidak,
sebagaimana yang diamarkan oleh Yesus, hasil akhirnya akan lebih buruk lagi,
seperti mereka yang telah menolak menerima Yesus. Kita bahkan dapat ditipu oleh
Setan untuk berpura-pura baik:
"Roh jahat yang telah menggoda Yesus di padang belantara, dan merasuk
orang gila di Kapernaum, roh itu pula yang mengendalikan orang-orang Yahudi
yang tidak percaya. Tetapi bagi mereka itu ia memasukkan roh merasa diri suci,
berusaha menipu mereka dalam motif mereka untuk menolak Jurusela- mat. Keadaan
mereka sebenarnya adalah lebih menyedihkan daripada orang yang dirasuk Setan
itu; karena mereka merasa bahwa mereka tidak memerlukan Kristus dan oleh sebab
itulah mereka dipegang teguh di bawah kuasa Setan."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 267. Kehidupan
spiritual adalah mukjizat kuasa Allah untuk menciptakan kembali oleh mana la
memberikan kita iman dan roh kepatuhan untuk melakukan kehendak-Nya.
Alkitab mengindikasikan
bahwa iman dijadikan sempurna oleh perbuatan kepatuhan. Kebenaran ini terlihat
pada Abraham, tetapi lebih benar lagi terlihat dari diri Yesus (lihat Ibr. 2:10; 5:8, 9), yang
jejak-Nya kita harus ikuti (1 Ptr. 2:21-24; 1 Yoh. 2:6). Dalam cara apakah pilihan pola hidup seperti
memelihara Sabat dan apa yang kita makan dan minum membuktikan kemurnian iman
kita (atau kedangkalan iman kita)? Bagaimanakah itu berbeda dengan diselamatkan
karena melakukan semua hal ini?
Pertanyaan
untuk Didiskusikan:
ü Pernahkah Anda merasa "kosong" secara
spiritual sebagai hasil karena melawan isi hati Anda? Apakah perbedaan yang
dibuat oleh memiliki doktrin yang benar jika cara hidup kita tidak sesuai
dengan iman kita?
ü Mengapa penurutan hanya mungkin terjadi melalui
pemberian dan pekerjaan Roh Kudus (Rm. 8:13, 14; Titus 3:5-7,8)?
ü Diskusikan dengan anggota kelas tentang sudut
pandang pentingnya mempraktikkan kebenaran dan dituntun oleh Roh. Apakah yang
satu lebih penting daripada yang lain? Jelaskan. Apa yang akan terjadi bila
yang satu lebih dominan?
Langkah 3—Mempraktikkan
Untuk Guru: Pengetahuan adalah penting, tetapi penerapan adalah kunci; keduanya
berjalan bersama, seperti halnya iman dan perbuatan. Doronglah anggota kelas
Anda untuk mengambil waktu menganalisis kebenaran—yang dinyatakan oleh
ayat-ayat di bawah ini dan secara hati-hati menimbang perta- nyaan-pertanyaan
di bawah ini.
Aplikasi Kehidupan: Yang mana lebih penting, iman atau penurutan? Pertahankan jawaban Anda.
Dapatkah seseorang memiliki iman tanpa penurutan? Atau penurutan tanpa iman?
Benar atau Salah: "Iman adalah akar dari semua penurutan yang benar."
Jelaskan.
Dalam suratnya kepada Titus, seorang pemuda Yunani yang percaya, Pau- lus
menjelaskan hubungan antara perbuatan baik ("perbuatan"), kasih
karunia,
dan keselamatan dalam Titus 3:5, 8.
Bacalah kembali ayat itu dan jawablah pertanyaan-pertanyaan ini:
1. Kita diselamatkan bukan berdasarkan kepada, tetapi
menurut apa?
2. Mengapa Paulus menekankan bahwa ini adalah
pernyataan "yang layak dipercaya."
3. Mereka yang pcrcaya kepada Allah (iman) akan
berhati-hati melakukan apa?
4. Dalam ayat-ayat ini, apakah yang Paulus katakan
tentang "baik" dan "berguna"?
Langkah 4—Menciptakan
Untuk Guru: Seperti yang kita sudah lihat, "iman-perbuatan" adalah berorientasi
kepada sesama. Yesus mengundang kita untuk melatih iman kita melalui perbuatan
yang akan menjadi berkat bagi orang lain. Ia berkata: "'Berjalanlah
bersamaku. Mengajar bersamaku. Memberi makan orang lain bersamaku. Basuh kaki
bersamaku. Juga berilah aku makan. Berilah aku minum. Kenakanlah aku pakaian.
Kunjungilah aku.' Ikutlah Aku! Ia memerintahkan."—"Jika Yesus
Terbang Menuju Kota Besok," A Faith That Works.com, http://afaiththat- works. com.
Tolong perhatikan bahwa ini adalah tindakan iman, bukan pikiran atau perasaan
iman. Allah tertarik kepada iman yang bekerja, dan tidak "iman" yang
hanya berpikir atau merasakan, tidak peduli berapa kuat dan tulusnya iman itu.
Di kelas, lakukan diskusikanlah bagaimana Anda dapat meletakkan iman kepada
perbuatan. Lihatlah kepada kata kerja di atas, dan perhatikanlah mereka satu
demi satu—siapakah yang dapat berjalan bersama Anda pekan ini? Siapakah yang
perlu diajar tentang Yesus—mungkin Sekolah Sabat anak-anak akan senang dengan
pertolongan Anda? Adakah seseorang yang membutuhkan yang dapat Anda beri makan
pekan ini? Kaki siapakah yang perlu Anda basuh pada kesempatan pembasuhan kaki
yang akan datang? Bagaimanakah Anda dan/atau kelas Anda dapat menolong
memberikan air bersih kepada mereka yang membutuhkannya? Dapatkah Anda
memakaikan seseorang yang butuh pakaian pekan ini? Kapankah terakhir kali Anda
mengunjungi seseorang yang tidak lagi ke gereja atau di rumah sakit atau di penjara?
Yesus meminta kita hari ini untuk "Ikutlah
Aku!"
1.
Berita Misi
TERLALU BANYAK UNTUK BERBAGI
8 November - Belize
Oleh : Tyson
Fakta Terkini
·
Belize
memiliki lahan seluas 8.867 mil persegi (22.966 km persegi), Dan 320 mil (516
km) dari garis pantai.
·
Belize
adalah negara demokrasi parlementer dengan Persemakmuran Inggris. Negara ini
dibagi menjadi enam distrik: Belize, Cayo, Corozal, Orange Walk, Stann Creek
danToledo.
·
Pariwisata
adalah generator pendapatan terbesar di Belize, meskipun negara melakukan
ekspor beberapa produk pertanian, termasuk pisang, kakao, jeruk, gula, ikan,
udang budidaya dan kayu
Tyson
dan kakaknya tinggal bersama orangtua mereka di Kota Belize. Kedua bersaudara itu aktif terlibat dalam
kegiatan olahraga dan kegiatan lainnya di perguruan tinggi.
|
Ibu mereka dibesarkan sebagai
anggota gereja Advent, ia dan keluarganya pernah bertugas di gereja selama
bertahun-tahun. Saat ibunya bertumbuh dewasa, bagaimanapun, ia jatuh cinta dan
menikah dengan seorang pria yang bukan Advent, dan melayang jauh dari imannya.
Suatu
malam sementara Tyson dan saudaranya sedang berjalan pulang dari sekolah,
mereka kebetulan melewati gereja Advent. Mereka mengamati sekelompok anak muda
bersosialisasi dan bersenang-senang di gereja. Pekan berikutnya mereka melewati
dengan cara yang sama dan lagi melihat orang muda bernyanyi dan mempelajari
Alkitab. Tyson menjadi penasaran dan berkata kepada saudaranya, "Mari
kita pergi dan melihat lebih dekat."
Sebuah Undangan
Dengan enggan saudaranya setuju,
sehingga dua mereka pergi ke pintu masuk dan memasuki tempat itu. Salah satu
pemimpin muda melihat orang-orang muda dan mengundang mereka tinggal selama
sisa rapat dan menikmatinya. Pemimpin pemuda lain mengundang mereka untuk
kembali pekan berikutnya.
Tyson
dan saudaranya pulang ke rumah dan mengatakan kepada ibu mereka tentang
pertemuan itu, yang meminta mereka untuk kembali minggu berikutnya. Dia setuju
tapi mengingatkan mereka tentang pertandingan sepak bola di sekolah pada hari
Selasa. Para pemuda memutuskan untuk pergi ke pertemuan kaum muda sebagai
gantinya, dan belajar bahwa pertemuan diadakan setiap Selasa malam. Pada malam
itu orang muda Advent dari seluruh Kota
Belize bertemu di gereja-gereja lokal mereka untuk mempelajari Alkitab, bermain
game, berpartisipasi dalam kelas memasak dan sesi keterampilan hidup lainnya.
Setiap anggota dianjurkan untuk membawa pengunjung ke pertemuan. Ini
memberikan anggota kesempatan untuk bersekutu dengan satu sama lain dan
kesempatan untuk menjangkau kaum muda lainnya untuk Yesus.
Tyson diundang ke Sekolah Sabat
oleh salah satu pemuda pada pertemuan tersebut. Sejak hari itu, ia dan
saudaranya menghadiri Sekolah Sabat secara teratur, dan itu tidak lama sebelum
ibu mereka menghadiri Sekolah Sabat dan gereja dengan mereka. Setelah pelajaran
Alkitab,Tyson dan saudaranya dibaptis, memilih untuk melepaskan kegembiraan
dan teman-teman dunia untuk Yesus.
Setelah lulus dari sekolah
tinggi,Tyson percaya bahwa Allah memanggilnya untuk pelayanan pendeta, sehingga
ia pergi ke Amerika Serikat berniat untuk belajar di sebuah universitas
Advent, tetapi mendapati bahwa biayanya mahal. Tyson akhirnya belajar di sebuah
universitas Advent di Filipina di mana ia menyelesaikan studi teologi dan
pelatihan kependetaan.
Kembali ke negara asalnya, Tyson bekerja sebagai
pendeta beberapa gereja. Sekarang, Tyson menikah. Ia dan istrinya saat ini
menjabat sebagai misionaris di Hong Kong. Ibunya masih melayani Tuhan dengan
setia dan ayahnya menghadiri gereja secara teratur.
Hal
ini terjadi sebagian karena pemimpin pemuda yang berdedikasi yang mengambil
waktu untuk menggembalakan dan memelihara orang muda, dan karena orang- orang
muda bersedia menerima panggilan Tuhan untuk menjangkau rekan-rekan mereka dan
membawa mereka ke kandang-Nya.
Tujuh puluh persen dari gereja
Di Belize, sekitar 70 persen dari
anggota gereja Advent adalah pemuda. Selama beberapa dekade terakhir Uni
Konferensi Belize telah mengorganisasi pertemuan pemuda untuk orang-orang muda
di wilayah mereka, tetapi menghadapi tantangan yang terus-menerus dan berusaha
untuk menemukan ruang yang akan menampung mereka.
"Ini
selalu menjadi tantang an untuk menemukan tempat di
Belize yang memiliki fasilitas untuk memenuhi begitu banyak orang muda,"
kata Pendeta Gillet, direktur pemuda Belize Union. Kembali pada tahun 1980
kami mulai berbicara tentang perlunya fasilitas. Pusat kamp pemuda/penginjilan
ini penting karena akan memberikan orang-orang muda rasa memiliki tujuan.
Sebagian besar orang muda yang datang ke gereja di Belize, datang mencari
tujuan. Kami datang karena kami merasakan ada lebih banyak kehidupan daripada
sekedar hidup. Memiliki fasilitas seperti ini akan memberikan para pemuda Belize rasa memiliki, dan tempat
untuk belajar dan menciptakan kebersamaan.
"Di Belize ada begitu banyak
yang kita dapat bagikan bersama dari seluruh dunia. Kami hanya berharap bahwa
banyak dari saudara-saudara kita dari seluruh dunia akan mengenal
Belize dan berbagi dengan kami."
Bagian dari Persembahan Misi
Sabat Ketigabelas Anda Triwulan ini akan membantu membangun pusat kamp
pemuda/penginjilan di Belize.
No comments:
Post a Comment