Pelajaran 9 Triwulan III 2014 dan Penuntun Guru

Misi Kita
SABAT PETANG
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Mat. 5:14-16; Luk. 24:48, 49; Yoh. 20:21; Mat. 28:19, 20;Why. 14:6-12.
AYAT HAFALAN: "Dan Injil kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahan­nya" (Matius 24:14).
Pada awal pelayanan Yesus, Ia memanggil Petrus dan Andreas untuk men­jadi murid-murid-Nya, yang artinya agar mereka akan menuntun orang lain kepada-Nya: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia" (Mat. 4:19). Kemudian, Tuhan menetapkan dua belas murid "untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil" (Mrk. 3:14). Kristus mengutus kedua belas rasul dan kemudian ke tujuh puluh murid untuk membe­ritakan Injil (Mat. 10:5-15; Luk. 10:1-12). Selama empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya, Kristus menampakkan diri beberapa kali kepada murid-murid- Nya (1 Kor. 15:3-8), dan Ia meletakkan tanggung jawab memberitakan Injil di tangan mereka (Kisah. 1:2, 3). Berulang-ulang Ia mempercayakan kepada mereka tugas pemberitaan Injil. Meskipun tidak ada dari penulis Injil mencatat setiap kata yang Yesus ucapkan, masing-masing meletakkan beberapa kalimat dari perintah Tuhan, setiap catatan menekankan aspek yang berbeda dari tugas pemberitaan Injil dan dengan demikian menyediakan bagi kita pemahaman yang berharga tentang tujuan, metodologi, dan ruang lingkup.
Pekan ini kita akan melihat pada tugas pemberitaan Injil sebagaimana Yesus Sendiri menyampaikannya.

Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 30 Agustus.

Minggu, 24 Agustus
Menjadi Terang Dunia
Bacalah Matius 5:14-16. Apakah yang Yesus katakan di sini kepada ma­sing-masing kita secara pribadi dan sebagai sebuah komunitas gereja?
Matius 5:14-16
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."


Di seluruh Alkitab, terang berkaitan erat dengan Allah. "TUHAN adalah terangku," dinyanyikan Daud (Mzm. 27:1), dan Yohanes menyatakan bahwa "Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan" (1 Yoh. 1:5). Allah adalah sumber terang. Bahkan, hal pertama yang Ia ciptakan adalah terang, karena terang sangat diperlukan bagi kehidupan.
Mengingat hubungan yang erat antara terang dan Allah, Kitab Suci sering menggunakan terang untuk melambangkan kebenaran, pengetahuan, dan ke­salehan. Berjalan di dalam terang berarti memiliki karakter seperti karakter Allah (Ef. 5:8; I Yoh. 1:7). Terang berarti Allah, kegelapan untuk Satan. Itu sebabnya adalah dosa besar untuk "mengubah kegelapan menjadi terang, dan terang menjadi kegelapan" (Yes. 5:20).
Yesus Kristus, Anak Allah yang Kekal, adalah "terang manusia,... Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam du­nia" (Yoh. 1:4, 9). Dia sendiri adalah terang yang dapat menerangi kegelapan dunia yang ditutupi dosa. Melalui Dia kita boleh memiliki "terang dari penge­tahuan tentang kemuliaan Allah" (2 Kor. 4:6), itulah karakter-Nya.
Ketika kita menerima Kristus sebagai Juruselamat kita, kita menjadi "anak- anak terang" (Yoh. 12:36; I Tes. 5:5). Namun kita tidak memiliki terang di da­lam diri kita sendiri. Seperti bulan, apa yang dapat kita lakukan adalah meman­tulkan terang yang bersinar pada kita. Ketika kita mengizinkan Yesus bersinar melalui kita, kita tidak akan melakukan perbuatan baik untuk memamerkan kebajikan kita sendiri tetapi untuk menuntun orang lain untuk memuliakan Allah.
"Jika Kristus tinggal dalam hati, tidak mungkin untuk menyembunyikan te­rang kehadiran-Nya. Jika orang-orang yang mengaku pengikut Kristus.... ti­dak memiliki terang untuk diberikan, itu disebabkan mereka tidak memiliki hubungan dengan Sumber terang.—Ellen G. White, Khotbah di Atas Bukit, hlm. 51.
Bukankah tidak masuk akal menyalakan lampu hanya untuk meletakkannya "di bawah gantang atau di bawah tempat tidur" (Mrk. 4:21)1 Lalu mengapa ka­dang-kadang kita melakukannya dengan terang Kristus? Seorang murid yang bersembunyi tidak lebih berguna daripada lampu yang ada di bawah mangkuk pada malam yang gelap. Oleh karena itu, "bangkitlah, menjadi teranglah, se­bab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu" (Yes. 60:1).

Terang itu sendiri sebenarnya tidak terlihat. Itu harus terpantul dari sesuatu; jika tidak kita tidak bisa melihatnya. Pelajaran rohani apakah yang kita bisa ambil darinya tentang bagaimana, sebagai orang percaya, terang kita dinyatakan?

Senin, 25 Agustus
Menjadi Saksi
Pertemuan Yesus yang pertama dengan para murid setelah kebangkitan-Nya adalah sangat penting. Mereka takut, tertekan, putus asa, dan bingung. Mere­ka telah mengunci pintu-pintu ruangan karena takut, tetapi Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka. Dengan suara yang jernih dan hangat Ia ber­kata kepada mereka: "Damai sejahtera bagimu." Saat mereka kaget dan takut, adalah sulit bagi mereka untuk mempercayai mata dan telinga mereka. Dengan penuh kasih, Tuhan menunjukkan kepada mereka kedua tangan dan kaki-Nya dan menjelaskan kepada mereka semua yang Kitab Suci katakan tentang Dia. Malam itu, kehadiran-Nya dan perkataan-Nya mengubah mereka secara dra­matis, menghilangkan kecemasan dan ketidakpercayaan dan mengisi mereka dengan damai dan sukacita yang datang dari kepastian kebangkitan-Nya.
Kemudian Kristus mulai menguraikan misi mereka, secara bertahap mem­bantu mereka untuk memahami pentingnya tanggung jawab mereka sebagai saksi-saksi bagi kematian, kebangkitan, dan kuasa-Nya untuk mengampuni dosa-dosa dan untuk mengubah hidup (Luk. 24:46-48). Mereka sungguh telah melihat Dia mati, tetapi mereka juga telah melihat Dia hidup kembali. Jadi me­reka bisa bersaksi bagi-Nya, bahwa Ia adalah Juruselamat dunia.
Seorang saksi adalah seorang yang telah melihat suatu peristiwa yang terja­di. Siapa saja bisa menjadi saksi, asalkan ia secara pribadi telah menyaksikan sesuatu. Tidak ada yang namanya saksi kedua. Kita dapat bersaksi berdasarkan hanya pada pengalaman kita sendiri, bukan orang lain. Sebagai orang berdo­sa yang diselamatkan, kita memiliki hak istimewa untuk menyatakan kepada orang lain apa yang Yesus telah lakukan bagi kita.

Apa hubungan antara menerima Roh Kudus dan bersaksi bagi Kris­tus? Lihat Lukas 24:48, 49; Kisah. 1:8. Lihat juga Yes. 43:10,12; 44:8.
Lukas 24:48, 49;
24:48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini.
24:49 Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."

Kisah. 1:8.
1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Yes. 43:10,12; 44:8.
43:10 "Kamu inilah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.
43:12 Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah.
44:8 Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak ada Kukenal!"
Buku Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa kesaksian orang percaya bisa memiliki kuasa yang meyakinkan hanya melalui kehadiran Roh Kudus yang tinggal di dalam hati mereka. Setelah menerima Roh, "dengan kuasa yang be­sar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan me­reka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah" (Kisah 4:33). Artinya, mereka mampu untuk berbicara, secara terbuka dan dengan kuasa yang besar, tentang apa yang mereka sendiri telah saksikan dan alami. Dalam arti yang sangat nyata, kesaksian kita tentang Kristus harus selalu menyertakan pengalaman kita sendiri dengan Dia.

Apakah pengalaman pribadi Anda bersama Tuhan? Apakah yang Al­lah telah lakukan di dalam hidup Anda yang Anda dapat saksikan tentang menjadi tangan pertama bagi orang lain? Bawalah jawaban Anda ke ke­las pada hari Sabat.

Selasa, 26 Agustus
Jadi Aku Mengutus Kamu

Injil Yohanes juga melaporkan pertemuan pertama Yesus dengan para mu- rid-Nya di ruang atas namun menyebutkan unsur-unsur lain yang tidak terma­suk dalam Injil Lukas.

Menurut Yohanes, dalam cara apakah Yesus mendefinisikan misi orang- orang percaya? Lihat Yoh. 20:21.
Yoh. 20:21
20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."

Yesus telah menyatakan konsep ini beberapa hari sebelumnya, ketika Ia ber­doa: "Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia" (Yoh. 17:18). Mengutus seseo­rang menyiratkan bahwa orang yang mengutus memiliki otoritas atas orang yang diutus. Itu juga melibatkan tujuan, karena orang diutus untuk melaksana­kan satu misi. Yesus diutus oleh Bapa untuk menyelamatkan dunia (Yoh. 3:17), dan kita diutus oleh Yesus untuk memproklamasikan keselamatan melalui Dia. Terbukti, tugas kita adalah lanjutan dari pekerjaan Kristus, yang terdiri dari pelayanan lengkap kepada semua orang (Mat. 9:35). Ia mengharapkan kita bukan hanya melanjutkan apa yang Ia telah mulaikan tetapi melangkah lebih jauh. "Barangsiapa percaya kepada-Ku," kata Yesus, "ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan; bahkan pekerjaan-pekerjaan yang le­bih besar dari pada itu" (Yoh. 14:12).
Yesus memberikan Roh Kudus untuk menyanggupkan para murid melak­sanakan misi mereka. Pada saat Penciptaan, Allah "menghembuskan" kepada Adam "napas hidup" (Kej. 2:7). Sekarang Yesus "menghembuskan" pada mu- rid-murid-Nya "Roh Kudus" (Yoh. 20:22). Sebagaimana napas hidup mengu­bah debu tanah yang mati menjadi makhluk hidup, demikian juga Roh Kudus mengubah murid-murid yang takut dan putus asa menjadi saksi hidup untuk melanjutkan pekerjaan Yesus. Pengurapan yang sama sangat diperlukan saat ini untuk menggenapi tugas yang dipercayakan kepada kita.
Yesus telah memanggil Anda menjadi saksi. Apakah yang bisa Anda saksikan? Artinya, apakah yang Anda telah lihat atau alami, yang Anda harus bagikan dengan orang lain tentang Yesus?

Rabu, 2 7 Agustus
Menjadikan Murid
Setelah kebangkitan-Nya, Yesus bertemu dengan murid-murid-Nya di Ga­lilea, "di bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka" (Mat. 28:16). Bukan hanya yang sebelas, tetapi juga lebih dari lima ratus saudara-saudara berkumpul bersama-sama di sana untuk menemui Tuhan yang sudah bangkit" (I Kor. 15:6). Dia yang telah mengalahkan kematian berkata kepada mereka: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi" (Mat. 28:18). Kuasa dan otoritas-Nya tidak lagi terbatas secara sukarela sebagaimana se­belumnya. Sebaliknya, sebagaimana sebelum Inkarnasi, otoritas-Nya meliputi seluruh alam semesta. Berdasarkan pada otoritas-Nya yang tak dapat disangkal itu, Ia menitipkan misi kepada para pengikut-Nya.
Menurut catatan Matius, dalam memberikan perintah agung Yesus meng­gunakan empat kata kerja: Pergi, jadikan murid, baptis, dan ajar. Sayangnya, banyak versi Alkitab tidak mencerminkan kenyataan bahwa, dalam bahasa Yunani, satu-satunya kata kerja bentuk perintah adalah menjadikan murid, sementara tiga kata kerja lainnya adalah partisip. Ini mengartikan bahwa pe­nekanan pada kalimat itu ada pada menjadikan murid, tiga aktivitas lainnya bergantung pada hal ini.

Apakah fungsi pergi, baptis, dan mengajar dalam memenuhi perintah untuk menjadikan murid? Lihat Mat. 28:19, 20.
Mat. 28:19, 20.
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Mandat Yesus menunjukkan tiga aktivitas yang terlibat dalam menjadikan murid. Tiga aktivitas tidak harus terjadi secara berurutan; sebaliknya, mere­ka saling melengkapi satu dengan yang lain. Sementara pergi ke tempat yang berbeda, pada akhirnya ke seluruh dunia, kita harus mengajarkan yang Yesus ajarkan, membaptiskan mereka yang menerima Dia sebagai Juruselamat dan bersedia untuk menuruti segala hal yang Yesus perintahkan.
Kita bersukacita ketika seseorang dibaptiskan, tetapi baptisan bukanlah ak­hir dari cerita. Itu adalah bagian dari proses menjadikan seseorang murid. Tu­gas kita adalah mengundang orang untuk mengikut Yesus, yang berarti perca­ya kepada-Nya, menuruti pengajaran-Nya, mengadopsi jalan hidup-Nya, dan mengundang orang lain untuk juga menjadi murid-Nya.
Kata semua menjadi ciri ayat ini. Karena Yesus memiliki "semua kuasa," kita harus pergi kepada "semua bangsa" mengajar mereka untuk melakukan "segala sesuatu" yang berkaitan dengan Injil, dengan jaminan bahwa Kristus bersama dengan kita "selalu" (harfiahnya, "semua hari") sampai akhir zaman.

Pikirkan gereja Anda setempat. Apakah yang dilakukan di sana untuk menolong memelihara dan pemuridan mereka yang baru bertobat? Apa­kah lagi yang bisa dilakukan? Tanyakanlah diri Anda sendiri: Talenta apakah yang Anda miliki yang Anda dapat gunakan pada bagian penting untuk memenuhi perintah Injil ini?

Kamis, 28 Agustus
Mengkhotbahkan Injil
Dengan karakteristik ringkas dan jelas, Injil Markus menghadirkan perintah dalam satu kalimat pendek: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepa­da segala makhluk" (Mrk. 16:15). Sebagaimana dalam Injil Matius, kata kerja pergi dalam bahasa Yunani adalah bentuk participle yang mengindikasikan bukan sebuah tugas tetapi gerakan yang dibutuhkan untuk memenuhi tugas tersebut. Misi itu sendiri diekspresikan oleh bahasa Yunani dengan kata kerja kerusso, diberikan di sini dalam bentuk perintah. Kerusso berarti "mewarta­kan dengan kuat, mengumumkan, mengkhotbahkan." Markus menggunakan istilah ini 14 kali, lebih banyak dari ketiga Injil lainnya. Gereja harus meng­khotbahkan Injil.
Sepanjang pelayanan Yesus, keduabelas murid telah diutus bukan kepada bangsa-bangsa kafir namun hanya "kepada domba yang hilang dari umat Is­rael" (Mat. 10:6). Sekarang mereka diutus "ke seluruh dunia" dan "kepada segala makhluk." Kesebelas saja tidak akan pernah bisa memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia, apalagi kepada setiap makhluk hidup di dalamnya. Sebuah tugas ke seluruh dunia seperti ini menuntut partisipasi gereja secara keseluruhan. Hal ini dipercayakan kepada seluruh umat percaya dalam Yesus di setiap zaman. Ini termasuk saudara dan saya.
Baca Wahyu 14:6-12. Bagaimanakah ayat-ayat ini mencakup misi gere­ja di seluruh dunia?
Wahyu 14:6-12
14:6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
14:8 Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."
14:9 Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: "Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya,
14:10 maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.
14:11 Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."
14:12 Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Mengkhotbahkan Injil ke segala makhluk, bagaimanapun'juga, tidak secara otomatis berarti bahwa setiap orang akan menerimanya. Hanya, "siapa yang percaya dan dibaptiskan akan diselamatkan" (Mrk. 16:16). Kita harus berkhot­bah dengan semangat, berharap bahwa setiap pendengar akan menyerah kepa­da undangan Injil. Namun demikian, kita harus menyadari bahwa banyak tidak- akan menerima Firman itu, sebagaimana gambaran pintu yang sempit dengan jelas tunjukkan (Mat. 7:13,14).
Jaminan apakah yang kita miliki bahwa misi mendunia ini dapat dan akan digenapi? Lihat Mat. 24:14.
Mat. 24:14
24:14 Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."

Ada satu dorongan yang paralel antara Markus 16:15 dan Matius 24:14. Kedua ayat ini merujuk kepada pemberitaan Injil ke seluruh dunia. Sementara ayat pertama menghadirkan perintah Yesus untuk mengkhotbahkan, yang ke­dua memberikan janji Yesus bahwa misi akan benar-benar dilaksanakan.

Kristus "mengadakan persediaan penuh untuk meneruskan pekerjaan itu, dan Ia sendiri bertanggung jawab atas kemajuannya. Selama mere­ka menurut sabda-Nya, dan bekerja bersama-sama dengan Dia, mereka tidak dapat gagal."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 477. Maka, pertanyaan yang masing-masing kita perlu tanyakan pada diri kita sendiri adalah, seberapa rindukah kita untuk digunakan oleh-Nya dalam pekerjaan yang sangat penting ini?

Jumat, 29 Mei
Pendalaman: Ellen G. White, "Pergilah Mengajar Segala Bangsa," hlm. 472-486, dalam Alfa dan Omega, jld. 6; "Tugas yang Besar," hlm. 22-29, da­lam Alfa dan Omega, jld. 7.

"Tiap murid yang sejati dilahirkan di dalam kerajaan Allah sebagai seorang pe­ngabar Injil. Orang yang minum dari air hidup itu menjadi mata air hidup pula. Penerima itu menjadi pemberi. Kasih karunia Kristus dalam jiwa adalah bagaikan mata air di padang belantara yang meluap-luap untuk menyegarkan semua orang, dan menjadikan mereka yang sudah hampir binasa ingin minum air hidup itu."— Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 198.
"Perintah Juruselamat kepada murid-murid meliputi semua orang percaya. Pe­rintah ini meliputi segala orang percaya dalam Kristus sampai akhir zaman. Ada­lah suatu kekeliruan yang berbahaya bila menganggap bahwa pekerjaan menyela­matkan jiwa-jiwa hanya bergantung kepada pendeta yang sudah diurapi.... Semua orang yang menerima hidup Kristus ditentukan untuk bekerja bagi keselamatan sesama manusia. Untuk pekerjaan inilah jemaat itu didirikan, dan semua orang yang mengadakan janji suci itu berjanji untuk bekerja bersama-sama dengan Kris­tus." —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 477.
Pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.        Tidak semua orang dapat mengelilingi dunia untuk mengkhotbah­kan Injil. Namun, apakah cara-cara yang masing-masing kita da­pat terlibat dalam tugas menyebarkan Injil ke seluruh dunia dalam konteks pekabaran tiga malaikat?
2.        Dengan cara apa gereja Anda setempat meneruskan pelayanan Ye­sus kepada komunitas Anda? Bagaimanakah Anda bisa membantu meningkatkan pelayanan misionaris gereja?
3.        Yesus berkata bahwa Injil akan berkumandang ke seluruh dunia. Bagi sebagian besar sejarah manusia sejak Ia mengucapkan kata- kata itu, metode komunikasi tidak berubah. Dua ratus tahun lalu komunikasi tidak jauh lebih cepat dari 2.000 tahun yang lampau, ketika Yesus memberikan kepada kita perintah Injil. Tentu saja, semuanya itu telah berubah, khususnya dalam 50 tahun terakhir, di mana kita telah mengembangkan metode komunikasi yang luar biasa. Bagaimanakah kita bisa belajar lebih baik untuk menggu­nakan teknologi yang luar biasa yang telah diberikan kepada kita untuk melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan kepada kita un­tuk dilakukan?
4.        Di kelas, berdasarkan pada pertanyaan pada akhir pelajaran hari Senin, beri kesempatan bagi mereka yang rindu untuk memba­gikan pengalaman pribadi mereka dengan Yesus. Bagaimanakah kita bisa menggunakan kesaksian kita sendiri sebagai sebuah saksi bagi orang lain? Mengapa kita harus menggunakan pengalaman kita sendiri?


Penuntun Guru


Ringkasan Pelajaran
·         Ayat Kunci: Matius 28:19,20
·         Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Memahami misi jemaat yang terpusat pada tugas penginjilan dari
Kristus.
Merasakan: Merindukan kesempatan untuk berpartisipasi di dalam tugas yang
diurapi Allah untuk memuridkan orang.
Melakukan: Berdoa dengan sungguh-sungguh supaya Allah akan membuka
pintu-pintu, mulai minggu ini, untuk membagikan iman mereka.
·         Garis Besar Pelajaran:
                                      I.            Mengetahui: Murid-murid Yesus Menerangi Dunia.
A.      Mengapakah kerajaan Kristus dihubungkan dengan terang?
B.       Kesaksian Kristen seringkah dihubungkan dengan memindahkan agama, akan tetapi apakah maksud dari makna yang sesungguh­nya?
                                    II.            Merasakan: Kepuasan Pribadi Berasal dari Keterlibatan di dalam Proses Pemuridan.
A.      Para pelari bersukacita ketika mereka melewati rekor pribadi me­reka. Atlet angkat besi demikian juga merasa puas ketika mere­ka mengangkat beban yang lebih besar. Bagaimanakah perasaan orang Kristen ketika memimpin orang untuk menerima Yesus? Me­ngapa?
B.       Suatu tim seringkah terangkat oleh usaha luar biasa dari satu ang­gota. Bagaimanakah kesaksian keberhasilan dalam pemuridan da­pat menginspirasikan orang yang lain?
C.       Bagaimanakah orang percaya mengembangkan pola pikir yang terus-menerus mencari kesempatan untuk membagikan iman mere­ka?
                                 III.            Melakukan: Allah Menyediakan Kesempatan-kesempatan untuk Membagikan Iman kepada Mereka yang Berdoa dengan Rendah Hati bagi Bimbingan-Nya.
A.      Mengapakah doa begitu penting bagi jaringan usaha pemuridan?
B.       Apakah bahaya yang ada di dalam usaha pemuridan yang bergan­tung kepada cara membujuk duniawi daripada kebergantungan di atas doa?
C.       Bagaimanakah jemaat dapat bekerja sama lebih efektif untuk me­mimpin orang kepada Kristus?
Rangkuman: Jemaat ada oleh karena misi yang dituntun oleh Roh sebagai­mana api ada oleh karena oksigen yang membakar. Mereka yang menjadikan murid-murid yang tulus sedang memenuhi tujuan Allah bagi jemaat-Nya.
Siklus pelajaran
·         Langkah 1—Memotivasi Ayat Utama: Matius 28:19,20

Konsep Kunci untuk Pertumbuhan Rohani: Kecuali setiap anggota jemaat secara aktif berpartisipasi di dalam penugasan Kristus untuk memuridkan orang, jemaat tidak akan berbuah, lambat laun mati.
Untuk Guru: Api ada untuk membakar. Jemaat ada untuk melakukan misi. Kristus secara khusus menugaskan jemaat-Nya untuk memuridkan. Institusi yang mandul, tak bersemangat dihasilkan oleh karena organisasi jemaat melupakan mi­sinya. Setiap institusi sccara periodik haruslah mengevaluasi kesetiaannya.kepa­da misi. Anggota-anggota jemaat mencapai banyak hal yang berharga, akan tetapi apakah misi-misinya terfokus? Organisasi gereja mengelola ratusan lembaga yang berbeda-beda, mengeluarkan tenaga yang tak terkira. Setiap kegiatan yang kehi­langan misi Kristus adalah membuang energi yang sia-sia yang seharusnya diin- vestasikan di dalam pemuridan.
Aktivitas: Ajaklah anggota kelas untuk mengungkapkan tempat kerja me­reka. Dengan menggunakan proyektor dan komputer atau papan tulis, catatlah pernyataan-pernyataan mereka. Cari tahu, "Apakah misi utama perusahaan Anda?" Rincikan dengan dukungan misi, fungsi, atau kegiatan-kegiatan. Daftarkan tangga- pan-tanggapan mereka bersama dengan gambaran perusahaan mereka. Ikuti hal ini dengan pertanyaan-pertanyaan untuk diskusi seperti yang di bawah ini.
Pilihan Lain untuk Aktivitas: Ajaklah anggota kelas untuk menceritakan ten­tang tempat kerja mereka. Catatlah tanggapan-tanggapan mereka. Tanyakan, "Apa­kah misi utama perusahaan Anda?" Daftarkan misi-misi pendukung, fungsi, serta kegiatan-kegiatannya. Catat tanggapan mereka bersama gambaran perusahaan me­reka. Ikuti hal ini dengan pertanyaan-pertanyaan untuk diskusi di bahwa ini.
Pertimbangkan Ini: Apakah yang terjadi ketika perusahaan kekurangan misi yang jelas terdefinisikan? Apakah yang terjadi ketika fungsi sampingan atau akti- vitas-aktivitas pendukung mengambil alih misi, bahkan menjadi lebih penting?
·         Langkah 2—Menggali
Untuk Guru: Penjelasan Yesus tentang misi dikomunikasikan dengan bebe­rapa metafora, termasuk lampu, saksi-saksi, dan duta besar. Kristus menjanjikan para pengikutnya yang adalah nelayan itu bahwa mereka akan menjadi penjar­ing manusia. Misi mereka termasuk elemen-elemen terang, kesaksian, perwakilan, dan penganiayaan. Tempat-tempat tertentu bisa melibatkan hal-hal ini dengan por­si yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan yang menentukan, akan tetapi semua elemen ini harus mendapat perhatian yang khusus oleh karena elemen-elemen itu adalah bahan-bahan utama suatu bangunan dalam proses pemuridan.
Komentar Alkitab
I. Kesaksian yang Diterangi
(Pelajari kembali bersama kelas, Mat. 5:14-16, E/. 5:8, Luk. 24:46-49, dan Kis.1:8).
Di seluruh Alkitab, terang melambangkan Allah. Kegelapan melambangkan an­titesis dari Allah. Kristus menasihati pengikut-Nya untuk tidak berjalan di dalam kegelapan. Sebaliknya, mereka harus menjadi terang yang mengusir kegelapan. Di samping bahasa metafora, orang Kristen haruslah menerangi dunia mereka, me­nyatakan tabiat Allah yang pengasih melalui pengajaran dan kegiatan.
Memperhatikan sumber terang di zaman ini—teknologi penyebaran meno­long mengilustrasikan hal ini. Lampu seperti ini mempunyai kemampuan yang luar biasa, mengambil terang alamiah malam, mengkonsentrasikan dan menga­rahkan terang itu, lalu menerangi suatu ruangan yang besar tanpa listrik. Orang- orang Kristen haruslah sedemikian juga sebagai jalur yang begitu penuh dengan kebaikan-kebaikan Ilahi; menebarkan berkat, kebaikan, dorongan, belas kasih­an, kemurnian, kebaikan hati, kelemahlembutan, kesabaran, dan kebenaran. Juga pemuridan yang tersembunyi (lilin-lilin yang disembunyikan di bawah gantang) sama dengan kebodohan. Kristus bergaul dengan manusia, maka menerangi dan memperbarui dunia kita.
Ketika orang memperoleh titel "Kristen" untuk mereka sendiri tanpa mem­bagikan terang dan menikmati suatu pengalaman pribadi dengan Kristus, mereka itu telah menampilkan suatu realitas yang salah. Kepalsuan mereka menggelapkan saksi yang asli dari umat percaya yang sejati. Bayangkan lampu pijar tanpa listrik. Lampu itu bisa saja menampilkan bentuk, panjang, dan penempatan yang benar, terlihat dalam segalanya seperti lampu yang asli, tetapi sebelum menerima listrik mereka itu hanyalah sekadar bola lampu. Jemaat-jemaat bisa jadi berlimpah de­ngan "umat-percaya yang seperti bola lampu" yang kosong, padahal Allah mem­butuhkan saksi-saksi terang di seluruh dunia.
Pertimbangkan Hal Ini: Bagaimanakah para anggota dapat mempertahankan hubungan pribadi dengan Allah yang memampukan mereka bersaksi efektif?
II. Agen Ganda Allah
(Pelajari kembali bersama kelas Yohanes, 3:17; 14:12; 17:18; Matius 24:14; 28:19, 20).
Agen ganda umumnya mengartikan orang yang bermuka dua, seseorang yang tidak bisa dipercaya, bekerja secara sembunyi-sembunyi. Izinkanlah diri Anda me­miliki pengertian lain untuk terminologi ini: "Pelayanan perwakilan berlapis dua" adalah "agen ganda." Penugasan berlapis dua kita datang dari Kristus sendiri. Ye­sus memerintahkan (1) berkhotbah dan (2) menjadikan murid. Seorang agen meng­artikan perwakilan atau duta besar. Duta besar adalah petugas tinggi diplomatis yang diutus dari suatu negara untuk ke negara yang lain sebagai perwakilan untuk suatu jangka waktu yang lama. Sebab itu, orang Kristen adalah perwakilan yang memiliki pelayanan berlapis dua, yaitu berkhotbah dan menjadikan murid.
Negara-negara penerima menyambut para duta besar berdasarkan reputasi dari negara pengirim bukan berdasarkan pencapaian pribadi para wakil tersebut. Oleh sebab itu diterimanya kita sebagai para duta besar tidaklah didasarkan atas ciri-ciri pribadi akan tetapi atas status Allah. Para saksi yang kecewa haruslah mengingat hal ini ketika penolakan terjadi (Yohanes 17:14-16; Lukas 10:5-16). Penolakan bukanlah per pribadi tetapi sesungguhnya adalah menolak Dia yang kita wakilkan. Orang Kristen haruslah juga menyadari penghargaan yang tersirat oleh pelayanan sebagai duta besar Kristus. Sebagaimana Kristus diutus oleh Bapa surgawi-Nya, maka orang percaya diutus sebagai utusan pribadi-Nya. Apakah yang lebih hebat daripada mengikuti langkah-langkah Yesus dengan pengutusan Ilahi dari takhta surga?
Mungkin seseorang berpikir, "Saya bukanlah seorang pengkhotbah." Mendefi­nisikan terminologi akan bisa membantu. Bahasa Yunani "kerugthesetai" sering­kah diterjemahkan "akan diberitakan," berhubungan dengan tradisi kuno dalam menggembar-gemborkan. Para pembawa berita ada awalnya mereka yang diu­tus oleh raja untuk menyampaikan pengumuman-pengumuman atau pernyataan- pernyataan. Bukanlah kemampuan berbicara atau orasi yang dibutuhkan. Namun tiga hal yang perlu: (1) pengutusan raja, (2) mengetahui beritanya, dan (3) kerelaan untuk menyampaikan berita itu. Setiap orang Kristen telah ditugaskan oleh raja. Orang Kristen yang bertobat dengan tulus, secara definisi, sudah tahu pekabaran- Nya. Tuntutan utamanya adalah kerelaan untuk melakukan pengumuman-pengu­muman. Tanpa panggung yang ditinggikan, penggunaan mimbar, atau pemeriksa­an mikrofon, umat percaya dapat "memberitakan" kabar baik. Mengkhotbahkan isi Alkitab adalah tanggung jawab setiap umat percaya, bukan hanya para profesional agama.
Sama halnya, pemuridan adalah tanggung jawab setiap orang percaya. Me­lengkapi fase-fase utama dalam pemuridan tidak membutuhkan pendidikan semi­nari. (1) Bergaul, (2) memenangkan kepercayaan orang, (3) membagikan kesak­sian yang dapat dilihat dan yang berdasarkan Alkitab, dan (4) mengajak untuk mengambil keputusan rohani adalah rangkuman dari proses itu. Abad terbaik bagi Kekristenan dengan ledakan pertumbuhannya terjadi sebelum seminari-seminari Kristen dibentuk. Para tukang kayu, penjaga anak, tukang kebun, tentara, peda­gang, pembuat tenda, penjaga toko, dan para pekerja biasa lainnya membakar pe­ngembangan Kekristenan secara luar biasa. Tidakkah para programer komputer, paramedis, sopir truk, tukang besi, ahli mesin, pemborong bangunan, dan penerima telepon melakukan hal yang sama?
Pertimbangkanlah Hal Ini: Apakah yang membakar imajinasi Anda, mendo­rong semangat Anda untuk terlibat dalam Amanat Agung Kristus?
·         Langkah 3—Mempraktikkan
Untuk Guru: Bacalah perumpamaan berikut ini dan diskusikan dengan kelas. Bagaimanakah umat percaya menghindari gangguan-gangguan misi?
Perumpamaan: Perusahaan GMAC (Globally Motivated Automobile Corpora­tion) pada awalnya ditugaskan untuk membuat kendaraan antariksa oleh penemu yang telah dikenal di seluruh semesta yaitu Joshua Ben Lovejoy. Kendaraan gene­rasi pertama, menggabungkan rancangan masa depan, mesin yang invovatif, dan investasi yang tidak biasa, terjual dengan sangat meyakinkan. Meski mendapat persaingan tinggi dari perusahaan-perusahaan lainnya, gangguan-gangguan perun- dang-undangan, dan tantangan-tantangan yang mematikan, GMAC memperoleh perkembangan pasar yang terus meningkat. Permintaan mencapai tingkat yang be­lum pernah terjadi, lalu kantor pusat memutuskan untuk perluasan dan menghadi­ahkan fasilitas-fasilitas mewah kepada para pekerja. Segala ketidaknyamanan dan pengorbanan para pekerja generasi pertama dilupakan.
Lambat laun investasi utama beralih dari rancangan produk dan pemasaran ke­tika kantor pusat mulai menekankan kepuasan para pekerja. Mulanya, merosotnya penjualan disebabkan oleh kerasnya persaingan, perubahan-perubahan musim, dan kebimbangan pasar. Simpanan dana oleh generasi pertama terpakai banyak, na­mun, untuk melindungi dampak, suara-suara prihatin jarang didengar. Para pekerja mulai menuntut upah yang lebih besar, istirahat yang lebih panjang, peningkatan pembagian keuntungan, lebih banyak variasi menu di rumah makan, dan liburan yang lebih lama. Suara-suara penyeimbang dibungkamkan. Simpanan menyusut, dan pembiayaan dialihkan dari investasi utama kepada tuntutan gaji para pegawai. Departemen rancangan dan pemasaran menderita banyak pemotongan. GMAC se­makin merosot oleh karena permintaan untuk perjalanan ke angkasa luar menu­run. Tenaga kerja GMAC lambat laun meninggalkan produk-produk mereka untuk membeli Land Travelers, sebuah kendaraan pesaing.
Di pabrik GMAC seseorang secara tidak sengaja menyatukan dua jus di ru­mah makan. Rasa segar langsung memberikan kenikmatan, dan kantor pusat se­gera memberikan instruksi pemasaran untuk mengalihkan energi mereka sebagai pembuat kendaraan antariksa yang lambat laun dihentikan. Pemberhentian besar- besaran terjadi. Lalang memenuhi lapangan kerja mereka. Land Travelers meng­ambil alih. Ketika Joshua Ben Lovejoy datang, tidak ada yang memperhatikan. Joshua menangis.
·         Langkah 4—Menciptakan
Untuk Guru: Pernahkah Anda melihat tongkat glow-iri-tlie-dark? Ketika benda berfosfor ini dibawa ke sumber cahaya, benda itu menyala, berpijar di dalam kege­lapan. Orang Kristen, bila dihadapkan kepada Yesus, akan juga dimampukan untuk bersinar di tengah dunia gelap mereka.
Aktivitas: Rancanglah jadwal mingguan Anda, memasukkan lebih banyak kesempatan untuk "menampilkan Yesus."








No comments:

Post a Comment