16-22
Agustus*
Gereja
SABAT PETANG
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Ul. 32:4; Mzm. 28:1 ;Yoh.
17; Yoh. 15:1 -5; Mat.
7:1-5; Mat. 5:23, 24; 18:15-18.
AYAT
HAFALAN:"Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk
orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka
menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam Kita supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku" (Yoh. 17:20,21).
Akar dari gereja Kristen dapat
ditelurusi kembali ke Adam, Abraham, dan anak-anak Israel. Tuhan telah
memanggil Abraham, dan kemudian
orang Israel, agar masuk ke dalam sebuah hubungan perjanjian dengan-Nya
untuk memberkati dunia melalui mereka. Dalam perjalanan sejarah suci,
perjanjian hubungan itu dilanjutkan oleh gereja.
Gereja bukanlah
penemuan para rasul atau manusia lainnya. Selama pelayanan-Nya, Kristus Sendiri
mengumumkan keinginan-Nya untuk mendirikan gereja-Nya: "Aku akan
mendirikan jemaat-Ku" (Mat. 16:18). Gereja berutang akan
keberadaannya kepada Yesus Kristus! Dialah yang memulainya.
Menurut keempat
Injil, istilah gereja muncul dari bibir Yesus hanya tiga kali (Mat.
16:18; 18:17). Ini tidak berarti, bagaimana pun juga, bahwa Ia tidak
berurusan dengan pokok tersebut. Kenyataannya, Ia mengajarkan konsep yang
sangat penting yang berkaitan dengan gereja. Pelajaran kita pekan ini akan berpusat
pada dua ide utama: Fondasi gereja dan kesatuan gereja.
*Pelajari Pelajaran Pekan ini antuk persiapan Sabat, 23 Agustus.
Minggu, 17 Agustus
Fondasi
Gereja
Yesus berkata,
"di atas batu karang ini Aku akan mendirikan gereja-Ku" (Mat.
16:18). Siapakah batu (petra dalam bahasa Yunani) yang atasnya
gereja didirikan? Beberapa penafsir percaya bahwa Petrus adalah batu itu.
Mereka berpendapat bahwa Tuhan menggunakan permainan kata antara Petrus dan
Petra (Petros dan Petra, masing-masing dalam bahasa Yunani)—sebuah
permainan yang mungkin akan lebih jelas dalam bahasa Aram, yang kemungkinan
besar digunakan Yesus. Bagaimanapun juga, faktanya adalah tidak ada seorang pun
yang tahu dengan pasti kata-kata yang tepat dari pernyataan Yesus dalam bahasa
Aram. Kita hanya memiliki ayat dalam bahasa Yunani yang dicatat oleh Matius,
yang membedakan antara Petros (batu) dan Petra (batu karang),
suatu perbedaan yang tidak boleh diabaikan.
Ada alasan-alasan yang baik untuk memastikan bahwa
petra mengacu kepada Kristus. Konteks yang ada dari pernyataan Yesus
(Mat. 16:13-20) berpusat pada identitas dan misi Kristus, bukan Petrus.
Selain itu, Yesus sebelumnya pernah menggunakan gambaran dari bangunan di atas
batu karang, jelas memperkenalkan batu karang itu sebagai Diri-Nya dan pengajaran-Nya
(Mat. 7:24, 25).
Apakah makna simbolis "batu
karang" di dalam Perjanjian Lama? Ul. 32:4; Mzm. 28:1; 31:3,4; 42:10;
62:3; Yes. 17:10.
Ul. 32:4;
32:4 Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena
segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan
benar Dia.
Mzm. 28:1;
31:3,4; 42:10; 62:3;
28:1 Dari Daud. Kepada-Mu, ya TUHAN, gunung batuku,
aku berseru, janganlah berdiam diri terhadap aku, sebab, jika Engkau tetap
membisu terhadap aku, aku menjadi seperti orang yang turun ke dalam liang
kubur.
31:3 sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah
melepaskan aku! Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan
untuk menyelamatkan aku!
31:4 Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan
oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
42:10 Aku berkata kepada Allah, gunung batuku:
"Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah
impitan musuh?"
62:3 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku,
kota bentengku, aku tidak akan goyah.
Yes. 17:10.
17:10 Sebab engkau telah melupakan Allah yang
menyelamatkan engkau, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu. Sebab itu
sekalipun engkau membuat taman yang permai dan menanaminya dengan cangkokan
luar negeri,
Ketika Petrus
dan murid yang lain mendengarkan Yesus berbicara tentang membangun gereja-Nya
di atas batu, mereka akan menafsirkan gambaran dalam istilah-istilah yang
dimaksudkan di dalam Perjanjian Lama yaitu, simbol Allah.
Petrus sendiri
menegaskan bahwa Kristus adalah "batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan, namun itu telah menjadi batu penjuru" (Kisah 4:11), dan
ia menerapkan istilah batu kepada Kristus sebagai fondasi gereja (I Ptr.
2:4-8). Ketika ia membandingkan orang Kristen secara umum kepada "batu
yang hidup," ia menerapkan istilah batu {Petra) kepada Kristus
saja. Dalam Alkitab tidak ada manusia disebut petra, kecuali Yesus.
Rasul Paulus menggunakan istilah petra untuk
mengacu kepada Kristus (Roma 9:33; 1 Kor. 10:4) dan jelas menyatakan
bahwa "tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada
dasar yang diletakkan, yaitu Yesus Kristus" (1 Kor. 3:11). Oleh
karena itu kita menyimpulkan bahwa gereja kerasulan secara bulat memahami
bahwa Yesus Kristus Sendiri adalah petra yang sesungguhnya atas mana
gereja dibangun, dan semua nabi dan rasul, termasuk Petrus, adalah lapisan
pertama dari batu-batu yang hidup dalam bangunan besar gereja rohani (Ef.
2:20).
Mengapakah
penting untuk mengetahui bahwa gereja, lemah sebagaimana kadang-kadang
terlihat, dibangun pada Kristus sendiri?
Doa Kristus
bagi Persatuan
Saat itu adalah
Kamis malam. Setelah perjamuan terakhir, Yesus dan murid- murid pergi menuju
Bukit Zaitun. Dalam perjalanan mereka ke Getsemani, Yesus berhenti dan berdoa
bagi Diri-Nya sendiri, bagi para murid-Nya, dan bagi semua yang nanti akan
percaya kepada-Nya melalui khotbah para rasul. Meskipun penderitaan salib ada
di hadapan-Nya, keprihatinan-Nya bukan untuk Diri-Nya sendiri tetapi bagi para
pengikut-Nya. Yohanes 17 menghadirkan doa pengantaraan terpanjang Yesus yang
dicatat di dalam Alkitab. Sangat mendorong untuk memikirkan bahwa Dia berdoa
bagi setiap orang yang percaya pada-Nya, termasuk masing-masing kita.
Bacalah Yohanes
17. Apakah permohonan utama doa Yesus kepada Bapa mengenai orang-orang percaya?
Lihatlah khususnya ayat 21-23.
Yohanes 17
17:1 Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke
langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu,
supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
17:2 Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya
kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal
kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang
telah Engkau utus.
17:4 Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan
jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku
pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
17:6 Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang,
yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah
memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
17:7 Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau
berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu.
17:8 Sebab segala firman yang Engkau sampaikan
kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka
tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku.
17:9 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku
berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka
adalah milik-Mu
17:10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu
adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi
mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus,
peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.
17:12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka
dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah
menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari
pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis
dalam Kitab Suci.
17:13 Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku
mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah
sukacita-Ku di dalam diri mereka.
17:14 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan
dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan
dari dunia.
17:15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil
mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.
17:16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan
dari dunia.
17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu
adalah kebenaran.
17:18 Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam
dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia;
17:19 dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya
mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.
17:20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa,
tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti
Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di
dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
17:22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka
kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama
seperti Kita adalah satu:
17:23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku
supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah
mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi
Aku.
17:24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada,
mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
17:25 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal
Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang
telah mengutus Aku;
17:26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada
mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan
kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."
Persatuan
sangat penting bagi kehidupan gereja. Kita bisa mengukur pentingnya persatuan
dengan fakta bahwa empat kali Kristus mengulangi keinginan-Nya yang sangat agar
para pengikut-Nya menjadi satu (Yoh. 17:11, 21- 23). Di jam-jam akhir
yang khusus itu, Tuhan dapat saja berdoa untuk banyak hal-hal lain yang sangat
penting dan perlu. Sebaliknya, Ia memfokuskan doa- Nya pada kesatuan orang
percaya. Ia tahu bahwa bahaya terbesar bagi gereja adalah roh persaingan dan
perpecahan.
Permohonan
Yesus bukanlah untuk keseragaman melainkan untuk kesatuan pribadi mirip kepada
hubungan-Nya dengan Bapa. Ia dan Bapa adalah dua pribadi, berbeda satu dengan
yang lain, dengan fungsi yang berbeda pula. Namun, mereka satu dalam sifat dan
tujuan. Dengan cara yang sama, kita semua memiliki temperamen, latar belakang,
kesanggupan, peran yang berbeda-beda, tetapi kita semua seharusnya dipersatukan
di dalam Yesus Kristus.
Persatuan
seperti ini tidak terjadi secara spontan. Untuk memilikinya, kita harus
sepenuhnya menerima kepemilikan Kristus di dalam hidup kita. Ia harus membentuk
karakter kita, dan kita harus menyerahkan kehendak kita kepada kehendak-Nya.
Persatuan
bukanlah sebuah akhir. Ini adalah sebuah kesaksian untuk mengilhami dunia
percaya pada Kristus sebagai Juruselamat yang diutus Bapa. Keselarasan dan
persatuan di antara orang-orang yang berbeda watak adalah kesaksian yang
paling kuat bahwa Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan orang berdosa.
Itu adalah bukti yang tidak dapat dibantah dari kuasa Kristus yang
menyelamatkan dan mengubah. Dan kita memiliki hak istimewa untuk membawa
kesaksian ini.
Sering kali persatuan hanya
diancam oleh sifat egois. Bagaimanakah kita bisa merasa pasti bahwa kita tidak
bersalah dalam membahayakan persatuan karena alasan yang tidak baik?
Selasa, 19 Agustus
Pembekalan Kristus untuk Persatuan
Apakah dasar
bagi persatuan yang didoakan Yesus bagi gereja-Nya? Lihatlah Yohanes 17:23 dan
Yohanes 15:1-5.
Yohanes 17:23
17:23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku
supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah
mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi
Aku.
Yohanes 15:1-5
15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan
Bapa-Kulah pengusahanya.
15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah,
dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih
banyak berbuah.
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah
Kukatakan kepadamu.
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak
tinggal di dalam Aku.
15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
"Kamu di
dalam Aku, dan Aku di dalam kamu" (Yoh. 14:20) mengekspresikan
hubungan yang erat yang kita perlu miliki dengan Yesus. Kehadiran Yesus di
dalam hati kita menghasilkan persatuan. Ia membawa kepada kehidupan kita dua
hal yang sangat diperlukan bagi persatuan: Firman Ilahi dan kasih Ilahi.
Jika kita
memiliki Yesus, kita juga akan memiliki Firman-Nya, yang sesungguhnya adalah
Firman Bapa (Yoh. 14:24; 17:8, 14). Yesus adalah "kebenaran" (Yoh.
14:6), dan Firman Bapa "adalah kebenaran" juga (Yoh. 17:17).
Persatuan di dalam Yesus berarti persatuan di dalam Firman Allah. Agar dapat
memiliki persatuan, kita perlu menyepakati isi kebenaran sebagaimana
disampaikan di dalam Firman Allah. Usaha apa pun untuk mencapai kesatuan tanpa
kepatuhan kepada pokok kepercayaan Alkitabiah dipastikan untuk gagal.
Tuhan juga
menginginkan para pengikut-Nya untuk dipersatukan oleh kasih yang sejati. Jika
kita memiliki Yesus, kita akan memiliki kasih sempurna yang Bapa miliki bagi
Anak (Yoh. 17:26). Kasih ini bukanlah emosi atau perasaan sementara
tetapi prinsip tindakan yang hidup dan permanen. Agar dapat memiliki kasih
sejati, kita harus memiliki sikap kurang bagi diri dan lebih bagi Yesus.
Kebanggaan egois kita harus mati, dan Yesus harus hidup di dalam kita. Maka
kita akan benar-benar dan sungguh-sungguh mengasihi satu dengan yang lain,
membuat persatuan sempurna yang Yesus berdoa untuk kemungkinannya.
"Ketika
mereka yang mengaku mempercayai kebenaran disucikan melalui kebenaran, ketika
mereka belajar dari Kristus, kelemahlembutan dan kerendahan hati-Nya, akan ada
persatuan yang lengkap dan sempurna di dalam gereja."-—Ellen G. White,
TheSigns of the Times, 19 September 1900.
Tidaklah selalu
mudah untuk mempertahankan pandangan yang tinggi akan kebenaran dan untuk
memiliki kasih yang dalam satu dengan yang lain pada saat yang sama. Selalu ada
risiko menekankan satu dan mengorbankan yang lain. Ada masanya ketika doktrin
sendiri dianggap sebagai unsur yang paling penting untuk persatuan. Untungnya,
ketidakseimbangan ini secara bertahap telah diperbaiki. Saat ini, bagaimanapun
juga, kita menjalani risiko menuju kepada hal yang ekstrem lainnya: Berpikir
bahwa untuk persatuan, kasih lebih penting daripada kebenaran. Kita perlu
mengingat bahwa kasih tanpa kebenaran adalah buta, dan kebenaran tanpa kasih
adalah sia-sia. Pikiran dan hati harus bekerja bersama-sama.
Gereja
kerasulan menunjukkan persatuan yang untuknya Kristus berdoa. "Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul [kebenaran] dan dalam persekutuan
[kasih]" (Kisah. 2:42).
Rabu, 20 Agustus
Hambatan Terbesar bagi Persatuan
Bagaimanakah perkataan Yesus
dalam Matius 7:1-5 bisa menolong kita untuk menghindari perpecahan dan konflik
di dalam gereja?
Matius 7:1-5
7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak
dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk
menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata
saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada
saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok
di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari
matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu
dari mata saudaramu."
Adalah lebih
mudah untuk melihat kesalahan orang lain daripada,melihat kesalahan kita
sendiri. Mengkritik memberikan kesan bersalah terhadap pemimpin, karena kritik
membandingkan dirinya sendiri dengan yang lain yang kelihatannya lebih buruk
daripada dia. Tujuan kita, bagaimana pun juga, bukanlah membandingkan diri
kita dengan orang lain tetapi dengan Yesus.
Berapa banyak
masalah yang kita bisa hindari jika kita semua menuruti perintah Ilahi:
"Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara
orang-orang sebangsamu" (Im. 19:16). Adalah sangat menyakitkan
bahwa "Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah
menceraikan sahabat yang karib" (Ams. 16:28).
Di sisi yang lain, ada beberapa
keadaan di mana kita perlu untuk berbicara tentang orang lain. Sebelum kita
melakukannya, bagaimana pun juga, kita harus menanyakan tiga pertanyaan kepada
diri kita sendiri:
1. Apakah yang akan saya sampaikan itu benar? "Jangan mengucapkan saksi
dusta tentang sesamamu" (Kel. 20:16). Kadang kala kita mungkin
melaporkan sesuatu sebagai sebuah fakta sementara itu hanya sebuah asumsi atau
tebakan. Selain itu, kita mungkin tidak sadar menambahkan penilaian subjektif
kita sendiri, menjalankan risiko menilai dengan keliru niat orang lain.
2. Apakah yang akan saya sampaikan itu mendidik? Akankah itu menolong bagi
mereka yang mendengarnya? Paulus mengingatkan kita untuk berbicara hanya
"yang baik untuk membangun" (Ef. 4:29). Jika ada sesuatu yang
betul tetapi tidak mendidik, bukankah lebih baik tidak disampaikan?
3. Apakah memungkinkan menyampaikannya dengan kasih? Cara kita menyampaikan
sesuatu adalah sama penting dengan apa yang kita sampaikan (lihat Ams.
25:11). Jika itu benar dan mendidik, kita harus merasa pasti bahwa kita
bisa menyampaikannya dalam cara yang tidak menyinggung orang lain.
Yakobus
membandingkan lidah dengan api kecil yang dapat membakar hutan yang besar
(Yak. 3:5, 6). Jika kita mendengar gosip, kita seharusnya tidak menambahkan
lebih banyak kayu kepada api, karena "bila kayu habis, padamlah api; bila
pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran" (Ams. 26:20). Gosip
membutuhkan rantai pemancar untuk dapat hidup. Kita bisa menghentikannya hanya
dengan menolak untuk mendengarkannya; atau, jika kita telah mendengarnya,
hindari untuk mengulanginya. "Daripada bergosip, sehingga men- ciptakan
kerusakan, marilah kita bercerita tentang kuasa tak tertandingi dari Kristus,
dan berbicara akan kemuliaan-Nya."—Ellen G. White, The Upward Look,
hlm. 306.
Tidak ada
keraguan tentang itu: Kritikan dari orang lain dapat membuat kita merasa lebih
baik akan diri kita sendiri. Namun, apakah yang terjadi ketika kita
membandingkan diri kita dengan Kristus?
Kamis, 21 Agustus
Pemulihan Persatuan
Mengapakah
perdamaian dengan seorang saudara yang tersinggung menjadi suatu prasyarat
untuk ibadah yang berkenan? Lihat Mat. 5:23, 24.
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan
persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam
hati saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu
dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan
persembahanmu itu.
Ada beberapa
macam persembahan yang dibawa ke mezbah, tetapi Yesus kemungkinan besar mengacu
kepada binatang yang dikorbankan sehingga orang berdosa dapat menerima
pengampunan Ilahi. Sebelum kita dapat memperoleh pengampunan Allah, bagaimana
pun juga, kita harus membuat hal-hal benar dengan orang lain. Perdamaian
memerlukan pengakuan atas kesalahan kita dengan rendah hati. Tanpa sikap ini,
bagaimanakah kita bisa meminta pengampunan Allah?
Apakah tiga
langkah yang kita harus ikuti jika seseorang menyakiti kita? Lihat Mat.
18:15-18.
18:15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah
dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah
mendapatnya kembali.
18:16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah
seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi,
perkara itu tidak disangsikan.
18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka,
sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan
jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang
pemungut cukai.
18:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu
ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga.
Yesus
menyatakan kepada kita bahwa, ketimbang berbicara tentang hati yang terluka dengan
orang lain, kita seharusnya berbicara kepada orang yang salah tersebut, bukan
untuk mengritiknya melainkan untuk menunjukkan kepadanya kesalahannya dan
mengundangnya untuk bertobat (Im. 19:17). Dengan roh kelemahlembutan
dan kasih yang sabar, kita harus membuat segala usaha yang mungkin untuk
menolongnya untuk melihat kesalahannya, mengizinkannya untuk bertobat dan
meminta maaf. Adalah sangat penting untuk tidak mempermalukannya dengan
membuat kesalahannya diketahui umum. Itu akan membuat masa pemulihannya semakin
sulit.
Idealnya,
percakapan pribadi akan menuntun kepada pertobatan dan perdamaian. Namun, jika
yang bersalah tidak mengakui kesalahannya, atau ia tidak bersedia untuk
meluruskan segalanya, jalan berikutnya adalah mengambil satu atau dua saksi (ul. 19:15) dalam upaya untuk membujuk orang berdosa tersebut.'Mereka seharusnya
bukanlah yang terlibat secara pribadi dalam situasi itu agar berada dalam
posisi yang lebih baik untuk memanggilnya kepada pertobatan. Jika yang bersalah
menolak untuk mendengarkan nasihat mereka, mereka dapat menjadi saksi kepada
usaha-usaha yang telah dilakukan atas namanya.
Akhirnya, dan
hanya jika dua upaya pertama telah gagal, kita harus "menyampaikannya
kepada gereja"—belum.untuk tindakan disiplin tetapi sebagai panggilan
terakhir untuk menuntun kepada pertobatan. Dari awal, keseluruhan proses
memiliki tujuan penebusan (Gal. 6:1).
Kita seharusnya
mengingat bahwa penebusan adalah jalan terbaik untuk membawa kesembuhan bagi
setiap orang yang terlibat dalam persengketaan. Ketika seseorang telah
menyakiti Anda, mengapa kita begitu sering untuk tidak mengikuti prosedur yang
Yesus berikan? Bagaimanakah kita bisa belajar untuk tidak membiarkan keinginan
untuk membalas dendam mengeruhkan pemikiran kita?
Jumat, 22 Agustus
Pendalaman: Ellen G. White, "Christian Unity," hlm. 236-248, dalam
Testimonies for the Church, jld. 5; "One With Christ in God,"
hlm. 239-243, dalam Testimonies for the Church, jld. 8.
"Persatuan
adalah kekuatan; perpecahan adalah kelemahan. Ketika mereka yang mempercayai
kebenaran masa kini dipersatukan, mereka memberikan pengaruh jitu. Satan sangat
mengerti ini. Tidak pernah ia lebih memutuskan daripada saat ini untuk membuat
kebenaran Allah tidak berpengaruh oleh menyebabkan kepahitan dan perselisihan
di antara umat Tuhan"—Ellen G. White, Testimonies for the Church,
jld. 5, hlm. 236.
"Kita harus berusaha untuk berpikir positif
akan semua orang, khususnya saudara-saudara kita, sampai dipaksa untuk berpikir
sebaliknya. Kita tidak harus buru-buru mempercayai laporan jahat. Ini sering
merupakan hasil dari iri hati atau kesalahpahaman, atau mungkin muncul dari pernyataan yang dilebih-lebihkan
atau pengungkapan sebagian fakta."—Hlm. 58.
Pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.
Bagaimanakah Anda berurusan dengan
orang-orang yang— meskipun doktrin mereka (engkau merasa pasti) salah—agar menerima,
mengasihi, terlepas dari perbedaan dengan Anda? Bagaimanakah Anda seharusnya
berhubungan dengan mereka? Di sisi yang lain, bagaimana Anda berurusan dengan
orang-orang yang, meskipun Anda satu paham dengan mereka dalam teologi, namun
keras, suka menghakimi, tidak mengasihi siapa pun bila tidak melihat hal-hal
persis seperti yang mereka lakukan?
2. Betapapun pentingnya persatuan
bagi gereja Kristen, seberapa baikkah persatuan itu harus dipertahankan?
Bagaimanakah Anda memikirkan seorang bukan Kristen, yang melihat Kekristenan,
akan melihat gagasan "persatuan Kristen?"
3.
Yesus memerintahkan kita untuk
mengampuni mereka yang menyakiti kita. Tetapi bagaimana jika mereka tidak bertobat
dan tidak meminta kita untuk mengampuni mereka? Bagaimanakah kita berhubungan
dengan mereka?
4.
Apakah hubungan antara kasih dan
disiplin?
5. Gerakan oikumene mengaku sebagai
satu upaya untuk menciptakan persatuan yang Kristus doakan. Bagaimana pun baiknya
tujuan yang mungkin dimiliki beberapa orang, masalah-masalah apakah yang bisa
kita lihat dengan gerakan oikumene ini, terlepas dari isu-isu yang nyata
tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman?
6.
"Kita harus berusaha untuk
berpikir positif terhadap semua orang, khususnya saudara-saudara kita, sampai
dipaksa untuk berpikir sebaliknya." Bagaimanakah kita seharusnya memahami
kalimat itu, terutama mengingat sifat berdosa manusia?
PENUNTUN GURU
Ringkasan Pelajaran
·
Ayat Inti: Yohanes 17:20,21
·
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Kenali ciri-ciri jemaat yang bersatu, membedakan antara persatuan dan
keseragaman.
Merasakan: Mengalami berkat karena menjadi bagian dari keluarga rohani sedunia yang
bersatu.
Melakukan: Menyatu dengan beberapa persekutuan setempat, menyediakan waktu, tenaga,
talenta, dan dana untuk memperluas kerajaan Allah.
·
Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Persatuan Menjadi
Ciri Gereja yang Autentik.
A. Bagaimanakah perpecahan melumpuhkan kemampuan-kemampuan jemaat untuk
mencapai misi mereka?
B. Bagaimana persatuan berbeda dengan keseragaman, dan mengapakah penting
bahwa kedua hal ini untuk tidak boleh disamakan?
C. Apa yang disediakan Kristus bagi persatuan, dan apakah implikasi- implikasi
yang dibawa untuk perbaktian pribadi umat percaya?
II. Merasakan: Menjadi Bagian dari
Satu Keluarga Rohani Membuka Peluang-peluang yang Tidak Terbatas untuk Memberkati Orang
Lain dan
Menjadi Terberkati.
A. Bagaimanakah perasaan bersatu dengan sesama umat percaya berdampak pada
kesehatan emosi orang Kristen secara pribadi?
B. Bagaimanakah sikap-sikap suka mengkritik dan mempersalahkan berdampak pada
persatuan jemaat?
C. Bagaimanakah seharusnya aspek emosi kehidupan jemaat (maksudnya: Merasa,
mengasihi, bersekutu) dapat menjadi seimbang dengan aspek-aspek etika
(maksudnya: Doktrin, kebenaran, prinsip-prinsip)?
III. Melakukan:
Keanggotaan Jemaat Memeteraikan Komitmen Individu kepada Keluarga-keluarga
Jemaat yang Tertentu.
A. Mengapakah keanggotaan gereja adalah tanggung-jawab dan hak? Bandingkan
dengan sikap-sikap orang yang menikah dan pasangan yang hanya tinggal bersama.
Apakah perbedaan yang nyata pada mereka yang menikah?
B.
Mengapakah keanggotaan jemaat tidak ada artinya
kalau tanpa disertai pemberian sumber-sumber tenaga, kreativitas, dan dana
yang selayaknya? Bagaimanakah jika hal ini dibandingkan dengan pernikahan yang
"memberatkan" di mana pasangan-pasangan tidak berkontribusi apa-apa
kepada hubungan yang ada?
Rangkuman: Jemaat mampu melayani anggota-anggota dan masyarakat dengan yang terbaik
bila ada persatuan.
Siklus Pelajaran
·
Langkah 1—Memotivasi
Ayat Utama: Yohanes 17:20,21
Konsep Kunci untuk Pertumbuhan Rohani: Tanpa
persatuan yang diinginkan Yesus, Pengantin bagi Kristus, jemaat, dilemahkan di
bawah batas yang dibutuhkan untuk memperluas kerajaan Allah.
Untuk Guru: Para tim olahraga, organisasi sukarelawan, perusahaan multinasional,
simponi yang terkenal, usaha kecil, partai politik, pemerintahan nasional, dan
lain-lainnya akan terpecah, gagal mencapai misi-misi utama mereka ketika
perpecahan menyusup ke lembaga-lembaga mereka. Apakah pengantin bagi Kristus,
jemaat, tidak termasuk dalam pola ini? Rekan-rekan kerja Setan yang penuh
semangat memberi kepastian bahwa jemaat tidak terbebas dari serangan. Kuasa
Iblis memanfaatkan secara salah banyak kelemahan-kelemahan yang ada di dalam
kerajaan Allah: pribadi-pribadi yang berpusat pada diri sendiri, salah
komunikasi yang sengaja dan tidak sengaja, perbedaan-perbedaan yang alamiah
seperti jenis kelamin, suku bangsa; buah pikiran yang sensitif; sikap-sikap
yang suka menentang; pandangan-pandangan yang membenarkan diri; ditambah
ribuan hal yang lain. Apakah jemaat tidak memiliki pertahanan terhadap serangan
gencar seperti itu?
Aktivitas Pembukaan: Aktivitas ini mengusulkan agar
Anda membawa sesuatu benda yang mudah di dapat yang dapat pecah atau
terbagi-bagi. Pertama-tama, diskusikan tujuan benda tersebut. Kemudian, bahas
nilai benda tersebut. Akhirnya, bagaimana benda tersebut berfungsi. Dapatkah
benda tersebut mencapai tujuannya bila hancur berkeping-keping? Berapakah
nilai benda tersebut bila tidak dapat mencapai tujuannya? Dapatkah benda itu
berfungsi apabila hancur? Kalau ya, bagaimana bisa? Bila tidak, mengapa tidak?
Berikutnya, bahaslah apa tujuan jemaat. Tanyakan, "Apakah yang membuat
jemaat berharga?" Bahas bagaimana caranya berbagai sisi jemaat berfungsi
dan berkoordinasi satu dengan yang lain. Apakah yang terjadi dengan kemampuan
jemaat untuk mencapai misi yang diberikan Allah ketika perpecahan menyusup?
Bagaimanakah perpecahan di jemaat-jemaat dapat dipulihkan agar supaya misi
Allah dapat berkembang? Bagaimanakah persatuan dapat dipertahankan supaya
jemaat-jemaat tidak pernah kehilangan keefektifan? Apakah persatuan dapat
dipertahankan tanpa keseragaman? Bagaimanakah persatuan berbeda dari
keseragaman? Bagaimanakah persatuan berkontribusi pada pencapaian
tujuan-tujuan Allah bagi jemaat?
·
Langkah 2—Menyelidiki
Untuk Guru: Tiga
penekanan yang perlu bagi keberhasilan presentasi pelajaran minggu ini.
Pertama adalah teologikal; pertanyaan-pertanyaannya, "Mengapakah
persatuan itu penting dan perlu?" Jawabannya adalah lebih dalam daripada
kebaikan manusiawi dan penghargaan yang saling menguntungkan atau pencapaian
misi Kristus. Mengapakah hal-hal ini penting? Apakah yang menandai kebaikan,
keselarasan, dan penghargaan? Kedua adalah praktikal; bagaimanakah jemaat dapat
mencapai perintah Injil apabila terbagi-bagi? Ketiga adalah berpusat pada
teladan kita—Allah. Kalau saja perpecahan, iri hati, atau pertikaian telah
membentuk kelompok-kelompok di antara Ketuhanan, di manakah Kekristenan pada
saat ini?
Komentar Alkitab
I.
Satu Fondasi Jemaat, Kristus
(Pelajari kembali bersama kelas, Matius 7:24, 25; 16:18 dan Kisah 4:11).
Beberapa argumen teologi berpendapat bahwa Matius
16:18 menunjukkan ayat ini menunjuk Petrus sebagai landasan dari jemaat
Kristus. Akankah Kristus benar- benar menunjuk Petrus yang penakut, emosional,
yang suka bicara sembarang- an menjadi landasan bagi Kekristenan? Perilaku kita
yang buruk kadang-kadang membuat berbagai hal terlihat seperti itu! Bagaimanapun
hebatnya tingkah laku manusia, Yesus menawarkan sesuatu yang jauh lebih baik:
Diri-Nya sendiri. Petrus, seorang yang Kristus pernah suruh untuk mengenali
Dia, pada kesempatan berikutnya mengakui bahwa Yesus adalah batu penjuru utama
bagi jemaat Allah (Kisah 4:11; l Pir. 2:4-8). Kekuatan manusia dan kemampuan administratifnya tidak cukup untuk menuntun
dia yang banyak dikenal namun kurang pengalaman ini kepada kemenangan. Kuasa
Roh Allah dan hikmat-Nya yang tak terbatas diperlukan. Dasar-dasar lainnya
mungkin terlihat mampu untuk sementara waktu, akan tetapi Allah yang kekal,
menyediakan penerus-penerus yang dituntun oleh Roh (Ef. 2:20), sepenuhnya adalah perlu.
Pertimbangkan Ini: Dengan cara-cara bagaimanakah
keputusan-keputusan jemaat sekarang menunjukkan umat percaya berpikir bahwa
jemaat dapat memiliki landasan-landasan manusiawi saja? Bagaimanakah orang
Kristen memastikan kapan tradisi-tradisi duniawi, dorongan-dorongan watak, dan
filsafat manusia telah menggantikan Kristus dan Firman-Nya sebagai landasan
jemaat satu-satunya? Bagaimanakah orang percaya harus mengatasi keadaan ini
dan memperbaikinya?
II. Ayat-Ayat Doa Persatuan
(Pelajari kembali
bersama kelas ayat-ayat doa Kristus untuk persatuan yang dicatat pada Yohanes 17,
dengan memberikan perhatian khusus pada avat-ayat 21-23).
Latar belakang doa pengantaraan Kristus
dirangkumkan pada ayat-ayat pembukaan Yohanes 17. Misi Kristus adalah
memulihkan hubungan yang terputus antara Allah dan umat-Nya. Persatuan dengan
Allah tercapai oleh pendamaian Kristus. Mengenal Allah menandai penerimaan
hidup yang kekal.
Beban Kristus di sepanjang Yohanes 17 menjadi keberhasilan yang terus menerus
di dalam misi-Nya. Penyaliban segera terjadi. Tidak ada pendahulu di sepanjang
jalur yang Yesus sedang ambil. Tidak pernah ada seorang manusia yang
mengalahkan dosa dan kematian. Pernyataan nubuatan (Yesaya) dan tulisan apoka-
liptik (Daniel) telah meramalkan kemenangan-Nya. Tentu Kristus mempercayai Bapa
surgawi-Nya dan yakin janji-janji ini, akan tetapi secara emosi Dia bergumul
ketika memikirkan jalan luar biasa di hadapan-Nya yang harus diambil. Apabila
Dia berhasil mengatasi jalan melewati kematian, dapatkan murid-murid-Nya menanggung
misi itu selama Dia tidak ada? Penasihat surgawi telah dijanjikan, namun apakah
murid-murid-Nya secara sukarela melepaskan jalan pikiran, pertentangan-
pertentangan, dan watak yang memecah-belah? Sebentar lagi Yesus akan naik kesurga,
dan pengantin-Nya yang masih bayi akan dipercayakan kepada Anak-anak Guntur
(Yakobus dan Yohanes) dan Batu Berguling (Petrus). Saat-saat terakhir mereka
bersama Dia dihabiskan untuk mempertentangkan siapa yang akan mengisi
posisi-posisi terbaik di dalam pemerintahan Kristus. Mereka ini telah salah mengerti
keselarasan cara kerja yang Yesus telah berikan teladan (kesatuan dengan Bapa,
kesatuan dengan Roh). Akankah gerakan-Nya yang lemah ini gagal?
Kesatuan dan persatuan membebani kata-kata
terakhir-Nya. Persatuan dengan Allah yang adalah satu-satunya pembawa
keselamatan bergantung pada penyerahan mereka sapenuhnya. Persatuan mereka
terhadap satu dengan yang lain bergantung pada persatuan mereka dengan Allah.
Kedua persatuan ini berjalan secara bersamaan. Menghancurkan persatuan
manusiawi mereka akan merusak, mungkin menghancurkan, persatuan mereka dengan
Allah, yang adalah kehidupan yang kekal. Persatuan yang sempurna akan
menyanggupkan mereka untuk membawa kesaksian secara efektif kepada dunia dan,
maka, memenuhi perintah pengutusan Injil. Perpecahan akan melumpuhkan
organisasi itu dan menyepelekan misi.
Pertimbangkan Ini: Hal-hal apakah yang Anda
mungkin sedang lakukan yang membawa perpecahan kepada jemaat Anda? Akankah Anda
terus melakukannya bila Anda menyadari bahwa sikap tegar tengkuk ini adalah
menyepelekan hubungan keselamatan Anda dengan Allah?
·
Langkah 3—Mempraktikkan
Untuk Guru: Bentuk roda sepeda menyediakan sebuah ilustrasi yang membantu untuk
memahami persatuan. Setiap jari-jari berjauhan pada roda daripada di pusat.
Makin mereka dekat ke pusat, semakin dekatlah mereka terhadap satu dengan yang
lain. Orang Galilea yang hina yang mengorbankan hidup-Nya di Kalvari adalah
pusat kita. Banyak orang Kristen, namun, yang hidup pada ujung jari-jari yang
lain. Mereka meremehkan kehidupan rohani melalui teologi yang melayani diri sendiri.
Jiwa-jiwa yang haus ingin mengenal Tuhan supaya mereka dapat mengalami hidup
kekal. Mereka seharusnya membagikan bagaimana Allah telah menjadi nyata di
dalam kehidupan kita. Kita mendekat kepada Pusat melalui pembicaraan yang
tulus dengan Allah, mereka semakin mendekat kepada saudara-saudari yang satu
pemikiran. Kalau persatuan itu dibutuhkan, tentu kita membutuhkannya sekarang.
Bagaimanakah umat percaya mencapai dan mengalami persatuan yang Allah telah
memberikannya dengan berkemurahan?
Aktivitas: Dengan menggunakan poster—gambar sebuah roda sepeda atau sebuah roda yang
sebenarnya, bahaslah hal-hal yang membawa kita lebih dekat kepada Yesus dan
kepada kehendak Allah bagi hidup kita—secara individu atau sebagai sebuah
jemaat? Hal-hal apakah yang penting? Ingatlah bahwa kebenaran- kebenaran
Alkitab tidak dapat dikompromikan, dan persatuan di dalam kesalahan adalah
kepalsuan; akan tetapi hal-hal penting tentang keselamatan dan kehidupan
Kekristenan tidaklah rumit dan tidak juga berbelit-belit. Apakah yang menjadi
sumber percekcokan teologi? Kita akan terkejut pada kesederhanaan dari kunci
untuk persatuan bila kita nanti masuk ke surga.
Pilihan Lain untuk Aktivitas: Bawalah sebuah roda sepeda atau hanya gambar sebuah roda dengan
jari-jari pada sebuah kertas atau suruhlah anggota-anggota kelas untuk
membayangkan pada pikiran mereka. Tunjukkanlah bahwa makin umat percaya
mendekat kepada pusat, maka semakin dekatlah mereka terhadap satu dengan yang lain. Isu-isu yang memecah-belah apakah yang sebenarnya
sepele? Ingatlah bahwa kebenaran-kebenaran Alkitab tidak dapat dikompromikan,
dan persatuan di dalam kesalahan adalah kepalsuan; akan tetapi hal-hal penting
tentang keselamatan dan kehidupan Kekristenan tidaklah rumit dan tidak juga
berbelit- belit. Apakah yang menjadi sumber percekcokan teologi? Kita akan
terkejut pada kesederhanaan dari kunci untuk persatuan bila kita nanti masuk ke
surga.
·
Langkah 4—Menciptakan
Untuk Guru: Matius 18 merangkumkan
prosedur dan proses-proses di mana pertentangan di jemaat dapat diselesaikan.
Namun nasihat ini jarang diikuti sepenuhnya, meskipun hal ini diketahui. Yesus
menegaskan bahwa berdamai dengan saudara atau saudari yang tersinggung adalah
tuntutan pendahuluan bagi suatu per- baktian yang diterima Allah. Persatuan
Kristiani bukanlah sekadar sebuah hasil yang diinginkan, itu adalah unsur
utama. Balon tanpa udara hanyalah plastik atau karet yang berwarna-warni.
Seperti udara bagi balon, demikianlah juga Roh bagi kehidupan rohani. Roh
diberikan bagi mereka yang menjadikan penyelesaian damai sebagai prioritas
utama.
Aktivitas: Ciptakan materi-materi promosi yang didasarkan atas pelajaran pekan ini
yang berpusat pada tiga langkah penyelesaian di dalam Matius 18:15-18. Pilih
anggota Anda yang paling artistik untuk menyediakan gambar-gambar atau
karikatur yang sederhana, atau bahkan gambar-gambar tempel, untuk mengilustrasikan
prinsip-prinsip itu. Gunakan bahasa modern, ungkapan-ungkapan abad ke
dua-puluh-satu. Ciptakan poster-poster, selebaran-selebaran, buletin sisipan,
atau banner. Buatlah presentasi video atau presentasi Powerpoint.
Opsi yang Lain untuk Aktivitas: Rancanglah sebuah strategi untuk mendorong persatuan yang dibangun atas
pelajaran pekan ini dan berpusat pada tiga langkah penyelesaian damai seperti
yang dirangkumkan pada Matius 18:15-18. Gunakan bahasa modern, untuk menghadapi
keadaan yang ada, situasi-situasi, dan pengalaman-pengalaman abad ke dua puluh
satu. Gambarkan secara terperinci metode-metode presentasi yang Anda akan
gunakan pada situasi jemaat Anda.
No comments:
Post a Comment