Pelajaran 8 Triwulan III 2014 dan Penuntun Guru

16-22 Agustus*


Gereja


SABAT PETANG
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Ul. 32:4; Mzm. 28:1 ;Yoh. 17; Yoh. 15:1 -5; Mat. 7:1-5; Mat. 5:23, 24; 18:15-18.
AYAT HAFALAN:"Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; su­paya mereka menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku" (Yoh. 17:20,21).
Akar dari gereja Kristen dapat ditelurusi kembali ke Adam, Abraham, dan anak-anak Israel. Tuhan telah memanggil Abraham, dan kemudian orang Israel, agar masuk ke dalam sebuah hubungan perjanjian dengan-Nya untuk memberkati dunia melalui mereka. Dalam perjalanan sejarah suci, perjanjian hubungan itu dilanjutkan oleh gereja.
Gereja bukanlah penemuan para rasul atau manusia lainnya. Selama pelayanan-Nya, Kristus Sendiri mengumumkan keinginan-Nya untuk mendiri­kan gereja-Nya: "Aku akan mendirikan jemaat-Ku" (Mat. 16:18). Gereja ber­utang akan keberadaannya kepada Yesus Kristus! Dialah yang memulainya.
Menurut keempat Injil, istilah gereja muncul dari bibir Yesus hanya tiga kali (Mat. 16:18; 18:17). Ini tidak berarti, bagaimana pun juga, bahwa Ia tidak berurusan dengan pokok tersebut. Kenyataannya, Ia mengajarkan konsep yang sangat penting yang berkaitan dengan gereja. Pelajaran kita pekan ini akan ber­pusat pada dua ide utama: Fondasi gereja dan kesatuan gereja.

*Pelajari Pelajaran Pekan ini antuk persiapan Sabat, 23 Agustus.

Minggu, 17 Agustus
Fondasi Gereja
Yesus berkata, "di atas batu karang ini Aku akan mendirikan gereja-Ku" (Mat. 16:18). Siapakah batu (petra dalam bahasa Yunani) yang atasnya gereja didirikan? Beberapa penafsir percaya bahwa Petrus adalah batu itu. Mereka berpendapat bahwa Tuhan menggunakan permainan kata antara Petrus dan Pe­tra (Petros dan Petra, masing-masing dalam bahasa Yunani)—sebuah perma­inan yang mungkin akan lebih jelas dalam bahasa Aram, yang kemungkinan besar digunakan Yesus. Bagaimanapun juga, faktanya adalah tidak ada seorang pun yang tahu dengan pasti kata-kata yang tepat dari pernyataan Yesus dalam bahasa Aram. Kita hanya memiliki ayat dalam bahasa Yunani yang dicatat oleh Matius, yang membedakan antara Petros (batu) dan Petra (batu karang), suatu perbedaan yang tidak boleh diabaikan.
Ada alasan-alasan yang baik untuk memastikan bahwa petra mengacu kepa­da Kristus. Konteks yang ada dari pernyataan Yesus (Mat. 16:13-20) berpusat pada identitas dan misi Kristus, bukan Petrus. Selain itu, Yesus sebelumnya pernah menggunakan gambaran dari bangunan di atas batu karang, jelas mem­perkenalkan batu karang itu sebagai Diri-Nya dan pengajaran-Nya (Mat. 7:24, 25).
Apakah makna simbolis "batu karang" di dalam Perjanjian Lama? Ul. 32:4; Mzm. 28:1; 31:3,4; 42:10; 62:3; Yes. 17:10. 

Ul. 32:4;
32:4 Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.

Mzm. 28:1; 31:3,4; 42:10; 62:3;
28:1 Dari Daud. Kepada-Mu, ya TUHAN, gunung batuku, aku berseru, janganlah berdiam diri terhadap aku, sebab, jika Engkau tetap membisu terhadap aku, aku menjadi seperti orang yang turun ke dalam liang kubur.

31:3 sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku! Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku!
31:4 Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.

42:10 Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?"

62:3 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

Yes. 17:10.
17:10 Sebab engkau telah melupakan Allah yang menyelamatkan engkau, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu. Sebab itu sekalipun engkau membuat taman yang permai dan menanaminya dengan cangkokan luar negeri,


Ketika Petrus dan murid yang lain mendengarkan Yesus berbicara tentang membangun gereja-Nya di atas batu, mereka akan menafsirkan gambaran da­lam istilah-istilah yang dimaksudkan di dalam Perjanjian Lama yaitu, simbol Allah.
Petrus sendiri menegaskan bahwa Kristus adalah "batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, namun itu telah menjadi batu penjuru" (Kisah 4:11), dan ia menerapkan istilah batu kepada Kristus sebagai fondasi gereja (I Ptr. 2:4-8). Ketika ia membandingkan orang Kristen secara umum kepada "batu yang hidup," ia menerapkan istilah batu {Petra) kepada Kristus saja. Dalam Alkitab tidak ada manusia disebut petra, kecuali Yesus.
Rasul Paulus menggunakan istilah petra untuk mengacu kepada Kristus (Roma 9:33; 1 Kor. 10:4) dan jelas menyatakan bahwa "tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang diletakkan, yaitu Yesus Kristus" (1 Kor. 3:11). Oleh karena itu kita menyimpulkan bahwa gereja kera­sulan secara bulat memahami bahwa Yesus Kristus Sendiri adalah petra yang sesungguhnya atas mana gereja dibangun, dan semua nabi dan rasul, termasuk Petrus, adalah lapisan pertama dari batu-batu yang hidup dalam bangunan be­sar gereja rohani (Ef. 2:20).
Mengapakah penting untuk mengetahui bahwa gereja, lemah sebagai­mana kadang-kadang terlihat, dibangun pada Kristus sendiri?

Senin, 18 Agustus
Doa Kristus bagi Persatuan
Saat itu adalah Kamis malam. Setelah perjamuan terakhir, Yesus dan murid- murid pergi menuju Bukit Zaitun. Dalam perjalanan mereka ke Getsemani, Yesus berhenti dan berdoa bagi Diri-Nya sendiri, bagi para murid-Nya, dan bagi semua yang nanti akan percaya kepada-Nya melalui khotbah para rasul. Meskipun penderitaan salib ada di hadapan-Nya, keprihatinan-Nya bukan un­tuk Diri-Nya sendiri tetapi bagi para pengikut-Nya. Yohanes 17 menghadirkan doa pengantaraan terpanjang Yesus yang dicatat di dalam Alkitab. Sangat men­dorong untuk memikirkan bahwa Dia berdoa bagi setiap orang yang percaya pada-Nya, termasuk masing-masing kita.

Bacalah Yohanes 17. Apakah permohonan utama doa Yesus kepada Bapa mengenai orang-orang percaya? Lihatlah khususnya ayat 21-23.
Yohanes 17
17:1 Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
17:2 Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
17:4 Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
17:6 Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
17:7 Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu.
17:8 Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
17:9 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu
17:10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.
17:12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.
17:13 Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.
17:14 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
17:15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.
17:16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
17:18 Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia;
17:19 dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.
17:20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
17:22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
17:23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
17:24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
17:25 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;
17:26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."
Persatuan sangat penting bagi kehidupan gereja. Kita bisa mengukur pen­tingnya persatuan dengan fakta bahwa empat kali Kristus mengulangi keinginan-Nya yang sangat agar para pengikut-Nya menjadi satu (Yoh. 17:11, 21- 23). Di jam-jam akhir yang khusus itu, Tuhan dapat saja berdoa untuk banyak hal-hal lain yang sangat penting dan perlu. Sebaliknya, Ia memfokuskan doa- Nya pada kesatuan orang percaya. Ia tahu bahwa bahaya terbesar bagi gereja adalah roh persaingan dan perpecahan.
Permohonan Yesus bukanlah untuk keseragaman melainkan untuk kesatu­an pribadi mirip kepada hubungan-Nya dengan Bapa. Ia dan Bapa adalah dua pribadi, berbeda satu dengan yang lain, dengan fungsi yang berbeda pula. Na­mun, mereka satu dalam sifat dan tujuan. Dengan cara yang sama, kita semua memiliki temperamen, latar belakang, kesanggupan, peran yang berbeda-beda, tetapi kita semua seharusnya dipersatukan di dalam Yesus Kristus.
Persatuan seperti ini tidak terjadi secara spontan. Untuk memilikinya, kita harus sepenuhnya menerima kepemilikan Kristus di dalam hidup kita. Ia harus membentuk karakter kita, dan kita harus menyerahkan kehendak kita kepada kehendak-Nya.
Persatuan bukanlah sebuah akhir. Ini adalah sebuah kesaksian untuk mengil­hami dunia percaya pada Kristus sebagai Juruselamat yang diutus Bapa. Kese­larasan dan persatuan di antara orang-orang yang berbeda watak adalah kesak­sian yang paling kuat bahwa Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan orang berdosa. Itu adalah bukti yang tidak dapat dibantah dari kuasa Kristus yang menyelamatkan dan mengubah. Dan kita memiliki hak istimewa untuk membawa kesaksian ini.

Sering kali persatuan hanya diancam oleh sifat egois. Bagaimanakah kita bisa merasa pasti bahwa kita tidak bersalah dalam membahayakan persatuan karena alasan yang tidak baik?
Selasa, 19 Agustus
Pembekalan Kristus untuk Persatuan
Apakah dasar bagi persatuan yang didoakan Yesus bagi gereja-Nya? Lihatlah Yohanes 17:23 dan Yohanes 15:1-5.
Yohanes 17:23
17:23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Yohanes 15:1-5
15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

"Kamu di dalam Aku, dan Aku di dalam kamu" (Yoh. 14:20) mengekspresi­kan hubungan yang erat yang kita perlu miliki dengan Yesus. Kehadiran Yesus di dalam hati kita menghasilkan persatuan. Ia membawa kepada kehidupan kita dua hal yang sangat diperlukan bagi persatuan: Firman Ilahi dan kasih Ilahi.
Jika kita memiliki Yesus, kita juga akan memiliki Firman-Nya, yang sesung­guhnya adalah Firman Bapa (Yoh. 14:24; 17:8, 14). Yesus adalah "kebenaran" (Yoh. 14:6), dan Firman Bapa "adalah kebenaran" juga (Yoh. 17:17). Persatuan di dalam Yesus berarti persatuan di dalam Firman Allah. Agar dapat memiliki persatuan, kita perlu menyepakati isi kebenaran sebagaimana disampaikan di dalam Firman Allah. Usaha apa pun untuk mencapai kesatuan tanpa kepatuhan kepada pokok kepercayaan Alkitabiah dipastikan untuk gagal.
Tuhan juga menginginkan para pengikut-Nya untuk dipersatukan oleh kasih yang sejati. Jika kita memiliki Yesus, kita akan memiliki kasih sempurna yang Bapa miliki bagi Anak (Yoh. 17:26). Kasih ini bukanlah emosi atau perasaan sementara tetapi prinsip tindakan yang hidup dan permanen. Agar dapat me­miliki kasih sejati, kita harus memiliki sikap kurang bagi diri dan lebih bagi Yesus. Kebanggaan egois kita harus mati, dan Yesus harus hidup di dalam kita. Maka kita akan benar-benar dan sungguh-sungguh mengasihi satu dengan yang lain, membuat persatuan sempurna yang Yesus berdoa untuk kemungkin­annya.
"Ketika mereka yang mengaku mempercayai kebenaran disucikan mela­lui kebenaran, ketika mereka belajar dari Kristus, kelemahlembutan dan ke­rendahan hati-Nya, akan ada persatuan yang lengkap dan sempurna di dalam gereja."-—Ellen G. White, TheSigns of the Times, 19 September 1900.
Tidaklah selalu mudah untuk mempertahankan pandangan yang tinggi akan kebenaran dan untuk memiliki kasih yang dalam satu dengan yang lain pada saat yang sama. Selalu ada risiko menekankan satu dan mengorbankan yang lain. Ada masanya ketika doktrin sendiri dianggap sebagai unsur yang paling penting untuk persatuan. Untungnya, ketidakseimbangan ini secara bertahap telah diperbaiki. Saat ini, bagaimanapun juga, kita menjalani risiko menuju kepada hal yang ekstrem lainnya: Berpikir bahwa untuk persatuan, kasih lebih penting daripada kebenaran. Kita perlu mengingat bahwa kasih tanpa kebenar­an adalah buta, dan kebenaran tanpa kasih adalah sia-sia. Pikiran dan hati harus bekerja bersama-sama.

Gereja kerasulan menunjukkan persatuan yang untuknya Kristus ber­doa. "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul [kebenaran] dan dalam persekutuan [kasih]" (Kisah. 2:42).
Rabu, 20 Agustus
Hambatan Terbesar bagi Persatuan
Bagaimanakah perkataan Yesus dalam Matius 7:1-5 bisa menolong kita untuk menghindari perpecahan dan konflik di dalam gereja?
Matius 7:1-5
7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Adalah lebih mudah untuk melihat kesalahan orang lain daripada,melihat kesalahan kita sendiri. Mengkritik memberikan kesan bersalah terhadap pe­mimpin, karena kritik membandingkan dirinya sendiri dengan yang lain yang kelihatannya lebih buruk daripada dia. Tujuan kita, bagaimana pun juga, bu­kanlah membandingkan diri kita dengan orang lain tetapi dengan Yesus.
Berapa banyak masalah yang kita bisa hindari jika kita semua menuruti pe­rintah Ilahi: "Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di an­tara orang-orang sebangsamu" (Im. 19:16). Adalah sangat menyakitkan bahwa "Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah men­ceraikan sahabat yang karib" (Ams. 16:28).

Di sisi yang lain, ada beberapa keadaan di mana kita perlu untuk ber­bicara tentang orang lain. Sebelum kita melakukannya, bagaimana pun juga, kita harus menanyakan tiga pertanyaan kepada diri kita sendiri:

1. Apakah yang akan saya sampaikan itu benar? "Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu" (Kel. 20:16). Kadang kala kita mungkin melaporkan sesuatu sebagai sebuah fakta sementara itu hanya sebuah asumsi atau tebakan. Selain itu, kita mungkin tidak sadar menambahkan penilaian subjektif kita sen­diri, menjalankan risiko menilai dengan keliru niat orang lain.
2.  Apakah yang akan saya sampaikan itu mendidik? Akankah itu menolong bagi mereka yang mendengarnya? Paulus mengingatkan kita untuk berbicara hanya "yang baik untuk membangun" (Ef. 4:29). Jika ada sesuatu yang betul tetapi tidak mendidik, bukankah lebih baik tidak disampaikan?
3.  Apakah memungkinkan menyampaikannya dengan kasih? Cara kita me­nyampaikan sesuatu adalah sama penting dengan apa yang kita sampaikan (li­hat Ams. 25:11). Jika itu benar dan mendidik, kita harus merasa pasti bahwa kita bisa menyampaikannya dalam cara yang tidak menyinggung orang lain.
Yakobus membandingkan lidah dengan api kecil yang dapat membakar hu­tan yang besar (Yak. 3:5, 6). Jika kita mendengar gosip, kita seharusnya tidak menambahkan lebih banyak kayu kepada api, karena "bila kayu habis, padam­lah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran" (Ams. 26:20). Gosip membutuhkan rantai pemancar untuk dapat hidup. Kita bisa menghentikannya hanya dengan menolak untuk mendengarkannya; atau, jika kita telah mende­ngarnya, hindari untuk mengulanginya. "Daripada bergosip, sehingga men- ciptakan kerusakan, marilah kita bercerita tentang kuasa tak tertandingi dari Kristus, dan berbicara akan kemuliaan-Nya."—Ellen G. White, The Upward Look, hlm. 306.

Tidak ada keraguan tentang itu: Kritikan dari orang lain dapat mem­buat kita merasa lebih baik akan diri kita sendiri. Namun, apakah yang terjadi ketika kita membandingkan diri kita dengan Kristus?

Kamis, 21 Agustus
Pemulihan Persatuan
Mengapakah perdamaian dengan seorang saudara yang tersinggung menjadi suatu prasyarat untuk ibadah yang berkenan? Lihat Mat. 5:23, 24.
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Ada beberapa macam persembahan yang dibawa ke mezbah, tetapi Yesus kemungkinan besar mengacu kepada binatang yang dikorbankan sehingga orang berdosa dapat menerima pengampunan Ilahi. Sebelum kita dapat mem­peroleh pengampunan Allah, bagaimana pun juga, kita harus membuat hal-hal benar dengan orang lain. Perdamaian memerlukan pengakuan atas kesalah­an kita dengan rendah hati. Tanpa sikap ini, bagaimanakah kita bisa meminta pengampunan Allah?

Apakah tiga langkah yang kita harus ikuti jika seseorang menyakiti kita? Lihat Mat. 18:15-18.
18:15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
18:16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
18:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.

Yesus menyatakan kepada kita bahwa, ketimbang berbicara tentang hati yang terluka dengan orang lain, kita seharusnya berbicara kepada orang yang salah tersebut, bukan untuk mengritiknya melainkan untuk menunjukkan ke­padanya kesalahannya dan mengundangnya untuk bertobat (Im. 19:17). De­ngan roh kelemahlembutan dan kasih yang sabar, kita harus membuat segala usaha yang mungkin untuk menolongnya untuk melihat kesalahannya, meng­izinkannya untuk bertobat dan meminta maaf. Adalah sangat penting untuk ti­dak mempermalukannya dengan membuat kesalahannya diketahui umum. Itu akan membuat masa pemulihannya semakin sulit.
Idealnya, percakapan pribadi akan menuntun kepada pertobatan dan per­damaian. Namun, jika yang bersalah tidak mengakui kesalahannya, atau ia ti­dak bersedia untuk meluruskan segalanya, jalan berikutnya adalah mengambil satu atau dua saksi (ul. 19:15) dalam upaya untuk membujuk orang berdosa tersebut.'Mereka seharusnya bukanlah yang terlibat secara pribadi dalam situ­asi itu agar berada dalam posisi yang lebih baik untuk memanggilnya kepada pertobatan. Jika yang bersalah menolak untuk mendengarkan nasihat mereka, mereka dapat menjadi saksi kepada usaha-usaha yang telah dilakukan atas na­manya.
Akhirnya, dan hanya jika dua upaya pertama telah gagal, kita harus "me­nyampaikannya kepada gereja"—belum.untuk tindakan disiplin tetapi sebagai panggilan terakhir untuk menuntun kepada pertobatan. Dari awal, keseluruhan proses memiliki tujuan penebusan (Gal. 6:1).

Kita seharusnya mengingat bahwa penebusan adalah jalan terbaik un­tuk membawa kesembuhan bagi setiap orang yang terlibat dalam per­sengketaan. Ketika seseorang telah menyakiti Anda, mengapa kita begitu sering untuk tidak mengikuti prosedur yang Yesus berikan? Bagaimana­kah kita bisa belajar untuk tidak membiarkan keinginan untuk memba­las dendam mengeruhkan pemikiran kita?

Jumat, 22 Agustus
Pendalaman: Ellen G. White, "Christian Unity," hlm. 236-248, dalam Tes­timonies for the Church, jld. 5; "One With Christ in God," hlm. 239-243, da­lam Testimonies for the Church, jld. 8.
"Persatuan adalah kekuatan; perpecahan adalah kelemahan. Ketika mere­ka yang mempercayai kebenaran masa kini dipersatukan, mereka memberikan pengaruh jitu. Satan sangat mengerti ini. Tidak pernah ia lebih memutuskan daripada saat ini untuk membuat kebenaran Allah tidak berpengaruh oleh me­nyebabkan kepahitan dan perselisihan di antara umat Tuhan"—Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 5, hlm. 236.
"Kita harus berusaha untuk berpikir positif akan semua orang, khususnya saudara-saudara kita, sampai dipaksa untuk berpikir sebaliknya. Kita tidak ha­rus buru-buru mempercayai laporan jahat. Ini sering merupakan hasil dari iri hati atau kesalahpahaman, atau mungkin muncul dari pernyataan yang dilebih-lebihkan atau pengungkapan sebagian fakta."—Hlm. 58.
Pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.        Bagaimanakah Anda berurusan dengan orang-orang yang— meskipun doktrin mereka (engkau merasa pasti) salah—agar me­nerima, mengasihi, terlepas dari perbedaan dengan Anda? Bagai­manakah Anda seharusnya berhubungan dengan mereka? Di sisi yang lain, bagaimana Anda berurusan dengan orang-orang yang, meskipun Anda satu paham dengan mereka dalam teologi, namun keras, suka menghakimi, tidak mengasihi siapa pun bila tidak me­lihat hal-hal persis seperti yang mereka lakukan?
2.  Betapapun pentingnya persatuan bagi gereja Kristen, seberapa baikkah persatuan itu harus dipertahankan? Bagaimanakah Anda memikirkan seorang bukan Kristen, yang melihat Kekristenan, akan melihat gagasan "persatuan Kristen?"
3.        Yesus memerintahkan kita untuk mengampuni mereka yang me­nyakiti kita. Tetapi bagaimana jika mereka tidak bertobat dan tidak meminta kita untuk mengampuni mereka? Bagaimanakah kita berhubungan dengan mereka?
4.        Apakah hubungan antara kasih dan disiplin?
5.      Gerakan oikumene mengaku sebagai satu upaya untuk menciptakan persatuan yang Kristus doakan. Bagaimana pun baiknya tuju­an yang mungkin dimiliki beberapa orang, masalah-masalah apa­kah yang bisa kita lihat dengan gerakan oikumene ini, terlepas dari isu-isu yang nyata tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman?
6.        "Kita harus berusaha untuk berpikir positif terhadap semua orang, khususnya saudara-saudara kita, sampai dipaksa untuk berpikir sebaliknya." Bagaimanakah kita seharusnya memahami kalimat itu, terutama mengingat sifat berdosa manusia?

PENUNTUN GURU

Ringkasan Pelajaran
·         Ayat Inti: Yohanes 17:20,21
·         Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Kenali ciri-ciri jemaat yang bersatu, membedakan antara persa­tuan dan keseragaman.
Merasakan: Mengalami berkat karena menjadi bagian dari keluarga rohani se­dunia yang bersatu.
Melakukan: Menyatu dengan beberapa persekutuan setempat, menyediakan waktu, tenaga, talenta, dan dana untuk memperluas kerajaan Allah.
·         Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Persatuan Menjadi Ciri Gereja yang Autentik.
A.       Bagaimanakah perpecahan melumpuhkan kemampuan-kemam­puan jemaat untuk mencapai misi mereka?
B.       Bagaimana persatuan berbeda dengan keseragaman, dan mengapa­kah penting bahwa kedua hal ini untuk tidak boleh disamakan?
C.       Apa yang disediakan Kristus bagi persatuan, dan apakah implikasi- implikasi yang dibawa untuk perbaktian pribadi umat percaya?
II. Merasakan: Menjadi Bagian dari Satu Keluarga Rohani Membuka Peluang-peluang yang Tidak Terbatas untuk    Memberkati Orang Lain dan Menjadi Terberkati.
A.       Bagaimanakah perasaan bersatu dengan sesama umat percaya ber­dampak pada kesehatan emosi orang Kristen secara pribadi?
B.       Bagaimanakah sikap-sikap suka mengkritik dan mempersalahkan berdampak pada persatuan jemaat?
C.       Bagaimanakah seharusnya aspek emosi kehidupan jemaat (mak­sudnya: Merasa, mengasihi, bersekutu) dapat menjadi seimbang dengan aspek-aspek etika (maksudnya: Doktrin, kebenaran, prin­sip-prinsip)?
III. Melakukan: Keanggotaan Jemaat Memeteraikan Komitmen Individu kepada Keluarga-keluarga Jemaat yang Tertentu.
A.       Mengapakah keanggotaan gereja adalah tanggung-jawab dan hak? Bandingkan dengan sikap-sikap orang yang menikah dan pasang­an yang hanya tinggal bersama. Apakah perbedaan yang nyata pa­da mereka yang menikah?
B.       Mengapakah keanggotaan jemaat tidak ada artinya kalau tanpa di­sertai pemberian sumber-sumber tenaga, kreativitas, dan dana yang selayaknya? Bagaimanakah jika hal ini dibandingkan dengan per­nikahan yang "memberatkan" di mana pasangan-pasangan tidak berkontribusi apa-apa kepada hubungan yang ada?
Rangkuman: Jemaat mampu melayani anggota-anggota dan masyarakat de­ngan yang terbaik bila ada persatuan.

Siklus Pelajaran
·         Langkah 1—Memotivasi
Ayat Utama: Yohanes 17:20,21
Konsep Kunci untuk Pertumbuhan Rohani: Tanpa persatuan yang diinginkan Yesus, Pengantin bagi Kristus, jemaat, dilemahkan di bawah batas yang dibutuh­kan untuk memperluas kerajaan Allah.
Untuk Guru: Para tim olahraga, organisasi sukarelawan, perusahaan multina­sional, simponi yang terkenal, usaha kecil, partai politik, pemerintahan nasional, dan lain-lainnya akan terpecah, gagal mencapai misi-misi utama mereka ketika perpecahan menyusup ke lembaga-lembaga mereka. Apakah pengantin bagi Kris­tus, jemaat, tidak termasuk dalam pola ini? Rekan-rekan kerja Setan yang penuh semangat memberi kepastian bahwa jemaat tidak terbebas dari serangan. Kuasa Iblis memanfaatkan secara salah banyak kelemahan-kelemahan yang ada di dalam kerajaan Allah: pribadi-pribadi yang berpusat pada diri sendiri, salah komunikasi yang sengaja dan tidak sengaja, perbedaan-perbedaan yang alamiah seperti jenis kelamin, suku bangsa; buah pikiran yang sensitif; sikap-sikap yang suka menen­tang; pandangan-pandangan yang membenarkan diri; ditambah ribuan hal yang lain. Apakah jemaat tidak memiliki pertahanan terhadap serangan gencar seperti itu?
Aktivitas Pembukaan: Aktivitas ini mengusulkan agar Anda membawa sesua­tu benda yang mudah di dapat yang dapat pecah atau terbagi-bagi. Pertama-tama, diskusikan tujuan benda tersebut. Kemudian, bahas nilai benda tersebut. Akhirnya, bagaimana benda tersebut berfungsi. Dapatkah benda tersebut mencapai tujuan­nya bila hancur berkeping-keping? Berapakah nilai benda tersebut bila tidak dapat mencapai tujuannya? Dapatkah benda itu berfungsi apabila hancur? Kalau ya, ba­gaimana bisa? Bila tidak, mengapa tidak? Berikutnya, bahaslah apa tujuan jemaat. Tanyakan, "Apakah yang membuat jemaat berharga?" Bahas bagaimana caranya berbagai sisi jemaat berfungsi dan berkoordinasi satu dengan yang lain. Apakah yang terjadi dengan kemampuan jemaat untuk mencapai misi yang diberikan Allah ketika perpecahan menyusup? Bagaimanakah perpecahan di jemaat-jemaat dapat dipulihkan agar supaya misi Allah dapat berkembang? Bagaimanakah persatuan dapat dipertahankan supaya jemaat-jemaat tidak pernah kehilangan keefektifan? Apakah persatuan dapat dipertahankan tanpa keseragaman? Bagaimanakah persa­tuan berbeda dari keseragaman? Bagaimanakah persatuan berkontribusi pada pen­capaian tujuan-tujuan Allah bagi jemaat?
·         Langkah 2—Menyelidiki
Untuk Guru: Tiga penekanan yang perlu bagi keberhasilan presentasi pelajar­an minggu ini. Pertama adalah teologikal; pertanyaan-pertanyaannya, "Mengapa­kah persatuan itu penting dan perlu?" Jawabannya adalah lebih dalam daripada ke­baikan manusiawi dan penghargaan yang saling menguntungkan atau pencapaian misi Kristus. Mengapakah hal-hal ini penting? Apakah yang menandai kebaikan, keselarasan, dan penghargaan? Kedua adalah praktikal; bagaimanakah jemaat da­pat mencapai perintah Injil apabila terbagi-bagi? Ketiga adalah berpusat pada teladan kita—Allah. Kalau saja perpecahan, iri hati, atau pertikaian telah membentuk kelompok-kelompok di antara Ketuhanan, di manakah Kekristenan pada saat ini?
Komentar Alkitab
I.        Satu Fondasi Jemaat, Kristus
(Pelajari kembali bersama kelas, Matius 7:24, 25; 16:18 dan Kisah 4:11).
Beberapa argumen teologi berpendapat bahwa Matius 16:18 menunjukkan ayat ini menunjuk Petrus sebagai landasan dari jemaat Kristus. Akankah Kristus benar- benar menunjuk Petrus yang penakut, emosional, yang suka bicara sembarang- an menjadi landasan bagi Kekristenan? Perilaku kita yang buruk kadang-kadang membuat berbagai hal terlihat seperti itu! Bagaimanapun hebatnya tingkah laku manusia, Yesus menawarkan sesuatu yang jauh lebih baik: Diri-Nya sendiri. Pe­trus, seorang yang Kristus pernah suruh untuk mengenali Dia, pada kesempatan berikutnya mengakui bahwa Yesus adalah batu penjuru utama bagi jemaat Allah (Kisah 4:11; l Pir. 2:4-8). Kekuatan manusia dan kemampuan administratifnya tidak cukup untuk menuntun dia yang banyak dikenal namun kurang pengalaman ini kepada kemenangan. Kuasa Roh Allah dan hikmat-Nya yang tak terbatas diper­lukan. Dasar-dasar lainnya mungkin terlihat mampu untuk sementara waktu, akan tetapi Allah yang kekal, menyediakan penerus-penerus yang dituntun oleh Roh (Ef. 2:20), sepenuhnya adalah perlu.
Pertimbangkan Ini: Dengan cara-cara bagaimanakah keputusan-keputusan je­maat sekarang menunjukkan umat percaya berpikir bahwa jemaat dapat memiliki landasan-landasan manusiawi saja? Bagaimanakah orang Kristen memastikan ka­pan tradisi-tradisi duniawi, dorongan-dorongan watak, dan filsafat manusia telah menggantikan Kristus dan Firman-Nya sebagai landasan jemaat satu-satunya? Ba­gaimanakah orang percaya harus mengatasi keadaan ini dan memperbaikinya?
II.      Ayat-Ayat Doa Persatuan
(Pelajari kembali bersama kelas ayat-ayat doa Kristus untuk persatuan yang di­catat pada Yohanes 17, dengan memberikan perhatian khusus pada avat-ayat 21-23).
Latar belakang doa pengantaraan Kristus dirangkumkan pada ayat-ayat pembu­kaan Yohanes 17. Misi Kristus adalah memulihkan hubungan yang terputus antara Allah dan umat-Nya. Persatuan dengan Allah tercapai oleh pendamaian Kristus. Mengenal Allah menandai penerimaan hidup yang kekal.
Beban Kristus di sepanjang Yohanes 17 menjadi keberhasilan yang terus me­nerus di dalam misi-Nya. Penyaliban segera terjadi. Tidak ada pendahulu di se­panjang jalur yang Yesus sedang ambil. Tidak pernah ada seorang manusia yang mengalahkan dosa dan kematian. Pernyataan nubuatan (Yesaya) dan tulisan apoka- liptik (Daniel) telah meramalkan kemenangan-Nya. Tentu Kristus mempercayai Bapa surgawi-Nya dan yakin janji-janji ini, akan tetapi secara emosi Dia bergumul ketika memikirkan jalan luar biasa di hadapan-Nya yang harus diambil. Apabila Dia berhasil mengatasi jalan melewati kematian, dapatkan murid-murid-Nya me­nanggung misi itu selama Dia tidak ada? Penasihat surgawi telah dijanjikan, namun apakah murid-murid-Nya secara sukarela melepaskan jalan pikiran, pertentangan- pertentangan, dan watak yang memecah-belah? Sebentar lagi Yesus akan naik kesurga, dan pengantin-Nya yang masih bayi akan dipercayakan kepada Anak-anak Guntur (Yakobus dan Yohanes) dan Batu Berguling (Petrus). Saat-saat terakhir me­reka bersama Dia dihabiskan untuk mempertentangkan siapa yang akan mengisi posisi-posisi terbaik di dalam pemerintahan Kristus. Mereka ini telah salah me­ngerti keselarasan cara kerja yang Yesus telah berikan teladan (kesatuan dengan Bapa, kesatuan dengan Roh). Akankah gerakan-Nya yang lemah ini gagal?
Kesatuan dan persatuan membebani kata-kata terakhir-Nya. Persatuan dengan Allah yang adalah satu-satunya pembawa keselamatan bergantung pada penye­rahan mereka sapenuhnya. Persatuan mereka terhadap satu dengan yang lain ber­gantung pada persatuan mereka dengan Allah. Kedua persatuan ini berjalan secara bersamaan. Menghancurkan persatuan manusiawi mereka akan merusak, mung­kin menghancurkan, persatuan mereka dengan Allah, yang adalah kehidupan yang kekal. Persatuan yang sempurna akan menyanggupkan mereka untuk membawa kesaksian secara efektif kepada dunia dan, maka, memenuhi perintah pengutusan Injil. Perpecahan akan melumpuhkan organisasi itu dan menyepelekan misi.
Pertimbangkan Ini: Hal-hal apakah yang Anda mungkin sedang lakukan yang membawa perpecahan kepada jemaat Anda? Akankah Anda terus melakukannya bila Anda menyadari bahwa sikap tegar tengkuk ini adalah menyepelekan hubung­an keselamatan Anda dengan Allah?
·         Langkah 3—Mempraktikkan
Untuk Guru: Bentuk roda sepeda menyediakan sebuah ilustrasi yang memban­tu untuk memahami persatuan. Setiap jari-jari berjauhan pada roda daripada di pu­sat. Makin mereka dekat ke pusat, semakin dekatlah mereka terhadap satu dengan yang lain. Orang Galilea yang hina yang mengorbankan hidup-Nya di Kalvari ada­lah pusat kita. Banyak orang Kristen, namun, yang hidup pada ujung jari-jari yang lain. Mereka meremehkan kehidupan rohani melalui teologi yang melayani diri sendiri. Jiwa-jiwa yang haus ingin mengenal Tuhan supaya mereka dapat meng­alami hidup kekal. Mereka seharusnya membagikan bagaimana Allah telah men­jadi nyata di dalam kehidupan kita. Kita mendekat kepada Pusat melalui pembica­raan yang tulus dengan Allah, mereka semakin mendekat kepada saudara-saudari yang satu pemikiran. Kalau persatuan itu dibutuhkan, tentu kita membutuhkannya sekarang. Bagaimanakah umat percaya mencapai dan mengalami persatuan yang Allah telah memberikannya dengan berkemurahan?
Aktivitas: Dengan menggunakan poster—gambar sebuah roda sepeda atau sebuah roda yang sebenarnya, bahaslah hal-hal yang membawa kita lebih dekat kepada Yesus dan kepada kehendak Allah bagi hidup kita—secara individu atau sebagai sebuah jemaat? Hal-hal apakah yang penting? Ingatlah bahwa kebenaran- kebenaran Alkitab tidak dapat dikompromikan, dan persatuan di dalam kesalahan adalah kepalsuan; akan tetapi hal-hal penting tentang keselamatan dan kehidup­an Kekristenan tidaklah rumit dan tidak juga berbelit-belit. Apakah yang menjadi sumber percekcokan teologi? Kita akan terkejut pada kesederhanaan dari kunci untuk persatuan bila kita nanti masuk ke surga.
Pilihan Lain untuk Aktivitas: Bawalah sebuah roda sepeda atau hanya gam­bar sebuah roda dengan jari-jari pada sebuah kertas atau suruhlah anggota-anggota kelas untuk membayangkan pada pikiran mereka. Tunjukkanlah bahwa makin umat percaya mendekat kepada pusat, maka semakin dekatlah mereka terhadap satu dengan yang lain. Isu-isu yang memecah-belah apakah yang sebenarnya sepe­le? Ingatlah bahwa kebenaran-kebenaran Alkitab tidak dapat dikompromikan, dan persatuan di dalam kesalahan adalah kepalsuan; akan tetapi hal-hal penting tentang keselamatan dan kehidupan Kekristenan tidaklah rumit dan tidak juga berbelit- belit. Apakah yang menjadi sumber percekcokan teologi? Kita akan terkejut pada kesederhanaan dari kunci untuk persatuan bila kita nanti masuk ke surga.
·         Langkah 4—Menciptakan
Untuk Guru: Matius 18 merangkumkan prosedur dan proses-proses di mana pertentangan di jemaat dapat diselesaikan. Namun nasihat ini jarang diikuti sepe­nuhnya, meskipun hal ini diketahui. Yesus menegaskan bahwa berdamai dengan saudara atau saudari yang tersinggung adalah tuntutan pendahuluan bagi suatu per- baktian yang diterima Allah. Persatuan Kristiani bukanlah sekadar sebuah hasil yang diinginkan, itu adalah unsur utama. Balon tanpa udara hanyalah plastik atau karet yang berwarna-warni. Seperti udara bagi balon, demikianlah juga Roh bagi kehidupan rohani. Roh diberikan bagi mereka yang menjadikan penyelesaian da­mai sebagai prioritas utama.
Aktivitas: Ciptakan materi-materi promosi yang didasarkan atas pelajaran pe­kan ini yang berpusat pada tiga langkah penyelesaian di dalam Matius 18:15-18. Pilih anggota Anda yang paling artistik untuk menyediakan gambar-gambar atau karikatur yang sederhana, atau bahkan gambar-gambar tempel, untuk mengilustra­sikan prinsip-prinsip itu. Gunakan bahasa modern, ungkapan-ungkapan abad ke dua-puluh-satu. Ciptakan poster-poster, selebaran-selebaran, buletin sisipan, atau banner. Buatlah presentasi video atau presentasi Powerpoint.
Opsi yang Lain untuk Aktivitas: Rancanglah sebuah strategi untuk mendo­rong persatuan yang dibangun atas pelajaran pekan ini dan berpusat pada tiga langkah penyelesaian damai seperti yang dirangkumkan pada Matius 18:15-18. Gunakan bahasa modern, untuk menghadapi keadaan yang ada, situasi-situasi, dan pengalaman-pengalaman abad ke dua puluh satu. Gambarkan secara terperinci metode-metode presentasi yang Anda akan gunakan pada situasi jemaat Anda.


















No comments:

Post a Comment