SABAT PETANG
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Mat. 24:30; Dan.
7:13, 14; Mat: 11:27; Lukas 5:17-26; Yoh. 8:58; Mat. 20:28.
Ayat Hafalan: "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang" (Markus 10:45).
Setelah lebih
dua tahun pelayanan-Nya di masyarakat. Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang,
siapakah Anak Manusia itu?"
(Mat. 16:13). Tidaklah terlalu sulit bagi mereka untuk memberikan laporan atas apa yang
mereka telah dengar dari orang banyak tentang Yesus. Namun yang lebih
menantang justru pertanyaan Yesus selanjutnya: "Tetapi apa katamu,
siapakah Aku ini?" (Mat. 16:15). Sekarang pertanyaan ini menjadi
isu pribadi. Yesus tidak meminta pendapat mereka tentang penampilan luar- Nya
atau seputar karakter-Nya. Sebaliknya, pertanyaan-Nya mengarah kepada esensi
Yesus sendiri. Itu menuntut para murid untuk mengekspresikan keyakinan dan
iman mereka masing-masing.
Cepat atau lambat, setiap orang harus menjawab
pertanyaan yang sama. Masing-masing harus memutuskan, secara pribadi, siapa
Yesus itu. Sekadar mengulangi apa yang orang lain katakan atau yakini tidaklah
membantu; jawabannya haruslah murni keyakinan kita pribadi. Dan, sudah barang
tentu, pada jawaban itulah nasib setiap manusia tergantung.
Pekan ini kita akan mencari jawaban berdasarkan apa yang Yesus sendiri
katakan dan lakukan. Tujuan kita untuk tiba, oleh iman, pada jawaban yang sama
seperti yang Petrus berikan: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup" (ayat 16).
*Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 12 Juli.
Minggu, 6 Juli
Anak Manusia
Gelar,
"Anak Manusia," adalah sebutan favorit Yesus bagi Diri-Nya sendiri.
Dia menyebut Diri-Nya sendiri sebagai Anak Manusia lebih dari delapan puluh
kali. Orang lain tidak pernah memanggil Dia seperti itu. Dia, sudah pasti,
memilih sebutan khusus ini bagi Diri-Nya dengan sebuah maksud di dalam
pikirannya.
Ungkapan gaya
bahasa ini umum di Perjanjian Lama. Dengan satu pengecualian, itu selalu
merujuk kepada manusia; maka, Yesus menggunakan itu untuk menekankan
kemanusiaan-Nya.
Kitab Suci
menggambarkan Yesus sebagai manusia sejati. Dia lahir sebagai bayi, tumbuh
sebagai seorang anak (di dalam hikmat dan fisik [Luk. 2:40,52]), dan
memiliki saudara laki-laki dan perempuan (Mat. 13:55,56). lamakan
(Mat. 9:11), tidur (Lvk. 8:23), lelah (Yoh. 4:6), dan
menderita lapar dan haus (Mat/ 4:2, Yoh. 19:28). Dia juga mengalami
kesedihan dan kesusahan (Mat. 26:37).
Bagi pengamat
yang tidak mendalami, Yesus terlihat seperti orang biasa yang berjalan di
kalangan masyarakat yang adalah bagian dari masyarakat itu sendiri. Banyak
orang sezaman-Nya yang tidak mengakui bahwa dalam diri- Nya ada sesuatu yang
lebih daripada seorang manusia (Yoh. 7:46). Masyarakat memperlakukan
Dia seperti salah satu dari antara mereka; mereka mener- tawakan-Nya (Luk.
8:53), mengkritik-Nya (Mat. 11:19), bahkan mengolok dan memukuli-Nya
(Luk. 22:63). Bagi mereka, Dia hanya seorang manusia.
Sayangnya,
mereka gagal untuk melihat bahwa ada banyak yang dapat ditemukan di dalam
gelar ini. Menurut Daniel 7:13 dan 14, "Seorang seperti Anak Manusia"
datang dengan awan-awan "kepada Yang Lanjut Usianya," dan menerima
kekuasaan kekal, kemuliaan dan kerajaan. Orang Yahudi mengidentifikasikan Anak
Manusia ini dengan Mesias. Jadi, ketika Yesus menggunakan gelar ini, Dia sedang
mengungkapkan, dengan cara setengah menyembunyikan, bahwa Dia juga Mesias yang
dijanjikan, Kristus yang menjelma.
Bacalah Matius
24:30; 25:31; 26:64. Apakah unsur-unsur dalam perkataan Yesus yang dicatat di
tiga ayat ini yang mengingatkan kita kepada Daniel 7:13, 14?
Matius 24:30;
25:31; 26:64
24:30 Pada waktu itu
akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap
dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit
dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
25:31 "Apabila
Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan
Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
26:64 Jawab Yesus:
"Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai
sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa
dan datang di atas awan-awan di langit."
Mengapakah
begitu penting bagi kita untuk mengetahui bahwa Yesus adalah sepenuhnya
manusia? Apakah implikasi-implikasi dari kemanusiaan-Nya yang sempurna bagi
keselamatan kita? Apakah implikasi-implikasinya bagi kehidupan kita setiap hari,
khususnya dalam pertempuran kita menghadapi pencobaan dan dosa?
Senin, 7 Juli
Anak Allah
Gelar
"Anak Allah" tidak hanya digunakan oleh Gabriel (Luk. 1:35) tetapi juga oleh beberapa
orang ketika memanggil Yesus (Mat. 14:33; Mrk, 15:39; Yoh. 1:49; 11:27).
Dia menerima gelar itu namun sangat berhati-hati untuk tidak menggunakannya secara langsung kepada
di Diri Nya sendiri, jika demikian Ia akan dilempari batu hingga mati.
Meskipun demikian, Alkitab menyatakan dalam cara yang berbeda hubungan yang
khusus antara Yesus dan Bapa.
Pada saat
pembaptisan-Nya, Bapa mengakui Yesus sebagai Anak-Nya (Mat. 3:17);
demikian juga pada saat Yesus dipermuliakan (Mat. 17:5). Hubungan Mereka
sebagai Bapa dan Anak sangatlah unik. Kristus adalah satu-satunya Oknum di alam
semesta ini yang menikmati model hubungan yang seperti ini, sebab hanya Dia
yang mempunyai sifat alamiah yang sama seperti Bapa. Sebagai orang-orang
percaya, kita telah diberikan hak istimewa menjadi anak-anak Allah. Namun Yesus
selalu, sudah, sedang, dan akan menjadi Anak Allah.
Apakah yang
ayat-ayat berikut nyatakan tentang kesatuan yang sempurna dari Bapa dan Anak?
Mat. 11:27; Yoh. 3:35; 5:17; dan 10:30.
11:27 Semua telah
diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain
Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya
Anak itu berkenan menyatakannya.
3:35 Bapa mengasihi
Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.
5:17 Tetapi Ia berkata
kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja
juga."
10:30 Aku dan Bapa
adalah satu."
Kesatuan yang
sempurna dari Yesus dan Bapa mencakup pengetahuan bersama dan sempurna satu
dengan yang lain; kesatuan kehendak, maksud, dan tujuan. Sebagai tambahan, itu
juga kesatuan sifat dasar. Anak dan Bapa adalah dua pribadi ("Aku dan
Bapa") tetapi sifat yang sama ("adalah satu"), fakta yang
ditekankan oleh kata ganti neuter satu (bandingkan dengan I Kor. 3:8).
Kita harus
menyadari, bagaimanapun juga, karena Dia datang untuk hidup sebagai seorang
manusia, Kristus sementara di bumi dengan sukarela merendahkan Diri-Nya kepada
Bapa (Flp. 2:6-8). Keterbatasan ini adalah fungsional bukan bagian dari
esensi Diri-Nya sendiri. Yesus merendahkan diri-Nya untuk maksud khusus, tujuan
khusus. Dengan konsep seperti ini di dalam pikiran kita bisa memahami mengapa
Yesus berkata: "Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya
sendiri, jikalau Dia tidak melihat Bapa mengerjakannya" (Yoh. 5:19);
"Sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia
yang mengutus Aku" (Yoh. 5:30). Dari sudut pandang fungsional ini,
Dia boleh berkata: "Sebab Bapa lebih besar dari pada Aku" (Yoh.
14:28).
Yesus
sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Apakah yang kebenaran menakjubkan ini
beritahukan kepada kita tentang hubungan yang erat antara surga dan dunia?
Penghiburan apakah yang bisa kita tarik dari hubungan yang erat ini?
Selasa, 8 Juli
Sifat Ketuhanan Kristus: Bagian 1
Ketuhanan
Kristus adalah fondasi iman kita. Manusia tidak akan bisa menjadi juruselamat
kita, tidak peduli betapa hebatnya hidup yang ditunjukkan. Di seluruh
Perjanjian Baru, kita memiliki bukti Keallahan-Nya. Kita akan berfokus pada apa
yang Yesus sendiri ajarkan tentang hal ini.
Bagi para
pemula, bukanlah hal yang mudah bagi Yesus untuk menjelaskan siapa diri-Nya?
Misi-Nya menuntut-Nya memberitahukan bahwa Dia adalah Mesias, Allah di dalam
daging; namun, tidak ada catatan tentang Ia menyatakan secara terbuka, Aku
adalah Allah atau Aku adalah Mesias. Kalau Dia lakukan seperti itu, hidup-Nya
bisa saja segera diambil. Oleh karena itu, Dia memilih untuk mengisyaratkan
sifat Keallahan-Nya dan secara tidak langsung menuntun para pendengar- Nya
untuk mengetahui Keallahan-Nya.
Sebagaimana
Yesus secara bertahap mengungkapkan sifat Keallahan-Nya, sebagian besar
pendengar-Nya memahami-Nya tetapi menolak untuk menerima tuntutan-Nya karena
itu tidak sesuai dengan pertimbangan mereka sebelumnya akan ide Mesias. Hal ini
jelas dari permohonan mereka: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami
hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias katakanlah terus terang kepada
kami" (Yoh. 10:24). Sayangnya, konteks ayat tersebut menunjukkan
bahwa pertanyaan mereka tidak tulus.
Sebagaimana yang kita lihat kemarin, Yesus membuat
banyak referensi kepada hubungan-Nya yang khusus dengan Bapa-Nya. Ini adalah
salah satu metode yang Dia gunakan untuk mengungkapkan Keallahan-Nya. Banyak
yang memahami dengan jelas bahwa saat Ia berkata bahwa Allah adalah Bapa-Nya,
Dia sedang membuat dirinya setara dengan Allah (Yoh. 5:18).
Bacalah Lukas 5:17-26. Dalam
cara-cara yang luar biasa manakah Yesus mengungkapkan Ketuhanan-Nya tanpa menyatakannya secara terbuka?
Lukas 5:17-26
5:17 Pada suatu hari
ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk
mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari
Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang
sakit.
5:18 Lalu datanglah
beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha
membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus.
5:19 Karena mereka
tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah
mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan
tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus.
5:20 Ketika Yesus
melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah
diampuni."
5:21 Tetapi ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang
menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah
sendiri?"
5:22 Akan tetapi Yesus
mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu
pikirkan dalam hatimu?
5:23 Manakah lebih
mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan
berjalanlah?
5:24 Tetapi supaya
kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --
berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah,
angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
5:25 Dan seketika itu
juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang
ke rumahnya sambil memuliakan Allah.
5:26 Semua orang itu
takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini
kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."
"Tidak ada lain, kecuali kuasa Ilahi yang
dapat mengembalikan kesehatan kepada tubuh yang sedang menjadi busuk itu.
Suara yang sama yang telah memberikan hidup pada waktu manusia dijadikan dari
debu tanah, suara itu pulalah yang memberikan hidup pada orang yang sakit
lumpuh yang hampir mati itu."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld.
5, hlm. 283.
Yesus mengklaim hak prerogatif Ketuhanan untuk
mengampuni dosa.nDia juga berkata bahwa Dia Sendiri "akan bersemayam di atas takhta
kemuliaan-Nya" (Mat. 25:31) dan menghakimi segala bangsa,
memutuskan nasib akhir setiap orang, sesuatu yang bertumpu pada otoritas Allah
saja. Berapa banyak lagikah yang Ia bisa lakukan di sini untuk mengungkapkan
siapa Dia sebenarnya?
Pikirkanlah
bagaimana kekerasan hati para pemimpin terhadap Yesus. Dan orang-orang ini
seharusnya menjadi penjaga-penjaga spiritual bagi rakyat. Bagaimanakah kita
bisa memastikan bahwa kita juga tidak menjadi keras hati dalam langkah-langkah
kita pribadi?
Rabu, 9 Juli
Sifat Ketuhanan Kristus: Bagian 2
Yesus
mengumumkan dan mendemonstrasikan bahwa Dia memiliki kuasa yang sama seperti
Bapa untuk mengalahkan kematian. "Sebab sama seperti Bapa membangkitkan
orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan
barangsiapa yang dikehendaki Nya" (Yoh. 5:21). Hanya Allah yang
bisa menyatakan: "Akulah kebangkitan dan hidup" (Yoh. 11:25).
Indikasi nyata lainnya dari Keallahan-Nya ditemukan
pada pernyataan-Nya yang tegas kepada praeksistensi. Dia "telah turun dari
surga" (voh. 3:13) karena Bapa mengutus-Nya (Yoh.
5:23). Kemudian, kembali, Ia menegaskan pra eksistensi-Nya: "Ya Bapa,
permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di
hadirat-Mu sebelum dunia ada" (Yoh. 17:5).
Mengapakah Yohanes 8:58 adalah
satu dari pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih langsung dan tandas tentang
Keallahan-Nya? Lihatlah juga Kel. 3:13,14.
Yohanes 8:58
8:58 Kata Yesus kepada
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku
telah ada."
Kel. 3:13,14
3:13 Lalu Musa berkata
kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata
kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka
bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? -- apakah yang harus kujawab
kepada mereka?"
3:14 Firman Allah
kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah
kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku
kepadamu."
Berbeda dengan
Abraham, yang menjadi ada (yang adalah arti harfiah dari akar bahasa Yunani
ginomai, di sini diterjemahkan sebagai "yang lalu,") Yesus
mengumumkan Diri-Nya sebagai Yang ada dengan sendirinya. Dia bukan hanya sudah
ada sebelum kelahiran Abraham, tetapi sudah ada sejak kekekalan. "Aku
ada" menyatakan secara tidak langsung keberadaan yang berkelanjutan.
Lebih jauh, AKU ADALAH adalah gelar Yahweh sendiri (Kel. 3:14). Para
pemimpin memahami, tanpa ragu, bahwa Yesus mengklaim sebagai AKU ADALAH yang
dinyatakan di semak belukar yang menyala. Bagi mereka, Dia bersalah karena
menghujat dan oleh karena itu "mereka mengambil batu untuk melempari
Dia" (Yoh. 8:58).
Empat Kilab Injil menunjukkan bahwa Yesus, tanpa menunjukkan ketidaksetujuan,
menerima penyembahan dari manusia. Dia mengetahui dengan baik bahwa, menurut
Kitab Suci, hanya Allah yang berhak menerima penyembahan manusia, karena la
berkata kepada Setan: "Sebab ada tertulis, engkau harus menyembah Tuhan,
Aliahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti" (Mat. 4:10).
Oleh karena itu, oleh menerima penyembahan dari manusia, Dia sedang menyatakan
Keallahan-Nya. Para murid di tepi pantai (Mat. 14:33), orang buta yang
disembuhkan (Yoh. 9:38), perempuan di kubur Yesus (Mat. 28:9) dan
murid-murid di Galilea (Mat. 28:17) semuanya menyembah Dia secara
terbuka, mengakui Keallahan-Nya. Perkataan Thomas kepada Yesus, "Ya
Tuhanku dan Aliahku!" (Yoh. 20:28) tidak pernah diucapkan oleh
seorang Yahudi saat itu kecuali ia sungguh-sungguh memahami bahwa ia sedang berbicara
kepada Allah.
Bacalah Yohanes 20:29. Apakah hal-hal yang Anda belum lihat, namun percayai? Apakah
implikasi implikasi dari jawaban Anda bagi seluruh pertanyaan tentang Iman?
Yohanes 20:29
20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Kamis, 10 Juli
Misi Kristus
Setelah
mengingat siapa Yesus sebelum Dia lahir, kita berada dalam posisi yang lebih
baik untuk memahami apa yang Ia lakukan bagi kita.
Setan membuat
tuduhan-tuduhan melawan Allah. Dalam rangka memenuhi tuduhan-tuduhan itu, Yesus
datang untuk menggambarkan karakter Bapa, dan memperbaiki konsep yang salah
tentang Ketuhanan yang telah banyak berkembang. Dia ingin kita mengenal Allah,
karena mengenal Dia adalah sangat perlu untuk memiliki hidup kekal (Yoh.
17:3).
Bagaimanapun
juga, kita membutuhkan lebih daripada sekadar pengetahuan agar diselamatkan.
Kita membutuhkan Allah untuk menyediakan bagi kita Seorang Juruselamat, yang
merupakan arti yang tepat dari nama Yesus: Yahweh adalah keselamatan (Mat.
1:21). Yesus menggambarkan misi-Nya dengan istilah yang sangat jelas:
"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang"
(Luk. 19:10). Di Taman Eden, manusia kehilangan hubungan mereka dengan
Allah, kehilangan kekudusan mereka, kehilangan rumah mereka, kehilangan
kehidupan kekal. Yesus datang untuk memulihkan segalanya: Dia menegakkan
kembali hubungan kita dengan Bapa (Yoh. 1:51); Dia mengampuni dosa-dosa
kita (Mat. 26:28);, Dia memberikan kepada kita sebuah teladan bagaimana
untuk hidup (I Ptr. 2:21); dan, sudah barang tentu, Dia memberikan hidup
kekal kepada kita (Yoh. 3:16).
Bagaimanakah
Yesus menegaskan intisari misi-Nya? Yoh. 10:11; Mat. 20:28. Mengapakah Yesus
harus mati? Itu karena Dia dengan sukarela mengambil tempat kita dan menanggung
hukuman dosa kita. Kita semua orang berdosa (Roma 3:10-12), dan, karena
itu, patut menerima kematian kekal (Roma 6:23). Harga bagi keselamatan
kita begitu tinggi sehingga hanya nyawa Anak Allah yang cukup untuk
membayarnya.
Yoh. 10:11;
10:11 Akulah gembala
yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Mat. 20:28
20:28 sama seperti
Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
"Hukum
Allah yang telah dilanggar itu menuntut nyawa orang yang berdosa. Di seluruh
alam semesta ini hanya ada Seorang saja yang dapat, sebagai pengganti manusia,
memenuhi tuntutan hukum itu. Oleh karena hukum Ilahi sama sucinya seperti Allah
sendiri, maka hanya Seorang yang setara dengan Tuhan saja dapat mengadakan
tebusan bagi pelanggaran hukum. Tidak ada selain Kristus yang dapat menebus
manusia yang telah jatuh dari kutuk hukum, dan memulihkan dia kembali kepada
keselarasan dengan surga. "—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1,
hlm. 62.
Lihatlah di
sekeliling kita dan nasib kita semua di dunia ini. Jika segalanya berakhir di
kuburan, pengharapan apakah yang mungkin kita miliki? Kita tidak akan memiliki
apa pun, jika itu bukan untuk rencana keselamatan. Lalu, bagaimanakah kita
dapat menunjukkan terima kasih kita kepada Allah untuk apa yang Ia telah
lakukan bagi kita melalui Kristus?
Jumat, 11 Juli
Pendalaman: Ellen G. White, "Divine-Human Saviour," hlm. 1126-128 dalam The SDA
Bible Commentary, jld. 5.
"Ketika
Firman Allah berbicara tentang kemanusiaan Kristus saat berada di dunia ini,
itu pasti berbicara juga tentang praeksistensi. Firman itu telah ada sebagai
Oknum Ilahi, bahkan sebagai Anak Allah yang kekal, dalam perpaduan dan
kesatuan dengan Bapa-Nya.... Dunia diciptakan oleh-Nya, dan tanpa Dia tidak ada
suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan' (Yoh. 1:3).
Jika Kristus menjadikan segala sesuatu, la ada sebelum segala sesuatu.
Perkataan-perkataan yang disampaikan kepada hal ini begitu 'egas hingga tak
seorang pun perlu ditinggalkan dalam keraguan. Kristus adalah Allah pada dasarnya,
dan dalam arti yang tertinggi. Ia bersama dengan Allah dari kekekalan, Allah
di atas segalanya, terpujilah selama-lamanya. Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah
Ilahi, ada dari kekekalan, Pribadi yang berbeda, namun satu dengan
Bapa."—Ellen G. White, Selected Messages, buku 1, hlm. 247.
"Dalam Kristus adalah hidup yang asli, tidak
dipinjam, tidak diperoleh dari orang lain. 'Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki
hidup' 1 Yohanes 5:12. Keallahan Kristus merupakan jaminan hidup kekal bagi
orang percaya."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 149.
Pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.
Setan mengetahui dan mengakui
bahwa Yesus adalah "Yang Kudus dari Allah" (Mrk. 1:24),
"Anak Allah" (Mrk. 3:11), "Anak Allah Yang Mahatinggi"
(Mrk. 5:7). Lihat juga Yakobus 2:19. Mengapakah jenis pengakuan seperti
ini tidak cukup bagi keselamatan kita? Bagaimanakah kita bisa menghindari
perangkap menjadi puas dengan penerimaan akan Yesus Kristus yang sekadar
intelektual?
2.
Ketika kepala pasukan, yang
berdiri tepat di depan Yesus, melihat bagaimana Yesus mati, ia berkata:
"Sungguh, Orang ini adalah Anak Allah" (Mrk. 15:39). Tempat
terbaik untuk memahami Yesus adalah pada kaki salib-Nya. Seberapa seringkah
Anda pergi ke sana? Kapankah terakhir kali Anda berada di sana? Mengapakah Anda
tidak mengambil waktu sejenak, sekarang ini, untuk bermeditasi atas
pengorbanan yang tak terbatas yang Ia telah buat bagi keselamatanmu?
3.
Satu jumlah yang cukup dari
orang-orang sezaman Yesus menolak- Nya karena mereka memiliki ide-ide yang
salah tentang Mesias. Sayangnya, banyak orang saat ini menolak untuk
menyerahkan hidup mereka kepada Yesus, oleh karena mereka memiliki prasangka
atau konsep yang menyimpang tentang Dia. Bagaimana kita dapat menolong mereka
untuk melihat Yesus sebagaimana Ia ada? Apakah yang kita miliki sebagai
anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh secara khusus yang dapat menolong
memberikan mereka suatu pandangan yang lebih jelas siapa Yesus itu sebenarnya?
Pelajaran 3 12-18 Juli*
Roh Kudus
SABAT PETANG
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: yoh. 14:16-18; 14:26; 15:26; mat. 12:31, 32; yoh. 16:8; 3:5-8; luk. 11:9-13.
AYAT HAFALAN: "Aku akan minta kepada
Bapa, dan la akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya la
menyertai kamu selama- lamanya" (Yoh. 14:16).
Dari tiga
Pribadi Ketuhanan, Roh Kuduslah yang paling kurang dipahami. Sungguh ironis
bahwa Pribadi yang terdekat dengan kita, Oknum yang
menghasilkan kelahiran baru pada kita, yang tinggal di dalam kita dan mengubah
kita, adalah Oknum yang kita sangat sedikit ketahui. Mengapa? Pertama-tama,
Alkitab kurang gamblang menjelaskan mengenai Roh Kudus dibandingkan tentang
Bapa dan Anak. Ada banyak referensi Roh di dalam Kitab Suci, tetapi sedikit
tentang sifat alamiah-Nya.
Alasan lain muncul dari pelayanan Roh Kudus. Ia
secara tetap berusaha untuk memusatkan perhatian kita kepada Kristus, bukan
pada Pribadi-Nya sendiri. Dalam rencana keselamatan, Roh memainkan peran yang
lebih rendah, melayani Bapa dan Anak, meskipun peran ini tidak mengisyaratkan
kedudukan yang lebih rendah.
Pekan ini, sebagaimana kita mendengar apa yang Yesus ajarkan tentang Roh,
marilah kita berdoa dengan kerinduan yang lebih besar bagi kehadiran- Nya yang
mengubah hidup kita.
*Pelajari
Pelajaran Pekan ini untuk Persiapan Sabat, 19 Juli.
No comments:
Post a Comment