Bagaimana
Supaya Diselamatkan
SABAT PETANG
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Lukas 5:27-32;
13:1-5; Mat. 22:2-14; Za. 3:1-5; Yoh. 8:30, 31;
Luk. 14:25-27.
AYAT HAFALAN: "Dan sama seperti
Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus
ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang
kekal" (Yoh. 3:14, 15).
Saat orang Israel dipagut ular di padang gurun, Allah memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga dan menempatkannya pada sebuah tiang supaya
barang siapa yang dipagut ular bisa melihat kepadanya dan diselamatkan.
Apakah
khasiat-khasiat penyembuhan yang ular tembaga itu boleh miliki? Tidak ada.
Penyembuhan hanya datang dari Allah. Oleh melihat kepada patung tembaga,
bagaimanapun juga, orang Israel menunjukkan iman mereka pada Allah sebagai
satu-satunya pengharapan akan kehidupan dan keselamatan mereka.
Allah ingin
mengajarkan mereka sebuah pelajaran rohani. Ia mengubah simbol kematian menjadi
simbol kehidupan. Ular tembaga itu adalah simbol Kristus, yang menjadi
Penanggung dosa-dosa kita untuk menyelamatkan kita. Oleh iman, semua kita bisa
melihat kepada Kristus yang ditinggikan di kayu salib dan menemukan obat dari
sengatan mematikan ular tua, Setan. Jika tidak, kita ditakdirkan untuk mati
dalam dosa-dosa kita. Firman Tuhan menyatakan apa yang seharusnya sangat
menyakitkan: Sebagai manusia, kita adalah orang berdosa yang membutuhkan
anugerah. Anugerah itu telah ditawarkan kepada kita di dalam Yesus.
Pekan ini kita akan mempelajari pengajaran Yesus
tentang langkah-langkah praktis yang diperlukan untuk keselamatan kita.
*Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 2 Agustus.
Kenali
Kebutuhanmu
Bacalah Lukas
5:27-32. Bagaimanakah Anda bisa tahu di kelompok mana Anda berada?
Lukas 5:27-32.
5:27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"5:28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.
5:29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia.
5:30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
5:31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;
5:32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Banyak orang
secara fisik sehat dan "tidak membutuhkan seorang dokter." Siapakah
benar-benar sehat secara rohani? Semua manusia "tidak ada yang berbuat
baik, seorang pun tidak" (Mzm. 14:3); tidak ada seorang pun yang
benar oleh dirinya sendiri (Roma 3:10). Kita mungkin dapat melakukan
beberapa perbuatan-perbuatan baik secara moral, tetapi kita tidak dapat
membuat diri kita sendiri benar di hadapan Allah. Oleh karena itu, dengan
mengatakan bahwa Dia tidak datang "untuk memanggil orang benar"
(Luk. 5:32), Yesus sedang merujuk kepada orang Farisi, yang mengira mereka
benar meskipun sesungguhnya tidak. Sayangnya, meskipun mereka percaya bahwa
mereka berdiri baik di hadapan Allah, mereka buta secara rohani (Yoh. 9:40,
41).
Maka, langkah pertama untuk menerima obat dosa
adalah menyadari keadaan kita yang bobrok dan ketidakmampuan kita untuk
menyembuhkan diri sendiri. Tetapi bagaimanakah kita bisa melihat kebutuhan
kita yang sebenarnya jika kita buta? Bagaimanakah kita bisa mengetahui bahwa
kita adalah orang- orang berdosa jika justru dosa-dosa kitalah yang menghalangi
kita dari mengenali keadaan kita yang sebenarnya?
Bagaimanakah
mata rohani kita bisa dibuka sehingga kita boleh mengenali kebutuhan kita yang
sangat besar akan Juruselamat? Lihat Yohanes 16:8.
Yohanes 16:8
16:8
Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan
penghakiman;
Satu-satunya
salep mata yang bisa membuat kita melihat status kerohanian kita yang
sebenarnya adalah Roh Kudus. Sebelum pekerjaan lain yang" Ia mungkin lakukan
bagi kita, Dia harus menyatakan dosa kepada kita. Terus menerus, Ia
berseru kepada hati nurani kita untuk menghasilkan di dalam diri kita kesadaran
yang tak terelakkan dari dosa-dosa kita dan perasaan bersalah yang dalam, yang
menuntun kita untuk merindukan Juruselamat. Ketika kita mendengar panggilan
itu, kita harus mendengarkan dan menurutinya; jika tidak, cepat atau lambat,
kita akan dikeraskan dan menentang Roh Kudus sehingga tidak ada lagi yang bisa
dilakukan bagi kita. Sebuah pemikiran yang menakutkan!
Meskipun rasa bersalah sering merupakan hal yang buruk, dalam hal apakah Roh Kudus
telah mampu menggunakan rasa bersalah untuk keuntungan kerohanian Anda
sendiri?
Senin, 28 Juli
Bertobat
Menyadari
dosa-dosa kita tidaklah cukup; itu harus disertai pertobatan. Arti Alkitabiah
dari pertobatan meliputi tiga aspek: pengakuan dosa seseorang, penyesalan
karena telah berbuat dosa, dan kerinduan untuk tidak berbuat dosa lagi. Jika
salah satu kurang, tidak ada pertobatan sejati. Sebagai contoh, Yudas mengakui
dosanya, tetapi ia tidak memiliki penyesalan karena telah mengkhianati sang
Guru (Mat. 27:3, 4). Ia diliputi penyesalan yang dalam, bukan
pertobatan. Pengakuannya dihasilkan oleh rasa takut akan konsekuensi, bukan
oleh kasihnya.pada Kristus.
Kita bisa
melihat pentingnya pertobatan oleh kenyataan bahwa Yohanes Pembaptis dan Yesus
memulai pelayanan mereka oleh mengkhotbahkan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan
surga sudah dekat!" (Mat. 3:2; 4:17). Kemudian, ketika Yesus
mengutus dua belas orang pada perjalanan misionaris pertama mereka, mereka
pergi keluar, mengkhotbahkan "bahwa orang harus bertobat" (Mrk.
6:12). Dan setelah hari Pentakosta, Petrus mendesak orang banyak untuk
melakukan hal yang sama (Kis. 2:38; 3:19).
Lihatlah kepada
kata-kata tegas yang digunakan Yesus untuk menekankan kebutuhan universal akan
pertobatan agar dapat diselamatkan. Pekabaran apakah yang Dia sedang berikan
kepada kita di sini? Lihat Lukas 13:1-5.
Lukas 13:1-5
13:1
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang
orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang
mereka persembahkan.
13:2
Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar
dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami
nasib itu?
13:3
Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan
binasa atas cara demikian.
13:4
Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam,
lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di
Yerusalem?
13:5
Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan
binasa atas cara demikian."
Yesus
menegaskan dosa semua orang. Oleh karena itu, Dia mendesak para pendengar-Nya:
"Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa"
(ayat 5). Tanpa pertobatan, penebusan adalah mustahil, karena tidak adanya
pertobatan menunjukkan bahwa orang itu menolak untuk berserah kepada Tuhan.
Sekarang, telah
dikatakan kepada kita: "Kemurahan Allah menuntun kepada pertobatan"
(Roma 2:4). Apakah artinya itu? Sebuah balok es dapat dipecah menjadi
potongan-potongan kecil, tetapi hasil potongan-potongan akan tetap menjadi es.
Balok es yang sama itu bisa ditempatkan selanjutnya di samping pemanas, dan itu
akan mencair menjadi air. Es kesombongan bisa dicairkan hanya jika kita terkena
kehangatan kebaikan dan kasih Allah. Jadi, betapa penting bagi kita untuk
tinggal, sedapat yang kita bisa lakukan, pada segala bukti yang telah diberikan
kepada kita atas kasih Allah bagi kita.
"Kita
tidak bertobat supaya Allah dapat mengasihi kita, tetapi Ia menyatakan kepada
kita kasih-Nya supaya kita dapat bertobat."—Ellen G. White, Perumpamaan-perumpamaan
Tuhan Yesus, hlm. 133.
Apakah bukti-bukti kasih Allah? Apakah
yang telah Anda lihat dan alami dan pelajari yang memberikan kepada Anda alasan
yang kuat untuk percaya pada kebaikan-Nya? Mengapakah begitu penting selalu
tinggal pada alasan-alasan itu, khususnya pada saat yang sukar?
Selasa, 29 Juli
Percaya pada Yesus
Pertobatan
sejati selalu sejalan dengan iman pada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat
kita. Yesus sering berbicara tentang kebutuhan untuk percaya kepada-Nya agar
menerima berkat-Nya. "Jika engkau percaya, tidak ada yang mustahil bagi
orang yang percaya" (Mrk. 9:23). Iman penting jika kita mau
diselamatkan. Setan mengetahui itu, itulah sebabnya Ia membuat segala usaha
untuk menjauhkan kita dari percaya (Lak. 8:12).
Menurut Yesus,
apakah artinya "percaya?" Hal ini lebih daripada perasaan yang samar-samar
bahwa sesuatu akan terjadi begitu saja. Hal itu lebih daripada sekadar sebuah
latihan mental. Iman yang menyelamatkan bukanlah tanpa isi sama sekali.
Sebaliknya, iman memiliki objek yang pasti: Yesus Kristus. Iman adalah
mempercayai bukan hanya pada sesuatu tetapi, khususnya, pada Seseorang. Iman
adalah bergantung pada Yesus dan kematian-Nya bagi kita. Percaya pada Yesus
berarti mengenal Dia, memahami siapa Dia (Yoh. 6:69), dan menerima-Nya
secara pribadi (Yoh. 1:12).
Allah begitu
mengasihi dunia sehingga Dia memberikan kepada kita Yesus, supaya semua yang
benar-benar percaya kepada-Nya akan memperoleh hidup kekal. Bagaimanapun juga,
kematian-Nya tidak berarti bahwa setiap orang akan diselamatkan. Kita harus
ditutupi oleh kebenaran-Nya. Oleh percaya kepada-Nya, kita memiliki kebenaran,
kita memiliki jaminan, dan kita memiliki janji yang besar bahwa Ia akan
membangkitkan kita pada akhir zaman (Yoh. 6:40).
Kepada wanita
yang telah menjalani kehidupan yang penuh dosa, Yesus meyakinkannya:
"Dosamu telah diampuni.... Imanmu telah menyelamatkan engkau"
(Lukas 7:48,50). Apakah artinya itu? Apakah iman kita menyelamatkan kita?
Menurut Injil,
ketika Yesus menyembuhkan beberapa orang, Dia berkata kepada mereka
"imanmu telah menyembuhkanmu" (Mat. 9:22; Mrk. 10:52; Luk. 17:19,
NKJV). Dengan mengucapkan kata-kata ini, Ia tidak sedang menugaskan setiap
kuasa penyembuhan kepada iman mereka. Iman mereka hanya percaya penuh pada
kuasa Yesus untuk menyembuhkan mereka. Kuasa iman tidak datang dari orang yang
percaya tetapi dari Allah atas mana orang itu percaya.
Mengapakah kita
harus berhati-hati dalam bagaimana kita memahami peranan iman dalam hal doa,
khususnya tentang penyembuhan? Mengapakah merupakan kesalahan menyimpulkan
ayat-ayat di atas bahwa jika penyembuhan tidak datang saat kita berdoa, itu
karena kita tidak mempunyai cukup iman?
Rabu, 30 Juli
Pakaian Pesta
Yesus duduk di
hadapan banyak orang dan mengucapkan kata-kata yang pasti mengejutkan bagi
mereka: "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Mat. 5:20). Beberapa orang
dari mereka lebih tekun memelihara tulisan hukum daripada orang Farisi. Namun
demikian, mereka gagal karena perilaku mereka adalah lebih mengesankan manusia
daripada menyenangkan Allah. Yesus mengamarkan kita untuk tidak melakukan hal
yang sama (Mat. 6:1). Lalu, bagaimanakah kita bisa jadi benar di hadapan
Allah? Perumpamaan pesta pernikahan memberi petunjuk kepada kita dalam hal
menemukan sumber kebenaran sejati.
Bacalah Matius
22:2-14. Mengapakah raja ingin memastikan bahwa setiap tamu memiliki pakaian
pernikahan untuk pesta? Apakah yang dilambangkan pakaian itu? Lihat Yes.
61:10; Za. 3:1-5.
Matius 22:2-14
22:2
"Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin
untuk anaknya.
22:3
Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke
perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.
22:4
Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang
diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan
ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke
perjamuan kawin ini.
22:5
Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke
ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,
22:6
dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.
22:7
Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan
pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.
22:8
Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia,
tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu.
22:9
Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap
orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
22:10
Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang
dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga
penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
22:11
Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang
yang tidak berpakaian pesta.
22:12
Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak
mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.
22:13
Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan
campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan
terdapat ratap dan kertak gigi.
22:14
Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Yes. 61:10;
61:10
Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia
mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah
kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan
seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya.
Za. 3:1-5
3:1
Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan
Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.
3:2
Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik
engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau!
Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
3:3
Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan
Malaikat itu,
3:4
yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya:
"Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua
ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari
padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."
3:5
Kemudian ia berkata: "Taruhlah serban tahir pada kepalanya!" Maka
mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan pakaian kepadanya,
sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ.
Sang raja
menyediakan jubah pengantin secara gratis. Mereka yang hadir diundang secara
acak saat bepergian di jalan raya, dan kemungkinan besar tidak memiliki pakaian
yang sesuai untuk pernikahan, atau uang untuk membelinya. Baik undangan dan
pakaian adalah pemberian dari raja. Satu-satunya persyaratan yang diperlukan
untuk menghadiri pesta itu adalah menerima kedua pemberian itu.
Sejak kejatuhan
di Taman Eden, setiap manusia adalah telanjang secara rohani. Adam dan Hawa
merasakan telanjang setelah tidak taat, dan mereka berusaha untuk menutupi
dirinya sendiri dengan menganyam daun ara bersama-sama, sesuatu yang sama
sekali tidak nyaman dan tidak efektif (Kej. 3:7). Kebenaran terbaik yang
usaha manusia bisa capai adalah "seperti kain kotor" (Yes. 64:6).
Seperti dalam
perumpamaan itu, Allah menyediakan pakaian yang kita butuhkan. Dia membuat
pakaian bagi Adam dan Hawa dan mengenakannya pada mereka (Kej. 3:21),
sebuah lambang kebenaran-Nya yang menutupi orang berdosa. Tuhan juga
menyediakan pakaian kebenaran Kristus bagi gereja-Nya, sehingga gereja boleh
"dipersiapkan dalam kain lenan halus yang berkilau- kilauan dan yang putih
bersih" (Why. 19:8), "tanpa cacat atau kerut atau yang serupa
itu" (Ef. 5:27j.-Pakaian ini "yakni kebenaran Kristus,
tabiat-Nya sendiri yang tidak bercacat cela, yang melalui iman diberikan kepada
semua orang yang menerima Dia sebagai Juruselamat pribadinya."—Ellen G.
White, Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, hlm. 226.
Melebihi dan
melampaui apa pun yang kita yakini, mengapakah kita harus memahami bahwa
keselamatan kita hanya datang dari apa yang Kristus telah berikan kepada kita
sebagai sebuah pemberian? Mengapakah kita harus selalu mengingat ini?
Kamis, 31 Juli
Mengikut Yesus
Ketika di dalam iman kita mengakui kebutuhan kita, bertobat,
mengakui dosa-dosa kita, dan menuntut kebenaran Kristus bagi kita, kita menjadi
murid- murid-Nya. Selama pelayanan-Nya, Yesus memanggil orang-orang yang berbeda,
seperti Petrus dan Yakobus dan Yohanes, untuk menjadi murid-murid-Nya, sebuah
panggilan yang menyatakan secara tidak langsung meninggalkan segalanya supaya
mengikut Dia (Mat. 4:20,22; Mrk. 10:28; Luk. 5:28). Pada kenyataannya,
dalam empat Injil, kata kerja mengikut benar-benar menjadi sinonim bagi
"murid."
Apakah dua unsur yang penting untuk
menjadi murid Yesus? Lihat Yohanes 8:30,31.
Yohanes 8:30,31
8:30
Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
8:31
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau
kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
Beberapa orang
mencoba untuk memisahkan iman pada Yesus dari kepatuhan kepada
pengajaran-pengajaran Yesus, seolah yang pertama akan lebih penting daripada
yang kedua. Tetapi Yesus tidak membuat perbedaan seperti itu. Bagi-Nya, kedua
aspek begitu saling terkait erat dan mendasar bagi pe- muridan yang sejati.
Seorang murid Yesus mengikat diri kepada Pribadi-Nya sebagaimana kepada
perkataan-Nya. Meskipun selalu ada bahaya untuk terjebak dalam doktrin dan
bentuk-bentuk iman hingga kita kehilangan pandangan akan Yesus sendiri, kita
juga harus sadar akan bahaya berpikir bahwa semua yang penting dalam kehidupan
kita berjalan bersama Tuhan adalah percaya kepada Yesus.
Apakah harga tertinggi menjadi murid Yesus? Lihat
Lukas 14:25-27.
Lukas 14:25-27
14:25
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam
perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
14:26
"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan
nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:27
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi
murid-Ku.
Yesus
menggunakan kata kerja "membenci" sebagai arti hiperbola "kurang
mengasihi." Perikop pararel dalam Matius menjelaskan arti perkataan Yesus:
"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak
bagi-Ku; dan barang siapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari
pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku" (Mat. 10:37). Yesus harus memiliki
tempat pertama dalam kehidupan kita jika kita ingin menjadi murid-murid-Nya.
Apakah biaya bagi Anda karena mengikut
Kristus, menjadi murid-Nya? Apakah jawaban Anda katakan tentang perjalananmu
bersama Tuhan?
Jumat, 1 Agustus
Pendalaman: Ellen G. White, "Pertobatan," hlm. 26-40, dalam Kebahagiaan
Sejati.
"Kita
tidak dapat bertobat tanpa Roh Kristus yang menyadarkan hati nurani, dan kita
tidak dapat diampuni tanpa Kristus"—Ellen G. White, Kebahagiaan Sejati,
hlm. 29.
"Kalau
kita menatap pada Domba Allah yang'tergantung di kayu salib Gol- gota, rahasia
penebusan mulai terbuka dalam pikiran kita dan kebaikan Tuhan akan menuntun
kita menuju pertobatan. Dalam kematian bagi orang-orang berdosa, Kristus
menunjukkan satu kasih yang tiada terduga dalamnya; dan kalau orang yang
berdosa memandang pada kasih ini, maka hatinya akan dilembutkan, hatinya
hancur, dan penyesalan pun timbul di dalam jiwanya.—Hlm. 29.
"Hati yang hancur dan rendah hati, ditaklukkan
oleh pertobatan yang sejati, akan menghargai sesuatu dari kasih Allah dan
kematian di Golgota; dan sebagai anak yang mengaku dosanya kepada bapa yang
penuh kasih, demikianlah orang yang berdosa dengan sepenuh hati membawa segala
dosanya ke hadapan Tuhan Allah. Dan sudah tertulis, 'Jikalau kita mengaku dosa
kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (I Yoh. 1:9)
"'.—Hlm. 46.
Pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.
Banyak yang mencoba untuk menenggelamkan
rasa bersalah mereka dengan alkohol, obat-obatan, kesenangan dunia, atau oleh
menjejali hidup mereka dengan kegiatan hiruk pikuk. Mengapakah tidak ada satu
pun dari metode-metode ini yang betul-betul berhasil? Bagaimanakah Anda akan
menolong seseorang yang berada dalam kondisi seperti ini untuk menemukan
solusi yang benar bagi perasaan bersalah?
2.
Adalah mungkin untuk mengenali
dosa-dosa kita tanpa membuahkan "buah-buah yang sesuai dengan
pertobatan." Mengapakah itu bukan pertobatan yang benar? Apakah nilai dari
buah-buah ini? Apakah semua itu adalah pekerjaan-pekerjaan yang baik yang
dilakukan dalam rangka untuk memperoleh kemurahan Allah? Jelaskan jawaban
Anda.
3.
Renungkan fakta bahwa kebenaran
Kristus adalah cuma-cuma, tetapi tidak murahan. Meskipun kita tidak perlu
membayarnya, Tuhan harus membayar harga yang tak terbatas di kayu salib. Pikirkanlah
sedalam apa kita telah jatuh, dan betapa seriusnya dosa itu, hingga dosa
mengambil sesuatu yang "ekstrem" seperti kematian Anak Allah sendiri
untuk menyelamatkan kita dari akibat-akibat dosa.
PENUNTUN GURU
Ringkasan Pelajaran
·
Ayat Inti: Yohanes 3:14,15.
·
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Mempelajari proses dengan jalan mana keselamatan diberikan secara pribadi.
Merasakan: Bersukacita oleh karena belenggu dosa-dosa telah hancur melalui kuasa
Yesus yang membebaskan.
Melakukan: Membagikan pekabaran yang tiada banding ini kepada sahabat- sahabat,
kerabat, rekan bisnis, teman kelas, dan bahkan orang-orang asing.
·
Garis Besar Pelajaran:
I.
Mengetahui: Keselamatan
Disediakan Melalui Satu Proses yang " Melibatkan Pengakuan, Pertobatan,
dan Kepercayaan.
A. Bagaimanakah mata kita dapat terbuka untuk mengakui betapa mendesaknya
kebutuhan kita untuk pembebasan rohani?
B. Bagaimanakah kesombongan, keyakinan diri, dan rintangan-rin- tangan lain
bagi pertobatan dapat dikalahkan?
C. Mengapakah percaya itu perlu bagi penerimaan keselamatan?
II.
Merasakan: Kebebasan yang
Dinikmati Orang Kristen Memimpin
Mereka kepada
Sukacita.
A. Menurut Anda, mengapakah Yesus memilih sebuah pesta nikah, sebuah perayaan
yang tak ada bandingnya di budaya Timur Tengah, sebagai latar belakang untuk
sebuah perumpamaan tentang keselamatan?
B. Apakah yang terjadi kepada sukacita umat percaya ketika mereka menolak
pembenaran yang dilambangkan oleh pakaian pesta nikah? (Ingatlah pembenaran
ini memiliki dua makna: pengampunan dan mengalahkan dosa).
C. Bagaimanakah orang Kristen memelihara perasaan merdeka dan perayaan di
rumah mereka masing-masing, gereja-gereja, dan sekolah-sekolah Kristen?
III.
Melakukan: Membagikan Kabar Baik
Keselamatan kepada Orang Lain.
A. Bagaimanakah umat percaya melibatkan mereka yang tidak percaya di dalam
proses menjadi murid-murid Kristus yang berserah sepenuhnya?
B.
Bagaimanakah umat percaya membangun landasan yang
sama dengan umat yang tidak percaya supaya Injil memperoleh pendengar?
Rangkuman: Oleh karena Allah ingin setiap orang diselamatkan, proses untuk mendekat
kepada-Nya sederhana dan tersedia bagi semua. Mengakui kebutuhan kita,
menyesali dosa-dosa kita, dan percaya di dalam Kristus, satu- satunya
Juruselamat yang pernah dikenal dunia mengisi kita dengan sukacita.
Siklus Pelajaran
·
Langkah 1—Motivasi
Ayat Utama: Yohanes 3:13,15
Konsep
Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Penyediaan keselamatan haruslah
disertai dengan penyediaan pribadi yang tepat untuk keselamatan yang dicapai
melalui kepercayaan di dalam Yesus Kristus.
Untuk
Guru: Allah telah memberikan kepada setiap umat manusia kebebasan memilih untuk
menentukan arah kerohanian mereka. Pria, wanita, kaya, miskin, ningrat,
terbuang, intelektual, putus sekolah—setiap orang menentukan arah rohani
masing-masing apa pun latar belakangnya. Keputusan yang mendasar adalah soal
keyakinan pada Allah. Tidak ada pilihan tengah. Percaya dan tidak percaya
adalah pilihan eksklusifnya.
Pernikahan menyediakan satu ilustrasi yang pas
untuk menjelaskan hal ini. Seseorang hanya bisa berstatus menikah atau tidak
menikah. "Menikah sebagian," "menikah secara terbatas,"
"pernikahan paruh waktu," "menikah untuk waktu tertentu,"
dan terminologi yang sejenisnya adalah kebodohan. Orang yang berpacaran
tidaklah menikah. Orang yang bertunangan tidaklah menikah. Sampai suatu
komitmen yang seimbang ditentukan, pernikahan tidaklah ada. Oleh karena dosa,
komitmen pernikahan dapat dibatalkan. Perceraian semakin sering terjadi.
Artinya, status atau kesempatan menikah bisa berakhir dengan perceraian.
Seseorang hanya bisa dibilang menikah—atau tidak. Sekarang gantikan
"keselamatan" dengan "pernikahan." Apakah Alkitab
mengajarkan "keselamatan paruh-waktu," "keselamatan
sebagian-sebagian," atau "keselamatan terbatas?" Tentu
perceraian rohani terjadi ketika komitmen awal dibatalkan. Namun, kebenaran itu
tepat: seseorang menerima keselamatan atau orang itu tidak menerimanya.
Pilihan-pilihan semacam itu adalah milik dia sendiri. Penyelidikan Alkitab kali
ini menyediakan satu kesempatan yang luar biasa lagi untuk menekankan
pentingnya keputusan rohani. Secara jujur akui bahwa apabila seseorang gagal
untuk memilih keselamatan, mereka tidak dapat diselamatkan. Biarlah motivasi
ini memimpin persiapan Anda untuk mengulurkan undangan Allah bagi keselamatan
mereka.
Aktivitas: Sebelum meninggalkan rumah, masukkan sebuah model pesawat (atau mobil,
kapal perang, dan lain-lain) ke dalam satu kardus (lebih baik kalau ukurannya
sama seperti pekan lalu) dan dibungkus kado. Pada pendahuluan kelas,
perkenalkan kotak tersebut lagi dan cari tahu dari hadirin: "Berapa yang
mau kita membuka kotak ini?" "Berapakah yang maunya kita tunda
membuka kotak ini nanti?" Anggota kelas Anda yang hadir pekan lalu
kemungkinan ingin membukanya segera. Bicaralah tentang rancangan model.
Pilihan
Lain Aktivitas/Diskusi Pembuka: Bahas pembangunan rumah secara
umum. Hindari pembahasan terlalu bersifat teknik supaya yang bukan ahli bisa
terlibat dalam diskusi Anda. Apa yang pertama dibangun? [Beberapa landasan atau
fondasi.] Pada umumnya apa berikutnya? [Dinding, pintu, jendela.] Apakah yang
dinaikkan setelah itu? [Atap.]
Pertimbangkan Hal Ini: Pembangunan
rumah mengikuti petunjuk-petunjuk umum yang masuk akal. Mengapakah
bagian-bagian harus dibangun dengan urutan yang spesifik? Apakah yang terjadi
bila suatu langkah diabaikan? Keselamatan juga mengikuti tahapan-tahapan
spesifik yang logis. Memahami perkembangan ini menyediakan landasan untuk
mengerti tentang keselamatan.
·
Langkah 2—Menyelidiki
Hanya
untuk Guru: Penyelidikan Alkitab minggu ini memimpin kita melalui tahapan-tahapan
berurutan yang memimpin kepada keselamatan. Dibangun di atas analogi pada
pembukaan tadi, tahapan-tahapan ini dapat disebut pacaran, tunangan, dan
pernikahan. Setiap analogi mempunyai kekurangan-kekurangan, yang satu ini juga
tidak terkecuali. Namun, tahapan ini menyediakan persamaan-persamaan yang cukup
untuk layak dipergunakan.
Komentar Alkitab
I.
Mengakui Kebutuhan Rohani Kita
(Pelajari kembali bersama kelas, Lukas 5:27-32).
Bagian pertama
dari tahapan-tahapan yartg berurutan menuntun kepada keselamatan adalah
pengakuan. Sebelum masa pacaran terjadi, mereka yang saling tertarik memiliki
perasaan hampa dan tidak lengkap secara pribadi, membutuhkan pendamping, dan
butuh untuk dimengerti. Perasaan-perasaan seperti ini membentuk tahap kesadaran
dalam berpacaran. Pengakuan, dalam arti lain, terjadi ketika para pria bertemu
dengan para wanita dan pasangan-pasangan mulai merasakan kelengkapan mereka
melalui diri orang lain. Kapan pun kesadaran bahwa ketidaklengkapan tidak ada,
maka motivasi untuk mencari pasangan akan tidak ada.
Perhatikan
implikasi-implikasi rohaninya. Kapan pun orang dipenuhi dengan dirinya sendiri,
tidak bisa mengakui kerinduan dasar rohani mereka, maka motivasi untuk
berpacaran secara rohani akan tidak ada. Orang yang percaya pada diri sendiri
(angkuh?) pada dasarnya merasa dirinya lengkap. Ini adalah ciri-ciri dosa
jemaat Laodikia. "Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkaya
diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa
engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang" (Why 3:17). Tidak adanya kesadaran atau pengakuan ini, jemaat
akan sia-sia.
Penjelasan awal pada bagian ini sekali lagi
melukiskan konsep ini. Keadaan Lewi sekarang mengancam dia untuk mengeluarkan
dia dari kerajaan. Kalau ini terus dipaksakan, dia tidak akan pernah dapat
diselamatkan oleh karena dia akan kekurangan motivasi untuk mencari kelepasan
rohani. Mereka yang menganggap diri mereka benar berdiri di atas landasan pasir
rohani. Sampai mereka mengakui pendirian "rohani mereka yang membahayakan,
mereka tidak dapat merasakan nikmatnya keselamatan. Kembali kepada analogi kita,
pengakuan dapat saja sama melambangkan saat ketika orang-orang berdosa pada
mulanya bertemu dengan Kristus dan merasakan bahwa kehampaan mereka dapat
terisi oleh kasih karunia Allah.
Pertimbangkan Ini: Hal-hal apakah yang menghalangi
perkiraan yang realistik dari keadaan rohani kita yang dapat memimpin kepada
keselamatan?
II.
Bertobat dari Keberdosaan Kita
(Pelajari kembali bersama kelas, Matius 3:2; 4:17: Kis. 2:38; 3:19).
Pengakuan
tidaklah cukup untuk memperoleh keselamatan. "Iblis pun percaya—dan gemetar" (Yakobns 2:19). Pertobatan harus mengikuti. Membandingkan
pertobatan kepada situasi tunangan kelihatannya tidak ada hubungan dan mungkin
memberikan komponen yang paling lemah dari analogi ini. Akan tetapi, coba lihat
hal berikut ini. Pertunangan melambangkan masa di mana dua orang meninggalkan
segala hambatan yang memisahkan mereka, awalnya berkomitmen untuk satu hubungan
yang berjalan lama. Pacaran telah menyediakan maksud U- sebut, membimbing
kepada kekaguman dan nafsu yang membawa daya tarik yang kuat dan interaksi yang
penuh arti.
Lihat persamaan rohaninya. Pertobatan termasuk pada
tanggapan awal untuk mengatasi hambatan-hambatan yang manusia telah izinkan
terjadi di antara manusia dan Allah. Pertobatan termasuk mengakui keberdosaan
kita, mengalami penyesalan yang besar, meninggalkan dosa, dan berjalan menuju
yang benar. Tindakan ini membersihkan jalan bagi satu hubungan yang kekal.
Berpacaran rohani, bercirikan pengetahuan yang semakin bertambah tentang
Juruselamat, meningkatkan investasi emosi, dan kepuasan yang terus bertambah
yang diambil dari hubungan yang telah mencapai tujuannya. Pertemuan kita dengan
Juruselamat akan memperlihatkan kekurangan-kekurangan kita, menyatakan
kejahatan kita, dan membawa kita kepada pertobatan. Pertobatan mengalahkan
halangan-halangan rohani, maka menyediakan kita untuk komitmen yang sepenuhnya.
III.
Mempercayai Yesus
(Pelajari kembali bersama kelas, Yohanes 1:12 dan 6:69).
Pertobatan
menuntun kita kepada gerbang iman oleh karena iman membentuk satu-satunya kesimpulan
yang masuk akal: mengakui kebutuhan kita, pertobatan total dan membuang semua
rintangan yang memisahkan kita dari Tuhan, orang berdosa yang bertobat sekarang
siap untuk iman di dalam kuasa Yesus yang membebaskan. Kalau langkah akhir ini
diabaikan, kekecewaan akan segera terjadi.
Menaruh iman kita di dalam kuasa Kristus yang
menyelamatkan kita, dan menaruh seluruh hidup kita di dalam tangan-Nya, adalah
kelanjutan yang alamiah dari dua langkah pertama. Pengakuan memimpin kepada
pertobatan. Pertobatan memimpin kepada keyakinan yang menyelamatkan. Keyakinan
yang menyelamatkan singkatnya berarti bahwa seseorang menerima kematian Kristus
di Kalvari sebagai korban pendamaian bagi dosa-dosanya dan sebagai Tuhan bagi
hidupnya. Sungguh besar jaminan berkat yang tersedia melalui pernikahan kita
dengan Anak Domba.
Pertimbangkan
Ini: Bagaimanakah pengakuan kita terhadap kebutuhan akan Kristus dengan
sendirinya memimpin kepada pertobatan?
·
Langkah 3—Menerapkan
Untuk Guru: Pakaian di dalam Alkitab seringkah digunakan sebagai metafora untuk
karakter dan kepribadian. Dalam beberapa budaya, anak-anak membuat
orang-orangan dari kertas atau bahan-bahan daerah setempat. Dengan menggantikan
pakaiannya, orang-orangan tersebut dapat melambangkan berbagai profesi,
periode-periode sejarah, gaya hidup, dan bahkan pribadi-pribadi tertentu. Mulai
dari Adam dan Hawa, pakaian memiliki keistimewaan rohani. Perumpamaan tentang
pakaian pesta adalah contoh dari perumpamaan-perumpamaan yang lain di mana
Yesus mengajarkan pelajaran-pelajaran rohani dengan menggunakan kain.
Aplikasi-aplikasi rohani apakah yang perumpamaan ini sediakan?
Aktivitas: Dengan menggunakan metafora pakaian dan orang-orangan, ajaklah
anggota-anggota untuk menggambarkan bahwa pakaian dapat menggambarkan kehidupan
mereka di dalam keselamatan dengan cara yang terbaik. Ingat ketiga tuntutan
mendasar atau tahap untuk memperoleh keselamatan yang kita sedang selidiki di
sepanjang pelajaran ini.
Pertanyaan-Pertanyaan:
o
Bagaimanakah orang-orang Kristen menghindari
perangkap di mana mereka mengakui kejahatan mereka yang sangat besar tanpa
mempertahankan sambutan iman yang menyelamatkan?
o
Bagaimanakah orang-orang Kristen mengatakan
perbedaan antara penyesalan yang mendalam dengan pertobatan
yang autentik?
o
Bukti-bukti jelas apakah yang telah menyertai
pertobatan Anda dari dosa?
o
Bagaimanakah orang-orang Kristen menolong orang
lain mengakui keadaan rohani mereka yang sebenarnya?
·
Langkah 4—Mempraktikkan
Untuk
Guru: Guru-guru terpanggil untuk memberikan kesempatan bagi perubahan rohani.
Apakah pengajaran Anda pada pelajaran pekan ini menyediakan kesempatan yang
segar bagi para pendengar Anda untuk menanggapi panggilan pribadi Kristus?
Sementara Anda mengundang anggota kelas Anda untuk memberikan tanggapan,
semangatlah di dalam jaminan bahwa Roh Kudus telah menawarkan untuk
menyediakan kata-kata yang kita harus ucapkan.
Kegiatan-Kegiatan:
o
Mintalah anggota-anggota kelas untuk menulis sebuah
naskah singkat berdasarkan pada perumpamaan tentang pakaian pesta seperti yang
dipelajari di dalam pelajaran ini. Apabila bisa diaplikasikan, berikan sketsa
Anda itu kepada pemimpin pelayanan anak-anak di jemaat Anda.
o
Pilih lagu gere ja yang mengekspresikan dengan cara
yang terbaik tentang pengalaman keselamatan Anda dan buatlah itu menjadi
pribadi dengan menambahkan lirik- lirik yang diciptakan oleh kelas.
o
Buatlah rencana pengajaran di mana kelas Anda dapat
mempersembahkan konsep- konsep yang didapati di dalam pelajaran ini kepada
orang lain.
o
Kalau jemaat Anda menyediakan kelas-kelas untuk
bersaksi, siapkan presentasi Po- wer-point, memanfaatkan gambar-gambar yang
istimewa, untuk mengajarkan proses pengakuan, pertobatan, dan iman.
o Dorong anggota kelas untuk melakukan pemeriksaan pribadi untuk memastikan
apakah mereka sepenuhnya berserah kepada Yesus. Kesempatan ini dapat terjadi
dengan memberikan satu waktu hening atau satu undangan untuk berdiam di dalam
hati masing-masing.
pelajaran 6 2-8 Agustus*
Bertumbuh di Dalam Kristus
SABAT
PETANG
Baca untuk Pelajaran Pekan Ini:
Yoh. 3:1-15; Mat. 13:33; 2 Kor. 5:17; Yoh. 15:4-10; Mat. 6:9-13; Luk. 9:23, 24.
AYAT
HAFALAN: "Yesus menjawab kata-Nya, 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah'" (Yohanes 3:3).
Nikodemus merasa tertarik kepada Yesus tetapi tidak berani mengunjungi Dia
secara terbuka. Ia menyapa Yesus dengan sopan, mengakui Dia sebagai seorang Guru dari Allah. Sang Guru
mengetahui bahwa di balik sapaan yang santun ini ada seorang pencari kebenaran;
oleh karena itu, tanpa membuang waktu, Ia berkata kepada N ikodemus bahwa ia
tidak memerlukan pengetahuan teoritis sebanyak yang ia perlukan dalam
pembaruan rohani, yaitu kelahiran baru.
Konsep ini sangat
susah untuk dimengerti oleh Nikodemus. Oleh karena ia adalah keturunan Abraham,
ia merasa yakin bahwa ia memiliki sebuah tempat dalam kerajaan Allah; lagi
pula, sebagai seorang Farisi yang sangat keras, ia sungguh layak menerima
kemurahan Allah, bukan? Jadi, mengapa ia membutuhkan perubahan radikal seperti
itu?
Dengan sabar,
Yesus menjelaskan bahwa perubahan rohani adalah pekerjaan supra alami yang
dihasilkan oleh Roh Kudus. Meskipun kita tidak bisa melihat bagaimana itu
terjadi, kita dapat melihat hasilnya. Kita menyebutnya pertobatan, hidup baru
di dalam Kristus.
Meskipun kita selalu harus mengingat bagaimana Tuhan memanggil kita dan
mengubah kita, tantangan kita adalah untuk tetap tinggal di dalam Dia setiap
hari sehingga Dia dapat mengubah kita lebih dan lebih lagi kepada gambar-Nya.
*Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 9 Agustus.
Minggu, 3 Agustus
Dilahirkan Kembali
Seorang Kristen
yang tekun menghadapi seorang politikus dan bertanya kepadanya: "Sudahkah
Anda dilahirkan kembali?" Marah pada apa yang dianggap sebuah pertanyaan
pribadi, sang politikus menjawab: "Itu terjadi pertama kali, terima
kasih."
Mungkin itu
terjadi, namun mengingat sifat kejatuhan kita, kelahiran pertama kita tidaklah
cukup, setidaknya bukan untuk kehidupan kekal. Untuk itu, kita harus
"dilahirkan kembali."
Bacalah percakapan Yesus dengan
Nikodemus dalam Yohanes 3:1-15. Bagaimanakah Yesus menjelaskan artinya
dilahirkan kembali?
Tidak diragukan
Nikodemus y^ng adalah seorang guru di Israel, mengetahui Kitab Suci Perjanjian
Lama, berbicara tentang kebutuhan akan "hati baru" dan kerinduan
Allah untuk menciptakannya di dalam kita (Mzm. 51:10; Yeh. 36:26). Yesus
menjelaskan kepada Nikodemus kebenaran ini dan bagaimana itu terjadi.
Percakapan yang
dicatat oleh Yohanes berakhir dengan perkataan Yesus. Tidak ada jawaban dari
Nikodemus. Dia kemungkinan besar pulang ke rumah tenggelam dalam refleksi yang
teramat dalam. Secara diam-diam, Roh Kudus bekerja dalam dirinya, dan tiga
tahun kemudian ia siap menjadi murid Yesus secara terbuka.
Faktanya bahwa
perlunya untuk dilahirkan kembali menunjukkan tanpa keraguan bahwa kelahiran
kita sebelumnya tidaklah cukup dari sudut pandang rohani. Kelahiran baru
haruslah dua namun satu: Dari air dan dari Roh. Berdasarkan pelayanan Yohanes
Pembaptis, Nikodemus dengan mudah memahami bahwa dilahirkan kembali dari air
merujuk kepada baptisan air. Apa yang ia juga perlu ketahui adalah bahwa
dilahirkan oleh Roh adalah pembaruan hati oleh Roh Kudus.
Ada persamaan
antara kelahiran fisik dan rohani. Keduanya menandai permulaan kehidupan baru.
Juga, kita tidak menghasilkan kelahiran kita sendiri; itu dilakukan bagi kita.
Tetapi ada juga perbedaan yang penting di antara keduanya: Kita tidak bisa
untuk memilih jika kita ingin dilahirkan secara fisik; kita bisa memilih untuk
dilahirkan secara rohani. Hanya mereka memutuskan untuk mengizinkan Roh Kudus
menghasilkan kerohanian yang baru dalam diri mereka yang dilahirkan kembali.
Allah menghormati kebebasan kita dan, meskipun sangat rindu untuk mengubah
kita, Ia tidak mengubah kita dengan paksa.
Pikirkanlah
cara di mana Tuhan menghasilkan pertobatan Anda. Tidak peduli apakah itu
melalui keadaan yang dramatis atau melalui proses pembaruan yang panjang dan
tak terlihat. Bagaimanakah Anda telah mengalami kelahiran baru?
No comments:
Post a Comment