Pelajaran 12 Triwulan II 2014

GEREJA KRISTUS DAN HUKUM

SABAT PETANG, 14 JUNI

BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kejadian 2:16-3:7; Kejadian 6; Kejadian 12; Ulangan 7:6-12; Galatia 3:6-16; Wahyu 12:17; 14:6-12.

AYAT HAFALAN: "Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus" (Wahyu 14:12).

Dalam perlombaan lari estafet, sebuah regu biasanya terdiri dari empat pelari. Anggota regu barangkali di kesempatan yang lain bisa saja berkompetisi satu dengan yang lain, tetapi sekarang, sebagai bagian dari satu regu, mereka harus belajar untuk berpikir sebagai satu kesatuan. Dalam perlombaan lari itu, jarak yang harus ditempuh dibagi secara merata bagi setiap peserta. Seorang anggota regu sebagai seorang pelari akan berlari pada waktu yang disediakan baginya—yaitu diberikan oleh rekan yang memegang tongkat estafet. Dengan taktik yang baik, tongkat estafet itu diberikan oleh seorang anggota regu kepada anggota lainnya dalam regu sampai perlombaan itu diselesaikan. Dalam suatu pengertian, tongkat estafet satu-satunya lambing kelanjutan untuk berlari bagi para anggota regu lomba lari estafet tersebut.

Gereja Allah diibaratkan seperti regu lari estafet. Dimulai oleh Adam di Taman Eden, lalu tongkat estafet diserahkan melewati beberapa tahap dalam sejarah keselamatan: Dari Nuh, kepada Abraham, bagi mereka yang di Sinai, kepada gereja Perjanjian Baru, kepada gereja reformasi, dan sekarang pada mereka yang mengumandangkan pekabaran tiga malaikat.

Lambang kelanjutan gereja Allah adalah hukum-Nya, yang setelah kejatuhan ke dalam dosa, harus selalu dipasangkan dengan kasih karunia Allah yang menyelamatkan. Keduanya, bersama-sama adalah intisari lnjil.

Pelajaran pekan ini menjajaki keberlanjutan hukum (dan kasih karunia) di gereja Allah sepanjang zaman.

*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 21 Juni.

MINGGU, 15 JUNI
Dari Adam kepada Nuh

Dalam satu pengertian, kita dapat berbicara tentang suatu “gereja Kristus” hanya mulai dari masa Perjanjian Baru, ketika orang-orang percaya yang mula-mula menyaksikan kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Sekalipun demikian, kita dapat mengerti “gereja Kristus” dari konteks yang lebih luas. Istilah bahasa Yunani untuk “gereja” adalah ekklesia. Dipinjam dari kata sekular, kata tersebut merujuk kepada mereka yang “telah dipanggil keluar.” Dalam setiap generasi, Allah “telah memanggil keluar” satu umat untuk memantulkan kehendak-Nya melalui kehidupan kesetiaan, percaya, kasih, dan penurutan.

Bacalah Kejadian 2:16-3:7. Ujian apakah yang diberikan kepada Adam dan Hawa? Mengapakah ujian itu diperlukan oleh makhluk yang sempurna seperti mereka?
Kejadian 2:16-25
16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 
20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 
22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 
23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 
25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. 
Kejadian 3:1-7
1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 
3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, 
5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. 
7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Untuk maksud agar sanggup mengasihi, Adam dan Hawa harus diciptakan bebas secara moral. Mereka harus memiliki kesanggupan dan kebebasan untuk melakukan kesalahan, sekalipun tidak ada alasan yang sah bagi mereka untuk melakukan kesalahan. Ujian pada pohon tersebut adalah satu ujian moral: Dengan cara bagaimanakah mereka menggunakan kebebasan moral yang diberikan Allah?

Kita tahu jawabannya.

Pada pusat moralitas adalah hukum, hukum Allah, yang menunjukkan hal yang baik dan jahat bagi kita (perhatikan bahwa pohon itu disebut “pohon pengetahuan baik dan jahat”). Apakah tujuan hukum yang melarang berdusta, mencuri, dan membunuhjika manusia tersebut tidak sanggup melakukan satu dari hal-hal tersebut? Hukum itu sendiri akan jadi tidak berarti di jagat raya yang dihuni oleh makhluk makhluk yang tidak dapat memilih – mereka hanya dapat berbuat yang baik saja. Walaupun demikian, bukan maksud Allah menciptakan kita agar memilih berdosa. Dia tidak dapat – maksudnya adalah Ia ingin agar kita dapat benar-benar mengasihi.

Sekalipun setelah kejatuhan Adam dan Hawa mesti “meneruskan tongkat estafet” kepada generasi selanjutnya, moral umat manusia selanjutnya adalah dangkal dan keji. Dari dua anak laki-laki Adam dan Hawa, hanya Habel yang memutuskan untuk bergabung dengan gereja Allah, sedangkan Kain akhirnya dirasuk roh iri hati, dusta, membunuh, dan tidak menghormati orangtua. Hal-hal selanjutnya berjalan dari yang buruk menjadi lebih buruk sampai akhirnya kejahatan menudungi kebaikan, dan pada saat air bah hanya Nuh dan keluarganya yang dapat benar-benar menyatakan diri sebagai anggota-anggota gereja Kristus.

Berapa kalikah dalam 24 jam terakhir Anda membuat pilihan-pilihan moral, menggunakan kebebasan yang diberikan kepada kita sejak dari Eden? Apakah pilihan-pilihan tersebut, dan berapa banyak pilihan-pilihan tersebut selaras dengan hukum moral Allah?

SENIN, 16 JUNi
Dari Nuh kepada Abraham (Kejadian 6:5-9)

Dunia di mana Nuh dilahirkan adalah satu masyarakat yang lebih buruk dari semua masyarakat yang pernah ada, artinya bahwa masyarakat di zaman Nuh adalah masyarakat yang benar-benar buruk. Dengan umur manusia yang amencapai hampir seribu tahun, tidaklah sukar bagi kita untuk mengerti bagaimana dosa bisa berakar dalam masyarakat sampai pada titik di mana Allah menjadi menyesal telah menciptakan manusia.

Bacalah Kejadian 6 lalu jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Kejadian 6:1-22
1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan,
2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.
3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."
4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan. 
5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 
7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." 
8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. 
9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
10 Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet. 
11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. 
12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
13 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
15 Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.
16 Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas.
17 Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa.
18 Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.
19 Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa.
20 Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya.
21 Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka."
22 Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.  


1. Bagaimanakah kita dapat memahami bahwa Allah merasa “menyesal” karena telah menciptakan manusia? Mengapa hal ini bukan berarti bahwa Allah tidak menyadari apa yang akan terjadi kemudian? (Lihat Ulangan 31:15-17).
Ulangan 31:15-17
15 Dan TUHAN menampakkan diri di kemah itu dalam tiang awan, dan tiang awan itu berdiri pada pintu kemah. 
16 TUHAN berfirman kepada Musa: "Ketahuilah, engkau akan mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu dan bangsa ini akan bangkit dan berzinah dengan mengikuti allah asing yang ada di negeri, ke mana mereka akan masuk; mereka akan meninggalkan Aku dan mengingkari perjanjian-Ku yang Kuikat dengan mereka. 
17 Pada waktu itu murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka, Aku akan meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa malapetaka serta kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan berkata: Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Allah kita tidak ada di tengah-tengah kita?

2. Ellen G. White menulis bahwa penyebutan “anak-anak laki-laki Allah” dan “anak-anak perempuan manusia” mengarah pada laki-laki yang setia kepada Allah menikahi perempuan yang tidak setia. Kalau begitu pelajaran apakah yang dapat kita pelajari dari Kejadian 6 tentang interaksi gereja dengan dunia?

3. Hal-hal apakah yang mereka lakukan yang tidak menyenangkan Allah, dan bagaimanakah hal-hal itu berhubungan dengan hukum-Nya?

4. Lihatlah gambaran Nuh dalam Kejadian 6. Apakah yang dikatakan ayat tersebut tentang Nuh yang dapat menolong kita untuk memahami manusia seperti apakah dia, khususnya ketika ia hidup di dunia yang bobrok? Pada saat yang sama, mengapakah Nuh memerlukan “kasih karunia” di mata Tuhan? Apakah yang hal ini katakan kepada kita tentang hubungan antara iman dan hukum Allah, sekalipun kembali ke masa itu?

SELASA, 17 JUNI
Dari Abraham kepada Musa

Setelah air bah, adalah tanggung jawab Nuh dan anak-anaknya untuk meneruskan kehendak Allah kepada keturunan mereka. Keluarga Nuh mengetahui bahwa penghancuran global yang terjadi atas dunia adalah hasil dari penolakan manusia terhadap hukum Allah dan, karena telah mengalami kasih karunia Allah, mereka dapat melakukan sesuatu untuk membantu membentuk satu generasi yang setia. Disesalkan, tidak begitu lama setelah air bah, penduduk dunia kembali memberontak (Kejadian 11:1-9). “Banyak dari antara mereka yang menyangkal adanya Allah, dan mengatakan bahwa air bah adalah sebab akibat oleh alam ini. Yang lain percaya ada satu pribadi yang berkuasa, dan Dialah yang telah membinasakan bumi dengan air bah; dan hati mereka seperti Kain, bangkit dalam pemberontakan melawan Dia.” – Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 131.

Apakah yang juga Kejadian 12, dan 15:1-6 katakan kepada kita tentang hukum dan kasih karunia bekerja bersama-sama?
Kejadian 12:1-20
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 
2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." 
4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.
5 Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ.
6 Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu.
7 Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya. 
8 Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN. 
9 Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb. 
10 Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu.
11 Pada waktu ia akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada Sarai, isterinya: "Memang aku tahu, bahwa engkau adalah seorang perempuan yang cantik parasnya.
12 Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup.
13 Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau." 
14 Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa perempuan itu sangat cantik, 
15 dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa ke istananya.
16 Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta.
17 Tetapi TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu.
18 Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata: "Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu?
19 Mengapa engkau katakan: dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi isteriku? Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!"
20 Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya.
Kejadian 15:1-6
1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."
2 Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
4 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." 
6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.  


Allah memanggil Abraham, seorang turunan Sem, dan membuat perjanjian berkat dengannya (Kejadian 12:1-3). Alkitab tidak memberikan kriteria panggilan Allah kepada Abraham. Dia tidak tampak seperti seorang yang memiliki ciri-ciri orang benar seperti Nuh. Faktanya, setelah dipanggil, ia segera buktikan bahwa dirinya adalah seorang pengecut dan penipu (Kejadian 12:11-13), melanggar hukum Allah. Walaupun demikian, Abraham adalah seorang manusia yang memiliki iman yang sejati, dan oleh karena kasih karunia Allah, maka iman itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Sekalipun dia tidak sempurna, tetapi ia rela mendengarkan suara Allah, walaupun itu harus berarti mempercayai Allah untuk semua hal yang dari sudut pandang seorang manusia kelihatan tidak mungkin.

Abraham bukanlah satu-satunya yang rela mendengarkan suara Allah dan menurut segala perintah-Nya. Firaun, dua Abimelekh, dan Yusuf adalah mereka yang benar-benar sadar bahwa Allah tidak menyetujui perzinaan dan dusta. Yang kedua, Abimelekh justru manegur Isak karena membuka kesempatan bagi rakyatnya untuk pencobaan (Kejadian 26:10). Sekalipun Allah telah memilih Abraham untuk satu tugas khusus, masih banyak orang pada bangsa-bangsa yang takut akan Dia. Sebagai bukti, setelah Abraham dan sekutu militernya mengalahkan Kedorlaomer dan koalisinya, Abraham diberkati oleh Melkisedek, yang adalah seorang “iman Allah Yang Mahatinggi” (Kejadian 14:18). Ini adalah bukti kuat bahwa pengetahuan tentang Allah telah ada di dunia pada zaman itu, bahkan sebelum masa pekerjaan dan pelayanan Musa.

RABU, 18 JUNI
Dari Musa kepada Yesus

Sekalipun undang-undang hukum kuno yang ditemukan di Mesir dan Mesopotamia juga memberi bukti tentang tersebar luasnya pengetahuan akan prinsip-prinsip dan anjuran-anjuran yang ditemukan dalam hukum Allah, tidak ada dari antaranya yang lengkap. Faktanya, banyak undang-undang tersebut mengangkat penyembahan berhala dan praktik-praktik yang kemudian dikutuk oleh Allah. Jadi, Allah memilih satu umat untuk menjadi pemelihara hukum-Nya yang benar. Orang-orang ini adalah bangsa lbrani, keturunan Abraham dan ahli waris janji dari perjanjian yang dibuat untuknya berabad-abad sebelumnya – satu janji yang pemenuhan akhirnya ditemukan dalam Yesus saja.

Bacalah Ulangan 7:6-12. Bagaimanakah ayat ini mengungkapkan hubungan erat antara hukum dan kasih karunia?
Ulangan 7:6-12
6 Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.  
7 Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu — bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? — 
8 tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.
9 Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan, 
10 tetapi terhadap diri setiap orang dari mereka yang membenci Dia, Ia melakukan pembalasan dengan membinasakan orang itu. Ia tidak bertangguh terhadap orang yang membenci Dia. Ia langsung mengadakan pembalasan terhadap orang itu. 
11 Jadi berpeganglah pada perintah, yakni ketetapan dan peraturan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini untuk dilakukan."
12 "Dan akan terjadi, karena kamu mendengarkan peraturan-peraturan itu serta melakukannya dengan setia, maka terhadap engkau TUHAN, Allahmu, akan memegang perjanjian dan kasih setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu.

Ketika Allah memilih Israel menjadi tempat penyimpanan hukum-Nya, Ia mengetahui bahwa mereka adalah satu umat yang tidak sempuma. Namun, Dia mempercayakan tugas membagikan kehendak-Nya kepada orang-orang tidak sempurna lainnya. Julukan “kerajaan imam dan bangsa yang kudus” (Keluaran 19:6) menunjukkan bahwa Israel semestinya menjadi para imam pengantara Allah bagi seluruh dunia. Bangsa itu dipilih untuk membawakan kebenaran kehendak Allah kepada bangsa-bangsa yang bingung pada kehendak-Nya. Dan, terlepas dari kekeliruan-kekeliruan, kegagalan-kegagalan, dan dalam banyak kesempatan pemberontakan orang Israel yang disengaja, tetapi kepada bangsa inilah sang Mesias datang, hidup, melayani, dan mati untuk memenuhi janji dari perjanjian yang dibuat bagi Abraham berabad-abad sebelumnya.

Bacalah Galatia 3:6-16. Apakah yang ditulis oleh Paulus yang menolong kita untuk lebih baik lagi menjelaskan arti sesungguhnya janji dari perjanjian tersebut?
Galatia 3:6-16
6 Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham.  
8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati." 
9 Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. 
10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." 
11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." 
12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.  
13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" 
14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikapn itu.
15 Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorang pun.
16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. 

Sekalipun banyak yang di zaman Israel mengerti kata benda bentuk tunggal “benih” berarti Israel sebagai satu kesatuan orang-orang Israel, tetapi di sini Paulus menerangkan bahwa Yesus sendirilah pemenuhan yang benar dan lengkap akan janji dari perjanjian itu. Jadi, Injil itu, dengan penekanan jelas pada hukum dan kasih karunia, secara sepenuhnya memanifestasikan dan menyingkapkan perjanjian tersebut.

Pikirkanlah zaman yang begitu panjang dari masa Abraham pertamatama menerima perjanjian yang berisi janji, yang sampai kepada masa Yesus. Apakah yang hal ini katakan kepada kita tentang perlunya kesabaran dalam percaya kepada Allah?

KAMIS, 19 JUNI
Dari Yesus kepada Umat yang Sisa

Sejak di Eden, jemaat Allah selalu dipenuhi orang-orang yang dapat jatuh. Lembaga yang dimaksudkan untuk menjadi saksi kebenaran Allah dengan sendirinya memerlukan kebenaran yang sama. Sebagai “tongkat estafet” yang diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya, tidak ada pelari yang cukup layak untuk melewati garis akhir. Tidak ada penerima hukum yang sanggup mencapai tingkat kebenaran seperti harapan hukum. Umat manusia, tampaknya, telah terperangkap dalam roda kesia-siaan dalam pencarian untuk mendapatkan pengakuan Allah.

Meskipun begitu, ketika kelihatan semua harapan sepertinya telah hilang, Allah mengirim Anak-Nya “untuk menerima tongkat estafet.” Sebagai Adam Kedua, Yesus datang ke dunia ini tanpa dosa, dan melalui penyerahan sepenuhnya kepada Bapa-Nya dia dapat memelihara semua penurutan-Nya bahkan sampai di salib. Dengan kebangkitan-Nya, Yesus melewati garis akhir, karena dia telah memutuskan rantai kematian. Sekarang, melalui kuasa Roh, Kristus yang telah dibangkitkan membagikan kebenaran-Nya kepada semua orang percaya. Pekabaran ini, adalah selalu merupakan inti janji dari perjanjian, yang dimengerti dengan jelas sekali setelah Yesus menyelesaikan pelayanan-Nya di dunia, dan gereja Perjanjian Baru dimulaikan.

Sayangnya, gereja Kristen – walaupun dengan semua terang ini – berkali-kali telah membuktikan dirinya lebih tidak setia terhadap perjanjian itu daripada orang Israel kuno, lalu kemurtadan yang dalam terjadi hampir kepada semua aspek. Reformasi, yang mulai pada abad keenam belas, mulai mengambil alih kecenderungan ini, tetapi reformasi pun goyah, dan banyak doktrin dan ajaran palsu tetap pada dalam dunia Kristen, termasuk (seperti yang telah kita lihat) segala pandangan keliru tentang peran dan maksud hukum dalam kehidupan Kekristenan Perjanjian Baru. Allah akan memanggil keluar satu umat sisa untuk memulihkan kebenaran-kebenaran yang dihilangkan.

Bacalah Wahyu 12:17 dan 14:6-12. Bagaimanakah ayat-ayat ini menyingkapkan baik hukum maupun kasih karunia dalam pekabaran amaran terakhir Allah kepada dunia?
Wahyu 12:17  Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Wahyu 14:6-12
6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, 
7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
8 Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."
9 Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: "Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya,
10 maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.  
11 Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."  
12 Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Seperti yang telah kita lihat, memelihara “perintah-perintah Allah” adalah cara yang Allah tetapkan dalam menunjukkan kasih yang benar. Kalau begitu, dengan cara apakah, kita dapat memelihara perintah-perintah ini secara lahiriah saja dan tidak benar-benar memanifestasikan kasih sebagaimana semestinya? Mengapakah kita tidak benar-benar memelihara perintah-perintah tersebut jika kita tidak memperlihatkan kasih?

JUMAT, 20 JUNI
Pendalaman

“Tiga malaikat dalam Wahyu 14 melambangkan umat yang menerima terang pekabaran Allah dan pergi sebagai alat-Nya untuk memperdengarkan amaran tersebut di sepanjang dan seluruh bumi. Kristus menyatakan kepada para pengikut-Nya: "Kamu adalah terang dunia" (Matius 5:14). Kepada setiap jiwa yang menerima Yesus, salib Kalvari berkata: Lihatlah nilai jiwa: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Markus 16:15). Tidak ada yang akan diizinkan untuk merintangi pekerjaan ini. Ini adalah pekerjaan terpenting pada masa kini; akan menjangkau jauh hingga masa kekekalan. Kasih yang Yesus tunjukkan bagi jiwa-jiwa manusia dalam pengorbanan yang Dia lakukan untuk penebusan mereka, akan menggerakkan semua pengikut-Nya.” – Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 5, hlm. 455, 456.

“Tema penting terbesar adalah pekabaran malaikat ketiga, rnencakup pekabaran malaikat pertama dan kedua. Semua harus mengerti kebenaran yang dimuat dalam pekabaran-pekabaran ini dan menunjukkan hal itu dalam kehidupan sehari-hari, karena hal ini penting bagi keselamatan. Kita harus belajar dengan tekun, penuh doa, agar dapat memahami segala kebenaran mulia ini; karena kesanggupan kita untuk beiajar dan memahami akan dituntut sampai pada tingkat tertinggi.” – Ellen G. White, Evangelism, hlm. 196.

Pertanyaan-Pertanyaan Diskusi:

1. Wahyu 12:17 melukiskan “umat yang sisa” sebagai orang-orang yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus. Dengan adanya ratusan gereja Kristen pemelihara Sabat di seluruh dunia, apakah maksud utama GMAHK? Apakah yang kita masyhurkan dan ajarkan yang gereja-gereja lain tersebut tidak miliki, sekalipun mereka barangkali memelihara Sabat hari ketujuh?

2. Bacalah dalam konteksnya Roma 4:3; Galatia 3:6; dan Yakobus 2:23. Bagaimanakah ayat-ayat ini membantu kita mengerti keselamatan melalui iman?
Roma 4:3  Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." 
Galatia 3:6 Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Yakobus 2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah." 

3. Perhatikan bahwa dalam pekabaran malaikat pertama, yang dimulai dengan “Injii yang kekal,” ada juga satu pekabaran bahwa “saat penghakiman-Nya telah tiba.” Jadi, lnjil, hukum, dan penghakiman semuanya muncul bersama-sama dalam pekabaran tiga malaikat. Bagaimanakah kita mengerti peran hukum dan kasih karunia dalam penghakiman? Bagaimanakah keduanya dapat saling mengisi?

No comments:

Post a Comment