PARA RASUL DAN HUKUM
SABAT PETANG
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Roma 3:31; 6:15; Kisah 10:9-14; Yohanes 15:1-11; Yakobus 2:1-26; Ibrani 3:7-19; Yudas 5-7.
AYAT HAFALAN: “Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik” (Roma 7:12).
Dengan begitu banyak bukti tentang kelanjutan sahnya hukum Allah, mengapakah begitu banyak orang Kristen yang berargumen untuk menentang hal ini?
Pertama, beberapa orang (seperti yang telah kita pelajari) melihat kepada beberapa ayat tertentu dari Perjanjian Baru yang mencela pemahaman yang salah tentang fungsi hukum, tetapi menyimpulkan bahwa masalahnya adalah hukum itu sendiri. Hasilnya, mereka menyatakan bahwa Sepuluh Hukum tidak lagi wajib bagi mereka yang berada di bawah Perjanjian yang Baru.
Kedua, yang lain sangat diyakinkan bahwa Sabat tidak mengikat orang Kristen sehingga, untuk maksud membenarkan posisi tersebut, mereka mengatakan bahwa semua perintah telah disalibkan bersama Yesus di atas kayu salib. Ketiga, beberapa berargumentasi bahwa sembilan perintah masih memiliki pengaruh, tetapi yang keempat, tentang Sabat hari ketujuh, telah digantikan oleh hari Minggu yang dipelihara sebagai penghormatan kepada kebangkitan Yesus.
Sejumlah masalah muncul karena pendapat-pendapat ini. Pekan ini kita akan melihat perilaku para rasul Kristus tentang hukum, karena sudah pasti jika hukum ditiadakan atau dimodifikasi setelah kematian Kristus, para rasul tentu telah mengetahui tentang hal itu.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 14 Juni.
MINGGU, 8 JUNI
Paulus dan Hukum
Paulus, telah disebutkan, sebagai si pendiri yang sejati bagi Kekristenan. Tentunya hal ini salah. Walaupun Paulus banyak mengontribusikan pengertian teologis untuk doktrin Kristen, termasuk 13 dari 27 kitab Perjanjian Baru, secara praktis semua ajaran yang ditemukan dalam tulisan-tulisannya juga dapat ditemukan di tempat lain dalam Alkitab. Alasan utama yang diberikan untuk mendukung bahwa Pauluslah yang memulaikan satu agama “baru” adalah paham yang salah tentang hukum dan kasih karunia.
Perhatikanlah ayat-ayat berikut: Roma 3:28; 6:14; 7:4; dan Galatia 3:24,25. Dari pandangan sekilas, mengapakah tidak sukar untuk mengerti alasan beberapa orang yang berpikir bahwa ayat-ayat ini meniadakan hukum?
Roma 3:28; 6:14; 7:4; dan Galatia 3:24,25
Roma 3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Roma 6:14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Jika dibaca secara terpisah, ayat-ayat ini dengan jelas memberi kesan bahwa hukum tidak lagi cocok bagi orang Kristen. Sekalipun demikian, semua ayat-ayat ini merupakan bagian dari konteks lebih luas yang harus kita lihat untuk mengerti apa yang sebenarnya yang sedang Paulus katakan.
Roma 7:4 Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.
Galatia 3:24-25
24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.
25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.
Telitilah bagian-bagian di mana setiap ayat di atas muncul, lalu berikan perhatian khusus bagi Roma 3:31; 6:15; 7:7-12; dan Galatia 3:21. Bagaimanakah ayat-ayat ini, sebagaimana konteks keseluruhannya, membantu kita untuk lebih baik lagi mengerti maksud Paulus tentang hukum?
Roma 3:31 Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.
Roma 6:15 Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!
Roma 7:7-12
7 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"
8 Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.
9 Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup,
10 sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian.
11 Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.
12 Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.
Galatia 3:21 Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat.
Bagi mereka yang tidak mengerti konsep pembenaran oleh iman, Paulus dapat saja terlihat berlawanan dengan dirinya sendiri. Dalam napas yang sama dia menyatakan bahwa orang-orang Kristen tidak lagi di bawah hukum; tetapi, orang-orang Kristen yang sama diwajibkan untuk memelihara hukum. Masalahnya terpecahkan ketika kita mengingat bahwa Allah menuntut kebenaran dari mereka yang menyatakan berhubungan dengan Dia. Standar kebenaran adalah hukum-Nya. Walaupun demikian, ketika orang mengukur diri terhadap hukum-Nya, mereka jatuh sehingga dihukum oleh hukum. Jika hukum adalah alat keselamatan, maka tidak ada orang yang boleh memiliki harapan bagi kehidupan kekal. Harapan orang Kristen tidak ditemukan dalam hukum, melainkan dalam Yesus Kristus, yang tidak hanya memelihara hukum secara sempurna, tetapi juga melalui kuasa mukjizat Allah mengizinkan orang-orang percaya untuk membagikan kebenaran-Nya (Roma 8:3, 4). Orang Kristen sekarang dapat melayani hukum Allah dengan hati nurani yang merdeka karena Kristus telah mengangkat kutukan hukum (Roma 7:25-8:2). Kasih karunia yang datang melalui Kristus tidak melepaskan kita dari hukum melainkan mendorong kita untuk mematuhinya.
SENIN, 9 JUNI
Petrus dan Hukum (1 Petrus 2:9)
Petrus adalah seorang rasul yang paling akrab kepada Yesus. Di antara mereka yang pertama-tama dipilih, Petrus selalu ada dalam peristiwa utama pelayanan Yesus. Dialah yang ada, di Kaisarea, Filipi, yang membuat pernyataan bahwa Yesus adalah sang Mesias; dan Petrus mengikuti Penyelamatnya ke rumah Kayafas pada malam ketika Yesus ditahan dan diadili. Dan pada pagi hari ketika Yesus yang telah dibangkitkan menampakkan diri kepada para murid di pantai, Petruslah yang mendapatkan arahan-arahan spesiïfik tentang pelayanan Yesus. Ketika kelompok orang-orang percaya yang mula-mula berkumpul pada hari Pentakosta, Petrus adalah juru bicara utama. Sudah tentu, jika hukum telah diganti dengan apa saja, Petrus pasti telah mengetahuinya.
Apakah yang Kisah 10:9-14 katakan kepada kita tentang ketaatan Petrus terhadap hukum Yahudi setelah kenaikan Yesus? Jika Petrus berpikir dengan cara ini perihal hukum makanan, apakah yang dapat kita bayangkan tentang pandangannya terhadap kekekalan Sepuluh Hukum?
Kisah Para Rasul 10:9-14
9 Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa.
10 Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi.
11 Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah.
12 Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung.
13 Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!"
14 Tetapi Petrus menjawab: "Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir."
Petrus menerima penglihatannya beberapa tahun setelah kenaikan Yesus. Sebagai hasil khotbah para murid, ribuan orang Yahudi telah menerima Yesus sebagai sang Mesias. Tidak ada dalam catatan Alkitab yang menyatakan bahwa isi pekabaran Kristen termasuk petunjuk-petunjuk untuk menolak hukum. Dengan cara yang penuh kuasa, peristiwa dalam Kisah 10 mendemonstrasikan bahwa orang Kristen yang mula-mula sepenuhnya dikenal dengan akar Yahudi mereka.
Bandingkan 1 Petrus 2:9 dengan Keluaran 19:6. Apakah konteks Keluaran 19:6?
1 Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Keluaran 19:6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Ketika Petrus merujuk para pendengarnya sebagai “imamat yang rajani, bangsa yang kudus,” bisa saja mereka langsung mengingat kembali cerita tentang pemberian hukum di Sinai. Sebagai para ahli waris Israel, mereka diharapkan tetap menuruti ketentuan-ketentuan perjanjian yang telah dinyatakan dengan jelas dalam hukum Allah. Lalu, dengan segera, setelah mengingatkan umat tersebut pada status mereka, Petrus mendesak mereka untuk menghidupkan kehidupan kebenaran (1 Petrus 2:11,12). Dia juga mengingatkan para pendengarnya agar waspada terhadap ajaran-ajaran sesat yang mempromosikan Injil tanpa hukum (2 Petrus 2:21; 3:2).
Ingatlah bagaimana kacaunya Petrus; tetapi, lihatlah bagaimanakah kasih karunia diberikan kepadanya. Bagaimanakah kita bisa belajar (1) memberikan kasih karunia seperti itu kepada orang lain, dan (2) menerima kasih karunia bagi diri kita sendiri di saat kita sedang kacau?
SELASA, 10 JUNI
Yohanes dan Hukum
Yohanes adalah penulis buku kedua terbanyak dalam Perjanjian Baru setelah Paulus. Yohanes yang sama yang menulis Injil Yohanes, tiga surat Yohanes, dan kitab Wahyu. Sama seperti Petrus, dia adalah juga salah seorang murid yang pertama dipilih Yesus, dan dia juga memiliki hubungan yang erat dengan Yesus. Oleh karena kedekatannya dengan Yesus, dia sering disebut sebagai “Yohanes yang Kekasih.” Dinilai dari akhir lnjilnya (Yohanes 21 :25) Yohanes mengetahui begitu banyak informasi tentang Yesus. Sudah tentu seorang yang dekat dengan Yesus seperti kedekatan Yohanes dengan Yesus, akan mengetahui seandainya Yesus telah meniadakan hukum Allah.
Bacalah Yohanes 15:1-11 dan 1 Yohanes 2:3-6. Apakah yang ayat-ayat tersebut sama-sama katakan kepada kita tentang bagaimana kita seharusnya berhubungan dengan “perintah-perintah” Allah?
Yohanes 15:1-11
1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
9 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.
10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
1 Yohanes 2:3-6
3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
5 Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Menjelang akhir kehidupan-Nya di dunia, Yesus telah menyatakan kepada para muridnya bahwa Dia telah setia kepada perintah-perintah Bapa-Nya, dan, sebagai hasilnya, telah “tinggal” dalam kasih Bapa-Nya (Yohanes 15:10). Yesus tidak memandang perintah-perintah tersebut sebagai halangan-halangan negatif untuk ditiadakan atau dibuang; gantinya, Dia memandang perintah-perintah itu sebagai pedoman untuk hubungan kasih terhadap Tuhan dan sesama. Ketika Yohanes, sang murid yang kekasih, mengingatkan orang-orang Kristen tentang kewajiban mereka kepada Allah, dia menggunakan bahasa kasih dan persatuan yang sama seperti yang Yesus gunakan dalam lnjil. Kenyataannya adalah Yohanes mengerti bahwa kasih selalu merupakan inti hukum (sebagai contoh, 2 Yohanes 6). Seorang tidak dapat mengatakan bahwa ia memelihara hukum jika dia tidak terlibat dalam hubungan kasih terhadap Allah dan sesama manusia.
“Hukum Allah menuntut agar kita mengasihi sesama kita manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Kemudian segenap kekuatan dan tindakan dari pikiran harus mencapai akhir tersebut – melakukan kebaikan dengan jumlah terbesar. Betapa menyenangkan bagi sang Pemberi ketika manusia memegang pemberian mulia bagi jiwa-jiwa agar mereka dapat mengatakannya dengan penuh kuasa kepada orang lain! Mereka adalah mata rantai penghubung antara Allah dan manusia, mereka menyatakan Roh Kristus dan adalah tanda pengenal surga. Kuasa kekudusan, terlihat tetapi bukan untuk disombongkan, berbicara lebih fasih daripada khotbah-khotbah yang paling ampuh. Hal itu berbicara tentang Allah, dan memperlihatkan lebih berkuasa kepada manusia tentang tanggung jawab mereka lebih daripada yang sekadar kata-kata bisa lakukan.” – Ellen G. White, Manuscript Releases, jld. 20, hlm. 138.
Apakah pengalaman yang Anda rasakan tentang hubungan antara hukum dan kasih? Yaitu, pada tingkatan pribadi, bagaimanakah kasih diungkapkan melalui penurutan kepada hukum Allah?
RABU, 11 JUNI
Yakobus dan Hukum
“Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah? Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri," kamu berbuat baik. Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran” (Yakobus 2:7-9).
Hanya ada satu kitab dalam Perjanjian Baru yang dikaitkan dengan Yakobus. Sementara penulis kitab Yakobus tidak menyatakan bahwa itu ditulis oleh Yakobus, tetapi secara umum dlterima bahwa surat tersebut berasal dari Yakobus, saudara lelaki Yesus. Walaupun pada awalnya dia skeptis tentang Kemesiasan Yesus (Yohanes 7:5), Yakobus akhirnya bangun dan memegang posisi kepemimpinan yang berpengaruh dalam gereja Perjanjian Baru (Kisah 15:13, Galatia 1:19). Sekali lagi, jika Yesus berencana untuk membatalkan hukum Ilahi, saudara lelaki-Nya sendiri pasti harus mengetahui hal itu.
Bacalah Yakobus 2:1-26. Apakah pekabaran inti pasal ini? Mengapakah Yakobus merangkumkan hukum seperti yang ia lakukan dalam ayat 7-9, langsung setelah yang ia katakan tentang memelihara semua perintah? Bagaimanakah ayat-ayat ini membicarakan hubungan antara mengasihi dan menuruti hukum Allah?
Yakobus 2:1-26
1 Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.
2 Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,
3 dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",
4 bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?
5 Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
6 Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan?
7 Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah?
8 Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.
9 Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.
10 Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.
11 Sebab Ia yang mengatakan: "Jangan berzinah", Ia mengatakan juga: "Jangan membunuh". Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga.
12 Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang.
13 Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.
14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
16 dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
18 Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?
22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."
24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
25 Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?
26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Karena salah mengerti pengajaran Paulus tentang hukum, beberapa orang beranggapan bahwa Yakobus dan Paulus bertentangan tentang peran hukum. Pokok utama perdebatannya adalah posisi “perbuatan” dalam keselamatan. Paulus menyatakan bahwa kita diselamatkan melalui -kasih karunia terpisah dari “usaha” (Efesus 2:8 9), sedangkan Yakobus menekankan bahwa “iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yakobus 2:26). Pernyataan-pernyataan ini tidak bertentangan; Yakobus dalam hal ini menekankan dengan keras apa yang Paulus selama ini katakan berkali-kali bahwa kasih karunia tidak meniadakan hukum. Seperti Paulus dalam Roma 13:9, Yakobus benar-benar mengerti bahwa intisari hukum Allah adalah kasih (Yakobus 2:8). Tidak ada orang yang dapat benar-benar mengatakan memelihara perintah-perintah Allah jika dia tidak melakukan tindakan-tindakan praktis dari kasih.
KAMIS 12 JUNI
Yudas dun Hukum
Kitab Yudas, satu dari beberapa kitab terpendek dalam Perjanjian Baru, dipercaya telah ditulis oleh seorang saudara lelaki lain Yesus. Sementara penulis menyebut dirinya sendiri sebagai seorang “hamba” Yesus Kristus, dia juga mengatakan bahwa dia adalah saudara lelaki Yakobus. Karena Matius memberi keterangan bahwa Yakobus dan Yudas sebagai nama-nama bagi dua dari empat saudara lelaki Yesus (Matius 13:55), secara umum Yudas sang penulis kitab Yudas secara luas diterima sebagai saudara lelaki sang Juruselamat. Seperti yang telah kita pelajari dari para penulis Alkitab lainnya, jika Yesus telah meniadakan hukum, Yudas pasti telah mengetahuinya.
Meskipun Yudas tidak membuat rujukan entah kepada hukum atau perintah-perintah, keseluruhan suratnya adalah tentang kesetiaan kepada Allah dan akibat-akibat melanggar hukum-Nya.
Bacalah Yudas 4. Apakah yang dia katakan di sini yang relevan dengan yang kita bicarakan secara keseluruhan?
Yudas 1:4 Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.
Kasih karunia menuntut agar hukum tetap ada, karena kasih karunia tidak akan ada artinya jika tidak ada dosa (Roma 5:18-6:15). Apa yang dikatakan oleh para guru-guru palsu ini adalah sangat buruk sampai-sampai Yudas mesti menyetarakan pengajaran-pengajaran mereka sama dengan menolak Tuhan itu sendiri.
Bagaimanakah Ibrani 3:7-19 membantu memberikan penerangan bagi Yudas 5-7? Bagaimanakah ayat-ayat ini secara bersamaan menunjukkan pada kita hubungan antara penurutan dan iman?
Ibrani 3:7-19
7 Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,
8 janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun,
9 di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.
10 Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,
11 sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
12 Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup.
13 Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.
14 Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.
15 Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman",
16 siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa?
17 Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun?
18 Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat?
19 Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.
Dengan gaya diplomatisnya sendiri, Yudas mengingatkan pembacanya tentang pengalaman orang-orang Israel, yang talah dilepaskan dari perbudakan di Mesir. Allah telah menunjukkan kekuatan-Nya kepada mereka dan bahkan telah memberikan bagi mereka hukum-Nya, tetapi ketika mereka menjadi tidak setia, mereka menghadapi akibat-akibat mengerikan yang muncul karena terpisah dari-Nya. Yudas menyatakan dengan jelas bahwa manusia bisa, sudah tentu, terjatuh, dan mereka yang akan menghadapi penghakiman. Kitab Yudas sama jelasnya seperti semua bagian Alkitab yang lain bahwa: Semua yang mengaku memiliki iman harus rela untuk mengungkapkan iman melalui kehidupan penurutan.
Bacalah kitab Yudas. Di tengah amaran-amarannya yang tegas, janji-janji apakah yang Anda temukan di sana bagi diri Anda sendiri?
Yudas 1:1-25
1 Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.
2 Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.
3 Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
4 Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.
5 Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
6 Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar,
7 sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.
8 Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.
9 Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!"
10 Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka.
11 Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah.
12 Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.
13 Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya.
14 Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya,
15 hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan."
16 Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.
17 Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.
18 Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka."
19 Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.
20 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
21 Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
22 Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,
23 selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.
24 Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,
25 Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
JUMAT, 13 JUNI
Pendalaman
Bacalah tulisan Ellen G. White, “The Law in the Christian Age,” Signs of the Times; 5 Agustus 1886.
“Mengapakah para rasul mengajarkan pertobatan kepada Allah? – Karena orang-orang berdosa ada dalam masalah dengan sang Bapa. Dia yang telah melanggar hukum; dia harus melihat dosanya, dan bertobat. Apakah pekerjaannya setelah itu? – Memandang kepada Yesus, yang dengan darah-Nya sendiri dapat membersihkannya dari semua dosa. lman dalam Kristus adalah sangat penting; karena tidak ada kualitas menyelamatkan dalam hukum. Hukum mengutuk tetapi tidak dapat mengampuni pelanggarnya. Orang berdosa harus bergantung pada jasa-jasa darah Kristus. "Kecuali mereka mencari perlindungan kepada-Ku," kata sang Penebus, "dan mencari damai dengan Aku, ya mencari damai dengan Aku!" Tuhan kita menyatakan bahwa dia akan sangat mengasihi semua, semua yang akan diampuni; yaitu dia yang merasakan bahwa dia memerlukan pengampunan yang melihat dirinya sebagaimana adanya bahwa dia tercemar oleh dosa, seorang pelanggar hukum Allah yang kudus. Dia yang memiliki pendirian penuh terhadap aturan-aturan kudus dalam hukum, akan dengan lebih jelas lagi melihat luasnya dampak kejahatan dari perlawanannya, dan akan merasakan bahwa dia sudah tentu menerima banyak pengampunan.” – Ellen G. White, Signs of the Times, 5 Agustus 1886.
Pertanyaan-pertanyaan Diskusi:
1. Bacalah dengan teliti pernyataan Ellen G. White di atas. Bagaimanakah kutipan ini memberikan penerangan kepada ajaran-ajaran Alkitab yang tercakup dalam triwulan ini? Apakah artinya bahwa orang berdosa “harus bergantung pada jasa-jasa darah Kristus?”
2. Renungkanlah lagi Yudas 4. Jika manusia mengumandangkan kasih karunia Allah, sudah jelas mereka adalah orang-orang percaya. Tetapi, Yudas berkata bahwa mereka menolak Tuhan. Pengertian penting apakah yang hal ini ajarkan bagi mereka yang mengatakan bahwa kasih karunia Allah telah meniadakan hukum? Ketika orang mengatakan bahwa bersamaan dengan adanya kasih karunia, hukum telah ditiadakan, apakah sebenarnya mereka coba untuk singkirkan?
3. Bagaimanakah penolakan terhadap hukum, atau bahkan salah satu dari perintah-perintah, adalah bermain dalam tangan Setan sementara dia berusaha “merobohkan” hukum Allah?
No comments:
Post a Comment