Hukum Allah dan Hukum
Kristus
Informasi : Materi ini dalam bentuk Audio, Ebook, Powerpoint, dan Berita Misi serta Penuntun Guru tersedia di sisi kanan blog ini.
SABAT PETANG
Bacalah untuk
Pelajaran Pekan Ini : Matius 19:16-22; Yohanes 13:34, 35; Galatia 6:1-5; Kisah 17:31; Yohanes 5:30.
Ayat Hafalan: "Jikalau
kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku
menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya "{Yohanes 15:10).
Hampir di semua
bangsa ada hierarki hukum. Yang teratas adalah hukum-hukum yang dibuat oleh
pemerintah pusat dan mengikat semua yang tinggal di negara tersebut. Kemudian
ada hukum yang berlaku pada tingkatan provinsi yang mengikat para penduduk di
wilayah tersebut. Akhirnya, ada hukum setempat yang mengatur wilayah-wilayah
yang terkecil. Sekalipun setiap pembagian teritori dalam satu negara diizinkan
membuat hukum yang relevan dengan konstituante negara itu, tidak ada yang
boleh membuat hukum yang bertentangan dengan hukum negara tersebut. Dan
sekalipun keadaan dapat mendikte hukum tertentu untuk diaplikasikan dengan cara
yang berbeda, tetapi penerapannya tidak boleh menyimpang dari inti hukum tersebut.
Penguasa
tertinggi alam semesta, Sang Allah Pencipta telah membuat hukum bagi semua
ciptaan-Nya. Yesus Kristus dengan sukarela mengubah diri-Nya menjadi daging
manusia, lalu memberi hidup-Nya bagi penurutan terhadap Bapa-Nya (Filipi 2:5-11) dan bagi segala Perintah-Nya.
Jadi, segala sesuatu yang Yesus ajarkan, sudut pandang- Nya terhadap hukum,
bahkan perintah "baru" yang la berikan, selalu sepenuhnya selaras
dengan hukum Allah.
Pelajarilah pelajaran pekan ini
untuk persiapan bagi Sabat, 24 Mei.
Beberapa orang
percaya bahwa Sepuluh Hukum yang diberikan melalui Musa di Sinai hanya relevan
bagi orang-orang Israel sebelum Salib dan tidak mengikat di zaman kasih karunia
Perjanjian Baru. Orang yang lainnya mengajarkan bahwa orang-orang Kristen
bebas dari hukum yang lama, dan hanya keturunan Yahudi, bukan orang Kristen,
yang masih diharapkan mematuhi hukum. Kita telah mempelajari demikian pula
Alkitab mengajarkan bahwa pekerjaan hukum tidak dapat menyelamatkan (hukum
tidak dapat mengerjakan keselamatan) siapa pun, tetapi tidak ada ayat yang
memberikan izin kepada siapa pun untuk melanggar hukum Allah. Jika ada ayat
yang sedemikian, maka ayat itu adalah satu izin untuk berbuat dosa, dan dengan
begitu, Alkitab akan secara terang-terangan bertentangan dengan dirinya sendiri
tentang hal yang sangat penting.
Dalam konteks
ini, kita ingat bahwa Allah mengungkapkan perkataan-per- kataan Firman-Nya dalam loh batu yang berisi hukum-Nya
kepada orang Israel. Walaupun
demikian, Alkitab berisi perintah-perintah lainnya berupa rincian yang tidak
terdapat dalam Sepuluh Hukum. Dalam mencari pengertian yang utuh akan kehendak
Allah, para rabi mencatat 613 hukum-hukum
Alkitabiah, yang mereka jangkarkan pada Sepuluh Hukum. Yesus tampaknya
melampaui para rabi ketika Ia berkata bahwa Dia tidak datang untuk
"meniadakan hukum taurat atau
kitab para nabi" (Matius 5:17). Sementara
ringkasannya ada dalam Sepuluh Hukum, hukum Allah berisi setiap perintah yang
secara langsung diampaikan kepada atau melalui para nabi-Nya.
Bandingkan
Matius 19:16-22, dan 22:34-40! Apakah yang ayat-ayat ini Katakan
kepada kita tentang Yesus dan Sepuluh Hukum?
Matius 19:16-22, dan 22:34-40
19:16
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah
yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
19:17
Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang
baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup,
turutilah segala perintah Allah."
19:18
Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus:
"Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan
saksi dusta,
19:19
hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri."
19:20
Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi
yang masih kurang?"
19:21
Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah
segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan
beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
19:22
Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab
banyak hartanya.
22:34
Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang
Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
22:35
dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
22:36
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
22:37
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.
22:40
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para
nabi."
Walaupun ada
ratusan perintah yang Allah telah nyatakan dalam Firman- Nya, Sepuluh Hukum
menyediakan prinsip-prinsip kukuh yang dapat diterapkan kepada hukum-hukum
lainnya. Selanjutnya, Yesus menyebutkan lima dari Sepuluh Hukum ketika Dia
berbicara kepada orang muda kaya yang berkuasa. Bahkan ada ringkasan hukum
Allah yang lebih tajam dalam perintah-perintah yang terdapat di Ulangan 6:5 dan Imamat 19:18,
yaitu mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Yesus menjelaskan,
"Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para
nabi" (Matius 22:40). Akhirnya, Yesus
dan Bapa-Nya dipersatukan dalam maksud mendorong ciptaan Allah untuk mengasihi
seperti mereka dikasihi, dan penurutan kepada hukum adalah dasar tentang
bagaimana mestinya kasih itu diungkapkan.
Hal apakah yang ada dalam hidupmu
yang memperlihatkan kasihmu kepada Allah dan sesamamu?
Senin, 19 MEI Perintah-Perintah Kasih (Yohanes 15:10)
Alkitab
menyediakan banyak contoh tentang kesetiaan Yesus kepada hukum Allah.
Contohnya, meskipun kata-kata-Nya dalam Lukas 2:49
secara tidak langsung menyatakan bahwa pada usia muda Dia telah mengerti
identitas-Nya, namun ketika ibu lahiriah-Nya mengungkapkan perasaannya yang
terluka karena Ia kesasar dari keluarga, dengan rendah hati Dia bergabung
dengan keluar- ga-Nya untuk pulang ke rumah dan "patuh kepada mereka"
(Lukas 2:51, NIV). Pada kesempatan
yang lain, Yesus menolak untuk menyembah Setan ketika Ia dicobai di padang
gurun karena penyembahan hanya layak diberikan kepada Allah saja (Lukas 4:8). Dan ada
beberapa ilustrasi tentang pemeliharaan-Nya akan hari Sabat (sebagai contoh,
Lukas 4:16). Paulus menulis
bahwa seluruh kehidupan Yesus didasarkan pada penurutan kepada kehendak Allah
(Filipi 2:5-11), dan kitab Ibrani berkata bahwa, sekalipun dicobai,
Dia tidak pernah berbuat dosa (Ibrani 4:15). Jadi, ketika
Dia mendekati jam-jam terakhir-Nya, Ia boleh berkata: "Jikalau kamu
menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti
perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya" (Yohanes 15:10).
Bacalah Yohanes
13:34, 35. Apakah yang
Yesus maksudkan ketika Ia berkata bahwa ini adalah perintah yang
"baru?"
Yohanes 13:34, 35
13:34
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi;
sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling
mengasihi.
13:35
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu
jikalau kamu saling mengasihi."
Yesus mengerti
bahwa ada hubungan antara penurutan terhadap perintah dan kasih. Sekalipun kita
tidak terbiasa berbicara tentang "perintah-perintah" kasih, seseorang
dapat berkata bahwa, dalam pengertian yang sesungguhnya, bahwa Sepuluh Hukum
adalah perintah-perintah tersebut. Mereka memperlihatkan bagaimana Allah ingin
kita mengungkapkan kasih kita kepada-Nya dan kepada sesama.
Allah adalah
kasih (/ Yohanes 4:16), demikian pula
ketika menyatakan per- intah-Nya kepada murid-murid-Nya (Yohanes 13:34,
35), Yesus
menjelaskan hukum kasih yang bermula dari Bapa-Nya (Yohanes 3:16). Sekarang, lebih dari sekadar mengasihi sesama
seperti mengasihi diri sendiri, kita mesti mengasihi sama seperti Yesus
mengasihi kita.
"Pada
waktu perkataan ini diucapkan, murid-murid tidak dapat mengerti; tetapi sesudah
mereka menyaksikan penderitaan Kristus, sesudah penyaliban dan kebangkitan, dan
kenaikan-Nya ke surga, sesudah Roh Kudus turun ke atas mereka pada hari
Pentakosta, mereka mengerti lebih jelas akan kasih Allah, dan sifat kasih yang
mereka harus miliki satu dengan yang lain."—Ellen
G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 462.
Dengan alur
pemikiran pelajaran hari ini dalam pemikiran kita, bacalah 1 Yohanes 3:16. Bagaimanakah kita bisa memperoleh
kasih yang seperti ini dalam kehidupan kita? Bagaimanakah kita bisa mati bagi
diri sendiri, yaitu yang diperlukan agar kita dapat mengungkapkan kasih yang
seperti itu?
1
Yohanes 3:16
3:16
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan
nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk
saudara-saudara kita.
Selasa, 20 Mei Segalanya
untuk Semua Manusia
Perhatikanlah
dengan saksama ayat yang berbicara tentang hukum dalam 1 Korintus 9:19-23. Apakah yang Paulus sedang katakan
di sini? Mengapakah ada penekanan yang kuat seperti itu pada hukum?
1
Korintus 9:19-23
9:19
Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari
semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
9:20
Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku
memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum
Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun
aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan
mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
9:21
Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti
orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar
hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan
mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat.
9:22
Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku
dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi
segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari
antara mereka.
9:23
Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian
dalamnya.
Kerinduan Allah
adalah agar semua orang menerima pemberian-Nya akan hidup kekal dan menjadi
warga negara kerajaan kekal-Nya. Dalam 1 Korintus 9, Paulus menyatakan metodenya untuk memikat orang
bagi kerajaan Allah. Dia mengerti bahwa ada halangan-halangan budaya yang
membuat orang terhalang untuk mengambil keputusan menerima Injil. Paulus rela
mengadopsi budaya kelompok orang yang bagi mereka dia sedang bersaksi untuk
maksud yang tidak dapat goyah yaitu melihat mereka diselamatkan.
Akhirnya, semua
yang menjadi bagian kerajaan Allah adalah mereka yang akan tunduk pada
hukum-Nya. Alhasil, mereka yang bekerja bagi Allah harus- lah juga sejalan
dengan kehendak Allah. Paulus cepat menyatakan bahwa se- kalipun ia menggunakan
metode kreatif dalam menjangkau orang-orang bagi Kristus, ia selalu waspada
dengan cara tetap tinggal di bawah perintah-perintah hukum Allah. Kerinduannya
untuk melihat manusia diselamatkan tidak mem- buat dia mengkompromikan hukum Allah, dia minta agar
Allah dilayani oleh orang-orattg yang ia Injili. Dia hanya akan mengadopsi
aturan-aturan budaya selama hal-hal itu tidak bertentangan dengan hukum
tertinggi. Dasar yang mengendalikan metodenya adalah "hukum Kristus"
(/ Korintus 9:21).
Kita juga dapat mengerti bagaimana Paulus merujuk
kepada "hukum Kris- tus"
sama seperti metode yang digunakan Yesus. Metode itu didasarkan pada kasih
kepada semua orang, bukan hanya kepada sekumpulan orang saja. Paulus tidak
memaksudkan agar hukum Kristus terlihat sebagai alternatif dari hukum Allah.
Keduanya bekerja bersama secara harmonis sebagai hukum Kasih Kristus yang
digunakan untuk memperkenalkan hukum Allah sang Pengasih kepada mereka yang
diselamatkan oleh kasih karunia. Buktinya, seluruh bagian, yang di dalamnya
Paulus secara terbuka menjelaskan semua yang ia ingin lakukan demi menjangkau
mereka yang hilang, adalah contoh sempurna tending
kasih pengorbanan diri yang dinyatakan dalam "hukum Kristus."
Berapa banyakkah dari dirimu yang
akan Anda korbankan demi menjangkau orang lain bagi Kristus? Berapa banyakkah
dari dirimu yang telah Anda sangkal demi menjangkau orang lain? Berapakah
banyak "hukum Kristus" yang Anda turuti?
Entah
diungkapkan dalam arsip tertulis atau lewat alam, hukum Allah menyingkapkan
kehendak-Nya kepada setiap orang yang sanggup untuk mengerti (Roma 1:20; 2:12-16). Hasilnya, tidak
ada orang yang dapat menyatakan bahwa ia tidak tahu tuntutan Allah yang
mendasar. "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah" (Roma 3:23) dan dengan itu
ditetapkan bagi kebinasaan (Roma 6:23; Yehezkiel 18:4). Walaupun
demikian, tidak semua telah hilang: Kutukan itu telah diganti dengan pemberian
kehidupan kekal, yang telah disediakan melalui kehidupan, kematian, dan
kebangkitan Yesus Kristus (Efesus 2:8).
Menurut Rasul
Paulus, kasih karunia akan menyanggupkan orang percaya untuk menghidupkan
kehidupan penurutan (Roma 6:15; Efesus 2:10; Titus 2:11-14), walaupun,
seperti yang kita sangat ketahui, bahwa kita tidak selalu hidup menurut dan
setia seperti yang seharusnya.
Menurut Galatia
6:1-5, apakah salah
satu cara untuk mewujudkan "hukum Kristus?"
Galatia 6:1-5
6:1
Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka
kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah
lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
6:2
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum
Kristus.
6:3
Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak
berarti, ia menipu dirinya sendiri.
6:4
Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah
melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.
6:5
Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
Penting untuk
mengingat bahwa setiap orang adalah sasaran pencobaan dan akan jatuh dalam dosa
pada saat lemah. Dengan kesadaran akan hal ini, maka janganlah terlalu peka
untuk menghakimi saudara kita, sesama orang Kristen yang telah jatuh. Sekalipun
Yesus, yang tidak pernah berdosa, Ia rela menolong mereka yang telah dikuasai
oleh dosa. Seperti yang Ellen G. White tulis tentang Yesus, "Dia
tidak mengritik kelemahan manusia."—Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 380. Paulus menasihatkan agar orang
Kristen memberikan bantuan untuk maksud pemulihan (Galatia 6:1). Dengan kata
lain, seorang yang telah berdosa harus didorong untuk sekali lagi hidup
berdasarkan anjuran hukum Allah.
Hukum Kristus
didorong oleh rahmat. Jika bukan karena pengorbanan ke- matian-Nya, tidak akan
ada alasan bagi kita untuk memelihara hukum Allah. Karena Kristus telah
menjadikan hidup kekal itu mungkin, maka itu menjadi pendorong bagi orang yang
setia untuk mulai lagi memelihara hukum Allah setelah melewati saat-saat
kelemahan. Orang-orang Kristen mesti menggunakan hukum Kristus sebagai sarana
untuk memindahkan orang berdosa yang bertobat kembali dalam arena hukum kasih
Allah.
Pikirkanlah satu waktu ketika
Anda sedang kacau dan menerima kasih karunia meskipun Anda tidak layak untuk
hal itu (karena kalau Anda layak menerimanya itu bukanlah kasih karunia).
Bagaimanakah Anda pastikan bahwa Anda mengingat kasih karunia yang telah Anda
terima setelah seseorang memohon kasih karunia dari Anda?
Kamis, 22 Mei Hukum dan Penghakiman (Yohanes S:30)
Sekalipun hukum Allah adalah hukum rahmat, Allah
pada akhirnya akan menggunakannya sebagai ukuran penghakiman. Allah secara
berkesinambungan menyediakan kesempatan bagi orang berdosa untuk bertobat dan
berjanji untuk setia kepada-Nya, tetapi waktunya akan datang ketika seruan akan
berbunyi, "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat;
barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar,
biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus me
nguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11). Pengumuman ini adalah pendahuluan bagi penghakiman
terakhir.
Dalam Wahyu 14:7 malaikat yang
pertama mengumandangkan penghakiman Allah, beberapa ayat menyatakan tentang
penghakiman Kristus (sebagai contoh, Kisah 17:31; 2 Timotius 4:1; 2 Korintus. 5:10). Bagaimanakah
Yohanes 5:30 membantu kita
untuk mengerti peran Yesus dalam penghakiman?
Yohanes 5:30
5:30
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai
dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti
kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
Sekalipun Yesus
telah meninggalkan Keilahian-Nya ketika Ia menjadi manusia (Filipi 2:5-11), Dia tetap
memiliki hubungan khusus dengan Sang Bapa. kelika para pemimpin agama menuduh
Dia telah menghujat, Ia memberitahu para penuduh-Nya bahwa Allah telah
memberikan-Nya kuasa untuk memenuhi beberapa tugas Ilahi (Yohanes 5:19-30), salah satu di
antaranya adalah penghakiman. Kenyataan bahwa Yesus ditugaskan untuk
bertanggung jawab atas penghakiman adalah untuk menunjukkan rahmat Allah.
Karena Kristus telah menjadi satu dengan umat manusia, Dia berada dalam posisi
tanpa berat sebelah memberikan penghakiman. Dengan diberikannya kesamaan dengan
pengalaman manusia, Kristus tidak akan menghakimi manusia secara tidak adil.
Sebagai bukti, Kristus menyatakan bahwa penghukuman tidak datang dari-Nya,
sebab orang berdosa yang tidak bertobatlah yang telah menghukum dirinya sendiri
ketika dia menolak untuk memperhatikan perintah Allah (Yohanes 12:48).
Banyak orang yang sudah mengetahui isi hukum Allah,
tetapi tidak tahu bngaimana untuk memeliharanya. Hukum bukanlah satu daftar
tentang seberapa dekat kita sekarang dengan surga; melainkan, ini adalah alat
yang mengungkapkan berbagai prinsip kasih. Memenuhi hukum tidaklah terbatas
pada penurutan kita terhadap hukum agar Allah berpihak kepada kita, tetapi
meng- isyaratkan agar setiap orang Kristen membagikan kasih Allah kepada mereka
yang membutuhkannya. Sebagai ukuran penghakiman, hukum berfungsi untuk mengukur
tingkatan kasih yang seorang telah berikan kepada Allah dan manusia. Ketika
Kristus memimpin penghakiman terakhir, Ia akan menggunakan hukum kasih Allah
yang tidak berubah sebagai ukuran untuk menghakimi (Yakobus.2: 12).
Jumat, 23 Mei
Pendalaman: Bacalah
tulisan Ellen G. White, "Church Discipline" hlm. 260-264;
"Consider One Another" hlm. 260-266, dalam Testimonies for the Church, jId. 7.
"'Bertolong-tolonganlah menanggung
bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.' Di sini, sekali lagi, di
hadapan kita dinyatakan dengan jelas tugas kita. Bagaimanakah mereka yang
mengaku pengikut Kristus namun begitu menganggap enteng perintah-perintah yang
diilhami ini?...
"Kita mengetahui tetapi sedikit saja
menghayatinya, dan memiliki tetapi sedikit saja merasakan kebutuhan kita akan
rahmat Allah. Itulah sebabnya kita sedikit sekali menghargai kasih sayang yang
Yesus tunjukkan kepada kita, dan yang seharusnya kita juga tunjukkan kepada
orang lain. Kita harus ingat bahwa saudara-saudara kita lemah, orang fana yang
bersalah, sama seperti dirimu. Seandainya seorang saudara karena tidak
berhati-hati telah ditindas oleh pencobaan, dan berlawanan dengan perilakunya
yang biasa telah melakukan kesalahan; hal apakah yang harus dilakukan padanya?
Kita belajar dari sejarah Alkitab bahwa mereka yang Allah gunakan untuk
melakukan pekerjaan-Nya yang baik dan mulia, melakukan dosa-dosa menyedihkan
juga. Allah tidak membiarkan hal itu tanpa teguran, tetapi juga Ia tidak
membuang para pelayan-Nya. Ketika mereka bertobat, Dia dengan penuh kebaikan
mengampuni mereka, dan menyatakan kepada mereka kehadiran-Nya, dan menempa
mereka. Kiranya orang-orang malang, orang-orang fana yang lemah, menyadari
betapa besarnya kebutuhan mereka akan pengasihan serta panjang sabar Allah dan
dari para saudara. Biarlah mereka waspada agar tidak menghakimi dan menyalahkan
orang lain."-—Ellen G. White, The Signs of the Times, 25 Januari 1883.
Pertanyaan-pertanyaan Diskusi:
1.
Dengan merefleksikan paragraf di
atas yang diambil dari Signs
of the Times, mengapakah
penting untuk memberi kemurahan kepada mereka yang jatuh ke dalam dosa?
2.
Cobalah pikirkan tentang tokoh
Alkitab terkenal yang jatuh ke dalam dosa, tetapi Allah sanggup untuk
mengampuni dan terus menggunakan mereka. Pelajaran penting apakah yang berikan
contoh-contoh tersebut kepada kita?
3. Dengan cara
bagaimanakah kita mendorong disiplin jemaat sementara di saat yang sama
memperlihatkan kemurahan dan pengampunan bagi mereka yang jatuh ke dalam dosa?
Mengapakah kita harus melihat dua konsep, disiplin dan kemurahan, sebagai
sesuatu yang tidak bertentangan satu dengan yang lain?
No comments:
Post a Comment