24-30 Mei*
Kristus, Hukum dan Injil
SABAT PETANG
Bacalah
untuk Pelajaran Pekan Ini: Roma 7:7-12; Ulangan 30:15-20;
Matius 7:24-27; Kisah
10:34,35; Yohanes 15:10; Efesus 2:1.
Ayat Hafalan: "Sebab hukum Taurat
diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus
Kristus" (Yohanes 1:17).
Seabad sebelum Kristus, seorang
penyair Romawi bernama Lucretius menulis sebuah puisi terkenal yang hilang dan
kemudian ditemukan pada abad pertengahan, lalu diberi judul "Mengenai
Sifat Benda-benda." Walaupun sering dituduh sebagai seorang ateis,
Lucretius dalam sajaknya tidak pernah menyangkal adanya dewa-dewi; dia hanya
memperdebatkan bahwa dengan dasar sebagai dewa-dewi, mereka tidak peduli dengan
segala sesuatu yang ada kaitan dengan umat manusia.
|
Sebaliknya, Alkitab menyatakan bahwa hanya ada satu
Allah, dan Dia sangat peduli memperhatikan apa yang terjadi di sini. Dan dua
bentuk kepedulian yang sangat besar itu kepada umat manusia adalah hukum-Nya
(yang dimaksudkan untuk menuntun bagaimana kita harus hidup) dan kasih
karunia-Nya (alat-Nya untuk menyelamatkan kita sekalipun kita telah melanggar
hukum- Nya). Walaupun sering terlihat bertentangan satu dengan yang lain, hukum
dan kasih karunia tidak terpisahkan. Cara kerja keduanya boleh berbeda, tetapi
keduanya menyatakan bahwa kebenaran harus menaklukkan dosa. Manifestasi hukum
Allah dan kasih karunia memberikan bukti yang berkuasa tentang kasih-Nya bagi
umat manusia dan kerinduan-Nya untuk menyelamatkan kita agar beroleh kerajaan
kekal-Nya.
* Pelajarilah
pelajaran pekan ini untuk persiapan bagi Sabat, 31 Mei.
Minggu, 25 Mei
Bacalah Roma
7:7-12. Apakah yang dikatakan oieh Paulus di sini tentang hubungan antara dosa
dan hukum? Mengapakah sampai dia mesti menanyakan pertanyaan, "Apakah
Hukum Taurat itu dosa?"
Roma
7:7-12
7:7 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum
Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku
telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum
Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"
7:8 Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk
membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat
dosa mati.
7:9 Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang
perintah itu, dosa mulai hidup,
7:10 sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa
kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian.
7:11 Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu
aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.
7:12 Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah
kudus, benar dan baik.
Paulus
mengaitkan dengan erat antara hukum dan dosa sehingga dia menanyakan
pertanyaan retorik, "apakah Hukum Taurat itu dosa?" Sudah tentu,
jawabannya adalah "hukum taurat bukanlah dosa;" sebaliknya, di bagian
akhir dari perikop itu dia berkata, "Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan
perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik." Kata "jadi"
menunjukkan kesimpulan argumentasinya: Bahwa, hukum bukan dosa, karena hukum
kudus dan baik.
Apa yang Paulus
katakan di sini bersifat analogi dengan hubungan antara hukum pidana dan
tindakan pidana. Suatu tindakan hanya akan menjadi tindakan pidana jika hukum
pidana menyatakannya sebagai satu tindakan pidana. Di satu negara, seorang bisa
masuk penjara oleh karena melakukan satu tindakan melanggar hukum; di mana
tindakan itu bisa jadi tindakan yang legal dari kaca mata hukum negara yang
lain. Maksudnya, satu negara memiliki hukum yang melarang tindakan itu,
sedangkan hukum negara yang lain menyatakan tindakan itu sah. Tindakan itu
tindakan yang sama, tetapi menghasilkan dua akibat yang berbeda. Sekarang,
apakah yang membuat tindakan yang sama itu jadi berbeda hasilnya? Hukum!
Satu pokok
penting yang harus diingat juga adalah karena sesuatu tidak dibuat baik oleh
karena hukum. Pada awalnya di Amerika Serikat, hukum menuntut agar orang
mengembalikan budak yang terlepas kepada tuannya. Itulah hukum Amerika saat
itu; namun sukar untuk mendapat keadilan. Untuk kasus hukum Allah, kita tahu
bahwa hukum-Nya memantulkan tabiat-Nya yang penuh kasih. Sehingga kata-kata
Paulus melukiskan bahwa hukum itu kudus dan baik; apakah ada lagi yang lain
dengan mengingat siapa yang menciptakan hukum itu?
Apakah yang
penting dalam perintah yang Paulus gunakan dalam Roma 7:7 untuk membuktikan
maksudnya tentang hukum? Mengapakah dia menggunakan perintah itu gantinya
perintah yang lain, contohnya "jangan mencuri?"
Roma
7:7
7:7 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum
Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku
telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum
Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"
Paulus
barangkali menggunakan perintah itu gantinya perintah yang lain karena
perintah itu sepertinya tidak kentara kalau itu salah. Banyak orang, yang di
dalam atau dari diri mereka, tidak percaya kalau mengingini itu adalah kesalahan.
Membunuh, mencuri, ya; umumnya seseorang bahkan tidak perlu Sepuluh Hukum
untuk mengetahui bahwa hal-hal itu salah. Tetapi "mengingini?" Jadi,
ini adalah contoh yang sempurna untuk menerangkan maksudnya bahwa hukumlah yang
menyatakan kepada kita apa dosa itu. Dengan kata lain, sekalipun dia bahkan
tidak tahu bahwa mengingini itu adalah kesalahan.
Senin, 26 Mei
Hukum dan Israel (Ulangan 30:15-18)
Pemberian hukum
kepada orang Israel adalah satu tindakan istimewa. Sebelum Ia memberikan hukum
kepada Musa, Allah mengingatkan umat-Nya bahwa mereka adalah "kerajaan
imam dan bangsa yang kudus" (Keluaran 19:6). Di antara semua bangsa
di permukaan bumi, Allah menyatakan hukum-Nya kepada orang Israel (Roma
9:4). Hukum tidaklah dimaksudkan untuk menjadi beban bagi umat tersebut,
melainkan satu alat yang olehnya bangsa pilihan itu akan menyatakan kepada umat
manusia undang-undang moral yang merupakan dasar dari pemerintahan Allah.
Israel adalah mitra Allah dalam misi penginjilan universal, dan hukum Allah
adalah tanda pengenal bagi para juru kabar Allah.
Menurut Ulangan
30:15-20, apakah hubungan antara hukum dan janji- janji yang diberikan kepada
Abraham, Ishak, dan Yakub? Juga, bahkan lebih penting lagi, bagaimanakah
prinsip ini diaplikasikan bagi kita yang hidup di bawah Perjanjian Baru saat
ini? Lihat Matius 7:24-27.
Ulangan
30:15-20
30:15 Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan
dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan,
30:16 karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk
mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan
berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan
bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau
masuk untuk mendudukinya.
30:17 Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar,
bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan
beribadah kepadanya,
30:18 maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah
kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi,
menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.
30:19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada
hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk.
Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,
30:20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan
berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal
di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni
kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."
Allah memilih
orang Israel sebagai wakil-Nya. Israel akan menjadi satu umat yang olehnya
semua bangsa di dunia menerima berkat-berkat yang dijanjikan kepada Abraham,
Ishak, dan Yakub. Walaupun demikian, berkat-berkat tersebut tidak serta-merta
menjadi milik mereka. Sebagai bangsa pilihan, Israel diharapkan untuk berjalan
selaras dengan kehendak Tuhan. Musa dengan jelas menyatakan bahwa kehidupan dan
kemakmuran hanya akan datang kepada umat tersebut bila mereka menuruti
"perintah, ketetapan, dan peraturan" Allah (Ulangan 30:15, 16).
Dengan adanya
banyak cerita pemberontakan yang mengotori lembar sejarah Israel, sebagai satu
bangsa, Israel gagal untuk menghidupkan syarat-syarat perjanjian tersebut.
Tetapi, kita tidak boleh lupa bahwa "semua orang telah berbuat dosa dan
telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Tidak ada bangsa di
atas dunia yang telah memenuhi kehendak Allah. Sekalipun dalam sejarah terkini,
bangsa-bangsa yang mengaku sebagai Kristen telah salah dalam memperlihatkan
pekerjaan Allah melalui peperangan, prasangka, dan penindasan.
Dalam
pengalaman pribadi Anda, bagaimanakah pen u rutan dan iman berkaitan? Yaitu,
ketika Anda menurut, apakah yang terjadi kepada iman Anda sebaliknya ketika
Anda tidak menurut? Bagaimanakah penurutan menguatkan iman?
Selasa, 27 Mei
Hukum dan
Bangsa-bangsa (Kisah 10:34, 35)
Bacalah Kisah 10:34, 35; 17:26,
27; Roma 1:20; dan Roma 2:14. Apakah pusat pengajaran dalam ayat-ayat ini?
Kisah 10:34, 35;
10:34 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya
aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
10:35 Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang
mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
17:26, 27;
17:26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat
manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim
bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
17:27 supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan
menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
Roma 1:20;
1:20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya
yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak
dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
Roma 2:14
2:14 Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat
oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka,
walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi
diri mereka sendiri.
Terlepas dari
kesalahan-kesalahan Israel, Allah tidak meninggalkan orang-orang yang berada dalam
bangsa-bangsa yang lain tanpa seorang saksi. Mereka yang tidak memiliki
kesempatan untuk menerima wahyu Allah yang tertulis, menerima pekabaran-pekabaran Ilahi
melalui lembaran-lembaran halaman pewahyuan melalui alam (Roma 1:20). Kitab alam dari Allah berisi berita yang akan menuntun seseorang kepada-Nya.
Allah juga
telah menanamkan satu ukuran kerinduan rohani dalam diri manusia. Menurut
Paulus, mereka yang merasakan Roh Allah yang berdiam dalamnya akan terlibat
dalam pencarian untuk menemukan-Nya (Kisah 17:27). Begitu banyak orang
yang merasakan hampa dalam diri mereka bahwa dunia ini tidak memberikan
apa-apa—kemasyhuran, kuasa, uang, seks tidak dapat mengisi kekosongan tersebut.
Sebagai intisarinya, inilah inti pekabaran kilab Pengkhotbah. Kehampaan,
ketidakpuasan, sering menuntun orang untuk mencari sesuatu yang melampaui itu,
sesuatu yang melebihi kehidupan sehari-hari. Mereka ditarik untuk mengungkapkan
kebenaran lewat kerinduan memenuhi hasrat dan kehampaan jiwa mereka.
Apakah kehendak Allah dinyatakan melalui tulisan
atau alam, dia yang menerimanya bertanggung jawab untuk menghidupkan kebenaran
tersebut. Kebenaran adalah kebenaran, terlepas dari sarana apa yang
menyampaikannya, sehingga orang yang menyembunyikan kebenaran akan mengalami
murka Allah (Roma 1:18). Dengan demikian, walaupun banyak orang yang
tidak menerima Alkitab atau Sepuluh Hukum, Allah tetap menganggap mereka
sanggup melakukan porsi kebenaran yang mereka terima. Akhirnya, setiap orang
akan dihakimi, dan ukuran penghakiman itu adalah hukum: Yaitu hukum Allah yang
dinyatakan lewat Musa, nabi-Nya; bagi mereka yang tidak berkesempatan untuk
hukum tertulis—terhadap hukum hati nurani, yang berkembang melalui pendengaran
akan suara Allah melalui alam.
Kekecewaan-kekecewaan
apakah yang Anda hadapi yang telah menolong Anda menyadari bahwa
perkara-perkara dunia ini benar-benar tidak dapat dipercaya dan tidak
memuaskan? Bagaimanakah Anda belajar dari kekecewaan-kekecewaan tersebut
tentang masalah yang sebenarnya?
Rabu, 28 MEI
Kasih Karunia dan Kebenaran (Yohanes 1:17)
Yohanes meringkaskan
sejarah keselamatan dalam satu ayat: "Sebab hukum Taurat diberikan oleh
Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus"
(Yohanes 1:17). Sebagai akibat dosa Adam, semua umat manusia telah
dipengaruhi oleh kutukan maut. Kutukan ini diperkuat dengan kenyataan bahwa
tidak ada seorang yang dilahirkan dari orangtua manusia, kecuali Yesus, yang
terbebas dari kecenderungan-kecenderungan berdosa. Oleh karena itu, Allah
memilih satu umat, yang kepada mereka la akan mengungkapkan hukum-Nya, dengan
maksud agar orang-orang pilihan tersebut menjadi terang bagi bangsa-bangsa
lain. Allah tidak pernah memberikan hukum kepada bangsa Israel sebagai alat
keselamatan, tetapi sebagai pengingat yang terus-menerus mengingatkan pada kebutuhan mereka
terhadap kebenaran.
Bagaimanakah
Filipi 2:8; Yohanes 15:10; dan Matius 26:39 mengatakan kepada kita tentang
kehidupan seperti apakah yang Yesus hidupkan?
Filipi 2:8;
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Yohanes 15:10
15:10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam
kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Matius 26:39
26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya:
"Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari
pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang
Engkau kehendaki."
Ketika dia
tidak patuh terhadap perintah lisan Allah, Adam yang pertama menceburkan
seluruh dunia ke dalam kekacauan dan perbudakan. Di sisi yang lain, melalui
kehidupan penurutan-Nya, Adam kedua, yaitu Yesus, datang untuk membebaskan
dunia dari perbudakan yang telah dibawa oleh Adam pertama. Ketika Yesus berada
di atas dunia ini, secara sukarela Dia menyerahkan kehendak pribadi-Nya kepada
kehendak Bapa-Nya dan memilih untuk tidak berbuat dosa. Tidak seperti Adam
pertama, yang telah membawa pelanggaran dan penghukuman atas dunia, Yesus
membawa "kasih karunia dan kebenaran." Kasih karunia dan kebenaran
tidak menggantikan hukum. Gantinya, Yesus memperlihatkan mengapa hukum tidak
cukup untuk mengusahakan keselamatan. Kebenaran yang dibawa-Nya adalah satu
pengertian yang lebih lengkap tentang kasih karunia.
Menurut Roma
6:23 dan Efesus 2:8, apakah sifat kasih karunia vang berasal dari Yesus?
Bagaimanakah Yesus menyediakan kasih karunia bagi umat manusia?
Roma 6:23
6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup
yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Efesus 2:8
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
Kata Yunani
yang diterjemahkan "kasih karunia" (charis) dapat juga diartikan
sebagai "pemberian" dan sangat berkaitan dengan istilah
"sukacita" (chara). Pemberian yang
Yesus berikan bagi umat manusia adalah kehidupan yang kekal. Lebih jauh, kasih
karunia dimanifestasikan melalui kehadiran Yesus yang menyanggupkan seseorang
untuk berpartisipasi dalam kebenaran yang diangkat oleh hukum. Paulus menulis
bahwa dalam mengutuk dosa di dalam daging, Yesus telah menjadikannya mungkin
"supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita..." (Roma
8:4). Kasih karunia tidak hanya membebaskan kita dari penghukuman yang
diberikan oleh hukum, tetapi kasih karunia menyanggupkan kita untuk memelihara
hukum dengan cara sebagaimana panggilan kita untuk melakukannya.
Kamis, 29 MEI
Hukum dan
Injil (Roma 1:16, 17)
Tak peduli
betapa "baik" hidup kita, tidak ada orang yang dapat terus-menerus
terbebas dari pengingat dosa. Tak dapat dipungkiri, kebahagiaan diganggu pleh
penyakit, kematian, bencana. Pada tingkat pribadi, perasaan keamanan rohani
sering ditantang oleh ingatan-ingatan dosa masa lampau, bahkan lebih buruk
lagi, godaan untuk kembali berbuat dosa.
Dengan cara
bagaimanakah Roma 6:23; 7:24, dan Efesus 2:1 menggambarkan
dampak dosa?
Roma
6:23; 7:24
6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup
yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
7:24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari
tubuh maut ini?
Efesus 2:1
2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu.
Seorang yang
hidup dalam dosa, dalam ketidakbenaran, hanyalah mayat berjalan yang sedang
menanti kapan nyawa akan meninggalkan tubuhnya. Ketika Paulus menilai keadaan
manusia, dia berseru dalam keputusasaan, "Aku, manusia celaka! Siapakah
yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" (Roma 7:24). Ini
adalah satu seruan memohon pembebasan dari ketidakbenaran. Paulus dengan
segera menyadari bahwa kelepasan datang melalui Yesus (Roma 7:25).
Inilah Injil.
Kabar baik yaitu kita yang tadinya telah terperangkap dalam nibuli yang tidak
benar ditutupi dengan kebenaran Yesus Kristus. Injil adalah jaminan bahwa kita
dapat terbebas dari penghukuman hukum karena kita sekarang memiliki kebenaran
yang diangkat oleh hukum (Roma 8:1).
Ketika Paulus
menulis kepada orang-orang Kristen yang ada di Roma, cerita kematian Yesus masih
beredar dalam kekaisaran itu. Mereka yang telah mendengarkan cerita tersebut
sadar bahwa cara kematian-Nya sangatlah keji. Mereka yang kekasih hatinya mati
dengan cara disalibkan berarti dalam satu kehidupan yang memalukan. Walaupun
demikian, Paulus dan orang-orang Kristen yang tak terhitung jumlahnya mengerti
bahwa kematian Yesus yang "memalukan" adalah satu peristiwa sejarah
yang paling berkuasa dalam sejarah umat manusia. Itulah sebabnya Paulus
menyatakan, "Aku tidak malu karena Injil, sebab Injil adalah kuasa Allah
yang menuntun pada keselamatan bagi setiap orang yang percaya" (Roma
1:16). Intisari Injil adalah janji mulia bahwa pada akhirnya, kematian
tidak dapat berkuasa dan orang-orang yang diselamatkan oleh Yesus akan hidup
selamanya dalam dunia baru.
Banyak orang
yang percaya bahwa hidup tidak berarti karena pada akhirnya akan berakhir pada
kematian. Jadi, tidak ada yang kita lakukan yang dapat bertahan lama.
Sangatlah sukar untuk menentang pendapat itu, bukan? Jika segala sesuatu yang
pernah kita lakukan dan setiap orang yang pernah kita pengaruhi semuanya akan
hilang dan dilupakan, apakah arti kehidupan?
Jumat, 30 Mei
Pendalaman: Bacalah tulisan Ellen G. White, "Preaching the Distinctive Truths," hlm.
231, 232, dalam Evangelism; "The Faith That Works" dan
"How Faith Is Made Perfect" hlm. 88, 89 dalam The Faith I Live
By.
"Kiranya hal ini menjadi nyata
dan jelas bahwa tidak mungkin untuk mempengaruhi apa pun dalam keberadaan kita
di hadapan Allah atau di dalam anugerah Allah kepada kita melalui usaha
makhluk ciptaan. Ketika iman dan perbuatan membayar pemberian keselamatan bagi
setiap orang, barulah sang Pencipta ada di bawah kewajiban bagi ciptaan-Nya.
Inilah kesempatan bagi orang bersalah untuk diterima sebagai orang benar. Jika
ada manusia yang bisa mengusahakan keselamatan dengan apa saja yang dapat ia
lakukan, maka dia sama dengan posisi orang Katolik yang melakukan penebusan
salah bagi dosa-dosanya. Keselamatan, kalau begitu, sebagian adalah pinjaman,
yang dapat diperoleh melalui pembayaran. Jika manusia tidak bisa, sekalipun
melalui pekerjaan baiknya mengusahakan keselamatan, maka itu haruslah
sepenuhnya melalui kasih karunia, diterima oleh manusia yang berdosa karena
penerimaannya dan percayanya kepada Yesus. Keselamatan sepenuhnya satu pemberian
cuma-cuma. Pembenaran oleh iman ditempatkan di luar pertentangan. Dan semua
pertentangan diakhiri, segera setelah masalahnya diselesaikan yaitu usaha
manusia berdosa dalam semua amal baiknya tidak akan pernah memberikan kehidupan
kekal kepadanya."— Ellen G. White, Faith and Works, hlm. 19, 20.
Pertanyaan untuk
Didiskusikan
1.
Tetap berdasar pada pernyataan
Ellen G. White dalam pelajaran hari Jumat. Pikirkanlah kebenaran yang penuh
kuasa dan penuh harapan sekalipun dari orang-orang berdosa terburuk yang
ditemukan dalam pernyataan tersebut. Bagaimanakah kita dapat belajar untuk menuntut
janji-janji tersebut bagi kita dan hidup dalam kehidupan yang menunjukkan bahwa
kita benar-benar percaya kepada janji-janji tersebut?
2.
Sekalipun Allah memberikan
hukum-Nya kepada Musa, Alkitab menyatakan bahwa Dia menggunakan cara lainnya
untuk mengungkapkan kehendak-Nya kepada orang-orang yang barangkali tidak bisa
memperoleh wahyu-Nya yang tertulis (sebagai contoh, Roma 1:20; 2:14; Kisah
17:26, 27). Jika Allah benar-benar berbicara kepada semua manusia, apakah
gunanya para misionaris dan evangelis?
3.
Yohanes 1:17 berkata "kasih
karunia dan kebenaran" berasal dari Yesus Kristus. Dengan menggunakan
ayat itu, banyak orang menjadikan hukum bermusuhan dengan "kasih karunia
dan kebenaran." Mengapakah pemisahan ini salah? Dengan cara bagaimanakah
hukum serta "kasih karunia dan kebenaran" berjalan bersama dalam
menyatakan kepada kita tabiat Allah seperti yang terlihat dalam rencana
keselamatan?
4.
Penulis Rusia, Feodor Dostoyevsky
memaparkan satu tokoh yang ingin mempelajari mengapa kebanyakan manusia tidak
membunuh diri mereka sendiri. Sebagai seorang yang tak percaya akan adanya
Tuhan, dia tidak dapat mengerti mengapa orang ingin menghidupkan kehidupan
yang kelihatan tanpa arti dan terkadang sangat dipenuhi dengan kepedihan.
Diskusikanlah logika pemikiran ini!
PENUNTUN
GURU
Ringkasan Pelajaran
Ayat
inti: Efesus 2:4,5
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Menyadari bahwa hukum dan kasih karunia bekerja
bersama untuk menyatakan rencana Allah agar kita menang melawan dosa.
Merasakan: Menghargai panjang sabar Allah dan perhatian-Nya kepada manusia.
Melakukan: Bekerja sama dengan Allah untuk membagikan kabar baik kepada orang lain.
Garis Besar Pelajaran:
A.
Pada akhirnya, tolak ukur apakah yang akan
digunakan pada saat pehakiman bagi seluruh manusia?
B.
Mengapakah Allah memberikan hukum kepada bangsa
Israel?
C.
Apakah "kebenaran" (Yohanes 1:17) yang
Yesus nyatakan di dalam hidup-Nya?
D.
Apakah peranan kita dalam proses keselamatan?
Apakah ada yang kita tambahkan ke dalamnya dengan menurut hukum? Jelaskan jawaban
Anda.
E.
Apabila kita menjadi mitra kerja bersama Allah
untuk menyampaikan pengetahuan tentang Dia, mengapakah penurutan terhadap hukum
Allah menjadi bukti bagi mereka sebagai jurubicara baginya?
A. Mengapakah setiap manusia kelihatannya membangun satu batasan bagi
kerinduan rohaninya?
B. Apakah tantangan yang paling besar untuk keamanan spiritual?
C. Apakah kabar baik tentang Injil?
D. Bagaimanakah kematian Yesus yang memalukan di salib membebaskan kita dari
rasa malu?
A. Selain membebaskan kita dari tuntutan hukum, apa lagikah yang dilakukan
kasih karunia untuk kita?
B. Bagaimanakah kematian Yesus memberikan arti bagi hidup kita sekarang ini?
C. Bagaimanakah penurutan menguatkan iman?
Rangkuman: Hukum Allah, bersama-sama dengan kasih karunia, memberikan bukti yang
kuat akan kasih-Nya bagi umat manusia dan kerinduan-Nya untuk menyelamatkan
kita ke dalam kerajaan-Nyayang kekal.
Siklus Pelajaran
LANGKAH 1—Motivasi
Ayat Alkitab:
Efesus 2 :4,5
Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Hukum Allah
dan kasih kar- unia-Nya menunjukkan bahwa Allah tertarik dan terlibat dalam
kehidupan kita dan rindu agar kita menyampaikan kabar baik kepada orang lain.
Apakah Anda
mengetahui bahwa ada hukum di Florida yang menentang pengikatan buaya dengan
selang pemadam kebakaran (fire hydrant)? Dalam setiap negara ada saja
undang-undang lama yang masih saja tertulis dalam buku yang sekarang
kelihatannya sangat aneh bahkan tidak m;isuk akal bagi kita. Ini bisa jadi
karena mereka tidak merujuk kepada masalah yang sebenarnya dalam budaya kita
saat ini. Pada saat tertentu, perlu adanya kebutuhan yang mendesak untuk
membuat undang-undang tertentu. Dalam kasus seperti ini hukum dapat terlihat
ketinggalan zaman namun murni secara moral.
Di negara lain,
tetap ada, dan tetap dipertahankan, hukum yang secara moral adalah salah.
Seringkali kita melihat bahwa hukum itu melindungi kita, barang- barang milik
kita, dan hak kita. Hukum ini kelihatannya baik.
Banyak orang Kristen melihat hukum Allah seperti
jenis buaya, malah lebih buruk iagi, Dalam Perjanjian Baru, Paulus dengan jelas
menunjukkan bahwa hukum itu "suci, adil, dan baik" f Roma 7:12).
Karena hukum itu telah dirancang oleh Allah yang suci, adil, dan baik. Hukum
dan Injil tidak bertentangan tetapi bekerja secara serasi untuk menunjukkan dan
menuntun kita kepada Juruselamat. Sungguh ini adalah kabar baik yang dapat kita
bagikan dengan gembira kepada orang lain.
Pembuka
Diskusi: Tujuan aktivitas ini adalah untuk menekankan bahwa kabar baik adalah
sesuatu yang secara alamiah kita bagikan. Tanyakan anggota jemaat, apakah
berita yang paling menyenangkan bagi mereka yang pernah mereka terima?
Bagaimanakah perasaan mereka? Kepada siapakah mereka ceritakan?
Diskusi: Bagaimanakah hukum memantulkan tabiat dan perhatian si pembuat hukum?
LANGKAH 2—Menyelidiki
Komentar Alkitab
I. Dipilih
untuk Satu Tujuan
(Pelajari sekilas di
kelas Ulangan 7:7; Kejadian 12:1-3; Yesaya 42:6; dan 49:6).
Wahyu khusus
yang Aliah berikan kepada Israel bukan hanya cara Allah memanggii Israel dan
memilih mereka sebagai pemelihara perjanjian-Nya. Dia tidak pilih kasih.
Sebagai buktinya, Allah tidak memilih Israel karena mereka bangsa yang besar
tetapi karena mereka tidak berarti apa-apa (Ulangan 7:7) Tujuan Tuhan
untuk anak-anak Abraham adalah untuk menjadi berkat dan membuat Allah Israel
itu dikenal (Kej. 12:1-3. Yes. 42:6, 49:6). Dengan kata lain, dipilih
untuk satu tujuan.
Misi ini menyatakan dirinya dengan banyak cara.
Israel menerima wahyu khusus Allah dan hukum merupakan bingkisan kasih karunia
Allah dan pola hidup bagi bangsa-bangsa di mana Israel berhubungan. Keluaran
19:4-6 menyatakan hal penting dari rencana Allah menjangkau "dunia."
Dalam konteks pemberian hukum di Sinai, Allah menerangkan Israel sebagai suatu
"kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Keluaran 19:6)
Perhatikan betapa luar biasa ayat Alkitab ini. Israel bukan hanya memperoleh
kerajaan imam tetapi juga bangsa yang kudus. Tulisan Walter C. Kaiser, Jr.,
Misi pada Perjanjian Lama'. IsraelSebagai Terang untuk Bangsa-Bangsa (Grand
Rapid, Mich.: Baker Books, 2000), hlm. 23: "Peranannya (Israel) sebagai
suatu bangsa dan merupakan penghubung sementara mereka berhubungan dengan
bangsa lain dan orang-orang di sekitar mereka." Sebagai tambahan dari
peranan sebagai pengantara, haruslah diingat, bahwa para imam dan orang-orang
Lewl berfungsi sebagai guru di tengah-tengah Israel (2 Taw. 17:8,9; Neh.
8:7, 9, II; 9:4,5). Pengajaran
ini penting untuk menyatakan gambaran pentingnya Israel menjadi kerajaan imam
dan bangsa yang kudus. Mereka seharusnya menjadi "alat peraga"
bagaimana hidup dengan Allah dapat dilihat dan dirasakan. Buku Ulangan
mengandung bagian yang panjang (Ulangan 28-32) yang menerangkan berkat
dan kutuk sehubungan dengan perjanjian Allah dengan Israel. Sebuah perjanjian
yang dinyatakan secara sah dan mengandung persyaratan khusus. Sebagai contoh
pernyataan berkat Ilahi bagi Israel, jika mereka setia dan menurut, sangat
menolong jika kita mengulangi ayat-ayat dalam Ulangan 28. Perhatikan tujuan
pernyataan awal dalam Ulangan 28:1: "Jika engkau baik-baik mendengarkan
suara TUHAN, Aliahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Aliahmu, akan mengangkat engkau
di atas segala bangsa di bumi. " Penurutan merupakan hasil diangkat
di atas segala bangsa di bumi, jelas menekankan tentang contoh yang diharapkan
dapat menuntun pada pertanyaan lebih jauh tentang Allah Israel. Ulangan 28:10
mengandung pokok pikiran yang sama: "Maka segala bangsa di bumi
akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan takut
kepadamu."
Pertimbangkan
Hal Ini: Diskusikan ketegangan antara hidup sebagai bangsa yang suci dan menjadi
imam-imam yang dipanggil untuk melayani dan mengajar orang lain. Mengapa dan
bagaimanakah Israel berjuang dalam rencana Ilahi?
II. Menjaga
Keseimbangan
(Tinjau kembali
Mikha 4:2 dan Yesaya 2:3 dengan anggota kelas).
Sepanjang
sejarah, Israel sering bergumul untuk memelihara dengan baik keseimbangan
antara panggilan Allah untuk menjadi bangsa yang khusus dengan keinginan Allah
untuk membawa semua bangsa mengenal pengetahuan tentang Allah yang benar, Dia
yang telah menciptakan langit dan bumi dan menyerahkan hidup-Nya untuk
menyelamatkan manusia yang hilang. Nabi-nabi seringkali menerangkan
"impian" Ilahi sekiranya semua bangsa datang ke Yerusalem dan
belajar di dalam Bait Suci. Dengarkanlah keterangan Mikha sehubungan dengan
kerajaan mesianik: dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari,
kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya la mengajar kita
tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion
akan keluar pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem" (Mikha 4:2;
Yesaya 2~:3).
Adalah
bermanfaat untuk melihat hubungan antara pengajaran (dengan kata lain, misi)
dan sumber hukum Allah. Sementara nabi-nabi dapat melihat ke depan di mana
bangsa-bangsa asing datang ke Sion, hanya Allah yang akan mengajarkan jalan-Nya
dan bagaimana seorang harus berjalan pada jalan- Nya—metafora Perjanjian Lama
mengenai penurutan dan hukum. Bait Suci dan Yerusalem menggambarkan tempat di
mana hukum Ilahi, kunci untuk menjangkau, merupakan pusatnya.
Pertimbangkan Hal Ini: Bagaimanakah kita dapat
menghindari keterlaluan dan menekankan keseimbangan dalam mencapai misi kita.
III. Inti Misi
(Tinjau sekilas
2 Raja-raja dalam konteks konsep lugas tujuan kita dengan kelas).
Kesembuhan
Jenderal Siria, Naaman yang ajaib dalam 2 Raja-raja 5 menampilkan gambaran
penting dalam misi Israel. Orang-orang kafir bukan saja ditarik kepada
berkat-berkat bangsa Israel dan hukum Ilahi; mereka juga datang berhubungan
dengan umatTuhan-dan tujuan-Nya agar dunia melalui pimpinan, melihat campur
tangan Ilahi.
Misionaris yang
paling muda dalam cerita ini tidak bernama, seorang hamba perempuan dari
Israel yang dibawa pada penyerangan sebelumnya ia dibawa dari rumahnya untuk
menjadi pelayan di rumah Naaman. Belas kasihannya menghadapi masalah yang
tuannya dan seisi rumahnya muncul ketika mengetahui bahwa dia (Naaman)
menderita kusta, salah satu penyakit yang mematikan di Timur Tengah, ia ingin
untuk membagikan kepada majikannya kepercayaannya kepada Elisa, nabi yang
berkeliling pada saat itu di Israel.
Anda mengetahui
cerita selanjutnya. Yang penting dalam pelajaran kita tentang misi Israel
adalah pertobatan Naaman dalam 2 Raja-raja 5:15 setelah penyembuhannya yang
ajaib: "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali
di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!"
Kemudian, Naaman menyatakan dua kali (ayat 11.17) nama Allah Israel,
Yahwe. Kemudian, ia berjanji untuk mempersembahkan korban bakaran hanya kepada
Yahwe dan bukan kepada dewa-dewa Siria yang disem- bahnya di Damaskus.
Sementara kita tidak diberikan keterangan yang lengkap tentang percakapan
dengan Elisa dengan Naaman, kelihatannyk pengetahuan» nya tentang Hukum di
Israel cukup memadai sehingga ia dapat membedakan dengan jelas antara
penyembahan persembahan korban yang benar dan yang salah, setelah
kesembuhannya.
Pertimbangkan Hal Ini: Diskusikan dalam kelas cara
yang paling baik untuk menyampaikan kehendak Allah bagi manusia dalam konteks menjangkau
manusia untuk kerajaan-Nya.
LANGKAH 3—Menerapkan
Pertanyaan
untuk Dipikirkan:
1. Mengapakah Allah memilih Israel dari antara segala bangsa menjadi sebuah
"kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Keluaran 19:6) dan
secara khusus menyatakan hukumnya kepada mereka?
2. 'Bagaimanakah bangsa-bangsa yang tidak pernah berkenalan dengan hukum Tuhan
atau tidak ada hubungan dengan bangsa Israel dapat memperoleh pernyataan
tentang Allah?
3.
Mengapa "kasih
karunia dan kebenaran" tidak bertentangan dengan "Hukum Taurat"
(Yohanes 1:17)?
4. Paulus menggambarkan hukum Allah ilu suci, adil
dan baik (Roma 7:12) namun
demikian, kelika hukum masuk dan diperkenalkan, maka manusia berdosa. Apa yang
membuat hukum itu baik atau buruk, pembuat hukum, atau akibat hukum? Berikan
alasan untuk jawaban Anda.
Pertanyaan
Aplikasi:
1. Kematian dengan disalibkan sangat memalukan, bukan saja kepada orang yang
di salib, tetapi juga kepada seluruh anggota keluarganya dan teman-temannya
yang mau menanggung rasa malu. Mengapa orang- orang Kristen yang mula-mula
tidak merasa malu karena salib?
2. Apakah peranan.hukum Allah dalam kegiatan misionaris, dan mengapa?
3.
Kebanyakan orang tidak suka merasakan sakit dan
akan berusaha menghindarinya. Namun demikian tidak semua rasa sakit itu buruk,
k.adang- kala itu memberikan suatu amaran akan adanya masalah dan membawa kita
untuk mencari kesembuhan. Dengan cara bagaimanakah hukum dapat mengakibatkan
"sakit" secara rohani, dan apakah yang menjadi penawar rasa sakit
itu?
LANGKAH 4—Mempraktikkan
Aktivitas: Bayangkan mengatur sebuah misi untuk masuk ke daerah yang belum terjangkau
di mana hukum yang diketahui mereka adalah hanya yang kuat yang berkuasa.
Andaikan Anda harus menggunakan bahasa mereka dengan baik, apa yang pertama kali
yang Anda harus lakukan? Apakah Anda akan pertama-tama menerangkan tentang
Injil, atau Anda mulai berbicara tentang keuntungan hidup sesuai dengan hukum
Allah? Apakah urutan pertama yang Anda pilih untuk diperkenalkan kepada mereka,
dan mengapa?
No comments:
Post a Comment