Pelajaran 11 Triwulan I 2014

Memuridkan Pemimpin Rohani
Materi ini dalam bentuk ebook/epub untuk Iphone/Ipad/Samsung/Android download di sini
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Luk. 6:12-16; Yoh. 16:7-14; Luk. 6:20-49, Yer. 50:31; Yes. 57:15; Kis. 1.
Ayat Hafalan: "Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman la berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, la memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul." (Lukas 6:12, 13).

Sementara dahulu Yesus selalu aktif dalam menjadikan murid. Dia me­ngetahui bahwa pelayanan-Nya di bumi ini singkat. Sehingga Dia men­dedikasikan diri-Nya dalam melatih murid-murid untuk melanjutkan pekerjaan-Nya setelah Dia pergi. Dia adalah Mahaguru dan Pelatih mereka. Sementara mengajar dan melatih adalah sangat berhubungan, mengajar biasa­nya berarti membagikan pengetahuan, sementara melatih adalah menganjur­kan bentuk atau kualifikasi melalui latihan dan disiplin.
Persiapan murid-murid dalam kepemimpinan termasuk juga menerima ilmu pengetahuan, tetapi pertumbuhan rohani adalah yang paling penting. Mereka membutuhkan pengalaman dalam perkara-perkara Allah, dalam iman, kesu­litan, penyucian dan pengorbanan diri, bersama-sama dengan pengertian inte­lektual dalam doktrin dan teologi. Pengetahuan saja tidak cukup untuk meng­hadapi tantangan yang keras yang ada di depan. Yesus memberikan keduanya bagi mereka.
*Pelajarilah pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 15 Maret.
Minggu, 9 Maret
Kepemimpinan Dimulai di Sini
Kristus tinggal di dunia ini relatif singkat. Oleh karena itu, pelatihan untuk menjadikan murid sangat penting. Siapakah yang akan dipilih? Berapa banyak orang harus dipilih? Murid-murid Yesus pastilah berjumlah ratusan. Apakah setiap orang harus menjalani pendidikan massal? Kristus mengerti bahwa ke­pemimpinan lebih efektif dikembangkan dalam kelompok kecil, bukan secara massal. Jumlah yang terbatas harus dipilih untuk ditamatkan di awal.

Pelajarilah Lukas 6:12-16. Apakah yang Yesus lakukan sebelum memi­lih murid-murid-Nya dan mengapakah hal itu sangat penting?
Lukas 6:12-16
6:12. Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:
6:14 Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus,
6:15 Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
6:16 Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Untuk dapat memilih secara efektif dibutuhkan kebijaksanaan yang ting­gi. Untuk mendapatkan kebijaksanaan seperti itu, Yesus menghampiri Bapa surgawi-Nya melalui doa. Demikian pula, doa harus mendahului pemilihan calon pemimpin pemuridan pada abad kedua puluh satu. Karena Kristus per­caya bahwa Dia membutuhkan doa yang terus menerus untuk mendapatkan kebijaksanaan yang dibutuhkan, demikian jugalah seharusnya doa-doa orang Kristen saat ini untuk memohon kebijaksanaan ketika memilih mereka yang bertanggung jawab untuk mengawasi kemajuan dari Tugas Agung.
Setelah memilih dua belas orang, Yesus menetapkan mereka sebagai ra­sul—perwakilan Yesus yang diurapi dengan kekuasaan rohani. Kelompok mu­rid yang lebih besar menyaksikan pengurapan ini tanpa perasaan negatif atau cemburu. Kemudian, Yesus mengutus kelompok yang lebih besar yaitu tujuh puluh dua, dan mungkin yang lainnya tidak lagi tercatat dalam Alkitab. Dua belas rasul, mempertahankan identitas mereka menjadi orang yang paling de­kat dengan Yesus, tanggung jawab yang paling besar ada di pundak mereka, oleh karena itu, mereka membutuhkan latihan dan komitmen yang lebih luas. Pengaturan ini jelas menunjukkan struktur organisasi yang direncanakan di antara orang Kristen mula-mula. Secara rohani, Yesus mengurapi para pemim­pin dalam organisasi dengan kemampuan dan pendidikan yang sesuai dengan tugas yang diembankan kepada mereka.
Pikirkanlah secara mendalam dampak dari berapa banyak waktu yang digunakan Yesus untuk berdoa. Apakah yang dikatakan oleh hal tersebut tentang kehidupan berdoa kita? Apakah artinya doa bagi Anda?

Senin, 10 Maret
Pengetahuan dan Pengalaman, Bagian 1
Informasi adalah bagian yang tidak bisa digantikan dari pekabaran Yesus. Informasi saja tidak bisa mengubah, tetapi setiap perubahan melibatkan infor­masi. Tentunya, konsep tidak memiliki kuasa yang diwariskan untuk mempra­karsai perubahan; Namun, Roh Allah bekerja melalui hati manusia, merupakan bagian penting yang tidak dapat digantikan bagi pertobatan.
Bacalah Yohanes 16:7-14. Apakah yang Yesus katakan di sini yang me­nolong kita memahami betapa terbatasnya pengetahuan intelektual itu untuk mengerti dan mengalami Kekristenan yang benar?
Yohanes 16:7-14
16:7. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
16:9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;
16:10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;
16:11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
16:12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.

Perpaduan pengetahuan Alkitab dengan Roh Allah membentuk kerohanian yang dapat mengubah pribadi dan masyarakat. Untuk kedua hal ini para pem­buat murid berjuang harus dalam iman dan belajar.
Kekristenan sangat menghargai kepintaran, pemikiran dan imajinasi. Ke­beradaan alasan pemikiran ini terdapat dalam seluruh Alkitab, penghormatan yang luar biasa kepada guru-guru dalam Yudaisme, perhatian yang tidak ter­nilai yang diberikan kepada para ahli Taurat yang memelihara tulisan-tulisan kuno, semuanya menyaksikan pentingnya pengetahuan.
Kekristenan bukanlah iman yang tidak masuk akal. Namun demikian, un- sur-unsur tertentu dalam Kekristenan telah meningkatkan emosi, perasaan, dan pengalaman di atas pengetahuan. Pola pikir ini menyatakan bahwa apa yang dipercayai oleh seseorang tidak begitu penting karena yang paling berarti ada­lah pengalaman. Penurutan dan kepatuhan kepada kebenaran yang tertentu di­anggap tidak penting; perasaan dan kegembiraan keagamaan menjadi tongkat pengukur bagi kemurnian kerohanian.
Keberadaan Alkitab menentang pemikiran keliru ini. Pengalaman tanpa pe­ngetahuan akan menjadi peluru kendali tanpa arah. Sebaliknya, pengetahu­an tanpa pengalaman menjadi tidak hidup dan sering sekali menjadi legalis. Pemimpin Kristen yang benar memahami kebutuhan untuk menggali kedua unsur ini. Bukan hanya bagi mereka tetapi semua orang yang telah mereka jadikan murid.

Pikirkanlah semua alasan baik yang Anda miliki untuk imanmu. Pada saat yang sama, peranan apakah yang telah dimainkan oleh pengalaman Anda? Mengapakah kita membutuhkan keduanya?

Selasa, 11 Maret
Pengetahuan dan Pengalaman, Bagian 2
Bacalah Lukas 6:20-49. Dalam cara apakah, baik pengetahuan dan pengalaman dinyatakan dalam ayat-ayat ini? Jadi, bagaimanakah penge­tahuan dan pengalaman dipadukan di sini dalam cara yang menunjuk­kan mengapa kita membutuhkan keduanya, bukan hanya pada perjalan­an kita bersama dengan Tuhan tetapi dalam menjadikan murid juga?
Lukas 6:20-49
6:20. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
6:22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
6:23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
6:24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
6:25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.
6:26 Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
6:27. "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; 
6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
6:29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
6:30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
6:37. "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
6:39 Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?
6:40 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.
6:41 Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
6:42 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
6:43 "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
6:44 Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.
6:45 Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
6:46 "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?
6:47 Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan--,
6:48 ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.
6:49 Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."

Pengetahuan rohani sangat diperlukan dalam perumahan kerohanian. Kris­tus sendiri dikenal sebagai Mahaguru. Di tengah ruangan kelas yang terbuka yang berbatasan dengan pantai, gunung, dan keajaiban ciptaan Allah, Kristus membagikan pengetahuan yang sifatnya mengubah. Roh Kudus membangun­kan untuk membakar semangat menerima kebenaran-kebenaran ini. Pemurid- an tidak akan sempurna tanpa pengalaman, tetapi pengalaman harus diarahkan oleh pengetahuan.
Para pembuat murid abad dua puluh satu haruslah mendekatkan diri mereka dengan Alkitab sepenuhnya, sumber informasi kerohanian yang asli. Dengan kata lain, mereka harus menyebarkan pengajaran dan doktrin tanpa memedu­likan popularitas dan waktu. Allah mengharapkan orang-orang percaya untuk tidak menahan apa-apa, dengan sabar menuntun orang percaya yang baru lahir hingga mereka bisa lebih luas memahami dan menghargai mukjizat itu, yaitu kebenaran Kristiani yang mengubah kehidupan—khususnya kebenaran masa kini tentang pekabaran tiga malaikat.
Dalam konteks membuat murid, apakah yang Yesus katakan dalam Lukas 6:39 untuk diingat oleh semua orang yang berusaha membuat mu­rid? Bagaimanakah kita dapat yakin bahwa kita bukanlah seperti orang yang diamarkan oleh Yesus di sana?
Pada akhirnya, kombinasi antara pengetahuan dan pengalaman yang menghasilkan kasih yang tidak mementingkan diri akan menjadi kekuat­an yang paling ampuh yang dimiliki oleh para pembuat murid.


Rabu, 12 Maret
Para Pemimpin Mula-mula
Hal ini bukan karena kurang menarik dan kurang penting dalam memilih pe­mimpin, Yesus memilih dari antara yang rendah hati, kaum kurang berpendi­dikan orang. Kristus tidak memilih Sanhedrin yang terpelajar atau fasih lidah. Dengan melewatkan guru-guru yang munafik, Pekerja yang ahli itu memilih mereka yang rendah hati, orang-orang yang tidak terpelajar untuk memberi­takan kebenaran yang akan menggerakkan dunia. Mereka ini dimaksudkan untuk dilatih dan diajar sebagai seorang pemimpin bagi gereja-Nya. Mereka kemudian akan mengajar orang lain dan mengirim mereka keluar dengan pe­kabaran Injil. "Supaya mereka memperoleh kemajuan dalam pekerjaan Tuhan, mereka harus diberi kuasa Roh Suci. Bukannya dengan kuasa manusia atau dengan kebijaksaan manusia Injil itu harus dimasyhurkan, tetapi dengan kuasa Allah."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 15.
Apakah yang ayat berikut ini katakan kepada kita tentang mengapa­kah Kristus memilih seseorang untuk memimpin jemaat-Nya, bertolak belakang dengan mereka yang merasa memiliki kualitas yang dibutuh­kan bagi kepemimpinan? Zef. 2:3; Mat. 11:29; Yer. 50:31; Yes. 57:15.
Zef. 2:3;
2:3 Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN.

Mat. 11:29;
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Yer. 50:31;
50:31 Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu, hai engkau yang kurang ajar, demikianlah firman Tuhan ALLAH semesta alam, sebab waktumu sudah tiba, saat Aku menghukum engkau.

Yes. 57:15
57:15 Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.

Oleh karena itu kita harus berhati-hati untuk memiliki asumsi yang salah tentang mengapa Yesus memilih seseorang. Yesus tidak menentang mereka yang berpendidikan atau sudah belajar; Dia sendiri menunjukkan, pada usia muda (Lukas 2:46, 57), Ia memiliki banyak pengetahuan. Hanya saja sering sekali mereka yang berpendidikan, kaya dan berkuasa tidak siap untuk me­rendahkan diri mereka dalam cara itu, khususnya seorang pemimpin, supaya Tuhan dapat menggunakan mereka. Tentu, kasusnya tidak selalu seperti itu, Tuhan menggunakan orang seperti mereka (pikirkan Nikodemus, Yusuf dari Arimatea, lihat juga Kisah. 6:7). Itu hanya berarti bahwa sangat sering orang-orang yang seperti ini tidak terbuka bagi tuntunan Roh Kudus.
Bacalah 1 Korintus 9:19 dan Filipi 2:3. Ciri-ciri apakah yang dinya­takan di sini, dan mengapakah ciri-ciri/sifat-sifat ini sangat penting, bu­kan hanya bagi pemimpin tetapi bagi semua orang yang mengakui nama Kristus? Bagaimanakah kita dapat belajar untuk memiliki sifat-sifat ini dalam kehidupan kita sendiri?
1 Korintus 9:19
9:19. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
Filipi 2:3
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

Kamis, 13 Maret
Apa yang Ditinggalkan Yesus
Generasi berikut akan bersaksi karena kesuksesan dari usaha sebelumnya. Bilamana usaha-usaha ini memberikan hasil yang abadi, prinsip yang men­dasari pencapaian ini harus dipelajari dan ditiru. Apakah metode pemuridan Kristus menghasilkan hasil yang signifikan?
Tentu. Hal itu mengubah dunia. Nyatanya, tidak ada satu pun dari antara kita, yang akan membaca pedoman belajar Alkitab ini lebih dari 2000 tahun kemudian, jika bukan karena kesuksesan Kristus dalam melatih pemimpin ge­reja mula-mula.
Bacalah Kisah Para Rasul 1. Apakah yang pasal pertama ini tunjukkan kepada kita sehubungan dengan bentuk gereja mula-mula tentang per­lunya pemimpin yang diurapi oleh Allah? (Lihat ayat 22). Apakah yang dapat kita ambil dari hal ini yang kita butuhkan bagi diri kita sementara kita mencari pemimpin yang benar?
Kisah Para Rasul 1
1:1. Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,
1:2 sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.
1:3 Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.
1:4 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar dari pada-Ku.
1:5 Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."
1:6. Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
1:7 Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.
1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
1:9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
1:10 Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,
1:11 dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
1:12. Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem.
1:13 Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus.
1:14 Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
1:15. Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata:
1:16 "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.
1:17 Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini."
1:18 --Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.
1:19 Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah--.
1:20 "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.
1:21 Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami,
1:22 yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya."
1:23 Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias.
1:24 Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini,
1:25 untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."
1:26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.

Yesus mendirikan kerajaan-Nya dan menunjukkan prinsip-prinsip yang akan mengabadikan pertumbuhannya. Dalam merintis jalan melalui kegelapan kepada terang, Kristus memilih para pemimpin yang kelemahannya telah di­tutupi oleh kekuatan-Nya karena mereka bersandar sepenuhnya kepada-Nya. Walaupun dianggap rendah oleh pemimpin agama dan orang-orang berpendi­dikan, namun lebih cemerlang daripada orang-orang Farisi jika dinilai karena keterbukaan, kerendahan hati, ketergantungan, dan kebenarannya. Betapa itu sangat penting bagi kita, apa pun posisi kita di gereja, tunjukkanlah karakter­istik seperti itu. Seiring waktu, mereka yang memiliki pendidikan formal dan status sosial yang tinggi akan menjadi bagian dari gereja.
"Sebagai wakil Kristus, rasul-rasul harus memberikan kesan yang menen­tukan kepada dunia. Kenyataan bahwa mereka adalah orang-orang yang hina tidak akan mengurangkan pengaruh mereka, tetapi menambahkannya; karena pikiran para pendengarnya akan dibawa dari mereka kepada Juruselamat, yang meskipun tidak kelihatan, masih bekerja untuk mereka. Ajaran yang ajaib dari rasul-rasul, perkataan keberanian dan kepercayaan mereka, akan memastikan kepada semua orang yang bahwa bukanlah dalam kuasa sendiri mereka beker­ja, tetapi dalam kuasa Kristus."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 19, 20.
Apakah yang Anda cari dari para pemimpin gereja? Dan mengapa? Apakah tiga hal paling penting yang Anda ingin lihat dalam hidup mere­ka? Bawalah jawaban Anda ke dalam diskusi pada hari Sabat dan ban­dingkanlah jawabannya.

Jumat, 14 Maret
Pendalaman: Bacalah buku Ellen G. White, "Evangelis-evangelis yang Pertama," hlm. 375-387, dan "Khotbah di Atas Bukit," hlm. 317-335, dalam Alfa dan Omega, jld. 5; "Perjalanan Terakhir dari Galilea," hlm. 101-113; da­lam Alfa dan Omega, jld. 6; "Latihan bagi Kedua Belas Murid," hlm. 15-21; "Tugas yang Besar," hlm. 22-29; and "Tujuh Diaken," hlm. 73-81, dalam Alfa dan Omega, jld. 7.
"Di semua ladang pekerjaan Kristus ada jiwa-jiwa yang dibangunkan kepa­da keperluan mereka, lapar serta dahaga akan kebenaran. Waktunya sudah tiba untuk menyampaikan berita kasih-Nya ini kepada setiap orang yang rindu ha­tinya. Untuk keperluan ini murid-murid harus berangkat sebagai wakil-wakil- Nya. Orang-orang percaya hendaknya dituntun supaya mereka menganggap diri mereka sebagai guru-guru yang dipilih oleh Ilahi, dan bila tiba saatnya Juruselamat diangkat dari antara mereka, mereka tidak akan terlantar tanpa pemimpin.
Pada perjalanan keliling yang pertama itu murid-murid hanya pergi ke tem­pat mana Yesus telah pergi sebelumnya, lalu menjalin persahabatan dengan mereka. Persediaan mereka untuk perjalanan itu sangat sederhana. Tidak ada apa-apa yang diizinkan untuk mengacaukan pikiran mereka dari pekerjaan yang besar itu, atau membangkitkan pertengkaran lalu menutup bagi pekerja­an yang selanjutnya."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 378.
Pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.    Dalam kelas, diskusikanlah jawaban untuk pertanyaan terakhir pada pelajaran hari Kamis. Apakah yang dapat Anda pelajari dari jawaban masing-masing?
2.    Bacalah Kisah 6:1-6. Mengapakah kejadian ini menunjukkan salah satu alasan mengapa gereja membutuhkan pemimpin yang baik?
Kisah 6:1-6
6:1. Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.
6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja.
6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,
6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."
6:5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.
6:6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
3.    Pikirkanlah lagi tentang ide itu, keseimbangan antara pengalam­an dan pengetahuan dalam kehidupan Kristen. Apakah mungkin orang yang berbeda memerlukan keseimbangan yang berbeda? Jika demikian, bagaimanakah kita dapat belajar untuk menjadi peka pada perbedaan itu dalam usaha untuk menjadikan murid? Juga, bacalah ayat ini: "Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat" (1 Kor. 1:22). Bagaima­nakah ayat ini menyatakan perbedaan antara pengetahuan dan pengalaman?




No comments:

Post a Comment