PELAJARAN 6 TRIWULAN I 2014

TERIMA KASIH BANYAK KEPADA ROCHESTER INDONESIAN SDA CHURCH-NEW HAMPSHIRE USA YANG TELAH MEMBERIKAN BANTUAN TAHAP I SEBESAR US $800 KEPADA KORBAN BANJIR GMAHK PAAL DUA MANADO YANG TELAH DISERAHKAN LANGSUNG DI HADAPAN JEMAAT KEPADA PARA KORBAN SABAT 25 JANUARI 2014 . KAMI JUGA TELAH MENERIMA & MENYALURKAN BANTUAN TAHAP II SEBESAR US $800  DAN TELAH DISERAHKAN LANGSUNG DI HADAPAN JEMAAT KEPADA KORBAN BANJIR GMAHK PAAL EMPAT PADA SABAT 1 FEBRUARI 2014. KIRANYA TUHAN  MEMBERKATI JEMAAT ROCHESTER INDONESIAN SDA CHURCH DENGAN BERKELIMPAHAN. AMIN. 
Foto-foto di bawah ini adalah penyerahan bantuan di hadapan jemaat GMAHK Tumou Tou Paal Empat pada Sabat 1 Februari 2014. Dapat dilihat batas banjir di gedung gereja yang melebihi tinggi orang dewasa.






Terimakasih banyak kepada Keluarga Manueke-Senduk di Bandung-Indonesia yang telah menyumbangkan Rp. 1.000.000 untuk korban banjir. Laporan penyerahan akan dilaporkan di blog ini pada Pelajaran 7 minggu yang akan datang. Kiranya Tuhan  memberkati Keluarga Manueke-Senduk dengan berkelimpahan. Amin.

Memuridkan Orang Biasa

MATERI INI DALAM BENTUK EBOOK/EPUB UNTUK IPHONE/IPAD/SAMSUNG/ANDROID download di sini
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Luk. 2:21-28; Mat. 15:32-39; Mat. 16:13-17; Luk. 12:6,7; 13:1-5; Yak. 2:1-9.
Ayat Hafalan: "Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, la me­lihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka:'Mari, ikut­lah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.'Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia." {Markus 1:16-18).
Kematian Kristus adalah penyetara yang besar, hal itu menunjukkan bahwa kita semua adalah orang berdosa dan membutuhkan kemurahan Allah. Dalam cahaya salib, hambatan etnis, politik, ekonomi runtuh. Kadang kala, dalam memenangkan jiwa, kita melupakan kebenaran yang pen­ting itu, dan khususnya saat berusaha memenangkan mereka yang dianggap "terhormat" atau "besar" dalam pandangan dunia.
Tidak demikian dengan Kristus, kita melihat ketidakberartian dan keko­songan dari kebesaran dan kehormatan dunia. Faktanya, dalam banyak kasus, orang-orang yang paling sukses—posisi Farisi yang menyenangkan, orang Sa- duki yang kaya, dan kebangsawanan Romawi—yang paling banyak membe­rikan masalah kepada-Nya. Sebaliknya, orang-orang biasa—tukang kayu, ne­layan, petani, ibu rumah tangga, gembala, prajurit, dan pembantu—umumnya mengikuti dan memeluk Dia.
*Pelajarilah pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat. 8 Februari.

Minggu, 2 Februari
Permulaan yang Rendah Hati

Bacalah Lukas 2:21-28; Markus 6:2-4 dan Imamat 12:8. Apakah yang ayat-ayat ini katakan kepada kita tentang tingkat ekonomi kepada ke­lahiran Yesus? Bagaimanakah tingkatan ekonomi ini mempengaruhi pelayanan-Nya?
Lukas 2:21-28;
2:21. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
2:25. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:

Markus 6:2-4
6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."

Imamat 12:8
12:8 Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk menyediakan seekor kambing atau domba, maka haruslah ia mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang seekor sebagai korban bakaran dan yang seekor lagi sebagai korban penghapus dosa, dan imam itu harus mengadakan pendamaian bagi perempuan itu, maka tahirlah ia."

Korban penghapus dosa Yusuf dan Maria dengan jelas menunjukkan latar belakang ekonomi yang miskin. Tradisi ini bermula dari hukum Musa yang dicatat dalam Imamat 12:8, dan hukum itu menuntut untuk membawa domba bagi persembahan ini. Namun, pengecualian yang penuh kasih ini disediakan bagi orang-orang yang miskin.
Tekukur dan merpati dapat digantikan karena keadaan yang rendah. Jadi dari permulaan—dari kelahiran-Nya di palungan hingga kepada persembah­an yang diberikan oleh orangtua-Nya—Yesus digambarkan seperti yang telah diasumsikan, kemanusiaan-Nya dalam keluarga yang miskin dan orang yang biasa. Faktanya, bukti arkeologis juga menunjukkan bahwa Kota Nazaret, di mana Dia menghabiskan masa Kanak-kanak-Nya, sebuah kota yang miskin dan tidak penting. Dan walaupun tukang kayu adalah sebuah pekerjaan yang terhormat, hal itu tidak menempatkan Dia di antara orang-orang elit.
"Orangtua Yesus miskin, dan mereka bergantung kepada pekerjaan berat sehari-hari. la sudah biasa dengan, kemiskinan, penyangkalan diri dan ke­kurangan. Pengalaman ini adalah satu pelindung baginya. Dalam hidup-Nya yang rajin itu tidak ada waktu yang terbuang untuk mengundang pencobaan. Tidak ada saat yang tidak bertujuan membuka jalan bagi pergaulan yang men­cemarkan. la berusaha sedapat-dapatnya untuk menutup pintu bagi penggoda itu. Tiada keuntungan ataupun kesenangan, pernyataan setuju ataupun kecam­an, yang dapat membujuk Dia untuk menyetujui sesuatu yang salah: la sung­guh bijaksana mengamati kejahatan, dan atau kuat melawannya."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 62.
Pencipta dari semua yang ada (lihat Yoh. 1:1-3) menjadi manusia, bukan hanya sebagai manusia, seorang bayi, yang sudah cukup menakjubkan, tetapi melalui rumah tangga yang relatif miskin! Bagaimanakah kita me­nanggapi sesuatu yang begitu luar biasa? Apakah satu-satunya cara un­tuk menanggapinya?


Senin, 3 Februari
Mengubah yang "Umum"
Bacalah Yohanes 2:1-11 dan Matius 15:32-39. Bagaimanakah Yesus menggunakan kerinduan dan kebutuhan sederhana untuk membuat mu­rid dan mengubah kehidupan?
Yohanes 2:1-11
2:1. Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;
2:2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
2:3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."
2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh.
2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.
2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki,
2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.


Matius 15:32-39
15:32 Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
15:33 Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?"
15:34 Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
15:35 Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
15:36 Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.
15:37 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.
15:38 Yang ikut makan ialah empat ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
15:39 Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu pulang. Ia naik perahu dan bertolak ke daerah Magadan.

Orang "biasa" membagikan keinginan fisik, emosi, dan sosial yang alami. Mereka menginginkan makanan fisik, dihargai dan persahabatan. Yesus me­mahami karakteristik ini, menempatkan diri-Nya dalam situasi sosial yang memberikan kesempatan untuk menjangkau orang-orang melalui keinginan- keinginan universal ini.
Yesus telah mengubah air menjadi anggur, atau mengubah nelayan menja­di pengkhotbah (.Markus 1:16-18), Dia spesialis dalam mengubah yang biasa menjadi luar biasa. Para pendengar-Nya sering mempertanyakan mandat pri­badi Yesus (Markus 6:3). Mereka mempertanyakan ketidak adanya peragaan. Karena mereka rindu sesuatu yang luar biasa mereka mengabaikan apa yang mereka anggap biasa dan melakukan hal demikian berpotensi mendapat keru­gian yang kekal.
Yesus sangat sering mencari orang-orang yang dianggap biasa, karena ku­rang mampu memenuhi kebutuhan pribadi, mereka dipersiapkan untuk sepe­nuhnya percaya kepada Allah untuk kesuksesan mereka. Mereka yang terpikat oleh talenta dan kemampuan, dan pencapaian mereka sering tidak membutuh­kan sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka sendiri. Betapa suatu peni­puan yang mengerikan! Banyak orang yang sezaman dengan Kristus memiliki pendidikan akademis, posisi sosial, atau kekayaan pribadi yang tinggi. Namun, nama mereka sudah lama dilupakan. Ingat mereka adalah orang biasa—petani, nelayan, tukang kayu, gembala, tukang keramik, ibu rumah tangga, hamba— yang telah diubah menjadi saksi yang luar biasa bagi Kristus.
Kita semua cenderung untuk terpikat dengan kesuksesan dan keka­yaan yang besar bukan? Seberapa besarkan sikap itu kamu lihat dalam dirimu sendiri? Bagaimanakah Anda dapat belajar untuk menghargai se­mua orang, tanpa peduli, status, ketenaran dan kekayaan mereka?

Selasa, 4 Februari
Panggilan kepada Nelayan yang Cacat
Dalam Perjanjian Baru, Petrus adalah orang yang paling berpengaruh di antara murid-murid. Faktanya, dia berakhir sebagai seorang yang paling ber­pengaruh di dalam sejarah semua manusia. Berbicaralah tentang mengubah "orang biasa" menjadi orang yang luar biasa!
Bacalah ayat-ayat berikut ini. Bagaimanakah ayat-ayat ini dapat me­nolong kita memahami betapa Petrus telah berubah secara radikal, mes­kipun memiliki kesalahan yang luar biasa?
Lukas 5:1-11. Apakah yang dikatakan Petrus di sini yang menunjukkan bahwa ia terbuka pada kebutuhannya bagi Yesus? Mengapakah sifat ini sangat penting untuk kita kembangkan dalam kehidupan kita sendiri?
Lukas 5:1-11
5:1. Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;
5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
5:11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

Matius 16:13-17. Apakah yang ayat ini katakan kepada kita tentang Petrus dan keterbukaannya bagi Roh Kudus?
Matius 16:13-17
16:13. Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.

      Matius 26:75. Apakah yang kita lihat di sini yang memberikan pema­haman tentang Petrus dan bagaimana Allah mampu menggunakan dia?
Matius 26:75
26:75 Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Tidak dapat disangkal, Yesus menggunakan banyak waktu dengan Petrus, dan Petrus memiliki banyak pengalaman yang berkuasa dengan Yesus. Mes­kipun hanya seorang nelayan "biasa" dengan kesalahan yang banyak, dengan menggunakan banyak waktu bersama Yesus, Petrus diubahkan secara radikal —meskipun setelah melakukan banyak kesalahan yang memilukan, termasuk menyangkal Yesus tiga kali, seperti yang telah dikatakan oleh Yesus.
Meskipun banyak hal yang muncul dari cerita Petrus, saat pertama sekali melihat Yesus secara sekilas, dia menyadari kesalahannya sendiri dan meng­akuinya. Jadi, melalui kesabaran dan keuletan, Yesus mampu mengubah tabiat Petrus yang cacat menjadi seorang yang membantu mengubah sejarah.
Mengapakah kita harus sangat berhati-hati dalam membuat pengha­kiman kepada mereka yang kita tidak anggap "dapat diselamatkan?" Mengapakah hal itu sangat mudah dilakukan?
Rabu, 5 Februari
Penilaian Surgawi
Suatu kali seorang evangelis memuji (mungkin membual) kualitas keha­diran kelas atas di seminarnya. (Seseorang mungkin berharap dia sama-sama merayakan kehadiran yang lebih banyak dari "orang biasa.")
Bersama Kristus, tidak ada pembedaan kelas; tidak ada orang biasa, semua­nya adalah istimewa. Tidak mengherankan, Yesus memiliki banyak pendengar dengan pembicaraan yang menggunakan ilustrasi umum dan sederhana. Tidak ada sikap Yesus bahwa ada seseorang yang luput dari perhatian-Nya. Pembuat murid modern harus hati-hati dalam memberikan kesan bahwa ada orang yang diperlakukan lebih tinggi daripada orang lain dalam hal jangkauan keluar.
Bacalah Lukas 12:6, 7; 13:1-5; Matius 6:25-30. Apakah yang diajarkan oleh ayat ini kepada kita tentang nilai setiap orang? Tentu, sangatlah mu­dah bagi kita untuk mengatakan bahwa kita percaya akan hal ini, tetapi dalam cara apakah kita mungkin bersalah menyembunyikan jenis perbe­daan ini yang menghancurkan keuniversalan salib selamanya?
Lukas 12:6,7; 13:1-5;
12:6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah,
12:7 bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
13:1. Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.
13:2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
13:3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
13:4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?
13:5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
Matius 6:25-30
6:25. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Burung yang paling murah di pasar adalah burung pipit. Sepasang dapat dibeli dengan sepeser, yang terkecil, nilainya kurang dari satu koin tembaga. Meskipun demikian, burung pipit yang tidak penting tidak dilupakan di surga.
Apalagi dalam hal ini dengan umat manusia, seorang yang untuknya Ye­sus mati. Kristus mati bagi kita, bukan untuk burung. Salib membuktikan, da­lam cara yang tidak bisa kita pahami, "nilai yang tidak terbatas" (meminjam frasa yang banyak digunakan EUen G. White) dari setiap umat manusia, tanpa memedulikan status dalam hidupnya—sebuah status yang seringkali tidak le­bih dari rekaan manusia yang didasarkan atas konsep dan ciri yang tidak berar­ti di surga, atau bahkan bertentangan dengan prinsip surga itu sendiri.

Ellen G. White telah menuliskan bahwa "Kristus telah mati bagi satu jiwa sehingga orang itu bisa hidup selama-lamanya."—Testimonies for the Churcli, jld. 8, hlm. 73. Satu jiwa! Renungkanlah maksud dari konsep luar biasa ini. Bagaimanakah hal ini seharusnya mempengaruhi cara kita memandang bukan hanya orang lain tetapi diri kita juga?

Kamis, 6 Februari
Sebuah Masyarakat Tanpa Kelas
Mungkin ciri sosial yang paling menarik dari Kekristenan sederhana ada­lah ketidakadaan perbedaan kelas. Tembok pemisah telah hancur di bawah In­jil. Orang-orang biasa menang melalui Kristus. Kristus mengubah yang biasa menjadi luar biasa. Tukang kayu, penagih pajak, tukang batu, ratu, pembantu, imam, orang Yunani, orang Roma, laki-laki, perempuan, orang kaya, dan me­larat, semuanya sama di dalam kerajaan anugerah Allah. Nyatanya, komunitas Kristen harus menjadi "masyarakat yang tanpa kelas."
Apakah yang diajarkan oleh ayat-ayat berikut ini tentang kemanusia­an kita yang umum? Dengan mempertimbangkan latar belakang budaya pada waktu itu dan pribadi penulis Alkitab itu, mengapakah tidak begitu mudah bagi mereka untuk menerima konsep yang penting ini?
Gal. 3:28, 29
3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.

    Yak. 2:1-9
2:1. Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.
2:2 Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,
2:3 dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",
2:4 bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?
2:5 Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
2:6 Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan?
2:7 Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah?
2:8. Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.
2:9 Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.

1 Ptr. 1:17; 2:9
1:17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.

1 Yoh. 3:16-19
3:16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
3:18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,

Bacalah Kisah 2:43-47; 4:32-37. Dalam cara apakah orang Kristen mula-mula mengaplikasikan prinsip menerima orang secara universal? Bagaimanakah pemikiran bahwa Allah mengasihi orang yang biasa, memampukan pengembangan Kekristenan mula-mula? Pada saat yang sama, kita perlu mempertanyakan diri kita, sebaik apakah kita, baik se­cara pribadi maupun secara umum, mengaplikasikan prinsip ini dalam cara kita melayani dunia ini? Apakah hal-hal yang menahan kita untuk berbuat lebih baik dalam bidang yang penting ini?
Kisah 2:43-47; 4:32-37
2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

4:32. Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
4:34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.


Jumat, 7 Februari
Pendalaman: Bacalah buku Ellen G. White, "Pekerjaan Seumur Hidup," hlm. 254, 256, dalam Membina Pendidikan Sejati; dan "Laboring for the Middle Class," hlm. 564-566, dalam buku Evangelism.
"Pada penutupan pekerjaan Injil ini ada ladang luas yang harus dikerjakan; dan lebih daripada sebelumnya, pekerjaan itu memerlukan para pembantu yang berasal dari orang biasa. Baik orang-orang muda maupun mereka yang lebih tua dalam usia akan dipanggil dari ladang, dari kebun anggur, dan dari bengkel, dan akan diutus oleh sang guru untuk memberitakan pengabaran-Nya. Banyak dari antara mereka ini hanya memiliki kesempatan sedikit untuk mem­peroleh pendidikan; tetapi Kristus melihat dalam diri mereka kemampuan-ke­mampuan yang akan menyanggupkan mereka untuk memenuhi maksud-Nya. Jikalau mereka menaruh hati mereka kepada pekerjaan itu, dan terus-menerus menjadi pelajar, Ia akan melayakkan mereka untuk bekerja bagi-Nya."—Ellen G. White, Membina Pendidikan Sejati, hlm. 254.
Pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.    Mengapakah Yesus efektif membuat murid di antara orang bia­sa? Mengapakah pekabaran-Nya tidak segera berterima di antara orang kaya dan orang elit? Bagaimanakah mungkin didikan ke­rendahan hati Yesus memberikan kontribusi bagi keefektifan da­lam menjangkau orang biasa? Seberapa efektifkah Yesus menjang­kau orang menengah jika Ia datang sebagai pangeran atau tuan tanah yang kaya?
2.    Bacalah 1 Korintus 1:26-29 bersama-sama dalam kelas. Apakah intinya? Bacalah dengan teliti ketika Paulus menulis bahwa Al­lah memilih "apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk me­malukan apa yang kuat." Apakah artinya? Bagaimanakah dalam konteks sebagai orang Kristen, kita memahami pemikiran yang menakjubkan ini? Dalam cara apakah ayat-ayat ini menunjukkan betapa memutarbalikkan cara-cara dunia? Bagaimanakah kita da­pat memastikan bahwa diri kita tidak terperangkap dalam cara- cara yang korup ini?
3.    Apakah yang dapat dilakukan oleh KPA kita supaya lebih bersa­habat dengan orang biasa? Bagaimanakah itu bisa mempengaruhi pilihan kita dalam terjemahan Alkitab? Mengapakah para pem­buat murid harus lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang praktis daripada hal-hal teoritis, khususnya saat pertama kali menjangkau orang-orang yang disakiti dan yang membutuhkan pertolongan?

Pratinjau Pelajaran 7 :
Yesus dan Orang Buangan
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Mat. 2l:28-32;Yoh. 8:1-11; Mrk. 5:1- 20; Yoh. 4:5-32; Mat. 9:9-13.
Ayat Hafalan: "Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ:'Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?'"(Yohanes 4:28-29).
Seorang wanita muda—berasal dari latar belakang yang luar biasa menye­dihkan dan mengerikan (yang termasuk dengan dua anak di luar nikah sejak dia berusia 15 tahun)—duduk di penjara, menunggu pengadilan karena telah membunuh seorang pekerja dinas sosial yang datang untuk meng­ambil bayinya dari tangannya, satu-satunya orang yang pernah ia rasakan per­nah mengasihi dia.
Tanpa ibu, bapak, suami, kerabat, atau bahkan teman, dia menghadapi masa depan yang menakutkan sendirian. Melalui kunjungan seorang pendeta, wa­nita yang putus asa ini belajar bahwa—meskipun semua kesalahan, meski­pun keputusasaan dalam situasi ini, dan meski apa pun yang menjulang di cakrawala—Kristus mengasihi dan telah mengampuni dia. Tidak peduli ba­gaimana masyarakat memandang perempuan ini, dia tahu, bagi dirinya, kasih kekal Allah. Orang yang terbuang ini menemukan makna dan tujuan dalam Tuhannya, yang mengasihi dan penerimaannya melampaui norma dan adat is­tiadat masyarakat, bahkan sesuatu yang baik.
* Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 15 Februari.




No comments:

Post a Comment