TERIMAKASIH BANYAK kepada ROCHESTER INDONESIAN SDA CHURCH - New Hampshire-USA yang sudah mempercayakan kami untuk mendistribusikan sumbangan US$ 800 (delapan ratus) bagi keluarga-keluarga yang tertimpa musibah banjir di GMAHK Paal Dua Manado. Laporan pertanggungjawaban dana akan di upload di blog ini juga. KIRANYA BERKAT TUHAN SENANTIASA MELIMPAH BAGI ROCHESTER INDONESIAN SDA CHURCH - New Hampshire-USA. Amin.
Mohon doa untuk MANADO BANGKIT. Informasi lebih lanjut hubungi kami di +628982736686 (Lanny).
Sabat Petang
Bacalah
untuk Pelajaran Pekan ini: Mzm. 127:3-5; UI. 6:6, 7; Luk. 2:40-52; Mat. 18:1-6, 10-14;Mrk. 10:13-16.
Ayat Hafalan: "Lalu mereka berkata kepada-Nya:'Engkau dengar apa yang dikatakan
anak-anak ini?'Kata Yesus kepada mereka:'Aku dengar; belum pernahkah kamu
baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan
puji-pujian?"'(Matius21:16).
Dalam kerinduan kita untuk menginjil di dunia ini dan menjadikan semua
bangsa menjadi murid, kita jangan melupakan semua jenis kelompok
manusia—anak-anak.
Penelitian Kristen sehubungan dengan anak-anak dan orang muda berbeda
dalam banyak hal. Namun, secara lintas denominasi, satu hal kelihatannya
konsisten: Mayoritas orang-orang Kristen berkomitmen untuk mengikut Yesus
adalah pada saat mereka relatif masih muda. Lebih sedikit yang bertobat dari
kelompok usia yang lebih tua. Banyak gereja kelihatannya kehilangan fakta
penting ini dalam perencanaan penginjilan mereka, mengarahkan proporsi yang
lebih besar sumber daya mereka kepada kelompok orang dewasa. Murid- murid Yesus
mula-mula kelihatannya juga meremehkan nilai pelayanan anak- anak. Yesus
menolak sikap ini dan memberikan ruangan untuk anak-anak, bahkan memberikan
prioritas kepada mereka.
Oleh karena itu
kita harus melakukan hal yang sama.
*Pelajari pelajaran pekan ini
sebagai persiapan untuk Sabat, 25 Januari
Minggu 19 Januari
Keuntungan Anak-anak Ibrani
Anak-anak Ibrani menikmati perlakukan yang istimewa
jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa kuno yang ada di sekitar mereka.
Pengorbanan anak- anak sebagai hal yang menyenangkan ilah telah diterima oleh
banyak budaya. Dengan kata lain nilai anak-anak sering sekali diukur dengan
keuntungan ekonomi bagi masyarakat. Produktivitas pekerjaan, tidak dinilai
dengan pantas, membatasi hubungan mereka dengan dunia orang dewasa. Hal ini
sangat menyakitkan untuk dikatakan, tetapi beberapa sikap ini, teristimewa saat
itu berhubungan dengan nilai ekonomi, ditemukan bahkan dalam zaman sekarang
ini. Sesungguhnya, hari kemurkaan itu akan tiba.
Terbukti kemurtadan Israel mempengaruhi populasi anak-anak. Kesenangan
Manasye dengan sihir dan agama bangsa lain menyebabkan dia mengorbankan
anak-anaknya (2 Taw. J3. ^).Namun, pemerintahan Manasye adalah pengecualian
dan bukan peraturan; di bawah kepemimpinan yang lebih rohani, bangsa Israel
sangat dihargai oleh keturunan mereka.
Bacalah Mzm. 127:3-5; 128:3-6;
Yer.7:31; Ul. 6:6,7. Apakah vang disarankan oleh ayat ini tentang perkiraan
Allah tentang anak-anak? Bagaimanakah mungkin pemahaman yang tepat akan
Alkitab mempengaruhi hubungan kita dengan anak-anak?
Mzm. 127:3-5;
127:3 Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN,
dan buah kandungan adalah suatu upah.
127:4 Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak
pada masa muda.
127:5 Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan
semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan
musuh-musuh di pintu gerbang.
128:3-6;
128:3 Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam
rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!
128:4 Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut
akan TUHAN.
128:5 Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat
kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,
128:6 dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!
Yer.7:31;
7:31 Mereka telah mendirikan bukit pengorbanan yang bernama Tofet di Lembah
Ben-Hinom untuk membakar anak-anaknya lelaki dan perempuan, suatu hal yang
tidak pernah Kuperintahkan dan yang tidak pernah timbul dalam hati-Ku.
Ul. 6:6,7
6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan,
6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
Pendidikan, hak kesulungan, dan banyak praktik
budaya lainnya dengan jelas menunjukkan bagaimana anak-anak sangat bernilai
pada kebudayaan Ibrani kuno. Tidak mengejutkan, Kristus memperluas posisi
anak-anak yang sebenarnya sudah terangkat, jika dibandingkan dengan budaya di
sekitarnya, kepada dimensi yang baru. Bagaimanapun juga, anak-anak adalah
manusia, dan Kristus mati bagi setiap orang, berapa pun usia mereka—poin yang
tidak boleh kita lupakan.
Adalah sulit
untuk percaya bahwa ada orang dewasa yang sangat korup, sangat jahat, sangat
hina saat mereka menyakiti anak-anak, kadang-kadang bahkan anak mereka sendiri.
Bagaimanakah kita dapat, dalam situasi apa pun kita berada, melakukan segala
sesuatu untuk mencintai, melindungi dan merawat anak-anak dalam ruang lingkup
pengaruh kita?
Senin, 20
Januari
Masa
Kanak-kanak Yesus
Apakah Yesus melewati masa kanak-kanak, jika hadir
sebagai seorang yang sudah dewasa di planet Bumi ini, pertanyaan yang serius
mungkin akan muncul sehubungan dengan kesanggupan-Nya untuk mengenali
kanak-kanak. Kristus, bagaimana pun juga, berkembang sebagai seorang anak,
tidak melewatkan satu pun tahap-tahap perkembangan yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan kedewasaan. Dia memahami pencobaan di masa remaja. Dia mengalami
kelemahan dan ketidakamanan masa kanak-kanak. Yesus melewati semua tantangan
yang pada zaman-Nya dihadapi oleh semua kanak-kanak. Pengalamannya pada masa
kanak-kanak adalah cara penting lainnya bahwa Juruselamat kita telah menyatakan
kemanusiaannya yang sejati.
Bacalah Lukas 2:40-52. Apakah yang diajarkan di
sini tentang masa kanak-kanak Yesus?
Lukas 2:40-52
2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih
karunia Allah ada pada-Nya.
2:41. Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya
Paskah.
2:42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke
Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
2:43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang,
tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
2:44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang
seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari
Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
2:45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem
sambil terus mencari Dia.
2:46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang
duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada mereka.
2:47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya
dan segala jawab yang diberikan-Nya.
2:48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata
ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap
kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
2:49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu
tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
2:50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup
dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya,
dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
"Bagi bangsa Yahudi tahun kedua belas ialah
garis pemisah antara masa kanak-kanak dan masa muda. Setelah meningkat ke
dalam usia ini seorang anak muda Ibrani disebut anak hukum, dan juga anak
Allah. Ia diberi kesempatan istimewa untuk pelajaran agama, dan diharapkan
untuk mengikuti berbagai pesta dan upacara keagamaan. Sesuai dengan kebiasaan
inilah Yesus pada masa muda-Nya mengadakan kunjungan Paskah ke
Yerusalem"—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 67.
Menurut catatan tersebut, Yesus memperoleh
kebijaksanaan. Allah menganugerahkan kasih karunia kepada-Nya. Dimulai pada
saat Yesus pertemuan di Kaabah selama Paskah, kita dapat melihat Yesus memiliki
kebijaksaan yang dalam pada Alkitab. Para Rabbi sangat terkesan dengan
pertanyaan dan jawaban Yesus.
Allah dengan pasti menggunakan pengalaman masa kanak-kanak untuk membentuk
tabiat yang tidak bercacat. Mungkin disiplin Belajar keahlian tukang kayu,
perhatian dari orangtua yang khusus, belajar Alkitab secara rutin, dan
interaksi-Nya dengan penduduk Kota Nazaret membentuk dasar awal per-
tumbuhan-Nya. Pada akhirnya, bagaimanapun luar biasanya Yesus, Dia tetap,
sebagaimana orang lain, adalah seorang anak.
"Yesus tidak memperoleh
pendidikan di sekolah rumah sembahyang. Ibu-Nyalah guru-Nya manusia yang
pertama. Dari bibir ibu-Nya dan surat gulungan nabi-nabi ia mempelajari
hal-hal semawi. Justru sabda yang difirmankan-Nya sendiri untuk bani Israel,
kini diajarkan kepada-Nya di pangkuan ibu-Nya."—Ellen G.
White, Alfa dan Omega, jld. 5 hlm. 60. Pikirkanlah implikasi yang luar
biasa dari kata-kata tersebut. Apakah yang diajarkan kepada kita tentang
kemanusiaan Kristus?
Selasa, 21
Januari
Menyembuhkan Anak-anak
Bacalah ayat-ayat berikut ini: Matius 9:18-26;
Markus 7:24-30; Lukas 9:27-43; Yohanes 4:46-54. Anak siapakah yang dipulihkan
dalam cerita ini? Bagaimanakah latar belakang anak-anak ini bisa mirip?
Perbedaan apa yang mungkin kamu temukan? Pelajaran apakah yang dapat kita pe-
lajari dari ayat-ayat ini yang dapat menolong kita pada sekarang ini?
Matius 9:18-26;
9:18. Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang
kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan
baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka
ia akan hidup."
9:19 Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan
murid-murid-Nya.
9:20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya
menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai
jubah-Nya.
9:21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku
akan sembuh."
9:22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata:
"Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau."
Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
9:23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat
peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut,
9:24 berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi
tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.
9:25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak
itu, lalu bangkitlah anak itu.
9:26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.
Markus 7:24-30;
7:24. Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke
sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi
kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.
7:25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera
mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.
7:26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada
Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.
7:27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu,
sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing."
7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang
di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu,
pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring
di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Lukas 9:27-43;
9:27 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini
ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah."
9:28. Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa
Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya
menjadi putih berkilau-kilauan.
9:30 Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
9:31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan
kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
9:32 Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika
mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang
berdiri di dekat-Nya itu.
9:33 Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata
kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah
kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu
untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.
9:34 Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan
ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka.
9:35 Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata:
"Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."
9:36 Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan
murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan
kepada siapapun apa yang telah mereka lihat itu.
9:37. Pada keesokan harinya ketika mereka turun dari gunung itu, datanglah
orang banyak berbondong-bondong menemui Yesus.
9:38 Seorang dari orang banyak itu berseru, katanya: "Guru, aku
memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah satu-satunya anakku.
9:39 Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh itu
menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja
menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya.
9:40 Dan aku telah meminta kepada murid-murid-Mu supaya mereka mengusir roh
itu, tetapi mereka tidak dapat."
9:41 Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang
sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap
kamu? Bawa anakmu itu kemari!"
9:42 Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke
tanah dan menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan
keras dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya.
9:43. Maka takjublah semua orang itu karena kebesaran Allah. (9-43b) Ketika
semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya:
Yohanes 4:46-54
4:46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air
menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang
sakit.
4:47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea,
pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya,
sebab anaknya itu hampir mati.
4:48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan
mujizat, kamu tidak percaya."
4:49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum
anakku mati."
4:50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu
percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
4:51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya
dengan kabar, bahwa anaknya hidup.
4:52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab
mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."
4:53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata
kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu iapun percaya, ia dan seluruh
keluarganya.
4:54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea
ke Galilea.
Dalam semua cerita ini, satu kesamaan yang luar
biasa adalah, dalam setiap kasus, orangtua yang putus asa datang kepada Yesus,
mencari bantuan untuk anak itu. Mengapakah orangtua tidak dapat dihubungkan?
Apakah orangtua tidak merasakan sakit, kesedihan, ketakutan, dan kengerian yang
tiba-tiba saat anak-anak sakit, atau bahkan sekarat? Semua yang telah
mengalaminya, tidak ada yang lebih buruk.
Sekalipun Yesus sendiri tidak pernah menjadi
orangtua, Dia cukup dekat dengan mereka dalam kemanusiaan-Nya saat Dia
menyembuhkan anak mereka. Dalam setiap kasus kesembuhan selalu ada. Dia tidak
pernah menolak seseorang. Jadi, kasih-Nya bukan hanya kepada para orangtua
tetapi juga dengan sangat jelas bagi anak-anak.
Tentu, hal ini menuntun kepada sebuah pertanyaan
sehubungan dengan kasus saat orangtua yang berdoa dan memohon kepada Yesus
dan, namun, anak mereka tidak disembuhkan. Mungkin di sana, tidak ada
pengalaman yang lebih menyedihkan daripada mengubur anak-anak. Kematian
seharusnya bagi generasi yang lebih tua. Urutan yang tidak alamiah saat
orangtua berkabung atas kematian anak mereka membuat hati memberontak. Hampir
di semua penguburan yang seperti ini orangtua bertanya: "Bukankah
seharusnya saya?"
Perkabungan atas kematian fisik dan melihat kerusakan spiritual mungkin
sama-sama menyakitkan. Berapa banyak orangtua yang menderita karena anak-anak
mereka dikuasai oleh kecanduan obat, pornografi, atau ketidakpedulian masa
remaja? Apa pun penderitaan, kita harus belajar untuk percaya kepada Tuhan dan
pada kebaikan dan kasih-Nya, walaupun ketika sesuatu itu tidak bahagia, seperti
yang terjadi dalam cerita yang terdaftar di atas. E.G. White, seorang nabi,
menguburkan dua anak. Dunia kita adalah tempat yang buruk; Allah kita,
bagaimanapun adalah Allah yang kasih, dhn kebenaran itulah yang harus kita
pegang, tidak peduli apa pun.
Rabu, 22
Januari
Sebuah
Peringatan yang Menakutkan
Analisalah
ayat-ayat berikut: Matius 11:25, 26; 18:1-6; 10:4. Kebenaran apakah, bukan
hanya tentang anak-anak tetapi iman secara umum, yang dapat kita pelajari dari
cerita-cerita itu? Pikirkan tentang bagaimana kerasnya peringatan Yesus di
sana. Mengapakah kita harus gemetar karenanya?
Dalam diri anak-anak terdapat kemurnian yang unik di mana Yesus sering
menggunakannya untuk mengilustrasikan kerajaan-Nya. Ketulusan, kerendahan hati,
ketergantungan, dan kepolosan mereka mencakup inti dari kehidupan Kristen.
Betapa kerendahan hati dan kepercayaan kita harus selalu menghidupkan iman
kita.
Para pembuat murid modern butuhkan untuk mempelajari pelajaran yang lain:
Anak-anak tidak pernah butuh meninggalkan ketergantungan mereka di belakang.
Jika dididik dengan benar, anak-anak bisa membawa kepercayaan mereka hingga
dewasa. Pastinya, sebagai seorang anak akan bertumbuh dewasa dan menjadi tua,
mereka akan bertanya banyak hal, mereka akan bergumul dan ragu-ragu dan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab, sebagaimana kita semua juga. Tetapi
iman seperti anak-anak tidak pernah ketinggalan zaman. Sebagai orangtua, atau
orang dewasa secara umum, kita harus melakukan semua yang kita bisa lakukan
untuk menanamkan dalam pengetahuan anak- anak tentang Allah dan kasih-Nya, dan
tidak ada yang dapat dilakukan lebih dari dengan menyatakan kasih kepada mereka
melalui kehidupan kita, kebaikan kita, kasih sayang kita, dan pemeliharaan
kita. Kita dapat mengkhotbahkan apa yang kita inginkan; pada akhirnya,
sebagaimana juga kepada orang dewasa, cara terbaik untuk memuridkan anak-anak
adalah dengan menghidupkan kasih Allah dalam hidup kita di hadapan mereka.
Saat kedinginan, ketakutan, dan mengalami tindakan yang semena-mena,
tindakan kriminal terhadap anak-anak—teristimewa selama kegiatan yang disponsori
oleh gereja—dapat menghancurkan kepercayaan seorang anak terhadap gereja dan,
biasanya juga, tentang Allah dalam gereja tersebut. Hukuman apa yang sedang
menunggu orang-orang yang melakukan tindakan tersebut dan orang-orang yang
melindungi pelakunya. Kristus dan pekabaran-Nya membangkitkan kepercayaan dan
keyakinan. Bagaimana beranikah organisasi manusia berkompromi pada iman
anak-anak melalui kurangnya kewaspadaan?
Apakah yang dilakukan oleh gerejamu, bukan hanya
untuk memelihara anak-anak tetapi memastikan terlindungi dalam segala cara
yang memungkinkan? Pikirkanlah apakah artinya saat Yesus berkata
"malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di
surga" (Mat. 18:10). Mengapakah
hal itu seharusnya membuat gemetar setiap orang yang menyakiti anak-anak?
Kamis, 23 Januari
Membiarkan Anak-anak Kecil
Bacalah Markus 10:13-16.
Bagaimanakah penerimaan Kristus kepada anak-anak mempermudah penerimaan mereka
kepada-Nya? Bagaimanakah seharusnya teguran-Nya kepada murid-murid-Nya harus
dipahami? Apakah yang harus kita ambil dari cerita ini bagi diri kita sendiri
dan bagaimanakah kita menghubungkannya kepada anak-anak?
Markus 10:13-16
10:13. Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah
mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
10:14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka:
"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka,
sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
10:15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut
Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke
dalamnya."
10:16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas
mereka Ia memberkati mereka.
Tentunya murid-murid Kristus bermaksud baik,
walaupun mereka tidak menyadarinya. Mereka berusaha untuk melindungi waktu-Nya
yang berharga, menjaga tenaga-Nya untuk hal-hal yang lebih "penting."
Betapa mereka sangat salah mengerti apa yang Yesus inginkan mereka ketahui.
Bayangkanlah diabaikan oleh orang-orang dewasa yang
galak hanya untuk dapat dipeluk dengan pribadi yang penuh kasih dan peduli
yaitu Yesus. Tidak heran mereka memeluk Dia. Dalam cerita ini, bagi kita telah
ditinggalkan satu contoh yang tidak ternilai sehubungan dengan cara-cara
perlakuan yang seharusnya didapatkan oleh anak-anak dari mereka yang memiliki
profesi pembuat pemuridan.
"Pada anak-anak yang dibawa untuk berhubungan dengan Dia, Yesus melihat
pria dan wanita yang harus menjadi ahli waris anugerah-Nya dan rakyat
kerajaan-Nya, dan beberapa di antara mereka akan mati syahid karena nama- Nya.
Ia mengetahui bahwa anak-anak ini mau mendengarkan Dia sebagai Penebus mereka
jauh lebih rela daripada orang dewasa, yang kebanyakan daripadanya
berpengalaman dan perkara-perkara duniawi, dan bengis. Dalam pengajaran-Nya Ia
turun ke derajat hidup mereka. Ia Yang Mahamulia di surga, tidak memandang
rendah untuk menjawab pertanyaan mereka, serta menyederhanakan
pelajaran-pelajaran-Nya yang penting untuk memenuhi pengertian mereka yang
masih kanak-kanak. Ia menanamkan benih kebenaran dalam pemikiran mereka, yang
bertahun-tahun kemudian akan bersemi, dan berbuah sampai kepada hidup
kekal."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 131.
Seberapa seringkah kita menemukan orangtua yang
begitu menderita dengan begitu menyakitkan, gejolak yang begitu besar, sakit
hati yang begitu besar karena hal-hal yang terjadi pada masa anak-anak mereka?
Apakah yang sedang dikatakan kepada kita betapa harus lembut, hati- hati, penuh
doa dan penuh kasih kita memperlakukan anak-anak?
Jumat, 24
Januari
Pendalaman: Bacalah buku
Ellen G. White, "Memberkati Anak-anak," hlm. 129-134; "Bait Suci
Dibersihkan Lagi," hlm. 213-1214, dalam Alfa dan Omega, jld. 6.
"Baptism," hlm. 93-95, dalam Testimonies for the Church,]ld. 6;
"Pengajaran Alkitab dan Mempelajarinya," hlm. 171,172 dalam
Membina Pendidikan Sejati.
"Memang benar anak-anak paling mudah
terpengaruh dengan ajaran Injil, hati mereka terbuka terhadap pengaruh Ilahi,
dan paling kuat mengingat ajaran yang diterima. Anak-anak kecil dapat menjadi
orang Kristen, mendapat pengalaman sesuai dengan usia mereka. Mereka perlu dididik
dalam perkara rohani, orangtua harus memberi mereka kesempatan, agar mereka
membentuk tabiat yang serupa dengan tabiat Kristus."
"Ibu dan bapa harus memandang pada anak-anak
mereka sebagai anggota- anggota keluarga Tuhan yang lebih muda, menyerahkan
mereka untuk dididik bagi surga. Pelajaran yang kita sendiri pelajari dari
Kristus harus kita berikan kepada anak-anak kita, karena pikiran yang masih
muda dapat menerimanya, membuka sedikit demi sedikit bagi mereka keindahan
prinsip-prinsip surga."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6,
hlm. 131, 132.
Pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Mengapakah kamu berpikir bahwa adalah benar lebih banyak orang yang
menerima Kristus pada usia muda daripada saat mereka lebih tua? Orang skeptis
mungkin mengatakan bahwa itu adalah karena mereka terlalu naif dan bodoh untuk
menyadari kekonyolan yang mereka lakukan. Dengan kata lain, apalah itu dapat
terjadi karena mereka belum begitu dikeraskan dan tercemar dengan sikap sinis
dan skeptis dari orang dewasa? Artinya, kepolosan dan keterbukaan membuat
mereka lebih peka terhadap bisikan Roh Kudus. Diskusikan!
2. Bagaimanakah gereja sekarang ini diorganisasi supaya lebih menjadi seperti
Kristus dalam memperhatikan anak-anak? Apakah yang dapat dilakukan oleh setiap
anggota jemaat supaya lebih ramah terhadap orang muda yang mungkin sedang
bereksperimen dalam hal pakaian yang aneh, selera musik yang tidak biasa, dan
kadang kala tingkah laku yang aneh? Bagaimanakah gereja dapat menjadi lebih
bersemangat sehingga menarik orang muda supaya aktif?
3. Langkah apakah yang dapat diambil oleh anggota jemaat untuk mempersiapkan
diri mereka untuk menanggapi orang-orang muda yang rindu untuk dibaptis dan
berjanji untuk mengubah hidup dalam Kristus?
4. Pikirkanlah lebih dalam tentang sifat-sifat anak yang membuat Yesus
mengatakan "jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini,
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga." (Mat. 18:3). Apakah arti
ayat ini? Pada saat yang sama, apakah yang bukan maksudnya?
Pratinjau Pelajaran 5
Memuridkan Orang Sakit
Sabat Petang
Bacalah
untuk Pelajaran Pekan ini:
Yes. 53:4, Mat. 8:17; Mrk. 2:1-12; Flp. 4:4-9; 1 Yoh. 3:20-22; Yoh. 11:37-44.
Ayat Hafalan: " Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa
orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain,
lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan la menyembuhkan mereka semuanya.
Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang
sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah
Israel."(Matius 15:30,31).
Selama pelayanan-Nya
Yesus membaktikan lebih banyak waktu untuk menyembuhkan orang sakit
dibandingkan dengan berkhotbah. Mukjizat-mukjizat-Nya menyaksikan tentang kebenaran
perkataan-Nya, bahwa Ia datang bukan untuk membinasakan tetapi untuk menyelamatkan.
Ke mana saja Ia pergi, kabar baik tentang rahmat-Nya mendahului Dia. Di mana
saja pernah Ia kunjungi, orang-orang yang telah mendapat pertolongan- Nya
bersukacita karena kesehatan yang sudah pulih, dan mereka memanfaatkan kuasa
yang baru saja mereka dapatkan. Orang banyak mengerumuni mereka untuk
mendengar langsung dari bibir mereka pekerjaan yang Tuhan telah lakukan.
Suara-Nya adalah bunyi pertama yang banyak orang pernah dengarkan, nama-Nya
adalah kata pertama yang pernah mereka ucapkan, wajah-Nya adalah yang pertama
mereka pandang. Mengapa mereka tidak boleh mengasihi Yesus dan mengumandangkan
pujian-Nya? Pada saat Dia melewati kota- kota kecil dan besar, Ia ibarat arus
penting yang menyebarkan kehidupan dan kesukaan."—Ellen G. White,
Membina Keluarga Sehat, hlm. 15.
* Pelajari
pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 1 Februari
No comments:
Post a Comment