Pelajaran 8 Triwulan IV 2013

Materi ini dalam bentuk ebook/epub untuk Ipad, Iphone, Samsung dan Android download di sini

Kristus, Imam Kita
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan ini: Mzm. 110:1-5; Kej. 14:18-20; Ibr. 7:1- 3;Rm. 8:31-34:1 Tim. 2:4-6;Ibr. 8:6;lbr. 2:17, 18; Ibr. 3:6; Ibr. 10:1-14.
AYAT HAFALAN: "Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mem­punyai Imam Besar yang demikian,yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia." (Ibrani 8:1, 2).
            Sesudah kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Bait Suci surgawi, Kristus memasuki suatu tahap baru dalam rencana Penebusan (Ibr. 2:17). De­ngan dipenuhinya syarat utama yaitu pengorbanan-Nya, Ia pun dilantik menjadi imam, dan memulaikan pelayanan keimamatan-Nya, supaya sekarang melalui pengorbanan-Nya yang sempurna itu Ia mengantarai mereka yang, oleh iman, dilindungi oleh darah-Nya. Pelayanan keimamatan-Nya terdiri dari dua tahap, kedua-duanya ditunjukkan dalam Bait Suci di dunia; pelayanan harian dan Hari Pendamaian tahunan.
Pekan ini kita akan pelajari pekerjaan Yesus selama pelayanan harian-Nya dan beberapa cabang praktis pekerjaan-Nya bagi kita. Sesungguhnya, kita dapat menarik penghiburan besar karena mengetahui bahwa Yesus sekarang berdiri di hadapan Allah, melayani jasa pengorbanan-Nya demi kita. Pekabaran Bait Suci menawarkan pengharapan dan dorongan-dorongan bahkan bagi pengikut-pengikut-Nya yang terlemah.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 23 November

Minggu 17 November
IMAM BESAR KITA
Kitab dalam Perjanjian Baru yang paling banyak berbicara tentang Kristus sebagai Imam adalah kitab Ibrani. Kekuatan Perjanjian Lama bagi kitab Ibra­ni terdiri dari dua ayat yang dikutip dari Mazmur 110. Ayat 1 digunakan untuk menguatkan bahwa Kristus ditinggikan di atas segala sesuatu karena Ia duduk di tangan kanan Allah. Hal ini menjadi tema berulang dalam Ibrani, kitab yang menekankan Keallahan dan Kemesiasan Yesus (lbr. 1:3; 4:14; 7:26, 8:1; 12:2). Mazmur 110:4 digunakan untuk menunjukkan bahwa keimamatan Kristus telah ditunjukkan lebih dahulu oleh Melkisedek (lbr. 5:6).
Dalam cara apakah Kristus memenuhi keimamatan Ilahi yang dijan­jikan menurut peraturan Melkisedek? Bandingkan Kej. 14:18-20; Mzm. 110:4; dan lbr. 7:1-3.
Kej. 14:18-20;
14:18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi.
14:19 Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,
14:20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.
Mzm. 110:4;  
110:4 TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek."
lbr. 7:1-3
7:1. Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.
7:2 Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
7:3 Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.

Alkitab tidak memberikan banyak informasi tentang Melkisedek. Tetapi, apa yang dinyatakan menunjukkan kesamaan yang luar biasa dengan Yesus. Melkisedek adalah raja kota Salem (Salem artinya "damai," maka ia adalah "Raja Damai").
Melkisedek artinya "Raja Kebenaran," yang menggambarkan tabiatnya. Ia terpisah dari sejarah, karena garis keturunannya tidak diberikan; kelahiran dan kematiannya tidak disebut; sehingga, seakan-akan ia tidak berawal dan tidak berakhir; dan ia adalah "imam Allah Yang Mahatinggi." Keimamatan Melkise­dek lebih unggul dari pada keimamatan Lewi, karena melalui Abraham, Lewi memberikan persepuluhan kepada Melkisedek (Ibr. 7:4-10). Maka Melkise­dek, adalah lambang Kristus.
Tetapi Kristus masih lebih lagi. Harun adalah imam besar pertama di Israel. Ibrani 5:1-4 menggambarkan jabatan Imam Besar Harun yang ideal: Ditunjuk secara Ilahi, mewakili manusia, pengantara di hadapan Allah, berbelas kasihan, dan mempersembahkan korban bagi umat dan bagi dirinya.
Kitab Ibrani melukiskan Kristus sebagai Imam Besar yang baru. Ia lebih tinggi daripada Harun sendiri; Ia bukan hanya sekadar memenuhi syarat-syarat keimamatan Harun, Ia juga meningkatkannya. Yesus tidak berdosa, sepenuh­nya taat, dan tidak perlu membawa korban bagi dirinya. Sebaliknya, Ia sendiri adalah korban itu—korban yang paling sempurna.
Yesus menggenapi baik keimamatan Harun maupun keimamatan Melkisedek dan dalam cara yang lebih baik dari pada mereka, atau dari keimamatan yang pernah ada. Kedua lambang atau bayangan itu bertemu dalam diri Kristus.

Senin 18 November
PENGANTARA DAN PEMBELA
Bacalah Roma 8:31-34. Pengharapan besar dan janji apakah yang di­tawarkan bagi kita di sini?
Roma 8:31-34
8:31. Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
8:33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
8:34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Latar belakang ayat-ayat 31-34 adalah suatu pemandangan ruang pengadilan di mana kita harus menggambarkan diri kita sedang diadili. Pertanyaan-pertanyaan disampaikan: Siapakah lawan kita? Siapakah yang akan menuduh kita? Siapa yang mempersalahkan kita? Situasi seperti itu dapat dengan mudah membuat orang berkeringat dingin. Akhirnya, tidakkah kita benar-benar sadar akan ketidaksempurnaan dan keberdosaan kita sebagai manusia?
Namun demikian, kita tidak perlu takut. Janji bahwa tak satu pun dan tak seorang pun dapat memisahkan kita dari kasih Allah berpusat pada beberapa poin penting: Allah ada di pihak kita (ayat 31), Allah menyerahkan Anak-Nya bagi kita (ayat 32), Allah memberikan kepada kita segala sesuatu dengan cuma-cuma (ayat 33). Yesus Kristus berada di pihak kita. Yesus adalah jawaban un­tuk semua ketakutan akan penghukuman, karena Ia mati, dibangkitkan, dan se­karang tetap terus membela kita di dalam Bait Suci Surgawi di sebelah kanan Allah (ayat 34).
Jika seseorang bertindak begitu jauh sampai rela mati bagi kita, maka kita harus merasa yakin pada kasih-Nya. Jaminan yang dinyatakan dalam Roma 8:31-39 sebenarnya mengatakan pada kita tentang sifat Allah yang kita perca­yai. Jika kita mengerti bahwa Allah sangat mengasihi kita sehingga tak ada yang dapat merintangi tujuan-Nya bagi kita (ayat-ayat 35-39), maka ruang penga­dilan surga menjadi suatu istana sukacita dan sorak kemenangan.
Kebenaran ini bahkan menjadi lebih jelas dalam 1 Yoh. 2:1, 2.Kata Yunani parakletos merujuk kepada seorang asisten hukum atau pengacara seseorang yang tampil untuk orang lain sebagai "perantara," Yesus adalah Pengacara kita, dan Dia membela kita karena jika tidak, maka kita tidak akan memiliki peng­harapan.
Pengantara kita adalah "benar," yang memberikan kepastian kepada kita bahwa Bapa akan mendengarkan permohonan Kristus, karena Kristus tak dapat berbuat apa pun yang akan ditolak oleh Bapa-Nya yang benar. Kristus mengantarai bagi orang-orang yang telah berdosa, dengan mengajukan diri-Nya send­iri—Seorang yang tidak pernah berdosa—sebagai Orang Benar yang berdiri menggantikan mereka.
Bagaimanakah Anda dapat mengalami dengan lebih baik kebenaran yang ajaib ini sehingga tak satu pun yang dapat memisahkan Anda dari kasih Allah? Bagaimanakah Anda dapat menggunakan jaminan ini sebagai motivasi Anda untuk hidup seperti yang dikehendaki Allah, yang mungkin saja bertentangan dengan hidup Anda sekarang ini?

Selasa 19 November
PENGANTARA
"Yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan mempero­leh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu Esa dan Esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kris­tus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.(1 Tim. 2:4-6). Ba­gaimanakah ayat-ayat ini membantu kita mengerti apa saja yang Kristus sedang lakukan bagi kita di surga?
Kristus disebut sebagai seorang Pengantara antara Allah dan manusia. Tidak ada orang lain karena, sesungguhnya, tidak memerlukan orang lain lagi. Melalui kedudukan Kristus sebagai Pengantara, keselamatan dan pengetahuan tentang kebenaran telah tersedia untuk semua orang (1 Tim. 2:4). Pertanyaan penting bagi kita semua adalah apakah kita mau atau tidak mau mengambil manfaat dari apa yang telah Kristus tawarkan pada masing-masing kita, tanpa menghi­raukan status, ras, tabiat, atau perbuatan masa lalu kita.
"Pengantara" adalah istilah dari dunia dagang dan hukum bangsa Yuna­ni kuno. Istilah itu menggambarkan seseorang yang sedang bernegosiasi atau bertindak sebagai penengah antara dua pihak supaya menghilangkan perseli­sihan atau supaya mencapai tujuan bersama agar membuka suatu kontrak atau perjanjian.
Dalam kitab Ibrani, Kristus sebagai Pengantara dikaitkan dengan perjanjian yang baru (Ibr. 8:6, 9:15, 12:24). Ia telah mengadakan pendamaian. Walaupun dosa telah merusak persekutuan erat antara manusia dengan Allah dan akan membawa kepada kebinasaan umat manusia, Kristus datang dan memulihkan hubungan itu. Inilah pendamaian itu. Hanya Dialah penyambung antara Allah dan manusia, dan melalui penyambung ini kita menikmati suatu hubungan per­janjian sepenuhnya dengan Tuhan.
Rujukan Paulus kepada-Nya sebagai "manusia Kristus Yesus" menyatakan kualitas unik-Nya sebagai seorang manusiawi dan seorang Ilahi (1 Tim. 2:5). Ke­selamatan dan pengantaraan berjangkar tepat di dalam kemanusiaan Yesus dan persembahan diri sukarela-Nya. Sebagai Allah dan juga manusia, Yesus sanggup menghubungkan surga dan bumi dengan ikatan yang tak dapat terputuskan.
"Yesus Kristus datang supaya Ia dapat menghubungkan manusia yang ter­batas dengan Allah yang tak terbatas, dan menghubungkan dunia yang telah diceraikan dari surga oleh dosa dan pelanggaran."—Ellen G. White, Sermons and Talks, jld. 1, hlm. 253.
Pikirkan: Ada seorang manusia di surga sekarang, mengantarai demi Anda. Apakah yang hal ini katakan padamu tentang pentingnya Anda di mata Allah? Bagaimanakah seharusnya dampak dari kebenaran ini ter­hadap bagaimana cara Anda hidup dan bagaimana Anda memperlaku­kan orang lain?

Rabu 20 November
IMAM BESAR AGUNG

Apakah yang dinyatakan oleh ayat-ayat berikut ini tentang pelayanan Kristus sebagai Imam Besar? Ibr. 2:17, 18; 3:6; 4:14, 15; 7:24-28; 8:1-3.

2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

3:6 tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

7:24 Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.
7:25 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
7:26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
7:27 yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
7:28 Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya.

8:1. Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
8:2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.
8:3 Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.


Yesus adalah "Imam Besar Agung"' (Ibr. 4:14).Ia lebih unggul dari semua imam besar dan pemerintah-pemerintah dunia. Alkitab memberikan sejumlah kualitas kepada Yesus sebagai Imam Besar Agung:
Penuh Berbelas kasihan dan setia. Kedua ciri yaitu belas kasihan dan setia (Ibr. 2:17) cocok dengan peran Kristus sebagai pengantara, karena Ia melimpahkan pemberian-Nya pada kita ("'belas kasihan") dan setia kepada Bapa-Nya dan kepada kita ("setia").
Bersama kita. Yesus dapat bersimpati dengan kita (Ibr. 2:18; 5:2, 7). Karena Ia te­lah hidup sebagai manusia, kita dapat percayai bahwa Ia adalah seorang penolong yang berbelas kasihan dan sempurna. Tetapi, Ia tidak berada dalam situasi yang sama dengan kita, karena Ia "tidak berbuat dosa" (Ibr. 4:15).
Di atas kita. Yesus sebagai Imam Besar bukanlah di dalam komunitas orang percaya, seperti Musa; Ia berada di atas kita, seperti anak mengepalai isi rumah ayahnya (Ibr. 3:6). Kristus mempunyai kewenangan penuh di antara para orang kudus.
Seperti kita. Asal usul Yesus yang Ilahi itu tidaklah memberi Dia hak istimewa. Ia telah dicobai sama seperti kita (Ibr. 4:15). Pencobaan terpilih di padang gurun Yudea itu menunjukkan bahwa Ia dicobai dalam dimensi fisik, mental dan rohani (Mat. 4:1-11).
Untuk kita. Kristus tampil dalam Bait Suci di surga di hadapan Allah "guna kepen­tingan kita" (Ibr. 9:24),dan Ia mengadakan pengantaraan bagi kita (Ibr. 7:25).Syukur .kepada Tuhan bahwa kita mempunyai wakil Ilahi untuk tampil di pengadilan untuk menggantikan kita.
Yesus berada di surga "untuk kita." Apakah maknanya? Bagaimanakah Anda dapat menarik kepastian dan jaminan dari kebenaran ajaib ini?


Kamis 21 November
SATU KORBAN SAJA
Seperti telah kita lihat, tujuan utama pelayanan Bait Suci di bumi adalah untuk menyatakan—dalam simbol-simbol, perumpamaan-perumpamaan, nubuatan-nubuatan mini—kematian dan pelayanan Yesus sebagai imam besar. Dosa adalah sesuatu yang terlalu mengerikan untuk di atasi hanya dengan kematian binatang (betapa sedih dan malangnya kematian-kematian itu sekali pun). Ganti­nya, semua darah yang ditumpahkan menunjuk kepada satu-satunya jalan keluar bagi dosa, yaitu kematian Yesus sendiri. Bahwa hal itu menuntut kematian-Nya, kematian seorang yang setara dengan Allah (Flp. 2:6), supaya menyelesaikan dosa, menunjukkan betapa dahsyatnya dosa itu.
Bacalah Ibrani 10:1-14. Bagaimanakah ayat-ayat ini mempertentang­kan fungsi dan pekerjaan pelayanan Bait Suci di bumi dengan kematian dan pelayanan Yesus sebagai imam besar?

Ibrani 10:1-14
10:1. Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
10:2 Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.
10:3 Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.
10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
10:7. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
10:8 Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--.
10:9 Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
10:10 Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
10:11 Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
10:12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
10:13 dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.

                Banyak kebenaran-kebenaran penting yang datang dari ayat-ayat ini, satu dari yang paling penting adalah bahwa kematian semua binatang-binatang itu tidaklah cukup untuk menangani masalah dosa. "Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapus dosa" (Ibr. 10:4).Mereka hanyalah menunjuk kepada jalan penyelesaian; mereka sendiri bukanlah jalan keluar itu. Jalan keluarnya adalah Yesus, kematian-Nya, kemudian pelayanan- Nya di Bait Suci di surga demi kepentingan kita.
Perhatikan poin penting yang lainnya dari ayat-ayat itu: cukupnya Yesus mati hanya satu kali. Walaupun korban binatang harus dilakukan berulang-ulang, hari demi hari, tahun demi tahun, persembahan tunggal Yesus sudah cu­kup (bagaimanapun, lihatlah siapa yang dipersembahkan!) Untuk menutupi dosa semua manusia. Allah dengan tegas menyatakan kebenaran penting ini, ketika tirai bagian dalam dari Bait Suci di dunia terbelah secara supra natural setelah kematian Yesus (Mat. 27:51).
Lihatlah ke sekeliling dunia, perhatikan kerusakan yang disebabkan oleh dosa, penderitaan, kehilangan orang yang dikasihi, ketakutan, putus harapan. Bagaimanakah dapat kita belajar dari hari demi hari, waktu demi waktu, untuk berpegang pada Yesus sebagai satu-satunya jalan bagi masalah dosa dalam kehidupan kita?

Jumat 22 November

Pendalaman: "Pendamaian, Bagian II—Penerapan Persembahan Penda­maian Imam Besar," hlm. 680-692, dalam Lampiran C The SDA Bible Commentary, jld. 7A.
"Menjauhlah dari suara Setan dan dari melakukan kemauannya, dan berdi­rilah di samping Yesus, milikilah sifat-sifatnya, yaitu mempunyai kesanggupan merasakan yang halus dan tajam, yang dapat menjadikan masalah penderitaan dan kemalangan orang lain sebagai masalah-Nya. Orang yang telah banyak di­ampuni akan juga banyak mengasihi. Yesus adalah pengantara yang berbelas kasihan, imam besar yang murah hati dan setia. Ia, Penguasa tertinggi surga— Raja Kemuliaan—dapat memandang kepada manusia fana sebagai sasaran godaan-godaan Setan, mengetahui karena ia telah merasakan kuasa dan musli­hat Setan."—Ellen G. White, Christian Education, hlm. 160.
"Hati nurani dapat dibebaskan dari hukuman. Melalui iman di dalam darah-Nya, semua dapat dijadikan sempurna dalam Kristus Yesus. Terima kasih Tuhan karena kita tidak berurusan dengan kemustahilan. Kita dapat memohon pengu­dusan. Kita dapat nikmati kebaikan hati Allah. Kita tidak perlu cemas tentang apa yang Kristus dan Allah pikirkan mengenai kita, melainkan tentang apa yang Allah pikirkan mengenai Kristus, Pengganti kita."—Ellen G. White, Selected Messages, jld. 2, hlm. 32, 33.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
   1. Bacalah Ibrani 2:17. Mengapakah penting bagi Yesus menjadi manusia dan menderita sebelum Ia dapat           menjadi Imam Besar kita?
Ibrani 2:17
2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.

2. Pikirkan kutipan terakhir Ellen G. White di atas. Perhatikan khusus pada baris: "Kita tidak perlu cemas tentang apa yang Kristus dan Allah pikirkan mengenai kita, melainkan tentang apa yang Allah pikirkan mengenai Kristus, Pengganti kita." Bagaimanakah hal ini membantu kita untuk mengerti apa yang datang duluan, ketika ia bicara tentang menjadi "sempurna dalam Kristus Yesus?"

3. Imam Besar kita, Yesus Kristus, adalah jaminan keselamatan kita, dan Ia memberikan pengaruh dan manfaat pengorbanan dan darah-Nya. Bersama Dia di pihak kita, tidak ada yang perlu kita takutkan. Bagai­manakah kita dapat menerima kebenaran-kebenaran ajaib ini, yang diungkapkan secara kuat dalam kitab Ibrani, dan menerapkannya bagi diri sendiri, khususnya pada masa pencobaan besar?

4. Kitab Ibrani sangat jelas, bahwa pengorbanan Yesus yang satu kali un­tuk selama-lamanya itu dibutuhkan untuk mengatasi dosa. Apakah yang hal itu katakan pada kita tentang perilaku keagamaan dan mengaku mengulang-ulangi praktik ini sebagai sesuatu kebutuhan yang mutlak bagi pengampunan dosa?

Pra Tinjau Pelajaran 9  Pengadilan Pra-Advent
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Daniel 7,Kej. 3:8-20,2 Tim. 2:19,Mzm. ') 1:4, 2 Kor. 5:10, Mzm. 96:11-13.
AYAT HAFALAN: " Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langitakan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka ada­lah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka" (Daniel 7:27).
            Sebagaimana ditunjukkan dengan jelas oleh kitab Ibrani, sesudah (kematian-Nya, Yesus memulai suatu tahapan pekerjaan baru untuk kita. Ia menjadi Imam Besar kita di Bait Suci di surga. Khayal dalam Daniel 7 dan 8 menyatakan bahwa pada suatu titik dalam sejarah, pekerjaan surgawi Kristus demi kita ini memasuki tahap baru, tahap pengadilan. Hal ini sering disebut "Hari Pendamaian Eskatologis": Eskatologis, karena berkaitan dengan akhir masa Hari Pendamaian, karena dilambangkan dengan pelayanan I lari Pendamaian dalam Bait Suci di bumi.
Daniel 7, fokus kita pekan ini, berisi kerajaan-kerajaan yang silih berganti, di lambangkan dengan empat binatang, yang sejajar dengan urutan dalam Da­niel 2: Babel, Media-Persia, Yunani, dan Roma.
Sementara kita belajar, kita akan melihat bahwa pengadilan itu adalah suatu kabar baik karena Tuhan Allah kita bekerja demi umat-Nya. Ia mengadili untuk membela mereka di hadapan alam semesta yang sedang memperhatikan dan membolehkan mereka masuk ke dalam kerajaan kekal Kristus, puncak se­mua harapan mereka sebagai pengikut Tuhan.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 30 November.





No comments:

Post a Comment