Materi ini dalam bentuk ebook/epub untuk Ipad, Iphone,
Samsung, Android download di sini
Hari Pendamaian
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Im. 16; Im. 23:27-32. Ul. 19:16-21 Mat. 18:23-35;
Yes. 6:1-6.
AYAT HAFALAN:
"Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan
pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam
murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? Biarlah Ia
kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan
segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut." (Mikha 7:18, 19).
Hari Pendamaian, atau Yom Kippur, seperti yang
dituliskan dalam Imamat 16, adalah ritual Perjanjian Lama yang amat khidmat. Ia
sengaja ditempatkan di tengah kitab Imamat, yang juga kitab tengah dari Lima
kitab Musa, supaya membantu menjelaskan akan sifat "Mahasucinya upacara
ini. Juga dinyatakan sebagai Sabat perhentian penuh (Im. 16:31), hari itu
memanggil orang untuk berhenti dari semua pekerjaan, sesuatu yang unik bagi
perayaan tahunan Israel. Fakta ini menempatkan hari itu tepat di dalam konsep
Sabat—waktu untuk perhentian di dalam apa yang Allah, sebagai Pencipta dan
Penebus, telah lakukan (dan akan lakukan) bagi kita.
Pada pekan ini kita akan pelajari apa yang terjadi pada Hari Pendamaian
dalam Bait Suci di dunia, khususnya upacara dengan dua ekor kambing, yang
membantu kita lebih mengerti kebenaran-kebenaran yang lebih dalam sehubungan
dengan keselamatan dan penyelesaian akhir dosa."
·
Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 9 November
Minggu 3 November
PENTAHIRAN
TAHUNAN
Baca Imamat 16:16, 30. Apakah yang
dihasilkan pada Hari Pendamaian?
Imamat 16:16, 30
16:16 Dengan
demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan
orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka.
Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara
mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.
16:30 Karena
pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu
akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN.
Di sepanjang tahun berbagai jenis dosa dan kenajisan
ritual dipindahkan ke Bait Suci. Dengan datangnya Hari Pendamaian tiba pula
saat pembersihannya. Ada tiga bagian utama untuk Hari Pendamaian:
1. Korban penghapus dosa untuk imam. Imam besar
menyembelih seekor lembu untuk dosa-dosanya, memastikan bahwa ia (imam)
haruslah tahir waktu memasuki Bait Suci dan melaksanakan upacara pentahiran.
2. Korban penghapus dosa yaitu kambing
"bagi Tuhan" (Imamat 16:8, NKJV). Selama tahun itu, korban
penghapus dosa "membawa" semua dosa bangsa Israel ke dalam Bait Suci.
Hari Pendamaian adalah waktu untuk mengeluarkan dosa-dosa ini dari Bait Suci;
proses ini dilakukan melalui darah kambing "bagi TUHAN."
3. Upacara pelepasan kambing yang hidup
bagi Azazel. Allah mau dosa- dosa umat-Nya dijauhkan dari Bait
Suci dan pemukiman. Itu sebabnya seekor kambing hidup diusir ke padang gurun.
Bacalah Imamat 16:15. Apakah yang terjadi dengan kambing ini dan
melambangkan apakah itu?
Imamat 16:15
16:15. Lalu ia
harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi
bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah
diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu
jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan
tutup pendamaian itu.
Karena di sana tidak ada pengakuan dosa maupun
penumpangan tangan terhadap kambing bagi Tuhan, darahnya bukanlah pembawa dosa.
Maka darah itu tidak menajiskan, melainkan mentahirkan. Hasilnya dinyatakan
dengan jelas dalam ayat 16 dan 20. Imam besar mengadakan pendamaian dengan
darah kambing bagi Tuhan, mentahirkan seluruh Bait Suci. Prosedur yang sama
juga menghasilkan pentahiran umat sehingga, ketika Bait Suci dibersihkan dari
semua dosa-dosa bangsa itu, bangsa itu juga telah bersih. Dalam pengertian
Hari Pendamaian itu unik, karena hanya pada hari ini baik Bait Suci maupun
bangsa dibersihkan.
Hari Pendamaian
adalah tahap kedua dari dua tahap pendamaian. Pada tahap pertama, sepanjang
tahun, umat Israel telah diampuni. Dosa-dosa mereka belum dibuang tetapi
dipercayakan kepada Allah sendiri, yang berjanji akan menangani dosa-dosa itu.
Tahap kedua tidaklah berkaitan dengan pengampunan; umat telah diampuni.
Nyatanya, kata kerja "mengampuni" tidak digunakan sama sekali dalam
Im. 16 atau dalam Im. 23:27-32. Apa yang hal ini tunjukkan pada kita adalah
bahwa keseluruhan rencana keselamatan memberikan lebih dari hanya pengampunan
dosa-dosa kita, yaitu suatu pengertian yang semakin lebih baik bila mana
dipahami dalam konteks yang lebih luas dalam pertentangan besar itu.
Senin 4 November
DI ATAS PENGAMPUNAN
Bacalah Imamat 16:32-34. Apakah tugas utama Imam Besar
pada Hari Pendamaian?
Imamat 16:32-34
16:32 Dan
pendamaian harus diadakan oleh imam yang telah diurapi dan telah ditahbiskan
untuk memegang jabatan imam menggantikan ayahnya; ia harus mengenakan pakaian
lenan, yakni pakaian kudus.
16:33 Ia harus
mengadakan pendamaian bagi tempat maha kudus, bagi Kemah Pertemuan dan bagi
mezbah, juga bagi para imam dan bagi seluruh bangsa itu, yakni jemaah itu.
16:34 Itulah
yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagimu, supaya sekali setahun
diadakan pendamaian bagi orang Israel karena segala dosa mereka." Maka
Harun melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
Fungsi utama imam besar adalah menengahi antara Allah dan manusia. Mengenai
Bait Suci, ia menjalankan sistemnya dan melakukan berbagai upacara persembahan
dan korban (Ibr. 8:3).Tugasnya pada Hari Pendamaian
sangatlah besar. Ia melakukan hampir setiap upacara, kecuali membawa kambing
bagi Azazel ke padang gurun, walaupun dialah yang memberi perintah mengusir
kambing itu jauh.
Pada Hari Pendamaian, imam "besar," menjadi contoh hidup untuk
Kristus. Sebagaimana perhatian umat Allah terfokus pada imam besar, maka Yesus
menjadi pusat perhatian kita. Sebagaimana kegiatan imam besar di bumi membawa
pembersihan bagi umat, demikian juga pekerjaan Yesus dalam Bait Suci di surga
melakukan hal yang sama bagi kita (Rm. 8:34, 1 Yoh. 1:9).Sebagaimana harapan satu-satunya
umat pada Hari Pendamaian adalah di dalam imam besar, harapan kita satu-satunya
adalah di dalam Kristus.
"Darah Kristus, sementara harus membebaskan orang berdosa yang bertobat
dari tuntutan hukum, tidaklah ia menghapus dosa; dosa akan tetap tercatat di
dalam Bait Suci sampai penebusan yang terakhir; demikian juga di dalam upacara
simbolis, darah korban karena dosa memindahkan dosa dari orang yang bertobat,
tetapi dosa itu tetap ada di dalam Bait Suci sampai kepada Hari Pendamaian."
—Ellen G. White, Alfa dan Omega Jld. 1, hlm. 357.
Menurut Imamat
16:16-20,imam besar harus memasuki bilik yang Mahakudus dan membersihkannya
dari kenajisan, pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa ritual. Ia kemudian
memindahkan semua kejahatan, semua pelanggaran, dan semua dosa orang Israel
kepada kambing hidup dan membuangnya jauh-jauh melalui kambing itu ke dalam
padang gurun. Dengan demikian, semua kesalahan moral Israel telah hilang. Hal
ini mencapai tujuan unik Hari Pendamaian: suatu pentahiran moral yang maju
melampaui pengampunan. Tidak lagi di perlukan pengampunan baru pada hari ini.
Allah telah mengampuni dosa-dosa mereka.
Sementara kita bergumul dengan
semua kekuatan yang diberikan Allah untuk menjauhkan dosa, bagaimanakah dapat
kita belajar bersandar sepenuhnya pada jasa Kristus sebagai harapan
keselamatan kita satu-satunya?
Selasa 5 November
AZAZEL
Bacalah Imamat 16:20-22. Apa yang
terjadi bagi kambing hidup?
Imamat 16:20-22
16:20. Setelah
selesai mengadakan pendamaian bagi tempat kudus dan Kemah Pertemuan serta
mezbah, ia harus mempersembahkan kambing jantan yang masih hidup itu,
16:21 dan Harun
harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu
dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel dan
segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan
semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu dan kemudian melepaskannya ke
padang gurun dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia untuk itu.
16:22
Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke
tanah yang tandus, dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun.
Upacara dengan kambing hidup bukanlah suatu korban. Setelah di undi untuk
menentukan yang mana dari dua kambing itu bagi Yahweh dan yang mana bagi Azazel
(sering dialihbahasakan "kambing hitam") hanya kambing bagi Yahweh
yang dihubungkan dengan korban penghapus dosa (ayat 9, 15).Sebaliknya, kambing bagi Azazel disebut
"kambing jantan hidup." Ia tidak disembelih, mungkin untuk
menghindari pemikiran Uahwa upacara itu merupakan suatu persembahan. Kambing
jantan hidup nanti berperan hanya setelah imam besar telah menyelesaikan
pendamaian keseluruhan Bait Suci (ayat20).Poin ini tidak boleh diberi penekanan berlebihan:
upacara susulan dengan kambing jantan hidup tidak berkaitan dengan pembersihan
yang sebenarnya dari Bait Suci atau umat. Mereka sudah selesai dibersihkan.
Siapakah atau apakah Azazel itu? Para penafsir Yahudi awal mengartikan
Azazel sebagai malaikat pendosa sejati dan sumber utama kejahatan, bahkan
sebagai pemimpin malaikat jahat. Kita kenal dia, tentu, sebagai simbol Lucifer
sendiri.
Upacara dengan kambing jantan hidup adalah suatu ritus pemusnahan yang menyudahi
pembuangan akhir dosa. Dosa akan diletakkan di atas dia yang bertanggung jawab
atas dosa itu pada awalnya, dan kemudian dibuang jauh dari umat untuk
selama-lamanya. "Pendamaian" dilakukan padanya dalam arti menghukum (Im. l6:10), karena kambing itu memikul tanggung
jawab akhir untuk dosa.
Apakah Setan berperan dalam keselamatan kita, seperti tuduhan palsu segelintir
orang bahwa kita mengajarkan demikian? Tentu saja tidak. Setan tidak pernah,
dalam cara apa pun, menanggung dosa kita sebagai pengganti. Hanya Yesus yang
telah melakukan itu, dan suatu penghujatan jika berpikir bahwa Setan berperan
dalam penebusan kita.
Upacara dengan kambing jantan hidup mendapatkan kesamaannya dalam hukum
bagi saksi jahat/dusta (Ul. 19:16-21).Penuduh dan tertuduh berdiri di hadapan Tuhan, diwakilkan oleh para imam
dan hakim; suatu pemeriksaan diadakan; dan jika penuduh itu didapati sebagai
saksi dusta, ia harus menerima hukuman yang ia maksudkan bagi yang tidak
bersalah (contoh, si kejam Haman yang menyiapkan tiang gantungan untuk
Mordekhai yang setia).
Syukur lagi kepada Allah untuk keampunan-Nyayang penuh belas kasihan, dan
kenyataan bahwa Ia tidak akan mengingat dosa kita lagi (Yer. 31:34). Bagaimanakah dapat kita belajar
untuk melupakan dosa kita sekali dosa itu diampuni? Mengapa penting sekali
bagi kita untuk melakukannya?
Rabu 6 November
PADA HARI PENDAMAIAN
"Dengan
demikian di dalam upacara-upacara Bait Suci duniawi dan di dalam Bait Suci yang
di surga, orang banyak itu diajar setiap hari tentang kebenaran- kebenaran yang
agung sehubungan dengan kematian dan pelayanan Kristus, dan sekali setahun
pikiran mereka diarahkan kepada peristiwa-peristiwa terakhir dari pertentangan
besar antara Kristus dan Setan, penyucian terakhir alam semesta ini dari dosa
dan orang-orang berdosa."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 423.
Bacalah Imamat 16:29-31 dan 23:27-32. Apakah yang Allah harapkan dilakukan
orang Israel pada Yom Kippur? Bagaimanakah prinsip-prinsip ini diterapkan pada
kita sekarang, yang hidup dalam apa yang disebut "Hari Pendamaian
sejati?"
Imamat 16:29-31 dan 23:27-32
16:29. Inilah
yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan
yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan
berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli
maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu.
16:30 Karena
pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu
akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN.
16:31 Hari itu
harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan
diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.
23:27 "Akan
tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu
harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan
mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.
23:28 Pada hari
itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk
mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu.
23:29 Karena
setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa,
haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.
23:30 Setiap
orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan
Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya.
23:31 Janganlah
kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya
bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu.
23:32 Itu harus
menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan
diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari
matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu."
Jika seseorang di zaman Israel purba tidak mengikuti petunjuk-petunjuk ini,
ia harus dilenyapkan dan dibinasakan (Im. 23:29, 30). Hari Pendamaian sesungguhnya berkenaan dengan hidup
atau mati. Hal itu menuntut kesetiaan penuh dari orang percaya kepada Allah.
Bayangkan bahwa seseorang telah mengakui dosa-dosanya selama tahap pertama
pendamaian sepanjang tahun; Yaitu, persembahan korban harian, tetapi kemudian tidak
menganggap serius akan Hari Pendamaian. Dengan ketidakpedulian terhadap apa
yang Allah telah rencanakan untuk diperagakan pada hari ini, orang itu
membuktikan dirinya tidak setia kepada Allah.
Maknanya ialah
bahwa seorang yang mengaku beriman di dalam Allah masih dapat kehilangan
keselamatan. Sebagai seorang Advent, kita tidak percaya pada
sekali-selamat-tetap-selamat, karena Alkitab tidak mengajarkan itu. Kita aman
dalam Kristus hanya selama kita hidup di dalam iman, dan kita menyerahkan diri
pada-Nya, meminta kuasa-Nya untuk kemenangan bila digoda, dan memohon keampunan
bila kita jatuh.
Bacalah Matius 18:23-35. Pelajaran apakah yang harus
kita angkat dari perumpamaan yang kuat ini?
Matius 18:23-35
18:23 Sebab hal
Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan
hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia
mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang
berhutang sepuluh ribu talenta.
18:25 Tetapi
karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan
supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar
hutangnya.
18:26 Maka
sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku
akan kulunaskan.
18:27 Lalu
tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia
membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
18:28 Tetapi
ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang
seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar
hutangmu!
18:29 Maka
sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan
kulunaskan.
18:30 Tetapi ia
menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya
hutangnya.
18:31 Melihat
itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi
kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu
menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat,
seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
18:33 Bukankah
engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
18:34 Maka
marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia
melunaskan seluruh hutangnya.
18:35 Maka
Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu
masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Kamis 7 November
YOM KIPPUR PRIBADI YESAYA
Dalam Yesaya 6:1-6, Yesaya melihat Raja surga duduk di atas suatu takhta
dalam Bait Suci, "tinggi dan menjulang." Khayal itu suatu pemandangan
pengadilan yang menyajikan Allah sebagai sedang datang untuk pengadilan (Yes. 5:16). Yesaya melihat Raja sejati, yang
dikenal dalam Injil Yohanes sebagaf Yesus Kristus (Yoh. 12:41).
Walaupun Yesaya
seorang nabi Allah dan ia mengajak orang untuk bertobat, ia mengerti bahwa di
dalam hadirat Allah ia binasa. Berhadapan dengan kesucian dan kemuliaan Allah,
Yesaya sadar akan keberdosaan dirinya dan juga kenajisan bangsanya. Kesucian
dan dosa tak dapat bertemu. Seperti Yesaya, semua kita perlu tiba pada
kesimpulan bahwa kita tak dapat lolos dari pengadilan Ilahi dengan diri kita
sendiri. Harapan kita satu-satunya ialah mempunyai Seorang pengganti.
Apakah
persamaan Hari Pendamaian yang muncul dalam Yesaya 6:1-6?
Yesaya 6:1-6
6:1. Dalam tahun
matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan
menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
6:2 Para Serafim
berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap
dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki
mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
6:3 Dan mereka
berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN
semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
6:4 Maka
bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan
rumah itupun penuhlah dengan asap.
6:5. Lalu
kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis
bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku
telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6:6 Tetapi
seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara,
yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
Seluruh Bait Suci dipenuhi dengan asap, mezbah, penghakiman, dan pendamaian
bagi dosa dan kenajisan, jelas mengingatkan kita pada Hari Pendamaian. Yesaya
mengalami "Hari Pendamaian pribadi”nya sendiri.
Bertugas sebagai imam, satu serafim (harfiah "yang menyala")
mengambil bara menyala dari mezbah, mengisyaratkan semacam persembahan, untuk
membersihkan nabi itu dari dosanya. Ini merupakan suatu gambaran yang tepat
bagi pembersihan dari dosa yang menjadi mungkin melalui persembahan korban
Yesus dan pelayanan pengantaraan keimamatan-Nya. Yesaya mengakui hal ini
sebagai suatu upacara pembersihan, ia tetap berdiam diri sementara bara api
menyentuh bibirnya. Dengan itu "kesalahan dihapus" dan "dosa
diampuni" dari padanya (Yes. 6:7). Kalimat pasif dalam ayat 7 menyatakan bahwa keampunan itu diberikan oleh
Dia yang duduk di atas takhta. Hakim adalah juga Juruselamat.
Pekerjaan Allah untuk membersihkan membawa kita dari "celakalah
aku" ke "Ini aku, utuslah aku." Pemahaman akan pelayanan surgawi
pada Hari Pendamaian menuntun kepada suatu kesediaan untuk memberitakan,
karena suatu pengertian yang benar menuntun kepada jaminan dan kepastian. Ini
karena kita mengetahui bahwa, dalam penghakiman, kita mempunyai Pengganti, Yesus
Kristus, yang hanya kebenaran-Nya sendiri (disimbolkan dengan darah) yang akan
sanggupkan kita berdiri tanpa takut akan penghukuman (Rm. 8:1). Rasa bersyukur memotivasi misi.
Orang berdosa yang dibenarkan Allah adalah duta-duta terbaik Allah (2 Kor. 5:18-20) karena mereka tahu dari apa Allah
telah luputkan mereka.
Jumat 8 November
Pendalaman: "Sekarang peristiwa-peristiwa
itu terjadi seperti yang diramalkan sebelumnya dalam upacara khidmat terakhir
pada hari pendamaian di Bait Suci duniawi. Bilamana pelayanan dalam bilik yang
Mahasuci itu telah diselesaikan, dan dosa-dosa orang Israel telah dipindahkan
dari Bait Suci oleh jasa darah korban persembahan karena dosa, kemudian kambing
jantan dihadapkan hidup-hidup di hadapan Tuhan. Dan di hadapan jemaat imam
besar menanggungkan kepadanya "segala dosa orang Israel dan segala
pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka, ia harus menanggungkan semuanya
itu ke atas kepala kambing jantan itu." (Imamat 16:21). Dengan cara yang sama, bilamana pekerjaan pendamaian
itu telah diselesaikan, kemudian di hadapan Allah dan malaikat-malaikat surga,
serta rombongan umat tebusan, dosa-dosa umat Allah akan ditanggungkan ke atas
Setan. Ia akan dinyatakan bersalah atas segala kejahatan yang telah
dilakukannya."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 694.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
·
Mengapa setiap pengertian tentang rencana keselamatan tidak akan sempurna
jika meniadakan, atau mengecilkan, pekerjaan Kristus sebagai Imam Besar kita?
Apakah yang Bait Suci ajarkan kepada kita mengenai betapa pentingnya pekerjaan
pengantaraan di dalam Bait Suci itu bagi rencana keselamatan? Bagian terbesar
dari keseluruhan suatu kitab Perjanjian Baru, Ibrani, dikhususkan untuk
pekerjaan Kristus dalam Bait Suci di surga. Mengingat hal ini, berapa pentingkah
pekerjaan itu?
·
Seseorang pernah menulis bahwa pekerjaan Kristus, sejak kematian- Nya
sampai pelayanan-Nya di Bait Suci di surga, adalah bagian dari "metode
Allah yang tertata rapi" untuk menangani masalah dosa dalam suatu cara
yang akan membantu menjawab semua pertanyaan mengenai keadilan, kewajaran, dan
kasih-Nya. Pikirkan pengertian pemikiran itu, khususnya di dalam terang
pertikaian akbar dan apa yang ia ajarkan tentang persoalan besar menyangkut
kisah dosa yang kotor dan menyedihkan.
·
Banyak orang Advent telah diajarkan tentang Hari Pendamaian dalam cara
yang membiarkan mereka tanpa kepastian keselamatan. Pandangan seperti itu
datang dari suatu pengertian keliru akan maksud Hari Pendamaian. Pikirkan
tentang kata "pendamaian." Apakah artinya? Bagaimanakah pendamaian
itu dicapai? Siapakah yang mengerjakan pendamaian? Bagaimanakah itu selesai
dengan sempurna? Bagaimanakah jawaban-jawaban ini membantu kita mengerti
mengapa Hari Pendamaian itu sesungguhnya adalah satu kabar baik?
Berita Misi: Menemukan Tempatnya
Melissa/Inggris
Melissa
pindah ke kamar asramanya di Newbold College. Dia tersenyum ketika
beberapa siswa lain mampir untuk menyambutnya. Bahasa Inggrisnya tidak sebaik
yang dia pikir. Oh, betapa aku berharap aku harus belajar bahasa Inggris lebih
serius, pikirnya.
Lalu dia belajar dengan
cepat, dan tidak merasa sendirian ketika ia menyadari bahwa banyak dari siswa
lain tahu lebih sedikit bahasa Inggris darinya. Dia mengagumi International
Newbold. Mahasiswa dari empat benua yang belajar di sana, dan beberapa di
antaranya hampir tidak bisa berbahasa Inggris.
Kim, teman sekamarnya di asrama, berikal dari Korea,
dan keduanya bekerja keras untuk memahami satu sama lain. Percakapan mereka
sering dimulai dari masalah sekolah lalu pekerjaan
sampai kepada kehidupan pribadi. Suatu hari Kim terdiam selama beberapa menit,
berpikir. Lalu ia menatap Melissa dan bertanya, "Bagaimanakah saya bisa
percaya pada Tuhan?"
Pertanyaannya
mengejutkan Melissa, la berpikir bahwa Kim adalah seorang Kristen.
"Bisakah kamu mengajari saya tentang Tuhan?" Lanjut Kim. Melissa
bertanya-tanya bagaimana untuk memulai. Dia dibesarkan dalam keluarga Kristen,
dan kakeknya dulu adalah pendeta Advent. Tetapi dia merasa kehilangan
kata-kata. Dari manakah saya mulai? Lalu dia berdoa.
Kim dan Melissa menghabiskan waktu hampir setahun
untuk berbicara tentang Tuhan. Melissa menyadari bahwa Allah menggunakan dia
untuk memperkenalkan teman sekamarnya kepada Yesus. Selama percakapan
mereka, Melissa belajar apa artinya untuk berbagi imannya. Dan dalam berbagi,
iman Melissa tumbuh. Terkadang Kim meminta Melissa untuk berdoa dengannya.
Melissa berdoa, dan kemudian Kim berdoa dalam bahasa Korea. Melissa menjadi
begitu bersemangat dalam percakapan mereka dan sering membuatnya tidak bisa
tidur. "Saya melihat iman Kim tumbuh, dan saya merasa takjub," kata
Melissa.
Suatu malam ketika lampu mati, Kim berbisik bahwa ia
ingin berdoa. Kedua gadis itu terdiam selama beberapa menit, dan Melissa
bertanya-tanya mengapa temannya diam. Kemudian Kim berbisik, "Melissa,
bagaimanakah saya memulai?"
Berdoalah
kepada Allah sama seperti kamu berbicara dengan seorang teman,"kata
Melissa lembut. Dan Kim mulai berdoa. Pada malam berikutnya Kim berdoa,
"Terima kasih Tuhan untuk hari yang baik. Melissa, bagaimana hari
Anda?" Melissa terkejut, karena ia tidak terbiasa dengan orang-orang yang
mengganggu doa mereka dengan berbicara pada seseorang di dalam ruangan. Lalu ia
menyadari bahwa doa bisa lebih dari satu dialog antara Allah dan seseorang.
Ini bisa menjadi percakapan antara teman- teman. Kim benar-benar mengajar
Melissa bagaimana berhubungan dengan Allah. Itu sangat menggembirakan karena
tampaknya lebih mengenal Tuhan.
Menjelang akhir tahun
pelajaran Kim mengatakan kepada sekelompok mahasiswa bahwa ia telah menjadi
seorang Kristen. Melissa menelan ludah agar tidak menangis. Tuhan memakai saya
untuk membantu memimpin Kim kepada Yesus, pikirnya. Inilah sebabnya mengapa
saya di Newbold untuk mempersiapkan saya agar dapat membantu orang lain
menemukan Tuhan.
Sekarang
Melissa memahami lebih jelas mengapa Tuhan memanggilnya untuk belajar teologi
di Newbold College, satu-satunya perguruan tinggi senior Divisi Trans-
Eropa. Dia, bersama sebagian besar siswa belajar di Newbold, merupakan
bagian dari mayoritas mahasiswa dari luar Inggris, di mana sekolah itu
berada. Selain lebih dari 22 negara dan pulau-pulau dari Divisi Trans-Eropa,
siswa berasal dari Afrika, Asia, Amerika Utara dan Selatan, dan di tempat lain
di Eropa.
Melissa
tidak merasa seperti minoritas di sekolahnya. Sekitar sepertiga dari siswa di
kelas teologinya adalah perempuan. "Ini tidak berarti bahwa kita semua
akan menjadi pendeta," katanya."Tetapi beberapa akan. Saya hanya
ingin mempersiapkan diri untuk melayani Tuhan di mana pun Dia memanggil saya.
Memikirkan sesuatu yang memberikan semangat kepada saya."
"Saya
merindukan rumah,"
tambahnya jujur.
"Butuh dua jam penerbangan pulang ke Norwegia, di mana saya dibesarkan,
dan saya tidak bisa sering pulang. Tetapi saya tidak menyesal karena saya
belajar di sini. Profesor dan dosen menantang kita akademis. Mereka membuat
kita berpikir untuk diri kita sendiri. Dan mereka mendorong kita dalam iman
kita.
"Saya senang di
sini. Saya tahu Tuhan sedang melatih saya, mempersiapkan saya, untuk masa
depan," tambahnya. "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya,
tetapi saya tahu itu tidak akan menjadi apa-apa."
Kebutuhan di Newbold
Newbold College adalah
sekolah kecil dengan pekerjaan besar. Memberikan kesempatan pendidikan
kritis kepada siswa terdaftar dalam sejumlah program.
Keuangan selalu bermasalah, dan sekolah harus memenuhi standar yang tinggi.
Peningkatan yang terus menerus harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan
nasional.
Salah
satu kebutuhan penting adalah untuk merenovasi asrama wanita, asrama di mana
Melissa memperkenalkan Kim kepada Yesus. Sebagian dari Persembahan Sabat
Ketigabelas triwulan ini akan membantu menyelesaikan pembangunan ini dan
menjamin lingkungan yang aman dan sehat untuk wanita yang menyebut asrama
mereka adalah rumah selama masa studi mereka.
Pos Misi
·
DivisiTrans-Eropa (TED) terdiri dari 22 negara dan
sejumlah pulau. Kantor Pusat Divisi ini ada di luar London, Inggris. Ini yang
terkecil dari 13 divisi di dunia dengan sekitar 83.500 anggota. Sekitar satu
orang dari setiap 2.400 di TED adalah anggota Advent.
·
Mendidik orang muda Advent untuk melakukan pelayanan
adalah prioritas utama para pemimpin gereja, dan NewboldCollegeyang berperan
dalam menyediakan pelatihan itu. Triwulan ini sebagian dari Persembahan Sabat
Ketigabelas akan membantu membuat asrama wanita untuk menyediakan lingkungan
yang aman dan sehat untuk wanita yang sedang mempersiapkan diri untuk pelayanan
kepada Tuhan dan gereja mereka.
Pratinjau Pelajaran 7
Kristus, Korban Kita
Bacalah
untuk Pelajaran Pekan Ini: Yes. 53:2-12; Ibr 2:9; Ibr. 9:26-28; Ibr 9:12; Kel.
12:5; Ibr. 4:15.
AYAT HAFALAN: "Ia sendiri telah
memikul dosa kita di dalam tu- buh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah
mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah
sembuh."(I Petrus 2:24).
Imam Katolik Maximilian Kolbe
dipenjarakan di Auschwitz karena memberi perlindungan pada pengungsi-pengungsi
dari Polandia, termasuk 2,000 orang Yahudi. Ketika seorang terhukum menghilang
dari selnya (mungkin melarikan diri), sipir penjara mengambil 10 tahanan untuk
dibiarkan mati lapar sebagai balasannya. Seorang dari mereka berteriak,
"Kasihan, istriku yang malang, anak-anakku yang malang., Aku tidak akan
pernah lagi bertemu dengan mereka." Pada saat itu Kolbe menawarkan dirinya
menggantikan tempat orang itu; yaitu, ia mohon supaya dirinya yang tidak diberi
makan sampai mati, jangan pria berkeluarga yang putus asa itu. Sipir yang
keheranan itu setuju, dan Kolbe bergabung dengan yang akan mati sedang orang
itu selamat (paling tidak untuk sementara).
Betapa mengharukan sekalipun, pengorbanan Kolbe itu hanyalah suatu bayangan
seorang yang rela bertukar tempat dengan kita, suatu tindakan yang dilambangkan
dalam pelayanan Bait Suci. Perjanjian Baru memperkenalkan Yesus dengan dua
aspek utama dari sistem pengorbanan Perjanjian Lama: Ia adalah persembahan kita (Ibrani 9, 10),dan Ia juga Imam Besar kita (Ibrani 5-10).
Pekan ini kita
akan pelajari aspek-aspek berbeda dari pengorbanan Kristus dan melihat apa yang
disediakan oleh kematian-Nya yang hanya satu kali-untuk selama-lamanya"
itu bagi kita.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan Sabat, 16 November
No comments:
Post a Comment