Pelajaran 6 Triwulan IV 2013 dan Berita Misi

Materi ini dalam bentuk ebook/epub untuk Ipad, Iphone, Samsung, Android download di sini

Hari Pendamaian
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Im. 16; Im. 23:27-32. Ul. 19:16-21 Mat. 18:23-35; Yes. 6:1-6.
AYAT HAFALAN: "Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sen­diri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melain­kan berkenan kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut." (Mikha 7:18, 19).
Hari Pendamaian, atau Yom Kippur, seperti yang dituliskan dalam Imamat 16, adalah ritual Perjanjian Lama yang amat khidmat. Ia sengaja ditempatkan di tengah kitab Imamat, yang juga kitab tengah dari Lima kitab Musa, supaya membantu menjelaskan akan sifat "Mahasucinya upa­cara ini. Juga dinyatakan sebagai Sabat perhentian penuh (Im. 16:31), hari itu memanggil orang untuk berhenti dari semua pekerjaan, sesuatu yang unik bagi perayaan tahunan Israel. Fakta ini menempatkan hari itu tepat di dalam konsep Sabat—waktu untuk perhentian di dalam apa yang Allah, sebagai Pencipta dan Penebus, telah lakukan (dan akan lakukan) bagi kita.
Pada pekan ini kita akan pelajari apa yang terjadi pada Hari Pendamaian dalam Bait Suci di dunia, khususnya upacara dengan dua ekor kambing, yang membantu kita lebih mengerti kebenaran-kebenaran yang lebih dalam sehu­bungan dengan keselamatan dan penyelesaian akhir dosa."
·         Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 9 November

Minggu 3 November
PENTAHIRAN TAHUNAN
Baca Imamat 16:16, 30. Apakah yang dihasilkan pada Hari Penda­maian?
Imamat 16:16, 30
16:16 Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.
16:30 Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN.

Di sepanjang tahun berbagai jenis dosa dan kenajisan ritual dipindahkan ke Bait Suci. Dengan datangnya Hari Pendamaian tiba pula saat pembersihannya. Ada tiga bagian utama untuk Hari Pendamaian:
1. Korban penghapus dosa untuk imam. Imam besar menyembelih seekor lembu untuk dosa-dosanya, memastikan bahwa ia (imam) haruslah tahir waktu memasuki Bait Suci dan melaksanakan upacara pentahiran.
2.  Korban penghapus dosa yaitu kambing "bagi Tuhan" (Imamat 16:8, NKJV). Selama tahun itu, korban penghapus dosa "membawa" semua dosa bangsa Israel ke dalam Bait Suci. Hari Pendamaian adalah waktu untuk meng­eluarkan dosa-dosa ini dari Bait Suci; proses ini dilakukan melalui darah kam­bing "bagi TUHAN."
3.  Upacara pelepasan kambing yang hidup bagi Azazel. Allah mau dosa- dosa umat-Nya dijauhkan dari Bait Suci dan pemukiman. Itu sebabnya seekor kambing hidup diusir ke padang gurun.
Bacalah Imamat 16:15. Apakah yang terjadi dengan kambing ini dan melambangkan apakah itu?
Imamat 16:15
16:15. Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu.
Karena di sana tidak ada pengakuan dosa maupun penumpangan tangan terhadap kambing bagi Tuhan, darahnya bukanlah pembawa dosa. Maka darah itu tidak menajiskan, melainkan mentahirkan. Hasilnya dinyatakan dengan je­las dalam ayat 16 dan 20. Imam besar mengadakan pendamaian dengan darah kambing bagi Tuhan, mentahirkan seluruh Bait Suci. Prosedur yang sama juga menghasilkan pentahiran umat sehingga, ketika Bait Suci dibersihkan dari se­mua dosa-dosa bangsa itu, bangsa itu juga telah bersih. Dalam pengertian Hari Pendamaian itu unik, karena hanya pada hari ini baik Bait Suci maupun bangsa dibersihkan.
Hari Pendamaian adalah tahap kedua dari dua tahap pendamaian. Pada ta­hap pertama, sepanjang tahun, umat Israel telah diampuni. Dosa-dosa mereka belum dibuang tetapi dipercayakan kepada Allah sendiri, yang berjanji akan menangani dosa-dosa itu. Tahap kedua tidaklah berkaitan dengan pengam­punan; umat telah diampuni. Nyatanya, kata kerja "mengampuni" tidak digu­nakan sama sekali dalam Im. 16 atau dalam Im. 23:27-32. Apa yang hal ini tunjukkan pada kita adalah bahwa keseluruhan rencana keselamatan memberi­kan lebih dari hanya pengampunan dosa-dosa kita, yaitu suatu pengertian yang semakin lebih baik bila mana dipahami dalam konteks yang lebih luas dalam pertentangan besar itu.

Senin 4 November
DI ATAS PENGAMPUNAN

Bacalah Imamat 16:32-34. Apakah tugas utama Imam Besar pada Hari Pendamaian?
Imamat 16:32-34
16:32 Dan pendamaian harus diadakan oleh imam yang telah diurapi dan telah ditahbiskan untuk memegang jabatan imam menggantikan ayahnya; ia harus mengenakan pakaian lenan, yakni pakaian kudus.
16:33 Ia harus mengadakan pendamaian bagi tempat maha kudus, bagi Kemah Pertemuan dan bagi mezbah, juga bagi para imam dan bagi seluruh bangsa itu, yakni jemaah itu.
16:34 Itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagimu, supaya sekali setahun diadakan pendamaian bagi orang Israel karena segala dosa mereka." Maka Harun melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.

Fungsi utama imam besar adalah menengahi antara Allah dan manusia. Me­ngenai Bait Suci, ia menjalankan sistemnya dan melakukan berbagai upacara persembahan dan korban (Ibr. 8:3).Tugasnya pada Hari Pendamaian sangatlah besar. Ia melakukan hampir setiap upacara, kecuali membawa kambing bagi Azazel ke padang gurun, walaupun dialah yang memberi perintah mengusir kambing itu jauh.
Pada Hari Pendamaian, imam "besar," menjadi contoh hidup untuk Kris­tus. Sebagaimana perhatian umat Allah terfokus pada imam besar, maka Yesus menjadi pusat perhatian kita. Sebagaimana kegiatan imam besar di bumi mem­bawa pembersihan bagi umat, demikian juga pekerjaan Yesus dalam Bait Suci di surga melakukan hal yang sama bagi kita (Rm. 8:34, 1 Yoh. 1:9).Sebagai­mana harapan satu-satunya umat pada Hari Pendamaian adalah di dalam imam besar, harapan kita satu-satunya adalah di dalam Kristus.
"Darah Kristus, sementara harus membebaskan orang berdosa yang berto­bat dari tuntutan hukum, tidaklah ia menghapus dosa; dosa akan tetap tercatat di dalam Bait Suci sampai penebusan yang terakhir; demikian juga di dalam upacara simbolis, darah korban karena dosa memindahkan dosa dari orang yang bertobat, tetapi dosa itu tetap ada di dalam Bait Suci sampai kepada Hari Pen­damaian." —Ellen G. White, Alfa dan Omega Jld. 1, hlm. 357.
Menurut Imamat 16:16-20,imam besar harus memasuki bilik yang Mahakudus dan membersihkannya dari kenajisan, pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa ritual. Ia kemudian memindahkan semua kejahatan, semua pelang­garan, dan semua dosa orang Israel kepada kambing hidup dan membuangnya jauh-jauh melalui kambing itu ke dalam padang gurun. Dengan demikian, se­mua kesalahan moral Israel telah hilang. Hal ini mencapai tujuan unik Hari Pendamaian: suatu pentahiran moral yang maju melampaui pengampunan. Ti­dak lagi di perlukan pengampunan baru pada hari ini. Allah telah mengampuni dosa-dosa mereka.
Sementara kita bergumul dengan semua kekuatan yang diberikan Allah untuk menjauhkan dosa, bagaimanakah dapat kita belajar ber­sandar sepenuhnya pada jasa Kristus sebagai harapan keselamatan kita satu-satunya?


Selasa 5 November
AZAZEL
Bacalah Imamat 16:20-22. Apa yang terjadi bagi kambing hidup?
Imamat 16:20-22
16:20. Setelah selesai mengadakan pendamaian bagi tempat kudus dan Kemah Pertemuan serta mezbah, ia harus mempersembahkan kambing jantan yang masih hidup itu,
16:21 dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu dan kemudian melepaskannya ke padang gurun dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia untuk itu.
16:22 Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus, dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun.
Upacara dengan kambing hidup bukanlah suatu korban. Setelah di undi un­tuk menentukan yang mana dari dua kambing itu bagi Yahweh dan yang mana bagi Azazel (sering dialihbahasakan "kambing hitam") hanya kambing bagi Yahweh yang dihubungkan dengan korban penghapus dosa (ayat 9, 15).Seba­liknya, kambing bagi Azazel disebut "kambing jantan hidup." Ia tidak disem­belih, mungkin untuk menghindari pemikiran Uahwa upacara itu merupakan suatu persembahan. Kambing jantan hidup nanti berperan hanya setelah imam besar telah menyelesaikan pendamaian keseluruhan Bait Suci (ayat20).Poin ini tidak boleh diberi penekanan berlebihan: upacara susulan dengan kambing jan­tan hidup tidak berkaitan dengan pembersihan yang sebenarnya dari Bait Suci atau umat. Mereka sudah selesai dibersihkan.
Siapakah atau apakah Azazel itu? Para penafsir Yahudi awal mengartikan Azazel sebagai malaikat pendosa sejati dan sumber utama kejahatan, bahkan sebagai pemimpin malaikat jahat. Kita kenal dia, tentu, sebagai simbol Lucifer sendiri.
Upacara dengan kambing jantan hidup adalah suatu ritus pemusnahan yang menyudahi pembuangan akhir dosa. Dosa akan diletakkan di atas dia yang ber­tanggung jawab atas dosa itu pada awalnya, dan kemudian dibuang jauh dari umat untuk selama-lamanya. "Pendamaian" dilakukan padanya dalam arti menghukum (Im. l6:10), karena kambing itu memikul tanggung jawab akhir untuk dosa.
Apakah Setan berperan dalam keselamatan kita, seperti tuduhan palsu se­gelintir orang bahwa kita mengajarkan demikian? Tentu saja tidak. Setan tidak pernah, dalam cara apa pun, menanggung dosa kita sebagai pengganti. Hanya Yesus yang telah melakukan itu, dan suatu penghujatan jika berpikir bahwa Se­tan berperan dalam penebusan kita.
Upacara dengan kambing jantan hidup mendapatkan kesamaannya dalam hukum bagi saksi jahat/dusta (Ul. 19:16-21).Penuduh dan tertuduh berdiri di hadapan Tuhan, diwakilkan oleh para imam dan hakim; suatu pemeriksaan di­adakan; dan jika penuduh itu didapati sebagai saksi dusta, ia harus menerima hukuman yang ia maksudkan bagi yang tidak bersalah (contoh, si kejam Haman yang menyiapkan tiang gantungan untuk Mordekhai yang setia).
Syukur lagi kepada Allah untuk keampunan-Nyayang penuh belas kasihan, dan kenyataan bahwa Ia tidak akan mengingat dosa kita lagi (Yer. 31:34). Ba­gaimanakah dapat kita belajar untuk melupakan dosa kita sekali dosa itu diam­puni? Mengapa penting sekali bagi kita untuk melakukannya?

Rabu 6 November
PADA HARI PENDAMAIAN
"Dengan demikian di dalam upacara-upacara Bait Suci duniawi dan di dalam Bait Suci yang di surga, orang banyak itu diajar setiap hari tentang kebenaran- kebenaran yang agung sehubungan dengan kematian dan pelayanan Kristus, dan sekali setahun pikiran mereka diarahkan kepada peristiwa-peristiwa terak­hir dari pertentangan besar antara Kristus dan Setan, penyucian terakhir alam semesta ini dari dosa dan orang-orang berdosa."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 423.
Bacalah Imamat 16:29-31 dan 23:27-32. Apakah yang Allah harapkan dilakukan orang Israel pada Yom Kippur? Bagaimanakah prinsip-prinsip ini diterapkan pada kita sekarang, yang hidup dalam apa yang disebut "Hari Pendamaian sejati?"
Imamat 16:29-31 dan 23:27-32
16:29. Inilah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu.
16:30 Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN.
16:31 Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.

23:27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.
23:28 Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu.
23:29 Karena setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.
23:30 Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya.
23:31 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu.
23:32 Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu."

Jika seseorang di zaman Israel purba tidak mengikuti petunjuk-petunjuk ini, ia harus dilenyapkan dan dibinasakan (Im. 23:29, 30). Hari Pendamaian sesung­guhnya berkenaan dengan hidup atau mati. Hal itu menuntut kesetiaan penuh dari orang percaya kepada Allah.
Bayangkan bahwa seseorang telah mengakui dosa-dosanya selama tahap pertama pendamaian sepanjang tahun; Yaitu, persembahan korban harian, tetapi kemudian tidak menganggap serius akan Hari Pendamaian. Dengan ketidakpe­dulian terhadap apa yang Allah telah rencanakan untuk diperagakan pada hari ini, orang itu membuktikan dirinya tidak setia kepada Allah.
Maknanya ialah bahwa seorang yang mengaku beriman di dalam Allah ma­sih dapat kehilangan keselamatan. Sebagai seorang Advent, kita tidak percaya pada sekali-selamat-tetap-selamat, karena Alkitab tidak mengajarkan itu. Kita aman dalam Kristus hanya selama kita hidup di dalam iman, dan kita menye­rahkan diri pada-Nya, meminta kuasa-Nya untuk kemenangan bila digoda, dan memohon keampunan bila kita jatuh.

Bacalah Matius 18:23-35. Pelajaran apakah yang harus kita angkat dari perumpamaan yang kuat ini?
Matius 18:23-35
18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
18:33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."


Kamis 7 November
YOM KIPPUR PRIBADI YESAYA
Dalam Yesaya 6:1-6, Yesaya melihat Raja surga duduk di atas suatu takhta dalam Bait Suci, "tinggi dan menjulang." Khayal itu suatu pemandangan peng­adilan yang menyajikan Allah sebagai sedang datang untuk pengadilan (Yes. 5:16). Yesaya melihat Raja sejati, yang dikenal dalam Injil Yohanes sebagaf Yesus Kristus (Yoh. 12:41).
Walaupun Yesaya seorang nabi Allah dan ia mengajak orang untuk berto­bat, ia mengerti bahwa di dalam hadirat Allah ia binasa. Berhadapan dengan kesucian dan kemuliaan Allah, Yesaya sadar akan keberdosaan dirinya dan juga kenajisan bangsanya. Kesucian dan dosa tak dapat bertemu. Seperti Yesaya, se­mua kita perlu tiba pada kesimpulan bahwa kita tak dapat lolos dari pengadilan Ilahi dengan diri kita sendiri. Harapan kita satu-satunya ialah mempunyai Se­orang pengganti.
Apakah persamaan Hari Pendamaian yang muncul dalam Yesaya 6:1-6?
Yesaya 6:1-6
6:1. Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
6:2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap.
6:5. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
Seluruh Bait Suci dipenuhi dengan asap, mezbah, penghakiman, dan penda­maian bagi dosa dan kenajisan, jelas mengingatkan kita pada Hari Pendamaian. Yesaya mengalami "Hari Pendamaian pribadi”nya sendiri.
Bertugas sebagai imam, satu serafim (harfiah "yang menyala") mengam­bil bara menyala dari mezbah, mengisyaratkan semacam persembahan, untuk membersihkan nabi itu dari dosanya. Ini merupakan suatu gambaran yang te­pat bagi pembersihan dari dosa yang menjadi mungkin melalui persembahan korban Yesus dan pelayanan pengantaraan keimamatan-Nya. Yesaya mengakui hal ini sebagai suatu upacara pembersihan, ia tetap berdiam diri sementara bara api menyentuh bibirnya. Dengan itu "kesalahan dihapus" dan "dosa diampuni" dari padanya (Yes. 6:7). Kalimat pasif dalam ayat 7 menyatakan bahwa keam­punan itu diberikan oleh Dia yang duduk di atas takhta. Hakim adalah juga Juruselamat.
Pekerjaan Allah untuk membersihkan membawa kita dari "celakalah aku" ke "Ini aku, utuslah aku." Pemahaman akan pelayanan surgawi pada Hari Pen­damaian menuntun kepada suatu kesediaan untuk memberitakan, karena su­atu pengertian yang benar menuntun kepada jaminan dan kepastian. Ini karena kita mengetahui bahwa, dalam penghakiman, kita mempunyai Pengganti, Ye­sus Kristus, yang hanya kebenaran-Nya sendiri (disimbolkan dengan darah) yang akan sanggupkan kita berdiri tanpa takut akan penghukuman (Rm. 8:1). Rasa bersyukur memotivasi misi. Orang berdosa yang dibenarkan Allah ada­lah duta-duta terbaik Allah (2 Kor. 5:18-20) karena mereka tahu dari apa Allah telah luputkan mereka.

Jumat 8 November
Pendalaman: "Sekarang peristiwa-peristiwa itu terjadi seperti yang dira­malkan sebelumnya dalam upacara khidmat terakhir pada hari pendamaian di Bait Suci duniawi. Bilamana pelayanan dalam bilik yang Mahasuci itu telah diselesaikan, dan dosa-dosa orang Israel telah dipindahkan dari Bait Suci oleh jasa darah korban persembahan karena dosa, kemudian kambing jantan diha­dapkan hidup-hidup di hadapan Tuhan. Dan di hadapan jemaat imam besar menanggungkan kepadanya "segala dosa orang Israel dan segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka, ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu." (Imamat 16:21). Dengan cara yang sama, bila­mana pekerjaan pendamaian itu telah diselesaikan, kemudian di hadapan Allah dan malaikat-malaikat surga, serta rombongan umat tebusan, dosa-dosa umat Allah akan ditanggungkan ke atas Setan. Ia akan dinyatakan bersalah atas se­gala kejahatan yang telah dilakukannya."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 694.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
·         Mengapa setiap pengertian tentang rencana keselamatan tidak akan sempurna jika meniadakan, atau mengecilkan, pekerjaan Kristus se­bagai Imam Besar kita? Apakah yang Bait Suci ajarkan kepada kita mengenai betapa pentingnya pekerjaan pengantaraan di dalam Bait Suci itu bagi rencana keselamatan? Bagian terbesar dari keseluruhan suatu kitab Perjanjian Baru, Ibrani, dikhususkan untuk pekerjaan Kristus dalam Bait Suci di surga. Mengingat hal ini, berapa penting­kah pekerjaan itu?
·         Seseorang pernah menulis bahwa pekerjaan Kristus, sejak kematian- Nya sampai pelayanan-Nya di Bait Suci di surga, adalah bagian dari "metode Allah yang tertata rapi" untuk menangani masalah dosa da­lam suatu cara yang akan membantu menjawab semua pertanyaan mengenai keadilan, kewajaran, dan kasih-Nya. Pikirkan pengertian pemikiran itu, khususnya di dalam terang pertikaian akbar dan apa yang ia ajarkan tentang persoalan besar menyangkut kisah dosa yang kotor dan menyedihkan.
·         Banyak orang Advent telah diajarkan tentang Hari Pendamaian da­lam cara yang membiarkan mereka tanpa kepastian keselamatan. Pan­dangan seperti itu datang dari suatu pengertian keliru akan maksud Hari Pendamaian. Pikirkan tentang kata "pendamaian." Apakah arti­nya? Bagaimanakah pendamaian itu dicapai? Siapakah yang menger­jakan pendamaian? Bagaimanakah itu selesai dengan sempurna? Ba­gaimanakah jawaban-jawaban ini membantu kita mengerti mengapa Hari Pendamaian itu sesungguhnya adalah satu kabar baik?


Berita Misi: Menemukan Tempatnya
Melissa/Inggris

Melissa pindah ke kamar as­ramanya di Newbold College. Dia tersenyum ketika beberapa siswa lain mampir untuk menyambutnya. Bahasa Inggrisnya tidak sebaik yang dia pikir. Oh, betapa aku berharap aku harus belajar bahasa Inggris lebih serius, pikirnya.
Lalu dia belajar dengan cepat, dan tidak merasa sendirian ketika ia menyadari bahwa banyak dari siswa lain tahu lebih sedikit bahasa Ing­gris darinya. Dia mengagumi Inter­national Newbold. Mahasiswa dari empat benua yang belajar di sana, dan beberapa di antaranya hampir tidak bisa berbahasa Inggris.
Kim, teman sekamarnya di asra­ma, berikal dari Korea, dan kedua­nya bekerja keras untuk memahami satu sama lain. Percakapan mereka
sering dimulai dari masalah seko­lah lalu pekerjaan sampai kepada kehidupan pribadi. Suatu hari Kim terdiam selama beberapa menit, berpikir. Lalu ia menatap Melissa dan bertanya, "Bagaimanakah saya bisa percaya pada Tuhan?"
Pertanyaannya mengejutkan Melissa, la berpikir bahwa Kim ada­lah seorang Kristen. "Bisakah kamu mengajari saya tentang Tuhan?" Lanjut Kim. Melissa bertanya-tanya bagaimana untuk memulai. Dia dibesarkan dalam keluarga Kristen, dan kakeknya dulu adalah pendeta Advent. Tetapi dia merasa kehilang­an kata-kata. Dari manakah saya mulai? Lalu dia berdoa.
Kim dan Melissa menghabiskan waktu hampir setahun untuk ber­bicara tentang Tuhan. Melissa me­nyadari bahwa Allah menggunakan dia untuk memperkenalkan teman sekamarnya kepada Yesus. Selama percakapan mereka, Melissa belajar apa artinya untuk berbagi imannya. Dan dalam berbagi, iman Melissa tumbuh. Terkadang Kim meminta Melissa untuk berdoa dengannya. Melissa berdoa, dan kemudian Kim berdoa dalam bahasa Korea. Melis­sa menjadi begitu bersemangat da­lam percakapan mereka dan sering membuatnya tidak bisa tidur. "Saya melihat iman Kim tumbuh, dan saya merasa takjub," kata Melissa.
Suatu malam ketika lampu mati, Kim berbisik bahwa ia ingin berdoa. Kedua gadis itu terdiam se­lama beberapa menit, dan Melissa bertanya-tanya mengapa temannya diam. Kemudian Kim berbisik, "Me­lissa, bagaimanakah saya memulai?"
Berdoalah kepada Allah sama seperti kamu berbicara dengan seo­rang teman,"kata Melissa lembut. Dan Kim mulai berdoa. Pada malam berikutnya Kim berdoa, "Terima kasih Tuhan untuk hari yang baik. Melissa, bagaimana hari Anda?" Melissa terkejut, karena ia tidak terbiasa dengan orang-orang yang mengganggu doa mereka dengan berbicara pada seseorang di dalam ruangan. Lalu ia menyadari bah­wa doa bisa lebih dari satu dialog antara Allah dan seseorang. Ini bisa menjadi percakapan antara teman- teman. Kim benar-benar mengajar Melissa bagaimana berhubungan dengan Allah. Itu sangat menggem­birakan karena tampaknya lebih mengenal Tuhan.
Menjelang akhir tahun pelajaran Kim mengatakan kepada seke­lompok mahasiswa bahwa ia telah menjadi seorang Kristen. Melissa menelan ludah agar tidak mena­ngis. Tuhan memakai saya untuk membantu memimpin Kim kepada Yesus, pikirnya. Inilah sebabnya mengapa saya di Newbold untuk mempersiapkan saya agar dapat membantu orang lain menemukan Tuhan.
Sekarang Melissa memahami lebih jelas mengapa Tuhan me­manggilnya untuk belajar teologi di Newbold College, satu-satunya perguruan tinggi senior Divisi Trans- Eropa. Dia, bersama sebagian besar siswa belajar di Newbold, merupa­kan bagian dari mayoritas mahasis­wa dari luar Inggris, di mana seko­lah itu berada. Selain lebih dari 22 negara dan pulau-pulau dari Divisi Trans-Eropa, siswa berasal dari Afri­ka, Asia, Amerika Utara dan Selatan, dan di tempat lain di Eropa.
Melissa tidak merasa seperti mi­noritas di sekolahnya. Sekitar seper­tiga dari siswa di kelas teologinya adalah perempuan. "Ini tidak berarti bahwa kita semua akan menjadi pendeta," katanya."Tetapi beberapa akan. Saya hanya ingin mempersi­apkan diri untuk melayani Tuhan di mana pun Dia memanggil saya. Memikirkan sesuatu yang membe­rikan semangat kepada saya."
"Saya merindukan rumah,"
tambahnya jujur. "Butuh dua jam penerbangan pulang ke Norwegia, di mana saya dibesarkan, dan saya tidak bisa sering pulang. Tetapi saya tidak menyesal karena saya belajar di sini. Profesor dan dosen menan­tang kita akademis. Mereka mem­buat kita berpikir untuk diri kita sendiri. Dan mereka mendorong kita dalam iman kita.
"Saya senang di sini. Saya tahu Tuhan sedang melatih saya, mempersiapkan saya, untuk masa depan," tambahnya. "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi nanti­nya, tetapi saya tahu itu tidak akan menjadi apa-apa."
Kebutuhan di Newbold
Newbold College adalah sekolah kecil dengan pekerjaan besar. Mem­berikan kesempatan pendidikan
kritis kepada siswa terdaftar dalam sejumlah program. Keuangan sela­lu bermasalah, dan sekolah harus memenuhi standar yang tinggi. Peningkatan yang terus menerus harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan nasional.
Salah satu kebutuhan penting adalah untuk merenovasi asrama wanita, asrama di mana Melissa memperkenalkan Kim kepada Ye­sus. Sebagian dari Persembahan Sabat Ketigabelas triwulan ini akan membantu menyelesaikan pemba­ngunan ini dan menjamin ling­kungan yang aman dan sehat untuk wanita yang menyebut asrama mereka adalah rumah selama masa studi mereka.
Pos Misi
·         DivisiTrans-Eropa (TED) terdiri dari 22 negara dan sejumlah pulau. Kan­tor Pusat Divisi ini ada di luar London, Inggris. Ini yang terkecil dari 13 divisi di dunia dengan sekitar 83.500 anggota. Sekitar satu orang dari setiap 2.400 di TED adalah anggota Advent.
·         Mendidik orang muda Advent untuk melakukan pelayanan adalah prioritas utama para pemimpin gereja, dan NewboldCollegeyang ber­peran dalam menyediakan pelatihan itu. Triwulan ini sebagian dari Persembahan Sabat Ketigabelas akan membantu membuat asrama wanita untuk menyediakan lingkungan yang aman dan sehat untuk wanita yang sedang mempersiapkan diri untuk pelayanan kepada Tu­han dan gereja mereka.


Pratinjau Pelajaran 7
Kristus, Korban Kita
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Yes. 53:2-12; Ibr 2:9; Ibr. 9:26-28; Ibr 9:12; Kel. 12:5; Ibr. 4:15.
AYAT HAFALAN: "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tu- buh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hi­dup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh."(I Petrus 2:24).
Imam Katolik Maximilian Kolbe dipenjarakan di Auschwitz karena mem­beri perlindungan pada pengungsi-pengungsi dari Polandia, termasuk 2,000 orang Yahudi. Ketika seorang terhukum menghilang dari selnya (mungkin melarikan diri), sipir penjara mengambil 10 tahanan untuk dibiarkan mati lapar sebagai balasannya. Seorang dari mereka berteriak, "Kasihan, istriku yang malang, anak-anakku yang malang., Aku tidak akan pernah lagi bertemu dengan mereka." Pada saat itu Kolbe menawarkan dirinya menggantikan tempat orang itu; yaitu, ia mohon supaya dirinya yang tidak diberi makan sampai mati, jangan pria berkeluarga yang putus asa itu. Sipir yang keheranan itu setuju, dan Kolbe bergabung dengan yang akan mati sedang orang itu selamat (paling tidak untuk sementara).
Betapa mengharukan sekalipun, pengorbanan Kolbe itu hanyalah suatu ba­yangan seorang yang rela bertukar tempat dengan kita, suatu tindakan yang di­lambangkan dalam pelayanan Bait Suci. Perjanjian Baru memperkenalkan Yesus dengan dua aspek utama dari sistem pengorbanan Perjanjian Lama: Ia adalah persembahan kita (Ibrani 9, 10),dan Ia juga Imam Besar kita (Ibrani 5-10).
Pekan ini kita akan pelajari aspek-aspek berbeda dari pengorbanan Kristus dan melihat apa yang disediakan oleh kematian-Nya yang hanya satu kali-untuk selama-lamanya" itu bagi kita.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 16 November




No comments:

Post a Comment