Materi ini dalam bentuk ebook/epub untuk Ipad, Iphone, Samsung, Android download di sini
Pendamaian: Korban Penghapus Dosa
Sabat Petang
Baca Untuk Pelajaran Pekan Ini: 2 Taw. 33:12, 13; 2 Sam. 14:1-11 ;Im. 4:27-31; Yer. 17:l; Im. 10:16-18;
Mikha. 7:18-20.
AYAT HAFALAN:
"Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan
pula dengan perak atau emas, melainkah dengan darah yang mahal yaitu darah
Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat." (1 Petrus 1:18, 19)
Sistem persembahan korban adalah, mungkin, bagian yang paling diketahui
dari pelayanan Bait Suci karena bagian itulah yang menunjuk langsung kepada
pengorbanan Kristus. Darah binatang yang mati bagi orang berdosa menjadi simbol
untuk darah Kristus, yang mati untuk kita.
Pekan ini kita akan pelajari beberapa konsep berkaitan
dengan "persembahan pentahiran" (juga disebut "korban penghapus
dosa" sebagai cara yang ditentukan Allah untuk membantu kita mengerti
lebih baik bagaimana Ia mendamaikan kita dengan diri-Nya melalui satu-satunya
korban sejati, Yesus Kristus. Ada saatnya pelajaran ini menggunakan istilah
persembahan pentahiran gantinya korban penghapus dosa untuk menghindari kesan
bahwa, misalnya, melahirkan anak dianggap sebagai kesalahan moral sebab ibu
yang baru harus persembahkan persembahan seperti itu (Im. 12:5-8). Persembahan ini
lebih dimengerti sebagai suatu persembahan pentahiran untuk kenajisan secara
ritual,
dan bukan sebagai suatu persembahan karena dosa.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk
Sabat 2 November
Minggu 27 Oktober
DOSA DAN KEMURAHAN
Seperti yang dapat disaksikan oleh setiap orang yang
mengenal Allah, dosa menceraikan kita dari Allah. Kabar baiknya adalah bahwa
Tuhan telah menetapkan suatu sistem untuk memulihkan hubungan yang terputus
akibat dosa, dan membawa kita kembali kepada-Nya. Pada pusat sistem.ini, tentu, adalah persembahan korban.
Pada dasarnya terdapat tiga jenis dosa yang digambarkan dalam Perjanjian
Lama, masing-masing sesuai dengan tingkat kesadaran orang berdosa ketika sedang
melakukan pelanggaran: dosa yang tidak dipikirkan atau tidak disengaja, dosa
sengaja dan dosa pemberontakan. "Korban penghapus dosa" diulas dalam
Imamat 4:1-5:13 diterapkan pada kasus-kasus dosa tak disengaja, juga pada
beberapa kasus, pada dosa sengaja (Im. 5:1). Sementara suatu persembahan
tersedia untuk dua kategori pertama ini, tidak ada yang disebutkan untuk dosa
pemberontakan, jenis dosa yang paling keji. Dosa pemberontakan dilakukan
"di hadapan" Allah, dengan congkak, dan si pemberontak pantas
menerima tidak kurang dari dilenyapkan (Bil. 15:29-31)\ namun, tampaknya bahwa dalam
kasus-kasus ini sekalipun, seperti kepada Manasye, Allah memberikan pengampunan (lihat 2 Taw. 33:12,13).
Bacalah Ulangan 25:1,2 dan 2 Samuel 14:1-11. Apakah yang 2 Samuel 14:9
nyatakan tentang belas kasihan, keadilan, dan kesalahan?
Ulangan 25:1,2
25:1. "Apabila ada perselisihan di antara beberapa
orang, lalu mereka pergi ke pengadilan, dan mereka diadili dengan dinyatakannya
siapa yang benar dan siapa yang salah,
25:2 maka jika orang yang bersalah itu layak dipukul,
haruslah hakim menyuruh dia meniarap dan menyuruh orang memukuli dia di
depannya dengan sejumlah dera setimpal dengan kesalahannya.
2 Samuel 14:1-11
14:1. Ketika Yoab, anak Zeruya, mengetahui, bahwa hati raja
merindukan Absalom,
14:2 maka ia menyuruh orang ke Tekoa menjemput dari sana
seorang perempuan yang bijaksana, lalu ia berkata kepada perempuan itu:
"Berlakulah pura-pura berkabung, dan pakailah pakaian berkabung, janganlah
berurap dengan minyak, dan berlakulah seperti seorang perempuan yang telah lama
berkabung karena seorang mati.
14:3 Kemudian masuklah menghadap raja dan berbicaralah
kepadanya seperti ini" --lalu Yoab menaruh perkataannya ke dalam mulut
perempuan itu.
14:4 Ketika perempuan Tekoa itu masuk menghadap raja,
sujudlah ia dengan mukanya ke tanah dan menyembah, sambil berkata:
"Tolonglah, ya tuanku raja!"
14:5 Raja bertanya kepadanya: "Ada apa?" Jawabnya:
"Ah, aku ini seorang janda, sebab suamiku sudah mati.
14:6 Hambamu ini mempunyai dua orang anak laki-laki; mereka
berkelahi di padang dan karena tidak ada yang memisahkan, maka yang satu
memukul yang lain dan membunuh dia.
14:7 Dan sekarang seluruh kaum keluarga bangkit melawan
hambamu ini, dan mereka berkata: Serahkanlah orang yang membunuh saudaranya
itu, supaya kami menghukum dia mati ganti nyawa saudaranya yang telah
dibunuhnya itu, dan supaya kami memunahkan juga ahli waris itu. Mereka hendak
memunahkan keturunanku yang masih tersisa itu dengan tidak meninggalkan nama
atau keturunan bagi suamiku di muka bumi."
14:8 Lalu berbicaralah raja kepada perempuan itu:
"Pulanglah ke rumahmu, mengenai engkau akan kuberi perintah."
14:9 Perempuan Tekoa itu berkata kepada raja: "Aku dan
keluargaku akan menanggung kesalahan itu, ya tuanku raja, tetapi raja dan
takhtanya tak bersalah."
14:10 Lalu berkatalah raja: "Jika ada orang yang
mengatakan apa-apa lagi terhadap engkau, bawalah orang itu menghadap aku, maka
ia tidak akan mengusik engkau lagi."
14:11 Kata perempuan itu: "Kiranya raja ingat kepada
TUHAN, Allahmu, supaya si penuntut tebusan darah jangan terlalu banyak menimbulkan
kemusnahan dan supaya mereka jangan memunahkan anakku itu." Lalu
berkatalah raja: "Demi TUHAN yang hidup--sehelai rambutpun dari kepala
anakmu itu takkan jatuh ke bumi!"
' Adakah Allah dibenarkan dalam mengampuni orang
berdosa? Bagaimana pun, tidakkah orang berdosa itu jahat dan, karena itu, layak
untuk dihukum (lihat UI. 25:1)1
Kisah tentang perempuan Tekoa dapat menggambarkan
jawabannya. Berpura-pura sebagai janda, ia menghadap Raja Daud, meminta
pertimbangannya. Ia menyusun cerita tentang dua putranya, yang seorang telah
membunuh yang lainnya. Hukum Israel menuntut hukuman mati atas,pembunuh (Bil. 35:31), walaupun ia
satu-satunya pria yang tersisa dalam keluarga itu. Perempuan itu memohon kepada
Daud (yang berfungsi sebagai hakim) supaya membebaskan anaknya yang bersalah.
Kemudian, cukup mengesankan, ia ucapkan: "aku dan
keluargaku akan menanggung kesalahan itu, ya tuanku raja, tetapi raja dan
takhtanya tak bersalah" (2 Sam. 14:9). Baik perempuan itu dan Daud mengerti bahwa jika raja
akan putuskan membebaskan si pembunuh, maka raja sendiri akan menanggung kesalahan
si pembunuh dan bahwa takhta pengadilannya (yaitu, reputasinya sebagai hakim)
berada dalam bahaya. Hakim bertanggung jawab secara moral untuk apa yang ia
putuskan. Itu sebabnya perempuan itu menawarkan untuk menanggung kesalahan itu
bagi dirinya.
Seperti itulah, Allah menanggung kesalahan orang
berdosa supaya menyatakan mereka sebagai orang benar. Supaya kita diampuni, Allah
sendiri harus menanggung hukuman kita. Inilah alasan legal mengapa Kristus
harus mati jika kita harus diselamatkan.
PENUMPANGAN TANGAN
Bacalah Imamat 4:27-31. Kegiatan ritual apakah yang dilakukan bersamaan
dengan persembahan korban?
Imamat 4:27-31
4:27. Jikalau yang berbuat dosa dengan tak sengaja itu
seorang dari rakyat jelata, dan ia melakukan salah satu hal yang dilarang
TUHAN, sehingga ia bersalah,
4:28 maka jikalau dosa yang telah diperbuatnya itu
diberitahukan kepadanya, haruslah ia membawa sebagai persembahannya karena dosa
yang telah diperbuatnya itu seekor kambing betina yang tidak bercela.
4:29 Lalu haruslah ia meletakkan tangannya ke atas kepala
korban penghapus dosa dan menyembelih korban itu di tempat korban bakaran.
4:30 Kemudian imam harus mengambil dengan jarinya sedikit
dari darah korban itu, lalu membubuhnya pada tanduk-tanduk mezbah korban
bakaran. Semua darah selebihnya haruslah dicurahkannya kepada bagian bawah
mezbah.
4:31 Tetapi segala lemak haruslah dipisahkannya, seperti
juga lemak korban keselamatan dipisahkan, lalu haruslah dibakar oleh imam di
atas mezbah menjadi bau yang menyenangkan bagi TUHAN. Dengan demikian imam
mengadakan pendamaian bagi orang itu sehingga ia menerima pengampunan.
Tujuan persembahan korban adalah menghapus dosa dan
kesalahan dari orang berdosa, memindahkan tanggung jawab kepada Bait Suci, dan
melepaskan orang berdosa itu pergi diampuni dan dibersihkan. [Dalam
kasus-kasus yang sangat jarang terjadi, orang dapat membawa sejumlah tertentu
tepung halus sebagai korban penghapus dosa, dan walaupun korban penghapus dosa
ini tanpa darah, sudah dimengerti bahwa "tanpa penumpahan darah tidak ada
pengampunan" (Ibr. 9:22).]
Ritual itu sendiri mencakup penumpangan tangan,
kematian binatang, penggunaan darah, pembakaran lemak, dan memakan daging
binatang. Orang berdosa yang membawa persembahan itu diberikan keampunan,
tetapi hanya setelah ritual darah.
Bagian penting dari proses ini mencakup penumpangan
tangan (Im. 1:4, 4:4,
16:21). Hal ini dilakukan supaya persembahan itu "diperkenan untuk mengadakan
pendamaian baginya" (Im. 1:4). Persembahan itu diterapkan hanya untuk orang yang
menumpangkan tangannya ke atas kepala binatang. Menurut Imamat 16:21,
penumpangan tangan harus disertai dengan pengakuan dosa; hal ini akan mengakui
pemindahan dosa dari orang berdosa kepada binatang yang tak bersalah.
Penyembelihan, tentu, merupakan bagian yang utama dari setiap persembahan
korban binatang. Setelah binatang itu dibunuh, darah yang ditumpahkan
digunakan untuk mengadakan pendamaian di mezbah (Im. 17:11). Karena dosa
telah dipindahkan kepada binatang itu oleh penumpangan tangan, kita haruslah
mengerti bahwa kematian binatang itu adalah suatu kematian pengganti. Binatang
itu mati menggantikan orang berdosa. Hal ini menjelaskan mengapa tindakan
pembunuhan binatang harus dilaksanakan oleh orang berdosa itu, oleh yang
bersalah, dan bukan oleh imam.
Ketika Anda tergoda untuk berbuat
dosa, bayangkanlah Yesus sedang sekarat di atas salib dan bayangkanlah dirimu
menumpangkan tangan .ke atas kepala-Nya dan mengakui dosa-dosamu kepada-Nya.
Bagaimanakah konsep ini, berfungsi dalam pikiranmu, membantu engkau mengerti
betapa besar biayanya agar Anda diampuni? Bagaimanakah gagasan ini membantu
Anda menolak untuk menyerah kepada godaan?
Selasa 29 Oktober
MEMINDAHKAN DOSA
"Dosa Yehuda telah tertulis dengan pena besi, yang matanya dari intan,
terukir pada loh hati mereka dan pada tanduk-tanduk mezbah mereka." (Yer. 17:1).
Setelah penumpangan tangan, dan kematian binatang itu,
kegiatan ritual berikut dalam persembahan korban adalah penanganan darah. Imam
memoleskan darah persembahan itu pada tanduk-tanduk mezbah. Karena melibatkan
darah, maka bagian ritual ini berkaitan dengan pendamaian (Im. 17:11). Jika orang yang
melakukan dosa seorang biasa atau seorang pemimpin, darah itu dioleskan pada
mezbah korban bakaran (Im. 4:25, 30)\ jika imam besar atau umat secara keseluruhan sebagai
orang berdosa, darah itu dioleskan pada mezbah di dalam, yaitu mezbah
wangi-wangian (Im. 4:7, 18).
Apakah artinya memoles darah pada tanduk-tanduk
mezbah? Tanduk-tanduk adalah titik tertinggi dari mezbah dan, dengan demikian,
dapat mengartikan dimensi vertikal keselamatan. Darah itu dibawa ke dalam
hadirat Allah.
Yeremia 17:1 adalah bagian yang penting untuk memahami
apa yang terjadi: dosa Yehuda terpahat "pada loh hati mereka, dan pada
tanduk-tanduk mezbah. "Walaupun ayat ini mengacu kepada mezbah-mezbah
dalam ibadah penyembahan berhala, prinsipnya tetap sama: mezbah mencerminkan
kondisi moral umat. Darah memindahkan kesalahan dosa. Darah yang dipoles pada
tanduk-tanduk mezbah memindahkan dosa jauh dari pendosa ke Bait Suci, suatu
kebenaran yang amat penting agar kita mengerti rencana keselamatan seperti
yang ditunjukkan dalam pelayanan Bait Suci di dunia, yang melambangkan pekerjaan
Kristus di surga untuk kita.
Karena darah membawa dosa, maka darah juga menajiskan
Bait Suci. Kita mendapatkan suatu contoh tentang penajisan ini dalam kasus di
mana darah dari korban penghapus dosa terpercik tak disengaja pada pakaian.
Pakaian itu perlu dibersihkan, bukan di sembarang tempat, tetapi hanya "di
suatu tempat yang kudus" (Im. 6:27).
Pada akhirnya, pembakaran lemak di atas mezbah
menunjukkan bahwa segala sesuatu tentang korban penghapus dosa adalah kepunyaan
Tuhan (Im. 3:16).
Bersyukurlah karena kematian Yesus, yang disimbolkan oleh korban-korban
itu, dosa kita telah diambil dari kita, diletakkan pada-Nya, dan dipindahkan ke
Bait Suci di surga. Ini adalah inti rencana keselamatan.
Bagaimanakah pelayanan Bait Suci
membantu kita mengerti ketergantungan mutlak kita pada Allah untuk keampunan
dosa-dosa kita? Penghiburan apakah yang dibawakan kebenaran ini padamu? Pada
waktu yang sama tanggung jawab penting apakah yang menyusul? (Lihat 1 Petrus 1:22).
1 Petrus 1:22
1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan
kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus
ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap
hatimu.
Rabu 30 Oktober
MENANGGUNG DOSA
Bacalah Imamat 6:25, 26; 10:16-18.Kebenaran penting
apakah yang dinyatakan di sini?
Imamat 6:25, 26; 10:16-18
6:25
"Katakanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban
penghapus dosa. Di tempat korban bakaran disembelih, di situlah harus
disembelih korban penghapus dosa di hadapan TUHAN. Itulah persembahan maha
kudus.
6:26 Imam yang
mempersembahkan korban penghapus dosa itulah yang harus memakannya; haruslah
itu dimakan di suatu tempat yang kudus, di pelataran Kemah Pertemuan.
Dengan memakan daging korban di Bait Suci, imam yang
bertugas akan "mengangkut kesalahan" orang yang berdosa. Daging
persembahan ini bukan sekadar pembayaran untuk pelayanan imam-imam (kalau tidak
Musa tidak akan sangat marah kepada anak-anak Harun karena tidak memakannya),
tetapi itu merupakan bagian terpenting dari pendamaian.
Bagaimanakah memakan daging korban memberikan
kontribusi untuk proses pendamaian? Memakan daging itu dituntut hanya untuk
persembahan-persembahan di mana darah tidak dibawa masuk ke Bait Suci; yaitu
persembahan dari pemimpin atau orang biasa. Alkitab dengan jelas mengatakan
bahwa dengan memakan persembahan korban itu para imam akan "mengangkut
kesalahan," yang akan "membuatkan pendamaian" bagi orang
berdosa. Menanggung kesalahan orang berdosa artinya bahwa orang berdosa itu
sekarang bebas.
Dalam bahasa Ibrani, Keluaran 34:7 mengatakan bahwa
Allah "mengangkut kesalahan," dua kata Ibrani yang sama itu digunakan
dalam Imamat 10:17,di mana jelas bahwa tindakan imam mengangkut dosa adalah
sesuatu yang membawa keampunan kepada orang berdosa. Jika tidak, tanpa pemindahan
itu orang berdosa haruslah menanggung dosanya sendiri (Imamat 5:1), dan tentu akan
membawa kepada kematian (Roma 6:23).
Pekerjaan imam dalam menanggung dosa orang lain adalah
sama dengan yang Kristus lakukan bagi kita. Ia mati menggantikan kita. Kita
simpulkan, bahwa pekerjaan imam di Bait Suci di dunia melambangkan pekerjaan
Kristus bagi kita, karena Ia telah mengambil bagi diri-Nya kesalahan dosa kita.
"Berkat datang karena pengampunan; pengampunan datang melalui iman
bahwa dosa, harus diakui dan disesali, ditanggung oleh si Penanggung-dosa
agung. Maka dari Kristus akan datang semua berkat kita. Kematian-Nya adalah
korban pendamaian bagi dosa-dosa kita. Ia adalah Pengantara Agung yang
melalui-Nya kita menerima belas kasihan dan kemurahan Allah. Maka Ialah
sesungguhnya Pendiri, Pemimpin, dan juga Penyempurna iman kita."—Ellen G.
White, Manuscript
Releases, jld. 9, hlm. 302.
Bayangkanlah Anda berdiri di
hadapan Allah dalam pengadilan. Pada apakah engkau bersandar—perbuatan baik mu,
pemeliharaan Sabat-mu, semua hal baik yang telah Anda lakukan dan hal buruk
yang Anda tidak lakukan? Apakah Anda benar-benar berpikir bahwa hal-hal ini
akan cukup untuk membenarkan dirimu di hadapan Allah yang kudus dan sempurna?
Jika tidak, apakah satu-satunya harapanmu dalam pengadilan itu?
Kamis 31 Oktober
KEAMPUNAN
Bacalah Mikha 7:18-20. Gambaran apakah tentang Allah yang kita temukan
dalam ayat-ayat ini?
Mikha 7:18-20
7:18 Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan
yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak
bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih
setia?
7:19 Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan
kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir
laut.
7:20 Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan
kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada
nenek moyang kami sejak zaman purbakala!
Tiga ayat terakhir dari kitab Mikha berfokus pada
jalinan hubungan Allah dengan umat-Nya yang tersisa. Ayat itu menggambarkan
dengan indahnya mengapa Allah itu tidak tertandingi. Ia tiada taranya karena
kasih dan karunia pengampunan-Nya. Tabiat Allah yang menonjol seperti yang
dinyatakan di dalam Mikha (dan di buku yang lain), adalah kerelaan-Nya untuk
mengampuni. Mikha menekankan poin ini dengan menggunakan berbagai ungkapan
untuk sifat-sifat Allah (ayat 18) dan prestasi-prestasi-Nya (ayat 19, 20). Sifat-sifat dan
prestasi-prestasi-Nya diterangkan dalam bahasa Pengakuan Iman Bangsa Israel di
dalam Keluaran 34:6, 7,salah satu dari bahasan Alkitabiah yang paling dicintai
mengenai tabiat Allah.
Mengesankan, beberapa kata-kata penting dalam Mikha
7:18-20 digunakan juga dalam Nyanyian Hamba dalam Yesaya 53, menunjuk pada
kenyataan bahwa sarana pengampunan datang dari Dia yang menderita bagi umat.
Sayangnya, tidak semua orang akan menikmati karunia
Allah yang menyelamatkan. Pengampunan Allah tidak murahan, juga tidak
otomatis. Perlu kesetiaan. Mereka yang telah mengalami kasih karunia-Nya
merespons dengan kebaikan, seperti yang kita lihat dalam Mikha 6:8, yang jadi
ayat inti dalam kitab itu. Sama seperti Allah "senang dengan kasih yang
tak berubah" NASB, Ia mengajak umat sisa-Nya "menyukai kebaikan"
NASB. Umat-Nya akan meneladani tabiat Allah. Kehidupan mereka akan
mencerminkan kasih, belas kasihan dan kebaikan-Nya.
Dalam Alkitab, Mikha 7:18-20, dengan penekanan pada pengampunan, segera
disusul oleh Nahum 1:2, 3, dengan tekanannya pada penghakiman. Hal ini membuka
dua dimensi hubungan Allah dengan kita: mengampuni petobat dan menghukum yang
jahat. Kedua-duanya milik Allah. Ia adalah Penyelamat dan Hakim. Dua aspek
tabiat Allah ini saling melengkapi, bukan bertentangan. Allah yang berbelas
kasihan dapat juga menjadi Allah yang adil. Dengan memahami hal ini, kita aman
dalam kasih-Nya, dalam pengampunan-Nya, dan dalam keadilan mutlak-Nya.
Bacalah Mikha 6:8.Apakah baiknya
suatu pengakuan iman tanpa prin- sip-prinsip ini untuk menyatakan realitas dari
pengakuan itu? Manakah yang lebih mudah, mengaku beriman dalam Yesus atau
menghidupkan iman itu, seperti yang dinyatakan dalam Mikha 6:8? Bagaimanakah
Anda dapat melakukan dengan lebih baik opsi yang kedua?
Mikha 6:8
6:8
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang
dituntut TUHAN dari padamu: selain
berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan
Allahmu?"
Jumat 1 November
Pendalaman: Ellen G. White, "Bait Suci dan Upacara-upacara," hlm.
406-423 dalam Alfa dan Omega, jld 1.
"Sebagaimana Kristus pada waktu kenaikan-Nya
tampil di hadapan Allah untuk menghadapkan darah-Nya demi orang berdosa yang
bertobat, demikian juga imam itu di dalam upacara harian memercikkan darah
korban itu dalam bilik suci untuk orang berdosa.
"Darah Kristus, sementara harus membebaskan orang berdosa yang
bertobat dari tuntutan hukum, itu tidaklah menghapuskan dosa; dosa akan tetap
tercatat di dalam Bait Suci sampai penebusan yang terakhir, demikian juga di
dalam upacara simbolis darah korban karena dosa memindahkan dosa dari orang bertobat,
tetapi itu tetap ada di dalam Bait Suci sampai kepada Hari Pendamaian."
Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 422
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Banyak orang berpendapat bahwa
seluruh konsep penggantian itu tidak adil. Mengapakah harus yang tidak berdosa
mati menggantikan yang bersalah? Namun, karena hal ini adalah kebenaran yang
bukan hanya diajarkan dengan jelas dalam Alkitab tetapi penting bagi tema utama
Alkitab, bagaimanakah kita menjawab tuduhan itu? Dapatkah "ketidakadilan"
dari membantu kita mengerti kasih karunia yang ditunjukkan supaya membawa
keampunan kepada kita? Yaitu, dalam cara apakah "ketidakadilan" ini
dapat membantu menunjukkan betapa agung dan berkemurahan dan mengasihi
sesungguhnya Allah kita itu?
2. Saat di kelas, bacalah Mikha
6:8. Apakah yang sedang dikatakan pada kita di sana? Lebih penting lagi,
bagaimana dapat kita belajar memenuhi perintah yang jelas ini? Bagaimanakah
kita belajar melakukan semua hal ini, termasuk "hidup dengan rendah hati
di hadapan Allah mu? Apakah artinya itu? Bagaimanakah hidup rendah hati dengan
Allah diterjemahkan menjadi hidup dengan rendah hati dengan orang lain?
Mikha 6:8
6:8
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang
dituntut TUHAN dari padamu: selain
berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan
Allahmu?"
3. Pikirkan tentang apa artinya
bahwa satu-satunya cara kita dapat diselamatkan adalah melalui kematian Yesus.
Apakah yang diajarkan pada kita oleh kebenaran yang mengherankan ini tentang
betapa buruknya dosa itu, dan mengapa upaya apa pun untuk menyelamatkan diri
kita dengan usaha sendiri akan sia-sia, seperti menyantap seekor babi dengan
harapan menjadikan babi itu halal?
4. Dalam kelas, tinjau ulang
pertanyaan terakhir di akhir pelajaran hari Rabu. Diskusikan jawabanmu dan
implikasi jawabanmu dalam hubungannya dengan Injil dan apa yang telah Allah
lakukan bagi kita supaya menyelamatkan kita.
BERITA MISI:Belajar Untuk Memimpin
Sabat 2 November
Annette
adalah orang yang baru saja bergabung di Gereja Advent. Dia ingin belajar
teologi, tetapi dia tidak yakin dia mampu untuk belajar di Newbold
College, perguruan
tinggi di Divisi Trans-Eropa dan sekolah dalam bidang teologi. Pemimpin pemudanya
mendorongnya untuk mengajukan permohonan beasiswa dari Uni Denmark. Dia
melamar dan diterima.
"Saya tahu bahwa Tuhan menempatkan
keinginan untuk mempelajari Alkitab dalam hati saya," kata Annette.
"Saya sudah belajar banyak di Newbold. Kami memiliki banyak kelompok
belajar Alkitab dan kelompok diskusi di mana saya telah belajar untuk menerima
pendapat orang lain, bahkan ketika mereka berbeda dari pendapat saya. Saya
bertumbuh dalam ruang diskusi ini."
Annette tidak yakin apa rencana Tuhan
untuknya."Aku akan menyerahkan itu ke dalam tangan-Nya," katanya.
Jutaan Pelayanan Newbold
Newbold
College adalah
satu- satunya lembaga pendidikan tingkat perguruan tinggi di Divisi Trans-Ero-
pa. Terletak di luar London, Inggris, melayani siswa dari seluruh 22 negara dan
berbagai pulau dan divisi, serta siswa dari sekitar 40 negara lain di seluruh
dunia. "Newbold sangat
multietnis," kata Dr. Philip Brown, ketua perguruan tinggi. Siswa datang
untuk belajar selama satu semester atau satu tahun atau empat tanun, untuk
mendapatkan
ijazah atau gelar. Beberapa datang untuk belajar bahasa Inggris, dan lain-lain
datang untuk belajar teologi. Kebanyakan Advent, tetapi beberapa tidak tahu
siapa Advent. Campuran ini membuat lingkungan kaya untuk mencari dan belajar.
"Jika
Kamu Eksis"
Marija [Maria] dibesarkan di Ma- kedonia. Dia sering merasa kesepian dan putus
asa serta rindu diterima •oleh orang lain. Seringkali ia berdoa, "Tuhan,
jika Engkau masih hidup, tolong bantu saya!"Suatu malam dia bermimpi bahwa
malaikat muncul dan meyakinkannya bahwa Tuhan mencintainya. Dia terbangun dipenuhi
dengan sukacita.
Setamat SMA Marija pindah ke Inggris
untuk bekerja sebagai pengasuh bayi dari meningkatkan bahasa Inggrisnya.Tetapi
keluarga itu memperlakukannya dengan buruk. Sekali lagi ia merasa
ditinggalkan. Kemudian dia bertemu dengan gadis lain dari Makedonia yang mengundangnya
ke gereja. Marija pun pergi, Lyn merindukan persahabatan dan bersemangat
untuk memantapkan dirinya dalam bahasa Inggris. Pelayanan ibadah sangat
berbeda dengan yang ia ikuti dulu dan dia tidak yakin apakah dapat ia lakukan.
Setelah ibadah, keluarga Makedonia
itu mengundang Marija untuk makan siang. Mereka memberinya buku Kebahagiaan
Sejati. Dia kembali ke rumah dan membaca seluruh buku malam itu. Dia
berdoa,Tuhan, jika Engkau ada, tolong bantu saya menemukan tempat lain untuk
tinggal dan bekerja. Dua hari kemudian Tuhan menjawab doa itu, dan keluarga
yang telah
mengundangnya untuk makan siang menyambutnya ke rumah mereka sebagai bagian
keluarga mereka. Setahun kemudian dia memberikan hidupnya kepada Kristus dan
meminta dirinya untuk dibaptis.
Masa berlaku visa Marija telah
berakhir dan dia harus kembali ke rumah untuk menyelesaikan sekolahnya.
Keluarganya menekan dia untuk meninggalkan iman barunya. Dengan sedih, Marija
memohon kepada Tuhan untuk menunjukkan apa yang Tuhan ingin yang harus dia
lakukan.
Tuhan
menuntunnya kembali ke Inggris, ke Newbold College, di mana dia pertama kali bertemu
Kristus. Saat ini dia belajar teologi di Newbold."Tuhan telah memberi saya semua yang
Dia janjikan "katanya. "Saya tahu bahwa Dia akan membawa saya dalam
sisa hidup saya ini."
Menanam
Benih
Orang tua Lyn bekerja untuk gereja
di tanah airnya di Madagaskar. Dia mendaftar di
Newbold untuk meningkatkan
bahasa Inggris sehingga dia bisa menjadi penerjemah yang lebih baik. Tetapi
Tuhan punya rencana lain, dan dia tinggal di sekolah setelah ia menyelesaikan
studinya.
Newbold menarik begitu banyak kaum
muda dari budaya yang berbeda," katanya. "Saya telah belajar banyak
di sini."
Lyn bertemu dengan seorang wanita
muda dari Kroasia yang mengatakan bahwa ia tidak pernah berdoa sebelumnya.
Mahasiswi itu mengatakan kepada Lyn bahwa dia telah datang untuk belajar bahasa
Inggris dan telah melihat bahwa siswa di sekolah itu sebagian besar Kristen. Dia meminta Lyn mengajarinya
bagaimana berdoa.
"Bicaralah
kepada Tuhan seperti kepada teman,"jawab Lyn kepadanya. "Dia tahu
setiap motif Anda, setiap tindakan Anda, sehingga kamu tidak perlu bersembunyi
dari-Nya. Hanya bicara kepadanya "Gadis itu berdoa untuk pertama kalinya
pada hari itu. Ketika ia selesai wajahnya ceria. Dia telah berbicara dengan
Tuhan! Setelah itu gadis itu tidak akan melewatkan kebaktian di kampus. Lyn
berdoa agar wanita muda itu terus membiarkan Allah menumbuhkan benih iman yang
ditanam dalam hidupnya sementara di Newbold dan berbuah bagi kerajaan-Nya.
Pelatihan Pola Pikir Pemimpin
Profesor
Newbold tidak mengajarkan mata
pelajaran, mereka melatih siswa untuk berpikir sendiri, mengevaluasi jawaban,
dan memecahkan masalah. Sekolah mencipta- kan pemimpin untuk Divisi Trans-
Eropa dan dunia.
Tetapi sekolah menghadapi tantangan.
Mereka harus memelihara ruang kelas aman dan asramanya agar sehat untuk hidup.
Persembahan Sabat Ketigabelas triwulan ini akan membantu meningkatkan asrama
wanita di kampus, menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi pemimpin masa
depan.Terima kasih telah membantu membuat Newbold sebagai jembatan pendidikan Advent
yang berkualitas.
Pos Misi
Newbold College adalah lembaga pendidikan Gereja Advent di Divisi
Trans-Eropa dengan program pendidikan hanya empat tahun.
Siswa berasal dari lebih dari 60 negara di empat benua. Beberapa hanya tinggal satu tahun, sementara studi lain empat atau lima tahun.
Perumahan adalah penting bagi lembaga multinasional. Penting untuk kesehatan dan keselamatan dari 240 siswa yang tinggal di asrama kampus yang menjadi lingkungan sehat.
Siswa berasal dari lebih dari 60 negara di empat benua. Beberapa hanya tinggal satu tahun, sementara studi lain empat atau lima tahun.
Perumahan adalah penting bagi lembaga multinasional. Penting untuk kesehatan dan keselamatan dari 240 siswa yang tinggal di asrama kampus yang menjadi lingkungan sehat.
Sebagian dari persembahan Sabat Ketigabelas triwulan
ini akan membantu merenovasi asrama wanita di Newbold College.
No comments:
Post a Comment