Pelajaran 4 Triwulan IV 2013, Berita Misi dan Penuntun Guru Sekolah Sabat

Materi ini dalam bentuk ebook/epub untuk Ipad, Iphone, Samsung, Android download di sini
Berita Misi
Pintu yang Terbuka
Konstantinus/Yunani

[Mintalah seorang anak SMA untuk membawakan laporan misi ini.]
Tiga tahun yang lalu saya me­ngetahui bahwa ibu saya menderita kanker payudara. Saya bingung dan hilang pengharapan. Bagaimana Tuhan bisa membiarkan hal ini ter­jadi padanya? Apakah ia akan mati dan meninggalkan kami sendirian? Teman-teman saya tidak memahami masalah yang saya hadapi, dan saya merasa bahwa tidak seorang pun yang dapat diajak bicara.
Suatu hari saya melihat ibu menangis di kamarnya. Ketika dia melihat saya, ibu memanggil saya ke kamarnya. 'Tidak apa-apa," katanya, sambil melihat ke mata saya."Allah beserta kita dan akan melindungi kita." Dia mendesak saya untuk mem­
baca ayat dari Mazmur kesukaan­nya. "Kata-kata Daud membuat saya nyaman," katanya. "Kata-kata itu akan membantu kamu juga."
Menemukan Allah dalam firman- Nya
Saya mengangguk dengan kaku. Bagaimana saya bisa mengatakan pa­danya bahwa saya tidak yakin bahwa Allah peduli padaku, atau apa yang terjadi pada keluarga kami?
Operasi ibu berhasil, dan akhirnya hidup terasa normal kembali. Tapi saya masih bertanya-tanya apakah Tuhan benar-benar peduli pada saya, yang hanya seorang anak kecil.
Suatu malam saya mengambil Alkitab dari rak dan membiarkannya terbuka. Dibuka dengan kisah Ayub. Ketika saya membaca kisah Ayub, saya mulai menyadari bahwa jika Ayub bisa memiliki iman seperti itu, saya juga harus bisa.
Saya mulai membaca Alkitab lagi, dan saya merasa Tuhan bekerja dalam hidup saya. Semakin saya membaca, semakin saya belajar, dan semakin saya merasakan kasih Tuhan dalam hidup saya. Saya menyadari bahwa Allah menggunakan penyakit ibu saya untuk mengajarkan saya betapa Dia mengasihi saya. Apa yang saya tidak tahu adalah bahwa Allah mem­perkuat iman saya akan apa yang terjadi selanjutnya.
Tantangan tentang Kakek
Kakek saya adalah orang Yunani kuno, kuat dan keras kepala. Keluarga saya adalah Advent, dan Kakek dapat mencabut kepercayaan kami kapan pun dia mau, menuduh kami dan itu membuat kami semakin memperta­hankan iman kita. Kami mulai meng­hindari masalah agama. Orangtua saya sudah putus asa bahwa kami tidak akan pernah dapat meyakinkan kakek bahwa Allah mencintainya.
Kemudian kami mengetahui bah­wa kakek menderita kanker pankreas. Ini telah menyebar, dan para dokter mengatakan ia tidak akan hidup lama. Dengan sifatnya yang keras kepala, kakek saya mulai merencana­kan pemakamannya. Tetapi'saya tahu bahwa dia marah dan putus asa.
Dia dirawat di rumah sakit, tetapi dia menolak setiap pengunjung. Dia tidak ingin kita menyaksikan dia mati. Tetapi saya tetap pergi menemuinya.
Saya sungguh terkejut, dia mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang Allah.
"Menurut kamu, mengapa Allah membuat 10 hukum?"tanyanya.
Dengan hati-hati saya memberi­kan tanggapan saya. "Tuhan memberi kita perintah untuk membimbing kita melalui hidup," kataku. "Dia tidak membuatnya untuk menghu­kum kita, tetapi untuk menarik kita kepada-Nya."
Kakek saya memikirkan hal itu un­tuk beberapa waktu. Lalu ia bertanya, "Bagaimana kamu tahu Yesus menga­sihi kamu?"
Saat saya berjuang menemukan kata-kata untuk menjawab pertanya­an kakek saya, saya menyadari bahwa Tuhan telah mempersiapkan saya untuk saat ini sejak ibu saya sakit. Me­rendahkan hati dan yakin, saya ber­usaha menjawab pertanyaan kakek saya dengan ayat-ayat Alkitab yang Tuhan telah berikan ketika saya ragu.
Kakek saya dan saya telah berbincang-bincang tentang Tuhan selama beberapa minggu berikutnya. Orangtua saya takut untuk berbicara dengan Kakek tentang agama karena mereka tidak ingin membuatnya ma­rah. Tetapi Allah telah membuka pin­tu bagi saya untuk berbicara dengan­nya dan memberinya harapan dalam Yesus sebelum ia meninggal. Saya merasakan penuh berkat dan kagum bahwa Allah mampu menggunakan saya, seorang yang masih remaja.
Hati yang Diubahkan
Menjelang akhir hidupnya, kakek tidak bis& bicara lagi. Tetapi saya bisa melihat ketenangan di matanya yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya yakin Allah menggunakan peng­alaman saya untuk membantu kakek saya agar dapat mengerti bahwa Yesus selalu mencintainya. Saya tahu bahwa saya akan melihat kakekku lagi ketika Yesus datang. Dan ketika kita bertemu, kita akan memiliki kea­badian untuk berbicara.
Saya sering berpikir tentang ayat dalam Kitab Wahyu: "Saya berdiri di muka pintu dan mengetok, jika ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk"
Penyakit ibuku membantu saya untuk menyadari bahwa Tuhan se­dang mengetuk pintu hati saya. Dan penyakit kakek saya membantu saya untuk berbagi kasih Allah dan mem­
buka pintu hatinya.
Gereja kami di Yunani kecil. Kami hanya memiliki beberapa ratus ang­gota di seluruh negeri. Tetapi Tuhan memiliki rencana besar untuk kami, berencana untuk memimpin kami dan mengajarkan kami bagaimana untuk berbagi kasih-Nya dengan jutaan orang seperti kakek saya yang belum membuka pintu hati mere­ka terhadap kasih Allah yang tanpa batas. Persembahan Sabat Ketigabe- las triwulan ini akan membantu kita menjangkau jutaan orang di Yunani yang masih perlu mendengar bahwa Yesus mengasihi mereka.

Pos Misi                                                                                                                v
·         Meskipun 98 persen dari penduduk Yunani adalah Ortodoks, aga­ma bagi kebanyakan orang difokuskan pada tradisi dan upacara, bukan pada Kristus.
·         Protestan jumlahnya kurang dari 1 persen dari populasi. Lebih se­dikit 500 Advent saat ini tinggal di Yunani. Itu sama dengan sekitar satu Advent untuk setiap 20.000 orang. Panen sudah siap, tetapi sungguh menyedihkan pekerjanya hanya sedikit saja.
·         Persembahan Sabat Ketigabelas triwulan ini akan membantu per­tumbuhan gereja di Yunani dengan pusat penginjilan di ibukota Atena.
·         Untuk informasi lebih lanjut tentang proyek ini, bisa disaksikan da­lam DVD misi Advent yang dapat diperoleh dari pemimpin Sekolah Sabat atau mengujungi web www.AdventistMission.org.

Pelajaran 4 Sekolah Sabat

Pelajaran-pelajaran dari Bait Suci
Sabat Petang
Bacalah untuk pelajaran pekan ini: Kel. 40:9, 10;lm. 19:2; 1 Ptr. 1:14-16; Kel. 31:2-11; Rm. 3:25-281 Raja-raja 8:31-53;Mzm. 73:1-17.
AYAT HAFALAN: " 'Dan mereka harus membuat Bait Suci bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.' " (Keluaran 25:8).
Bait Suci adalah satu dari alat-alat peraga Allah untuk mengajar kita arti Injil. Sementara kita menyelidiki Bait Suci pekan ini, gambar di bawah ini akan membantu:

Pelajaran pekan ini berfokus pada beberapa pengertian utama yang disediakan oleh Bait Suci di bumi. Kita akan menyelidiki sistem pengorbanan kemudian.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk Sabat 26 Oktober

Minggu 20 Oktober
TEMPAT KEHADIRAN
Menurut Kel.25:8, apakah tujuan Bait Suci duniawi di padang gurun? Kebenaran menakjubkan apakah yang ia ajarkan pada kita tentang ka­sih Allah untuk kita?
Kel.25:8
25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.
Dalam Taman Eden, dosa telah merusak hubungan muka dengan muka an­tara Allah dan manusia. Dosa menghilangkan persekutuan yang tidak terelak­kan antara nenek moyang pertama kita dengan Allah. Namun, Khalik masih berkeinginan untuk menarik kita kepada-Nya dan menikmati suatu hubungan perjanjian yang dalam dengan manusia berdosa, dan Ia memulai proses itu di sana, di Eden. Berabad kemudian, dalam menyelamatkan Israel keluar dari Me­sir dan mendirikan Bait Suci dan sistem persembahan, Allah kembali berencana membawa manusia kembali ke hadirat-Nya.
Maka Bait Suci membuktikan kerinduan Allah untuk tetap diam di antara umat-Nya. Inilah gagasan Allah (Mzm. 132:13, 14). Tujuan akhirnya adalah ja­linan hubungan, dan Bait Suci adalah sarana pilihan-Nya. Bait Suci adalah bukti nyata kehadiran Allah bersama umat-Nya di bumi.
Dari uraian dalam Bilangan 2, nyata bahwa kemah suci terletak di tengah perkemahan bujur sangkar di mana, di mana biasanya, di Timur Dekat purba, raja menempatkan tendanya. Jadi, kemah suci adalah simbol bahwa Allah ada­lah Raja atas Israel.
Sedang orang Lewi mendirikan tenda mereka di sekitar kemah suci (Dil. 1:53), suku-suku lainnya mendirikan tenda mereka "agak jauh" di sekitarnya dalam kelompok bertiga (Ril. 2:2). Hal ini mengilustrasikan dalam cara nyata, kedekatan dan kejauhan Allah.
Tujuan lain dari Bait Suci adalah menyediakan lokasi bagi suatu sistem ibadah yang terpusat, dan ditahbiskan Allah. Karena kehadiran Allah di tengah-tengah umat telah dijadikan berbahaya oleh kenajisan dan kegagalan moral mereka, Ia menyediakan suatu sistem persembahan dan korban yang melaluinya umat yang tidak kudus dapat hidup dan tinggal tetap dalam hadirat Allah yang kudus.
Maka, dalam kaitan ini, Bait Suci menyatakan rincian mengenai rencana pe­nebusan, yang mencakup bukan hanya pengorbanan tetapi juga pelayanan kei- mamatan, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari rencana penebusan.
Dengan Bait Suci, Pencipta semesta alam, yaitu Dia yang menjadikan semua yang dijadikan (baca Yohanes 1:1-3), merendahkan diri sendiri untuk diam di antara pengembara tuna wisma di padang gurun. Bagaimanakah seharusnya fakta ini sendiri membantu kita menghindari untuk menyim­pan prasangka—etnis, tingkat sosial atau budaya terhadap siapa pun?

Senin 21 Oktober
"KUDUSLAH KAMU"
"Kemudian kauambillah minyak urapan dan kau urapilah Kemah Suci dengan segala yang ada di dalamnya; demikianlah harus engkau mengu- duskannya, dengan segala perabotannya, sehingga menjadi kudus. Juga kau urapilah mezbah korban bakaran itu dengan segala perkakasnya; de­mikianlah engkau harus menguduskan mezbah itu, sehingga mezbah itu" Mahakudus." (Kel.40:9,10).
Keluaran 40:9,10 menunjukkan bahwa Bait Suci haruslah dianggap "kudus." Pengertian dasar dari kekudusan adalah keterpisahan dan keunikan, kombinasi dengan kepemilikan Allah.
"Pelayanan yang khas itu adalah mata rantai penghubung antara Allah dan bangsa Israel. Persembahan-persembahan korban dirancang untuk menggam­barkan pengorbanan Kristus, supaya terpelihara dalam hati umat suatu iman yang teguh pada Penebus yang akan datang. Maka, supaya Tuhan dapat mene­rima persembahan korban mereka, dan melanjutkan kehadiran-Nya di antara mereka, dan, pada sisi yang lain, supaya umat memiliki pengetahuan yang be­nar tentang rencana keselamatan, dan pengertian yang benar tentang tugas me­reka, sangatlah penting kesucian hati dan kemurnian hidup, penghormatan ke­pada Allah, dan ketaatan ketat pada permintaan-permintaan-Nya, dipertahankan oleh semua orang yang terkait dengan Bait Suci."—Ellen G. White, The SDA Bible Commentary, jld. 2, hlm. 1.010.
Bacalah Imamat 19:2 dan 1 Petrus 1:14-16. Apakah alasan utama bagi bangsa itu untuk menjadi kudus?
Imamat 19:2
19:2 "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.

1 Petrus 1:14-16
1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Kekudusan Allah mengubah dan mengasingkan kita. Kekudusan-Nya adalah motivasi utama bagi perilaku etika umat-Nya dalam semua bidang kehidupan (lihat Imamat 19) apakah itu mematuhi hukum makanan (Imamat 11:44,45), menghormati imam (Imamat 21:8), atau tidak menuruti hawa nafsu yang lama (1 Petrus 1:14). Jelas, Allah ingin kita bertumbuh dalam kekudusan ketika kita semakin dekat dengan Dia. Perubahan ini dapat terjadi hanya melalui suatu pe­nyerahan diri dari sifat berdosa kita, dan melalui suatu kemauan untuk melaku­kan apa yang benar, apa pun akibatnya.
Pikirkanlah tentang dirimu, tabiatmu, seleramu, kegiatanmu, dan lain lainnya. Berapa banyak dari dirimu, dan apa yang saudara lakukan, yang dapat dianggap "kudus?" Sepertinya sejenis pertanyaan yang sulit diha­dapi, bukan?

Selasa 22 Oktober
PERALATAN BAIT SUCI

Baca Keluaran 31:2-11. Apakah yang ayat-ayat ini ajarkan pada kita tentang pembuatan benda-benda dalam Bait Suci di dunia? Apa hubung­annya dengan Kej. 1:2? (Lihat juga Kel. 25:9).
Keluaran 32:2-11
31:2 "Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda,
31:3 dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,
31:4 untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga;
31:5 untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan.
31:6 Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin Ahisamakh, dari suku Dan; dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan keahlian. Haruslah mereka membuat segala apa yang telah Kuperintahkan kepadamu:
31:7 Kemah Pertemuan, tabut untuk hukum, tutup pendamaian yang terletak di atasnya, dan segala perabotan kemah itu,
31:8 yakni meja dengan perkakasnya, kandil dari emas murni dengan segala perkakasnya, mezbah pembakaran ukupan,
31:9 mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya, bejana pembasuhan dengan alasnya,
31:10 pakaian jabatan, baik pakaian kudus kepunyaan imam Harun, maupun pakaian anak-anaknya, untuk memegang jabatan imam,
31:11 minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian untuk tempat kudus; tepat seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu haruslah mereka membuat semuanya."

Kej. 1:2
1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.


Kel. 25:9
25:9 Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."

Dari semua benda-benda dalam Bait Suci, dua loh batu adalah simbol ter­tinggi kehadiran dan kekudusan Allah. Namanya diambil dari kedua loh batu hukum, yang disebut "hukum Allah" (Kel. 32:15, 16), yang diletakkan di da­lam tabut (Kel. 25:16, 21).
Di atas tabut ditempatkan "tutup pendamaian" dengan dua kerub menudungi tutup itu dengan sayap mereka (Kel 25:17-21). Itu pantas disebut "tutup penda­maian" karena menyampaikan ide bahwa Allah kita yang berbelas kasihan dan peramah telah mendamaikan umat dengan Dirinya dan menyediakan setiap ke­perluan mereka untuk mempertahankan hubungan perjanjian dengan Dia.
Inilah tempat di mana, setahun sekali, pada Hari Pendamaian (Yorn Kippur dalam bahasa Ibrani), pendamaian bagi umat dan bagi Bait Suci terjadi (Imamat 16:14-16). Dalam Roma 3:25, Paulus mengacu kepada Yesus sebagai "tutup pendamaian" (biasa dialihbahasakan "pendamaian" atau "korban pendamaian"), karena Yesus sendiri adalah tempat pendamaian bagi dosa-dosa kita, Seorang yang melalui-Nya Allah membuat pendamaian atas dosa-dosa kita.
Dalam Bilik Kudus, bilik pertama, kaki dian terus menerus memberikan te­rang (Imamat 24:1-4), dan mezbah wangi-wangian menghasilkan asap pelin­dung yang menyembunyikan kehadiran Allah dari imam (Imamat 16:12,13). Di atas meja untuk roti sajian ditempatkan dua belas ketul roti, mewakili dua belas suku Israel. Pinggan, cawan, kendi dan piala (Kel. 25:29, 30) juga dile­takkan di atas meja. Walaupun sedikit saja informasi yang diberikan tentang pentingnya alat-alat ini, nampaknya mereka mewakili unsur-unsur suatu jamuan makan perjanjian (ingat kembali Kel. 24:11) dan berfungsi sebagai suatu per­janjian Allah dengan umat.
Bacalah Roma 3:25-28. Harapan besar apakah dapat kita tarik dari perjanjian keselamatan "oleh iman terlepas dari perbuatan hukum"?
Roma 3:25-28
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
3:26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
3:27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Rabu 23 Oktober
PUSAT KEGIATAN ILAHI DAN UMAT

Bacalah 1 Raja-raja 8:31-53. Apa lagi yang ayat ini ajarkan pada kita tentang fungsi Bait Suci?
1 Raja-raja 8:31-53
8:31 Jika seseorang telah berdosa kepada temannya, lalu diwajibkan mengangkat sumpah dengan mengutuk dirinya, dan dia datang bersumpah ke depan mezbah-Mu di dalam rumah ini,
8:32 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga dan bertindak serta mengadili hamba-hamba-Mu, yakni menyatakan bersalah orang yang bersalah dengan menanggungkan perbuatannya kepada orang itu sendiri, tetapi menyatakan benar orang yang benar dengan memberi pembalasan kepadanya yang sesuai dengan kebenarannya.
8:33 Apabila umat-Mu Israel terpukul kalah oleh musuhnya karena mereka berdosa kepada-Mu, kemudian mereka berbalik kepada-Mu dan mengakui nama-Mu, dan mereka berdoa dan memohon kepada-Mu di rumah ini,
8:34 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga dan mengampuni dosa umat-Mu Israel dan mengembalikan mereka ke tanah yang telah Kauberikan kepada nenek moyang mereka.
8:35 Apabila langit tertutup, sehingga tidak ada hujan, sebab mereka berdosa kepada-Mu, lalu mereka berdoa di tempat ini dan mengakui nama-Mu dan mereka berbalik dari dosanya, sebab Engkau telah menindas mereka,
8:36 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga dan mengampuni dosa hamba-hamba-Mu, umat-Mu Israel, --karena Engkaulah yang menunjukkan kepada mereka jalan yang baik yang harus mereka ikuti--dan Engkau kiranya memberikan hujan kepada tanah-Mu yang telah Kauberikan kepada umat-Mu menjadi milik pusaka.
8:37 Apabila di negeri ini ada kelaparan, apabila ada penyakit sampar, hama dan penyakit gandum, belalang, atau belalang pelahap, apabila musuh menyesakkan mereka di salah satu kota mereka, apabila ada tulah atau penyakit apapun,
8:38 lalu seseorang atau segenap umat-Mu Israel ini memanjatkan doa dan permohonan di rumah ini dengan menadahkan tangannya--karena mereka masing-masing mengenal apa yang merisaukan hatinya sendiri--
8:39 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga, tempat kediaman-Mu yang tetap, dan Engkau kiranya mengampuni, bertindak, dan membalaskan kepada setiap orang sesuai dengan segala kelakuannya, karena engkau mengenal hatinya--sebab Engkau sajalah yang mengenal hati semua anak manusia, --
8:40 supaya mereka takut akan Engkau selama mereka hidup di atas tanah yang telah Kauberikan kepada nenek moyang kami.
8:41 Juga apabila seorang asing, yang tidak termasuk umat-Mu Israel, datang dari negeri jauh oleh karena nama-Mu, --
8:42 sebab orang akan mendengar tentang nama-Mu yang besar dan tentang tangan-Mu yang kuat dan lengan-Mu yang teracung--dan ia datang berdoa di rumah ini,
8:43 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga, tempat kediaman-Mu yang tetap, dan Engkau kiranya bertindak sesuai dengan segala yang diserukan kepada-Mu oleh orang asing itu, supaya segala bangsa di bumi mengenal nama-Mu, sehingga mereka takut akan Engkau sama seperti umat-Mu Israel dan sehingga mereka tahu, bahwa nama-Mu telah diserukan atas rumah yang telah kudirikan ini.
8:44 Apabila umat-Mu keluar untuk berperang melawan musuhnya, ke arah manapun Engkau menyuruh mereka, dan apabila mereka berdoa kepada TUHAN dengan berkiblat ke kota yang telah Kaupilih dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu,
8:45 maka Engkau kiranya mendengarkan di sorga doa dan permohonan mereka dan Engkau kiranya memberikan keadilan kepada mereka.
8:46 Apabila mereka berdosa kepada-Mu--karena tidak ada manusia yang tidak berdosa--dan Engkau murka kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri musuh yang jauh atau yang dekat,
8:47 dan apabila mereka sadar kembali dalam hatinya di negeri tempat mereka tertawan, dan mereka berbalik, dan memohon kepada-Mu di negeri orang-orang yang mengangkut mereka tertawan, dengan berkata: Kami telah berdosa, bersalah, dan berbuat fasik,
8:48 apabila mereka berbalik kepada-Mu dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya di negeri musuh yang mengangkut mereka tertawan, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu dengan berkiblat ke negeri mereka yang telah Kauberikan kepada nenek moyang mereka, ke kota yang telah Kaupilih dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu,
8:49 maka Engkau kiranya mendengarkan di sorga, tempat kediaman-Mu yang tetap, kepada doa dan permohonan mereka dan Engkau kiranya memberikan keadilan kepada mereka.
8:50 Engkau kiranya mengampuni umat-Mu yang telah berdosa kepada-Mu, mengampuni segala pelanggaran yang dilakukan mereka kepada-Mu, dan kiranya Engkau membuat mereka menjadi kesayangan orang-orang yang mengangkut mereka tertawan, sehingga orang-orang itu menyayangi mereka,
8:51 sebab mereka itu umat-Mu dan milik kepunyaan-Mu yang telah Kaubawa keluar dari Mesir dari tengah-tengah dapur peleburan besi.
8:52 Hendaklah mata-Mu terbuka terhadap permohonan hamba-Mu dan terhadap permohonan umat-Mu Israel dan hendaklah Engkau mendengarkan mereka seberapa kali mereka berseru kepada-Mu.
8:53 Sebab Engkaulah yang memisahkan mereka bagi-Mu menjadi milik kepunyaan-Mu dari antara segala bangsa di bumi, seperti yang telah Kaufirmankan dengan perantaraan Musa, hamba-Mu, pada waktu Engkau membawa nenek moyang kami keluar dari Mesir, ya Tuhan ALLAH!"

Pada upacara penahbisan Bait Suci yang baru didirikan, Raja Salomo me­nyampaikan tujuh hal khusus yang dapat didoakan di Bait Suci. Ketujuh fungsi itu memberikan peran luas dari Bait Suci dalam keluarga orang Israel. Bait Suci adalah tempat untuk mendapatkan pengampunan (ayat 30); untuk mengangkat sumpah (ayat 31, 32); untuk permohonan bila dikalahkan (ayat 33, 34)\ untuk memohon ketika menghadapi kekeringan (ayat 35,36) atau bencana lain (ayat 37-40). Juga tempat untuk orang asing berdoa {ayat 41-43), dan tempat berdoa untuk kemenangan (ayat 44-45).
Bahwa Bait Suci dimaksudkan menjadi "rumah doa bagi segala bangsa" (Yes. 56:7) menjadi nyata dari fakta bahwa Salomo membayangkan bahwa orang Is­rael secara pribadi, orang asing, dan seluruh bangsa sebagai pemohon doa.
Bait Suci adalah pusat ideologi dari semua kegiatan di Israel. Agama bukanlah bagian dari kehidupan umat, bukan juga bagian besar; agama adalah kehidupan. Apakah juga yang hal ini katakan pada kita tentang peran iman di dalam hidup kita?
Bila umat ingin menerima nasihat atau pertimbangan, atau jika mereka bertobat dari dosa, mereka pergi ke Bait Suci. Bait Suci adalah juga inti kehi­dupan bangsa Israel selama tahun-tahun di padang gurun. Bila Allah hendak berkomunikasi dengan umat-Nya, Ia lakukan itu dari Bait Suci (Kel. 25:22). Itu sebabnya Bait Suci itu pantas disebut "kemah pertemuan" (sebagai con­toh, Imamat 1:1).
Pikirkanlah tentang kehidupan doamu. Berapa dalam, berapa kaya, berapa meneguhkan iman dan mengubah hidup itu? Mungkin pertanyaan pertama yang perlu engkau tanyakan pada dirimu adalah : Berapa ba­nyakkah waktu yang saya gunakan di dalam doa?

Kamis 24 Oktober
"SAMPAI AKU MASUK KE DALAM BAIT SUCI ALLAH"
Berulang kali Kitab Mazmur menunjukkan bahwa Bait Suci berperan se­bagai bagian penting dalam jalinan hubungan antara umat dan Allah. Yang ter­kenal adalah keyakinan kuat Daud yang dinyatakan pada akhir Mazmur 23 bahwa ia "akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa" (ayat 6). Kerinduan utama Daud dalam Mazmur 27 adalah berada di hadirat Yahweh, hadirat yang dialaminya terbaik dalam Bait Suci. Supaya menunjukkan betapa ia merindu­kan Bait Suci, Daud gunakan keseluruhan ungkapan bagi tempat itu, menye­butnya rumah Tuhan, bait-Nya, pondok-Nya, dan kemah-Nya. Di situlah se­seorang dapat bermeditasi dan "menyaksikan kemurahan-kemurahan Tuhan" (Mazmur 27:4,5).
Kegiatan Allah dalam Bait Suci menjelaskan beberapa poin penting: Ia me­melihara keselamatan orang yang beribadah dan menyembunyikan dia dalam Bait Suci-Nya, walaupun dalam waktu-waktu sulit (Mazmur 27:5). Allah se­diakan perlindungan yang aman dan memastikan kedamaian pikiran bagi se­mua yang datang ke dalam hadirat-Nya. Ungkapan-ungkapan suci ini meng­hubungkan keindahan Allah dengan apa yang Ia lakukan bagi umat-Nya. Tam­bahan lagi, pelayanan Bait Suci dengan simbol-simbolnya menunjukkan keba­ikan dan keadilan Allah.
Objek utama kerinduan Daud yang terdalam adalah bukan hanya berada da­lam Bait Suci, tetapi supaya Yahweh hadir bersama dengan dia. Itu sebabnya Daud memutuskan untuk "mencari" Allah (Mazmur 27:4, 8).
Baca Mazmur 73:1-17. Pengertian apakah yang Asaf dapatkan sete­lah memasuki Bait Suci?
Mazmur 73:1-17
73:1. Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
73:2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.
73:3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.
73:4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;
73:5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.
73:6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.
73:7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.
73:8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.
73:9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.
73:10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah.
73:11 Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"
73:12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!
73:13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.
73:14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.
73:15. Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.
73:16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,
73:17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.

Dalam Mazmur 73, Asaf membicarakan masalah penderitaan. Ia tak dapat memahami keberhasilan orang jahat yang j e las kelihatan itu (ayat 4-12) semen­tara orang setia menderita. Ia sendiri hampir tergelincir (ayat 1-3), tetapi pergi masuk ke Bait Suci menjadikan dia berbeda (ayat 13-17). Di sana Asaf dapat melihat kuasa dan kemuliaan Allah yang sama dengan yang Daud sebutkan da­lam Mazmur 63:3 dan akui bahwa kondisi sekarang ini akan satu hari nanti ber­ubah dan keadilan akan terlaksana. Ia dapat memantulkan kembali kebenaran dan menerima kembali penegasan bahwa pada akhirnya orang jahat berada di atas tempat berpijak yang licin (Mzm. 73:18-20) dan orang setia merasa aman (ayat 21-28). Bagi mereka yang mencari Allah, rumah kudus menjadi tempat yang paling aman, suatu kubu kehidupan, di mana Allah akan tempatkan me­reka "tinggi di atas gunung batu" (Mzm. 25:5, NKJV). Dari kebenaran yang diajarkan oleh pelayanan Bait Suci, kita sesungguhnya dapat belajar berharap pada kebaikan dan keadilan Allah.

Jumat 25 Oktober
Pendalaman: Ellen G. White, "Bait Suci dan Upacara-upacara" hlm.406- 423 dalam Alfa dan Omega, jld. 1.
"Untuk pembangunan Kemah Suci itu persiapan-persiapan yang mahal dan banyak diperlukan, bahan-bahan yang paling mahal dan berharga dalam jumlah yang besar harus disediakan; namun demikian Tuhan hanya menerima persem­bahan sukarela." Dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu," adalah perintah Ilahi yang diulangi oleh Musa kepada perhimpunan itu. Penyerahan kepada Allah dan satu roh pengor­banan adalah syarat-syarat pertama dalam mempersiapkan satu tempat tinggal bagi Yang Mahatinggi."—Ellen G. White, Alfa dan Omega jld. 1, hlm. 407.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.     Pikirkanlah lebih dalam pertanyaan tentang keadilan Allah. Kita me­lihat hanya sedikit keadilan di dunia ini sekarang. Mengapakah, tanpa pengharapan mutlak kepada keadilan Allah, tidak akan ada pengha­rapan keadilan sama sekali?

2.     Seseorang menulis: "Kemah suci adalah sepotong tanah kudus di te­ngah suatu dunia yang sudah kehilangan jalannya." Apakah makna sebutan itu bagi Anda?

3.     Bacalah 1 Petrus 1:14-16. Dalam cara apakah Anda mengerti keku­dusan Allah? Bagi Anda, apakah artinya dirimu menjadi kudus? Ba­gaimanakah kita menjadi kudus?

4.     Anak-anak Eli adalah suatu contoh orang yang "dekat" dengan Allah tetapi yang telah kehilangan penghargaan terhadap kekudusan-Nya (1 Sam. 2:12-17). Bagaimanakah Anda dapat menghindar dari kehilangan kesadaran akan kekudusan Allah? Mengapakah doa, belajar Alkitab, dan ketaatan sangatlah penting dalam membantu kita memelihara ke­sadaran akan kekudusan-Nya?

5.     "Bagian yang paling penting dari upacara harian itu adalah pekerjaan yang diadakan untuk pribadi-pribadi orang Israel. Orang berdosa yang bertobat membawa persembahannya ke pintu Kemah Pertemuan, dan sambil meletakkan tangannya ke atas kepala korban itu, ia mengaku dosa-dosanya, dengan demikian secara simbolis memindahkan dosa­nya dari dirinya kepada korban yang tidak bersalah itu. Kemudian oleh tangannya sendiri binatang itu disembelih, dan darahnya dibawa oleh imam itu ke dalam bilik yang suci, dan memercikkannya di hadapan ti­rai, yang di bagian belakangnya terdapat peti yang berisi hukum yang telah dilanggar oleh orang berdosa itu. Oleh upacara ini dosa, melalui darah itu, dipindahkan secara simbolis kepada Kemah Suci."—Ellen G. White, Alfa dan Omega jld. 1, hlm. 418.Bagaimanakah kutipan ini menolong kita mengerti cara "keselamatan oleh iman" dinyatakan da­lam pelayanan Bait Suci?
Penuntun Guru
Ringkasan Pelajaran Ayat Inti: Mazmur 27:4-14
Anggota Kelas Akan:
>     Mengetahui: Memahami keindahan Allah, kebenaran, dan kebaikan dalam pekabaran Bait Suci.
>     Merasakan: Meniru pengalaman Daud di dalam Bait Suci.
>     Melakukan: Memilih untuk tidak hanya mengalami "doa Bait Suci" tetapi "kehidupan Bait Suci."
Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Keindahan, kebenaran, dan kebaikan di dalam Bait
Suci.
A.       Penyelidikan Daud dipusatkan di dalam Bait Suci (Mzm. 27:4). Apa­kah ini hanya sementara atau itu adalah tujuan hidupnya?
B.       Daud merindukan untuk "melihat keindahan Allah" yang digambar­kan di dalam Bait Suci. Sesungguhnya apa yang terkait di sini?
C.       Daud juga merindukan untuk "menanyakan [menyelidiki kebenaran Allah] di dalam kuil-Nya." Apakah "kebenaran masa kini" dari pe­kabaran Bait Suci untuk diselidiki dengan teliti di hari-hari terakhir ini?
D.       Daud juga melihat "kebaikan Tuhan" di dalam Bait Suci (Mzm.27:13). Apa pengalaman-pengalaman yang termasuk di dalam per­temuan ini?
E.       Pekabaran Bait Suci adalah jalan kehidupan; adalah mungkin se­karang untuk memasuki Bait Suci surgawi dengan keberanian oleh iman dan tinggal di sana (lihat Ibr. 4:16; 6:19,20; 10:19-22; 12:22- 24). Apakah ini mengacu kepada pengalaman doa atau juga kepada sesuatu yang lebih dari itu?
II. Merasakan: Membuat Pengalaman Bait Suci Menjadi Nyata
A. Bagaimana kita'dapat meniru pengalaman Daud untuk berada di Bait Suci? Bagaimana kita dapat mengalami keindahan Allah, kebenaran, dan kebaikan di dalam Bait Suci sebagai jalan kehidupan?
III.
.0Melakukan: Menghidupkan Kehidupan Bait Suci
A. Memilih untuk mengalami "doa Bait Suci" dan lebih lagi tanpa henti "kehidupan Bait Suci."               
RANGKUMAN: Kita dapat belajar dan mengalami pelajaran-pelajaran keindahan, kebenaran, dan kebaikan di dalam Bait Suci.
SIKLUS BELAJAR

Langkah 1—Motivasi
fokus Alkitab: Mazmur 27:4
Konsep Utama Untuk Pertumbuhan Rohani: Pelajaran-pelajaran Bait Suci dapat disimpulkan oleh tiga sifat: "keindahan, kebenaran, dan keba­ikan," yang diringkaskan dalam nyanyian Daud untuk Bait Suci (Mzm.27)
UNTUK GURU: Di dalam Mazmur 27:4, Daud berani mengidentifi­kasikan tujuan satu-satunya di dalam hidupnya, permohonannya yang terbesar: "Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini; diam di rumah Tuhan seumur hidupku." "Rumah Tuhan" adalah isti­lah lain untuk Bait Suci. Pencarian Daud satu-satunya dipusatkan pada Bait Suci! Dalam Mazmur 27, ia menyimpulkan pengalaman rangkap tiga yang ia rindukan untuk miliki di dalam Bait Suci: "menyaksikan keindahan Tuhan, dan menyelidiki (mencari kebenaran) di kuil-Nya". (Kata Ibrani diterjemahkan sebagai "menyelidiki," baqar, mengacu pada pemeriksaan yang teliti atas bukti untuk menentukan kebenaran satu perkara). Menjelang akhir Mazmur 27 (dalam ayat persis pararel ayat 4) Daud menunjukkan dengan tepat aspek ketiga dari pengalaman Bait Suci yang ia rindu untuk miliki: "melihat kebaikan Tuhan" (ayat 13). Keindahan, kebenaran, kebaikan—menurut para filsuf—tiga hal ini merupakan "tiga bintang sistem nilai kehidupan" yang layak dihi­dupkan dan bahkan untuk mati baginya. (Lihat Ellen G. White, Alfa dan Omega, jilid 2, hlm. 233, untuk penekanan yang sama pada tiga aspek ini). Daud menegaskan bahwa semua nilai-nilai ini disimpulkan dalam pekabaran Bait Suci. Minggu ini mari kita mempelajari bagai­mana ini terjadi!
Aktivitas Pembuka: Tanyakan kepada anggota kelas, "Jika Anda hanya memiliki satu permohonan untuk dibuat kepada Tuhan, hanya satu tujuan yang dicari dalam hidup, apa yang Anda akan pilih?" Biarkan para anggota kelas membagikan jawaban mereka, dan kemudian baca jawaban yang di­inspirasikan kepada pertanyaan ini di dalam Mazmur 27:4,13.
Pikirkanlah ini: Ketika Daud menulis Mazmur 27, ia seorang "pela­rian yang dikejar-kejar, mencari perlindungan di celah-celah batu dan gua di padang gurun."—Ellen G. White, Membina Pendidikan Sejati, 150. Dis­kusikan: apakah fokus utama Daud atas Bait Suci unik kepada keadaan khusus saat ini, atau apakah itu tetap menjadi kegemaran hidupnya? (lihat 2 Sam 7:1-J3; I Taw 22; 28 dan 29:1-9; dan sejumlah Mazmur Daud la­innya yang menunjuk kepada Bait Suci).

Langkah 2—Menyelidiki
UNTUK GURU: Minggu ini kita akan melihat pada pelajaran-pelaja- ran penting yang kita dapat pelajari dari Bait Suci. Kita telah mering­kaskan ini di bawah kategori-kategori yang diberikan oleh Daud dalam kesimpulannya yang diinspirasikan dari pengalaman Bait Suci. (Mzm. ^7:4,13): keindahan, kebaikan, dan kebenaran. Mazmur 27 dapat di­sebut "Lagu untuk Bait Suci"—itu memiliki lebih banyak referensi kepada Bait Suci daripada Mazmur lainnya.
Komentar Alkitab
I. Benteng Keindahan
(Tinjau kembali Mazmur 27:4 dengan anggota kelas.)
Kata Ibrani no'am, di sini diterjemahkan sebagai "keindahan," adalah Ulilah yang dinamis, menggambarkah kemurahan yang menggerakkan orang yang melihat oleh kecantikannya, dan kesenangannya. Daud rindu untuk menyaksikan di dalam Bait Suci keindahan Tuhan ini-keindahan yang Allah miliki di dalam diri-Nya (karakter-Nya) dan juga suatu keindahan yang Tuhan berikan. Pemazmur menulis di tempat lain: "Keagungan dan semarak ada dalam Bait Suci-Nya" (Mzm. 96:6). "Sujudlah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan" (Mzm 29:2; 96:9). Setidaknya empat be­las kata Ibrani yang berbeda-beda untuk "keindahan" dipakai oleh penulis- penulis Alkitab yang diilhami dalam penjelasan mereka atas pengalaman estetis ini sehubungan dengan Bait Suci.
Bait Suci Padang Belantara adalah "bangunan yang megah.... "Tidak ada bahasa yang dapat menggambarkan kemuliaan pemandangan yang di­tampilkan di dalam Kemah Suci... semuanya ini hanyalah merupakan pan- lulan yang samar dari pada kemuliaan Bait Suci Allah yang di surga."— Hllen G. White, Alfa dan Omega, jilid 1, hlm. 408,411,349. Bayangkan hanya logam-logam mulia: menurut Keluaran 38:24,25, pembangunan ke­mah padang belantara yang mudah diangkat ini menggunakan lebih satu ton emas (29 talenta, 730 shekel = 2205 Ibs. = 1000 kg.) dan hampir empat ton perak (100 talenta, 1775 shekel = 7583 lbs. = 3440 kg.). Bayangkan keindahan tak tertandingi dari kuil Salomo, yang Ellen G. White nyatakan sebagai "bangunan indah yang dibangun oleh tangan manusia" namun ha­nya sebuah "refleksi yang redup" dari "kebesaran dan kemuliaan" tempat kudus surgawi—Alfa dan Omega, jilid 8, hlm. 433.
Untuk membantu imajinasi Anda, pikirkan bahwa, dalam I Tawarikh 22:14, Daud mengumpulkan untuk digunakan di dalam kuil 100.000 talenta emas-kira-kira 3.500 ton (bernilai milyaran dollar AS dalam nilai uang saat ini)- dan satu juga talenta perak-kira-kira 35.000 ton. Dari keindahan Bait Suci ini kita belajar bahwa (1) Allah adalah Pecinta yang luar biasa atas keindahan (Kel. 28:2,40; 2 Taw. 3:6); (2) Karakter Allah sebagaimana ter­ungkap dalam Bait Suci adalah indah—sebagai contoh Kekudusan-Nya (lm. 19:2; Mzm. 96:9); (3) Jalan-jalan Keselamatan Allah, dilambangkan dalam Bait Suci (Mzm. 77:13), benar-benar indah; dan (4) Dia rindu untuk memberikan kepada kita karakter yang indah itu (1 Pir. 1:16).
Pikirkanlah ini: Dalam cara-cara apa "bait suci-bait suci" gereja kita seharusnya (arsitektur dan dekorasi) menjadi indah saat ini?
II. Bait Kebenaran
(Tinjau kembali Mazmur 27:4, bagian b, dengan anggota kelas.)
Daud tidak hanya rindu untuk melihat keindahan Tuhan di dalam Bait Suci tetapi "menanyakan [mencari kebenaran) dalam kuil-Nya." Pekabaran Bait Suci bukan .hanya suatu pengalaman keindahan yang luar biasa; itu juga suatu pantulan, pencarian yang tekun, akan kebenaran.
Dalam 150 Mazmur, rata-rata ada satu reference kepada Bait Suci di se­tiap pasal, dan referensi-referensi ini memberikan pengertian ke dalam ba­nyak kebenaran terkait dengan Bait Suci, seperti ibadah dan pujian (Mzm. 06:9; 150:1), penghakiman (Mzm. 11:4,5), dan doa (Mzm. 28:2). Pemaz­mur pergi ke Bait Suci ketika ia sedang berusaha untuk memahami me­ngapa orang fasik makmur sementara orang benar menderita, dan dalam Bait Suci (mungkin sementara menyaksikan api membakar korban, me­lambangkan pembalasan Ilahi atas dosa) dia "memperhatikan kesudahan mereka" (Mzm. 73:17). Kebenaran masa kini tentang pekabaran Bait Suci untuk akhir zaman ini terutama dikonsentrasikan pada buku-buku apoka- liptis Daniel dan wahyu, yang akan kita pelajari dalam pelajaran-pelajaran selanjutnya. Masing-masing kita harus mempelajari pekabaran Bait Suci bagi diri kita sendiri, berusaha dengan tekun untuk memahami kebenaran­nya dalam terang Kitab Suci.
Pikirkanlah ini: Aspek-aspek apa dari "kebenaran masa kini" dari pe­kabaran Bait Suci yang paling pokok dan juga paling menantang saat ini?
III. Markas Kebaikan
(Tinjau kembali Mazmur 27:5-13 dengan anggota kelas.)
Tidaklah cukup untuk melihat keindahan dari lambang Bait Suci atau untuk memahami kebenaran Bait Suci untfck hari-hari terakhir ini. Bait Suci bukan sekadar objek perenungan estetis atau perangsang intelek. Itu adalah kenyataan hidup. Daud menunjukkan bagaimana "kebaikan Allah" ditemu­kan dalam Bait Suci dialami dalam kehidupan praktis. Dia menjelaskan ba­gaimana ia menemukan perlindungan dan pemulihan dalam Bait Suci (ayat 5,5a, 11,12), dan bahwa pengertian ini menuntun dia secara spontan kepada ibadah yang gembira (ayat 6b). Dan di bagian paling puncak dari Mazmur, Daud menetapkan makna pokok dari Bait Suci sebagai persekutuan pribadi dengan Allah Bait Suci: "Engkau telah berkata, 'carilah wajah-Ku.' Hatiku berkata kepada-Mu, 'wajah-Mu kucari, Ya Tuhan'" (ayat 8). Mazmur un­tuk Bait Suci berakhir dengan suatu pengharapan bagi masa depan ketika pemulihan akhir akan datang bersama dengan penyataan penuh dari Tuhan dalam. Bait Suci-Nya (ayat 14).
Pikirkanlah ini:
>      Bagaimana mata pelajaran Bait Suci adalah sebuah pekabaran kein­dahan, kebenaran, dan kebaikan bagi Anda?
>      Apa perlunya doktrin Bait Suci bagi kehidupan pribadi Anda? Dalam cara apa itu adalah kenyataan hidup?
Langkah 3—Menerapkan
UNTUK GURU: Rencana dasar dari Bait Suci Padang Belantara se­sungguhnya ada dalam bentuk salib (lihat pelajaran hari Senin). Su­sunan dari berbagai macam perabotan dalam Bait Suci menggam­barkan langkah-langkah utama dalam datang kepada Yesus dan tetap tinggal dalam hubungan dengan-Nya dalam ibadah dan doa. Mengi­kuti imam di "jalan Bait Suci" Allah:
            Datang ke dalam hadirat-Nya (pelataran) dengan rasa syukur (Mzm. 100:4).
            Pengalaman pertobatan, pengakuan, dan pengampunan pada mez- bah korban, yang melambangkan Salib (Ibr. 13:10-13, Im. 4—Lihat Pelajaran 5).
             Mencari penyucian dari dosa dan pembaruan setiap hari pada be­jana pembasuhan (Tit. 3:5, Kata Yunani[outron untuk "membasuh''juga berarti "bejanapembasuhan").
            Mencari makanan rohani harian dari Firman Allah pada meja roti pertunjukan (Yoh. 6:48, 63; UI 8:3).
               Menerima kuasa Roh Kudus pada lampu kaki dian (Why. 4:5).
            Menyampaikan doa-doa pengantaraan pada mezbah pedupaan (Why. 8:4).
            Mencari pembersihan yang sesungguhya pada takhta Allah dilam­bangkan dengan Tabut Perjanjian (Im. 16:30; Lihat Pelajaran 6).
PERTANYAAN RENUNGAN:
                Bagaimanakah langkah-langkah ini serupa dengan permulaan dari kehidupan Kristen dan juga dengan pemeliharaan dari perja­lanan Kristen? *

PERTANYAAN PENERAPAN:
                Bagaimanakah langkah-langkah ini dapat diterapkan dalam cara ymiz praktis dalam kehidupan doa sehari-hari seseorang? (Beberapa limit g telah menyebutnya "doa Bait Suci")?
               
Kegiatan: Kembangkanlah "doa Bait Suci" Anda pribadi berdasarkan langkah-langkah di atas.
Langkah 4—Mempraktikkan
UNTUK GURU: Buku Ibrani memberikan pelajaran yang paling ber­kuasa dari Bait Suci: Kita SEKARANG boleh memasuki Bait Suci Surgawi oleh keyakinan, dengan keberanian dan oleh iman-bahkan "hidup" dalam Bait Suci Surgawi (Baca Ibr 4:16; 6:19,20; 10:19-22; 12:22-24).
Kegiatan: Undang kelas Anda untuk mengalami "doa Bait Suci" seperti yang dijelaskan di bagian sebelumnya, dan kemudian, bahkan lebih baik, untuk memilih "KEHIDUPAN Bait Suci!"


Pratinjau Pelajaran 5

            ■          »
Pendamaian: Korban Penghapus Dosa
Sabat Petang
Baca Untuk Pelajaran Pekan Ini: 2 Taw. 33:12, 13; 2 Sam. 14:1-11 ;Im. 4:27-31; Yer. 17:l; Im. 10:16-18; Mikha. 7:18-20.
AYAT HAFALAN: "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkah dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."  (1 Pe­trus 1:18, 19)
Sistem persembahan korban adalah, mungkin, bagian yang paling di­ketahui dari pelayanan Bait Suci karena bagian itulah yang menunjuk langsung kepada pengorbanan Kristus. Darah binatang yang mati bagi orang berdosa menjadi simbol untuk darah Kristus, yang mati untuk kita.
Pekan ini kita akan pelajari beberapa konsep berkaitan dengan "persem­bahan pentahiran" (juga disebut "korban penghapus dosa" sebagai cara yang ditentukan Allah untuk membantu kita mengerti lebih baik bagaimana Ia men­damaikan kita dengan diri-Nya melalui satu-satunya korban sejati, Yesus Kris­tus. Ada saatnya pelajaran ini menggunakan istilah persembahan pentahiran gantinya korban penghapus dosa untuk menghindari kesan bahwa, misalnya, melahirkan anak dianggap sebagai kesalahan moral sebab ibu yang baru harus persembahkan persembahan seperti itu (Im. 12:5-8). Persembahan ini lebih di­mengerti sebagai suatu persembahan pentahiran untuk kenajisan secara ritual,
dan bukan sebagai suatu persembahan karena dosa.

* Pelajari pelajaran pekan ini untuk Sabat 1 November



No comments:

Post a Comment