Materi ini dalam bentuk ebook/epub untuk Ipad, Iphone, Samsung, Android download di sini
Berita Misi
Berita Misi
Pintu yang
Terbuka
Konstantinus/Yunani
[Mintalah seorang anak
SMA untuk membawakan laporan misi ini.]
Tiga tahun yang lalu saya mengetahui bahwa
ibu saya menderita kanker payudara. Saya bingung dan hilang pengharapan.
Bagaimana Tuhan bisa membiarkan hal ini terjadi padanya? Apakah ia akan mati
dan meninggalkan kami sendirian? Teman-teman saya tidak memahami masalah yang
saya hadapi, dan saya merasa bahwa tidak seorang pun yang dapat diajak bicara.
Suatu hari saya melihat ibu menangis di
kamarnya. Ketika dia melihat saya, ibu memanggil saya ke kamarnya. 'Tidak
apa-apa," katanya, sambil melihat ke mata saya."Allah beserta kita
dan akan melindungi kita." Dia mendesak saya untuk mem
baca
ayat dari Mazmur kesukaannya. "Kata-kata Daud membuat saya nyaman,"
katanya. "Kata-kata itu akan membantu kamu juga."
Menemukan Allah dalam firman- Nya
Saya mengangguk dengan kaku. Bagaimana saya bisa
mengatakan padanya bahwa saya tidak yakin bahwa Allah peduli padaku, atau apa
yang terjadi pada keluarga kami?
Operasi ibu berhasil, dan akhirnya hidup terasa normal
kembali. Tapi saya masih bertanya-tanya apakah Tuhan benar-benar peduli pada
saya, yang hanya seorang anak kecil.
Suatu malam saya mengambil Alkitab dari rak dan
membiarkannya terbuka. Dibuka dengan kisah Ayub. Ketika saya membaca kisah
Ayub, saya mulai menyadari bahwa jika Ayub bisa memiliki iman seperti itu, saya
juga harus bisa.
Saya mulai membaca Alkitab lagi, dan saya merasa Tuhan
bekerja dalam hidup saya. Semakin saya membaca, semakin saya belajar, dan
semakin saya merasakan kasih Tuhan dalam hidup saya. Saya menyadari bahwa Allah
menggunakan penyakit ibu saya untuk mengajarkan saya betapa Dia mengasihi saya.
Apa yang saya tidak tahu adalah bahwa Allah memperkuat iman saya akan apa yang
terjadi selanjutnya.
Tantangan tentang Kakek
Kakek saya adalah orang Yunani kuno, kuat dan keras
kepala. Keluarga saya adalah Advent, dan Kakek dapat mencabut kepercayaan kami
kapan pun dia mau, menuduh kami dan itu membuat kami semakin mempertahankan
iman kita. Kami mulai menghindari masalah agama. Orangtua saya sudah putus asa
bahwa kami tidak akan pernah dapat meyakinkan kakek bahwa Allah mencintainya.
Kemudian kami mengetahui bahwa kakek menderita kanker
pankreas. Ini telah menyebar, dan para dokter mengatakan ia tidak akan hidup
lama. Dengan sifatnya yang keras kepala, kakek saya mulai merencanakan
pemakamannya. Tetapi'saya tahu bahwa dia marah dan putus asa.
Dia dirawat di rumah sakit, tetapi dia menolak setiap
pengunjung. Dia tidak ingin kita menyaksikan dia mati. Tetapi saya tetap pergi
menemuinya.
Saya sungguh terkejut, dia mulai mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang Allah.
"Menurut kamu, mengapa Allah membuat 10
hukum?"tanyanya.
Dengan hati-hati saya memberikan tanggapan saya.
"Tuhan memberi kita perintah untuk membimbing kita melalui hidup,"
kataku. "Dia tidak membuatnya untuk menghukum kita, tetapi untuk menarik
kita kepada-Nya."
Kakek saya memikirkan hal itu untuk beberapa waktu.
Lalu ia bertanya, "Bagaimana kamu tahu Yesus mengasihi kamu?"
Saat saya berjuang menemukan kata-kata untuk menjawab
pertanyaan kakek saya, saya menyadari bahwa Tuhan telah mempersiapkan saya
untuk saat ini sejak ibu saya sakit. Merendahkan hati dan yakin, saya berusaha
menjawab pertanyaan kakek saya dengan ayat-ayat Alkitab yang Tuhan telah
berikan ketika saya ragu.
Kakek saya dan saya telah berbincang-bincang tentang
Tuhan selama beberapa minggu berikutnya. Orangtua saya takut untuk berbicara
dengan Kakek tentang agama karena mereka tidak ingin membuatnya marah. Tetapi
Allah telah membuka pintu bagi saya untuk berbicara dengannya dan memberinya
harapan dalam Yesus sebelum ia meninggal. Saya merasakan penuh berkat dan kagum
bahwa Allah mampu menggunakan saya, seorang yang masih remaja.
Hati yang Diubahkan
Menjelang akhir hidupnya, kakek tidak bis& bicara
lagi. Tetapi saya bisa melihat ketenangan di matanya yang belum pernah saya
lihat sebelumnya. Saya yakin Allah menggunakan pengalaman saya untuk membantu
kakek saya agar dapat mengerti bahwa Yesus selalu mencintainya. Saya tahu bahwa
saya akan melihat kakekku lagi ketika Yesus datang. Dan ketika kita bertemu,
kita akan memiliki keabadian untuk berbicara.
Saya sering berpikir tentang ayat dalam Kitab Wahyu:
"Saya berdiri di muka pintu dan mengetok, jika ada orang yang mendengar
suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk"
Penyakit ibuku membantu saya untuk menyadari bahwa
Tuhan sedang mengetuk pintu hati saya. Dan penyakit kakek saya membantu saya
untuk berbagi kasih Allah dan mem
buka pintu hatinya.
Gereja kami di Yunani kecil. Kami hanya memiliki
beberapa ratus anggota di seluruh negeri. Tetapi Tuhan memiliki rencana besar
untuk kami, berencana untuk memimpin kami dan mengajarkan kami bagaimana untuk
berbagi kasih-Nya dengan jutaan orang seperti kakek saya yang belum membuka
pintu hati mereka terhadap kasih Allah yang tanpa batas. Persembahan Sabat
Ketigabe- las triwulan ini akan membantu kita menjangkau jutaan orang di Yunani
yang masih perlu mendengar bahwa Yesus mengasihi mereka.
Pos
Misi v
·
Meskipun 98 persen dari penduduk Yunani adalah
Ortodoks, agama bagi kebanyakan orang difokuskan pada tradisi dan upacara,
bukan pada Kristus.
·
Protestan jumlahnya kurang dari 1 persen dari
populasi. Lebih sedikit 500 Advent saat ini tinggal di Yunani. Itu sama dengan
sekitar satu Advent untuk setiap 20.000 orang. Panen sudah siap, tetapi sungguh
menyedihkan pekerjanya hanya sedikit saja.
·
Persembahan Sabat Ketigabelas triwulan ini akan
membantu pertumbuhan gereja di Yunani dengan pusat penginjilan di ibukota
Atena.
·
Untuk informasi lebih lanjut tentang proyek ini, bisa
disaksikan dalam DVD misi Advent yang dapat diperoleh dari pemimpin Sekolah
Sabat atau mengujungi web www.AdventistMission.org.
Pelajaran 4 Sekolah Sabat
Pelajaran-pelajaran dari Bait Suci
Sabat Petang
Bacalah
untuk pelajaran pekan ini: Kel. 40:9, 10;lm. 19:2; 1 Ptr. 1:14-16; Kel. 31:2-11;
Rm. 3:25-281 Raja-raja 8:31-53;Mzm. 73:1-17.
AYAT HAFALAN:
" 'Dan mereka harus membuat Bait Suci bagi-Ku, supaya Aku akan diam di
tengah-tengah mereka.' " (Keluaran 25:8).
Bait Suci adalah
satu dari alat-alat peraga Allah untuk mengajar kita arti Injil. Sementara kita
menyelidiki Bait Suci pekan ini, gambar di bawah ini akan membantu:
Pelajaran pekan
ini berfokus pada beberapa pengertian utama yang disediakan oleh Bait Suci di
bumi. Kita akan menyelidiki sistem pengorbanan kemudian.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk Sabat 26 Oktober
Minggu 20 Oktober
TEMPAT KEHADIRAN
Menurut Kel.25:8, apakah tujuan Bait Suci duniawi di padang gurun?
Kebenaran menakjubkan apakah yang ia ajarkan pada kita tentang kasih Allah
untuk kita?
Kel.25:8
25:8 Dan mereka
harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah
mereka.
Dalam Taman Eden, dosa telah merusak hubungan muka
dengan muka antara Allah dan manusia. Dosa menghilangkan persekutuan yang
tidak terelakkan antara nenek moyang pertama kita dengan Allah. Namun, Khalik
masih berkeinginan untuk menarik kita kepada-Nya dan menikmati suatu hubungan
perjanjian yang dalam dengan manusia berdosa, dan Ia memulai proses itu di
sana, di Eden. Berabad kemudian, dalam menyelamatkan Israel keluar dari Mesir dan
mendirikan Bait Suci dan sistem persembahan, Allah kembali berencana membawa
manusia kembali ke hadirat-Nya.
Maka Bait Suci membuktikan kerinduan Allah untuk tetap
diam di antara umat-Nya. Inilah gagasan Allah (Mzm. 132:13, 14). Tujuan akhirnya adalah jalinan
hubungan, dan Bait Suci adalah sarana pilihan-Nya. Bait Suci adalah bukti nyata
kehadiran Allah bersama umat-Nya di bumi.
Dari uraian dalam Bilangan 2, nyata bahwa kemah suci
terletak di tengah perkemahan bujur sangkar di mana, di mana biasanya, di Timur
Dekat purba, raja menempatkan tendanya. Jadi, kemah suci adalah simbol bahwa
Allah adalah Raja atas Israel.
Sedang orang Lewi mendirikan tenda mereka di sekitar
kemah suci (Dil. 1:53), suku-suku
lainnya mendirikan tenda mereka "agak jauh" di sekitarnya dalam
kelompok bertiga (Ril. 2:2). Hal ini mengilustrasikan dalam cara nyata, kedekatan
dan kejauhan Allah.
Tujuan lain dari Bait Suci adalah menyediakan lokasi
bagi suatu sistem ibadah yang terpusat, dan ditahbiskan Allah. Karena kehadiran
Allah di tengah-tengah umat telah dijadikan berbahaya oleh kenajisan dan
kegagalan moral mereka, Ia menyediakan suatu sistem persembahan dan korban yang
melaluinya umat yang tidak kudus dapat hidup dan tinggal tetap dalam hadirat
Allah yang kudus.
Maka, dalam kaitan ini, Bait Suci menyatakan rincian mengenai rencana penebusan,
yang mencakup bukan hanya pengorbanan tetapi juga pelayanan kei- mamatan,
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari rencana penebusan.
Dengan Bait Suci, Pencipta semesta
alam, yaitu Dia yang menjadikan semua yang dijadikan (baca Yohanes 1:1-3), merendahkan
diri sendiri untuk diam di antara pengembara tuna wisma di padang gurun.
Bagaimanakah seharusnya fakta ini sendiri membantu kita menghindari untuk
menyimpan prasangka—etnis, tingkat sosial atau budaya terhadap siapa pun?
Senin 21 Oktober
"KUDUSLAH
KAMU"
"Kemudian kauambillah minyak urapan dan kau urapilah Kemah Suci dengan
segala yang ada di dalamnya; demikianlah harus engkau mengu- duskannya, dengan
segala perabotannya, sehingga menjadi kudus. Juga kau urapilah mezbah korban
bakaran itu dengan segala perkakasnya; demikianlah engkau harus menguduskan
mezbah itu, sehingga mezbah itu" Mahakudus." (Kel.40:9,10).
Keluaran 40:9,10 menunjukkan bahwa Bait Suci haruslah
dianggap "kudus." Pengertian dasar dari kekudusan adalah keterpisahan
dan keunikan, kombinasi dengan kepemilikan Allah.
"Pelayanan yang khas itu adalah mata rantai penghubung antara Allah
dan bangsa Israel. Persembahan-persembahan korban dirancang untuk menggambarkan
pengorbanan Kristus, supaya terpelihara dalam hati umat suatu iman yang teguh
pada Penebus yang akan datang. Maka, supaya Tuhan dapat menerima persembahan
korban mereka, dan melanjutkan kehadiran-Nya di antara mereka, dan, pada sisi
yang lain, supaya umat memiliki pengetahuan yang benar tentang rencana
keselamatan, dan pengertian yang benar tentang tugas mereka, sangatlah penting
kesucian hati dan kemurnian hidup, penghormatan kepada Allah, dan ketaatan
ketat pada permintaan-permintaan-Nya, dipertahankan oleh semua orang yang
terkait dengan Bait Suci."—Ellen G. White, The SDA Bible Commentary, jld. 2, hlm.
1.010.
Bacalah Imamat 19:2 dan 1 Petrus 1:14-16. Apakah
alasan utama bagi bangsa itu untuk menjadi kudus?
Imamat 19:2
19:2 "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan
katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.
1 Petrus 1:14-16
1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti
hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh
hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Kekudusan Allah mengubah dan mengasingkan kita.
Kekudusan-Nya adalah motivasi utama bagi perilaku etika umat-Nya dalam semua
bidang kehidupan (lihat Imamat 19) apakah itu mematuhi hukum makanan (Imamat 11:44,45), menghormati imam (Imamat 21:8), atau tidak
menuruti hawa nafsu yang lama (1 Petrus 1:14). Jelas, Allah ingin kita bertumbuh
dalam kekudusan ketika kita semakin dekat dengan Dia. Perubahan ini dapat
terjadi hanya melalui suatu penyerahan diri dari sifat berdosa kita, dan
melalui suatu kemauan untuk melakukan apa yang benar, apa pun akibatnya.
Pikirkanlah tentang dirimu,
tabiatmu, seleramu, kegiatanmu, dan lain lainnya. Berapa banyak dari dirimu,
dan apa yang saudara lakukan, yang dapat dianggap "kudus?" Sepertinya
sejenis pertanyaan yang sulit dihadapi, bukan?
Selasa 22 Oktober
PERALATAN BAIT
SUCI
Baca Keluaran 31:2-11. Apakah yang ayat-ayat ini
ajarkan pada kita tentang pembuatan benda-benda dalam Bait Suci di dunia? Apa
hubungannya dengan Kej. 1:2? (Lihat juga Kel. 25:9).
Keluaran 32:2-11
31:2 "Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur,
dari suku Yehuda,
31:3 dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan
keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,
31:4 untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari
emas, perak dan tembaga;
31:5 untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk
mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan.
31:6 Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin
Ahisamakh, dari suku Dan; dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan
keahlian. Haruslah mereka membuat segala apa yang telah Kuperintahkan kepadamu:
31:7 Kemah Pertemuan, tabut untuk hukum, tutup pendamaian
yang terletak di atasnya, dan segala perabotan kemah itu,
31:8 yakni meja dengan perkakasnya, kandil dari emas murni
dengan segala perkakasnya, mezbah pembakaran ukupan,
31:9 mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya, bejana
pembasuhan dengan alasnya,
31:10 pakaian jabatan, baik pakaian kudus kepunyaan imam
Harun, maupun pakaian anak-anaknya, untuk memegang jabatan imam,
31:11 minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian untuk
tempat kudus; tepat seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu haruslah mereka
membuat semuanya."
Kej. 1:2
1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi
samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Kel. 25:9
25:9 Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai
contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus
kamu membuatnya."
Dari semua benda-benda dalam Bait Suci, dua loh batu
adalah simbol tertinggi kehadiran dan kekudusan Allah. Namanya diambil dari
kedua loh batu hukum, yang disebut "hukum Allah" (Kel. 32:15, 16), yang diletakkan
di dalam tabut (Kel. 25:16, 21).
Di atas tabut ditempatkan "tutup pendamaian"
dengan dua kerub menudungi tutup itu dengan sayap mereka (Kel 25:17-21). Itu pantas
disebut "tutup pendamaian" karena menyampaikan ide bahwa Allah kita
yang berbelas kasihan dan peramah telah mendamaikan umat dengan Dirinya dan
menyediakan setiap keperluan mereka untuk mempertahankan hubungan perjanjian
dengan Dia.
Inilah tempat di mana, setahun sekali, pada Hari
Pendamaian (Yorn Kippur dalam bahasa Ibrani), pendamaian bagi umat dan bagi
Bait Suci terjadi (Imamat 16:14-16). Dalam Roma 3:25, Paulus mengacu kepada Yesus sebagai
"tutup pendamaian" (biasa dialihbahasakan "pendamaian" atau
"korban pendamaian"), karena Yesus sendiri adalah tempat pendamaian
bagi dosa-dosa kita, Seorang yang melalui-Nya Allah membuat pendamaian atas
dosa-dosa kita.
Dalam Bilik Kudus, bilik pertama, kaki dian terus menerus memberikan terang (Imamat 24:1-4), dan mezbah
wangi-wangian menghasilkan asap pelindung yang menyembunyikan kehadiran Allah
dari imam (Imamat
16:12,13). Di atas meja untuk roti sajian ditempatkan dua belas
ketul roti, mewakili dua belas suku Israel. Pinggan, cawan, kendi dan piala (Kel. 25:29, 30) juga diletakkan
di atas meja. Walaupun sedikit saja informasi yang diberikan tentang pentingnya
alat-alat ini, nampaknya mereka mewakili unsur-unsur suatu jamuan makan
perjanjian (ingat kembali
Kel. 24:11) dan berfungsi sebagai suatu perjanjian Allah dengan
umat.
Bacalah Roma 3:25-28. Harapan besar apakah dapat kita
tarik dari perjanjian keselamatan "oleh iman terlepas dari perbuatan
hukum"?
Roma 3:25-28
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan
pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan
keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu
pada masa kesabaran-Nya.
3:26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada
masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya
kepada Yesus.
3:27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak
ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena
iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Rabu 23 Oktober
PUSAT KEGIATAN ILAHI DAN UMAT
Bacalah 1 Raja-raja 8:31-53. Apa lagi yang ayat ini ajarkan pada kita
tentang fungsi Bait Suci?
1 Raja-raja 8:31-53
8:31 Jika seseorang telah berdosa kepada temannya, lalu
diwajibkan mengangkat sumpah dengan mengutuk dirinya, dan dia datang bersumpah
ke depan mezbah-Mu di dalam rumah ini,
8:32 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga dan
bertindak serta mengadili hamba-hamba-Mu, yakni menyatakan bersalah orang yang
bersalah dengan menanggungkan perbuatannya kepada orang itu sendiri, tetapi
menyatakan benar orang yang benar dengan memberi pembalasan kepadanya yang
sesuai dengan kebenarannya.
8:33 Apabila umat-Mu Israel terpukul kalah oleh musuhnya
karena mereka berdosa kepada-Mu, kemudian mereka berbalik kepada-Mu dan mengakui
nama-Mu, dan mereka berdoa dan memohon kepada-Mu di rumah ini,
8:34 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga dan
mengampuni dosa umat-Mu Israel dan mengembalikan mereka ke tanah yang telah
Kauberikan kepada nenek moyang mereka.
8:35 Apabila langit tertutup, sehingga tidak ada hujan,
sebab mereka berdosa kepada-Mu, lalu mereka berdoa di tempat ini dan mengakui
nama-Mu dan mereka berbalik dari dosanya, sebab Engkau telah menindas mereka,
8:36 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga dan mengampuni
dosa hamba-hamba-Mu, umat-Mu Israel, --karena Engkaulah yang menunjukkan kepada
mereka jalan yang baik yang harus mereka ikuti--dan Engkau kiranya memberikan
hujan kepada tanah-Mu yang telah Kauberikan kepada umat-Mu menjadi milik
pusaka.
8:37 Apabila di negeri ini ada kelaparan, apabila ada
penyakit sampar, hama dan penyakit gandum, belalang, atau belalang pelahap,
apabila musuh menyesakkan mereka di salah satu kota mereka, apabila ada tulah
atau penyakit apapun,
8:38 lalu seseorang atau segenap umat-Mu Israel ini
memanjatkan doa dan permohonan di rumah ini dengan menadahkan tangannya--karena
mereka masing-masing mengenal apa yang merisaukan hatinya sendiri--
8:39 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga, tempat
kediaman-Mu yang tetap, dan Engkau kiranya mengampuni, bertindak, dan
membalaskan kepada setiap orang sesuai dengan segala kelakuannya, karena engkau
mengenal hatinya--sebab Engkau sajalah yang mengenal hati semua anak manusia,
--
8:40 supaya mereka takut akan Engkau selama mereka hidup di
atas tanah yang telah Kauberikan kepada nenek moyang kami.
8:41 Juga apabila seorang asing, yang tidak termasuk umat-Mu
Israel, datang dari negeri jauh oleh karena nama-Mu, --
8:42 sebab orang akan mendengar tentang nama-Mu yang besar
dan tentang tangan-Mu yang kuat dan lengan-Mu yang teracung--dan ia datang
berdoa di rumah ini,
8:43 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga, tempat
kediaman-Mu yang tetap, dan Engkau kiranya bertindak sesuai dengan segala yang
diserukan kepada-Mu oleh orang asing itu, supaya segala bangsa di bumi mengenal
nama-Mu, sehingga mereka takut akan Engkau sama seperti umat-Mu Israel dan
sehingga mereka tahu, bahwa nama-Mu telah diserukan atas rumah yang telah
kudirikan ini.
8:44 Apabila umat-Mu keluar untuk berperang melawan
musuhnya, ke arah manapun Engkau menyuruh mereka, dan apabila mereka berdoa
kepada TUHAN dengan berkiblat ke kota yang telah Kaupilih dan ke rumah yang
telah kudirikan bagi nama-Mu,
8:45 maka Engkau kiranya mendengarkan di sorga doa dan permohonan
mereka dan Engkau kiranya memberikan keadilan kepada mereka.
8:46 Apabila mereka berdosa kepada-Mu--karena tidak ada
manusia yang tidak berdosa--dan Engkau murka kepada mereka dan menyerahkan
mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri musuh yang
jauh atau yang dekat,
8:47 dan apabila mereka sadar kembali dalam hatinya di
negeri tempat mereka tertawan, dan mereka berbalik, dan memohon kepada-Mu di
negeri orang-orang yang mengangkut mereka tertawan, dengan berkata: Kami telah
berdosa, bersalah, dan berbuat fasik,
8:48 apabila mereka berbalik kepada-Mu dengan segenap
hatinya dan dengan segenap jiwanya di negeri musuh yang mengangkut mereka
tertawan, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu dengan berkiblat ke negeri mereka
yang telah Kauberikan kepada nenek moyang mereka, ke kota yang telah Kaupilih
dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu,
8:49 maka Engkau kiranya mendengarkan di sorga, tempat
kediaman-Mu yang tetap, kepada doa dan permohonan mereka dan Engkau kiranya
memberikan keadilan kepada mereka.
8:50 Engkau kiranya mengampuni umat-Mu yang telah berdosa
kepada-Mu, mengampuni segala pelanggaran yang dilakukan mereka kepada-Mu, dan
kiranya Engkau membuat mereka menjadi kesayangan orang-orang yang mengangkut
mereka tertawan, sehingga orang-orang itu menyayangi mereka,
8:51 sebab mereka itu umat-Mu dan milik kepunyaan-Mu yang
telah Kaubawa keluar dari Mesir dari tengah-tengah dapur peleburan besi.
8:52 Hendaklah mata-Mu terbuka terhadap permohonan hamba-Mu
dan terhadap permohonan umat-Mu Israel dan hendaklah Engkau mendengarkan mereka
seberapa kali mereka berseru kepada-Mu.
8:53 Sebab Engkaulah yang memisahkan mereka bagi-Mu menjadi
milik kepunyaan-Mu dari antara segala bangsa di bumi, seperti yang telah
Kaufirmankan dengan perantaraan Musa, hamba-Mu, pada waktu Engkau membawa nenek
moyang kami keluar dari Mesir, ya Tuhan ALLAH!"
Pada upacara penahbisan Bait Suci yang baru didirikan, Raja Salomo menyampaikan
tujuh hal khusus yang dapat didoakan di Bait Suci. Ketujuh fungsi itu
memberikan peran luas dari Bait Suci dalam keluarga orang Israel. Bait Suci
adalah tempat untuk mendapatkan pengampunan (ayat 30); untuk mengangkat sumpah (ayat 31, 32); untuk permohonan bila
dikalahkan (ayat 33, 34)\ untuk memohon ketika menghadapi kekeringan (ayat 35,36) atau bencana lain (ayat 37-40). Juga tempat untuk orang asing
berdoa {ayat 41-43), dan tempat berdoa untuk kemenangan
(ayat 44-45).
Bahwa Bait Suci
dimaksudkan menjadi "rumah doa bagi segala bangsa" (Yes. 56:7) menjadi nyata dari fakta bahwa
Salomo membayangkan bahwa orang Israel secara pribadi, orang asing, dan
seluruh bangsa sebagai pemohon doa.
Bait Suci adalah pusat ideologi dari semua kegiatan di
Israel. Agama bukanlah bagian dari kehidupan umat, bukan juga bagian besar;
agama adalah kehidupan. Apakah juga yang hal ini katakan pada kita tentang
peran iman di dalam hidup kita?
Bila umat ingin menerima nasihat atau pertimbangan, atau jika mereka
bertobat dari dosa, mereka pergi ke Bait Suci. Bait Suci adalah juga inti kehidupan
bangsa Israel selama tahun-tahun di padang gurun. Bila Allah hendak
berkomunikasi dengan umat-Nya, Ia lakukan itu dari Bait Suci (Kel. 25:22). Itu sebabnya Bait Suci itu pantas
disebut "kemah pertemuan" (sebagai contoh, Imamat 1:1).
Pikirkanlah tentang kehidupan doamu. Berapa dalam, berapa kaya, berapa
meneguhkan iman dan mengubah hidup itu? Mungkin pertanyaan pertama yang perlu
engkau tanyakan pada dirimu adalah : Berapa banyakkah waktu yang saya gunakan
di dalam doa?
"SAMPAI AKU MASUK KE DALAM BAIT SUCI ALLAH"
Berulang kali Kitab Mazmur menunjukkan bahwa Bait Suci berperan sebagai
bagian penting dalam jalinan hubungan antara umat dan Allah. Yang terkenal
adalah keyakinan kuat Daud yang dinyatakan pada akhir Mazmur 23 bahwa ia
"akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa" (ayat 6). Kerinduan utama Daud dalam Mazmur
27 adalah berada di hadirat Yahweh, hadirat yang dialaminya terbaik dalam Bait
Suci. Supaya menunjukkan betapa ia merindukan Bait Suci, Daud gunakan
keseluruhan ungkapan bagi tempat itu, menyebutnya rumah Tuhan, bait-Nya,
pondok-Nya, dan kemah-Nya. Di situlah seseorang dapat bermeditasi dan
"menyaksikan kemurahan-kemurahan Tuhan" (Mazmur 27:4,5).
Kegiatan Allah dalam Bait Suci menjelaskan beberapa poin penting: Ia memelihara
keselamatan orang yang beribadah dan menyembunyikan dia dalam Bait Suci-Nya,
walaupun dalam waktu-waktu sulit (Mazmur 27:5). Allah sediakan perlindungan yang aman dan memastikan
kedamaian pikiran bagi semua yang datang ke dalam hadirat-Nya.
Ungkapan-ungkapan suci ini menghubungkan keindahan Allah dengan apa yang Ia
lakukan bagi umat-Nya. Tambahan lagi, pelayanan Bait Suci dengan
simbol-simbolnya menunjukkan kebaikan dan keadilan Allah.
Objek utama
kerinduan Daud yang terdalam adalah bukan hanya berada dalam Bait Suci, tetapi
supaya Yahweh hadir bersama dengan dia. Itu sebabnya Daud memutuskan untuk
"mencari" Allah (Mazmur 27:4, 8).
Baca Mazmur 73:1-17. Pengertian apakah yang Asaf
dapatkan setelah memasuki Bait Suci?
Mazmur 73:1-17
73:1. Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka
yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
73:2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris
aku tergelincir.
73:3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat
kemujuran orang-orang fasik.
73:4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk
tubuh mereka;
73:5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka
tidak kena tulah seperti orang lain.
73:6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan
berpakaian kekerasan.
73:7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati
mereka meluap-luap dengan sangkaan.
73:8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya,
hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.
73:9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka
membual di bumi.
73:10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka,
mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah.
73:11 Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal
itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"
73:12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka
menambah harta benda dan senang selamanya!
73:13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang
bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.
73:14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum
setiap pagi.
73:15. Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata
seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan
anak-anakmu.
73:16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal
itu menjadi kesulitan di mataku,
73:17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan
kesudahan mereka.
Dalam Mazmur 73, Asaf membicarakan masalah penderitaan. Ia tak dapat
memahami keberhasilan orang jahat yang j e las kelihatan itu (ayat 4-12) sementara orang setia menderita.
Ia sendiri hampir tergelincir (ayat 1-3), tetapi pergi masuk ke Bait Suci menjadikan dia berbeda (ayat 13-17). Di sana Asaf dapat melihat kuasa
dan kemuliaan Allah yang sama dengan yang Daud sebutkan dalam Mazmur 63:3 dan
akui bahwa kondisi sekarang ini akan satu hari nanti berubah dan keadilan akan
terlaksana. Ia dapat memantulkan kembali kebenaran dan menerima kembali
penegasan bahwa pada akhirnya orang jahat berada di atas tempat berpijak yang
licin (Mzm.
73:18-20) dan orang
setia merasa aman (ayat 21-28). Bagi mereka yang mencari Allah, rumah kudus menjadi tempat yang paling
aman, suatu kubu kehidupan, di mana Allah akan tempatkan mereka "tinggi
di atas gunung batu" (Mzm. 25:5, NKJV). Dari kebenaran yang diajarkan oleh pelayanan Bait Suci, kita sesungguhnya
dapat belajar berharap pada kebaikan dan keadilan Allah.
Jumat 25 Oktober
Pendalaman: Ellen G. White, "Bait Suci dan
Upacara-upacara" hlm.406- 423 dalam Alfa dan Omega, jld. 1.
"Untuk pembangunan Kemah Suci itu persiapan-persiapan yang mahal dan
banyak diperlukan, bahan-bahan yang paling mahal dan berharga dalam jumlah yang
besar harus disediakan; namun demikian Tuhan hanya menerima persembahan
sukarela." Dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut
persembahan khusus kepada-Ku itu," adalah perintah Ilahi yang diulangi
oleh Musa kepada perhimpunan itu. Penyerahan kepada Allah dan satu roh pengorbanan
adalah syarat-syarat pertama dalam mempersiapkan satu tempat tinggal bagi Yang
Mahatinggi."—Ellen G. White, Alfa dan Omega jld. 1, hlm. 407.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Pikirkanlah
lebih dalam pertanyaan tentang keadilan Allah. Kita melihat hanya sedikit
keadilan di dunia ini sekarang. Mengapakah, tanpa pengharapan mutlak kepada
keadilan Allah, tidak akan ada pengharapan keadilan sama sekali?
2. Seseorang
menulis: "Kemah suci adalah sepotong tanah kudus di tengah suatu dunia
yang sudah kehilangan jalannya." Apakah makna sebutan itu bagi Anda?
3. Bacalah 1 Petrus
1:14-16. Dalam cara apakah Anda mengerti kekudusan Allah? Bagi Anda, apakah
artinya dirimu menjadi kudus? Bagaimanakah kita menjadi kudus?
4. Anak-anak Eli
adalah suatu contoh orang yang "dekat" dengan Allah tetapi yang telah
kehilangan penghargaan terhadap kekudusan-Nya (1 Sam. 2:12-17). Bagaimanakah
Anda dapat menghindar dari kehilangan kesadaran akan kekudusan Allah?
Mengapakah doa, belajar Alkitab, dan ketaatan sangatlah penting dalam membantu
kita memelihara kesadaran akan kekudusan-Nya?
5. "Bagian yang
paling penting dari upacara harian itu adalah pekerjaan yang diadakan untuk
pribadi-pribadi orang Israel. Orang berdosa yang bertobat membawa
persembahannya ke pintu Kemah Pertemuan, dan sambil meletakkan tangannya ke
atas kepala korban itu, ia mengaku dosa-dosanya, dengan demikian secara
simbolis memindahkan dosanya dari dirinya kepada korban yang tidak bersalah
itu. Kemudian oleh tangannya sendiri binatang itu disembelih, dan darahnya
dibawa oleh imam itu ke dalam bilik yang suci, dan memercikkannya di hadapan tirai,
yang di bagian belakangnya terdapat peti yang berisi hukum yang telah dilanggar
oleh orang berdosa itu. Oleh upacara ini dosa, melalui darah itu, dipindahkan
secara simbolis kepada Kemah Suci."—Ellen G. White, Alfa dan Omega jld. 1, hlm.
418.Bagaimanakah kutipan ini menolong kita mengerti cara "keselamatan oleh
iman" dinyatakan dalam pelayanan Bait Suci?
Penuntun Guru
Ringkasan Pelajaran Ayat Inti: Mazmur 27:4-14
Anggota Kelas Akan:
>
Mengetahui: Memahami keindahan Allah, kebenaran, dan kebaikan dalam
pekabaran Bait Suci.
>
Merasakan: Meniru pengalaman Daud di dalam Bait Suci.
>
Melakukan: Memilih untuk tidak hanya mengalami "doa Bait Suci"
tetapi "kehidupan Bait Suci."
Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Keindahan, kebenaran,
dan kebaikan di dalam Bait
Suci.
A. Penyelidikan Daud dipusatkan di
dalam Bait Suci (Mzm. 27:4). Apakah ini hanya sementara atau itu adalah tujuan hidupnya?
B. Daud merindukan untuk "melihat
keindahan Allah" yang digambarkan di dalam Bait Suci. Sesungguhnya apa
yang terkait di sini?
C. Daud juga merindukan untuk
"menanyakan [menyelidiki kebenaran Allah] di dalam kuil-Nya." Apakah "kebenaran masa kini" dari pekabaran
Bait Suci untuk diselidiki dengan teliti di hari-hari terakhir ini?
D.
Daud juga melihat "kebaikan Tuhan" di dalam Bait Suci (Mzm.27:13). Apa pengalaman-pengalaman yang
termasuk di dalam pertemuan ini?
E. Pekabaran Bait Suci adalah jalan
kehidupan; adalah mungkin sekarang untuk memasuki Bait Suci surgawi dengan
keberanian oleh iman dan tinggal di sana (lihat Ibr. 4:16; 6:19,20; 10:19-22; 12:22- 24). Apakah ini mengacu kepada
pengalaman doa atau juga kepada sesuatu yang lebih dari itu?
II. Merasakan: Membuat Pengalaman Bait Suci Menjadi
Nyata
A. Bagaimana kita'dapat meniru pengalaman Daud untuk berada di Bait Suci?
Bagaimana kita dapat mengalami keindahan Allah, kebenaran, dan kebaikan di
dalam Bait Suci sebagai jalan kehidupan?
III.
.0Melakukan:
Menghidupkan Kehidupan Bait Suci
A. Memilih untuk mengalami "doa Bait Suci" dan lebih lagi tanpa
henti "kehidupan Bait Suci."
RANGKUMAN: Kita dapat belajar dan mengalami pelajaran-pelajaran keindahan, kebenaran,
dan kebaikan di dalam Bait Suci.
SIKLUS BELAJAR
Langkah 1—Motivasi
fokus Alkitab: Mazmur 27:4
Konsep Utama Untuk Pertumbuhan
Rohani:
Pelajaran-pelajaran Bait Suci dapat disimpulkan oleh tiga sifat:
"keindahan, kebenaran, dan kebaikan," yang diringkaskan dalam nyanyian Daud untuk Bait Suci
(Mzm.27)
UNTUK GURU: Di dalam Mazmur 27:4, Daud berani
mengidentifikasikan tujuan
satu-satunya di dalam hidupnya, permohonannya yang terbesar: "Satu hal
telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini; diam di rumah Tuhan seumur
hidupku." "Rumah Tuhan" adalah istilah lain untuk Bait Suci. Pencarian Daud satu-satunya
dipusatkan pada Bait Suci! Dalam
Mazmur 27, ia menyimpulkan pengalaman rangkap tiga yang ia rindukan untuk miliki di
dalam Bait Suci: "menyaksikan keindahan Tuhan, dan menyelidiki (mencari
kebenaran) di kuil-Nya". (Kata Ibrani diterjemahkan sebagai
"menyelidiki," baqar, mengacu pada pemeriksaan
yang teliti atas bukti untuk menentukan kebenaran satu perkara). Menjelang akhir Mazmur 27
(dalam ayat
persis pararel ayat 4) Daud menunjukkan dengan tepat aspek ketiga dari pengalaman Bait Suci yang
ia rindu untuk miliki: "melihat kebaikan Tuhan" (ayat 13). Keindahan, kebenaran,
kebaikan—menurut para filsuf—tiga hal ini merupakan "tiga bintang sistem nilai kehidupan" yang layak dihidupkan
dan bahkan untuk mati baginya. (Lihat Ellen G. White, Alfa dan Omega, jilid 2, hlm. 233, untuk penekanan
yang sama pada tiga aspek ini). Daud menegaskan bahwa semua nilai-nilai ini
disimpulkan dalam pekabaran Bait Suci. Minggu ini mari kita mempelajari bagaimana
ini terjadi!
Aktivitas Pembuka: Tanyakan kepada anggota kelas, "Jika Anda hanya memiliki satu
permohonan untuk dibuat kepada Tuhan, hanya satu tujuan yang dicari dalam
hidup, apa yang Anda akan pilih?" Biarkan para anggota kelas membagikan
jawaban mereka, dan kemudian baca jawaban yang diinspirasikan kepada
pertanyaan ini di dalam Mazmur 27:4,13.
Pikirkanlah ini: Ketika Daud menulis Mazmur 27, ia
seorang "pelarian yang
dikejar-kejar, mencari perlindungan di celah-celah batu dan gua di padang gurun."—Ellen G. White, Membina Pendidikan Sejati, 150. Diskusikan: apakah fokus
utama Daud atas Bait Suci unik kepada keadaan khusus saat ini, atau apakah itu
tetap menjadi kegemaran hidupnya? (lihat 2 Sam 7:1-J3; I Taw 22; 28 dan 29:1-9; dan
sejumlah Mazmur Daud lainnya yang menunjuk kepada Bait Suci).
Langkah
2—Menyelidiki
UNTUK GURU: Minggu ini kita akan melihat pada
pelajaran-pelaja- ran penting yang
kita dapat pelajari dari Bait Suci. Kita telah meringkaskan ini di bawah
kategori-kategori yang diberikan oleh Daud dalam kesimpulannya yang
diinspirasikan dari pengalaman Bait Suci. (Mzm. ^7:4,13): keindahan, kebaikan,
dan kebenaran. Mazmur 27 dapat disebut "Lagu untuk Bait Suci"—itu
memiliki lebih banyak referensi kepada Bait Suci daripada Mazmur lainnya.
Komentar Alkitab
I. Benteng Keindahan
(Tinjau kembali Mazmur 27:4 dengan anggota kelas.)
Kata Ibrani no'am, di sini diterjemahkan sebagai
"keindahan," adalah Ulilah
yang dinamis, menggambarkah kemurahan yang menggerakkan orang yang melihat oleh kecantikannya, dan kesenangannya. Daud
rindu untuk menyaksikan di dalam Bait
Suci keindahan Tuhan ini-keindahan yang Allah
miliki di dalam diri-Nya (karakter-Nya) dan juga suatu keindahan yang Tuhan berikan. Pemazmur menulis di
tempat lain: "Keagungan dan semarak
ada dalam Bait Suci-Nya" (Mzm. 96:6). "Sujudlah kepada Tuhan dengan
berhiaskan kekudusan" (Mzm 29:2; 96:9). Setidaknya empat belas kata
Ibrani yang berbeda-beda untuk "keindahan" dipakai oleh penulis-
penulis Alkitab yang diilhami dalam penjelasan mereka atas pengalaman estetis ini sehubungan dengan Bait Suci.
Bait Suci Padang Belantara adalah "bangunan yang megah.... "Tidak
ada bahasa yang dapat menggambarkan
kemuliaan pemandangan yang ditampilkan di dalam Kemah Suci... semuanya ini
hanyalah merupakan pan- lulan yang samar dari pada kemuliaan Bait Suci Allah
yang di surga."— Hllen G. White, Alfa dan Omega, jilid 1, hlm. 408,411,349. Bayangkan hanya
logam-logam mulia: menurut Keluaran 38:24,25, pembangunan kemah padang
belantara yang mudah diangkat ini menggunakan lebih satu ton emas (29 talenta,
730 shekel = 2205 Ibs. = 1000 kg.) dan hampir empat ton perak (100 talenta,
1775 shekel = 7583 lbs. = 3440 kg.). Bayangkan keindahan tak tertandingi dari
kuil Salomo, yang Ellen G. White nyatakan sebagai "bangunan indah yang
dibangun oleh tangan manusia" namun hanya sebuah "refleksi yang
redup" dari "kebesaran dan kemuliaan" tempat kudus surgawi—Alfa dan Omega, jilid 8, hlm. 433.
Untuk membantu imajinasi Anda, pikirkan bahwa, dalam I Tawarikh 22:14, Daud
mengumpulkan untuk digunakan di dalam kuil 100.000 talenta emas-kira-kira 3.500 ton (bernilai milyaran
dollar AS dalam nilai uang saat ini)-
dan satu juga talenta perak-kira-kira 35.000 ton. Dari keindahan Bait Suci ini
kita belajar bahwa (1) Allah adalah Pecinta yang luar biasa atas keindahan (Kel. 28:2,40; 2 Taw. 3:6); (2) Karakter Allah sebagaimana terungkap dalam Bait Suci adalah indah—sebagai
contoh Kekudusan-Nya (lm. 19:2; Mzm. 96:9); (3) Jalan-jalan Keselamatan Allah, dilambangkan dalam Bait Suci (Mzm. 77:13), benar-benar indah; dan (4) Dia rindu untuk memberikan kepada kita karakter
yang indah itu (1 Pir. 1:16).
Pikirkanlah ini: Dalam cara-cara apa "bait
suci-bait suci" gereja kita seharusnya (arsitektur dan dekorasi) menjadi
indah saat ini?
II. Bait Kebenaran
(Tinjau kembali Mazmur 27:4, bagian
b, dengan anggota kelas.)
Daud tidak hanya rindu untuk melihat keindahan Tuhan
di dalam Bait Suci tetapi
"menanyakan [mencari kebenaran) dalam kuil-Nya." Pekabaran Bait Suci bukan .hanya suatu pengalaman
keindahan yang luar biasa; itu juga
suatu pantulan, pencarian yang tekun, akan kebenaran.
Dalam 150 Mazmur, rata-rata ada satu reference kepada
Bait Suci di setiap pasal, dan referensi-referensi ini memberikan pengertian
ke dalam banyak kebenaran terkait dengan Bait Suci, seperti ibadah dan pujian (Mzm. 06:9; 150:1), penghakiman (Mzm. 11:4,5), dan doa (Mzm. 28:2). Pemazmur pergi ke Bait Suci ketika
ia sedang berusaha untuk memahami mengapa orang fasik makmur sementara orang
benar menderita, dan dalam Bait Suci (mungkin sementara menyaksikan api
membakar korban, melambangkan pembalasan Ilahi atas dosa) dia
"memperhatikan kesudahan mereka" (Mzm. 73:17). Kebenaran masa kini tentang pekabaran Bait Suci untuk
akhir zaman ini terutama dikonsentrasikan pada buku-buku apoka- liptis Daniel
dan wahyu, yang akan kita pelajari dalam pelajaran-pelajaran selanjutnya.
Masing-masing kita harus mempelajari pekabaran Bait Suci bagi diri kita
sendiri, berusaha dengan tekun untuk memahami kebenarannya dalam terang Kitab
Suci.
Pikirkanlah ini: Aspek-aspek apa dari
"kebenaran masa kini" dari pekabaran Bait Suci yang paling pokok dan
juga paling menantang saat ini?
III. Markas Kebaikan
(Tinjau kembali Mazmur 27:5-13
dengan anggota kelas.)
Tidaklah cukup untuk melihat keindahan dari lambang
Bait Suci atau untuk memahami kebenaran Bait Suci untfck hari-hari terakhir
ini. Bait Suci bukan sekadar
objek perenungan estetis atau perangsang intelek. Itu adalah kenyataan hidup.
Daud menunjukkan bagaimana "kebaikan Allah" ditemukan dalam Bait
Suci dialami dalam kehidupan praktis. Dia menjelaskan bagaimana ia menemukan
perlindungan dan pemulihan dalam Bait Suci (ayat 5,5a, 11,12), dan bahwa
pengertian ini menuntun dia secara spontan kepada ibadah yang gembira (ayat
6b). Dan di bagian paling puncak dari Mazmur, Daud menetapkan makna pokok dari
Bait Suci sebagai persekutuan pribadi dengan Allah Bait Suci: "Engkau
telah berkata, 'carilah wajah-Ku.' Hatiku berkata kepada-Mu, 'wajah-Mu kucari,
Ya Tuhan'" (ayat 8). Mazmur untuk Bait Suci berakhir dengan suatu
pengharapan bagi masa depan ketika pemulihan akhir akan datang bersama dengan
penyataan penuh dari Tuhan dalam. Bait Suci-Nya (ayat 14).
Pikirkanlah
ini:
>
Bagaimana mata pelajaran Bait Suci adalah sebuah pekabaran keindahan,
kebenaran, dan kebaikan bagi Anda?
>
Apa perlunya doktrin Bait Suci bagi kehidupan pribadi Anda? Dalam cara apa
itu adalah kenyataan hidup?
Langkah 3—Menerapkan
UNTUK GURU: Rencana dasar dari Bait
Suci Padang Belantara sesungguhnya ada dalam bentuk salib (lihat pelajaran
hari Senin). Susunan dari berbagai macam perabotan dalam Bait Suci menggambarkan
langkah-langkah utama dalam datang kepada Yesus dan tetap tinggal dalam
hubungan dengan-Nya dalam ibadah dan doa. Mengikuti imam di "jalan Bait
Suci" Allah:
•
Datang ke dalam hadirat-Nya (pelataran) dengan rasa syukur (Mzm. 100:4).
•
Pengalaman pertobatan, pengakuan, dan pengampunan pada mez- bah korban,
yang melambangkan Salib (Ibr. 13:10-13, Im. 4—Lihat Pelajaran 5).
•
Mencari penyucian dari dosa dan pembaruan setiap hari pada bejana
pembasuhan (Tit. 3:5, Kata Yunani[outron untuk "membasuh''juga berarti
"bejanapembasuhan").
•
Mencari makanan rohani harian dari Firman Allah pada meja roti pertunjukan
(Yoh. 6:48, 63; UI 8:3).
•
Menerima kuasa Roh Kudus pada lampu kaki dian (Why. 4:5).
•
Menyampaikan doa-doa pengantaraan pada mezbah pedupaan (Why. 8:4).
•
Mencari pembersihan yang sesungguhya pada takhta Allah dilambangkan dengan
Tabut Perjanjian (Im. 16:30; Lihat Pelajaran 6).
PERTANYAAN
RENUNGAN:
Bagaimanakah
langkah-langkah ini serupa dengan permulaan dari kehidupan Kristen dan juga
dengan pemeliharaan dari perjalanan Kristen? *
PERTANYAAN PENERAPAN:
Bagaimanakah
langkah-langkah ini dapat diterapkan dalam cara ymiz praktis dalam kehidupan
doa sehari-hari seseorang? (Beberapa limit g telah menyebutnya "doa Bait
Suci")?
Kegiatan: Kembangkanlah "doa Bait Suci" Anda pribadi
berdasarkan langkah-langkah di atas.
Langkah 4—Mempraktikkan
UNTUK GURU: Buku Ibrani memberikan pelajaran
yang paling berkuasa dari Bait Suci: Kita SEKARANG boleh memasuki Bait Suci
Surgawi oleh keyakinan, dengan keberanian dan oleh iman-bahkan
"hidup" dalam Bait Suci Surgawi (Baca Ibr 4:16; 6:19,20; 10:19-22; 12:22-24).
Kegiatan: Undang kelas Anda untuk mengalami "doa Bait
Suci" seperti yang dijelaskan di bagian sebelumnya, dan kemudian, bahkan
lebih baik, untuk memilih "KEHIDUPAN Bait Suci!"
Pratinjau Pelajaran 5
■ »
Pendamaian: Korban Penghapus Dosa
Sabat Petang
Baca Untuk Pelajaran Pekan Ini: 2 Taw. 33:12, 13; 2 Sam. 14:1-11 ;Im. 4:27-31; Yer. 17:l; Im. 10:16-18;
Mikha. 7:18-20.
AYAT HAFALAN:
"Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan
pula dengan perak atau emas, melainkah dengan darah yang mahal yaitu darah
Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat." (1 Petrus 1:18, 19)
Sistem persembahan korban adalah, mungkin, bagian yang paling diketahui
dari pelayanan Bait Suci karena bagian itulah yang menunjuk langsung kepada
pengorbanan Kristus. Darah binatang yang mati bagi orang berdosa menjadi simbol
untuk darah Kristus, yang mati untuk kita.
Pekan ini kita akan pelajari beberapa konsep berkaitan
dengan "persembahan pentahiran" (juga disebut "korban penghapus
dosa" sebagai cara yang ditentukan Allah untuk membantu kita mengerti
lebih baik bagaimana Ia mendamaikan kita dengan diri-Nya melalui satu-satunya
korban sejati, Yesus Kristus. Ada saatnya pelajaran ini menggunakan istilah
persembahan pentahiran gantinya korban penghapus dosa untuk menghindari kesan
bahwa, misalnya, melahirkan anak dianggap sebagai kesalahan moral sebab ibu
yang baru harus persembahkan persembahan seperti itu (Im. 12:5-8). Persembahan ini
lebih dimengerti sebagai suatu persembahan pentahiran untuk kenajisan secara
ritual,
dan bukan sebagai suatu persembahan karena dosa.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk
Sabat 1 November
No comments:
Post a Comment