Pelajaran 3 Triwulan IV 2013, Berita Misi, dan Penuntun Guru

Materi ini dalam bentuk ebook/epub untuk Ipad, Iphone, Samsung, Android download di sini

BERITA MISI ADVENT 19 Oktober 2013

BERSAUDARA
Gabi/Yunani

Gabi dan keluarganya berjalan di sepanjang jalan di sebuah taman de­kat rumah mereka di Yunani tengah. Musim gugur dingin dan angin menerbangkan daun-daun ke ja­lanan. Saat mereka mendekati jalan, keluarga itu melihat dua anak laki- laki mengemis. Anak-anak berjalan canggung dari mobil ke mobil. Gabi mendengar permohonan mereka meminta koin dan menyadari bahwa mereka adalah orang Rumania, sama seperti keluarga Gabi.
"Mengapa mereka mengemis?" Tanya anak Gabi, Samuel, sambil menarik lengan ayahnya. Gabi tidak memiliki jawaban. Dia tidak punya uang untuk diberikan kepada anak laki-laki itu, sehingga ia mengajak
menuju rumah.Tetapi pertanyaan itu berputar-putar di benaknya. Me­ngapa anak-anak ini mengemis di jalanan dlYunani? Di mana orangtua mereka? Tetapi ia tak punya jawab­an.
Pencarian Gabi
Gabi dan keluarganya telah meninggalkan tanah air mereka Ru­mania dan datang ke Yunani untuk mencari pekerjaan. Tetapi masa- masa sulit telah melanda Yunani juga, dan mereka tidak menemu­kan pekerjaan tetap. Keluarganya mengeluarkan sedikit uang untuk membayar sewa dan membeli sedikil makanan. Namun ingatan tentang anak laki-laki Rumania yang mengemis dijalan menghantui Gabi. Keesokan harinya Gabi menca­ri anak-anak itu, tetapi ia tidak me­nemukan mereka di lampu-lampu merah.
Gabi bertemu Peter, seorang pria yang tahu tentang anak laki-laki itu. "Mereka bersaudara/'kata Peter. "Mereka telah dipekerjakan untuk menggembalakan domba seseo- rang."Gabi tahu bahwa anak-anak itu berada dalam bahaya, tetapi Pe- trus lebih tahu lagi. Gabi merasa be­rat hati mendengar itu. Dia berdoa untuk keselamatan anak-anak itu dan mencari mereka.Tapi dia tidak bisa menemukan mereka.
Tujuh bulan kemudian Gabi mendengar ketukan di pintu dan menemukan Petrus dengan salah satu anak itu. "Ini adalah Costel," kata Peter. Ketakutan memenuhi mata anak itu.
"Masuklah, Costel 'kata Gabi. "Kamu aman di sini" Merasa bahwa anak itu tidak percaya padanya, Gabi melanjutkan."Ini adalah rumahmu sekarang. Kamu adalah bagian kelu­arga kami, sama seperti anak-anak saya."
Menemukan dan Kehilangan
Costel ragu-ragu dan kemudian melangkah ke dalam ruangan. Gabi menunjukkan kepadanya di mana ia bisa menempatkan beberapa barang-barangnya."Kamu bisa ber­bagi ruangan ini dengan anak saya," kata Gabi. Anak itu melihat sekeliling sebelum menempatkan tas kecil dan beberapa koin di lemari. Keesokan harinya ketika Costel terbangun, ia menghitung koinnya, dan semua masih utuh. Mungkin tempat ini cu­
kup aman, pikirnya.
Anak itu pun tinggal beberapa hari, dan kemudian mengatakan kepada Gabi bahwa ia akan pergi. Gabi memintanya untuk tidak pergi. Tetapi Costel mengambil tas kecil­nya dan berjalan ke pintu. "Silakan," kata Gabi."Kembalilah kapan saja. Saya akan berada di sini untuk kamu " lalu anak itu pun pergi meninggal­kan rumah itu dan hati Gabi penuh dengan kesedihan.
Sebulan kemudian Costel kembali dengan badan yang lebih kurus dan lebih ketakutan. Gabi menyambut anak itu kembali dan mengetahui bahwa "teman" barunya telah mengambil uang anak itu dan meninggalkan dia untuk mengurus dirinya sendiri."Kamu memiliki tem­pat di sini selama kamu inginkan," kata Gabi mengingatkan anak itu.
Gabi menanyakan Costel tentang saudaranya. "Cristi sakit," kata Costel sambil menangis. "Dia dipaksa untuk bekerja."Gabi berjanji untuk me­nemukan Cristi dan membawanya pulang. Tetapi Gabi tidak bisa me­nemukan Cristi. Keluarga itu berdoa bahwa Tuhan akan melindungi adik Costel itu. Bulan berlalu tanpa anak itu. Kemudian Cristi muncul di pintu rumah Gabi.
Berkumpul
Costel menyambut saudaranya itu dan menunjukkan padanya di mana ia tidur dan tempat untuk me­letakkan barang-barangnya. "Kamu ada di rumah sekarang," kata Costel kepada saudaranya, mengulangi kata-kata Gabi kepadanya. "Kamu tidak perlu takut."
Cristi mendengar selama ibadah keluarga dan menunjukkan bahwa ia tertarik pada Alkitab, sehingga Gabi mulai membagikan kebenaran Alkitab kepada dia. Costel, di sisi lain, menolakTuhan, dia tidak bisa me­nerima bahwa Yesus mati baginya. Namun suatu saat Costel mulai men­dengarkan diskusi Gabi dan Cristi berbagi cerita tentang Tuhan.
Gabi menjawab pertanyaan anak-anak itu dan berdoa bagi me­reka. Pada saat itu Costel membuka hatinya kepada Allah seperti yang Cristi lakukan. Gabi mengundang pendeta Advent setempat untuk datang dan belajar dengan mere­ka. Selama satu pelajaran, mereka belajar satu ayat, "Hari ini, jika Anda mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu"(lbrani 3:15). Cristi memberikan hatinya kepada Allah, dan segera Costel melakukannya juga.
Gabi dan istrinya merayakan baptisan anak-anak itu dengan menyerahkan kehidupan mere­ka sendiri kepada Kristus. Kedua anak itu menghabiskan berjam- jam membaca Alkitab dan belajar untuk menyembah Allah. Gabi dan keluarganya masih berjuang secara finansial, tetapi mereka berterima kasih kepada Tuhan karena telah mengirimkan anak-anak ini ke dalam kehidupan mereka untuk mengajar seluruh keluarga apa artinya berbagi kasih Tuhan kepada orang lain.
Sebagian dari persembahan Sabat Ketigabelas kita triwulan ini akan membantu menyediakan pusat penginjilan di mana banyak orang dapat belajar untuk membagikan kasih Allah kepada orang lain di Yu­nani. Terima kasih atas bantuannya sehingga membuat mimpi ini akan menjadi kenyataan.

Pos Misi
·          Ekonomi Yunani bertumbuh pesat selama 50 tahun terakhir.Tetapi resesi ekonomi baru-baru ini telah menyebabkan pengangguran meluas dan ke­sulitan keuangan. Situasi ekonomi yang memburuk terutama bagi imigran dari negara-negara miskin di Eropa dan dari Afrika. Para imigran tid-ak dapat menemukan pekerjaan dan hidup di bagian bawah tangga ekonomi.

·          Imigran Advent menemukan banyak orang dalam komunitas mereka yang berjuang dengan keputusasaan. Mereka membagikan iman mereka dalam Kristus dan menemukan pendengar yang siap mendengar. Jemaat bertum­buh dan perlu tempat yang lebih besar untuk bertemu.

·         Sebagian dari Persembahan Sabat Ketigabelas triwulan ini akan menye­diakan sebuah tempat pertemuan yang menetap untuk Gereja Advent internasional di Atena.


Pelajaran Sekolah Sabat
Korban
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Kej. 3:9-21;Kel. 12:21-27; Im. 2:1-3- ;Kej. 22:1-19; Im. 17:10, 11 ;Filipi 4:18.
AYAT HAFALAN: "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tu­buhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berke­nan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1).
Inti keseluruhan Injil adalah konsep persembahan. Di dalam bahasa Alkitabiah, kata-kata untuk "persembahan" sering menggambarkan ide tentang datang mendekat, dan membawa sesuatu kepada Allah. Arti dasar bahasa Ibrani untuk persembahan menggambarkan tindakan mendekat, tindakan mem­bawa sesuatu ke dalam hadirat Allah. Pada kata bahasa Yunani artinya "pembe­rian" dan menggambarkan suatu penyampaian persembahan.
Begitu juga, kata bahasa Inggris offering berasal dari bahasa Latin offerre, penyampaian suatu pemberian. Kata persembahan adalah suatu kombinasi dari bahasa Latinsacer (suci) dan facere (membuat) dan merujuk pada tindakan men­jadikan sesuatu sakral.
Pekan ini kita akan meninjau beberapa persembahan yang orang percaya te­lah persembahkan kepada Allah. Kita akan temukan bahwa Allah telah selama­nya meminta persembahan-persembahan, dan Ia tetap lakukan itu sekarang.
Tentu saja, dan yang paling penting, Allah menyediakan persembahan mut­lak, yaitu Dirinya Sendiri dalam diri Yesus Kristus.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 19 Oktober

Minggu 13 Oktober
KORBAN PERTAMA

Bacalah Kejadian 3:9-21. Apakah sambutan Allah pada Adam dan Hawa setelah mereka berdosa?
Kejadian 3:9-21
3:9. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
3:11. Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
3:12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
3:14. Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
3:16. Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
3:17. Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
3:20. Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.

3:21. Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Adam dan Hawa tinggal dalam satu dunia sempurna, dalam sebuah taman yang seperti Bait Suci, dan Allah memberi mereka persekutuan tatap muka de­ngan Pencipta mereka. Dosa pertama mereka mengawali suatu pemutusan yang hampir tak dapat diperbaiki dalam hubungan mereka dengan Allah. Namun, Allah telah merencanakan bagaimana mengatasi pemutusan hubungan seperti itu, dan bahkan sebelum ada penghakiman apa pun bagi mereka, Allah mem­beri mereka pengharapan akan seorang Penebus (Kej. 3:15).
"Adam dan Hawa berdiri sebagai terpidana di hadapan Allah mereka, me­nanti vonis yang didatangkan oleh pelanggaran. Tetapi sebelum mereka men­dengar tentang semak duri dan rumput duri, duka dan derita yang harus men­jadi bagian mereka, dan debu tanah ke mana mereka harus kembali, mereka mendengar kata-kata yang memberi impian harapan. Walau harus menderita . .., mereka dapat memandang ke depan kepada kemenangan mutlak."—Ellen G. White, That I May Know Him, hlm. 16.
Tuhan menunjukkan kepada mereka dasar mutlak dari kemenangan itu ke­tika, segera setelah kata-kata penghakiman-Nya, Ia membuat bagi mereka pa­kaian dari kulit untuk menutupi ketelanjangan dan malu mereka. Walaupun ti­dak diucapkan, cukup alasan untuk menganggap bahwa seekor binatang yang tak bersalah harus mati untuk ini, dan mungkin bahkan dimengerti sebagai se­jenis persembahan (Kej. 3:21).
Penyediaan pakaian oleh Allah bagi pelaku kejahatan menjadi suatu tin­dakan simbolis. Sama seperti persembahan-persembahan dalam Bait Suci di padang gurun menjamin hubungan khusus antara Allah dan umat-Nya, begitu juga pemberian pakaian di Taman memastikan pada orang yang bersalah mak­sud baik Allah yang tidak berubah terhadap mereka.
Maka, sejak waktu permulaan dalam sejarah manusia, persembahan-persem­bahan mengajarkan bahwa manusia berdosa dapat menemukan persekutuan dengan Allah, tetapi hanya melalui kematian Yesus yang dilambangkan dalam persembahan-persembahan itu.
Baca kembali Kejadian 3:9-21. Apakah yang ia katakan padamu bahwa bahkan sebelum Allah mengucapkan kata-kata penghakiman apa pun ke­pada pasangan bersalah itu, Ia memberi mereka janji "kemenangan mut­lak"? Apakah yang Ia katakan tentang sikap Allah terhadap kita, bahkan di dalam keadaan kita yang berdosa?

Senin 14 Oktober
JENIS-JENIS KORBAN
Di zaman Perjanjian Lama, orang percaya dapat membawa persembahan untuk' peristiwa-peristiwa berbeda dan dalam situasi kehidupan pribadi yang berbeda. Berbagai jenis benda yang di bolehkan mereka "persembahkan" men­cakup binatang-binatang halal, butir padi-padian, minuman, dan lain-lain. Per­sembahan binatang adalah unsur tertua dalam pelayanan Bait Suci, dan bersama dengan pelayanan keimamatan, menjadi pusat perhatian pelayanan orang Israel. Kehidupan keagamaan tanpa persembahan itu tak dapat dibayangkan.
Jenis persembahan apakah yang dibahas dalam ayat-ayat di bawah ini? Kel. 12:21-27, Im. 2:1-3, Kel. 25:2-7, Im.4:27-31.
Kel. 12:21-27,
12:21. Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: "Pergilah, ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah.
12:22 Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.
12:23 Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.
12:24 Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi anak-anakmu.
12:25 Dan apabila kamu tiba di negeri yang akan diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang difirmankan-Nya, maka kamu harus pelihara ibadah ini.
12:26 Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini?
12:27 maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita." Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.

Im. 2:1-3,
2:1. "Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya.
2:2 Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
2:3 Korban sajian selebihnya adalah teruntuk bagi Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban api-apian TUHAN.

Kel. 25:2-7,
25:2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.
25:3 Inilah persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga;
25:4 kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;
25:5 kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga;
25:6 minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian,
25:7 permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.

Im.4:27-31.
4:27. Jikalau yang berbuat dosa dengan tak sengaja itu seorang dari rakyat jelata, dan ia melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN, sehingga ia bersalah,
4:28 maka jikalau dosa yang telah diperbuatnya itu diberitahukan kepadanya, haruslah ia membawa sebagai persembahannya karena dosa yang telah diperbuatnya itu seekor kambing betina yang tidak bercela.
4:29 Lalu haruslah ia meletakkan tangannya ke atas kepala korban penghapus dosa dan menyembelih korban itu di tempat korban bakaran.
4:30 Kemudian imam harus mengambil dengan jarinya sedikit dari darah korban itu, lalu membubuhnya pada tanduk-tanduk mezbah korban bakaran. Semua darah selebihnya haruslah dicurahkannya kepada bagian bawah mezbah.
4:31 Tetapi segala lemak haruslah dipisahkannya, seperti juga lemak korban keselamatan dipisahkan, lalu haruslah dibakar oleh imam di atas mezbah menjadi bau yang menyenangkan bagi TUHAN. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu sehingga ia menerima pengampunan.


Allah membangun sistem persembahan ini supaya umat percaya dapat me­masuki suatu jalinan hubungan yang erat dengan Dia. Inilah sebabnya maka persembahan dapat di bawa dalam berbagai situasi: untuk bersyukur, untuk pengungkapan suka cita dan perayaan, untuk suatu pemberian, untuk permo­honan, keampunan, untuk suatu penyesalan, untuk suatu simbol pengabdian, atau untuk pemulihan.
Di antara berbagai jenis persembahan, yang terpenting adalah korban ba­karan (Imamat 1) dan korban sajian (Imamat 2), dan juga korban pendamaian dan keselamatan, (Imamat 3), korban penghapus dosa (Imamat 4), dan korban penebus salah (pelanggaran) (Im. 5:14-6:7). Tiga yang terdahulu adalah per­sembahan sukarela, yang mengingatkan pemberinya (dan kita) bahwa pada akhirnya, seluruh keberadaan kita, dan segala yang kita punyai adalah milik Allah. Korban bakaran adalah simbol pengabdian penuh pemberi persembahan. Korban sajian simbol mengabdikan harta benda kita kepada Allah, apakah ma­kanan, binatang ternak, atau lainnya. Korban keselamatan adalah satu-satunya persembahan di mana pemberinya menerima sebagian dari persembahan un­tuk konsumsi pribadi.
Dua persembahan lainnya adalah kewajiban. Mereka mengingatkan umat bahwa walaupun kesalahan-kesalahan ada akibat-akibatnya, kesalahan-kesala­han itu dapat "disembuhkan." Korban penghapus dosa, sering disebut "persem­bahan karena dosa," dibawakan setelah penajisan ritual atau setelah orang itu sadar akan suatu penajisan moral melalui dosa.
Fungsi persembahan-persembahan yang terbentang luas menunjukkan bahwa setiap segi kehidupan kita harus berada di bawah kendali Allah. Bagaimanakah dapat engkau belajar menyeffehkan sepenuhnya segala se­suatu milikmu, atau diri mu kepada-Nya? Apakah jadinya bila engkau ti­dak melakukan ini?

Selasa 15 Oktober
PENGORBANAN DI MORIA

Bacalah Kejadian 22:1-19. Apakah yang dipelajari Abraham tentang pengorbanan?

Kejadian 22:1-19

22:1. Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
22:3. Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
22:4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
22:5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
22:6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
22:8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
22:11. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
22:14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
22:15. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
22:16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
22:17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
22:18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."
22:19 Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.

Apakah tujuan Allah dalam tantangan iman yang tak masuk akal ini bagi Abraham? Kehidupan Abraham dengan Allah selalu disertai janji-janji Ilahi: janji tanah, keturunan, dan berkat-berkat; janji seorang putra, dan janji bahwa Allah akan memelihara Ismael. Abraham memberi persembahan, tetapi selalu berkaitan dengan janji. Tetapi dalam situasi menurut Kejadian 22, Abraham ti­dak menerima janji Ilahi apa pun; malah, ia diminta mempersembahkan janji yang hidup, yaitu putranya. Menuruti perintah Allah, Abraham menunjukkan bahwa Allah lebih penting baginya daripada segala sesuatu.
"Adalah untuk menarik perhatian Abraham dengan kenyataan dari pada In­jil, sebagaimana juga untuk menguji imannya, bahwa Allah telah memerintah­kannya untuk menyembelih anaknya. Kesedihan yang ia derita selama hari-hari ujian yang gelap dan hebat itu, dibiarkan terjadi kepadanya agar dia dapat me­ngerti dari (pengalamannya sendiri) sesuatu mengenai kebesaran dari pada pe­ngorbanan yang diadakan oleh Allah, yang Mahakuasa untuk penebusan manu­sia. Tidak ada ujian lain yang dapat mengakibatkan Abraham menderita tekanan jiwa yang begitu hebat seperti dengan cara mengorbankan anaknya. Allah telah menyerahkan Anak-Nya kepada satu kematian yang hina dan menderita."—El- len G. White, Alfa dan Omega, jld.l, hlm. 173.
Mengenai persembahan, Abraham memahami prinsip utama. Pertama, ti­dak seorang pun kecuali Allah sendiri yang dapat membawa persembahan sejati dan sarana keselamatan. Tuhan sajalah yang akan, dan yang harus, menyedia­kannya. Abraham menghayati prinsip ini dengan menamai tempat itu "YHWH Jireh," yang artinya "Tuhan akan sediakan." Kedua, persembahan sebenarnya bersifat pengganti, yaitu persembahan yang menyelamatkan kehidupan Ishak. Kambing dipersembahkan sebagai "pengganti" Ishak. (Kej. 22:13). Binatang itu, yang disediakan Allah, mengartikan Anak Domba Allah, Yesus Kristus, yang pada-Nya "Tuhan telah menimpakan . . . kesalahan kita sekalian (Yes. 53:6, 7; Kis. 8:32).
Betapa suatu penyerahan yang mencengangkan kepada Allah! Siapa­kah yang dapat membayangkan bagaimana pengalaman itu bagi Abra­ham? Pikirkan tentang terakhir kali ketika engkau harus bertindak da­lam iman yang tipis dan melakukan sesuatu yang menyebabkan banyak penderitaan. Apakah yang Anda pelajari dari tindakan-tindakanmu, dan bagaimanakah tepatnya pelajaran itu menusuk?

Rabu 16 Oktober
KEHIDUPAN GANTI KEHIDUPAN
Bacalah Imamat 17:10, 11. Fungsi apakah yang Allah berikan untuk darah?
Imamat 17:10, 11
17:10. "Setiap orang dari bangsa Israel dan dari orang asing yang tinggal di tengah-tengah mereka, yang makan darah apapun juga Aku sendiri akan menentang dia dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya.
17:11 Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.

Dalam Alkitab di mana Allah memerintahkan orang Israel supaya jangan memakan darah apa pun, Ia memberikan alasan yang menarik bagi larangan ini: darah adalah kehidupan, dan Allah telah jadikan persembahan darah suatu tebusan bagi kehidupan manusia. Satu kehidupan, yang diwakilkan oleh darah, menebus kehidupan yang lain. Prinsip penggantian, yang menjadi jelas di bukit Moria ketika Abraham persembahkan darah kambing menggantikan darah pu­tranya, berakar teguh dalam tuntutan legal Allah bagi bangsa Israel purba.
Seperti dalam Kejadian 22, Allah menunjukkan bahwa Dia sendirilah yang menyediakan sarana pendamaian; dalam bahasa Ibrani "Aku" dalam kalimat "Aku telah memberikan darah itu kepadamu" (Imamat 17:11) diberikan pene­kanan. Kita tidak dapat menyediakan tebusan bagi diri kita sendiri. Harus Aliah­lah yang memberikannya.
Konsep ini berbeda dengan yang ada pada agama-agama lain yang meng­gunakan korban. Dalam Alkitab, bukanlah manusia yang mendekati Allah dan mengetahui bagaimana menyenangkan hati-Nya; malah, Allah yang menyedia­kan sarana bagi seseorang mendatangi hadirat kudus-Nya. Dan di dalam Kris­tus, Ia sendirilah yang menyediakan darah penebusan.
Baca 1 Samuel 15:22 dan Mikha 6:6-8. Apakah beberapa bahaya sis­tem ritual?
1 Samuel 15:22
15:22 Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
Mikha 6:6-8
6:6. "Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun?
6:7 Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?"
6:8 "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

Allah tidak pernah merencanakan pelayanan persembahan korban menjadi pengganti bagi sikap hati; sebaliknya, persembahan korban bertujuan untuk membuka hati orang percaya kepada Tuhan. Jika kehilangan pandangan pada kenyataan bahwa persembahan korban mengungkapkan suatu hubungan ro­hani antara Allah dan kita, dan bahwa semuanya menunjuk kepada suatu kor­ban yang jauh lebih besar, Yesus Kristus, maka kita dapat dengan mudah ke­liru antara ritual persembahan korban dengan alat otomatis untuk mengadakan pendamaian. Di samping persembahan, Allah sesungguhnya menginginkan agar hati kita damai dengan Dia (Mzm. 51:18, 19). Secara konsisten para nabi Isra­el mempersalahkan umat atas kesalehan palsu dan mengajak mereka "berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Aliahmu" {Mikha 6:6-8 bandingkan dengan Yesaya 1:10-17).
Dalam cara apakah kita menghadapi bahaya yang sama seperti di atas? Mengapakah sering sulit menyadari bahwa kita dapat lakukan sama per­sis dengan apa yang orang Israel purba lakukan pada bidang ini? Bagai­manakah kita dapat menghindari kesalahan ini?

Kamis 17 Oktober
PENGORBANAN MASA KINI/PENGORBANAN HIDUP
Walaupun sesudah kematian Kristus yang bersifat pengorbanan, pengor­banan binatang tidak lagi diperlukan, Perjanjian Baru berbicara tentang perlu­nya jenis pengorbanan yang lain sebagai pengganti.
Menurut ayat-ayat ini, persembahan jenis apakah yang harus kita bawa kepada Allah sekarang? Rm. 12:1, 2; Flp. 4:18; Ibr. 13:15, 16; 1 Ptr. 2:5.

Rm. 12:1, 2;
12:1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Flp. 4:18;
4:18 Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.

Ibr. 13:15, 16;
13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.
13:16 Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.

1 Ptr. 2:5
2:5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Istilah-istilah dari sistem pengorbanan berfungsi dengan baik dalam meng­gambarkan konsep orang Kristen awal mengenai apa artinya menghidupkan kehidupan yang diabdikan penuh kepada Allah. Faktanya, bahkan ketika Pau- lus sedang memikirkan tentang mati syahidnya, ia gambarkan dirinya sebagai persembahan minuman (Flp. 2:17, 2 Tim. 4:6).

Pesan khusus apakah yang diberikan pada kita dalam Roma 12:1? Dalam cara apakah kita dapat memanifestasikan hal ini dalam kehidupan kita?
Roma 12:1
12:1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Suatu "pengorbanan yang hidup" artinya seluruh diri diberikan kepada Allah. Termasuk pengabdian tubuh (Rm. 12:1) juga perubahan kehidupan ba­tin (ayat. 2). Kita harus diasingkan ("kudus") untuk maksud tunggal melayani Tuhan. Orang Kristen akan menghadapkan diri mereka utuh kepada Tuhan ka­rena "kemurahan Allah" seperti dibahas dalam Roma 12:1-11, yang menyaji­kan Kristus sebagai korban kita, sarana keselamatan kita
Dalam konteks ini, ajakan Paulus adalah supaya orang Kristen meneladani Kristus. Suatu pengertian benar tentang karunia Allah menuntun pada kehidupan pengabdian kepada Allah dan kepada suatu pelayanan kasih bagi orang lain. Penyerahan diri dan keinginan diri kepada kehendak Allah adalah satu-satunya sambutan yang masuk akal terhadap pengorbanan tertinggi Kristus bagi kita.
Pada akhirnya, haruslah terjadi keserasian antara pengertian kebenaran ro­hani dan ajaran kita, dengan pelayanan kita kepada orang lain. Setiap segi ke­hidupan haruslah mengungkapkan tekad janji tulus umat kepada Allah. Ibadah sejati tidak pernah hanya bersifat batin dan rohani; haruslah juga meliputi tin­dakan luar pelayanan yang tidak egois. Akhirnya, pikirkan tentang apa yang telah Tuhan perbuat bagi kita.

Jumat 18 Oktober
Pendalaman: 'Adalah sukar, sekalipun kepadamalaikat-malaikat untuk memahami rahasia penebusan—untuk mengerti bahwa Pemimpin surga, Anak Allah itu harus mati bagi manusia yang berdosa. Pada waktu perintah diberikan kepada Abraham untuk menyerahkan anaknya, perhatian segenap makhluk surga tertarik akan hal itu. Dengan sungguh-sungguh mereka mengamat-amati setiap langkah di dalam penggenapan perin­tah ini. Kepada pertanyaan Ishak, "Di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Abraham menjawab, "Allah akan menyediakan bagi diri-Nya seekor anak domba" dan pada waktu tangan bapa ditahankan pada saat hendak menyembelih anaknya, dan domba jantan yang telah disediakan Allah itu dipersembahkan ganti Ishak—barulah terang itu terpencar ke atas rahasia penebusan itu, dan malaikat-malaikat sekalipun mengerti de­ngan lebih jelas akan perbuatan yang ajaib, yang telah diadakan Allah bagi keselamatan manusia."—Ellen G. White, Alfa dan Omega j ld. 1, hlm 174,175.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. "Kaki kita akan berjalan dalam jalan-jalannya, bibir kita akan meng­ucapkan kebenaran dan menyebarkan Injil, lidah kita akan membawa kesembuhan, tangan kita akan mengangkat mereka yang jatuh, dan mengadakan banyak pekerjaan biasa seperti memasak dan mencuci, mengetik dan menambal; lengan kita akan merangkul yang kesepian dan yang tak dicintai, telinga kita akan mendengarkan tangisan orang- orang yang tertekan, dan mata kita akan memandang dengan rendah hati dan sabar ke arah Allah."—John Stott, Romans (Downers Grove, 111.: Inter Varsity, 1994), hl,. 322. Dalam cara apakah kutipan ini me­nunjukkan apa artinya menjadi suatu "persembahan yang hidup"? Me­ngapakah hanya melalui kematian terhadap diri sendirilah kita dapat disanggupkan untuk hidup seperti ini?
2. Seperti yang kita lihat dalam pelajaran pekan ini, satu di antara masalah- masalah besar yang dihadapi umat adalah melihat sistem persembahan sebagai tujuan akhir gantinya sebagai cara mencapai tujuan—yaitu su­atu kehidupan yang sepenuhnya diabdikan kepada Allah, suatu peng­abdian yang terlihat sebagai pelayanan kasih kepada orang lain. Dalam cara apakah umat Advent (yang telah diberikan banyak terang) secara istimewa berada dalam bahaya menuruni jalan yang sama, mungkin sekarang berpikir bahwa kebenaran-kebenaran besar yang kita miliki adalah tujuan akhir, gantinya sebagai cara mencapai tujuan?
3.  Renungkan lagi kisah Abraham dan Ishak di bukit Moria. Betapa mengganggu kisah ini, orang dapat katakan, bahwa cerita itu dimak­sudkan untuk menyusahkan, menciptakan kekhawatiran dan kesu­karan. Mengapa menurut Anda, orang dapat katakan bahwa kisah itu dimaksud, antara lain, untuk membangkitkan emosi-emosi itu dalam diri pembaca?

Penuntun Guru

Ringkasan Pelajaran Ayat Inti: Kejadian 22:1-19
Anggota Kelas Akan:
>      Mengetahui: Memahami pentingnya arti sistem upacara korban Perjanjian Lama.
>      Merasakan: Menyadari dari upacara korban Perjanjian Lama sifat menge­rikan dari dosa dan biaya yang mengerikan akan keselamatan kita.
>      Melakukan: Putuskan untuk merenungkan secara teratur penggenapan sis­tem upacara korban di dalam Yesus "Anak Domba Allah."
Garis Besar Pelajaran:
I.        Mengetahui: Sistem Upacara Korban Perjanjian lama
A.       Sistem upacara korban diperkenalkan oleh Allah setelah ke­jatuhan (Kej 3:15,21). Bagaimanakah janji Injil pertama (Kej. 3:15) menyatakan secara tersirat korban pengganti penda­maian dari Mesias?
B.       Makna dari sistem upacara korban dipahami oleh Abraham, khususnya melalui pengalamannya di Gunung Moria. Apakah ciri-ciri dari Kejadian 22 mengungkapkan kasih dari Bapa da­lam tidak menahan Anak-Nya yang tunggal mati bagi kita?
C.        Upacara Paskah (Keluaran 12) menyediakan salah satu dari lambang-lambang paling komprehensif dari pengorbanan Kristus. Elemen-elemen dasar apakah dari pengorbanan-Nya dibayangkan dalam upacara ini?
II.      Merasakan: Kengerian dari Dosa dan Biaya yang Mahal dari
Pendamaian Digambarkan dalam korban Binatang.
A. Bagaimanakah gambaran korban-korban Perjanjian Lama da­pat menolong kita untuk lebih menghargai kebengisan dosa dan harga yang tidak terbatas dari korban kematian Kristus?
III.      Melakukan: Merenungkan Kristus dalam Bayangan
A. Putuskan untuk menggunakan waktu yang berkualitas pekan ini merenungkan pekerjaan pendamaian Kristus sebagaimana
dilambangkan dalam sistem upacara korban Perjanjian Lama.
*
RANGKUMAN: Sistem upacara korban Perjanjian Lama menye­diakan sebuah potret yang luar biasa^ang bersisi banyak makna dari pengorbanan kematian Yesus di Kalvari.

Siklus Belajar>--------------------------- —--------------------------------------------
Langkah 1—Motivasi
Fokus Alkitab: Yohanes 1:29
"Konsep Utama Untuk Pertumbuhan Rohani: Sistem upacara korban Perjanjian Lama menyediakan sebuah gambaran lebih awal dari makna mendalam pengorbanan Kristus. Itu juga menandai pengalaman orang- orang Kristen dalam mempersembahkan diri mereka sendiri sebagai "per­sembahan yang hidup" (Roma 12:1).
UNTUK GURU: Seorang profesor di seminari menyampaikan peng­alaman ketika ia enggan menemani suaminya melalui daerah yang sedang dilanda konflik dari Tanah Suci ke puncak Gunung Gerizim pada saat Paskah. Di sini, beberapa orang Sainaria yang masih ber­tahan di atas bumi ini masih mengorbankan domba Paskah. Semen­tara anak-anak domba dituntun ke tempat pembantaian, sang profesor mengalihkan matanya. Namun pada menit-menit terakhir, ia melihat juga. Begitu mengerikan kematian anak-anak domba itu. Ketika ia melihat makhluk-makhluk tak berdosa berjuang melawan pisau, ji­wanya memberontak terhadap sikap tidak berperasaan dari para imam yang mempersembahkan korban itu. Tetapi lebih dari itu, ia mera­sakan pemberontakan keseluruhan sistem upacara korban. Mengapa binatang-binatang yang tidak berdosa harus mati untuk menunjuk ke depan kepada kematian Yesus? Dalam perjalanan pulang malam itu, dalam terang bulan Paskah, ia mencurahkan kegetirannya terhadap Tu­han atas kengerian dari korban-korban binatang hingga tiba-tiba terang dari Surga menembusi pikirannya yang gelap. Akhirnya ia mulai me­mahami idenya: dosa adalah sangat mengerikan yang menuntut nyawa dari Anak Domba Allah yang tidak bersalah. Pengorbanan ini adalah satu-satunya jalan agar Allah dapat membuat manusia dengan hati me­reka yang keras untuk melihat betapa mengerikannya dosa itu, betapa | mahalnya keselamatan kita.
Aktivitas Pembuka: Bagikan cerita dari professor di seminari, minta tanggapan dari anggota kelas akan sistem upacara korban.
Pikirkanlah Ini: Beberapa orang Kristen mengajarkan bahwa Allah sesungguhnya tidak menciptakan sistem upacara korban tetapi hanya me rendahkan diri menggunakan konsep kekafiran untuk menjangkau umat- Nya di mana mereka berada. Mengapa Alkitab tidak mendukung penda­pat tersebut?

Langkah 2—Menyelidiki
UNTUK GURU: Minggu ini kita akan memeriksa sistem upacara kor­ban sebagaimana diperkenalkan kepada Adam dan Hawa, seperti yang dilakukan pada periode para bapa, dan sebagaimana ditegaskan di da­lam buku hukum Musa. Kita akan menyelidiki makna penting sistem lambang ini untuk mengerti inti dari Injil.
Komentar Alkitab
I. Sistem Upacara Korban Diperkenalkan di Eden.
(Tinjau Kembali Kejadian 3:9-21 dengan anggota kelas.)
Dalam janji Injil Pertama; terdapat dalam Kejadian 3:15, korban peng­ganti dari Benih Mesias sudah digambarkan dengan kuat. Bayangkan: Be­nih, Kristus, melepaskan sandal-Nya, seolah-olah, telanjang tumit-Nya, dan melangkah dengan sukarela pada ular berbisa. Ini adalah gambar dari Be­nih memberikan hidup-Nya dengan sukarela untuk membunuh ular. Kris­tus mengajukan diri melangkah dengan sadar di atas kepala dari ular yang paling mematikan di alam semesta, ular itu adalah Setan sendiri, menya­dari sepenuhnya bahwa itu akan menuntut dari-Nya nyawa-Nya sendiri. Kejadian 3:21 menunjukkan bahwa Allah memakaikan Adam dan Hawa dengan kulit-melambangkan pengorbanan dari hewan-hewan. Bagaimana kita tahu bahwa pakaian ini mengacu kepada lebih dari sekadar menutupi ketelanjangan fisik mereka dalam rangka untuk menjaga mereka tetap ha­ngat dari udara dingin, setelah atmosphere kejatuhan? Kita tahu karena ayat tersebut menjelaskan bahwa ketelanjangan mereka setelah kejatuhan lebih dari ketelanjangan fisik. Setelah mereka menutupi diri mereka sendiri de­ngan daun-daun pohon ara, Adam mengakui kepada Allah bahwa ia masih telanjang (ayat 10). Dengan demikian, ketelanjangan di sini termasuk ke­telanjangan jiwa-contoh: rasa bersalah, yang perlu ditutupi oleh lebih dari sekadar pakaian fisik. Daripada daun-daun pohon ara hasil pekerjaan me­reka sendiri dengan mana mereka tidak mampu menutupi ketelanjangan mereka, Allah menutupi mereka dengan jubah dari Sang Pengganti. Dari­pada darah mereka sendiri, darah dari korban yang tidak berdosa dicurah­kan (pararel dengan korban penghapus dosa di Imamat 4:29, orang-orang berdosa kemungkinan besar menyembelih sendiri binatang korban mereka). Di sini mengibaratkan Mesias sang korban pengganti atas nama kemanu­siaan. Allah sendiri menetapkan, dan memerintahkan Adam dan Hawa me­ngenai, sistem upacara korban.
Pikirkanlah Ini: Ellen G. White menulis: "Manusia yang diciptakan dengan singkat itu menerima godaan Setan, dan melakukan hal-hal yang sesungguhnya Allah telah katakan ia seharusnya tidak lakukan, Kristus, Anak Allah, berdiri di antara yang hidup dan yang mati, berkata, 'biarlah hukuman itu jatuh atas-Ku. Aku akan berdiri di tempat manusia. Ia akan memiliki kesempatan yang lain'"-Komentar Ellen White, The SDA Bible Commentary, vol. 1, hlm. 1.085. Mengapa aspek pengganti dari pengor­banan Kristus begitu penting dalam keselamatan kita?
II. Abraham dan Sistem Upacara Korban
(Tinjau Kembali Kejadian 22:1-19 dengan anggota kelas.)
Kisah Kejadian 22 menjelaskan ujian Ilahi atas Abraham yang mana Allah meminta dia untuk mempersembahkan anaknya Ishak di atas Gunung Moria. Ujian ini mungkin menjadi puncak dari lambang Injil Perjanjian Lama, mengungkap sejak awal bagaimana keduanya Bapa dan Anak ter­libat di dalam penderitaan korban pendamaian. Yesus mengatakan bahwa, "Abraham bersukacita melihat hari-Ku, ia telah melihatnya, dan bersuka- cita" (Yok 8:56).
Kapan Abraham melihat hari Yesus? Rasul Paulus mengutip dari Ke­jadian 22 (ayat 18) secara khusus menunjukkan bahwa Alkitab "terlebih dahulu memberitakan injil kepada Abraham" (Gal. 3:8). Di dalam bahasa Ibrani dari Kejadian 22:17,18, sebagaimana dalam Kejadian 3:15; kata un­tuk "benih" (zera') pertama digunakan dalam pengertian kolektif merujuk keturunan yang banyak dan kemudian menyempit kepada makna tunggal (ditandai oleh kata ganti tunggal, meskipun beberapa terjemahan modern tidak menunjukkan hal ini) untuk fokus kepada satu Benih Mesias yang olehnya "semua bangsa di bumi akan mendapat berkat" (Kej. 22:18). De­ngan demikian pengalaman Ishak di Gunung Moria dengan tegas terkait kepada pengorbanan Mesias yang datang. Paulus juga menunjukkan sema­ngat pengorbanan dari Bapa, yang "tidak menyayangkan anak-Nya sendiri" (Roma 8:32), menggunakan bahasa yang sama sebagaimana Allah dua kali menggunakan untuk Abraham di atas Gunung Moria (Kej. 22:12,16).
Pikirkanlah Ini: Bagaimana Kejadian 22 dan narasi terkait dengan pe­ngorbanan Abraham dalam Kejadian 15 (lihat khususnya ayat 6-18) meno­long kita untuk lebih memahami Injil pembenaran oleh iman?
III. Sistem Upacara Korban Keimamatan: Paskah
(Tinjau kembali Keluaran 12:21-27 dengan anggota kelas.)
Di antara banyaknya korban-korban dalam sistem keimamatan, mung­kin tidak ada yang menyediakan Uegititflengkap, penyajian yang lebih maju dari korban Kristus seperti keanekaragaman sisi upacara Paskah.
RENUNGKANLAH HAL-HAL BERIKUT:
1. Dasar yang teramat penting: Paskah menandai "permulaan segala bulan" (KeL 12:2).
2. Fokus pada domba (sebuah symbol dari Yesus) (Kel. 12:3; Yoh. 1:29).
3. Waktu yang tepat (Kel. 12:5; Yoh. 13:1; 18:28; 19:14): Yesus mati jam 3 petang pada hari keempat belas bulan Nisan, sama seperti anak domba paskah pertama disembelih.
4. Sempurna, korban yang lengkap (Kel. 12:5,46; 1 Ptr. 1:19; Yoh. 19:33,36).
5. Cukup, satu persembahan untuk semua (Kel. 12:4; Yoh. 3:16; Roma 3:23,24; 5:6,8,18; 1 Tim. 4:10).
6. Korban pemberian pribadi {Kel. 12:7,8; Yoh. 6:53; 1 Yoh. 1:7,9).
7. Pendamaian, korban pengganti. Anak domba itu harus "dipanggang dalam api" (Kel 12:8). Seorang mungkin masih mengamati pemanggangan anak domba Paskah pada lubang-lubang api di puncak Gunung Gerizim, sebagaimana orang Samaria terus memelihara upacara ini setiap musim semi. Dua batang kayu ditempatkan melintang dalam bangkai anak domba untuk membuatnya tetap terbuka karena pemanggangan mengambil ben­tuk yang sama dari kayu salib. Api murka Ilahi (Mzm. 89:46; Zef. 1:18; Ibr. 12:25,29), yang dicurahkan ke atas Yesus, sebagaimana Dia mengam­bil bagi diri-Nya sendiri dosa-dosa dunia dan menerima hukuman yang kita layak terima.
Kata Paskah dalam bahasa Ibrani merangkum istilah yang mana Upa­cara itu diberi nama. "Paskah" dalam bahasa Ibrani pesach, berarti "mele­wati atau melompati." Allah mengumumkan kepada Musa, "Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat [pasach] daripada kamu; dan tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu apabila Aku menghu­kum tanah Mesir" (KeL 12:13, bandingkan ayat 23). Di sinilah lambang korban pengganti dari Yesusr(Untul rincian lebih lanjut, lihat "Ponder the Passover," Shabbat Shalom 53, no. 1 [2006]: hlm. 4-9, dapat diakses di www.andrews.edu/~~davidson/).
Pikirkanlah ini: Pengorbanan dari^Mesias yang akan datang berjalan seperti "benang merah" di seluruh Perjanjian Lama. Sebutkan ayat-ayat la­innya yang menyatakan dasar tema Injil ini.
Langkah 3—Menerapkan
UNTUK GURU: Berusahalah untuk membantu anggota kelas untuk melihat kengerian mengambil nyawa binatang yang tidak bersalah-pemandangan yang mengerikan atas penyembelihan binatang, bau amis darah dan membakar bangkai-dalam rangka untuk lebih menghargai harga kematian Kristus bagi dosa kita.
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
Akankah korban-korban masih dipersembahkan bahkan setelah dosa dan orang berdosa tidak ada lagi? (Lihat Ibr. 13:15 untuk petun­juk.)
PERTANYAAN PENERAPAN:
IV.   Bagaimana kita dapat secara pribadi menerapkan "jasa-jasa da­rah Kristus... kepada jiwa?"—Eilen G. White, Patriarchs and Prophets, hlm. 277.
V.     Apa yang Pauius maksudkan dengan mendesak kita untuk "mem­persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup" (Ro­ma 12:1)?
Langkah 4—Mempraktikkan
UNTUK GURU: Dalam bagian yang sudah kita kenal yang kita ku­tip pekan lalu- "Alangkah baiknya bagi kita menggunakan waktu se­jam lamanya setiap hari untuk merenungkan kehidupan Kristus" (Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 75), ia menyimpulkan paragraph: "Kalau kita memikir-mikirkan pengorbanan-Nya yang besar itu untuk kita, keya­kinan kita pada-Nya akan semakin mantap, kasih kita dihidupkan, dan kita akan makin penuh dengan Roh-Nya" (hlm. 75,76).
Kegiatan: Putuskan untuk menggunakan jam-jam secara bijaksana pekan ini berfokus pada pengorbanan Kristus, khususnya sebagaimana dilambangkan dalam sistem upacara korban di Perjanjian Lama. La­porkan pekan berikutnya dampak bahwa perenungan ini telah pada level keyakinanmu, dan kasih pada-Nya dan penerimaan akan Roh- Nya.

 Penuntun Guru




No comments:

Post a Comment