Materi ini dalam bentuk ebook/epub untuk Ipad, Iphone, Samsung, Android download di sini
BERITA MISI ADVENT 19 Oktober 2013
BERITA MISI ADVENT 19 Oktober 2013
BERSAUDARA
Gabi/Yunani
Gabi dan keluarganya
berjalan di sepanjang jalan di sebuah taman dekat rumah mereka di Yunani
tengah. Musim gugur dingin dan angin menerbangkan daun-daun ke jalanan. Saat
mereka mendekati jalan, keluarga itu melihat dua anak laki- laki mengemis. Anak-anak
berjalan canggung dari mobil ke mobil. Gabi mendengar permohonan mereka meminta
koin dan menyadari bahwa mereka adalah orang Rumania, sama seperti keluarga
Gabi.
"Mengapa
mereka mengemis?" Tanya anak Gabi, Samuel, sambil menarik lengan ayahnya.
Gabi tidak memiliki jawaban. Dia tidak punya uang untuk diberikan kepada anak
laki-laki itu, sehingga ia mengajak
menuju rumah.Tetapi pertanyaan itu berputar-putar di
benaknya. Mengapa anak-anak ini mengemis di jalanan dlYunani? Di mana orangtua
mereka? Tetapi ia tak punya jawaban.
Pencarian Gabi
Gabi dan keluarganya
telah meninggalkan tanah air mereka Rumania dan datang ke Yunani untuk mencari
pekerjaan. Tetapi masa- masa sulit telah melanda Yunani juga, dan mereka tidak
menemukan pekerjaan tetap. Keluarganya mengeluarkan sedikit uang untuk
membayar sewa dan membeli sedikil makanan. Namun ingatan tentang anak laki-laki
Rumania yang mengemis dijalan menghantui Gabi. Keesokan harinya
Gabi mencari anak-anak itu, tetapi ia tidak menemukan mereka di lampu-lampu
merah.
Gabi bertemu Peter, seorang pria yang tahu tentang anak laki-laki itu.
"Mereka bersaudara/'kata Peter. "Mereka telah dipekerjakan untuk
menggembalakan domba seseo- rang."Gabi tahu bahwa anak-anak itu berada
dalam bahaya, tetapi Pe- trus lebih tahu lagi. Gabi merasa berat hati
mendengar itu. Dia berdoa untuk keselamatan anak-anak itu dan mencari
mereka.Tapi dia tidak bisa menemukan mereka.
Tujuh bulan kemudian Gabi mendengar ketukan di pintu dan menemukan Petrus
dengan salah satu anak itu. "Ini adalah Costel," kata Peter.
Ketakutan memenuhi mata anak itu.
"Masuklah,
Costel 'kata Gabi. "Kamu aman di sini" Merasa bahwa anak itu tidak
percaya padanya, Gabi melanjutkan."Ini adalah rumahmu sekarang. Kamu
adalah bagian keluarga kami, sama seperti anak-anak saya."
Menemukan dan
Kehilangan
Costel ragu-ragu dan kemudian melangkah ke dalam ruangan. Gabi menunjukkan
kepadanya di mana ia bisa menempatkan beberapa barang-barangnya."Kamu bisa
berbagi ruangan ini dengan anak saya," kata Gabi. Anak itu melihat
sekeliling sebelum menempatkan tas kecil dan beberapa koin di lemari. Keesokan
harinya ketika Costel terbangun, ia menghitung koinnya, dan semua masih utuh.
Mungkin tempat ini cu
kup aman,
pikirnya.
Anak itu pun tinggal beberapa hari, dan kemudian mengatakan kepada Gabi
bahwa ia akan pergi. Gabi memintanya untuk tidak pergi. Tetapi Costel mengambil
tas kecilnya dan berjalan ke pintu. "Silakan," kata
Gabi."Kembalilah kapan saja. Saya akan berada di sini untuk kamu "
lalu anak itu pun pergi meninggalkan rumah itu dan hati Gabi penuh dengan
kesedihan.
Sebulan kemudian Costel kembali dengan badan yang lebih kurus dan lebih
ketakutan. Gabi menyambut anak itu kembali dan mengetahui bahwa
"teman" barunya telah mengambil uang anak itu dan meninggalkan dia
untuk mengurus dirinya sendiri."Kamu memiliki tempat di sini selama kamu
inginkan," kata Gabi mengingatkan anak itu.
Gabi menanyakan
Costel tentang saudaranya. "Cristi sakit," kata Costel sambil
menangis. "Dia dipaksa untuk bekerja."Gabi berjanji untuk menemukan
Cristi dan membawanya pulang. Tetapi Gabi tidak bisa menemukan Cristi.
Keluarga itu berdoa bahwa Tuhan akan melindungi adik Costel itu. Bulan berlalu
tanpa anak itu. Kemudian Cristi muncul di pintu rumah Gabi.
Berkumpul
Costel menyambut saudaranya itu dan menunjukkan padanya di mana ia tidur
dan tempat untuk meletakkan barang-barangnya. "Kamu ada di rumah
sekarang," kata Costel kepada saudaranya, mengulangi kata-kata Gabi
kepadanya. "Kamu tidak perlu takut."
Cristi mendengar selama ibadah keluarga dan menunjukkan bahwa ia tertarik pada
Alkitab, sehingga Gabi mulai membagikan kebenaran Alkitab kepada dia. Costel,
di sisi lain, menolakTuhan, dia tidak bisa menerima bahwa Yesus mati baginya.
Namun suatu saat Costel mulai mendengarkan diskusi Gabi dan Cristi berbagi
cerita tentang Tuhan.
Gabi menjawab
pertanyaan anak-anak itu dan berdoa bagi mereka. Pada saat itu Costel membuka
hatinya kepada Allah seperti yang Cristi lakukan. Gabi mengundang pendeta
Advent setempat untuk datang dan belajar dengan mereka. Selama satu pelajaran,
mereka belajar satu ayat, "Hari ini, jika Anda mendengar suara-Nya,
janganlah keraskan hatimu"(lbrani 3:15). Cristi memberikan hatinya kepada
Allah, dan segera Costel melakukannya juga.
Gabi dan istrinya merayakan baptisan anak-anak itu dengan menyerahkan
kehidupan mereka sendiri kepada Kristus. Kedua anak itu menghabiskan berjam-
jam membaca Alkitab dan belajar untuk menyembah Allah. Gabi dan keluarganya
masih berjuang secara finansial, tetapi mereka berterima kasih kepada Tuhan
karena telah mengirimkan anak-anak ini ke dalam kehidupan mereka untuk mengajar
seluruh keluarga apa artinya berbagi kasih Tuhan kepada orang lain.
Sebagian dari
persembahan Sabat Ketigabelas kita triwulan ini akan membantu menyediakan pusat
penginjilan di mana banyak orang dapat belajar untuk membagikan kasih Allah kepada
orang lain di Yunani. Terima kasih atas bantuannya sehingga membuat mimpi ini
akan menjadi kenyataan.
Pos Misi
·
Ekonomi Yunani bertumbuh pesat selama 50 tahun
terakhir.Tetapi resesi ekonomi baru-baru ini telah menyebabkan pengangguran
meluas dan kesulitan keuangan. Situasi ekonomi yang memburuk terutama bagi
imigran dari negara-negara miskin di Eropa dan dari Afrika. Para imigran tid-ak
dapat menemukan pekerjaan dan hidup di bagian bawah tangga ekonomi.
·
Imigran Advent menemukan banyak orang dalam komunitas
mereka yang berjuang dengan keputusasaan. Mereka membagikan iman mereka dalam
Kristus dan menemukan pendengar yang siap mendengar. Jemaat bertumbuh dan
perlu tempat yang lebih besar untuk bertemu.
·
Sebagian dari Persembahan Sabat Ketigabelas triwulan
ini akan menyediakan sebuah tempat pertemuan yang menetap untuk Gereja Advent
internasional di Atena.
Pelajaran Sekolah Sabat
Korban
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Kej. 3:9-21;Kel. 12:21-27; Im.
2:1-3- ;Kej. 22:1-19; Im. 17:10, 11 ;Filipi 4:18.
AYAT
HAFALAN: "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu
yang sejati. (Roma 12:1).
Inti keseluruhan Injil adalah konsep persembahan. Di dalam bahasa Alkitabiah,
kata-kata untuk "persembahan" sering menggambarkan ide tentang datang
mendekat, dan membawa sesuatu kepada Allah. Arti dasar bahasa Ibrani untuk
persembahan menggambarkan tindakan mendekat, tindakan membawa sesuatu ke dalam
hadirat Allah. Pada kata bahasa Yunani artinya "pemberian" dan
menggambarkan suatu penyampaian persembahan.
Begitu juga, kata bahasa Inggris offering berasal dari
bahasa Latin offerre, penyampaian suatu pemberian. Kata persembahan adalah
suatu kombinasi dari bahasa Latinsacer (suci) dan facere (membuat) dan merujuk pada
tindakan menjadikan sesuatu sakral.
Pekan ini kita akan meninjau beberapa persembahan yang
orang percaya telah persembahkan kepada Allah. Kita akan temukan bahwa Allah
telah selamanya meminta persembahan-persembahan, dan Ia tetap lakukan itu
sekarang.
Tentu saja, dan
yang paling penting, Allah menyediakan persembahan mutlak, yaitu Dirinya
Sendiri dalam diri Yesus Kristus.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan Sabat, 19 Oktober
KORBAN PERTAMA
Bacalah Kejadian 3:9-21. Apakah sambutan Allah pada
Adam dan Hawa setelah mereka berdosa?
Kejadian 3:9-21
3:9. Tetapi
TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah
engkau?"
3:10 Ia
menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku
menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
3:11.
Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau
telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan
itu?"
3:12 Manusia itu
menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari
buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
3:13 Kemudian
berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah
kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan
aku, maka kumakan."
3:14. Lalu
berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian,
terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan;
dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur
hidupmu.
3:15 Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya."
3:16. Firman-Nya
kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat
banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan
berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
3:17. Lalu
firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan
isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan
makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah
engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18 semak duri
dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang
akan menjadi makananmu;
3:19 dengan
berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi
tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan
kembali menjadi debu."
3:20. Manusia
itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua
yang hidup.
3:21. Dan TUHAN
Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya
itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Adam dan Hawa tinggal dalam satu dunia sempurna, dalam sebuah taman yang
seperti Bait Suci, dan Allah memberi mereka persekutuan tatap muka dengan
Pencipta mereka. Dosa pertama mereka mengawali suatu pemutusan yang hampir tak
dapat diperbaiki dalam hubungan mereka dengan Allah. Namun, Allah telah
merencanakan bagaimana mengatasi pemutusan hubungan seperti itu, dan bahkan
sebelum ada penghakiman apa pun bagi mereka, Allah memberi mereka pengharapan
akan seorang Penebus (Kej. 3:15).
"Adam dan Hawa berdiri sebagai terpidana di hadapan Allah mereka, menanti
vonis yang didatangkan oleh pelanggaran. Tetapi sebelum mereka mendengar
tentang semak duri dan rumput duri, duka dan derita yang harus menjadi bagian
mereka, dan debu tanah ke mana mereka harus kembali, mereka mendengar kata-kata
yang memberi impian harapan. Walau harus menderita . .., mereka dapat memandang
ke depan kepada kemenangan mutlak."—Ellen G. White, That I May Know Him,
hlm. 16.
Tuhan menunjukkan kepada mereka dasar mutlak dari kemenangan itu ketika,
segera setelah kata-kata penghakiman-Nya, Ia membuat bagi mereka pakaian dari
kulit untuk menutupi ketelanjangan dan malu mereka. Walaupun tidak diucapkan, cukup
alasan untuk menganggap bahwa seekor binatang yang tak bersalah harus mati
untuk ini, dan mungkin bahkan dimengerti sebagai sejenis persembahan (Kej.
3:21).
Penyediaan pakaian oleh Allah bagi pelaku kejahatan menjadi suatu tindakan
simbolis. Sama seperti persembahan-persembahan dalam Bait Suci di padang gurun
menjamin hubungan khusus antara Allah dan umat-Nya, begitu juga pemberian
pakaian di Taman memastikan pada orang yang bersalah maksud baik Allah yang
tidak berubah terhadap mereka.
Maka, sejak
waktu permulaan dalam sejarah manusia, persembahan-persembahan mengajarkan
bahwa manusia berdosa dapat menemukan persekutuan dengan Allah, tetapi hanya
melalui kematian Yesus yang dilambangkan dalam persembahan-persembahan itu.
Baca kembali Kejadian 3:9-21.
Apakah yang ia katakan padamu bahwa bahkan sebelum Allah mengucapkan kata-kata
penghakiman apa pun kepada pasangan bersalah itu, Ia memberi mereka janji
"kemenangan mutlak"? Apakah yang Ia katakan tentang sikap Allah
terhadap kita, bahkan di dalam keadaan kita yang berdosa?
JENIS-JENIS
KORBAN
Di zaman
Perjanjian Lama, orang percaya dapat membawa persembahan untuk'
peristiwa-peristiwa berbeda dan dalam situasi kehidupan pribadi yang berbeda.
Berbagai jenis benda yang di bolehkan mereka "persembahkan" mencakup
binatang-binatang halal, butir padi-padian, minuman, dan lain-lain. Persembahan
binatang adalah unsur tertua dalam pelayanan Bait Suci, dan bersama dengan
pelayanan keimamatan, menjadi pusat perhatian pelayanan orang Israel. Kehidupan
keagamaan tanpa persembahan itu tak dapat dibayangkan.
Jenis persembahan apakah yang dibahas dalam ayat-ayat
di bawah ini? Kel. 12:21-27, Im. 2:1-3, Kel. 25:2-7, Im.4:27-31.
Kel. 12:21-27,
12:21. Lalu Musa
memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: "Pergilah,
ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah.
12:22 Kemudian
kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam
sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua
tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai
pagi.
12:23 Dan TUHAN
akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang
atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan
tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.
12:24 Kamu harus
memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi
anak-anakmu.
12:25 Dan
apabila kamu tiba di negeri yang akan diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang
difirmankan-Nya, maka kamu harus pelihara ibadah ini.
12:26 Dan
apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini?
12:27 maka
haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati
rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi
menyelamatkan rumah-rumah kita." Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud
menyembah.
Im. 2:1-3,
2:1.
"Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian
kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus
menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya.
2:2 Lalu korban
itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari
korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka
imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan
korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
2:3 Korban
sajian selebihnya adalah teruntuk bagi Harun dan anak-anaknya, yakni bagian
maha kudus dari segala korban api-apian TUHAN.
Kel. 25:2-7,
25:2
"Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku
persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu
pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.
25:3 Inilah
persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga;
25:4 kain ungu
tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;
25:5 kulit domba
jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga;
25:6 minyak
untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari
wangi-wangian,
25:7 permata
krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.
Im.4:27-31.
4:27. Jikalau
yang berbuat dosa dengan tak sengaja itu seorang dari rakyat jelata, dan ia
melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN, sehingga ia bersalah,
4:28 maka
jikalau dosa yang telah diperbuatnya itu diberitahukan kepadanya, haruslah ia
membawa sebagai persembahannya karena dosa yang telah diperbuatnya itu seekor
kambing betina yang tidak bercela.
4:29 Lalu
haruslah ia meletakkan tangannya ke atas kepala korban penghapus dosa dan
menyembelih korban itu di tempat korban bakaran.
4:30 Kemudian
imam harus mengambil dengan jarinya sedikit dari darah korban itu, lalu
membubuhnya pada tanduk-tanduk mezbah korban bakaran. Semua darah selebihnya
haruslah dicurahkannya kepada bagian bawah mezbah.
4:31 Tetapi
segala lemak haruslah dipisahkannya, seperti juga lemak korban keselamatan
dipisahkan, lalu haruslah dibakar oleh imam di atas mezbah menjadi bau yang
menyenangkan bagi TUHAN. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang
itu sehingga ia menerima pengampunan.
Allah membangun sistem persembahan ini supaya umat percaya dapat memasuki
suatu jalinan hubungan yang erat dengan Dia. Inilah sebabnya maka persembahan
dapat di bawa dalam berbagai situasi: untuk bersyukur, untuk pengungkapan suka
cita dan perayaan, untuk suatu pemberian, untuk permohonan, keampunan, untuk
suatu penyesalan, untuk suatu simbol pengabdian, atau untuk pemulihan.
Di antara berbagai jenis persembahan, yang terpenting adalah korban bakaran
(Imamat 1) dan korban sajian (Imamat 2), dan juga korban pendamaian
dan keselamatan, (Imamat 3), korban penghapus dosa (Imamat 4),
dan korban penebus salah (pelanggaran) (Im. 5:14-6:7). Tiga yang
terdahulu adalah persembahan sukarela, yang mengingatkan pemberinya (dan kita)
bahwa pada akhirnya, seluruh keberadaan kita, dan segala yang kita punyai
adalah milik Allah. Korban bakaran adalah simbol pengabdian penuh pemberi
persembahan. Korban sajian simbol mengabdikan harta benda kita kepada Allah,
apakah makanan, binatang ternak, atau lainnya. Korban keselamatan adalah
satu-satunya persembahan di mana pemberinya menerima sebagian dari persembahan
untuk konsumsi pribadi.
Dua persembahan
lainnya adalah kewajiban. Mereka mengingatkan umat bahwa walaupun
kesalahan-kesalahan ada akibat-akibatnya, kesalahan-kesalahan itu dapat
"disembuhkan." Korban penghapus dosa, sering disebut "persembahan
karena dosa," dibawakan setelah penajisan ritual atau setelah orang itu
sadar akan suatu penajisan moral melalui dosa.
Fungsi persembahan-persembahan
yang terbentang luas menunjukkan bahwa setiap segi kehidupan kita harus berada
di bawah kendali Allah. Bagaimanakah dapat engkau belajar menyeffehkan
sepenuhnya segala sesuatu milikmu, atau diri mu kepada-Nya? Apakah jadinya
bila engkau tidak melakukan ini?
Selasa 15 Oktober
PENGORBANAN DI MORIA
Bacalah Kejadian 22:1-19. Apakah yang dipelajari
Abraham tentang pengorbanan?
Kejadian 22:1-19
22:1. Setelah
semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya:
"Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:2 Firman-Nya:
"Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak,
pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran
pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
22:3. Keesokan
harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan
memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu
untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang
dikatakan Allah kepadanya.
22:4 Ketika pada
hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu
dari jauh.
22:5 Kata
Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan
keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang,
sesudah itu kami kembali kepadamu."
22:6 Lalu
Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu
Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah
keduanya berjalan bersama-sama.
22:7 Lalu
berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham:
"Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu,
tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
22:8 Sahut
Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran
bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:9 Sampailah
mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah
di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di
mezbah itu, di atas kayu api.
22:10 Sesudah
itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih
anaknya.
22:11. Tetapi
berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham."
Sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:12 Lalu Ia
berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab
telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak
segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
22:13 Lalu
Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya
tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya
sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
22:14 Dan
Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai
sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
22:15. Untuk
kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
22:16 kata-Nya:
"Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena
engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan
anakmu yang tunggal kepada-Ku,
22:17 maka Aku
akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak
seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu
akan menduduki kota-kota musuhnya.
22:18 Oleh
keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau
mendengarkan firman-Ku."
22:19 Kemudian
kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke
Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Apakah tujuan Allah dalam tantangan iman yang tak
masuk akal ini bagi Abraham? Kehidupan Abraham dengan Allah selalu disertai
janji-janji Ilahi: janji tanah, keturunan, dan berkat-berkat; janji seorang
putra, dan janji bahwa Allah akan memelihara Ismael. Abraham memberi
persembahan, tetapi selalu berkaitan dengan janji. Tetapi dalam situasi menurut
Kejadian 22, Abraham tidak menerima janji Ilahi apa pun; malah, ia diminta
mempersembahkan janji yang hidup, yaitu putranya. Menuruti perintah Allah,
Abraham menunjukkan bahwa Allah lebih penting baginya daripada segala sesuatu.
"Adalah untuk menarik perhatian Abraham dengan
kenyataan dari pada Injil, sebagaimana juga untuk menguji imannya, bahwa Allah
telah memerintahkannya untuk menyembelih anaknya. Kesedihan yang ia derita
selama hari-hari ujian yang gelap dan hebat itu, dibiarkan terjadi kepadanya
agar dia dapat mengerti dari (pengalamannya sendiri) sesuatu mengenai
kebesaran dari pada pengorbanan yang diadakan oleh Allah, yang Mahakuasa untuk
penebusan manusia. Tidak ada ujian lain yang dapat mengakibatkan Abraham
menderita tekanan jiwa yang begitu hebat seperti dengan cara mengorbankan
anaknya. Allah telah menyerahkan Anak-Nya kepada satu kematian yang hina dan
menderita."—El- len G. White, Alfa dan Omega, jld.l, hlm. 173.
Mengenai persembahan, Abraham memahami prinsip utama. Pertama, tidak
seorang pun kecuali Allah sendiri yang dapat membawa persembahan sejati dan
sarana keselamatan. Tuhan sajalah yang akan, dan yang harus, menyediakannya.
Abraham menghayati prinsip ini dengan menamai tempat itu "YHWH
Jireh," yang artinya "Tuhan akan sediakan." Kedua, persembahan
sebenarnya bersifat pengganti, yaitu persembahan yang menyelamatkan kehidupan
Ishak. Kambing dipersembahkan sebagai "pengganti" Ishak. (Kej. 22:13). Binatang itu,
yang disediakan Allah, mengartikan Anak Domba Allah, Yesus Kristus, yang
pada-Nya "Tuhan telah menimpakan . . . kesalahan kita sekalian (Yes. 53:6, 7; Kis. 8:32).
Betapa suatu penyerahan yang mencengangkan kepada Allah! Siapakah yang
dapat membayangkan bagaimana pengalaman itu bagi Abraham? Pikirkan tentang
terakhir kali ketika engkau harus bertindak dalam iman yang tipis dan
melakukan sesuatu yang menyebabkan banyak penderitaan. Apakah yang Anda
pelajari dari tindakan-tindakanmu, dan bagaimanakah tepatnya pelajaran itu
menusuk?
Rabu 16 Oktober
KEHIDUPAN GANTI
KEHIDUPAN
Bacalah Imamat 17:10, 11. Fungsi apakah yang Allah berikan untuk darah?
Imamat 17:10, 11
17:10.
"Setiap orang dari bangsa Israel dan dari orang asing yang tinggal di
tengah-tengah mereka, yang makan darah apapun juga Aku sendiri akan menentang
dia dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya.
17:11 Karena
nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu
di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah
mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.
Dalam Alkitab di mana Allah memerintahkan orang Israel
supaya jangan memakan darah apa pun, Ia memberikan alasan yang menarik bagi
larangan ini: darah adalah kehidupan, dan Allah telah jadikan persembahan darah
suatu tebusan bagi kehidupan manusia. Satu kehidupan, yang diwakilkan oleh
darah, menebus kehidupan yang lain. Prinsip penggantian, yang menjadi jelas di
bukit Moria ketika Abraham persembahkan darah kambing menggantikan darah putranya,
berakar teguh dalam tuntutan legal Allah bagi bangsa Israel purba.
Seperti dalam Kejadian 22, Allah menunjukkan bahwa Dia
sendirilah yang menyediakan sarana pendamaian; dalam bahasa Ibrani
"Aku" dalam kalimat "Aku telah memberikan darah itu kepadamu" (Imamat 17:11) diberikan penekanan.
Kita tidak dapat menyediakan tebusan bagi diri kita sendiri. Harus Aliahlah
yang memberikannya.
Konsep ini berbeda dengan yang ada pada agama-agama lain yang menggunakan
korban. Dalam Alkitab, bukanlah manusia yang mendekati Allah dan mengetahui
bagaimana menyenangkan hati-Nya; malah, Allah yang menyediakan sarana bagi
seseorang mendatangi hadirat kudus-Nya. Dan di dalam Kristus, Ia sendirilah
yang menyediakan darah penebusan.
Baca 1 Samuel 15:22 dan Mikha 6:6-8. Apakah beberapa bahaya sistem ritual?
1 Samuel 15:22
15:22 Tetapi
jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan.
Mikha 6:6-8
6:6.
"Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada
Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban
bakaran, dengan anak lembu berumur setahun?
6:7 Berkenankah
TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan
kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku
karena dosaku sendiri?"
6:8 "Hai
manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut
TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan
rendah hati di hadapan Allahmu?"
Allah tidak pernah merencanakan pelayanan persembahan korban menjadi
pengganti bagi sikap hati; sebaliknya, persembahan korban bertujuan untuk
membuka hati orang percaya kepada Tuhan. Jika kehilangan pandangan pada kenyataan
bahwa persembahan korban mengungkapkan suatu hubungan rohani antara Allah dan
kita, dan bahwa semuanya menunjuk kepada suatu korban yang jauh lebih besar,
Yesus Kristus, maka kita dapat dengan mudah keliru antara ritual persembahan
korban dengan alat otomatis untuk mengadakan pendamaian. Di samping
persembahan, Allah sesungguhnya menginginkan agar hati kita damai dengan Dia (Mzm. 51:18, 19). Secara
konsisten para nabi Israel mempersalahkan umat atas kesalehan palsu dan
mengajak mereka "berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan
rendah hati di hadapan Aliahmu" {Mikha 6:6-8 bandingkan dengan Yesaya 1:10-17).
Dalam cara apakah kita menghadapi bahaya yang sama seperti di atas?
Mengapakah sering sulit menyadari bahwa kita dapat lakukan sama persis dengan
apa yang orang Israel purba lakukan pada bidang ini? Bagaimanakah kita dapat
menghindari kesalahan ini?
Kamis 17 Oktober
PENGORBANAN MASA
KINI/PENGORBANAN HIDUP
Walaupun sesudah kematian Kristus yang bersifat pengorbanan, pengorbanan
binatang tidak lagi diperlukan, Perjanjian Baru berbicara tentang perlunya
jenis pengorbanan yang lain sebagai pengganti.
Menurut ayat-ayat ini, persembahan jenis apakah yang
harus kita bawa kepada Allah sekarang? Rm. 12:1, 2; Flp. 4:18; Ibr. 13:15, 16; 1 Ptr. 2:5.
Rm. 12:1, 2;
12:1. Karena
itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Flp. 4:18;
4:18 Kini aku
telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku
berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu
persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada
Allah.
Ibr. 13:15, 16;
13:15 Sebab itu
marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah,
yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.
13:16 Dan
janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang
demikianlah yang berkenan kepada Allah.
1 Ptr. 2:5
2:5 Dan biarlah
kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani,
bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena
Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Istilah-istilah dari sistem pengorbanan berfungsi
dengan baik dalam menggambarkan konsep orang Kristen awal mengenai apa artinya
menghidupkan kehidupan yang diabdikan penuh kepada Allah. Faktanya, bahkan
ketika Pau- lus sedang memikirkan tentang mati syahidnya, ia gambarkan dirinya
sebagai persembahan minuman (Flp. 2:17, 2 Tim. 4:6).
Pesan khusus apakah yang diberikan pada kita dalam
Roma 12:1? Dalam cara apakah kita dapat memanifestasikan hal ini dalam
kehidupan kita?
Roma 12:1
12:1. Karena
itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Suatu "pengorbanan yang hidup" artinya
seluruh diri diberikan kepada Allah. Termasuk pengabdian tubuh (Rm. 12:1) juga perubahan
kehidupan batin (ayat. 2). Kita harus diasingkan ("kudus") untuk
maksud tunggal melayani Tuhan. Orang Kristen akan menghadapkan diri mereka utuh
kepada Tuhan karena "kemurahan Allah" seperti dibahas dalam Roma
12:1-11, yang menyajikan Kristus sebagai korban kita, sarana keselamatan kita
Dalam konteks ini, ajakan Paulus adalah supaya orang
Kristen meneladani Kristus. Suatu pengertian benar tentang karunia Allah
menuntun pada kehidupan pengabdian kepada Allah dan kepada suatu pelayanan
kasih bagi orang lain. Penyerahan diri dan keinginan diri kepada kehendak Allah
adalah satu-satunya sambutan yang masuk akal terhadap pengorbanan tertinggi
Kristus bagi kita.
Pada akhirnya, haruslah terjadi keserasian antara
pengertian kebenaran rohani dan ajaran kita, dengan pelayanan kita kepada
orang lain. Setiap segi kehidupan haruslah mengungkapkan tekad janji tulus
umat kepada Allah. Ibadah sejati tidak pernah hanya bersifat batin dan rohani;
haruslah juga meliputi tindakan luar pelayanan yang tidak egois. Akhirnya,
pikirkan tentang apa yang telah Tuhan perbuat bagi kita.
Jumat 18 Oktober
Pendalaman: 'Adalah sukar, sekalipun kepadamalaikat-malaikat untuk memahami rahasia
penebusan—untuk mengerti bahwa Pemimpin surga, Anak Allah itu harus mati bagi
manusia yang berdosa. Pada waktu perintah diberikan kepada Abraham untuk
menyerahkan anaknya, perhatian segenap makhluk surga tertarik akan hal itu.
Dengan sungguh-sungguh mereka mengamat-amati setiap langkah di dalam
penggenapan perintah ini. Kepada pertanyaan Ishak, "Di manakah anak domba
untuk korban bakaran itu?" Abraham menjawab, "Allah akan menyediakan
bagi diri-Nya seekor anak domba" dan pada waktu tangan bapa ditahankan
pada saat hendak menyembelih anaknya, dan domba jantan yang telah disediakan
Allah itu dipersembahkan ganti Ishak—barulah terang itu terpencar ke atas
rahasia penebusan itu, dan malaikat-malaikat sekalipun mengerti dengan lebih
jelas akan perbuatan yang ajaib, yang telah diadakan Allah bagi keselamatan
manusia."—Ellen G. White, Alfa dan Omega j ld. 1, hlm 174,175.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. "Kaki kita akan berjalan dalam jalan-jalannya, bibir kita akan mengucapkan
kebenaran dan menyebarkan Injil, lidah kita akan membawa kesembuhan, tangan
kita akan mengangkat mereka yang jatuh, dan mengadakan banyak pekerjaan biasa
seperti memasak dan mencuci, mengetik dan menambal; lengan kita akan merangkul
yang kesepian dan yang tak dicintai, telinga kita akan mendengarkan tangisan
orang- orang yang tertekan, dan mata kita akan memandang dengan rendah hati dan
sabar ke arah Allah."—John Stott, Romans (Downers Grove, 111.: Inter
Varsity, 1994), hl,. 322. Dalam cara apakah kutipan ini menunjukkan apa
artinya menjadi suatu "persembahan yang hidup"? Mengapakah hanya
melalui kematian terhadap diri sendirilah kita dapat disanggupkan untuk hidup
seperti ini?
2. Seperti yang kita lihat dalam pelajaran pekan ini, satu di antara
masalah- masalah besar yang dihadapi umat adalah melihat sistem persembahan
sebagai tujuan akhir gantinya sebagai cara mencapai tujuan—yaitu suatu
kehidupan yang sepenuhnya diabdikan kepada Allah, suatu pengabdian yang
terlihat sebagai pelayanan kasih kepada orang lain. Dalam cara apakah umat
Advent (yang telah diberikan banyak terang) secara istimewa berada dalam bahaya
menuruni jalan yang sama, mungkin sekarang berpikir bahwa kebenaran-kebenaran
besar yang kita miliki adalah tujuan akhir, gantinya sebagai cara mencapai
tujuan?
3.
Renungkan lagi kisah Abraham dan Ishak di bukit Moria. Betapa mengganggu
kisah ini, orang dapat katakan, bahwa cerita itu dimaksudkan untuk
menyusahkan, menciptakan kekhawatiran dan kesukaran. Mengapa menurut Anda,
orang dapat katakan bahwa kisah itu dimaksud, antara lain, untuk membangkitkan
emosi-emosi itu dalam diri pembaca?
Penuntun Guru
Ringkasan Pelajaran Ayat Inti: Kejadian 22:1-19
Anggota
Kelas Akan:
>
Mengetahui: Memahami pentingnya arti sistem upacara korban Perjanjian Lama.
>
Merasakan: Menyadari dari upacara korban Perjanjian Lama sifat mengerikan
dari dosa dan biaya yang mengerikan akan keselamatan kita.
> Melakukan: Putuskan untuk
merenungkan secara teratur penggenapan sistem upacara korban di dalam Yesus
"Anak Domba Allah."
Garis Besar Pelajaran:
I.
Mengetahui: Sistem Upacara Korban Perjanjian lama
A.
Sistem upacara korban diperkenalkan oleh Allah setelah kejatuhan (Kej
3:15,21). Bagaimanakah janji Injil pertama (Kej. 3:15) menyatakan
secara tersirat korban pengganti pendamaian dari Mesias?
B.
Makna dari sistem upacara korban dipahami oleh Abraham, khususnya melalui
pengalamannya di Gunung Moria. Apakah ciri-ciri dari Kejadian 22 mengungkapkan
kasih dari Bapa dalam tidak menahan Anak-Nya yang tunggal mati bagi kita?
C.
Upacara Paskah (Keluaran 12) menyediakan salah satu dari
lambang-lambang paling komprehensif dari pengorbanan Kristus. Elemen-elemen
dasar apakah dari pengorbanan-Nya dibayangkan dalam upacara ini?
II.
Merasakan: Kengerian dari Dosa dan Biaya yang Mahal dari
Pendamaian Digambarkan dalam korban Binatang.
A. Bagaimanakah
gambaran korban-korban Perjanjian Lama dapat menolong kita untuk lebih
menghargai kebengisan dosa dan harga yang tidak terbatas dari korban kematian
Kristus?
III.
Melakukan: Merenungkan Kristus dalam Bayangan
A. Putuskan untuk menggunakan waktu yang berkualitas pekan ini merenungkan
pekerjaan pendamaian Kristus sebagaimana
dilambangkan dalam sistem upacara korban Perjanjian
Lama.
*
RANGKUMAN: Sistem upacara korban Perjanjian
Lama menyediakan sebuah potret yang luar biasa^ang bersisi banyak makna dari
pengorbanan kematian Yesus di Kalvari.
Siklus Belajar>--------------------------- —--------------------------------------------
Langkah 1—Motivasi
Fokus Alkitab: Yohanes 1:29
"Konsep Utama Untuk Pertumbuhan Rohani: Sistem upacara korban Perjanjian
Lama menyediakan sebuah gambaran lebih awal dari makna mendalam pengorbanan
Kristus. Itu juga menandai pengalaman orang- orang Kristen dalam
mempersembahkan diri mereka sendiri sebagai "persembahan yang hidup"
(Roma 12:1).
UNTUK GURU: Seorang profesor di seminari
menyampaikan pengalaman ketika ia enggan menemani suaminya melalui daerah yang
sedang dilanda konflik dari Tanah Suci ke puncak Gunung Gerizim pada saat
Paskah. Di sini, beberapa orang Sainaria yang masih bertahan di atas bumi ini
masih mengorbankan domba Paskah. Sementara anak-anak domba dituntun ke tempat
pembantaian, sang profesor mengalihkan matanya. Namun pada menit-menit
terakhir, ia melihat juga. Begitu mengerikan kematian anak-anak domba itu.
Ketika ia melihat makhluk-makhluk tak berdosa berjuang melawan pisau, jiwanya
memberontak terhadap sikap tidak berperasaan dari para imam yang
mempersembahkan korban itu. Tetapi lebih dari itu, ia merasakan pemberontakan
keseluruhan sistem upacara korban. Mengapa binatang-binatang yang tidak berdosa
harus mati untuk menunjuk ke depan kepada kematian Yesus? Dalam perjalanan
pulang malam itu, dalam terang bulan Paskah, ia mencurahkan kegetirannya
terhadap Tuhan atas kengerian dari korban-korban binatang hingga tiba-tiba
terang dari Surga menembusi pikirannya yang gelap. Akhirnya ia mulai memahami
idenya: dosa adalah sangat mengerikan yang menuntut nyawa dari Anak Domba Allah
yang tidak bersalah. Pengorbanan ini adalah satu-satunya jalan agar Allah dapat
membuat manusia dengan hati mereka yang keras untuk melihat betapa
mengerikannya dosa itu, betapa | mahalnya keselamatan kita.
Aktivitas Pembuka: Bagikan cerita dari professor di seminari, minta tanggapan dari anggota
kelas akan sistem upacara korban.
Pikirkanlah Ini: Beberapa orang Kristen mengajarkan
bahwa Allah sesungguhnya tidak menciptakan sistem upacara korban tetapi hanya
me rendahkan diri menggunakan konsep kekafiran untuk menjangkau umat- Nya di
mana mereka berada. Mengapa Alkitab tidak mendukung pendapat tersebut?
Langkah 2—Menyelidiki
UNTUK GURU: Minggu ini kita akan memeriksa
sistem upacara korban sebagaimana diperkenalkan kepada Adam dan Hawa, seperti
yang dilakukan pada periode para bapa, dan sebagaimana ditegaskan di dalam
buku hukum Musa. Kita akan menyelidiki makna penting sistem lambang ini untuk
mengerti inti dari Injil.
Komentar Alkitab
I. Sistem Upacara Korban
Diperkenalkan di Eden.
(Tinjau Kembali Kejadian 3:9-21 dengan anggota kelas.)
Dalam janji
Injil Pertama; terdapat dalam Kejadian 3:15, korban pengganti dari Benih
Mesias sudah digambarkan dengan kuat. Bayangkan: Benih, Kristus, melepaskan
sandal-Nya, seolah-olah, telanjang tumit-Nya, dan melangkah dengan sukarela
pada ular berbisa. Ini adalah gambar dari Benih memberikan hidup-Nya dengan
sukarela untuk membunuh ular. Kristus mengajukan diri melangkah dengan sadar
di atas kepala dari ular yang paling mematikan di alam semesta, ular itu adalah
Setan sendiri, menyadari sepenuhnya bahwa itu akan menuntut dari-Nya nyawa-Nya
sendiri. Kejadian 3:21 menunjukkan bahwa Allah memakaikan Adam dan Hawa dengan
kulit-melambangkan pengorbanan dari hewan-hewan. Bagaimana kita tahu bahwa
pakaian ini mengacu kepada lebih dari sekadar menutupi ketelanjangan fisik
mereka dalam rangka untuk menjaga mereka tetap hangat dari udara dingin,
setelah atmosphere kejatuhan? Kita tahu karena ayat tersebut menjelaskan bahwa
ketelanjangan mereka setelah kejatuhan lebih dari ketelanjangan fisik. Setelah
mereka menutupi diri mereka sendiri dengan daun-daun pohon ara, Adam mengakui
kepada Allah bahwa ia masih telanjang (ayat 10). Dengan demikian, ketelanjangan
di sini termasuk ketelanjangan jiwa-contoh: rasa bersalah, yang perlu ditutupi
oleh lebih dari sekadar pakaian fisik. Daripada daun-daun pohon ara hasil
pekerjaan mereka sendiri dengan mana mereka tidak mampu menutupi ketelanjangan
mereka, Allah menutupi mereka dengan jubah dari Sang Pengganti. Daripada darah
mereka sendiri, darah dari korban yang tidak berdosa dicurahkan (pararel
dengan korban penghapus dosa di Imamat 4:29, orang-orang berdosa kemungkinan
besar menyembelih sendiri binatang korban mereka). Di sini mengibaratkan Mesias
sang korban pengganti atas nama kemanusiaan. Allah sendiri menetapkan, dan
memerintahkan Adam dan Hawa mengenai, sistem upacara korban.
Pikirkanlah
Ini: Ellen G.
White menulis: "Manusia yang diciptakan dengan singkat itu menerima godaan Setan, dan melakukan hal-hal yang
sesungguhnya Allah telah katakan ia seharusnya tidak lakukan, Kristus, Anak
Allah, berdiri di antara yang hidup dan yang mati, berkata, 'biarlah hukuman
itu jatuh atas-Ku. Aku akan berdiri di tempat manusia. Ia akan memiliki
kesempatan yang lain'"-Komentar Ellen White, The SDA Bible Commentary,
vol. 1, hlm. 1.085. Mengapa aspek pengganti dari pengorbanan Kristus begitu
penting dalam keselamatan kita?
II. Abraham dan Sistem Upacara
Korban
(Tinjau Kembali Kejadian 22:1-19 dengan anggota
kelas.)
Kisah Kejadian 22 menjelaskan ujian Ilahi atas Abraham yang mana Allah
meminta dia untuk mempersembahkan anaknya Ishak di atas Gunung Moria. Ujian ini
mungkin menjadi puncak dari lambang Injil Perjanjian Lama, mengungkap sejak
awal bagaimana keduanya Bapa dan Anak terlibat di dalam penderitaan korban
pendamaian. Yesus mengatakan bahwa, "Abraham bersukacita melihat hari-Ku,
ia telah melihatnya, dan bersuka- cita" (Yok 8:56).
Kapan Abraham
melihat hari Yesus? Rasul Paulus mengutip dari Kejadian 22 (ayat 18) secara
khusus menunjukkan bahwa Alkitab "terlebih dahulu memberitakan injil
kepada Abraham" (Gal. 3:8). Di dalam bahasa Ibrani dari Kejadian
22:17,18, sebagaimana dalam Kejadian 3:15; kata untuk "benih" (zera')
pertama digunakan dalam pengertian kolektif merujuk keturunan yang banyak dan
kemudian menyempit kepada makna tunggal (ditandai oleh kata ganti tunggal,
meskipun beberapa terjemahan modern tidak menunjukkan hal ini) untuk fokus
kepada satu Benih Mesias yang olehnya "semua bangsa di bumi akan mendapat
berkat" (Kej. 22:18). Dengan demikian pengalaman Ishak di Gunung
Moria dengan tegas terkait kepada pengorbanan Mesias yang datang. Paulus juga
menunjukkan semangat pengorbanan dari Bapa, yang "tidak menyayangkan
anak-Nya sendiri" (Roma 8:32), menggunakan bahasa yang sama sebagaimana Allah
dua kali menggunakan untuk Abraham di atas Gunung Moria (Kej. 22:12,16).
Pikirkanlah Ini: Bagaimana Kejadian 22 dan narasi terkait dengan pengorbanan
Abraham dalam Kejadian 15 (lihat khususnya ayat 6-18) menolong kita
untuk lebih memahami Injil pembenaran oleh iman?
III. Sistem Upacara Korban
Keimamatan: Paskah
(Tinjau kembali Keluaran 12:21-27 dengan anggota
kelas.)
Di antara banyaknya korban-korban dalam sistem keimamatan, mungkin tidak
ada yang menyediakan Uegititflengkap, penyajian yang lebih maju dari korban
Kristus seperti keanekaragaman sisi upacara Paskah.
RENUNGKANLAH HAL-HAL BERIKUT:
1. Dasar yang teramat penting: Paskah menandai "permulaan segala
bulan" (KeL 12:2).
2. Fokus pada domba (sebuah symbol dari Yesus) (Kel. 12:3; Yoh. 1:29).
3. Waktu yang tepat (Kel. 12:5; Yoh. 13:1; 18:28; 19:14): Yesus mati jam 3
petang pada hari keempat belas bulan Nisan, sama seperti anak domba paskah
pertama disembelih.
4. Sempurna, korban yang lengkap (Kel. 12:5,46; 1 Ptr. 1:19; Yoh.
19:33,36).
5. Cukup, satu persembahan untuk semua (Kel. 12:4; Yoh. 3:16; Roma 3:23,24;
5:6,8,18; 1 Tim. 4:10).
6. Korban pemberian pribadi {Kel. 12:7,8; Yoh. 6:53; 1 Yoh. 1:7,9).
7. Pendamaian, korban pengganti. Anak domba itu harus
"dipanggang dalam api"
(Kel 12:8). Seorang mungkin masih mengamati pemanggangan anak domba Paskah
pada lubang-lubang api di puncak Gunung Gerizim, sebagaimana orang Samaria
terus memelihara upacara ini setiap musim semi. Dua batang kayu ditempatkan
melintang dalam bangkai anak domba untuk membuatnya tetap terbuka karena
pemanggangan mengambil bentuk yang sama dari kayu salib. Api murka Ilahi
(Mzm. 89:46; Zef. 1:18; Ibr. 12:25,29), yang dicurahkan ke atas Yesus,
sebagaimana Dia mengambil bagi diri-Nya sendiri dosa-dosa dunia dan menerima
hukuman yang kita layak terima.
Kata Paskah
dalam bahasa Ibrani merangkum istilah yang mana Upacara itu diberi nama.
"Paskah" dalam bahasa Ibrani pesach, berarti "melewati
atau melompati." Allah mengumumkan kepada Musa, "Apabila Aku melihat
darah itu, maka Aku akan lewat [pasach] daripada kamu; dan tidak akan
ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu apabila Aku menghukum tanah
Mesir" (KeL 12:13, bandingkan ayat 23). Di sinilah lambang korban
pengganti dari Yesusr(Untul rincian lebih lanjut, lihat "Ponder the
Passover," Shabbat Shalom 53, no. 1 [2006]: hlm. 4-9, dapat diakses
di www.andrews.edu/~~davidson/).
Pikirkanlah ini: Pengorbanan dari^Mesias yang akan datang berjalan seperti "benang
merah" di seluruh Perjanjian Lama. Sebutkan ayat-ayat lainnya yang
menyatakan dasar tema Injil ini.
Langkah
3—Menerapkan
UNTUK GURU: Berusahalah untuk membantu anggota kelas untuk melihat kengerian mengambil nyawa binatang
yang tidak bersalah-pemandangan yang mengerikan atas penyembelihan binatang,
bau amis darah dan
membakar bangkai-dalam rangka untuk lebih menghargai harga kematian Kristus
bagi dosa kita.
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
Akankah korban-korban masih dipersembahkan bahkan
setelah dosa dan orang berdosa tidak ada lagi? (Lihat Ibr. 13:15 untuk petunjuk.)
PERTANYAAN PENERAPAN:
IV.
Bagaimana kita dapat secara pribadi menerapkan "jasa-jasa darah
Kristus... kepada jiwa?"—Eilen G. White, Patriarchs and Prophets,
hlm. 277.
V.
Apa yang Pauius maksudkan dengan mendesak kita untuk "mempersembahkan
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup" (Roma 12:1)?
Langkah 4—Mempraktikkan
UNTUK GURU: Dalam bagian yang sudah kita kenal
yang kita kutip pekan lalu- "Alangkah baiknya bagi kita menggunakan waktu
sejam lamanya setiap hari untuk merenungkan kehidupan Kristus" (Alfa
dan Omega, jld. 5, hlm. 75), ia menyimpulkan paragraph: "Kalau kita
memikir-mikirkan pengorbanan-Nya yang besar itu untuk kita, keyakinan kita
pada-Nya akan semakin mantap, kasih kita dihidupkan, dan kita akan makin penuh
dengan Roh-Nya" (hlm. 75,76).
Kegiatan: Putuskan untuk menggunakan jam-jam
secara bijaksana pekan ini berfokus pada pengorbanan Kristus, khususnya
sebagaimana dilambangkan dalam sistem upacara korban di Perjanjian Lama. Laporkan
pekan berikutnya dampak bahwa perenungan ini telah pada level keyakinanmu, dan
kasih pada-Nya dan penerimaan akan Roh- Nya.
Penuntun Guru
No comments:
Post a Comment