Pelajaran 2 Triwulan IV 2013 Penuntun Guru dan Berita Misi

Pelajaran 2 dalam bentuk ebook/epub untuk smartphones dan tablets download di sini

BERITA MISI ADVENT UNTUK SABAT 12 Oktober 2013

BERDIRI DI ATAS IMANNYA
Victoria/Yunani

Victoria adalah seorang pelajar yang berumur 14 tahun dan tinggal di Atena, Yunani. Dia bersekolah di sekolah negeri, sebagian pelajaran­nya termasuk bidang studi agama diadakan dua kali seminggu. "Kelas agama diharuskan" katanya. "Ha­nya anak-anak yang bukan Kristen, seperti Muslim dan Buddha yang dapat absen dari mata pelajaran itu."
"Banyak dari anak-anak itu tidak tertarik dengan pelajaran agama," tambahnya. "Mereka tidak memba­ca Alkitab atau cerita Alkitab, jadi mereka tidak tahu jawaban per­tanyaan guru. Guru menanyakan tentang cerita yang sedang kami pelajari, tetapi anak-anak tidak
mengangkat tangan untuk menja­wab. Lalu guru melihat pada saya. Dia tahu bahwa saya bisa menja­wab itu."
Keputusan Victoria
Setelah kelas selesai, beberapa anak menanyakan Victoria bagai­mana dia bisa tahu banyak tentang cerita yang guru ajarkan di kelas agama tadi. Victoria memberita- hu mereka bahwa dia menghadiri gereja setiap minggunya, di mana dia dan anak-anak yang lain belajar Alkitab bersama-sama. "Saya mem­baca cerita itu di Alkitab," jawabnya.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Victoria memutuskan untuk membawa Alkitabnya pada pela­jaran agama. "Mungkin ini dapat menolong anak-anak lain dapat melihat bahwa Allah itu nyata, dan Firman-Nya begitu penting," pikirnya dalam hati. Victoria mulai membawa Alkitabnya ke sekolah. Terkadang buku pelajaran mening­galkan hal penting dalam cerita Alkitab, lalu Victoria meminta izin kepada gurunya untuk memba­cakan cerita itu dari Alkitab, dan gurunya pun setuju.
Dengan dorongan gurunya, Vic­toria meminta izin untuk mengajak teman-temannya membawa Alkitab bagi yang memilikinya, sehingga mereka bisa membaca pelajaran bersama-sama dari Alkitab. Dia ingin teman-teman di kelasnya mengetahuLbagaimana cerita itu di tuliskan dalam firman Allah. Tetapi kebanyakan di antara mereka hanya memiliki Alkitab Perjanjian Baru, maka mereka hanya mendengar sementara Victoria membaca cerita dari Alkitab.
Berkat Tuhan
"Teman-teman dan guru saya sangat menghormati kepercayaan saya," kata Victoria. "Ini sungguh sangat tidak biasa, banyak anak- anak yang tidak hadir ke gereja di negaranya, tetapi dapat memberi­kan waktunya untuk memberitahu­kan tentang imannya. Saya merasa penuh berkat karena Allah me­mampukan saya untuk tetap berdiri pada iman saya dan memperkenal­kan kepada orang lain betapa pen­
tingnya mengetahui firman Allah."
Victoria tidak bicara banyak di kelasnya, sehingga membutuhkan dorongan yang lebih lagi untuk tetap berdiri pada iman. Suatu hari guru Victoria melihat ayahnya sedang menunggu Victoria setelah pulang sekolah. Gurunya berkata, "Bapak sangat diberkati memiliki putri seperti Victoria."
Kesempatan untuk Berbagi
Suatu hari setelah kelas selesai, satu dari teman kelas Victoria me­nemuinya, "bisakah kita bicara?"Ta- nyanya. Victoria mengangguk, dan mereka pergi meninggalkan anak- anak yang lain untuk berbincang. Angela berbicara pelan tentang ma­salah yang dihadapinya di rumah. "Ayah saya mengatakan sesuatu hal yang buruk kepada ibu saya," kata­nya. Wajah Angela mulai merah dan dia menangis. "Sepertinya mereka berencana untuk bercerai".
Victoria mendengarkan te­mannya itu dengan tenang. Ketika Angela selesai, Victoria mengata­kan kepadanya bahwa Yesus akan menolongnya melewati masalah dan waktu yang sulit saat ini. "Kamu harus berbicara kepada Yesus," kata­nya. "Mintalah pertolongan Tuhan, Dia mengasihimu maka Dia akan menolongmu, kamu harus percaya itu." Hari berikutnya Victoria mem­bawa Alkitab untuk diberikan kepa­da Angela, di dalamnya dia sudah menunskan beberapa ayat Alkitab yang Anglea dapat baca dan bagi-
kan kepada keluarganya. Victoria mengatakan kepada temannya itu bahwa dia sudah berdoa untuk­nya dan keluarganya. Lalu Victoria berdoa untuk Angela. "Saya ingin memberitahukan bahwa dia dapat berbicara kepada Yesus sama seper­ti dia berbicara kepada temannya/ kata victoria.
Victoria dan orangtuanya ber­doa untuk Angela dan keluarganya. Mereka mendorong Victoria untuk berdoa bersama Angela di mana pun tempat yang memungkinkan. Untuk orang-orang Yunani tidak memperbolehkan seseorang yang dari kepercayaan lain untuk berdoa dan berbicara dengan mereka.
Dalam waktu yang singkat Angela memberitahu Victoria bahwa ibunya telah menemukan daftar ayat Alkitab dan keluarganya membacanya bersama-sama."Dan saya memberitahukan orangtua saya bahwa kamu sudah berdoa untuk saya/' kata Angela. "Sekarang kami membaca dari Alkitab dan
berdoa bersama-sama. Ayah saya tidak marah dan memberontak, dan orang tua saya kelihatannya lebih bergembira. Terimakasih banyak."
Victoria tersenyum karena dia tahu Allah menjawab doanya." Saya harap anak-anak dalam kelas agama akan belajar tentang Alkitab dan kasih Allah seperti yang saya lakukan. Saya ingin mereka tahu bahwa saya berdiri pada apa yang saya percayai."
Permohonan
Orang-orang Yunani sering me­nutup pikirannya tentang agama. Itulah yang membuat sulit untuk membagikan kasih Allah. Triwulan ini Persembahan Sabat Ketigabe- las akan membantu orang-orang percaya di Yunani untuk menjang­kau orang lain melalui penginjilan pribadi dan pelatihan.Terima kasih untuk membantu menceritakan Ye­sus dalam proyek yang penting ini.
Fakta Singkat
       Yunani terletak di semenanjung pegunungan di tenggara Eropa dan termasuk dari 2.000 pulau. Yunani terletak lebih dari 60 mil (100 kilo­meter) dari laut.
Meskipun di zaman modern Yunani muncul menjadi sebuah bangsa di abad ke-19, negara Yunani ada 1.000 tahun sebelum Masehi Ibukotanya adalah Atena, sebuah kota yang sejarahnya sejak 1.400 SM silam, dan merupakan pusat kemajuan Yunani dalam budaya, filsafat, dan seni. Saat ini kota ini memiliki populasi sekitar 650.000 oramg.                                              

                 "Surga" di Atas Bumi

Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan ini: Kej. 1:31-2:3; Kel. 39:32, 13; 25:9; Ibr. 8:5;Yoh. 2:19-21,1 Kor 3:16, 17; Why. 21:1 22.
AYAT HAFALAN: "Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di surga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian fir- man-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu." (Ibrani 8:5.)
Walaupun Bait Suci di surga itu adalah aslinya, di mana Allah sendiri melayani "demi kepentingan kita," Tuhan telah menyatakan kebenaran- kebenaran tentang Bait Suci ini dalam cara yang berbeda kepada kita di sini di atas bumi.
Allah menciptakan taman Eden sebagai simbol Bait Suci. Bait Suci di surga dan fungsi-fungsinya dalam keselamatan telah digambarkan dalam kemah kudus di bumi dan dalam susunan yang lebih besar, Bait Suci bangsa Israel.
Dalam Yesus, tentu, Bait Suci telah dinyatakan dalam diri seorang manusia. Dan, pada akhirnya, Bait Suci di surga turun ke dunia baru.
Kita akan melihat, bahwa Allah telah gunakan konsep-konsep yang berka­itan dengan Bait Suci di surga untuk menyatakan kebenaran. Pekan ini kita akan mempelajari beberapa dari konsep-konsep tersebut.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 12 Oktober

Minggu 6 Oktober
"BAIT SUCI" PERTAMA DI BUMI

Pelajar Alkitab telah mencatat bahwa banyak fitur Taman Eden berpadanan dengan tempat-Bait Suci kemudian di Israel, yang menunjukkan bahwa Eden adalah "Bait Suci" simbolis pertama di atas bumi. Beberapa kesejajaran antara Eden dan Bait Suci mencakup:
1.  Pada akhir kisah Penciptaan dan laporan yang menggambarkan pembangunan kemah kudus di padang gurun, tiga unsur yang sama—persetujuan, penyempurnaan dan pemberkatan diungkapkan dengan kata kunci yang sama (bandingkan kata-kata "segala " "diselesaikan " dan "memberkati" di dalam Kej. 1:31 2:3 dengan Kel. 39:32, 43; 40:33).
2. Sebagaimana Allah "berjalan-jalan dalam taman" (Kej. 3:8, NASB), demikian juga Ia mengembara bersama umat-Nya di dalam Bait Suci (2 Sam. 7:6, 7).
3. Adam harus "mengusahakan" dan "memelihara" taman itu (Kej. 2:15, NKJV). Dua kata kerja yang sama digunakan untuk pelayanan orang Lewi dalam kemah kudus
(BU. 3:7, 8).
4.  Benda-benda simbol yang berkaitan dengan taman muncul di seluruh Bait Suci (Kel. 25:31 36, J Raj. 6:18).
5. Kerub menjaga taman Eden (Kej. 3:24); dua keruh ditempatkan dalam bilik Ma- hakudus (Kel. 25:18-22).
6. Sebagaimana Penciptaan memerlukan enam hari, masing-masing dimulai dengan "Berfirmanlah Allah" dan semuanya disusul dengan Sabat, begitu juga terdapat enam bagian "Berfirmanlah TUHAN kepada Musa" bagian-bagian mengenai kemah kudus (Kel. 25:1; 30:11, 17, 22, 34; 31:1) disusul dengan tindakan yang ketujuh tentang Sabat (Kel. 31:12-/7).
7. Bait Suci diselesaikan pada hari pertama bulan pertama (Kel 40:17), Tahun Baru Yahudi, yang mengingatkan selesainya dunia pada penciptaan.
Kejadian 2 tidak perlu menegaskan tentang kesejajaran-kesejajaran ini; ma­syarakat purba memahaminya. Sebagai contoh, suatu tulisan orang Yahudi pada abad kedua S.M. percaya bahwa "Taman Eden adalah tempat yang Mahakudus dan tempat kediaman Tuhan."
Taman Eden juga disebut "taman Tuhan" (Yes. 51:3, Yek 28:13, 31:9). Itu­lah tempat kediaman Allah di atas bumi, tempat di mana moyang kita yang pertama bermaksud beribadah dan berhubungan dengan Dia. Itu sebabnya, kehilangan terbesar dari kejatuhan ke dalam dosa bukanlah pengusiran Adam dan Hawa keluar Taman, melainkan kehilangan kesempatan berada langsung di hadirat Allah.
Renungkan konsep kata Bait Suci itu sendiri. Apakah yang datang di pikiran Anda? Hal-hal apakah yang membentuk "Bait Suci" bagi Anda se­karang? Bagaimanakah pengertianmu akan tempat-Bait Suci ini membantu Anda lebih mengerti apa yang disediakan Bait Suci Allah bagi kita?

Senin 7 Oktober
GAMBARAN DARI POLA
Bacalah Keluaran 25:9,40; Ibrani 8:5; 9:23,24. Apakah hubungannya antara Bait Suci di dunia dan yang di surga?
Keluaran 25:9,40;
25:9 Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."
25:40 Dan ingatlah, bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

Ibrani 8:5; 9:23,24
8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
9:23. Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.
9:24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.

Alkitab jelas mengajarkan bahwa Musa tidaklah menciptakan kemah ku­dus tetapi membangunnya menurut instruksi Ilahi yang telah ia terima di atas gunung (Kel. 26:30, 27:8,Bil. 8:4). Bait Suci di bumi haruslah didirikan menu­rut "contoh" (Kel. 25:9, 40). Kata bahasa Ibrani untuk "contoh" (tabnit) meng­ungkapkan ide suatu pola atau salinan; jadi, kita dapat simpulkan bahwa Musa melihat semacam pola mini yang mewakili Bait Suci di surga dan bahwa pola ini berlaku sebagai contoh bagi Bait Suci di bumi.
Jadi, Bait Suci di surga adalah aslinya, sebagai pola bagi Bait Suci bangsa Israel. Juga jelas bahwa kita tidak boleh menyamakan Bait Suci di surga de­ngan surga itu sendiri. Bait Suci di surga berada "di surga" (Why. 11:19, 14:17, 15:5); jadi, surga berisi Bait Suci. Dua kata itu tidaklah satu arti.
Kitab Ibrani menjelaskan dalam istilah-istilah yang tidak dapat salah bahwa Bait Suci di surga itu nyata. Bait Suci di surga disebut "kemah sejati" (Ibr. 8:2) dan juga "kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna" (Ibr. 9:11) sedang yang di bumi adalah suatu "gambaran dan bayangan" dari yang di surga (Ibr. 8:5). Sebagaimana bayangan selalu hanyalah suatu gambaran dari sesuatu yang nyata, dan suatu gambaran yang tidak sempurna dan kabur, Bait Suci di bumi itu hanyalah suatu gambaran dari Bait Suci yang di surga. Apa pun keterbatasan-keterbatasannya, Bait Suci di bumi mencerminkan kenyataan Bait Suci di surga dalam cara-cara yang penting.
Hubungan antara dua Bait Suci itu disebut tipologi. Tipologi adalah gam­baran rancangan nubuatan Ilahi yang melibatkan dua kenyataan historis yang cocok, yang disebut tipe (yang digambarkan) dan antitipe (gambaran). Karena kecocokan itu dimulai dari tipe (yang digambarkan) ke antitipe (gambaran) maka kita dapat melihatnya dalam kitab Ibrani bahwa contoh di surga yang Musa li­hat adalah "tipe" atau "contoh" (Ibr. 8:5) dan Bait Suci di bumi sebagai "anti­tipe" atau "gambaran" (Ibr. 9:24). Kebenaran ini memberi lebih banyak bukti bahwa yang di surga lebih dulu ada dari pada yang di bumi. Sebagai orang Advent, kita berdiri di atas landasan Alkitab yang kukuh bila kita menekankan ke­nyataan fisik dari Bait Suci di surga.

Selasa 8 Oktober
YESUS SEBAGAI BAIT SUCI
Bacalah Yohanes 2:19-21. Mengapa tubuh Yesus dibandingkan dengan Bait Suci? Lihat juga Yoh. 1:14.
Yohanes 2:19-21
2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
2:21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.

Salah satu tema dalam Injil Yohanes adalah bahwa dengan Yesus, "Bait Suci" yang lebih baik telah tiba. Benda-benda lambang dalam kemah kudus te­lah digunakan di awal yaitu pada Yoh. 1:14. Yesus adalah Firman yang "diam" di antara manusia, dan mereka melihat "kemuliaan" Nya. Bahasa Yunani yang digunakan untuk "diam" (skenoo) adalah bentuk kata kerja dari kata benda "kemah" (skene); jadi dapat di dialihbahasakan ayat 14 sebagai "berkemah di antara kita." Sehubungan dengan ini, kata "kemuliaan" ingatkan kita akan ke­muliaan Allah yang memenuhi baik kemah suci di padang gurun (Kel. 40:34, 35) maupun Bait Suci Salomo ketika ditahbiskan (2 Taw. 7:1-3). Jadi, ketika Kristus datang ke dunia sebagai manusia, Ia penuhi janji Bait Suci Allah untuk diam di antara umat-Nya.
Seperti yang dinyatakan oleh ayat di atas, Yesus mengumumkan diri-Nya sendiri sebagai Bait Suci, menandakan berakhirnya makna Bait Suci di dunia setelah kematian-Nya (Yoh. 2:19-21, Mat. 27:51). Juga, ketika Yesus katakan bahwa Ia adalah Roti Hidup (Yoh.6:35) dan Terang Dunia (Yoh.8:12), Ia mung­kin telah menunjuk melampaui manna yang ada di atas meja ke Roti Sajian dan kaki dian, benda-benda dalam Bait Suci di dunia. Suatu acuan pasti kepada Bait Suci adalah penunjukan Yesus sebagai "Anak Domba Allah" korban yang akan menanggung dosa dunia (Yoh. 1:29).
"Semua yang melakukan pelayanan sehubungan dengan Bait Suci sedang dididik secara terus menerus mengenai campur tangan Kristus demi umat ma­nusia. Pelayanan ini dirancang untuk menciptakan dalam setiap hati manusia kecintaan terhadap Hukum Allah, yaitu Hukum kerajaan-Nya. Persembahan korban menjadi alat peraga kasih Allah yang dinyatakan dalam Kristus-dalam korban sekarat dan menderita, yang mengambil bagi diri-Nya sendiri dosa yang telah menjadikan dia manusia berdosa, yang tidak bersalah dijadikan dosa bagi kita."—Ellen G. White, SelectedMessages, jld 1, hlm. 233.
Karena sifat alamiah kita, sangatlah mudah berpikir bahwa Allah se­dang marah kepada kita. Bagaimanakah pernyataan kasih Allah, seperti dilihat dalam kehidupan dan kematian Yesus, membantu masing-masing kita menyadari secara pribadi bahwa Allah mengasihi kita walaupun ber­salah? Dalam cara apakah seharusnya kenyataan ini mendorong kita un­tuk menang atas diri kita?

Rabu 9 Oktober
GEREJA SEBAGAI BAIT SUCI
Setelah kenaikan Kristus ke surga dan pelantikan-Nya sebagai Imam Be­sar di Bait Suci di sana, Bait Suci di dunia tidak lagi mempunyai tujuan yang nyata dalam rencana keselamatan (lihat Mat. 27:50, "5//Namun,Allah masih berupaya diam di antara umat-Nya di bumi, yang sekarang ini dimungkinkan melalui Roh Kudus. Rasul menggunakan benda-benda Bait Suci untuk me­nyampaikan kebenaran ini.
Bacalah 1 Korintus 3:16,17; 6:19,20; 2 Korintus 6:16; Efesus 2:19-22. Perhatikan benda-benda Bait Suci dalam ayat-ayat ini. Kebenaran apakah yang Alkitab ajarkan bagi kita sekarang?
1 Korintus 3:16,17; 6:19,20;
3:16. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
3:17 Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

2 Korintus 6:16;
6:16 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Efesus 2:19-22
2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Paulus berbicara dalam 1 Korintus 3:16, 17 kepada jemaat sebagai suatu per­sekutuan, dan ia terangkan pada mereka tema-tema Bait Suci (l Kor. 3:16)ten­tang kepemilikan dan kekudusan (1 Kor. 3:17). Ia terapkan prinsip yang sama dalam 1 Korintus 6:19, kepada umat percaya perorangan. Sebagai Bait Suci, umat percaya adalah suatu daerah kudus dan, dengan demikian, berada di bawah kewajiban Ilahi untuk hidup dalam kekudusan. Paulus gunakan benda-benda lambang dalam Bait Suci untuk menekankan ajakannya supaya hidup suci dan murni, yang di dalam konteks ini ia membedakannya seperti kemurnian seks atas immortalitas (1 Kor. 6:15-18). Acuan Paulus terakhir pada gereja sebagai suatu Bait Suci Ilahi, cocok dengan pola ini. Tidak ada tempat berpijak yang * sama antara umat percaya dan yang tidak percaya (2 Kor. 6:14-7:1), karena ge­reja berada dalam suatu hubungan wasiat dengan Allah, dan dengan demikian adalah milik-Nya sendiri (2 Kor. 6:18).
Pada waktu yang sama, gereja itu bukan hanya bait Allah tetapi juga suatu keimamatan yang kudus (1 Ptr. 2:5,9). Sudah pasti, dengan kesempatan isti­mewa seperti ini, ada tanggung jawab penting. Betapa pentingnya bagi kita un­tuk menyerahkan hidup kita dalam iman dan ketaatan kepada Tuhan yang telah memberi kita banyak sekali, dan yang, tentu, meminta banyak pula dari kita.
Tentu, kita diselamatkan oleh kebenaran Kristus, yang menudungi kita dengan sempurna. Namun, karena apa yang telah diberikan pada kita di dalam Kristus oleh kasih karunia, apakah yang diminta Allah dari kita se­bagai balasan? Dan bahkan lebih penting lagi, bagaimanakah dapat kita lakukan dengan sebaiknya apa yang Ia mintakan dari kita?

Kamis 10 Oktober
CIPTAAN BARU
Bacalah Wahyu 7:15-17. Di manakah orang yang ditebus, dan bagai­manakah ayat-ayat ini menggambarkan mereka?
Wahyu 7:15-17
7:15 Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
7:16 Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.
7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

Ayat-ayat ini melukiskan orang tebusan sebagai raja-raja dan imam-imam yang melayani dalam istana Allah dan Bait Suci-Nya (Why. 1:6, 5:10, 20:6). Janji bahwa "Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka" (Why. 7:15, NASB) mengingatkan kita pada kehadiran Allah da­lam Bait Suci di padang gurun, di mana Ia diam di antara bangsa Israel purba sebagai Pemimpin. Di dunia baru, Bait Suci sekali lagi menjadi tempat yang sempurna untuk jalinan hubungan di mana Allah dan yang ditebus bertemu. Itu adalah tempat tinggal yang aman, perlindungan, dan penggenapan penuh ke­hidupan di hadapan hadirat Allah dan Kristus-Nya. Dia yang pernah berkemah di antara manusia sekarang membentangkan kemah di atas orang-orang kudus- Nya supaya mereka "berkemah" di tempat-Nya.

Bacalah Wahyu 21:1-22.Bagaimanakah Yerusalem baru itu digambar­kan? Kesejajaran apakah yang Anda temukan antara kota suci dan Bait Suci dalam ayat-ayat ini?
Wahyu 21:1-22
21:1. Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.
21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
21:5 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
21:6 Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
21:7 Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.
21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
21:9. Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
21:11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
21:12 Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.
21:13 Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang.
21:14 Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.
21:15 Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya.
21:16 Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.
21:17 Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.
21:18 Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
21:19 Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,
21:20 dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.
21:21 Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.
21:22 Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.


Yohanes tidak melihat Bait Suci di Yerusalem Baru (Why. 21:22), tetapi ini bukan berarti bahwa tidak ada Bait Suci. Malah, Yerusalem Baru itu sendirilah Bait Suci dan "kemah Allah" (Why. 21:3). Beberapa unsur Bait Suci diberikan bagi Yerusalem Baru: ia "suci" dan berasal dari surga (Why. 21:2, 10); ia mem­punyai bentuk kubus yang sama seperti yang di Bilik Mahakudus ( Why 21:16, 1 Raj. 6:20); sama seperti di halaman Bait Suci, "tidak ada sesuatu yang najis" di izinkan masuk kota itu (Why 21:27); dan, paling penting dari semua, Allah hadir di situ. Di dalam Bait Suci Allah, kita dapat tinggal dengan Dia dalam ja­linan hubungan seerat mungkin (Why. 21:3, 7). Inilah tujuan keselamatan.
Dalam suatu jalinan hubungan yang erat dengan Allah sepanjang ke­kekalan? Jikalau demikian, mengapa menjadi sangat penting bagi kita untuk berjalan, seperti kata Ellen G. White berulang-ulang, "dalam per­sekutuan erat dengan Allah" sekarang?

Jumat 11 Oktober
Pendalaman: Ellen G. White, "Sekolah Eden yang Dipulihkan," hal.232- 240, dalam Pendidikan Sejati; "Pertikaian Berakhir," hlm. 699-716, dalam Alfa dan Omega, jld. 8.
"Suatu ketakutan bahwa warisan yang akan datang itu kelihatannya terlalu materialistis telah menuntun banyak orang untuk memandang dari segi rohani semua kebenaran yang menuntun kita memandangnya sebagai tempat tinggal kita. Kristus meyakinkan murid-murid-Nya bahwa Ia pergi untuk menyedia­kan tempat bagi mereka di rumah Bapa. Mereka yang menerima pengajaran firman Allah tidak akan bersikap masa bodoh sama sekali mengenai tempat tinggal surgawi. Namun, "apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati ma­nusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (/ Ko- rintus 2:9). Bahasa manusia tidak cukup untuk menjelaskan upah orang benar. Hal itu akan diketahui oleh mereka yang memandangnya. Pikiran fana ini tidak dapat mengerti kemuliaan Firdaus Allah."—Ellen G. White, Alfa dan Omega jld. 8, hlm. 712,713.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.             Mengapakah penting bagi kita untuk mengerti bahwa Bait Suci Allah . di surga itu adalah suatu tempat yang             nyata? Pada waktu yang sama, juga, mengapakah harus kita berhati-hati untuk tidak terlalu merinci    memperbandingkan antara Bait Suci di dunia dan yang di surga?
2.             Dalam kelas, perbincangkanlah lebih tentang gereja sebagai "Bait Suci." Bagaimanakah pengertian saudara               tentang kebenaran ini? Juga, ba­gaimanakah kita sebagai satu gereja dapat menggenapi dengan lebih baik                 ajaran penting ini?
3.             "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan        bait Allah itu ialah kamu." (1 Kor. 3:16, 17). Apakah yang diajarkan ayat ini, dan bagaimanakah dapat kita         terapkan ajaran-ajarannya pada cara hidup kita?
4.             Renungkanlah lebih dalam akan ide bahwa kita adalah "imam-imam" sekarang dan akan berfungsi sebagai               imam-imam sesudah kedatangan Yesus Kedua Kali. Apakah fungsi-fungsi itu bagi kita sekarang, dan apakah          fungsi-fungsi itu setelah Yesus datang kembali? Mengapakah bahkan pemakaian kata imam-imam     menunjukkan pada kita betapa pentingnya konsep Bait Suci itu bagi rencana keselamatan?

Penuntun Guru
Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Ibrani 8:5
Anggota Kelas Akan:
Ø  Mengetahui: Memahami dasar-dasar dari doktrin lambang Bait Suci (typology).
Ø  Merasakan: Menghargai keindahan kehidupan Kristus dan kuasa janji-janji- Nya sebagaimana terungkap di dalam lambang Bait Suci.
Ø  Melakukan: Putuskan untuk merenungkan kehidupan Kristus dan menuntut janji-janji-Nya yang dibayangkan di dalam lambang Bait Suci.
Garis Besar Pelajaran:
I. 1. Mengetahui: Dasar-dasar dan Penggenapan dari Lambang
Bait Suci
A.     Taman Eden adalah Bait Suci dunia yang pertama. Mengapa Bait Suci diperlukan di bumi bahkan sebelum manusia ber­dosa?
B.      Bait Suci di bumi adalah salinan/tiruan dari Bait Suci surga yang asli. Bagaimana lambang Bait Suci dapat menolong kita untuk memahami pelayanan Kristus yang sedang berlangsung di Bait Suci surgawi?
C.      Pola utama dari Bait Suci dunia dan upacara-upacaranya mene­mukan penggenapan dalam kehidupan Yesus di bumi, di dalam gereja, dan pada akhir sejarah dunia. Bagaimana penggenapan lambang Bait Suci memperluas pengertian Anda tentang Injil?
II. Merasakan: Bait Suci, Yesus, dan Gereja
A. Apa lambang-lambang Bait Suci yang menunjuk kepada Kris­tus yang lebih berarti kepada Anda secara                  pribadi?
B. Bagaimana menuntut janji-janji Alkitab yang tersirat dalam lambang Bait Suci menolong kita untuk                                         hidup lebih seperti Kristus?
III. Melakukan: Renungkan Kristus dan Tuntut Janji-janji Bait
Suci-Nya
A. Putuskan minggu ini untuk membuat karakter Kristus lebih je­las di dalam pikiran Anda melalui lambang                                Bait Suci.
B. Mana di antara janji-janji berharga yang tersirat dalam lambang Bait Suci yang and a akan pilih untuk                     tuntut?
RANGKUMAN: Lambang Bait Suci adalah sebuah pertolongan yang luar biasa dalam menolong kita untuk memahami aspek-aspek pen­ting dari Injil.

Siklus Belajar
Langkah 1—Motivasi
Fokus Alkitab: Ibrani 8:5
Konsep Utama Untuk Pertumbuhan Rohani: Bait Suci di bumi-salinan dari Bait Suci surgawi yang asli-menunjuk ke depan kepada tiga fase pengge­napan dari pekerjaan yang dilakukan dalam mitra surgawinya, sebagaimana terlihat pada (1) Kedatangan Kristus yang pertama; (2) Tubuh-Nya, Gereja; dan (3) Peristiwa-peristiwa terakhir dari sejarah dunia.
UNTUK GURU: Kata Yunani typos (dari mana kita mendapatkan kata bahasa Inggris type) mempunyai arti dasar sebuah "bentuk ber­ongga atau Cetakan" (pikirkan cetakan jelly atau agar-agar, sebuah ce­takan pahatan es, atau panci roti atau "scone"). Ketika kita memahami fungsi-fungsi dasar dari cetakan berongga, maka kita dapat mengerti dasar-dasar lambang Bait Suci: (1) cetakan berongga dan produk akhir yang dibentuk oleh cetakan keduanya adalah terpisah-nyata sementara (spatial-temporal realities); jadi Bait Suci surga dan bumi keduanya nyata ada (2) cetakan berongga bukanlah yang asli tetapi dibentuk dari bentuk dasar (prototype) yang sudah ada sebelumnya; jadi, Bait Suci di dunia adalah salinan dari Bait Suci surga yang asli; (3) ceta­kan berongga menunjukkan sebelumnya pola-pola dasar dari produk akhir yang akan dibentuk olehnya; demikian juga, Bait Suci-Bait Suci Perjanjian Lama mengungkapkan pola-pola dasar dari penggenapan- penggenapan model-model Bait Suci Perjanjian Baru; dan (4) produk akhir adalah lebih besar dari cetakan berongga dan memenuhi fungsi untuk mana cetakan itu dibentuk; demikian juga, penggenapan-peng- genapan Perjanjian Baru lebih besar dari model-model Bait Suci Per­janjian Lama, dan mereka menggenapi fungsi untuk mana mereka di­bentuk.
Aktivitas Pembuka: Bawalah cetakan berongga (roti, agar-agar, jelly, atau bahkan kotak susu kosong yang dapat digunakan untuk membentuk cairan beku di dalamnya) dan jelaskan arti lambang Bait Suci mengguna­kan ilustrasi di atas.
Pertimbangkan Ini: Lambang-lambang Bait Suci Perjanjian Lama bu­kan hanya menunjuk ke depan (secara horizontal) kepada penggenapan mereka di Perjanjian Baru, tetapi mereka juga menunjuk ke atas (secara vcrtical), menunjukkan bahwa Bait Suci surgawi sud§h ada (sebagai yang islinya) bahkan sebelum Bait Suci di dunia adi Mengapa Anda berpikir Allah merasakan penting untuk memberikan kepada manusia model Bait Suci dunia untuk menunjuk ke depan dan ke atas kepada model Bait Suci yang sesungguhnya?
Langkah 2—Menyelidiki
Untuk Guru: Pada bagian ini kita akan membahas tiga ide utama: (1) Taman Eden sebagai Bait Suci dunia yang asli; (2) dasar Alkitab untuk mengidentifikasi lambang Bait Suci; dan (3) bagaimana lambang-lam- bang Bait Suci memiliki satu penggenapan Perjanjian Baru dalam tiga fase. Untuk ringkasan yang lebih luas dari ide-ide ini, telusuri tema lambang Alkitab di situs berikut: www.andrews.edu/-davidson/.
Komentar Alkitab
I. Bait Suci Eden
(Ulangi Kejadian 3:24 bersama anggota kelas.)
Di samping yang sudah dituliskan dalam penuntun Pelajaran pendalaman Alkitab edisi biasa, perhatikan persamaan lainnya antara Eden dan Bait Suci-Bait Suci yang kemudian dalam Alkitab:
(1). Keduanya memiliki orientasi ke arah Timur (Kej. 2:8, bandingkan Kel. 27:13-16; 1 Raja. 7:21; Yeh. 47:1).
(2). Eden dan Bait Suci-Bait Suci yang ditunjukkan kepada Yehezkiel dan Yohanes memiliki sungai yang mengalir daripadanya (Kej. 2:10; Yeh. 47:1-12; Why. 22:1).
(3). Keduanya memiliki logam-logam mulia, khususnya damar bedolah dan batu krisopras (Kej. 2:12; Kel. 25:7; 28:9,20; Bil. 11:7).
(4). Istilah untuk "cahaya, lampu" (Ibrani ma’or) digunakan untuk menje­laskan matahari dan bulan dalam Kejadian 1:14-16, digunakan di tempat lain dalam buku Taurat hanya untuk cahaya yang dikeluarkan di dalam Bait Suci yang berasal dari minyak dari lampu-lampu menorah (kaki dian/kaki dian) di dalam Bait Suci (Kel. 25:6).
(5). Setelah kejatuhan, di sebelah Timur gerbang Eden, dua kerubim "di­taruh" (CEV), atau "ditempatkan" (NKJV; Ibrani shakan, Kej. 3:24), kata kerja Ibrani yang sama untuk tujuan Allah untuk "tinggal" (shakan) di antara umat-Nya di dalam Bait Suci (mishkan, Kel 25:8,9).
Pikirkan ini: Apakah tujuan sebuah Bait Suci di atas bumi, bahkan sebe­lum masuknya dosa?
ii. Bait Suci Bumi: Sebuah Salinan dari Bait Suci Surgawi
(Ulangi Keluaran 25:9,40 dengan anggota kelas.)
Allah menyuruh Musa untuk membuat kemah (tempat ibadah) sesuai de­ngan ''contoh" (Ibrani tabnit), yang telah ditunjukkan kepadanya. Tabnit berarti "sebuah salinan dari yang asli yang berfungsi sebagai sebuah model (miniature) untuk salinan yang lain." Musa awalnya diberikan sekilas Bait Suci surga yang asli dalam segala keluasan dan kemuliaan (Kel. 24:10; lihat Ellen G. White, Alfa dan Omega, jilid 1, hlm. 404) dan kemudian menunjukkan "model miniatur dari Bait Suci surgawi" (Ellen G. White, The Spirit of Prophecy, vol.l, hlm. 269) untuk berfungsi sebagai contoh bagi pembangunan Bait Suci dunia. Dengan demikian, Bait Suci dunia pada akhirnya adalah salinan dari Bait Suci surga yang asli. Bait Suci Salomo juga dibuat berdasarkan "contoh" Ilahi dari Bait Suci surga vang asli (I Taw. 28:11,12,18,19). Meskipun tenda Kemah Suci Musa dan bangunan permanen Salomo secara arsitektur sangat berbeda, pola-polanya adalah sama: pembagian tiga bagian ruang, proporsi ruang yang sama, jenis perabotan yang sama, tudung atau tirai antara Bilik Suci dan Bilik Maha- suci, dan sistem upacara korban dan keimamatan dan upacara harian atau tahunan yang sama. Semuanya adalah pola-pola yang penulis buku Ibrani simpulkan dalam Ibrani 9:1-7. Kita harus memusatkan perhatian kita pada pola-pola yang pokok dari lambang yang tetap ada dalam berbagai Bait Suci Perjanjian Lama.
Pikirkanlah Ini: Bagaimana mengenali pola dasar dari lambang Bait Suci menolong kita untuk menghindari menuju ekstrem dan terpaku pada laporan langkap Bait Suci (peniti-peniti, pasak-pasak, tiang-tiang, dll.) Yang berbeda di antara berbagai Bait Suci dunia?
III. Tiga Fase Lambang Bait Suci Perjanjian Baru
A. Diresmikan: Kehidupan dan Kematian Kristus di Bumi
(Tinjau kembali Yoh. 2:19-21 dengan anggota kelas.)
Semua pola dasar dari lambang Bait Suci menemukan penggenapan dasar mereka dalam Kristus ketika Ia meresmikan "akhir zaman" (Ibr. 1:1,2) pada kedatangan-Nyayang pertama. Sebagai tambahan atas apa yang sudah disampaikan dalam edisi biasa dari penuntun pelajaran pendalaman, perhati­kan, sebagai contoh, bahwa Kristus adalah Imam Besar (Ibrani 7-10), Pem­basuh/Bejana Pembasuhan (Yunani, lutron, Titus 3:5), Takhta Pendamaian/ Tutup Pendamaian (Yunani, hilasterion, Roma 3:25), jasa-jasa-Nya, dupa (Why. 8:3), dan Kebenaran-Nya, kain linen (Yes. 61:10). Dia adalah segala yang olehnya Bait Suci maksudkan. Kita perlu menjaga fokus mendasar yang berpusat pada Kristus ini di dalam pendalaman Bait Suci kita.
B. Digenapi: Gereja (Kelompok dan Individu.)
(Tinjau kembali I Korintus 3:16,17; 6:19 dengan anggota kelas.)
Ketika gereja, secara keseluruhan, digabungkan ke dalam tubuh Kristus, itu juga menjadi Bait Suci. Maka, lambang Bait Suci yang menunjuk kepada Yesus dapat digenapi oleh gereja secara kelompok dan individu. Selain contoh-contoh yang diberikan dalam penuntun pelajaran edisi biasa, Alkitab meyakinkan kita bahwa kita boleh menjadi, melalui kuasa yang dijanjikan Kristus, "persembahan yang hidup" (Roma 12:1) dan bahwa doa-doa kita boleh menjadi seperti kemenyan (Why. 5:8; 8:3), dan kebenaran kita men­jadi seperti linen halus (Why. 19:8), dll.
C. Terwujud: Jerusalem Baru sebagai Kemah Abadi
(Tinjau kembali Wahyu 21:2,3,15,16,21,22 dengan anggota kelas)
Bait Suci juga menemukan penggenapannya dalam puncak pertentangan besar. Wahyu 21 membuat jelas bahwa Jerusalem Baru adalah "kemah [skene] Allah," menggunakan istilah yang sama sebagaimana digunakan di Septuagint. Jadi, Yohanes tidak melihat sebuah Bait Suci di kota itu karena seluruh kota sekarang adalah Bait Suci Allah (pada kenyataannya, yang setara dengan Bilik Yang Maha Suci-berbentuk kubus dalam bentuk).
Pikirkanlah Ini: Apa aspek-aspek lain dari Bait Suci yang digenapi di dalam Kristus, Gereja, dan dalam puncak akhir kisah keselamatan? Apakah arti penting dari "Bait Suci" Yerusalem Baru berada dalam bentuk kubus?
Langkah 3—Menerapkan
UNTUK GURU: Penulis-penulis Kristen biasanya menerapkan lambang Bait Suci hanya kepada Kristus. Beberapa melihat implikasinya kepada gereja, namun kontribusi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang unik juga menunjukkan tahapan penggenapan akhir dari lambang Bait Suci di Bait Suci surgawi saat penyelesaian pertentangan besar.
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN:
1. Bagaimana pemahaman lambang Bait Suci menegaskan kembali bahwa Bait Suci surgawi adalah sebuah tempat fisik yang nyata di surga dan bukan sekadar metafora bagi keselamatan?
2. Dalam cara apa keyakinan Anda telah diperkuat dalam argu­men-argumen Alkitabiah tentang dasar-dasar teologi Bait Suci-bahwa model-model Bait Suci Perjanjian lama mengungkap­kan ciri-ciri dasar pelayanan Kristus yang sedang berlangsung di Bait Suci surgawi?
3. Bagaimana pemahaman gereja Advent kita mengenai lambang Bait Suci kehilangan makna jika kita hanya konsentrasi pada fase penggenapannya di surga sejak 1844 dan gagal untuk me­ngenali fase penggenapan sejarah dalam Kristus dan gereja?
PERTANYAAN PENERAPAN:
1. Apa tanggapan Anda kepada kenyataan bahwa setiap aspek dari penggenapan Bait Suci dalam Yesus juga tersedia bagi gereja, tubuh-Nya, dan Anda secara pribadi?
2. Bagaimana hal itu menyukakan hati Anda untuk berpikir be­nar-benar hidup bersama Allah di dalam "Bait"-Nya (Yerusalem Baru) untuk selamanya?
Langkah 4—Mempraktikkan
UNTUK GURU: Berusaha untuk memberikan kesan kepada kelas ke­kayaan dari melihat Yesus sebagai penggenapan lambang Bait, Suci Perjanjian Lama dan kuasa dari penyediaan janji-janji model-model Bait Suci untuk diri kita sendiri.
KEGIATAN:
1. Ellen G. White menyarankan "Alangkah baiknya bagi kita meng­gunakan waktu sejam lamanya setiap hari untuk merenungkan kehidupan Kristus." Ellen G. White—Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 75. Tentukan untuk menggunakan beberapa jam minggu ini merenungkan kehidupan Kristus dan pelayanan dan kematian sebagai penggenapan yang indah dari lambang Bait Suci.
2. Petrus menulis tentang "janji-janji yang berharga dan yang sa­ngat besar" dari Firman Allah oleh mana kita boleh "mengam­bil bagian dalam kodrat Ilahi" (2 Ptr. 1:4). Minggu ini pertim­bangkan satu kumpulan baru dari janji-janji Alkitab-yang tersi­rat dalam kekayaan lambang Bait Suci.

PRATINJAU PELAJARAN 3
                    Korban
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Kej. 3:9-21;Kel. 12:21-27; Im. 2:1-3- ;Kej. 22:1-19; Im. 17:10, 11 ;Filipi 4:18.
AYAT HAFALAN: "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tu­buhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berke­nan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1).
Inti keseluruhan Injil adalah konsep persembahan. Di dalam bahasa Alkitabiah, kata-kata untuk "persembahan" sering menggambarkan ide tentang datang mendekat, dan membawa sesuatu kepada Allah. Arti dasar bahasa Ibrani untuk persembahan menggambarkan tindakan mendekat, tindakan mem­bawa sesuatu ke dalam hadirat Allah. Pada kata bahasa Yunani artinya "pembe­rian" dan menggambarkan suatu penyampaian persembahan.
Begitu juga, kata bahasa Inggris offering berasal dari bahasa Latin offerre, penyampaian suatu pemberian. Kata persembahan adalah suatu kombinasi dari bahasa Latinsacer (suci) dan facere (membuat) dan merujuk pada tindakan men­jadikan sesuatu sakral.
Pekan ini kita akan meninjau beberapa persembahan yang orang percaya te­lah persembahkan kepada Allah. Kita akan temukan bahwa Allah telah selama­nya meminta persembahan-persembahan, dan Ia tetap lakukan itu sekarang.
Tentu saja, dan yang paling penting, Allah menyediakan persembahan mut­lak, yaitu Dirinya Sendiri dalam diri Yesus Kristus.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 19 Oktober












No comments:

Post a Comment