Pelajaran 1 dalam bentuk ebook/epub untuk smart phones dan tablets download di sini
BERITA MISI ADVENT
Sambutan dan Tantangan Divisi
Trans-Eropa
Kepada Pemimpin Sekolah
Sabat,
Berita misi triwulan
ini berasal dari Divisi Trans- Eropa, yang mencakup 22 negara dan kelompok-kelompok
pulau besar di Eropa. Divisi ini adalah rumah bagi lebih dari 202 juta orang,
namun hanya sekitar 83.500 yang anggota Gereja Advent Hari Ketujuh. Dan rasio
pada setiap satu orang Advent untuk setiap 2.400 orang. Divisi Trans-Eropa
adalah divisi terkecil, namun kebutuhan yang sama dengan daerah yang jauh lebih
besar di dunia.
Tantangan
Tantangannya adalah
dalam menjangkau sekularisme, dunia pascamodern Eropa bagi Kristus adalah
sangat kompleks. Orang-orang mencari hubungan, tetapi tidak dengan Allah.
Restoran dan toko penuh, tetapi gereja hampir kosong.
Yunani dalam tingkat
pengangguran yang tinggi dan kesulitan ekonomi. Sejumlah besar dari 500 orang
Advent di Yunani adalah imigran yang berjuang untuk menemukan pekerjaan
permanen untuk menghidupi keluarga mereka.
Gereja ini berkembang
di kalangan imigran, tetapi agama yang dominan sering menggagalkan upaya
menyewa fasilitas yang diperlukan untuk ibadah.
Makedonia adalah negara
kecil Yunani di bagian utara. Beberapa anggota yang bekerja keras untuk
membagikan Injil dengan tetangga mereka dan dengan pengunjun^ke negara mereka
yang indah. Mereka ingin mendirikan sebuah pusat pelatihan
awam di mana mereka dapat
mempelajari cara terbaik untuk menyebarkan kasih Allah.
NewboldCollege yang
terletak di Inggris selatan, satu-satunya institusi perguruan tinggi yang
lengkap di Divisi Trans-Eropa dengan mahasiswa sekitar 300 orang, itu adalah
sebuah sekolah kecil dengan mandat besar yang melatih pekerja dari seluruh
divisi. Salah satu
tantangan adalah untuk menjaga bangunan yang kuat dan aman.
Alkitab 3D adalah
rencana inovatif untuk memperkenalkan ribuan orang kepada iman Advent melalui
pameran yang memperkenalkan kisah penebusan dalam budaya masing-masing negara.
Proyek
Triwulan ini
Persembahan SabatTigabelas akan menolong :
Mendirikan pusat
pelatihan penginjilan di Atena, Yunani.
Mendirikan pusat
pelatihan penginjilan di Makedonia.
Merenovasi asrama
Wanita di Newbold College.
Membuat Alkitab 3D di
setiap kesatuan Divisi.
PROYEK ANAK: Membangun
jemaat Gereja Messy di bidang masing- masing.
SABAT PERTAMA 5 Oktober
Michel/Yunani
Michel (Michael)
memiliki impian, mimpi yang sangat besar. Dia tinggal di Republik Demokratik
Kongo, sebuah negara yang tidak dapat memberikan pengharapan besar kepada
anak-anak muda di negara tersebut. Walaupun dia sudah menyelesaikan mata kuliah
di universitasnya, dia tidak dapat menemukan pekerjaan yang layak. Dia ingin
mengembangkan bahasa Inggrisnya sehingga suatu saat dia bisa mengajar di universitas.
Dia memutuskan untuk pergi menuju Eropa.
Dia tiba di Yunani
dengan pengharapan yang besar, tetapi segera dia menemukan bahwa negara itu
sedang goyah dalam perekonomian sehingga akan sedikit kesempatan mendapatkan
pekerjaan. Michel sudah tidak mempunyai uang lagi, tidak bekerja, tak ada
keluarga dan tak seorang pun temannya yang berasal dari negaranya. Tetapi dia
tidak sendiri. Dia bertemu banyak orang-orang yang terdampar seperti ia juga.
Dia menemukan satu tempat untuk tinggal dengan bebrapa imigran lainnya, dan
mereka bersama-sama berjuang untuk tetap bertahan.
Persahabatan di Taman
Karena tidak ada kegiatan, Michel
sering menghabiskan 1 jam atau lebih di dekat taman. Suatu hari dia bertemu
George, seorang pria dari negara Michel. Keduanya mulai berbincang, dan George
dengan cepat mengarahkan pembicaraan mereka tentang Allah.
Michel percaya kepada Tuhan dan sering
berdoa. Tetapi George mengatakan kepadanya tentang Allah yang dia belum pernah
dengar sebelumnya. Michel mendengar dengan saksama. Ketika George mengundang
Michel untuk hadir di Gereja Advent bersamanya,
Michel tersenyum. Dia mengenal beberapa orang Advent dari Kongo dan sudah
membaca beberapa buku-buku Advent di rumahnya. "Tentu, saya akan
pergi," katanya kepada teman barunya itu.
Pada hari
Sabat ia mendengar pendeta berkhotbah, di mana pendeta meminta jemaat itu
untuk menguduskan hari Sabat, karena Allah adalah kudus, dan Dia sudah mencip-
takan hari Sabat sebagai waktu untuk bersama-sama dengan Allah dan memuji Dia.
Setelah
makan siang, Michel menanyakan lebih dalam lagi tentang Sabat kepada George.
George membuka Alkitabnya, dan keduanya mulai belajar tentang hari Sabat.
George menjelaskan setiap ayat Alkitab tentang Sabat, dan tibalah waktunya
keduanya menyelesaikan pelajaran itu, Michel tidak ragu bahwa Sabat adalah hari
kudus Allah, dan dia harus menyucikannya.
Michel
melanjutkan pertemuannya dengan George di taman, di mana George mengajarkannya
tentang kebenaran lain dalam Alkitab. Mereka belajar tentang wahyu, dan Michel
belajar bahwa buku ini penuh dengan informasi yang luar biasa yang dia tidak
pernah mengerti sebelumnya.
Michel sangat gembira tentang apa yang dia sedang
pelajari dan dengan cepat dia membagikan kabar baik itu kepada orang-orang yang
ia temui. Pada satu hari Michel dibaptis, dua orang yang ia sudah ajak ke
gereja bersamanya juga dibaptiskan. Sekarang mereka juga membagikan imannya
kepada yang lain.
Pelayanan Michel
Michel dan
George melanjutkan mengabarkan Injil kepada orang- orang yang mereka temui di
taman
dan melalui teman-teman mereka yang lain. "Mereka
heran tentang kebenaran Alkitab itu" kata Michel. Michel tidak dapat
memberikan masing-masing orang pelajaran Alkitab, maka pendeta dan anggota
gereja lainnya membantu dia. Semangat Michel membangunkan anggota gereja itu.
"Saya
masih belum memiliki pekerjaan yang mendapat upah," kata Michel,
"tetapi Allah telah memberikan aku pekerjaan untuk kulakukan di Yunani
ini. Sejauh ini enam dari mereka yang saya ajak ke Gereja sudah dibaptiskan,
dan dua dari temanku satu rumah datang ke gereja.
Saya ingin bekerja bagi Allah sekarang, dan saya
menunggu Dia untuk memberi tanda ke mana saya harus pergi dan apa yang harus
saya lakukan. Saya mencoba bertemu orang-orang baru di jalanan atau di
cafe-cafe kecil atau di taman dan memberitahu mereka bahwa saya sudah belajar
tentang Yesus.
Pelayanan Keluar
Michel
menghadiri Gereja Internasional di mana anggota gereja' tersebut aktif
melayani para imigran seperti dia, menyediakan makanan kepada mereka yang
membutuhkan dan baju hangat saat musim dingin. "Kami ingin menjangkau
orang-orang Atena, satu orang tiap waktu," katanya.
Jemaat
menggunakan fasilitas yang mereka sewa untuk program yang berbeda-beda bagi
keperluan jasmani dan rohani orang-orang yang mereka layani di kota itu. Dan
jemaat itu bertumbuh dan berkembang dengan cepat."Ketika pertama kali
saya datang ke sini, kami hanya sekitar 50 orang saja," kata Michel."Sekarang
lebih dari 100 orang dari 16 negara yang berbeda berbakti bersama-sama di sini.
Kami berasal dari budaya yang berbeda dan berbicara dalam beberapa bahasa,
tetapi kami semua adalah pengikut Allah dan turut setiap langkah-langkah Nya.
Gereja
Internasional Atena bertumbuh dengan cepat, dan membutuhkan tempat yang lebih
luas lagi untuk mengadakan pertemuan. Tetapi sangat sulit untuk menyewa ruang
yang lebih besar di kota itu karena prasangka buruk dari gereja lain.
"Kami
melihat jemaat ini seba
gai pusat jangkauan ke Atena," kata Apostolos
Manglis, Ketua Daerah di Yunani. "Pusat penginjilan ini, juga jadi rumah
pusat pelatihan untuk mengajar orang-orang seperti Michel, bagaimana menjadi
misionaris yang lebih efektif di Yunani. Sebagian dari persembahan Sabat Ketigabelas
Triwulan ini akan membantu mendanai proyek ini, yang akan membuat dampak yang
luar biasa pada orang-orang Atena dan Yunani. Terima kasih telah membantu kami
membagikan Injil di negara ini."
Pos Misi
Sekitar dari 98 persen dari penduduk Yunani, 10.7 juta
orang adalah Kristen Ortodoks.
Sulit bagi
gereja-gereja lain untuk menyewa sebuah bangunan untuk tempat ibadah atau untuk
mengadakan pertemuan umum. Umat Advent di Atena, tidak mampu membeli bangunan
untuk gereja. Sebagian dari persembahan Sabat Ketigabelas triwulan ini akan
membantu membeli bangunan yang akan menjadi tinggal jemaat internasional yang
terus berkembang, menyediakan kamar untuk seminar jangkauan keluar, dan
melatih orang awam untuk membagikan iman mereka kepada orang-orang Yunani. *
Untuk informasi lebih lanjut tentang proyek ini, bisa disaksikan dalam
DVD misi Advent yang dapat diperoleh dari pemimpin
Sekolah Sabat atau mengujungi web www.AdyentistMission.org
Bait Suci di Surga
Sabat Petang
Bacalah untuk pelajaran pekan ini: Yer. 23:23, 24; Mzm. 89:15,Why 4:5;Mzm. 11:4-7; Ul.
25:1; Ibr. 8:1, 2.
AYAT HAFALAN: "Maka Engkau kiranya mendengarkan di sorga, tempat
kediaman-Mu yang tetap, kepada doa dan permohonan mereka dan Engkau kiranya
memberikan keadilan kepada mereka." (1 Raj. 8:49).
Di manakah Allah tinggal?" Pertanyaan polos dari bocah usia enam tahun
ini bisa membingungkan. Pertanyaan ini dapat dengan mudah menyeret ke
pertanyaan-pertanyaan yang lebih sukar, misalnya, "Jika Allah tinggal di
suatu tempat, bagaimana mungkin la berada di mana-mana?" Atau,
"Apakah Allah memerlukan tempat tinggal?" Atau, "Jika la tidak
memerlukan tempat tinggal, mengapa Ia memilikinya?" Atau, "Jika la
membutuhkan tempat tinggal, mengapa?"
Pertanyaan-pertanyaan yang baik, dan, karena hanya sedikit yang kita ketahui
(dan begitu banyak yang kita tidak ketahui), pertanyaan-pertanyaan itu tidaklah
mudah dijawab.
Namun demikian, kita dapat menjawabnya dengan apa yang kita ketahui.
Sebagai anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, kita ketahui dari Alkitab
bahwa Allah bertempat tinggal di surga, bahwa Ia aktif bekerja demi kita
"di sana," dan bahwa pusat pekerjaan-Nya adalah di dalam Bait Suci di
surga.
Alkitab itu
jelas: Bait Suci di surga adalah tempat yang nyata, dan dari padanya kita
dapat mempelajari kebenaran-kebenaran mengenai tabiat dan pekerjaan Allah kita,
maka pusat perhatian pelajaran pekan ini adalah Bait Suci di surga dan apa yang
Allah sedang lakukan di sana untuk kita, karena apa yang sedang Ia lakukan
dalam Bait Suci itu adalah, sesungguhnya untuk kita.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat,
5 Oktober.
Minggu 29 September
TEMPAT KEDIAMAN ALLAH
Kita sering mengatakan bahwa "Allah ada di
mana-mana." Ia Mahahadir," yang artinya bahwa Ia hadir di seluruh
jagad. “Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat, . . . dan bukan
Allah yang dari jauh juga? . . . Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi?' " (Yer. 23:23, 24). Daud mengerti,
juga, bahwa tak seorang pun dapat lari dari Allah (Mazmur 139). Benar, seperti
kata Paulus, Allah itu dekat kepada setiap orang, setidaknya di dalam arti
rohani (Kisah 17:27,
28).
Kekekalan eksistensi-Nya melengkapi sifat Allah yang Mahahadir. Allah tidak
ada awalnya, juga tak ada akhirnya (Mzm. 90:2). Ia telah selamanya ada, dan akan
selamanya ada (Yudas 1:25).
Bacalah 1 Raj. 8:49 dan Mzm. 102:20. Apakah yang
ayat-ayat itu ajarkan pada kita tentang tempat di mana Allah tinggal? Bagaimanakah
kita dapat mengerti apa yang dimaksud? Dapatkah kita memahaminya?
1 Raj. 8:49
8:49 maka Engkau kiranya mendengarkan di sorga, tempat
kediaman-Mu yang tetap, kepada doa dan permohonan mereka dan Engkau kiranya
memberikan keadilan kepada mereka.
Mzm. 102:20
102:19 (102-20) sebab Ia telah memandang dari ketinggian-Nya
yang kudus, TUHAN memandang dari sorga ke bumi,
Alkitab penuh dengan ungkapan-ungkapan tentang tempat
kediaman Allah di surga (1 Raj. 8:30, 43, 49). Apakah ini berarti bahwa Allah lebih banyak hadir di
surga dari pada di tempat lain? Tentu Allah berkediaman di surga dalam cara
yang istimewa, dalam hadirat-Nya yang mulia dan kesucian-Nya yang murni.
Perwujudan teragung hadirat Allah berada di surga.
Namun ada perbedaan antara "hadirat umum"
Allah dengan "hadirat khusus" Nya. Allah secara umum hadir di mana
pun; namun, Ia memilih untuk menyatakan diri-Nya dalam cara yang istimewa di
surga dan, seperti yang akan kita lihat, di dalam Bait Suci di surga.
Tentu, harus kita akui bahwa pengertian kita terbatas tentang sifat
fisik-Nya. Allah itu Roh adanya (Yoh. 4:24) karena itu tak dapat termuat dalam
struktur atau dimensi apapun (1 Raj. 8:27). Meskipun demikian, Alkitab
mengemukakan surga (Yoh. 14:1-3) dan Bait Suci di surga sebagai tempat yang nyata (Ibr. 8:2) di mana Allah
dapat dilihat (Kis. 7:55, 56; Why. 4:2, 3). Kita harus simpulkan bahwa surga
dan Bait Suci di surga adalah tempat-tempat di mana Allah berkenan turun
darinya untuk berjumpa dengan ciptaan-Nya.
Ada banyak hal yang sukar bagi
kita membayangkan atau memahaminya, seperti tentang tempat kediaman Allah.
Namun, Alkitab katakan bahwa tempat tinggal ini adalah tempat yang nyata.
Bagaimanakah dapat kita belajar percaya pada semua yang Alkitab ajarkan, tidak
peduli betapa sulitnya untuk dimengerti? Mengapakah penting bagi kila untuk
belajar mempercayai bahkan bila kita tidak mengertinya?
■ .. •
RUANGAN TAKHTA
Bacalah Mazmur 47:6-9; 93:1, 2; 103:19. Apakah yang
ayat-ayat ini ajarkan pada kita tentang Allah dan takhta-Nya?
Mazmur 47:6-9; 93:1, 2; 103:19
47:5. (47-6) Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai,
ya TUHAN itu, dengan diiringi bunyi sangkakala.
47:6 (47-7) Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah,
bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah!
47:7 (47-8) Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah
dengan nyanyian pengajaran!
47:8 (47-9) Allah memerintah sebagai raja atas
bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.
93:1. TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian,
berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang;
93:2 takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau
ada.
103:19. TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan
kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.
Beberapa khayal
tentang takhta di surga tercatat dalam Alkitab. Kebanyakan menggambarkan
tentang pertemuan di surga, dengan Allah sebagai raja. Cukup mengesankan,
kebanyakan ayat-ayat itu berkaitan dengan masalah manusia, biasanya
menampilkan Allah sebagai yang bertindak atau berbicara demi orang-orang benar.
Alkitab juga menunjukkan Allah sebagai yang berdaulat.
Misalnya, keraja- annya Tuhan adalah suatu tema berulang di dalam Mazmur. Allah
bukan hanya Raja di surga tetapi juga "Raja seluruh bumi" (Mzm. 47:7), dan bukan hanya
di hari depan tetapi sudah mulai sekarang dan di sini (Mzm. 93:2).
Bahwa takhta Allah yang di surga itu mempunyai beberapa cabang arti. Salah
satunya ialah bahwa Allah itu tidak bergantung pada, dan lebih tinggi dari,
semua yang lain di alam semesta.
Bacalah Mazmur 89:15,97:2.Apakah yang diajarkan
ayat-ayat ini pada kita tentang tabiat Allah dan bagaimana Ia memerintah?
Mazmur 89:15,97:2
89:14 (89-15) Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu,
kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu.
97:2 Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum
adalah tumpuan takhta-Nya.
Pemerintahan
Allah mencakup kebenaran dan keadilan dan juga kasih dan kesetiaan. Mutu moral
ini menjelaskan bagaimana Ia bertindak di dalam dunia manusia dan menegaskan
posisi-Nya dalam seluruh jagad raya. Kualitas yang membentuk pemerintahan-Nya,
adalah sama dengan kualitas yang Ia inginkan untuk dipantulkan oleh umat-Nya
dalam kehidupan mereka (Mi. 6:8, bandingkan dengan Yes. 59:14), dan merupakan kesempatan sakral
istimewa kita untuk melakukannya.
"Sama seperti penurutan kepada undang-undang alam-Nya, bumi harus
mengeluarkan penghasilannya, demikianlah juga dalam penurutan kepada hukum
batin-Nya, hati orang banyak harus mengagungkan sifat-sifat tabiat-Nya."—
Ellen G. White, Rumah Tangga Advent, hlm. 181.
Bagaimanakah dapat kita menyatakan
kebaikan, kebenaran, dan keadilan di dalam dunia yang penuh
kejahatan, ketidakbenaran dan ketidakadilan? Mengapa harus kita lakukan
hal-hal ini?
Selasa 1 Oktober
IBADAH DI SURGA
Bacalah Wahyu 4 dan 5. Apakah yang dua pasal ini ajarkan pada kita tentang
tempat kediaman Allah di surga? Dalam cara apakah rencana keselamatan
dinyatakan di dalam ayat-ayat ini, juga?
Wahyu 4 dan 5
4:1. Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya,
sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar,
berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku
akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.
4:2 Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta
terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.
4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan
permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu
gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
4:4 Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta,
dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian
putih dan mahkota emas di kepala mereka.
4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang
menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh
Allah.
4:6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal;
di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan
mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
4:7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan
makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai
muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar
yang sedang terbang.
4:8. Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam,
sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak
berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah
Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan
datang."
4:9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan
puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta
itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
4:10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di
hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup
sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu,
sambil berkata:
4:11 "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima
puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala
sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
5:1. Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas
takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah
luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.
5:2 Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang
berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka
gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"
5:3 Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorga atau yang di
bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang
dapat melihat sebelah dalamnya.
5:4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak
ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun
melihat sebelah dalamnya.
5:5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku:
"Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas
Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka
ketujuh meterainya."
5:6. Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat
makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti
telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah
yang diutus ke seluruh bumi.
5:7 Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan
kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
5:8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah
keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu,
masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan:
itulah doa orang-orang kudus.
5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:
"Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya;
karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka
bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan,
dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja
di bumi."
5:11 Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat
sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka
berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
5:12 katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang
disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan
kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"
5:13 Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang
di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya,
berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah
puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
5:14 Dan keempat makhluk itu berkata: "Amin". Dan
tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.
Wahyu tentang ruang
takhta di surga adalah wahyu tentang Bait Suci di surga. Ini menjadi jelas dari
bahasa yang mengacu kepada sistem keagamaan Ibrani. Contohnya, kata-kata untuk
pintu dan sangkakala dalam Wahyu 4:1 sering muncul di dalam Septuagint (suatu
terjemahan kuno Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani) merujuk kepada Bait
Suci. Tiga batu permata dalam Wahyu 4:3 adalah bagian dari tutup dada pada
pakaian Imam Besar. Tujuh kaki dian mengingatkan pada kaki dian di Bait Suci
Salomo. Dua puluh empat tua-tua mengingatkan kita pada kedua puluh empat puak
pelayanan para imam Bait Suci sepanjang tahun, dan doa persembahan mereka di
dalam ukupan emas "kemenyan"(Mzm. 141:2).Semua ayat-ayat ini menunjuk ke
pelayanan ibadah Perjanjian Lama, yang berpusat di seputar Bait Suci di bumi
Akhirnya, Anak Domba tersembelih dan Wahyu 5 mengacu,
tentu, pada kematian pengorbanan Kristus. Kristus, sang Anak Domba, adalah
satu-satunya perantara dari keselamatan Ilahi dan diperhitungkan layak karena
kerne- nangan-Nya (Why. 5:5), pengorbanan-Nya (Why. 5:9, 12), dan keilahian-Nya (Why. 5:13).
"Kristus mengambil bagi diri-Nya kemanusiaan, dan
meletakkan hidup-Nya sebagai korban, supaya manusia, dengan menjadi pengambil
bagian dari sifat keilahian, dapat beroleh hidup kekal."—Ellen G. White, Selected Mes- sages, jld. 3, hlm. 141.
Apa yang kita lihat di dalam dua pasal ini, berpusat di seputar takhta
Allah, adalah suatu gambaran pekerjaan Allah bagi keselamatan umat manusia. Dapat
kita lihat juga, bahwa pekerjaan ini terbuka di depan makhluk-makhluk cerdas
lainnya di dalam surga, suatu tema kunci di dalam ide dominan pertikaian
akbar.
Pikirkanlah apa artinya bahwa
Kristus, sebagai Allah mengambil kemanusiaan kita dan mati sebagai Pengganti
kita; yaitu, apa pun kesalahan yang engkau lakukan dan untuk itu engkau sendiri
harus di hukum, ditanggungkan pada-Nya. Mengapakah kebenaran ini harus
memotivasi segala sesuatu yang saudara lakukan?
Rabu 2 Oktober
RUANG PENGADILAN
Bacalah Mazmur 11:4-7 dan Habakuk 2:20. Apa lagi yang
Allah lakukan dalam rumah-Nya di surga, dan mengapa hal ini penting kita
ketahui?
Mazmur 11:4-7
11:4. TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN,
takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak
manusia.
11:5 TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia
membenci orang yang mencintai kekerasan.
11:6 Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan
belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka.
11:7 Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan;
orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.
Habakuk 2:20
2:20 Tetapi TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam
dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!
Banyak Mazmur yang menyatakan bahwa Tuhan bukanlah
tidak peduli terhadap kebutuhan orang benar atau terhadap ketidakadilan yang
sering mereka hadapi. Ia akan bereaksi terhadap seruan-seruan yang meminta
keadilan, dan Ia akan "'membenarkan yang benar dan menghukum yang
jahat,'" seperti yang dilakukan oleh semua hakim yang baik (Ulangan 25:1, NKJV).
Bila Allah menghakimi, ruang takhta berubah menjadi
ruang pengadilan dan takhta surgawi menjadi kursi pengadilan. Ia yang duduk di
takhta adalah Ia yang menghakimi (lihat Mzm. 9:5-9), suatu konsep yang dikenal di
Timur Dekat purba, di mana raja-raja sering berfungsi sebagai hakim-hakim juga.
Pengadilan Ilahi mencakup baik yang jahat maupun yang
benar. Sementara yang jahat menerima suatu hukuman serupa yang diterima oleh
Sodom dan Gomora, yang tulus "akan memandang wajah-Nya" (Mzm. 11:6, 7, NASB). Contoh kombinasi
ruang takhta dan penghakiman terlihat dalam Daniel 7:9-14 (ayat-ayat penting
yang akan kita pelajari nanti). Juga, pengadilan itu terdiri dari dua utas:
keputusan membenarkan orang kudus dan keputusan menghukum musuh-musuh Allah.
Dalam kitab Habakuk, setelah Habakuk bertanya kepada
Allah mengapa la berdiam diri terhadap ketidakadilan (Habakuk l), Allah menjawab
bahwa la pasti akan menghakimi (Hab. 2:1-5). Sementara berhala-berhala tidak
ada "napas" atau "roh" (Hab. 2:19), Allah Pencipta bertakhta dalam
Bait Suci-Nya, Bait Suci di surga, dan siap untuk menghakimi. Ajakan kenabian
adalah, "Biarlah segenap bumi berdiam diri di hadapan-Nya" (Hab. 2:20, NASB). Sikap yang
pantas terhadap pemerintahan dan penghakiman Allah adalah tenang dan hormat.
Tempat di mana Allah menyatakan hadirat khusus-Nya dan di mana Ia disembah
oleh makhluk-makhluk surgawi adalah tempat yang sama di mana Ia memberikan
pengadilan yang benar bagi semua manusia yaitu: Bait Suci di surga. Allah itu
adil, dan semua pertanyaan tentang keadilan akan di jawab di dalam waktu Allah,
bukan waktu kita.
Betapapun
banyaknya teriakan kita untuk keadilan, kita sering sekali melihat
ketidakadilan sekarang. Kalau begitu, mengapakah kita harus berharap pada
keadilan Allah? Tanpa janji keadilan Allah, harapan apakah yang kita miliki?
Kamis 3 Oktober
TEMPAT KESELAMATAN
Bacalah Ibrani 8:1, 2. Apakah yang sedang Kristus lakukan di takhta Allah?
Ibrani 8:1, 2
8:1. Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita
mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang
Mahabesar di sorga,
8:2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam
kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.
Kitab Ibrani mengajarkan bahwa Kristus sedang melayani dalam Bait Suci di
surga sebagai Imam besar kita. Pekerjaan-Nya di sana berfokus pada keselamatan
kita, karena Ia menghadap "hadirat Allah demi kepentingan kita" (Ibr 9:24). Ia bersimpati
kepada kita, memberi kita jaminan bahwa kita tidak akan di tolak, melainkan,
menerima belas kasihan dan kasih karunia (Ibr. 4:15, 16) karena apa yang telah dibuat
Yesus bagi kita. Seperti dalam Bait Suci di dunia. Bait Suci di surga adalah
tempat di mana "pendamaian" atau ("mendamaikan") dibuat
bagi dosa-dosa orang percaya (Ibr. 2:17).Yesus yang mati bagi kita adalah Ia yang sekarang melayani
di surga "guna kepentingan kita," juga.
Bacalah Wahyu 1:12-20, 8:2-6, 11:19,dan 15:5-8. Benda-benda Bait Suci
apakah yang muncul dalam ayat-ayat ini?
Wahyu 1:12-20, 8:2-6, 11:19,dan 15:5-8
1:12 Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara
kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari
emas.
1:13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa
Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya
berlilitkan ikat pinggang dari emas.
1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih
metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
1:15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di
dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.
1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan
dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan
kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
1:18 dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku
hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan
maut.
1:19 Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik
yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.
1:20 Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada
tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah
malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
8:2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di
hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi
berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan
banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang
kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa
orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya
dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi
guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
8:6 Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala
itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.
11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan
kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat
dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.
15:5. Kemudian dari pada itu aku melihat orang membuka Bait
Suci--kemah kesaksian--di sorga.
15:6 Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu,
keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan
dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
15:7 Dan satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada
ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu
Allah yang hidup sampai selama-lamanya.
15:8 Dan Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah
dan karena kuasa-Nya, dan seorangpun tidak dapat memasuki Bait Suci itu,
sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.
Ayat-ayat dalam pendalaman hari ini hanyalah beberapa
dari tempat-tempat dalam kitab Wahyu di mana simbol-simbol Bait Suci
muncul. Nyatanya, kebanyakan dari bagian-bagian besar buku itu sering dimulai
dengan Bait Suci, atau berisi pemandangan Bait Suci,
Panorama pendahuluan menunjukkan Kristus, berpakaian imam besar, berjalan
di antara tujuh kaki dian (Why 1:12-20). Yang kedua
menunjukkan ruangan takhta di surga, dan ayat-ayat yang menunjukkan suatu
keragaman yang. luas dari benda simbol/lambang di Bait Suci: takhta, dian,
laut, Anak Domba tersembelih, darah, ukupan emas kemenyan (Wahyu 4, 5). Panorama ketiga
mengacu kepada pelayanan syafaat yang berkesinambungan di dalam bilik yang
pertama pada Bait Suci di surga (Why. 8:2-6). Panorama keempat dan inti
memberikan sekilas pandang akan tabut perjanjian di dalam bilik yang kedua (Why. 11:19).Panorama kelima
memperlihatkan keseluruhan kemah suci di surga (Why. 15:5-8). Panorama keenam berbeda, karena
tidak terdapat rujukan yang jelas kepada Bait Suci, mungkin mau menggambarkan
bahwa pekerjaan Kristus di situ sudah selesai (Why. 19:1-10). Panorama terakhir semuanya
tentang kemuliaan kota suci di bumi, yang digambarkan sebagai kemah Allah
"turun dari surga" (Why. 21:1-8).
Penelitian yang teliti tentang
panorama-panorama ini menunjukkan bahwa mereka saling berkaitan, memperlihatkan
suatu gerakan maju di dalam jalan keselamatan yang dicapai Allah: Dari Kristus
di bumi, ke pelayanan-Nya di surga di dalam bilik pertama dan kedua, ke
berakhirnya pelayanan-Nya sebagai Imam Besar, dan pada akhirnya ke kemah kudus
di dunia baru.
Jumat 4 Oktober
Pendalaman: "Paulus mempunyai
pemandangan tentang surga, dan dalam membicarakan tentang kemuliaan di sana,
hal terbaik yang dapat ia lakukan adalah tidak mencoba menggambarkannya. Ia
katakan pada kila bahwa belum pernah dilihat mata atau didengar telinga,
bahkan belum pernah masuk ke dalam hati manusia hal-hal yang Allah sediakan
bagi mereka yang mengasihi Dia. Jadi Anda boleh kembangkan imajinasi seluas
mungkin. Anda boleh mencoba kemampuanmu yang terbaik memikirkan tentang
kemuliaan yang kekal, namun pikiranmu yang fana lelah dan penat dengan upayamu,
tak dapat mengertinya, karena ada suatu ketidakterbatasan di seberang sana.
Memerlukan seluruh waktu kekekalan untuk membuka kemuliaan-kemuliaan dan
membawa keluar harta yang mahal dari Firman Allah."—Ellen G. White, The SDA Bible Commentary, jld. 6, hlm.
1,107.
"Tempat tinggal Raja segala raja itu, di mana seribu kali beribu-ribu
melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya (Daniel 7:10). Bait Suci itu
dipenuhi kemuliaan takhta kekal, di mana serafim, sebagai pengawalnya yang
bercahaya, menyelubungi wajah mereka dalam sikap hormat. Keindahan dan
kemuliaan yang terdapat pada bangunan indah yang di dunia ini, yang dibangun
oleh tangan manusia, hanyalah refleksi yang redup dari kebesaran dan kemuliaan
Bait Suci surgawi. Namun kebenaran-kebenaran penling mengenai Bait Suci surgawi
dan mengenai pekerjaan-pekerjaan besar yang dilaksanakan di sana yang
dijalankan untuk penebusan manusia telah diajarkan oleh Bait Suci duniawi dan
upacara-upacaranya."—Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 433.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Perhatikanlah kutipan terakhir dari Ellen G. White pada pelajaran hari
Jumat. Apakah maksudnya ketika ia katakan bahwa banyak "kebenaran-kebenaran
penting" untuk keselamatan kita telah diajarkan dalam Bait Suci duniawi
dan pelayan&n-pelayanannya? Sebutkan beberapa dari kebenaran-kebenaran
itu, dan mengapa mereka penting? -
2. Apakah artinya bahwa Allah
"berkediaman" di surga? Bagaimanakah Anda mengerti konsep itu?
3.
Pelajaran pekan ini menyentuh pemikiran bahwa penonton sejagad raya
memperhatikan pekerjaan yang Allah sedang lakukan demi kemanusiaan. Mengapakah
hal ini merupakan suatu konsep yang penting untuk dipegang? Bagaimanakah konsep
ini membantu kita mengerti ide dominan pertikaian akbar dan apa makna ide
dominan itu dalam rencana keselamatan seutuhnya? Apakah yang ia katakan kepada
kita tentang tabiat Allah sehingga Ia dapat biarkan jalanNya terbuka terhadap
penelitian dari makhluk-makhluk yang Ia, Ia sendiri, ciptakan?
PENUNTUN GURU
PENUNTUN GURU
Ringkasan Pelajaran:
Ayat Inti:
1 Raja-raja 8:49
Anggota Kelas Akan:
>
Mengetahui: Memahami realitas dan fungsi-fungsi dasar Bait Suci surgawi.
>
Merasakan: Menghargai kehangatan dan keintiman Bait Suci surgawi sebagai
rumah Allah.
>
Melakukan: Menerima gambaran Alkitab tentang keberadaan Bait Suc surgawi
dan menghayati pekabarannya yaitu "Allah beserta kita."
Garis
Besar Pelajaran:
I.
Mengetahui: Realitas dan Fungsi-fungsi Bait Suci
Surgawi.
A.
Alkitab
berulangkah menegaskan realitas Bait Suci surgawi. Mengapa penting bahwa Bait
Suci surgawi adalah sebuah tempat yang nyata di surga dan bukan hanya sebagai
metafora atau kiasan bagi keselamatan?
B.
Ada lima
fungsi utama dari Bait Suci surgawi: tempat kediaman Allah; pusat komando alam
semesta; tempat ibadah; ruang sidang surga; pusat keselamatan. Mana di
antaranya yang sudah ada bahkan sebelum dosa, dan mana yang akan terus
berlangsung bahkan setelah pertentangan besar berakhir?
II.
Merasakan: Bait Suci Sebagai Rumah Allah
A. Bait Suci surgawi digambarkan di dalam Alkitab
sebagai tempat tinggal Allah sendiri. Bagaimanakah hal itu mempengaruhi
perasaan Anda tentang Bait Suci surgawi ketika Anda memandangnya lebih dari
sekadar ruang sidang surga-ju- ga sebagai rumah pribadi Allah?
III. Melakukan:
Bait Suci Surgawi dan Karakter Allah
A. Bagaimanakah pengertian tentang Bait Suci surgawi
sebagai tempat di mana "Allah beserta kita" (dan bukan hanya tempat
pengadilan) dapat memperluas pandangan kita akan karakter Allah?
RANGKUMAN: Bait Suci
surgawi mengungkapkan Allah yang pengasih yang telah rela merendahkan diri
untuk tinggal bersama ciptaan-Nya dari awal Penciptaan.
Siklus Belajar-------------------------------------------------------------------
Langkah
1—Memotivasi
Fokus Alkitab: 1 Raja-raja 8:49
Konsep Utama Untuk Pertumbuhan Rohani: Bait Suci surgawi menunjukkan "prinsip Imanuel
[Allah beserta kita]" dari awal
pen- ciptaan hingga kekekalan: Allah turun dari surga ke dalam waktu dan ruang bumi untuk mengambil
tempat kediaman bersama ciptaan Nya,
mengundang mereka kepada persekutuan yang intim dengan diri-Nya (ibadah), dan
(setelah dosa) membuka jalan bagi
pemulihan hubungan intim ini.
UNTUK
GURU: Triwulan
ini ini kita fokus pada topik yang kemungkinan besar lebih meresap dan
mendasar di dalam Alkitab da-ripada yang lainnya: Bait Suci, Ellen G. White
menulis, tahun 1906 "pemahaman yang benar tentang pelayanan di dalam Bait
Suci surgawi adalah dasar dari iman kita"—Ellen G. White, Evangelism, hlm 221. Pelopor Gereja Advent Uriah
Smith menggambarkan dengan tegas
hal penting yang ia temukan di dalam pekabaran Bait Suci: "Bait Suci! Topik yang penting!
Pokok agung yang di sekitarnya berkerumun
kumpulan-kumpulan agung kebenaran masa kini! Bagaimana itu membuka kepada pengertian kita rencana keselamatan! Bagaimana itu mengangkat tabir dari
kedudukan Tuhan kita di surga! Suatu
lingkaran cahaya kemuliaan ia berikan kepada pelayanan-Nya! Suatu keharmonisan Ilahi ia tegakkan di dalam firman Allah! Suatu luapan cahaya ia curahkan atas
penggenapan nubuatan masa lalu! Bagaimana
Bait Suci membentengi kebenaran-kebenaran luar biasa di hari-hari terakhir! Suatu kemuliaan ia curahkan atas
masa depan! Dengan harapan dan
sukacita dan penghiburan ia memenuhi hati orang percaya! Topik yang agung!
Pentingnya tidak dapat dikurangi maupun ditambahkan"—"Reflections on
the Sanctuary," The Advent Review,
and Sabbath Herald, 25 Maret,
1858.
Kegiatan
Pembuka: Mintalah
anggota kelas Anda untuk meregangkan pikiran mereka oleh membayangkan dan
menjelaskan apa yang mereka pikirkan seperti apa bentuk dari Bait Suci
surgawi. Mintalah mereka untuk berbagi mengapa mereka berpikir bahwa Allah,
Yang Mahahadir, perlu berada dalam sebuah Bait Suci surgawi.
Pertimbangkanlah Hal ini: : Yesus dalam inkarnasi-Nya
disebut "'Imanuel,'" "'Allah beserta kita'" (Yes. 7:14;
Mat. 1:23). Apakah "prinsip Imanuel" sudah berlangsung sebelum
inkarnasi ketika Allah tinggal dalam satu lokasi di surga yang Ia sebut Bait
Suci-Nya? Jelaskan. Lihat Keluaran 25:8 untuk tujuan yang Allah tetapkan bagi Bait Suci.
Kapan Bait Suci surgawi mulai?
Apakah Bait Suci
surgawi telah ada bahkan sebelum kebutuhan untuk menyelesaikan masalah dosa di alam semesta? Berikan
alasan-alasan bagi jawaban Anda?
Langkah 2—Menyelidiki
UNTUK
GURU: Alkitab berisi .sejumlah referensi untuk Bait Suci surgawi. (Lihat Elias
Brasil de Souza, The
Heavenly Sanctuary/Tem-ple Motif in the Hebrew Bible, Aclventist Theological
Society Dis- sertation Series, jld. 7 [Berrien Springs,
Mich.: ATS Publications, 2005], yang meneliti 43 ayat-ayat di Perjanjian Lama;
sebuah penelitian serupa dilakukan terhadap Perjanjian Baru yang melihat
kepada lebih dari 35 ayat-ayat mengenai Bait Suci surgawi). Ayat-ayat yang
banyak ini, yang datang dari semua bagian Alkitab, berulangkali menggarisbawahi
kenyataan Bait Suci surgawi sebagai suatu tempat yang benar-benar ada di
surga. (Lihat sebagai contoh, Why. 4:2; 11:19). Alkitab menyebutkan lima fungsi
utama Bait Suci surgawi: itu adalah (1) tempat kediaman Allah; (2) pusat
komando alam semesta, di mana Allah memerintah dari takhta-Nya; (3) tempat
ibadah surgawi; (4) ruang sidang surgawi di mana Allah melakukan penghakiman
yang benar; dan (5) tempat (bersama dengan Salib) untuk menyelesaikan masalah
dosa. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sering menekankan fungsi yang keempat
dan kelima, yang muncul setelah dosa, dan tujuan-tujuan penting ini akan
menjadi fokus beberapa pelajaran-pelajaran selanjutnya. Tetapi karena tiga
dasar pertama, tujuan-tujuan yang awal (dan kekal) dari Bait Suci surgawi
sering diabaikan, kita akan menyoroti fungsi-fungsi tersebut di penjelasan
berikut.
Komentar Alkitab
I. Rumah
Surgawi Allah
(Tinjau Kembali 1 Raja-raja 8:49 bersama anggota
kelas.)
Dalam Perjanjian Lama, Bait Suci surgawi sering
dibicarakan sebagai sebuah "kuil," Ayat-ayat ini yang menunjukkan
Allah ada di dalam kuil- Nya (Mzm. 11:4; Yes. 6:1; Mi. 1:2; Hab. 2:20, dll.).
Kata Ibrani untuk "kuil," kekal, berasal dari kata kuno Sumerian EGAL
yang berarti "rumah besar." Bait Suci sering disebut "rumah
Allah" (contoh, lihat Mzm. 23:6) dan "tempat tinggal" Allah
(NKJV) atau "kediaman" (NIV) (lihat
UI. 26:15; Mzm. 68:6; Yer. 25:30; Za. 2:13). Maka, Bait Suci surgawi/kuil
pada
akhirnya adalah tempat kediaman Allah-rumah-Nya.
Bait Suci surgawi ini telah ada sejak awai penciptaan (lihat Yer. 17:12,
yang bahasanya mencerminkan Kejadian 1:1). Meskipun metafisika keberadaan
Allah sulit dimengerti, Dia rela merendahkan diri untuk tinggal dalam ruang
dan waktu, menjadi dekat dengan ciptaan-Nya- "Allah beserta kita."
Dan Yesus sekarang menyiapkan "kamar-kamar" bagi kita untuk hidup
kekal di dalam "rumah Bapa-Nya" (Yoh. 14:1 -3), yang mengacu kepada
Bait Suci surgawi.
Pertimbangkanlah Hal ini: : Bagaimanakah pengertian Bait Suci surgawi
sebagai rumah Allah sendiri, di mana Ia mengundang ciptaan-Nya bersekutu (dan
satu hari hidup bersama-Nya), memperluas perspektif Anda tentang Allah sebagai
pribadi yang hangat, bersahabat, dan menarik?
II. Pusat
Komando Alam Semesta
(Ulangi Mazmur 47:6-9 bersama anggota kelas)
Banyak ayat-ayat Alkitab menggambarkan Allah di dalam ruang takhta-Nya
dan berbicara dari Bait Suci surgawi sebagai ruang takhta Allah. (Lihat secara khusus 1 Raja 22:19;
Mzm.. 93:1,2; 97:2; 103:19,20). Sebagaimana Salomo, raja
dunia di Israel, membangun sebuah "aula pengadilan" bersama dengan
tempat tinggal pribadinya (lihat 1 Raja 7:1,7,8), di mana dia menjalankan
urusan-urusan bangsa Israel; maka, kita dapat membayangkan bahwa Raja surgawi
memiliki sebuah ruang takhta atau "aula pengadilan" (Bilik Yang Maha
Kudus) dan kediaman pribadi-Nya (Bilik Yang Suci). Dari "pusat
komando-Nya" di Bait Suci surgawi, Allah melakukan "urusan-urusan kenegaraan"
bagi alam semesta.
Pertimbangkanlah Hal ini: Apa jenis administrasi "urusan-urusan
kenegaraan" yang Anda bayangkan Aliah sedang lakukan dari ruang takhta-Nya
sebelum dan setelah munculnya dosa?
III. Tempat
Ibadah Surgawi
(Ulangi Wahyu 4 dan 5 bersama anggota kelas)
Banyak ayat-ayat Alkitab menjelaskan Bait Suci
surgaw i sebagai tempat ibadah. Yesaya 14:12-21 danYehezkiel 28:11-19 tidak
hanya menggambarkan kejatuhan Lucifer dan munculnya kejahatan, tetapi mereka
juga menggambarkan keberadaan Bait Suci surgawi bahkan sebelum dosa, dengan
Lucifer sebagai "kerub yang melindungi" (Yeh. 28:14, NKJV), atau
kerub yang berjaga (lihat Kel.
37:9). Di sini, kedudukan Lucifer sebagai kerub yang berjaga menyiratkan Bilik
Yang Mahakudus dari Bait Suci surgawi di
atas "gunung Aliah" (Yeh. 28:14, NKJV). Fungsi dari Bait Suci
sebelum kejatuhan dinyatakan di ayat pararel: itu adalah "bukit
pertemuan" (Yes 14:13,
NIV). Pada Bait Suci surgawi, ciptaan yang berinteligensia yang tidak jatuh
berkumpul untuk menyembah penciptanya. Setelah masuknya dosa, fungsi pujian (doxologikal) dari
Bait Suci surgawi berlanjut. Yesaya ditunjukkan kuil surgawi ketika itu penuh
dengan pujian; seraphim menyanyikan pujian mereka secara bergantian:
"Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam; seluruh bumi penuh dengan
kemuliaan-Nya!" (Yes. 6:3). Wahyu 4
dan 5 menggambarkan pemandangan ibadah yang sama di Bait Suci surgawi setelah
kenaikan Yesus: makhluk-makhluk surga memuji Pencipta mereka (Wahyu 4) dan
penebus (Wahyu 5). Dan doxology (pujian)
akan terus muncul dari Bait Suci sepanjang puncak pertentangan besar hingga
kekekalan (Why
19:1-5; Yes. 66:23; Why. 21:1-3).
Pertimbangkanlah Hal ini: Apakah reaksi Anda kepada pepatah teologis
berikut: "Sebelum ilmu keselamatan [rencana keselamatan] adalah pujian
(ibadah)?" Apakah yang pernyataan ini katakan tentang karakter Allah dan
kemurnian-Nya, tujuan abadi dalam mendirikan Bait Suci surgawi?
Langkah
3—Menerapkan
Untuk Guru: Sangat
penting untuk memahami bahwa tujuan awal Bait Suci surgawi adalah untuk
menyatakan bagian penting dari sifat dasar karakter Allah- "Imanuel"-
Allah beserta kita. Bahwa Allah berkenan tinggal dalam Bait Suci surgawi di
antara makhluk-makhluk ciptaan surgawi menyatakan bahwa Dia tidak menyendiri,
jauh, dingin, dan menakutkan. Dia rindu untuk dekat dengan ciptaan-Nya,
tinggal bersama kita.
PERTANYAAN UNTUK
DIRENUNGKAN:
1. Apakah Bait Suci surgawi adalah
sebuah tempat yang nyata dalam ruang dan waktu, atau itu hanya sebuah
metafora/kiasan? Dukung jawaban Anda dari Alkitab.
2. Sebagian besar dunia Kekristenan
(mengikuti pemikiran dualisme Platonis) tetap percaya bahwa Allah pada
dasarnya adalah "tanpa batas waktu;" itu berarti, Dia tidak turun
untuk tinggal dalam ruang dan waktu. Bagaimanakah realitas historis dari Bait
Suci surgawi menjadi kunci untuk memberikan pandangan yang benar atas sifat
dasar Allah? Mengapa ini penting?
PERTANYAAN PENERAPAN:
Bagaimanakah memahami
"prinsip imanuel," dalam kaitannya dengan Bait Suci surgawi,
mempengaruhi pemahaman pribadi Anda tentang doktrin Bait Suci dan mempertajam
perspektif Anda pada karakter Allah?
Langkah
4—Mempraktikkan
UNTUK GURU: Cobalah
untuk menolong anggota kelasmu untuk memvisualisasikan kehangatan dan keintiman
Bait Suci surgawi sebagai rumah Allah sendiri. Seorang dekorator interior,
yang menjadi guru teologi setelah kejatuhan komunis, menulis sebuah paper dengan
judul "An interior
Decorator Looks al the Heavenly Sanctu- ary." Dia menunjukkan bahwa
seorang interior dekorator profesional dapat memberitahu banyak tentang
karakter dari orang yang tinggal di sebuah rumah melalui cara rumah itu diatur.
Dia menyarankan bahwa perabotan-perabotan Bait Suci surgawi, rumah Allah, menyatakan
banyak tentang karakter Allah, bahkan sebelum mereka terlibat dalam permainan
yang berkaitan dengan masalah dosa.
Kegiatan:
Pikirkanlah tentang berbagai "perabot-perabot" dari Bait Suci surgawi
(rumah Allah) sebagaimana dijelaskan dalam buku Wahyu dan sebagaimana sebagian
digambarkan mitra mereka di dunia; bayangkanlah apakah yang
perabotan-perabotan rumah Allah ini katakan kepada kita tentang Allah, bahkan
sebelum mereka menjadi simbol-simbol keselamatan? (Sebagai contoh, bagaimana
mungkin meja roti pertunjukan berkonotasi "ruang makan" Allah di mana
"meja persekutuan" mengambil tempat di antara Allah dan "ruang
tamu" surgawi-Nya-makhluk-makhluk berinteligensia di surga yang berkumpul
untuk menyembah Dia?) Bagaimanakah dengan kandil/ kaki dian, dupa, tabut
perjanjian? Wawasan-wawasan apa yang mungkin perabotan-perabotan ini ungkapkan
tentang karakter Allah?
PRATINJAU PELAJARAN 2
"Surga" di Atas Bumi
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan ini: Kej. 1:31-2:3; Kel. 39:32, 13; 25:9; Ibr. 8:5;Yoh.
2:19-21,1 Kor 3:16, 17; Why. 21:1 22.
AYAT HAFALAN:
"Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di surga,
sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah:
"Ingatlah," demikian fir- man-Nya, "bahwa engkau membuat
semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung
itu." (Ibrani 8:5.)
Walaupun Bait Suci di surga itu adalah aslinya, di mana Allah sendiri
melayani "demi kepentingan kita," Tuhan telah menyatakan kebenaran-
kebenaran tentang Bait Suci ini dalam cara yang berbeda kepada kita di sini di
atas bumi.
Allah menciptakan taman Eden sebagai simbol Bait Suci.
Bait Suci di surga dan fungsi-fungsinya dalam keselamatan telah digambarkan
dalam kemah kudus di bumi dan dalam susunan yang lebih besar, Bait Suci bangsa
Israel.
Dalam Yesus, tentu, Bait Suci telah dinyatakan dalam
diri seorang manusia. Dan, pada akhirnya, Bait Suci di surga turun ke dunia
baru.
Kita akan melihat, bahwa Allah telah gunakan konsep-konsep yang berkaitan
dengan Bait Suci di surga untuk menyatakan kebenaran. Pekan ini kita akan
mempelajari beberapa dari konsep-konsep tersebut.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan Sabat, 12 Oktober
No comments:
Post a Comment