Pelajaran
10
*31 Agustus- 6 September
Pelajaran 10 dalam bentuk ebook untuk Ipad, Iphone, Samsung, Android, download di sini
Pembaruan: Keinginan untuk Bertumbuh dan Berubah
Sabat Petang
Bacalah
Untuk Pelajaran Pekan Ini: 1 Yoh. 2:1-9, Flp. 2:12-14, Mat. 26:31-35, Yoh.
20:24-29, Luk. 15:11-21, Yoh. 5:1-14.
Ayat Hafalan: "Tetapi kasih karunia
yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia
katakan, 'Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi orang yang
rendah hati.' Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari
padamu" (Yakobus 4:6, 7).
Sebelum Pentakosta, para murid mempunyai kebutuhan rohani yang penting.
Pemahaman mereka akan rencana Allah diredupkan. Me- reka gagal memahami misi
Yesus. Setelah mereka dijamah oleh kasih karunia Ilahi, kasih Kristus
menghancurkan hati mereka. Mereka mengalami kebangunan dan pembaruan.
Kebangunan adalah membangunkan kerinduan rohani yang lebih dalam. Ini
mengintensifkan keinginan rohani kita sementara hati kita ditarik lebih dekat
kepada Allah melalui dorongan Roh Kudus. Kebangunan tidak berarti bahwa kita
tidak mempunyai pengalaman sebelumnya dengan Kristus; sebaliknya, itu memanggil
kita kepada satu pengalaman yang lebih dalam dan lebih kaya. Pembaruan
memanggil kita untuk bertumbuh dan berubah. Ini mengundang kita untuk bergerak
melampaui status quo secara rohani. Ini mengajak kita untuk menguji kembali
kehidupan kita dalam terang nilai-nilai Alkitab dan mengizinkan Roh Kudus untuk
menguatkan kita untuk membuat segala perubahan yang diperlukan agar hidup
dalam penurutan kepada kehendak Allah.
Pekan ini kita
akan mempelajari kehidupan umat percaya Perjanjian Baru yang mengalami
pertumbuhan dan perubahan dalam pengalaman kerohanian mereka.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk
Sabat, September 7.
Minggu 1 September
KASIH
KARUNIA UNTUK BERTUMBUH
Kehidupan para
murid menunjukkan pertumbuhan kerohanian yang konstan saat mereka berjalan
bersama Yesus. Ketika Kristus memanggil para murid- Nya, sikap dan tindakan mereka
jelas tidak mencerminkan keindahan karak- ter-Nya.
Bacalah Lukas 9:51-56 dan Matius 20:20-28. Bagaimanakah perikop-perikop ini
mengungkapkan pemikiran Yakobus dan Yohanes?
Lukas 9:51-56
9:51. Ketika
hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya
untuk pergi ke Yerusalem,
9:52 dan Ia
mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu
desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
9:53 Tetapi
orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju
Yerusalem.
9:54 Ketika dua
murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata:
"Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit
untuk membinasakan mereka?"
9:55 Akan tetapi
Ia berpaling dan menegor mereka.
9:56 Lalu mereka
pergi ke desa yang lain.
Matius 20:20-28
20:20. Maka
datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu
sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
20:21 Kata
Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah,
supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di
sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
20:22 Tetapi
Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah
kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya:
"Kami dapat."
20:23 Yesus
berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk
di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya.
Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah
menyediakannya."
20:24 Mendengar
itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
20:25 Tetapi
Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan
pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
20:26 Tidaklah
demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan
barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hambamu;
20:28 sama
seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Yakobus dan Yohanes memiliki beberapa kelemahan karakter yang serius.
Mereka tidak siap untuk menunjukkan kasih Kristus kepada dunia. Mereka tidak
layak untuk memasyhurkan pekabaran kasih karunia kepada orang lain yang juga
tidak mengubah kehidupan mereka sendiri.
Meskipun
memiliki cacat karakter yang serius, Yakobus dan Yohanes rindu untuk menyatakan
karakter Yesus lebih lengkap lagi. Mereka merindukan transformasi dan
pembaruan dalam sikap-sikap mereka. Pertumbuhan dan perubahan adalah bagian dari
pengalaman Kekristenan kita.
Bacalah I Yohanes 2:1-9. Apakah yang ayat-ayat ini nyatakan tentang
perubahan yang besar yang datang kepada Yohanes selama tahun-tahun setelah
kematian Yesus? Apakah yang mereka ajarkan tentang apa artinya menjadi seorang
pengikut Yesus?
I Yohanes 2:1-9
2:1.
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat
dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada
Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
2:2 Dan Ia
adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
2:3. Dan inilah
tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti
perintah-perintah-Nya.
2:4 Barangsiapa
berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah
seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
2:5 Tetapi
barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna
kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
2:6 Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus
telah hidup.
2:7.
Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu,
melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu
ialah firman yang telah kamu dengar.
2:8 Namun
perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam
Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar
telah bercahaya.
2:9 Barangsiapa
berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia
berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
Adalah sangat mudah merasa kecil hati atas pertumbuhan kerohanian kita
sendiri, terutama saat kita benar-benar ingin memiliki kebangunan dan pembaruan
di dalam hidup kita. Ketika putus asa, ketika merasa bahwa saudara seolah-olah
gagal secara rohani dan bahwa saudara akan hilang, janji-janji apa yang saudara
dapat tuntut yang akan menunjukkan mengapa saudara tidak boleh menyerah dan
mengapa, meskipun saudara bersalah, saudara dapat memiliki jaminan keselamatan?
Senin 2 September
KUASA UNTUK MEMILIH
Perubahan datang pada sebuah pilihan. Pembaruan muncul saat kita memilih
untuk menyerah kepada kuasa menghakimi dari Roh Kudus dan menyerahkan kehendak
kita kepada kehendak Allah. Allah tidak pernah memaksa atau memanipulasi
kehendak kita. Ia menghargai kebebasan kita. Roh-Nya mengesankan pikiran kita,
meyakinkan hati kita,, dan mendorong kita untuk melakukan yang benar, tetapi
pilihan untuk menyambut panggilan Roh Kudus adalah selalu dan selamanya ada
pada kita.
Bacalah Filipi 2:12-14. Bagaimanakah ayat-ayat ini menunjukkan pentingnya
bekerjasama dengan Allah dalam pertumbuhan kita dalam kasih karunia? Apakah
yang Paulus maksudkan dengan "kerjakan keselamatanmu? Apakah yang ia
maksudkan dengan "karena Allah yang mengerjakan di dalam kamu?
Filipi 2:12-14
2:12. Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku
masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
2:13 karena
Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya.
2:14. Lakukanlah
segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
Adalah tidak mungkin bagi kita untuk mengerjakan apa yang Allah tidak
kerjakan di dalam diri kita. Ketika Ia bekerja di dalam kita melalui kekuatan
supernatural-Nya, kita dapat membuat pilihan-pilihan untuk
"mengerjakan" atas kehidupan kita kasih karunia dan kekuatan yang ia
telah kerjakan di dalam kehidupan kita.
"Sebagai manusia yang terbatas dan penuh dosa, bila bekerja sendirian
mengusahakan keselamatannya dengan takut dan gentar, maka Allahlah yang akan
bekerja di dalam dirinya, untuk dikerjakan sesuai dengan kemauan-Nya. Tetapi
Allah tidak akan mau bekerja sama tanpa kerja sama dari manusia. Dia harus
melatih kekuatannya; dia harus menempatkan dirinya sendiri sebagai murid yang
tangkas dan mau belajar di dalam sekolah Kristus; dan pada waktu dia menerima
rahmat yang ditawarkan kepadanya dengan tanpa bayaran, kehadiran Kristus di
dalam pikiran dan hatinya akan memberikan kepadanya keputusan yang bertujuan
untuk mengesampingkan beban dosa, agar hati itu boleh dipenuhi dengan seluruh
kepenuhan Allah dan kasih-Nya"—Ellen G. White, Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 138-9.
Pembaruan muncul saat kita bekeija sama dengan Allah oleh memilih untuk
menyerahkan kepada-Nya segala sesuatu yang Roh Kudus tunjukkan sebagai yang
tidak selaras dengan kehendak-Nya. Kecuali kita membuat pilihan-pilihan itu
(kadang-kadang itu sangat menyakitkan), maka perubahan kerohanian yang positif
tidak akan muncul.
Allah tidak akan merobek beberapa pemikiran egois dari pikiran kita. Ia tidak
akan merebut secara misterius kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat dan
pemanjaan selera yang tersembunyi, ia menegur kita akan dosa. Ia meyakinkan
kita akan yang benar, tetapi kita harus memilih. Setelah kita lakukan, Ia
memberdayakan pilihan-pilihan kita,tetapi kita sendiri yang haras setiap hari,
bahkan dari waktu ke waktu, membuat pilihan-pilihan.
Apakah artinya bekerja sama dengan Allah dalam mengerjakan keselamatan
kita sendiri? Apakah yang tidak dimaksudkan di dalamnya? Kapankah terakhir kali
saudara merasa sangat bersalah dan, melalui kasih karunia Allah,
mengalahkannya, tidak peduli betapa sulitnya perjuangan itu?
KEYAKINAN
DAN KERAGUAN
Apakah yang
salah dengan sikap Petrus sebelum Penyaliban? Mat. 26:31—35.
Mat. 26:31—35
26:31. Maka
berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang
imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan
domba itu akan tercerai-berai.
26:32 Akan
tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."
26:33 Petrus
menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku
sekali-kali tidak."
26:34 Yesus
berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum
ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
26:35 Kata
Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku
takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lainpun berkata demikian juga.
Petrus bukanlah
tandingan bagi tipu muslihat si jahat. Dia berusaha menghadapi godaan Setan
dalam kekuatannya sendiri. Dipenuhi dengan rasa kepercayaan diri yang
meningkat, ia memiliki sedikit ide atas krisis yang sedang datang. Sendirian
di halaman ruang pengadilan Pilatus, dan gemetar saat mendengar pertanyaan
seorang hamba perempuan, Petrus menyangkal Tuhannya (Mat. 26:69-75). Yesus telah mengingatkan Petrus
sebelumnya, "Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu
seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan
gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah
saudara-saudaramu" (Luk. 22:31, 32). Pernyataan Yesus menyediakan satu analisa yang menarik tentang kondisi
rohani dari Petrus. Percaya kepada kekuatannya sendiri, Petrus ditarik jauh
dari Tuhannya. Ini sebabnya mengapa Yesus menggunakan ungkapan, "ketika
engkau telah kembali kepada-Ku." Petrus membutuhkan kebangunan rohani. Ia
membutuhkan perubahan sikap. Ia membutuhkan pembaruan.
Bacalah Yohanes
20:24-29. Apakah yang perikop ini ungkapkan tentang Thomas? Pelajaran apakah
yang dapat kita ambil darinya bagi diri kita sendiri?
Yohanes 20:24-29
20:24 Tetapi
Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada
bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.
20:25 Maka kata
murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!"
Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada
tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan
mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan
percaya."
20:26. Delapan
hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas
bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia
berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi
kamu!"
20:27 Kemudian
Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku,
ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak
percaya lagi, melainkan percayalah."
20:28 Tomas
menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
20:29 Kata Yesus
kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Baik Petrus
maupun Thomas memiliki satu persamaan ciri yang mencolok. Mereka mendekati iman
dari cara pandang manusiawi. Petrus menempatkan kepercayaan pada apa yang dapat
ia lakukan, Thomas pada apa yang dapat ia lihat. Mereka bergantung pada
penilaian kemanusiaan mereka yang salah. Tetapi Pentakosta membuat perbedaan.
Perubahan Petrus dengan tanpa rasa takut berkhotbah, dan tiga ribu orang
dibaptiskan pada hari Pentakosta (Kisah. 2:41). Petrus menyadari bahwa ia jelas tidak mempunyai
kekuatan untuk menyembuhkan orang yang lumpuh, tetapi Yesus memiliki kuasa itu
dan mukjizat terjadi (Kisah 3:2-9). Ketika para penguasa berusaha membungkam suaranya, Petrus berseru,
"Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang
telah kami lihat dan yang telah kami dengar"' (Kisah. 4:20). Petrus adalah seorang yang
diubahkan. Thomas juga diubahkan. Diyakini bahwa ia berlayar ke India untuk
mengkhotbahkan Injil. Meskipun tidak banyak lagi yang dinyatakan tentang dia,
kita dapat merasa pasti bah wa ia juga telah menjadi manusia yang baru setelah
Pentakosta.
Dalam temperamen, saudara lebih mirip Petrus ataukah
Thomas? Apakah yang saudara dapat pelajari dari pengalaman mereka sehingga saudara
tidak membuat kesalahan yang sama?
Rabu 4 September
KEYAKINAN
UNTUK KEMBALI
Bacalah Lukas
15:11-21. Apakah sikap dan tindakan khusus yang menuntun anak yang hilang itu
untuk memutuskan kembali pulang ke rumah? Apakah prinsip-prinsip kebangunan
dan pembaruan yang kita temukan dalam perikop ini?
Lukas 15:11-21
15:11. Yesus
berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
15:12 Kata yang
bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang
menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara
mereka.
15:13 Beberapa
hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke
negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup
berfoya-foya.
15:14 Setelah
dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan
iapun mulai melarat.
15:15 Lalu ia
pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke
ladang untuk menjaga babinya.
15:16 Lalu ia
ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak
seorangpun yang memberikannya kepadanya.
15:17 Lalu ia
menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang
berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
15:18 Aku akan
bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa
terhadap sorga dan terhadap bapa,
15:19 aku tidak
layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan
bapa.
15:20 Maka
bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah
melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari
mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
15:21 Kata anak
itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku
tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
Kebangunan dapat didefinisikan dalam beberapa cara. Bagaimanapun ia didefinisikan,
satu faktor yang tidak boleh hilang: Kebangunan adalah pulang ke rumah. Ini
adalah hati yang lapar untuk mengenal kasih Bapa dalam cara yang lebih dalam.
Pembaruan adalah pilihan untuk menyambut tuntunan Roh Kudus bagi perubahan dan
pertumbuhan. Ini adalah pilihan untuk menyerahkan apa pun yang menghalangi
dalam perjalanan hubungan yang lebih erat dengan Allah. Anak yang hilang tidak
dapat memiliki baik kandang babi dan meja perjamuan Bapa.
Sederhananya,
anak muda itu sangat merindukan rumah untuk tinggal di mana dia sebelumnya
berada. Ada rasa sakit dalam hatinya untuk kembali. Rasa sakit untuk kehadiran
Allah ini yang menuntun kita untuk merindukan kebangunan dan pembaruan. Adalah
teriakan hati untuk pelukan hangat dari Bapa yang memotivasi kita untuk juga
membuat perubahan yang perlu dalam kehidupan kita.
Sementara anak muda itu bersiap untuk pulang ke rumah, dia merencanakan
permintaan maafnya terlebih dulu. Dia harus melatihnya berulang-ulang. Baca
pidatonya dalam Lukas 15:18,19 dan kalimat bapanya di ayat 20-24. Apakah yang
bantahan ini nyatakan tentang sikap sang bapa terhadap anaknya dan sikap Allah
terhadap kita?
Lukas 15:18,19, ayat 20-24
15:18 Aku akan
bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa
terhadap sorga dan terhadap bapa,
15:19 aku tidak
layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan
bapa.
15:20 Maka
bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah
melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari
mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
15:21 Kata anak
itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku
tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
15:22 Tetapi
ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang
terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan
sepatu pada kakinya.
15:23 Dan
ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan
bersukacita.
15:24 Sebab
anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat
kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
Meskipun anaknya jauh dari pandangan
matanya, ia tidak jauh dari hatinya. Mata sang ayah mencari ufuk pagi bagi
anaknya setiap hari. Motivasi terbesar untuk membuat perubahan dalam hidup
kita adalah kerinduan untuk tidak lagi menyakiti hati Dia yang sangat mengasihi
kita. Ketika anak laki-laki itu berkubang dalam lumpur dengan babi-babi, sang
ayah tersiksa lebih dari anaknya. Kebangunan terjadi ketika kasih Allah
menghancurkan hati kita. Pembaruan terjadi ketika kita memilih untuk menyambut
kasih yang tidak akan membiarkan kita pergi. Itu terkaji ketika kita membuat
pilihan-pilihan yang sulit untuk menyerahkan sikap, kebiasaan, pikiran, dan perasaan
yang memisahkan kita dari-Nya.
Bagaimanakah pernyataan "anakku telah mati dan
hidup kembali" adalah definisi yang mendalam tentang kebangunan yang
benar? Seperti apakah mati dan kemudian hidup kembali?
Kamis 5 September
IMAN UNTUK
BERBUAT
Yesus menyatakan belas kasihan dan kasih Bapa melalui mukjizat yang Dia
lakukan. Ia menyembuhkan tubuh yang lumpuh untuk mengungkapkan kemampuan yang
lebih besar lagi untuk menyembuhkan jiwa yang lumpuh. Ia mengembalikan lengan
dan kaki yang bengkok untuk menunjukkan keinginan-Nyayang lebih besar untuk
memulihkan hati dan pikiran yang bengkok. Mukjizat Yesus mengajarkan kita
sesuatu tentang bagaimana melatih iman. Itu mengajarkan kita pelajaran berharga
tentang pertumbuhan dan perubahan.
Salah satu
ilustrasi Yesus yang berkuasa atas kekuatan iman ditemukan dalam keajaiban
orang yang menderita di kolam Betsaida. Pria miskin itu berbaring di tepi
kolam selama tiga puluh delapan tahun. Dia tidak punya pengharapan.
Kelihatannya hidupnya ditakdirkan untuk kemalangan, kemiskinan, dan penderitaan
sampai Yesus datang.
Bacalah Yohanes
5:1-14. Menurut saudara, mengapakah Yesus bertanya kepada orang itu,
"Maukah engkau sembuh? (Yoh. 5:6). Bukankah cukup jelas bahwa siapa saja yang menderita
begitu lama pasti mau untuk disembuhkan? Apakah motif Yesus di sini? Apakah
sambutan orang tersebut? (Yoh. 5:7).
Yohanes 5:1-14
5:1. Sesudah itu
ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.
5:2 Di Yerusalem
dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut
Betesda; ada lima serambinya
5:3 dan di
serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta,
orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam
itu.
5:4 Sebab
sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu;
barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi
sembuh, apapun juga penyakitnya.
5:5 Di situ ada
seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
5:6 Ketika Yesus
melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama
dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
5:7 Jawab orang
sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam
kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu,
orang lain sudah turun mendahului aku."
5:8 Kata Yesus
kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
5:9 Dan pada
saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.
Tetapi hari itu hari Sabat.
5:10 Karena itu
orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini
hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu."
5:11 Akan tetapi
ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang
mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah."
5:12 Mereka
bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah
tilammu dan berjalanlah?"
5:13 Tetapi
orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah
menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
5:14 Kemudian
Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau
telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih
buruk."
Yesus tidak mendengarkan alasan pria itu. Dia tidak melawan alasan dengan
argument. Dia hanya berkata, "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah" (Yoh. 5:8). Pertanyaan yang penting adalah, akankah
pria malang yang sakit ini percaya kepada perkataan Kristus dan bertindak
atasnya meskipun ia menderita? Segera setelah pria itu memutuskan untuk
bertindak berdasarkan Firman Kristus, dia menjadi sembuh. Karunia penyembuhan
Yesus ada dalam firman-Nya. Perkataan Kristus membawa bersamanya kuasa Roh
Kudus untuk mencapai apa yang Kristus nyatakan.
"Jika Anda percaya pada janji itu—percaya bahwa Anda sudah diampuni
dan disucikan—Allah mewujudkannya dan Anda akan disempurnakan sebagaimana
Kristus telah memberi kemampuan berjalan bagi orang yang lumpuh ketika ia dia
percaya bahwa dia sudah disembuhkan. Demikianlah jika saudara
mempercayainya."
"Jangan
menunggu sampai merasa dirimu sudah disembuhkan, tetapi katakanlah, 'Saya
mempercayainya, demikianlah adanya, bukan karena saya merasa demikian, tetapi
karena Allah telah menjanjikannya.'"—Ellen G. White, Kebahagiaan Sejati, hlm. 59.
Mengapakah begitu penting untuk mempercayai
janji-janji Allah bagi pengampunan, terutama ketika kita merasa begitu
terhakimi dan bersalah bagi dosa-dosa kita? Mengapakah pengampunan harus
mendahului pembaruan di dalam hidup kita? Mengapakah penting untuk percaya
bahwa kita dapat mengalahkan melalui kuasa Kristus dalam hidup kita, bahkan
saat ini?
Jumat 6 September
Pendalaman: "Janganlah seorang pun
menyampaikan ide bahwa manusia memiliki sedikit atau tidak berperan aktif dalam
pekerjaan besar memenangkan; karena Allah tidak berbuat sesuatu bagi manusia
tanpa kerjasamanya. Jangan juga mengatakan bahwa setelah engkau melakukan semua
yang dapat engkau lakukan sebagai bagianmu, Yesus akan menolongmu. Kristus
mengatakan, 'Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa' (Yohanes 15:5). Dari awal hingga akhir manusia
adalah seorang pekerja bersama dengan Allah. Kecuali Roh Kudus bekerja pada
hati manusia, dalam setiap langkah kita akan tersandung dan jatuh. Usaha
manusia saja adalah sia-sia dan tidak berharga; tetapi kerjasama dengan Allah
berarti kemenangan.... Jangan pernah meninggalkan kesan pada pikiran bahwa
hanya sedikit atau bahkan tidak ada yang manusia dapat lakukan sebagai tanggung
jawabnya; tetapi justru ajar manusia untuk bekerja sama dengan Allah, agar ia
boleh berhasil di dalam memenangkan"—Ellen G. White, A New Life, hlm. 38, 39.
"Semua
penurutan sejati berasal dari dalam hati. Itulah pekerjaan hati bersama
Kristus. Dan kalau kita setuju, Ia akan menyamakan diri-Nya dengan pikiran dan
tujuan kita, menyatupadukan hati dan pikiran kita menjadi sesuai dengan
kehendak-Nya, sehingga bila menurut Dia, berarti kita melaksanakan dorongan
hati kita sendiri. Kemauan, yang dihaluskan dan disucikan, merupakan kesukaan
yang paling tinggi dalam melakukan pekerjaan-Nya. Bila kita mengenal Allah
karena kita mendapat hak istimewa untuk mengenal Dia, kehidupan kita menjadi
kehidupan yang suka menurut Oleh menghargai tabiat Kristus, oleh hubungan
dengan Allah, dosa akan menjadi suatu kebencian bagi kita"—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 309.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Pertumbuhan datang dalam kehidupan Kristen
saat kita menuntut janji olfeh melalu» iman, percaya bahwa Ia akan melakukan
apa yang Ia katakan. Apakah janji-janji yang dibuat untuk kita di sini? (t Yoh 1:7-9, FIp. 4:13, Vak.
1:5-8, Roma 8:31-3?% Bagaimanakah saudara dapat belajar untuk mempercayainya bagi dirimu sendiri?
Lebih penting lagi, pilihan apa yang saudara dapat buat yang akan menolong
janji-janji ini menjadi nyata dalam kehidupan saudara?
2.
Pelajarilah lebih lanjut gagasan tentang kerjakan keselamatanmu sendiri
dengan "takut dan gentar." Di kelas, bicarakanlah apa artinya itu,
khususnya dalam konteks keselamatan oleh iman saja* Apakah yang harus kita
takuti, apa yang seharusnya membuat kita gentar?
3.
Kapankah terakhir kalinya, seperti Petrus, bahwa saudara membuat sebuah
janji kepada Allah bahwa saudara, seberapa tulus pun saudara melakukannya saat
itu, benar-benar gagal untuk menepatinya? Apa yang saudara pelajari dari
kesalahan itu? Prinsip-prinsip apakah yang dapat kita temukan di dalam Alkitab
yang memungkinkan kita memiliki kemenangan yang dijanjikan bagi kita?
Pratinjau Pelajaran 11
Pembaruan: Memikirkan Gagasan-gagasan Baru
Sabat Petang
Bacalah
Untuk Pelajaran Pekan Ini: Kol. 3:1-4; 2 Kor. 3:17, 18; 10:3-5; Roma 12:2, 3;
Yoh. 10:10; Mat. 5:13-15.
Ayat Hafalan: "Karena itu,
kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas,
di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di
atas bukan yang d bumi." (Kolose 3:1, 2).
Isaac Watts dipercayakan dengan
lebih dari tujuh ratus lima hymne, banyak di antaranya dinyanyikan oleh ribuan orang Kristen saat ini. Dalam satu
kesempatan, sebuah parade diadakan di London untuk menghormati Watts.
Orang-orang memadati jalan-jalan untuk sekadar melihat orang yang terkenal ini.
Saat keretanya lewat di bawah balkon yang penuh dengan para penonton, seorang
wanita terkejut bahwa pria pendek ini, seorang yang sekarang sudah bungkuk
karena usia lanjut telah menulis lagu-lagu hymne yang begitu luar biasa. Dia
menjerit, "Apa saudara Isaac Watts?" Watts memberi isyarat agar
kereta berhenti. Dia meluruskan dirinya sehingga berdiri tegak dan berseru,
"Nyonya, seandainya aku dalam khayalan dapat meraih ujung bumi atau
memegang dunia dengan genggamanku, aku masih tetap diukur oleh pikiranku,
karena pikiran adalah ukuran dari seorang manusia."
Isaac Watts
benar. Pikiran adalah ukuran dari seorang manusia, dan pembaruan adalah
tentang pikiran kita. Jika kita memiliki pembaruan dalam pikiran kita, kita
akan memiliki pembaruan dalam tindakan kita. Pembaruan muncul ketika Roh Kudus
membawa pikiran kita ke dalam keselarasan dengan pikiran Kristus. Ketika itu
terjadi, tindakan kita akan mengikuti.
* Pelajari
pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, September 14.
No comments:
Post a Comment