Pelajaran 9 Triwulan III 2013

Pelajaran 9 Sekolah Sabat dalam bentuk ebook untuk  Apple Iphone, Ipad, Samsung, Android download di sini

Pembaruan: Hasil dari Kebangunan
Sabat Petang
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan Ini: 2 Taw. 20:17-20, 1 Kor. 6:19, 20; Why. 2:1-6; Roma 1:16, 17; Why. 14:6, 7, 12.
Ayat Hafalan: "Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang diku­duskan, mereka semua berasal dari satu; itulah sebabnya la tidak malu menyebut mereka saudara" (Ibrani 2:11).
Kebangunan adalah sebuah proses yang berkesinambungan. Setiap hari Tuhan kita mengundang kita ke dalam sukacita kehadiran-Nya. Sama seperti Israel dipelihara oleh manna yang turun dari surga, Yesus membentangkan perjamuan rohani bagi kita setiap hari. Setiap hari jiwa kita di­pelihara, roh kita disegarkan, dan hati kita dibangunkan kembali sementara kita berlutut dengan diam-diam di hadapan takhta-Nya, merenungkan Firman-Nya. Kebangunan rohani yang benar menuntun kepada perubahan dalam pola pikir kita, kebiasaan, dan gaya hidup; ini yang kita sebut "pembaruan."
"Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh. Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemu­liaan sekarang dan sampai selama-lamanya" (2 Ptr. 3:17,18). Istilah pembaruan hanya mengacu kepada "bertumbuh dalam kasih karunia"; mengizinkan Roh Kudus menyelaraskan setiap aspek kehidupan kita dengan kehendak Allah. Di wilayah di mana kita telah menyimpang dari ketaatan, kebangunan menghidup­kan kembali kerinduan kita untuk menyenangkan Allah. Pembaruan menuntun kita untuk membuat pilihan yang menantang untuk menyerahkan segala yang berdiri di antara kita dan Allah.

* Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 31 Agustus

Minggu 25 Agustus
PANGGILAN NABI BAGI PEMBARUAN
Allah sering mengutus nabi-nabi-Nya untuk memimpin Israel kepada keba­ngunan. Pembaruan secara tetap menyertai masa-masa kebangunan ini. Adalah perlu untuk memperhatikan bahwa meskipun umat Allah telah terseret jauh dari-Nya, mereka masih tetap umat pilihan-Nya. Kembali dan kembali, Dia mengu­tus juru kabar-juru kabar-Nya untuk menuntun mereka kembali. Contoh-contoh kebangunan dan pembaruan yang dicatat dalam Perjanjian Lama seringkali me­miliki karakteristik yang sama.
Kebangunan dan pembaruan muncul dalam Perjanjian Lama ketika ada ko­mitmen dari hati yang telah diperbarui untuk menuruti kehendak Allah. Ketika Israel "berbalik kepada jalan mereka sendiri" dan "setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Hakim. 21:25) Allah menarik berkat-Nya, dan bangsa itu menghadapi bencana dan kekalahan!
Dalam satu contoh, ketika umat Allah menghadapi salah satu tantangan ter­besar mereka—pertempuran dengan bani Amon dan Moab—Raja Yosafat me­nunjukkan kepemimpinan rohani yang luar biasa. Sepanjang krisis, sang raja berusaha untuk menjaga mata seluruh Israel difokuskan pada kekuatan Allah (2 Taw. 20:12).
Sang raja mengakui titik kritis dalam mempertahankan semua kebangunan dan pembaruan. Apakah nasihat yang sungguh-sungguh yang ia sampaikan ke­pada umat-Nya? Apakah model rohani yang kita temukan di sini untuk keba­ngunan dan pembaruan?
Bacalah 2 Tawarikh 20:1-20 dan ringkaskan instruksi raja Yosafat ke­pada bangsa Yehuda.
2 Tawarikh 20:1-20
20:1 Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.
20:2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.
20:3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
20:4 Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN.
20:5 Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru
20:6 dan berkata: "Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.
20:7 Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?
20:8 Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagi-Mu tempat kudus untuk nama-Mu. Kata mereka:
20:9 Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yakni pedang, penghukuman, penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri di muka rumah ini, di hadapan-Mu, karena nama-Mu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami.
20:10 Sekarang, lihatlah, bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir ini! Ketika orang Israel datang dari tanah Mesir, Engkau melarang mereka memasuki negerinya. Oleh sebab itu mereka menjauhinya dan tidak memusnahkannya.
20:11 Lihatlah, sebagai pembalasan mereka datang mengusir kami dari tanah milik yang telah Engkau wariskan kepada kami.
20:12 Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
20:13 Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka.
20:14 Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah,
20:15 dan berseru: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.
20:16 Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel.
20:17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu."
20:18 Lalu berlututlah Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem pun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya.
20:19 Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring.
20:20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"

"Allah adalah kekuatan Yehuda dalam krisis ini, dan Dia adalah kekuatan bagi umat-Nya saat ini. Kita tidak percaya kepada raja-raja, atau menempatkan manusia di tempat Allah. Kita harus mengingat bahwa manusia bisa salah dan khilaf, dan bahwa Dia yang memiliki segala kuasa adalah menara pertahanan yang kuat. Dalam setiap keadaan darurat kita perlu merasa bahwa pertempuran itu adalah milik-Nya. Sumber-sumber-Nya tidak terbatas, dan kemustahilan yang nyata akan membuat kemenangan jauh lebih besar."—Ellen G. White, Conflict and Courage, hlm. 217.
Pengalaman Yosafat menggambarkan esensi kebangunan dan pembaruan. Dia memimpin Israel ke dalam kesatuan untuk berpuasa, berdoa, percaya, dan menuruti Allah.
Bagaimanakah saudara bisa belajar, ketika ada dalam keadaan terte­kan dan tantangan-tantangan, untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ro­hani yang dinyatakan di sini? Apakah satu-satunya cara yang benar un­tuk melatih iman?

Senin 26 Agustus
PANGGILAN PAULUS UNTUK PEMBARUAN DI KORINTUS
Dalam surat Paulus kepada jemaat Korintus, ia menyatakan keprihatinan yang besar tentang kondisi kerohanian mereka. Banyak anggota telah menyim­pang dari cita-cita Allah. Situasinya serius, termasuk percabulan yang, Paulus katakan, tidak terlihat bahkan di antara orang-orang kafir (1 Kor. 5:1). Sekum­pulan besar masalah-masalah muncul sehingga Paulus harus menegur. Dalam penjelasan latar belakang tersebut, tidaklah susah untuk mengerti mengapa je­maat Korintus membutuhkan kebangunan dan pembaruan.
Nasihat apakah yang Paulus berikan kepada jemaat Korintus tentang kehidupan kerohanian mereka? Apa gagasan utama dalam ayat-ayat ber­ikut? 1 Kor. 6:19, 20; 9:24-27; 13:13; 15:1, 2, 27, 28.
1 Kor. 6:19, 20; 9:24-27; 13:13; 15:1, 2, 27, 28
6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

15:1 Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.
15:2 Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.

15:27 Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya.
15:28 Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.


Rasul Paulus mendesak mereka untuk tetap berpegang kepada iman mereka dan membuat kemuliaan Allah menjadi tujuan utama hidup mereka. Dia meya­kinkan kembali jemaat atas kasihnya dan meyakinkan mereka bahwa kuasa Allah lebih besar dari apa saja pencobaan yang mereka hadapi (1 Kor. 10:13).
Bagaimanakah jemaat Korintus menanggapi nasihat Paulus? 2 Kor.7:8-12.
2 Kor.7:8-12
7:8 Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya, karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu -- kendatipun untuk seketika saja lamanya --,
7:9 namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikit pun tidak dirugikan oleh karena kami.
7:10 Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.
7:11 Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu.
7:12 Sebab itu, jika aku telah menulis surat kepada kamu, maka bukanlah oleh karena orang yang berbuat salah, atau oleh karena orang yang menderita perbuatan salah, melainkan supaya kerelaanmu terhadap kami menjadi nyata bagi kamu di hadapan Allah.

Paulus sangat gembira dengan sambutan jemaat Korintus. Meskipun ia ma­sih memiliki keprihatinan ia menulis "Aku bersukacita, sebab aku dapat me­naruh kepercayaan kepada kamu dalam segala hal" (2 Kor, 7:16). Suatu peru­bahan. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat Korintus, Paulus meng­hukum mereka sebagai "duniawi." Dalam suratnya yang kedua ia menyatakan keyakinan yang penuh dalam pengalaman mereka yang baru bersama Allah. Roh Kudus membawa kepada jemaat Korintus pembaruan rohani. Kebangunan ini membawa pembaruan yang selaras. Pembaruan menuntun kepada peruba­han kebiasaan, perubahan hidup, perubahan hubungan. Jemaat Korintus masih menghadapi tantangan-tantangan rohani. Mereka memiliki bagian mereka atas godaan-godaan, tetapi mereka membuat kemajuan yang berarti dalam iman Kekristenan mereka. Kebangunan dan pembaruan bukanlah beberapa obat muja­rab untuk memecahkan semua persoalan rohani kita. Mereka adalah bagian dari perjalanan iman yang berkesinambungan.

Selasa 27 Agustus
PANGGILAN WAHYU UNTUK PEMBARUAN DI EFESUS
Tujuh jemaat yang dijelaskan dalam Wahyu 2 dan 3 adalah perwakilan dari gereja-gereja Kristen sepanjang abad. Ini adalah pandangan yang telah diterima oleh pelajar-pelajar Alkitab selama berabad-abad. Para penafsir dari gereja Advent secara historis juga telah menerima posisi ini.
Malaikat memerintahkan Yohanes untuk '"menulis apa yang telah kau li­hat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini"' (Why. 1:19). Penglihatan tujuh jemaat berhubungan dengan masa lampau, sekarang, dan masa depan. Ini mencatat kemenangan-kemenangan gereja Allah, serta ke­gagalannya. Ini membagikan kemenangan gereja, serta kekalahannya. Meskipun tujuh jemaat dapat mewakili sebuah rangkaian kesatuan sejarah iman Kristen selama berabad-abad, ada pelajaran-pelajaran penting dalam masing-masing gereja ini bagi umat Allah saat ini.
Efesus, sebagai contoh, memberikan ilustrasi yang mencolok tentang pang­gilan sura untuk kebangunan dan pembaruan.
Bacalah wahyu 2:1-6. Apakah hal-hal yang baik mengenai gereja ini? Tetapi, apakah juga masalah-masalahnya?
wahyu 2:1-6
2:1 "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
2:2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
2:3 Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
2:4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
2:6 Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.


Efesus, di sini, disamakan dengan gereja Perjanjian Baru dari sekitar tahun 31 AD ke 100 AD. Orang Kristen yang mula-mula ini begitu tekun bagi iman mereka. Mereka bekerja tanpa henti bagi kemajuan Injil. Para murid dengan te­kun menjaga kemurnian doktrin gereja. Mereka tidak memiliki toleransi untuk bidat dan merupakan pembela-pembela kebenaran yang andal.
Seiring berjalannya waktu, bagaimana pun juga, anggota-anggota jemaat mulai kehilangan "kasih mereka yang mula-mula." Mereka menggantikan tu­gas untuk kesetiaan. Melakukan pekerjaan Yesus menjadi lebih penting dari­pada hubungan mereka dengan-Nya. Secara bertahap dan hampir tidak terasa, pengalaman mereka dengan Yesus mulai menjauh. Mereka bekerja dengan ke­ras untuk mempertahankan iman, tetapi sesuatu yang vital dalam pengalaman kerohanian mereka sendiri sedang hilang. Cinta untuk Yesus dan kepada se­sama sangat kurang.
Bagaimanakah rasanya saat saudara pertama kali mengenal Yesus? Bagaimana saudara bisa tetap mempertahankan “kasih yang mula-mula” itu? Mengapakah begitu penting yang saudara lakukan? Hal-hal apa yang mengancam untuk memalingkan saudara menjauh dari kasih itu?

Rabu 28 Agustus
PANGGILAN MARTIN LUTHER UNTUK PEMBARUAN
Ketika kita berpikir kata pembaruan pikiran kita secara alami ditarik ke­pada Pembaruan Protestan dan Martin Luther. Sampai saat itu, Kekristenan barat kebanyakan terkungkung dalam tradisi. Ajaran gereja membayangi pengajaran Yesus. Tradisi lebih banyak dikutip ketimbang Alkitab. Orang banyak didominasi oleh rasa takut. Mereka memiliki sedikit atau tidak memiliki jaminan ke­selamatan. Bingung dan bingung, mereka bergumul untuk percaya bahwa Allah benar-benar rindu menyelamatkan mereka.
Adalah pada titik penting dari sejarah keagamaan inilah Allah menampilkan Martin Luther, di antara yang lain, untuk memimpin umat-Nya ke dalam pembaruan yang menyeluruh. Luther telah bergumul dengan perasaan bersalah atas dosa-dosanya sendiri untuk bertahun-tahun hingga terang Injil menerobos..
Bacalah ayat-ayat berikut dari buku Roma. Mengapa ayat-ayat terse­but membawa satu dampak yang luar biasa dalam kehidupan Luther? Me­ngapa ayat-ayat tersebut begitu penting dalam menuntun kita kepada kebangunan iman dan pembaruan? Roma 1:16, 17; 3:21-25; 5:6-11; 8:1-4.
Roma 1:16, 17; 3:21-25; 5:6-11; 8:1-4
1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."

3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
3:22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar -- tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati --.
5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
8:2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
8:3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
8:4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

"Orang berdosa dapat dibenarkan oleh Allah hanya ketika Ia mengampuni dosa mereka, membatalkan hukuman yang layak mereka terima, dan memper­lakukan mereka seolah-olah mereka adalah benar dan tidak pernah berdosa, me­nerima mereka ke dalam kebaikan Ilahi dan memperlakukan mereka sebagai orang benar. Mereka dibenarkan hanya melalui kebenaran Kristus yangdiperhitungkan. Bapa menerima Anak, dan melalui korban pendamaian Anak-Nya me­nerima orang berdosa"—Elien G. White, Selected Messages, jld. 3, hlm. 194,
Memahami kasih karunia adalah hidup yang berubah. Ini adalah inti dari Kekristenan. Kebaikan dan kasih karunia yang tidak layak diterima adalah landasan dari iman kita. Melalui kehidupan, kematian, kebangkitan, pelayanan keimamatan Yesus, karunia hidup kekal menjadi milik kita. Menerima dengan iman, kita memiliki jaminan keselamatan.     
Kebangunan berkaitan dengan menghargai pemberian kasih karunia setiap hari. Tidak ada yang lebih mengangkat secara rohani daripada bersukacita se­tiap hari dalam kebaikan dan kasih karunia Allah. Pembaruan adalah menghidupkan kasih karunia itu dalam segala yang kita lakukan.
Pikirkanlah pengharapan besar bahwa keselamatan ditemukan pada apa yang Kristus telah lakukan bagi saudara. Mengapa kebenaran itu harus menjadi dasar dari setiap kebangunan dan pembaruan dalam hidup saudara?

Kamis 29 Agustus
PANGGILAN SURGA UNTUK PEMBARUAN AKHIR ZAMAN
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah sebuah gerakan pembaruan. Itu dimunculkan oleh Allah untuk memulihkan hilangnya pandangan akan kebe­naran Alkitab selama berabad-abad yang lalu. Meskipun Roh Kudus bekerja dengan penuh kuasa melalui para pembaru-pembaru, ada kebenaran-kebenaran yang penting yang mereka tidak mengerti dengan sepenuhnya. Allah masih me­miliki banyak kebenaran untuk diungkapkan kepada umat-Nya.
Allah tidak tertarik pada pengertian kebenaran kita yang sekadar memenuhi pikiran kita dengan lebih banyak pengetahuan agama. Kebenaran-kebenaran Al­kitab adalah jendela ke dalam hati-Nya. Mereka mengungkapkan sesuatu ten­tang karakter-Nya. Semakin jelas kita memahami kebenaran firman-Nya, se­makin kita akan benar-benar memahami kedalaman kasih-Nya. Doktrin palsu mengacaukan karakter-Nya. Kebenaran membuka kedok kebohongan Setan dan mengungkapkan siapa dia sebenarnya (misalnya, siksaan kekal di surga sebagai contoh utama dari apa yang tersembunyi "dalam hati Setan).
Dari dimulainya pertentangan besar di sorga, Setan telah berusaha untuk memfitnah karakter Allah. Dia telah berbohong tentang maksud Allah terhadap ciptaan-Nya. Tetapi, dalam kehidupan yang Ia hidupkan, dalam kebenaran yang Ia ajarkan, dan dalam kematian yang Ia telah mati, Yesus mengungkapkan apa yang Bapa Surgawi-Nya benar-benar sukai.
Bacalah pekabaran Allah pada akhir zaman tentang kebangunan dan pembaruan (Why. 14:6, 7, 12). Bacalah dengan saksama apa yang dinyatakan di sana. Apa yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita tentang karak­ter Allah?
Why. 14:6, 7, 12
14:6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
14:12 Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Pekabaran Allah tentang "Injil Kekal" pada akhir zaman termasuk pang­gilan untuk menurut kepada kehendak Allah dalam terang jam penghakiman. Penghakiman mengungkapkan ke seluruh alam semesta baik keadilan dan ke­murahan Allah. Dalam abad evolusi, pekabaran Yesus tentang pembaruan juga memanggil kembali umat-Nya untuk menyembah Sang Pencipta pada hari Sa­bat Alkitab yang benar. Hari Sabat adalah teguran yang menakjubkan kepada kesalahan evolusi Darwin dan kepada gambaran yang kasar dan kejam tentang Allah yang evolusi sajikan.
Apakah artinya bahwa seluruh dasar dari pekabaran ini adalah "Injil yang kekal?" Bagaimanakah saudara setiap hari dapat memiliki jaminan bahwa pekabaran Injil ini adalah bagi saudara, apa pun kesalahan sau­dara? Mengapakah begitu penting bahwa saudara setiap hari mengklaim pekabaran Injil bagi diri saudara sendiri?

Jumat 30 Agustus
Pendalaman: "Kebangunan dan pembaruan harus berlangsung di bawah bantuan Roh Kudus. Kebangunan dan pembaruan ada dua hal yang berbeda. Kebangunan menandakan pembaruan hidup rohani, meningkatkan kuasa pikiran dan hati, kebangkitan dari kematian rohani. Pembaruan menandai suatu penga­turan kembali, perubahan ide dan teori, kebiasaan dan praktik. Pembaruan tidak akan menghasilkan buah kebenaran yang baik kecuali itu dihubungkan dengan kebangunan Roh. Kebangunan dan pembaruan melakukan pekerjaan mereka masing-masing, dan dalam melakukan ini mereka harus digabungkan."—Ellen G. White, The Advent Review and Sabbath Herald, Feb. 25, 1902.
"Apapun yang menjadi pekerjaan mereka, hanya mereka yang melayani dunia dengan hatinya yang akan bertindak berdasarkan kebijaksanaan ganti­nya bertindak atas prinsip keagamaan. Kita harus memilih yang benar karena itu adalah benar, dan menyerahkan segala konsekuensinya kepada Allah. Ke­pada orang-orang yang berprinsip, beriman dan mempunyai keberanian, dunia ini berutang karena pembaruan yang besar. Oleh orang-orang seperti itu peker­jaan pembaruan bagi zaman ini harus diteruskan"—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 481.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.       Dalam panggilan kebangunan dan pembaruan, apakah yang harus datang terlebih dulu, kebangunan atau pembaruan, dan mengapa?
2.        Mengapakah kebangunan dan pembaruan adalah menyangkut hati melebihi yang lain? Mengapakah hal itu harus dimulai secara pri­badi, dan masing-masing kita membuat pilihan secara sadar untuk memperbarui perjalanan kita dengan Allah, untuk mendekat kepada- Nya, dan mencari lebih sungguh-sungguh dibandingkan sebelumnya untuk melakukan kehendak-Nya? Apakah bahaya menunggu orang di bangku sebelahmu untuk melakukan ini, atau menunggu pendeta untuk memulainya? Mengapakah harus saudara, dirimu sendiri, se­karang, buatlah pilihan untuk berserah lebih sungguh kepada Tuhan sehingga Ia akan bekerja untuk saudara?
3.       Tidak ada yang dapat mematikan panggilan bagi kebangunan dan pembaruan lebih dari roh yang kasar dan menghakimi terhadap me­reka yang kelihatannya tidak hidup sesuai standar yang kita pikir­kan mereka seharusnya lakukan. Bagaimanakah kita dapat belajar menghindari perangkap berbahaya itu sementara pada saat yang sama berdiri bagi kebenaran yang telah dipercayakan kepada kita?



No comments:

Post a Comment