Pelajaran 9 Sekolah Sabat dalam bentuk ebook untuk Apple Iphone, Ipad, Samsung, Android download di sini
Pembaruan: Hasil dari Kebangunan
Sabat
Petang
Bacalah
Untuk Pelajaran Pekan Ini: 2 Taw. 20:17-20, 1 Kor. 6:19, 20; Why. 2:1-6; Roma
1:16, 17; Why. 14:6, 7, 12.
Ayat Hafalan: "Sebab Ia yang
menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari satu; itulah
sebabnya la tidak malu menyebut mereka saudara" (Ibrani 2:11).
Kebangunan adalah sebuah proses yang berkesinambungan. Setiap hari Tuhan
kita mengundang kita ke dalam sukacita kehadiran-Nya. Sama seperti Israel
dipelihara oleh manna yang turun dari surga, Yesus membentangkan perjamuan
rohani bagi kita setiap hari. Setiap hari jiwa kita dipelihara, roh kita
disegarkan, dan hati kita dibangunkan kembali sementara kita berlutut dengan
diam-diam di hadapan takhta-Nya, merenungkan Firman-Nya. Kebangunan rohani yang
benar menuntun kepada perubahan dalam pola pikir kita, kebiasaan, dan gaya
hidup; ini yang kita sebut "pembaruan."
"Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui
hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam
kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu
yang teguh. Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan
Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan sekarang dan
sampai selama-lamanya" (2 Ptr. 3:17,18). Istilah pembaruan
hanya mengacu kepada "bertumbuh dalam kasih karunia"; mengizinkan Roh
Kudus menyelaraskan setiap aspek kehidupan kita dengan kehendak Allah. Di
wilayah di mana kita telah menyimpang dari ketaatan, kebangunan menghidupkan
kembali kerinduan kita untuk menyenangkan Allah. Pembaruan menuntun kita untuk
membuat pilihan yang menantang untuk menyerahkan segala yang berdiri di antara
kita dan Allah.
* Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 31 Agustus
Minggu 25 Agustus
PANGGILAN NABI BAGI PEMBARUAN
Allah sering mengutus nabi-nabi-Nya untuk memimpin Israel kepada kebangunan.
Pembaruan secara tetap menyertai masa-masa kebangunan ini. Adalah perlu untuk
memperhatikan bahwa meskipun umat Allah telah terseret jauh dari-Nya, mereka
masih tetap umat pilihan-Nya. Kembali dan kembali, Dia mengutus juru
kabar-juru kabar-Nya untuk menuntun mereka kembali. Contoh-contoh kebangunan
dan pembaruan yang dicatat dalam Perjanjian Lama seringkali memiliki
karakteristik yang sama.
Kebangunan dan pembaruan muncul dalam Perjanjian Lama ketika ada komitmen
dari hati yang telah diperbarui untuk menuruti kehendak Allah. Ketika Israel
"berbalik kepada jalan mereka sendiri" dan "setiap orang berbuat
apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Hakim. 21:25) Allah
menarik berkat-Nya, dan bangsa itu menghadapi bencana dan kekalahan!
Dalam satu contoh, ketika umat Allah menghadapi salah satu tantangan terbesar
mereka—pertempuran dengan bani Amon dan Moab—Raja Yosafat menunjukkan
kepemimpinan rohani yang luar biasa. Sepanjang krisis, sang raja berusaha untuk
menjaga mata seluruh Israel difokuskan pada kekuatan Allah (2 Taw. 20:12).
Sang raja
mengakui titik kritis dalam mempertahankan semua kebangunan dan pembaruan.
Apakah nasihat yang sungguh-sungguh yang ia sampaikan kepada umat-Nya? Apakah
model rohani yang kita temukan di sini untuk kebangunan dan pembaruan?
Bacalah 2
Tawarikh 20:1-20 dan ringkaskan instruksi raja Yosafat kepada bangsa Yehuda.
2 Tawarikh
20:1-20
20:1 Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.
20:2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.
20:3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
20:4 Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN.
20:5 Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru
20:6 dan berkata: "Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.
20:7 Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?
20:8 Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagi-Mu tempat kudus untuk nama-Mu. Kata mereka:
20:9 Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yakni pedang, penghukuman, penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri di muka rumah ini, di hadapan-Mu, karena nama-Mu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami.
20:10 Sekarang, lihatlah, bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir ini! Ketika orang Israel datang dari tanah Mesir, Engkau melarang mereka memasuki negerinya. Oleh sebab itu mereka menjauhinya dan tidak memusnahkannya.
20:11 Lihatlah, sebagai pembalasan mereka datang mengusir kami dari tanah milik yang telah Engkau wariskan kepada kami.
20:12 Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
20:13 Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka.
20:14 Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah,
20:15 dan berseru: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.
20:16 Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel.
20:17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu."
20:18 Lalu berlututlah Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem pun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya.
20:19 Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring.
20:20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"
20:2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.
20:3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
20:4 Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN.
20:5 Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru
20:6 dan berkata: "Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.
20:7 Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?
20:8 Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagi-Mu tempat kudus untuk nama-Mu. Kata mereka:
20:9 Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yakni pedang, penghukuman, penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri di muka rumah ini, di hadapan-Mu, karena nama-Mu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami.
20:10 Sekarang, lihatlah, bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir ini! Ketika orang Israel datang dari tanah Mesir, Engkau melarang mereka memasuki negerinya. Oleh sebab itu mereka menjauhinya dan tidak memusnahkannya.
20:11 Lihatlah, sebagai pembalasan mereka datang mengusir kami dari tanah milik yang telah Engkau wariskan kepada kami.
20:12 Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
20:13 Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka.
20:14 Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah,
20:15 dan berseru: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.
20:16 Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel.
20:17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu."
20:18 Lalu berlututlah Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem pun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya.
20:19 Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring.
20:20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"
"Allah adalah kekuatan Yehuda dalam krisis ini, dan Dia adalah
kekuatan bagi umat-Nya saat ini. Kita tidak percaya kepada raja-raja, atau
menempatkan manusia di tempat Allah. Kita harus mengingat bahwa manusia bisa salah
dan khilaf, dan bahwa Dia yang memiliki segala kuasa adalah menara pertahanan
yang kuat. Dalam setiap keadaan darurat kita perlu merasa bahwa pertempuran itu
adalah milik-Nya. Sumber-sumber-Nya tidak terbatas, dan kemustahilan yang nyata
akan membuat kemenangan jauh lebih besar."—Ellen G. White, Conflict and
Courage, hlm. 217.
Pengalaman
Yosafat menggambarkan esensi kebangunan dan pembaruan. Dia memimpin Israel ke
dalam kesatuan untuk berpuasa, berdoa, percaya, dan menuruti Allah.
Bagaimanakah saudara bisa belajar, ketika ada dalam
keadaan tertekan dan tantangan-tantangan, untuk mengaplikasikan
prinsip-prinsip rohani yang dinyatakan di sini? Apakah satu-satunya cara yang
benar untuk melatih iman?
Senin 26 Agustus
PANGGILAN PAULUS UNTUK PEMBARUAN DI
KORINTUS
Dalam surat
Paulus kepada jemaat Korintus, ia menyatakan keprihatinan yang besar tentang
kondisi kerohanian mereka. Banyak anggota telah menyimpang dari cita-cita
Allah. Situasinya serius, termasuk percabulan yang, Paulus katakan, tidak
terlihat bahkan di antara orang-orang kafir (1 Kor. 5:1). Sekumpulan
besar masalah-masalah muncul sehingga Paulus harus menegur. Dalam penjelasan
latar belakang tersebut, tidaklah susah untuk mengerti mengapa jemaat Korintus
membutuhkan kebangunan dan pembaruan.
Nasihat apakah yang Paulus berikan kepada jemaat Korintus tentang kehidupan
kerohanian mereka? Apa gagasan utama dalam ayat-ayat berikut? 1 Kor. 6:19, 20; 9:24-27; 13:13;
15:1, 2, 27, 28.
1 Kor. 6:19, 20; 9:24-27; 13:13; 15:1, 2, 27, 28
6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari
Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah
lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang
pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja
yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu
memperolehnya!
9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian
dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian
untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu
mahkota yang abadi.
9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan
dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya
seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku
sendiri ditolak.
13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu
iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
15:1 Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau
mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu
terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.
15:2 Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu
teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali
kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.
15:27 Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya
di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah
ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan
segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya.
15:28 Tetapi kalau segala sesuatu telah
ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan
diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya,
supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Rasul Paulus mendesak mereka untuk tetap berpegang kepada iman mereka dan
membuat kemuliaan Allah menjadi tujuan utama hidup mereka. Dia meyakinkan
kembali jemaat atas kasihnya dan meyakinkan mereka bahwa kuasa Allah lebih
besar dari apa saja pencobaan yang mereka hadapi (1 Kor. 10:13).
Bagaimanakah jemaat Korintus
menanggapi nasihat Paulus? 2 Kor.7:8-12.
2 Kor.7:8-12
7:8 Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu
dengan suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku
menyesalkannya, karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu -- kendatipun
untuk seketika saja lamanya --,
7:9 namun sekarang aku bersukacita, bukan karena
kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat.
Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikit pun
tidak dirugikan oleh karena kami.
7:10 Sebab dukacita menurut kehendak Allah
menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan
disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.
7:11 Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita
yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar,
bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan,
penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak
bersalah di dalam perkara itu.
7:12 Sebab itu, jika aku telah menulis surat
kepada kamu, maka bukanlah oleh karena orang yang berbuat salah, atau oleh
karena orang yang menderita perbuatan salah, melainkan supaya kerelaanmu
terhadap kami menjadi nyata bagi kamu di hadapan Allah.
Paulus sangat
gembira dengan sambutan jemaat Korintus. Meskipun ia masih memiliki
keprihatinan ia menulis "Aku bersukacita, sebab aku dapat menaruh
kepercayaan kepada kamu dalam segala hal" (2 Kor, 7:16). Suatu perubahan.
Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat Korintus, Paulus menghukum mereka
sebagai "duniawi." Dalam suratnya yang kedua ia menyatakan keyakinan
yang penuh dalam pengalaman mereka yang baru bersama Allah. Roh Kudus membawa
kepada jemaat Korintus pembaruan rohani. Kebangunan ini membawa pembaruan yang
selaras. Pembaruan menuntun kepada perubahan kebiasaan, perubahan hidup,
perubahan hubungan. Jemaat Korintus masih menghadapi tantangan-tantangan
rohani. Mereka memiliki bagian mereka atas godaan-godaan, tetapi mereka membuat
kemajuan yang berarti dalam iman Kekristenan mereka. Kebangunan dan pembaruan
bukanlah beberapa obat mujarab untuk memecahkan semua persoalan rohani kita.
Mereka adalah bagian dari perjalanan iman yang berkesinambungan.
Selasa 27 Agustus
PANGGILAN WAHYU UNTUK PEMBARUAN DI
EFESUS
Tujuh jemaat yang dijelaskan dalam Wahyu 2 dan 3 adalah perwakilan
dari gereja-gereja Kristen sepanjang abad. Ini adalah pandangan yang telah
diterima oleh pelajar-pelajar Alkitab selama berabad-abad. Para penafsir dari
gereja Advent secara historis juga telah menerima posisi ini.
Malaikat memerintahkan Yohanes untuk '"menulis apa yang telah kau lihat,
baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini"' (Why.
1:19). Penglihatan tujuh jemaat berhubungan dengan masa lampau, sekarang,
dan masa depan. Ini mencatat kemenangan-kemenangan gereja Allah, serta kegagalannya.
Ini membagikan kemenangan gereja, serta kekalahannya. Meskipun tujuh jemaat
dapat mewakili sebuah rangkaian kesatuan sejarah iman Kristen selama
berabad-abad, ada pelajaran-pelajaran penting dalam masing-masing gereja ini
bagi umat Allah saat ini.
Efesus, sebagai
contoh, memberikan ilustrasi yang mencolok tentang panggilan sura untuk
kebangunan dan pembaruan.
Bacalah wahyu 2:1-6. Apakah hal-hal yang baik mengenai gereja ini? Tetapi,
apakah juga masalah-masalahnya?
wahyu 2:1-6
2:1 "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan
kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
2:2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih
payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap
orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya
rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta.
2:3 Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh
karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
2:4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena
engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau
telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.
Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki
dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
2:6 Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau
membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Efesus, di sini, disamakan dengan gereja Perjanjian Baru dari sekitar tahun
31 AD ke 100 AD. Orang Kristen yang mula-mula ini begitu tekun bagi iman
mereka. Mereka bekerja tanpa henti bagi kemajuan Injil. Para murid dengan tekun
menjaga kemurnian doktrin gereja. Mereka tidak memiliki toleransi untuk bidat
dan merupakan pembela-pembela kebenaran yang andal.
Seiring
berjalannya waktu, bagaimana pun juga, anggota-anggota jemaat mulai kehilangan
"kasih mereka yang mula-mula." Mereka menggantikan tugas untuk
kesetiaan. Melakukan pekerjaan Yesus menjadi lebih penting daripada hubungan
mereka dengan-Nya. Secara bertahap dan hampir tidak terasa, pengalaman mereka
dengan Yesus mulai menjauh. Mereka bekerja dengan keras untuk mempertahankan
iman, tetapi sesuatu yang vital dalam pengalaman kerohanian mereka sendiri
sedang hilang. Cinta untuk Yesus dan kepada sesama sangat kurang.
Bagaimanakah rasanya saat saudara pertama kali
mengenal Yesus? Bagaimana saudara bisa tetap mempertahankan “kasih yang
mula-mula” itu? Mengapakah begitu penting yang saudara lakukan?
Hal-hal apa yang mengancam untuk memalingkan saudara menjauh dari kasih itu?
Rabu 28 Agustus
PANGGILAN MARTIN LUTHER UNTUK
PEMBARUAN
Ketika kita berpikir kata pembaruan pikiran kita secara alami ditarik
kepada Pembaruan
Protestan dan Martin Luther. Sampai saat itu, Kekristenan barat kebanyakan terkungkung dalam
tradisi. Ajaran gereja membayangi pengajaran Yesus. Tradisi lebih banyak dikutip
ketimbang Alkitab. Orang banyak didominasi oleh rasa takut. Mereka memiliki sedikit atau
tidak memiliki jaminan keselamatan. Bingung dan bingung, mereka bergumul untuk
percaya bahwa Allah benar-benar
rindu menyelamatkan mereka.
Adalah pada
titik penting dari sejarah keagamaan inilah Allah menampilkan Martin Luther, di
antara yang lain, untuk memimpin umat-Nya ke dalam pembaruan yang menyeluruh. Luther telah
bergumul dengan perasaan bersalah atas dosa-dosanya sendiri untuk
bertahun-tahun hingga terang Injil menerobos..
Bacalah ayat-ayat berikut dari buku Roma. Mengapa ayat-ayat tersebut
membawa satu dampak yang luar biasa dalam kehidupan Luther? Mengapa ayat-ayat
tersebut begitu penting dalam menuntun kita kepada kebangunan iman dan
pembaruan? Roma 1:16, 17; 3:21-25; 5:6-11; 8:1-4.
Roma 1:16, 17; 3:21-25; 5:6-11; 8:1-4
1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh
dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang
yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah,
yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis:
"Orang benar akan hidup oleh iman."
3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat
kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat
dan Kitab-kitab para nabi,
3:22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam
Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan
telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah
menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk
menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah
terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah
mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk
orang yang benar -- tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani
mati --.
5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya
kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih
berdosa.
5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah
dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru,
diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang
sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah
bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah
menerima pendamaian itu.
8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman
bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
8:2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan
kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
8:3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum
Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan
mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai
dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
8:4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di
dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
"Orang
berdosa dapat dibenarkan oleh Allah hanya ketika Ia mengampuni dosa mereka,
membatalkan hukuman yang layak mereka terima, dan memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah benar dan tidak
pernah berdosa, menerima mereka
ke dalam kebaikan Ilahi dan memperlakukan mereka sebagai orang benar. Mereka
dibenarkan hanya melalui kebenaran Kristus yangdiperhitungkan. Bapa menerima
Anak, dan melalui korban pendamaian Anak-Nya menerima orang berdosa"—Elien G. White, Selected
Messages, jld. 3, hlm. 194,
Memahami kasih karunia adalah hidup yang berubah. Ini
adalah inti dari Kekristenan. Kebaikan dan kasih karunia yang tidak layak
diterima adalah landasan dari iman
kita. Melalui kehidupan, kematian, kebangkitan, pelayanan keimamatan Yesus,
karunia hidup kekal menjadi milik kita. Menerima dengan iman, kita memiliki jaminan
keselamatan.
Kebangunan
berkaitan dengan menghargai pemberian kasih karunia setiap hari. Tidak ada yang lebih mengangkat secara rohani
daripada bersukacita setiap
hari dalam kebaikan dan kasih karunia Allah. Pembaruan adalah menghidupkan kasih karunia itu dalam
segala yang kita lakukan.
Pikirkanlah pengharapan besar bahwa keselamatan
ditemukan pada apa yang Kristus telah lakukan bagi saudara. Mengapa kebenaran
itu harus menjadi dasar dari setiap kebangunan dan pembaruan dalam hidup
saudara?
Kamis 29 Agustus
PANGGILAN SURGA UNTUK PEMBARUAN AKHIR
ZAMAN
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah sebuah gerakan pembaruan. Itu
dimunculkan oleh Allah untuk memulihkan hilangnya pandangan akan kebenaran
Alkitab selama berabad-abad yang lalu. Meskipun Roh Kudus bekerja dengan penuh
kuasa melalui para pembaru-pembaru, ada kebenaran-kebenaran yang penting yang
mereka tidak mengerti dengan sepenuhnya. Allah masih memiliki banyak kebenaran
untuk diungkapkan kepada umat-Nya.
Allah tidak tertarik pada pengertian kebenaran kita yang sekadar memenuhi
pikiran kita dengan lebih banyak pengetahuan agama. Kebenaran-kebenaran Alkitab
adalah jendela ke dalam hati-Nya. Mereka mengungkapkan sesuatu tentang
karakter-Nya. Semakin jelas kita memahami kebenaran firman-Nya, semakin kita
akan benar-benar memahami kedalaman kasih-Nya. Doktrin palsu mengacaukan
karakter-Nya. Kebenaran membuka kedok kebohongan Setan dan mengungkapkan siapa
dia sebenarnya (misalnya, siksaan kekal di surga sebagai contoh utama dari apa
yang tersembunyi "dalam hati Setan).
Dari dimulainya
pertentangan besar di sorga, Setan telah berusaha untuk memfitnah karakter
Allah. Dia telah berbohong tentang maksud Allah terhadap ciptaan-Nya. Tetapi,
dalam kehidupan yang Ia hidupkan, dalam kebenaran yang Ia ajarkan, dan dalam
kematian yang Ia telah mati, Yesus mengungkapkan apa yang Bapa Surgawi-Nya
benar-benar sukai.
Bacalah pekabaran Allah pada akhir zaman tentang
kebangunan dan pembaruan (Why. 14:6, 7, 12). Bacalah dengan saksama apa yang dinyatakan di sana. Apa yang ayat-ayat ini
ajarkan kepada kita tentang karakter Allah?
Why. 14:6, 7, 12
14:6 Dan aku melihat seorang malaikat lain
terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk
diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan
suku dan bahasa dan kaum,
14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring:
"Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat
penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan
laut dan semua mata air."
14:12 Yang penting di sini ialah ketekunan
orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.
Pekabaran Allah tentang "Injil Kekal" pada akhir zaman termasuk
panggilan untuk menurut kepada kehendak Allah dalam terang jam penghakiman.
Penghakiman mengungkapkan ke seluruh alam semesta baik keadilan dan kemurahan
Allah. Dalam abad evolusi, pekabaran Yesus tentang pembaruan juga memanggil
kembali umat-Nya untuk menyembah Sang Pencipta pada hari Sabat Alkitab yang
benar. Hari Sabat adalah teguran yang menakjubkan kepada kesalahan evolusi
Darwin dan kepada gambaran yang kasar dan kejam tentang Allah yang evolusi
sajikan.
Apakah artinya bahwa seluruh dasar dari pekabaran ini
adalah "Injil yang kekal?" Bagaimanakah saudara setiap hari dapat
memiliki jaminan bahwa pekabaran Injil ini adalah bagi saudara, apa pun
kesalahan saudara? Mengapakah begitu penting bahwa saudara setiap hari
mengklaim pekabaran Injil bagi diri saudara sendiri?
Jumat 30 Agustus
Pendalaman: "Kebangunan dan pembaruan
harus berlangsung di bawah bantuan Roh Kudus. Kebangunan dan pembaruan ada dua
hal yang berbeda. Kebangunan menandakan pembaruan hidup rohani, meningkatkan
kuasa pikiran dan hati, kebangkitan dari kematian rohani. Pembaruan menandai
suatu pengaturan kembali, perubahan ide dan teori, kebiasaan dan praktik.
Pembaruan tidak akan menghasilkan buah kebenaran yang baik kecuali itu
dihubungkan dengan kebangunan Roh. Kebangunan dan pembaruan melakukan pekerjaan
mereka masing-masing, dan dalam melakukan ini mereka harus digabungkan."—Ellen
G. White, The Advent Review and Sabbath Herald, Feb. 25, 1902.
"Apapun
yang menjadi pekerjaan mereka, hanya mereka yang melayani dunia dengan hatinya
yang akan bertindak berdasarkan kebijaksanaan gantinya bertindak atas prinsip
keagamaan. Kita harus memilih yang benar karena itu adalah benar, dan
menyerahkan segala konsekuensinya kepada Allah. Kepada orang-orang yang
berprinsip, beriman dan mempunyai keberanian, dunia ini berutang karena
pembaruan yang besar. Oleh orang-orang seperti itu
pekerjaan pembaruan bagi zaman ini harus diteruskan"—Ellen G. White,
Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 481.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Dalam panggilan kebangunan dan pembaruan, apakah yang harus datang terlebih
dulu, kebangunan atau pembaruan, dan mengapa?
2.
Mengapakah kebangunan dan pembaruan adalah menyangkut hati melebihi yang
lain? Mengapakah hal itu harus dimulai secara pribadi, dan masing-masing kita
membuat pilihan secara sadar untuk memperbarui perjalanan kita dengan Allah,
untuk mendekat kepada- Nya, dan mencari lebih sungguh-sungguh dibandingkan
sebelumnya untuk melakukan kehendak-Nya? Apakah bahaya menunggu orang di bangku
sebelahmu untuk melakukan ini, atau menunggu pendeta untuk memulainya?
Mengapakah harus saudara, dirimu sendiri, sekarang, buatlah pilihan untuk
berserah lebih sungguh kepada Tuhan sehingga Ia akan bekerja untuk saudara?
3.
Tidak ada yang dapat mematikan panggilan bagi kebangunan dan pembaruan
lebih dari roh yang kasar dan menghakimi terhadap mereka yang kelihatannya
tidak hidup sesuai standar yang kita pikirkan mereka seharusnya lakukan.
Bagaimanakah kita dapat belajar menghindari perangkap berbahaya itu sementara
pada saat yang sama berdiri bagi kebenaran yang telah dipercayakan kepada kita?
No comments:
Post a Comment