Pelajaran 5 sekolah sabat dalam bentuk ebook untuk Iphone, Ipad, Samsung dan Android download di sini
Penurutan: Buah Dari Kebangunan
Sabat Petang
Bacalah
Untuk Pelajaran Pekan Ini: Mat. 26:69-74, Kisah 5:28-32, 6:3-10, 9:1-9, Flp.
2:5-8.
AYAT HAFALAN: "Karena senjata
kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang
diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan
benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap
kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan
Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus"
(2 Korintus 10:4, 5).
Sebuah ilustrasi tentang dampak kebangunan pada
kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada Kebangunan di Welsh tahun 1904. Evan
Roberts dan beberapa temannya mulai dengan sungguh-sungguh berdoa untuk pencurahan Roh Kudus. Mereka
mengantarai, belajar Alkitab, dan membagikan iman mereka.
Sebagai jawaban Roh Kudus dicurahkan. Kehidupan
berubah. Dalam enam bulan ada seratus ribu yang bertobat di negara yang kecil
Wafes. Hasil dari kebangunan ini terlihat di seluruh negeri. Sepanjang hari
orang berbondong- bondong ke gereja-gereja oleh ribuan untuk berdoa. Para
penambang batu bara yang kasar diubahkan kepada baik hati, pria-pria yang
sopan. Bahkan kuda-kuda yang ada di lubang tambang-tambang batubara harus
belajar perintah yang baru karena para penambang tidak mengutuk mereka lagi.
Berubah, ketaatan hidup muncul dari hati yang sudah bertobat. Ini adalah bukti
tak terbantahkan dari kebangunan yang sesungguhnya.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk
Sabat, Agustus
Minggu 28 Juli
HIDUP YANG
DIUBAHKAN
Kebangunan tidak hanya sekadar menghasilkan beberapa perasaan, perasaan
yang tidak jelas oleh merasa dekat kepada Yesus, Itu menghasilkan perubahan
hidup. Ada saat ketika para penulis Alkitab merasa sangat dekat dengan Yesus,
dan pada waktu lain mereka merasa sangat jauh. Ada saat-saat ketika roh mereka
melonjak dalam kegembiraan yang luar biasa, dan mereka merasa senang dalam
sukacita kehadiran-Nya. Di lain waktu, mereka tidak merasakan sama sekali
kedekatan dengan kehadiran-Nya.
Hasil-hasil dari kebangunan tidaklah selalu perasaan
yang positif. Itu adalah kehidupan yang diubahkan. Perasaan kita bukanlah buah
dari kebangunan. Kembali, penurutan adalah buahnya. Ini adalah bukti dalam
kehidupan murid-murid setelah Pentakosta.
Analisalah reaksi Petrus sebelum salib, setelah
kebangkitan, dan setelah Pentakosta. Apakah yang saudara lihat? Apakah
perbedaan yang salib, kebangkitan dan Pentakosta buat dalam sikap Petrus?
Mat. 26:69-74: Reaksi Petrus sebelum Salib.
26:69 Sementara itu Petrus duduk di luar di
halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya:
"Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu."
26:70 Tetapi ia menyangkalnya di depan semua
orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud."
26:71 Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang
hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ:
"Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."
26:72 Dan ia menyangkalnya pula dengan
bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."
26:73 Tidak lama kemudian orang-orang yang ada
di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang
dari mereka, itu nyata dari bahasamu."
26:74 Maka mulailah Petrus mengutuk dan
bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah
ayam.
26:75 Maka teringatlah Petrus akan apa yang
dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal
Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Yoh. 21:15—19: Reaksi Petrus setelah Kebangkitan.
21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon
Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada
mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu,
bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku."
21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua
kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab
Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati
Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi
Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu,
Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku.
21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika
engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke
mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke
tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan
bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia
berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Kisah. 5:28-32: Reaksi Petrus setelah Pentakosta.
5:28 katanya: "Dengan keras kami melarang
kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem
dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada
kami."
5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab,
katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
5:30 Allah nenek moyang kita telah membangkitkan
Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
5:31 Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah
sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel
dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.
5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu
itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang
mentaati Dia."
Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta membuat
perubahan yang dramatis dalam kehidupan Petrus. Itu mengubah dia dari seorang
yang lemah, percaya namun bimbang kepada seorang penuh iman, murid yang taat.
Pernah penuh dengan kata-kata yang kurang ajar dan janji- janji kosong, Petrus
sekarang menjadi penuh dengan iman, keberanian, semangat untuk bersaksi. Ini
adalah contoh yang sangat luar biasa atas apa yang Roh Kudus dapat lakukan bagi
siapa saja yang menyerah dalam iman dan ketaatan kepada Tuhan kita.
PENGORBANAN
YANG BESAR DARI KETAATAN
Salah satu contoh awal dari iman,
dan pengorbanan iman, dapat dilihat dalam kehidupan Stefanus.
Bagaimanakah Stefanus dijelaskan dalam ayat-ayat
berikut? Kisah. 6:3-10,7:55.
6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh
orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya
kami mengangkat mereka untuk tugas itu,
6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan
pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."
6:5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat,
lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan
Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut
agama Yahudi dari Antiokhia.
6:6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul,
lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
6:7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah
murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan
diri dan percaya.
6:8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan
kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
6:9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat
Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini -- anggota-anggota jemaat itu adalah
orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria -- bersama dengan beberapa orang
Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan
Stefanus,
6:10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya
dan Roh yang mendorong dia berbicara.
7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh
Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di
sebelah kanan Allah.
Dipenuhi oleh Roh Kudus menuntun murid-murid untuk
hidup tidak mementingkan diri, hidup saleh. Iman mereka menuntun mereka kepada
ketaatan, dan ketaatan datang dengan harga yang luar biasa tinggi. Semua
murid-murid mati sebagai orang yang menderita mati syahid. Mereka dilempari
batu, dipenjarakan, dibakar di tiang, dan kapal karam. Masa itu peperangan
rohani sangat sengit, tetapi Yesus, Juruselamat dan Tuhan mereka, berada di
samping mereka untuk menguatkan iman mereka.
Dalam Kisah
Para Rasul 7, Stefanus mengkhotbahkan khotbah yang luar biasa menguraikan
sejarah bangsa Israel. Dia menggambarkan pengalaman Abraham, Ishak, Yakub,
Yusuf, Musa, Daud, dan Salomo. Sepanjang panggilannya, Stefanus menggambarkan
kesetiaan Allah dalam terang ketidaktaatan Israel. Stefanus menyimpulkan
khotbahnya dengan tuduhan bahwa pemimpin-pemimpin rohani Israel melanggar
perjanjian Allah dan menolak pengaruh Roh Kudus (Kisah. 7:51, 52),
Apakah yang terjadi kepada Stefanus karena
kesaksiannya bagi Yesus? Apakah yang diajarkan kepada kita tentang apa harga
kesetiaan yang mungkin terjadi? Kisah 7:54-60.
7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu
mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya
dengan gertakan gigi.
7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh
Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di
sebelah kanan Allah.
7:56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat
langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
7:57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil
menutup telinga serentak menyerbu dia.
7:58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu
melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang
muda yang bernama Saulus.
7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa,
katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
7:60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara
nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan
dengan perkataan itu meninggallah ia.
Stefanus taat kepada panggilan Allah dan setia kepada
misi Allah, bahkan sampai kepada kematian. Meskipun kita tidak semua dipanggil
untuk mati bagi iman kita, kita harus berkomitmen kepada Tuhan kita bahwa, jika
kita dipanggil untuk itu, kita tidak akan mundur tetapi, seperti Stefanus,
tetap setia sampai akhir. Ini tidak keluar dari batas-batas kemungkinan bahwa
seseorang membaca kata-kata ini sekarang akan suatu hari nanti harus
memberikan hidupnya dijalan Tuhan.
Apakah yang akan terjadi saat saudara menghadapi situasi yang mengancam
jiwa karena kuasa kesaksianmu? Meskipun saudara saat ini mungkin tidak dapat
memprediksi apa yang akan saudara lakukan, bagaimana tindakanmu di masa lampau
mengungkapkan cara di mana saudara akan bereaksi jika satu saat nanti saudara
akan dibawa ke dalam situasi seperti ini?
SELASA 30 Juli
KETIKA ROH MENGEJUTKAN
Meskipun Saulus
telah salah arah dalam penganiayaannya yang sengit atas orang-orang Kristen, ia
berpikir ia sedang melakukan kehendak Allah dalam menghadapi apa yang dia
yakini sebagai sekte yang fanatik. Sementara Saulus berangkat ke Damaskus untuk
menangkap orang-orang Kristen dan menyeret mereka kembali ke Yerusalem, Yesus
secara dramatis mengejutkannya. Pengalaman perjalanan Saulus ke Damaskus
mengubah bukan hanya hidupnya tetapi juga mengubah dunia.
Bacalah catatan pengalaman pertobatan Paulus dalam Kisah Para Rasul
Mengapakah Tuhan segera mengirimnya kepada Ananias setelah pengalaman ini?
Apakah pelajaran penting di sini bagi kita?
"Banyak yang mempunyai buah pikiran bahwa mereka bertanggung jawab
kepada Kristus saja untuk terang dan pengalaman mereka, tidak bergantung kepada
pengikut-pengikut-Nya di dunia. Yesus adalah sahabat orang-orang berdosa, dan
hati-Nya terjamah dengan kesengsaraan mereka. Ia mempunyai segala kuasa, baik
di surga maupun: di dunia ini; tetapi Ia menghargai alat yang ditentukan- Nya
untuk penerangan dan keselamatan manusia. Ia memimpin orang berdosa kepada
sidang, yang telah dijadikan-Nya saluran terang kepada dunia ini."
"Bila di
tengah: kebutaan, kesalahan, dan prasangkanya Saulus telah diberi kenyataan
tentang Kristus yang telah dianiayanya, ia ditempatkan dalam hubungan yang
langsung dengan sidang, yang menjadi terang dunia."—Ellen G. White,
Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 103.
Bagaimanakah Yesus mengejutkan Ananias? Sikap apa yang seharusnya Ananias
miliki supaya mengikuti petunjuk-petunjuk Juruselamat?
Kisah 9:10-16.
9:10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama
Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!"
Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"
9:11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan
yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang
bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
9:12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat,
bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke
atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."
9:13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak
orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang
dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
9:14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh
dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya:
"Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan
nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
9:16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya,
betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Cobalah untuk menempatkan diri
saudara dalam posisi Paulus setelah bertemu Yesus dalam perjalanan ke Damaskus.
Sangat mengejutkan baginya. Juga, coba tempatkan diri saudara dalam posisi
Ananias. Itu juga pasti sangat mengejutkan baginya. Apa yang catatan-catatan
ini ajarkan kepada kita tentang cara-cara di mana kita mungkin dipanggil oleh
Tuhan untuk menghadapi dan melakukan hal-hal yang pada saat itu kita tidak
mengerti. Mengapa, meskipun, kita harus mematuhi Tuhan apa pun itu?
Rabu 31 Juli
SENSITIVITAS KEPADA PANGGILAN
ROH
Sepanjang
pelayanannya, Paulus dibimbing oleh Roh, ditegur oleh Roh, diajar oleh Roh,
dan dikuasai oleh Roh. Dalam pembelaannya di hadapan Raja Agripa, dia
menjelaskan penglihatan surga di jalan Damaskus. Dia kemudian menyaksikan bahwa
tujuan pelayanannya baik kepada orang Yahudi dan bukan Yahudi adalah
"'untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada
terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka
kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang
ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan"* (Kisah 26:18).
Dalam terang tuntunan Roh Kudus, apa yang sangat
berarti tentang sambutan rasul Paulus kepada penglihatan di jalan Damaskus?
Bandingkanlah sambutan Paulus kepada panggilan Roh Kudus kepada sambutan
Agripa? Kisah 26:19-32.
26:19 Sebab itu, ya raja Agripa, kepada
penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.
26:20 Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada
orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan
juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada
Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.
26:21 Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap
aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku.
26:22 Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat
hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan
orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang
sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa,
26:23 yaitu, bahwa Mesias harus menderita
sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang
mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada
bangsa-bangsa lain."
26:24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu
untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara
keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau
gila."
26:25 Tetapi Paulus menjawab: "Aku tidak
gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!
26:26 Raja juga tahu tentang segala perkara ini,
sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak
ada sesuatu pun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini
tidak terjadi di tempat yang terpencil.
26:27 Percayakah engkau, raja Agripa, kepada
para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka."
26:28 Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja
kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!"
26:29 Kata Paulus: "Aku mau berdoa kepada
Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua
orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama
seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini."
26:30 Lalu bangkitlah raja dan wali negeri serta
Bernike dan semua orang yang duduk bersama-sama mereka.
26:31 Sementara mereka keluar, mereka berkata
seorang kepada yang lain: "Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal
dengan hukuman mati atau hukuman penjara."
26:32 Kata Agripa kepada Festus: "Orang itu
sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada
Kaisar."
Berbeda dengan Paulus, Raja Agripa tidak menyerah
kepada kuasa menegur dari Roh Kudus. Perasaan merasa dirinya sendiri terhormat
dan keinginan yang mementingkan diri sendiri bertentangan dengan dorongan Roh
untuk hidup baru dalam Kristus.
Yesus menyatakannya dengan jelas: "'Hanya sedikit
waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah
kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan,
ia tidak tahu ke mana ia pergi. Percayalah kepada terang itu, selama terang itu
ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang'" (Yok 12:35, 36).
Sebagaimana
kita taat menuruti tuntunan Roh Kudus dan berjalan dalam terang kebenaran
Allah, Dia akan terus menerus mengungkapkan lebih banyak terang dan kebenaran.
Pada saat yang sama juga, semakin kita menjauhkan dorongan Roh Kudus, semakin
kita menolak-Nya, hati kita akan menjadi semakin keras,
"Hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi
orang Kristen" (Kisah 26:28). Itu adalah kata-kata yang paling
pedih, kuat, dan sedih di seluruh Alkitab. Dengan cara apa kita berada dalam
bahaya menyembunyikan sikap yang sama? Misalnya, bagaimanakah kompromi dalam
perjalanan kita bersama Tuhan mengungkapkan prinsip yang sama yang terlihat dalam
kata-kata Agripa?
Kamis 1 Agustus
ROH MENUNTUN KETAATAN
Roh Kudus
memainkan peran utama dalam setiap aspek kehidupan Yesus. Dia "dikandung
dari Roh Kudus" saat lahir dan "diurapi... dengan Roh Kudus dan
dengan kuasa" pada saat pembaptisan-awal mula pelayanan-Nya (Mat. 1:20;
3:16, 17; Kisah. 10:34-38). Sepanjang kehidupan Kristus, Dia taat kepada
kehendak Bapa (Yoh. 8:29, Ibr. 10:7).
Bacalah Filipi 2:5-8. Apakah aspek-aspek kehidupan
yang dipenuhi oleh Roh Kudus yang muncul dalam uraian khusus mengenai Yesus?
Filipi 2:5-8
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Dia yang "dalam rupa" atau esensi Allah, "membuat diri-Nya
sendiri" (atau sebagaimana teks asli bahasa Yunani dari Perjanjian Baru
katakan) "mengosongkan diri-Nya" dari hak-hak-Nya dan hak istimewa
sebagai yang sama dengan Allah dan, sebaliknya, menjadi "seorang
hamba."
Yesus adalah seorang hamba kepada kehendak Bapa. Dia
"merendahkan diri-Nya" dan menjadi "taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib" (Flp. 2:8). Yesus memberikan contoh
seperti apakah kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus itu. Itu adalah kehidupan
ketaatan secara sukarela dan kepatuhan dengan kerendahan hati kepada kehendak
Bapa. Itu adalah kehidupan berdoa yang ditujukan bagi pelayanan dan pemeliharaan,
kehidupan yang dihabiskan dengari kerinduan yang meluap-luap melihat orang
lain diselamatkan dalam kerajaan Bapa. s
Rasul Paulus
menyatakan bahwa dipenuhi Roh, orang-orang percaya Perjanjian Baru telah
"menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa,
supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya" (Roma 1:5). Orang
kafir, di sisi yang lain, "mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada
kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman" (Roma 2:8).
Dalam Roma 6:15-23, Paulus menggunakan dua pernyataan
yang bertolak belakang "hamba-hamba dosa" dan "hamba-hamba
kebenaran." Dalam Roma 8:12-17, ia menjelaskan "roh perbudakan"
dan "Roh adopsi." Apa pengalaman saudara sendiri dengan Tuhan, dengan
iman, dengan pergumulan melawan dosa, dan bagi penerimaan bersama Allah memberitahu
saudara tentang arti ungkapan-ungkapan tersebut?
Roma 6:15-23
6:15 Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat
dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih
karunia? Sekali-kali tidak!
6:16 Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu
menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu
adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin
kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada
kebenaran?
6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu
memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati
pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.
6:18 Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan
menjadi hamba kebenaran.
6:19 Aku mengatakan hal ini secara manusia
karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan
anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa
kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan
anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada
pengudusan.
6:20 Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas
dari kebenaran.
6:21 Dan buah apakah yang kamu petik dari
padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan
semuanya itu ialah kematian.
6:22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan
dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa
kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia
Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Roma 8:12-17
8:12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang
berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu
akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu,
kamu akan hidup.
8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah,
adalah anak Allah.
8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan
yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang
menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya
Bapa!"
8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh
kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
8:17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga
adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji
Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita
menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia.
Jumat 2 Agustus
Pendalaman:
"Di gerbang pintu masuk jalan yang menuju kepada kehidupan kekal Allah
menempatkan iman, dan Dia menggaris seluruh jalan dengan terang dan damai dan
sukacita dari ketaatan yang sukarela. Dengan cara ini para wisatawan terus
menerus menjaga di hadapannya tanda panggilan yang tinggi di dalam Kristus.
Hadiah selalu terlihat. Baginya perintah Allah adalah kebenaran dan sukacita dan
damai di dalam Roh Kudus."—Ellen G. White, In Heavenly Places,
hlm.. 183.
" Janji
Roh Kudus tidak terbatas pada satu zaman atau bangsa. Kristus menyatakan bahwa
pengaruh Ilahi dari Roh-Nya harus menyertai para pengikut-Nya sampai kesudahan.
Sejak hari Pentakosta sampai kepada waktu ini, Penghibur itu telah dikirim
kepada semua orang yang menyerahkan diri mereka kepada Tuhan dan kepada
pekerjaan-Nya. Kepada semua orang yang sudah menerima Kristus sebagai
Juruselamat Pribadi, Roh Kudus datang sebagai penasihat, penyuci, pembimbing
dan saksi. Lebih dekat orang-orang percaya berjalan dengan Allah, lebih jelas
dan berkuasa pulalah mereka menyaksikan kasih Penebus dan anugerah-Nya yang
menyelamatkan. Pria dan wanita yang melalui abad-abad penganiayaan dan ujian
yang panjang sebagian besar bersukacita karena hadirat Roh dalam kehidupan
mereka, telah berdiri sebagai tanda-tanda dan mukjizat- mukjizat di dalam
dunia. Di hadapan malaikat-malaikat dan manusia mereka telah menyatakan kuasa
yang mengubahkan dari kasih penebus."—Ellen G. White, Alfa dan Omega,
}ld. 7, hlm. 41, 42.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Bacalah Kisah. 5:1-11. Apakah yang dapat kita pelajari dari hal yang
berkuasa ini, dan untuk beberapa tingkatan, cerita yang mengerikan? Mengapa
saudara berpikir bahwa mereka menghadapi konsekuensi yang mengerikan seperti
itu atas tindakan mereka?
Kisah. 5:1-11
5:1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia
beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.
5:2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian
dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan
kaki rasul-rasul.
5:3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias,
mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan
sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
5:4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu
tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam
kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan
mendustai manusia, tetapi mendustai Allah."
5:5 Ketika mendengar perkataan itu rebahlah
Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang
mendengar hal itu.
5:6 Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka
mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya.
5:7 Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri
Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi.
5:8 Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah
kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan
itu: "Betul sekian."
5:9 Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua
bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur
suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke
luar."
5:10 Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu
juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu
masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan
menguburnya di samping suaminya.
5:11 Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan
semua orang yang mendengar hal itu.
2.
Dalamilah pelajaran hari Kamis, yang berbicara mengenai bagaimana Yesus
telah "mengosongkan diri-Nya" untuk memenuhi apa yang Dia lakukan di
sini. Bagaimanakah kita bisa mengambil prinsip itu dan mengaplikasikannya
kepada diri kita sendiri, dalam perjalanan kita bersama Allah? Mengapa
terutama, sementara kita mencari kebangunan dan pembaruan di dalam hidup kita
dan di dalam gereja, apakah ini semacam penyangkalan diri dan mati bagi diri begitu
penting?
3.
"Hampir saja kau yakinkan aku menjadi Kristen." Di dalam kelas,
bicarakan lebih banyak tentang implikasi dari kata-kata yang menentukan itu.
No comments:
Post a Comment