Pelajaran 11 Triwulan II 2013

Pelajaran 11 Sekolah Sabat dalam bentuk ebook untuk Ipad Apple, Iphone, Samsung dan Android download di sini

Visi Pengharapan (Zakharia)
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan ini: Za. 1,2; Rm. 15:9-18; ef. 3:1-8; Za. 3,4; Kel. 25:31-40; Za. 7.
Ayat Hafalan : "Pada hari itu, demikianlah firman TUHAN se­mesta alam, setiap orang dari padamu akan mengundang temannya duduk di bawah pohon anggur dan di bawah pohon ara" (Za. 3:10).
Pokok Pikiran: Meskipun Israel telah dihukum oleh karena do­sanya, ini adalah saatnya untuk hidup kembali dalam hubungan dengan Tuhan sesuai dengan janji-Nya.
Pada sebuah dindingdi istana tua di Eropa tengah, sebuah prasasti singkat Latin mengatakan: "Damspiro, spero!" Yang artinya, "Selama saya ber­napas, saya memiliki pengharapan". Perkataan ini dapat menyimpulkan pekabaran Zakharia kepada umat-umat Allah. Hampir 20 tahun setelah mereka kembali dari penawanan Babylonia, keputusasaan menggantikan antusiasme mula-mula yang ada di antara mereka yang mulai melihat bahwa Tuhan masih hadir di antara umat-Nya.
Zakharia, yang namanya berarti "Tuhan mengingat" memulai pelayanan kenabian beberapa bulan setelah Hagai memulai pelayanannya (Hag. 1:1; Za. 1:1). Melalui penglihatan-penglihatan, Zakharia mempelajari rencana Allah masa kini dan masa yang akan datang. Kerajaan kekal Allah akan segera da­tang, tetapi nabi itu memanggil kepada semua yang hidup pada zaman itu un­tuk melayani Allah sekarang. Bagian baik dari buku itu dipusatkan atas bagai­mana mereka hanya melakukan itu saja. Pekan ini, dan pekan depan kita akan melihat pada apa yang telah dinyatakan Tuhan kepada kita melalui dia.
* Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 15 Juni.

Minggu 9 Juni
KATA-KATA PENGHIBURAN KEHIDUPAN
Baca Zakharia 1. Apakah pekabaran inti di sini? Fokuskan khususnya pada Zakharia 1:3. Apakah yang Tuhan katakan kepada bangsa itu?
Zakharia 1
1:1. Dalam bulan yang kedelapan pada tahun kedua zaman Darius datanglah firman TUHAN kepada nabi Zakharia bin Berekhya bin Ido, bunyinya:
1:2 "Sangat murka TUHAN atas nenek moyangmu.
1:3 Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Akupun akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam.
1:4 Janganlah kamu seperti nenek moyangmu yang kepadanya para nabi yang dahulu telah menyerukan, demikian: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Berbaliklah dari tingkah lakumu yang buruk dan dari perbuatanmu yang jahat! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau menghiraukan Aku, demikianlah firman TUHAN.
1:5 Nenek moyangmu, di mana mereka? Dan para nabi, apakah mereka hidup untuk selama-lamanya?
1:6 Tetapi segala firman dan ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepada hamba-hamba-Ku, para nabi, bukankah itu telah sampai kepada nenek moyangmu? Maka bertobatlah mereka serta berkata: Sebagaimana TUHAN semesta alam bermaksud mengambil tindakan terhadap kita sesuai dengan tingkah laku kita dan perbuatan kita, demikianlah Ia mengambil tindakan terhadap kita!"
1:7. Pada hari yang kedua puluh empat dari bulan yang kesebelas--itulah bulan Syebat--pada tahun yang kedua zaman Darius datanglah firman TUHAN kepada nabi Zakharia bin Berekhya bin Ido, bunyinya:
1:8 "Tadi malam aku mendapat suatu penglihatan: tampak seorang yang menunggang kuda merah! Dia sedang berdiri di antara pohon-pohon murad yang di dalam jurang; dan di belakangnya ada kuda-kuda yang merah, yang merah jambu dan yang putih.
1:9 Maka aku bertanya: Apakah arti semuanya ini, ya tuanku? Lalu malaikat yang berbicara dengan aku itu menjawab: Aku ini akan memperlihatkan kepadamu apa arti semuanya ini!
1:10 Orang yang berdiri di antara pohon-pohon murad itu mulai berbicara, katanya: Inilah mereka semua yang diutus TUHAN untuk menjelajahi bumi!
1:11 Berbicaralah mereka kepada Malaikat TUHAN yang berdiri di antara pohon-pohon murad itu, katanya: Kami telah menjelajahi bumi, dan sesungguhnya seluruh bumi itu tenang dan aman.
1:12 Berbicaralah Malaikat TUHAN itu, katanya: Ya TUHAN semesta alam, berapa lama lagi Engkau tidak menyayangi Yerusalem dan kota-kota Yehuda yang telah tujuh puluh tahun lamanya Kaumurkai itu?
1:13 Lalu kepada malaikat, yang berbicara dengan aku itu, TUHAN menjawab dengan kata-kata yang ramah dan yang menghiburkan.
1:14 Berkatalah kepadaku malaikat yang berbicara dengan aku itu: Serukanlah ini: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion,
1:15 tetapi sangat besar murka-Ku terhadap bangsa-bangsa yang merasa dirinya aman, yang, sementara Aku murka sedikit, telah membantu menimbulkan kejahatan.
1:16 Sebab itu, beginilah firman TUHAN, Aku kembali lagi kepada Yerusalem dengan kasih sayang. Rumah-Ku akan didirikan pula di sana, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan tali pengukur akan direntangkan lagi di atas Yerusalem.
1:17 Serukanlah ini selanjutnya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kota-kota-Ku akan berlimpah-limpah pula dengan kebajikan, dan TUHAN akan menghiburkan Sion dan akan memilih Yerusalem pula."
1:18. Aku melayangkan mataku dan melihat: tampak empat tanduk.
1:19 Lalu aku bertanya kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: "Apakah arti semuanya ini?" Maka ia menjawab aku: "Inilah tanduk-tanduk yang telah menyerakkan Yehuda, Israel dan Yerusalem."
1:20 Kemudian TUHAN memperlihatkan kepadaku empat tukang besi.
1:21 Lalu aku bertanya: "Orang-orang ini datang untuk melakukan apa?" Maka ia menjawab: "Inipun adalah tanduk-tanduk yang telah menyerakkan Yehuda, sehingga tidak seorangpun berani mengangkat kepalanya. Dan semuanya ini datang untuk mengejutkan mereka, yakni untuk menghempaskan tanduk bangsa-bangsa yang telah mengangkat tanduk terhadap tanah Yehuda hendak menyerakkannya."

Kembali dari penawanan Babylonia memancarkan sukacita di hati umat yang sisa. Tetapi itu juga menyebabkan kegelisahan. Apakah mereka akan se­lamat dan aman di tanah mereka, atau apakah musuh-musuh akan datang kem­bali untuk mengganggu mereka? Apakah Allah telah mengampuni ketidak-setiaan mereka pada masa lalu, atau apakah Dia akan melanjutkan penghu­kuman? Apakah pegangan masa depan dari umat pilihan Allah dan bagi bang­sanya?
Dalam penglihatan ini, Zakharia melihat malaikat Tuhan untuk menjadi pe­nengah bagi Yehuda. Dia mulai dengan pertanyaan, "berapa lama?" Dalam Al­kitab, pertanyaan ini sering digunakan sebagai ungkapan kesengsaraan bangsa itu dan permohonan untuk bantuan Tuhan (Mzm. 74:10; Yes. 6:11; Dan. 8:13). Jawaban dari pertanyaan itu langsung datang melalui malaikat, yang kemudian memberikannya kepada nabi itu. Itu berisikan kata-kata yang menjanjikan ke­baikan dan penghiburan dari Allah.
Zakharia diminta untuk menyatakan bahwa Tuhan mereka cemburu atas Jerusalem (Za. 1:14). Kecemburuan bisa memiliki arti negatif, tetapi dalam Alkitab itu juga mengungkapkan kasih Allah. Allah mengasihi umat-Nya dan mengharapkan mereka tetap setia. Berbeda dengan kasih-Nya ke Yerusalem, malaikat itu berkata bahwa Tuhan telah marah terhadap bangsa-bangsa yang telah memperlakukan umat-Nya begitu kejam. Tuntutan yang sarat diberikan terhadap bangsa-bangsa yang menambahkan malapetaka kepada disiplin Ilahi dengan perlakuan yang terlalu kejam terhadap tawanan.
Zakharia 1:15 mengakui Allah sebagai yang telah murka, tetapi Dia ber­janji untuk membayar kembali dengan kenikmatan. Tujuan-Nya, yang kepada nabi itu telah ditugaskan untuk menyatakan, akan kembali ke Yerusalem de­ngan kasih sayang. Tuhan akan menghibur Sion (Yes. 40:1), sementara ama­rahnya akan diarahkan ke musuh-musuh-Nya. Yerusalem akan dipulihkan, dan tempat itu akan kembali menjadi tempat tinggal Tuhan.
Lihat kembali Zakharia 1:3. Bagaimanakah seorang "kembali" ke­pada Tuhan? Dalam hal apakah panggilan ini untuk pemulihan kepada hubungan pribadi antara Allah dan umat-Nya? Bagaimanakah kita "kem­bali" kepada Tuhan setiap hari?
Zakharia 1:3
1:3 Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Akupun akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam.

Senin 10 Juni
TUHAN SEGERA DATANG
Baca Zakharia 2.
2:1. Aku melayangkan mataku dan melihat: tampak seorang yang memegang tali pengukur.
2:2 Lalu aku bertanya: "Ke manakah engkau ini pergi?" Maka ia menjawab aku: "Ke Yerusalem, untuk mengukurnya, untuk melihat berapa lebarnya dan panjangnya."
2:3 Dan sementara malaikat yang berbicara dengan aku itu maju ke depan, majulah seorang malaikat lain mendekatinya,
2:4 yang diberi perintah: "Berlarilah, katakanlah kepada orang muda yang di sana itu, demikian: Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka oleh karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya.
2:5 Dan Aku sendiri, demikianlah firman TUHAN, akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya."
2:6. Ayo, ayo, larilah dari Tanah Utara, demikianlah firman TUHAN; sebab ke arah keempat mata angin Aku telah menyerakkan kamu, demikianlah firman TUHAN.
2:7 Ayo, luputkanlah dirimu ke Sion, hai, penduduk Babel!
2:8 Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu--sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya--:
2:9 "Sesungguhnya Aku akan menggerakkan tangan-Ku terhadap mereka, dan mereka akan menjadi jarahan bagi orang-orang yang tadinya takluk kepada mereka. Maka kamu akan mengetahui bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku.
2:10. Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan diam di tengah-tengahmu, demikianlah firman TUHAN;
2:11 dan banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada TUHAN pada waktu itu dan akan menjadi umat-Ku dan Aku akan diam di tengah-tengahmu." Maka engkau akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
2:12 Dan TUHAN akan mengambil Yehuda sebagai milik-Nya di tanah yang kudus, dan Ia akan memilih Yerusalem pula. 2:13 Berdiam dirilah, hai segala makhluk, di hadapan TUHAN, sebab Ia telah bangkit dari tempat kediaman-Nya yang kudus
Itu mencatat penglihatan kepada nabi ditunjukkan Yeru­salem yang telah diperbarui, begitu banyak orang yang menyebar di tembok­nya. Hal ini akan menarik orang Yahudi yang tidak terhitung jumlahnya, pe­mikiran ini kedengarannya pasti asing bagi bangsa itu. Ayat 10 dimulai dengan panggilan untuk bersukacita, diikuti untuk alasan sukacita itu: Kehadiran Allah secara pribadi untuk hidup di antara umat-Nya.
Kembalinya Tuhan secara dramatis untuk tinggal di rumah yang dibangun kembali menyebabkan orang-orang yang kembali dari penawanan memuji Tu­han. Sion, tempat tinggal dari Raja yang agung, yang disebut "Putri Sion", satu sebutan yang menunjukkan rasa kasih. Mengingat harapan yang mulia itu, Si­on diundang untuk bergembira, karena Tuhan sendiri akan memelihara umat-Nya. Setiap orang yang menyentuh umat Tuhan, menyentuh biji mata-Nya (ayat 8).
Nabi itu berkata, bahwa pada hari Tuhan, banyak bangsa non Ibrani akan datang dan menggabungkan dirinya kepada perjanjian Tuhan. Rencana semula Allah adalah bahwa bangsa-bangsa sekitar Israel akan melihat bagaimana Isra­el melayani Allah yang benar menghasilkan berkat dan kemakmuran; jadi, me­reka akan dipimpin untuk menggabungkan diri mereka kepada Tuhan. Dengan jalan ini bangsa Israel yang sisa dan bangsa non Israel yang percaya akan ber­sama-sama menjadi satu bangsa, di mana Tuhan akan tinggal di tengah-teng­ah mereka. Peristiwa ini akan menggenapi janji Allah kepada Abraham dan Sara bahwa melalui kemakmuran mereka, semua bangsa di dunia ini akan di­berkati (Kej. 12:1-3).
Bagaimanakah nubuatan ini akan digenapi? (Rm. 15:9-18; Ef. 3:1-8).
Rm. 15:9-18
15:9 dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis: "Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu."
15:10 Dan selanjutnya: "Bersukacitalah, hai bangsa-bangsa, dengan umat-Nya."
15:11 Dan lagi: "Pujilah Tuhan, hai kamu semua bangsa-bangsa, dan biarlah segala suku bangsa memuji Dia."
15:12 Dan selanjutnya kata Yesaya: "Taruk dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan."
15:13. Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.
15:14. Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati.
15:15 Namun, karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu,
15:16 yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.
15:17. Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah.
15:18 Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan,

Ef. 3:1-8
3:1. Itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah
3:2 --memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu,
3:3 yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat.
3:4 Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus,
3:5 yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus,
3:6 yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.
3:7 Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya.
3:8 Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,

Melalui nubuatan Zakharia, Janji Allah bukan kehancuran dari bangsa-bangsa tetapi memasukkan mereka di antara umat-umat perjanjian Allah. Janji masa depan adalah hasil dari inisiatif Allah sendiri dan kerinduan dari nabi-nabi Alkitabiah. Yesus Kristus menugaskan gereja-Nya untuk mengkhotbah­kan kabar keselamatan ke seluruh dunia yang semua orang temukan di dalam Yesus, jika mereka menerima itu untuk diri mereka sendiri. Rasul Paulus me­nyebut rencana Tuhan ini, "misteri yang tersembunyi berabad-abad lamanya" (Rm. 16:25).
Bagaimanakah kita mengerti keuniversalan pekabaran Injil, dan pe­mikiran bahwa bagaimana kita hidup semua berdampak bagi kemanu­siaan; yaitu, seberapa besarkah hidup kita, waktu kita, dan pemikiran kita dipusatkan untuk menjangkau dunia dengan kebenaran ajaib yang telah kita terima?

Selasa 11 Juni
KESEDIAAN ALLAII UNTUK MENGAMPUNI
Bacalah Zakharia 3. Bagaimanakah Injil digambarkan di sini?
Zakharia 3
3:1. Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.
3:2 Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
3:3 Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan Malaikat itu,
3:4 yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya: "Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."
3:5 Kemudian ia berkata: "Taruhlah serban tahir pada kepalanya!" Maka mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan pakaian kepadanya, sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ.
3:6 Lalu Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya:
3:7 "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini.
3:8. Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang duduk di hadapanmu--sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab, sesungguhnya Aku akan mendatangkan hamba-Ku, yakni Sang Tunas.
3:9 Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua--satu permata yang bermata tujuh--sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.
3:10 Pada hari itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, setiap orang dari padamu akan mengundang temannya duduk di bawah pohon anggur dan di bawah pohon ara."
Dengan, mungkin, pengecualian dari Yesaya 53, tidak ada bagian dalam Perjanjian Lama yang menyatakan lebih baik tentang keselamatan oleh iman saja dari Zakharia 3. Dalam penglihatan ini, imam besar Yosua sedang diuji dengan tuduhan yang dituduhkan oleh penuduh yang sebenarnya, Setan. Tu­duhan terhadap imam besar juga berlaku kepada semua bangsa yang diwakili­nya. Nama Yosua (dieja juga Yehsua) artinya "Tuhan menyelamatkan" (lihat Matius 1:21), dan bisa juga dieja Yesus.
Dalam Alkitab, posisi berdiri di sebelah kanan adalah satu pertahanan dan perlindungan. Pemazmur mengatakan, "Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah" (Mzm. 16:8; lihat juga Mzm. 44:3). Dalam hal ini, penuduh hanya melakukan yang berla­wanan (Mzm. 109:6). Sementara Yosua berdoa syafaat di hadapan Allah bagi bangsa itu, Setan membawa tuduhan menentang mereka berdasarkan keberdosaan mereka.
Allah menolak tuduhan itu, mengingatkan penuduh bahwa dalam kemurahan-Nya Dia telah memilih Yosua. Lebih dari itu, umat-Nya telah mengalami semua penderitaan sesuai dengan ukuran penghukuman Allah. Yosua dan umat yang sisa telah direbut seperti kayu yang terbakar dari api yang menghancur­kan (Amos 4:11) yaitu dari penawanan yang lama di Babylonia"
Atas perintah Malaikat Tuhan, baju Yosua, yang melambangkan dosa bangsa, dibuka, dan dia dibersihkan dan kemudian diberikan pakaian pesta yang baru yaitu pakaian keselamatan dan kebenaran.
Akhirnya, Yosua ditugaskan untuk melakukan kehendak Allah dan berja­lan pada jalan-Nya, sebuah sikap yang menghasilkan berkat-berkat Allah yang berlipat ganda.
"Imam besar itu tidak dapat mempertahankan dirinya sendiri atau umat-Nya dari tuduhan-tuduhan Setan. Ia tidak menyatakan bahwa Israel bebas dari kesalahan. Dengan berpakaian kotor yang melambangkan dosa-dosa orang ba­nyak itu, yang dipakainya sebagai wakil mereka, ia berdiri di hadapan malai­kat, mengakui dosa mereka, namun menunjuk kepada pertobatan dan keren­dahan hati mereka, dan bersandar pada kemurahan sang penebus yang meng­ampuni dosa. Dengan iman ia menuntut janji-janji Allah.—Ellen G. White, Al­fa dan Omega, jld. 4, hlm. 183.
Bayangkan berdiri di hadapan Allah dengan "pakaian kotormu." Ha­rapan besar apa yang ditunjukkan di sini dan bagaimanakah kamu bukan hanya menuntut harapan bagi dirimu sendiri tetapi menunjukkan kenya­taan dari pengharapan itu melalui kehidupan yang kudus dan suci?

Rabu12 Juni
BUKAN OLEH KUASA MANUSIA
Baca Zakharia 4. Harapan apakah yang nyatakan di sini?
4:1. Datanglah kembali malaikat yang berbicara dengan aku itu, lalu dibangunkannyalah aku seperti seorang yang dibangunkan dari tidurnya.
4:2 Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-

masing pelita yang ada di bagian atasnya itu.
4:3 Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya."
4:4 Lalu berbicaralah aku, kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: "Apakah arti semuanya ini, tuanku?"
4:5 Maka berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
4:6 Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
4:7 Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
4:8 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian:
4:9 "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
4:10 Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."
4:11. Lalu berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua pohon zaitun yang di sebelah kanan dan di sebelah kiri kandil ini?"
4:12 Untuk kedua kalinya berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun yang di samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya itu?"
4:13 Ia menjawab aku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
4:14 Lalu ia berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi!"
Dalam penglihatan ini, Zakharia melihat kandil yang hidup oleh dua pohon Zaitun, yang mengacu kepada kaki dian yang ada di bilik suci bait suci padang belantara (Kel. 25:31-40). Tujuh lampu itu di letakkan di sekeliling mangkuk besar yang menjadi tempat penyimpanan minyak.
Mangkuk itu, dengan pasokan minyaknya yang berlimpah, melambangkan kepenuhan kuasa Allah melalui Roh-Nya. Tujuh lampu itu bersinar dengan ca­haya yang berlimpah, melambangkan kehadiran Allah, yang akan menghalau semua kegelapan. Sama seperti minyak zaitun langsung mengalir dari pohon ke mangkuk yang berada di atas kandil itu tanpa perantaraan manusia, maka kekuatan yang datang dari Allah adalah tetap dan cukup dan juga tidak mem­butuhkan perantaraan manusia.
Pekabaran dari penglihatan yang diberikan kepada nabi itu adalah bahwa bait suci di Yerusalem akan segera dibangun. Roh Allah, bukan hanya usaha manusia, menjamin penyelesaian pekerjaan itu. Pekabaran yang berani ini di­berikan meskipun faktanya bahwa hambatan yang dihadapi oleh para pemba­ngun itu seperti menghadapi gunung yang besar (ay. 7).
Nabi itu tidak diberitahukan siapa yang dilambangkan oleh kaki dian itu, tetapi kita bisa memastikan bahwa dua pohon zaitun itu melambangkan dua pemimpin Yehuda, Yosua dan Zerubabel. Dalam istilah dunia, posisi Zerubabel tidak akan pernah sama seperti kekuasaan dan kekuatan leluhurnya Daud dan Salomo. Dari sudut pandang manusia, semua usaha dan sumber daya yang ada tidaklah mencukupi. Namun, firman Allah berjanji bahwa raja itu tidak se­lamat karena jumlah tentara atau pahlawan oleh kekuatannya (Mzm. 33:16). Dengan cara ini, kepada para pemimpin dikatakan bahwa itu hanya saat Roh Kudus memimpin maka semua pelayanan akan memuliakan Tuhan.
Dalam ayat-ayat yang bersifat nubuatan, orang-orang Kristen diberikan prinsip-prinsip penting untuk diingat: Allah bisa saja memberikan tugas yang berat kepada kita, tetapi melalui pekerjaan Roh Kudus-Nya, Dia dapat menye­lesaikan Tujuan-Nya (lihat Flp. 2:13; 4:13). Oleh Roh Kudus, Allah membe­rikan kuasa untuk melakukan pekerjaan-Nya sekarang dan Dia akan lakukan kemudian. Ini diselesaikan bukan karena usaha atau kekuatan manusia tetapi Tuhan bekerja melalui siapa saja yang terbuka untuk digunakan oleh Dia.
Baca dengan saksama Zakharia 4:6. Mengapakah sangat penting se­lalu mengingat untuk menyampaikan ketergantungan kita kepada Allah? Apakah yang bisa terjadi saat kita melupakan bahwa apa yang kita mi­liki, atau yang dapat kita lakukan, datanya hanya dari Tuhan dan kuasa-Nya bekerja dalam kita.
Zakharia 4:6
4:6 Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.


Kamis 13 Juni
MELEBIHI BERPUASA
Selama tahun kedua pelayanan Zakharia, utusan dari Betel datang ke Ye­rusalem untuk menanyakan pertanyaan kepada imam dan nabi (lihat Za. 7:1-13). Ketika mereka ditawan di Babylonia, bangsa itu berpuasa selama bulan ke lima untuk meratapi kehancuran bait suci (2 Raja. 25:8,9). Puasa ini ada­lah tambahan dari puasa yang diadakan pada bulan keempat, ketujuh dan bulan kesepuluh (Za. 8:19). Pada bulan yang keempat, kehancuran tembok Yerusa­lem diperingati (Yer. 39:2). Puasa pada bulan ketujuh, Hari Pendamaian, ada­lah satu-satunya hari puasa yang diperintahkan Allah melalui Musa (lihat Imamat 16). Akhirnya, bulan yang kesepuluh, bangsa itu berkabung atas penge­pungan Yerusalem (Yer. 39:1). Karena penawanan sudah berakhir dan pemba­ngunan bait suci hampir selesai, bangsa itu bertanya-tanya apakah masih perlu berpuasa pada bulan yang kelima.
Baca jawaban Tuhan bagi mereka (Za. 7:8-14). Dalam cara apakah ka­ta-kata ini dapat di terapkan kepada diri kita sendiri?
Za. 7:8-14
7:8. Firman TUHAN datang kepada Zakharia, bunyinya:
7:9 "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing!
7:10 Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing."
7:11 Tetapi mereka tidak mau menghiraukan, dilintangkannya bahunya untuk melawan dan ditulikannya telinganya supaya jangan mendengar.
7:12 Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN.
7:13 "Seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil, demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil, firman TUHAN semesta alam.
7:14 Oleh sebab itu Aku meniupkan mereka seperti angin badai ke antara segala bangsa yang tidak dikenal mereka, dan sesudahnya tanah itu menjadi sunyi sepi, sehingga tidak ada yang lalu lalang di sana; demikianlah mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi."

Jawaban Allah melalui Zakharia adalah rangkap dua: pertama, adalah pen­ting bahwa umat Allah mengingat masa lalu sehingga mereka jangan mengu­langinya. Tuhan telah memperingatkan nenek moyang bahwa Dia mengharap­kan supaya mereka hidup dalam kebenaran dan penurutan. Penawanan adalah hukuman atas pemberontakan mereka. Jadi, bangsa itu dikumpulkan untuk be­lajar dari kesalahan masa lalu. Kedua, Tuhan tidak suka dengan kelaparan ma­nusia. Saat mereka berpuasa dan merendahkan diri mereka di hadapan Allah, pertobatan dan kerendahan hati perlu ditunjukkan dalam apa yang mereka la­kukan. Berpuasa untuk menyatakan penyesalan seseorang adalah membuang waktu dan usaha. Berpuasa, di antar hal-hal yang lain, harus menyatakan je­nis kematian atas mementingkan diri dalam hal ini sanggup mengesampingkan diri sendiri dan menjangkau keluar dan melayani kebutuhan orang lain. "Se­mangat puasa yang benar dan doa adalah roh yang menyerahkan pikiran, hati dan kehendak kepada Allah."—Ellen G. White, Petunjuk Diet dan Makanan Anda, hlm. 199.
Dengan cara apakah kita dapat membuat perbuatan kerohanian yang benar, seperti berpuasa bahkan berdoa, menjadi pengganti sebagaimana iman Kristen yang benar seharusnya? Bawalah jawabanmu ke kelas pada hari Sabat.

Jumat 14 Mei
Pendalaman : "Setan mengetahui bahwa mereka yang meminta pengampunan dan kasih karunia Allah akan memperolehnya; itu sebabnya ia membeberkan dosa mereka di hadapan mereka untuk membuat mereka putus asa. Terhadap mereka yang berusaha menurut Allah, dengan tetap ia mencari-cari kesempatan untuk mengadakan tuduhan. Bahkan sampai kepada pelayanan mereka yang terbaik dan paling bagus ia usahakan supaya kelihatan jahat. Dengan segala daya yang tidak terhitung, yang paling halus dan sangat kejam, ia berusaha memantapkan tuduhan terhadap mereka.
"Dengan kekuatannya sendiri, manusia tidak dapat menghadapi tuduhan mu­suh. Dengan pakaian yang bernoda dosa, sambil mengakui kesalahannya, ia berdiri di hadapan Allah. Tetapi Yesus, Pembela kita, menyampaikan suatu permohonan yang berhasil demi keselamatan semua orang yang dengan pertobatan dan iman te­lah menyerahkan pemeliharaan jiwa mereka kepada-Nya. Ia membela perkara me­reka, dan dengan perjuangan dahsyat di Kalvari, menaklukkan pendakwa mereka. Penurutan yang sempurna kepada hukum Allah telah memberi-Nya segala kuasa di surga dan di bumi, dan Ia memohon dari Bapa-Nya rahmat dan pendamaian bagi manusia yang bersalah. Kepada si pendakwa umat-Nya Ia memaklumkan "TU­HAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis. Ini adalah orang-orang yang dibeli de­ngan darah-Ku, puntung yang telah ditarik dari api." Dan kepada mereka yang ber­sandar pada-Nya dalam iman, Ia memberi jaminan, "Lihat, dengan ini Aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu: Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta." Zakharia 3:4." —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 185,186.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.    Bacalah kutipan Ellen G. White di atas. Bagaimanakah ini dapat me­nolong kita mengerti kebenaran yang besar bahwa keselamatan hanya oleh kasih karunia? Dalam masa-masa keputusasaan pribadi yang besar karena kesalahan dan kelemahan kita sendiri, bagaimanakah kita da­pat menarik penghiburan dan harapan dari kata-kata itu? Bagaimana­kah kita dapat belajar untuk membuat kebenaran yang ajaib ini men­jadi sumber kekuatan yang menolong kita untuk tidak meninggalkan Tu­han dalam menyampaikan keluhan kita dalam perasaan ketidaklayakan kita? Sebaliknya, bagaimanakah kita dapat membuat kebenaran yang ajaib ini menjadi sumber ketetapan hati kita untuk melanjutkan menga­sihi Allah dan menuruti semua perintah-perintah-Nya?
2.    Saat di kelas, kembalilah ke pertanyaan terakhir di hari Kamis. Menga­pakah kita mudah jatuh ke dalam perangkap itu? Pada saat yang sama, bahaya apakah yang terjadi ketika kita membuat agama kita hanya se­bagai pelayanan sosial? Bagaimanakah kita mencapai keseimbangan?
3.    Bagaimanapun sulitnya beberapa bagian buku Zakharia, pelajaran apa­kah yang dapat kita ambil tentang kehidupan Kristiani?



No comments:

Post a Comment