Pelajaran 10 Triwulan II 2013

Pelajaran Sekolah Sabat 10 dalam bentuk ebook untuk Ipad Apple, Samsung, Android download di sini


Hal Pertama yang Terutama! (Hagai)
Sabat Petang
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan Ini: Hagai 1; Yoh. 2:19; Ezr. 3:1-6; Mat. 1:23; 12:6; Hag. 2; Luk 24:13-27.
Ayat Hafalan: "Segala emas dan perak di dunia ini adalah milik-Ku"   (Hagai 2:8).         .
Pokok Pikiran: Pekabaran Hagai adalah sederhana: Apakah prioritas kita, dan mengapakah ini sangat penting untuk mendapatkannya?
Buku Hagai, adalah salah satu buku terpendek dalam Alkitab, dituliskan pada masa kritis dalam kehidupan Yehuda. Para tawanan telah kembali dari penawanan mereka di Babylonia hampir 20 tahun sebelumnya; namun, mereka kelihatannya melupakan alasan mengapa mereka kembali. Mereka membiarkan Bait Suci tetap dalam reruntuhan sementara mereka mencurahkan kekuatan mereka untuk membangun rumah mereka sendiri.
Jadi, nabi itu mendesak mereka yang kembali dari penawanan untuk mem­berikan pemikiran untuk keadaan mereka. Pekabarannya sederhana dan lo­gika. Mereka telah bekerja keras namun tidak banyak hasilnya. Ini terjadi ka­rena mereka salah dalam prioritas mereka. Mereka harus membuat Allah yang pertama dalam segala hal yang mereka lakukan. Sebagaimana Yesus sendiri mengatakan, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Mat. 6:33).
 Hari ini, juga, adalah sangat mudah untuk terjerat dalam pergumulan hidup kita yang membuat kita lupa prioritas pertama kita, yang tentunya adalah, se­lalu melakukan kehendak Tuhan*
*Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 8 Juni.

Minggu 2 Juni
MENANAM BANYAK, MENUAI SEDIKIT
Baca Hagai 1:1-11. Apakah yang terjadi di sini dan yang lebih penting mengapakah ini terjadi? Bahkan yang lebih penting, bagaimanakah ini dapat menjadi prinsip yang sama yang terjadi bagi kita pada hari ini? Ba­gaimanakah kita dapat berdosa dengan melakukan hal yang sama?
Hagai 1:1-11
1:1. Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya:
1:2 "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!"
1:3 Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:
1:4 "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
1:5 Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
1:6 Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
1:7 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
1:8 Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.
1:9 Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
1:10 Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya,
1:11 dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha."

"Selama satu tahun lebih Bait Suci itu telah terbengkalai dan hampir saja dilupakan. Orang-orang tinggal di rumah mereka dan berusaha mencapai ke­makmuran sementara, tetapi keadaan mereka menyedihkan. Bekerja dengan sekuat tenaga, mereka tidak menjadi makmur. Unsur-unsur alam tampaknya bersekutu melawan mereka. Oleh karena mereka telah membiarkan Bait Suci itu terlantar, maka Tuhan akan mendatangkan ke atas tanah mereka musim ke­marau yang tak menghasilkan. Allah telah memberi kepada mereka buah-buah di ladang dan di kebun, gandum dan anggur dan minyak, sebagai suatu tanda kebaikan-Nya, tetapi oleh karena mereka telah menggunakan pemberian yang berlimpah-limpah ini dengan begitu mementingkan diri, maka berkat-berkat itu diangkat” -Ellen G, White, Alfa dan Omega, jld.4, hlm. 173.
Hagai menghadapkan orang-orang itu dengan keadaan mereka waktu itu. Kesia-siaan dari pekerjaan adalah satu kutukan yang diakibatkan oleh melang­gar perjanjian Allah (Im. 26:16,20). Hingga bangsa itu mengalihkan perhatian mereka kepada prioritas ini, tidak akan ada kemakmuran bagi mereka.
Hagai memiliki semangat yang besar untuk bait suci Tuhan dan mengi­nginkan bangsa itu menyelesaikan pembangunannya segera. Ambisinya ber­lawanan dengan orang-orang yang tidak peduli dengan bait suci itu sebagai­mana mereka memperdulikan kenyamanan mereka sendiri. Sementara perha­tian Hagai yang sangat besar akan bait suci itu, bangsa itu lebih tertarik dengan rumah mereka sendiri.
Allah menggunakan Hagai untuk menggerakkan hati bangsa itu terhadap urusan Allah. Allah tidak akan dihargai dengan tepat selama Rumah-Nya tetap dalam reruntuhan. Bait suci di Yerusalem menggambarkan kehadiran Allah di antara manusia yang telah jatuh. Ini adalah peringatan yang kelihatan kepada seluruh dunia bahwa Tuhan yang Mahakuasa adalah Allah langit dan bumi. Ba­gaimanakah anak-anak Israel menyaksikan Allah yang benar sementara simbol Allah (lihat Yoh. 2:19; Mat. 26:61) dan semua rencana keselamatan, ada dalam reruntuhan? Dalam banyak cara, sikap mereka terhadap bait suci menyatakan masalah kerohanian yang lebih dalam: mereka kehilangan perasaan akan misi Ilahi bagi mereka sebagai umat Allah yang sisa?
Apakah kamu melihat di sini ada peringatan bagi kita?
Senin 3 Juni
JANJI ALLAH YANG TERBESAR

Baca Hagai 1:12-14. Perhatikan arti dari kesatuan tujuan di sini. Me­ngapakah itu sangat penting dalam hal ini untuk mereka untuk melakukan sesuai dengan panggilan mereka?
Hagai 1:12-14
1:12. Lalu Zerubabel bin Sealtiel dan Yosua bin Yozadak, imam besar, dan selebihnya dari bangsa itu mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan juga perkataan nabi Hagai, sesuai dengan apa yang disuruhkan kepadanya oleh TUHAN, Allah mereka; lalu takutlah bangsa itu kepada TUHAN.
1:13 Maka berkatalah Hagai, utusan TUHAN itu, menurut pesan TUHAN kepada bangsa itu, demikian: "Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN."
1:14 TUHAN menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan semangat Yosua bin Yozadak, imam besar, dan semangat selebihnya dari bangsa itu, maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah TUHAN semesta alam, Allah mereka,

Pada saat ini, pekabaran itu dengan langsung dituruti oleh para pemimpin dan umat yang sisa. Mereka membuat persiapan, mengumpulkan bahan, dan melanjutkan pekerjaan di bait suci itu tiga pekan kemudian. Pada pekan ber­ikutnya mereka mendirikan mezbah dan memulihkan upacara korban (Ezra 3:1-6). Kurang dari lima tahun bait suci itu telah selesai.
Sementara kerajaan Allah tidak bisa dikenali dari bangunan, buku Hagai mengingatkan kita bahwa kadang kala Allah menggunakan benda-benda, se­perti bangunan, untuk tujuan rohani.
Jika kepatuhan yang segera atas pekabaran nabi dianggap sebagai ukuran kesuksesan seorang nabi, maka Hagai akan berdiri sebagai seorang Nabi yang paling sukses. Khotbahnya menggerakkan bangsa itu untuk bertindak. Dalam bulan itu, pekerjaan pembangunan bait suci itu dilanjutkan melalui jaminan yang diberikan oleh nabi Allah itu kepada bangsa itu bahwa Allah akan meno­long mereka.
Hagai 1:12-14 melaporkan tanggapan para pemimpin dan bangsa itu ter­hadap pekabaran Hagai. Semuanya menuruti Tuhan karena mereka mengakui bahwa Dia telah mengutus Hagai. Mereka "takut akan Tuhan" (ayat 12), dan menunjukkannya dengan menyembah Dia dan memberikan perhatian kepada Allah. Maka sekarang Hagai dapat menyampaikan kata baru dari Tuhan: "Aku menyertai kamu" (ayat 13). Segera bangsa itu memutuskan untuk mengikut Tuhan, pekabaran teguran digantikan dengan kata-kata dorongan. Jaminan ke­hadiran Allah memberikan janji kepada mereka untuk semua berkat yang lain. Pernyataan "Saya menyertai kamu" kembali kepada perjanjian yang Alah buat selama zaman para bapa dan Musa (Kej. 26:3; Kel. 3:12; Bil 14:9).
Tentu, manifestasi terbesar Allah "beserta kita" adalah Yesus (lihat Yes. 7:14; Mat 1:23; 28:20), Pikirkan akan semua hal ini, bahwa Yesus, Pencipta dan Penopang alam semesta, hidup di antara kita. Apakah yang dikatakan kepada kita tentang pentingnya kita di alam semesta yang sa­ngat besar ini dan kita sangat mudah melihat kepada diri kita sebagai se­suatu yang tidak berarti? Bawalah jawabanmu untuk diskusi hari Sabat.
Yes. 7:14;
7:14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.

Mat 1:23;
1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.

28:20
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Sflasa 4 Juni
JANGAN TAKUT!
Hagai 2:1-5 menunjukkan satu perkembangan yang menarik dalam kebangunan yang besar yang terjadi di antara umat-umat Tuhan. Kira-kira sebulan setelah pekerjaan bait suci itu dimulai, Allah mengirimkan kata-kata dorongan melalui Hagai kepada umat yang sisa yang bertekad, tanpa sumber daya yang memadai, untuk membangun kembali rumah Tuhan seperti yang diperintahkan oleh Nabi, Hagai menanyakan para penatua bagaimanakah keadaan bait suci sekarang dibandingkan dengan penampilannya sebelum penawanan. Dengan jelas, penampilan sekarang tidak seindah yang terdahulu. Bangsa itu mungkin kecewa karena mereka tidak memiliki kesempatan,untbk meniru kemegahan bait suci Salomo yang dulu berdiri di tempat yang sama.
Nabi itu mendorong bangsa itu untuk tetap bekerja karena Roh AHah me­nyertai mereka. Dia mengajak semua umat yang sisa untuk tetap kuat dan be­kerja keras karena kehadiran Allah Mahakuasa ada di tengah-tengah mereka. Kata-kata Hagai kepada para pemimpin "Jadilah kuat! Jangan takut!" Kede­ngaran seperti kata-kata Tuhan kepada Yosua setelah kematian Musa (Yos. 1:5-9). Semakin kecil dan semakin lemah sumber daya yang dimiliki Israel, semakin besar kebutuhan mereka untuk iman kepada Allah. Nabi itu mengata­kannya, pada akhirnya, Allah akan membuat keagungan bait suci yang terak­hir lebih besar dari kemuliaan bait suci sebelumnya. Itu akan menjadi kenya­taan, bagaimanapun juga, hanya karena Satu yang lebih besar bait suci telah datang. (Mat. 12:6).                   ,
Kehadiran Roh Suci meneguhkan kelanjutan kerajaan Allah di Israel. Roh Allah, yang telah menuntun Musa dan para penatua dan nabi-nabi dengan pekabaran yang diilhamkan, ada di tengah-tengah umat yang sisa. Tanggapan yang saleh dari para pemimpin dan bangsa itu membuktikan bahwa pemba­ruan rohani telah terjadi. Roh hadir untuk membarui mereka dan membawa mereka lebih dekat kepada Allah mereka. Kehadiran Roh juga menjamin ber­kat-berkat yang melimpah. Nabi itu mendorong mereka untuk mengembang­kan janji-janji Ilahi.
Hagai menyampaikan Firman Allah kepada mereka yang mengenali keke­rasan hidup dan kekecewaan atas pengharapan yang tidak terpenuhi. Dia me­ngarahkan perhatian mereka kepada Allah, yang adalah setia dan yang meng­harapkan umat yang baru itu menjadi orang yang warga negara kerajaan Allah yang bertanggung jawab, gigih melakukan yang baik dan juga mencari arti dan tujuan yang benar dalam hidup mereka.
Seorang laki-laki yang berusia 35 tahun yang putus-asa dalam mem­percayai Allah, menuliskan 1900 halaman catatan bunuh diri sebelum dia membunuh dirinya. Dalam catatannya, dia menulis: "setiap kata, setiap pemikiran, dan setiap perasaan kembali kepada masalah inti; hidup ini ti­dak berarti." Bagaimanakah bukan hanya percaya kepada Tuhan, tetapi juga kemauan untuk mengikut dia, memberikan arti dalam hidup kita?
Rabu 5 Juni
KERINDUAN SEGALA BANGSA

Baca Hagai 2:6-9. Apakah yang dijanjikan di sini, dan bagaimana kita dapat mengerti penggenapannya?
Hagai 2:6-9
2:6 (2-7) Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat;
2:7 (2-8) Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam.
2:8 (2-9) Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.
2:9 (2-10) Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam."

 Melalui Hagai, Allah mengumumkan goncangan besar bagi bangsa-bangsa pada hari Tuhan saat bait suci dipenuhi dengan kehadiran Ilahi. Nabi itu meng­ajak orang-orang sezamannya untuk melihat melampaui kesulitan dan kemis­kinan hari ini kepada kemuliaan kerajaan Allah yang akan datang kepada siapa bait suei itu ditujukan.
Tujuan utama keagungan dari pembangunan bait suci di Yerusalem adalah untuk membuatnya layak bagi kehadiran Allah. Namun, menurut ayat ini; Tu­han mau tinggal di rumah kurang mulia dan berikutnya akan membawa kea­gungan kepada rumah itu. Bangsa itu tidak perlu terlalu memperdulikan bagai­manakah caranya mereka membiayai pembangunan itu. Semua harta adalah miiik Allah yang berjanji untuk tinggal di bait suci yang baru itu. Allah sendiri adalah pemberi keagungan bait suci itu.
"Ketika bangsa itu berusaha melakukan bagian mereka, dan berusaha men­cari suatu pembaruan kasih karunia Allah dalam hati dan kehidupan, maka pe­kabaran demi pekabaran diberikan kepada mereka melalui Hagai dan Zakharia, dengan kepastian-kepastian bahwa iman mereka akan mendapat pahala yang berlimpah-limpah dan dengan demikian firman Allah mengenai kemuliaan masa depan Bait Suci itu yang temboknya mereka sedang bangun tidak akan gagal. Pada bangunan inilah akan muncul, tepat pada waktunya, yang di­rindukan segala bangsa sebagai guru dan Juruselamat umat manusia'—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 177.
Allah menjanjikan bahwa keagungan dari bait suci sekarang ini lebih besar dari kemuliaan dari bait suci sebelumnya. Kemuliaannya berbeda karena bait suci ini akan menjadi terhormat dengan kehadiran Yesus, dalam daging. Bah­kan, kehadiran Yesus membuat kemuliaan dari bait suci yang baru lebih besar dari kemuliaan bait suci Salomo. '
Bacalah Ibrani 8:1-5. Apa pun kemuliaan bait suci duniawi, kita ja­ngan pernah lupa bahwa itu hanyalah bayangan, sebuah lambang dari rencana keselamatan. Pikirkan apakah artinya itu, bahwa sekarang, Ye­sus melayani demi kita, dalam bait "suci yang benar" yang dibuat oleh Allah, bukan manusia. Bagaimanakah kita dapat belajar untuk lebih menghargai pentingnya pekabaran kaabah dalam rencana keselamatan?

Ibrani 8:1-5
8:1. Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
8:2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.
8:3 Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.
8:4 Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.
8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

Kamis 6 Juni
CINCIN METERAI ALLAH
"Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN Semesta alam, Aku akan mengambil engkau, hai Zerubabel bin Sealtiel, hamba-Ku—demiki­anlah firman TUHAN-—dan akan menjadikan engkau seperti cincin me­terai; sebab engkaulah yang Kupilih, demikianlah firman TUHAN semesta alam* (Hag. 2:24, NIV).
Pekabaran terakhir Tuhan kepada Hagai diberikan pada hari yang sama dengan yang sebelumnya dengan maksud untuk melengkapinya (lihat Hag. 2:22,23). Tuhan memperingatkan datangnya kehancuran (dari kerajaan dan bangsa itu pada hari pengadilan Tuhan. Tetapi pada hari yang sama, nabi itu berkata, hamba Tuhan akan menyelesaikan tugas keselamatan yang telah di berikan. Hal ini kita akan pahami sepenuhnya saat itu digenapi, akhirnya dan sepenuhnya, hanya pada saat kedatangan yang kedua dan semua yang terjadi setelah itu.
Para pemimpin politik nasional disatukan di sini dengan raja Israel yang mulia, Raja Daud; dari siapa dia telah lahir. Zerubabel adalah cucu dari raja Yoyakhin dan pewaris yang sah untuk takhta Daud setelah penawanan Babylonia. Dia melayani sebagai gubernur Yehuda di bawah raja Persia, Darius yang Agung, dan pendorong utama dibalik pembangunan kembali bait suci di Ye­rusalem, Yosua adalah imam besar yang juga membantu dalam pembangunan kembali bait suci itu.
Nabi itu berkata bahwa Zerubabel akan menjadi cincin meterai Allah, se­buah benda yang memberikan bukti dari kekuasaan dan kepemilikan. Seperti seorang raja mencap dokumen dengan cincin, Tuhan akan mencap seluruh du­nia dengan pekerjaan hamba-Nya. Walaupun peranan kunci Zerubabel dalam pembangunan bait suci itu tidak pernah diremehkan, dia tidak bisa mengge­napi semua janji yang diberikan Allah kepadanya melalui Hagai. Penulis In­jil mengarahkan kepada pribadi dan pelayanan Yesus Kristus, anak baik Daud maupun Zerubabel, sebagai penggenapan akhir dari semua janji kemesiasan yang ditemukan dalam Alkitab.
Baca Lukas 24:13-27, berfokus khususnya pada kata-kata Kristus ke­pada dua orang laki-laki itu. Pekabaran penting apa yang diberikan ke­pada mereka, dan bagaimanakah kata-kata-Nya itu tunjukkan kepada kita pentingnya memahami nubuatan Perjanjian Lama dan mengapakah itu hingga saat ini sangat bersangkut paut dengan Kristen?
Lukas 24:13-27
24:13. Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
24:14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
24:15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
24:16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
24:17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
24:18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"
24:19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
24:20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
24:21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
24:22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
24:23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
24:24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."
24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
24:26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Jumat 7 Juni
Pendalaman: "Tetapi walaupun demikian sangat gelap ini bukan tanpa pengharapan bagi mereka yang berharap pada Allah. Nabi Hagai dan Zakharia diangkat untuk menghadapi krisis ini. Dalam menggerakkan kesaksian utusan-utusan yang ditunjuk ini mengungkapkan kepada orang banyak penyebab ke­sulitan mereka. Kurangnya kemakmuran jasmani adalah akibat kelalaian me­naruh kepentingan Allah yang nomor satu, kata nabi-nabi itu. Sekiranya orang-orang Israel telah menghormati Allah, sekiranya mereka telah menunjukkan penghormatan dan penghargaan yang layak kepada-Nya, dengan menjadikan pembangunan rumah-Nya sebagai pekerjaan mereka nomor satu, maka mereka akan dapat mendatangkan hadirat dan berkat-Nya."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 174.
"Bait suci yang kedua ini tidak dihormati dengan awan kemuliaan Tuhan, tetapi dengan kehadiran yang hidup dari Dia yang di dalam-Nya tinggal kepe­nuhan Keallahan secara tubuh—yang adalah Allah sfendiri yang dinyatakan da­lam daging. "Kerinduan segala bangsa" sebenarnya telah datang ke Bait Suci itu pada waktu Orang dari Nazaret itu mengajar dan menyembuhkan orang sa­kit di serambi suci itu, Dalam kehadiran Kristus, dan hanya dalam hal inilah, kemuliaan bait suci kedua melebihi bait suci yang pertama."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8? hlm. 24,25.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN
1.       Dalam kelas, diskusikan jawabanmu untuk pertanyaan hari Senin tentang kehadiran Kristus di bumi ini. Pikirkanlah pengertian dari bukan hanya kehadiran-Nya tetapi pengorbanan diri-Nya bagi dosa dunia ini. Pikirkan apakah maksud hal ini tentang nilai kita sebagai pribadi. Pikirkan juga, betapa berbedanya pandangan tentang ma­nusia sekarang ini dibandingkan dengan pandangan evolusi yang se­karang menjadi bagian yang umum di Dunia ini.
2.       Yesaya berbicara tentang raja Babylon yang sombong, yang dalam kekuasaannya membuat bangsa-bangsa goncang dan bumi gemetar" (Yes. 14:16,17). Bagaimanakah perbedaan goncangan dari campur ta­ngan Allah sebagaimana digambarkan Hagai pada pasal 2?
3.       Israel kuno sering tidak menurut kepada pekabaran yang disampai­kan nabi-nabi Allah. Bersiaplah untuk berbagi dalam kelas, dalam hal apakah umat-umat Allah saat ini menolak pekabaran yang telah Tuhan berikan kepada umat-Nya.
4.   Alkitab sangat jelas bait suci kuno dan upacara korbannya telah ke­hilangan nilai, sekali dan untuk semua, setelah kematian Yesus. Apa­kah yang Ibrani 8 dan 9 katakan tentang apa yang telah dilakukan Kristus dan itu dilakukan untuk kita yang kaabah yang mula-mula tidak pernah lakukan?

Pratinjau Pelajaran 11
*8 -14 Juni 2013
Visi Pengharapan (Zakharia)
Sabat Petang
Bacalah untuk Pelajaran Pekan ini: Za. /,2; Rm. 15:9-18; Ef. 3:1-8; Za. 3,4; Kel 25:31-40; Za. 7.
Ayat Hafalan : "Pada hari itu, demikianlah firman TUHAN se­mesta alam, setiap orang dari padamu akan mengundang temannya duduk di bawah pohon anggur dan di bawah pohon ara" (Za. 3:10).
Pokok Pikiran: Meskipun Israel telah dihukum oleh karena do­sanya, ini adalah saatnya untuk hidup kembali dalam hubungan dengan Tuhan sesuai dengan janji-Nya.
Pada sebuah dinding di istana tua di Eropa tengah, sebuah prasasti singkat Latin mengatakan: "Dum spiro, spero!" Yang artinya, "Selama saya ber­napas, saya memiliki pengharapan". Perkataan ini dapat menyimpulkan pelebaran Zakharia kepada umat-umat Allah. Hampir 20 tahun setelah mereka kembali dari penawanan Babylonia, keputusasaan menggantikan antusiasme mula-mula yang ada di antara mereka yang mulai melihat bahwa Tuhan masih hadir di antara umat-Nya.
Zakharia, yang namanya berarti "Tuhan mengingat" memulai pelayanan kenabian beberapa bulan setelah Hagai memulai pelayanannya (Hag. 1:1; Za. 1:1). Melalui penglihatan-penglihatan, Zakharia mempelajari rencana Allah masa kini dan masa yang akan datang. Kerajaan kekal Allah akan segera da­tang, tetapi nabi itu memanggil kepada semua yang hidup pada zaman itu un­tuk melayani Allah sekarang. Bagian baik dari buku itu dipusatkan atas bagai­mana mereka hanya melakukan itu saja. Pekan ini, dan pekan depan kita akan melihat pada apa yang telah dinyatakan Tuhan kepada kita melalui dia.
*Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 15 Juni.








No comments:

Post a Comment