Pelajaran Sekolah Sabat 8 dalam bentuk ebook untuk Ipad Apple, Samsung, Android download di sini
Renungan Pagi 20-27 Mei 2013 dalam bentuk ebook untuk Ipad Apple, Samsung, Android download di sini
Mempercayai Kebaikan Allah (Habakuk)
Renungan Pagi 20-27 Mei 2013 dalam bentuk ebook untuk Ipad Apple, Samsung, Android download di sini
Mempercayai Kebaikan Allah (Habakuk)
Sabat Petang
Bacalah
Untuk Pelajaran Pekan Ini: Hab. 1:1-17; 2:2-4; Gal. 3:11; Ibr. 11:1-13; Hab>
3; Flp. 4:1L
Ayat Hafalan: "Sebab bumi akan
penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi
dasar laut.* Habakuk 2:14, NASB)
Pokok Pikiran: Kita tidak selamanya memahami
mengapakah tragedi terjadi, tetapi kita dapat percaya Allah, tanpa peduli
apa-apa.
Setelah berkhotbah tentang kehadiran Allah di tengah kemalangan hidup,
seorang pendeta di tanyai oleh seorang wanita dengan linangan air mata:
"Pendeta di manakah Allah saat anak tunggal saya mati?' Dengan membaca
kesedihan yang dalam di wajah wanita itu, pendeta itu diam dan kemudian
menjawab: "Allah ada di tempat yang sama ketika Anak Tunggal-Nya mati
untuk menyelamatkan kita dari kematian yang kekal"
Sama seperti kita, Habakuk menyaksikan ketidakadilan, penindasan, dan
kejahatan. Bahkan lebih buruk, Allah kelihatannya diam, meskipun Dia meminta
Habakuk untuk percaya dalam janji-Nya,
Nabi itu tidak hidup untuk melihat penggenapan dari janji-janji itu;
namun, dia belajar untuk mempercayainya. Bukunya dimulai dengan keluhan kepada
Allah namun diakhiri dengan lagu yang paling indah dalam Alkitab. Seperti
Habakuk, kita harus menunggu dengan iman sampai tiba saatnya ketika dunia akan
dipenuhi dengan pengetahuan akan kemuliaan Allah seperti air menutupi laut
Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 25 Mei
Minggu 19 MEI
NABI YANG BINGUNG
Baca Habakuk 1. Apakah pertanyaan yang dipertanyakan
nabi kepada Allah? Meskipun situasinya, tentunya, berbeda dari kita, berapa seringkah
kita menemukan diri kita mempertanyakan
pertanyaan seperti itu?
1:1. Ucapan ilahi dalam penglihatan nabi Habakuk.
1:2 Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak
Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak
Kautolong?
1:3 Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan,
sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku;
perbantahan dan pertikaian terjadi.
1:4 Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak
pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah
sebabnya keadilan muncul terbalik.
1:5. Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah,
jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam
zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan.
1:6 Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang
Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi
untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka.
1:7 Bangsa itu dahsyat dan menakutkan; keadilannya dan
keluhurannya berasal dari padanya sendiri.
1:8 Kudanya lebih cepat dari pada macan tutul, dan lebih
ganas dari pada serigala pada waktu malam; pasukan berkudanya datang menderap,
dari jauh mereka datang, terbang seperti rajawali yang menyambar mangsa.
1:9 Seluruh bangsa itu datang untuk melakukan kekerasan,
serbuan pasukan depannya seperti angin timur, dan mereka mengumpulkan tawanan
seperti banyaknya pasir.
1:10 Raja-raja dicemoohkannya dan penguasa-penguasa menjadi
tertawaannya. Ditertawakannya tiap tempat berkubu, ditimbunkannya tanah dan
direbutnya tempat itu.
1:11 Maka berlarilah mereka, seperti angin dan bergerak
terus; demikianlah mereka bersalah dengan mendewakan kekuatannya.
1:12. Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang
Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk
menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa.
1:13 Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau
tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang
berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang
yang lebih benar dari dia?
1:14 Engkau menjadikan manusia itu seperti ikan di laut,
seperti binatang-binatang melata yang tidak ada pemerintahnya?
1:15 Semuanya mereka ditariknya ke atas dengan kail,
ditangkap dengan pukatnya dan dikumpulkan dengan payangnya; itulah sebabnya ia
bersukaria dan bersorak-sorai.
1:16 Itulah sebabnya dipersembahkannya korban untuk pukatnya
dan dibakarnya korban untuk payangnya; sebab oleh karena alat-alat itu
pendapatannya mewah dan rezekinya berlimpah-limpah.
1:17 Sebab itukah ia selalu menghunus pedangnya dan membunuh
bangsa-bangsa dengan tidak kenal belas kasihan?
Habakuk adalah nabi yang unik karena dia tidak berbicara kepada bangsa itu
atas nama Allah tetapi berbicara kepada Allah atas nama bangsa itu. Nabi itu
memulai pergumulannya untuk memahami tujuan Allah dengan tangisan yang
membingungkan: "Berapa lama lagi, ya Tuhan?" Dalam Alkitab, pertanyaan
ini adalah jenis ratapan (Mzm. 13:1; Yer. 12:4). Ini mengisyaratkan keadaan
krisis yang mana pembicara mencari kelepasan.
Krisis yang olehnya Habakuk dipanggil untuk menolong adalah kekejaman yang
telah meresap dalam masyarakat. Kata Ibrani untuk "kekejaman" adalah hamas,
dan kata itu digunakan enam kali dalam buku Habakuk, Kata itu berarti tindakan
menyakiti, baik fisik dan moral yang ditujukan kepada orang lain. (Kej,
6:11).
Sebagai seorang nabi, Habakuk mengetahui dengan baik bagaimanakah Allah
sangat mencintai keadilan dan membenci penindasan; jadi, dia ingin mengetahui
mengapakah Allah membiarkan ketidakadilan berlanjut. Di sekelilingnya dia
memperhatikan kekejaman dan pelanggaran hukum, dan kelihatannya orang fasik
menang atas orang benar. Keadilan telah menjadi dirusak oleh yang kuat, seperti
yang terjadi pada zaman Amos (Amos 2:6-8), dan yang sekarang ini juga
sering teijadi.
Jawaban Allah mengungkapkan rencana masa depan-Nya. Allah akan menggunakan
tentara Babylon untuk menghukum bangsa itu. Pengumuman ini mengejutkan nabi
itu. Dia tidak mengantisipasi bahwa Allah akan menggunakan tentara-tentara
yang bengis itu mendisiplin Yehuda. Dalam ayat delapan pasukan berkuda
Babylonia dibandingkan dengan macan tutul, serigala dan raja wali—tiga predator
yang kecepatan dan kekuatannya memberikan kematian yang kejam bagi mangsanya.
Kekejaman
Babylon yang sombong merasa tidak perlu memberi tanggung jawab, tidak perlu
pertobatan, tidak perbaikan. Ini melanggar semua aturan mendasar dari ciptaan.
Habakuk diberitahukan bahwa tentara Babylon akan digunakan sebagai
"Tongkat amarah-Ku (Tuhan)" (Yes. 10:5). Penghukuman akan
teijadi dalam masa hidup Habakuk (Hak 1:5). Semua situasi ini memunculkan
pertanyaan yang lebih sulit tentang keadilan Ilahi.
Bagaimanakah
kita dapat belajar untuk percaya kepada kebaikan Allah ketika dunia ini
kelihatannya penuh dengan hal buruk dan ketidakadilan? Apakah satu-satunya
jalan keluar kita?
Senin20 Mei
HIDUP OLEH IMAN
Dalam Habakuk 1:12-17, Allah menjawab pertanyaan Habakuk yang menjengkelkan:
dapatkah Allah yang benar menggunakan orang fasik menghukum orang yang lebih
benar dari mereka? Pertanyaan Habakuk dalam ayat 17 harus dilakukan dengan
keadilan Ilahi.
Habakuk
bingung, bukan hanya karena kemerosotan bangsanya tetapi juga karena negaranya
akan dihakimi oleh bangsa lain, satu hal yang jauh lebih buruk. Nabi itu
peduli dengan dosa-dosa Yehuda, tetapi dengan ukuran, bangsanya, adalah yang
paling benar di antara mereka, tidak sejahat bangsa kafir, Babylonia.
Baca Habakuk 2:2-4. Harapan apa yang
dihadirkan di sini?
Habakuk 2:2-4
2:2 Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah
penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat
membacanya.
2:3 Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia
bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat,
nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan
bertangguh.
2:4 Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus
hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
Habakuk 2:2-4 adalah salah satu ayat
terpenting dalam Alkitab. Ayat 4, khususnya, menyatakan inti dari Injil,
fondasi dari ayat ini bisa dikatakan permulaan dari Reformasi Protestan.
Melalui iman di dalam Yesus Kristus kita menerima kebenaran dari Allah; kita
satu bagian dengan kebenaran Allah sendiri. Kebenaran-Nya menjadi milik kita.
Inilah yang dikenal dengan dibenarkan oleh iman.
Ayat 4 adalah pernyataan kesimpulan dari jalan keselamatan dan ajaran
Alkitabiah tentang dibenarkan oleh iman. Bagaimanakah penulis Perjanjian Baru
menggunakan ayat ini? Rm. 1:1-17; Gal. 3:11; Ibr. 10:38.
Rm. 1:1-17;
1:1. Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil
menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.
1:2 Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan
perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci,
1:3 tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari
keturunan Daud,
1:4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh
kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang
berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.
1:5 Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan
jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat
kepada nama-Nya.
1:6 Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah
dipanggil menjadi milik Kristus.
1:7 Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi
Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai
kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.
1:8. Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh
Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di
seluruh dunia.
1:9 Karena Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku dalam
pemberitaan Injil Anak-Nya, adalah saksiku, bahwa dalam doaku aku selalu
mengingat kamu:
1:10 Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya
beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu.
1:11 Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia
rohani kepadamu guna menguatkan kamu,
1:12 yaitu, supaya aku ada di antara kamu dan turut terhibur
oleh iman kita bersama, baik oleh imanmu maupun oleh imanku.
1:13 Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa
aku telah sering berniat untuk datang kepadamu--tetapi hingga kini selalu aku
terhalang--agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di
tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain.
1:14 Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada
orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak
terpelajar.
1:15 Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil
kepada kamu juga yang diam di Roma.
1:16. Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil,
karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak
dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar
akan hidup oleh iman."
Gal. 3:11;
3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan
Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang
benar akan hidup oleh iman."
Ibr. 10:38.
10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan
apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
Di tengah-tengah kekacauan dan pertanyaan tentang kejahatan, keadilan dan
keselamatan ini, Habakuk 2:4 memberikan perbandingan yang tajam antara yang
setia dan yang sombong. Tindakan dari setiap kelompok ini akan menentukan nasib
mereka; orang sombong akan gagal sementara yang benar akan hidup oleh iman.
Kata asli Ibrani untuk iman (emuna) terjemahan yang terbaik adalah
"kesetiaan", "keteguhan", dan "dapat diandalkan."
Sementara seseorang yang hidup oleh iman tidak diselamatkan oleh pekerjaannya,
pekerjaannya akan menunjukkan bahwa ia hidup dengan iman. Imannya dinyatakan
dalam pekerjaannya dan bahwa orang itu dijanjikan hidup yang kekal.
Selasa 21
mei
KARENA DUNIA AKAN DIPENUHI (habakuk 2)
Jawaban Allah terhadap pertanyaan Habakuk dalam Habakuk 1:17, seperti yang
tercatat dalam pasal 2, dilanjutkan dalam bentuk lagu yang mengejek penindas,
yang sombong. Tidak kurang dari lima kutukan (Hab. 2:6, 9, 12, 15, 19)
yang ditegaskan oleh pekabaran bahwa kebinasaan telah dimeteraikan. Penghukuman
kepada musuh akan dilakukan sesuai dengan prinsip "ukuran yang
diukurkan."
Apa yang akan orang jahat lakukan kepada korban mereka akan dilakukan
kepada mereka pada akhirnya. Mereka akan menuai apa yang mereka tabur karena
Allah tidak dapat dipermainkan oleh manusia (Gal. 6:7).
Berbeda dengan
penindas, yang akan dihakimi oleh Allah pada akhirnya, orang benar memiliki
janji kehidupan yang kekal dalam Kristus, tidak peduli atas apa yang terjadi di
dalam kehidupan ini. Dalam menggambarkan umat sisa yang setia pada akhir zaman,
buku Wahyu menghadirkan ekspresi "ketekunan orang kudus" (Why.
14:12). Memang, orang benar gigih dalam menantikan campur tangan Allah,
walaupun mereka melihatnya hanya dalam kedatangan yang kedua kali.
Baca Ibrani 11:1-13. Bagaimanakah ayat-ayat ini menolong kita sementara
kita bergulat, dalam konteks kita, dengan pertanyaan yang sama dengan
pergumulan Habakuk?
Ibrani 11:1-13
11:1. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
11:2 Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada
nenek moyang kita.
11:3 Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah
dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari
apa yang tidak dapat kita lihat.
11:4. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah
korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh
kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya
itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.
11:5 Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami
kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab
sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada
Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah
ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari
Dia.
11:7 Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang
sesuatu yang belum kelihatan--dengan taat mempersiapkan bahtera untuk
menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia
ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.
11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk
berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia
berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu
seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak
dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar,
yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
11:11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk
menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia,
yang memberikan janji itu setia.
11:12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang
yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan
seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai
orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya
dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa
mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Jawaban terakhir Allah kepada pertanyaan Habakuk adalah penegasan akan
penyertaan-Nya. Percaya kepada kehadiran Allah dan yakin dalam pengadilan-Nya;
itulah pekabaran dalam buku Habakuk, sebagaimana halnya juga dengan nubuatan
Alkitabiah. Iman kenabian adalah percaya dalam Tuhan dan tabiat-Nya yang tak
berubah.
"Iman yang
menguatkan Habakuk dan semua orang suci dan benar pada hari-hari kesukaran yang
sengit itu adalah iman yang serupa yang menopang umat Allah sekarang. Pada
saat-saat yang paling gelap, di bawah keadaan yang sangat menakutkan,
orang-orang Kristen yang percaya dapat melindungkan jiwanya pada sumber segala
terang dan kuasa. Hari demi hari melalui iman kepada Allah, pengharapan dan
keberaniannya dapat dibarui." —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld.
4, hlm. 14.
Rabu 22 mei
MENGINGAT KEMASYHURAN TUHAN
Baca Habakuk 3. Apakah yang dilakukan Habakuk di sini, dan mengapakah ini
sangat penting, khususnya keadaan yang sulit dan pertanyaan yang sukar yang
diberikan dia hadapi?
Habakuk 3
3:1. Doa nabi Habakuk. Menurut nada ratapan.
3:2 TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan
pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun,
nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang!
3:3. Allah datang dari negeri Teman dan Yang Mahakudus dari
pegunungan Paran. Sela. Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan bumipun
penuh dengan pujian kepada-Nya.
3:4 Ada kilauan seperti cahaya, sinar cahaya dari sisi-Nya
dan di situlah terselubung kekuatan-Nya.
3:5 Mendahului-Nya berjalan penyakit sampar dan demam
mengikuti jejak-Nya.
3:6 Ia berdiri, maka bumi dibuat-Nya bergoyang; Ia melihat
berkeliling, maka bangsa-bangsa dibuat-Nya melompat terkejut, hancur
gunung-gunung yang ada sejak purba, merendah bukit-bukit yang berabad-abad;
itulah perjalanan-Nya berabad-abad.
3:7 Aku melihat kemah-kemah orang Kusyan tertekan, kain-kain
tenda tanah Midian menggetar.
3:8 Terhadap sungai-sungaikah, ya TUHAN, terhadap
sungai-sungaikah murka-Mu bangkit? Atau terhadap lautkah amarah-Mu sehingga
Engkau mengendarai kuda dan kereta kemenangan-Mu?
3:9 Busur-Mu telah Kaubuka, telah Kauisi dengan anak panah.
Sela. Engkau membelah bumi menjadi sungai-sungai;
3:10 melihat Engkau, gunung-gunung gemetar, air bah menderu
lalu, samudera raya memperdengarkan suaranya dan mengangkat tangannya.
3:11 Matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya, karena
cahaya anak-anak panah-Mu yang melayang laju, karena kilauan tombak-Mu yang
berkilat.
3:12 Dalam kegeraman Engkau melangkah melintasi bumi, dalam
murka Engkau menggasak bangsa-bangsa.
3:13 Engkau berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu, untuk
menyelamatkan orang yang Kauurapi. Engkau meremukkan bagian atas rumah
orang-orang fasik dan Kaubuka dasarnya sampai batu yang penghabisan. Sela.
3:14 Engkau menusuk dengan anak panahnya sendiri kepala
lasykarnya, yang mengamuk untuk menyerakkan aku dengan sorak-sorai, seolah-olah
mereka menelan orang tertindas secara tersembunyi.
3:15 Dengan kuda-Mu, Engkau menginjak laut, timbunan air
yang membuih.
3:16. Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar
bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal,
dan aku gemetar di tempat aku berdiri; namun dengan tenang akan kunantikan hari
kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami.
3:17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak
berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak
menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada
lembu sapi dalam kandang,
3:18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria
di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
3:19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti
kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan.
Dengan permainan kecapi).
Habakuk mengungkapkan penerimaannya
atas cara Allah dalam doa yang diatur dengan musik (Hab, 3: 19), Karena
sangat peduli kepada kekuasaan Allah, dia meminta Tuhan untuk mengingat
rahmat-Nya saat penghakiman dimulai, Nabi itu dengan hormat mengingat kembali
perbuatan Allah yang besar pada masa lalu dan sekarang dia berdoa untuk
memohon penebusan. Dia kelihatannya berdiri di antara dua waktu. Dengan mata
yang satu dia melihat kebelakang kepada peristiwa keluaran, sementara yang satu
melihat ke depan akan hari Tuhan. Dia rindu melihat kuasa Allah dalam masa
hidupnya.
Lagu dari pasal tiga dengan puitis menggambarkan kelepasan bangsa Israel
dari perbudakan Mesir, Apa yang telah terjadi pada masa keluaran itu adalah
bayangan dari hari penghakiman besar. Orang saleh tidak perlu gelisah tentang
hari Tuhan itu, tetapi mereka harus menunggu, tekun, dan bersukacita dalam
pengharapan mereka.
Lagu itu juga adalah perayaan dari sifat alami Allah yaitu kuasa, kemuliaan
dan kemenangan. Tuhan digambarkan sebagai penguasa atas seluruh bumi.
Pernyataan kemuliaan-Nya dibandingkan dengan keagungan dari matahari terbit
(Hab. 3:4).
Allah menghakimi negara yang menindas; namun, dalam waktu yang sama dia
membawa penebusan kepada umat-Nya dalam "kereta kemenangan-Nya" (Hab.
3:8). Kuasa Allah tidak selalu kelihatan di permukaan, tetapi orang yang
beriman tahu bahwa Allah ada di sana, tidak masalah apa pun,
Habakuk
memanggil kita untuk melihat dengan penuh pengharapan keselamatan dari Tuhan,
saat Dia akan mendirikan kebenaran-Nya di dunia ini dan mengisi dunia dengan
kemuliaan-Nya. Dengan menyanyikan pujian kepada Allah, umat-umat-Nya akan saling
menguatkan satu dengan yang lain (Ef 5:19, 20; Kol. 3:16) untuk
menengahi perbuatan Allah di masa lalu dan untuk berharap pada masa depan yang
mulia. Contoh pribadi Habakuk menunjukkan bagaimanakah seseorang dapat bertekun
melalui hidup dengan impian.
Pikirkan
tentang penyertaan Tuhan pada masa lalumu. Bagaimanakah hal ini menolong kamu
untuk belajar mempercayai Tuhan dan kebaikannya, tidak masalah apakah dibawa
oleh masa depanmu? Mengapakah adalah sangat penting untuk melihat masa depan
yang kekal dan terakhir yang menunggu kita?
Kamis 23 mEI
ALLAH ADALAH KEKUATAN KITA
"Sekalipun
pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun
mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, namun
aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang
menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti
kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." (Hab. 3:17-19, NKJV). Apakah yang sangat baik tentang
sikap nabi di sini? Bagaimanakah kita dapat menumbuhkan sikap seperti itu
dalam diri kita? Lihat juga Flp. 4:11.
Flp. 4:11
4:11 Kukatakan
ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam
segala keadaan.
Kata-kata penutup dalam buku Habakuk (Hab. 3:16-19) menunjukkan
tanggapan nabi akan wahyu tentang kekuatan dan kebaikan Allah. Tampilan segar
akan penyelamatan Allah memancar dari keberanian Habakuk sementara dia menanti
serangan musuh. Ketakutannya memunculkan dirinya yang paling dalam sementara
dia menunggu pengadilan Allah terhadap bangsanya. Penyerangan bisa saja
berakibat hancurnya pohon ara dan pohon zaitun, yang sangat berhala di
Palestina sama perlunya dengan anggur, gandum dan ternak. Tetapi iman nabi yang
teguh itu tetap tidak tersentuh karena dia memiliki pandangan akan Tuhan yang
hidup.
Berdasarkan pengalamannya masa lalu, Habakuk tahu bahwa kesetiaan Allah
mutlak. Itulah sebabnya mengapa dia mengundurkan diri untuk melakukan tujuan
Allah saat itu (Hab. 3:16-19). Meskipun dalam suasana yang kurang baik,
nabi itu memutuskan untuk meletakkan kepercayaannya di dalam Tuhan dan
kebaikan-Nya, tidak masalah betapa menguntungkan situasi yang terjadi.
Habakuk menunggu dengan kepercayaan yang setia, walaupun tidak segera ada
tanda-tanda keselamatan. Dia adalah nabi, di mana melalui dialog, celaan dan
nyanyian pujian, telah melatih iman selama hidup untuk mengembangkan kehidupan
iman yang lebih dalam di dalam Penebus. Dengan teladan hidupnya, dia mendorong
orang saleh untuk berdialog kepada Allah, untuk menguji kesetiaan mereka
kepada-Nya dalam masa-masa keras, untuk mengembangkan pengharapan di dalam Tuhan
dan juga untuk memuji dia.
Habakuk mengakhiri bukunya dengan pernyataan sikap iman yang indah: Tanpa
memandang kepada berapa keras hidup yang akan dihadapi, seseorang dapat mencari
sukacita dan kekuatan di dalam Allah. Pekabaran yang digaris-bawahi dari
bukunya mengarah kepada perlunya menunggu dengan setia keselamatan dari Tuhan
dalam masa-masa yang penuh tekanan yang tidak terlihat akhirnya. Tema
"menunggu Tuhan" mendominasi buku Habakuk. sungguh tema ini relevan
khususnya kepada kita sebagai Masehi Advent Hari Ketujuh—yang mana nama itu
mengungkapkan iman kita dalam kedatangan Yesus?
Jumat 24 MEI
Pendalaman: Bacalah komentar-komentar berikut ini dan diskusikan bagaimanakah mereka
menolong kita untuk memahami lebih baik pekabaran Habakuk.
"Ada jawaban untuk pertanyaan Habakuk. Ini adalah jawaban, bukan pemikiran
tetapi peristiwa. Jawaban Allah akan terjadi, tetapi tidak akan dapat diucapkan
dalam kata-kata. Jawaban pasti akaii datang; jika kelihatannya lambat, tunggu.
Benar, sementara akan sulit menanggungnya; orang benar akan merasa ngeri karena
apa yang dia lihat. Kepada jawaban yang besar ini diberikan: 'Orang benar akan
hidup oleh iman.' Itulah jawabannya, sekali lagi bukan dalam hal pemikiran,
tetapi dalam kehidupan. Iman kenabian adalah percaya di dalam Dia, yang dalam
kehadirannya ketenangan adalah bentuk dari pengertian". —Abraham J.
Heschel, The Prophet, hlm. 143.
"Kita
harus memegang dan menumbuhkan iman yang olehnya para nabi dan rasul telah
bersaksi—iman yang berpegang pada janji-janji Allah dan yang menunggu kelepasan
pada waktu dan cara yang telah ditentukan-Nya. Perkataan nubuat yang pasti
akan menemukan kegenapannya yang terakhir pada kedatangan Tuhan dan
Juruselamat Yesus Kristus kita yang mulia itu, sebagai Raja atas segala rap dan
Tuhan di atas segala tuhan. Waktu menunggu mungkin tampaknya lama, jiwa
mungkin ditindas oleh keadaan-keadaan yang membuat putus asa, banyak orang
yang tadinya mempunyai keyakinan mungkin akan jatuh di jalan; tetapi dengan
nabi yang telah memperlihatkan ketabahan untuk membangkitkan semangat Yehuda
pada zaman kemurtadan yang tiada bandingannya, marilah kita dengan yakin
mengatakan, "Tuhan ada di dalanj bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di
hadapannya hai segenap bumi—El- len G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm.
14,15.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN
1. Ringkaskanlah dialog Habakuk dengan Tuhan. Apakah keluhannya yang mendasar?
Bagaimanakah dia menanggapi jawaban Allah?
2. Apakah bisa, di mata Allah, pertanyaan yang jujur dan meragukan adalah
sikap keagamaan yang lebih berterima dari pada hanya sekadar kepercayaan yang
dangkal? Berikan Jawabanmu.
3. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh generasi yang lalu percaya bahwa Yesus
akan datang masa itu, dan mereka akan melihat puncak penggenapan dari semua
janji-janji yang hebat ini. Bagaimanakah kita belajar untuk mempertahankan
iman kita sekarang, generasi berikutnya, menantikan kedatangan-Nya?
PRATINJAU PELAJARAN 9
Hari Tuhan
(Zefanya)
Sabat Petang
Bacalah
Untuk Pelajaran Pekan ini: Zef. 1:14-18; Yl. 2:1-11; Zef. 2:1-3; Yes. 11:4; Zef
3:1-5; Yes 62:5; Nah. 1-3.
Ayat Hafalan: "TUHAN akan
mendahsyatkan mereka, sebab Ia akan melenyapkan para allah di bumi, dan
kepada-Nya akan sujud menyembah setiap bangsa daerah pesisir, masing-masing
dari tempatnya." (Zefanya 2:11,).
Pokok Pikiran: Penghakiman segera datang; tetapi
rahmat dan kemurahan akan tetap ada bagi mereka yang sungguh-sungguh
mencarinya.
Jika buku-buku
para nabi ditempatkan sesuai waktu penulisan, maka buku Zefanya akan cocok
ditempatkan antara Yesaya dan Yeremia. Selama pemerintahan Manasye, raja Yehuda
yang paling jahat, khotbah Zefanya untuk mendukung Yeremia, dan mereka
sama-sama tertolong untuk mendukung kebangunan selama pemerintahan Yosia, cucu
Manasye.
Khotbah Zefanya
mengutuk kebusukan yang ditemukan di masyarakat Yehuda. Dia menunjuk kepada
pentingnya pertobatan yang didasarkan atas fakta, bahwa kasih Allah masih
memanggil umat-Nya supaya rendah hati dan setia. Pekabarannya rangkap dua: Ada
ancaman untuk penghakiman yang segera dan menyeluruh, termasuk kepada umat
Allah sendiri, dan adanya janji bahwa orang-orang dari segala bangsa yang
diselamatkan akan bergabung dengan orang Israel yang sisa untuk melayani Allah
dan menikmati berkat-ber- katnya. Pelajaran pekan ini akan menunjukkan bahwa
pekabaran Zefanya masih penting bagi mereka yang memasyhurkan pekabaran
pengharapan Allah bagi dunia yang telah jatuh.
*Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 1 Juni.
No comments:
Post a Comment